SKRIPSI
ANALISIS PERSONAL FINANCIAL LITERACY DAN FINANCIAL BERHAVIOR MAHASISWA STRATA I FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
OLEH:
DARMAN NABABAN
080502177
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
ABSTRAK
ANALISIS PERSONAL FINANCIAL LITERACY DAN FINANCIAL BEHAVIOR MAHASISWA STRATA I FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran personal financial literacy dan financial behavior, menganalisis tingkat personal financial berdasarkan karakteristik mahasiswa, serta melihat dampak tinggi-rendahnya financial literacy terhadap financial behavior pada mahasiswa strata satu Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 sampai dengan 2011 yang masih aktif sampai dengan Juni 2011.
Dalam penelitian ini financial literacy diukur dengan menggunakan 27 pertanyaan pilihan berganda dan skor dihitung bedasarkan persentase jawaban yang benar. Financial literacy kemudian dianalisis berdasarkan karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, program studi, stambuk, IPK, dan residence (menetap bersama orang tua atau tinggal sendiri/kost), tingkat pendidikan orang tua, serta pendapatan orang tua.. Financial literacy juga dikelompokkan menjadi relatif tinggi dan relatif rendah berdasarkan median untuk menganalisis financial behavior responden pada setiap kelompok. Metode yang digunakan adalah metode analisis statistik deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari survei terhadap 97 orang responden.
Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa laki-laki, program studi Ekonomi Pembangunan, stambuk 2008 dan 2009, IPK ≥ 3,00, serta tinggal sendiri/kost memiliki financial literacy yang lebih tinggi. Sementara itu mahasiswa perempuan, program studi Manajemen, stambuk 2010 dan 2011, IPK<3,00, serta tinggal bersama orang tua memiliki financial literacy yang lebih rendah. Secara keseluruhan responden hanya bisa menjawab 56,61% pertanyaan dengan benar, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memiliki tingkat financial literacy yang rendah, selain itu kecenderungan responden mempraktekkan perilaku keuangan (financial behavior) yang diharapkan tidak meningkat secara konsisten seiring dengan peningkatan financial literacy.
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF PERSONAL FINANCIAL LITERACY AND FINANCIAL BEHAVIOR AMONG BACHELOR STUDENTS OF FACULTY OF
ECONOMICS, UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
This study aims to examined personal financial literacy and financial behavior; financial literacy based on the personal characteristics of students, and impact of the financial literacy on financial behavior of undergraduate students of Faculty of Economics, University of Sumatera Utara class rank 2008 through 2011 who still active by June 2011.
Financial literacy was measured using 27 multiple-choice questions and a score calculated based on the percentage of correct answers. Financial literacy and then analyzed based on the characteristics of the respondents consisting of gender, majors, class rank, GPA, and residence (living with parents or living alone / boarding), the level of parental education, and parental income. Financial literacy is also grouped into relatively high and relatively low based on the median to analyze the financial behavior of respondents in each group. The analitical method used is a descriptive statistical analysis. The data used are the primary data obtained from a survey of 97 respondents.
The finding indicates that those who are male students, Economic Development major, student of 2008 and 2009, GPA ≥ 3.00, and student who live alone at boarding house, has a higher financial literacy. Meanwhile, female students, Management majors, lower class rank, GPA <3.00, and live at home with parents have lower financial literacy. Overall mean of correct answer of the survey is about 56.61%, so it can be concluded that the respondents had low levels of financial literacy, in addition, the tendency of respondents practicing expected financial behavior did not increase as expected consistently along with the increase of financial literacy.
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 11
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
3.3 Batasan Operasional ... 23
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 23
3.5 Populasi dan Sampel ... 25
3.6 Jenis Data ... 28
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 28
3.8 Tehnik Analisis ... 29
4.2.4 Hasil Survei untuk Financial Behavior ... 52
4.2.4.1 Hasil Survei untuk Setiap Butir Pernyataan ... 52
4.2.4.2 Hasil Survei Financial Behavior Berdasarkan Financial Literacy ... 54
4.3 Pembahasan ... 64
4.3.1 Analisis Personal Financial Literacy Responden...63
4.3.1.1. Analisis Personal Financial Literacy Responden Secara Keseluruhan ... 63
4.3.1.2. Analisis Personal Financial Literacy Responden Berdasarkan Latar Belakang Demografi ... 64
4.3.2 Analisis Financial Behavior Berdasarkan Financial Literacy ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Alasan Utama Pentingnya Financial Literacy ... 1
1.2 Lembaga-Lembaga yang Melakukan Penelitian Financial Literacy di Beberapa Negara ... 4
3.1 Kategori Responden Berdasarkan Faktor Sosiodemografi ... 24
3.2 Jumlah Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi USU Semester Genap 2011/2012... 25
3.3 Jumlah dan Sebaran Sampel Per Strata ... 27
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 30
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... 31
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 31
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan IPK... 32
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Residence... 32
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 33
4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 34
4.8 Tingkat Personal Financial Literacy Responden Secara Keseluruhan ... 34
4.9 Tingkat Personal Financial Literacy ... 36
4.10 Persentase Responden yang Menjawab Benar untuk Setiap Pertanyaan ... 37
4.11 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39
4.12 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Program Studi... 41
4.13 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Stambuk 43 4.14 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ... 45
4.15 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Recidence ... 46
4.16 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 48
4.17 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua... 49
4.18 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Pendapatan Orang Tua ... 51
4.19 Frekuensi dari Enam Financial Behavior ... 52
4.20 Jumlah dan Persentase Responden yang Membayar Tagihan Tepat Waktu ... 54
4.22 Jumlah dan Persentase Responden yang Mencatat Pengeluaran
Bulanan ... 57 4.23 Jumlah dan Persentase Responden yang Menyediakan Dana
untuk Pengeluaran tidak Terduga (Emergency Fund) ... 58 4.24 Jumlah dan Persentase Responden yang Menabung Secara
Periodik/ Rutin ... 60 4.25 Jumlah dan Persentase Responden yang Membandingkan Harga
sebelum Melakukan Pembelian... 61 4.26 Frekuensi dari tujuh Financial Behavior Berdasarkan Financial
DAFTARGAMBAR
No. Gambar
Judul Halaman
1.1 Dampak Financial Literacy ... 4
2.1 Kerangka Konseptual ... 21
4.1 Distribusi Jawaban Responden Secara Keseluruhan ... 35
4.2 Tingkat Literasi Keuangan ... 37
4.3 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40
4.4 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Program Studi ... 42
4.5 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Stambuk... 44
4.6 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan IPK... 46
4.7 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Residence ... 47
4.8 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 49
4.9 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 50
4.10 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 51
4.11 Jumlah Responden yang Membayar Tagihan Tepat Waktu Berdasarkan Tingkat Financial Literacy... 55
4.12 Jumlah Responden yang Membayar Tagihan Tepat Waktu Berdasarkan Tingkat Financial Literacy... 57
4.13 Jumlah Responden yang Mencatat Pengeluaran Berdasarkan Tingkat Financial Literacy... 58
4.14 Jumlah Responden yang Menyediakan Dana untuk Pengeluaran Tidak Terduga (Emergency Fund)... 60
4.15 Jumlah Responden yang Menabung Secara Periodik... 61 4.16 Jumlah Responden yang Membandingkan Harga Sebelum
DAFTAR LAMPIRAN No.
Lampiran
Judul Halaman
I Kuesioner Penelitian ... 76 II Output SPSS Pada Frekuensi Identitas
Responden... 82 III Output SPSS Pada Tingkat Literasi Responden Secara
Keseluruhan... 84 IV Frekuensi Jawaban Responden Untuk Setiap Butir Pertanyaan.. 86 V Output SPSS untuk Financial Literacy Berdasarkan
Karakteristik Responden ... 94 VI Output SPSS untuk Boxplot Tingkat Financial Literasi
Berdasarkan Karakteristik Responden... 97 VII Frekuensi Responden untuk Tujuh Pernyataan Financial
Behavior... 101 VIII Frekuensi Responden dengan Financial Literacy Relatif Tinggi
dan Relatif Rendah Berdasarkan Batas Median... 102 IX Output SPSS Untuk Tabulasi Silang Antara Financial Literacy
ABSTRAK
ANALISIS PERSONAL FINANCIAL LITERACY DAN FINANCIAL BEHAVIOR MAHASISWA STRATA I FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran personal financial literacy dan financial behavior, menganalisis tingkat personal financial berdasarkan karakteristik mahasiswa, serta melihat dampak tinggi-rendahnya financial literacy terhadap financial behavior pada mahasiswa strata satu Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 sampai dengan 2011 yang masih aktif sampai dengan Juni 2011.
Dalam penelitian ini financial literacy diukur dengan menggunakan 27 pertanyaan pilihan berganda dan skor dihitung bedasarkan persentase jawaban yang benar. Financial literacy kemudian dianalisis berdasarkan karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, program studi, stambuk, IPK, dan residence (menetap bersama orang tua atau tinggal sendiri/kost), tingkat pendidikan orang tua, serta pendapatan orang tua.. Financial literacy juga dikelompokkan menjadi relatif tinggi dan relatif rendah berdasarkan median untuk menganalisis financial behavior responden pada setiap kelompok. Metode yang digunakan adalah metode analisis statistik deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari survei terhadap 97 orang responden.
Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa laki-laki, program studi Ekonomi Pembangunan, stambuk 2008 dan 2009, IPK ≥ 3,00, serta tinggal sendiri/kost memiliki financial literacy yang lebih tinggi. Sementara itu mahasiswa perempuan, program studi Manajemen, stambuk 2010 dan 2011, IPK<3,00, serta tinggal bersama orang tua memiliki financial literacy yang lebih rendah. Secara keseluruhan responden hanya bisa menjawab 56,61% pertanyaan dengan benar, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memiliki tingkat financial literacy yang rendah, selain itu kecenderungan responden mempraktekkan perilaku keuangan (financial behavior) yang diharapkan tidak meningkat secara konsisten seiring dengan peningkatan financial literacy.
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF PERSONAL FINANCIAL LITERACY AND FINANCIAL BEHAVIOR AMONG BACHELOR STUDENTS OF FACULTY OF
ECONOMICS, UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
This study aims to examined personal financial literacy and financial behavior; financial literacy based on the personal characteristics of students, and impact of the financial literacy on financial behavior of undergraduate students of Faculty of Economics, University of Sumatera Utara class rank 2008 through 2011 who still active by June 2011.
Financial literacy was measured using 27 multiple-choice questions and a score calculated based on the percentage of correct answers. Financial literacy and then analyzed based on the characteristics of the respondents consisting of gender, majors, class rank, GPA, and residence (living with parents or living alone / boarding), the level of parental education, and parental income. Financial literacy is also grouped into relatively high and relatively low based on the median to analyze the financial behavior of respondents in each group. The analitical method used is a descriptive statistical analysis. The data used are the primary data obtained from a survey of 97 respondents.
The finding indicates that those who are male students, Economic Development major, student of 2008 and 2009, GPA ≥ 3.00, and student who live alone at boarding house, has a higher financial literacy. Meanwhile, female students, Management majors, lower class rank, GPA <3.00, and live at home with parents have lower financial literacy. Overall mean of correct answer of the survey is about 56.61%, so it can be concluded that the respondents had low levels of financial literacy, in addition, the tendency of respondents practicing expected financial behavior did not increase as expected consistently along with the increase of financial literacy.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Individu membutuhkan pengetahuan keuangan dasar serta skill untuk
mengelola sumber daya keuangan secara efektif demi kesejahteraan hidupnya.
Kebutuhan individu dan produk finansial yang semakin kompleks menuntut
masyarakat untuk memiliki financial literacy yang memadai. Memiliki
penguasaan ilmu serta skill di bidang keuangan mendorong individu untuk
memahami dan terlibat isu-isu nasional di bidang keuangan seperti biaya
perawatan kesehatan, pajak, investasi dan memiliki akses ke dalam sistem
keuangan. Kurangnya literasi keuangan dapat mengakibatkan rendahnya akses ke
lembaga keuangan dan menghambat kemakmuran, sebab menurut calon anggota
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Soetiono, akses yang luas ke sistem
keuangan atau sistem keuangan yang mencakup usaha mikro, masyarakat miskin
dan kaum wanita, serta rumah tangga produktif, maka bisa menurunkan perbedaan
pendapatan diantara masyarakat (Kompas, 13 Juni 2012).
Tabel 1.1
Alasan Utama pentingnya Financial Literacy
Complexity of Individuals’ Needs Complexity of Financial Products
1. Growing instability of individuals’ working life
2. Decrease of social security
3. Increasing personal responsibility 4. Increasing prosperity
5. Increasing indebtness 6. Increase in life expectancy
7. Increasing number of owner-managed enterprises
1. New distribution chanels
2. Deregulation in financial market 3. Wider range of financial product
and increasing dynamic in the development of new product
4. Increasing amount of information
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat semakin kompleksnya kebutuhan
individual yang juga disertai semakin kompleksnya produk-produk finansial yang
kemudian menjadi alasan utama (pendorong) bagi masyakat untuk memiliki
literasi keuangan yang memadai. Pada bagian kebutuhan individu dapat dilihat
bahwa stabilitas dunia kerja semakin menurun, dan tingkat pengangguran semakin
tinggi karena lapangan pekerjaan tidak bertumbuh seiring dengan pertumbuhan
tenaga kerja. Jaminan sosial dari pemerintah juga semakin rendah, yang
mengakibatkan tanggung jawab pribadi semakin besar. Kemiskinan, hutang, dan
jumlah orang yang berwirausaha juga semakin meningkat. Sementara itu, pola
distribusi yang baru, deregulasi di pasar keuangan, semakin luas dan beragamnya
cakupan produk finansial juga turut meningkatkan kompleksitas
produk-produk keuangan.
Menurut penilaian Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hadad, perekonomian
nasional tidak akan mudah tergoyahkan atau terimbas oleh berbagai krisis
keuangan dunia jika masyarakat memahami sistem keuangan (Kompas, 21
Oktober 2008). Banyaknya masyarakat yang tidak mengerti tentang finansial
menyebabkan banyak masyarakat yang mengalami kerugian, baik akibat
penurunan kondisi perekonomian dan inflasi atau karena berkembangnya sistem
ekonomi yang cenderung boros karena masyarakat semakin konsumtif.
Masyarakat banyak yang memanfaatkan kredit rumah dan kartu kredit , tetapi
karena pengetahuannya minim, tidak sedikit yang mengalami kerugian atau sering
terjadi perbedaan perhitungan antara konsumen dan bank. Banyak masyarakat
karena memang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hal tersebut.
Sementara itu edukasi finansial (financial education) masih merupakan tantangan
besar di Indonesia. Edukasi finansial adalah proses panjang yang memacu
individu untuk memiliki rencana keuangan di masa depan demi mendapatkan
kesejahteraan sesuai dengan pola dan gaya hidup yang mereka jalani.
Beberapa penelitian sebelumnya (Xiao el.al, 2008; Mandell dan Klein, 2009)
menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk memperbaiki perilaku di usia dewasa
adalah dengan cara mengajarkan perilaku yang baik sejak kecil, termasuk perilaku
keuangan (financial behavior). Sementara di Indonesia sendiri pendidikan
keuangan pribadi (personal finance) masih jarang ditemui baik itu di sekolah
dasar sampai perguruan tinggi.
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada,Jepang dan Australia
sedang gencar-gencarnya memberikan edukasi finansial kepada masyarakatnya
terutama mahasiswa dengan harapan literasi keuangan (financial literacy)
masyarakat semakin meningkat. Beberapa lembaga pun dibentuk, serta berbagai
penelitan dan progam dilakukan untuk mengukur dan meningkatkan financial
literacy masyarakatnya.
Berikut ini daftar beberapa negara dan lembaga yang dibentuknya untuk
melakukan penelitian serta memberikan edukasi finansial secara aktif kepada
Tabel 1.2
Lembaga-Lembaga yang Melakukan Penelitian Financial Literacy di Beberapa Negara
Negara Organisasi Alamat Situs Internet
Australia ANZ Bank www.anz.com
Canada Statistics Canada and Human Resources and Skills Development
www.statcan.gc.ca
Singapura Financial Education Stering Commite
www.mas.gov.sg
UK Financial Services Authority www.pfrc.bris.ac.uk
USA FINRA www.finrafoundation.org
Sumber: OECD, 2009
Sebelumnya telah diuraikan bahwa kurangnya financial literacy memiliki
dampak terhadap invidu maupun perekonomian secara keseluruhan. Berikut ini
adalah skema yang menunjukkan dampak yang diakibatkan oleh kurangnya
financial literacy,
Gambar 1.1
Dampak dari Kurangnya Financial Literacy Sumber: Habsschick ,et al., 2007
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat dampak dari kurangnya financial
literacy ditambah dengan rendahnya tingkat pendapatan akan membatasi akses ke Financial Acces to Financial
Services/ for Social Welfare Suboptimal Market
Growth Affiliation to low
income/social classs
lembaga keuangan, sehingga terjadi mis-alokasi dari kekayaan dan pendapatan
yang berdampak langsung terhadap individu itu sendiri maupun terhadap
perekonomian. Dampaknya antara lain, perkembangan ekonomi individu yang
kurang menguntungkan, hutang yang berlebihan, struktur dan pertumbuhan pasar
yang kurang optimas, serta meningkatnya beban bagi sistem jaminan sosial.
Ada kalanya kesulitan keuangan bukan hanya disebabkan oleh rendahnya
tingkat penghasilan, tetapi bisa juga disebabkan kesalahahan dalam manajemen
keuangan, untuk itu, dibutuhkan literasi keuangan yang memadai. Literasi
keuangan dalam bentuk semua aspek keuangan pribadi bukan ditujukan untuk
mempersulit atau mengekang orang dalam menikmati hidup serta menggunakan
uang yang mereka miliki, tetapi justru dengan literasi keuangan, individu atau
keluarga dapat menikmati hidup dengan menggunakan sumber daya keuangannya
dengan tepat dalam rangka mencapai tujuan keuangan pribadinya (Warsono,
2010). Dalam kehidupan, manusialah yang sebaiknya mengendalikan uang,
bukan sebaliknya, kehidupan manusia dikendalikan oleh uang.
Era konsumsi dewasa ini membuat semakin tidak rasionalnya konsumen
dalam membeli kebutuhannya, termasuk diantaranya mahasiswa. Banyak hal
yang mengakibatkan semakin masyarakat semakin konsumtif dan melakukan
pembelian yang impulsif tanpa pertimbangan ke depan, seperti semakin maraknya
sistem belanja online dan pusat perbelanjaan yang tersebar dimana-mana.
Mahasiswa adalah salah satu komponen masyarakat yang jumlahnya cukup besar
dan akan memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian karena di kemudian
pengelolaan keuangannya. Tanpa dibekali pengetahuan dan skill di bidang
keuangan, kemungkinan melakukan kesalahan dalam pengelolaan sumber daya
keuangan akan semakin besar dan kesejahteraan pun akan sulit tercapai.
Masa kuliah adalah saat pertama bagi sebagian besar mahasiswa untuk
mengelola keuangan secara mandiri tanpa pengawasan penuh dari orang tua
(Sabri et.al., 2010). Mahasiswa berada dalam masa yang sangat krusial selama
belajar di universitas karena mereka harus belajar untuk mandiri secara finansial
dan bertanggung jawab atas keputusan yang mereka buat. Mahasiswa berada
dalam masa peralihan dari ketergantungan menuju kemandirian secara finansial
dan di masa perkuliahan jugalah mahasiswa harus membuat rencana yang akan
mempengaruhi kesejahteraan dan keberhasilan masa depan.
Mahasiswa memiliki masalah keuangan yang kompleks karena sebagian besar
mahasiswa belum memiliki pendapatan, cadangan dana juga terbatas untuk
digunakan setiap bulannya. Masalah-masalah yang dihadapi bisa karena
keterlambatan uang kiriman dari orang tua, atau uang bulanan habis sebelum
waktunya, yang bisa disebabkan oleh kebutuhan tidak terduga, ataupun
disebabkan pengelolaan keuangan pribadi yang salah (tidak adanya
penganggaran), serta gaya hidup dan pola konsumsi boros.
Memiliki literasi keuangan merupakan hal vital untuk mendapatkan kehidupan
yang sejahtera. Dengan pengelolaan keuangan yang tepat yang tentunya ditunjang
oleh literasi keuangan yang baik, maka taraf kehidupan diharapkan dapat
meningkat, hal ini berlaku untuk setiap tingkat penghasilan, karena bagaimanapun
finansial pasti akan sulit dicapai. Mahasiswa yang bertanggung jawab secara
keuangan berkesempatan menjadi alumni dengan pengetahuan yang lengkap serta
mampu membuat keputusan keuangan yang tepat dalam rangka mencapai
kesuksesan dan kemakmuran di masa depan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan yang mencukupi
akan memberikan pengaruh positif terhadap perilaku keuangan seseoarang (Robb
dan James III, 2009). Area-area yang diukur dalam personal financial literacy
mencakup basic personal finance, income and spending, credit and debt, saving
and investment, serta risk management.
Fakultas Ekonomi adalah salah satu fakultas yang memiliki jumlah
mahasiswa yang cukup besar diantara 12 Fakultas yang ada di Universitas
Sumatera Utara.. Fakultas ini memiliki misi “Menjadi salah satu Fakultas
Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar
dalam persaingan global.”
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memiliki tiga departemen S1
Reguler dan Ekstensi yang terdiri dari program studi Ekonomi Pembangunan,
Manajemen dan S1 Akuntasi serta tiga departemen Diploma yang terdiri dari D3
Akuntasi, D3 Keuangan, serta D3 Kesekretariatan. Sebagian besar mahasiswa ini
dalam sedang berada dalam masa peralihan dari ketergantungan secara finansial
(financial dependence) menjadi mandiri secara finansial (financial independece)
dan akan segera memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan financial
masa depan, selain itu perilaku keuangan (financial behavior) yang positif juga
perlu dikembangkan sejak dini.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik membuat penelitian dengan
judul “Analisis Personal Financial Literacy dan Financial Berhaviour pada Mahasiswa Strata I Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.”
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka terdapat perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaiamana gambaran personal financial literacy mahasiswa strata satu
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara secara umum?
2. Bagaiamana gambaran personal financial literacy mahasiswa Strata I
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara berdasarkan latar belakang
sosioekonomi dan sosiodemografi yang terdiri dari jenis kelamin, program
studi, stambuk, IPK, dan residence (menetap bersama orang tua atau
tinggal sendiri/kost), tingkat pendidikan orang tua, serta pendapatan orang
tua?
3. Bagaimana gambaran financial behavior mahasiswa Strata I Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara berdasarkan tingkat personal
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain adalah:
1. Untuk menganalisis secara deskriptif tingkat personal financial literacy
mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara secara
umum.
2. Untuk menganalisis secara deskriptif gambaran personal financial literacy
mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
berdasarkan latar belakang sosioekonomi dan sosiodemografi yang terdiri
dari jenis kelamin, program studi, stambuk, IPK, dan residence (menetap
bersama orang tua atau tinggal sendiri/kost), tingkat pendidikan orang tua,
serta pendapatan orang tua?
3. Untuk menganalisis secara deskriptif financial behavior Mahasiswa Strata
I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara berdasarkan tingkat
personal financial literacy yang dimilikinya.
1.4Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak
berikut:
1. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai sebuah sarana bagi peneliti
untuk menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan serta sekaligus
meningkatkan level financial literacy peneliti sendiri.
2. Bagi Mahasiswa dan Masyarakat, diharapkan mahasiswa dan masyarakat
kompleksitas kebutuhan individu dan produk finansial sehingga terdorong
untuk belajar lebih dalam lagi dan menjadi konsumen yang cerdas yang
dapat membuat keputusan keuangan yang tepat demi tercapainya
kemakmuran.
3. Bagi Universitas,penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai tingkat literasi keuangan mahasiswa di Universitas Sumatera
Utara, sehingga pihak Universitas dapat menggunakannya sebagai acuan
atau pertimbangan dalam memberikan edukasi finansial kepada
mahasiswa, tidak terbatas pada mahasiswa fakultas ekonomi saja, tetapi
semua mahasiswa dari berbagai program studi.
4. Bagi Bank ,sebagai salah satu lembaga keuangan tentunya memiliki
tanggung jawab untuk memberikan edukasi finansial kepada masyarakat,
oleh karena itu, diharapkan dengan adanya penelitian ini, bank semakin
gencar dalam memberikan edukasi finansial kepada masyarakat.
5. Bagi peneliti selanjutnya dan pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Uraian Teoritis
2.1.1 Financial Literacy
2.1.1.1Pengertian Financial Literacy
Ilmu keuangan merupakan sebuah ilmu yang dinamis dan prakteknya
melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ilmu ini mutlak
diperlukan setiap orang supaya dapat secara optimal menggunakan
instrumen-instrumen serta produk-produk finansial yang ada serta dapat membuat
keputusan keuangan yang tepat, dengan kata lain setiap orang harus
mempunyai financial literacy yang memadai.
Menurut Lusardi (2008), financial literacy adalah “knowledge of basic
financial concepts, such as the working of interest compounding, the
difference between nominal and real values and the basic of the risk
diversivication.”
Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa financial literacy
adalah pengetahuan mengenai konsep-konsep dasar keuangan, termasuk
diantaranya pengetahuan mengenai bunga majemuk, perbedaan nilai nominal
dan nilai riil, pengetahuan dasar mengenai diversifikasi risiko, nilai waktu
2.1.1.2Aspek dalam Financial Literacy
Financial literacy mencakup beberapa aspek dalam keuangan, yaitu
pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi (basic personal finance),
manajemen uang (money management), manajemen kredit dan utang (credit
and debt management), tabungan dan investasi (saving and investment), serta
manajemen risiko (risk management).
1. Pengetahuan Dasar mengenai Keuangan Pribadi (Basic Personal Finance)
Pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi mencakup pemahaman
terhadap beberapa hal-hal yang paling dasar dalam sistem keuangan seperti
perhitungan tingkat bunga sederhana, bunga majemuk, pengaruh inflasi,
oportunity cost, nilai waktu dari uang, likuiditas suatu aset dan lain-lain.
2. Manajemen Uang
Aspek ini mencakup bagaimana seseorang mengelola uang yang
dimilikinya serta kemampuan menganalisis sumber pendapatan pribadinya.
Manajemen uang juga terkait dengan bagaimana seseorang membuat prioritas
penggunaan dana serta membuat anggaran.
3. Manajemen Kredit dan Utang
Ada kalanya seseorang mengalami kekurangan dana sehingga harus
memanfaatkan kredit maupun utang. Semakin tingginya kebutuhan dan
tuntutan hidup mengakibatkan tidak semua pengeluaran dapat lagi dibiayai
dengan pendapatan, seperti rumah dan kendaraan dan biaya pendidikan.
Menggunakan kredit maupun utang dapat menjadi pertimbangan untuk
utang, individu dapat mengkonsumsi barang dan jasa pada saat ini, dan
membayarnya di masa yang akan datang.
Dalam kondisi tertentu, kredit dan utang bisa menguntungkan, misalnya
kredit atau utang ke bank yang digunakan untuk membangun rumah/properti,
sebab harga properti dapat mengimbangi inflasi, atau pun pinjaman untuk
membeli alat-alat produksi dan modal kerja lain yang produktif.
Pengetahuan yang cukup yang mencakup faktor-faktor yang
mempengaruhi kelayakan kredit, pertimbangan dalam melakukan pinjaman,
karakteristik kredit konsumen, tingkat bungan pinjaman, jangka waktu
pinjaman, sumber utang atau pun kredit dan lain-lain sangat dibutuhkan agar
dapat menggunakan kredit dan utang secara bijaksana.
4. Tabungan dan Investasi
Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak
digunakan untuk konsumsi. Masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih
besar dari kebutuhan konsumsi akan mempunyai kesempatan untuk
menabung. Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang
digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi)
yang bertujuan mendapatkan keuntungan. Jika tabungan besar, maka akan
digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi).
Dalam pemilihan tabungan, ada enam faktor yang perlu dipertimbankan
(Kapoor, et.al., 2001:147) yaitu : 1. Tingkat pengembalian (persentase
kenaikan tabungan), 2. Inflasi (perlu diperimbangkan dengan tingkat
Pertimbangan-pertimbangan pajak, 4. Likuiditas (kemudahan dalam menarik dana jangka
pendek tanpa kerugian atau dibebani fee), 5. Keamanan (ada tidaknya proteksi
terhadap kehilangan uang jika bank mengalami kesulitan keuangan, dan 6.
Pembatasan-pembatasan dan fee ( penundaan atas pembayaran bunga yang
dimasukkan dalam rekening dan pembebanan fee suatu transaksi tertentu
untuk penarikan deposito).
Dalam berinvestasi, terdapat banyak instrumen insvestasi yang dapat
dipilih individu, baik pada aset riil seperti tanah, properti, emas, maupun aset
keuangan seperti saham, obligasi, sertifikat deposito, dan reksadana. Dalam
berinvestasi, ada lima faktor yang mempengaruhi pilihan investasi (Kapoor,
et al., 2001:414), yaitu: 1. Keamanan dan risiko, 2.Komponen faktor risiko,
3. Pendapatan Investasi, 4. Pertumbuhan investasi, 5. Likuiditas.
Individu harus memahami hal-hal tersebut agar dapat menabung secara
efektif atau pun agar mampu berinvestasi baik di aset riil maupun di aset
keuangan.
5. Manajemen Risiko
Menurut Miller (1983:321) risiko bisa didefenisikan sebagai
ketidakpastian atau kemungkinan adanya kerugian finansial. Respon tiap
individu berbeda-beda terhadap risiko, tergantung pengalaman masa lalu serta
motivasi psikologis. Kebanyakan individu cenderung menghindari situasi
yang menimbulkan rasa tidak aman ataupun tidak berkecukupan. Oleh
karena itu, penting untuk dapat menghadapi risiko dengan cara yang logis dan
1. Mengindetifikasi eksposur dari risiko yang kita hadapi
2. Mengidentifikasi dampak keuangan yang dari risiko yang dihadapi
3. Memilih cara yang paling tepat untuk menghadapi risiko yang ada.
Cakupan risiko yang dihadapi individu meliputi:
1. Risiko personal , yang meliputi risiko akibat kematian, kecelakaan,
ataupun penyakit.
2. Risiko kewajiban, yaitu tanggung jawab terhadap kerugian ekonomi
orang lain akibat kelalaian kita.
3. Risiko aset, yaitu risiko atas rusak atau hilangnya aset yang kita miliki.
Cara kita menangani risiko akan berpengaruh terhadap keamanan
finansial di masa yang akan datang. Salah satu cara menaggulangi risiko
tersebut adalah dengan cara mengasuransikan aset ataupun hal-hal berisiko.
Dibutuhkan pengetahuan atau literasi yang memadai untuk dapat mengelola
risiko-risiko tersebut dan terhidar dari risiko tambahan akibat kurangnya
pengetahuan, contohnya risiko penipuan berkedok asuransi.
2.1.1.3Kategorisasi Personal Financial Literacy
Chen dan Volpe (1998) mengkategorikan tingkat personal financial
literacy menjadi tiga kelompok yaitu, rendah (<60%) , sedang (60%<80%)
dan tinggi (≥80%). Pengkategorian ini didasarkan pada persentase jawaban
responden yang benar dari sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk
Selain itu, untuk melihat menganalisis financial behavior berdasarkan
tingkat financial literacy yang dimilikinya, Chen dan Volpe (1998) juga
mengkatategorikan financial literacy berdasarkan median. Responden yang
memiliki tingkat literasi keuangan dibawah median masuk dalam kategori
responden dengan tingkat financial literacy yang relatif rendah, sedangkan
responden yang memiliki tingkat literacy diatas median masuk dalam
kategori responden dengan tingkat financial literacy relatif tinggi.
2.1.2 Financial Behavior (Perilaku Keuangan)
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa financial literacy memiliki
hubungan positif dengan perilaku keuangan (financial behavior). Hilgert,
Hogart dan Beverly (2003) menambahkan financial behavior dan financial
lliteracy ke dalam kuesioner pada National Survey of Consumer Finances.
Mereka membuat Financial Practice Index berdasarkan perilaku dalam empat
variabel: manajemen arus kas, manajemen kredit, tabungan, dan perilaku
investasi, kemudian membandingkan indeks tersebut dengan skor financial
literacy dan menemukan bahwa orang dengan level financial literacy yang
lebih tinggi juga memiliki Financial Practice Index yang lebih tinggi, yang
mengindikasikan adanya hubungan positif antara perilaku keuangan
(financial behavior) dengan financial literacy walaupun arah kausalitasnya
belum jelas.
Kausalitasnya mungkin saja berbeda, dalam arti bahwa peningkatan
perilaku keuangan (financial behavior) serta pengambilan keputusan
keuangan (financial decisions making) atau malah sebaliknya.
2.2Penelitian Terdahulu
Chen dan Volpe (1998) melakukan penelitian berjudul “An Analysis of
Personal Financial Literacy Among College Student.” Survei dilakukan
terhadap 924 orang mahasiswa dari 14 universitas di California, Florida,
Kentucky, Massachussetts, Ohio, dan Pennsylvania. Penelitian bertujuan
untuk melihat gambaran personal financial literacy di kalangan mahasiswa,
menganalisa hubungan karakteristik mahasiswa dengan financial literacy,
serta menganalisa dampak dari pengetahuan terhadap opini dan keputusan
mahasiswa terhadap isu-isu keuangan. Survei menggunakan 36 pertanyaan
pilihan berganda untuk mengukur tingkat literasi keuangan, delapan
pertanyaan untuk melihat opini dan keputusan mahasiswa terhadap isu-isu
keuangan, serta delapan pertanyaan untuk menggali informasi mengenai latar
belakang responden. Variabel dependen adalah financial literacy dan variabel
independen (eksplanatori) adalah program studi, stambuk, jenis kelamin, ras,
kewarganegaraan, pengalaman kerja, usia dan pendapatan. Metode yang
digunakan adalah analisis deskriptif, regresi logistik dan ANOVA. Hasil
penelitian menunjukan responden memiliki pengetahuan keuangan dan hanya
dapat menjawab 53% pertanyaan dengan benar. Mahasiswa dari program studi
non-bisnis, perempuan, junior, usia dibawah 30 tahun, dan pengalaman kerja
sedikit diasosiasikan dengan tingkat personal financial literacy yang rendah,
Beal dan Delpachitra (2003) melakukan penelitian berjudul “Financial
Literacy Among Australian University Students”. Survei dilakukan terhadap
837 mahasiswa di University of Southern Quensland, Australia untuk
mengukur tingkat financial literacy dengan menggunakan 25 pertanyaan
pilihan berganda terkait keuangan. Variabel dependennya adalah financial
literacy dan variabel independennya adalah program studi, jenis kelamin, usia,
status kekeluargaan, jenjang pendidikan, jenis pekerjaann, pengalamana kerja,
pendapatan, toleransi terhadap risiko. Financial literacy dikelompokkan
menajadi lima area spesifik yaitu, basic concept, market and instrument,
planning, analysis and decisions, serta insurance. Metode yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan
responden memiliki financial literacy yang rendah (rata-rata responden hanya
dapat menjawab 13 pertanyaan dengan benar). Hasil penelitian juga
menunjukkan responden dengan jenis pekerjaan yang rumit, pengalaman
kerja banyak, berasal dari progam studi bisnis, serta pria adalah responden
yang memiliki financial literacy relatif tinggi.
Keown (2011) melakukan penelitian berjudul “The Financial Knowledge
of Canadians”. Penelitian dilakukan terhadap 15.519 orang pada 10 propinsi
di Kanada untuk mengetahui gambaran pengetahuan keuangan masyarakat
Kanada. Variabel dependennya adalah financial knowledge dan variabel
independen (eksplanatori) adalah usia, jenis kelamin, status keluarga, status
imigrasi, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status kepemilikan rumah, dan
mengenai manajemen uang harian, penganggaran dan perencanaan keuangan
jangka panjang dan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan rata-rata jawaban yang benar dari seluruh responden
adalah 67%. Responden yang berpenghasilan tinggi, pria, lulus perguruan
tinggi, pemilik rumah serta individu yang tinggal sendiri diasosiasikan
dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi, disisi lain, imigran memiliki
tingkat pengetahuan yang lebih rendah dibanding mansyarakat yang lahir di
Kanada.
2.3Kerangka Konseptual
Beberapa penelitian terdahulu (Chen dan Volpe, 1998; Beal dan
Delpachitra, 2003; Robb dan James III, 2009; Keown, 2011) selalu
mengikutsertakan latar belakang demografi dan sosioekonomi sebagai
variabel eksplanatori untuk financial literacy yang bertujuan untuk melihat
tingkat literasi keuangan untuk sub-grup di dalam sampel.
Jenis kelamin sering diasosiasikan dengan tingkat personal financial
literacy. Beberapa penelitian menemukan laki-laki cenderung memiliki tingkat
personal financial literacy yang lebih tinggi dibanding perempuan (ANZ,
2008; Lusardi dan Mitchel 2006;2007), akan tetapi berlawanan dengan hal
tersebut, Wagland dan Taylor (2009) tidak menemukan bahwa jenis kelamin
berpengaruh terhadap tingkat personal financial literacy pada mahasiswa
program studi bisnis di Australia.
Stambuk (classrank) juga diasosiasikan dengan financial literacy dimana
literacy yang lebih tinggi (Chen dan Volpe, 1998). Sejalan dengan hal
tersebut, tinggi rendahnya tingkat pendidikan juga diidentikkan dengan tinggi
rendahnya tingkat personal financial literacy (Gallery et.al., 2007) walaupun
terdapat sejumlah besar individu yang sudah menempuh pendidikan di
perguruan tinggi yang memiliki tingkat personal financial literacy yang
rendah (Lusardi dan Allessie, 2007). Sementara itu Lusardi et.al. (2009) juga
menemukan bahwa tingkat pendidikan orang tua juga berpengaruh besar
terhadapa tingkat personal financial literacy orang-orang dewasa di Amerika.
Berkenaan dengan tingkat kekayaan, tingkat pendapatan suatu rumah
tangga (household income) yang dalam penelitian ini diwakili oleh pendapatan
orang tua juga diasosiasikan dengan tingkat literasi keuangan dimana
orang-orang dengan pendapatan rumah tangga yang lebih tinggi atau lebih kaya
cenderung memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi karena mereka
lebih sering menggunakan instrumen dan layanan finansial seperti reksa dana,
obligasi, kartu kredit dan lain-lain. Sementara itu orang dengan pendapatan
yang lebih rendah mungkin tidak perlu menggunakan layanan-layanan dan
instrumen keuangan tersebut karena sebagian besar pendapatan digunakan
untuk konsumsi dan hanya sedikit atau tidak ada yang tersisa untuk ditabung
maupun untuk diinvestasikan (Keown,2011).
Keown (2011) juga menemukan bahwa orang yang tinggal sendiri
cenderung memiliki tingkat personal financial literacy yang lebih tinggi
dibanding yang tinggal bersama pasangan ataupun orangtuanya sebab orang
transaksi serta keputusan keuangan (financial decisions) yang dia lakukan
sehari-hari. Dalam penelitian ini variabel eksplanatori ini diwakili oleh
variable Residence.
Chen dan Volpe (1998) menggunakan median untuk mengkategorikan
tingkat personal financial liteacy menjadi dua, relatif rendah dan relatif tinggi
untuk melihat hubungan antara personal financial literacy dengan personal
financial behavior. Responden dengan tingkat personal financial literacy
rendah adalah responden yang rata-rata skornya berada di bawah median,
sementara responden dengan tingkat personal financial literacy tinggi adalah
responden yang tingkat personal financial literacynya berada diatas median
responden secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian teoritis dan penelian terdahulu, maka kerangka
konseptual di penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Gallery et.al., 2011, data diolah
Financial Behavior Financial Literacy
• Relatif Tinggi • Relatif Rendah Latar Belakang
Sosiodemografi • Jenis Kelamin • Program studi • Stambuk
• IPK
• Residence
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu salah satu jenis
penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai
setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini,
peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan
menggunakan pertanyaan dalam menggali informasi yang dibutuhkan.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat
tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau
hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau
numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan
seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan
seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat
kontradiktif mengenai subjek penelitian
(http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif, 2012).
3.2.Tempat dan Waktu Penelitan
Penelitian ini dilaksanankan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, Jalan Prof.T.M. Hanafiah, SH Kampus USU Medan - 20155, Medan
3.3.Batasan Operasional
Batasan operasional digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian. Adapun batasan
operasional penelitian ini adalah pada mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 sampai dengan 2011 yang masih
aktif sampai dengan Juni 2012 yang bertujuan melihat gambaran personal
financial literacy dan financial behaviour mahasiswa berdasarkan latar
belakang berupa jenis kelamin,program studi, stambuk, Indeks prestasi
kumulatif (IPK), Residence (tempat tinggal selama kuliah), tingkat pendidikan
orang tua, serta tingkat pendapatan orang tua.
3.4. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel memberikan tuntunan dalam memenuhi
unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu
variabel. Defenisi variabel yang ada di dalam penelitian ini antara lain;
a. Personal Financial literacy
Personal financial literacy didefenisikan sebagai pengetahuan mengenai
konsep-konsep keuangan (Lusardi, 2008). Personal financial literacy
mencakup pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi ( basic personal
finance), pengetahuan mengenai manajemen uang (cash management),
pengetahuan mengenai kredit dan utang, pengetahuan mengenai tabungan dan
b. Financial Behavior
Financial behavior berhubungan dengan bagaimana seseorang
memperlakukan, mengelola, dan menggunakan sumber daya keuangan yang
ada padanya. Individu yang memiliki financial behavior yang bertanggung
jawab cenderung efektif dalam penggunaan uang yang dimilikinya, seperti
membuat anggaran, menghemat uang dan mengontrol belanja, berinvestasi,
serta membayar kewajiban tepat waktu.
c. Kategori Responden
Dalam penelitian ini responden dikategorikan menjadi beberapa subgroup
untuk mendapatkan penjelasan deskriptif mengenai tingkat personal financial
literacy dan financial behaviour setiap subgroup.
Tabel 3.1
Kategori Responden berdasarkan Faktor Sosiodemografi Latar
Belakang Defenisi Kategori
Jenis
Kelamin Sifat fisik maupun psikis yang membedakan antara pria dan wanita
Laki-laki; Perempuan
Program studi
Bidang studi yang didalami responden dalam suatu fakultas di perguruan tinggi
Ekonomi Pembangunan; Manajemen; S1Akuntansi
Stambuk
Tahun dimana responden masuk dan tercatat sebagai mahasiswa di perguruan tinggi
2008; 2009 ;2010; 2011
IPK Indeks prestasi kumulatif yang dicapai responden pada saat penelitan berlangsung
Tempat dimana mahasiswa yang menjadi responden menetap selama masa perkuliahan
Tinggal sendiri (kost) Tinggal bersama orang tua
Tingkat Pendidikan Orang tua
Jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh oleh orangtua responden.
SD; SMP; SMA; Sarjana ; Magister; Doktor
Tingkat Pendapatan Orang tua
Tingkat penghasilan yang diperoleh orang tua responden selama sebulan baik dari penerimaan gaji, upah, ataupun penerimaan dari hasil usaha.
Rp1.000.000 <Rp5.000.000;
3.5.Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi
Menurut Supranto (2004:2) populasi ialah kumpulan yang lengkap
dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan karena
karakteristiknya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
strata satu (S1) Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
stambuk 2008 sampai dengan 2011. Berikut data mengenai jumlah mahasiswa
S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara stambuk 2008
sampai dengan 2011:
Tabel 3.2
Jumlah Mahasiswa S1 Reguler
Fakultas Ekonomi USU Semester Genap 2011/2012
Stambuk
Program studi Ekonomi
Pembangunan Manajemen S1 Akuntansi LK PR Jumlah LK PR Jumlah LK PR Jumlah 2008 41 75 116 90 108 198 77 132 209 2009 48 68 116 102 115 217 98 190 288 2010 84 85 169 95 107 202 79 132 211 2011 57 86 143 131 194 325 102 229 332 Jumlah 230 314 544 418 524 942 356 683 1039 Sumber: Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi USU, Data diolah, 2012
b. Sampel
Sampel adalah bagain dari populasi yang masih memiliki karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006: 73). Dalam penelitian
ini, populasi dipisahkan menjadi subpopulasi saling eksklusif atau strata.
Menurut Cooper (2006:130), stratifikasi biasanya lebih efisien secara statistik.
Cara ini dipilih karena peneliti ingin melihat karakteristik dalam setiap
dilakukan dengan cara proportionate stratified sampling. Mahasiswa dibagi
berdasarkan tingkat kelas mereka (stambuk), program studi, serta jenis
kelamin.
Dalam pengambilan sampel bertingkat proporsional, setiap strata
diwakili dengan tepat sehingga ukuran sampel yang ditarik dari stratum
proporsional dengan bagian strata dari seluruh populasi.Ukuran sampel
dihitung dengan dua informasi yaitu: (1) seberapa besar seluruh sampel
seharusnya dan (2) seberapa besar sampel dialokasikan setiap strata.
Jumlah sampel keseluruhan dihitung dengan menggunakan rumus Slovin
yaitu:
n = N
1 + Ne2
dimana:
n : jumlah sampel
N : ukuran populasi
e : persen toleransi terhadap kesalahan pengambilan sampel
sehingga jumlah sampel yang didapat dengan standar error 10% adalah:
n = 2525
1 + 2525(0,1)2
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat sampel sebanyak 97 orang
mahasiswa, yang kemudian disebar secara proporsional per strata dan per
kategori yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu tingkatan kelas (stambuk),
jenis kelamin, dan program studi.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling.
Menurut Sugiyono (2004:77) accidental sampling adalah mengambil
responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang
yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Teknik ini biasanya
dilakukan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat
mengambil sampel yang besar dan jauh. Keuntungan dari pada teknik ini
adalah terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber data sesuai dengan
variabel yang diteliti (Arikunto, 2002).
Tabel 3.3
Jumlah dan Sebaran Sampel Per Strata
Stambuk
Program studi Ekonomi
Pembangunan Manajemen S1 Akuntansi LK PR Jumlah LK PR Jumlah LK PR jumlah
2008 2 3 5 4 4 8 3 5 28
2009 2 3 5 4 4 8 4 7 39
2010 3 3 6 4 4 8 3 5 29
2011 2 3 5 5 7 11 4 9 45
Jumlah 9 12 21 17 19 36 14 26 40
3.6.Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
kualitatif yang bersumber dari data primer dan sekunder. Data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa jenis kelamin, program studi, stambuk, indeks
prestasi kumulatif (IPK), tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan
orang tua, tingkat personalfinancial literacy, serta financial behavior. Untuk
tingkat literasi keuangan, data didapatkan dari jawaban responden terhadap 27
pertanyaan kemudian jumlah jawaban yang benar dihitung dan dibagi dengan
seluruh pertanyaan kemudian dikali seratus persen. Sedangkan financial
behavior didapat melalui respon responden terhadap tujuh buah pertanyaan
dengan respon “tidak pernah”, “jarang”, dan “selalu.”
3.7.Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitaian ini adalah
sebagai berikut:
a. Pembagian Angket (Questionare)
Angket atau kuesioner yaitu daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
disusun oleh peneliti sebagai alat untuk mengukur varibel yang ada dalam
penelitian. Kuesioner dalam penelitian ini diadaptasi dari penelitian Chen
dan Volpe (1998) dan Mandell (2008) yang terdiri dari 27 pertanyaan
pilihan berganda berkaitan dengan pengetahuan keuangan dan enam buah
pernyataan yang berkaitan dengan perilaku keuangan yang diadaptasi dari
penelitian Xiao et.al. (2007).
b. Wawancara (interview)
Wawancara yaitu pengumpulan informasi dan data dengan mengadakan
tanya jawab langsung dengan responden.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan dan mempelajari
literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti
baik untuk mendapatkan landasan teori atau pun untuk memperdalam
wawasan peneliti.
3.8.Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menganilisis data adalah
metode Analisis Deskriptif. Metode analisis deskriptif bertujuan menyimpulkan
data dalam jumlah yang besar agar hasilnya dapat ditafsirkan (Kuncoro
,2009:192).
Dalam analisis deskriptif data dikelompokkan, dan memisahkan bagian-bagian
yang relevan dari seluruh data. Data diatur, diurutkan serta dimanipulasi agar bisa
memberikan informasi deskriptif untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Reguler Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif sampai dengan Mei 2012.
Dari jumlah mahasiswa sebanyak 2525 orang, sampel diambil dengan
menggunakan rumus Slovin dengan error 10%, sehingga didapat sampel sebanyak
97 orang yang kemudian diambil dengan cara proportionate random sampling.
Berikut ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin, program studi, stambuk, IPK, residence, tingkat
pendidikan orang tua, serta tingkat pendapatan orang tua.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki -laki 40 41,2
Perempuan 57 58,8
Total 97 100
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012
Berdasarkan hasil pengolahan data primer yang terdapat dalam Tabel 4.1
diperoleh informasi bahwa responden terdiri dari 40 orang laki-laki atau
sebanyak 41,2% dari total sampel dan 57 orang perempuan atau 58,8% dari total
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Program studi
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi
Program Studi Jumlah Persentase
Ekonomi Pembangunan 21 21,6
Manajemen 36 37,1
S1 Akuntansi 40 41,2
Total 97 100
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012
Berdasarkan hasil pengolahan data primer yang terdapat pada Tabel 4.2 dapat
dilihat bahwa responden terdiri dari 21 orang dari program studi Ekonomi
Pembangunan atau sebanyak 21,6%, 36 orang dari program studi Manajemen atau
sebanyak 37,1%, serta 40 orang dari program studi S1 Akuntasi atau sebanyak
41,2% dari total 97 orang responden.
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Stambuk Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk
Stambuk Jumlah Persentase
2008 21 21,6
2009 23 23,7
2010 23 23,7
2011 30 30,9
Total 97 100
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012
Dalam penelitian ini hanya empat stambuk dimasukkan karena populasinya
yang paling banyak dan dianggap cukup mewakili. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat
dilihat bahwa jumlah responden hampir merata untuk setiap stambuk, yaitu 21
23 orang atau 23,7% untuk stambuk 2010, serta 30 orang atau 30,9% untuk
stambuk 2011.
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan IPK
IPK Jumlah Persentase
≤2,50 1 1,0
2,51<3,00 31 32,0
≥3,00 65 67,0
Total 97 100
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012
Indeks prestasi kumulatif dikelompokkan dalam beberapa rentang yaitu <2,50,
2,50<3,00, serta >3,00. Berdasarkan hasil pengolahan data primer yang terdapat
dalam Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hanya satu orang responden yang indeks
prestasi kumulatifnya berada dibawah 2,50, 31 orang responden memiliki indeks
prestasi kumulatif antara 2,50 sampai dengan 3,00 atau sekitar 32% dan 65 orang
responden memiliki indeks prestasi kumulatif diatas 3,00 atau sekitar 67% dari
keseluruhan responden, karena akan menimbulkan bias dan dianggap tidak
mewakili maka kedepannya respoden dengan IPK dibawah 2,50 akan
dihilangkan.
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Residence Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Residence
Residence Jumlah Persentase
Tinggal Sediri/Kost 52 53,6
Tinggal bersama orangtua 45 46,4
Total 97 100
Residence adalah tempat tinggal mahasiswa selama kuliah. Sebagian besar
mahasiswa tinggal sendiri/kost selama kuliah dan kelompok ini cenderung lebih
mandiri dalam mengelola keuangannya karena terlibat secara penuh atas setiap
transaksi keuangannya sehari-hari. Berdasarkan hasil pengolahan data primer pada
Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat lebih banyak responden yang tinggal
sendiri dibanding yang dengan yang tinggal bersama orangtuanya. Terdapat
sebanyak 52 orang mahasiswa (53,6%) mahasiswa yang tinggal sendiri/kost dan
sisanya sebanyak 45 responden (46,4%) tinggal bersama orangtuanya.
6. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua Tabel 4.6
Karakteristik Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua
Pendidikan Orang Tua Jumlah Persentase
SD 5 5,2
SMP 4 4,1
SMA 37 38,1
Sarjana 42 43,3
Magister 9 9,3
Total 97 100
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012
Berdasarkan hasil pengolahan data primer pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa
terdapat lima orang (5,2%) responden yang tingkat pendidikan orang tuanya SD,
empat orang (4.1%) yang tingkat pendidikan orang tuanya SMP, 37 orang
(38,1%) yang tingkat pendidikan orangtuanya SMA, 42 orang (43,3%) yang
tingkat pendidikan orang tuanya Sarjana, dan sisanya sebanyak sembilan orang
(9,3%) yang tingkat pendidikan orangtuanya Magister, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tingkat pendidikan orang tua responden kebanyakan setara
7. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua Tabel 4.7
Karakteristik Responden
Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua
Pendapatan Orang Tua Jumlah Persentase
Rp1.000.000,<Rp5.000.000 69 71,1
Rp5.000.000≤Rp10.000.000 23 23,7
>Rp10.000.000 5 5,2
Total 97 100
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012
Pendapatan orang tua responden dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu Rp1.000.000,- <Rp5.000.000,-, Rp5.000.000,-
≤Rp10.000.000,-, dan diatas Rp10.000.000,-.
Berdasarkan hasil pengolahan data primer yang terdapat dalam Tabel 4.7
terdapat 69 orang (71,1%) responden yang tingkat pendapatan orang tuanya
berkisar Rp1.000.000,-<Rp5.000.000, 23 orang (23,7%) dengan tingkat
pendapatan orang tua berkisar Rp5.000.000,-≤Rp10.000.000,- dan lima orang
(5,2%) responden dengan tingkat penghasilan orang tua diatas Rp10.000.000,-.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Hasil Survei Tingkat Personal Financial Literacy Secara Keseluruhan
Tabel 4.8
Tingkat Personal Financial Literacy Secara Keseluruhan N Minimum
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012
Hasil penyebaran kuesioner kepada 97 orang mahasiswa S1
yang benar dihitung lalu dibagi dengan jumlah pertanyaan dan dikali
seratus persen. Nilai terendah adalah 18,5% dan yang tertinggi adalah
88,88%. Hal ini berarti bahwa dari 27 pertanyaan, ada responden yang
hanya bisa menjawab 5 pertanyaan dengan benar (18,5%) dari 27
pertanyaan yang diajukan, disisi lain ada juga responden yang mampu
menjawab 24 (88,88%) pertanyaan dengan benar dari 27 pertanyaan yang
diajukan namun tidak ada responden yang bisa menjawab seluruh
pertanyaan dengan benar. Berikut ini grafik yang menunjukkan distribusi
skor dari 97 responden:
Gambar 4.1
Distribusi Jawaban Responden Secara Keseluruhan Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012
Gambar 4.1 menunjukkan cukup banyak responden yang memiliki
tingkat pengetahuan keuangan yang relatif rendah. Kebanyakan responden
ada juga beberapa responden yang memiliki nilai yang cukup ekstrim atau
jauh dari mean dan median.
Tabel 4.9
Tingkat Personal Financial Lilteracy
Kategori Jumlah Persentase
Rendah 59 60,8
Sedang 31 32,0
Tinggi 7 7,2
Total 97 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012
Rata-rata jawaban yang benar dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaitu rendah (<60%), sedang (60%<80%), dan tinggi (80%) untuk
memudahkan pengamatan. Metode ini merujuk kepada penelitian
sebelumnya oleh Chen dan Volpe (1998) dimana jawaban yang benar
dihitung dan dipersentasikan terhadap jumlah seluruh pertanyaan.
Berdasarkan hasil pengolahan data primer yang terdapat dalam Tabel 4.9
dapat dilihat bahwa 60,8% mahasiswa berada dalam kategori rendah,
32,0% berada dalam kategori sedang, dan hanya 7,2% yang memiliki
tingkat literasi yang dengan level yang tinggi. Rata-rata Personal
Financial Literacy mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara mencapai 56,61% yang masuk dalam kateogori rendah.
Hal ini mengindikasikan rata-rata responden hanya dapat menjawab
setengah dari seluruh pertanyaan dengan benar.
Berikut ini grafik yang memberikan gambaran lebih jelas mengenai
Gambar 4.2
Tingkat Literasi Keuangan Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012
4.2.2. Hasil Survei untuk Setiap Area dan Butir Pertanyaan Tabel 4.10
Persentase Responden yang Menjawab dengan Benar untuk Setiap Pertanyaan
Area dan Pertanyaan Personal Financial Literacy
Persentase (%)
Kategori
a. Basic Personal Finance
1. Manfaat Pengetahuan Keuangan 2. Kuliah sebagai bagian dari investasi 3. Likuiditas suatu aset
4. Perhitungan tingkat bunga sederhana 5. Pengaruh inflasi terhadap kelompok
masyarakat tertentu
6. Pengaruh inflasi terhadap daya beli 7. Pengetahuan mengenai bunga
majemuk
Area dan Pertanyaan Personal Financial Literacy
Persentase (%)
Kategori b. Manajemen Uang
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan seseorang
9. Sumber pendapatan paling umum 10.Instrumen yang berkaitan dengan
pengeluaran
11.Pengeluaran tidak terduga (Emergency Fund)
12.Manfaat Penganggaran 13.Karakteristik ATM
Mean untuk area Manajemen Uang
66,0 c. Utang dan Kredit
14.Faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan kredit
15.Biaya Peminjaman
16.Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam meminjam uang
17.Manfaat kartu kredit
Mean untuk area Utang dan Kredit
76,3 d. Tabungan dan Investasi
18.Lembaga yang menjamin simpanan di bank
19.Besar dana maksimum yang dijamin oleh LPS
20.Karakteristik Deposito
21.Lembaga yang menerbitkan Sertifikat Deposito
22.Pengaruh suku bunga terhadap harga obligasi
23.Strategi Investasi 24.Saham
Mean untuk area Tabungan dan Investasi
74,2 e. Manajemen Risiko
25.Tujuan utama memiliki asuransi
26.Jangka waktu perlindungan anak yang dicakup polis asuransi orang tua 27.Kelompok masyakat dengan risiko
paling besar
Mean untuk area Manajemen Risiko
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat persentase responden yang
menjawab setiap butir pertanyaan dengan benar serta rata-rata jawaban
yang benar untuk setiap area personal financial literacy. Pada area Basic
Personal Finance rata-rata jawaban responden yang benar adalah 52,4%.
Pada area manajemen uang (money management) rata-rata jawaban
responden yang benar adalah 67,5%, untuk area utang dan kredit (debt
and credit) rata-rata jawaban responden yang benar adalah 61,2%,
untuk area tabungan dan investasi (saving and investment) rata-rata
jawaban responden yang benar adalah 49,78%, serta untuk area
manajemen risiko (risk management) rata-rata jawaban responden yang
benar adalah 53.3%.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka tingkat literasi mahasiswa
yang paling rendah adalah di area tabungan dan investasi (saving and
investment) yaitu sebesar 49,78% dan yang paling tinggi adalah di area
manajemen uang (money management) yaitu sebesar 67,5%.
4.2.3. Personal Financial Literacy berdasarkan Latar Belakang Demografi dan Sosioekonomi
1. Personal Financial Literacy Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.11
Hasil Survei PersonalFinancial Literacy Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N Rata-rata Median Standar Deviasi
Laki-laki 40 57,29% 57,40% 14,58
Perempuan 57 56,13% 59,25% 16,57
Total 97 56,61% 59,25% 15,71