ADE NUR PAHLUPI
Nil\1.
102044124985
JURUSAN PERADILAN AGAMA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUI<UM
UIN SY ARIF I-IIDA Y ATULLAH
JAKARTA
(Studi kasus di KUA Benda Tangerang Banten)
Di buat guna memenuhi persyaratan penyelesaian Sarjana Strata I (SI)
ADE NURP AHL UPI NIM: 102044124985
Disetujui oleh Pembimbing
Prof. Dr. H. Hasanudin AF, M.A NIP.150 050 917
JURUSAN PERADILAN AGAMA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
Hukum Perwakafan Nasional" telah c!iujikan dalam sidang rnunaqosah Fakultas Syari'ah clan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pacta :anggal 22 November 2006. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Smjan Hukum Islam pada Jurusan Akhwal al Syahsiyyah
Jakarta, 22 November 2006 Mengesahkan
Dekan,
----
Prof. Dr. H. M. Amin Suma. SH MA MM. NIP. 150 210 422PANITIA UJIAN
Ketua Ora. Hj. Halimah Ismail
NIP. 150 072 192
Sekertaris Ors. H. Asep Svarifoddin I-1. SH. MB. NIP. 150 268 783
Pembimbing Prof. Dr. H. Hasanudin AF. MA. NIP. 150 050 917
Penguji I Ors. H. A Basig Djalil, SH. MA. NIP. 150 169 102
Penguji II
/
HセセI@
ヲャ・lォ}カセBB@
-(
...
)h
--
Segala puji dan shukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
yang tak terhingga banyaknya dalam hidup ini antara lain hidayah pada penulis untuk
rnenyelesaikan penulisan skripsi ini yang be1:judul "HlJKUM PERWAKAFAN
DALAM TINJAUAN HlJKlJM ISLAM DAN HlJKlJM PERWAKAFAN
NASIONAL" sebagai tugas akhir perkulian yang penulis tempuh, sehingga dapat
rnelengkapi sebagian sharat untuk rnemeperoleh gelar Sm:jana Strata I di Universitas
Islam Negeri .Jakarta.
Salawat beserta Salam semoga tetap tercurahkan kepada manusia yang
menjadi sumber peradaban di jagat raya, yang mulia Muhammad SAW. yang telah
membawa, mengarahkm1, dan membimbing umatnya kejalan yang lurus, jalan yang
diridhai Allah SWT. dan keluarga juga sahabat-sahabatnya.
Skripsi ini dapat diselesaikan ini tidak luput clari dorongan dan ketcrlibatan
banyak pihak yang telah membantu penulis. Oleh lrnrena itu, pacla kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih teru1ama kepacla:
I. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM. selaku closen Fakultas Syariah
dan Hukum lJIN Syarifuidayatullah Jakarta dan para staff beserta para bapak/ ibu
dosen yang telah mendiclik dan memberikan i lnrn pengetahuannya kepacla
penulis sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. H. Hasanuddin AF. MA selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini
4. Pengelola perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas Syariah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam melengkapi reterensi penulisan
skripsi ini.
5. Kedua Orang Tua penulis, Bapak Royani dan !bu Nurhayati yang telah
membesarkan jiwa raga serta kakak dan adikku tercinta yang telah memberikan
motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
6. Kepada yang tercinta Sumiati Rosnalia, S, Pd yang telah memberikan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Bapak clan !bu Do sen UIN Jakarta tan pa terkecuali, yang tel ah ban yak
memberikan ilmu yang sangat membantu clalam proses strudi penulis, serta
memberikan fasilitas demi terlaksananya penulisan skripsi ini.
Dari semua itu penulis hanya clapat menclo'akan semoga jasa dan amalnya
menclapat imbalan yang setimpal. Dan penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
Akhirnya semoga skripsi ini dapat menghantarkan penulis pada keridhaan
Allah SWT. Memenuhi harapan UIN Jakarta, serta masyarakat pada umumnya dan
yang terkhusus untak agama dan bangsa semoga dapat bermanfaat dan barokah.
Amin ... ! Amin .... Ya Rabbal 'Alamin!
Jakarta, 21 Pebruari 2007
Penulis
Ade
nオイセ。ィャオセゥ@KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISi ... iii
BAB I Pendahuluan A. Alasan Pemilihan Judul ... I B. Pembatasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masai ah . . . 5
D. Tujuan Pembahasan ... 5
E. Metode Pembahasan dan Teknik Penulisan . . . .. . . .. .. . . .. 6
F. Sistematika Pembahasan . . . .. . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . ... 7
BAB II WakafMcuurut Hukum Islam A. Pengertian Tentang Wakaf ... 8
B. Sejarah Perkembangan Wakaf dalam Islam ... 11
C. Perwakafan Tanah Menurut Hukum Islam ... 14
D. Sumber Hukum Wakaf ... 18
E. Unsur-Unsur Dal am Wakaf ... 20
F. Pem bagian Wakaf . . . .. 23
G. Harla Benda Wakaf ... 26
H. llikmah Wakaf ... 27
BAB Ill Pcrwakafon Mcuurut Hulrnm Nasional A. Sejarah Perkembangan Wakaf di Indonesia ... 30
iセN@ Penvakafan Tanah Menurut Kl-II di Indonesia ... 42
C. Perwakafan Tanah Menurut Hukum Adat ... 48
F. Analisa Penulis ... 56
BAB IV Kcsimpulan
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran-saran ... 67
A.
Alasan Pemilihan ,JudulSalah satu masalah di bidang keagamaan yang menyangkut pelaksanaan
tugas-tugas keagrariaan adalah Perwakafan Tanah Milik. Wakaf adalah suatu
lembaga keagamaan yang dapat dipergunakan sebagai sa!ah satu sarana guna
pengembangan kehidupan keagamaan, khususnya bagi umat yang beragama Islam
dalam rangka mencapai kesejahteraan spiritual dan material menuju masyarakat adil
dan makmur berdasarkan Pancasila.1
Wakaf tel ah di Syari' atkan dan dipraktekkan oleh umat Islam seluruh dunia
sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai sekarang, tern1asuk oleh masyarakat
Islam di Indonesia.
" Ameer Ali mengemukakan: Hukum wakaf merupakan cabang yang terpenting
dalam syari'at Islam, sebab ia terjalin kedalam seluruh kehidupan ibadah dan
perekonomian sosial kaum muslimin".2
Dalam Agama Islam ada beberapa sumber hukum wakafbaik dari Al-Qur'an
dan Hadis.
1
• Abdurahn1an, Masalah }Jeru:akt!fan l'anah /\.4i!ik dan Keciudukan 7'anah fVakaf di l/ldonesia, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1990), Cet. Ke-3, hal. 1
2
. Suparman Usman, Hukwn Perwakqfan di 111do11esia, (Jakarta: Dami Ulum Press, 1999),
Allah SWT berfirman dalarn Surat Al-Baqarah: 267
Arlinya : "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jafan Allah) sebagian
dari hasif usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untukmu .... " (Q.S. Al-Baqarah: 267)
Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hanifah:
Artinya: "Apabila anak Adam mati, maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga
ha!, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfiwt, dan anak yang sholeh yang mendo 'akan keduanya" (H.R Muslim)
Ayat dan Hadis diatas secara tidak langsung menganjurkan ibadah wakaf,
karena pemberian wakaf merupakan kebajikan yang banyak menguntungkan
masyarakat luas. Wakaf dalam Islam merupakan salah satu realisasi perasaan
solidaritas dan persaudaraan sesarna.
Mengingat akan arti pentingnya persoalan tentang wakaf 1111. Maka,
Pemerintah menetapkan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No.5 tahun 1960
telah mencantumkan adanya suatu ketentuan khusus mengenai masalah ini,
sebagaimana tersebut didalam pasal 49 ayat 3 yang mengatakan bahwa Perwakafan
Peraturan Pemerintah yang dimaksud dalam pasal 49 ayat 3 UUPA No.5 tahun 1960
dikeluarkan tujuh belah tahun kemudian yaitu pada tanggal 17 Mei 1977 yang
berwujud PP No.28 tahun 1977 (LN 1977 No.28 tentang Perwakafan Tanah Milik).
Sejalan dengan prinsip konsepsi bangsa Indonesia dalam mengatur negaranya,
maka Syari' at Islam di Indonesia telah tumbuh subur begitu juga mengenai
pelaksanaan perwakafan ini, sebagai salah satu realisasi ibadat dalam Agama Islam,
yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Perwakafan (terutama
perwakafan tanah) telah mendapat tanggapan positif dan selalu dilaksanakan oleh
bangsa Indonesia sejak Islam dianut sebagai agamanya pada beberepa abad yang lalu.
Menurut para ahli, lembaga sosial yang hampir sama dengan wakaf telah
dikenal di J ndonesia sebelum Islam datang ke negeri ini.
Muhammad Daud Ali mengemukakan: "Sebelum Islam datang ketanah air ini, telah
ada suatu lembaga sosial yang kedudukannya hampir sama dengan wakaf. Untuk
menyebut sekedar contoh dapat dikemukakan Tanah Perman di Lombok dan Tanah
Pusaka ( Tinggi) di Minangkabau. Oleh karena itu dapat dipahami kalau pengertian
kaum Muslimin di Indonesia tentang wakaf selalu didasarkan pada Qur'an,
Al-Hadis, Kitab-kitab Fiqh terutama kitab fiqh Imam Syafi'i, juga oleh adat. Adat orang
Islam Indonesia banyak berasal dari atau dipengaruhi oleh Islam, tennasuk
diantaranya adat mengenai wakaf Sebaliknya, lembaga keagamaan yang berasaI dari
kerukunan, kepatuhan, dan keselarasan dalam menyelesaikan perselisihan yang
te1jadi mengenai wakaf"4
Berlatar belakang dari pemikiran diatas, penulis terdorong untuk menelaah
dan meneliti pennasalahan wakaf dalam Syari'at Islam dan wakaf dalam tatanan
Hukum Nasional dalam bentuk skripsi. Adapun judul yang penulis tetapkan adalah
" HUKUM PERWAKAFAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN
HUKUM PERWAKAFAN NASIONAL".
B. Pcmbatasan dan Perumusan Masalah
Sekalipun pada hakekatnya lembaga wakaf ini adalah berasal dari Hukum
Islam, akan tetapi pada kenyataannya seakan-akan sudah merupakan kesepakatan
para ahli hukum kita untuk memandang masalah wakaf ini sebagai masalah dalam
Hukum Indonesia. Hal ini dikarenakan sudah meresapnya penerimaan wakaf ini
didalam masyarakat Indonesia dan dianggap sebagai suatu lembaga hukum yang
timbul sebagai hukum adat atau kebiasaan dalam pergaulan hidup mereka. 5
Mengingat masalah wakaf bersifat abadi, maka atas hak atas tanah yang
diwakafkan hanya berstatus hak milik. Karena dalam UUP A hanya hak miliklah yang
mempunyai sifat yang penuh dan bulat. Sedangkan hak atas tanah yang lainnya
seperti Hak Guna Usaha, Hak Guna Pakai, Hak Pakai hanya mempunyai jangka
4
Suparman, Op. Cit, hal. 3
5
Oleh karena masalah wakaf menurut hukum Islam mencakup banyak hal,
maka penulis ingin membatasi pembahasan yang berkaitan dengan masalah wakaf
tanah yang ada dalam hukum nasional di Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji lebih mendasar terhadap pembahasan ini, penulis merasa
perlu untuk memberikan rumusan-rumusan naskah yang akan di bahas dalam skripsi
ll11.
Adapun pokok-pokok permasalahan tersebut dirumuskan sebagai berikut :
l. Bagaimana Pengetian wakaf dan apa saja Sumber Hukum dalam Wakaf serta
Hal-hal yang bersangkutan dengan Wakaf?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Wakaf dalam Islam, Kl-II di Indonesia dan
Adat, sarta Bagaimana Tata Cara Persertifikatan Tanah Wakaf ?
3. Bagaimana Pandangan l-Iukum Islam, Hukum Adat, KI-II, l-Iukum Nasional dan
Hukum Perwakafan ?
4. Bagaimana Tata Cara l-Iukum Perwakafan yang Berlaku?
5. Apa Persamaan dan Perbedaaan antara kedua Hukum TersebL1t?
E. Tujuan Pcmbahasan
Dalam penulidan skripsi ini, openulis bertujuan ingin mengetahui beberapa
1. Hukum manakah yang dipakai oleh sebagian besar umat Islam Indonesia
dalam melakukan perbuatan wakaf, apakah itu memakai Hukum Islam atau
Hukum Nasional?
2. Sejauh mana keseriusan Pemerintah dalam mengakomodir kepentingan umat
Islam dalam ha! melakukan perbuatan wakaf?
D. Metode Pembahasan Dan Teknik Penulisan
Metode penulisan yang dipakai dalan1 penulisan sk:ripsi m1 memakai dua
metode, yaitu:
I. Wawancara dengan menanyakan soal-soal yang berkaitan dengan permasalahan
sk:ripsi ini kepada pihak-pihak yang mempunyai wewenang dengan wakaf.
2. Penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan studi banding
terhadap sumber-sumber (bahan) bacaan yang ada relevansinya dengan pokok
bahasan skripsi ini.
Adapun teknik penyusunan dalam penulisan ini didasarkan pada buku "
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Dise1iasi" yang dikeluarkan oleh IAIN Syarif
Hidayatullah Jjakaiia, tahun 2000 dengan ketentuan : kutipan- kutipan yang
E. Sistematika Penulisan
Mengenai sistematika pembahasan, skripsi ini disusun menjadi empat bab
pembahasan, dimulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup atau kesimpulan
dengan perincian sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari alasan pemilihan judul,
pembatasan dan perumusan masalah, metode penulisan dan sistematika pembahasan.
Bab kedua berisi tentang wakaf menurut hukum lslam yang mencakup:
pengertian wakaf, sejarah perkembangan wakaf dalam Islam, perwakafan tanah
menurut hukum Islam, sumber hukum wakaf, unsur-unsur dalam wakaf, pembagian
キ。ォ。ヲセ@ harta benda yang diwakafkan serta hikmah wakaf
Bab ketiga membahas tentang wakaf menurut hukum Nasional, yang meliputi:
sejarah perkembangan wakaf di Indonesia, perwakafan tanah menurut KEH, di
Indonesia, perwakafan tanah menurut hukum adat, tata cam perwakafan dan
pendaftarannya, dan analisis penulis.
A. Pcngcrtian Tcntang Wakaf
Dalam kanus besar Bahasa Indonesia ケ。ゥセヲGN@ cikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan disebutkan bahwa w:1!:af mempunyai dua mti, yaitu
I). Badan yang dibentuk yang berkaitan dengt•n Agama Islam, 2). Yang
ditcntukan bagi kepentingan umum sebagai darma atau untuk kepentingan yang
berhubungan dcngan agama.;
Adapun kata "wakal" atau "waqf" berasa! dari Bahasa Arab. Asal kata
"waqofa" ( ...i-J J ) yang berarti menahan atau berhcnti atau diam ditempat atau
tetap berdiri. Kata waqofa-yaqiti.1-waqfa ( ...i-J J - LL[セ@ - ...,;,; J) sama artinya dengan
bahasa -yahbisu-habsan (I-,>- - セ@ - ..,..,,-/ Sedangkan dalam buku yang lain kata
"al-waqfu" (...,L..J _;-J 1 ) sama artinya clcngan "al-habsu" (_,..,_J-1 ) yang
artinya"'·n1cnjauhkan orang dari suatu'' atau "n1cnk·ninrakan", kemudian kata ini
berkembang menjadi "bahasa" yang berarti mewa:·::1.i1:an harta karena Allah.
Sedangkan menurut Syara' wakaf mernpun;·: .. i beraneka pengertian seperti
yang dikutip Wahbah al-Zuhaili. yailu:
I Deparlc111en Pcndidikan clan i(cbudayaan, Kcunus ョセMNN@ . Ruhasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka. 1986). Cet. Kc-I, ha!. I 006
.?: Suparn1an Usn1an, f{uku111 PerH·akapan di fndonesi:.r セj。ォ。イエ。Z@ Darul Ulu1n Press, 1999),
Cct. Kc-2. ha!. 23
Artinya : "Pengertian perlama: menurut Abu Hanifc1h: wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum retap milik siwakif dalam rangka mempergunakan manfctatnya unluk kebaikan. Berdasarkan definisi itu malw pemilik harla wakaf ridak lepas dari siwakif bahkan ia dibenarkan menariknya dan ia boleh menjualnya ".
I - ' I I I / I .I , 1 , '" , ,1 I (I_, c;> .0 ' / > I
J,
セLglQ Q@ LセLljャ Q@ Lセi@ -1.:f NZ^セ@ 41.r.J 0L;.>;L:d1 セ@ J jLセN@ '0,UI J,i_;,.JI1 '<») I I " P_
<"':
I .J / セ@セャスiGセ@
?)
J, J_,,;,JIF '""""
\セ@2
Z[\ALHセL[jiセᄋ@J\...
セ@'.r>J
:<::"":!.jL.; .Ji1 jl
i.,_;;
J?'J ./. '-p.-セ@
セj@
,J_r21. JI >y-y c_[,..ェセ@
().i-
Lセ[Nj@
Lスセ@
0
1,Jw
dsi1セオNN@
r<.,_セ@
セ@
fr-'2!.JLNN⦅セQスQ@
セ@
y
Jll.1cfi
セj@
. セi@ }I :i-p.- セ@ "'-!..!.t_
p-:)1 i}.:) , ".) .,,.; _,..,,:; セi@ }IArtinya "Pengertian kedua: lvfenurut Jumhur: mereka itu dua sahabat, yang mana ini menjadi fc1twa dasar bagi golongan Han(fiyah. Syafi 'iyah. dan Hanabi/ah. Menurul mereka wakaf adalah menahan suatu benda yang mungkin diambi/ manfaatnya (hasilnya) sedangkan bendanya ridak terganggu, dengan wakaf itu hak penggunaan siwak(fdan orang lain menjadi terputus. Hasil benda tersebut digunakan untuk kebaikan da!am rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Alas dasar itu henda terse/Jll/ ter/epas dari pemilikan siwakifdan me11jadi hak Allah,
kewenangan wakif a/as harta itu hilang, bahkan ia wajib
menyedekahkan sesuai dengan tujuan wakaf".
< /,/ _j / I I / I I I
1 , ? / I I / ef ? , ,? / J I /
J=
31 ,_,_r-l,,1.S'fa
Ji.S'
J!J
';l.S'j.L(
Lセ@ セ|ャNQ@F
JA)
ZセwjL@ «.':-:)UI ..__A,!;,.:JIj _,..,,:; c>I y セi@ セ@ セuャャNQ@ J) c>I "r,)-\ ;\,;!. \... o-l• L[[⦅セ@ Gセ@ '!'°"")..IS" セ@
y セ@
o»
Lセャスi@ セ@ セセi\セ@C' ,\...
j:i l.Y p; ''"J?' セ@4'!..r.
t_P,)
GセI@Artinya
..l,.!l:JI ".) .1 _;...:.,, ;JJ ,,J\... )I
upah, a/au menjadikan hasilnya untuk dapat digunakan, seperti mewakafkan uang. Wakqf dilakukan dengan mengucapkan lcifaz wakaf untuk masa tertentu sesuai dengan keinginan pemilik. Dengan kata lain pemilik harta menahan benda itu dari penguasaan secara pemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu pemberian mm1faat benda secara wajar, sedang benda ilu menjadi pemilik siwakif,' perwakqfi:m itu b erlaku untuk suatu masa lerlen/u, dan karenanya !idak disyari 'atkan sebagai wakafkeka! (selmnanya). 3
Dari sekian pendapat ulama tentang wakaf, suatu pengertian yang
dianggap paling tepat dan menghimpun berbagai pengertian dikalangan fuqoha.
Pengertian ini dikemukakan oleh Abu Zahra, yaitu:
セ@ ;;,,..,;J,1 j=) Gセ@ >\A; (:" セ@
t_
L.i.:;;)11J_c.
c:s)I セi@ ") JJ
J r-:JI (:'-' : Y' ..fl }I.. ,4-;;IJ Lャセi@ frl-1 c.::..>\.p.- y
Artinya "Wakaf ada/ah mencegah penguasaan pemilikan harta /erhadap
harlanya yang dapat dimanfi:wtkan dengan tetap utuh hartanya, sedangkan manfi:wtnya dipergunakan pada hal-hal yang baik (yang tidak bertentangan dengan agama) dari permulaan hingga akhir "4
Adapun wakaf menurut Kompilasi Hukum Islam., sebagaimana tertera
pada Buku Ill, tentang Hukum Perwakafan, Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 215,
ayat I, yaitu : "Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang
atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya yang
melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan
um um lain ya sesuai dengan ajaran Islam". 5
·' Supannan Usn1an, QIJ.C'it, hal. 24-25 1
Muhammad Abu Zahra, a/-Waqof; (Beirut: Dar al-Fikr, 1971), Cet. Ke-2, ha!. 5
B. Scjarah Pcrkcmbangan Walrnf dalam Islam
Wakaftelah dikenal dalam Islam sejak masih ada Nabi Muhammad SAW.
Yaitu sejak beliau hijrah ke Madinah, disyari'atkannya pada tahun kedua
Hijriyah.
Asal mula disyari 'atkannya wakaf ialah pada waktu sahabat Umar ibn
Khatab mendapat sebidang tanah perkebunan di Khaibar, Umar meminta
pendapat mengena1 harta itu kepada Rasulullah, kemudian Rasulullah
menasehatkannya, jika Umar rnau lebih baik diwakafkan saja tanah itu dan
hasilnya disedekahkan kepada orang yang sedang membutuhkannya (fakir
. 1 . ) (,
1111SOn.
Pendapat ini berdasarkan Hadis yang diriwayatkan oleh lbn Umar r.a, ia
berkata :
/ ,, セ@ o J ,.,,, ,, ,, ,, ,, A
:Jw
セ@/t.:.:_;
:s?\
J\.;
0
H[LセQ@;,i.
yl'.,oi:JI.>
L,g'.C. Nゥャャ|セセ@;,i.
0'.:;.
" " 2 ,, Jc J ,. ,:. ,, ,, ,, ,. "' , J
J1.> ,.,
,_/;Li
w ;_:,
Pセ@ セQ@)>
.w
':IL. :..,,L'..o1tJ
セ@ |NGNN[Nセ|@ セi@Jl
.il.11 jjNGNNセャゥ@,. ,. ,, ,, ,. ,. ,; ,, ,. ,. ,,
,. ,. o,. ,. ,. セ@ c ,, -:;; ,. J., -:;; ' ,, _,,
't
L5
':I セQ@,;J.
4;
uU)
セi@ セ@ セ@ 01,tL)
セ@Alli
セ@ セQ@ jINGNNセ@ セ@' ,._,, jセ@ ,. Jo ,. ,. ,. J ,. ,.
セI
S@
.il.11j.;- _})
,. ,, ,. ,....,_,1.>)
-.s'J
,. j.''.,AJI c}) ,. <lpl ,, c} ,,Y.,
,,0U)
,JI.>
LN⦅ZNLセᄚIGZiI@,:.,_.;,,") ':I)
J:;,:: ·•. '
I'· ... :;/'..· ll, !'.'..·,<t
Jl
1'/\' •.. ゥセN@ [LNN「Lセイ@ •"'· '\' 1·' I\,1JJ) r.>' セI@ LセN@ """: J-' . ""'".) .:./' ,,,.,- '- , セI@ セ@
<r-1--'
Artinya "Duri Jbnu Umar r.a. ia berkata: buhwa sahabat Umar memperoleh sebidang lanah di Khaibar, kemudian Umar menghadap Rasu/ullqj ntuk meminta pet1111juk, Umar berkata: "Ya ... Rasu/ullah, saya mendapat sebidang lanah di Khaibar, saya belum mendapatkan harta sebaik itu, maka apa yang engkau perintahkan untukku?" Rasulullah
bersabda: "bi/a kau suka, kau tahan (pokoknya) tanah itu, dan kau sedekahkan (hasilnya), kemudian Umar menyedekahkannya (tanahnya un!uk dikelola), tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak diwariskan. Ibn Umar berkata: "Umar menyedekahkannya (hasi/ pengelolaan /anah) kepada fakir miskin, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah. ibnu sabil dan tamu. Dan tidak dilarang bagi yang mengelola (nadzir) wakqf makan dari hasilnya dengan cara yang baik (sepantasnya) a/au memberi makan orang lain dengan tidak bermaksud menumpuk hart a". 7 (H.R. Muslim)
Di kalangan ularna tidak ada perbedaan pendapat, wakaf Umar inilah yang
pertama dan masyhur dalam dunia Islam, yang kernudian diikuti oleh sahabat
lainnya. Bahkan menurut Imam Syafi'i, setelah peristiwa wakaf Umar tersebut,
ada delapan puluh (80) orang sahabat di Madinah yang terus mengorbankan harta
mereka untuk dijadikan wakaf pula. 8 Para sahabat terse but adalah: Abu Thoha
yang mewakafkan kebun kesayangannya "Baihara", Abu Bakar yang
mewakallrnn sebidang tanahnya di Mekah yang diperuntukan kepada anak
turunannya yang datang ke Mekkah, Usman yang menyedekahkan hartanya di
Khoibar. Ali bin Abi Tholib mewakafkan tanalmya yang subur, Anas bin Malik
dan lain-lain. Gairah awal wakaf ini kemudian dilakukan oleh umat Islam
diseluruh dunia dari waktu kewaktu sebagai amal ibadat kepada Allah SWT.9
Pada masa Bani Umaiyah wakaftelah dilaksanakan umat Islam di negara
seperti Mesir, Libanon, Syiria. Pada waktu itu harta wakaf sangat banyak
sehingga di Mesir merasakan perlu mendirikan perkantoran khusus yang
7
Proyck Pcningkatan Zakat dan Wakaf, Fiqh fVakaf. (Jakarta: DiJjen Biinas 1slan1 dan Penyelenggaraan t-Iaji, 2003), ha!. 5
8
Sulaiman Rosjicl. Fiqh Islam. (Bandung: CV. Sinar Barn. 1989), Cet. Ke-22, hal. 317
rnenanganinya. Dalam hal ini orang yang pertama kali adalah Tauban bin Ghar
al-1-Iadrarny pada masa Khalifah Hisyam bin Abdul Malik. Ia sangat perhatian dan
tertarik dengan perkembangan wakaf sehingga terbentuk lembaga wakaf
tersendiri. Lembaga wakaf inilah yang pertama kali dilakukan dalam administrasi
wakaf di Mesir, bahkan diseluruh negara Islam. Beliau mendirikan lembaga
wakaf di Basyrah, sejak itulah pengelolaan lembaga wakaf dibawah Departemen
Kehakim,an yang dikelola dengan baik dan disalurkan bagi yang berhak dan
rnernbutuhkan.10
Taubah ibn Ghar al-l-landramy berkata:
Artinya "Tidak ada yang saya pandang berhak menerima sedekah (wakaf)
kecualifakir miskin ··.
Pada masa dinasti Abbasiyah terdapat lembaga wakaf yang disebut dengan
"Shadr al-wuqz!f" yang mengurus administrasi dan memilih staf pengelola
lembaga wakaf.
Pada masa dinasti Ayubiyah di Mesir perkembangan wakaf cukup
menggembirakan, dimana hampir setiap tanah pertanian menjadi harta wakaf dan
semua dikelola oleh negara dan menjadi milik negara (baitul ma!) ketika
Sholahuddin al-Ayubi memerintah di Mesir, ia banyak mewakatkan lahan milik
negara untuk kepentingan pendidikan, dan pada tahun l l 78 M I 572 I-I ia
menetapkan kebijakan bahwa bagi orang Kristen yang datang dari Iskandar untuk
berdagang wajib membayar bea cukai. Yang mana hasil dari bea cukai tersebut
dipergunakan untuk kesejahteraan Ulama dan kepentingan misi Mazhab Sunni.
C. Perwakafan Tanah Mennrnt H nknm Islam
Salah satu insitusi atau pranata sosial Islam yang mengandung nilai sosial
ekonomi adalah lemabaga perwakafan. Sebagai kelanjutan dari ajaran tauhid,
lembaga perwakafan adalah salah satu bentuk perwujuclan keaclilan sosial dalam
!slam. Prinsip kepemilikan harta cliberatkan hanya dikuasai oleh sekelompok
orang. Ini tiak bcrarti bahwa Islam melarang orang untuk kaya dikuasai oleh
sekelompok orang. Ini ticlak berarti bahwa Islam melarang orang utnuk kaya raya.
Melainkan suatu peringatan kepacla umat manusia bahwa Islam mengajarkan
fungsi sosial harta. U ntuk itulah banyak sekali lembaga yang diclirikan
berdasarkan asas Islam seperti: Lembaga perwakafan, zakaf Infaq Shadaqah, dan
lain-lain.
Oleh sebab itu bagi kepentingan orang banyak clan masyarakat, bentuk
harta wakaf itu amat besar manfaatnya dan amat diperlukan, wakaf sebagai harta
yang kekal, yang selalu menjadi sumber kekayaan membiayai amal-amal
kernasyarakatan dalam ajaran islam yang beraneka warna itu. Sudah sepantasnya
dalam periode pergeseran kepada masyarakat modern yang lebih maju, yang
susunan harta wakaf itu harus dijalankan dengan organisasi modern pula.11
Menurut Hukum Islam wakaf telah dinyatakan sah apabila telah terpenuhi
rukun-rukun dalam wakaftersebut.12 Yaitu:
I . Waki f (Orang yang mewakafkan harta)
Bagi orang berwakaf, disyaratkan bahwa ia adalah orang yang ahli berbuat
kebaikan dan wakaf dilakukannya secara suka rela, tidk karena dipaksa.13
Maka yang dimaksud dengan ahli kebaikan disini aclalah orang yang berakal,
tidak mubazir dan baligh.
2. Mauqufbih (Barta yang cliwakaflcan)
Dalam hal harta yang diwakaflcan, clitentukan beberapa syarat sahnya barang
tersebut sebagai berikut :
a. Barang atau benda itu tidak rusak/habis ketika cliambil manfaatnya.14
b. Kepunyaan orang yang berwakaf, benda yang bercampur haknya dengan
orang lainpun boleh diwakaflcan seperti halnya boleh dihibahkan atau
clisewakan. 15
c. Bukan barang haram atau najis.16
11
Abdurah111an, 1\;/asa/ah Perivakqfan Tanah A!filiki dan J(edudukan Tanah Waka}· di
lodooesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1990), Cet. Ke-3, ha!. 8
12 Proyek Pcningkatan Zakat dan Wakaf,
Op. Cit, ha!. 19
"Sulaiman Rosjid, Op.Cit, ha!. 304-305
1
·1 Adijani al-Alabij, OP.Cit, ha!. 31
Qセ@ l'M. 1--Iasbi As-sidiqie, Per1vakapa11 Tanah Di Indonesia: dalc1111 Teori dan Praktek,
(Jakarta: Raja\vali Press), Cet. J(e-2, hal. 31
1
(' Abu Bakar, Sejarah Q|Lヲ。NセGェゥ、@ dan Ania/ Jbadah a/cannya, (Banjarmasin: Tako Buku Adil,
3. Mauquf alaih (Pihak yang diberi wakaf I penerima wakaf)
Pihak yang diberi wakaf atau penerima wakaf mempunyai ketentuan seperti
orang yang berwakaf dan haruslah pihak kebajikan ialah yang membuat wakaf
sebagai ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan.17
4. Shighat (Pernyataan atau ikrar wakaf)
Lagaz atau shighat wakaf adalah pernyataan kehendak dari wakif yang
dilahirkan dengan jelas tentang benda yang diwakafkan, kepada siapa
diwakafkan dan untuk apa dimanfaatkan. Kalau pihak penerima wakaf adalah
pihak tertentu, sebagian ulama berpendapat perlu ada qobul Gawaban
penerima). Tetapi kalau itu untuk umum saja, tidak perlu ada qobul.
1-Iukum perwakafan dalam Agama Islam dikenal pula istilah nadzir
(pcngurus wakaf), nadzir adalah orang atau badan yang memegang amanat untuk
rnemelihara dan mengurus harta wakaf sesuai dengan wujud clan tujuan wakaf
terse but.
Nadzir wakaf bcrwenang melakukan tindakan yang mendatangkan
kebaikan bagi harta wakaf bersangkutan dengan memperhatikan syarat-syarat
yang mungkin telah ditentukan wakif. Bila syarat yang ditentukan siwakif tidak
terpenuhi maka hakim rnenunjuk orang lain yang mempunyai lrnbungan kerabat
dengan siwakif, dengan prinsip pengawasan aa pada wakif sendiri. Bila orang
17
yang mempunyai lrnbungan kerabat dengan wakif itu tidak ada, wakif merujuk
l . 18 orang arn.
Naclzir berhak menclapatkan upah pengurusan harta wakaf, selama ia
rnelakukannya tugasnya clengan bail<. Besarnya upah sesuai dengan ketentuan
wakiL bila wakif tidak menentukan besarnya upah nadzir, nadzir dapat
rnenentukan besarnya upah itu sesuai dengan bernt ringanya tugas yang
dibebankan kepada nadzir.
Sebagai pemegang amanat, peran dasarnya nadzir tidak dibebankan
beresiko yang tei:jadi atas harta wakaf, kecuali apabila kerusakan itu te1jadi
karena kelalaian atau bahkan kesengajaannya. Dan itu ditentukan oleh hakim. 19
Ten tang bagaimana status dari pacla harta wakaf itu menurut hukum Islam,
kitajumpai adanya beberapa perbedaan dikalangan ulama:
Menurut Imam Syafi 'i : wakaf telah berlaku sah bilamana orang yang
berwakaf (wakif) telah menyatakan dengan perkataan "saya telah wakafkan"
sekalipun tanpa diputuskan hakim, orang yang berwakaf tidak berhak lagi atas
harta wakaf ini, walaupun harta wakaf itu tetap ditangannya, atau dengan
perkataan lain walapun harta wakaf itu tetap dimilikinya.20
Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah wakaf itu adalah shadaqah selama
hakim belum memutuskannya. yaitu bila hakim belum mengumumkan harta itu
18
Supannan Us1nan, (Jp. C1l, hal. 33
1
') Muha1111nad Daud Ali, Siste111 Ekonon1i Jsla111: Zakat dan Waka/, (Jakarta: UI-Press, 1988),
Cele Ke- I, ha!. 92-93
sebagai harta wakat: atau disyaratkan dengan ta' lid sesudah meninggalnya orang
yang berwakaf.
Bilamana suatu harta telah dijadikan harta wakaf maka milik yang sudah
diwakatlrnn menjadi kepunyaan Allah SWT, bukan kepunyaan orang yang
berwakaf lagi, tiak pula menjadi hak milik tempat berwakaf (mauquf 'alaih) dia
adalah kepunyaan Allah yang cligunakan terutama untuk jalan Allah (fisabilillah)
dan keperluan orang banyak.
D. Sumbcr Hukum Wakaf
Para mujtahid berbeda pendapat dalam mengembangkan pengertian wakaf
namun mereka sepenclapat bahwa wakaf aalah suatu ibaclah yang disyari'atkan.
Hal ini disimpulkan baik dari pengertian umum ayat Al-Qur'an namun Hadis
yang secara khusus menceritakan kasus-kasus wakaf di zaman Rasulullah.21
Walaupun masalah wakaf tidak disebutkan secara jelas clalam Al-Qur;an
namun para ahli berpendapat bahwa acla beberapa ayat yang memerintahkan
manusia berbuat baik yang menjacli sumber hukum wakaf.
Sumber hukum wakaf clari al-Qur'an. Allah berfirman :
Artinya "Perbuat/ah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan ".
(Al-I-Iajj/22:77)
Artinya "Kanm sekali-kali lidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai".
(Ali-Imran 3:92)
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasi/ usahamu yang baik-baik dan sebagian dart apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. "(Al-Baqarah/ 2: 267)
Ayat di atas secara tidak langsung menganjurkan ibadah wakaf bagi
seluruh urnat Islam, karena pemberian wakaf meupakan kebajikan yang banyak
dan menguntungkan rnasyarakat luas. Wakaf dalam Islam merupakan salah satu
realisasi perasaan solidaritas dan persaudaraan sesama, atas dasar itu, ayat-ayat di
alas rnerupakan landasan dianjurkannya pelaksanaan wakaf.
I). Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah ra.
セ@ , セ@ ,. " ,, J... " .I., ,. ,, ,, ,, •' J,, ,, ,,
r 1 (:,1
J.1 oG
「セ@:tL)
セ@ "111 セ@ "111 jセセ@Ju; :Ju;
セ@ "111 セセ@ ;:,;'.).cs;I
y
,. ,, ,. ,, 0 ,. ,. ,, _. " J.
Hセ@ ,1JJ)
;.i:;.:.c;
,.JG,.u)
:,1 "-! セZ[@r1>'
:,1 ;;,;Jt;.. ;;J::(o Zッ^セ@::r
'YI セ@)-,, " ,.,. " ,. " ,. " " ,. ,,
Artinya : "Dari Abu Hurairah ra. Berka/a: berkala Rasulullah SAW: 'Apa bila
anak adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua amaannya, kecua!i tiga ha!, yaitu: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanj{1 ·ar, anak yang sholeh yang mendo 'akannya ''. (HR.
Muslirn)22
2 ). Had is yang diriwayatkan oleh Muslim dari Ibn Umar:
:.: Muslin1 lbn al-I-lujaj Abu Husaini al-Qushairi al-Nisabury, Shohih 1V!uslin1, (Baitut: Daar
Artinya
Hセ@
"Dari ihn Umur ra. Berkata: bahwa sahabat Umar ra. Mendapat sebidang /anah di Khaibar. kemudian menghadap Rasu/ullah untuk mendapal petunjuk Umar berkata: "Ya ... Rasu/ullah, saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya be/um pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apa yang Eng/mu perintahkan kepadaku?" Rasu!ullah menjawab: "bila kamu suka kamu tahan (pokoknycU tanah itu, dan kamu sedekahkan (hasilnya) '', kemudian Umar melakukan shadaqah, tidak dijual, tidak dihibahkan, dan tidak pula diwariskan. Berka/a Umar: Umar menyedekahkannnya, dan tidak pula diwariskan. Berkata Umar: Umar menyedekahkannya kepada orang kafir mi.skin, kawn kerabat, budak belian sabi/il/ah, ibn sabil. dan tamu. Tidak mengapa a/au tidak dilarang bagi yang 1nenguasai tanah itu (pengurusnya) makan dari hasilnya dengan cara yang baik (l'epantasnya) a/au makan dengan tidak bermaksud menumpuk harta. (HR. Muslim)23
E. Unsur-Unsur Dalam Wakaf
Dalam suatu lembaga wakaf diperlukan beberapa unsur, yang mana tanpa
unsur itu wakaf tidak dapat berdiri. Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi
unsur-unsur dalam wakaf. unsur-unsur tersebut adalah:
1 ). Orang yang mewakatkan (Wakif)
Orang yang mewakafkan ( wakif) clisyaratkan memiliki kecakapan
lmkum (kamalul ahliyah) atau (legal competent) clalam membelanjakan
hartanya. kecakapan bertindak ini meliputi 4 (empat) kriteria, yaitu:
2
-' Muslin1 lbn a!-1-lujaj Abu l-lusaini al-Qushairi al-Nisabury, Shohih Musliln, (Baitut : Daar
a. Mercleka
b. Berakal sejat
c. Dewasa
cl. Ticlak beracla clibawah pengampunan.24
2). 1-larta yang cliwakaflrnn (Mauqufbih)
hal. 6'-15
Para ualama mazhab sepakat bahwa, clisyaratkannya untuk barang
yang cliwakaflrnn itu sama clengan persyaratan-persyaratan yang acla pacla
barang yang clijual, yaitu bahwasanya barang itu merupakan suatu yang
kongkrit, yang merupakan milik orang yang mewakafkan. 25 Dan bencla yang
akan diwakafkan harus kekal zatnya, zat barang ticlak rusak, clan henclaklah
clisebutkan clengan terang clan jelas kepacla siapa cliwakaflrnn.26
Barang atau bencla yang diwakafkan haruslah memeuhi syarat sebagai
berikut.
a. 1-larus jelas wujuclnya clan pasti batasannya (jika berbentuk batasan)
b. Benda tersebut milik atau kepunyaan si wakif
c. 1-Iarus kekal zatnya clan clapat clipergunakan
d. Bukan barang haram atau najis27
e. Harta yang cliwakaflrnn dapat berupa bencla yang bergerak atau benda
yang ticlak bergerak28
''Ibid, ha!. 19-20
25
Muhan1n1ad Ja\vad Mughniyah, Fiqh Linza !i,fazhab, (Jakarta: Lentera Basri 'fa1na, 1996),
21
' Supar111an Us1nan, Op.Ci!. ha!. 32
3 ). Pernyataan atau ikrar wakaf (Shighat)
Pernyataan wakif atau ikrar wakaf yang merupakan tanda penyerahan
barang atau benda yang diwakafkan dari tangan si wakif kepada orang atau
tempat berwakaC namun ikrar wakaf cukup dengan ijab saja dari wakif tanpa
memerlukan qobui clari mauquf alaih29 dan ikrar wakaf clapat dinyatakan
berupa lisan atau tulisan.
Hal-ha! yang perlu cliperhatikan dalam ikrar wakaf adalah:
a. Dalam ikrar wakaf henclaklah clisebutkan clengan jelas kepacla siapa suatu
benda cliwalrnfkan.
b. Wakaf harus segera clilaksanakan setelah ikrar wakap cliucapkan oleh
wakif tanpa menggantungkan pelaksanaannya pacla suatu peristiwa yang
akan te1jadi climasa yang akan datang, dengan ikrar wakaf itu
menyebabkan lepasnya hubungan pemilikan seketika itu juga antara wakif
clengan benda yang cliwakafkan.30
4 ). Orang yang menerima wakaf (Mauquf'alaih)
Orang yang mencrima wakaf ialah orang yang benar-benar tidak
mempunyai barang yang cliwakafkan dan memanfaatkannya. Maka untuknya
aclalah hal-hal sebagai berikut :
a. Henclaknya orang yang cliwakafi tersebut acla ketika wakafterjacli
:rn Muha111111ad Daul Ali, HIーNHセゥエL@ hal. 86
セY@
Proyek Pcningkatan Zakat dan Wakaf, Op.Cit, hal. 53 10
b. l-Iendaknya orang yang menerima wakaf mempunyai kelayakan untuk
memiliki. Oleh karena itu wakaf yang ditujukan kepada bayi dan
mewakafkan mushaf kepada orang kafir tidaklah sah karena keduanya
tidak memiliki syarat kepemilikan.31
c. I-Ienclaknya tidak merupakan maksiat kepacla Allah dan tidak boleh
bertentangan clengan nilai ibadah. Minimal niatnya hams merupakan ha!
yang mudah menurut ukuran I-Iukum Islam.
d. Hendaknya jelas orangnya dan bukan tidak diketahui, ajadi kalau
seseorang mewakafkan kepada seorang laki-laki atau perempuan (tanpa
disebutkan namanya) batalah wakafnya32
F. Pcmbagian Wakaf
Wakaf yang dikenal dalam Syari'at Islam, dilihat dari penggunaan atau
yang memanfaatkan bcnda wakaf ada dua macam, yaitu :
I. WakafAhli
Wakaf ahli atau wakaf clzurri (wakaf keluarga) adalah wakaf yang
khusus cliperuntukkan bagi orang-orang tertentu, seorang atau lebih, baik ia
keluarga wakif maupun orang lain, wakaf seperti ini bertujuan membela nasib
mereka. Dalam pandangan Islam, yang hendaknya mewakaflcan sebagian
hartanya, sebaiknya terlebih dalmlu melihat sanak familinya. Jika ternyata ada
JI Muha1n1nad Daud ali, (Jp.L'it, hat. 88 ·
12
yang sedang membutuhkannya maka wakaf Jebih afclhol diberikan kepaa
mereka.33
Dalam satu riwayat cliceritakan, bahwa seorang sahabat bernama Abu
Thalhah hendak mewakafkan sebagian hartanya. Lalu Rasulullah
menaseharkan agar bcrwakaf saJa kepacla kerabatnya yang seclang
mcmbutuhkan.3'1 Wakaf ini merupakan clasar tentang keutamaan wakaf ahli.
Rasulullah SAW bersabcla yang cliriwayatkan oleh Bukhari (yang cliujung
hadis terscbut clinyatakan sebagai berikut) :
(L>JWI olJJ)
セ@
セI@
Arlinya "Aku le/ah mendengar ucapanmu tentang ha! tersebut, saya berpendapal sebaiknya akamu memberikannya kepada keluarg lerdekat. Maka Abu Thalhah memberikannya kepada keluarga dan anak cucunya ". (H.R. Bukhari)35
Dalam satu segi, wakaf ahli atau wakaf dzurri ini baik sekali, karena
siwakil akan menclapat clua kebaikan, yaitu: kebaikan clari amal ibaclahnya
juga kebaikan clari silaturrahmi terhaclap keluarga yang cliberikan wakaf. Akan
tetapi pacla sisi lain wakaf ahli ini sering menimbulkan masalah, seperti:
bagaimana kalau anak cucu yang clitunjuk sudah tidak ada Jagi ? Siapa yang
berhak mengambil manfaat harta wakaf tersebut ?
Pacla perkembangan selanjutnya, wakaf ahli untuk saat ini dianggap
kurang clapat memberikan rnanfaat bagi kesejahteraan umum, karena sering
11
Han111 Nasution. (cd), Op.Cir. ha\. 982
11
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah. (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), .luz Ill, Cct. Ke-4, ha!. 380
menimbulkan kekaburan dalam pengelolaan dan pemanfaatan umum, karena
sering menimbulkan kekaburan dalam pengelolaan dan pemanfaatan wakaf
oleh keluarga yang diserahi harta wakaf. Di beberapa ncgara tertentu, seperti
Mesir, Maroko, Turki, Al Jazair wakaf untuk keluarga (wakaf ahli) telah
clihapuskan, karcna pertimbnagan clari berbagai segi, tanah-tanah wakaf dalam
bcntuk 1111 clianggap tidak proclukstir.36 Praktek semacam ini jelas
menyimpang dari pelaksanaan ibaclah wakaf.
2. WakafKhoiri
Wakaf khairi adalah wakaf yag diperuntukkan bagi kepentingan atau
kemaslahatan umum. Tujuannya agar masyarakat memperoleh kegunaan dan
manfaat dari benda yang diwakafkan. Wakaf jenis ini berwujud dalam
lembaga sosial, seperti sekolah, madrasah, pesantren, tanah perkebunan dan
lain-lain. 37
Dalam tinjauan penggunaannya, wakaf jenis ini jauh lebih banyak
manfaatnya bila dibandingkan dengan jenis wakaf ahli, karena tidak
terbatasnya pihak-pihak yang ingin memperoleh manfaat dari harta wakaf
tersebut, wakaf jenis inilah yang sesunggunya paling sesuai clengan tujuan
perwakafan itu sencliri pacla umurnnya. Secara substansinya, wakaf inilah
yang rnerupakan salah satu segi clari earn membelanjakan harta di jalan Allah.
Tentunya kalau dilihat dari manfaat kegunaannya merupakan salah satu sarana
"'Ibid
37
Pen1erintah f)f(J Jakarta, A1enteri Da!ovah Terurai da!a111 Pe111banguna11, (Jakarta: Proyek
pcrnbangunan baik dibidang keagamaan, khususnya peribadatan,
perekonomian, kebudayaan, kesehatan, keamanan dan sebagainya. Dengan
dernikian benda wakaf tersebut benar-benar terasa manfaatnya untuk
kepentingan kemanusiaan (umum) tidak hanya keluarga atau sahabat yang
terbatas38
G. Harta Benda Wakaf
,
Sebagai konsep sosial yang memiliki dimensi ibadah, wakaf juga disebut
scbagai arnal shadaqah jariyah, dimana pahala yang akan didapat oleh siwakif
akan selalu mcngalir selama harta tersebut masih ada dan bermanfaat, bahwa
yang dimaksud dengan shadaqah jariyah dari hadis yang diriwayatkan oleh
Muslim dari Abu Hurairah ra. Menurut para ulama aclalah wakaf. Wakaf aclalah
sebagai salah satu macam shadaqah.39
Sejalan clengan kecluclukannya, maka harta wakaf terlepas clari hak milik,
dan tidak pula pindah menjacli milik orang atau baclan wakaf. Harta wakaf
terlepas darihak milik siwakif sejak diikrarkan clan menjadi hak Allah SWT yang
kemanfaatannya rnenjacli hak penerima wakaf. Dengan demikian harta wakaf itu
rncnjacli amanat Allah kepada orang atau baclan hukum untuk mcngurus atau
mengelolanya. Orang atau badan wakaf yang mengurus wakaf disebut naclzir atau
mutawalli. Posisi nadzir sebagai pihak yang bertugas untuk memelihara clan
mcngurus harta wakaf, mempunyai kecluclukan yang penting clalam perwakafan.
_.,s Proyek Peningkatan Zakat dan \VakaC OP.Cit, ha!. 37 39
Sedernikian pentingnya kedudukan nadzir dalarn perwakafan, sehingga berfungsi
ticlaknya wakaf bagi rnauqufalaih sangat bergantung pada nadzir wakaf.
Meskipun clernikian, ticlak berarti naclzir rnempunyai kekuatan mutlak terhadap
harta yang diarnanahkan kepaclanya. 40
Segala sesuatu yang clihasilakan clari pemeliharaan clan pengelolaan tanah
wakaf tersbut, yang cliusahakankan atas nama nadzir wakaf, berkecluclukan
scbagai harta wakaf pula.
Sehingga clengan demikian. keberaclaan harta wakaf yang acla clitangan
para nadzir wakaf clapat climanfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan
rnasyarakat banyak clan bisa dipertanggungjawabkan secara moral clan hukum
Allah SWT41
H. Hikmah Wakaf
Segala sesuatu yang cliperintahkan Allah SWT pasti ada himkmahnya
yang berguna bagi kehidupan manusia, begitu pula halnya clengan perintah wakaf.
Sebagimana yang clikemukakan oleh Syekh al-J mjawi clalam bukunya
yang be1judul "Hikmah a/-tmyrie wa falsaf"atuhu" ia menyebutkan bahwa salah
satu aspek ajaran Agama Islam yang sangat besar dampaknya adalah pelaksanaan
ibadah wakaf, karena mempunyai keuntungan ganda, baik dalam hubungannya
kepada Tuhan sebagai salah satu realisasi pengabdian diri kepada-Nya secara
vertikal, maupun hubugannya kepada sesama manusia secara horizontal.42
Sedangkan bagi para dermawan yang mewakafkan hartanya kepada anak
keturunanya akan mendapat dua kebaikan,43 yaitu :
I. Kebaikan berupa tcrcegahnyajalan kekafiran bagi anak keturunanya
2. aKebaikan berupa tercegahnya harta dari sia-sia
Adapun hikmah yang lain bagi yang mewakalkan bahwa bagi mereka
akan rnendapatkan pahala yang terus meners mengalir selama harta wakaf itu
masih terus ada dalam kebaikan. Disamping itu orang yang mewakafkan hartanya
akan mendapat nama yang harum dikalangan orang yang menerima wakaf
atauorang yang mengetahuinya dan orang yang mengambil manfaat dari harta
wakaf terse but.
Disamping itu bagi mereka yang akan mewakafkan hartanya untuk
kepentingan umum, berarti mereka telah membantu menyiarkan agama Allah
serta membantu memajukan kaum muslimin dalam melangkah lebih maju dalam
perjuangan membela agama Allah di muka bumi ini.
Sedangkan menurut Prof. Ors. H. Masjuk Zuhdi pada dasarnya hikmah
wakaf ini adalah :
·12 Syckh Ali Ahn1ad al-Ju1:ja\vi, Te1.i 1-/i/anah di Batik f-Juku111 /slcun, Pene1jen1ah: Erta Muhyadi. F. Mahl'ud Lukman H, (Jakarta: Mustnqim, 2003). Jilid II, lrnl. 223
l. Harta benda yang diwakaflrnn dapat tetap terpelihara dan te1jamin
kelangsungannya, tidak perlu khawatir berangnya hilang atau pindah tangan.
7 Orang yang berwakaf sekalipun sudah meninggal dunia, masih terns
A. Se.iarah Perkembangan Wakaf di Indonesia
1. PP No. 28 Tahun 1977
Seperti telah disebutkan pada uraian dimuka bahwa wakaf yang
berasal dari lembaga l-Iukum Islam, telah diterima (gerecipiered) oleh Hukum
Adat bangsa Indonesia sejak dahulu di berbagai daerah nusantara ini, ha! ini
disebabkan karena sudah meresapnya penerimaan lembaga wakaf dalam
rnasyarakat Indonesia dan dianggap sebagai hukum yang timbul sebagai
l-Iukum Adat.
Sejak zaman dahulu persoalan tentang wakaf ini telah diatur dalam
1-Iukum Aclat yang sifatnya ticlak tertulis clengan mengambil sumber clari
1-lukum Islam. Aclanya praktek pelaksanaan wakaf ini terutama terlihat
diberbagai claerah dimana 1-Iukum Islam banyak berpengaruh di sana, didaerah kerajaan atau kesulitan Islam, seperti: Aceh, Demak, Banten,
Cirebon.1
Di samping itu oleh Pemerintah Kolonia! clahulu telah pula
clikeluarkan berbagai peraturan yang mengatur berbagai persoalan wakaf,
antara lain:
1
Suparn1an Usn1an, !-f11ku111 PerH'akapan di lndonesia, (Jakarta: Darul Ulun1 Press, 1999), Cet. Kc-2, ha!. 47
a. Surat Edaran Sekretaris Govermen pertama tanggal 31 Januari 1905, No.
435, yang termuat dalam Bijbland 1905 No. 6196 tentang toezicht op den
bouw van lvfohammedaansche bedehuizen. Dalam surat edaran ini
sekalipun tidak di atur secara khusus tentang wakaf, akan tetapi
dinyatakan bahwa Pemerintah tidak bermaksud melarang atau
menghalang-halangi orang Islam memenuhi keperluan agamanya. Tetapi
untuk pembuatan tempat-tempat ibadah, barn boleh dilaksanakan apabila
benar-benar dikehendaki oleh kepentingan mun. Surat edaran ini
ditujukjan kepada para Kepala Wilayah di Jawa dan Madura kecuali
daerah Swapraja.2
b. Pada tanggal 4 .!uni 1931 dikeluarkan Surat Edaran No. 12573 tentang
Bedehuizen en キ。ォ。ヲセᄋN@ sirkulir ini mengatur tanah wakaf BS (Bijbland op
hat staatsb!ad) tersebut menyatakan bahwa tanah akan di bangun di
masjid diatasnya harus Pemerintah Hindia-Belanda, permintaan ijin ini
dimaksudkan agar tanah wakaf terse but dikemukakan hari tidak terganggu
atau tergusur untuk pcmbangunan tata kota.
c. Pada tanggal 24 Dcsember 1934 No. 13390 tentang Bededehuizen
vridagdiesten moskieen en wakaf BS (Bijblad op hat staatsblad) ini
bukan saja mengatur wakaf tanah dan pembangunan masjid, melainkan
pula megatur perijinan sholat Jum'at. Dalam ha! ini apabila dalam
2
Faisal l-laq, (ed), f/11/aon QQMセ。ォ。ェᄋ@ dan Per1vakapa11 di Indonesia, (Surabaya: PT. Garoeda
melaksanakan sholat Jum'at terdapat sengketa dalam masyarakat Islam,
Bupati boleh memimpin usaha mencari penyelesaian asalkan dimintakan
oleh pihak yang bersangkutan.3
d. Pada tanggal 27 Mei tahun 1935 tentang Bededehuizen vridagdiesten
moskieen en wakaf.' Pcmcrintah Hindia Belanda kembali mengeluarkan
BS No. 13480 yang memerintahkan Bupati menclaftarkan tanah wakaf,
dan orang yang mewakafkan tanahnya harus terlebih clahulu
melaporkannya kepada Bupati. Bupati melaporkannya kepada Kadaster,
Kadaster melaporkannya kepacla bagian pajak agar membebaskan beban
pajak alas yang cliwakaflrnn itu.4
Peraturan-peraturan pacla masa Kolonia! tersebut, pacla zaman
pencluclukan Jepang dan Kemerclekaan berclasarkan Perundang-unclangan yang
acla tetap berlaku terus. karena belum acla peraturan baru tentang wakaf yang
mencabut peratran-peraturan tersebut. Namun lama kelamaan
peraturan-peraturan tersebut clirasakan kurang memaclai clan sudah banyak ketinggalan.
Karena wakaf telah banyak dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak
clahulu, maka untuk mcngatur tanah wakaf, jauh sebelum clikeluarkannya UU
No. 5 tahun 1960 yaitu UlJPA yang memuat pasal-pasal yang menjacli clasar
aclanya Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977, Pemerintah telah
'Juhaya S. pQセェ。L@ Per1rakc{/C111 di Indonesia: Sejarah, Pe111ikiran f-lu/01111 Jan Perken1hangan,
(Bandung: Yayasan Piara, 1995), hat. 32
mengeluarkan berbagai peraturan yang bertujuan mengatur dan terutama
mengawasi lanah wakaf terse but.
Sebagai kelanjutan dari berbagai peraturan pada zaman kolonial, maka
pada zaman kemerdekaan telah dikeluarkan pula beberapa ketentuan tentang
wakaf, baik penunjuk instansi yang mengurusnya dan juga teknis
pengurusannya antara lain dapat kita lihat dari ketentuan-ketentuan di bawah
1111 :
a. Departemen Agama RI pada tanggal 3 Januar.i 1946, dalam PP No. 3
tahun 1949 yo No. 8 tahun 1950 disebutkan tugas pokok atau lapangan
tugas peke1jaan kementerian agama RI salah salunya adalah pada point (k)
yaitu: "Menyelidiki, menentukan, mendaftarkan dan mengawas1
pemeliharaan wakaf'.
b. Peraturan Menteri Agama RI No. 2 tahun 1958 ten.tang lapangan tugas,
susunan dan pimpinan Kementrian Agama RI (pada pasal 25), yaitu:
"Menyelidiki, menentukan, mendaftarkan dan mengawasi Agraria Dalam
Negeri mengatur soal-soal yang bersangkutan patut dengan wakaf".
c. Peraturan Menteri Agama No. 3 Tahun 1958 disebutkan bahwa tugas
Jawatan Urusan Agama (JAURA) yaitu salah satu jawatan dalam
Departemen Agama (pada point 18) "Menyelidiki, menentukan,
mendaftarkan. mengawasi wakaf-wakaf umum dan wakaf masjid dan
bersama dengan Kementerian Dalam Negeri mengatur soal yang
cl. Peraturan-peraturan lain, yaitu:
I) Surat .laura No.3/D/1956 tanggal 8 Oktober 1956
2) Surat Eclaran jaura No.5/D/1956
3) Intruksi Juara No.6/Tahun 1961 tanggal 31 Oktober 1961.5
Berbagai peraturan di atas yang berlaku mengenai perwakafan
(terutarna wakaf tanah), tetapi belum di atur secara tuntas sehingga
memuclahkan te1jaclinya penyimpangan clari hakekat clan tujuan wakaf itu
sencliri, dan banyaklah bencla-benda wakaf yang ticlak cliketahui lagi
keberaclaannya.
Telah cliutarakan di atas bahwa peraturan-peraturan tentang
perwakafan tanah di Indonesia belum memenuhi kebutuhan rnaupun belum
clapat rnernberikan kepastian hukum dalam rangka melinclungi tanah-tanah
wakaf ini. Ada beberapa pertirnbangan clan motif yang menjadi latar belakang
clikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977.
Beberapa pertimbangannya yaitu :
a. Bahwa wakaf aclalah suatu lembaga keagamaan yang clapal clipergunakan
sebagai salah satu sarana guna pengembangan kehidupan keagamaan,
khususnya umat yang beragama Islam, clalam rangka mencapai
kesejahteraan spiritual clan material menuju masyarakat aclil clan makmur
berclasarkan pancasila.
5
b. Bahwa peraturan yang ada sekarang ini yang mengatur tentang
perwakafan tanah milik, selain belum memenuhi kebutuhan akan cara-cara
perwakafan .1uga membuka timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan
disebabkan tidak adanya data-data yang nyata dan lengkap mengenai
tanah-tanah yang cliwakalkan.6
Beberapa motifoya adalah :
a. Motif keagamaan. sebagaimana tercermin clalam konsiderannya yang
menyatakan bahwa "Wakaf sebagai lembaga keagamaan yang sifatnya
sebagai sarana keagamaan". Dalam hal ini aclalah motif Agama Islam,
kalau UUP A berlanclaskan tujuan untuk mencapai "Sosialisme
Indonesia", maka PP ini bertujuan tercapainya kesejahteraan spiritual clan
material menuju masyarakat aclil clan makmur berclasarkan Pancasila.
b. Peraturan perwakafan sebelumnya ticlak memaclai bagi penertiban Hukum
Perwakafan secara tuntas, bahkan menimbulkan berbagai masalah, seperti
tidak adanya data tentang perwakafan.
c. Aclanya lanclasan hukum yang kokoh clengan cliundangkannya UUPA No.
5 Tahun 1960, khususnya pasal 4 ayat 91) huruf(b) dan pasa 43 ayat (3)
sebagaimana clijelaskan di atas.7
'' Faisal Haq, Op. Cit, ha!. 34
7
Peraturan Pemerintah No. 28 Talmn 1977 tentang Perwakafan Tanah
Milik terdiri dari tujuh bab, delapan belas pasal dengan susunan sebagai
berikut:
Bab I Ketentuan Umum (yang berisi definisi tentang Wakaf, Wakif, Ilcrar
dan Naclzir) yaitu pasal 1
Bab II Fungsi Wakaf... 7 Pasal
Pasal 2 s/cl Pasal 8
Bab !II Tatacara Perwakafan ... 2 Pasal
Pasal 9 s/d Pasal 10
Bab IV Perubahan, Penyelesaian Perselisihan dan Pengawasan Perwakafan
Tanah Milik... 3 Pasal
Pasal 11 s/cl Pasal 13
Bab V Ketentuan Piclana ... 2 Pasal
Pasal 14 clan Pasal 15
Bab VI Ketentuan Peral i han . .. . . .. . .. . ... . .. .. .... .. .. .. . . .. .. . .. .. ... 2 Pas al
Pasal 16 clan Pasal 17
Bab VII Ketentuan Penutup ... I Pasal
Pasal 188
2. UU RI No. 41 tentang WakafTahun2004
Setelah lahirnya PP No. 28 tahun 1977, kernudian rnuncul usulan
untuk diundang-undangkanya PP tersebut kedalarn Undang-Undang Republik
Indonesia. yang berproscs terhitung sejak tanggal 05 September 2002 sampai
cliundang-undangkannya RUU Wakaf oleh Presiden RI, DR. H. Susilo
Barnbang Yudhoyono. menjadi UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang
ditandatangani pacla tanggan 27 Oktober 2004 dan dicatat dalarn lembaran
Negara RI tahun 2004 No. 159.
Aclapun RUU tersebut, sebagaimana diajukan oleh Mentri Agama RI
kepada Prcsiden RI, yang termaktub dalam Surat Permohonan Persetujuan
Prakarsa Penyusunan RUU Wakaf, No MA/25/2003, dengan bahan
pertirnbangan sebagai berikut9 :
a. Undang-unclang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004 yang dibentuk
berdasarkan ketetapan MPR No. IV/MPR/1969 tentang Garis-garis Besar
Haluan Negara tahun 1999-2004 menetapkan arah kebijakan
Pembangunan Hukum yang antara lain melakukan penataan sistem hukum
nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan
menghormati hukum agama dan hukum adat.
9
r)eparten1en Agan1a RI. Proses lahirnya Unda11g-Undang 1Yo . .// Tahun 2004 Tentang
b. Penataan sistern hukurn nasional yang rnenyeluruh dan terpadu tersebut
perlu dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang
perwakafan dengan latar belakang pernikiran sebagai berikut :
I) Unclang-undang Nornor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria Pasal 49 ayat (I) rnenyatakan bahwa perwakafan tanah
rnilik clilinclungi clan cliatur clengan Peraturan Pernerintah. Berclasarkan
ketentuan tersebut Pemerintah telah menetrapkan berbagai peraturan
perunclang-undangan, antara lain Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun
1977 tentang Perwakafan Tanah Milik yang secara teknis
pelaksanaannya diatur clengan Peraturan Menteri Agama Nomor. 1
Tahun 1978 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik. Di samping
itu telah clikeluarkan Intruksi Peresiclen Nomor. I Tahun 1991
mengenai Kornpilasi Hukum Islam yang sebagian materinya mengatur
tentang wakaf.
2) Ketentuan mengenai perwakafan yang tercantum clalam peraturan
pcrundang-undangan tersebut belum clapat dijaclikan lanclasan hukum
yang cukup kuat rnengatur clan mcnyelesaikan berbagai persoalan
yang rnenyangkut perwakafan yang clihaclapi oleh lembaga keagamaan
yang bertindak sebagai nadzir. Sernentara itu akhir-akhir ini semakin
besar kecenclerungan masyarakat untuk rnelakukan perbuatan hukum
perundang-undangan, padahal wakaf uang itu dinilai secara ekonomi
dapat clipergunakan sebagai sarana pengembamgan penghidupan clan
kehidupan masyarakat. Semantara itu, Majlis Ulama Indonesia Pusat
juga telah mengeluarkan fatwa pada tanggal 11 Mei 2002 tentang
ketentuan wakaf uang.
c. Pada prinsipnya aset atau investasi wakaf hams terns terpelihara clan
berkembang sebagai salah satu pilar penyangga kehidupan masyarakat,
sehingga perlu acla peraturan hukum untuk mencegah tindakan
melcnyapkan keabadian wakaf dengan alasan apapun, atau mengurangi
nilai aset yang telah diwakafkan atau membiarkan terlantar tanpa diolah
a tau dimanfa' atkan.
cl. Berdasarkan data yang ada bahwa potensi tanah wakaf di Indonesia saat
ini beijumlah 359.462 lokasi dengan luas keseluruhan 1.472.047.607 1112,
clan diperkirakan lebih banyak lagi yang belum terdaftar termasuk yang
clikelola oleh Ormas Islam. Sebagian tanab wakaf itu acla yang terletak di
tempat/lokasi yang strategis di kawasan perkotaan. Pengelolaan
perwakafan di tanah air kita memiliki perluang clan prospek
perkembangan yang positif, baik dari segt kuantitas maupun
pemanfaatannya. Diharapkan perkembangan wakaf pacla waktunya akan
rnengarah menjacli kegiatan investasi atau clana abacli clan clapat
climanfaatkan untuk kegiatan ekonomi procluktif clalam ranggka
Berdasarkan bahan pertimbangan di atas, disusunlah lingkup dan
obyek rnateri Rancangan Undang-Undang tentang Wakaf yang diatur dengan
sinternatika sebagi berikut :
Bab I
Bab II
Bab Ill
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
Ketentuan Urnum
Dasar-dasar Wakaf
Kelembagaan
Tatacara Perwakafan
Kemitraan dan Pemberdayaan
Perubahan, Penyelesaian Perselisihan dan Pengawasan
Ketentuan Pidana
Ketentuan Peralihan
Ketentuan Penutup
Penyusunan RUU tentang Wakaftersebut bertujuan untuk:
a. rnengintegrasikan peraturan perundang-nclangan bidang perwakafan.
b. menjamin kepastian hukurn di bidang perwakafan.
c. rnelindungi dan memberikan rasa aman bagi wakif dan nadzir.
d. sebagai intrurnent untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bagi para
pihak yang mendapat kepercayaan mengelola badan wakaf.
e. sebagai koridor kebijakan publik dalam rangga aclvokasi dan penyelesaian
kasus-kasus perwakafan.
g. memperluas pengaturan mengenai wakaf sehingga mencakup pula wakaf
uang dan surat-surat berharga.10
Setelah melalui proses dan beberapa ketentuan yang berlaku sampailah
pacla ketetapan cliundang-unclangkannya RUU tentang Wakaf, menjacli
Unclang-Unclang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf,
yang clisctujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rl clan Presiclen RI,
pacla tanggal 27 Oktober 2004.
Unclang-Unclang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang
Wakaf, terdiri clari sebelas (11) bab, tujuh puluh satu (71) pasal, clengan
susunan sebagai berikut :
Bab I
Bab II
Bab III
Ketentuan Umum, terdiri clari 1 pasal (pasal 1) meliputi;
Pengertian walrnf. wakif, ikrar wakaf, naclzir, harta bencla wakaf,
Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW), Baclan Wakaf
Indonesia, Pemerintah, Menteri.
Dasar-dasar Wakaf, tercliri clari 30 pasal (pasal 2-31) dengan
sepuluh bagian yang meliputi; Pengertian Umum, Tujuan clan
Fungsi Waka[, Unsur Wakaf, Wakif, Naclzir, Harta Benda
Wakaf, lkrar Wakaf, Penmtukan Harta Benda Wakaf, Wakaf
clan Wasiat, WakafBencla Bergerak Berupa Uang.
Penclaftaran clan Pengumuman Harta Benda Wakaf, tercliri clari 8
Bab IV
Bab V
Bab VI
pasal (pasal 32-39).
Perubahan Status Harta Benda Wakaf, terdiri dari 2 pasal (pasal
40-41 ).
Pengelolaan dan Pengrnbangan Harta Benda Wakaf, terdiri dari
5 pasal (pasal 42-46).
Badan Wakaf Indonesia, terdiri dari 15 pasal (pasal 47-61)
meiiputi; Kedudukan dan Tugas, Organisasi, Anggota,
Pengangkatan dan Pemberhentian, Pembiayaan, Ketentuan
Pelaksanaan, Pertanggungjawaban.
Bab VII Penyelasaian Sengketa, terdiri dari I pasal (pasal 62).
Bab VIII Pernbinaan dan Pengawasan, terdiri dari 4 pasal (pasal 63-66).
Bab IX Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif, terdiri dari 2 pasal
(pasal 67-68) meliputi; Ketentuan Pidana, Sanksi Administratif.
BabX
Bab XI
Ketentuan Peralihan, terdiri dari 2 pasal (pasal 69-70).
Ketentuan Penutup, terdiri dari 2 pasal (pasal 71).
B. Pcrwakafan Tanah Mcnurut KHI di Indonesia
Kemedekaan Bangsa Indonesia yang di rebut clari tangan Belancla telah
melahirkan dualisme hukurn di Indonesia. Meskipun Indonesia mengakui clan
menjalankan hukurn warisan Belancla (Hukum Positif) sebagaimana termaktub
clalarn naskah kemerdekaan. namun bangsa Indonesia dalam realitanya
pcrkembangan hukum di Indonesia jelas mengacu kepada nilai-nilai ajaran Islam
yang disesuaikan dengan budaya dan tradisi bangsa Indonesia, khususnya dalam
r I I
n1asalah perwaka1an.
1-Iukum perwakafan sebagaimana yang diatur dalam Kompilasi I-!ukum
Islam (Kl-II) di Indonesia pada dasarnya sama dengan peraturan yang telah di atur
dalam perundang-undangan yang telah ada sebelumnya. Dalam beberapa hal
hukum perwakafan dalam kompilasi tersebut merupakan pengembangan clan
penyempurnaan pengatur perwakafan sesuai dengan Hukum Islam.12
Perwakafan yang tcrdapat dalam Kompilasi I-!ukurn Islam terdapat dalam
Buku [] dna hanya terdiri dari 15 pasal. Wakaf yang terdapat dalam KHI tidak
terbatas hanya pada tanah milik, tetapi mencakup benda bergerak dan benda tidak
bcrgerak yang mempunyai daya tahan yang tidak hanya sekali pakai clan bernilai
menurut Islam.
KI-II hanya rnemuat wakaf khairi (um um) dan tidak memperolehkan wakaf
ahli. 1-Ial ini dikarenakan melihat efek buruk dari wakaf ahli, yaitu umat Islam jadi
lemah etos kc1janya clan mereka eng