ANALISIS PERBANDINGAN ANGGARAN DAN REALISASI DANA DEKONSENTRASI PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
PROVINSI SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
DERI KURNIAWAN 112101064
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : DERI KURNIAWAN
NIM : 112101064
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS PERBANDINGAN ANGGARAN
DAN REALISASI DANA DEKONSENTRASI PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI SUMATERA UTARA
TANGGAL: JUNI 2014 DOSEN PEMBIMBING
Dra. Lucy Anna, M.Si NIP: 195104211976032003
TANGGAL: JUNI 2014 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMAIII KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP: 197411232000122001
TANGGAL: JUNI 2014 DEKAN FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya hingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dengan selesainya tugas akhir ini, maka Penulis ingin mengucapkan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda M. Yahya dan
Ibunda Zarni. Z yang telah mendidik dan mengasuh Penulis dengan penuh
kasih sayang serta berkat do’a mereka, Penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini.
2. Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec. Ac, AK, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Jurusan
Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris Pengelola
Jurusan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada
Universitas Sumatera Utara.
7. Staf dan Pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera
Utara yang banyak membantu selama magang dan mengerjakan tugas
akhir ini.
8. Kepada saudara kandung Penulis Liana, Irma Yeni, dan Ervina, serta
seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada
Penulis selama ini.
9. Kepada seluruh teman-teman Diploma III Keuangan stambuk 2011,
rekan-rekan G- Pav (Ikhsan, Dicky, Faza, Randy, Dimas, Imam, Harry, dan
Hamra) yang telah banyak memberikan motivasi dan dorongan
semangatnya kepada Penulis selama ini.
10.Kepada seluruh Keluarga Besar HMI Komisariat PAAP USU yang telah
begitu banyak memberikan dukungan yang besar bagi penulis.
Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis
dapatkan. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.
Medan, 14 Mei 2014 Penulis
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Perumusan Masalah ... 4
C.Tujuan Penelitian ... 4
D.Manfaat Penelitian ... 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 8
A.Sejarah Ringkas Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 6
B.Makna Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 9
C.Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 10
BAB III PEMBAHASAN ... 30
A.Dekonsentrasi ... 30
B.Penyusunan Anggaran Dekonsentrasi ... 31
C.Jumlah Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 32
D.Realisasi Anggaran Dekonsentrasi tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 33
E. Perbandingan Tingkat Realisasi Anggaran Dekonsentrasi dari Tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 35
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A.Kesimpulan ... 45
B.Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
Halaman
Tabel 1.1 Rincian Biaya Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2012………...…..2
Tabel 3.2 Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2010………...…..35
Tabel 3.3 Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2011……...……..37
Tabel 3.4 Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2011……….39
Halaman Gambar 2.1 Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera
Utara...9
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara merupakan
sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak dibidang pertambangan umum yang
bertugas untuk menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintah provinsi,
dengan tugas dekonsentrasi dibidang pertambangan.
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara berperan selaku
Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi, yang disebut SKPD Provinsi. SKPD
Provinsi adalah organisasi/ lembaga pada pemerintah daerah provinsi yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasi dibidang energi dan
sumber daya mineral.
Instansi yang menggunakan dana dekonsentrasi bukan hanya Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Instansi-instansi lain juga
menggunakan dana tersebut selama instansi tersebut berperan sebagai SKPD.
Sebelum tahun 2012, seluruh Provinsi di Indonesia mendapatkan anggaran
sebesar Rp.1.000.000.000 untuk bidang Energi dan Sumber Daya Umum, namun
hasil Musrembang (Musyawarah Rencana Pembangunan) untuk anggaran tahun
2012 menetapkan, bahwa pengalokasian anggaran untuk setiap provinsi berbeda,
tergantung jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) mineral, logam dan batubara.
Dengan demikian jumlah anggaran Dekonsentrasi tahun 2012 berbeda-beda untuk
Pada tahun 2012, Provinsi Sumatera Utara mendapat anggaran
Dekosentrasi sebesar Rp.559.879.000, dan jumlah anggaran ini merupakan jumlah
terkecil dari jumlah anggaran untuk Provinsi lain yang berada di pulau Sumatera.
Tabel 1.1 menunjukkan anggaran Dekonsentrasi untuk tahun 2012 di pulau
Sumatera.
Tabel 1.1
Rincian Biaya Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2012 di pulau Sumatera Lokasi, Program, Kegiatan Biaya Dekonsentrasi
Sumatera Utara Rp. 559.879.000,00
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama
Nanggroe Aceh Darussalam Rp. 672.984.000,00 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas
teknis lainnya
Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama
Sumatera Selatan Rp.1.214.113.000,00
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama
Sumatera Barat Rp. 952.419.000,00
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Sumber: Peraturan Menteri ESDM, 2012
Tabel 1.1, berisikan daftar rincian anggaran Dekosentrasi untuk tahun
anggaran 2012 pada wilayah-wilayah di pulau Sumatera. Dapat dilihat, wilayah
Sumatera Utara mendapatkan anggaran paling sedikit, hal ini disebabkan karena
hanya 5 perusahaan yang menghasilkan logam di wilayah Sumatera Utara, tentu
jumlah IUP di wilayah Sumatera Utara hanya untuk 5 wilayah.
Lokasi, Program, Kegiatan Biaya Dekonsentrasi
Riau Rp. 686.290.000,00
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama
Jambi Rp.1.384.879.000,00
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama
Lampung Rp. 741.743.000,00
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama
Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik melakukan penelitian
tersebut, bagaimana Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
memanfaatkan dana tersebut dengan realisasi yang baik sesuai dengan yang telah
direncanakan serta bagaimana dampak dari hasil Musrembang pada rencana
kegiatan di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara serta
realisasinya. Maka dari itu penulis mengambil judul tugas akhir ini adalah:
“Analisis Perbandingan Anggaran dan Realisasi Dana Dekonsentrasi pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, masalah dapat dirumuskan:
Bagaimana tingkat perbandingan anggaran dan realisasi dana
dekonsentrasi pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera
Utara.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat perbandingan anggaran dan realisasi dana
dekonsentrasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi Dinas Pertambangan
dan Energi Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
2. Bagi Pihak Lain
Sebagai referensi dalam melakukan penelitian dimasa yang akan
datang, khusunya penelitian yang berkaitan dengan APBN.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk
menerapkan teori-teori yang penulis dapatkan, baik dari bangku kuliah
maupun dari luar dan memperdalam pengetahuan serta menambah
wawasan dibidang analisis anggaran, khususnya Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN).
E. Sumber-Sumber Data
Sumber-sumber dana diperoleh dari Dinas Pertmbangan dan Energi
Provinsi Sumatera Utara merupakan Data Sekunder, yaitu data yang diolah dan
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara:
1. Wawancara (interview), yaitu untuk mendapat data dengan
mengadakan Tanya jawab dengan pihak yang berwenang dalam kantor
dinas tentang data dan informasi sesuai dengan materi dan pokok
bahasan dalam tulisan.
2. Dokumentasi, yaitu melakukan penelitian terhadap dokumen
perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini guna
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Ringkas Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Pembentukan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatra Utara diawali dari terbentuknya Kantor Perwakilan Departemen Pertambangan
Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) di Medan pada tahun 1970, kemudian
menjadi Kantor Wilayah pada tahun 1978. Kantor Wilayah ini adalah Instansi
vertical Departemen pembentukan Dinas Pertambangan dan Energi di Daerah
Tingkat 1, dimana tanggungjawab dipegang oleh Gubernur dengan tugas yang di
bebankan sebagai berikut:
1. Menyelengarakan tugas dan fungsi Departemen Pertambangan dan Energi
di wilayah yang bersangkutan.
2. Menyelenggarakan hubungan kerja sama dengan Gubernur Kepala Daerah
Hukum Tingkat I dan instansi lain yang terkait dalam rangka koordinasi,
pertimbangan petunjuk dan bantuan teknik serta memberikan laporan
mengenai masalah utama Pertambangan dan Energi Sumatra Utara.
3. Menerapkan prinsip Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronasi baik dalam
lingkungan masing-masing antar satuan organisasi baik dalam departemen
serta dengan instansi vertikal lainnya dan pemerintah Daerah dengan tugas
pokoknya masing-masing.
4. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas dan suksesnya program
Secara garis besar status Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera
Utara diuraikan sebagai berikut:
1) Tahun 1945, Jawatan Pertambangan dibawahi Kementrian Kemakmuran.
2) Tahun 1949, Kementerian Kemakmuran diganti menjadi Kementrian.
Perekonomian, Jawatan menjadi Dinas Pertambangan.
3) Tahun 1950, Kementerian Perekonomian diubah menjadi Kementrian
Perindustrian, Dinas Pertambangan kembali menjadi Jawatan Pertambangan.
4) Tahun 1955, Kementerian Perindustrian diubah menjadi Departemen
Perindustrian Rakyat (DEPRINRA), membawahi beberapa Jawatan dan Biro
Minyak dan Gas Bumi.
5) Tahun 1964, Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan
(DEFARDATAM).
6) Tahun 1966, Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan diubah
menjadi departemen Perindustrian dan Pertambangan.
7) Tahun 1970, Tanggal 1 juli 1970 mulai berdiri kantor Perwakilan Departemen
Pertambangan Sumatra Bagian Utara di Medan. Pendirian berdasarkan
Keputusan Menteri Pertambangan No.338/Kpts/M/Pertambangan/1969.
8) Tahun 1973, Kantor Perwakilan Departemen Pertambangan Sumatera Bagian
Utara diubah menjadi kantor Departemen Pertambangan Sumatera bagian
Utara di Medan.
9) Tahun 1978, Kantor Departemen diubah menjadi Departemen Pertambangan
dan Energi yang terdiri dari 2 Direktorat Jenderal Pertambangan Umum,
masih dalam satu organisasi Kantor Daerah Departemen Pertambangan dan
Energi Sumatera Utara di Medan.
10)Tahun 1982, Kantor Wilayah Departemen dan Energi Provinsi Utara diubah
menjadi Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Sumatera
Utara dan Aceh di Medan.
11)Tahun 1987, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Sumatera
Utara dan Aceh diubah menjadi Kantor Wilayah Pertambangan dan Energi
Sumatera Utara di Medan.
12)Tahun 1989, terbentuknya Dinas Pertambangan Provinsi Daerah Tingkat I
Sumatera Utara berdasarkan Perda No.16 Tahun 1989.
13)Agustus 2000, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara.
14)Maret 2001, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara diubah menjadi Eks Kantor
Wilayah Departemen Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara.
15)Berdasarkan peraturan Daerah Provinsi Sumatra Utara No.3 Tahun 2001
tanggal 31 Juli 2001, tentang dinas-dinas Daerah Provinsi Sumatra Utara
maka Eks Kantor Wilayah Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera
Utara dan Eks Dinas Pertambangan Tingkat I Provinsi Sumatra Utara
digabungkan menjadi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera
B. Makna Logo Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara
Gambar 2.1 Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Makna Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara adalah
sebagai berikut:
1. Kepalan tangan yang diacungkan keatas dengan menggenggam rantai
beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat
Provinsi Sumatera Utara melawan imperalisme, feodalisme dan
komunisme.
2. Batang bersudut lima, perisai dan rantai melambangkan kesatuan
masyarakat didalam membela dan mempertahankan Pancasila.
3. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun
padi, tulisan ”SUMATERA UTARA” melambangkan daerah yang indah
4. Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat
puluh lima butir padi menggambarkan tanggal, bulan dan tahun
kemerdekaan dimana ketiga-tiganya ini berikut tongkat dibawah kepalan
tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran
bangsa, patriotisme, pecinta, keadaan, dan pembela keadilan.
5. Bukit barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan
yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan kegotong-royongan
yang dinamis.
C. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Kebijakan
1. Visi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Visi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara adalah
“Terwujudnya pengelolaan pertambangan dan energi yang menghasilkan nilai tambah bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kemandirian masyarakat melalui pembangunan.”
Makna dari visi tersebut dapat diuraikan sebagi berikut:
a) Terwujudnya pengusahaan Pertambangan dan Energi melalui pengelolaan
pembangunan yang berwawasan di lingkungan.
b) Terwujudnya nilai pengusahaan Pertambangan dan Energi yang menghasilkan
nilai tambah yaitu usaha Pertambangan dan Energi yang dapat meningkatkan
kualitas dan keanekaragaman pemanfaatan bahan tambang dan energi.
c) Terwujudnya pengusahaan Pertambangan dan Energi yang menghasilkan
d) Terwujudnya pengusahaan Pertambangan dan Energi yang bermanfaat bagi
komponen masyarakat yang beragam.
2. Misi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka misi Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara adalah:
a) Meningkatkan profesionalisme, etika, dan moral aparatur yang mencerminkan
pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel serta bebas dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme (Good Govermence).
b) Meningkatkan kualitas penyediaan data dan potensi sumber daya mineral,
energi dan air bawah tanah dalam rangka pengembangan dan pengusahaannya
dan pencegahan.
c) Meningkatkan kualitas data dan informasi potensi bencana alam geologi
(tanah longsor, letusan gunung berapi, dan gempa bumi) dalam rangka upaya
penanggulangan dan pencegahan.
d) Meningkatkan pencarian sumber-sumber baru mineral dan energi untuk
kelangsungan ketersediaan sumber daya mineral dan energi.
e) Meningkatkan dan mendorong pengusahaan pertambangan dan energi yang
berwawasan lingkungan.
f) Membangun dan menumbuhkan koordinasi yang erat dengan pihak yang
terkait untuk memenuhi dan menjaga pasokan tenaga listrik bagi masyarakat
g) Mendorong peningkatan penerimaan pajak dan retribusi dari kegiatan usaha
pertambangan dan energi.
h) Mendorong dan meningkatkan pengembangan wilayah dan kesejahteraan
rakyat setempat melalui pengusahaan pertambangan dan energi.
i) Meningkatkan pengawasan dan pembinaan pengusahaan pertambangan dan
energi dalam rangka terlaksananya kegiatan pertambangan dan energi dalam
energi yang baik dan benar serta berwawasan lingkungan.
j) Mendorong dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengusahaan
pertambangan.
3. Tujuan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dan memperhatikan tugas
pokok dan fungsi, maka Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
mempunyai tujuan sebagai berikut:
a) Meningkatkan Profesionalisme sumber daya manusia, aparatur dan
pengusahaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
b) Meningkatkan kegiatan penyelidik potensi pertambangan dan energi.
c) Meningkatkan kualitas penyediaan data dan informasi sumber daya mineral
dan energi serta sumber daya air tanah yang memiliki kelayakan ekonomi
untuk dikembangkan.
d) Meningkatkan peluang pasar, investasi, pengusahaan pertambangan dan
e) Meningkatkan pengembangan wilayah dan masyarakat (Community
Development) di sekitar wilayah pertambangan.
f) Meningkatkan pemberian pelayanan kepada masyarakat berorientasi.
g) Meningkatkan pengendalian pengelolaan lingkungan pertambangan, migas
dan ketenagalistrikan serta sumber daya air tanah.
h) Meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan instansi lingkunngan hidup,
kehutanan dan instansi terkait.
i) Menyusun Peraturan Daerah (PERDA) tentang pengusahaan pertambangan,
migas dan ketenagalistrikan serta sumber daya air tanah.
j) Meningkatkan pengadaan peralatan lapangan dan laboratorium.
k) Meningkatkan pengembangan pemanfaatan bahan galian untuk indutri sebagai
bahan baku.
l) Meningkatkan penyediaan energi listrik di pedesaan yang belum dijangkau
jaringan PLN.
m) Penyebaran luasan informasi pertambangan dan energi melaui promosi,
booklet dan internet.
4. Sasaran Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara memiliki sasaran sebagai
berikut:
a) Tersedianya Sumber Daya Manusia (aparatur) yang berkualitas dan
profesional.
b) Tersedianya data dan informasi yang lebih akurat dan rinci tentang geologi,
sumber daya mineral, energi, bencana alam, tanah longsor, gunung berapi,
gempa bumi dan air tanah/ hidrogeologi.
c) Terbukanya peluang investasi, pemanfaatan dan pasar bagi pengusahaan
Pertambangan, Migas dan Ketenagalistrikan.
d) Terwujudnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan perekonomian
masyarakat, pelayanan prima, pengusahaan pertambangan, migas,
ketenagalistrikan dan sumber daya air tanah yang benar dan baik serta
berwawasan lingkungan.
e) Terwujudnya persepsi yang sama dengan instansi lingkungan hidup,
kehutanan dan instansi terkait dalam hal pengelolaan pengusahaan
pertambangan, migas, ketengalistrikan dan sumber daya air tanah.
f) Tersedianya perda tentang pengusahaan pertambangan, migas,
ketengalistrikan dan sumber daya air tanah.
g) Tersedianya pengadaan energi listrik untuk masyarakat di daerah terpencil.
5. Kebijakan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara membuat kebijakan sebagai
berikut:
a) Peningkatan kualitas data/ informasi pertambangan dan energi, pencarian/
eksplorasi sumber-sumber baru bahan galian mineral, energy, dan air bawah
tanah.
b) Peningkatan pencarian/ eksplorasi sumber-sumber baru bahan galian mineral,
energy, dan air bawah tanah.
c) Pengelolaan pertambangan dan energi yang berwawasan lingkungan.
d) Mendorong peran swasta dalam pengusahaan pertambangan dan energi.
e) Mendorong pendayagunaan potensi sumber daya alternatif alamiah, seperti:
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkti Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) oleh swasta.
f) Mendorong pemakaian air permukaan untuk industri, pabrik, pertanian dan
pemanfaatan air tanah sebagai alternatif terakhir.
g) Menggalang sosialisasi kebijakan/ hasil-hasil kegiatan dibidang pertambangan
dan energi.
D. Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Struktur organisasi adalah salah satu fungsi pembagian kerja atau
tanggungjawab serta wewenang dan penetapan unsur-unsur organisasi sehingga
dapat berjalan sesuai dengan sistem yang berlaku untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang didukung oleh sarana dan prasarana.
Organisasi dalam perusahaan merupakan tempat untuk melakukan
tugas-tugas atau pekerjaan dalam menetapkan tanggungjawab dalam suatu badan atau
inti usaha guna terealisasinya rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Prinsip faktor penilaian organisasi adalah:
a. Rumusan yang jelas
b. Pembagian kerja
c. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
d. Rentang kekuasaan
e. Pengawasan
Struktur organisasi adalah satu bagan yang menggambarkan secara
skematis penetapan tugas-tugas, fungsi wewenang serta tanggung jawab
masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan bakat,
pendidikan, pengalaman, dan keahlian. Struktur organisasi berfungsi untuk
menyelenggarakan tugas kedinasan untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan
oleh kantor, staf, dan pegawai, sehingga mereka mengetahui kewajiban, tugas,
wewenang dan tanggung jawab serta pegawai dapat mengerjakan tugas yang
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
E. Job Description Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan struktur organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Sumatera Utara maka tugas dan fungsi jabatan yang berbeda pada organisasi
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
Uraian tugas Kepala Dinas:
1. Memimpin, membina, mensinkronisasi, mengendalikan tugas dan funsgi
tugas.
2. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana kegiatan dinas,
sesuai dengan arahan pembangunan nasional dan pembangunan daerah.
3. Menyelenggarakan penetapan pengkajian dan menetapkan penetapan
pemberian dukungan dengan kebijakan umum dan kebijakan Pemerintah
Daerah.
4. Menyelenggarakan dan menetapkan pemberian dukungan tugas atas
penyelenggaraan Pemerintah Daerah dibidang Pertambangan dan Energi.
5. Menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan program
pertambangan umum, geologi, dan sumber daya mineral, listrik dan
pemamfaatan energi, minyak dan gas bumi.
6. Menyelenggarakan pemberian saran pertimbangan dan rekomendasi mengenai
pertambangan dan energi sebagai bahan penetapan kebijakan umum
7. Menyelenggarakan telahan staf sebagai bahan pertimbangan pengembalian
kebijakan.
8. Menyelenggarakan koordinasi kerja sama dengan Instansi/ lembaga terkait
lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dinas.
9. Penyelenggaraan koordinasi penyusunan tugas-tugas teknis serta evaluasi dan
pelaporan yang meliputi sekertaris, pertambangan umum, geologi dan sumber
daya mineral, listrik dan pemamfaatan energi, minyak bumi dan gas bumi.
10.Menyelengarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan dibidang Pertambangan dan Energi.
11.Menyelenggarakan koordinasi dengan dinas/ lembaga Pertambangan dan
Energi lintas Kabupaten/ Kota.
12.Menyelenggarakan pengkoordinasian dan membina unit pelaksanaan teknis
dinas.
13.Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain.
14.Menyelenggarakan tugas lain sesuai bidang tugas dan fungsinya
1.1. Sekretaris
Sekretaris Dinas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan koordinasi rencana program kerja sekretariat, bidang-bidang dan
unit pelaksana teknis dinas
2. Pengkajian dan koordinasi perancanaan dan program dinas, perencanaan dan
3. Penyelenggaraan administrasi perencanaan, keuangan, umum, kepegawaian,
dan pelayanan umum sesuai ketentuan dan standart yang diberikan.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan
fungsinya.
5. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan
fungsinya.
6. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas, sesuai standart yang ditetapkan.
7. Penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan
perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan, dan hubungan masyarakat.
8. Penyelenggaraan fasilitas dan pengaturan pengamanan kantor.
9. Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal dinas.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sekretaris dibantu oleh:
a) Sub Bagian Umum
b) Sub Bagian Keuangan
c) Sub Bagian Program
1.2. Sub Bagian Umum
Sub bagian umum mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengumpulan data/ bahan untuk kebutuhan pelaksanaan tugas
dan fungsi sekretaris.
2. Melaksankan penyusunan perencanaan/ program kerja sekretaris dan sub
3. Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan data-data pegawai.
4. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan gaji
berkala dan pensiunan pegawai, peninjauan masa kerja dan pemberian
penghargaan, serta tugas/ izin belajar, pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan/ stuktural fungsional dan teknis.
5. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan kedisplinan pegawai.
6. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karir dan mutasi serta
pemberhentian pegawai.
7. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan
kepada unit dilingkungan dinas.
8. Melaksanakan penyusunan bahan rancangan serta pendokumentasian
peraturan perundang-undangan.
9. Melaksanakan administrasi/ penatausahaan, penerimaan, pendistribusian
surat-surat naskah dinas dan arsip.
10.Melaksankan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana
pengurusan rumah tangga, pemeliharaan/ perawatan lingkungan kantor,
kendaraan dan aset lainya serta ketertiban, keindahan, keamanan dan layanan
1.3. Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keuangan mempunyai uraian tugas:
1) Melaksanakan pengumpulan data/ bahan untuk kebutuhan pelaksanaan tugas
dan fungsi sekretaris.
2) Melaksanakan penyusunan perencanaan/ program kerja sekretaris dan sub
bagian keuangan.
3) Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran dinas.
4) Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan dinas.
5) Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah.
6) Melaksanakan pembinaan pembendaharaan keuangan.
7) Melaksanakan penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis
administrasi keuangan.
8) Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan lainnya.
9) Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung
pada dinas dan unit pelaksana teknis.
1.4. Sub Bagian Program
Sub bagian program mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengumpulan data/ bahan untuk kebutuhan pelaksaan tugas
dinas dan fungsi sekretaris.
2. Melaksanakan penyusunan perencanaan/ program kerja sekretaris dan sub
3. Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan program kerja sekretaris
dan sub bagian program yang meliputi pertambangan dan energi.
4. Melaksanakan penyusunan pengkoordinasian evaluasi dan monitoring.
5. Melaksanakan penyusunan pengelolaan data pertambangan dan energi.
1.5. Bidang Pertambangan Umum
Kepala bidang pertambangan umum mempunyai tugas membantu Kepala
Dians dalam menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang pelayanan perizinan,
pembinaan usaha, pengawasan pertambangan umum dan panas bumi. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Kapala Sub bagian Pertambangan Umum
menyelenggarakan fungsi:
1. Menyelenggarakan pembuatan peraturan perundang-undangan daerah provinsi
dibidang mineral, batu bara dan gas bumi.
2. Menyelenggarakan penyusunan data dan informasi usaha pertambangan
mineral dan batu bara serta panas bumi lintas Kabupaten/ Kota.
3. Menyelenggarakan pemberian izin usaha pertambangan mineral, batubara dan
gas bumi dan wilayah lintas Kabupaten/ Kota dan paling jauh 12 mil dilaut
diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/ atau kearah perairan kepulauan.
4. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha
pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi pada wilayah lintas
Kabupaten/ Kota dan paling jauh 12 mil di laut diukur dari garis pantai ke arah
5. Menyelenggarakan pengelolaan, pembinaan dan pengawasan pelaksaan izin
usaha jasa pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi dalam rangka
penanaman modal lintas Kabupaten/ Kota.
6. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan
kerja, lingkungan pertambangan termasuk reklamasi dan pasca tambang,
konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap usaha pertambangan
mineral, batu bara, dan panas bumi pada wilayah Kabupaten/ Kota atau yang
berdampak regional.
7. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pengusahaaan KP lintas
Kabupaten/ Kota.
8. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha
pertambangan mineral, dan batu bara untuk operasi produksi, serta panas bumi
yang berdampak lingkungan langsung lintas Kabupaten/ Kota.
9. Menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi mineral, batu bara, dan
panas bumi serta pengusahaan dan SIG wilayah kerja pertambangan di
wilayah Provinsi.
10.Menyelenggarakan penetapan potensi panas bumi serta neraca sumber daya
dan cadangan mineral dan batu bara di wilayah Provinsi.
11.Menyelenggarakan pengangkatan dan pembinaan inspektur tambang serta
pembinaan jabatan fungsional Provinsi.
12.Menyelenggarakan evaluasi rencana pengelolaan lingkungan dan rencana
13.Menyelenggarakan pengkoordinasian perizinan dan pengawasan penggunaan
bahan peledak di wilayah tambang sesuai dengan kewenangannya.
14.Menyelenggarakan pemberian bimbingan dan konsultasi terhadap pemegang
IUP, IPR atau IPK lintas Kabupaten/ Kota.
15.Menyelenggarakan proses pengesahan kepala teknik tambang yang diangkat
oleh perusahaan sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap semua
kegiatan di lapangan.
16.Menyelenggarakan proses pemberian izin Kartu Izin Meledakkan (KIM).
17.Menyelenggarakan proses perizinan gudang bahan peledak untuk kegiatan
usaha pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi.
1.6. Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral
Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral mempunyai uraian
tugas sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan penyusunan rencana program kerja Bidang Geologi dan
Sumber Daya Mineral.
2) Menyelenggarakan pengkajian dan pengkoordinasian perencanaan program
kerja Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan bidang lain dan
Sekretariat.
3) Menyelenggarakan pengkajian perencanaan pembuatan peraturan daerah
dibidang air tanah.
5) Menyelenggarakan pengelolaan pemberian rekomendasi teknis untuk izin
pengeboran, izin penggalian, dan izin penyerapan mata air, pemakaian air
tanah atau pengusahaan air tanah lintas Kabupaten/ Kota.
6) Penyelenggaraan pengkajian penetapan wilayah konservasi air tanah lintas
Kabupaten/ Kota.
7) Menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi mineral, batu bara panas
bumi, dan air tanah.
8) Menyelenggarakan penetapan potensi panas bumi dan air tanah, neraca
sumber daya dan cadangan mineral dan batu bara di wilayah Provinsi.
9) Menyelenggarakan penetapan nilai perolehan air tanah pada cekungan air
tanah lintas Kabupaten/ Kota.
10)Menyelenggarakan pengkajian inventaris Geologi dan Sumber Daya Mineral,
batubara, panas bumi, dan air tanah pada wilayah Provinsi.
11)Menyelenggarakan pelaksanaan inventarisasi kawasan karst dan kawasan
lindung geologi pada wilayah Provinsi.
12)Menyelenggarakan penetapan zona pemanfaatan kawasan karst dan kawasan
lindung geologi pada lintas Kabupaten/ Kota.
13)Menyelenggarakan penetapan pengelolaan lingkungan geologi, geologi teknik,
kawasan rawan bencana, dan lingkungan geologi.
14)Menyelenggarakan inventaris lingkungan geologi, geologi teknik, kawasan
rawan bencana, dan lingkungan geologi pada wilayah Provinsi.
15)Menyelenggarakan pelaksanaan kebijakan mitigas bencana geologi pada
16)Menyelenggarakan inventaris dan pengelolaan kawasan rawan bencana
geologi pada wilayah Provinsi.
17)Menyelenggarkan pelaksanaan koordinasi mitigas bencana geologi pada
wilayah lintas Kabupaten/ Kota.
1.7. Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi
Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan penyusunan peraturan daerah Provinsi di Bidang listrik
dan Ketenagalistrikan, penyusunan rencana umum ketenagalistrikan (RUKD),
regional, pemberian izin usaha penyediaan tenaga listrik maupun energi
listriknya lintas Kabupaten/ Kota.
2) Menyelenggarakan pengaturan harga jual tenaga listrik untuk pemegang Izin
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) yang izin usahanya dikeluarkan
oleh Provinsi dan pemberian Izin Operasi Penyediaan Tenaga Listrik (IOPTL)
yang sarana instansinya mencakup lintas Kabupaten/ Kota.
3) Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan usaha
ketenagalistrikan yang izinnya diberikan oleh Provinsi.
4) Menyelenggarakan pengangkatan dan pembinaan inspektur Ketenagalistrikan
serta pembinaan jabatan fungsional Provinsi.
5) Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal bidang dan juga tugas
lain,sesuai tugas dan fungsinya.
1.8. Kepala Seksi Perizinan Ketenagalistikan.
1.9. Kepala Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan dan Energi Baru.
1.10. Kepala Seksi Pengawasan Ketenagalistrikan.
1.8. Bidang Minyak dan Gas Bumi
Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan perhitungan produksi dan realisasi lifting minyak dan gas
bumi bersama pemerintah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
2. Menyelenggarakan pemberian rekomendasi penggunaan wilayah kerja kontrak
kerja sama untuk kegiatan lain diluar kegiatan migas pada lintas Kabupaten/
Kota jika kontrak wilayah kerja telah berakhir.
3. Menyelenggarakan pengawasan jumlah armada pengangkutan Bahan Bakar
Minyak (BBM) di daerah provinsi yang meliputi jumlah armada dan kapasitas
pengangkutan BBM.
4. Menyelenggarakan inventarisasi jumlah badan usaha kegiatan hilir yang
beroperasi di daerah Provinsi dengan melakukan pendataan.
5. Menyelenggarakan penetapan harga bahan bakar minyak, jenis minyak tanah
pada tingkat konsumen rumah tangga dan usaha kecil melalui surat keputusan
Gubernur Sumatera tentang Harga Eceran Tertinggi (HET).
6. Menyelenggarakan pengawasan pencantuman Nomor Pelumas Terdaftar
7. Menyelenggarakan koordinasi pengawasan, pengendalian, pendistribusian dan
tata niaga bahan bakar dari agen dan pangkalan dan sampai di wilayah
Provinsi.
8. Menyelenggarakan pemantauan dan inventarisasi penyediaan, penyaluran dan
kualitas harga BBM, serta melakukan analisa dan evaluasi terhadap kebutuhan
dan penyediaan BBM lintas Kabupaten/ Kota.
9. Menyelenggarakan pemberian rekomendasi pendirian gudang bahan peledak
dalam rangka kegiatan usaha migas di daerah operasi daratan dan di daerah
operasi paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/
atau ke arah perairan kepulauan.
10.Menyelenggarakan pengawasan terhadap kegiatan usaha perusahaan jasa
penunjang minyak dann gas bumi untuk bidang usaha jasa penyediaan
material dan peralatan termasuk pelayanan purna jual yang berdomisili di
daerah yang bersangkutan.
11.Menyelenggarakan pengangkatan dan pembinaan inspektur migas serta
BAB III
PEMBAHASAN
A. Dekonsentrasi
Pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia, No. 03 tahun 2012 telah dipaparkan tentang pelimpahan sebagai urusan
pemerintahan dibidang energi dan sumber daya mineral kepada Gubernur sebagai
wakil Pemerintah dalam rangka penyelenggaraan dekonsentrasi.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/ atau kepada instansi vertikal di wilayah
tertentu. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara yang dikelola oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah yang
meliputi penerimaan dan pengeluaran dalam pelaksanaan dekonsentrasi, tidak
termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
Pendanaan dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatan yang besifat fisik
maupun nonfisik. Kegiatan tersebut antara lain berupa sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, fasilitas, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi,
Dana dekonsentrasi dilimpahkan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara
kepada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara selaku Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kuasa Pengguna Anggaran(KPA). Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) adalah lembaga pada pemerintah daerah provinsi yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasi dibidang energi dan
sumber daya mineral provinsi.
B. Penyusunan Anggaran Dekonsentrasi
Penyusunan anggaran dekonsentrasi diawali dengan penyusunan Rencana
Kerja Anggaran Kementrian/ Lembaga (RKA-K/L). Rencana Kerja Anggaran
Kementrian/ Lembaga yang selanjutnya disebut RKA-KL adalah dokumen
perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu
kementrian/ lembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) dalam 1 tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk
melaksanakannya.
Pada RKA-K/L tahun 2010 dan 2011, Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Sumatera Utara tidak ada perubahan dalam rencana anggaran terkecuali
pada tahun RKA-K/L tahun 2012. Pada RKA-K/L tidak terdapat recana anggaran
honor kegiatan, hal ini disebabkan karena jumlah alokasi dekonsentrasi untuk
wilayah Provinsi Sumatera Utara tidak mencukupi, yang dimaksud dengan honor
kegiatan itu sendiri adalah semua pegawai pada Dinas Pertambangan
RKA-KL yang telah disusun oleh Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Sumatera Utara, kemudian akan dikirim ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk disahkan dalam bentuk Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Daftar Isian Perencanaan Anggaran yang
selanjutnya disebut DIPA adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang
dibuat oleh menteri/ pimpinan lembaga serta disahkan oleh Menteri Keuangan dan
berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pendanaan kegiatan serta dokumen
pendukung kegiatan Akutansi Pemerintahan. DIPA Dana Dekonsentrasi (DK)
adalah DIPA yang memuat rincian penggunaan anggaran Kementrian/ Lembaga
dalam rangka pelaksanaan dana dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh SKPD.
C. Jumlah Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2010, 2011 dan 2012 pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Jumlah Anggaran Dekonsentrasi pada Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan pada tahun anggaran 2012, hal ini
disebabkan oleh hasil Musrembang untuk tahun anggaran 2012. Salah satu point
dari hasil Musrembang tersebut telah menetapkan bahwa acuan alokasi dana
dekonsentrasi untuk tiap provinsi di Indonesia berdasarkan jumlah Izin Usaha
Pertambangan (IUP) mineral logam, dengan kata lain, pemberian dana
dekonsentrasi untuk setiap provinsi berdasarkan pada jumlah perusahaan yang
menghasilkan logam. Hal ini yang menyebabkan perbedaan anggaran pada tiap
Provinsi, untuk Provinsi-provinsi yang berada pada pulau Kalimantan rata-rata
Timur mendapatkan alokasi dana terbesar diantara provinsi lain, yaitu sebesar
Rp.3.269.960.000, hal ini tentunya disebabkan banyak tedapat sumber daya alam
yang menghasilkan logam sehingga banyak perusahaan yang memproduksi logam
pada provinsi tersebut.
Sementara itu, untuk Provinsi Sumatera Utara mendapatkan alokasi dana
yang relatif kecil, yaitu Rp.559.879.000, jumlah anggaran tersebut terbilang
sangat kecil dan hanya lebih besar dari Wilayah Bali yang hanya mendapatkan
dana tak lebih dari Rp.500.000.000. Hal ini tentunya disebakan oleh sedikitnya
perusahaan yang menghasilkan logam pada kedua wilayah tersebut, untuk
Provinsi Sumatera Utara hanya terdapat 5 perusahaan yang menghasilkan logam.
Pada tahun anggaran dibawah tahun 2012, semua Provinsi di Indonesia
mendapatkan alokasi dana dekonsentrasi dengan jumlah yang sama tanpa
terkecuali, yaitu sebesar Rp.1.000.000.000. Seperti halnya tahun 2010 dan 2011
Provinsi Sumatera Utara mendapatkan alokasi anggaran sebesar
Rp.1.000.000.000, sehingga pada tahun anggaran tersebut tidak terdapat
perubahan kegiatan anggaran, hanya terjadi perbedaan alokasi dan realisasinya
D. Realisasi Anggaran Dekosentrasi tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Tindak lanjut dari anggaran adalah merealisasikan anggaran yang telah
dialokasikan kepada instansi/ lembaga sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dalam hal ini yang ditindaklanjuti adalah realisasi terhadap kegiatan yang sudah
direncanakan untuk dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Dengan demikian,
yang dimaksud dengan realisasi anggaran adalah menindaklanjuti dari rencana
anggaran sesuai dengan alokasi dana yang telah direncakan.
Selain itu, tingkat keberhasilan suatu lembaga dalam pelaksanaan
dekonsentarsi dilihat dari realisasi kegiatan yang telah direncanakan pada awal
penyusunan rencana kegiatan anggaran. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Sumatera Utara selaku SKPD memiliki tugas dan tanggungjawab dalam
merealisasikan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dalam penyusunan
rencana kegiatan anggaran.
Tabel 3.2 menunjukkan laporan realisasi anggaran dekonsentrasi pada
tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Tabel 3.2
Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Pada tahun 2010
1 Honor Operasional Satuan Kerja
29.820.000 29.820.000 29.820.000 100% 0
2 Belanja Bahan 18.770.000 18.770.000 17.695.200 94,27% 1.074.800
3 Honor Kegiatan 154.900.000 154.900.000 153.200.000 98,9% 1.700.000
4 Belanja Perjalanan Dinas dan Perjalanan Lainnya
796.510.000 796.510.000 791.370.000 99,35% 5.140.000
Jumlah 1.000.000.000 1.000.000.000 992.085.200 99,2% 7.914.800 Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2011
Tabel 3.2, menjelaskan tentang jumlah alokasi dana dan realisasinya untuk
tahun 2010. Tabel 3.2 terdapat beberapa kegiatan yang realisasi anggarannya tidak
sesuai dengan yang direncanakan diawal dan ada pula yang sesuai dengan rencana
kegiatan anggaran yang telah disusun sebelumnya. Seperti:
1) Honor Operasional Satuan Kerja, jumlah anggaran semula sebesar
Rp.29.820.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan.
Jumlah total realisasi sebesar Rp.29.820.000 atau jumlah tersebut sesuai
dengan rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat
realisasi mencapai 100%.
2) Belanja Bahan, jumlah anggaran semula sebesar Rp.18.770.000 dan
sebesar Rp.17.695.200 atau jumlah tersebut berada di bawah rencana
kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai
94,27% dengan sisa dana sebesar Rp.1.074.800.
3) Honor Kegiatan, jumlah anggaran semula sebesar Rp.154.900.000 dan
anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisasi
sebesar Rp.153.200.000 atau jumlah tersebut berada di bawah rencana
kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisai mecapai
98,9% dengan sisa dana sebesar Rp.1.700.000.
4) Belanja Perjalan Dinas dan Perjalanan lainnya, jumlah anggaran semula
sebesar Rp.796.510.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami
perubahan. Jumlah total realisai sebesar Rp.791.370.000 atau jumlah
tersebut berada dibawah rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan
ini tingkat realisasi mencapai 99,35% dengan sisa anggaran sebesar
Rp.5.140.000.
5) Tingkat realisasi dari total seluruh kegiatan pada tahun 2010 mencapai
99,2% atau sebesar Rp.992.085.200 dari jumlah total anggaran sebesar
Tabel 3.3
Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Pada tahun 2011
1 Honor Operasional Satuan Kerja
29.820.000 29.820.000 29.820.000 100% 0
2 Belanja Bahan 16.430.000 16.430.000 16.396.200 99,79% 33.800
3 Honor Kegiatan 156.500.000 156.500.000 151.100.000 96,55% 5.400.000
4 Belanja Perjalanan Dinas dan Perjalanan Lainnya
797.250.000 797.250.000 792.464.700 99,40% 4.785.300
Jumlah 1.000.000.000 1.000.000.000 989.780.900 98,98% 10.219.100 Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2012
Tabel 3.3, menjelaskan tentang jumlah alokasi dana dan realisasinya
untuk tahun 2011. Tabel 3.3 terdapat beberapa kegiatan yang realisasi
anggarannya tidak sesuai dengan yang direncanakan diawal, dan adapula yang
sesuai dengan rencana kegiatan anggaran yang telah disusun sebelumnya. Seperti:
1) Honor Operasional Satuan Kerja, jumlah anggaran semula sebesar
Rp.29.820.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan.
Jumlah total realisasi sebesar Rp.29.820.000 atau jumlah tersebut sesuai
dengan rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat
realisasi mencapai 100%.
2) Belanja Bahan, jumlah anggaran semula sebesar Rp.16.430.000 dan
sebesar Rp.16.396.200 atau jumlah tersebut berada di bawah rencana
kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai
94,79% dengan sisa dana sebesar Rp.33.800.
3) Honor Kegiatan, jumlah anggaran semula sebesar Rp.156.500.000 dan
anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisasi
sebesar Rp.151.100.000 atau jumlah tersebut berada dibawah rencana
kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisai mecapai
96,55% dengan sisa dana sebesar Rp.5.400.000.
4) Belanja Perjalan Dinas dan Perjalanan lainnya, jumlah anggaran semula
sebesar Rp.797.500.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami
perubahan. Jumlah total realisai sebesar Rp.792.464.700 atau jumlah
tersebut berada di bawah rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan
ini tingkat realisasi mencapai 99,40% dengan sisa anggaran sebesar
Rp.4.785.300.
5) Tingkat realisasi dari total seluruh kegiatan pada tahun 2011 mencapai
98,98% atau sebesar Rp.989.780.900 dari jumlah total anggaran sebesar
Tabel 3.4
Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Pada tahun 2012
1 Honor Opersional Satuan Kerja
56.700.000 56.700.000 56.700.000 100% 0
2 Belanja Bahan 10.144.000 10.144.000 11.329.000 111,68% (1.185.000)
3 Belanja Perjalanan Dinas dan Perjalanan Lainnya
493.035.000 493.035.000 490.533.900 99,49% 2.501.100
Jumlah 559.879.000 559.879.000 558.562.900 99,76% 1.316.100 Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2013
Tabel 3.4, menjelaskan tentang jumlah alokasi dana dan realisasinya
untuk tahun 2012. Tabel 3.4 terdapat beberapa kegiatan yang realisasi
anggarannya tidak sesuai dengan yang direncanakan diawal dan ada pula yang
sesuai dengan rencana kegiatan anggaran yang telah disusun sebelumnya. Seperti:
1) Honor Operasional Satuan Kerja, jumlah anggaran semula sebesar
Rp.56.700.00 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan.
Jumlah total realisasi sebesar Rp.56.700.000 atau jumlah tersebut sesuai
dengan rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat
realisasi mencapai 100%.
2) Belanja Bahan, jumlah anggaran semula sebesar Rp.10.144.000 dan
anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisasi
sebesar Rp.11.329.000 atau jumlah tersebut berada di diatas rencana
maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai 111,68% dengan
defisit dana sebesar Rp.1.185.000.
3) Belanja Perjalan Dinas dan Perjalanan lainnya, jumlah anggaran semula
sebesar Rp.493.035.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami
perubahan. Jumlah total realisai sebesar Rp.490.533.900 atau jumlah
tersebut berada dibawah rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan
ini tingkat realisasi mencapai 99,49% dengan sisa anggaran sebesar
Rp.2.501.100.
4) Tingkat realisasi dari total seluruh kegiatan pada tahun 2012 mencapai
99,76% atau sebesar Rp.558.562.900 dari jumlah total anggaran sebesar
Rp.559.879.000.
E. Perbandingan Tingkat Realisasi Anggaran Dekonsentrasi dari Tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Tingkat realisasi anggaran dekosentrasi dari tahun 2010, 2011, hingga
2012 tentu tidak sama walaupun rencana kegiatan anggaran hampir tidak
ada perubahan terutama pada tahun 2010 dan 2011. Sementara itu,
perbedaan rencana kegiatan terjadi pada anggaran 2012. Berikut akan
dijelaskan perbandingan realisasi kegiatan anggaran dari tahun 2010,
2011, dan 2012.
1. Pada Honor Operasional Satuan Kerja, tingkat realisasi untuk kegiatan ini
karena Honor Opersional Satuan Kerja merupakan honor yang diberikan
kepada pegawai-pegawai yang bertugas sebagai administrasi dana
dekonsentrasi.
2. Pada Belanja Bahan, tingkat realisasi untuk kegiatan ini setiap tahunnya
mengalami perubahan. Pada tahun 2010 tingkat realisasinya mencapai
94,27% dari jumlah alokasi anggaran sebesar Rp.18.770.000. Pada tahun
2011 terjadi penurunan alokasi anggaran sebesar Rp.16.396.200 dengan
realisasi mencapai 99,79%. Sementara pada tahun 2012 jumlah alokasi
anggaran semakin sedikit yaitu sebesar Rp.10.144.000 namun terjadi
defisit dengan realisasi anggaran mencapai 111,68% melebihi dari yang
telah direncanakan. Dari perbandingan diatas, mulai dari tahun 2010 ke
tahun 2011 mengalami peningkatan tingkat realisasi dari 94,27% menjadi
99,79%. Hal tersebut tidak lepas dari pengurangan alokasi dana oleh
penyusun anggaran untuk kegiatan ini, sehingga meningkatkan tingkat
realisasi. Namun pada tahun 2012 terjadi kekeliruan, dengan pengurangan
total alokasi dana dekonsentrasi untuk Provinsi Sumatera Utara, pihak
penyusun anggaran kembali menurunkan jumlah alokasi dana untuk
kegiatan ini, namun hasilnya defisit anggaran dengan realisasi sebesar
111,68%.
3. Pada Honor Kegiatan, rencana kegiatan anggaran ini hanya ada pada
rencana kegiatan untuk tahun 2010 dan 2011, tidak termasuk tahun 2012.
Hal ini disebabkan pada penyusunan anggaran 2012 mengacu pada jumlah
penyusunan anggaran tahun 2012 berdasarkan jumlah perusahaan yang
menghasilkan logam pada wilayah tersebut. Di Sumatera Utara hanya
terdapat 5 perusahaan yang menghasilkan logam, maka jumlah anggaran
dekosentrasi untuk wilayah ini mengalami penurunan yang cukup drastis.
Oleh sebab itu, rencana kegiatan anggaran untuk tahun 2012 tidak
mencantumkan honor kegiatan karena minimnya dana. Sementara
perbandingan tingkat realisasi dari tahun 2010 dan 2011 mengalami
penurunan. Pada tahun 2010 tingkat realisasi mencapai 98,9% dengan
anggaran sebesar Rp.154.900.000, sedangkan pada tahun 2011 tingkat
realisasi hanya mencapai 96,55% dengan anggaran sebesar
Rp.156.500.000. Hal ini menjadi tanda tanya besar untuk pihak penyusun
anggaran, pada tahun 2010 tingkat realisasi sebesar 98,9% namun pada
tahun 2011 jumlah anggaran semakin ditambah yang mengakibatkan
penurunan tingkat realisasi, hal ini tentunya menjadi kekeliruan besar bagi
penyusun anggaran.
4. Pada Belanja Perjalan Dinas dan Perjalanan Lainnya, tingkat realisasi
untuk anggaran ini setiap tahunnya mengalami peningkatan, walaupun
tidak terlalu signifikan. Pada tahun 2010 tingkat realilasi mencapai
99,35% dengan jumlah anggaran sebesar Rp791.370.000. Pada tahun 2011
mengalami sedikit peningkatan, yaitu tingkat realisasi mencapai
Rp.99,40% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.792.464.700. Sedangkan
pada tahun 2012, tingkat realisasi mencapai 99,49% dengan jumlah
tahun 2011 hingga tahun 2012 menunjukkan bahwa penyusun anggaran
benar-benar serius dalam menentukan jumlah alokasi anggaran yang
efisien dan efektif.
Dari hasil analisis perbandingan ini, dapat dilihat bahwa antara tahun 2010
dan 2011 tidak terlalu banyak perubahan, baik dari segi alokasi anggaran maupun
realisasinya. Namun pada tahun 2012 terdapat perubahan realisasi yang cukup
signifikan, yaitu pada Belanja Bahan yang mencapai 111,68%, hal ini tidak lepas
dari berkurangnya alokasi anggaran dekosentrasi untuk Provinsi Sumatera Utara
yang berdampak pada pengurangan alokasi dana untuk kegiatan tersebut.
Tingkat realisasi dari setiap kegiatan anggaran tentunya akan
mempengaruhi tingkat realisasi total dana dekonsentrasi secara keseluruhan dari
Tabel 3.5
Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2010, 2011, dan 2012
No Tahun Anggaran Jumlah Anggaran Realisasi Anggaran % Realiasi Anggaran
Sisa Anggaran
1 2010 Rp.1.000.000.000 Rp.992.085.200 99,2% Rp.7.914.800
2 2011 Rp.1.000.000.000 Rp.989.780.900 98,98% Rp.10.219.100
3 2012 Rp.559.879.000 Rp558.562.900 99,76% Rp.1.316.100
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Tabel 3.5 memaparkan laporan realisasi anggaran secara keseluruhan
mulai dari tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2010 dengan jumlah total dana
dekonsentrasi sebesar Rp.1.000.000.000 tingkat realisasi mencapai 99,2% dengan
sisa anggaran sebesar Rp.7.914.800. Sementara pada tahun 2011 dengan jumlah
anggaran yang sama, tingkat realisasi hanya mencapai 98,98% atau mengalami
penurunan dari tahun 2010 yaitu sebesar 0,22% dengan sisa dana sebesar
Rp.10.219.100 pada tahun 2011. Tahun 2012 jumlah anggaran dekosentrasi
menurun dari Rp.1.000.000.000 menjadi hanya sebesar Rp.559.879.000, dengan
jumlah anggaran sebesar itu, pada tahun 2012 tingkat realisasi mencapai 99,76%
dengan sisa dana hanya sebesar Rp.1.316.600. Tingkat realisasi anggaran tahun
2012 merupakan tingkat realisasi tertinggi dari tahun 2010 dan 2011 sebesar
99,98%, namun hal ini tidak lepas dari penurunan anggaran untuk tahun 2012 dari
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Setelah menganalisa dan mengevaluasi uraian-uraian pada bab
sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Pada tahun 2010 dan 2011 seluruh wilayah Provinsi di Indonesia
mendapat jumlah alokasi dana dekosentrasi dengan jumlah yang sama,
yaitu sebesar Rp.1.000.000.000.
2. Jumlah alokasi dan dekonsentrasi untuk tahun 2012 tidak sama jumlahnya
dengan tahun 2010 dan 2011, hal ini disebabkan oleh hasil Musrembang
yang menetapkan bahwa acuan pengalokasian anggaran untuk sertiap
wilayah Provinsi berdasarkan jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP)
mineral logam.
3. Pada tahun 2010 dan 2011 tidak terlalu banyak perubahan alokasi dana
untuk kegiatan anggaran dan tingkat realisasinya, hal ini tidak terlepas dari
jumlah dana dekosentrasi yang sama pada tahun tersebut.
4. Pada tahun 2012 honor kegiatan tidak dicantumkan pada rencana kegiatan
anggaran seperti halnya pada tahun 2010 dan 2011. Hal ini disebabkan
berkurangnya jumlah dana dekonsentrasi untuk wilayah Provinsi Sumatera
5. Tingkat realisasi antara tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan, yaitu
sebesar 0.22% dengan jumlah dana dekonsentrasi yang sama. Pada tahun
2012 tingkat realisasi mencapai 99.76% dengan jumlah dana dekonsentrasi
yang lebih sedikit.
B. SARAN
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan kepada Dinas Pertambangan
dan Energi Provinsi Sumatera Utara, sebagai berikut:
1. Meningkatkan kinerja terutama dibidang Administrasi APBN dalam
pengelolaan dana dekonsentrasi, agar mencapai tingkat realisasi yang
sesuai dengan rencana kerja anggaran, serta lebih efesien dan efektif
dalam penggunaan dana dekonsentrasi.
2. Meningkatkan kerja sama kepada pihak-pihak yang terlibat dalam bidang
pertambangan dan energi agar tercipta sinergis antara pihak-pihak yang
saling berkaitan.
3. Memperketat pengawasan dibidang pertambangan agar tidak terjadi
penyalahgunaan sumber daya sehingga sumber daya tersebut dapat
DAFTAR PUSTAKA
Syarifuddin, Ateng, 2008, Pemahaman Tentang Dekonsentrasi, Refika
Aditama, Bandung.
Arifin, Bustanul, 2001, Analisis Anggaran Negara, Fitra, Jakarta.
Sasongko, Catur, 2010, Anggaran, Salemba 4, Jakarta.
Darise, Nurlan, 2007, Pengelolaan Keuangan Daerah, Indeks, Jakarta.
Darise, Nurlan, 2009, Pengelolaan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD), Indeks, Jakarta.