Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
ANALISIS KADAR KHLORIDA PADA AIR DAN AIR LIMBAH
DENGAN METODE ARGENTOMETRI
KARYA ILMIAH
TITIS UTAMI AGUNG
062401076
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
ANALISIS KADAR KHLORIDA PADA AIR DAN AIR LIMBAH
DENGAN METODE ARGENTOMETRI
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar
Ahli Madya
TITIS UTAMI AGUNG
062401076
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
PERSETUJUAN
JUDUL : ANALISIS KADAR KHLORIDA PADA AIR DAN AIR LIMBAH DENGAN METODE
ARGENTOMETRI PERSETUJUAN : KARYA ILMIAH NAMA : TITIS UTAMI AGUNG NOMOR INDUK MAHASISWA : 062401076
DEPARTEMEN : KIMIA
Dr.Rumondang Bulan,MS Drs.Chairuddin, M.Sc NIP : 131 459 466 NIP : 131 653 992
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
PERNYATAAN
ANALISIS KADAR KHLORIDA PADA AIR DAN AIR LIMBAH
DENGAN METODE ARGENTOMETRI
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dari ringkasan masing-masing yang disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2009
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini,yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya padaProgram Diploma III
Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera utara. Penulisan tugas akhir ini berdasarkan hasil kerja praktek lapangan di Badan Pengawas Dampak Lingkungan Daerah Sumatera Utara (BAPEDALDASU).
Dalam penulisan karya ilmiah ini,penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini,penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang Tua penulis Ayahanda Agung Harto Gunawan Ibunda Zuraida
Zanzibar yang telah memberikan dorongan moril dan bantuan materil kepada penulis.
2. Ibu Dr.Rumondang Bulan, M.S selaku Ketua Jurusan Departement Kimia
F-MIPA USU.
3. Bapak Drs.Chairuddin , M.Sc selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan dalam penulisan karya ilmiah ini.
4. Ibu Pimpinan,staf dan seluruh pegawai BAPEDALDASU yang telah memberikan kesempatan,bimbingan dan bantuannya kepada penulis.
5. M.Chairun Nawawy untuk kasih sayang, dukungan dan perhatiannya 6. Adikku tersayang Roza Dwi Ningtyas untuk semangat yang diberikan
7. Rekan-rekan Mahasiswa Kimia analis stambuk 2006 yang telah memberikan masukannya selama penulisan karya ilmiah ini.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa isi dan penyajiannya Masih jauh dari sempurna untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya..
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.Medan, juni 2009
Penulis
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
ANALISIS KADAR KHLORIDA PADA AIR DAN AIR LIMBAH DENGAN METODE ARGENTOMETRI
ABSTRAK
Limbah cair adalah air yang tak terpakai lagi dan merupakan hasil dari suatu produksi atau kegiatan manusia. Limbah cair yang di buang ke dalam tanah,sungai,danau,laut yang jika berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah satu zat kimia yang terkandung di dalam air dan air limbah adalah khlorida. Khlorida merupakan suatu senyawa kimia yang bersifat toksik terhadap lingkungan. Untuk itu perlu dilakukannya analisa klorida dengan menggunakan beberapa metode. Dengan pemilihan metode analisa yang tergantung pada kadar analit dan jenis sampelnya. Pada analisis ini di tentukan kadar khlorida oleh sampel air dan air limbah dengan metode yang di gunakan yaitu metode
argentometri yaitu dengan menggunakan metode titrasi yang menggunakan AgNO3
0,0141 N dan indikator K2CrO4 5%. Alasan di gunakannya metode ini sebagai penentuan
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
ANALYSIS RATE CHLORIDE AT WASTE WATER AND WATER WITH ARGENTOMETRI METHODE
ABSTRACT
Waste water is a water is unused again is a result from a product or human activity waste water which thrown at soil, river, lake, and sea if that abundant can make damage environment. One of the chemistry compound at waste water and water is chloride. Chloride is a chemistry compound have a toxic at environment. Analysis chloride can do with some of method with selection method analysis depend on rate analit and type of sampel. This Analysis it’s determine rate of chloride by sampel waste water and water by using argentometri method it’s use titration method that use AgNO3 0,0136 N and
K2CrO4 5% as indicator. The reason why this method its use as determine chloride rate
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. 2.1.2. Penanggulangan Terhadap Pencemaran Air 7
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini air merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian yang
seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu,
saat ini menjadi barang yang mahal karena sudah banyak air yang tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik dalam limbah kegiatan rumah
tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya.
Air buangan berupa limbah cair umumnya mengandung beberapa komponen
pencemaran seperti senyawa kimia pengoksidasi dan pereduksi, sedimen, kotoran,
lumpur, minyak, bakteri pathogen, virus, garam, pestisida, senyawa organik, logam berat
dan bahan-bahan lain yang mengapung, melayang, dan tersuspensi didalam air.
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Salah satu senyawa yang terkandung dalam limbah yaitu khlorida. Tergolong
dalam unsur halogen, yang merupakan gas berwarna kuning kehijauan dan dapat
bersenyawa dengan hampir semua unsur. Di alam Khlorida di temukan dalam keadaan
bersenyawa terutama dengan natrium sebagai garam (NaCl). Khlorida digunakan secara
luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari. Khlorida digunakan untuk
menghasilkan air minum yang aman hampir di seluruh dunia. Khlorida juga digunakan
secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan
minyak bumi, obat-obatan, antseptik, insektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan
banyak produk lainnya. Kebanyakan khlorida diproduksi untuk digunakan dalam
pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan, dan proses
tekstil.
Kerugian dari penggunaan Senyawa khlorida dapat mengiritasi sistem pernafasan ,
dalam bentuk gas dapat mengiritasi lapisan lendir dan dalam bentuk cair bisa membakar
kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi 3,5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm
dapat berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam.
Penentuan kadar khlorida di lakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar khlorida yang di
lakukan dengan mempergunakan AgNO3 0,0136 N dan indikator K2Cr2O4 5% kelebihan
analisis khlorida dengan cara ini yaitu pelaksanaannya mudah dan cepat, memiliki
ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi dan dapat di gunakan untuk menentukan
kadar yang memiliki sifat yang berbeda-beda, sedangkan dengan menggunakan metode
spektrofotometer adalah metode yang di gunakan untuk mengukur jumlah atau
konsentrasi suatu zat berdasarkan panjang gelombangnya, kelebihan dari metode ini
adalah pada alatnya telah di lengkapi dengan sistem komputer sehingga mudah di
operasikan, sederhana dan memiliki nilai yang akurat dalam hasil analisa
1.1. Permasalahan
Yang menjadi permasalahan adalah berapakah kadar khlorida yang terkandung
pada air dan air limbah yang di analisa dan apakah metode argentometri yang digunakan
untuk menentukan kadar khlorida pada air dan air limbah hasilnya sesuai dengan standart
mutu yang telah di tetapkan.
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Untuk mendapatkan hasil analisis khlorida dengan nilai keakuratan yang tinggi
dengan pemilihan metode yang sesuai pada analisis air dan air limbah.
1.3. Manfaat
Hasil yang di peroleh dari penulisan ini di harapkan dapat membantu memberikan
informasi tentang kadar khlorida dengan menggunakan metode analisis argentometri pada
air dan air limbah.
BAB II
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. 2.1. Pencemaran Air
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi. Bumi
dilingkupi air sebanyak 70 %, sedangkan sisanya 30 % berupa daratan. Udara
mengandung zat cair atau uap air sebanyak 15 % dari tekanan atmosfer. Hampir semua
kegiatan manusia membutuhkan air mulai dari mandi, membersihkan tempat tinggal,
makan dan minum sampai kegiatan yang lainnya. (Gabriel, 2001)
Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 82 tahun 2001
menyebutkan : Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.
Menurut Wardhana (1995) indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah
tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui:
- Adanya perubahan suhu air.
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
- Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air.
- Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.
- Adanya mikroorganisme.
- Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui,tetapi air dapat dengan
mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak digunakan oleh manusia untuk
tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut tujuan
penggunaannya kriterianya berbeda-beda. Air yang sangat kotor diminum mungkin cukup
bersih untuk mencuci, untuk pembangkit tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan
sebagainya.
Pencemaran air juga dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan
global, dan sangat berhubungan dengan udara serta penggunaan lahan tanah dan daratan.
Pada saat udara yang tercemar jatuh kebumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah
tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada lahan pertanian
akan terbawa air kedaerah sekitarnya sehingga mencemari air pada permukaan lokasi
yang bersangkutan. Pengelolahan tanah yang kurang baik akan dapat menyebabkan erosi
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
terjadinya pencemaran air, yang akhirnya bermuara ke lautan yang menyebabkan
pencemaran pantai dan air laut sekitarnya. (Darmono,2001)
2.1.1. Sumber – Sumber Pencemaran Air
a. Pencemaran air oleh Bahan Nutrisi Tanaman
Penggunaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang pertanian telah dilakukan
sejak lama secara meluas. Pupuk kimia telah menghasilkan produksi tanaman pangan
yang tinggi sehingga menguntungkan petani. Tetapi dilain pihak nitrat dan fosfat dapat
mencemari sungai, danau dan lautan. Begitu juga dengan pupuk yang mengandung
klorida dapat memberikan dampak yang buruk bagi manusia.
b. Pencemaran Bahan Kimia Anorganik
Bahan kimia anorganik seperti asam, garam, dan bahan toksik logam seperti Pb,
Cd, Hg dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak enak diminum. Di samping
itu dapat menyebabkan matinya kehidupan air seperti ikan dan organisme lainnya,
pencemaran bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman pangan dan
merusak peralatan yang dilalui air tersebut (karena bersifat korosif). (Darmono,2001)
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme. Dengan bertambahnya mikroorganisme dalam air
maka tidak tertutup untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang dapat berbahaya
bagi manusia. (Wardhana,1995)
d. Sedimen dan Bahan Tersuspensi
Bahan partikel yang tidak larut seperti pasir, lumpur,, tanah, dan bahan kimia
organic dan anorganik menjadi bentuk bahan tersuspensi dalam air, sehingga bahan
tersebut menjadi penyebab polusi tertinggi didalam air. Akan tetapi, kandungan sedimen
yang terlarut pada hampir semua sungai meningkat terus karena erosi dari tanah
pertanian, kehutanan, konstruksi, dan pertambangan. Partikel yang tersuspensi
menyebabkan kekeruhan didalam air.
e. Substansi Radio Aktif
Radio aktif yang terlarut dalam air akan mengalami amplifikasi biologi (kadarnya
berlipat) dalam system rantai pakan. Radiasi yang terionisasi dari isotop tersebut dapat
menyebabkan mutasi DNA pada makhluk hidup sehingga mengakibatkan gangguan
reproduksi, kangker dan kerusakan genetik. (Darmono,2001)
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Pencemaran dapat menimbulkan dampak yang sangat luas dan merugikan sehingga perlu
dilakukan usaha untuk menanggulanginya. Ada dua macam cara untuk menanggulangi
pencemaran tersebut yaitu :
- Penanggulangan secara non teknis
Yaitu suatu usaha untuk menanggulangi dan mengurangi pencemaran dengan cara
menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur segala
macam kegiatan industri yang meliputi :
- Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
- Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
- Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
- Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan
- Menanamkan perilaku disiplin
- Penanggulan secara teknis
Yaitu suatu usaha menanggulangi pencemaran dengan cara teknis.
Penanggulangan dengan cara ini adalah :
- Mengubah proses
- Mengelolah limbah
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
( Wardhana,1995 )
Menurut Gabriel (2001) pencegahan lebih berarti dari pada pengelolahan air
tercemar, cara yang ditempuh untuk pencegahan antara lain :
- Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat akan arti penting kebersihan
lingkungan dan juga kebersihan air.
- Membuat saluran air kotor (got) menuju ketempat penampungan.
- Membuat sarana penunjang misalnya bak sampah, Wc umum.
- Kepada perusahaan, pabrik diberi peringatan agar limbah pabrik/perusahaan tidak
mencemari air dan lingkungan.
- Adanya undang-undang khusus yang member sanksi berat apabila ada perusahaan
yang mencemari air dan lingkungan.
2.1.3. Dampak dari Pencemaran air
Menurut Gabriel (2001) akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air adalah :
a. Terganggunya kehidupan organisme air.
b. Pendangkalan dasar perairan.
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
d. Menjalarnya wabah penyakit seperti muntaber.
e. Banjir akibat tersumbatnya saluran air
Maka air yang sudah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia
Berdasarkan garis besarnya pencemaran air dapat mengakibatkan dua hal yaitu :
- Air menjadi tidak bermanfaat lagi
Air yang sudah tercemar tidak dapat di manfaatkan lagi untuk berbagai keperluan
seperti keperluan rumah tangga, keperluan industri, dan untuk keperluan
pertanian. Hal ini dikarenakan air tersebut sudah tidak memenuhi persyaratan
untuk di gunakan, tentu saja hal ini juga menimbulkan dampak sosial bagi
masyarakat.
- Air menjadi penyebab penyakit
Air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam komponen dan
dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi yaitu kematian. Kematian dapat
terjadi akibat pencemaran yang terlalu parah sehingga air menjadi penyebab
berbagai macam penyakit. ( Wardhana,1995).
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Pengertian limbah menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
tahun 2001. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasi dan jumlahnya baik secara
langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk lain. . (Robert et al, 2005)
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah
mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan
limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam
jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan
hidup dan sumber daya.
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam
sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam
proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian
dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses
lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang.
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Air limbah industri umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air dalam
proses produksi. Di industri fungsi dari air antara lain :
a. Sebagai air pendingin. Berfungsi untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses
b. Untuk mentransportasikan produk atau bahan baku.
c. Sebagai air proses , misalnya sebagai umpan boiler pada pabrik minuman.
d. Untuk mencuci dan membilas produk atau gedung serta instalasi. (Ricki,2005).
2.3. Khlorida
2.3.1. Tinjauan Teoritis
Klorida (Cl-) adalah salah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam.
Senyawa-senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk ion.
Ion klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-sifat kimia dan
biologi perairan. Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan
mudah larut. Ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat
dengan ion-ion logam. Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak
bersifat toksik. Tetapi kelebihan garam klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
klorida dalam air menyebabkan pembentukan noda berwarna putih di pinggiran badan
air. (Achmad, 2004)
2.3.2. Sifat Kelarutan Khlorida
Kebanyakan khlorida larut dalam air. Merkurium(I) khlorida (HgCl2), perak
khlorida (AgCl), timbel khlorida (PbCl2) merupakan senyawa yang sangat sedikit larut
dalam air dingin tetapi mudah larut dalam air mendidih sedangkan tembaga(I) klorida
(CuCl), bismuth oksiklorida (BiOCl), stibium oksiklorida (SbOCL) dan merkurium(II)
oksiklorida Hg2OCl2 tidak larut dalam air.
2.3.3. Uji Kualitatif Khlorida
Untuk mempelajari reaksi - reaksi ini, dipakai larutan natrium khlorida, NaCl 0,1 M
2.3.3.1. Dengan Asam Sulfat Pekat
Khlorida terurai banyak dalam keadaan dingin, penguraiannya adalah sempurna
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Cl- + H2SO4 HCl + HSO4-
Produk ini dapat dikenali (a) dari baunya yang merangsang dan dihasilkannya asap putih,
yang terdiri dari butiran halus asam khlorida, ketika kita meniup melintasi mulut tabung,
(b) dari pembentukan kabut putih ammonium klorida, bila sebatang kaca yang dibasahi
dengan larutan amoniak dipegang dekat mulut bejana , dan (c) dari sifatnya yang
mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
2.3.3.2. Dengan Mangan Dioksida dan Asam Sulfat Pekat
Jika khlorida padat dicampur dengan mangan dioksida produk pengendapan yang
sama banyaknya, lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan campuran dipanaskan
perlahan-lahan, klor akan dilepaskan yang dapat diideantifikasi dari baunya yang menyesakan
nafas, warnanya yang hijau kekuningan, sifatnya yang memutihka kertas lakmus basah,
dan mengubah kertas kalium iodida – kanji menjadi biru. Hidrogen klorida yang
mula-mula terbentuk, dioksidasikan menjadi klor.
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. 2.3.3.3. Dengan Larutan Perak Nitrat
Endapan perak khlorida, yang seperti dadih dan putih. Ia tidak larut dalam air dan
dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan amoniak encer dan dalam larutan –
larutan kalium sianida dan tiosulfat.
Cl - + Ag + AgCl
AgCl + 2 NH3 [ Ag (NH3)2] + + Cl-
[ Ag (NH3)2] + + Cl- + 2 H+ AgCl + 2 NH4+
Jika endapan perak khlorida ini disaring, dicuci dengan air suling, lalu dikocok dengan
larutan natrium arsenit, endapan di ubah menjadi perak arsenit yang kuning. Hal ini lah
yang membedakan dengan perak bromida dan perak iodide, yang tidak di pengaruhi oleh
pengelolahan ini. Reaksi ini boleh di pakai sebagai uji pemastian terhadap klorida.
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. 2.3.3.4. Dengan Larutan Timbel Asetat
Endapan putih timbal khlorida , PbCl2 dari larutan yang pekat
2 Cl - + Pb 2+ PbCl2
( Vogel,1985)
2.4. Titrasi Argentometri
2.4.1. Prinsip
Dasar titrasi argentometri adalah reaksi pengendapan (presipitasi) di mana zat
yang khendak ditentukan kadarnya di endapkan oleh larutan baku AgNO3. Zat tersebut
misalnya garam – garam halogenida ( Cl, Br, I ), sianida ( CN ), tiosianida (SCN) dan
fosfat.
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. 2.4.2.1. Metode Mohr
Seperti halnya suatu system asam – basa dapat di gunakan sebagai suatu indikator
untuk titrasi asam – basa, maka pembentukan endapan yang lain dapat digunakan untuk
menunjukan kesempurnaan suatu titrasi pengendapan.
Contoh untuk keadaan demikian adalah yang disebut dengan titrasi mohr dari
khlorida dengan ion perak yang dalam hal ini ion khromat di gunakan sebagai indikator.
Penampilan utama yang tetap dari endapan perak khromat yang kemerah – merahan di
anggap sebagai titik akhir titrasi. Titrasi mohr terbatas pada larutan – larutan dengan
harga pH dari kira – kira 6 – 10.
Cara mohr dapat juga di gunakan untuk titrasi ion bromide dengan perak dan juga
ion sianida dalam laruta sedikit alkalis. Perak tidak dapat dititrasi secara langsung dengan
klorida dengan menggunakan indikator khromat. Endapan perak khromat yang semula
ada, larut kembali hanya dengan perlahan – lahan dekat titik ekuivalen. Akan tetapi
larutan khlorida standart dalam jumlah berlebih dapat ditambahkan dan kemudian dititrasi
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. 2.4.2.2. Metode Volhard
Cara volhard di dasarkan pada pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam
nitrat, dengan menggunakan ion besi ( III ) untuk meneliti ion tiosianat berlebih. Cara ini
dapat dipergunkan untuk cara titrasi langsung dari perak dari larutan tiosianat standar atau
untuk titrasi tak langsung dari ion klorida.
Pada keadaan terakhir ini perak nitrat berlebih di tambahkan dan kelebihannya di
titrasi dengan tiosianat standart. Anion – anion yang lain seperti bromide dan iodida dapat
di tentuka dengan prosedur yang sama. Cara volhard secara luas digunakan untuk perak
dan klorida karena kenyataan bahwa titrasi dapat dilakukan dalam larutan asam.
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. 2.4.2.3. Metode Fajans
Apabila suatu senyawa organik berwarna di serap pada permukaan suatu endapan,
perubahan struktur organik mungkin terjadi, dan warnanya sebagian besar kemungkinan
telah berubah dan mungkin telah menjadi lebih jelas.
Peristiwa ini dapat di pakai untuk mengetahui titik akhir dari titrasi pengendapan
garam – garam perak. Senyawa organik yang dipergunakan demikian di sebut indikator
adsorpsi. Flouresein dan beberapa flouresein yang di substitusi dapat bekerja sebagai
indikator untuk titrasi perak. Jika perak nitrat di tambahkan kepada suatu larutan natrium
klorida, maka partikel perak klorida yang terbagi halus itu cenderung menahan pada
permukaannya ( menyerap ) beberapa ion klorida berlebih dalam larutan. (
Underwood,1994 )
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat – Alat
- Buret 50 mL
- Statif dan klem
- Erlenmayer 250 mL
- Gelas ukur 100 mL
- Corong
- Labu ukur 100 mL
- Beaker glass 250 mL
- Pipet volume 50mL
- Neraca Analitis
- Spatula
- Gelas arloji
- Botol aquadest
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. 3.1.2. Bahan
- Aquadest
- AgNO3 0,0141 N
- K2CrO4 5%
- Larutan NaCl 0,0141 N
- Kertas saring
- Air Danau
- Air limbah
3.2. Prosedur Kerja
3.2.1. Pembuatan Larutan
- Larutan NaCl 0,0141 N
Serbuk NaCl di keringkan dalam oven pada temperatur 1400C dan
kemudian di dinginkan dalam desikator. Sebanyak 0,824 g di timbang dan di
masukan kedalam labu takar dengan volume 1000 mL dan di larutkan dengan
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
- Larutan K2CrO4 5%
Sebanyak 5,0 g K2Cr2O4 di tambahkan dengan AgNO3 hingga terbentuk
endapan merah kecoklatan. Didiamkan selama 12 jam kemudian di saring dan
filtratnya di encerkan dengan aquadest hingga volume 100 mL.
- Larutan AgNO3 0,0141 N
Sebanyak 2,395 g AgNO3 di timbang dan dilarutkan dengan aquadest
hingga volume 1000 mL lalu disimpan di dalam botol yang berwarna gelap.
3.2.2. Pembakuan larutan AgNO3 dengan NaCl 0,0141 N
Larutan NaCl 0,0141 N di pipet sebanyak 25 mL dan di masukan kedalam
erlenmayer 100 mL. Sebanyak 25 mL air suling di gunakan sebagai larutan blanko
kemudian di tambahkan larutan indikator K2CrO4 5% sebanyak 1 mL lalu di aduk
dan di titrasi dengan larutan AgNO3 hingga terjadi perubahan warna menjadi
merah coklat. Kemudian di catat volume AgNO3 yang di gunakan dan di hitung
normalitas larutan baku AgNO3
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
N AgNO
3 =3
V NaCl x N NaCl V AgNO
Keterangan :
V.AgNO3 = mL larutan AgNO3 yang digunakan
N AgNO3 = Kenormalan larutan AgNO3
V NaCl = mL larutan NaCl 0,0141 N
N NaCl = Normalitas larutan NaCl 0,0141 N
3.2.3. Prosedur Analisa
Sebanyak 100 mL di masukan kedalam erlenmayer 250 mL. Di tambahkan larutan
indikator K2CrO4 5 % sebanyak 1 mL kemudian di titrasi dengan larutan baku AgNO3
hingga titik akhir titrasi yang di tandai dengan terbentuknya endapan warna merah
kecoklatan dari Ag2CrO4, kemudian di hitung volume AgNO3 yang di gunakan. Di
lakukan titrasi blanko, terhadap 100 mL aquadest seperti langkah di atas dan di ulangi
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Perhitungan kadar klorida :
Kadar Cl- (mg/L) :
mL Sampel ( A – B ) x N x 35,45 x 1000
Dimana :
A = Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi sampel (mL)
B = Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (mL)
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari hasil pemeriksaan sampel limbah cair yang dilaksanakan di UPT.
Laboratorium Badan pengawas Dampak Lingkungan Daerah Sumatera Utara pada
tanggal 10 Febuari 2009. Di dapatkan hasil analisa kadar klorida dari dua cara. Untuk
penentuan kadar klorida pada air danau dengan menggunakan cara SNI 06-6989.19-2004
dan pada analisa air limbahnya digunakan dengan cara JIS ( Jepang Industry Standart ).
Tabel 4.1. Hasil Analisa Klorida untuk air danau
Sampel Kode sampel Pengenceran Volume
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
VI 04/ad/02/09 - 1,3 0,0136 2,8927
Tabel 4.2. Hasil Analisa Klorida untuk air limbah
Sampel Kode sampel Pengenceran
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Penentuan kadar khlorida pada sampel
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
- Sampel V
mg/L Cl- =
100
(1,4 – 0,7 ) x 0,0136 x 35,45 x 1000
= 3,3748
- Sampel VI
mg/L Cl- =
100
(1,3 – 0,7 ) x 0,0136 x 35,45 x 1000
= 2,8927
Ketelitia perhitungan analisa khlorida pada air danau :
Hasil Cl- (dengan nilai yang tinggi) – Hasil Cl- (yang rendah) % RPD = X 100
Hasil Cl- rata - rata
= 3,3748 - 2,8927
___________________________ x 100% = 15,3 %
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Penentuan kadar khlorida pada sampel
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
- Sampel III
mg/L Cl- =
50
(12,8 – 0,5 ) x 0,0142 x 35,45 x 1000
= 123,83394
= 123,83394 x 5
= 619,1697
Ketelitian Perhitungan analisa khlorida pada air limbah :
Hasil Cl- (dengan nilai yang tinggi) – Hasil Cl- (yang rendah) % RPD = X 100
Hasil Cl- rata - rata
322,1696 - 317,1357
= _____________________________ X 100 % = 1,57 % 319,6526
4.4. Pembahasan
Analisis kadar khlorida dapat di lakukan dengan beberapa cara di antaranya
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
modern yaitu secara spektrofotometer. Kedua metode ini sangat sering di gunakan untuk
prosedur analisis kadar khlorida pada air dan air limbah.
Setiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan dalam melakukan analisis
kadar khlorida. Spektrofotometer merupakan suatu alat yang di gunakan untuk mengukur
jumlah suatu zat berdasarkan sifat adsorbsi suatu larutan berwarna. Analisis secara
spektrofotometer memiliki kelebihan, alatnya dapat di bawa ke lapangan saat melakukan
pengujian agar tidak terjadi perubahan kondisi sampel akibat dari waktu transportasi dari
lapangan ke laboraturium.
Sama halnya dengan penggunaan spektrofotometer portable. Penentuan kadar
khlorida dengan menggunakan metode titrasi argentometri memiliki banyak kelebihan
seperti pekerjaannya lebih cepat, peralatan yang di gunakan lebih sederhana dan memilik
nilai ke akuratan yang tinggi sehingga kadar khlorida dalam air dan air limbah dapat di
ketahui konsentrasinya. Metode dengan cara klasik ini lebih di pilih karena pada hasil
analisa dapat membaca kadar khlorida dengan nilai empat angka di belakang koma
sedangkan dengan spektrofotometer portable pembacaan analisis khlorida yang keluar
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Ketelitian dari perhitungan kadar khlorida pada air dan air limbah ini di hitung
dengan menggunakan % RPD. Dimana % RPD merupakan recovery persen deviasi.
Perhitungan % RPD dapat di lakukan terhadap sampel yang telah mendapat dua kali
perlakuan prosedur analisis dan memiliki hasil analisi yang berbeda.
Analisis kadar khlorida untuk air danau, di lakukan dengan menggunakan
prosedur titrasi argentometri berdasarkan SNI 06-6989.19-2004, sedangkan analisis kadar
khlorida pada air limbah di gunakan prosedur argentometri berdasarkan JIS. Perbedaan
kedua prosedur analisis argentometri ini terletak pada perhitungan kadar khlorida di mana
volume sampel yang di gunakan pada prosedur titrasi argentometri berdasarkan SNI
adalah 100 mL sedangkan volume sampel pada prosedur titrasi argentometri berdasarkan
JIS yaitu 50 mL.
Pada penentuan klorida dengan metode argentometri ini di peroleh hasil yang
sudah berada dalam spesifikasi mutu yang ditetapkan yaitu 600 mg/L secara maksimum
untuk air bersih dan spesifikasi mutu yang ditetapkan untuk air limbah adalah 1000-1500
mg/L tetapi kandungan khlorida yang baik pada air limbah adalah 600 mg/L. Dan %
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari analisis yang di lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode titrasi
argentometri merupakan metode yang tepat sebagai prosedur analisis kadar khlorida pada
air dan air limbah, karena metode titrasi argentometri merupakan cara klasik yang
memiliki beberapa kelebihan di antaranya alat yang di gunakan sederhana, cepat, dan
memiliki hasil ananlisis yang akurat. Dari analisis khlorida yang di lakukan pada air dan
air limbah sebagai sampel di peroleh kadar khlorida yang sesuai dengan spesifikasi mutu
yang di tetapkan yaitu 600 mg/L untuk air dan 1000 – 1500 mg/L untuk limbah industri.
Dan untuk persen ketelitian analisis khlorida dengan titrasi argentometri ini di gunakan
%RPD (recovery persen deviasi). Dari % RPD ini di peroleh 15,3 % untuk air dan 1,57%
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. 5.2. Saran
Disarankan kepada penulis lain untuk membandingkan serta membahas analisa
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. R. 2004. Kimia Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Andi
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: penerbit UI press
Gabriel. J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit Hipokrates
Limbah Industri. Diakses tanggal 7 mai,2009. http:/
Ricki. M. 2005. Kesehatan lingkungan. Cetakan Pertama: Yogyakarta.
Penerbit Graha Ilmu.
Robert. J. K. dan Roestam S. 2005. Pengolahan Sumber Daya Alam Terpadu.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Standar Nasional Indonesia No. 06 – 6989. 19 – 2004. Medan: Badan Standartlisasi
Nasional.
Underwood. A. L. dan Day. R. A. 1994. Analisa Kimia Kuantitatif . Edisi ke-4.
Jakarta: Erlangga.
Vogel. A. I. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.
Bagian 2. Edisi Ke-5. Jakarta: Penerbit PT. Kalman Media Pustaka.
Wardhana. W. A. 1999. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan ke-2. Edisi ke-2
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009. Baku Mutu Air berdasarkan kelas
Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Total coliform Jml/100ml 1000 5000 10000 10000
Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Endrin ug/L 1 4 4 (-)
Toxaphan ug/L 5 (-) (-) (-)