• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Anggaran Dan Realisasi Dana Dekonsentrasi Pada Biro Pemerintahan Umum Setdaprovsu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Anggaran Dan Realisasi Dana Dekonsentrasi Pada Biro Pemerintahan Umum Setdaprovsu"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

PERBANDINGAN ANGGARAN DAN REALISASI DANA DEKONSENTRASI PADA BIRO PEMERINTAHAN UMUM

SETDAPROVSU

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh: KHALIDA PUTRI

122101003

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat dan karunia-Nya

hingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Dengan selesainya tugak akhir ini, maka Penulis ingin mengucapkan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Zukifli Usman

dan Ibunda Anizar yang telah mendidik dan mengasuh Penulis dengan

penuh kasih sayang serta berkat do’a mereka, Penulis dapat menyelesaikan

tugas kahir ini.

2. Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Jurusan

Diploma Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris Pengelola

Jurusan Diploma III Menejemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Beby Kendida Hsb, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada

(4)

6. Bapak dan Ibu Dosen, serta Staf dan Pegawai yang banyak membantu

Penulis selama menjalankan pendidikan di Fakultas Ekonomidan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

7. Staf dan Pegawai Biro Akuntansi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

yang banyak membantu selama magang.

8. Kepada saudara kandung Penulis M.Aris, Ilhamdi, M.Iqbal, dan Sinta

Rahmi Kamsiah, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan

dan semangat kepada Penulis selama ini.

9. Kepada Yoga Sagita Pratama yang telah berperan penting dalam

membantu Penulis selama ini.

10.Kepada seluruh teman-teman Diploma III Manajemen Keuangan stambuk

2012, rekan-rekan risky, shahnaz, deci, ika, serta Rahmat Muhammad

(saudara baik) yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada

Penulis selama ini.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis

dapatkan. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak

terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan

datang.

Medan,24 JUNI 2015

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 5

A. Sejarah Ringkas Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu ... 5

B. Makna Logo Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu ... 6

C. Visi, Misi Tujuan dan sasaran Biro Pemerintahan Umum Setda Provsu ………. 7

D. Struktur Organisasi Biro Pemerintahan Umm SetdaProvsu .... 11

E. Job Description Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu ... 12

BAB III PEMBAHASAN……… ... 28

A. Dekonsentrasi ... 28

B. Pengertian Anggaran, Manfaat dan Kelemahan Anggaran…... 29

C. Penyusunan Anggaran Dekonsentrasi ... 31

D. Jumlah Anggaran Dekonsentrasi tahun 2011, 2011, dan 2013 pada Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu ……… 31

(6)

E. Perbandingan Tingkat Realisasi Anggaran Dekonsentrasi dari tahun

2011, 2012, dan 2013 ... 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 44

A. Kesimpulan……… ... 44

B. Saran……… ... 44

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2011, 2012, dan 2013 ………… 2

Tabel 3.2 Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2011 ……… 33

Tabel 3.3 Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2012 ……… 35

Tabel 3.4 Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2013 ……… 38

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu ……… 6

(9)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu merupakan sebuah lembaga pemerintahan

yang bergerak dibidang Pemerintahan Umum yang bertugas untuk

menyelenggarakan sebagai kewenangan pemerintah provinsi, dengan tugas

dekonsentrasi dibidang pemerintahan umum.

Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu berperan selaku Satuan Kerja Perangkat

Daerah Provinsi, yang disebut SKPD Provinsi.SKPD Provinsi merupakan

organisasi/lembaga pada pemerintahan daerah provinsi yang bertanggungjawab

terhadap pelaksanaan dekonsentrasi dibidang program penguatan

penyelenggaraan pemerintahan umum dan program penataan adminstrasi

kependudukan.

Instansi yang menggunakan dana dekonsentrasi bukan hanya pada Biro

Pemerintahan Umum SetdaProvsu. Instansi-instansi lain juga menggunakan dana

tersebut selama instansi tersebut berperan sebagai SKPD.

Menurut Stroink dalam (Syarifuddin,2006) dekonsentrasi yaitu pelimpahan

wewenang pemerintahan dari pemerintah pusat kepada pejabat pemerintah daerah

yang mengepalai suatu wilayah administratif.

Dana dekonsentrasi merupakan dana yang berasal dari APBN yang

dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil pemerintahan yang mencakup semua

penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak

(10)

dekonsentrasi merupakan bagian dari anggaran kementrian negara/lembaga yang

dialokasikan berdasarkan rencana kerja kementerian negara/lembaga yang

dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ditetapkan oleh

Gubernur.

Penyusunan anggaran dekonsentrasi diawali dengan penyusunan Rencana Kerja

Anggaran Kementerian/lembaga yang selanjutnya disebut RKA-KL Adalah

dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu

kementrian/lembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah

(RKP) dalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk

melaksanakan.

Tabel 1.1:

Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2011, 2012, dan 2013

No Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

1 2011 9,391,430,000 4,165,268,897.2

2 2012 7,269,260,000 3,720,271,982

3 2013 4,149,221,000 3,389,480,513.5

Sumber: Biro Pemerintahan Umum, 2015

Tabel 1.1, berisikan daftar rincian anggaran dan realisasi tahun 2011, 2012,

dan 2013, yang bertujuan untuk memberikan stimulasi fiskal bagi daerah sehingga

mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

Permasalahan yang kerap muncul dalam pelaksanaan realisasi dana dekonsentrasi

(11)

kegiatan dalam DIPA dengan kebutuhan dana yang diusulkan dengan keinginan

daerah. Ini berhubungan dengan masalah kurangnya komunikasi pada saat

perencanaa dekonsentrasi dan tugas pembantuaan itu sendiri.

Adanya keterlambatan turunnya anggaran terhadap kegiatan/program,

keterlambatan turunnya DIPA ini lebih disebabkan oleh makanisme dan

pengaturan serta kebijakan yang ada pada pemerintah pusat baik itu Departemen

Keuangan RI maupun Departemen teknis itu sendiri.Keterlambatan ini terjadi

biasnya karena adanya perubahan kebijakan pemerintah.

Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik melakukan penelitian tersebut,

bagaiamana Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu memanfaatkan dana tersebut

dengan realisasi yang baik sesuai dengan yang telah direncakan serta bagaimana

dampak dari hasil Mursembang (Musyawarah Rencana Pembangunan) pada

rencana kegiatan di Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu serta realisasinya.

Maka dari itu penulis mengambil judul tugas akhir ini adalah: “Perbandingan

Anggaran dan Realisasi Dana Dekonsentrasi pada Biro Pemerintahan Umum

SetdaProvsu”

B.Rumus Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, masalah dapat dirumuskan: Bagaiamana

tingkat perbandingan anggaran dan realisasi dana dekonsentrasi tingkat

perbandingan anggaran dan realisasi dana dekonsentrasi pada Biro Pemerintahan

Umum SetdaProvsu.

(12)

C.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat perbandingan anggaran dan realisasi dana

dekonsentrasi pada Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu dalam menjalankan

tugasnya sebagai penyelenggara anggaran.

D.Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi Biro Pemerintahan Umum

SetdaProvsu dalam melakukan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN).

2. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang,

khususnya penelitian yang berkaitan dengan APBN.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan

teori-teori yang penulis dapatkan, baik dari bangku kuliah maupun dari luar dan

memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan dibidang analisis

(13)

PROFIL BIRO PEMERINTAHAN UMUM SETDAPROVSU

A.Sejarah Ringkas Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara

Pada zaman Pemerintah Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu Pemerintah

yang bernama Gouverment van Sumatera dengan wilayah meliputi seluruh Pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di kota Medan.

Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional Daerah (KND)

Provinsi Sumatera Utara kemudian dibagi menjadi tuga sub provinsi yaitu:

Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara

sendiri merupakan penggabungan dari tiga daerah administratif yang disebut

keresidenan yaitu: Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur, dan

Keresidenan Tapanuli.

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia (R.I.) No. 10 Tahun

1948 pada tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera dibagi menjadi tiga

provinsi masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri

yaitu: Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera

Selatan. Tanggal 15 April 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi

Sumatera Utara.

Pada awal tahun 1949, dilakukan kembali reorganisasi Pemerintahan di Sumatera

dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I. Nomor 22/Pem/PDRI pada tanggal 17

mei 1949, jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya dengan

Ketetapan Pemerintah Darurat R.I. pada tanggal 17 Desember 1949, dibentuk

(14)

Pengganti Undang-Undang No.5 Tahun 1950 pada tanggal 14 Agustus 1950,

ketetapan tersebut dicabut dan dibentuk kembali Provinsi Sumatera Utara.

Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956 yang diundangkan pada tanggal

7 Desember 1956, dibentuk Daerah Otonomi Proivinsi Aceh, sehingga wilayah

Provinsi Sumatera Utara sebahagian menjadi wilayah Provinsi Aceh.

Tonggak Sejarah:

1. 1854 Gouverment van Sumatera, ibukotanya di Medan

2. 1948 berdiri Povinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan

Provinsi Sumatera Selatan

3. 1949 dibentuk Provinsi Aceh Tapanuli/Sumatera Timur

4. 1950 Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur digabungkan

kembali sebagai Provinsi Sumatera Utara

5. 1956 berdiri Provinsi Aceh, dengan wilayah sebahagian dari Provinsi

Sumatera Utara

B.Makna Logo Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Gambar 2.1 Logo Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

(15)

Makna Logo Pemerintah Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Kepalan tangan yang diacungkan keatas dengan menggenggam rantai beserta

perisainya melambangkan kebulatan tekat perjuangan rakyat Provinsi Sumtera

Utara melawan imperalisme, feodalisme dan komunisme.

2. Batang bersudut lima, perisai dan rantai melambangkan kesatuan masyarakat

didalam membela dan mempertahankan Pancasila.

3. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, dan tembakau, ikan, daun padi,

tulisan “SUMATERA UTARA” melambangkan daerah yang indah permai

masyur dengan kekayaan alamnya yang melimpah-limpah.

4. Tujun belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat puluh

lima butir padi menggambarkan tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan

dimana ketiga-tiganya ini berikut tongkat dibawah kepalan tangan

melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa,

patrotisme, pecinta, keadaan dan pembela keadilan.

5. Bukit berkepribadian luhur, bersemangat persatuan kegotong-royongan yang

dinamis.

C.Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu 1. Visi Biro Pemerintah Umum SetdaProvsu

Visi dari Biro Pemerintahan Umum adalah:

a. Tertatanya sistem kelola pemerintahan yang baik mengandung arti “Mantapnya

Keterpaduan Tata Kelola kebijakan program pemerintahan, provinsi dan daerah

dengan memformulasikan asas desentralisasi, dekonsentasi dan tugas pembantuan

dengan tetap mengedepankan prinsip demokrasi, partisipasi, keadilan dan

(16)

b. Menuju masyarakat sejahtera mengandung arti arah kebijakan difokuskan pada

pengembangan program yang berorientasi kepada peningkatan pelayanan

terutama pemerataan hak-hak dasar masyarakat.

c. Relegius dalam beragama budaya mengadung arti” Arah Kebijakan kedepan

akan lebih mengutamakan situasi dan iklim budaya yang kondusif, masyarakat

yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga seluruh aktivitas

masyarakat yang berhubungan dengan hak-hak azasi dapat berjalan dengan baik.

2. Misi Biro Pemerintah Umum SetdaProvsu Misi dari Biro Pemerintahan Umum adalah:

a. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang kuat, efektif, dan efesien,

bersih dan berwibawa dalam mewujudkan pelayanan kepada masyarakat

Sumatera Utara menuju masyarakat sejahtera.

b. Mewujudkan kinerja aparatur yang professional dan berkompotensi dalam

menjawab dinamika perubahan dan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan

dan e-governance serta meningkat iptek dan teknologi dan pembangunan. 3. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Biro Pemerintahan Umum

Rencana Strategis Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu dimaksudkan untuk

memberikan kejelasan arah dan langkah dalam pemanfaatan Sumber Daya

Manusia yang dimiliki Biro Pemerintahan Umum, sehingga akan mampu

mengantisipasi perubahan dan perkembangan yang ada melalui kerja sama dan

koordinasi dengan instansi terkait, masyarakat dan pihak swasta pada periode

2013-2018 sekaligus sebagai alat kendali dan tolak ukur untuk menilai kinerja

organisasi.

(17)

a. Terselenggaranya keteraturan, keterarahan dan percepatan pelaksanaan

kegiatan untuk mewujudkan sasaran organisasi dalam pelaksanaan kewajiban,

tugas dan fungsinya.

b. Untuk mewujudkan pelaksanaan kinerja aparatur, terarah, efektif dan

bertanggungjawab, meningkatkan penyelenggaraan otonomi daerah sebagaimana

dimaksud Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Peraturan Pemerintahan Nomor

25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi

sebagai daerah otonom.

Sasaran Rencana Strategi ini sesuai dengan tujuan pada butir 1.a sebagai

berikut:

a. Terciptannya system administrasi yang baik dan benar dalam mendukung

pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan di Biro Pemerintahan Umum yang

bersih, akuntabel, transparan, berwibawa dan berkompetensi.

b. Terselenggaranya sarana dan prasarana dalam mendukung pelaksanaan kinerja

pemerintah.

c. Terciptanya kinerja aparatur biro pemerintahan umum dalam melaksanakan

tugas dan fungsi demi tujuan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan

beribawa.

Sasaran Rencana Strategi ini sesuai dengan tujuan pada butir 1.b sebagai

berikut:

a. Terselenggaranya pembinaan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan

yang menghasilkan perangkat daerah yang memiliki kompetensi dalam

(18)

dalam perumusan dan pelaksanaan dan pengendalian kebijikan public sesuai

dengan prinsip-prinsip good governance.

D. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Struktur organisasi adalah salah satu fungsi pembagian kerja atau tanggungjawab

serta wewenang dan penetapan unsur-unsur organisasi sehingga tanggungjawab

serta wewenang dan penetapan unsur-unsur organisasi sehingga dapat berjalan

sesuai dengan sistem yang berlaku untuk mencapai tujuan dan sasaran yang

didukung oleh sasaran dan prasarana.

Organisasi dalam perusahaan merupakan tempat untuk melakukan tugas-tugas

atau pekerjaan dalam menetapkan tanggungjawab dalam suatu badan atau inti

usaha guna terealisasinya rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Prinsip faktor penilaian organisasi adalah:

a.Rumusan yang jelas

b.Pembagian kerja

c.Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab

d.Rentang kekuasaan

e.Pengawasan

Struktur organisasi adalah satu bagan yang menggambarkan secara skematis

penetapan tugas-tugas, fungsi wewenang serta tanggung jawab masing-masing

dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan bakat, pendidikan,

pengalaman, dan keahlian. Struktur organisasi berfungsi untuk menyelenggarakan

tugas kepemerintahan untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan oleh kantor,

(19)

tanggung jawab serta pegawai dapat mengerjakan tugas yang dibebankan

kepadanya dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Biro Pemerintah Umum SetdaProvsu

Sumber: Biro Pemerintahan Umum SetdaPRovsu, 2015 KEPALA BIRO DAN PERLINMAS

KABAG

(20)

E.Job Description Pemerintah Sumatera Urata

Berdasarkan struktur organisasi Biro Pemerintah Umum SetdaProvsu maka tugas

dan fungsi jabatan yang berbeda pada organisasi Pemerintah Sumatera Utara

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Biro Pemerintahan Umum

Pasal 7

1. Biro Pemerintahan Umum mempunyai tugas membantu SekdaProvsu dalam

menyusun konsep kebijakan Kepala Daerah di bidang urusan pemerintahan

umum, atas pelaksanaan pembinaan, koordinasi, fasilitas, monitoring, evaluasi,

dan pengendalian pelaksanaan ketertiban umum, perlindungan masyarakat,

kawasan khusus dan pertahanan serta perangkat wilayah.

2. Biro Pemerintahan Umum menyelenggarakan fungsi:

a. penyelenggaraan dan mengkoordinasikan penyusunan konsep kebijakan

Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitas,

monitoring, evaluasi, kebijakan dan pengendalian do bidang pemerintahan

umum, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat,

kawasan khusus dan pertahanan serta perangkat wilayah;

b. penyelenggaraan, pembinaan, koordinasi, fasilitas, monitoring,

evaluasi,kebijakan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kebijakan

Kepala Daerah di bidang umum pemerintahan, ketertiban umum dan

perlindungan masyarakat, kawasan khusus dan pertahanan serta perangkat

(21)

3. Biro Pemerintahan Umum mempunyai uruian tugas:

a. menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakkan

disiplin pegawai pada lingkup Biro Pemeirntahan Umum;

b. menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan Biro,

sesuai ketentuan yang ditetapkan;

c. menyelenggarakan penetapan data/badan bidang monitoring dan evaluasi,

ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat;

d. menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum tata pemerintahan,

monitoring dan evaluasi, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan

masyarakat, kawasan khusus dan Pertahanan dan Perangkat Wilayah,

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. menyelenggarakan koordinasi pembinaan, fasilitas, monitoring, evaluasi,

pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah

dibidang pemerintahanan Umum, ketentraman, ketertiban umum,

perlindungan masyarakat, kawasan khusus dan Pertahanan serta perangkat

wilayah;

f. menyelenggarakan bahan untukpenyusunan dan penyempurnaan

kebijakan, ketentuan dan standar penyelenggaraan urusan pemerintahan

umum, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, pembinaan ketentraman dan

ketertiban, pembinaan kependudukan dan catatan sipil, pembinaan

pengawasan pertahanan serta pemerintah desa/kelurahan.

4. Untuk membantu melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), (2), dan (3), Biro PemerintahanUmum, dibantu:

(22)

b. Bagian Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

c. Bagaian Kawasan Khusus dan Pertahanan

d. Bagian Perangkat Wilayah

Paragraf 1

Bagian Monitoring dan Evaluasi

Pasal 8

1. Bagian Monitoring dan Evaluasi mempunyaitugasmembantu Kepala Biro

dalam penyelenggaraan urusan ketatausahaan Biro, pelaporan dan evaluasi dan

fasilitas perselisihan dan harmonisasi.

2. Bagian Monitoring dan evaluasi menyelenggarakan fungsi:

a. penyelenggaraan pembinaan, bimbinga, arahan kepada pegawai pada

lingkup Bagian Monitoring dan Evaluasi;

b. penyelenggaraan penyeusunan perencanaan dan program kegiatan pada

Bagian Monitoring dan Evaluasi, sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

c. penyelenggaraan pengelolaan bahan untuk penyempurnaan dan

penyusunan konsep kebijakan ketentuan dan standar dalam

penyelenggaraan urusan ketatausahaan biro, pelaporan dan evaluasi umum

serta fasilitas perselisihan dan harmonisasi penyelengggaraan urusan

pemerintahan umum;

d. penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan

kebijakan-kebijakan pemerintahan umum Kabupaten/Kota, sesuai ketentuan

(23)

e. penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitas dan pengendalian

perselisihan/konflik, sesuai standar ditetapkan;

f. penyelenggaraan pengkajian upaya harmonisasi, sesuai standar yang

ditetapkan.

3. Kepala Bagian Monitoring dan Evaluasi, mempunyai uraian tugas:

a. menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan

penegakan disiplin pegawai pada lingkup Bagian Monitoring dan

Evaluasi;

b. menyelenggarakan pengelolaan dan pengkajian data/bahan dalam bidang

penyelenggaraan monitoring dan evaluasi, ketatausahaan, perselisihan dan

harmonisasi, sesuai ketentuan peraturan perundang-udangan;

c. menyelenggarakan penyiapan penetapan penyusunan perencanaan dan

program kegiatan Bagian Monitoring dan Evaluasi, sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

d. menyelenggarakan penyusunan penetapan kebijakan umum monitoring

dan evaluasi, pelaporan dan fasilitas perselisihan/konflik dan harmonisasi;

e. menyelenggarakan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan

pemerintahan;

f. menyelenggarakan evaluasi dan pengedalian pelaporan pemerintahan;

g. menyelenggarakan penetapan penyusunan bahan koordinasi, pengedalian,

evaluasi dan pelaporan program serta bantuan pengembangan

pemerintahan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

h. menyelenggarakan penetapan penyusunan bahan fasilitas monitoring,

(24)

i. menyelenggarakan penyusunan bahan koordinasi pengendalian, evaluasi,

pelaporan dan bantuan pembangunan pemerintahan;

j. menyelenggarakan penyusnan bahan koordinasi, monitoring, evaluasi,

pengendalian pelaksanaan fasilitas perselisihan/konflik dan harmonisasi.

Pasal 9

1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai uraian tugas:

a. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada

lingkup Sub Bagian Tata Usaha;

b. melaksanakan pengumpulan pengelolaan dan penyajian data/bahan dalam

bidang ketatausahaan/arsip, administrasi keungan, peralatan, kepegawaian

dan dokumen Biro;

c. melaksanakan persiapan penyusunan perencanaan dan program kegiatan

pada Sub Bagian Tata Usaha dan pada Bagiannya;

d. melaksanakan persiapan penyusunan standar, norma dan kriteria pada

lingkup ketatausahaan;

e. melaksanakan pengelolaan pembinaan ketatausahaan, kearsipan, naskah,

keadministrasian dan dokumentasi, sesuai ketentuan yang ditetapkan.

2. Kepala Sub Bagian Pelaporan dan Evaluasi mempunyai urain tugas:

a. melaksanakan pembinaan, bimbingan, dan arahan kepada pegawai pada

lingkup Sub Bagian Pelaporan dan Evaluasi;

b. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian bahan/data dalam

bidang persiapan penyusunanlaporan dan evaluasi;

c. melaksanakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan standar, norma

(25)

d. melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan di bidang

pelaporan dan evaluasi, sesuai ketentuan peraturan perudang-undangan;

e. melaksanakan evaluasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam

kaitan penyelenggaraan pemerintah umum, sesuai ketentuan dan standar

yang ditetapkan.

3. Kepala Sub Bagian Fasilitas Perselisihan dan Harmonisasi mempunyai uraian

tugas:

a. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada

lingkup Sub Bagian Fasilitas Perselisihan dan Harmonisasi;

b. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data/bahan dalam

bidang fasilitas perselisihan dan harmonisasi;

c. melaksanakan persiapan penyusunan perencanaan dan program kegiatan di

bidang fasilitas perselisihan dan harmonisasi;

d. melaksanakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan standar, norma

dan kriteria di bidang fasilitas dan harmonisasi;

e. melaksanakan pembinaan dan koordinasi dalam bidang perselisihan dan

harmonisasi terhadap Kabupaten/Kota dan Instansi terkait, sesuai standar

yang ditetapkan.

Paragraf 2

Bagian Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

Pasal 10

1. BagianKetentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

(26)

pembinaan ketertiban dan perlindungan masyarakat, kependudukan dan catatan

sipil serta fasilitas penanganan bencana.

2. Bagian Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan

Masyarakat,menyelenggarakan fungsi:

a. penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan disiplin

pada lingkup bagian;

b. penyelenggaraan pengelolaan bahan untuk penyempurnaan dan

penyusunan kebijakan, ketentuan dan standar dalam pembinaan ketertiban

dan perlindungan masyarakat, kependudukan dan catatan sipil dan fasilitas

penanganan bencana;

c. penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan program kegiatan bagian,

sesuai ketentuan peraturan perundang-udangan;

d. penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan

kebijkan-kebijakan pemerintahan di bidang ketentraman, ketertiban umum dan

perlindungan masyarakat, sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

e. penyelenggaraan pelaksanaan pembinaan, koordinasi, sosialisasi

monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan pembinaan ketertiban

dan perlindungan masyarakat, kependudukan dan catatan sipil dan fasilitas

penanganan bencana, sesuai standar yang ditetapkan;

f. penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biro, sesuai

bidang tugas dan fungsinya;

g. penyelenggaraan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Biro,

(27)

h. penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugsnya kepada Kepala Biro, sesuai standar yang ditetapkan.

3. Kepala Bagian Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

mempunyai uraian tugas:

a. menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan

penegakkan disiplin pegawai pada lingkup Bagian Ketentraman,

Ketertiban Umum dan PerkembanganMasyarakat;

b. menyelenggarakan pengelolaan dan pengkajian data/bahan dalam bidang

penyelenggaraan urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan

masyarakat;

c. menyelengggarakan penyiapan dan penetapan penyusunan perencanaan

dan program kegiatan Bagian Ketentraman, Ketertiban Umum dan

Perlindungan Masyarakat, sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

d. menyelenggarakan penyusunan dan penetapan kebijakan umum dibidang

ketentraman, ketertiban umum dan Perlindungan Masyarakat, sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. menyelenggarakan koordinasi, monitoring, evaluasi di bidang

ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.

4. Untuk mebantu melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Kepala Bagian Ketentraman, Ketertiban

Umum dan Perlindungan Masyarakat dibantu:

a. Sub Bagian Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat

(28)

Pasal 11

1. Kepala Sub Bagian Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat, mempunyai

uraian tugas:

a. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan, kepada pegawai pada

Sub Bagian Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat;

b. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan kebijakan, ketertiban dan

perlindungan masyarakat;

c. melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan dibidang

ketertiban dan perlindungan masyarakat, sesuai ketentuan peraturan

perunang-undangan.

2. Kepala Sub Bagian Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai uraian tugas:

a. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan pada lingkup Sub Bagian

Kependudukan dan catatan sipil;

b. melaksanakan pengumpulan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk

penyempurnaan dan penyusunan kebijakan kependudukan dan catatan

sipil, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan sub bagian

kependudukan dan catatan sipil;

d. melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan sub bagian

kependudukan dan catatan sipil;

e. melaksanakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan standar, norma,

dan kriteria penyelenggaraan kependudukan dan catatan sipil, sesuai

(29)

3. Kepala Sub bagian Fasilitas Penanganan Bencana mempunyai uraian tugas:

a. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada

lingkup sub bagian fasilitas penanganan bencana;

b. melaksanakan pengumpulan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk

penyempurnaan dan penyusunan kebijakan, penanggulangan bencana,

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. melaksanakan penyusunan, perencanaan dan program kegiatan pada sub

bagian fasilitas penanganan bencana;

d. melaksanakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan standar, norma

dan kriteria pelaksanaan pembinaan, pencegahan dan fasilitas penanganan

bencana, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 3

Bagian Kawasan Khusu dan Pertahanan

Pasal 12

1. Bagian Kawasan Khusus dan Pertahanan mempunyai tugas membantu Kepala

Biro dalam penyelenggaraan urusan pembinaan Kawasan Sumber Daya Alam

dan Buatan, Fasilitas Kawasan Umum dan pertahanan.

2. Bagian Kawasan Khusus dan Pertahanan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan disiplin

pegawai pada lingkup Bagian Kawasan Khusus dan Pertahanan;

b. Penyelenggaraan pengelohan bahan untuk penyempurnaan dan

penyusunan kebijakan, ketentuan dan standar dalam pembinaan kawasan

(30)

c. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan program kegiatan bagian,

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan

kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang kawasan khusus dan pertahanan.

3. KepalaBagian Kawasan Khusus dan Pertahanan mempunyai uraian tugas:

a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan

penegakan disiplin pegawai pada lingkupbagian kawasan khusu dan

pertahanan;

b. Menyelenggarakan pengelolaan dan pengkajian data/bahan dalam bidang

penyelenggaraan urusan kawasan khusus dan pertahanan;

c. Menyelenggarakan penyiapan dan penetapan penyusunanperencanaan dan

program kegiatan bagian kawasan khusu dan pertahanan, sesuaiketentuan

peraturan perundang-undangan.

4. Untuk membantu melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), (2) dan ayat (3) pasal 10, Kepala Bagian Kawasan

Khusus dan Pertahanan dibantu:

a. Sub Bagian Kawasan Sumber Daya Alam dan Bantuan

b. Sub Bagian Fasilitas Kawasan Umum

c. Sub Bagian Pertahanan

Pasal 13

1. Kepala Sub Bagian Kawasan Sumber Daya Alam dan Bantuan, mempunyai

uraian tugas:

a. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan pada pegawai lingkup

(31)

b. melaksanakan pengumpulan, mengelola dan menyajikan data bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan kebijakan, pembinaan kawasan

sumber daya alam dan buatan, sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

c. melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan pada sub

bagian kawasan daya alam dan buatan;

d. melaksanakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan standar, norma

dan kriteria pelaksanaan pembinaan kebijakan di bidang kawasan sumber

daya alam dan buatan, sesuai ketentuan peraturan perudang-undangan;

e. melaksanakan pembinaan kebijakan kawasan sumber daya alam dan

buatan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Kepala Sub Bagian Fasilitas Kawasan Umum, mempunyai uraian tugas:

a. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada

lingkup sub bagian fasilitas kawasan umum;

b. melaksanakan pengumpulan, pengelolahan dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan pembinaan fasilitas kawasan

umum;

c. melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan sub bagian

fasilitas kawasan umum;

d. melaksanakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan standar, norma

dan kriteria pembinaan, kebijakan dan bidang fasilitas kawasan umum;

e. melaksanakan koordinasi dan fasilitas kawasan umum, sesuai ketentuan

(32)

Paragraf 4

Bagian Perangkat Wilayah

Pasal 14

1. Bagian Perangkat Wilayah mempunyai tugas membantu Kepala Biro dalam

penyelenggaraan urusan pembinaan data wilayah, dekonsentrasi dan tugas

pembantuan serta perbatasan.

2. Bagan Perangkat Wilayah menyelnggarakan fungsi:

a. penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, arahan dan pengendalian disiplin

pegawai pada lingkup bagian perangkat wilayah;

b. penyelenggaraan pengelolaan bahan untuk penyempurnaan dan

penyusunan kebijakan, ketentan dan standar dalam pembinaan data

wilayah, dekonsentrasi dan tugas pembantuan dan perbatasan;

c. penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan program kegiatan bagian,

sesuai ketentuan peraturan perudang-undangan;

d. penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan

kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang perangkat wilayah;

e. penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, sosialisasi monitoring, evaluasi

dan pengendalian pelaksanaan pembinaan data wilayah, dekonsentrasi dan

tugas pembantuan dan perbatasan, sesuai standar yang ditetapkan.

3. Kepala Bagian Perangkat Wilayah mempunyai uraian tugas:

a. menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan

penegakan disiplin pegawaipada lingkup bagian perangkat wilayah;

b. menyelenggarakan pengelolaan dan pengkajian data/bahan dalam bidang

(33)

c. menyelenggarakan penyiapan dan penetapan penyusunan perencanaan dan

program kegiatan bagian perangkat wilayah, sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

d. menyelenggarakan penyusunan penetapan kebijakan umum di bidang

perangkat wilayah, sesuai ketentuan peraturan perudang-undangan;

e. menyelenggarakan koordinasi, monitoring, evaluasi dibidang perangkat

wilayah, sesuai ketentan peraturan perundang-undangan.

4. Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), (2) dan ayat (3), Kepala Bagian Perangkat Wilayah dibantu:

a. Sub Bagian Data Wilayah

b. Sub Bagian Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

c. Sub Bagian Perbatasan

Pasal 15

1. Kepala Sub Bagian Data Wilayah, mempunyai tugas:

a. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada

lingkup sub bagian data wilayah;

b. melaksanakan pengumpulan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk

penyempurnaan dan penyusunan kebijakan, pembinaan data kewilyahan,

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan pada sub

bagian data wilayah;

d. melaksanakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan standar, norma

(34)

Kabupaten/Kota, kecamtan dan kelurahan/desa, sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

e. melaksanakan pembinaan penyelenggaraan pemerintah Kabupaten/Kota,

kecamatan dan kelurahan/desa, sesuai standar yang ditetapkan.

2. Kepala Sub Bagian Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan mempunyai uraian

tugas:

a. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan pada pegawai apda

lingkup subbagian dekonsentrasi dan tugas pembantuan;

b. melaksanakan pengumpulan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk

penyempurnaan dan penyusunan kebijakan, dekonsentrasi dan tuga

pembantuan

c. melaksanakan penyusunan perncanaan dan program kegiatan sub bagian

dekonsentrasi dan tugas pembantuan;

d. melaksanakan persiapan penyusunan dan pemyempurnaan standar norma

dan kriteria pelaksanaan kebijakan pembinaan di bidang dekonsentrasi dan

tugas pembantuan;

e. melaksanakan koordinasi, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan

dekonsentrasi di daerah provinsi dan Kabupaten/Kota, sesuai ketentuan

perundang-undangan.

3. Kepala Sub Bagian Perbatasan melaksanakan uraian tugas:

a. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan pada staf di lingkungan

sub bagian perbatasan;

b. melaksanakan pengumpulan, mengelolah dan menyajikan bahan/data

(35)

c. melaksanakan perencanaan dan program kegiatan sub bagian perbatasan;

d. melaksanakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan standar, norma

bimbingan, konsultasi, supervisi, koordinasi dibidang penyelenggaraan

perbatasan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. melaskanakan dukungan pelaksanaan kebijakan pengelolaan perbatasan

antara negara, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. melaksanakan dukungan koordinasi dan fasilitas antar Kabupaten/Kota

yang berbatasan negara lain, sesuai ketentuan peraturan

(36)

A.Dekonsentrasi

Tugas dan wewenang dekonsentrasi diatur dalam UU NO. 32 Tahun 2004 yang

meletakan wewenang dan tugas dekonsentrasi di pundak Gubernur sebagai wakil

dari pemerintahan pusat, menurut Undang-undang ini pula bupati dan walikota

tidak lagi menjadi pejabat dekonsentrasi seperti Gubernur (Yusuf,2010)

Sebagai wakil dari peemerintahan pusat Gubernur memiliki tugas dan

wewenang :

1)Pengawasan dan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan di daerah provinsi,

kabupaten/kota.

2)Koordinasi penyelenggaraan urusan pemerintah provinsi, kabupaten/kota.

3) Koordinasi pembinaan dan pengawasan tugas pemerintah di daerah provinsi,

kabupaten/kota (Syarifuddin,2006: 3).

Menurut Stroink dalam (Syarifuddin,2006) Dekonsentrasi yaitu pelimpahan

wewenang pemerintahan dari pemerintah pusat kepada pejabat pemerintah daerah

yang mengepalai suatu wilayah administratif. Dana dekonsentrasi adalah dana

yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang

dikelola oleh Gubernur yang meliputi penerimaan dan pengeluaran dalam

pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi

vertikal pusat di daerah.

Pendanaan dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat fisik maupun

(37)

perencanaan , fasilitas bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi,

penelitian, survei, pembinaan, pengawasan,serta pengendalian.

Dana dekonsentrasi dilimpahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kuasa Penggunaan Anggaran

(KPA).Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah lembaga pada pemerintah

daerah provinsi yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasi

dibidang Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara.

B.Pengertian Anggaran, Manfaat Anggaran dan Kelemahan Anggaran Anggaran memegang peranan penting bagi setiap organisasi dalam pencapaian

tujuannya. Karena itu, setiap individu yang terlibat langsung dalam

kegiatan-kegiatan instansi/perusahaan terlebih dahulu harus memahami betul apa itu

anggaran (budget) dan manfaat dari anggaran itu sendiri.

Pengertian anggaran menurut Mardiasmo dalam (Halim,2014) merupakan

pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu

tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran juga dapat diartikan

sebagai istilah perencanaan untuk pengendalian laba menyeluruh dapat

didefinisikan secara luas sebagai suatu anggaran sistematis dan formal untuk

perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian tanggung jawab manajemen

(Welsch, 2000:5)

Peranan anggatan tidak dapat lepas dari kegitan organisasi karena anggaran

mempunyai beberapa manfaat yang besar bagi organisasi tersebut.Darsono dan

Purwati (2008:9) menyatakan kegunaan anggaran ialah untuk perencanaan dan

pengendalian, evaluasi kinerja dan untuk mengarahkan perilaku manajer dan

(38)

Haruman dan Rahayu (2007:5) menyatakan beberapa manfaat anggaran dalam

proses manajemen suatu organisasi antara lain:

1. Di bidang perencanaan

a. Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang

berkaitan dengan kativitas yang akan dilaksanakan.

b. Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada

diperusahaan/instasi dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling

menguntungkan.

c. Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan.

d. Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan.

e. Membantu menstabilkan kesempatan tujuan perusahaan.

f. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara efektif dan efesien.

2. Di bidang pengendalian

a. Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran.

b. Membantu mencegah penerobosan.

c. Membantu menetapkan tandar baru.

Anggaran, selain mempunyai banyak manfaat juga memiliki kelemahan antara

lain (Julita, 2008:21) :

1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung

unsur ketidak pastian.

2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga

yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun

(39)

3. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat

menggerutu dan menetang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat menjadi

kurang efektif.

C.Penyusunan Anggaran Dekonsentrasi

Penyusunan anggaran dekonsentrasi diawali dengan penyusunan Rencana Kerja

Angaran Kementrian/Lembaga (RKA-K/L). Biro Pemerintahan Umum

SetdaProvsu pada tahun 2011 sampai 2013 tidak ada perubahan dalam

perencanaan anggaran hal itu disebabkan karena jumlah dekonsentrasi untuk Biro

Pemerintahan Umum telah mencukupi semuanya.

RKA-KL yang telah disusun oleh Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu,

kemudian akan dikirim ke kantor pelayanan perbendaharaan untuk disahkan

dalam bentuk Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA Dana

Dekonsentasi (DK) adalah DIPA yang memuat rincian penggunaan anggaran

dekonsentrasi Kementrian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan dana

dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh SKPD.

D.Jumlah Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2011, 2012, dan 2013 pada Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Khususnya Biro Pemerintahan Umum

Jumlah Anggaran Dekonsentrasi pada Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu

setiap tahunnya mengalami penurunan.Disebabkan karena anggaran dan realisasi

dekonsentrasi tidak sesuai dengan rencana anggaran yang harus

direalisasikan.Oleh sebab itu pengrelisasian kerap sekali terjadi keterlambatan

dikarenanya kurangnya komunikasi pada saat perencanaa dekonsentrasi dan tugas

(40)

Karena tidak seseuainya realisasi, setiap tahunnya maka anggaran dekonsentrasi

setiap tahun mengalami penurunan.Sehingga kebutuhan pengeluaran anggaran

tidak terlalu begitu besar. Pada tahun 2011 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

khusunya Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu mendapatkan alokasi dana

paling besar pada tahun 2011, yaituRp 9,391,430,000 millyar dan paling terendah

tahun 2013 sebesar Rp 4,149,221,000 millyar.

E.Realisasi Anggaran Dekonsentrasi tahun 2011, 2012, dan 2013 pada Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Biro Pemerintahan Umum

Tidak lanjut dari anggaran adalah merealisasikan anggaran yang telah

dialokasikan kepada instasi atau lembaga sesuai dengan apa yang direncanakan.

Dalam hal ini yang ditindak lanjuti adalah realisasi terhadap kegiatan yang sudah

direncanakan untuk melaksanakan dalam satu tahun anggaran.

Selain itu, tingkat keberhasilan suatu lembaga pelaksanaan dekonsentrasi dilihat

dari realisasi kegiatan yang telah direncanakan pada awal penyusunan rencana

kegiatan anggaran.Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu selaku SKPD memiliki

tugas dan tanggung jawab dalam merealisasikan kegiatan-kegiatan yang telah

direncanakan dalam penyusunan rencana kegiatan anggaran.

Tabel 3.2 menunjukkan laporan realisasi anggaran dekonsentrasi pada tahun 2011,

2012, dan 2013 pada Pemerintaha Provinsi Sumatera Utara bagian Biro

(41)

Tabel 3.2

Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Pada tahun 2011

Sumber: Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu, 2011

Secara keseluruhan pada tahun 2011 Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu

sudah cukup baik dalam menysusun anggaran dekonsentrasi. Sehingga banyak

mengalami kelebihan dari angka yang telah dianggarkan Rp9,391,430,000 dan

realisasinya hanya Rp4,165,268,897,2 sehingga menunjukkan sisa sebesar

Rp5,226,161,103.2.atau 55,65%. Dengan selisih anggaran ini maka Biro

Pemerintahan Umum SetdaProvsu tidak mengalami kekurangan dana anggaran

dekonsentrasi. Sisa angaran yang belum direalisasikan tetap berada pada kas, jika

suatu saat diperlukan maka dapat direalisasikan dengan mengambil sisa

anggaranya. Berikut persentase anggaran dan realisasi dekonsentrasi pada tahun

2011:

1. Program Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

Penyerapan=���������2011

Anggaran2011X100% =

Rp9,031,122,000

Rp3,945,679,202 X 100% = 43,69%

Sisa= 100% - Penyerapan= 100% - 43,69%= 56,31% No Program/Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

%

9,031,122,000 3,945,697,202 43,69% 5,085,424,798

Jumlah 9,391,430,000 4,165,268,897.20 44,35% 5,226,161,103.20

2

Program Penataan Administrasi Kependudukan

(42)

Realisasi Program Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum.

Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu pada tahun 2011 adalah sebesar

Rp3,945,679,202 atau mencapai 43,69% dari anggaran sebesar

Rp9,031,122,000 dan dengan sisa anggaran Rp5,085,424,798 atau

56,31%, yang disebabkan karena kegiatan penyelenggaraan hubungan

pusat dan daerah serta kerjasama, kegiatan pengembangan dan penataan

wilayah administrasi dan perbatasan, kegiatan fasilitas pencegahan dan

penanggulangan bencana. Sehingga sisa anggaran tersebut dikembalikan

pada kas.

2. Program Penataan Administrasi Kependudukan

Penyerapan= ���������2011

Anggaran2011 X 100% =

Rp219,571,695.2

Rp360,308,000 X 100% = 60,94%

Sisa= 100% - Penyerapan= 100% - 60,94%= 39,06%

Realisasi Program Penataan Administrasi Kependudukan Biro

Pemerintahan Umum SetdaProvsu pada tahun 2011 sebesar

Rp219,571,695.2 atau mencapai 60,94% dari anggaran sebesar

Rp360,308,000 dengan sisa anggaran Rp140,736,305,2 atau 39,06%,

yang disebabkan karena fasilitas penyelenggaraan bidang kependudukan

dan pencatatan sipil.

3. Sisa Anggaran= Anggaran – Realisasi=

Rp9,391,430,000 –Rp4,165,268,897.2= Rp5,226,161,103.2

% ������������ =������������ 2011

anggaran 2011 X 100%

=Rp 5,266,161,103.2

(43)

Pada total keselurahan tahun 2011 sisa anggaran masih begitu banyak

sebesar Rp5,226,161,103.2 atau 55,65% dari dana anggaran sebesar

Rp9,391,430,000 disebabkan karena pada tahun 2011 tidak terlalu

banyak yg diperlukan atau kebutuhan untuk pengeluaraan anggaran pada

Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu.

4. Pada tahun 2011 dana anggaran dekonsentrasi belum sesuai kegiatan

perencanaan realisasi atau belum mencapai 100%, hanya mencapai

44,21% atau Rp4,165,268,897,2 dari anggran sebesar Rp9,391,430,000.

Tabel 3.3

Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Pada tahun 2012

Sumber: Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu, 2012

Secara keseluruhan pada tahun 2012 Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu

sudah cukup baik dalam menyusun anggaran dekonsentrasi. Sehingga banyak

mengalami kelebihan dari jangka yang telah dianggarkan Rp7,269,260,000 dan

realisainya sebesar Rp3,548,988,018 sehingga menujukkan sisa sebesar

Rp3,720,271,982 atau 51,79%. Dengan selisih anggaran ini maka Biro

Pemerintahan Umum SetdaProvsu tidak mengalami kekuranggan anggaran

dekonsentrasi, sehingga tidak ada dana anggaran yang tidak dapat direalisasikan No Program/Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

% Realisasi Anggaran

Sisa Anggaran (Rp)

Jumlah 7,269,260,000 3,548,988,018 48,21% 3,720,271,982 2

Program Penataan Administrasi Kependudukan

192,500,000 192,480,750 99,99% 19,250 1

(44)

berada dalam kas, jika suatu saat diperlukan maka dapat direalisasikan dengan

mengambil sisa anggaran. Namun pendapatan dana anggaran pada tahun 2012

menurun dari tahun 2011 disebabkan tidak terlalu banyaknya pengeluaran pada

tahun 2011 sehingga tidak sesuai rencana atau tidak mencapai 100% maka dana

anggaran 2012 berkurang. Berikut persentase anggaran dan realisasi dana

dekonsentrasi pada tahun 2012:

1. Program Pengguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

���������� =��������� 2012

Anggaran 2012X100% =

Rp 3,356,507,268

Rp 7,076,760,000X100%

= 47,43%

Sisa= 100% - Penyerapan= 100% - 47,43%= 52,57%

Realisasi Program Pengguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

tahun 2012 adalah sebesar Rp3,356,507,268 atau mencapai 47,43% dari

dana anggaran sebesar Rp7,076,760,000 dengan sisa anggaran sebesar

Rp3,721,253,732 atau 52,57% yang disebabkan karena kegiatan

penyelenggaraan hubungan pusat dan daerah serta kerjasama, kegiatan

pengembangan dan penataan wilayah administrasi dan perbatasan,

kegiatan fasilitas pencegahan dan penanggulangan bencana. Realisasi

pengguatan penyelenggaraan pemerintahan umum tersebut menurun

sebesar Rp589,189,934 atau 3,69% dibandingkan dengan realisasi pada

tahun 2011.

2. Program Penataan Administrasi Kependudukan

���������� = ���������2012

Anggaran2012X100%=

Rp192,480,750

Rp192,500,000X100% = 99,99%

(45)

Realisasi Program Penataan Administrasi Kependudukan Biro

Pemerintahan Umum SetdaProvsu pada tahun 2012 adalah sebesar

Rp192,480,750 atau mencapai 99,99% dari anggaran Rp192,500,00

dengan sisa anggaran sebesar Rp19,250 atau 0,01% yang disebabkan

kegiatan fasilitas penyelenggaraan bidang kependudukan dan pencatatan

sipil, sehingga sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas. Realisasi

penataan administrasi kependudukan periode tahun 2012 menurun

sebesar Rp27,090,945.2 dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2011.

3. Sisa Anggaran= Anggaran-Realisasi=

Rp7,269,260,000 –Rp3,548,988,018 = Rp3,720,271,982

% ������������ =������������ 2012

anggaran 2012 X 100%

= Rp 3,720,271,982

Rp 7,269,260,000 X 100% = 51,79%

Pada total keselurahan tahun 2012 sisa anggaran masih begitu banyak

sebesar Rp3,720,271,982 atau 51,79% dari dana anggaran sebesar

Rp7,269,260,000 disebabkan karena pada tahun 2012 tidak terlalu

banyak yg diperlukan untuk pengeluaraan anggaran pada Biro

Pemerintahan Umum SetdaProvsu.

4. Pada tahun 2012 dana anggaran dekonsentrasi belum sesuai kegiatan

perencanaan realisasi atau belum mencapai 100%, hanya mencapai

48,21% atau Rp3,548,988,018 dari anggaran sebesar Rp7,269,260,000

5. Pedapatan anggaran pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar

Rp2,122,170,000 atau 3,86% dibandingkan pada tahun 2011 disebabkan

(46)

mencapai 100% dari pendapatan dana anggaran dekonsentrasi, sehingga

pendapatan dana anggaran dekonsentrasi pada tahun 2012 dikurangi dari

tahun 2011.

Tabel 3.4

Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Pada tahun 2013

Sumber: Biro Pemerintahan Umum, 2013

Secara keseluruhan pada tahun 2013 Biro Pemerintahan Umum sudah cukup

baik dalam menyusun anggaran dana dekonsentrasi. Sehingga banyak mengalami

kelebihan dari angka yang telah dianggarkan sebesar Rp4,149,221,000 dan

realisasinya hanya Rp3,389,480,513.5 sehingga menunjukkan sisa anggaran

sebesar Rp759,740,486.5 atau 18,32%. Dengan selisih anggaran ini maka Biro

Pemerintahan Umum Setda Provsu tidak mengalami kekurangan anggaran dana

dekonsentrasi, sehingga tidak ada dana anggaran yang tidak dapat direalisasikan

karena kekurangan anggaran. Sisa anggaran yang belum terealisasikan tetap

berada pada kas, jika suatu saat diperlukan maka dapat direalisasikan dengan

mengambil sisa anggaranya.Namun pendapatan dana anggaran pada tahun 2013

juga mengalami penurunan dari tahun 2012 disebabkan, pada tahun 2012 realisasi No Program/Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

%

3,762,480,000 2,926,833,192 77,79% 835,646,808

Jumlah 4,149,221,000 3,389,480,513.50 81,68% 759,740,486.50

2

Program Penataan Administrasi Kependudukan

(47)

tidak sesuai rencana atau tidak mencapai 100% maka dana anggaran 2013

dikurangi dari tahun 2012. Berikut persentase anggaran realisasi dana

dekonsentrasi pada tahun 2013:

1. Program Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

Penyerapan =��������� 2013

Anggaran 2013X100% =

Rp 2,926,833,192

Rp 3,762,480,000X100%

= 77,79%

Sisa = 100% - Penyerapan= 100% - 77,79%= 22,21%

Realisasi Program Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

pada tahun 2013 adalah sebesar Rp2,926,833,192 atau mencapai 77,79%

dari anggaran sebesar Rp3,762,480,000 dengan sisa anggaran sebesar

Rp759,740,486.5 atau 22,21% yang disebabkan karena kegiatan

penyelenggaraan hubungan pusat dan daerah serta kerjasama, kegiatan

pengembangan dan penataan wilayah administrasi dan perbatasan,

kegiatan fasilitas pencegahan dan penanggulangan bencana, sehingga

sisa dari anggaran tersebut dikembalikan kepada kas. Realisasi program

penguatan penyelenggaraan pemerintahan umum pada tahun 2013

mengalami penurunan sebesar Rp429,674,076 atau 30,33% dibandingkan

dengan realisasi pada tahaun 2012.

2. Program Penataan Administrasi Kependudukan

Penyerapan =��������� 2013

Anggaran 2013X100% =

Rp 486,692,326

Rp 486,741,000 X 100% = 99,99%

Sisa= 100% - Penyerapan= 100% – 99,99%= 0,01%

(48)

Rp486,692,326 atau mencapai 99,99% dari dana anggaran sebesar

Rp486,741,000 dengan sisa anggaran sebesar Rp48,674 atau 0,01% yang

disebabkan karena kegiatan fasilitas penyelenggaraan bidang

kependudukan dan pencatatan sipil, sehingga sisa anggaran dikembalikan

kepada kas. Realisasi program administrasi kependudukan pada tahun

2013 mengalami peningkatan drastis sebesar Rp294,211,576

dibandingkan pada tahun 2012 disebabkan karena meningkatnya

kebutuhan atau pengeluaran pada tahun 2013.

3. Sisa Anggaran= Anggaran-Realisasi=

Rp4,149,221,000 – Rp3,389,480,513.5 = Rp759,740,486.5

% ������������ =������������ 2013

anggaran 2013 X 100%

= Rp 759,740,486.5

Rp 4,149,221,000 X 100% = 18,32%

Pada total keselurahan tahun 2013 sisa anggaran tidak terlalu banyak

sebesar Rp759,740,486.5 atau 18,32% dari dana anggaran sebesar

Rp4,149,221,000.

4. Pada tahun 2013 dana anggaran dekonsentrasi belum sesuai kegiatan

perencanaan realisasi atau belum mencapai 100% tetapi hampir mencapai

sesuai kegiatan perencanaan sebesar 81,68% atau Rp3,389,480,513.5 dari

anggaran sebesar Rp4,149,221,000

5. Pedapatan anggaran pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar

Rp3,120,039,000 atau 33,47% dibandingkan pada tahun 2012 disebabkan

karena pada tahun 2012 realisasi tidak seusai rencana kegiatan atau tidak

(49)

pendapatan dana anggaran dekonsentrasi pada tahun 2013 dikurangi dari

tahun 2012.

F. Perbandingan Tingkat Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun 20 sampai tahun 2011, 2012, dan 2013 pada Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu

Tingkat realisasi dekonsentrasi dari tahun 2011, 2012, hingga 2013 tentu tidak

sama walaupun rencana kegiatan anggaran tidak mengalami perubahan dari tahun

2011 sampai dengan tahun 2013. Berikut akan dijelaskan perbandingan realisasi

kegiatan anggaran dari tahun 2011, 2012 dan tahun 2013.

1. Pada Program Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum,

tingkat realisasi untuk kegiatan ini dari tahun 2011, 2012, dan 2013

tidak mencapai 100%. Hal ini disebabkan karena dana anggaran tidak

semuanya direalisasikan untuk program penguatan penyelenggaraan

pemerintahan umum maka dana anggaran dekonsentrasi tersebut setiap

tahunya dikurangi.

2. Pada Program Penataan Administrasi Kependudukan, tingkat realisasi

untuk kegiatan setiap tahunya mengalami perubahan. Pada tahun 2011

tingkat realisasinya mencapai Rp219,571,695,2 atau 60,94% dari

jumlah anggaran sebesar Rp360,308,000. Pada tahun 2012 terjadi

penurunan alokasi dengan jumlah anggaran sebesar Rp192,500,000

dengan realisasinya mencapai Rp192,480,750 atau 99,99%, pada tahun

2012 telah sesuai dengan kegiatan yang telah direncanakan. Sementara

(50)

tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp486,741,000 dengan realisasi

anggaran mencapai Rp486,692,326 atau 99,99% telah sesuai dari

kegiatan yang direncanakan, terjadinya peningkatan jumlah anggaran

dikarenakan pengeluaran dana pada program penataan administrasi

kependudukan memerlukan kebutuhan yang banyak.

Dari hasil analisis perbandingan ini, dapat dilihat bahwa antara tahun 2011,

2012, dan 2013 realisasi dana dekonsentrasi pada Biro Pemerintahan Umum tidak

pernah sesuai dengan rencana anggaran, maka dana anggaran dekonsentrasi pada

Biro Pemerintahan Umum tersebut setiap tahunnya mengalami penurunan.

Tingkat realisasi dari setiap kegiatan anggaran tentunya akan mempengaruhi

tingkat realisasinya total dekonsentrasi secara keseluruhan dari tahun 2011, 2012,

dan 2013.

Tabel 3.5

Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2011, 2012, dan 2013

Sumber: Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu, 2015

Tabel 3.5 memaparkan laporan realisasi anggaran secara keseluruhan mulai dari

tahun 2011, 2012, dan 2013 pada Biro Pemerintahan Umum SetdaProvsu. Pada

tahun 2011 dengan jumlah dana dekonsentrasi sebesar Rp9,391,430,000 tingkat

realisasi mencapai 44,35% dengan sisa anggaran sebesar Rp5,226,161,103.2 atau No Tahun Anggaran Jumlah Anggaran

(Rp)

2014 4,149,221,000 3,389,480,513.50 759,740,486.50

1 2011 9,391,430,000 4,165,268,897.20 44,35% 5,226,161,103.20

48,21%

81,68%

2 2013 7,269,260,000 3,548,988,018 3,720,271,982

(51)

55,65%. Sementara pada tahun 2012 jumlah anggaran yang menurun dengan

jumlah anggaran Rp7,269,260,000, tingkat realisasinya mencapai 48,21% atau

mengalami peningkatan dari tahun 2011 yaitu sebesar 4,94% dengan sisa dan

sebesar Rp3,650,271,982 atau 50,71% pada tahun 2012. Tahun 2013 jumlah

anggaran dekonsentrasi menurun sebesar Rp 4,149,221,000, pada tahun 2013

tingkat realisasi mencapai Rp3,389,480,513.5 atau 81,68% dengan sisa dana

hanya sebsar Rp759,740,486.5 atau 18,32%. Tingkat realisasi anggaran tahun

2013 merupakan tingkat realisasi tertinggi dari tahun 2011 dan 2012, namun hal

ini tidak lepas dari penurunan anggaran untuk tahun 2013 dari Rp9,391,430,000

(52)

A. KESIMPULAN

Setelah menganalisa dan mengevaluasi uraian-uraian pada bab sebelumnya,

dapat ditarik beberapa kesimpulan:

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat ketahui bahwa anggaran dan realisasi

dana dekonsentrasi pada tahun 2011, 2012, dan 2013 secara keseluruhan sudah

cukup baik dikarenakan tidak ada kegiatan yang tidak direalisasikan yang

disebabkan kekurangan anggaran.Pada tahun 2011, 2012, dan 2013 jumlah

anggaran dana dekonsentrasi tidak sama jumlahnya malainkan mengalami

penurunan itu disebabkan karena realisasi anggaran tidak sesuai dengan yang

direncanakan.Setiap tahunnya anggaran dana dekonsentasi mengalami penurunan

begitu besar, pada tahun 2011 sebesar Rp9,391,430,000 sementara tahun 2012

mengalami penurunan sebesar Rp7,269,260,000 dan pada tahun 2013 menurun

sebesar Rp4,149,221,000.Pada tahun 2011 dan 2012 tidak terlalu banyak

perubahan alokasi dana untuk kegiatan anggaran dan tingkat realisasinya, hal ini

tidak terlepas dari jumlah dana dekonsentrasi yang hampir sama pada tahun

tersebut.Tingkat realisasi antara tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan, yaitu

3,86. Pada tahun 2013 tingkat realisasi mencapai 81,68% dengan jumlah dana

dekonsentrasi yang lebih sedikit.

B. SARAN

Adapun beberapa saran yang dapa diberikan kepada Biro Pemerintahan Umum

(53)

Meningkatkan kinerja terutama dibidang Administrasi APBN dalam pengelolaan

dana dekonsentrasi, agar mencapai tingkat realisasi yang sesuai dengan rencana

kerja anggaran, serta lebih efesien dan efektif dalam penggunaan dana

dekonsentrasi.Meningkatkan kerja sama kepada pihak-pihak yang terlibat pada

biro pemerintahan umum agar tercipta sinergis antara pihak-pihak yang saling

berkaitan.Memperketat pengawasan pada biro pemerintahan umum agar tidak

terjadi penyalahgunaan sumber daya sehingga sumber daya tersebut dapat

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Halim. 2014. Manajemen Keuangan Sektor Publik, Salemba Empat. Jakarta.

Harum, Tendi & Najmudin, Mohammad. 2003. Anggaran Perusahaan, Teori dan Soal Jawab. BPFE. Yogyakarta.

Julita.2008. Budgeting Pedoman Pengekoordinasian dan Pengawasan Kerja. Citapustaka Media Perintis. Bandung

Prawironegoro, Darsono & Purwanti, Ari. 2008. Penggangaran Perusahaan. Mitra Wacana Media: Jakarta.

Syariduddi. 2006. Pemahaman Tentang Dekonsentrasi. Rafika Aditama. Bandung.

Welsch, Hilton, Gordon. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba. Diterjemahakan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta

Gambar

Tabel 1.1:
Gambar 2.1 Logo Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Biro Pemerintah Umum SetdaProvsu
Tabel 3.2 Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

menjalankan kegiatan operasional instansi masa yang akan datang.. Realisasi Anggaran Biaya Operasional Pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Untuk tahun

ALOKASI ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR (Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Per Provinsi Tahun 2013 Menurut Program dan

ALOKASI ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR. (Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Per Provinsi Tahun 2013 Menurut Program

“Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi

Biro Pemerintahan Umum mempunyai tugas membantu SekdaProvsu dalam menyusun konsep kebijakan Kepala Daerah di bidang urusan pemerintahan umum, atas pelaksanaan pembinaan,

Lampiran 2 Realisasi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Capaian Indeks Pembangunan Manusia Pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Utara

Realisasi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Capaian Indeks Pembangunan Manusia Pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Provinsi.. Sumatera Utara Tahun 2012 – 2014

MELALUI DANA DEKONSENTRASI JENJANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN