• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penetapan Harga Dan Promosi Penjualan Tiket Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penetapan Harga Dan Promosi Penjualan Tiket Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH PENETAPAN HARGA DAN PROMOSI

PENJUALAN TIKET TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA BIOSKOP 21 SUN PLAZA MEDAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

2009 SKRIPSI

OLEH :

JUNI RIANTRO LUMBANBATU 040502134

(2)

ABSTRAK

Juni Riantro Lumbanbatu (2009), Pengaruh Penetapan Harga dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. (Dibimbing oleh Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea, SE, MM. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penguji I Ibu Dra. Ulfah, Msi dan Penguji II Ibu Dr. Yeni Absah, SE, Msi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penetapan harga dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang siginifikan dari variabel bebas (independent varible) yaitu harga (X1) dan promosi (X2) terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu

keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Variabel promosi (promotion) merupakan variabel yang berpengaruh dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga (X1) dan

promosi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan dapat ketahui dengan nilai Fhitung sebesar

148,229 dan nilai koefisien Determian (r2) sebesar 0,518. Angka tersebut mempunyai pengertian bahwa variabel bebas yang terdiri dari variabel harga dan promosi mampu menjelaskan variabel terikat yaitu keputusan pembelian sebesar 51,8%. Adapun sisanya sebesar 48,2 % dijelaskan faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari harga dan promosi terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Kerangka konseptual ... 8

D. Hipotesis ... 9

E. Tujuan dan manfaat penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Manfaat Penelitian ... 10

F. Metodologi Penelitian ... 11

1. Batasan dan Identifikasi variabel penelitian ... 11

2. Definisi Operasional Variabel ... 11

3. Tempat dan Waktu penelitian ... 15

4. Populasi dan Sampel ... 15

5. Jenis dan Sumber Data... 16

6. Teknik Pengumpulan Data ... 16

(4)

8. Skala Pengukuran ... 17

9. Teknik Analisis Data... 18

BAB II URAIAN TEORITIS ... 22

A. Penelitian Terdahulu ... 22

B. Bauran Pemasaran ... 22

C. Harga ... 25

1. Pengertian Harga ... 25

2. Penetapan Harga ... 26

3. Straregi Penetapan Harga... ... 28

D. Pengertian Promosi ... 31

E. Tujuan Promosi ... 32

F. Bauran Promosi (Promotion Mix) ... 33

G. Strategi Promosi ... 37

H. Keputusan Pembelian Konsumen... 40

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 43

A. Sejarah Bioskop 21... 43

B Perkembangan Bioskop 21 Sun Plaza Medan ... 45

C. Logo Biokop 21 ... 46

D. Visi dan Misi Bioskop 21 ... 46

E. Struktur Organisasi Bioskop 21 Sun Plaza Medan ... 47

(5)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Uji Validitas dan realibilitas ... 49

B. Analisis Deskriptif... 52

1. Deskriptif Responden ... 52

2. Distribusi Jawaban responden ... 53

C. Analisis Statistik... 59

1. Regresi Linier Berganda ... 59

2. Uji F Hitung (Uji Simultan) ... 61

3. Uji t (Uji Parsial) ... 63

4. Pengujian Koefisien Determinasi ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA

(6)

ABSTRAK

Juni Riantro Lumbanbatu (2009), Pengaruh Penetapan Harga dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. (Dibimbing oleh Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea, SE, MM. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penguji I Ibu Dra. Ulfah, Msi dan Penguji II Ibu Dr. Yeni Absah, SE, Msi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penetapan harga dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang siginifikan dari variabel bebas (independent varible) yaitu harga (X1) dan promosi (X2) terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu

keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Variabel promosi (promotion) merupakan variabel yang berpengaruh dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga (X1) dan

promosi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan dapat ketahui dengan nilai Fhitung sebesar

148,229 dan nilai koefisien Determian (r2) sebesar 0,518. Angka tersebut mempunyai pengertian bahwa variabel bebas yang terdiri dari variabel harga dan promosi mampu menjelaskan variabel terikat yaitu keputusan pembelian sebesar 51,8%. Adapun sisanya sebesar 48,2 % dijelaskan faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari harga dan promosi terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

(7)

B A B I

P E N D A H U L U A N

A. Lat a r B e la kang M a sa lah

Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global

telah menyebabkan persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan pangsa

pasar seperti sekarang ini. Perusahaan tidak hanya bisa mengandalkan produk dan

jasa yang berkualitas, harga yang bersaing serta jumlah outlet yang banyak, tetapi

didukung juga oleh upaya-upaya penting dalam memasarkan produk atau jasa

yang dihasilkan.

Pesatnya perkembangan perfilman global dan nasional telah

diimbangi dengan persaingan di sektor bioskop. Saat ini telah banyak hadir

bioskop di Indonesia, baik berskala global maupun nasional, hal lain yang

mendukung adalah perkembangan informasi, internet, selebriti, novel terkenal,

kemajuan teknologi film, teknologi sound system, majalah resensi film dan

lain-lain, semuanya itu telah menambah peluang bisnis untuk dicermati. Dengan

demikian suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri hiburan

khususnya bioskop haruslah memiliki strategi bauran pemasaran (marketing

mix) yang baik untuk menghadapi persaingan, baik untuk bertahan (survive)

atau sebagai pemimpin pasar (market leader) di bidangnya.

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan

perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran

(Kotler,2001:82). Bauran pemasaran mempunyai peranan penting dalam upaya

(8)

bauran pemasaran harus dilakukan dengan penuh pertimbangan yang objektif

sesuai dengan konsumen yang menjadi sasaran bisnis.

Elemen bauran pemasaran sangat penting dalam pemasaran jasa, dengan

sejumlah penyesuaian. Tetapi selain itu ada elemen-elemen lain yang dibutuhkan

dalam pemasaran jasa, elemen-elemen ini bisa dikontrol dan dikoordinasikan

untuk keperluan komunikasi dan memuaskan konsumen jasa. Menurut Lupiyoadi

(2001:58-65) bauran pemasaran jasa terdiri dari product (produk), price (harga),

place (tempat), promotion (promosi), people (orang), physical evidence (bukti

fisik) dan process (proses), customer service (pelayanan konsumen). Strategi yang

kuat diperlukan pada posisi persaingan yang kompetitif dalam merebut pangsa

pasar yang sejenis serta merupakan upaya meningkatkan tingkat penjualan.

Kegiatan bauran pemasaran dilakukan oleh perusahaan untuk

memperkenalkan dan menjelaskan keunggulan dari suatu produk yang

ditawarkan. Kegiatan pemasaran itu sendiri terdiri dari beberapa komponen atau

variabel yang merupakan inti dari kegiatan pemasaran yaitu terdiri dari produk

(product), harga (price), tempat atau saluran distribusi (place), dan promosi

(promotion). Variabel-variabel tersebut saling menunjang dan berkaitan antara

satu dengan lainnya. Tidak terbatas pada hal itu saja, perusahaan berupaya

mempengaruhi serta membujuk calon konsumen agar bersedia mengkonsumsi

produk yang dihasilkan, perusahaan harus juga berkomunikasi dengan

konsumennya, dan apa yang dikomunikasikan jangan sampai menimbulkan

keraguan., (Kotler, 2005:125).

(9)

pentingnya suatu strategi pemasaran maka sudah selayaknya perusahaan perlu

mempertimbangkan suatu konsep harga dan promosi yang benar-benar

berkualitas baik, sehingga dapat menunjang suatu keberhasilan perusahaan dalam

menggelindingkan roda usahanya.

Promosi merupakan proses komunikasi antara perusahaan dengan pembeli

pot ensial. Komunikasi yang efektif ditentukan oleh program promosi yang

dilakukan. Bukan saja intensitas dalam melakukan promosi tetapi juga

penggunaan bauran promosi yang tepat. Bauran promosi disini meliputi empat

variabel utama yaitu periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan

publikasi. Penetapan bauran promosi tersebut akan sangat mempengaruhi hasil

akhir komunikasi yang dilakukan perusahaan, karena masing-masing variabel

dalam bauran promosi mempunyai karakteristik yang berbeda. Fungsi promosi

memegang peranan yang sangat penting karena mempunyai tujuan

menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan konsumen

sasaran tentang perusahaan (Tjiptono, 2005:236).

Promosi memerankan peranan penting dalam menempatkan posisi produk

di mata dan benak calon konsumen, promosi memberitahukan, mengingatkan dan

membujuk konsumen serta pihak lain yang berpengaruh dalam proses pembelian

(Cravens, 2000:98). Contohnya suatu jasa yang sebenarnya baik dapat mengalami

hambatan pada pemasarannya karena promosi yang kurang baik. Hal tersebut

memberikan peluang bagi pesaing dengan kebijakan promosi yang lebih baik

untuk dapat mengisi celah yang ditinggalkan oleh produk sebelumnya. Dari

promosi memang diharapkan timbul ketertarikan yang kuat dari pasar sehingga

(10)

pembelian ulang atau membentuk pelanggan tetap. Maka perusahaan harus

menyusun kegiatan pemasaran dengan baik, pemasaran yang baik sangat

membantu perusahaan dalam pengembangan produk dan jasanya. Dalam

mengadakan pendekatan ke konsumen perusahaan harus mampu mengikuti

perkembangan selera konsumen yang selalu berubah dan mengikuti kemajuan

teknologi.

Semakin maraknya perfilman Indonesia akhir-akhir ini bisa dikatakan

sebagai fenomena yang positif dalam industri film itu sendiri. Kini setidaknya

hampir setiap minggu bermunculan judul-judul baru di setiap bioskop yang

tersebar seantero Indonesia. Hal itu juga yang membuat persaingan di industri

film pun kini semakin ketat. Dan hal tersebut juga dapat memicu penonton untuk

lebih selektif lagi pada setiap judul yang ditawarkan, sehingga akan

mempengaruhi keputusan konsumen untuk menganbil keputusan untuk menonton.

Jalan satu-satunya terkadang promosi yang gencar di setiap media (televisi, cetak,

internet, dan radio) menjadi salah satu alternatif untuk menarik minat penonton.

Kota Medan adalah kota terbesar ketiga Indonesia, dan terbesar di

pulau Sumatra yang merupakan pusat bisnis, pemerintahan, serta tidak

ketinggalan dengan industri hiburannya. Industri jasa hiburan di Medan sudah

tergolong maju, begitu juga dengan bioskop-bioskop yang ada. Pada saat ini

kota Medan memiliki 6 jaringan bioskop ternama di Indonesia, berikut daftar

bioskop di kota Medan. Pada tabel 1.1 berikut adalah daftar bioskop di kota

(11)

Tabel 1.1

Daftar Bioskop di Kota Medan

No Nama Bioskop Alamat Jumlah Studio Harga Tiket (Rp)

HTM Nomat

1 Sun 21

Sun Plaza Lt. IV Jl. KH.Zainul Arifin Medan

4 studio 40.000 25.000

2

Thamrin

Theatre 21

Thamrin Plaza Jl. Thamrin Medan

4 studio 30.000 20.000

3

Empire

Theatre 21

Sinar Plaza Lt.IV Jl. Guru Patimpus

Medan

6 studio 15.000 10.000

4

Perisai

Theatre

Perisai Plaza Jl.Pemuda Medan

3 studio 30.000 15.000

5 Medan Theatre Medan Plaza Jl.Iskandar Muda Medan

4 studio 20.000 15.000

6 Presiden Theatre Deli Plaza Jl.Putri Hijau Medan

1 studio 25.000 15.000

7 Palladium 21

Grand Palladium Jl.Kapten Maulana

Lubis Medan

4 studio 25.000 20.000

Sumber : www.pemkomedan.go.id/diakses 12 November 2009 (diolah)

Pada tabel di atas terlihat bahwa bioskop-bioskop di kota Medan

mengutamakan penetapan harga tiket berdasarkan hari, hal ini dapat dilihat

(12)

usaha dalam usaha bioskop di kota Medan tidaklah tergolong mudah, hal ini

diakibatkan banyaknya jumlah usaha sejenis yang penawaran jasa serta

fasilitasnya yang tidak kalah menarik bagi warga kota Medan. Artinya hanya

yang unggul dalam persaingan inilah yang akan tumbuh dan berkembang

untuk selanjutnya.

Bioskop 21 Sun Plaza Medan (Cineplex Group) merupakan salah satu

jaringan Cineplex yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia

yang usahanya Bioskop 21 berdiri pada tahun 2004 yang beralamat di jalan K.H

Zainul Arifin Lt. IV memiliki 4 (empat) studio yang menawarkan jasa hiburan

menonton untuk masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat kota

Medan pada khususnya.

Bioskop 21 (twenty one) memegang peranan besar dalam perkembangan

film Indonesia sekarang ini dari segi pemasaran atau distribusinya. Hal tersebut

didasarkan pada kenyataan bahwa hampir setiap kota di Indonesia ini pasti sudah

ada cabang dari mereka, dan mereka pun bisa menggelar pemutaran secara

serentak setiap ada judul baru baik dari dunia perfilman Indonesia maupun film

luar negeri. Bioskop 21 Sun Plaza Medan dalam menarik perhatian

pelanggannya telah menggunakan teknologi THX dan Dolby Digital.

Peningkatan jumlah penonton dapat dilihat tingkat kunjungan penonton pada

Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Adapun tingkat kunjungan penonton Bioskop 21

(13)

Tabel 1.2

Data Jumlah Penonton Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan Selama Bulan April – September 2009

Bulan

Jumlah kunjungan

penonton Persentase ( % )

April 40.034 -

Mei 42.641 6,51

Juni 45.458 6,60

Juli 50.985 12,15

Agustus 51.857 1,71

September 52.263 0.78

Sumber : Manajemen Bioskop 21 Sun Plaza Medan, ( diolah )

Pada tabel di atas, terlihat bahwa ada peningkatan tingkat penjualan

tiket pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan sebesar 6,51 % pada bulan Mei 2009.

6,60 % pada bulan Juni 2009, 12,15 % pada bulan Juli 2009, dan pada bulan

Agustus sebesar 1,71 %. Peningkatan jumlah penonton pada Bioskop 21 Sun

Plaza Medan tentunya akan mendatangkan keuntungan pada perusahaan

tersebut dan mengakibatkan perusahaan tersebut akan bertahan dari

persaingan yang ada.

Keputusan mengenai penetapan harga (price) dan promosi (promotion)

merupakan salah satu keputusan strategis yang sangat penting karena dari

keputusan tersebut diharapakan semakin banyak mendorong konsumen yang

menggunakan produk/jasa perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan

volume penjualan. Dalam menentukan bauran pemasaran perusahaan yang satu

akan berbeda dengan perusahaan yang lain, hal tersebut tergantung dari jenis

poduk, pasar sasaran, tahap daur hidup produk serta kebijakan manajemen yang

(14)

perencanaan pemasaran yang tepat untuk dapat mencapai target yang di

kehendaki perusahaan. Begitu juga dengan Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Dari

latar belakang tersebut di atas penulis mengadakan penelitian dengan judul

“Pengaruh Penetapan Harga dan Promosi Penjualan Tiket Terhadap

Keputusan Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan“.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah faktor bauran pemasaran berupa harga (price) dan promosi

(promotion) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian pada Boskop 21 Sun Plaza Medan ?

2. Variabel manakah yang berpengaruh secara dominan di antara penetapan

harga (price) dan promosi (promotion) penjualan dalam mempengaruhi

keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan?

C.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah sintesa tentang hubungan beberapa variabel

yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang di deskripsikan. Kerangka

konseptual merupakan dasar dalam pembuatan hipotesis (Kuncoro,2003:49).

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka dibuat suatu

(15)

Sumber : Kuncoro, (2003:46), diolah

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara berdasarkan rumusan masalah yang

kebenarannya perlu diuji (Sugiyono,2006:51). Berdasarkan perumusan masalah

dan kerangka konseptual maka hipotesis yang dikemukakan peneliti adalah :

1. Variabel harga (price) dan promosi (promotion) memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21

Sun Plaza Medan.

2. Variabel promosi (promotion) merupakan variabel yang berpengaruh

dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun

Plaza Medan.

Harga (

X

1 )

Keputusan Pembelian (Y)

(16)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pengaruh variabel harga (price) dan promosi (promotion)

terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

b. Mengetahui variabel yang berpengaruh secara dominan terhadap

keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

2. Manfaat penelitian

a. Bagi Perusahaan

Memberikan saran dan masukan dalam hal bauran pemasaran sebagai

strategi untuk meningkatkan volume penjualan tiket pada Bioskop 21

Sun Plaza Medan.

b. Bagi Penulis

Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai bauran

pemasaran, khususnya tentang penetapan harga (pricing) dan promosi

(promotion).

c. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan referensi penelitian sejenis yang dapat menjadi bahan

perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang,

khususnya yang berkaitan dengan pengaruh penetapan harga dan

(17)

F. Metodologi Penelitian

1. Batasan dan identifikasi variabel penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan

varibel terikat. Variabel independen sering disebut stimulus, prediktor. Variabel

bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat atau dependen.

Pada penelitian ini penulis membatasi faktor-faktor yang

mempengaruhi tkeputusan pembelian hanyalah pada faktor bauran pemasaran

berupa harga (price) dan promosi (promotion).

2. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel-variabel dalam suatu penelitian, diperlukan

defenisi operasional dari masing-masing variabel. Defenisi variabel dalam

penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas ( Independent Variable )

1. Harga (price)

Harga adalah nilai nominal yang ditetapkan oleh pihak produsen

sebagai imbalan atas produk atau jasa yang dihasilkannya untuk konsumen.

Indikatornya :

a) Tingkat harga yang ditetapkan,

b) Perbandingan harga dengan pesaing sejenis,

c) Potongan harga maupun bonus yang diberikan , dan

(18)

2. Promosi (promotion)

Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi

perusahaan dalam upaya mempertahankan kontuinitas, kuantitas, serta

meningkatkan kualitas penjualan, untuk meningkatkan kegiatan pemasaran

barang atau jasa dari suatu perusahaan, tak cukup hanya mengembangkan

produk, menggunakan saluran distribusi dan saluran harga yang tepat, tapi

juga didukung oleh kegiatan promosi. Indikatornya adalah :

a) periklanan (advertising)

b) promosi penjualan (sales promotion)

c) publisitas (publicity)

d) pemasaran langsung (direct marketing)

Dari bentuk-bentuk promosi yang ada, sarana periklanan memegang

peranan penting di mana hampir semua jenis periklanan digunakan oleh

pihak perusahaan seperti membagi-bagikan brosur, stiker dan megiklankan

jadwal premiere film melalui berbagai media, baik media massa maupun

elektronik.

b. Variabel Terikat ( Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat keputusan

pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. Adapun indikatornya adalah

faktor-faktor yang mendorong konsumen menganbil keputusan pembelian

seperti: faktor kebutuhan dan sikap, faktor demografi dan gaya hidup, faktor

(19)

Tabel 1.3

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator

Skala

Pengukuran

Harga

(price/

X

1)

estimasi penjual terhadap arti ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi serta layanan yang menyertai suatu produk

a) tingkat harga

yang ditetapkan, b) perbandingan harga dengan pesaing sejenis, c) potongan harga maupun

bonus yang

diberikan , dan

d) kesesuaian

harga dengan

fasilitas yang

diberikan

Likert

Promosi

(promotion/

X

2)

arus informasi atau

persuasi satu arah yang

dibuat untuk

(20)

tindakan yang

menciptakan kesadaran,

memberitahukan,

membujuk dan

mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk/jasa yang ditawarkan promotion) c) publisitas (publicity) d) pemasaran langsung (direct marketing) Keputusan Pembelian (Y) Pengambilan keputusan

pada dasarnya

merupakan proses

pemecahan masalah.

Kebanyakan konsumen,

baik konsumen individu

maupun pembeli

organisasi melalui

proses mental yang

hampir sama dalam

memutuskan produk

dan merek apa yang

akan dibeli a) fakor kebutuhan dan sikap b) faktor demografi dan gaya hidup c) faktor kelompok referensi d) faktor keluarga Likert

(21)

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bioskop 21 Sun Plaza Building Lt. 4 Jalan

K.H. Zainul Arifin Medan . Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2009

sampai bulan Nopember 2009.

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. (Sugiyono, 2006:75).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang menikamati

tayangan pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan. antara bulan Agustus 2009

sampai dengan bulan Nopember 2009.

b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro,

2003:103). Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana sampel dipilih dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:78).Dengan populasi tak terhingga (∞)

dan dengan taraf kesalahan 10% maka jumlah sampel adalah sebanyak 272 orang

dengan penggenapan menjadi 275 orang (Sugiyono, 2006:81).

Adapun kriteria yang dapat dijadikan sampel adalah pelanggan yang

telah melakukan kunjungan minimal 2 kali ke Bioskop Sun Plaza Medan dan

dapat berkomunikasi dengan baik serta berusia 17 tahun ke atas, karena pada

usia ini sudah dianggap mempunyai kemampuan untuk memahami kuesioner

(22)

5. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari konsumen

potensial dan aktual melalui kuesioner pada penonton Bioskop 21 Sun Plaza

Medan, yang kemudian akan diolah dan dianalisis.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kepustakaan yang

terdapat dari perusahaan dan kepustakaan lainnya, seperti data jumlah

penonton yang telah datang ke Bioskop 21 Sun Plaza Medan.

6. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertayaan melalui daftar pertayaan pada objek penelitian sesuai dengan

variabel yang diteliti, yaitu harga, promosi, dan keputusan pembelian.

b. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan untuk mengumpulkan data pada objek

penelitian dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung pada objek

responden. Tujuan wawancara adalah untuk mendukung teknik kuesioner,

terutama bila ada yang belum jelas.

c. Studi Pustaka

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca,

dan mempelajari berbagai macam buku, artikel, yang berhubungan dengan

(23)

7. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan relibilitas ini dilakukan untuk menguji apakah kuesioner

layak untuk dipegunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen

tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan

reliabel berarti bahwa bila instrumen tersebut dipergunakan bebereapa kali untuk

mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkana data yang sama

(Sugiyono, 2006:109). Uji validitas dan realibilitas dalam penelitian ini

menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service

Solution) versi 15.00 untuk memperoleh hasil yang terarah.

8. Skala Pengukuran

Peneliti menggunakan skala likert sebagai alat ukur. Skala likert adalah

skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:86) untuk

keperluan analisis kuantitatif maka diberi lima alternatif jawaban kepada

responden untuk masing-masing vaiabel dengan menggunakan skala 1 sampai 5,

adapun skor yang diberikan adalah:

Sangat Setuju (SS) : 5

Setuju (S) : 4

Kurang setuju (KS) : 3

Tidak Setuju (TS) : 2

(24)

9. Teknik Analisis Data

a. Metode Penelitian Analisis Deskriptif

Metode analisis yang dilakukan untuk menganalisis data-data dan

keterngan yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan

mengklasifikasikan data-data yang diperoleh yang selanjutnya

dianalisis sehingga diperoleh gambaran sebenarnya mengenai Bioskop

21 Sun Plaza Medan.

b. Metode Penelitian Analisis Statistik

1. Metode Regresi Berganda

Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas dan

variabel tidak bebas, maka akan digunakan metode Regresi

Berganda (Multiply Regression ) dengan menggunakan bantuan SPSS

versi 15.0. Rumusannya adalah sebagai berikut :

Yí = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+e

Dimana :

=

Keputusan Pembelian

a

=

Konstanta

b

1,2 = Koefisien regresi

X

1 = Skor dimensi harga

X

2 = Skor dimensi promosi
(25)

2. Uji t (Uji Parsial)

Uji t (uji Parsial) adalah menguji setiap variabel (Xi) apakah

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel

tidak bebas (

Yi

). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (

X

i) yaitu ; promosi dan harga tiket

terhadap variabel terikat keputusan pembelian (

Yi

).

Ha : bi≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel bebas (

X

i) yaitu ; promosi dan harga tiket terhadap variabel

terikat keputusan pembelian (

Yi

).

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α ) 5 % dan derajat

kebebasan (n-k), kemudian dibandingkan dengan t hitung yang

diperoleh untuk menguji signifikansi pengaruh. Kriteria pengambilan

keputusan :

- H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5 %

artinya, tidak ada pengaruh yang nyata

X

i terhadap

Yi

.

- Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5 %

(26)

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji - F)

Uji - F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel terikat.

H0 : b1,b2 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (

X

i) yaitu ; promosi dan harga tiket

terhadap variabel terikat keputusan pembelian (

Yi

).

Ha : b1,b2≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (

X

i) yaitu ; promosi dan harga tiket

terhadap variabel terikat keputusan pembelian (

Yi

).

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %

4. Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin

besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel

bebas (

X

i)adalah besar terhadap variabel terikat (

Yi

). Dalam hal ini

berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan

(27)

bahwa pengaruh variabel bebas (

X

i) terhadap variabel terikat (

Yi

)

semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk

menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel

terikat.

(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian T Dedy Rahmatsyah (2008) tentang pengaruh harga dan

promosi terhadap minat pelanggan menggunanakan jasa studio rekaman Citra

Medan dengan menggunakan data penelitian tahun 2005-2007. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa promosi mempunyai pengaruh positif terhadap

peningkatan jumlah konsumen untuk menggunakan jasa studio rekaman Citra

Medan.

Haryani (2006), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Harga,

Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia Konsumen

Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo”. Penelitian

tersebut dilakukan dengan didasarkan oleh variabel harga, produk, dan

promosi. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada pengaruh yang

signifikan antara harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian

deterjen Daia konsumen ibu rumah tangga di kecamatan Gebang kabupaten

Purworejo. Variabel produk yang paling dominan mempengaruhi keputusan

pembelian dalalah variabel produk.

B. Pengertian Bauran Pemasaran

(29)

karena begitu terkenalnya. Kegiatan pemasaran merupakan awal dari kegiatan

suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Konsep marketing mix (bauran pemasaan) pertama kali diperkenalkan

oleh Jerome McCarthy (Bapak marketing mix) terdiri dari 4P ;

1. Produk (product)

2. Harga (price)

3. Tempat (place)

4. Promosi (promotion)

Bila ditinjau dari sudut pelanggan 4P bisa dirumuskan menjadi 4C ;

1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customers’ needs and wants)

2. Biaya (cost)

3. Komunikasi (communication)

4. Kenyamanan (convenience)

Kotler (2005) mendefenisikan bauran pemasaran merupakan taktik

dalam mengintegrasikan tawaran logistik, dan komunikasi produk atau jasa

suatu perusahaan.

Bauran pemasaran adalah panduan strategi produk, promosi, tempat,

dan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan

pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju (Lamb, Hair, &

(30)

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang dapat digunakn

pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada

pelanggan.(Tjiptono 2005:30) Selain unsur 4P, Tjiptono menambahkan : people,

physical evidence, process,dan customer service.

a. People

People berarti orang yang melayani ataupun merencanakan pelayanan

terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa dilayani oleh orang,

maka orang tersebut perlu diseleksi, dilatih, dimotivasi sehingga

memberikan kepuasaan terhadap pelanggan. Setiap karyawan harus

berlomba-lomba berbuat kebaikan terhadap konsumen dengan sikap

perhatian, responsive, inisiatif, kreatif, pandai memecahkan masalah, sabar

dan iklas (Alma, 2003:37)

b. Physical evidence

Physical evidence berupa bukti fisik berarti konsumen akan melihat

keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang yang

berkunjung ke bank akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan,

perabot, bahkan sampai ke pakaian seragam karyawan. Lebih rinci,

beberapa contoh bukti fisik ialah untuk fasilitas eksternal misalnya;

konsumen akan memperhatikan desain eksterior, tempat parkir,

taman-taman, suasana lingkungan dan sebagainya. Untuk fasilitas interior

konsumen akan memperhatikan perlengkapan, gambar-gambar, penataan

(31)

c. Process

Proses ini terjadi di luar pandangan konsumen. Konsumen tidak tahu

bagaimana proses tejadi, yang penting jasa yang ia terima harus

memuaskan. Proses ini terjadi berkat dukungan karyawan dan dengan

lancar. Yang penting semua proses operasional, apalagi yang behubungan

dengan konsumen harus betul-betul memuaskan. Semua rantai nilai yang

ikut dalam proses tersebut harus bekerjasama dengan penampilan yang

prima. (Alma, 2003 38)

d. Customer service

Customer service (layanan pelanggan) memiliki perbedaan makna pada

organisasi yang berbeda. Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat

diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan.

Oleh sebab itu, tanggung jawab bauran pemasaran ini tidak hanya bisa

diserahkan pada departemen layanan pelanggan saja. Semua personel

harus memiliki perhatian dan tanggung jawab terhadap masalah

layanan pelanggan ini. Manajemen kualitas jasa layanan pelanggan

yang ditawarkan berkaitan erat dengan kebijakan desain produk dan

personalia (Tjiptono, 2005:32)

C. Harga ( Price )

1. Pengertian Harga

Harga adalah estimasi penjual terhadap arti ekspresi nilai yang

menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui

(32)

layanan yang menyertai suatu produk (Kartajaya, 2002 : 481). Jadi harga

tidaklah sekadar perhitungan biaya-biaya ditambah sejumlah persentase

tertentu sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan.

Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah uang yang di

bebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen

atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.

2. Tujuan Penetapan Harga

Menurut Lovelock dan Patterson (Tjiptono, 2005:193) tujuan umum

penetapan harga adalah untuk mendukung strategi bauran pemasaran secara

keseluruhan. Setiap keputusan mengenai strategi penetapan harga harus

didasarkan pada pemahaman secara mendalam atas tujuan sepesifik yang

ingin perusahaan capai. Ada tiga kategori tujuan spesifik penetapan harga

jasa, yakni ;

1. Tujuan berorientasi pendapatan

a. Mengejar profit

• Menghasilkan surplus sebesar mungkin

• Mencapai tingkat target spesifik, tetapi tidak berusaha

memaksimalkan laba

b. Menutup biaya

• Menutup biaya teralokasi secara penuh (termasuk biaya

(33)

• Menutup biaya penyediaan satu kategori jasa atau produk

tertentu (setelah dikurangi biaya overhead institusional dan

segala macam hibah spesifik).

• Menutup biaya penjualan inkremental kepada satu

pelanggan ekstra.

2. Tujuan berorientasi kapasitas

Mengubah harga sepanjang waktu untuk memastikan bahwa

permintaan sesuai dengan penawaran yang tersedia pada setiap

waktu tertentu (sehingga bisa mengoptimalkan kapasitas produktif).

3. Tujuan berorientasi pelanggan

a. Memaksimumkan permintaan (apabila kapasitasnya tidak terbatas) dalam rangka mencapai tingkat pendapatan minimum

tertentu.

b. Menetapkan harga sesuai dengan perbedaan kemampuan membayar berbagai segmen pasar yang menjadi target

pemasaran organisasi.

c. Menawarkan metode pembayaran (termasuk fasilitas kredit) yang bisa

meningkatkan kemungkinan membeli.

Swastha (2001) menjelaskan tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti :

1) Keadaan perekonomian

Keadaan perkonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang belaku.

(34)

Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada

tingkat harga tertentu. Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh

penjual pada tingkat harga tertentu.

3) Elastisitas permintaan

Faktor lain yang dapat mempegaruhi penentuan harga adalah sifat

permintaan pasar.

4) Persaingan

Harga jaul beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan

persaingan yang ada.

5) Biaya

Biaya merupan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga

tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.

6) Tujuan perusahaan

Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah :

a) Laba maksimum

b) Volume penjualan tertentu

c) Penguasaan pasar

7) Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk : penentuan

harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta

praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah

(35)

3. Strategi Penetapan Harga

Strategi penentuan harga ( pricing ) sangat signifikan dalam pemberian

value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan

konsumen untuk membeli. Harga juga berhubungan dengan pendapatan dan

turut mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang

paling penting adalah keputusan dalam harga harus konsisten dengan

strategi pemasaran secara keseluruhan. Menurut Tjiptono (2005:198-200)

strategi penerapan harga jasa adalah sebagai berikut :

a. Strategi penetapan harga berdasarkan nilai yang akan diterima :

1. Statisfaction-Based Pricing (penetapan harga berdasrkan kepuasan)

Karakteristik intangibilitas jasa menghadirkan tantangan bagi perusahaan

dan pelanggan dalam hal menciptaan nilai jasa secara jelas. Tujuan

utamanya adalah untuk mengurangi ketidakpastian yang dirasakan

pelanggan. Penyedia jasa mengupayakan sebagai berikut:

a. Garansi jasa (service guarantees) ; penetapan harga disertai garansi

b. Benefit-driven pricing ; penetapan harga berdasrkan nilai tambah

c. Flate-rate pricing; penetapan harga berdasrkan biaya aktual

2. Relationship pricing

Adalah penetpan harga berdasrkan upaya yang menarik, mempertahankan,

dan meningkatkan relasi dengan para konsumen, seperti ;

(36)

penetapan harga berdasrkan kontrak dengan insentif harga dan

nonharga kepada pelanggan agar mereka bersedia mengikat diri

pada relasi jangka panjang.

b. Price bundling ;

adalah strategi penetapan harga dengan menjual satu jasa atau

lebih dalam satu paket. Harga satu paket harus lebih murah

daripada harga total masing-masing item bila dijual terpisah.

3. Efficiency pricing

Aspek utama dalam strategi ini adalah pemahaman, pengelolaan dan

penekanan biaya. Sebagian atau keseluruhan penghematan biaya akan

diteruskan kepada para pelanggan dalam bentuk harga yang lebih murah.

b. Strategi penetapan harga konvensional ke dalam sektor jasa;

1. Cost-based pricing ; metode penetapan harga berdasarkan perhiutngan

biaya- biaya finansial.

2. Competition-based pricing; strategi ini berfokuspada harga yang

ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri atau pasar

yang sama.

3. Demand-based pricing (value-based pricing) ; penetapan harga

berdasarkan pada perspektif pelanggan yaitu permintaan.

c. Strategi penetapan harga berdasrkan persepsi pelanggan ;

1. Nilai adalah harga murah;

a). Discounting ; penetapan harga yang disertai dengan diskon

(37)

d). Penetration pricing ; penetapan harga murah untuk percobaan

2. Nilai adalah sesuatau yang diinginkan dari sebuah jasa;

a). prestige pricing; penetapan harga mahal untuk kualitas pretisius

b). skimming pricing ; penetapan harga mahal dengan dana besar

promosi

3. Nilai adalah kualitas yang didapatkan;

a). Value pricing ; penetapan harga berdasarkan paket

b). Market segmentation pricing ; penetapan harga berdasarkan segmen

pasar

4. Nilai adalah semua yang telah diberikan;

a) Price framing ; mengorganisasi harga berdasrkan refernsi akurat

b) Price bundling ; menetapkan harga berdasrkan paket

c) Complementary pricing ; menetapkan harga untuk sifatnya

melengkapi

d). Results-based pricing ; menetapkan harga berdasrkan hasil jasa.

D. Pengertian Promosi

Menurut Swastha (2001:222), Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu

arah yang dibuat untuk mempengaruhi seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan kesadaran, memberitahukan, membujuk dan mempengaruhi konsumen

untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan.

Berdasarkan defenisi tersebut dapat dijelaskan bahwa promosi merupakan

kegiatan perusahaan untuk memberikan informasi dan mengingatkan calon konsumen

(38)

pembelian terhadap produk perusahaan.

Menurut Kismono (2001:374), Promosi adalah usaha yang dilakukan oleh

pemasar untuk mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran.

Defenisi ini memiliki pengertian yang berbeda-beda tetapi mengarah pada tiga

karakteristik promosi yaitu:

1. Kegiatan promosi adalah kegiatan atau proses komunikasi yang bertujuan sebagai

perantara seperti untuk meyakinkan, mendidik atau menciptakan image yang

positif.

2. Kegiatan promosi merupakan kegiatan yang terprogram, jadi bukan kegiatan

yang serampangan.

3. Promosi bertujuan untuk memisah-misahkan konsumen.

Pengertian promosi yang diberikan berbeda-beda namun secara garis besar

mereka menganggap bahwa promosi merupakan alat komunikasi yang digunakan

produsen untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat untuk membeli produk

yang ditawarkan. Kegiatan promosi yang dilakukan dapat berhasil dengan baik jika

promosi tersebut telah direncanakam secara formal dan tepat sehingga tercapai tujuan

yang diharapkan.

E. Tujuan Promosi

Tujuan promosi secara umum adalah membangkitkan keinginan konsumen untuk

membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan melalui promosi

diharapkan dapat mempengaruhi cara berpikir konsumen untuk melakukan pembelian

(39)

yang akan membantu tercapainya tujuan secara lebih luas. Program-program promosi

dapat di dasarkan atas satu atau lebih tujuan berikut ini:

1. Memberikan informasi.

Tujuan dasar dari semua kegiatan promosi adalah memberikan informasi

kepada konsumen potensial tentang produk yang ditawarkan, dimana

konsumen dapat membelinya, dan berapa harga yang ditetapkan. Konsumen

memerlukan informasi-informasi tersebut dalam pengambilan keputusan

pembelinya.

2. Meningkatkan penjualan

Kegiatan promosi juga merupakan salah satu cara meningkatkan penjualan.

Perusahaan dapat merancang promosi penjualan dengan memberikan kupon belanja,

sampel produk dan sebagainya. Untuk membujuk konsumen mencoba produk yang

ditawarkan dengan harga yang lebih murah atau dengan tambahan keuntungan lain.

3. Menstabilkan penjualan

Pada saat pasar lesu, perusahaan perlu melakukan kegiatan promosi agar tingkat

penjualan perusahaan tidak mengalami penurunan yang berarti.

4. Memposisikan produk

Perusahaan perlu memposisikan produknya dengan menekankan keunggulan

produknya dibanding produk pesaing. Strategi promosi yang tepat seperti iklan dapat

membantu perusahaan.

5. Membentuk citra produk

Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan dapat membantu membentuk image

konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Perusahaan dapat menggunakan media

(40)

F. Bauran Promosi (Promotion Mix)

Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang sangat

penting. Pada strategi promosi ini terdapat kombinasi dari berbagai macam media

promosi dengan tujuan untuk memaksimalkan pencapaian target pasar.

Secara umum bauran promosi (promotion mix) terdiri dari periklanan, promosi

penjualan, penjualan pribadi, publisitas dan pemasaran langsung. Di dalam promosi di

bidang jasa, bauran promosi ditambah tiga unsur yaitu : public relation, word of mouth,

direct & online marketing Bauran promosi antara lain :

1. Periklanan (Advertising)

Iklan adalah segala bentuk penyajian non pribadi dan promosi gagasan, barang,

atau jasa oleh sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran (Kotler,2005:323)

Tujuan periklanan adalah komunikasi tertentu, yang harus dilakukan dengan

audiens sasaran tertentu selama periode waktu tertentu (Kotler & Armstrong,2001:154).

Penggunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media seperti lewat:

1) Pemasangan billboard (papan nama) di jalan-jalan strategik.

2) Pencetakan brosur disebarkan di setiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan. 3) Pemasangan Spanduk di lokasi tertentu dan strategik.

4) Melalui Koran, 5) Melalui Majalah. 6) Melalui internet. 7) Melalui Televisi. 8) Melalui Radio,dan

(41)

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi lain di samping promosi lewat iklan dapat dilakukan melalui

promosi penjualan atau sales promotion. Tujuan promosi penjualan adalah untuk

meningkatkan jumlah pelanggan. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik

nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan.

Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan

berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan

segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan

(Tjiptono,2005:229).

3. Publisitas (Publicity)

Promosi yang ketiga adalah publisitas. Publisitas merupakan kegiatan promosi

untuk memancing perhatian penonton melalui kegiatan seperti pameran, reality show,

bakti sosial serta kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan minat calon

konsumen untuk membeli tiket nonton.

Lamb, dkk (2001:234), Publisitas adalah informasi publik mengenai sebuah

perusahaan, barang atau jasa yang tampil di media massa sebagai suatu jenis baru.

Publisitas menampilkan tiga ciri khusus:

a. Nilai kepercayaan yang tinggi

Artikel dan berita di media biasanya lebih otentik dan lebih dipercaya oleh

pembaca dari pada iklan.

b. Dorongan keluar

Publisitas bisa menjangkau banyak pilihan yang menghindari wiraniaga atau

(42)

c. Seperti iklan publisitas mempunyai potensi untuk mendramatisir suatu perusahaan atau produk.

Berikut ini adalah beberapa kelebihan yang diperoleh perusahaan jika

menggunakan media publisitas ini sebagai salah satu media promosi, antara lain :

a. Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan b. Publisitas dapat ditempatkan di halaman utama surat kabar ataupun pada

tempat yang dapat dilihat pembaca

c. Publisitas lebih mudah karena dapat dilakukan lebih luas dan tidak dipungut biaya.

4. Penjualan Pribadi (Personal Selling)

Penjualan perorangan/langsung adalah persentasi langsung dalam suatu

percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli, dengan maksud untuk mendapatkan

penjualan (Cravens,2000:77).

Penjualan perorangan merupakan alat promosi yang mahal tetapi

mempunyai peranan yang sangat besar bagi industri jasa. Penjualan

perorangan mempunyai kelebihan antara lain:

a. Para penjual dapat berinteraksi dengan para pembeli untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mengatasi penolakan.

b. Para penjual dapat mengatasi penolakan.

c. Para penjual mempunyai kapasitas untuk mengumpulkan pengetahuan pasar. d. Memberikan umpan balik.

Perusahaan dalam melakukan kegiatan penjualan terlebih dahulu mempersiapkan

(43)

a. Berhadapan langsung, yaitu melibatkan hubungan yang hidup, cepat dan

interaktif antara dua orang atau lebih.

b. Pengembangan yaitu berusaha mengembangkan hubungan yang ada menjadi

hubungan yang berlangsung lama atau hubungan yang berkelanjutan.

c. Respon yaitu mengenai respon yang terjadi dari konsumen dengan adanya

penjualan perorangan ini.

5. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Simamora (2006:260), Pemasaran langsung adalah kombinasi dari berbagai

metode promosi yang ditujukan langsung kepada pasar sasaran dan berusaha untuk

memperoleh respon langsung. Dalam direct marketing kombinasi promosi ditujukan

langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut

ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang

langsung ke tempat pemasar. Contoh dari direct marketing adalah katalog, surat, dan

lain-lain.

G. Strategi promosi

Menurut Boyd (2000:65), Strategi promosi adalah sebuah program terkendali dan

terpadu dari metode komunikasi dan material yang dirancang untuk menghadirkan

perusahaan dan produk-produknya kepada calon konsumen, menyampaikan ciri-ciri

produk yang memuaskan kebutuhan untuk- mendorong penjualan yang akhirnya akan

memberi kontribusi pada kinerja laba jangka panjang.

Keputusan yang menyangkut target pasar dan produk, distribusi dan harga akan

mengarahkan:

1. Menetapkan strategi promosi

(44)

b. Pengidentilikasian tugas-tugas komunikasi spesifik aktivitas promosi. 2. Mengembangkan strategi promosi

Dalam mengembangkan strategi promosi, hal yang dilakukan adalah:

a. Meningkatkan permintaan

Tujuan terakhir dari sebuah promosi adalah meningkatkan permintaan untuk

barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen.

b. Membedakan produk

Diferensiasi produk adalah satu upaya promosi. Permintaan yang beraneka ragam

berarti para konsumen menganggap bahwa keluaran perusahaan pada akhimya

adalah identik dengan produk pesaingnya.

c. Pengenalan kebutuhan

Salah satu tujuan komunikasi khususnya untuk pengenalan produk baru adalah

untuk memicu suatu kebutuhan. Pengenalan kebutuhan dapat pula penting bagi

produk dan jasa yang ada, khususnya pada saat pembelian atau memilih atau

tidak membeli.

3. Memilih bauran promosi

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan metode

promosi yang akan digunakan. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Tipe pasar

Tipe pasar dimana produk ditawarkan apakah perusahaan menggunakan strategi

menarik (pull strategy) atau strategi mendorong (push strategy) dalam promosi,

tahap dalam daur hidup produk dan peringkat perusahaan di pasar.

b. Strategi menarik atau mendorong

(45)

(umumnya berupa penjualan personal dan promosi dagang) kepada perantara

untuk mernpromosikannya kepada konsumen akhir. Dengan strategi menarik

(pull strategy) perusahaan aktivitas pemasarannya (umumnya iklan dan promosi

konsumen) langsung kepada konsumen akhir agar mereka tertarik kepada produk.

c. Tahap kesiapan konsumen

Dampak promosi berbeda-beda sesuai dengan tahap kesiapan pembeli.

Pada tahap kesadaran dan pengetahuan iklan dan hubungan masyarakat dan

tahap keyakinan untuk membeli. Tahap terakhir yaitu berupa pembelian oleh

konsumen.

d. Daur hidup produk

Efek promosi juga berbeda sesuai dengan tahap-tahap yang dilalui produk pada

daur hidupnya. Meliputi tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan tahap

penurunan promosi harus dikurangi. Iklan dilakukan sesedikit mungkin sekedar

untuk mengingatkan pembeli yang masih setia kepada produk tersebut. Yang

paling berperan di sini adalah promosi penjualan, itulah sebabnya stok lama

diberi diskon yang tinggi atau dengan istilah cuci gudang.

G. Keputusan Pembelian Konsumen

Boyd (2000:120), Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan proses

pemecahan masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli

organisasi melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan produk dan

merek apa yang akan dibeli. Walaupun nyata sekali bahwa berbagai konsumen akhirnya

memilih untuk membeli barang-barang yang berbeda disebabkan oleh perbedaan

karakteristik pribadi (kebutuhan, manfaat yang dicari, sikap, nilai, pengalaman masa

lalu,dan gaya hidup) dan pengaruh social (perbedaan kelas sosial, kelompok rujukan, atau

(46)

1. Jenis-jenis pengambilan keputusan konsumen

Boyd (2000:123) Proses pengambilan keputusan konsumen ketika melakukan

pembelian adalah bervariasi, dikelompokkan menjadi 2 kategori :

a. Keputusan pembelian dengan keterlibatan tinggi

Keputusan pembelian dengan keterlibatan tingkat tinggi meliputi produk atau jasa

secara psikologis penting bagi seorang konsumen karena dapat memenuhi

kebutuhan sosial atau pribadinya.. Untuk mengurangi resiko sehubungan

dengan pembelian produk/jasa dengan keterlibatan tinggi, banyak konsumen

yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang kompleks. Mereka

mencari informasi secara luas dari berbagai sumber untuk mengevaluasi

produk/jasa pilihan untuk meminimalkan kemungkinan konsekuensi negatif

yang tidak terduga setelah pembelian.

b. Keputusan pembelian dengan keterlibatan rendah

Adalah keputusan pembelian produk/jasa yang biasanya tidak membutuhkan

keterlibatan tinggi dan penting bagi konsumen. Pencarian informasi untuk

mengevaluasi merek alternatif biasanya sedikit.

2. Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap, yaitu : pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternative, pencarian informasi,

keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

a. Pengenalan kebutuhan

Tahap pertama proses pengambilan keputusan pembelian di mana konsumen

mengenali permasalahan atau kebutuhan

(47)

Tahap proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen tergerak untuk

mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan

perhatian atau mungkin mencari informasi secara aktif.

c. Pengevaluasian alternatif

Tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi

untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.

d. Keputusan pembelian

Tahap proses keputusan di mana konsumen secara aktual melakukan pembelian.

e. Perilaku setelah pembelian

Tahap proses keputusan pembelian konsumen melakukan tindakan lebih lanjut

setelah pembelian bedasrkan kepada kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

Sumber : Sumarwan (2003:122)

Gambar 2.1 Model Pengambilan Keputusan Pembelian

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan

Konsumen

Ketika akan membeli produk atau jasa konsumen sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor-faktor hal ini terbentuk oleh ruang lingkup pribadi maupun lingkungan

yang berbeda-beda, seperti :

1. Faktor pengaruh psikologi dan pribadi ;

a. Persepsi dan memori,

b. Kebutuhan dan sikap,

c. Demografi dan gaya hidup.

2. Faktor sosial; Pengenalan kebutuhan

Pencarian informasi

Pengevaluasian alternatif

Keputusan pembelian

(48)

a. Budaya

b. Kelas sosial

c. Kelompok referensi

(49)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Bioskop 21

Bioskop 21 secara global dikenal dengan nama perusahaan Cineplex

Entertainment Limited Partnership berdiri pada tahun 1920, dan bermarkas di

Toronto, Kanada. Bioskop 21 adalah jenis jaringan usaha waralaba (franchise).

Untuk wilayah Indonesia pada saat ini, Bioskop 21 dikelola oleh PT Nusantara

Sejahtera Raya (Cineplex 21 Group). Seiring dengan tuntutan perkembangan

zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan

pembaharuan, di antaranya adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya

menjadi 3 merek terpisah, yakni Cinema 21, Cinema XXI, dan The Premiere

untuk target pasar berbeda.

Bioskop 21 (Cineplex 21 Group) adalah jaringan bioskop terbesar di

Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Berdasarkan

data Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) pada Februari

2007, Grup 21 Cineplex menguasai 67,6% jumlah bioskop di Indonesia dan

76,9% jumlah layar di Indonesia. Jika dirinci, Grup 21 Cineplex menguasai 81%

bioskop di Jakarta dan 58,5% bioskop di Bandung. Jaringan bioskop ini tersebar

di beberapa kota besar di seluruh Nusantara dan sebagian besar di antaranya

terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia

sebagai menu utama, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital dan

(50)

Pada umumnya Cinema 21 telah dilengkapi tata suara Dolby Digital, dan

bahkan beberapa di antaranya yang merupakan Cinema 21 versi terdahulu telah

bersertifikat THX. Tidak hanya itu, beberapa Cinema 21 bahkan mengadaptasi

suasana dan kenyamanan yang eksklusif. Namun sekali lagi, hal itu berdasarkan

pangsa pasar yang dituju dan perjanjian dengan pengelola mal.

Cinema 21 pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment

X'nter, dengan 4 buah teater reguler dan 2 buah teater Premiere. Cinema 21 yang

diberi nama Studio 21 ini merupakan satu-satunya Cinema 21 yang menggunakan

sofa empuk di keseluruhan studionya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua

studionya.

Mayoritas film-film yang diputar di Bioskop 21 merupakan film-film

Hollywood, baik yang terbaru, ataupun yang telah tersimpan lama. Namun

beberapa Bioskop 21 juga turut memutar film Indonesia, sesuai dengan lokasi dan

pasar pengunjung pusat perbelanjaan yang bersangkutan. Untuk menjangkau

keseluruhan kalangan penonton, beberapa pusat perbelanjaan memiliki lebih dari

satu buah gedung bioskop di dalamnya, seperti Mal Kelapa Gading yang memiliki

Gading 21, Gading 21, dan La Piazza 21, Pondok Indah Mall yang memiliki

Pondok Indah 21 dan 21, dan Tunjungan Plaza Surabaya yang memiliki

Tunjungan 21.

Penghujung 2008, seiring dengan perkembangan teknologi 3D dan

makin maraknya film-film berbasis format tersebut, Bioskop 21 turut

mengaplikasikan teknologi Dolby Digital Cinema 3D di beberapa 21, seperti

(51)

Jakarta, serta beberapa kota besar lain seperti Serpong XXI Tangerang, CiWalk

XXI Bandung dan Sutos XXI Surabaya dengan harga tiket khusus.

Melengkapi kenyamanan para penonton, kini telah diluncurkan sistem

mobile ticketing (MTix), untuk pemesanan tiket melalui SMS dan website. Untuk

saat ini, MTix hanya tersedia di sebagian besar Cinema XXI dan Cinema 21.

Penonton yang ingin menggunakan fasilitas ini diharuskan mendatangi loket

Cinema XXI atau 21 yang bersangkutan untuk proses registrasi.

B. Perkembangan Bioskop 21 Sun Plaza Medan

Bioskop 21 Sun Plaza Medan merupakan salah satu dari jaringan

Bioskop 21 atau Cineplex Group. Bioskop 21 Sun Plaza Medan berdiri seiring

bersamaan dengan pembukaan Sun Plaza Building. Sun Plaza merupakan pusat

perbelanjaan menengah ke atas di kawasan komersial strategis kota

berupa bangunan 4 lantai yang dirancang dengan konse

Sun Plaza dibuka sejak pertengahan tahu

dikunjungi penduduk setempat bahkan sebelum diadakannya pembukaan. Sun

Plaza menjadi lokasi favorit anak muda dan wisatawan luar negeri karena

kenyamanan dan lengkapnya barang-barang yang tersedia. Sun Plaza sering

menjadi tempat diadakannya berbagai acara penting dari

Letaknya yang sangat strategis membuat pusat perbelanjaan ini ramai

dikunjungi oleh pelajar, mahasiswa, serta para wisatawan dalam negeri maupun

(52)

Mesjid Agung Medan (mesjid terbesar di Sumatera), SMA Negeri 1 Medan, dan

Apartemen Cambridge. Di pusat perbelanjaan ini terdapat

C. Logo Bioskop 21

Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah

melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan

membentuk jaringan bioskopnya menjadi 3 merek terpisah, yakni Cinema 21,

Cinema XXI, dan The Premiere untuk target pasar berbeda. Untuk merek (brand)

Cineplex group memberikan logo bioskop 21 berikut ini. Logo ini bertujuan untuk

menandakan atau membedakan serta membentuk citra Bioskop 21 dari

merek-merek lainnya yang sejenis.

Sumber :

Gambar 3.1 Logo Bioskop 21

D. Visi dan Misi Bioskop 21

1. Visi

To be the largest motion picture exhibitor in the world. 2. Misi

(53)

E. Struktur Oragnisasi Bioskop 21 Sun Plaza Medan

Struktur organisasi menujukkan kerangka kedudukan, tugas, wewenang

dan tanggung jawab yang berbeda dalam satu organisasi. Struktur organisasi ini

mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi atau

desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan kerja. Struktur

organisasi Biokop 21 Sun Plaza Medan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Sumber : Manajemen Bioskop 21 Sun Plaza Medan

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Manajemen Bioskop 21 Sun Plaza Medan

F. Produk dan Layanan

1. Produk

Bioskop 21 Sun Plaza Medan menawarkan jasa hiburan kepada masyarakat

Indonesia dan khususnya warga kota Medan berupa film-film dalam negeri

dan luar negeri yang berkualitas.Berbasis format 3D, audio Dolby Digital

dan bersertifikat THX. 2. Layanan Pendukung

a. Mobile Ticketing (MTix)

Membantu konsumen untuk memudahkan pemesanan tiket melalui SMS

dan website, layanan ini dimaksudkan untuk kemudahan teknologi. PEMILIK

SPV KEUANGAN SPV PEMASARAN SPV SPV HRD

TEKNIS/PRODUCTIO M A N A G E R

KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN

(54)

b. Situs resmi Cineplex 21

Memudahkan informasi jadwal tayang film-film yang akan diputar, jadwal

film premiere, harga tiket, dan informasi penting lain baik menyangkut

fitur-fitur tontonan maupun fasilitas transaksi dengan alamat

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yakni

kuesioner. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen

penelitian (kuesioner) dapat menjawab tujuan penelitian, sedangkan reliabel

artinya konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0

dengan kriteria sebagai berikut :

a. jika rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut valid

b. jika rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut tidak valid

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan

kepada 30 orang di luar responden. Nilai tabel r dengan ketentuan df = jumlah

kasus - 2 jadi 30-2=28 dan tingkat signifikansi sebesar 5% dan nilai r adalah

0,361. Kuesioner berisikan 12 pernyataan yang menyangkut variabel bebas yaitu

harga dan promosi, serta variabel terikat yaitu keputusan pembelian konsumen

(56)
[image:56.595.157.468.155.419.2]

Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted Q1 43,50 59,914 ,493 ,917

Q2 43,53 58,671 ,481 ,918

Q3 43,83 55,247 ,734 ,907

Q4 43,67 55,678 ,746 ,907

Q5 43,47 54,326 ,774 ,905

Q6 43,50 61,845 ,430 ,919

Q7 43,47 53,982 ,802 ,904

Q8 43,63 56,723 ,722 ,909

Q9 43,73 54,892 ,773 ,906

Q10 43,87 50,257 ,805 ,904

Q11 44,13 54,257 ,639 ,912

Q12 44,37 53,413 ,620 ,914

Sumber : Hasil penelitian, 2009 (data diolah)

Intrepestasi item-total statistic, yaitu :

a) Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel

tersebut dihapus, misalnya jika pernyataan (item) 1 dihapus maka

rata variabel sebesar 43,50, jika pernyataan (item) 2 dihapus maka

rata-rata totalnya bernilai 43,53,dan seterusnya.

b) Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika

variabel tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus

maka besar

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Bioskop  di Kota Medan
Tabel 1.2 Data  Jumlah Penonton Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Kuncoro, (2003:46), diolah
Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan potongan harga tidak

(2) secara parsial, variabel periklanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kesadaran merek pada Starbucks Coffee Shop Sun Plaza, Medan, (3) Hasil

Nilai R Square sebesar 0,380 berarti 38,0% faktor-faktor keputusan pembelian tiket pada bioskop XXI Hermes Place Medan dapat dijelaskan oleh store environment dan harga,

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh perilaku konsumen dan desain produk terhadap keputusan pembelian pada konsumen Miniso Sun Plaza Medan yang dilatarbelakangi oleh

Judul Tesis : Pengaruh Brand Image, Corporate Social Responsibility, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Produk The Body Shop Sun Plaza Medan dengan Harga sebagai

Sehingga diketahui bahwa pelanggan The Body Shop Sun Plaza Medan memberikan persepsi yang paling dominan adalah kesesuaian harga yang ditawarkan oleh pihak

Dan peneliti juga melakukan penelitian tentang judul yang sama pada Toko Buku Gramedia Sun Plaza dimana periklanan, penjualan pribadi, publisitas, dan promosi

SOGO Department Store Sun Plaza Medan menawarkan produk melalui spanduk yang menarik perhatian saya.. Saya mengetahui informasi mengenai SOGO Department Store Sun