• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum perwakafan dalam tinjauan hukum islam dana hukam pewafan Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hukum perwakafan dalam tinjauan hukum islam dana hukam pewafan Nasional"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

ADE NUR PAHLUPI

Nil\1.

102044124985

JURUSAN PERADILAN AGAMA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUI<UM

UIN SY ARIF I-IIDA Y ATULLAH

JAKARTA

(2)

(Studi kasus di KUA Benda Tangerang Banten)

Di buat guna memenuhi persyaratan penyelesaian Sarjana Strata I (SI)

ADE NURP AHL UPI NIM: 102044124985

Disetujui oleh Pembimbing

Prof. Dr. H. Hasanudin AF, M.A NIP.150 050 917

JURUSAN PERADILAN AGAMA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Hukum Perwakafan Nasional" telah c!iujikan dalam sidang rnunaqosah Fakultas Syari'ah clan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pacta :anggal 22 November 2006. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Smjan Hukum Islam pada Jurusan Akhwal al Syahsiyyah

Jakarta, 22 November 2006 Mengesahkan

Dekan,

----

Prof. Dr. H. M. Amin Suma. SH MA MM. NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

Ketua Ora. Hj. Halimah Ismail

NIP. 150 072 192

Sekertaris Ors. H. Asep Svarifoddin I-1. SH. MB. NIP. 150 268 783

Pembimbing Prof. Dr. H. Hasanudin AF. MA. NIP. 150 050 917

Penguji I Ors. H. A Basig Djalil, SH. MA. NIP. 150 169 102

Penguji II

/

HセセI@

ヲャ・lォ}カセBB@

-(

...

)

h

--

(4)

Segala puji dan shukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat

yang tak terhingga banyaknya dalam hidup ini antara lain hidayah pada penulis untuk

rnenyelesaikan penulisan skripsi ini yang be1:judul "HlJKUM PERWAKAFAN

DALAM TINJAUAN HlJKlJM ISLAM DAN HlJKlJM PERWAKAFAN

NASIONAL" sebagai tugas akhir perkulian yang penulis tempuh, sehingga dapat

rnelengkapi sebagian sharat untuk rnemeperoleh gelar Sm:jana Strata I di Universitas

Islam Negeri .Jakarta.

Salawat beserta Salam semoga tetap tercurahkan kepada manusia yang

menjadi sumber peradaban di jagat raya, yang mulia Muhammad SAW. yang telah

membawa, mengarahkm1, dan membimbing umatnya kejalan yang lurus, jalan yang

diridhai Allah SWT. dan keluarga juga sahabat-sahabatnya.

Skripsi ini dapat diselesaikan ini tidak luput clari dorongan dan ketcrlibatan

banyak pihak yang telah membantu penulis. Oleh lrnrena itu, pacla kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih teru1ama kepacla:

I. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM. selaku closen Fakultas Syariah

dan Hukum lJIN Syarifuidayatullah Jakarta dan para staff beserta para bapak/ ibu

dosen yang telah mendiclik dan memberikan i lnrn pengetahuannya kepacla

(5)

penulis sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. H. Hasanuddin AF. MA selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini

4. Pengelola perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas Syariah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam melengkapi reterensi penulisan

skripsi ini.

5. Kedua Orang Tua penulis, Bapak Royani dan !bu Nurhayati yang telah

membesarkan jiwa raga serta kakak dan adikku tercinta yang telah memberikan

motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

6. Kepada yang tercinta Sumiati Rosnalia, S, Pd yang telah memberikan motivasi

kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Bapak clan !bu Do sen UIN Jakarta tan pa terkecuali, yang tel ah ban yak

memberikan ilmu yang sangat membantu clalam proses strudi penulis, serta

memberikan fasilitas demi terlaksananya penulisan skripsi ini.

Dari semua itu penulis hanya clapat menclo'akan semoga jasa dan amalnya

menclapat imbalan yang setimpal. Dan penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

(6)

Akhirnya semoga skripsi ini dapat menghantarkan penulis pada keridhaan

Allah SWT. Memenuhi harapan UIN Jakarta, serta masyarakat pada umumnya dan

yang terkhusus untak agama dan bangsa semoga dapat bermanfaat dan barokah.

Amin ... ! Amin .... Ya Rabbal 'Alamin!

Jakarta, 21 Pebruari 2007

Penulis

Ade

nオイセ。ィャオセゥ@
(7)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISi ... iii

BAB I Pendahuluan A. Alasan Pemilihan Judul ... I B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masai ah . . . 5

D. Tujuan Pembahasan ... 5

E. Metode Pembahasan dan Teknik Penulisan . . . .. . . .. .. . . .. 6

F. Sistematika Pembahasan . . . .. . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . ... 7

BAB II WakafMcuurut Hukum Islam A. Pengertian Tentang Wakaf ... 8

B. Sejarah Perkembangan Wakaf dalam Islam ... 11

C. Perwakafan Tanah Menurut Hukum Islam ... 14

D. Sumber Hukum Wakaf ... 18

E. Unsur-Unsur Dal am Wakaf ... 20

F. Pem bagian Wakaf . . . .. 23

G. Harla Benda Wakaf ... 26

H. llikmah Wakaf ... 27

BAB Ill Pcrwakafon Mcuurut Hulrnm Nasional A. Sejarah Perkembangan Wakaf di Indonesia ... 30

iセN@ Penvakafan Tanah Menurut Kl-II di Indonesia ... 42

C. Perwakafan Tanah Menurut Hukum Adat ... 48

(8)

F. Analisa Penulis ... 56

BAB IV Kcsimpulan

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran-saran ... 67

(9)

A.

Alasan Pemilihan ,Judul

Salah satu masalah di bidang keagamaan yang menyangkut pelaksanaan

tugas-tugas keagrariaan adalah Perwakafan Tanah Milik. Wakaf adalah suatu

lembaga keagamaan yang dapat dipergunakan sebagai sa!ah satu sarana guna

pengembangan kehidupan keagamaan, khususnya bagi umat yang beragama Islam

dalam rangka mencapai kesejahteraan spiritual dan material menuju masyarakat adil

dan makmur berdasarkan Pancasila.1

Wakaf tel ah di Syari' atkan dan dipraktekkan oleh umat Islam seluruh dunia

sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai sekarang, tern1asuk oleh masyarakat

Islam di Indonesia.

" Ameer Ali mengemukakan: Hukum wakaf merupakan cabang yang terpenting

dalam syari'at Islam, sebab ia terjalin kedalam seluruh kehidupan ibadah dan

perekonomian sosial kaum muslimin".2

Dalam Agama Islam ada beberapa sumber hukum wakafbaik dari Al-Qur'an

dan Hadis.

1

Abdurahn1an, Masalah }Jeru:akt!fan l'anah /\.4i!ik dan Keciudukan 7'anah fVakaf di l/ldonesia, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1990), Cet. Ke-3, hal. 1

2

. Suparman Usman, Hukwn Perwakqfan di 111do11esia, (Jakarta: Dami Ulum Press, 1999),

(10)

Allah SWT berfirman dalarn Surat Al-Baqarah: 267

Arlinya : "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jafan Allah) sebagian

dari hasif usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untukmu .... " (Q.S. Al-Baqarah: 267)

Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hanifah:

Artinya: "Apabila anak Adam mati, maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga

ha!, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfiwt, dan anak yang sholeh yang mendo 'akan keduanya" (H.R Muslim)

Ayat dan Hadis diatas secara tidak langsung menganjurkan ibadah wakaf,

karena pemberian wakaf merupakan kebajikan yang banyak menguntungkan

masyarakat luas. Wakaf dalam Islam merupakan salah satu realisasi perasaan

solidaritas dan persaudaraan sesarna.

Mengingat akan arti pentingnya persoalan tentang wakaf 1111. Maka,

Pemerintah menetapkan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No.5 tahun 1960

telah mencantumkan adanya suatu ketentuan khusus mengenai masalah ini,

sebagaimana tersebut didalam pasal 49 ayat 3 yang mengatakan bahwa Perwakafan

(11)

Peraturan Pemerintah yang dimaksud dalam pasal 49 ayat 3 UUPA No.5 tahun 1960

dikeluarkan tujuh belah tahun kemudian yaitu pada tanggal 17 Mei 1977 yang

berwujud PP No.28 tahun 1977 (LN 1977 No.28 tentang Perwakafan Tanah Milik).

Sejalan dengan prinsip konsepsi bangsa Indonesia dalam mengatur negaranya,

maka Syari' at Islam di Indonesia telah tumbuh subur begitu juga mengenai

pelaksanaan perwakafan ini, sebagai salah satu realisasi ibadat dalam Agama Islam,

yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Perwakafan (terutama

perwakafan tanah) telah mendapat tanggapan positif dan selalu dilaksanakan oleh

bangsa Indonesia sejak Islam dianut sebagai agamanya pada beberepa abad yang lalu.

Menurut para ahli, lembaga sosial yang hampir sama dengan wakaf telah

dikenal di J ndonesia sebelum Islam datang ke negeri ini.

Muhammad Daud Ali mengemukakan: "Sebelum Islam datang ketanah air ini, telah

ada suatu lembaga sosial yang kedudukannya hampir sama dengan wakaf. Untuk

menyebut sekedar contoh dapat dikemukakan Tanah Perman di Lombok dan Tanah

Pusaka ( Tinggi) di Minangkabau. Oleh karena itu dapat dipahami kalau pengertian

kaum Muslimin di Indonesia tentang wakaf selalu didasarkan pada Qur'an,

Al-Hadis, Kitab-kitab Fiqh terutama kitab fiqh Imam Syafi'i, juga oleh adat. Adat orang

Islam Indonesia banyak berasal dari atau dipengaruhi oleh Islam, tennasuk

diantaranya adat mengenai wakaf Sebaliknya, lembaga keagamaan yang berasaI dari

(12)

kerukunan, kepatuhan, dan keselarasan dalam menyelesaikan perselisihan yang

te1jadi mengenai wakaf"4

Berlatar belakang dari pemikiran diatas, penulis terdorong untuk menelaah

dan meneliti pennasalahan wakaf dalam Syari'at Islam dan wakaf dalam tatanan

Hukum Nasional dalam bentuk skripsi. Adapun judul yang penulis tetapkan adalah

" HUKUM PERWAKAFAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN

HUKUM PERWAKAFAN NASIONAL".

B. Pcmbatasan dan Perumusan Masalah

Sekalipun pada hakekatnya lembaga wakaf ini adalah berasal dari Hukum

Islam, akan tetapi pada kenyataannya seakan-akan sudah merupakan kesepakatan

para ahli hukum kita untuk memandang masalah wakaf ini sebagai masalah dalam

Hukum Indonesia. Hal ini dikarenakan sudah meresapnya penerimaan wakaf ini

didalam masyarakat Indonesia dan dianggap sebagai suatu lembaga hukum yang

timbul sebagai hukum adat atau kebiasaan dalam pergaulan hidup mereka. 5

Mengingat masalah wakaf bersifat abadi, maka atas hak atas tanah yang

diwakafkan hanya berstatus hak milik. Karena dalam UUP A hanya hak miliklah yang

mempunyai sifat yang penuh dan bulat. Sedangkan hak atas tanah yang lainnya

seperti Hak Guna Usaha, Hak Guna Pakai, Hak Pakai hanya mempunyai jangka

4

Suparman, Op. Cit, hal. 3

5

(13)

Oleh karena masalah wakaf menurut hukum Islam mencakup banyak hal,

maka penulis ingin membatasi pembahasan yang berkaitan dengan masalah wakaf

tanah yang ada dalam hukum nasional di Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Untuk mengkaji lebih mendasar terhadap pembahasan ini, penulis merasa

perlu untuk memberikan rumusan-rumusan naskah yang akan di bahas dalam skripsi

ll11.

Adapun pokok-pokok permasalahan tersebut dirumuskan sebagai berikut :

l. Bagaimana Pengetian wakaf dan apa saja Sumber Hukum dalam Wakaf serta

Hal-hal yang bersangkutan dengan Wakaf?

2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Wakaf dalam Islam, Kl-II di Indonesia dan

Adat, sarta Bagaimana Tata Cara Persertifikatan Tanah Wakaf ?

3. Bagaimana Pandangan l-Iukum Islam, Hukum Adat, KI-II, l-Iukum Nasional dan

Hukum Perwakafan ?

4. Bagaimana Tata Cara l-Iukum Perwakafan yang Berlaku?

5. Apa Persamaan dan Perbedaaan antara kedua Hukum TersebL1t?

E. Tujuan Pcmbahasan

Dalam penulidan skripsi ini, openulis bertujuan ingin mengetahui beberapa

(14)

1. Hukum manakah yang dipakai oleh sebagian besar umat Islam Indonesia

dalam melakukan perbuatan wakaf, apakah itu memakai Hukum Islam atau

Hukum Nasional?

2. Sejauh mana keseriusan Pemerintah dalam mengakomodir kepentingan umat

Islam dalam ha! melakukan perbuatan wakaf?

D. Metode Pembahasan Dan Teknik Penulisan

Metode penulisan yang dipakai dalan1 penulisan sk:ripsi m1 memakai dua

metode, yaitu:

I. Wawancara dengan menanyakan soal-soal yang berkaitan dengan permasalahan

sk:ripsi ini kepada pihak-pihak yang mempunyai wewenang dengan wakaf.

2. Penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan studi banding

terhadap sumber-sumber (bahan) bacaan yang ada relevansinya dengan pokok

bahasan skripsi ini.

Adapun teknik penyusunan dalam penulisan ini didasarkan pada buku "

Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Dise1iasi" yang dikeluarkan oleh IAIN Syarif

Hidayatullah Jjakaiia, tahun 2000 dengan ketentuan : kutipan- kutipan yang

(15)

E. Sistematika Penulisan

Mengenai sistematika pembahasan, skripsi ini disusun menjadi empat bab

pembahasan, dimulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup atau kesimpulan

dengan perincian sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari alasan pemilihan judul,

pembatasan dan perumusan masalah, metode penulisan dan sistematika pembahasan.

Bab kedua berisi tentang wakaf menurut hukum lslam yang mencakup:

pengertian wakaf, sejarah perkembangan wakaf dalam Islam, perwakafan tanah

menurut hukum Islam, sumber hukum wakaf, unsur-unsur dalam wakaf, pembagian

キ。ォ。ヲセ@ harta benda yang diwakafkan serta hikmah wakaf

Bab ketiga membahas tentang wakaf menurut hukum Nasional, yang meliputi:

sejarah perkembangan wakaf di Indonesia, perwakafan tanah menurut KEH, di

Indonesia, perwakafan tanah menurut hukum adat, tata cam perwakafan dan

pendaftarannya, dan analisis penulis.

(16)

A. Pcngcrtian Tcntang Wakaf

Dalam kanus besar Bahasa Indonesia ケ。ゥセヲGN@ cikeluarkan oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan disebutkan bahwa w:1!:af mempunyai dua mti, yaitu

I). Badan yang dibentuk yang berkaitan dengt•n Agama Islam, 2). Yang

ditcntukan bagi kepentingan umum sebagai darma atau untuk kepentingan yang

berhubungan dcngan agama.;

Adapun kata "wakal" atau "waqf" berasa! dari Bahasa Arab. Asal kata

"waqofa" ( ...i-J J ) yang berarti menahan atau berhcnti atau diam ditempat atau

tetap berdiri. Kata waqofa-yaqiti.1-waqfa ( ...i-J J - LL[セ@ - ...,;,; J) sama artinya dengan

bahasa -yahbisu-habsan (I-,>- - セ@ - ..,..,,-/ Sedangkan dalam buku yang lain kata

"al-waqfu" (...,L..J _;-J 1 ) sama artinya clcngan "al-habsu" (_,..,_J-1 ) yang

artinya"'·n1cnjauhkan orang dari suatu'' atau "n1cnk·ninrakan", kemudian kata ini

berkembang menjadi "bahasa" yang berarti mewa:·::1.i1:an harta karena Allah.

Sedangkan menurut Syara' wakaf mernpun;·: .. i beraneka pengertian seperti

yang dikutip Wahbah al-Zuhaili. yailu:

I Deparlc111en Pcndidikan clan i(cbudayaan, Kcunus ョセMNN@ . Ruhasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka. 1986). Cet. Kc-I, ha!. I 006

.?: Suparn1an Usn1an, f{uku111 PerH·akapan di fndonesi:.r セj。ォ。イエ。Z@ Darul Ulu1n Press, 1999),

Cct. Kc-2. ha!. 23

(17)

Artinya : "Pengertian perlama: menurut Abu Hanifc1h: wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum retap milik siwakif dalam rangka mempergunakan manfctatnya unluk kebaikan. Berdasarkan definisi itu malw pemilik harla wakaf ridak lepas dari siwakif bahkan ia dibenarkan menariknya dan ia boleh menjualnya ".

I - ' I I I / I .I , 1 , '" , ,1 I (I_, c;> .0 ' / > I

J,

セLglQ Q@ LセLljャ Q@ Lセi@ -1.:f NZ^セ@ 41.r.J 0L;.>;L:d1 セ@ J jLセN@ '0,UI J,i_;,.JI

1 '<») I I " P_

<"':

I .J / セ@

セャスiGセ@

?)

J, J_,,;,JI

F '""""

\セ@

2

Z[\ALHセL[jiセᄋ@

J\...

セ@

'.r>J

:<::"":!

.jL.; .Ji1 jl

i.,_;;

J?'J ./. '-p.-

セ@

セj@

,J_r21. JI >y-y c_[,..

ェセ@

().i-

Lセ[Nj@

Lスセ@

0

1

,Jw

dsi1

セオNN@

r<.,_

セ@

セ@

fr-'2!.J

LNN⦅セQスQ@

セ@

y

Jll.1

cfi

セj@

. セi@ }I :i-p.- セ@ "'-!..!.

t_

p-:)1 i}.:) , ".) .,,.; _,..,,:; セi@ }I

Artinya "Pengertian kedua: lvfenurut Jumhur: mereka itu dua sahabat, yang mana ini menjadi fc1twa dasar bagi golongan Han(fiyah. Syafi 'iyah. dan Hanabi/ah. Menurul mereka wakaf adalah menahan suatu benda yang mungkin diambi/ manfaatnya (hasilnya) sedangkan bendanya ridak terganggu, dengan wakaf itu hak penggunaan siwak(fdan orang lain menjadi terputus. Hasil benda tersebut digunakan untuk kebaikan da!am rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Alas dasar itu henda terse/Jll/ ter/epas dari pemilikan siwakifdan me11jadi hak Allah,

kewenangan wakif a/as harta itu hilang, bahkan ia wajib

menyedekahkan sesuai dengan tujuan wakaf".

< /,/ _j / I I / I I I

1 , ? / I I / ef ? , ,? / J I /

J=

31 ,_,_r-l,,

1.S'fa

Ji.S'

J!J

';l.S'j.L(

Lセ@ セ|ャNQ@

F

JA)

ZセwjL@ «.':-:)UI ..__A,!;,.:JI

j _,..,,:; c>I y セi@ セ@ セuャャNQ@ J) c>I "r,)-\ ;\,;!. \... o-l• L[[⦅セ@ Gセ@ '!'°"")..IS" セ@

y セ@

Lセャスi@ セ@ セセi\セ@

C' ,\...

j:i l.Y p; ''"J?' セ@

4'!..r.

t_P,)

GセI@

Artinya

..l,.!l:JI ".) .1 _;...:.,, ;JJ ,,J\... )I

(18)

upah, a/au menjadikan hasilnya untuk dapat digunakan, seperti mewakafkan uang. Wakqf dilakukan dengan mengucapkan lcifaz wakaf untuk masa tertentu sesuai dengan keinginan pemilik. Dengan kata lain pemilik harta menahan benda itu dari penguasaan secara pemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu pemberian mm1faat benda secara wajar, sedang benda ilu menjadi pemilik siwakif,' perwakqfi:m itu b erlaku untuk suatu masa lerlen/u, dan karenanya !idak disyari 'atkan sebagai wakafkeka! (selmnanya). 3

Dari sekian pendapat ulama tentang wakaf, suatu pengertian yang

dianggap paling tepat dan menghimpun berbagai pengertian dikalangan fuqoha.

Pengertian ini dikemukakan oleh Abu Zahra, yaitu:

セ@ ;;,,..,;J,1 j=) Gセ@ >\A; (:" セ@

t_

L.i.:;;)11

J_c.

c:s)I セi@ ") J

J

J r-:JI (:'-' : Y' ..fl }I

.. ,4-;;IJ Lャセi@ frl-1 c.::..>\.p.- y

Artinya "Wakaf ada/ah mencegah penguasaan pemilikan harta /erhadap

harlanya yang dapat dimanfi:wtkan dengan tetap utuh hartanya, sedangkan manfi:wtnya dipergunakan pada hal-hal yang baik (yang tidak bertentangan dengan agama) dari permulaan hingga akhir "4

Adapun wakaf menurut Kompilasi Hukum Islam., sebagaimana tertera

pada Buku Ill, tentang Hukum Perwakafan, Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 215,

ayat I, yaitu : "Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang

atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya yang

melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan

um um lain ya sesuai dengan ajaran Islam". 5

·' Supannan Usn1an, QIJ.C'it, hal. 24-25 1

Muhammad Abu Zahra, a/-Waqof; (Beirut: Dar al-Fikr, 1971), Cet. Ke-2, ha!. 5

(19)

B. Scjarah Pcrkcmbangan Walrnf dalam Islam

Wakaftelah dikenal dalam Islam sejak masih ada Nabi Muhammad SAW.

Yaitu sejak beliau hijrah ke Madinah, disyari'atkannya pada tahun kedua

Hijriyah.

Asal mula disyari 'atkannya wakaf ialah pada waktu sahabat Umar ibn

Khatab mendapat sebidang tanah perkebunan di Khaibar, Umar meminta

pendapat mengena1 harta itu kepada Rasulullah, kemudian Rasulullah

menasehatkannya, jika Umar rnau lebih baik diwakafkan saja tanah itu dan

hasilnya disedekahkan kepada orang yang sedang membutuhkannya (fakir

. 1 . ) (,

1111SOn.

Pendapat ini berdasarkan Hadis yang diriwayatkan oleh lbn Umar r.a, ia

berkata :

/ ,, セ@ o J ,.,,, ,, ,, ,, ,, A

:Jw

セ@

/t.:.:_;

:s?\

J\.;

0

H[LセQ@

;,i.

yl'.,oi

:JI.>

L,g'.C. Nゥャャ|セセ@

;,i.

0'.:;.

" " 2 ,, Jc J ,. ,:. ,, ,, ,, ,. "' , J

J1.> ,.,

,_/;Li

w ;_:,

Pセ@ セQ@

)>

.w

':IL. :..,,L'..o1

tJ

セ@ |NGNN[Nセ|@ セi@

Jl

.il.11 jjNGNNセャゥ@

,. ,. ,, ,, ,. ,. ,; ,, ,. ,. ,,

,. ,. o,. ,. ,. セ@ c ,, -:;; ,. J., -:;; ' ,, _,,

't

L5

':I セQ@

,;J.

4;

uU)

セi@ セ@ セ@ 01

,tL)

セ@

Alli

セ@ セQ@ jINGNNセ@ セ@

' ,._,, jセ@ ,. Jo ,. ,. ,. J ,. ,.

セI

S@

.il.11

j.;- _})

,. ,, ,. ,.

...,_,1.>)

-.s'J

,. j.''.,AJI c}) ,. <lpl ,, c} ,,

Y.,

,,

0U)

,JI.>

LN⦅ZNLセᄚIGZiI@

,:.,_.;,,") ':I)

J:;,:: ·•. '

I'· ... :;/'..· ll, !'.'..

·,<t

Jl

1'/\' •.. ゥセN@ [LNN「Lセイ@ •"'· '\' 1·' I\

,1JJ) r.>' セI@ LセN@ """: J-' . ""'".) .:./' ,,,.,- '- , セI@ セ@

<r-1--'

Artinya "Duri Jbnu Umar r.a. ia berkata: buhwa sahabat Umar memperoleh sebidang lanah di Khaibar, kemudian Umar menghadap Rasu/ullqj ntuk meminta pet1111juk, Umar berkata: "Ya ... Rasu/ullah, saya mendapat sebidang lanah di Khaibar, saya belum mendapatkan harta sebaik itu, maka apa yang engkau perintahkan untukku?" Rasulullah

(20)

bersabda: "bi/a kau suka, kau tahan (pokoknya) tanah itu, dan kau sedekahkan (hasilnya), kemudian Umar menyedekahkannya (tanahnya un!uk dikelola), tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak diwariskan. Ibn Umar berkata: "Umar menyedekahkannya (hasi/ pengelolaan /anah) kepada fakir miskin, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah. ibnu sabil dan tamu. Dan tidak dilarang bagi yang mengelola (nadzir) wakqf makan dari hasilnya dengan cara yang baik (sepantasnya) a/au memberi makan orang lain dengan tidak bermaksud menumpuk hart a". 7 (H.R. Muslim)

Di kalangan ularna tidak ada perbedaan pendapat, wakaf Umar inilah yang

pertama dan masyhur dalam dunia Islam, yang kernudian diikuti oleh sahabat

lainnya. Bahkan menurut Imam Syafi'i, setelah peristiwa wakaf Umar tersebut,

ada delapan puluh (80) orang sahabat di Madinah yang terus mengorbankan harta

mereka untuk dijadikan wakaf pula. 8 Para sahabat terse but adalah: Abu Thoha

yang mewakafkan kebun kesayangannya "Baihara", Abu Bakar yang

mewakallrnn sebidang tanahnya di Mekah yang diperuntukan kepada anak

turunannya yang datang ke Mekkah, Usman yang menyedekahkan hartanya di

Khoibar. Ali bin Abi Tholib mewakafkan tanalmya yang subur, Anas bin Malik

dan lain-lain. Gairah awal wakaf ini kemudian dilakukan oleh umat Islam

diseluruh dunia dari waktu kewaktu sebagai amal ibadat kepada Allah SWT.9

Pada masa Bani Umaiyah wakaftelah dilaksanakan umat Islam di negara

seperti Mesir, Libanon, Syiria. Pada waktu itu harta wakaf sangat banyak

sehingga di Mesir merasakan perlu mendirikan perkantoran khusus yang

7

Proyck Pcningkatan Zakat dan Wakaf, Fiqh fVakaf. (Jakarta: DiJjen Biinas 1slan1 dan Penyelenggaraan t-Iaji, 2003), ha!. 5

8

Sulaiman Rosjicl. Fiqh Islam. (Bandung: CV. Sinar Barn. 1989), Cet. Ke-22, hal. 317

(21)

rnenanganinya. Dalam hal ini orang yang pertama kali adalah Tauban bin Ghar

al-1-Iadrarny pada masa Khalifah Hisyam bin Abdul Malik. Ia sangat perhatian dan

tertarik dengan perkembangan wakaf sehingga terbentuk lembaga wakaf

tersendiri. Lembaga wakaf inilah yang pertama kali dilakukan dalam administrasi

wakaf di Mesir, bahkan diseluruh negara Islam. Beliau mendirikan lembaga

wakaf di Basyrah, sejak itulah pengelolaan lembaga wakaf dibawah Departemen

Kehakim,an yang dikelola dengan baik dan disalurkan bagi yang berhak dan

rnernbutuhkan.10

Taubah ibn Ghar al-l-landramy berkata:

Artinya "Tidak ada yang saya pandang berhak menerima sedekah (wakaf)

kecualifakir miskin ··.

Pada masa dinasti Abbasiyah terdapat lembaga wakaf yang disebut dengan

"Shadr al-wuqz!f" yang mengurus administrasi dan memilih staf pengelola

lembaga wakaf.

Pada masa dinasti Ayubiyah di Mesir perkembangan wakaf cukup

menggembirakan, dimana hampir setiap tanah pertanian menjadi harta wakaf dan

semua dikelola oleh negara dan menjadi milik negara (baitul ma!) ketika

Sholahuddin al-Ayubi memerintah di Mesir, ia banyak mewakatkan lahan milik

negara untuk kepentingan pendidikan, dan pada tahun l l 78 M I 572 I-I ia

menetapkan kebijakan bahwa bagi orang Kristen yang datang dari Iskandar untuk

(22)

berdagang wajib membayar bea cukai. Yang mana hasil dari bea cukai tersebut

dipergunakan untuk kesejahteraan Ulama dan kepentingan misi Mazhab Sunni.

C. Perwakafan Tanah Mennrnt H nknm Islam

Salah satu insitusi atau pranata sosial Islam yang mengandung nilai sosial

ekonomi adalah lemabaga perwakafan. Sebagai kelanjutan dari ajaran tauhid,

lembaga perwakafan adalah salah satu bentuk perwujuclan keaclilan sosial dalam

!slam. Prinsip kepemilikan harta cliberatkan hanya dikuasai oleh sekelompok

orang. Ini tiak bcrarti bahwa Islam melarang orang untuk kaya dikuasai oleh

sekelompok orang. Ini ticlak berarti bahwa Islam melarang orang utnuk kaya raya.

Melainkan suatu peringatan kepacla umat manusia bahwa Islam mengajarkan

fungsi sosial harta. U ntuk itulah banyak sekali lembaga yang diclirikan

berdasarkan asas Islam seperti: Lembaga perwakafan, zakaf Infaq Shadaqah, dan

lain-lain.

Oleh sebab itu bagi kepentingan orang banyak clan masyarakat, bentuk

harta wakaf itu amat besar manfaatnya dan amat diperlukan, wakaf sebagai harta

yang kekal, yang selalu menjadi sumber kekayaan membiayai amal-amal

kernasyarakatan dalam ajaran islam yang beraneka warna itu. Sudah sepantasnya

(23)

dalam periode pergeseran kepada masyarakat modern yang lebih maju, yang

susunan harta wakaf itu harus dijalankan dengan organisasi modern pula.11

Menurut Hukum Islam wakaf telah dinyatakan sah apabila telah terpenuhi

rukun-rukun dalam wakaftersebut.12 Yaitu:

I . Waki f (Orang yang mewakafkan harta)

Bagi orang berwakaf, disyaratkan bahwa ia adalah orang yang ahli berbuat

kebaikan dan wakaf dilakukannya secara suka rela, tidk karena dipaksa.13

Maka yang dimaksud dengan ahli kebaikan disini aclalah orang yang berakal,

tidak mubazir dan baligh.

2. Mauqufbih (Barta yang cliwakaflcan)

Dalam hal harta yang diwakaflcan, clitentukan beberapa syarat sahnya barang

tersebut sebagai berikut :

a. Barang atau benda itu tidak rusak/habis ketika cliambil manfaatnya.14

b. Kepunyaan orang yang berwakaf, benda yang bercampur haknya dengan

orang lainpun boleh diwakaflcan seperti halnya boleh dihibahkan atau

clisewakan. 15

c. Bukan barang haram atau najis.16

11

Abdurah111an, 1\;/asa/ah Perivakqfan Tanah A!filiki dan J(edudukan Tanah Waka}· di

lodooesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1990), Cet. Ke-3, ha!. 8

12 Proyek Pcningkatan Zakat dan Wakaf,

Op. Cit, ha!. 19

"Sulaiman Rosjid, Op.Cit, ha!. 304-305

1

·1 Adijani al-Alabij, OP.Cit, ha!. 31

セ@ l'M. 1--Iasbi As-sidiqie, Per1vakapa11 Tanah Di Indonesia: dalc1111 Teori dan Praktek,

(Jakarta: Raja\vali Press), Cet. J(e-2, hal. 31

1

(' Abu Bakar, Sejarah Q|Lヲ。NセGェゥ、@ dan Ania/ Jbadah a/cannya, (Banjarmasin: Tako Buku Adil,

(24)

3. Mauquf alaih (Pihak yang diberi wakaf I penerima wakaf)

Pihak yang diberi wakaf atau penerima wakaf mempunyai ketentuan seperti

orang yang berwakaf dan haruslah pihak kebajikan ialah yang membuat wakaf

sebagai ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan.17

4. Shighat (Pernyataan atau ikrar wakaf)

Lagaz atau shighat wakaf adalah pernyataan kehendak dari wakif yang

dilahirkan dengan jelas tentang benda yang diwakafkan, kepada siapa

diwakafkan dan untuk apa dimanfaatkan. Kalau pihak penerima wakaf adalah

pihak tertentu, sebagian ulama berpendapat perlu ada qobul Gawaban

penerima). Tetapi kalau itu untuk umum saja, tidak perlu ada qobul.

1-Iukum perwakafan dalam Agama Islam dikenal pula istilah nadzir

(pcngurus wakaf), nadzir adalah orang atau badan yang memegang amanat untuk

rnemelihara dan mengurus harta wakaf sesuai dengan wujud clan tujuan wakaf

terse but.

Nadzir wakaf bcrwenang melakukan tindakan yang mendatangkan

kebaikan bagi harta wakaf bersangkutan dengan memperhatikan syarat-syarat

yang mungkin telah ditentukan wakif. Bila syarat yang ditentukan siwakif tidak

terpenuhi maka hakim rnenunjuk orang lain yang mempunyai lrnbungan kerabat

dengan siwakif, dengan prinsip pengawasan aa pada wakif sendiri. Bila orang

17

(25)

yang mempunyai lrnbungan kerabat dengan wakif itu tidak ada, wakif merujuk

l . 18 orang arn.

Naclzir berhak menclapatkan upah pengurusan harta wakaf, selama ia

rnelakukannya tugasnya clengan bail<. Besarnya upah sesuai dengan ketentuan

wakiL bila wakif tidak menentukan besarnya upah nadzir, nadzir dapat

rnenentukan besarnya upah itu sesuai dengan bernt ringanya tugas yang

dibebankan kepada nadzir.

Sebagai pemegang amanat, peran dasarnya nadzir tidak dibebankan

beresiko yang tei:jadi atas harta wakaf, kecuali apabila kerusakan itu te1jadi

karena kelalaian atau bahkan kesengajaannya. Dan itu ditentukan oleh hakim. 19

Ten tang bagaimana status dari pacla harta wakaf itu menurut hukum Islam,

kitajumpai adanya beberapa perbedaan dikalangan ulama:

Menurut Imam Syafi 'i : wakaf telah berlaku sah bilamana orang yang

berwakaf (wakif) telah menyatakan dengan perkataan "saya telah wakafkan"

sekalipun tanpa diputuskan hakim, orang yang berwakaf tidak berhak lagi atas

harta wakaf ini, walaupun harta wakaf itu tetap ditangannya, atau dengan

perkataan lain walapun harta wakaf itu tetap dimilikinya.20

Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah wakaf itu adalah shadaqah selama

hakim belum memutuskannya. yaitu bila hakim belum mengumumkan harta itu

18

Supannan Us1nan, (Jp. C1l, hal. 33

1

') Muha1111nad Daud Ali, Siste111 Ekonon1i Jsla111: Zakat dan Waka/, (Jakarta: UI-Press, 1988),

Cele Ke- I, ha!. 92-93

(26)

sebagai harta wakat: atau disyaratkan dengan ta' lid sesudah meninggalnya orang

yang berwakaf.

Bilamana suatu harta telah dijadikan harta wakaf maka milik yang sudah

diwakatlrnn menjadi kepunyaan Allah SWT, bukan kepunyaan orang yang

berwakaf lagi, tiak pula menjadi hak milik tempat berwakaf (mauquf 'alaih) dia

adalah kepunyaan Allah yang cligunakan terutama untuk jalan Allah (fisabilillah)

dan keperluan orang banyak.

D. Sumbcr Hukum Wakaf

Para mujtahid berbeda pendapat dalam mengembangkan pengertian wakaf

namun mereka sepenclapat bahwa wakaf aalah suatu ibaclah yang disyari'atkan.

Hal ini disimpulkan baik dari pengertian umum ayat Al-Qur'an namun Hadis

yang secara khusus menceritakan kasus-kasus wakaf di zaman Rasulullah.21

Walaupun masalah wakaf tidak disebutkan secara jelas clalam Al-Qur;an

namun para ahli berpendapat bahwa acla beberapa ayat yang memerintahkan

manusia berbuat baik yang menjacli sumber hukum wakaf.

Sumber hukum wakaf clari al-Qur'an. Allah berfirman :

Artinya "Perbuat/ah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan ".

(Al-I-Iajj/22:77)

(27)

Artinya "Kanm sekali-kali lidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai".

(Ali-Imran 3:92)

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)

sebagian dari hasi/ usahamu yang baik-baik dan sebagian dart apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. "(Al-Baqarah/ 2: 267)

Ayat di atas secara tidak langsung menganjurkan ibadah wakaf bagi

seluruh urnat Islam, karena pemberian wakaf meupakan kebajikan yang banyak

dan menguntungkan rnasyarakat luas. Wakaf dalam Islam merupakan salah satu

realisasi perasaan solidaritas dan persaudaraan sesama, atas dasar itu, ayat-ayat di

alas rnerupakan landasan dianjurkannya pelaksanaan wakaf.

I). Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah ra.

セ@ , セ@ ,. " ,, J... " .I., ,. ,, ,, ,, •' J,, ,, ,,

r 1 (:,1

J.1 oG

「セ@

:tL)

セ@ "111 セ@ "111 jセセ@

Ju; :Ju;

セ@ "111 セセ@ ;:,;'.).

cs;I

y

,. ,, ,. ,, 0 ,. ,. ,, _. " J.

Hセ@ ,1JJ)

;.i:;.:.c;

,.JG,

.u)

:,1 "-! セZ[@

r1>'

:,1 ;;,;Jt;.. ;;J::(o Zッ^セ@

::r

'YI セ@

)-,, " ,.,. " ,. " ,. " " ,. ,,

Artinya : "Dari Abu Hurairah ra. Berka/a: berkala Rasulullah SAW: 'Apa bila

anak adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua amaannya, kecua!i tiga ha!, yaitu: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanj{1 ·ar, anak yang sholeh yang mendo 'akannya ''. (HR.

Muslirn)22

2 ). Had is yang diriwayatkan oleh Muslim dari Ibn Umar:

:.: Muslin1 lbn al-I-lujaj Abu Husaini al-Qushairi al-Nisabury, Shohih 1V!uslin1, (Baitut: Daar

(28)

Artinya

Hセ@

"Dari ihn Umur ra. Berkata: bahwa sahabat Umar ra. Mendapat sebidang /anah di Khaibar. kemudian menghadap Rasu/ullah untuk mendapal petunjuk Umar berkata: "Ya ... Rasu/ullah, saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya be/um pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apa yang Eng/mu perintahkan kepadaku?" Rasu!ullah menjawab: "bila kamu suka kamu tahan (pokoknycU tanah itu, dan kamu sedekahkan (hasilnya) '', kemudian Umar melakukan shadaqah, tidak dijual, tidak dihibahkan, dan tidak pula diwariskan. Berka/a Umar: Umar menyedekahkannnya, dan tidak pula diwariskan. Berkata Umar: Umar menyedekahkannya kepada orang kafir mi.skin, kawn kerabat, budak belian sabi/il/ah, ibn sabil. dan tamu. Tidak mengapa a/au tidak dilarang bagi yang 1nenguasai tanah itu (pengurusnya) makan dari hasilnya dengan cara yang baik (l'epantasnya) a/au makan dengan tidak bermaksud menumpuk harta. (HR. Muslim)23

E. Unsur-Unsur Dalam Wakaf

Dalam suatu lembaga wakaf diperlukan beberapa unsur, yang mana tanpa

unsur itu wakaf tidak dapat berdiri. Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi

unsur-unsur dalam wakaf. unsur-unsur tersebut adalah:

1 ). Orang yang mewakatkan (Wakif)

Orang yang mewakafkan ( wakif) clisyaratkan memiliki kecakapan

lmkum (kamalul ahliyah) atau (legal competent) clalam membelanjakan

hartanya. kecakapan bertindak ini meliputi 4 (empat) kriteria, yaitu:

2

-' Muslin1 lbn a!-1-lujaj Abu l-lusaini al-Qushairi al-Nisabury, Shohih Musliln, (Baitut : Daar

(29)

a. Mercleka

b. Berakal sejat

c. Dewasa

cl. Ticlak beracla clibawah pengampunan.24

2). 1-larta yang cliwakaflrnn (Mauqufbih)

hal. 6'-15

Para ualama mazhab sepakat bahwa, clisyaratkannya untuk barang

yang cliwakaflrnn itu sama clengan persyaratan-persyaratan yang acla pacla

barang yang clijual, yaitu bahwasanya barang itu merupakan suatu yang

kongkrit, yang merupakan milik orang yang mewakafkan. 25 Dan bencla yang

akan diwakafkan harus kekal zatnya, zat barang ticlak rusak, clan henclaklah

clisebutkan clengan terang clan jelas kepacla siapa cliwakaflrnn.26

Barang atau bencla yang diwakafkan haruslah memeuhi syarat sebagai

berikut.

a. 1-larus jelas wujuclnya clan pasti batasannya (jika berbentuk batasan)

b. Benda tersebut milik atau kepunyaan si wakif

c. 1-Iarus kekal zatnya clan clapat clipergunakan

d. Bukan barang haram atau najis27

e. Harta yang cliwakaflrnn dapat berupa bencla yang bergerak atau benda

yang ticlak bergerak28

''Ibid, ha!. 19-20

25

Muhan1n1ad Ja\vad Mughniyah, Fiqh Linza !i,fazhab, (Jakarta: Lentera Basri 'fa1na, 1996),

21

' Supar111an Us1nan, Op.Ci!. ha!. 32

(30)

3 ). Pernyataan atau ikrar wakaf (Shighat)

Pernyataan wakif atau ikrar wakaf yang merupakan tanda penyerahan

barang atau benda yang diwakafkan dari tangan si wakif kepada orang atau

tempat berwakaC namun ikrar wakaf cukup dengan ijab saja dari wakif tanpa

memerlukan qobui clari mauquf alaih29 dan ikrar wakaf clapat dinyatakan

berupa lisan atau tulisan.

Hal-ha! yang perlu cliperhatikan dalam ikrar wakaf adalah:

a. Dalam ikrar wakaf henclaklah clisebutkan clengan jelas kepacla siapa suatu

benda cliwalrnfkan.

b. Wakaf harus segera clilaksanakan setelah ikrar wakap cliucapkan oleh

wakif tanpa menggantungkan pelaksanaannya pacla suatu peristiwa yang

akan te1jadi climasa yang akan datang, dengan ikrar wakaf itu

menyebabkan lepasnya hubungan pemilikan seketika itu juga antara wakif

clengan benda yang cliwakafkan.30

4 ). Orang yang menerima wakaf (Mauquf'alaih)

Orang yang mencrima wakaf ialah orang yang benar-benar tidak

mempunyai barang yang cliwakafkan dan memanfaatkannya. Maka untuknya

aclalah hal-hal sebagai berikut :

a. Henclaknya orang yang cliwakafi tersebut acla ketika wakafterjacli

:rn Muha111111ad Daul Ali, HIーNHセゥエL@ hal. 86

セY@

Proyek Pcningkatan Zakat dan Wakaf, Op.Cit, hal. 53 10

(31)

b. l-Iendaknya orang yang menerima wakaf mempunyai kelayakan untuk

memiliki. Oleh karena itu wakaf yang ditujukan kepada bayi dan

mewakafkan mushaf kepada orang kafir tidaklah sah karena keduanya

tidak memiliki syarat kepemilikan.31

c. I-Ienclaknya tidak merupakan maksiat kepacla Allah dan tidak boleh

bertentangan clengan nilai ibadah. Minimal niatnya hams merupakan ha!

yang mudah menurut ukuran I-Iukum Islam.

d. Hendaknya jelas orangnya dan bukan tidak diketahui, ajadi kalau

seseorang mewakafkan kepada seorang laki-laki atau perempuan (tanpa

disebutkan namanya) batalah wakafnya32

F. Pcmbagian Wakaf

Wakaf yang dikenal dalam Syari'at Islam, dilihat dari penggunaan atau

yang memanfaatkan bcnda wakaf ada dua macam, yaitu :

I. WakafAhli

Wakaf ahli atau wakaf clzurri (wakaf keluarga) adalah wakaf yang

khusus cliperuntukkan bagi orang-orang tertentu, seorang atau lebih, baik ia

keluarga wakif maupun orang lain, wakaf seperti ini bertujuan membela nasib

mereka. Dalam pandangan Islam, yang hendaknya mewakaflcan sebagian

hartanya, sebaiknya terlebih dalmlu melihat sanak familinya. Jika ternyata ada

JI Muha1n1nad Daud ali, (Jp.L'it, hat. 88 ·

12

(32)

yang sedang membutuhkannya maka wakaf Jebih afclhol diberikan kepaa

mereka.33

Dalam satu riwayat cliceritakan, bahwa seorang sahabat bernama Abu

Thalhah hendak mewakafkan sebagian hartanya. Lalu Rasulullah

menaseharkan agar bcrwakaf saJa kepacla kerabatnya yang seclang

mcmbutuhkan.3'1 Wakaf ini merupakan clasar tentang keutamaan wakaf ahli.

Rasulullah SAW bersabcla yang cliriwayatkan oleh Bukhari (yang cliujung

hadis terscbut clinyatakan sebagai berikut) :

(L>JWI olJJ)

セ@

セI@

Arlinya "Aku le/ah mendengar ucapanmu tentang ha! tersebut, saya berpendapal sebaiknya akamu memberikannya kepada keluarg lerdekat. Maka Abu Thalhah memberikannya kepada keluarga dan anak cucunya ". (H.R. Bukhari)35

Dalam satu segi, wakaf ahli atau wakaf dzurri ini baik sekali, karena

siwakil akan menclapat clua kebaikan, yaitu: kebaikan clari amal ibaclahnya

juga kebaikan clari silaturrahmi terhaclap keluarga yang cliberikan wakaf. Akan

tetapi pacla sisi lain wakaf ahli ini sering menimbulkan masalah, seperti:

bagaimana kalau anak cucu yang clitunjuk sudah tidak ada Jagi ? Siapa yang

berhak mengambil manfaat harta wakaf tersebut ?

Pacla perkembangan selanjutnya, wakaf ahli untuk saat ini dianggap

kurang clapat memberikan rnanfaat bagi kesejahteraan umum, karena sering

11

Han111 Nasution. (cd), Op.Cir. ha\. 982

11

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah. (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), .luz Ill, Cct. Ke-4, ha!. 380

(33)

menimbulkan kekaburan dalam pengelolaan dan pemanfaatan umum, karena

sering menimbulkan kekaburan dalam pengelolaan dan pemanfaatan wakaf

oleh keluarga yang diserahi harta wakaf. Di beberapa ncgara tertentu, seperti

Mesir, Maroko, Turki, Al Jazair wakaf untuk keluarga (wakaf ahli) telah

clihapuskan, karcna pertimbnagan clari berbagai segi, tanah-tanah wakaf dalam

bcntuk 1111 clianggap tidak proclukstir.36 Praktek semacam ini jelas

menyimpang dari pelaksanaan ibaclah wakaf.

2. WakafKhoiri

Wakaf khairi adalah wakaf yag diperuntukkan bagi kepentingan atau

kemaslahatan umum. Tujuannya agar masyarakat memperoleh kegunaan dan

manfaat dari benda yang diwakafkan. Wakaf jenis ini berwujud dalam

lembaga sosial, seperti sekolah, madrasah, pesantren, tanah perkebunan dan

lain-lain. 37

Dalam tinjauan penggunaannya, wakaf jenis ini jauh lebih banyak

manfaatnya bila dibandingkan dengan jenis wakaf ahli, karena tidak

terbatasnya pihak-pihak yang ingin memperoleh manfaat dari harta wakaf

tersebut, wakaf jenis inilah yang sesunggunya paling sesuai clengan tujuan

perwakafan itu sencliri pacla umurnnya. Secara substansinya, wakaf inilah

yang rnerupakan salah satu segi clari earn membelanjakan harta di jalan Allah.

Tentunya kalau dilihat dari manfaat kegunaannya merupakan salah satu sarana

"'Ibid

37

Pen1erintah f)f(J Jakarta, A1enteri Da!ovah Terurai da!a111 Pe111banguna11, (Jakarta: Proyek

(34)

pcrnbangunan baik dibidang keagamaan, khususnya peribadatan,

perekonomian, kebudayaan, kesehatan, keamanan dan sebagainya. Dengan

dernikian benda wakaf tersebut benar-benar terasa manfaatnya untuk

kepentingan kemanusiaan (umum) tidak hanya keluarga atau sahabat yang

terbatas38

G. Harta Benda Wakaf

,

Sebagai konsep sosial yang memiliki dimensi ibadah, wakaf juga disebut

scbagai arnal shadaqah jariyah, dimana pahala yang akan didapat oleh siwakif

akan selalu mcngalir selama harta tersebut masih ada dan bermanfaat, bahwa

yang dimaksud dengan shadaqah jariyah dari hadis yang diriwayatkan oleh

Muslim dari Abu Hurairah ra. Menurut para ulama aclalah wakaf. Wakaf aclalah

sebagai salah satu macam shadaqah.39

Sejalan clengan kecluclukannya, maka harta wakaf terlepas clari hak milik,

dan tidak pula pindah menjacli milik orang atau baclan wakaf. Harta wakaf

terlepas darihak milik siwakif sejak diikrarkan clan menjadi hak Allah SWT yang

kemanfaatannya rnenjacli hak penerima wakaf. Dengan demikian harta wakaf itu

rncnjacli amanat Allah kepada orang atau baclan hukum untuk mcngurus atau

mengelolanya. Orang atau badan wakaf yang mengurus wakaf disebut naclzir atau

mutawalli. Posisi nadzir sebagai pihak yang bertugas untuk memelihara clan

mcngurus harta wakaf, mempunyai kecluclukan yang penting clalam perwakafan.

_.,s Proyek Peningkatan Zakat dan \VakaC OP.Cit, ha!. 37 39

(35)

Sedernikian pentingnya kedudukan nadzir dalarn perwakafan, sehingga berfungsi

ticlaknya wakaf bagi rnauqufalaih sangat bergantung pada nadzir wakaf.

Meskipun clernikian, ticlak berarti naclzir rnempunyai kekuatan mutlak terhadap

harta yang diarnanahkan kepaclanya. 40

Segala sesuatu yang clihasilakan clari pemeliharaan clan pengelolaan tanah

wakaf tersbut, yang cliusahakankan atas nama nadzir wakaf, berkecluclukan

scbagai harta wakaf pula.

Sehingga clengan demikian. keberaclaan harta wakaf yang acla clitangan

para nadzir wakaf clapat climanfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan

rnasyarakat banyak clan bisa dipertanggungjawabkan secara moral clan hukum

Allah SWT41

H. Hikmah Wakaf

Segala sesuatu yang cliperintahkan Allah SWT pasti ada himkmahnya

yang berguna bagi kehidupan manusia, begitu pula halnya clengan perintah wakaf.

Sebagimana yang clikemukakan oleh Syekh al-J mjawi clalam bukunya

yang be1judul "Hikmah a/-tmyrie wa falsaf"atuhu" ia menyebutkan bahwa salah

satu aspek ajaran Agama Islam yang sangat besar dampaknya adalah pelaksanaan

ibadah wakaf, karena mempunyai keuntungan ganda, baik dalam hubungannya

(36)

kepada Tuhan sebagai salah satu realisasi pengabdian diri kepada-Nya secara

vertikal, maupun hubugannya kepada sesama manusia secara horizontal.42

Sedangkan bagi para dermawan yang mewakafkan hartanya kepada anak

keturunanya akan mendapat dua kebaikan,43 yaitu :

I. Kebaikan berupa tcrcegahnyajalan kekafiran bagi anak keturunanya

2. aKebaikan berupa tercegahnya harta dari sia-sia

Adapun hikmah yang lain bagi yang mewakalkan bahwa bagi mereka

akan rnendapatkan pahala yang terus meners mengalir selama harta wakaf itu

masih terus ada dalam kebaikan. Disamping itu orang yang mewakafkan hartanya

akan mendapat nama yang harum dikalangan orang yang menerima wakaf

atauorang yang mengetahuinya dan orang yang mengambil manfaat dari harta

wakaf terse but.

Disamping itu bagi mereka yang akan mewakafkan hartanya untuk

kepentingan umum, berarti mereka telah membantu menyiarkan agama Allah

serta membantu memajukan kaum muslimin dalam melangkah lebih maju dalam

perjuangan membela agama Allah di muka bumi ini.

Sedangkan menurut Prof. Ors. H. Masjuk Zuhdi pada dasarnya hikmah

wakaf ini adalah :

·12 Syckh Ali Ahn1ad al-Ju1:ja\vi, Te1.i 1-/i/anah di Batik f-Juku111 /slcun, Pene1jen1ah: Erta Muhyadi. F. Mahl'ud Lukman H, (Jakarta: Mustnqim, 2003). Jilid II, lrnl. 223

(37)

l. Harta benda yang diwakaflrnn dapat tetap terpelihara dan te1jamin

kelangsungannya, tidak perlu khawatir berangnya hilang atau pindah tangan.

7 Orang yang berwakaf sekalipun sudah meninggal dunia, masih terns

(38)

A. Se.iarah Perkembangan Wakaf di Indonesia

1. PP No. 28 Tahun 1977

Seperti telah disebutkan pada uraian dimuka bahwa wakaf yang

berasal dari lembaga l-Iukum Islam, telah diterima (gerecipiered) oleh Hukum

Adat bangsa Indonesia sejak dahulu di berbagai daerah nusantara ini, ha! ini

disebabkan karena sudah meresapnya penerimaan lembaga wakaf dalam

rnasyarakat Indonesia dan dianggap sebagai hukum yang timbul sebagai

l-Iukum Adat.

Sejak zaman dahulu persoalan tentang wakaf ini telah diatur dalam

1-Iukum Aclat yang sifatnya ticlak tertulis clengan mengambil sumber clari

1-lukum Islam. Aclanya praktek pelaksanaan wakaf ini terutama terlihat

diberbagai claerah dimana 1-Iukum Islam banyak berpengaruh di sana, didaerah kerajaan atau kesulitan Islam, seperti: Aceh, Demak, Banten,

Cirebon.1

Di samping itu oleh Pemerintah Kolonia! clahulu telah pula

clikeluarkan berbagai peraturan yang mengatur berbagai persoalan wakaf,

antara lain:

1

Suparn1an Usn1an, !-f11ku111 PerH'akapan di lndonesia, (Jakarta: Darul Ulun1 Press, 1999), Cet. Kc-2, ha!. 47

(39)

a. Surat Edaran Sekretaris Govermen pertama tanggal 31 Januari 1905, No.

435, yang termuat dalam Bijbland 1905 No. 6196 tentang toezicht op den

bouw van lvfohammedaansche bedehuizen. Dalam surat edaran ini

sekalipun tidak di atur secara khusus tentang wakaf, akan tetapi

dinyatakan bahwa Pemerintah tidak bermaksud melarang atau

menghalang-halangi orang Islam memenuhi keperluan agamanya. Tetapi

untuk pembuatan tempat-tempat ibadah, barn boleh dilaksanakan apabila

benar-benar dikehendaki oleh kepentingan mun. Surat edaran ini

ditujukjan kepada para Kepala Wilayah di Jawa dan Madura kecuali

daerah Swapraja.2

b. Pada tanggal 4 .!uni 1931 dikeluarkan Surat Edaran No. 12573 tentang

Bedehuizen en キ。ォ。ヲセᄋN@ sirkulir ini mengatur tanah wakaf BS (Bijbland op

hat staatsb!ad) tersebut menyatakan bahwa tanah akan di bangun di

masjid diatasnya harus Pemerintah Hindia-Belanda, permintaan ijin ini

dimaksudkan agar tanah wakaf terse but dikemukakan hari tidak terganggu

atau tergusur untuk pcmbangunan tata kota.

c. Pada tanggal 24 Dcsember 1934 No. 13390 tentang Bededehuizen

vridagdiesten moskieen en wakaf BS (Bijblad op hat staatsblad) ini

bukan saja mengatur wakaf tanah dan pembangunan masjid, melainkan

pula megatur perijinan sholat Jum'at. Dalam ha! ini apabila dalam

2

Faisal l-laq, (ed), f/11/aon QQMセ。ォ。ェᄋ@ dan Per1vakapa11 di Indonesia, (Surabaya: PT. Garoeda

(40)

melaksanakan sholat Jum'at terdapat sengketa dalam masyarakat Islam,

Bupati boleh memimpin usaha mencari penyelesaian asalkan dimintakan

oleh pihak yang bersangkutan.3

d. Pada tanggal 27 Mei tahun 1935 tentang Bededehuizen vridagdiesten

moskieen en wakaf.' Pcmcrintah Hindia Belanda kembali mengeluarkan

BS No. 13480 yang memerintahkan Bupati menclaftarkan tanah wakaf,

dan orang yang mewakafkan tanahnya harus terlebih clahulu

melaporkannya kepada Bupati. Bupati melaporkannya kepada Kadaster,

Kadaster melaporkannya kepacla bagian pajak agar membebaskan beban

pajak alas yang cliwakaflrnn itu.4

Peraturan-peraturan pacla masa Kolonia! tersebut, pacla zaman

pencluclukan Jepang dan Kemerclekaan berclasarkan Perundang-unclangan yang

acla tetap berlaku terus. karena belum acla peraturan baru tentang wakaf yang

mencabut peratran-peraturan tersebut. Namun lama kelamaan

peraturan-peraturan tersebut clirasakan kurang memaclai clan sudah banyak ketinggalan.

Karena wakaf telah banyak dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak

clahulu, maka untuk mcngatur tanah wakaf, jauh sebelum clikeluarkannya UU

No. 5 tahun 1960 yaitu UlJPA yang memuat pasal-pasal yang menjacli clasar

aclanya Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977, Pemerintah telah

'Juhaya S. pQセェ。L@ Per1rakc{/C111 di Indonesia: Sejarah, Pe111ikiran f-lu/01111 Jan Perken1hangan,

(Bandung: Yayasan Piara, 1995), hat. 32

(41)

mengeluarkan berbagai peraturan yang bertujuan mengatur dan terutama

mengawasi lanah wakaf terse but.

Sebagai kelanjutan dari berbagai peraturan pada zaman kolonial, maka

pada zaman kemerdekaan telah dikeluarkan pula beberapa ketentuan tentang

wakaf, baik penunjuk instansi yang mengurusnya dan juga teknis

pengurusannya antara lain dapat kita lihat dari ketentuan-ketentuan di bawah

1111 :

a. Departemen Agama RI pada tanggal 3 Januar.i 1946, dalam PP No. 3

tahun 1949 yo No. 8 tahun 1950 disebutkan tugas pokok atau lapangan

tugas peke1jaan kementerian agama RI salah salunya adalah pada point (k)

yaitu: "Menyelidiki, menentukan, mendaftarkan dan mengawas1

pemeliharaan wakaf'.

b. Peraturan Menteri Agama RI No. 2 tahun 1958 ten.tang lapangan tugas,

susunan dan pimpinan Kementrian Agama RI (pada pasal 25), yaitu:

"Menyelidiki, menentukan, mendaftarkan dan mengawasi Agraria Dalam

Negeri mengatur soal-soal yang bersangkutan patut dengan wakaf".

c. Peraturan Menteri Agama No. 3 Tahun 1958 disebutkan bahwa tugas

Jawatan Urusan Agama (JAURA) yaitu salah satu jawatan dalam

Departemen Agama (pada point 18) "Menyelidiki, menentukan,

mendaftarkan. mengawasi wakaf-wakaf umum dan wakaf masjid dan

bersama dengan Kementerian Dalam Negeri mengatur soal yang

(42)

cl. Peraturan-peraturan lain, yaitu:

I) Surat .laura No.3/D/1956 tanggal 8 Oktober 1956

2) Surat Eclaran jaura No.5/D/1956

3) Intruksi Juara No.6/Tahun 1961 tanggal 31 Oktober 1961.5

Berbagai peraturan di atas yang berlaku mengenai perwakafan

(terutarna wakaf tanah), tetapi belum di atur secara tuntas sehingga

memuclahkan te1jaclinya penyimpangan clari hakekat clan tujuan wakaf itu

sencliri, dan banyaklah bencla-benda wakaf yang ticlak cliketahui lagi

keberaclaannya.

Telah cliutarakan di atas bahwa peraturan-peraturan tentang

perwakafan tanah di Indonesia belum memenuhi kebutuhan rnaupun belum

clapat rnernberikan kepastian hukum dalam rangka melinclungi tanah-tanah

wakaf ini. Ada beberapa pertirnbangan clan motif yang menjadi latar belakang

clikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977.

Beberapa pertimbangannya yaitu :

a. Bahwa wakaf aclalah suatu lembaga keagamaan yang clapal clipergunakan

sebagai salah satu sarana guna pengembangan kehidupan keagamaan,

khususnya umat yang beragama Islam, clalam rangka mencapai

kesejahteraan spiritual clan material menuju masyarakat aclil clan makmur

berclasarkan pancasila.

5

(43)

b. Bahwa peraturan yang ada sekarang ini yang mengatur tentang

perwakafan tanah milik, selain belum memenuhi kebutuhan akan cara-cara

perwakafan .1uga membuka timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan

disebabkan tidak adanya data-data yang nyata dan lengkap mengenai

tanah-tanah yang cliwakalkan.6

Beberapa motifoya adalah :

a. Motif keagamaan. sebagaimana tercermin clalam konsiderannya yang

menyatakan bahwa "Wakaf sebagai lembaga keagamaan yang sifatnya

sebagai sarana keagamaan". Dalam hal ini aclalah motif Agama Islam,

kalau UUP A berlanclaskan tujuan untuk mencapai "Sosialisme

Indonesia", maka PP ini bertujuan tercapainya kesejahteraan spiritual clan

material menuju masyarakat aclil clan makmur berclasarkan Pancasila.

b. Peraturan perwakafan sebelumnya ticlak memaclai bagi penertiban Hukum

Perwakafan secara tuntas, bahkan menimbulkan berbagai masalah, seperti

tidak adanya data tentang perwakafan.

c. Aclanya lanclasan hukum yang kokoh clengan cliundangkannya UUPA No.

5 Tahun 1960, khususnya pasal 4 ayat 91) huruf(b) dan pasa 43 ayat (3)

sebagaimana clijelaskan di atas.7

'' Faisal Haq, Op. Cit, ha!. 34

7

(44)

Peraturan Pemerintah No. 28 Talmn 1977 tentang Perwakafan Tanah

Milik terdiri dari tujuh bab, delapan belas pasal dengan susunan sebagai

berikut:

Bab I Ketentuan Umum (yang berisi definisi tentang Wakaf, Wakif, Ilcrar

dan Naclzir) yaitu pasal 1

Bab II Fungsi Wakaf... 7 Pasal

Pasal 2 s/cl Pasal 8

Bab !II Tatacara Perwakafan ... 2 Pasal

Pasal 9 s/d Pasal 10

Bab IV Perubahan, Penyelesaian Perselisihan dan Pengawasan Perwakafan

Tanah Milik... 3 Pasal

Pasal 11 s/cl Pasal 13

Bab V Ketentuan Piclana ... 2 Pasal

Pasal 14 clan Pasal 15

Bab VI Ketentuan Peral i han . .. . . .. . .. . ... . .. .. .... .. .. .. . . .. .. . .. .. ... 2 Pas al

Pasal 16 clan Pasal 17

Bab VII Ketentuan Penutup ... I Pasal

Pasal 188

(45)

2. UU RI No. 41 tentang WakafTahun2004

Setelah lahirnya PP No. 28 tahun 1977, kernudian rnuncul usulan

untuk diundang-undangkanya PP tersebut kedalarn Undang-Undang Republik

Indonesia. yang berproscs terhitung sejak tanggal 05 September 2002 sampai

cliundang-undangkannya RUU Wakaf oleh Presiden RI, DR. H. Susilo

Barnbang Yudhoyono. menjadi UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang

ditandatangani pacla tanggan 27 Oktober 2004 dan dicatat dalarn lembaran

Negara RI tahun 2004 No. 159.

Aclapun RUU tersebut, sebagaimana diajukan oleh Mentri Agama RI

kepada Prcsiden RI, yang termaktub dalam Surat Permohonan Persetujuan

Prakarsa Penyusunan RUU Wakaf, No MA/25/2003, dengan bahan

pertirnbangan sebagai berikut9 :

a. Undang-unclang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2000 tentang Program

Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004 yang dibentuk

berdasarkan ketetapan MPR No. IV/MPR/1969 tentang Garis-garis Besar

Haluan Negara tahun 1999-2004 menetapkan arah kebijakan

Pembangunan Hukum yang antara lain melakukan penataan sistem hukum

nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan

menghormati hukum agama dan hukum adat.

9

r)eparten1en Agan1a RI. Proses lahirnya Unda11g-Undang 1Yo . .// Tahun 2004 Tentang

(46)

b. Penataan sistern hukurn nasional yang rnenyeluruh dan terpadu tersebut

perlu dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang

perwakafan dengan latar belakang pernikiran sebagai berikut :

I) Unclang-undang Nornor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria Pasal 49 ayat (I) rnenyatakan bahwa perwakafan tanah

rnilik clilinclungi clan cliatur clengan Peraturan Pernerintah. Berclasarkan

ketentuan tersebut Pemerintah telah menetrapkan berbagai peraturan

perunclang-undangan, antara lain Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun

1977 tentang Perwakafan Tanah Milik yang secara teknis

pelaksanaannya diatur clengan Peraturan Menteri Agama Nomor. 1

Tahun 1978 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik. Di samping

itu telah clikeluarkan Intruksi Peresiclen Nomor. I Tahun 1991

mengenai Kornpilasi Hukum Islam yang sebagian materinya mengatur

tentang wakaf.

2) Ketentuan mengenai perwakafan yang tercantum clalam peraturan

pcrundang-undangan tersebut belum clapat dijaclikan lanclasan hukum

yang cukup kuat rnengatur clan mcnyelesaikan berbagai persoalan

yang rnenyangkut perwakafan yang clihaclapi oleh lembaga keagamaan

yang bertindak sebagai nadzir. Sernentara itu akhir-akhir ini semakin

besar kecenclerungan masyarakat untuk rnelakukan perbuatan hukum

(47)

perundang-undangan, padahal wakaf uang itu dinilai secara ekonomi

dapat clipergunakan sebagai sarana pengembamgan penghidupan clan

kehidupan masyarakat. Semantara itu, Majlis Ulama Indonesia Pusat

juga telah mengeluarkan fatwa pada tanggal 11 Mei 2002 tentang

ketentuan wakaf uang.

c. Pada prinsipnya aset atau investasi wakaf hams terns terpelihara clan

berkembang sebagai salah satu pilar penyangga kehidupan masyarakat,

sehingga perlu acla peraturan hukum untuk mencegah tindakan

melcnyapkan keabadian wakaf dengan alasan apapun, atau mengurangi

nilai aset yang telah diwakafkan atau membiarkan terlantar tanpa diolah

a tau dimanfa' atkan.

cl. Berdasarkan data yang ada bahwa potensi tanah wakaf di Indonesia saat

ini beijumlah 359.462 lokasi dengan luas keseluruhan 1.472.047.607 1112,

clan diperkirakan lebih banyak lagi yang belum terdaftar termasuk yang

clikelola oleh Ormas Islam. Sebagian tanab wakaf itu acla yang terletak di

tempat/lokasi yang strategis di kawasan perkotaan. Pengelolaan

perwakafan di tanah air kita memiliki perluang clan prospek

perkembangan yang positif, baik dari segt kuantitas maupun

pemanfaatannya. Diharapkan perkembangan wakaf pacla waktunya akan

rnengarah menjacli kegiatan investasi atau clana abacli clan clapat

climanfaatkan untuk kegiatan ekonomi procluktif clalam ranggka

(48)

Berdasarkan bahan pertimbangan di atas, disusunlah lingkup dan

obyek rnateri Rancangan Undang-Undang tentang Wakaf yang diatur dengan

sinternatika sebagi berikut :

Bab I

Bab II

Bab Ill

Bab IV

Bab V

Bab VI

Bab VII

Bab VIII

Bab IX

Ketentuan Urnum

Dasar-dasar Wakaf

Kelembagaan

Tatacara Perwakafan

Kemitraan dan Pemberdayaan

Perubahan, Penyelesaian Perselisihan dan Pengawasan

Ketentuan Pidana

Ketentuan Peralihan

Ketentuan Penutup

Penyusunan RUU tentang Wakaftersebut bertujuan untuk:

a. rnengintegrasikan peraturan perundang-nclangan bidang perwakafan.

b. menjamin kepastian hukurn di bidang perwakafan.

c. rnelindungi dan memberikan rasa aman bagi wakif dan nadzir.

d. sebagai intrurnent untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bagi para

pihak yang mendapat kepercayaan mengelola badan wakaf.

e. sebagai koridor kebijakan publik dalam rangga aclvokasi dan penyelesaian

kasus-kasus perwakafan.

(49)

g. memperluas pengaturan mengenai wakaf sehingga mencakup pula wakaf

uang dan surat-surat berharga.10

Setelah melalui proses dan beberapa ketentuan yang berlaku sampailah

pacla ketetapan cliundang-unclangkannya RUU tentang Wakaf, menjacli

Unclang-Unclang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf,

yang clisctujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rl clan Presiclen RI,

pacla tanggal 27 Oktober 2004.

Unclang-Unclang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang

Wakaf, terdiri clari sebelas (11) bab, tujuh puluh satu (71) pasal, clengan

susunan sebagai berikut :

Bab I

Bab II

Bab III

Ketentuan Umum, terdiri clari 1 pasal (pasal 1) meliputi;

Pengertian walrnf. wakif, ikrar wakaf, naclzir, harta bencla wakaf,

Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW), Baclan Wakaf

Indonesia, Pemerintah, Menteri.

Dasar-dasar Wakaf, tercliri clari 30 pasal (pasal 2-31) dengan

sepuluh bagian yang meliputi; Pengertian Umum, Tujuan clan

Fungsi Waka[, Unsur Wakaf, Wakif, Naclzir, Harta Benda

Wakaf, lkrar Wakaf, Penmtukan Harta Benda Wakaf, Wakaf

clan Wasiat, WakafBencla Bergerak Berupa Uang.

Penclaftaran clan Pengumuman Harta Benda Wakaf, tercliri clari 8

(50)

Bab IV

Bab V

Bab VI

pasal (pasal 32-39).

Perubahan Status Harta Benda Wakaf, terdiri dari 2 pasal (pasal

40-41 ).

Pengelolaan dan Pengrnbangan Harta Benda Wakaf, terdiri dari

5 pasal (pasal 42-46).

Badan Wakaf Indonesia, terdiri dari 15 pasal (pasal 47-61)

meiiputi; Kedudukan dan Tugas, Organisasi, Anggota,

Pengangkatan dan Pemberhentian, Pembiayaan, Ketentuan

Pelaksanaan, Pertanggungjawaban.

Bab VII Penyelasaian Sengketa, terdiri dari I pasal (pasal 62).

Bab VIII Pernbinaan dan Pengawasan, terdiri dari 4 pasal (pasal 63-66).

Bab IX Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif, terdiri dari 2 pasal

(pasal 67-68) meliputi; Ketentuan Pidana, Sanksi Administratif.

BabX

Bab XI

Ketentuan Peralihan, terdiri dari 2 pasal (pasal 69-70).

Ketentuan Penutup, terdiri dari 2 pasal (pasal 71).

B. Pcrwakafan Tanah Mcnurut KHI di Indonesia

Kemedekaan Bangsa Indonesia yang di rebut clari tangan Belancla telah

melahirkan dualisme hukurn di Indonesia. Meskipun Indonesia mengakui clan

menjalankan hukurn warisan Belancla (Hukum Positif) sebagaimana termaktub

clalarn naskah kemerdekaan. namun bangsa Indonesia dalam realitanya

(51)

pcrkembangan hukum di Indonesia jelas mengacu kepada nilai-nilai ajaran Islam

yang disesuaikan dengan budaya dan tradisi bangsa Indonesia, khususnya dalam

r I I

n1asalah perwaka1an.

1-Iukum perwakafan sebagaimana yang diatur dalam Kompilasi I-!ukum

Islam (Kl-II) di Indonesia pada dasarnya sama dengan peraturan yang telah di atur

dalam perundang-undangan yang telah ada sebelumnya. Dalam beberapa hal

hukum perwakafan dalam kompilasi tersebut merupakan pengembangan clan

penyempurnaan pengatur perwakafan sesuai dengan Hukum Islam.12

Perwakafan yang tcrdapat dalam Kompilasi I-!ukurn Islam terdapat dalam

Buku [] dna hanya terdiri dari 15 pasal. Wakaf yang terdapat dalam KHI tidak

terbatas hanya pada tanah milik, tetapi mencakup benda bergerak dan benda tidak

bcrgerak yang mempunyai daya tahan yang tidak hanya sekali pakai clan bernilai

menurut Islam.

KI-II hanya rnemuat wakaf khairi (um um) dan tidak memperolehkan wakaf

ahli. 1-Ial ini dikarenakan melihat efek buruk dari wakaf ahli, yaitu umat Islam jadi

lemah etos kc1janya clan mereka eng

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah motiviasi ibu nifas dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan Di Ruang Gayatri RSUD Wahidin Sudirohusodo Kota

Diferensiasi (manajer operasi diminta untuk menciptakan barang dan jasa yang satu lebih baik atau paling tidak berbeda dengan yang lain).. Kepemimpinan Biaya (harga lebih

Setelah batang besi yang dililitkan dengan kawat menunjukkan sifat kemagnetan, kemudian pada salah satu ujung batang besi tersebut didekatkan magnet seperti gambar B.. (2

 Dengan tingkat produktivitas yang rendah, terutama angka kematian anak yang tinggi, maka dengan pemeliharan yang baik, terutama cara pemberian pakan, dengan biaya yang murah,

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Luar

Pada tahun 1969, status organisasi karantina tumbuhan diubah kembali dengan ditetapkannya Direktorat Karntina Tumbuh-tumbuhan yang secara operasional berada dibawah Menteri

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajar an Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen kehidupan

sehingga informasi secara tahunan perusahaan dapat diketahui, tidak mengalami delisting selama periode penelitian, menyajikan lapor- an keuangannya dalam satuan mata uang