• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktualitas Filsafat Ilmu Dalam Perkembangan Psikologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Aktualitas Filsafat Ilmu Dalam Perkembangan Psikologi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

AKTUALI TAS FI LSAFAT I LM U D ALAM PERKEM BAN GAN PSI KOLOGI

RARAS SUTATM I N I N GSI H , Spsi Fa k u lt a s Ke dok t e r a n

Ju r u sa n Psik ologi Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

ABSTRAK

Tulisan ini m enekankan pada t opik Akt ualit as Filsafat I lm u Dalam Perkem bangan Psikologi. Pengulasan t opik didasarkan pada penganalisaan pem aham an t erhadap landasan filosofik yang digunakan dalam perkem bangan Psikologi.

Aw al pem bahasan dalam t ulisan ini dim ulai dengan sej arah psikologi sebagai bagian dari ilm u filsafat . Dalam perkem banganny a, psikologi k em udian m em isahk an diri dari filsafat . Sek alipun dem ik ian, perkem bangan psikologi dari dulu hingga k ini t et ap t idak t erlepas dari pengaruh filsafat .

Perkem bangan psikologi sej ak berinduk pada filsafat hingga perkem bangannya kini m em unculkan banyak aliran. Pem buka pint u bagi kem unculan banyak aliran dalam dunia Psikologi dim ulai dengan j asa Wilhelm Wundt yang t erkenal dengan st rukt uralism enya. Aliran- aliran psikologi m odern yang kem udian m uncul adalah behaviorism e dengan t okohnya John Wat son, Gest alt dengan t okohnya Max Wert heim er, hum anism e dengan t okohnya Maslow , kognit if dengan t okohnya George Miller, dan psikoanalit ik dengan t okohnya Freud..

Akt ualit as filsafat ilm u dalam perkem bangan psikologi sej ak aw al hingga kini dilet ak k an penulis pada landasan filosofik , dalam k ait anny a pada perkem bangan psikologi secara um um , khususnya m asing- m asing aliran psikologi, sert a beberapa bent uk t erapan psikologi.

Benang m erah yang t am pil adalah perkem bangan psikologi dari aw al hingga k ini t et ap diw arnai filsafat ilm u, t erut am a dalam penelusuran bidang- bidang k aj ian psikologi yang lebih baru.

I .SEJARAH PSI KOLOGI

Dit inj au secara hist oris dapat dik em uk ak an bahw a ilm u y ang t ert ua adalah ilm u Filsafat . I lm u- ilm u yang lain t ergabung dalam filsafat , dan filsafat m erupakan sat u- sat unya ilm u pada w akt u it u. Oleh karena it u, ilm u- ilm u yang t ergabung dalam filsafat ak an dipengaruhi oleh sifat - sifat dari filsafat , dem ik ian pula halny a dengan psikologi.

(2)

j am an Yunani Kuno dan j am an pert engahan. Lam a- kelam aan, disadari bahw a filsafat sebagai sat u- sat unya ilm u kurang dapat m em enuhi kebut uhan m anusia. Sej ak aw al pert um buhan hingga pert engahan abad k e- 19, psikologi lebih bany ak dik em bangk an oleh para pem ik ir dan ahli filsafat , y ang k urang m elandasi pengam at anny a pada fakt a kongkr it . Mer eka lebih m em per cayai pem ikir an filsafat dan per t im bangan-pert im bangan abst rak sert a spekulat if. Teori- t eori yang m ereka cipt akan lebih bany ak didasarkan pada pengalam an pribadi dan pengert ian sepint as lalu. Oleh k arena it u, dapat dim engert i bahw a psikologi pada w ak t u it u k urang dapat dipercay a kebenarannya. Dalam perkem bangan psikologi selanj ut nya, dirasakan perlunya penggunaan m et ode lain, unt uk m enj am in obyekt ifit asnya sebagai ilm u, yait u m enggunak an m et ode “ em piris” . Met ode em piris m eny andarkan diri pada : pengalam an, pengam at an, dan eksperim en/ percobaan ( em piris, em piria, y ang berart i pengalam an dan pengam at an) ( Ahm adi, 1998: 52) , dim ana hal ini sej alan dengan penem uan ilm u penget ahuan m odern yang sudah m ulai dirint is pada zam an Renaissance.

Zam an Renaissance ( 14- 17 M) m enanam kan pengaruh yang kuat bagi perkem bangan ilm u penget ahuan m odern yang m enunj ukkan beberapa hal, sepert i : pengam at an ( abserv asi) , peny ingk iran segala hal y ang t idak t erm asuk dalam perist iw a yang diam at i, idealisasi, penyusunan t eori secara spekulat if at as perist iw a t ersebut , peram alan, pengukuran, dan percobaan ( eksperim en) unt uk m enguj i t eori y ang didasarkan pada ram alan m at em at ik ( Must ansy ir, 2001: 133) .

Hal t ersebut adalah j asa dari Wilhelm Wundt yang m endirikan laborat orium psikologi yang pert am a- t am a pada t ahun 1879 unt uk m enyelidiki perist iw a- perist iw a k ej iw aan secara eksperim ent al. Dengan perkem bangan ini, m ak a berubahlah psikologi yang t adinya bersifat filosofik m enj adi psikologi yang bersifat em pirik ( Am adi, 1998: 6) .

Dalam hal ini, sekalipun psikologi pada akhirnya m em isahkan diri dari filsafat , nam un psikologi m asih t et ap m em punyai hubungan dengan filsafat , bahkan ilm u- ilm u yang t elah m em isahkan diri dari filsafat pun t et ap m asih ada hubungan dengan filsafat , khususnya filsafat ilm u, t erut am a m engenai hal- hal yang m enyangkut sifat , hakikat , sert a t uj uan dari ilm u penget ahuan it u, ( Ahm adi, 1998: 28- 29) . Dengan dem ik ian, m ak a ak an dapat dianalisa lebih lanj ut t ent ang akt ualit as filsafat ilm u dalam perkem bangan ilm u penget ahuan sebagai landasan filosofiknya, khususnya psikologi, baik dalam hal ont ology, epist em ology, m aupun aksiologinya.

I I .FI LSAFAT I LM U D AN D I M EN SI - D I M EN SI N YA.

Filsafat I lm u m em iliki ruang lingkup sebagai berikut : 1) kom parasi krit is sej arah perkem bangan ilm u, 2) sifat dasar ilm u penget ahuan, 3) m et ode ilm iah, 4) praanggapan- praanggapan ilm iah, 5) sik ap et is dalam pengem bangan ilm u penget ahuan ( Must ansy ir, 2001: 49- 50) .

(3)

D im e n si- dim e n si u t a m a filsa fa t ilm u , yait u : ont ology, epist em ology, dan aksiologi. On t ologi adalah hakikat yang Ada ( being, sein) yang m erupakan asum si dasar bagi apa y ang disebut sebagai k eny at aan dan k ebenaran.

Epist e m ologi adalah sarana, sum ber, t at acara unt uk m enggunakannya dengan langkah- langkah progresinya m enuj u penget ahuan ( ilm iah) .

Ak siologi adalah nilai- nilai ( value) sebagai t olok ukur kebenaran ( ilm iah) , et ik, dan m oral sebagai dasar norm at ive dalam penelit ian dan penggalian, sert a penerapan ilm u ( Wibisono, 2001) .

I I I .FI LSAFAT I LM U D AN ALI RAN - ALI RAN D ALAM PSI KOLOGI M OD ERN

I I I .1 W ilh e lm W u n dt , Edw a r d Tit ch e n e r da n St r u k t u r a lism e .

Wilhelm Wundt ( 1832- 1920) , pada m ulany a m em peroleh pendidikan dok t er, kem udian m engaj ar fisiologi selam a 17 t ahun pada Universit as Heidelberg, Jerm an. Sej ak aw al kar ir nya, dia t elah m em per lihat kan m inat yang besar sekali t er hadap proses m ent al. Pada w ak t u it u, psikologi belum m erupak an bidang t ersendiri. Pok ok bahasannya m asih sat u dengan filsafat . Hal yang m erupakan am bisi Wundt saat it u ialah m em perk em bangk an psikologi sedem ik ian rupa sehingga m em puny ai ident it as sendiri. Dengan adany a t uj uan ini, m ak a dia m engam bil langk ah dengan m eninggalkan Universit as Heidelberg dan m enerim a j abat an sebagai Ket ua Bagian Filsafat di Universit as Leipzig, Jerm an. Em pat t ahun kem udian, t ahun 1879, Wundt m endirikan laborat orium psikologi eksperim en y ang pert am a di dunia, dan m erupak an sat u k ehorm at an y ang luar biasa bagi psikologi, sehingga psikologi dapat dianggap sebagai ilm u penget ahuan y ang berdiri sendiri.

Wundt sangat y ak in bahw a t ugas ut am a seorang psikolog adalah m enelit i sert a m em pelaj ari proses dasar m anusia, yait u berupa pengalam an langsung, kom binasi-kom binasinya, dan hubungan- hubungannya.

Bagaim ana psikolog dapat m em pelaj ari proses dasar k esadaran ini ? Wundt dan pengikut - pengik ut ny a t elah m engem bangk an sat u m et ode y ang dinam ak an int rospeksi analit ik ( analyt ic int rospect ion) , yait u suat u bent uk form al dari observasi yang dilakukan diri sendiri.

Tit chener ( 1892) , seorang m urid Wundt , y ang diserahi t anggung j aw ab t erhadap laborat orium psikologi y ang m asih baru di Universit as Cornell, Am erika Serik at , t erus m eny ebarluask an pandangan Wundt dan k em udian m enj adi pem im pin sat u gerak an y ang disebut St ruk t uralism e.

St r u k t u r a lism e in i m e ya k in i h a l- h a l be r ik u t :

1.Psikolog seharusny a m em pelaj ari k esadaran m anusia, t erut am a aspek pengindraannya.

2.Psikolog seharusny a m enggunak an m et ode int rospek si analit is y ang ny at a di dalam laborat orium .

(4)

I I I .2 W illia m Ja m e s da n Fu n gsion a lism e .

William Jam es ( 1842- 1910) adalah salah sat u psikolog Am erik a y ang cuk up t erkenal. I a m engaj ark an filsafat dan psikologi di Universit as Harvard selam a 35 t ahun. Dia sangat m enent ang st rukt uralis, karena m enurut nya aliran ini sangat dangk al, t idak m urni dan k urang dapat dipercay a k ebenaranny a. Kesadaran m enurut Jam es bersifat unik dan sangat pribadi, t erus- m enerus berubah, m uncul set iap saat , dan selekt if sekali ket ika harus m em ilih dari sekian banyak rangsang yang m engenai seseorang. Yang paling m enonj ol dan ut am a ialah, bahw a kesadaran ini m am pu m em buat m anusia m enyesuaikan diri t erhadap lingkungan sekit arnya.

Pe n gik u t fu n gsion a lism e m e ya k in i h a l- h a l be r ik u t :

1.Psikolog seharusnya m enelit i secara m endalam bagaim ana proses- proses m ent al ini berfungsi, dan j uga m engenai t opik lainny a.

2.Mer eka sehar usnya m enggunakan int r ospeksi infor m al, yait u obser vasi t er hadap diri sendiri sert a laporan diri, sert a m et ode oby ek t if, y ait u y ang dapat t erbebas dari prasangk a, sepert i m isalnya elsperim en.

3.Psikologi, sebagai ilm u penget ahuan, seharusny a dapat dit erapk an di dalam kehidupan kit a sehari- hari, m isalnya dalam pendidikan, hukum , at aupun perusahaan.

Karena m asalah- m asalah dasar sangat banyak, m aka psikolog yang t ergabung di dalam aliran fungsionalism e, berpisah unt uk m enent ukan caranya sendiri. Pada akhirnya, di Am erika Serikat , fungsionalism e digant ikan oleh Behav iorism e. Bany ak asum si- asum si dari aliran fungsional y ang dapat bert ahan, dan dim asuk k an k e dalam pendekat an lainny a y ang dik enal sebagai Psikologi Kognit if ( Dav idoff, 1988: 14- 15) .

I I I .3 Joh n W a t son da n Be h a vior ism e .

John Wat son ( 1878- 1958) m enam at k an pendidikanny a dalam bidang psikologi hew an, di Universit as Chicago, di baw ah asuhan seorang professor dari aliran fungsionalis.

Wat son t idak puas t erhadap st ruk t uralism e dan fungsionalism e dengan keluhan- keluhan sebagai berikut : bahw a fakt a m engenai kesadaran t idak m ungkin dapat dit es dan direproduk si k em bali oleh para pengam at , sek alipun sudah sangat t erlat ih.

Alir a n be h a vior ism e m e n gu r a ik a n k e ya k in a n n ya se ba ga i be r ik u t :

1.Psikolog seharusnya m em pelaj ari kej adian- kej adian yang t erj adi di sekeliling ( rangsangan/ st im ulus) dan perilak u y ang dapat diam at i ( respon) .

2.Terhadap perilak u, k em am puan, dan sifat , fak t or pengalam an m em puny ai pengaruh yang lebih pent ing dibandingkan dengan fakt or ket urunan. Dengan dem ik ian, belaj ar m erupak an t opik ut am a unt uk dipelaj ari.

3.I nt rospek si sebaikny a dit inggalkan saj a dan digant ikan dengan m et ode oby ek t if ( m isalnya eksperim en, observasi, dan t es berulang- ulang) .

4.Psikolog seharusnya bert uj uan unt uk dapat m em buat deskripsi, penj elasan, peram alan k e m asa depan, dan pengendalian perilak u sehari- hari.

(5)

La n da sa n Filosofik ( Filsa fa t I lm u ) .

Landasan filosofik dari aliran behav iorism e sangat dipengaruhi oleh posit iv ism e. Posit iv ism e digunak an pert am a k ali oleh Saint Sim on ( sekit ar, 1985, dalam Muhadj ir, 1998: 61) . Posit iv ism e berak ar pada em pirism e. Prinsip filosofik t ent ang posit iv ism e dik em bangk an pert am a k ali oleh em pirist I nggris Francis Bacon ( sekit ar 1600) .

Tesis posit ivism e adalah bahw a sat u- sat unya penget ahuan yang valid dan fakt a-fakt a saj alah yang m ungkin dapat m enj adi obyek penget ahuan. Dengan dem ikian, posit iv ism e m enolak k eberadaan segala k ek uat an at au suby ek di belak ang fak t a, m enolak segala penggunaan m et oda di luar yang digunakan unt uk m enelaah fakt a.

Ont ologi posit iv ism e hany a m engak ui sesuat u sebagai ny at a dan benar bila sesuat u it u dapat diam at i dengan indera k it a. Posit iv ism e m enolak y ang diny at ak an sebagai fak t a t et api t idak diam at i oleh siapapun dan t idak dapat diulang k em bali. Sesuat u ak an dit erim a sebagai fak t a bila dapat dideskripsikan secara inderaw i. Apa y ang di hat i dan ada di pik iran, bila t idak dapat dideskripsikan dalam perilak u, t idak dapat dit am pilkan dalam gej ala y ang t eram at i, t idak dapat dit erim a sebagai fak t a, m ak a t idak dapat dit erim a sebagai dasar unt uk m em buk t ik an bahw a sesuat u it u benar. Apa yang di hat i harus dit am pilkan dalam ekspresi m arah, senang at au lainny a y ang dapat diam at i ( Muhadj ir, 1998: 68) .

Ont ologi pada posit iv ism e sej alan dengan dasar pem ik iran y ang digunak an oleh pendekat an behav iorism e ( perilak u) y ang ada pada psikologi. Pada pendekat an ini, perilak u m erupak an k egiat an organism e y ang dapat diam at i. Dengan pendekat an perilaku, seorang ahli psikologi m em pelaj ari individu dengan cara m engam at i perilak uny a dan buk an m engam at i k egiat an bagian dalam t ubuh. Pendapat bahw a perilak u harus m erupak an unsur suby ek t unggal dalam psikologi m ulai diungk apk an oleh seorang ahli psikologi Am erika John B. Wat son pada aw al t ahun 1900- an.

I nt rospek si m engacu pada observasi dan pencat at an pribadi y ang cerm at m engenai persepsi dan perasaanny a sendiri. Wat son berpendapat bahw a int rospek si m erupakan pendekat an yang t idak ada gunanya. Alasannya ialah j ika psikologi dianggap sebagai suat u ilm u, m ak a dat any a harus dapat diam at i dan diuk ur. Wat son m em pert ahank an pendapat ny a bahw a hany a dengan m em pelaj ari apa y ang dilakukan m anusia- yait u perilaku m ereka- m em ungkinkan psikologi m enj adi ilm u yang obyekt if.

Behav iorism e, sebut an bagi aliran y ang dianut Wat son, t urut berperan dalam pengem bangan bent uk psikologi selam a aw al pert engahan abad ini, dan cabang perkem bangannya yait u psikologi st im ulus- response ( rangsangan- t anggapan) m asih t et ap berpengaruh. Hal ini t erut am a k arena hasil j erih pay ah seorang ahli psikologi dari Harvard, B.F.Skinner. Psikologi St im ulus- Response ( S- R) m em pelaj ari rangsangan yang m enim bulkan respon dalam bent uk perilaku, m em pelaj ari ganj aran dan hukum an yang m em pert ahankan adanya respon it u, dan m em pelaj ari perubahan perilak u y ang dit im bulk an k arena adany a perubahan pola ganj aran dan huk um an ( Sk inner, 1981. dalam Hilgard, 1987: 8- 9) .

(6)

dim ana disini t erlihat pent ingny a aspek belaj ar dalam k ehidupan m anusia. Pada sisi lain, dengan m oral im perat if t ersebut , sem ua orang m enj adi saling m engakui ot onom inya. Dilihat dari sisi rekayasaw an, t eori m oral ini lebih m engaksent uasikan pada k ew aj iban dan ot onom i sert a t anggung j aw ab rek ay asaw an.

I I I .4 M a x W e r t h e im e r da n Psik ologi Ge st a lt .

Sem ent ara Behav iorism e berkem bang pesat di Am erika Serik at , m ak a di negara Jerm an m uncul aliran yang dinam akan Psikologi Gest alt ( art i kat a Gest alt , dalam bahasa Jerm an, ialah bent uk , pola, at au st ruk t ur) . Para psikolog Gest alt y ak in bahw a pengalam an seseorang m em puny ai k ualit as k esat uan dan st ruk t ur. Aliran Gest alt ini m uncul j uga karena ket idakpuasan t erhadap aliran st rukt uralis, khususnya k arena st ruk t uralis m engabaik an art i pengalam an seseorang y ang k om plek s, bahk an dij adik an elem en y ang disederhanak an.

Aliran psikologi Gest alt m em puny ai bany ak t ok oh t erkem uk a, ant ara lain Wolfgang Kohler, Kurt Koffka, dan Max Wert heim er.

Aliran psikologi Gest alt ini nam paknya m erupakan aliran yang cukup kuat dan padu. Falsafah yang dikem ukakannya sangat m em pengaruhi bent uk psikologi di Jerm an, yang kelak j uga akan t erasa pengaruhnya pada psikologi di Am erika Serikat ( t erut am a dalam penelit ian m engenai persepsi) . Hal it u nam pak dari kedua aliran psikologi m odern yang sej am an, yait u aliran Hum anism e dan aliran Kognit if ( Dav idoff, 1988: 16- 19) .

La n da sa n Filosofik ( Filsa fa t I lm u ) .

Telaah filosofik psikologi gest alt dapat didek at i dengan fenom enologi. Heidegger adalah j uga seorang fenom enolog. Fenom enologi m em ainkan peran yang sangat pent ing dalam sej arah psikologi. Heidegger adalah m urid Edm und Husserl ( 1859-1938) , pendiri fenom enologi m odern. Husserl adalah m urid Carl St um pf, salah seorang t ok oh psikologi eksperim ent al “ baru” y ang m uncul di Jerm an pada ak hir pert engahan abad XI X. Kohler dan Koffka bersam a Wert heim er yang m endirikan psikologi Gest alt adalah j uga m urid St um pf, dan m erek a m enggunak an fenom enologi sebagai m et ode unt uk m enganalisis gej ala psikologis.

Fenom enologi adalah deskripsi t ent ang dat a ( secara harafiah disebut t he giv ens: y ang diberi) t ent ang pengalam an langsung) . Fenom enologi berusaha m em aham i dan buk an m enerangk an gej ala- gej ala. Van Kaam ( 1966, dalam Hall, 1993: 173) m erum uskanny a sebagai m et ode dalam psikologi y ang berusaha unt uk m enyingkapkan dan m enj elaskan gej gej ala t ingkah laku sebagaim ana gej ala-gej ala t ingkah laku t ersebut m engungkapkan dirinya secara langsung dalam pengalam an. Fenom enologi k adang- k adang dipandang sebagai suat u m et ode pelengkap unt uk set iap ilm u penget ahuan, karena ilm u penget ahuan m ulai dengan m engam at i apa y ang dialam i secara langsung ( Boring, 1950: 18, dalam Hall, 1993: 173) . I de t ent ang fenom enologi diungk apk an secara indah pada buk u Koh le r ( 1 9 7 4 ) y a n g be r j u du l Ge st a lt Psy ch ology , se ba ga i be r ik u t :

(7)

konsep-konsep yang sepert inya hanya sedikit berhubungan dengan pengalam an ut am a yang bersifat langsung. Walaupun dem ikian, seluruh perkem bangan harus m ulai dengan suat u gam baran dunia y ang naïf. Sum ber ini adalah perlu k arena t idak ada dasar lain yang m enj adi t it ik t olak ilm u penget ahuan. Dalam kasus saya, yang m ungkin dapat dianggap m ew akili banyak orang lain, gam baran yang naïf it u, pada saat ini berupa seham paran danau biru dikelilingi hut an y ang gelap, sebongk ah besar bat u k arang berw arna abu- abu, k eras dan dingin, yang t elah saya pilih sebagai t em pat duduk, sehelai kert as t em pat saya m enulis, suara angin redup yang ham pir t idak m enggerakkan pohon- pohon, dan bau m enusuk yang biasa dat ing dari perahu dan penangkapan ikan. Ada hal yang lebih dari it u di dunia ini, ent ah bagaim ana saya lihat sekarang, m eskipun t idak m enj adi kacau dengan danau biru m asa kini, seham paran danau lain berw arna biru lebih m uda, t em pat saya t erpaku, beberapa t ahun lalu, m elayangkan pandangan dari pant ainya di I llinois. Saya benar- benar sudah t erbiasa m elihat beribu- ribu pem andangan sem acam ini yang m uncul pada w ak t u say a berada sendirian. Masih ada lagi di dunia ini, t angan dan j ari-j ari say a y ang bergerak dengan ringan di at as k ert as. Sek arang, set elah say a berhent i m enulis dan m elihat lagi keliling, m uncul j uga perasaan sehat dan kuat . Pada saat ber ikut nya, saya m er asakan seper t i ada t ekanan m ist er ius pada suat u t em pat dalam diri say a y ang cenderung berkem bang m enj adi perasaan diburu- saya sudah berj anj i unt uk m enyelesaikan naskah ini dalam beberapa bulan.

Salah seorang di ant ara fenom enolog k ont em porer y ang paling fasih dan paling ulung adalah Erw in St raus ( 1963,19660) . Sebuah pem bahasan ilm iah dan ringk as t ent ang fenom enologi oleh salah seorang pendukung ut am anya dari kalangan psikolog di Am erik a Serik at dapat dit em uk an dalam k arya MacLeod ( 1964, dalam Hall, 1993 : 174) .

Fenom enologi sebagaim ana t erdapat dalam k arya para psikolog Gest alt dan Erw in St arus, pert am a kali t elah dipakai unt uk m enelit i gej ala- gej ala dari proses-proses psikologis sepert i persepsi, belaj ar, ingat an, pik iran, dan perasaan, t et api t idak digunakan unt k m enelit i kepribadian. Sebaliknya, psikologi eksist ensial t elah m enggunakan fenom enologi unt uk m enj elaskan gej ala- gej ala yang kerapkali dipandang sebagai w ilay ah bidang k epribadian. Psikologi eksist ensial dapat dirum uskan sebagai ilm u penget ahuan em piris t ent ang eksist ensi m anusia yang m enggunak an m et ode analisis fenom enologis ( Hall, 1993: .174) .

Telaah ak siologi t erhadap aliran psikologi Gest alt dapat didek at i m elalui t eori keadilan. Terdapat 2 prinsip t eori keadilan, m enurut Raw ls, yait u : 1) bahw a set iap orang m em iliki persam aan hak at as kebebasan yang sangat luas hingga kom pat ibel dengan hak k ebebasan orang lain; 2) k et idak sam aan sosial dan ekonom i dit at a sedem ik ian sehingga k eduany a ( sosial dan ekonom i) : a) m enj adi berm anfaat bagi set iap orang sesuai harapan y ang pat ut , dan b) m em beri peluang y ang sam a bagi sem ua unt uk segala posisi dan j abat an ( Muhadj ir, 1998: 155- 156) .

I I I .5 Sigm u n d Fr e u d da n Te or i Psik oa n a lit ik .

(8)

dan t ekanan j iw a. Teori Freud ini dikenal dengan t eori Psikoanalisis, yait u t eori pem ik iran Freud m engenai k epribadian, abnorm alit as, dan peraw at an penderit a. Aliran psikoanalisa disini t idak m enam pakkan adanya kem iripan dengan t eori yang sudah dibicarak an sebelum ny a, k arena pada dasarny a Freud sendiri t idak pernah bert uj uan m em pengaruhi psikologi unt uk keperluan akadem is. Sej ak ssem ula Freud hanya bert uj uan m eringankan penderit aan pasien- pasiennya, t et api karena pengaruh dari t eori psikoanalisis ini nyat anya t elah m enem bus psikologi sebagai ilm u, m aka kit a akan m elihat t eori ini sebagai salah sat u t eori di dalam psikologi.

Be be r a pa pa n da n ga n y a n g diy a k in i ole h pe n gik u t Fr e u d a da la h se ba ga i be r ik u t :

1. Psikolog sebaiknya m em pelaj ari dengan t ekun m engenai hukum dan fakt or- fakt or penent u di dalam kepribadian ( baik yang norm al at aupun yang t idak norm al) , dan m enent uk an m et ode peny em buhan bagi gangguan k epribadian.

2. Mot iv asi y ang t idak disadari, ingat an- ingat an, k et ak ut an- k et ak ut an, pert ent angan- pert ent angan bat in, sert a k ek ecew aan adalah aspek - aspek y ang sangat pent ing di dalam k epribadian. Dengan m em baw a gej ala- gej ala t ersebut k e alam sadarny a sudah m erupak an sat u bent uk t erapi bagi penderit a k elainan/ gangguan k epribadian.

3.Kepribadian seseorang t erbent uk selam a m asa kanak- kanak dini. Dengan m enelit i ingat an- ingat an yang dim iliki seseorang ket ika ia berusia 5 t ahun, akan sangat besar peranny a bagi peny em buhan.

4.Kepribadian ak an lebih t epat bila dipelaj ari di dalam k ont eks hubungan pribadi y ang sudah berlangsung lam a ant ara t erapis dan pasien. Selam a t erj adiny a hubungan y ang sepert i it u, m ak a pasien dapat m encerit ak an segala pik iran, perasaan, harapan, k hay alan, k et ak ut an, k ecem asa, m im pi k epada t erapis ( int rospeksi inform al) , dan t ugas t erapis ialah m engobservasi sert a m engint erpret asik an perilak u pasien ( Dav idoff, 1988: 19- 21) .

La n da sa n Filosofik ( Filsa fa t I lm u ) .

Freud sangat t erpengaruh oleh filsafat det erm inism e dan posit iv ism e ilm u penget ahuan abad XI X. Analisa t erhadap pandangan psikoanalisis t ersebut , t erut am a y ang berkait an dengan t ugas t erapis y ait u observasi dan int erpret asi perilak u, sej alan dengan m et odologi psit ivism e August e Com t e. Alat penelit ian y ang pert am a m enurut Com t e adalah observasi. Kit a m engobservasi fakt a; dan kalim at yang penuh t aut ology hanyalah pekerj aan sia- sia. Tindak m engam at i sekaligus m enghubungkan dengan sesuat u hukum yang hipot et ik, diperbolehkan oleh Com t e. I t u m erupakan kreasi sim ult an observasi dengan hukum , dan m erupakan lingkaran t ak beruj ung ( Muhadj ir, 1998: 62- 63) .

Selain it u, pandangan- pandangan psikoanalisis t ent ang aspek - aspek pent ing k epribadian j uga sej alan dengan epist em ology posit iv ism e k rit is dari Mach dan Avenarius, yang lebih dikenal dengan em piriocrit isism e. Menurut nya, fakt a m enj adi sat u- sat uny a j enis unsur unt uk m em bangun realit as. Realit as bagi k eduany a adalah sej um lah rangkaian hubungan beragam hal indraw i yang relat if st abil. Unsur hal y ang indraw i it u dapat fisik , dapat pula psikis ( Muhadj ir, 1998: 64- 65) .

(9)

kaw asan benar dan kaw asan salah dari t eori it u. Popper m enguj i t eorinya secara dedukt if dengan uj i falsifikasi, dan kesim pulan yang hendak dicapai adalah kebenaran probabilist ic. Teori relat ifit as Einst ein m erupakan salah sat u t eori yang t epat diuj i v alidit asny a dengan uj i falsifikasi Popper ( Muhadj ir, 1998: 99) ..

Sej alan dengan filsafat det erm inism e dari Popper t ersebut , Freud m enganggap organism e m anusia sebagai suat u energi k om plek s, y ang m em peroleh energinya dari m akanan yang dim akannya dan m enggunakannya unt uk berm acam -m aca-m hal, sepert i sirkulasi, pernapasan, gerak an ot ot , -m enga-m at i, berpikir, dan m engingat . Freud t idak m elihat alas an unt uk m enganggap bahw a energi y ang dik eluark an unt uk bernapas at au pencernaan adalah berbeda dari energi y ang dikeluarkan unt uk berpikir dan m engingat , kecuali dalam hal bent uknya. Sebagaim ana sangat didengungk an oleh ahli- ahli ilm u alam abad XI X, energi harus didefinisikan berdasarkan sej enis pekerj aan yang dilakukannya. Apabila pek erj aanny a m erupak an k egiat an psikologis, sepert i berpikir, m ak a Freud y ak in bahw a adalah sangat sah m enyebut bent uk energi ini energi psikis. Menurut dokt rin peny im panan energi, energi dapat berpindah dari sat u t em pat k e t em pat lain, t et api t idak dapat hilang dari seluruh syst em k osm is; berdasark an pem ik iran ini m ak a energi psikis dapat diubah m enj adi energi fisiologis dan dem ik ian sebalikny a. Tit ik hubunghan at au j em bat an ant ara energi t ubuh dan energi k epribadian adalah id besert a inst ing- inst ingny a ( Hall, 1993: 68- 69) .

Telaah ak siologi t erhadap aliran psikoanalisa ini ak an t epat j ik a didek at i dengan t eori m oral t ent ang k eut am aan dan j alan t engah y ang baik dari Arist ot eles. Arist ot eles m enget engahkan t endensi m em ilih j alan t engah yang baik ant ara t erlalu bany ak ( ek ses) dengan t erlalu sedik it ( defisiensi) . Keberanian m erupak an j alan t engah ant ara kenekat an dengan kepengecut an. Kej uj uran m erupakan j alan t engah ant ara m em bukakan segala yang m enghancurkan dengan m enyem bunyikan segala sesuat u. Pada dat aran rasional, Arist ot eles j uga m enget engahk an t eori k eut am aan int elekt ual, dalam t am pilan sepert i : efisiensi dan kreat if. Teori m oral ini sangat realist ic, dim ana dalam m engat asi konflik dilakukan dengan m encari j alan t engah y ang t erbaik ( Muhadj ir, 1998: 156)

I I I .6 Alir a n H u m a n ism e .

Psikolog yang berorient asi hum anist ic m em punyai sat u t uj uan, m ereka inin m em anusiak an psikologi. Merek a ingin m em buat psk ologi sebagai st udi t ent ang “ apa m ak na hidup sebagai seorang m anusia” . Merek a berasal dari berbagai lat ar belak ang dan keyakinan yang ber agam . Se ba gia n be sa r psik olog y a n g be r or ie n t a si h u m a n ist ic m e m pu n y a i sik a p y a n g sa m a , y a it u :

1.Para ilm uw an seharusny a t idak m elupak an bahw a t ugas ut am a m erek a ialah m elay ani sesam a, sek alipun m erek a m em ang m em puny ai t ugas m engum pulkan dan m engem bangkan ilm u penget ahuan. Psikolog seharusnya dapat m enolong orang lain sedem ik ian rupa sehingga orang t ersebut m am pu lebih m engenal diriny a secara baik sert a m engem bangkan pot ensi- pot ensi yang dim ilikinya secara m aksim al. Psikolog harus m engarahkan t ugasnya unt uk m em perkaya kehidupan seseorang.

(10)

sepert i m isalnya persepsi, belaj ar, dan kepribadian ( lihat adanya pengaruh psikologi Gest alt ) .

3.Tugas psikolog adalah m em pelaj ari t uj uan hidup, ket erkait an diri, pem enuhan kebut uhan, kreat ivit as, spont anit as, dan nilai- nilai yang dianut nya. I ni sem ua adalah persoalan m anusia yang sepenuhnya m enj adi t anggungj aw abnya pribadi. 4.I lm uw an perilak u seharusny a m em usat k an perhat ianny a pada k esadaran suby ekt if

( bagaim ana seseorang m em andang pengalam an pribadiny a) k arena int erpret asi y ang dia lak uk an m em puny ai art i y ang am at pent ing dan m endasar bagi sem ua kegiat an m anusia ( pem ikiran ini j uga m encerm inkan pengaruh psikologi Gest alt ) . 5. I lm uw an perilaku harus belaj ar unt uk m em aham i m anusia sebagai individu yang

m em puny ai perkecualian sert a t idak dapat diram alkan sebelum ny a, nam un t et ap sebagai m akhluk yang um um dan universal. Kebalikannya, j ust ru psikolog psikoanalit ik, neobehaviorist ik, dan kognit if lebih m em usat kan perhat iannya unt uk m em pelaj ari sifat um um .

6.Met ode- m et ode ilm iah khusus yang hendak dipakai oleh ilm uw an perilaku seyogyanya bersifat sekunder. Hal ini karena persoalan yang m ereka pilih unt uk dipelaj ari adalah yang ut am a. Oleh karena it u, psikologi hum anist ic m enggunakan berm acam - m acam st at egi penelit ian ilm iah : m et ode obyekt if, st udi kasus individual, t eknik- t eknik int rospeksi inform al, bahkan m enganalisis karya t ulisnya. Hal ini karena para psikolog hum anist ic yakin bahw a kesadaran naluriah m erupak an sum ber inform asi y ang am at pent ing, m ak a m erek a t idak ragu- ragu unt uk m engandalkan dan percaya sepenuhnya pada perasaan subyekt if m ereka, sert a k esan- k esan m erek a secara psibadi ( Dav idoff, 1988: 27- 28) .

La n da sa n Filosofik ( Filsa fa t I lm u ) .

Mart in Heidegger, yang sem ula dikenal sebagai filosof eksist ensialis, sej ak 1947, dengan buk uny a Let t er of Hum anism m ulai dik enal perubahanny a, dan selanj ut nya dikenal sebagai t okoh yang m em beri landasan ont ology m odern yang phenom enologist . Dalam pandangan Heidegger, ilm u t ent ang y ang ada pilah dari ilm u posit if. I lm u t ent ang y ang ada m erupak an t eanscendent al t em poral science, ilm u t ransenden y ang t em poral. Mak na t ransenden pada pust ak a Barat um um ny a diart ik an dunia oby ek t if univ ersal. Dem ik ian pula m ak na m et afisik , sebagai dat aran oby ek t if univ ersal. Berbeda dengan m ak na t ransenden dan m et aphisik dalam pust ak a k eagam aan.

Menurut Heidegger, hum anism e dapat berak ar pada dat aran m et afisik at au set idak ny a pada sesuat u y ang lebih t inggi dan bearak ar pada k onsep hum an being sebagai anim al rasional. Being sebagai being m om ot com m onalit y ( ont ology ) dan m om ot dasar m ut lak dari being, y ait u a suprem e Being ( t eologi) , sehingga Heidegger m engenalkan konsep Being at au Da- Sein ( da art inya disini; dan Sein art inya Being) ( Muhadj ir, 1998: 51- 52) ..

Telaah ak siologi t erhadap aliran Hum anism e dapat didek at i dengan t eori et ika hak asasi m anusia dari John Locke ( 1632- 1704) . Menurut John Locke, hak asasi dit afsirk an sangat indiv idualist ic. Hak k ebebasan indiv idual, pada hak negat ifny a m enj adi t idak m encam puri k ehidupan orang lain. Melden ( 1977) berpendapat bahw a hak m oral k ebebasan indiv idu m em puny ai saling k et erkait an ant arindividu.

I I I .7 Alir a n Kogn it if.

(11)

1.I lm uw an perilaku seharusnya m em pelaj ari proses- proses m ent al sepert i pikiran, persepsi, ingat an, perhat ian, pem ecahan persoalan, dan penggunaan bahasa.

2.Mereka ini seharusnya berusaha unt uk m em peroleh penget ahuan yang set epat -t epa-t ny a m engenai cara k erj a dari proses -t ersebu-t , dan bagaim ana proses-proses ini dapat dipergunak an di dalam k ehidupan sehari- hariny a.

3.Para ilm uw an perilak u seharusny a j uga t et ap m em ak ai int rospek si inform al, khususnya bila ingin m engem bangkan dugaan- dugaan yang dibuat , sedangkan m et ode oby ek t if dapat dipergunak an unt uk m enguj i k ebenaran dugaan ini.

Psikologi kognit if ini berusaha m enggabungkan aspek- aspek fungsionalism e, psikologi Gest alt , dan behav iorism e ( Dav idoff, 1988: 25) .

La n da sa n Filosofik ( Filsa fa t I lm u ) .

Psikologi kognit if m em iliki landasan filosofil Rasionalism e. Tokoh aliran filsafat rasionalism e ialah Descart es, Spinoza, dan Leibniz. Dalam rasionalism e, usaha m anusia unt uk m em beri kepada akal suat u kedudukan yang berdiri sendiri. Abad ke-17 adalah abad dim ulainy a pem ik iran- pem ik iran k efilsafat an dalam art i y ang sebenarnya. Sem akin lam a m anusia sem akin m enaruh kepercayaan yang besar t erhadap k em am puan ak al, sehingga t am pak lah adany a k ey ak inan bahw a dengan k em am puan ak al past i dapat dit erangk an segala m acam perm asalahan dan dapat dipecahkannya segala m acam m asalah kem anusiaan.

Dengan berkuasany a ak al ini, orang m engharapk an ak an lahirny a suat u dunia baru yang dipim pin oleh akal m anusia yang sehat .Aliran filsafat rasionalism e ini berpendapat bahw a sum ber penget ahuan y ang m em adai dan dapat dipercay a adalah akal ( rasio) . Hanya penget ahuan yang diperoleh m elalui akallah yang m em enuhi syarat yang dit unt ut oleh sifat um um dan harus m ut lak, yait u syarat yang dit unt ut oleh sem ua penget ahuan ilm iah.

Se ca r a r in gk a s da pa t dik e m u k a k a n du a h a l pok ok y a n g m e r u pa k a n cir i da r i se t ia p be n t u k r a sion a lism e , ya it u :

1.Adanya pendirian bahw a kebenaran- kebenaran yang hakiki it u secara langsung dapat diperoleh dengan m enggunak an ak al sebagai saranany a.

2.Adanya suat u penj abaran secara logis at au deduksi yang dim aksudkan unt uk m em berikan pem bukt ian seket at m ungkin m engenai lain- lain segi dari seluruh sisa bidang penget ahuan berdasark an at as apa y ang dianggap sebagai k ebenaran-k ebenaran haebenaran-k iebenaran-k i t ersebut di at as ( Must ansy ir, 2001: 73- 75) .

Telaah aksiologi t erhadap aliran psikologi kognit if dapat didekat i m elalui t eori keadilan. Terdapat 2 prinsip t eori keadilan, m enurut Raw ls, yait u : 1) bahw a set iap orang m em iliki persam aan hak at as kebebasan yang sangat luas hingga kom pat ibel dengan hak k ebebasan orang lain; 2) k et idak sam aan sosial dan ekonom i dit at a sedem ik ian sehingga k eduany a ( sosial dan ekonom i) : a) m enj adi berm anfaat bagi set iap orang sesuai harapan y ang pat ut , dan b) m em beri peluang y ang sam a bagi sem ua unt uk segala posisi dan j abat an ( Muhadj ir, 1998: 155- 156) .

I V .FI LSAFAT I LM U D ALAM PSI KOLOGI EKSI STEN SI AL

(12)

Psikologi eksist ensial t idak m engk onsepsik an perilak u sebagai ak ibat dari perangsangan dari luar dan kondisi- kondisi badaniah dalam m anusia. Seorang indiv idu buk anlah m angsa lingk ungan dan j uga buk anlah m ak hluk y ang t eridir dari inst ing- inst ing, kebut uhan- kebut uhan, dan dorongan- dorongan. Manusia m em iliki kebebasan unt uk m em ilih, dan hanya ia sendiri yang bert anggungj aw ab t erhadap eksist ensinya. Manusia dapat m engat asi baik lingkungan m aupun badan fisiknya apabila ia m em ang m em ilih begit u. Apa saj a yang dilakukannya adalah pilihannya sendiri. Orang sendirilah y ang m enent uk an ak an m enj adi apa doa dan apa y ang ak an dilak uk anny a ( Hall, 1993: 192- 193) .

La n da sa n Filosofik ( Filsa fa t I lm u ) .

Mart in Heidegger ( 1889- 1976) seorang filsuf Jerm an dan Karl Jaspers ( 1883-1969) ( Hall, 1993: 172- 175) m erupak an pencipt a filsafat eksist ensial dalam abad ini. Hal y ang lebih pent ing adalah bahw a Heidegger m erupak an j em bat an k e arah psikolog dan psikiat er. I de pok ok dalam ont ology Heidegger ( ont ology adalah cabang filsafat y ang berbicara t ent ang ada at au eksist ensi) ialah bahw a indiv idu adalah sesuat u y ang ada- di dunia. I a t idak ada sebagai diri at au sebagai suby ek y ang berhubungan dengan dunia luar; seorang pribadi j uga buk an m erupak an benda at au obyek at au badan yang berint eraksi dengan benda- benda lain yang m em bent uk dunia. Manusia m em iliki eksist ensi dengan m engada- di- dunia, dan dunia m em iliki eksist ensiny a k arena t erdapat suat u Ada y ang m eny ingk apny a. Ada dan dunia adalah sat u. Barret ( 1962, dalam Hall, 1993: 172- 175) m eny ebut ont ology Heidegger dengan t eori Medan t ent ang Ada.

Telaah ak siologi t erhadap Psikologi Eksist ensial dapat didek at i dengan t eori et ika hak asasi m anusia dari John Locke ( 1632- 1704) . Menurut John Locke, hak asasi dit afsirk an sangat indiv idualist ic. Hak k ebebasan indiv idual, pada hak negat ifny a m enj adi t idak m encam puri k ehidupan orang lain. Melden ( 1977) berpendapat bahw a hak m oral k ebebasan indiv idu m em puny ai saling k et erkait an ant arindividu.

V .FI LSAFAT I LM U D ALAM KON SELI N G

(13)

seorang konselor adalah m em bant u agar pribadinya lebih m erasa m em iliki kebebasan. Kebebasan yang dirasakan sebagai m ilik dan hak pribadinya dan yang diak ui dan dihargai oleh orang lain.

Pa da t a h u n 1 9 7 5 , Ar bu ck le m e n ge m u k a k a n m ode l filsa fa t u n t u k m e n da sa r i t e or in ya m e n ge n a i k on se lin g, ya n g sin gk a t n ya se ba ga i be r ik u t :

1.Set iap orang dalam bat as- bat as t ert ent u adalah hasil k ondisioning dengan lingkungannya, yang pada saat ini m erupakan hasil kondisioning di dalam dirinya sendiri.

2.Keny at aan m engenai t ek anan negat if dari luar, acapk ali m enut upi k eadaan sebenarny a bahw a dasar perubahan pada diri pribadi sam a- sam a bisa t erj adi dari dalam k e luar dan t idak selalu dari luar k e dalam .

3.Tanggung j aw ab pribadi adalah pencipt a k ebebasan perorangan dan buk an sebaliknya.

4.Pem ak aian ist ilah k ebebasan pada hak ek at ny a hany a berupa ist ilah, k arena dalam k eny at aanny a t idak sebagaim ana y ang t ercat at dalam lit erat ure, art iny a kebebasan yang t idak sepenuhnya bebas.

5.Pribadi y ang bert anggungj aw ab dan bebas adalah pribadi y ang m em persem pit perbedaan ant ara sik ap dan perbuat an.

6.Kebebasan dan t anggungj aw ab berubah j ik a k ult ur j uga berubah.

7.Seorang pribadi y ang bert anggungj aw ab adalah seseorang y ang t idak m erasak an kebut uhan unt uk m em aksa diri sendiri at au ide- idenya kepada orang lain.

Tiga k e lom pok syst e m fa lsa fa h ya n g m e n da sa r i k on se lin g, ya k n i : 1 .Ese n sia lism e .

Ada t iga aspek dalam kelom pok ini, yakni : rasionalism e, idealism e, dan realism e. Filsafat esensialit ik m enerim a asum si bahw a m anusia adalah m ak hluk sat u- sat unya didunia ini yang m em iliki akal dan karena it u fungsi ut am a m em pergunakan akal adalah unt uk m enget ahui dunianya dim ana ia hidup. Selanj ut nya dikem ukakan bahw a kebenaran adalah universal dan absolut dan m anusia m enem ukan kebenaran dengan m em bedakan ant ara yang esensial dan yang t idak. Mengenai absolut ism e ini, Arbuckle ( 1975) m enunj ukkan bahw a k epercay aan t erhadap nilai absolut dapat m enim bulk an k esulit an bagi para k onselor. Kalau k onselor berpegang t eguh pada k onsep absolut , m ak a k onselor ak an sulit m enerim a kebebasan pada klien unt uk m engem bangkan nilai- nilainya sendiri. Lebih lanj ut , Arbuck le m engem uk ak an bahw a y ang pent ing adalah apak ah k onselor percay a t erhadap diri sendiri bahw a ia bisa m em aham i k onsep absolut it u.

2 .Pr ogr e siv ism e .

(14)

dalam dunia yang selalu berubah. Suat u pandangan yang dij adikan dasar oleh aliran em pirism e dan behav iorim e. Konsep dasar filsafat progresiv ist ik bilam ana dipak ai secara ut uh oleh para konselor, akan bisa m enim bulkan banyak kesulit an, karena pat ok an at au uk uran y ang dipak ai adalah lingk ungan dan m asy arak at luas, t erm asuk m isalnya m asalah penyesuaian diri yang berhubungan dengan int egrasi kepribadian dan kesehat an m ent al dan karena it u m engecilkan art i individualit as dan fakt or yang bisa t um buh dan berkem bang dengan sendiriny a, padahal fak t or t ersebut adalah fak t or y ang pent ing diperhit ungk an sebagai fak t or y ang m em pengaruhi gam baran individualit asnya.

3 .Ek sist e n sia lism e .

Konsep dasar filsafat eksist ensialist ik sebagai k elom pok k et iga m enurut Blocher adalah kerinduan m anusia unt uk m encari sesuat u yang pent ing, sesuat u y ang berm ak na dalam diriny a. Sesuat u y ang paling berm ak na di dalam diri seseorang adalah eksist ensi diriny a. Perhat ian y ang lebih besar t erhadap pribadi, t erhadap m anusia daripada t erhadap syst em y ang form al. Konsep ident it as m enj adi sesuat u y ang perlu diperhat ikan dalam k ehidupan m anusia. Konseling dari sudut filsafat eksist ensialist ik ialah k et erlibat an k onselor unt uk m engalam i bersam a apa yang dialam i klien, suat u respon em pat ik ( em pat hic response) yang diperlihat kan konselor, dalam usaha m erekonst ruksi st rukt ur pribadi yang berm akna pada klien. Mengenai ini, Beck ( 1963) m eny usun beberapa paham dasar sebagai k onsep dasar falsafahny a unt uk k onseling y ang diam bil sebagian besar dari filsa fa t e k sist e n sia lism e , se ba ga i be r ik u t :

1.Set iap pribadi bert anggungj aw ab t erhadap perbuat an- perbuat annnya sendiri. 2.Orang harus m enganggap orang lain sebagai oby ek dari nilai- nilai sebagai bagian

dari perhat ianny a.

3.Manusia berada dalam dunia realit as.

4.Kehidupan yang berm akna harus t erhindar sej auh m ungkin dari ancam an, baik fisik m aupun psikis.

5.Set iap orang m em iliki lat ar belakang ket urunannya sendiri dan m em peroleh pengalam an- pengalam an unik.

6.Orang bert indak at as dasar pandangan t erhadap realit asny a sendiri y ang suby ekt if, t idak kar ena r ealit as yang obyekt if di luar dir inya.

7. Manusia t idak bisa digolongk an sebagai baik at au j ahat dari asalny a ( by nat ure) . 8.Manusia berreak si sebagai k esat uan organisasi t erhadap set iap sit uasi ( Gunarsa,

(15)

KESI M PULAN

Dit inj au secara hist oris dapat dik em uk ak an bahw a ilm u y ang t ert ua adalah ilm u Filsafat , sehingga . I lm u- ilm u yang lain t ergabung dalam filsafat . Psikologipun lebih bany ak dik em bangk an oleh para pem ik ir dan ahli filsafat , y ang k urang m elandasi pengam at anny a pada fak t a k ongk rit . Lam a- k elam aan, disadari bahw a filsafat sebagai sat u- sat unya ilm u kurang dapat m em enuhi kebut uhan m anusia.

Dalam hal ini, sekalipun psikologi pada akhirnya m em isahkan diri dari filsafat , nam un psikologi m asih t et ap m em punyai hubungan dengan filsafat , ut am anya filsat ilm u, bahkan ilm u- ilm u yang t elah m em isahkan diri dari filsafat pun, t erut am a m engenai hal- hal yang m enyangkut sifat , hakikat , sert a t uj uan dari ilm u penget ahuan it u, ( Ahm adi, 1998: 28- 29) . Dengan dem ik ian, m ak a ak an dapat dianalisa lebih lanj ut t ent ang akt ualit as filsafat ilm u dalam perkem bangan psikologi sebagai landasan filosofiknya, dalam hal ont ology, epist em ology, m aupun aksiologinya.

Perkem bangan psikologi sej ak berinduk pada filsafat hingga perkem bangannya kini m em unculkan banyak aliran. Pem buka pint u bagi kem unculan banyak aliran dalam dunia Psikologi dim ulai dengan j asa Wilhelm Wundt yang t erkenal dengan st rukt uralism enya. Aliran- aliran psikologi m odern yang kem udian m uncul adalah behaviorism e dengan t okohnya John Wat son, Gest alt dengan t okohnya Max Wert heim er, hum anism e dengan t okohnya Maslow , kognit if dengan t okohnya George Miller, dan psikoanalit ik dengan t okohnya Sigm und Freud..

D AFTAR PUSTAKA

Ahm adi, Abu. 1991. Psik ologi Um u m . Jak art a, PT Rinek a Cipt a.

Dav idoff, Linda L. 1988. Psik ologi Su a t u Pe n ga n t a r . Jak art a, Erlangga.

Gunarsa, Singgih D. 1996. Kon se lin g D a n Psik ot e r a pi. Jakart a, PT BPK Gunung Mulia.

Hall, Calvin S. dan Lindzey , Gardner. 1993. Te or i Te or i H olist ik ( Or ga n ism ik -Fe n om e n ologi) . Yogy ak art a, Kanisius.

Te or i- Te or i Psik odin a m ik ( Klin is) . Yogy ak art a, Kanisius.

Hilgard, Ernest R. 1987. Pe n ga n t a r Psik ologi, Edisi Ke de la pa n . Jakart a, Penerbit Erlangga.

Muhadj ir, Noeng. 1998. Filsa fa t I lm u : Te la a h Sist e m a t is Fu n gsion a l Kom pa r a t if. Yogy ak art a, Rak e Sarasin.

Referensi

Dokumen terkait

Agar dihadiri oleh Direktur perusahaan atau penerima kuasa Direktur dengan membawa data-data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifikasi yang Saudara sampaikan pada

Berkaitan dengan wajib pajak bahwa yang menjadi kendala dalam pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran adalah tidak adanya sanksi yang tegas terhadap wajib pajak yang

Bagi Peserta yang menyanggah atas hasil pelelangan tersebut diatas dapat menyampaikan Surat Sanggahan. yang ditujukan kepada Pokja III ULP Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

Inggris memiliki sumber daya alam yang memadai seperti: besi, batu-bara, dan bahan mentah.... Protestant

Pemenang yang seharusnya dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2013. dengan ini

Pada tahap awal Pokja Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Bina Marga Kabupaten Kuningan telah memberikan penjelasan kepada peserta lelang mengenai hal-hal yang perlu disampaikan

Skripsi berjudul “ Implementasi Metode Braitenberg Dan Odometry Dalam Behavior Based Architecture Untuk Sistem Navigasi Robot Pemadam Api ” telah diuji dan.

2/Paket 2/II-ULP OI/2017 Tanggal 11 April 2017 perihal Penetapan Pemenang Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan Supervisi Pembangunan Jembatan KTM Rambutan Parit (Tahap II), sumber