LAPORAN KERJA PRAKTIK
PEMBUATANDOKUMENTASI KEHUMASAN PKBPI MENGGUNAKAN
VIDEO
Oleh :
Makhrus Ali
NIM: 09.51016.0070
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
v
1.7 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI...7
2.1 Lembaga Kursus Pelatihan (LKP)... 7
2.1.1 Definisi LKP ... 7
vi
3.1 Metodologi ... 17
3.1.1 Teknik Pengumpulan Data ... 17
3.1.2 Analisa Data ... 18
3.2 Metode Perancangan ... 18
3.3 Proses Pembuatan video dokumenter ... 19
3.3.1 Pra Produksi ... 19
3.3.2 Produksi ... 19
3.2.3 Pasca Produksi ... 20
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 22
4.1 Sekilas Sejarah dan Profil Lembaga Kursus Pelatihan PKBPI ... 22
4.2 Visi Misi Perusahaan ... 25
4.3 Lokasi Perusahaan ... 26
4.4 Gedung Perusahaan………27
4.5 Logo Perusahaan ... 28
4.6 Struktur Perusahaan ... 29
viii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 3.1 Bagan Tahapan Kerja Pembuatan Video Dokumenter ... 18
Gambar 4.1 Peta Lokasi ... 26
Gambar 4.2 Gedung Lama PKBPI Sebelum Renovasi……….27
Gambar 4.3 Gedung Baru PKBPI Setelah Renovasi………27
Gambar 4.4 Logo Lama PKBPI ... 28
Gambar 4.5 Logo Baru PKBPI ... 28
Gambar 4.6 Struktur Perusahaan ... 29
Gambar 5.1 Sesi Wawancara dengan Manager Humas ... 30
Gambar 5.2 Sesi Wawancara dengan Staf Humas ... 31
Gambar 5.3 Kegiatan Presentasi di SMA dan SMK ... 31
Gambar 5.4 Suasana Pelayanan Pendaftaran Calon Didik Baru ... 32
Gambar 5.5 Proses Penataan Stock Shoot... 33
Gambar 5.6 Proses Penataan Adegan ... 33
Gambar 5.7 Proses Editing Suara ... 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia pendidikan saat ini mulai berkembang. Banyaknya ilmu pengetahuan akan teknologi dan informasi di era global membuat masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa harus mengerti serta memahami tentang informasi teknologi. Pendidikan teknologi dan informasi umumnya tidak diajarkan di dalam pendidikan formal. Hal ini menyebabkan munculnya lembaga-lembaga kursus dan pelatihan yang dapat memberikan bekal ilmu teknologi dan informasi.
Lembaga kursus dan pelatihan merupakan salah satu bentuk satuan Pendidikan Nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk mengembangkan diri dalam mengembangkan profesi, bekerja, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berbeda dengan program pendidikan yang didapat dari bangku sekolah, yaitu pendidikan formal semata dan tidak banyak memberikan pengetahuan akan pendidikan nonformal.
PKBPI memiliki banyak program pelatihan ahli profesi bidang komputer yang saat ini dibutuhkan oleh siswa-siswa sesuai profesi khususnya jenjang SMK. Program ahli profesi tersebut meliputi Ahli Profesi Desain Grafis, Ahli Profesi Multimedia, Ahli Profesi Teknik Komputer Jaringan, Ahli Profesi Akutansi Perkantoran dan Front Office. Selain itu, PKBPI juga mengajarkan pelatihan soft skill yang nantinya akan membangun karakter-karakter produktif dalam dunia kerja.
PKBPI memberikan banyak informasi kepada calon peserta didik tentang pentingnya pendidikan keahlian sejak dini. Informasi yang diberikan berasal dari Tim Humas PKBPI yaitu Education Consultant Planner bertujuan untuk menyiapkan pribadi yang memiliki good skill dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan kerja. Informasi tersebut disampaikan dengan metode presentation di sekolah-sekolah jenjang SMK/SMA/MA. Di sini penulis akan mengulas tentang kegiatan Tim Humas PKBPI dengan merekam situasi dan kondisi dalam menjalankan tugas atau job description menjadi video dukumentasi.
1.2 Rumusan Masalah
3
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang didapat setelah merumuskan masalah di atas adalah: 1. Membuat video dokumentasi tentang job description Tim Humas PKBPI. 2. Membantu kinerja kehumasan.
1.4 Tujuan
Sesuai dengan batasan masalah yang telah disebutkan, maka didapatkan tujuan dari penelitian ini adalah, membuat video dokumentasi tentang job description Tim Humas PKBPI serta membantu kinerja kehumasan di PKBPI.
1.5 Manfaat 1. Bagi Penulis
a. Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama belajar di DIV Komputer Multimedia STIKOM Surabaya.
b. Mendapat ilmu baru tentang kinerja kehumasan. 2. Bagi Perusahaan
a. Membantu kegiatan kehumasan
b. Hasil karya penulis dapat menjadi dokumentasi pribadi Tim Humas PKBPI.
3. Bagi Pembaca
a. Pembaca dapat menikmati dokumentasi kegiatan.
1.6 Pelaksanaan
Kerja Praktik ini dilaksanakan di PKBPI (Politeknik Komputer Bina Profesi Indonesia). Waktu pelaksanaannya yaitu sejak 30 Juli 2012 s.d 8 September 2012. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah membantu kinerja kehumasan dan mendokumentasi kegiatan kehumasan.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Kerja Praktik ini akan disusun sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada Bab I ini ada beberapa materi yang akan dijelaskan, yaitu: 1.1Latar Belakang Masalah
5
BAB III: METODE PERANCANGAN
Pada Bab III ini akan dijabarkan metode penelitian yang sesuai untuk mendukung metode peranangan karya yang akan dikerjakan pada Kerja Praktik ini.
BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab IV ini berisi penjelasan umum tentang gambaran perusahaan tempat Kerja Praktik ini, yaitu gambaran umum tentang Perusahaan Majalah Zigma dan Omega Surabaya.
BAB V: IMPLEMENTASI KARYA
Implementasikan hasil karya dari metode perancangan yang ada pada Bab III akan akan dijelaskan pada Bab V
BAB VI: PENUTUP
Pada Bab V ini akan dijelaskan beberapa hal, meliputi: 6.1 Simpulan
Bagian ini akan dijelaskan inti sari dari seluruh kegiatan selama Kerja Praktik, khususnya akan dijabarkan secara singkat dari masalah yang diangkat atau yang dikerjakan.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Lembaga Kursus Pelatihan (LKP)
2.1.1 Definisi LKP
Beberapa pendiri LKP mendefinisikan LKP sebagai salah satu bentuk satuan Pendidikan Nonformalyang diselenggarakan bagi masyarakatyang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, profesi, bekerja, usaha mandiri, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. LKP sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikanpada jalur pendidikan nonformalmempunyai kaitan yang sangat erat dengan jalur pendidikan formal. Selain memberikan kesempatan bagi peserta didik yang ingin mengembangkan keterampilannyapada jenis pendidikan tertentu dan juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan keterampilannya yang tidak dapat ditempuh dan tidak dapat terpenuhi pada jalur pendidikan formal.
Dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 62 ayat (1) setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib memperoleh ijin pemerintah daerah. Kemudian pada ayat (2) syarat-syarat untuk memperoleh ijin meliputi isi pendidikan, pembiayaan pendidikan, sistem evaluasi dan sertifikasi serta manajemen dan proses pendidikan.
artikel-artikel dari berbagai penulis (1983: 127) Selain memuat artikel-artikel, film dokumenter juga merupakan publikasi yang berisi cerita pendek, gambar, review, ilustrasi atau fitur lainnya yang mewarnai isi dari film. Oleh karena itu, film dijadikan salah satu pusat informasi visual yang sering dijadikan bahan rujukan oleh para penonton dalam mencari sesuatu hal yang diinginkannya.
2.1.2 Pendidikan
Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah, mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.
9
Terdapat dua macam pendidikan, yaitu : 1. Pendidikan Formal
Merupakan kegiatan sistematis, berstruktur, bertingkat dimulai dari dasar sampai perguruan tinggi dan setaraf dengannya yang didalamnya adalah kegiatan studi berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan professional yang dilaksanakan dalam waktu terus menerus.
2. Pendidikan Non Formal
Merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilakukan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan non formal dapat dihargai setara dengan hasil pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standart nasional pendidikan.
2.2 Film
2.2.1 Definisi Film
Film adalah karya cipta seni
J. B Wahyudi(Wahyudi, 1986)menjelaskan bahwa berdasarkan teori film, film adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) masyarakat saat itu. Film akan menunjukan kehidupan masyarakat saat itu, seperti kehidupan sosial suatu masyarakat, impian suatu masyarakat, dan lain-lain.
Lebih lanjut Rayya Makarim(Makarim, 2003)mengatakan, bahwa film adalah deretan kata-kata.Kata-kata itu yang dapat saja diperoleh dari novel, kisah nyata atau kisah rekaan,riwayat hidup, sandiwara radio atau komik sebagai sumber penceritaan.
Secara umum film dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni: dokumenter, fiksi, dan eksperimental. Film dokumenter yang memiliki konsep realisme (nyata) berada di kutub yang berlawanan dengan film eksperimental yang memiliki konsep dua kutub tersebut.
Film yang dalam bahasa Inggris disebut motion picture (gambar hidup), merupakan media komunikasi yang lengkap dan hasil karya bersama yang melibatkan ilmu teknologi dan seni, (Andries, 1984:7). Film bila dianalisis memiliki beberapa sifat dasar, antara lain film bersifat teknis, film bersifat sosiologis, film bersifat secara umum.
1. Film Bersifat Teknis
11
menyadari pergantian gambar, sebaliknya, hanya akan menyaksikan gerak yang seolah-olah menerus dari perbedaan-perbedaan gambar tersebut.
2. Film Bersifat Sosiologis
Mac Millan(Andries, 1984:8), menjelaskan fungsi ganda film sebagai seni dan sebagai media hiburan massa membuat kita sulit merumuskan batasannya. Sejak 300 (tiga ratus) tahun penemuannya, film telah membuat dampak dalam arti sosiologis, film berakar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu antaralain telah mengembangkan berbagai teknik perfilman, seperti pembuatan film berwarna, pengaburan dan perbesaran gambar, pengaturan jarak dengan sasaran, peningkatan waktu dengan cara pemotongan atau penyambungan film, dan sebagainya.
3. Film Bersifat Umum
Meyer T(Andries, 1984:9), menjelaskantentang seni ekspresi dimana dalam film harus memiliki kualitas unsur visual, tata suara, dan cerita sehingga dapat menghibur audience.
Kesimpulan lain bahwa film adalah salah satu media komunikasi yang menggabungkan unsur suara dan gambar di dalamnya. Maksud dari menggabungkan ini tidak lain untuk membuat komunikasi lebih efektif, sehingga maksud-maksud yang ingin disampaikan oleh pembawa pesan dapat ditangkap dan dimengerti dengan baik oleh penerima pesan.
2.2.2 Genre Film
Dalam pembuatan film sineasmemiliki sebuah idealisme dalam menentukan tema untuk “membungkus” cerita agar dapat diterima oleh penontonnya. Beberapa genre tersebut antara lain:
1. Film Drama
Genre film ini memberikan alur cerita mengenai kehidupan. Keharuan lebih ditonjolkan dalam film ini agar penonton bisa ikut merasakan apa yang dirasakan para tokohnya. Seperti Romeo and Juliet, Haciko.
2. Film Laga atau action
Genre film ini banyak menampilkan unsur pertarungan dalam setiap scene.Sehingga penonton dibawa ke dalam kecepatan dan ketegangan gerak tubuh para tokoh yang tengah berkelahi.
3. Film Horor
13
4. Film Thiller
Genre film ini selalu mengedepankan ketegangan yang dibuat tak jauh dari unsur logika. Karena sepanjang jalan cerita penonton akan disuguhkan dengan peristiwa pembunuhan. Hal ini memacu ketakutan tersendiri dalam diri.
5. Film Fantasi
Genre film ini mempunyai alur cerita yang diluar nalar manusia. Sesuatu yang tidak mungkin, akan terjadi di film ini. Kelebihannya, film ini akasn selalu menyodorkan sesuatu yang membuat decak kagum penonton akanmakhluk dan benda-benda yang tidak ada dalam kehidupan nyata. Contoh Harry Potter, Golden Compas dan sebagainya.
6. Film Perang
Genre film ini sering juga disebut dengan film kolosal.Film yang alur ceritanya dibuat bedasarkan sejarah atau hanya sebuah imajinasi belaka. Contoh 300, The Last Samurai, dan sebagainya.
7. Film Ilmiah
Genre film ini biasa disebut dengan sci-fi. Ilmuan akan selalu ada dalam genre film ini karna apa yang sesuatu mereka hasilkan akan menjadi konflik utama dalam alur.Contoh Jurassic Park, Splice dan sebagainya.
8. Film Dokumenter
adanya, tanpa persiapan, atau langsung pada kamera atau pewancara. Dokumenter dapat diambil di lokasi apa adanya, atau disusun secara sederhana dari bahan-bahan yang sudah diarsipkan.
Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari ‘aktualitas’ atau potongan rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan, dan tanpa media perantara.Film dokumenter memiliki beberapa karakter teknis yang khas yang tujuan utamanya untuk mendapatkan kemudahan, kecepatan, fleksibilitas, efektifitas, serta otentisitas peristiwa yang akan direkam.
Kebanyakan penonton film/ video dokumenter di layar kaca sudah begitu terbiasa dengan berbagai cara, gaya, dan bentuk-bentuk penyajian yang selama ini paling banyak dan umum digunakan dalam berbagai acara siaran televisi. Sehingga, mereka tak lagi mempertanyakan lebih jauh tentang isi dari dokumenter tersebut.
Misalnya, penonton sering menyaksikan dokumenter yang dipandu oleh suara (voice over) seorang penutur cerita (narator), wawancara dari para pakar, saksi-mata atas suatu kejadian, rekaman pendapat anggota masyarakat.Demikian pula dengan suasana tempat kejadian yang terlihat nyata, potongan-potongan gambar kejadiannya langsung, dan bahan-bahan yang berasal dari arsip yang ditemukan.Semua unsur khas tersebut memiliki sejarah dan tempat tertentu dalam perkembangan dan perluasan dokumenter sebagai suatu bentuk sinematik.
15
dokumenter cenderung menjadi bersifat ‘pemberitaan’ (jurnalistik) dalam dunia pertelevisian. Bukti-bukti menunjukkan bahwa, bagaimanapun, dengan pesatnya perkembangan film/video dokumenter dalam bentuk pemberitaan,ada kecenderungan kuat di kalangan para pembuat film dokumenter akhir-akhir ini untuk mengarah kembali ke arah pendekatan yang lebih sinematik dan kini perdebatannya berpindah pada segi estetik.Pengertian tentang ‘kebenaran’ dan ‘keaslian’ suatu film dokumenter mulai dipertanyakan, diputarbalikkan, dan diubah, mengacu pada pendekatan segi estetik film dokumenter dan film-film non-fiksi lainnya.
Namun dalam perjalanannya, genre-genre film diatas sering dicampur satu sama lain (mix genre) seperti horror-comedy, western-comedy, horror-science fiction dan sebagainya. Selain itu genre juga bisa masuk ke dalam bagian dirinya yang lebih spesifik yang kemudian dikenal dengan subgenre, contohnya dalam genre komedi dikenal subgenre seperti screwball comedy, situation comedy (sit-com), slapstick, black comedy atau komedi satir dan sebagainya.Demikian pula dalam film dokumenter.
2.3 Film Dokumenter
Menurut Gerzon R. Ayawaila(Ayawaila, 2008)dalam bukunya menjelaskan,
Hal ini mengacu pada teori-teori sebelumnya seperti, Stave Blandford, Barry Grant dan Jim Hillier, dalam buku The Film Studies Dictionary menyatakan bahwa film dokumenter memiliki subyek yang berupa masyarakat, peristiwa, atau situasi yang benar-benar terjadi didunia realita dan di luar dunia sinema.
17
BAB III
METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA
Pada bab 3 ini, penulis akan menjelaskan metode yang digunakan dan proses perancangan karya dalam pembuatan video dokumentasi Humas PKBPI.
3.1 Metodologi
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pengerjaan laporan ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka.
3.1.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah Studi Pustaka. Studi Pustaka adalah usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan masalah atau topik yang sedang diteliti.
3.1.2 Analisa Data
Proses analisa data dimulai dari mencari data-data melalui sumber-sumber terutama buku, karena teknik pengumpulan data disini menggunakan studi kepustakaan. Sumber dari internet juga digunakan hanya untuk menambah referensi data. Data utama tetap diambil dari sumber buku. Kemudian, data-data tersebut dipelajari kembali dan dikelompokkan agar dapat ditarik sebuah kesimpulan. Jika terdapat data yang belum dimasukkan, maka dilakukan ulang pengumpulan data, pengelompokan dan penarikan kesimpulan.
3.2 Metode Perancangan
Video-video yang diambil saat dokumentasi melalui beberapan proses pengerjaan. Proses pengerjaannya dapat digambarkan dalam bentuk bagan pada gambar 3.1 ini.
19
3.3 Proses Pembuatan Video Dokumenter 3.3.1 Pra Produksi
Pada tahap pra produksi ini ada beberapa langkah yang dilakukan dalam proses pembuatan video dokumenter, yaitu:
1. Pencarian data
Tahap ini adalah mencari data tentang semua aktifitas yang dilakukan Tim Humas. Tahap ini meliputi wawancara dan survey lokasi. Wawancara yang dilakukan penulis yaitu mencari tahu dari seorang narasumber tentang job description dan aktifitas kehumasan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
Lokasi yang dimaksud yaitu menentukan setting tempat, kamera, dan posisi saat kegiatan kehumasan berlangsung. Lokasi tersebut merupakan tempat yang dituju oleh Tim Humas seperti yang sudah direncanakan di dalam job description. Setelah semua data telah terkumpul, penulis baru bisa
melanjutkan kegiatan produksi yaitu merekam aktivitas kehumasan,
3.3.2 Produksi 1. Shooting
3.3.3 Pasca Produksi
Pada tahap pasca produksi ini dilakukan proses editing dan pemberian efek dengan beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1. Proses Pemilihan video
Pada proses ini merupakan proses awal saat menyeleksi beberapa stock shoot yang telah diambil. Stock shoot yang diambil mulai dari kgiatan awal yang terekam hingga saat akhir pendaftaran dipilah-pilah dan di susun sesuai urutan kegiatan yang telah dilaksanakan. Materi pemilihan gambar yaitu berdasarkan kelayakan gambar secara visual dan audio.
2. Proses Penataan Video
Proses ini merupakan proses yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program editing video. Setelah melakukan pemilihan video dari stock shoot, proses berikutnya adalah melakukan penataan yang mengacu pada urutan dari rekaman aktifitas. Dalam proses editing secara sederhana akan memberikan suatu maksud dengan menggunakan bahasa visual, sehingga menjadi sebuah alinea dan kalimat-kalimat yang disusun menurut aturan logis tertentu yang akan menghasilkan suatu gaya tersendiri dalam penyampaian fakta.
3. Editing Suara
21
4. Rendering
Rendering merupakan proses akhir dari pasca produksi. Proses dimana stock
shoot yang telah di gabung dan disusun bersamaan dengan meletakkan
backsound hingga menjadi sebuah urutan kegiatan dokumentasi. Semua
22
4.1 Sekilas Sejarah dan Profil Lembaga Kursus Pelatihan PKBPI
PKBPI (saat itu POLITEKNIK KOMPUTER BINA PROFESI
INDONE-SIA) didirikan pada tanggal 10 Agustus 1989 oleh Ir. Rahmad Ardji Wardana di
JL. Tunjungan 86-88, lantai 3 Ruang No.19-23 gedung pasar Tunjungan
Suraba-ya. Sampai tahun 2000, PKBPI telah meluluskan lebih dari 17.000 lulusan kursus
computer dan lebih dari 1900 lulusan pendidikan profesi. Kemudian dengan
adan-ya rehabilitasi gedung Pasar Tunjungan, maka pada tahun 1998 kantor pusat
PKBPI di pindahkan ke JL. Gubeng Kertajaya XIII-C No.30-32 Surabaya sampai
tahun 2011.
PKBPI merupakan lembaga pendidikan profesi dengan membukan lima
profesi pilihan, yaitu: Profesi Ahli Desain Grafis dan Film, Profesi Ahli Teknisi
Komputer, Profesi Ahli AKFO(Akuntansi, Keuangan dan Front Office), Profesi
Ahli Programmer, serta Profesi Ahli Jaringan Komputer. Untuk menuju
global-isasi pendidikan maka sistem perkuliahan di PKBPI menggunakan sistem studio
secara keseluruhan dengan 5 profesi.
Tentang wisuda PKBPI ketika itu wisuda I sampai wisuda IX selalu
di-adakan di Hotel Brantas Surabaya, selanjutnya wisuda ke X didi-adakan di Islamic
Centre Surabaya. Kemudian wisuda selanjutnya menjadi Pengukuhan Profesi XI
23
Tentang 6 profesi yang diluluskan oleh PKBPI berdasarkan kurikulum
yang berlaku secara Internasional, sehingga lulusannya dapat bekerja pada profesi
masing-masing di luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam,
Arab Saudi, Australia, Eropa, Amerika dan negara lainnya. Profesi tersebut
meli-puti:
1. Profesi Desainer Grafis
Profesi Desainer Grafis sangat dibutuhkan pada biro-biro Advertising, surat
kabar, majalah, tabloit, studio foto digital, serta berbagai instansi baik Swasta
maupun Pemerintah.
2. Profesi Teknisi Komputer
Profesi Teknisi Komputer sangat dibutuhkan pada perusahaan yang
me-nangani service komputer, supplier komputer, Perguruan Tinggi, Lembaga
Pendidikan Komputer dan berbagai instansi Swasta maupun Pemerintah.
3. Profesi Ahli Akfo
Profesi Ahli Akfo dibutuhkan untuk menangani Administrasi, Keuangan, dan
Front Office sekaligus pada kantor-kantor/instansi Swasta maupun
pemerintah.
4. Profesi Ahli Programmer
Profesi Ahli Programmer dibutuhkan pada perusahaan pembuat software
(software house), Per Bank-an, Universitas, Lembaga Pendidikan Komputer,
5. Profesi Ahli Jaringan Komputer
Profesi Ahli Jaringan Komputer dibutuhkan pada perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam pemasangan jaringan computer, Per Bank-an,
Universi-tas, kantor-kantor Swasta maupun Pemerintah.
6. Gabungan Profesi Teknisi dan Jaringan Komputer, Gabungan Profesi
Pro-grammer dan Desain Multimedia
Profesi Gabungan ini merupakan unggulan kedepan PKBPI untuk
me-nyerderhanakan profesi tanpa mengurangi bobot yang terdapat di dalamnya.
Dengan penggabungan ini maka PKBPI berfokus pada 4 Studio yang
masing-masing dikepalai oleh Kepala Studio (Ka-Studio).
Dengan terbitnya Ijin Dinas Pendidikan nomor: 421.9/19915/436.6.4/2011
maka jadilah Program Pendidikan Keahlian (Informatika) di PKBPI yang terdiri
dari Desain Grafis(DG), Desain Multimedia(DM), Teknisi dan Jaringan
Komput-er(TJK), Administrasi Keuangan dan Front Office(AKFO), yang nantinya akan
dikukuhkan dengan Pengukuhan Keahlian. Kemudian dengan terbitnya Surat
Keputusan No. 005/DIR/PKBPI/279 tentang perubahan logo baru dan program
pendidikan berganti menjadi Komputer Grafis(KG), Komputer Multimedia(KM),
25
4.2 Visi & Misi Perusahaan 1. Visi
Menjadi Lembaga Kursus dan Pelatihan terakreditasi program dan
tera-kreditasi lembaga dengan penilaian kinerja “A” pada tahun 2015 serta
berk-omitmen tinggi untuk mendidik dan melatih calon tenaga komputer terampil,
mandiri, professional dan siap bekerja.
2. Misi
1. Meningkatkan jumlah calon tenaga komputer berkualitas di Jawa Timur
pada khususnya.
2. Menggunakan teknologi komputer terbaru dalam pengembangan kursus.
3. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan.
4. Mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan di semua kegiatan
operasion-al.
5. Menyelenggarakan pendidikan non formal untuk menghasilkan tenaga ahli
siap pakai berkualitas, mempunyai keahlian dan siap bersaing di pasar
kerja nasional mapun internasional dan mampu menciptakan peluang kerja
baru.
6. Mendorong dan menumbuhkembangkan kegiatan riset di bidang sistem
komputer dan publikasi hasil-hasil penelitian.
7. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan
kontri-busi melatih ketrampilan akan perkembangan teknologi informasi dan
penelitian mencetak tenaga kerja siap pakai setingkat Ahli Pratama (AP)
Indo-nesia akan tenaga siap pakai yaitu tenaga siap pakai mental dan tenaga
ker-ja siap pakai keterampilan.
4.3 Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan bertempat di JL. Gubeng Kertajaya XIII-C No.30-32
Su-rabaya.
27
4.4 Gedung Perusahaan
Gambar 4.2 Gedung Lama PKBPI Sebelum Renovasi
4.5 Logo Perusahaan
Gambar 4.4 Logo Lama PKBPI
29
OPERASIONAL
4.5 Struktur Perusahaan
Gambar 4.6 Struktur Perusahaan
YAYASAN BINA PROFESI INDONESIA
DIREKTUR
UMUM DAN
KEUANGAN
HUMAS
30
BAB V
IMPLEMENTASI
5.1 Produksi 5.1.1 Shooting
Pada proses produksi ini diawali dengan merekam gambar. Yang dimaksud merekam gambar disini adalah mrekam segala bentuk aktifitas yang di awali dengan wawancara bersama narasumber, kemudian merekam kegiatan dari segala aktifitas yang dikerjakan. Pada gambar-gambar di bawah dapat dilihat sekilas bagaimana proses wawancara dengan narasumber.
1. Perekaman Gambar Saat Wawancara
31
Gambar 5.2 Sesi wawancara dengan Staf Humas
Pada sesi wawancara, narasumber tersebut adalah Manager Humas dan salah satu staf-nya yang mengerti tentang semua agenda kegiatan dan job place-ment Humas PKBPI.
2. Perekaman Gambar Saat Kegiatan Presentasi berlangsung
Pada saat kegiatan presentaasi di sekolah-sekolah pengambilan gambar terse-but berada di SMA dan SMK di Surabaya. Pengambilan gambar terseterse-but di-jelaskan bahwa sedang melakukan kegiatan presentasi dengan sabar demi pendidikan calon siswa baru.
3. Perekaman Gambar Saat Pendaftaran Siswa Baru
Gambar 5.4 Suasana Pelayanan Pendaftaran Calon Didik Baru
Pada Gambar 5.4 dijelaskan suasana pada saat pendaftaran calon didik baru secara bersama-sama yang bertempat di Gedung PKBPI dan di sekolah mas-ing-masing. Perekaman gambar menggunakan close up angle.
5.2 Pasca Produksi
Pada tahapan pasca produksi ini dilakukan proses editing dan pemberian
backsound dengan beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu: 1. Proses Pemilihan Video
33
2. Proses Penataan Video
Setelah melakukan pemilihan video stock shoot, proses selanjutnya yaitu melakukan penataan video stock shoot dengan bantuan program editing video yang mengacu pada urutan aktifitas.
Gambar 5.5 Proses Penataan Stock Shoot
Gambar 5.6 Proses Penataan Adegan
Dalam penataan atau proses editing secara sederhana memberikan suatu maksud dengan menggunakan bahasa visual yang terdiri dari stock shoot.
menyampaikan fakta atau data menurut apa adanya.Untuk menata suatu sce-ne, stock shot dihubungkan satu dengan yang lain.
3. Editing Suara (Backsound)
Proses editing suara adalah proses lanjutan setelah penataan stock shoot. Penambahan suara/backsound dilakukan guna mendukung tatanan visual.
Proses editing video dokumenter kehumasan, penulis menggunakan lagu dari penyanyi Petra Sihombing yang berjudul “Kesempatan lagi”. Pada proses ed-iting suara, penulis menggunakan intro musik sebagai intro dari video doku-menter kehumasan PKBPI. Kemudian penulis menggunakan musik tersebut secara keseluruhan dengan mengatur tinggi rendahnya volume dari lagu ter-sebut.
35
4. Rendering
Proses akhir dari pasca produksi adalah Rendering. Rendering merupakan proses dari keseluruhan editing stock shoot disatukan menjadi satu file dalam bentuk format media. Dalam proses rendering memiliki proses tersendiri un-tuk menenun-tukan hasil akhir dari video tersebut. Video dokumenter Kehu-masan PKBPI ini menggunakan proses rendering dengan format akhir AVI.
36
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Dari pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dalam suatu
aktifitas atau kegiatan diperlukan sebuah dokumentasi yang berfungsi untuk
mengabadikan suatu kenyataan yang fakta. Artinya adalah menampilkan
kembali-fakta yang ada di dalam kehidupan dengan segala sudut pandang. Oleh karena itu
mengabadikan suatu kegiatan itu sangatlah penting, agar kelak di masa yang akan
datang kita akan mengetahui masa yang sekarang dengan melihat kembali
rekaman visual dan audio yang telah di abadikan.
6.2 Saran
Adapun saran-saran penulis terkait pembuatan video dokumenter adalah :
1. Diperlukan adanya improvisasi dan perubahan dengan adanya suatu
doku-mentasi bersifat visual dan audio agar Humas memiliki bukti akan job
de-scription.
2. Dunia kuliah lebih ringan dibanding dunia kerja. Oleh karena itu, manfaatkan
saat kuliah dengan serius.
3. Untuk perusahaan harus membuka lebih lebar untuk mahasiswa Kerja Praktik
guna membantu kinerja kehumasan, serta memberi gambaran tentang
37
4. Untuk pihak kampus sebaiknya tidak mempersulit mahasiswa dengan
prosedur yang rumit. Karena hal ini dapat menghambat proses Kerja Praktik
39
Press.
Bernard, S. C. (2004). Documentary storytelling for film and videomakers. Focal press.
Bouvier, H. (2002). Seni musik dan pertunjukan dalam masyarakat madura.
Madura
Dewantara, K. H. (2004). Pendidikan Formal dan Non Formal. Pendidikan ,
34-37.
Efendi, H. (2009). Mari Membuat Film. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fenner, D. E. (2008). Art in Context. Ohio: Ohio University.
Javandalasta, P. (2011). Lima Hari Mahir Bikin Film. Surabaya: MUMTAZ Media.
Makarim, R. (2003). Rumah ke-7. Michigan: Metafor Pub.