• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP NASRANI 1 MEDAN T.A 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP NASRANI 1 MEDAN T.A 2016/2017."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP NASRANI 1 MEDAN T.A 2016/2017

Oleh :

Rifka Purnama Sari Sinaga NIM 4123311046

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA DI

KELAS VII SMP NASRANI 1 MEDAN T.A 2016/2017

Rifka Purnama Sari Sinaga (4123311046)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik di kelas VII SMP Nasrani 1 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pecahan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Nasrani 1 Medan sebanyak 30 orang.

Sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal dan kesulitan awal siswa. Dari hasil tes awal yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa kelas VII diperoleh 26 orang siswa (86,67%) yang mencapai nilai persentase < 65% dan 4 orang siswa (13,33%) yang mencapai nilai persentase ≥65% (syarat ketuntasan belajar TKPM) dengan rata – rata nilai pada tes awal 13,2.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa di kelas VII SMP Nasrani 1 Medan T.A 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor beserta staf-stafnya di Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan beserta staf-stafnya di FMIPA Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih yang juga diucapkan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika dan pegawai di Jurusan Matematika yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan berkas-berkas untuk wisuda.

Ucapan terima kasih juga diucapkan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. H.Banjarnahor, M.Pd, Ibu Dr. Nerly Khairani, M.Si, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pagawai Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan.

(6)

v

motivasi dan senantiasa mendukung, memberikan doa, dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai dengan selesai.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mariun Malau S.Pd selaku kepala sekolah SMP Nasrani 1 Medan, Ibu N. Pakpahan, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Nasrani 1 Medan dan guru-guru yang telah memberikan izin, bantuan dan informasi bagi penulis selama melakukan penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat selama perkuliahan, Lionita, Widya, Jumedi, Berna, Nanda, teman-teman ppl di Panca Jaya Galang (Kanura, Shinta, Ernila, dll), dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan khususnya Eks Mat B 12 yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis, serta kepada teman satu perjuangan penulis Desi R. Munthe yang senantiasa selalu bersama dalam pembuatan skripsi ini dan teman-teman yang ada dan seluruh teman-teman di jurusan matematika. Terima kasih juga diucapkan kepada bang Wempi yang telah banyak membantu saya baik secara motivasi, doa maupun materiil.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi para guru matematika dalam menambah khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2016 Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar gambar viii

Daftar tabel ix

Daftar lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 9

1.4. Rumusan Masalah 9

1.5. Tujuan Penelitian 10

1.6. Manfaat Penelitian 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teorits 12

2.1.1. Belajar 12 2.1.2.Matematika 14 2.1.3. Masalah dalam Matematika 15 1

2.1.4. Pemecahan Masalah 16 2.1.4.1. Pengetian Pemecahan Masalah 16

2.1.4.2.Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika 17

2.1.4.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 20

2.1.5. Pendekatan Pembelajaran 22

2.1.6. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik 23

2.1.6.1. Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik 26

2.1.6.2. Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik 27

2.1.6.3.Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika Realistik 28

2.1.6.4. Teori-teori Yang Melandasi Pembelajaran Matematika Realistik 31

2.1.6.5. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran 34

Matematika Realistik 34

2.1.6.6. Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah 35

2.1.7. Materi Ajar 37

2.2 Penelitian Relevan 45

(8)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 47

3.2. Subjek Dan Objek Penelitian 47

3.2.1. Subjek Penelitian 47

3.2.2. Objek Penelitian 47

3.3. Jenis Penelitian 47 3.4. Prosedur dan Rancangan Penelitian 48

3.4.1. Siklus 1 48

3.4.2. Siklus 2 51

3.5. Alat Teknik Pengumpulan Data 56

3.5.1. Tes Pemecahan Masalah 56

3.5.2. Observasi 59

3.6. Teknik Analisis Data 60

3.6.1. Reduksi Data 60

3.6.2. Paparan Data 60

3.6.3. Penarikan Kesimpulan 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 66

4.1 Deskripsi HasilPenelitian 66

4.1.1 Deskripsi hasil Tes Awal 71 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 71 4.1.2.1 Permasalahan I 71 4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 72 4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 72 4.1.2.4 Observasi 73 4.1.2.5 Analisis Data I 73 4.1.2.5.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 74 4.1.2.5.2 Hasil Observasi 79

4.1.2.6 Refleksi Siklus I 82 4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 90 4.1.3.1 Permasalahan II 90 4.1.3.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 90 4.1.3.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 91 4.1.3.4 Observasi II 92 4.1.3.5 Analisis Data II 93 4.1.3.5.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II 93

4.1.3.5.2 Hasil Observasi 98 4.1.3.6 Refleksi Siklus II 101

4.2 Temuan Penelitian 102

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 111

5.1 Kesimpulan 111

5.2 Saran 113

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pecahan Senilai 39

Gambar 2.2 Penjumlahan Pecahan 42

Gambar 2.3 Pengurangan Pecahan 42

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan PTK 56

Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada

Tes Awal 69

Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Pada Tes Awal 70

Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada

TKPM I 77

Gambar 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Pada TKPM I 78

Gambar 4.5 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Pada TKPM II 95

Gambar 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Pada TKPM II 96

Gambar 4.7 Tingkat Kemampuan Pemecahan MasalahSiswa

Pada Siklus I dan Siklus II Gambar 4.8 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintak Implementasi Pembelajaran Realistik 30

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 57

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 58

Tabel 3.3 Alternatif Pemberian Skor Pemecahan Masalah 60

Tabel 4.1Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Tes Awal 67

Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Masalah Tes Awal 67 Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Masalah Tes Awal 68 Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali 69

Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes Awal 70

Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada TKPM I 74

Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Masalah Pada TKPM I 75

Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Masalah Pada TKPM I 76

Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Masalah Pada TKPM I 76

Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada TKPM I 76

Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Observasi Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran Pada Siklus I 79

Tabel 4.12 Data Kesalahan Siswa Pada No.1 83

Tabel 4.13 Data Kesalahan Siswa Pada No.2 84

(11)

x

Tabel 4.15 Data Kesalahan Siswa Pada No.4 86

Tabel 4.16 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada TKPM II 92

Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Masalah Pada TKPM II 93

Tabel 4.18 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada TKPM II 93

Tabel 4.19 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Pada TKPM II 94

Tabel 4.20 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pemecahan Masalah Pada TKPM II 96

Tabel 4.21 Deskripsi Guru 97

Tabel 4.22 Hasil Peningkatan TKPM Pada Siklus I dan Siklus II 100

Tabel 4.23 Deskripsi Tabel Kemampuan Siswa Setiap Siklus 103

Tabel 4.24 Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Siklus I Terhadap Siklus II 108

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : RPP I (Siklus I) 116

Lampiran 2 : RPP II (Siklus I) 123

Lampiran 3 : RPP I (Siklus II) 129

Lampiran 4 : RPP II (Siklus II) 136

Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa I 143

Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa II 146

Lampiran 7 : Lembar Kerja Siswa III 151

Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa IV 155

Lampiran 9 : Kisi-Kisi Tes Awal 160

Lampiran 10: Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal 161

Lampiran 11: Tes Awal 162

Lampiran 12: Alternatif Pemecahan Tes Awal 163

Lampiran 13: Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 166

Lampiran 14: Lembar Validasi TKPM I 167

Lampiran 15: Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I (TKPM I) 168

Lampiran 16: Alternatif Penyelesaian TKPM I 169

Lampiran 17: Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 173

Lampiran 18: Lembar Validitas TKPM II 174

Lampiran 19: Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II (TKPM II) 175

Lampiran 20: Alternatif Penyelesaian TKPM II 176

Lampiran 21: Pedoman Penskoran Tes Pemecahan Masalah 181

Lampiran 22: Lembar Observasi Kegiatan Guru Pertemuan I 182

Lampiran 23: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pertemuan I 184

Lampiran 24 Lembar Observasi Kegiatan Guru Pertemuan II 185

Lampiran 25: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pertemuan II 187

Lampiran 26: Lembar Observasi Kegiatan Guru Pertemuan III 188

Lampiran 27: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pertemuan III 190

Lampiran 28: Lembar Observasi Kegiatan Guru Pertemuan IV 191

Lampiran 29: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pertemuan IV 193

Lampiran 30: Daftar Nilai Tes Awal 194

Lampiran 31: Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 196

Lampiran 32: Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 198

(13)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan penting dalam berbagai penerapan disiplin ilmu lain. Banyak konsep dari matematika itu sendiri yang dipergunakan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang diprioritaskan, yang diberikan sejak pendidikan terendah hingga pendidikan tinggi. Sejalan dengan itu Cornelius (dalam Abdurahman, 2009:253) mengemukakan bahwa :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan : (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas , dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Berdasarkan kutipan disimpulkan bahwa melalui pembelajaran matematika diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berfikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasannya serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif dalam memecahkan masalah. Ini menunjukkan bahwa matematika memiliki manfaat dalam mengembangkan kemampuan siswa sehingga perlu dipelajari.

Dalam hal ini pemerintah melalui Dinas Pendidikan Nasional (dalam Muslich, 2011:150) menyatakan bahwa :“terus berupaya mengembangkan sistem pembelajaran matematika disekolah melalui pengembangan kurikulum yang mengutamakan pendidikan berkarakter dengan berisikan nilai-nilai: cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya, tanggung jawab, kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, kasih sayang, kepedulian, hormat dan santun, serta kerjasama”.

(14)

2

pemecahan masalah dalam matematika; (2) pemecahan masalah dengan matematika; (3) pemecahan masalah dengan pemikiran matematik.”

Banyak hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam belajar matematika. Salah satunya adalah kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. PERMENDIKNAS No.22 Tahun 2006 menyebutkan, mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola sifat melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yag meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Soedjadi (2000 : 173) mengatakan bahwa :

Pembelajaran matematika perlu memperhatikan tujuan yang bersifat formal dan tujuan yang bersifat material. Tujuan yang bersifat formal dan tujuan yang bersifat material. Tujuan yang bersifat formal lebih menekankan kepada penalaran dan pembentukan kepribadian siswa. Tujuan yang bersifat material lebih menekankan pada kemampuan memecahkan masalah dan menerapkan matematika.

(15)

3

posisi 64 dari 65 negara”. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.

Rendahnya prestasi matematika siswa disebabkan oleh faktor siswa sendiri yaitu mengalami masalah secara komprehensip atau secara parsial. Menrut Vande Hanvel-Panhuizen (2000 : 54) bahwa :” Bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika.” Berdasarkan pendapat ini, pembelajaran matematika perlu ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman ke siswa sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi (3 Februari 2016) dan pengamatan saat Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT), terlihat pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional (teacher centered). Selama proses belajar mengajar siswa cenderung pasif dan sungkan mengajukan pertanyaan terkait materi yang dijelaskan guru. Dan dapat dilihat bahwa hasil pembelajaran yang konvensional cenderung tidak bermakna bagi siswa. Siswa hanya mendengarkan tanpa mengerti konsep yang diberikan guru sehingga tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Pemahamam siswa terhadap konsep-konsep matematika yang lemah berakibat siswa tidak mampu menggunakan materi matematika untuk memecahkan masalah matematika.

(16)

4

Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi siswa yang diindikasikan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Hal ini juga didukung, ketika peneliti melakukan wawancara terhadap guru bidang studi matematika SMP Swasta Nasrani 1 Medan tempat peneliti melakukan wawancara awal tepatnya dikelas VII. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru matematika kelas VII SMP Swasta Nasrani 1 Medan (Ibu Pakpahan) (tanggal 3 Februari 2016) menyatakan bahwa:

Sebagian besar siswa tidak aktif selama proses pembelajaran matematika berlangsung, jarang sekali siswa bertanya atau menyampaikan pendapat. Ketika diberikan soal cerita terkait pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. nilai yang diperoleh siswa cenderung lebih rendah dibanding soal objektif. Dari jawaban yang diberikan siswa dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk menafsirkan masalah yang diberikan kedalam bentuk matematika. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Mereka cenderung mengambil kesimpulan untuk melakukan operasi hitung pada bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami dan memikirkan apa yang diminta dalam soal.

Peneliti juga mengadakan tes diagnostik kepada siswa kelas VII SMP Nasrani 1 Medan. Tes yang diberikan berupa tes berbentuk uraian, untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam matematika. Berikut adalah soal uraian yang di berikan kepada siswa :

1. Berilah nilai dari 7 10+

3 2+

8 4 ? 2. Berapakah nilai dari 24

5+ 1 1 2+ 4

2 10 ?

3. Ayah mempunyai sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang dengan luas 1321

2� 2

. Jika lebarnya 181

(17)

5

Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa kesalahan menyelesaiakan soal uraian diatas.

No. Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesalahan

1

2.

Menyamakan penyebut dalam pecahan biasa dalam operasi hitung bilangan pecahan masih salah

menyamakan penyebut pada pecahan campuran operasi hitung penjumlahan yang dilakukan masih salah

3.

(18)

6

Dari keseluruhan jawaban siswa di temukan kendala pada kemampuan pemecahan masalah siswa Kelas VII SMP Nasrani 1 Medan yang berjumlah 30 siswa yang diberi tes tentang materi operasi hitung pada pecahan, yaitu : 26,67 % (8 siswa) dapat memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan ditanya pada soal dengan benar, 20 % (6 siswa) dapat merencanakan pemecahan masalah dengan menulis rumus yang relevan dengan soal secara lengkap, 36,67 % (11 siswa) dapat melaksanakan pemecahan masalah dengan menggunakan langkah – langkah penyelesaian dan memiliki solusi yang benar, 16,66 % (5 siswa) memeriksa kembali hasil yang di peroleh dengan menuliskan kembali hasil yang di tanyakan di dalam soal dengan benar.

Berdasarkan hasil dari tes diagnostik yang di peroleh dari siswa kelas VII SMP Nasrani 1 Medan dapat diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang akan digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan, siswa mengalami kesulitan dalam mengaitkan antara yang diketahui dengan yang ditanya dari soal dan banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memisalkan mengubah kalimat soal kedalam kalimat matematika (membuat model) . Mereka cenderung mengambil kesimpulan untuk melakukan operasi hitung pada bilangann-bilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami dan memikirkan apa yang diminta dalam soal. Siswa masih mengalami kesulitan untuk menggunakan pengetahuannya dalam menyelesaikan persoalan matematika yang menyangkut kehidupan sehari-hari. Dalam setiap langkah kegiatan pemecahan masalah siswa dikategorikan dalam kemampuan yang sangat rendah, karena itu secara keseluruhan diambil kesimpulan siswa dalam pemecahan masalah masih sangat rendah dan pembelajaran matematika jarang dikaitkan dengan masalah kehidupan sehari-hari siswa.

(19)

7

sejalan juga dalam peningkatan kemamampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi permasalahan, dapat disarankan dalam menerapkan pembelajaran matematika realistik . Dan agar mudah mengkondisikan siswa, guru diharapkan memberi penguatan yang baik untuk memacu keaktifan siswa, juga dapat memberikan penghargaan berupa hadiah.

Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan penerapan siswa terhadap konsep matematika yang sejalan juga dalam peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Mengatasi permasalahan tersebut sangat cocok dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik, menurut Fathani (dalam www.docstoc.com/docs/6132624/Matematika – Realistik)

Pembelajaran matematika realistik merupakan matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran, dan melalui matematisasi horizontal-vertikal siswa diharapkan dapat menemukan dan merekonstruksi konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari 4 atau masalah dalam bidang lain. Dengan kata lain, pembelajaran matematika realistik berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari (everydaying mathematics), sehingga siswa belajar dengan bermakna (pengertian). Pembelajaran matematika realistik berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator sehingga memerlukan paradigma yang berbeda tentang bagaimana siswa belajar, bagaimana guru mengajar, dan apa yang dipelajari oleh siswa dengan paradigma pembelajaran matematika selama ini.

(20)

8

proses pembelajaran akan lebih bertahan lama karena ide matematikanya ditemukan siswa sendiri dengan bantuan guru. Pada akhirnya, para siswa akan memiliki sikap menghargai matematika karena dengan masalah realistik yang berkaitan dengan kehidupan nyata sehari-hari proses pembelajaran matematika tidak menjadi kering dan tidak langsung ke bentuk abstrak sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika dan mampu mengembangkan ide dan gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan dalam matematika. Dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik yang pembelajarannya bertitik tolak dari masalah realistik diharapkan siswa akan mampu membangun pemahamannya sendiri dan membuat pembelajaran akan lebih bermakna sehingga pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam yang akan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemecahan masalah. Dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa dapat secara aktif menemukan sendiri permasalahan dari suatu pokok bahasan. Sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika dan mampu mengembangkan ide-ide dan gagasan mereka dalam memecahkan permasalahan matematika. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa di Kelas VII SMP Nasrani 1 Medan T.A 2016/2017.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional (teacher centered)

(21)

9

3. Siswa mengalami kesulitan untuk menafsirkan masalah yang diberikan dalam bentuk matematika.

4. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah dikelas VII SMP Nasrani 1 Medan.

5. Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi siswa yang diindikasikan kurangnya keaktifan siswa.

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah yang akan akan diteliti agar hasil peneliti lebih jelas dan terarah . Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika di kelas VII SMP Nasrani 1 Medan T.A 2016/2017.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa matematika di kelas VII SMP Nasrani 1 Medan ?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa ketika diterapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik di kelas VII SMP Nasrani 1 Medan?

(22)

10

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dilakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa matematika di kelas VII SMP Nasrani 1 Medan.

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa ketika diterapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik di kelas VII SMP Nasrani 1 Medan. 3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa

setelah diterapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik di kelas VII SMP Nasrani 1 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi siswa, melalui pembelajaran matematika realistik diharapkan terbina sikap belajar yang positif dan kreatif dalam memecahkan masalah matematika.

2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai pembelajaran matematika dalam membantu siswa memecahkan masalah matematika.

3. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan bagi diri sendiri, terutama mengenai perkembangan serta kebutuhan siswa, sebelum memasuki proses belajar mengajar yang sesungguhnya.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam peningkatan kualitas pengajaran, serta bahan pertimbangan atau bahan rujukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika.

(23)

11

1.7 Defenisi Operasional

 Kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah nilai hasil

belajar siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah pada materi pecahan.

 Pembelajaran matematika realistik adalah salah satu pendekatan

(24)

111 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut

1. Strategi penerapan pembelajaran matematika realistik yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah :

a. Memotivasi Siswa mempelajari materi pecahan dengan cara menginformasikan kepada siswa yang dimaksud dengan pecahan melalui masalah yang diberikan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

b. Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar secara heterogen dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

c. Memaksimalkan peran siswa dalam pembelajaran matematika dengan pembagian tugas yakni dengan pembagian tugas yakni topik kecil, kemudian melakukan pembimbingan lebih pada saat presentasi topik kecil.

d. Memberikan LKS kepada siswa agar lebih mudah dalam pembagian tugas.

e. Memberi nilai tambahan dan reward bagi siswa yang aktif.

2. Aktivitas belajar siswa ketika diterapkan pembelajaran matematika realistik adalah :

a. Keefektifan siswa dalam bertanya mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Sudah banyak siswa yang berani bertanya karena guru memberi reward tambah kepada siswa ang aktif.

(25)

112

c. Diskusi dalam kelompok mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Siswa berdiskusi aktif dalam kelompoknya karena anggota kelompok yang nilainya bagus membantu temannya dalam mengerjakan soal.

d. Siswa lebih memperhatikan ketika kelompok penyaji mempresentasikan hasil diskusinya.

e. Dalam menanggapi hasil diskusi kelompok penyaji mengalami perubahan. Banyak kelompok yang ingin memberi tanggapan.

(26)

113

5.2 Saran

Berikut ini adalah saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika, khususnya guru matematika SMP Nasrani 1 Medan agar melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran dikarenakan pendekatan pembelajaran matematika realistik diawali dengan pemberian masalah kontekstual sehingga melibatkan siswa dalam pembelajaran secara bermakna maka dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

2. Kepada siswa, khususnya siswa SMP Nasrani 1 Medan disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam belajar.

3. Kepada Kepala Sekolah SMP Nasrani 1 Medan, agar dapat mengkoordinasi guru-guru untuk menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

(27)

114

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2010), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2014), Penelitian Tindakan Kelas, Rineka Cipta, Jakarta.

_________________, (2013), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan , Bumi Aksara, Jakarta.

Asmani, Jamal., (2011), Penelitian Tindakan Kelas, Laksana, Jogjakarta.

Batubara, Irwansyah. (2014). Perbedaan Kemampuan Representasi Matematik dan Disposisi Matematis Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pendekatan Ekspositori.Medan: Universitas Negeri Medan. Djamarah, S.B., dan Aswin Zain, (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka

Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed

Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Hobri.2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif.Jember: Center for Society Studies.

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,Universitas Negeri Malang (UM PRESS), Malang

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Meid Persada, Medan.

Krismiati, Atik (2013). Penerapan Pembelajaran dengan pendidikan matematika realistic (PMR) secara berkelompok untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dikelas X SMA, Jurnal Ilmiah Vol. 2 No. 2, September 2013

Mulyasa, (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

(28)

115

Muslich, M., (2008), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.

Nasution, Wahyuni. (2012). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Tesis universitas negeri medan (tidak dipublikasikan) Purwanto.2008.Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Surakarta.

Romauli, Milka. 2013. Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik dan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD Bharliand School Medan. Jurnal Tematik. ISSN : 1979-0633.

Sanjaya, Wina., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Slameto, (2013), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit RinekaCipta, Jakarta.

Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Supardi. (2007). Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar. FMIPA Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

Suryabroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineke Cipta.

Syaiful.2012. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Edumatica Volume 02 Nomor 01, April 2012 ISSN : 2088-2157

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta

Wijaya, A., (2012), Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika, Graha Ilmu, Jakarta.

Gambar

Tabel 4.15  Data Kesalahan Siswa Pada No.4                                              86

Referensi

Dokumen terkait

Seorang guru yang mempunyai sikap yang baik atau cara mengajar yang baik dapat berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Minat belajar adalah kecenderungan hati dari individu

Proyek akhir ini menghasilkan alat praktikum sistem plc-pneumatik, yang mempunyai prinsip kerja mengebor suatu benda kerja dengan 4 lubang dengan diameter bor 10 mm,

Melati Budi Srikandi, D0212069, KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PENDUDUK PENDATANG DENGAN PENDUDUK ASLI: Studi Kasus di Dusun Wanasari Kota Denpasar Provinsi Bali,

Untuk lebih memahami tentang verba tidak beraturan kala lampau Perfekt, sebaiknya pembelajar bahasa Jerman perlu juga mempelajari pola perubahan bentuk verba tidak

linguistic form of register and the meanings of register used in film making.

Jadi bagas tebu dapat menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif dengan menggunakan bakteri termofilik kotoran

他们的世界是怎么样呢?首先 们必须了解幼儿的心理发展才 能知道他们的美好世界 因 为了写好 个论文, 读各种各样的 书 因特网 的一些学术论文 觉得,游

dengan garam dan konsentrasi gula terhadap mutu manisan basah pare. ( Momordica charantia