Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
PROGRAM STRATA-1 MEDAN
PENGARUH ORIENTASI KERJA DAN KARAKTERISTIK
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP TRANSFER
PELATIHAN KARYAWAN PADA
PT. PLN CABANG BINJAI
DRAFT SKRIPSI
MAYA FRISANTHY PRD 050502184
MANAJEMEN
Guna Memperoleh Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh orientasi kerja
dan karakteristik lingkungan kerja terhadap transfer pelatihan pada karyawan PT.PLN
Cabang Binjai. Jenis dari penelitian ini adalah penelitian kuantitatif sedangkan
metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket yang disebarkan
kepada karyawan tetap dan karyawan baru pada PT.PLN Cabang Binjai. Sementara
teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
analisis kuantitatif dengan beberapa tahap pengujian yaitu uji validitas, uji
realiabilitas dan uji regresi linier. Hasil dari pengujian penelitian tersebut menunjukan
bahwa orientasi kerja dan karakteristik lingkungan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap transfer pelatihan karyawan pada PT.PLN.
Kata Kunci:
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan
skripsi dengan judul ”Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan
Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT.PLN Cabang Binjai”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Sumatera Utara”.
Penulis telah banyak menerima saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak
selama proses studi dan pengerjaan penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara yang selalu berusaha membangun Fakultas
Ekonomi ke arah yang lebih baik.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha. F Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selalu
melakukan terobosan baru yang lebih baik dalam Departemen Manajemen.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, serta Dosen Penguji I yang telah
memberikan masukan, petunjuk sertanasehatdalam dalam pengerjaan skripsi
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
4. Dr. Prihatin Lumban Raja, SE. Msi, selaku Dosen Pembimbing. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah membantu dan
membiming serta memberikan pengarahan dengan penuh kesabaran dala
peerjaan skripsi ini.Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen
Manajemen Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis
dari awal sampai penelitian ini selesai dan juga selama masa perkuliahan.
5. Drs. Ami Dilham, Msi, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
mesukan, saran, motivasi sertanasehat yang membangun dalam penyempurnaan
penulisan skripsi ini, serta kebaikankepadapenulis dengan sangat tulus.
6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Manajemen
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dariawal
sampai penelitian ini selesai dan juga selama masa perkuliahan.
7. Kepada Pegawai di Kantor Departemen Manajemen dan Pegawai di Fakulatas
Ekonomi Sumatara Utara, terima kasih untuk semua jasa-jasanya dan bantuan
administrasi selama perkuliahan.
8. Kepada Staff dan Pegawai PT.PLN Cabang Binjai, terima kasih untuk jasa
yang diberikan dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada kedua orang tuaku tercinta H. Rosihan Anwar Parinduri, SH dan Hj.
Ramlah Lubis, terima kasih atas segala kasih sayang, doa dan dukungannya,
serta kesabaran dalam menunggu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis hanya bisa memberikan balasan ini atas segala pengorbanan yang telah
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
10.Kepada keluargaku yang tersayang : Abangku M.Yusni Parinduri, SP Kakakku
Rina Sya’ra Parinduri, Amd dan Adikku Rizky Amalia Parinduri terima kasih
atas segala dukungan dan doanya. Serta kesabaran untuk menunggu penulis
dalam menyelesaikan program studi ini. Terima kasi
11.Kepada sahabat-sahabatku, Irma, Melly, Astrid, Vira, Lufty, Lufty, Rifly, Hary
terima kasih sudah membantu penulis selama masa perkuliahan dan membantu
penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
12.Seluruh teman-teman semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
senantiasa memberikan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini,
semoga Allah memberikan jalan yang terbaik buat teman-teman semua.
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkenan untuk membacanya dan penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga masih memiliki keterbatasan dan kekurangan, penulis dengan
kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun serta membantu
untuk perbaikan di masa depan.
Medan, November 2009 Penulis
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
DAFTAR ISI
Daftar Isi ... …i
BAB : I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Kerangka Konseptual ... 5
D. Hipotesis ... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
a. Tujuan Penelitian ...7
b. Manfaat Penelitian ...7
F. Metode Penelitian ... 8
a. Batasan Operasional ...8
b. Defenisi Operasional Variabel ...8
c. Skala Pengukuran variabel ...9
d. Waktu dan Lokasi penelitian ...10
e. Populasi dan Sampel ...11
f. Jenis dan Sumber Data ...11
g. Teknik Pengumpulan Data ...12
h. Uji Validitas dan Reliabilitas ...12
i. Metode Analisis Data ...16
BAB II : URAIAN TEORITIS ...20
A. Penelitian Terdahulu ...20
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
C. Karakteristik Lingkungan Kerja ...25
D. Pelatihan ...28
BAB III : DESKRIPSI PERUSAHAAN...31
A. Sejarah Singkat Perusahaan...31
B. Struktur Organisasi Perusahaan...35
C. Uraian Tanggung Jawab dan Wewenang...35
a. Bagian Teknik...36
b. Bagian Pengukuran dan Proteksi...37
c. Bagian Niaga dan Pelayanan Pelanggan...37
d. Bagian Keuangan...40
e. Bagian SDM dan Administrasi...42
D. Visi...47
E. Misi...47
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN...48
A. Uji validitas dan reliabilitas...48
a. Uji Validitas...48
b. Uji Reabilitas...50
B. Uji Asumsi Klasik...51
a. Uji Normalitas...51
b. Uji Heteroskedastisitas………...52
c. Uji Multikolinearitas...54
C. Analis Deskriptif...55
a. Analisis Deskriptif Responden...55
b. Analisis Deskriptif Variabel...57
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
a. Analisis Regresi Linier Berganda...63
b. Pengujian Signifikasi Simultan (Uji-F)...65
c. Uji Signifikan Parsial (Uji-T)...65
d. Uji Koefisien Determinasi (R2)...66
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN...68
A. KESIMPULAN...68
B. SARAN...69
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 : Kerangka konseptual………... 6
Tabel I.2 : Skor Pertanyaan………. ....9
Tabel I.3 : Definisi Operasional Variabel………...10
Tabel I.4 : Item-total statistic………... 13
Tabel I.5 : Validitas Instrumen………... 14
Tabel I.6 : Reliability Statistic………...15
Tabel IV.1 : Item-Total Statistic ...…49
Tabel IV.2 : Validitas Instrumen………...50
Tabel IV.3 : Reliability Statistic……….50
Tabel IV.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...51
Tabel IV.5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan………...52
Tabel IV.6 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir...52
Tabel IV.7 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Orientasi Kerja………... 53
Tabel IV.8 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Karakteristik Lingkungan Kerja………....55
Tabel IV.9 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Transfer Pelatihan...58
Tabel IV.10 : One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test...61
Tabel IV.11 : Coefficients………...62
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Tabel IV.13 : Coefficients……….63
Tabel IV.14 : Anova………..64
Tabel IV.15 : Coefficients……….65
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi
perusahaan untuk tetap bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai
peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana
dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya
manusia yang handal kegitan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus
diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, sumber daya
manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegitan perusahaan.
Tuntutan perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan
mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak sesuai
dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah. Untuk itu, peran sumber daya
manusia sangat diperlukan dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi. Sumber
daya manusia yang ada diperusahaan harus selalu dikembangkan secara berkelanjutan
guna meningkatkan kemampuan agar sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis. Salah
satu cara untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan yaitu dengan
orientasi dan pelatihan.
Menurut Mangkuprawira (1997) Orientasi kerja adalah proses yang mencoba
serta menyediakan bagi karyawan berupa informasi, keahlian, dan pemahaman atas
organisasi dan tujuannya
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Pelatihan diharapkan mampu memajukan nilai proses sosialisasi dengan
membuat karyawan belajar secara aktual dan melaksanakan perilaku yang diinginkan.
Nilai-nilai, kepercayaan, dan tradisi perusahaan bisa jadi diserap dengan lambat
karena seseorang diarahkan terbanyak pada orientasi, pelatihan, dan kelompok kawan
sekerja. Namun, dengan proses orientasi intensif, pendatang baru akan mungkin sekali
menjadi lebih terpadu penuh kedalam perusahaan setelah tingkat kepuasan,
produktifitas, dan stabilitas dapat diterima karyawan.
Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap
seseorang. Pelatihan berkenaan dengan perolehan keahlian atau pengetahuan tertentu.
Dalam pelatihan diciptakan suatu lingkungan dimana para karyawan dapat
memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan
perilaku spesifik yang berhubungan dengan pekerjaan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan
bagi setiap organisasi terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan lingkungan
yang cepat terjadi. Melalui pelatihan, diharapkan karyawan akan berkembang dengan
baik sehingga mampu menghadapi tantangan perubahan. Pentingnya pelatihan untuk
pengembangan individu tentunya memerlukan investasi yang tidak sedikit, dan hasil
dari pelatihan sering tidak langsung terlihat, maka organisasi dalam memberikan
pelatihan harus secara terencana dan menyesuaikan dengan pekerjaan sehingga hasil
dari pelatihan tersebut dapat mengubah perilaku karyawan ditempat kerja.
Oleh karena itu evaluasi terhadap pelatihan yang telah dilaksanakan sangat
diperlukan untuk mengetahui keefektifan pelatihan itu sendiri pada pekerjaannya.
Dalam mengembangkan program pelatihan karyawan maka harus dilakukan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Beberapa isu penting yang terkait dengan proses pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia, diantaranya adalah transfer pelatihan (transfer of training).
Menurut Simamora (1997) Transfer pelatihan merupakan penerapan isi dan
hasil pelatihan kepekerjaan karyawan.
Sedangkan menurut Baldwin dan Ford (dalam Kustini, 2004) transfer
pelatihan didefenisikan sebagai penerapan pengetahuan, keahlian, dan prilaku yang
dipelajari dalam pelatihan, diterapkankan pada situasi kerja dan selanjutnya
memeliharanya selama waktu tertentu. Dalam banyak penelitian juga ditemukan
bahwa kesuksesan dalam proses transfer pelatiahn itu sendiri dipengaruhi oleh
karakteristik peserta dan karakteristik lingkungan kerja. Transfer pelatihan bukanlah
hal yang sederhana, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Sementara itu menurut Simamora, (1997) dalam banyak penelitian juga
ditemukan bahwa, kesuksesan tahap-tahap dalam proses transfer pelatihan
dipengaruhi faktor karakteristik lingkungan kerja (dukungan organisasi) seperti iklim
untuk menstranfer, dukungan manager atau atasan, dukungan teman kerja, dukungan
teknologi, dan dapat mengelola kehliannya sendiri. Dukungan dari lingkungan
kerjanya dapat memberikan keyakinan mereka, untuk dapat menyelesaikan tugas
pelatihan secara baik. Dengan keyakinan yang dimiliki diharapkan mereka akan
senantiasa dapat menerapkan pengetahuan dan keahlian barunya ke tempat
pekerjaannya.
PT. PLN Cabang Binjai sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan
mempunyai suatu divisi pelatihan yang disebut dengan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan (PUSDIKLAT). PUSDIKLAT merupakan Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Khusus untuk PT.PLN Cabang Binjai, yang terakhir mengirimkan karyawannya untuk
mengikuti pendidikan dan Pelatihan pada tanggal 27 April 2009 yang
menyelenggarakan orientasi kerja terhadap 20 orang karyawan baru dan karyawan
tetap dibidangnya masing-masing yang baru diterima maupun yang sedang bekerja di
PT.PLN Cabang Binjai. Dalam mengikuti Pendidikan dan Pelatihan tersebut, mereka
ditempatkan di Pusdiklat PT.PLN yang terletak di Pancur Batu tepatnya di.Jalan
Lapangan Golf no.35 dan adapun tempat lain yaitu Pusdiklat PT.PLN di Jawa Timur.
Berdasarakan hasil survey yang dilakukan terhadap beberapa karyawan
terdapat kecenderungan karyawan yang kurang memahami pekerjaan yang
dikarenakan kurangnya keseriusan karyawan ketika mengikuti pelatihan yang
diadakan oleh perusahaan.
Pengembangan karyawan melalui orientasi kerja dan pelatihan sangat menjadi
prioritas bagi PT.PLN Cabang Binjai hal ini terlihat dimana setiap karyawan
diwajibkan mengikuti orientasi kerja dan pelatihan yang ada.
Untuk mengetahui sejauh mana karyawan baru PT.PLN Cabang Binjai
benar-benar mampu untuk menerapkan isi pelatihan ke dalam pekerjaan mereka setelah
mengikuti orientasi kerja dan pelatihan maka hal tersebut harus segera dievaluasi
kembali oleh PT.PLN Cabang Binjai.
Berdasarkan uraian ringkas tersebut penulis sangat tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian yang membahas program orientasi karyawan yang diberikan oleh
PT.PLN Cabang Binjai dan bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat penerapan
pengetahuan, keahlian dan prilaku yang dipelajari oleh karyawan baru maupun
karyawan tetap setelah mengikuti orientasi kerja dan pelatihan. Penelitian tersebut
berjudul ”Pengaruh orientasi kerja dan karakteristik lingkungan kerja terhadap
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahannya yaitu:
“Apakah orientasi kerja dan karakteristik lingkungan kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap transfer pelatihan karyawan PT.PLN Cabang Binjai?”
C. Kerangka Konseptual.
Orientasi kerja adalah proses yang mencoba serta menyediakan bagi karyawan
berupa informasi, keahlian, dan pemahaman atas organisasi dan tujuannya. Jadi
semakin karyawan memahami nilai proses orientasi maka akan lebih memudahkan
terjadinya proses transfer pelatihan. Adapun indikator variabelnya adalah sikap
karyawan terhadap pekerjaan, kemampuan belajar dan pengaruh kesalahan terhadap
pekerjaan.
Karakteristik lingkungan merupakan dukungan terhadap peserta pelatihan
sehingga akan mempengaruhi pemberian pelatihan secara keseluruhan. Menurut
Balwin dan Ford (dalam Kustini, 2004) karakteristik menunjukkan pengaruh yang
langsung pada kondisi transfer, jadi semakin kondusif iklim lingkungan kerja maka
akan lebih mudah melakukan proses transfer pelatihan. Adapun indikatornya yaitu
adanya variasi keterampilan karyawan, adanya penilaian identitas tugas, adanya
signifikansi tugas, dan umpan balik.
Transfer pelatihan merupakan penerapan isi dan hasil dari pelatihan ke
pekerjaan karyawan. Adapun yang menjadi indikatornya yaitu reaksi karyawan
setelah pelatihan, kaehlian karyawan setelah pelatihan, dan kemampuan karyawan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Kerangka konseptual di dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1.1.
Kerangka Konseptual
Sumber : Mangkuprawira (1997), Suharsono dan Raharso (2003), Simamora (1997), data diolah.
D. Hipotesis.
Berdasarkan kerangka konseptual diatas maka hipotesis penelitian ini adalah
”orientasi kerja dan karakteristik lingkungan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap transfer pelatihan karyawan pada PT.PLN Cabang Binjai” E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Karyawan adalah asset bagi perusahaan, untuk itu perusahaan harus
mengadakan sebuah orientasi dan pelatihan bagi perkembangan karyawan baru yang
bekerja pada perusahaan tersebut. PT.PLN Cabang Binjai sebagai salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan selalu membantu karyawannya untuk Orientasi kerja (X1)
1. Sikap karyawan
2. Kemampuan belajar
3. Pengaruh kesalahan
dalam pekerjaan
Karakteristik
lingkungan Kerja ( X2)
1. Variasi keterampilan
2. Penilaian tugas
3. Signifikasi tugas
4. Umpan balik
Transfer
Pelatihan Karyawan (Y)
1. Reaksi karyawan setelah
pelatihan
2. Keahlian karyawan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
dapat meningkatkan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya demi kemajuan
perusahaan melalui program orientasi kerja dan pelatihan. Oleh sebab itu tujuan
dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaaimana pengaruh
orientasi kerja dan karakteristik kingkungan kerja yang ada pada perusahaan terhadap
transfer pelatihan bagi karyawan yang bekerja pada PT.PLN Cabang Binjai.
b. Manfaat Penelitian
1. Bagi manajemen perusahaan yaitu sebagai alat evaluasi dalam memberikan
program orientasi kerja serta karakteristik lingkungan kerja yang akan
mempengaruhi transfer pelatihan kepada karyawan baru pada PT.PLN Cabang
Binjai terutama dalam bidang pengembangan sumber daya manusia.
2. Bagi peneliti merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat
menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan
memperluas wahana berfikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya
manusia.
3. Bagi akademis yaitu sebagai acuan berkaitan dengan penelitian berikutnya
dalam bidang sumber daya manusia khususnya mengenai pengaruh orientasi
kerja dan karakteristik lingkungan kerja terhadap transfer pelatihan karyawan
pada PT.PLN Cabang Binjai.
F. Metode Penelitian.
1. Batasan operasional
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan peniliti.
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
(independent) yang merupakan Orientasi Kerja dan Karakteristik Lingkungan Kerja
terhadap Transfer Pelatihan Karyawan sebagai variabel bebas terikatnya (dependent).
2. Definisi Operasional Variabel
Untuk memahami variabel-variabel dan memberikan gambaran yang jelas
dalam pelaksanaan penelitian, diberikan definisi variabel-variabel yang akan diteliti
dalam penelitian yaitu Orientasi Kerja dan Karakteristik Lingkungan Kerja (X1 dan
X2) sebagai variabel bebas (independent variabel) dan Transfer Pelatihan (Y) sebagai
variabel terikat (dependent variabel). Adapun uraian dari masing-masing variabel
daalah sebagai berikut :
a). Orientasi Kerja (X1)
Orientasi Kerja adalah suatu proses dimana perusahaan memperkenalkan
karyawan baru kepada organisasinya sehingga karyawan baru dapat lebih
cepat menjadi kontributor yang efektif.
b). Karakteristik Lingkungan Kerja (X2)
Karakteristik Lingkungan Kerja adalah dukungan terhadap peserta
pelatihan sehingga akan mempengaruhi pemberian pelatihan secara
keseluruhan.
c). Transfer Pelatihan (Y)
Transfer Pelatihan adalah penerapan isi dan hasil pelatihan ke pekerjaan
karyawan. Adapun yang menjadi pertimbangan dari variabel transfer
pelatihan ini adalah : reaksi karyawan setelah mengikuti pelatihan, keahlian
yang dimiliki karyawan setelah pelatihan dan kemampuan karyawan dalam
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Tabel 1.3.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Orientasi Kerja
karyawan baru dapat lebih
cepat menjadi kontributor
yang efektif.
1. Sikap karyawan
2. Kemampuan belajar
3. Pengaruh kesalahan
pelatihan secara keseluruhan
1. Variasi keterampilan
2. Penilaian tugas
3. Signifikasi tugas
4. Umpan balik
dan hasil dari pelatihan ke
pekerjaan karyawan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Simamora (1997), data diolah.
3. Skala Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah varaibel Orientasi Kerja, Karakteristik
Lingkungan Kerja dan variabel Transfer Pelatihan Karyawan yang diukur dengan
menggunakan Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan pe rsepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
2006). Dalam penelitian ini 5 alternatif jawaban kepada responden. Adapun 5
alternatif yang digunakan dalam pemberian skor adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2. Skor Pertanyaan
No Pertanyaan Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang setuju 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
Sumber : Sugiyono (2006)
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan PT. PLN Binjai Jl. T.A Hamzah No.37 Binjai. waktu
penelitian yaitu Bulan Mei 2009 sampai dengan Desember 2009.
5. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2006) populasi adalah : ”Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari kemudian ditarik
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Cabang Binjai sebanyak 89 orang yang terbagi dalam masing-masing divisi.
Penarikan sampel menggunakan Metode Sampel Jenuh (sensus) dimana semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif kecil.
6. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu: data primer dan data
sekunder :
1) Data Primer, merupakan data yang diperoleh langsung, wawancara (interview),
dan memberikan daftar pertanyaan (questionaire). Baik pada variabel orientasi
kerja (X1) dan karakteristik lingkungan kerja (X2) maupun variabel transfer
pelatihan (Y) .
2) Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari laporan
pihak Pusdiklat PT.PLN Cabang Binjai seperti data jumlah karyawan yang
mengikuti dan bentuk program orientasi dan pelatihan yang diberikan kepada
karyawan baru maupun karyawan tetap PT.PLN Cabang Binjai.
7. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam membahas masalah dalam penelitian ini
ada beberapa teknik yang digunakan yaitu :
1). Kuesioner
Pengumpulan data dengan cara memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan atau pernyataan kepada sampel penelitian tentang kepuasan
kerja, hubungan interpersonal, dan lingkungan kerja.
2). Wawancara
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara melalui tatap muka
(face to face) dengan responden. Wawancara dilakukan dengan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
3). Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui
buku-buku, dokumen, internet dan literatur yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah
didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang
digunakan (kuesioner) dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 12.00.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan membagikan kuisioner kepada 30 orang
responden, di mana kuesioner ini berisikan 20 butir pernyataan yang harus dijawab
oleh para responden di luar sampel, pada karyawan yang tidak terpilih sebagai sampel
yaitu di PT.PLN Cabang Binjai Rayon Barat.
9. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Metode Analisis Deskriptif
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara menyusun data,
mengelompokkannya, selanjutnya menginterpresentasikannya sehigga diperoleh
gambaran yang jelas dan mengenai masalah yang diteliti, yaitu mengenai pengaruh
orientasi kerja dan karakteristik lingkungan kerja terhadap transfer pelatihan
karyawan PT. PLN Cabang Binjai.
b. Metode Analisis Regresi Linier berganda
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Keterangan :
Y = Transfer pelatihan karyawan
a = Konstan
bi-2 = Koefisien regresi
X1 = Orientasi kerja
X2 = Karakteristik lingkungan kerja
e = Error
c. Uji Asumsi Klasik
Setelah data tersebut dianalisis, model regresi linier berganda tersebut harus
memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut :
1). Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel independent, variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika
terdapat normalitas, maka residual akan terdisrtibusi secara normal atau independent.
Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
2). Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji suatu model apakah dalam model sebuah
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Hubungan linier antar
variabel independent inilah yang disebut dengan multikolinaeritas. Model regresi
yang baik seharusnya terjadi korelasi antar variabel independen.
3) Uji Heteroskedastisidas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Jika varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap, maka disebut
heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik di atas akan
digunakan untuk menganalisis kelanjutan data melalui pengujian hipotesis sebagai
berikut :
1). Koefisien Determinan (R2 )
Pengujian ini digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase variabel
independent terhadap varians naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan
berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila R2=0 menunjukan tidak adanya pengeruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen, bila R2 Semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Bila R2 Semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
2). Uji Signifikan Simultan (Uji – F)
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Bentuk pengujiannya :
Ho : b1 = b2 = 0, Artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Ha : b1 , b2 ≠≠ 0, Artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak
Jika probabilitas > 0.05, maka Ha diterima
3). Uji Signifikan Parsial (Uji – t)
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini
menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial tergadap
variabel dependen. Bentuk pengujiannya :
Ho : b1 = 0, Artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ha : b1≠ 0, Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variebel
dependen.
Kriteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas < 0.05, maka Ho diterima jika
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Peneliti-peneliti terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan
penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riyadiningsih (2002) dengan
judul “Analisa pengaruh orientasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan”,
dimana hasil penelitian menunjukkan orientasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja. Kustini (2004), “Pengaruh locus of control, self
efficacy dan karakteristik lingkungan kerja terhadap transfer pelatihan karyawan PT.Telkom Wilayah Medan.”. Di mana hasil penelitian menunjukka n
karakteristik lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap transfer
pelatihan.
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
a. Pengertian Orientasi Kerja
Orientasi kerja dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas pengenalan
individu atau karyawan baru terhadap organisasi dan penyediaan landasan bagi
karyawan baru sehingga mereka dapat berfungsi bekerja secara efektif dan mampu
menyenangkan mereka pada pekerjaannya yang baru (Mangkuprawira, 1997).
Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kerja merupakan suatu
proses dimana perusahaan memperkenalkan karyawan baru kepada organisasi mereka
sehingga karyawan baru dapat lebih cepat menjadi kontributor yang efektif. Di
samping itu, orientasi kerja merupakan bagian terpenting dalam program pelatihan
dan pengembangan organisasi bagi karyawan baru karena sebuah perusahaan akan
sukses antara lain dapat disebabkan karena program orientasi kerjanya berlangsung
optimal. Jadi apabila orientasi kerja karyawan buruk maka hal ini akan dapat
berakibat pada kekecewaan, ketidakpuasan, kegelisahan, keluarnya karyawan, dan
masalah-masalah karyawan lainnya. Tetapi apabila orientasi kerja karyawan efektif
maka dapat berperan penting bagi kepuasan kerja, kinerja, dan produktifitas
karyawan.
Menurut Handoko (1999), dalam melakukan suatu orientasi kerja yang
diadakan oleh organisasi atau perusahaan secara garis besar biasanya orientasi kerja
tersebut meliputi pengenalan kepada karyawan baru terhadap fungsi, tugas dan
orang-orang yang ada di perusahaan. Sedangkan orientasi kerja bagi karyawan baru yang
diadakan oleh perusahaan-perusahaan besar biasanya mempunyai program orientasi
formal yang lebih tersistematis dengan menjelaskan karakkteristik perusahaan mulai
dari sejarah perusahaan, produk dan jasa, kebijakan dan praktik umum, organisasinya,
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
baru yang bekerja bisa mengetahui dan memahami benar seluk beluk dari perusahaan
tempat dimana mereka akan bekerja.
b. Bentuk Program Orientasi
Menurut Manullang (2004) program orientasi kerja dapat terbagi menjadi
dua tipe yang berlangsung disebagian besar organisasi. Pertama, disebut induksi
karena dari oerientasi melibatkan antara karyawan baru, penyelia langsung, dan
program orientasi formal. Dalam aktivitas ini karyawan baru biasanya mempelajari
hal-hal sebagai berikut: sejarah organisasi, deskripsi produk dan jasa yang dihasilkan
organisasi,struktur, otoritas, dan hubungan tanggung jawab didalam organisasi,
hukum, peraturan dan kebijakan menyangkut keselamatan tenaga kerja, jam makan
siang dan metode komunikasi formal, kebijakan sumber daya manusia yang meliputi
kompensasi, tunjangan dan jasa karyawan lainnya. Sementara yang kedua disebut
sosialisasi, adalah proses jangka panjang dimana karyawan baru mempelajari norma
sistem dan pola perilaku yang diharuskan organisasi dan kelompok.
Sedangkan menurut Hasibuan (2000) mengungkapkan beberapa garis
besar program orientasi kerja yaitu: Pertama, orientasi haruslah bermula dari jenis
informasi yang paling relevan dan segera dilanjutkan dengan kebijakan umum
organisasi, Kedua memberikan pengetahuan kepada karyawan baru tentang seperti
apa para penyelia dan kolega kerjanya, berapa lama standar waktu untuk mencapai
standar kinerja yang efektif, Ketiga para karyawan baru didorong dan diarahkan
dilingkungannya oleh karyawan atau penyelia yang berpengalaman, Keempat para
karyawan baru hendaknya berlahan-lahan diperkenalkan kepada orang-orang yang
menjadi rekan sejawatnya, dan yang Kelima para karyawan baru hendaknya diberikan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Untuk itu menurut Fisher (dalam Riyadiningsih, 2002)
sekurang-kurangnya sekali tahun program orientasi kerja yang diberikan haruslah ditelaah guna
menentukan apakah program orientasi sudah mencapai sasaran yang diinginkan oleh
pihak perusahaan dan sekaligus menentuakn pembenahan pengembangan sumber
daya manusia dimasa depan.
Jadi dalam rangka meningkatkan orientasi kerja, umpan balik yang
komprehensif dan cepat dibutuhkan dari setiap orang yang terlibat dalam program
orientasi kerja tersebut. Umpan balik dapat diberikan dengan beberapa cara:melalui
diskusi dengan karyawan setelah masa dinas satu tahun pertamanya, melalui
wawancara mendalam dengan karyawan dan penyelia yang dipilih secara acak, dan
dapat melalui kuisioner yang mencakup massa yang banyak dari karyawan yang baru
diangkat.
c. Tujuan Orientasi Kerja
Orientasi kerja tahapan penting yang dilakukan setelah kegiatan rekrutmen
seleksi selesai dilakukan perusahaan. Menurut Hasibuan (2000), biasanya perusahaan
selalu mengadakan orientasu kerja bagi karyawan barunya tang bertujuan antara lain
agar karyawan baru yang bekerja disuatu perusahaan dapat mempelajari segala
prosedur pekerjaan yang ada diperusahaan tersebut, karyawan baru diharapkan dapat
menjalin hubungan dengan atasan dan bawahan atau lingkungan mereka bekerja
memberikan karyawan perasaan memiliki dengan memperlihatkan bagaimana
pekerjaan mereka sejalan dengan keseluruhan organisasi yang ada, mengurangi
jumlah stres dan kegelisahan yang dialami oleh karyawan baru dalam bekerja, dan
juga dengan tujuan untuk mengurangi biaya start-up.
Sementara itu menurut Hamalik (2005) orientasi kerja turut memberikan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
karyawan baru yang siap dididik dan dikembangkan lebih lanjut, dengan program
orientasi yang tepat maka akan membantu dalam keberhasilan pelaksanaan tanggung
jawab tugas karyawan tersebut dimasa yang akan datang, menjamin kelanjutan dan
kelangsungan hasil proses rekrutmen seleksi, menumbuhkan sense of belongines staf
terhadap perusahaan sehingga staf baru dapat menerima lingkungan perusahaan
sebagai bagian dari dirinya dan bersedia memberikan kontribusi secara optimal dan
menciptakan image yang baik bagi perusahaan. Sebaliknya manfaat dari orientasi
kerja terhadap karyawan baru yaitu: mendapatkan gambaran totalitas ruang lingkup
perusahaan dengan aktifitas yang berlangsung membantu proses adaptasi terhadap
tuntutan harapan perusahaan, tugas, tanggung jawab lingkungan kerjanya,
mendapatkan feed back atas setiap perkembangan penguasaan tugas sebagai dasar
rencana pengembangan diri.
Menurut Manullang (2004) adapun tujuan dari orientasi kerja yang
dilakukan oleh perusahaan terhadap karyawan baru meliputi akan tiga aspek yaitu
diantaranya adanya penguasaan keahlian dan kemampuan karja dari karyawan baru,
adanya penerapan perilaku peran yang tepat dari karyawan baru dan penyesuaian
karyawan baru terhadap norma dan nilai-nilai kelompok kerja didalam perusahaan
tersebut.
Jadi lamanya orientasi kerja yang dilakukan suatu perusahaan terhadap
karyawan baru biasanya akan berlangsung sedemikian rupa sejalan dengan
faktor-faktor lainnya, seperti iklim kerja pelayanan perusahaan, penyelia, kebijakan dan
tingkat gaji.
C. Karakteristik Lingkungan Kerja
Dalam banyak penelitian ditemukan bahwa keberhasilan seorang karyawan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
kerja dan pelatihan tidak bisa terlepas dari faktor eksternal mereka yaitu karakteristik
lingkungan atau iklim lingkungan dimana meraka bekerja.
Menurut Nitisemito (1994) mengungkapkan bahwa karakteristik lingkungan
kerja adalah dukungan terhadap peserta pelatihan sehingga akan mempengaruhi
pemberian pelatihan secara keseluruhan.
Satu pola pikir mengenai pengaruh karakteristik lingkungan kerja pada
transfer pelatihan biasanya akan turut mempengaruhi pemberian pelatihan secara
keseluruhan kepada karyawan baru. Transfer pelatihan bisa ditingkatkan dengan
menciptakan ikatan kerja diantara peserta pelatihan. Peserta pelatihan bisa berbagi
pengalaman sukses mereka. Pada dasarnya iklim trasfer mengacu kepada persepsi
peserta tentang keragaman karakteristik lingkungan kerja yang memfasilitasi atau
menghambat aplikasi keahlian atau perilaku yang dilatih. Terkait dengan hal tersebut
karakteristik lingkungan pekerjaan juga merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi transfer pelatihan dimana menurut Balwin dan Ford (dalam Kustini,
2004), karakteristik lingkungan kerja dapat diukur kedalam beberapa dimensi
karakteristik inti yaitu adanya keragaman keterampilan (skill variety), jati diri dari
tugas (task identity), signifikansi tugas (task significance), dan umpan balik (feed
back). Setiap dimensi inti dari pekerjaan mencakup aspek besar materi pekerjaan yang
dapat mempengaruhi penerapan isi pelatihan kedalam pekerjaan seseorang, semakin
besarnya keragaman aktivitas pekerjaan yang dilakukan maka seseorang akan merasa
pekerjaannya semakin berarti. Apabila seseorang melakukan pekerjaan yang sama,
sederhana, dan berulang-ulang maka akan menyebabkan rasa kejenuhan atau
kebosanan.untuk itu dengan memberi dukundan kebebasan pada karyawan baru dalam
menangani tugas-tugasnya akan membuat seorang karyawan baru mampu
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
diberikan, dan dengan demikian desain kerja yang berbasis ekonomi ini merupakan
fungsi dan faktor pribadi. Jadi dari karakteristik lingkungan kerjka ini akan
mempengaruhi tiga keadaan psikologis yang penting bagi karyawan baru, yaitu
mengalami makna kerja, memikul tanggung jawab akan hasil kerja, dan pengetahuan
akan hasil kerja.
Menurut (Bedjo, 1987) karakteristik lingkungan pekejaan seorang karyawan
juga jelas terlihat dari desain pekerjaan seorang karyawan baru. Desain pekerjaan
turut menentukan bagaimana pekerjaan dilakukan, oleh itu sangat meempengaruhi
perasaan karyawan baru terhadap sebuah pekerjaan, seberapa pengambilan keputusan
yang dibuat oleh karyawan baru kepada pekerjaannya, dan seberapa banyak tugas
yang harus dirampungkan oleh karyawan baru. Rendahnya dukungan kerja juga dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap organisasi atau perusahaan seperti
mangkir kerja, mogok kerja, kerja lamban, pindah kerjadan kerusakan yang disengaja.
Karyawam baru yang mendapatkan dukungan kerja dari lingkungannya biasanya akan
erndah tingkat kemangkirannya dan demikian sebaliknya, organisasi-organisasi
dengan karyawan yang lebih terpuaskan cenderung lebih efektif dari pada
organisasi-organisasi denagn karyawan yang tak terpuaskan sehingga dapat meningkatkan
produktivitas organisasi dan salah satu penyebab timbulnya keinginan pindah kerja
adalah kepuasan pada tempat kerja sekarang.
Menurut Broad dan Newstrom (dalam Suharsono dan Raharso, 2003) bahwa
adapun karakteristik lingkungan yang bisa mempengaruhi keberhasilan suatu transfer
adalah: iklim organisasi yang mendukung peserta pelatihan, diskusi dengan pimpinan
sebelum terlibat dalam pelatihan, kesempatan menggunakan keahlian dan
ketepampilan yang diperoleh dari pelatihan serta pasca pelatihan dan adanya umpan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Menurut Nitisemito (1994) transfer pelatiahan juga dapat dipengaruhi oleh:
iklim untuk transfer, dukungan manajer, dukungan teman kerja, kesempatan
menggunakan keahlian secara cakap.
Di samping itu bagaimana karakteristik lingkungan kerja turut membantu
mempengaruhi transfer pelatiahan. Dukungan manajer setidaknya dengan
menjadwalkan suatu sesi khusus antara manajer dengan karyawan baru untuk
menjelaskan tujuan pemberian pelatihan, menyediakan kesempatan praktek, dan
tindak lanjut untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam penggunaan
keterampialn yang baru dikuasain.
Adanya kesempatan untuk menggunakan keahlian yang dipelajari dan
kesempatan mempraktekkan berarti kesempatan diman peserta pelihan secara aktif
mencari pengalaman dengan menggunakan ilmu, keahlian dan sikap kerja yang
didapat dari program pelatihan. Program pelatihan harus mempersiapkan karyawan
untuk bisa memimpin diri atas penggunaan keterampilan atau keahlian dan sikap yang
mereka dapat dari pelatihan pada pekerjaan mereka.
Sementara itu menurut Hardjana (2006) mengemukakan bahwa karakteristik
situasional dapat juga menentukan tingkat transfer yaitu dimana adanya persepsi
peserta akan dukungan lingkungan kerjanya untuk menggunakan keahlian barunya
yang didapatkan setelah mengikuti pelatihan.
Jadi dari pendapat beberapa ahli tersebut penulis mengambil suatu kesimpulan
bahwa karakteristik lingkungan kerja ternyata turut menunjukkan adanya pengaruh
langsung pada kondisi transfer pada pelatihan (generalisasi dan pemeliharaan).
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Berikut ini ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian pelatihan,
antara lain sebagai berikut:
Menurut Hamalik (2005) pelatihan adalah proses sistematik pengubahan
perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan
organisasional. Sementara itu menurut Nitisemito (1994) pelatihan adalah suatu
kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan
mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari para
karyawan yang sesuai dengan keinginan perusahaan yang bersangkutan.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan bukanlah
merupakan suatu tujuan, tetapi merupakan suatu usaha untuk meningkatkan tanggung
jawab mencapai tujuan perusahaan. Pelatihan merupakan proses keterampilan kerja
timbale balik yang bersifat membantu oleh karena itu dalam pelatihan seharusnya
diciptakan suatu lingkungan dimana para karyawan dapat memperoleh atau
mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik
yang berkaitan dengan pekerjaan, sehingga dapat mendorong mereka untuk dapat
bekerja lebih baik.
E. Tujuan Pelatihan
Sementara itu, adapun tujuan-tujuan utama pelatihan padaintinya dapat
dikelompokkan ke dalam lima bidang (Handoko, 1999) yaitu : memperbaiki kinerja,
memutakhirkan keahlian para karyawan, mengurangi waktu belajar bagi karyawan
baru, membantu memecahkan permasalahan operasional, dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi, memperrbaiki kinerja, walaupun pelatihan terkadang
tidak dapat memecahkan semua masalah kinerja yang tidak efektif, program pelatihan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan, mempersiapkan karyawan untuk
promosi, dan mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.
Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi,
melalui suatu pelatihan maka pelatih (trainer) harus memastikan bahwa karyawan
dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru. Perubahan teknologi,
pada gilirannya, berarti bahwa pekerjaan-pekerjaan sering berubah dan keahlian serta
kemampuan karyawan mestilah dimuktahirkan melalui pelatihan sehingga kemajuan
teknologi tersebut secara sukses dapat diintegrasikan ke dalam organisasi atau
perusahaan tempat meraka bekerja.
Dapat mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi
kompeten dalam pekerjaan. Sering seorang karyawan baru tidak memeiliki
keahlian-keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mampu mencapai output dan
standar kualitas yang diharapkan perusahaan.
Membantu memecahkan permasalahn operasional, meskipun
persoalan-persoalan organisasional sering menyerang dari berbagai penjuru, pelatihan adalah
sebagai salah satu cara terpenting guna memecahkan banyak dilemma yang harus
dihadapi oleh manajer.
Mempersiapkan karyawan untuk promosi, salah satu cara untuk dapat
menarik, menahan dan memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan
karir yang sistematik. Mengembangkan kemampuan promosional karyawan adalah
konsisten dengan kebijakan personalia untuk promosi dari dalam; pelatihan adalah
unsure kunci dalam sistem pengembangan karir. Biasanya organisasi-organisasi yang
gagal menyediakan pelatihan untuk memobilitas vertical akan kehilangan karyawan
yang berorientasi-pencapaian (achievement oriented) yang merasa flustasi karena
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
dan mencari perusahaan lain yang menyediakan pelatihan bagi kemajuan karir
mereka.
Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, selama beberapa hari
pertama pada pekerjaan, karyawan baru membentuk kesan pertama mereka terhadap
organisasi dan tim manajemen. Kesan ini dapat meliputi dari kesan yang
menyenangkan sampai yang tidak menyenangkan dan dapat mempengaruhi kepuasan
kerja dan produktivitas keseluruhan karyawan. Karena alasan inilah, beberapa
pelaksana orientasi melakukan upaya bersama supaya secara benar mengorientasikan
karyawan-karyawan baru terhadap organisasi dan pekerjaan.
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi, pelatihan dan
pengembangan dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan aktivitas-aktivitas
yang membuahkan efektifitas organisasional yang lebih besar dan meningkatkan
pertumbuhan pribadi bagi semua karyawan.
Dari pendapat tersebut mengenai tujuan pelatihan maka peneliti
menyimpulkan bahwa adanya pelatihan diharapkan dapat mengembangkan karyawan
sesuai dengan kompetensinya, dapat menggunakan keahliannya sesuai dengan
perubahan teknologi, karyawan akan lebih berorientasi pada pengembangan
perusahaan, meningkatkan kinerja karyawan dan untuk mengembangkan karir,
sehingga adanya pelatihan diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan pribadi
setiap karyawan.
F. Evaluasi Program-Program Pelatihan.
Pelatihan mestilah dievaluasi dengan sistematis mendokumentasikan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
kembali pada pekerjaan mereka dan relevansinya perilaku peserta pada tujuan-tujuan
perusahaan.
Evaluasi membutuhkan adanya penilaian terhadap dampak program pelatihan
pada prilaku sikap dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun pengukuran
efektifitas penilaian meliputi penilaian (Hardjana, 2006) yaitu : adanya reaksi-reaksi,
belajar, perilaku, dan hasil-hasil.
Reaksi-reaksi yaitu bagaimana perasaan partisipan terhadap program
pelatiahan, belajar yaitu pengetahuan, keahlian, dan sikap-sikap yang diperoleh
partisipan sebagai hasil dari pelatiahan, perilaku yaitu perubahan yang terjadi pada
keseluruhan efektifitas organisasi atau pencapaian pada tujuan organisasional.
Pengukuran reaksi dan belajar yang bersangku paut dengan hasil-hasil
program pelatihan saja disebut dengan kriteria internal. Penukuran perilaku dan
hasil-hasil yang menindikasikan dampak pelatihan pada lingkungan pekerjaan disebut
sebagai kriteria eksternal yaitu dukungan dari pihak manajemen memberi kesempatan
peserta pelatihan mempraktekkan apa yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan
bahwa evaluasi pelatihan baik mengenai program maupun instruktur/pelatih dapat
menjadi umpan balik untuk pelatihan selanjutnya demikian pula dengan pembelajaran
mereka apakah mereka mempelajari prinsip-prinsip, keterampilan, dan fakta-fakta
yang seharusnya mereka pelajari.
Selanjutnya dapat untuk mengetahui apakah perilaku peserta berubah karena
program pelatihan atau bukan. Terakhir dengan melihat hasil dari pelatihan apakah
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
BAB III
DESKRIPSI PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Sejarah adanya listrik di Indonesia di mulai sejak zaman penjajahan Belanda.
Listri mulai ada di Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia (Jakarta), maka 30 tahun
kemudian listrik mulai ada di Sumatera Utara tepatnya di medan yang di bangun oleh
NV. Nigem dan Ogem, perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul
pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing
Tingi (1927), Sibolga (CV Aniem), Brastagi dan Tarutung (1929), Batu (1926), dan
Tanjung Tiram (1937).
Pada msa penjajahan Jepang, perusahaan swasta Belanda diambil oleh militer
Jepang yang hanya mengambil alih pengolahan tanpa mengadakan penambahan
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Sumatera Utara, perusahaan listrik Jawa dan seterusnya seuai dengan struktur
organisasi pemerintahan militer Jepang pada waktu itu.
Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945 dikumandangkan, kesatuan aksi
perusahan listrik bekas milik swasta Belanda mengambil alih dari tangan Jepang. Aksi
ambil alih itu selesai bula Oktober 1945 yang melahirkan jawabtan listrik sesuai
dengan Kepres No. 1SD/45/27 Oktober 1945. Perusahaan listrik dibawah naungan
Deparetmen PUTL (Pekerjaan Umum dan Tenaga listrik) dan hingga saat ini, tanggal
27 Oktober diperingati sebagai Hari Listrik Nasional.
Kekuasan penjajahan Belanda di Indonesia telah berakhir, maka pada tahun
1958 seluruh perusahaan milik Belanda di nasionalisasikan, termasuk
perusahaanlistrik.
Khusus Medan pada tahun 1955 berdirei PLN Distribusi Cabang
Sumut(Sumatera dan Tapanuli). Setelah dikeluarkan SK Menteri PUTL No.16/1/20
tangal 20 Mei 1961 maka roganisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Riau,
Sumatera Barat menjdi Ekspolisi I.
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara
tesebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. 009/DIR.PLN/66 tanggal 14 April
1966 PLN Eksploitasi I dibagi menajdi 4 cabang dan 1 sektor yaiutu cbang Medan,
Binjai, SIbolga, Pematang Siantar berkedudukan di Tebing Tinggi karena Pematang
Siantar maíz dikelola oleh PLD) dan sector Glugur.
Pada peraturan pemerintah No. 18 Tahun 1972 mempertegas PLN sebagai
perusahaann umum listrik negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab
membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik di Indonesia, maka
untuk Kotamadya Binjai pada tanggal 3 Juni 1972 resmilah PLN dengan nama
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
keputusan Mentir PUTL No. 01/PRT/73 untuk menetapkan perubahan PLN dari
Preusan Listrik negara menjadi perum sebagai satu-satunya preusan negar ayang
dibentuk oleh pemerintzh untuk membangkitkan, menyalurkan dan mendistirbusikan
tenaga listrik di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Dalam SK Mentir tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera wilayah diubah
menjadi PLN Ekspolitasi II Sumatera Uara. Kemudain menyusul Peraturan Menteri
PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah dan
PLN Pembangunan menjadi PLN Proyek Induk, maka PLN Ekploitasi II Sumatera
Utara menjadi PLN Wilayah II Sumatea Utara. Oleh karena terjadinya perubahan
tersebut maka preusan PLN Eksploitasi II Sumatera Utara Cabang Binjai berubah
pula menjadi FERUM PLN Wilayah II Sumatera Utara Cabang Binjai.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efectivitas usa menyediakan tenaga
listrik, maka pada tanggal 16 Juni 1994 yang diteapkan Presiden Republik Indonesia,
maka dengan ini berubah bentuk preusan listrik negara dari preusan umum (FERUM)
menjdi Perseroan terbatas (Persero), maka preusan umum listrik negara wilayah II
Sumatera Utara cabang Binjai berubah menjadi PT PLN (Persero) Wilayah II
Sumatera Utara Cabang Binjai. Dan berdasarkan Surat Keputusan No.
078/k/023/DIR/1996 dibentuk oreganisasi baru bidang jasa pelayana kelistrikan yaitu
PT PLN (Persero) pembangktian dan penyaluran Sumatera Bagian utara yang terpisah
dari PLN Wilayah II, maka fungís-fungsi pembangkitan dan penyaluran yang
sebelumnya dikelola PLN Pembangktian dan Penyaluran. Sementara itu, PLN
Wilayah II berkonsentrasi pada distribuís dan penjualan tenaga listrik.
PT PLN (Persero) berdiri pada tahun 1975, dengan pembagian daerah kerja PT
PLN (Persero) cabng Binjai meliputi 3 rayon dan 10 ranting, diantarannya :
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
2. PT PLN (Persero) Rayon Binjai Barat
3. PT PLN (Persero) Rayon Binjai Kota
4. PT PLN (Persero) Ranting Tanjung Pura
5. PT PLN (Persero) Ranting Pangkalan Brandan
6. PT PLN (Persero) Ranting Stabat
7. PT PLN (Persero) Ranting Pangkalan Susu
8. PT PLN (Persero) Ranting Sidikalang
9. PT PLN (Persero) Ranting Brastagi
10.PT PLN (Persero) Ranting Tiga Binanga
11.PT PLN (Persero) Ranting Gebang
12.PT PLN (Persero) Ranting Kaban Jahe
13.PT PLN (Persero) Ranting Kuala
Dimana dari tiap Rayon dan Ranting di atas juga terdapat beberapa kantor
jaga. Sekarang ini PT PLN (Persero) Cabang Binjai dipimpin oleh Bapak dimna salah
satu tugas utamanya adalah berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan PT PLN
(Persero) Cabang Binjai kepada masyarakat konsumen, serta peningkatan pengawasan
danpenertiban intern dan eksern pada perusahan.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai struktur organsiasi untuk menggambarkan
secara jelas unsur-unsur yang membantu pimpinand alam menjalankan perusahaan.
Dengan adanya struktur orgnaisasi yang jelas dapat dikethaui posisi, tugas dan
wewenang setiap bagian dan hubungan antara satu bagian dengan bagian yang
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Tujuan adanya struktur organisasi adalah untuk mencapai kerja atuapun
pendelegasian dalam organisasi yang bedsarkan pada pola hubungan kerja sert alalu
lintas wewenng dan tanggung jawab. Jenis struktur organisasi yang dipergunakan PT
PLN (Persero) Wil – SU cabang Binjai adalah menggunakan jenis struktur line and
staff organization atau gabungan dari pada jenis struktur organisasi garis dan
organisasi fungsional. Adapun susunan organisasi pada PT PLN (Persero) Wil –SU
Cabang Binjai dapat dilihat pada lampiran.
C. Uraian Tanggung Jawab, Tugas, dan Wewenang Manajer
Mengelola dan melaksanakan kegiatna penjualan tenaga listirk, pelayanan
pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaa jaringan distribusi tenaga listrik di
wilayuah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan
kebijakan kantor induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung
dengan pelayanan, tingkat mutu dan keandalan pasokan yang baik untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan, serta melakukan pembinaan dan pemebdayana unit asuhan di
bawahnya.
1. Bagian Teknik
Mengkooridnasikan perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana
pendistribusian tenaga listrik yang efektif, efisin dengan mutu serta keandalan yang
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, bagian
distirbusi mempunyai fungsi :
1. Merencankaan pengembangan sistem pendistribusian tenaga listrik untuk
meningkatkan mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik.
2. Merencanakan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga
listrik
3. Melaksanakan pelayanan gangguan pendistribusian tenaga listrik..
4. Mengkaji dan mengevaluasi mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik
yang menunjang tingkat mutu pelayanan.
Sub Bagian Operasi Distribuís
Melaksankaan pengoperasian sistem pendistribusian tenaga listrik dan
penerbitan pengunaan jaringan distribusi tenaga listrik kepada pelanggan.
Sub Bagian Pemeliharaan Distribusi
Melaksanakan pemeliharana jaringan distribusi dan peneraan alat pembatas
dan pengukur (APP) rangkaian sambungan pelanggan.
Untuk melaksankaan tugas pokok sebagaiamna tersebut di atas seksi
pemeliharaan distribusi mempunyai tugas.
2. Bagian Pengukuran dan Proteksi
Tujuan Jabatan :
Merencnakanan dan mengkoordinasi pengendalian fungsi APP yang ada
dipelangan serta melaksanakan operasi penertiban pemakaian aliran listrik dan
melaksanakan pemeliharaan APP ANALOG maupun elektro/AMR, sitem
proteksi penyaluran tenaga listrik yang efektif baik dipelanggan besar maupun GI
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
3. Bagian Niaga dan Pelayanan Pelanggan
Melakukan upaya pencapain pendapatan, penyelematan pendapatan dari penjualan
tenaga listrik, dan melaksanakan kebijakan penjualan tenaga listirk serta
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
Tanggung jawab utama :
1. Menyusun rencana kerja pemeliharana APP /AMR dan protokol pada skesi
terkait.
2. Memberi petunjuk kepada bawahan dalam rangk pelaksanan tugas
3. Membimbing pelaksanaan penerapan APP/AMR dan pengujian proteksi
sebagai pembatas daya pada pelanggan dasar, maupun pengaman penyaluran
ketenagaan listrikan pada pengulang di GI dan GH
4. Mengawasi dan mengendalikan pengujian PMT, CT, dan PT.
Untuk melaksankaan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, bagian komersial
mempunyai fungsi :
1. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pada bagian komersial.
2. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan pelanggan sesuai
kebijakan manajemen
3.1. Sub Bagian Pembacaan Meter
Melaksanakan pembacaan stand KWh meter, sebagai dasar proses pembuatan
rekening dan melaksankaan pengawasan pelaksanaan pembacaan meter yang
dilakukan oleh pihak Out Sourcing.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas sub bagian
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
1. Mempelejari prosedur dan pedoman pemabcaan stand KWh meter
2. Membuat route pada meter berdasarkan perkembangan dan pertumbuhan
pelanggan
3. Melakukan pengawasan tehadap hasil pembacaan meter yang dilakukan oleh
pihak out sourching denan melakukan uji petik
4. Mencatat adanya kelainan-kelainan atas hasil baca meter mdan mealkukan
kajian sebagai pelaporan kepada manajemen.
5. Membuat laporan pembacaan stand meter sebagai dasar proses pembuatan
rekening.
3.2. Sub Bagian Pelayanan Pelanggan
Melaksankaan kegiatan adminstrasi tata usaha langgan meliputi pelayanan
pelanggan administrsi langganan, penagihan, dan kegiatan pemutusan dan
penyambungan.
Untuk melaksankaan tugas pokok sebagaimana tesebut di atas ub bagian tata
usaha langganan mempunyai tugas :
1. Melaksanakan inventirasai piutang listrik.
2. Memberikan informasi tentang BP dan dan UJL kepada calon Pelanggan.
3. Mengelola data pelanggan meliputi jumlah, jenis tarif, dan penggolonan
rekening listrik.
4. Mengelola DIL dalam rangka pengusahaan penjualan tenaga listrik
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas sub bagian
sistem informasi mempunyai tugas :
1. Mengkoordinasikan dan melayani proses pengolahan data dari bagian, sub
bagian dalam rangka pemenuhan kebutuhan manajemen.
2. Membuat program aplikasi untuk kebutuhan user
3. Memeliharan sistem aplikasi yang telah dioperasikan oleh user
4. Mengembangkan sistem apliksi dalam rangka peningkatan pelayanan
pelanggan.
5. Mengevaluasi sistem aplikasi yang telah ada dan melakukan modifikasi sesaui
kebutuhan manajemen.
4. Bagian Keuangan
Mengkoordinasikan penyelenggaraan anggaran, keuangna, perpajakan dan
asuansi sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dan membuat laporan keuangan dan
akuntansi akurat dan tepat waktu.
Untuk melaksankaan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas bagian
keuangan mempunyai fungsi :
1. Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas di lingkungan bagian keuangan
2. Mengendalikan kegiatan yang berkatian dengan pengelolaan keuangan sesuai
kebijakan manajemen.
Maya Frisanthy PRD : Pengaruh Orientasi Kerja Dan Karakteristik Lingkungan Kerja Terhadap Transfer Pelatihan Karyawan Pada PT. PLN Cabang Binja, 2010.
Menyusun rencana kerja dana anggarannya serta melaksanakan pengelolaan
dana alur kas.
Untuk melaksankaan tugas pokok sesuai sebagaimana tersebut di atas sub
bagian pengendalian anggaran dan keuangan mempunyai tugas :
1. Menyiapkan rencana kerja dan anggarannya
2. Mengelola pelaksanaan alur kas
3. Mengevaluasi kelengkapan administrasi berkas tagihan
4. Mengusulkan proses bayar atas tagihan yang telah lengkap
5. Membuat laporan pajak
4.2 Sub Bagian Pendapatan
Melaksankaan pemantauan anggaran belanja dan pendapatan cabang,
pengurusan asuransi dan pencetakan pajak perusahaan.
Untuk melaksanakan tuas pokok sebagaimana tersebut di atas sub bagian
pendapatan mempunyai tugas :
1. Melakukan pemantauan anggaran belanja dan pendapatan cabang
2. Mengevaluasi hasil pelunasan penjualan tenaga listrik
3. Mengevaluasi pelaksanana transfer otomatis Bank receipt.
4. Melakukan rekonsilisi bank peneriaman (receipt)
5. Mengusulkan biaya pembayaran material dibayar dimuka atas rencana
penjualan rekening listrik