RESPON MASYARAKAT TERHADAPPROGRAM BERAS
BAGI KELUARGA MISKIN (RASKIN)
Studi Kasus : Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan
SKRIPSI
SITI ULPARIA LUBIS 090304062
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RESPON MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM BERAS
BAGI KELUARGA MISKIN (RASKIN)
Studi Kasus : Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan
SKRIPSI
OLEH:
SITI ULPARIA LUBIS 090304062
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Dr. Ir. Tavi Supriana, MS Emalisa, SP.M.si NIP. 196411021989032001 NIP. 197211181998022001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
SITI ULPARIA LUBIS (00304062), dengan judul skripsi Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN). Peneliti dibimbing oleh Ibu Dr.Ir. Tavi Supriana, MS dan Ibu Emalisa, SP.M.Si.
Program Raskin adalah salah satu program nasional yang bertujuan untuk membantu rumah tangga miskin dalam memenuhi kecukupan kebutuhan pangan dan mengurangi beban finansial. Program ini sudah terlaksana selama 16 tahun. Dalam pelaksanaan program, ditemukan barbagai permasalahan yang menimbulkan keresahan dan polemik bagi masyarakat, apakah program Raskin masih diharapkan oleh masyarakat atau sebaliknya.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor dan untuk menganalisis bagaimana respon masyarakat penerima Raskin terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin). Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Besar sampel dalam penelitian ditentukan dengan metode slovin. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dan kualitatif. Pelaksanaan Raskin di daerah ini masih aktif dan penelitian yang mencakup program Raskin di daerah tersebut masih terbatas. Jumlah sampel sebanyak 94 KK yaitu Rumah tangga yang terdaftar sebagai penerima Raskin. Respon masyarakat terhadap program Raskin dianalisis dengan deskriptif kualitatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa penyaluran beras Raskin di Kelurahan Kwala Bekala tidak tepat jumlah dan harga yaitu 10 kg/RTS dengan harga Rp.17000/Kg. Respon masyarakat terhadap pelaksanaan Raskin adalah netral hal ini dapat diperoleh dari persepsi masyarakat yang netral, sikap yang positif, dan partisipasi yang bersifat netral. Adanya kecenderungan umur masyarakat mempengaruhi respon (persepsi, sikap dan partisipasi) masyarakat terhadap Program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Laguboti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara pada tanggal 23 Maret 1991. Merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dari Bapak P. Lubis dan Ibu L. Pangaribuan.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahun 2001 lulus dari Sekolah Dasar Negeri 0304062 Laguboti.
2. Tahun 2006 lulus dari Sekolah Menengah Pertama Swasta Budhi Darma. 3. Tahun 2009 lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Balige.
4. Tahun 2009 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur reguler Ujian Masuk Bersama (UMB).
Bulan Juli – Agustus 2013, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Tanah Raja, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai. Bulan Juni 2013 penelitian skripsi dilaksanakan di Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor.
KATA PENGANTAR
Segala pujian, hormat dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia dan berkatNya yang berkelimpahan yang telah memampukan penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan persyaratan untuk mencapai gelar sarjana Pertanian Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Judul Skripsi ini adalah “Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan)”. Skripsi ini diajukan untuk Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan merupakan suatu karya ilmiah yang disusun sebagai syarat untuk melengkapi kewajiban penulis sebagai mahasiswa di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr.Ir.Tavi supriana, MS selaku ketua komisi pembimbing dan kepada Ibu Emalisa, SP.M.si selaku anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Dr.Ir.Salmiah Selaku ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, MEc selaku sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh pegawai Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya Kak Lisbet, Kak Seruni, dan Kak Yani yang telah membantu penulis dalam administrasi kampus.
6. Seluruh Staff pemerintahan Kelurahan Kwala Bekala dan juga seluruh responden di Kelurahan Kwala Bekala yang telah banyak membantu dalam penelitian penulis.
Penulis juga menyampaikan terimakasih banyak secara khusus kepada Ayahanda st.P.Lubis. BE dan kepada Ibunda L.Pangaribuan,AmaPd yang selalu memberi dukungan baik materi, doa, kasih sayang dan semangat kepada penulis selama ini. Juga ucapan terima kasih kepada kakanda Mindo Lubis, SPd, Anita Lubis, SE, Marsauli Lubis, Ak.bid, Togina Lubis, SE, Rotua Lubis, ST, Mangatur Lubis, juga kepada Abangda S.Sitorus, SE, R.Nababan, ST, juga F.Tobing, ST dan tidak lupa kepada keponakan penulis Yosia sitorus, Yohana Sitorus, Yusuf Sitorus, Angel Nababan, Hotdy Tobing, Ernest Tobing yang juga memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman – teman di agribisnis baik satu stambuk 2009, Abang dan kakak stambuk serta adik stambuk, terkhusus juga kepada sahabat-sahabat penulis Arianty Lediana Damanik, Septionery Sibuea, Sartika Krisna Panggabean yang juga memberikan saran, motivasi dan doa kepada penulis.
serta teman – teman pelayanan di organisasi UKM-KMK USU atas dukungan dalam doa dan motivasi kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terma kasih kepada teman – teman satu kos di Jln.Terompet No. 12 yang telah mendukung penulis dalam doa, dan memberikan saran dan motivasi kepada penulis.
Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” oleh karena itu Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang membaca skripsi ini untuk kedepanya lebih baik lagi yang harapannya skripsi ini berguna bagi banyak pihak.
Medan, September 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
1.4Kegunaan penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 8
2.2Landasan Teori ... 19
2.3 Kerangka Pemikiran ... 24
2.4Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 28
3.2 Metode Penentuan Sampel ... 29
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 30
3.4Metode Analisi Data ... 32
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 35
BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1Gambaran Umum, Dasar Pembentukan, dan Pengertian Nama Kelurahan Kwala Bekala ... 37
4.2 Geografi, Luas dan Batas Wilayah Kelurahan Kwala Bekala ... 37
4.3Keadaan Penduduk ... 39
4.3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... 40
4.3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 40
4.3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 41
4.3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis ... 41
4.3.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 42
4.4 Sarana dan Prasarana Kelurahan Kwala Bekala ... 43
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Pelaksanaa Raskin di Kelurahan Kwala Bekala 51 5.2 Respon Masyarakat dalam Program Raskin ... 54
5.3 Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Masyarakat miskin (Raskin) ... 73
5.3.1 Umur dengan Respon ... 73
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 79
6.2 Saran ... 80
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Hal
1 Daftar Pagu Raskin Periode Januari-Mei 2012 Kabupaten/ Kota Se Sumatera Utara
4 2
3
Daftar Pagu Raskin Kecamatan Medan Johor Periode Juli – Desember 2013
Metode Pengumpulan Data
28 31
4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 39
5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia 40
6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan 40
7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama 41
8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis 42
9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan 43
10 Sarana Ibadah 43
11 Sarana Olah Raga 44
12 Prasarana Pendidikan 44
13 Prasarana Kesehatan 45
14 Data Usia 45
21 Pekerjaan Responden 49
22 Pendapatan/Bulan 50
23 Adanya Biaya Tambahan 53
24 Ketepatan Waktu Penyaluran Beras 54
25 Tahun Awal Responden Menerima Beras untuk Keluarga Miskin 55 26 Sumber Informasi Tentang Program Beras untuk Keluarga
Miskin
56 27 Pengetahuan Responden tentang Tujuan Program Raskin 57 28 Pengetahuan tentang Jumlah Raskin yang Ditetapkan Oleh
Pemerintah Setiap Bulannya
57 29 Pengetahuan tentang Harga Raskin yang Ditetapkan Oleh
Pemerintah Setiap Bulannya
57
30 Tanggapan Responden terhadap Manfaat Raskin 58
31 Penilaian Reponden terhadap Informasi Pelaksanaan Program Raskin
59 32 Penilaian Responden terhadap Prosedur/Tata Cara Penyaluran
Raskin di Titik Distribusi
60 33 Penilaian Responden terhadap Mekanisme Penyaluran Raskin 60 34 Distribusi Reaponden Berdasarkan Penilaian terhadap Mutu
Beras
61 35 Penilaian Responden terhadap Keterbukaan Panitia Program
Raskin untuk Menerima Kritik dan Saran dari Penerima
36 Penilaian Responden Berdasarkan Ketergantungan Responden terhadap Program Raskin
62 37 Tanggapan Responden terhadap Keberlanjutan Pelaksanaan
Program Raskin
63 38 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan Masyarakat dalam
Memberitahukan Informasi Pelaksanaan Program Raskin
64 39 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan Masyarakat dalam
Musyawarah Pelaksanaan Program Raskin
65 40 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan Masyarakat
Memberikan Saran Atau Kritik dalam Musyawarah Pelaksanaan Program Raskin
65
41 Distribusi Responden tentang Ketepatan Waktu dalam Mengambil Beras
65 42 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan Masyarakat dalam
Membantu Pembagian Raskin
66 43 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan dalam Menikmati
Raskin
66 44 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan Masyarakat
Memberikan Saran atau Kritik Apabila Tidak Sesuai dengan Ketetapan Pemerintah
67
45 Persepsi Responden terhadap Program Beras untuk Keluarga Miskin
68 46 Sikap Responden terhadap Program Beras untuk Keluarga
Miskin
70 47 Partisipasi Responden terhadap Program Beras untuk Keluarga
Miskin
71
48 Umur dengan Respon 73
49 Pendidikan dengan Respon 74
50 Jumlah Tanggungan dengan Respon 75
51 Jumlah Anak dengan Respon 76
52 Pekerjaan dengan Respon 77
53 Tahun Pertama Dapat Raskin dengan Respon 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Hal
1 Alur Mekanisme Distribusi Raskin 16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
1 Kuisioner Penelitian 2 Karakteriatik Responden
3 Hasil Kuisioner Gambaran Umum Pelaksanaan Program Raskin 4 Hasil Kuisioner Persepsi Reponden Terhadap Program Raskin 5 Hasil Kuisioner Sikap Reponden Terhadap Program Raskin 6 Hasil Kuisioner Partisipasi Reponden Terhadap Program Raskin 7 Hasil Persentasi Persepsi, Sikap dan Partisipasi Reponden 8 Hasil SPSS Uji Chi-Square Umur dengan Respon
9 Hasil SPSS Uji Chi-Square Pendidikan dengan Respon
10 Hasil SPSS Uji Chi-Square Jumlah Tanggungan dengan Respon 11 Hasil SPSS Uji Chi-Square Jumlah Anak dengan Respon
12 Hasil SPSS Uji Chi-Square Pekerjaan dengan Respon
13 Hasil SPSS Uji Chi-Square Tahun Pertama Dapat Raskin dengan
ABSTRAK
SITI ULPARIA LUBIS (00304062), dengan judul skripsi Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN). Peneliti dibimbing oleh Ibu Dr.Ir. Tavi Supriana, MS dan Ibu Emalisa, SP.M.Si.
Program Raskin adalah salah satu program nasional yang bertujuan untuk membantu rumah tangga miskin dalam memenuhi kecukupan kebutuhan pangan dan mengurangi beban finansial. Program ini sudah terlaksana selama 16 tahun. Dalam pelaksanaan program, ditemukan barbagai permasalahan yang menimbulkan keresahan dan polemik bagi masyarakat, apakah program Raskin masih diharapkan oleh masyarakat atau sebaliknya.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor dan untuk menganalisis bagaimana respon masyarakat penerima Raskin terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin). Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Besar sampel dalam penelitian ditentukan dengan metode slovin. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dan kualitatif. Pelaksanaan Raskin di daerah ini masih aktif dan penelitian yang mencakup program Raskin di daerah tersebut masih terbatas. Jumlah sampel sebanyak 94 KK yaitu Rumah tangga yang terdaftar sebagai penerima Raskin. Respon masyarakat terhadap program Raskin dianalisis dengan deskriptif kualitatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa penyaluran beras Raskin di Kelurahan Kwala Bekala tidak tepat jumlah dan harga yaitu 10 kg/RTS dengan harga Rp.17000/Kg. Respon masyarakat terhadap pelaksanaan Raskin adalah netral hal ini dapat diperoleh dari persepsi masyarakat yang netral, sikap yang positif, dan partisipasi yang bersifat netral. Adanya kecenderungan umur masyarakat mempengaruhi respon (persepsi, sikap dan partisipasi) masyarakat terhadap Program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan ketahanan pangan. Tidak ada satu negara pun yang dapat mempertahankan proses pertumbuhan ekonomi tanpa terlebih dahulu memecahkan masalah ketahanan pangan (food security). Dalam kaitannya dengan politik, pangan merupakan komoditas terpenting sebagai
stabilisator politik dan sosial untuk memulihkan kepercayaan masyarakat (Amang, 1999).
Pelaksanaan OPK ataupun subsidi beras bagi masyarakat kurang mampu tetap dipandang baik oleh pemerintah khususnya untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga. Hal ini dapat diketahui dari beberapa hasil studi, kajian dan penilaian yang dilakukan oleh berbagai pihak meliputi perguruan tinggi, lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga Internasional, dan lembaga profesi yang independen yang dilaksanakan selama 5 tahun yaitu tahun 1998-2003, sehingga kebijakan ini tetap dilaksanakan dalam rangka pengetasan kemiskinan. Pada tahun 2002, program OPK berganti namanya menjadi program Raskin atau program beras bagi masyarakat miskin. Perubahan ini bertujuan untuk lebih mempertajam ketepatan sasaran penerima manfaat (Self targeting) (BULOG, 2010).
masyarakat penerima manfaat Raskin, karena mereka membeli secara kontan. Pengawasan yang kurang terhadap aparat pemerintah yang menyalurkan Raskin merupakan masalah yang sering dihadapi dimana terjadi beberapa kecurangan yang dilakukan untuk keuntungan pribadi.
Meskipun pelaksanaan Raskin sudah berlangsung lebih dari 14 tahun namun, perlu juga diperhatikan untuk peningkatan kualitas program sesuai dengan indikator ketepatan (tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, administrasi, kualitas) dan prinsip perencanaan dan pelaksanaan program Raskin yang mengacu kepada transparasi, akuntabilitas, dan partisipatif (TAP). Dalam mengevaluasi program Raskin yang ditetapkan oleh perintah maka perlu diketahui respon masyarakat penerima Raskin terhadap pelaksanaan program tersebut. Respon masyarakat yang mencakup persepsi, sikap dan partisipasi terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin) penting juga bagi pengelola Raskin. Respon masyarakat dibutuhkan dalam merancang implementasi Raskin yang berorientasi sesuai harapan dan kepuasan rumah tangga sasaran. Kepuasan RTS dinilai dengan perbandingan kinerja Raskin selama ini dengan harapan terhadap Raskin. Sehingga penelitian berguna untuk memberikan masukan dan sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan efektivitas program Raskin di masa yang akan datang, sehingga manfaat Raskin benar – benar dirasakan oleh rumah tangga sasaran dalam upaya pengetasan kemiskinan.
Jumlah pagu Raskin untuk rumah tangga miskin menurut kabupaten di provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
Tabel 1.Daftar Pagu Raskin Periode Januari-Mei 2012 Kabupaten/ Kota Se Sumatera Utara
No Kabupaten/Kota Jumlah
Kec.
JUMLAH 400 838.363 12.575.445 62.877.225
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa Kota Medan memiliki 21 kecamatan dengan jumlah rumah tangga sasaran penerima manfaat untuk periode Januari sampai dengan Mei tahun 2012 sebesar 79.136 KK. Angka tersebut menunjukkan bahwa pagu Raskin untuk Kota Medan cukup besar dimana tingkat kemiskinan di Kota Medan masih tinggi.
1.2Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas dapat dirumuskan identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan program Raskin di daerah penelitian?
2. Bagaimana respon masyarakat penerima Raskin terhadapprogram beras bagi keluarga miskin (Raskin) ?
3. Apa faktor – faktor yang mempengaruhi Respon masyarakat terhadap beras bagi keluarga miskin (Raskin)?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Raskin di daerah penelitian
2. Untuk menganalisis bagaimana respon masyarakat penerima Raskin terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin).
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat penerima Raskin sehingga dapat diketahui bagaimana pelaksanaan Raskin di daerah penelitian dan respon masyarakat secara umum terhadap pelaksanaan program Raskin.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan, khususnya dalam peningkatan kesejahtraan rakyat terkait dalam program Raskin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam pembangunan nasional, sektor pertanian pangan menempati prioritas penting. Keadaan ini tercermin dari berbagai bentuk intervensi yang dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti intervensi pengembangan teknologi pangan, ketahanan pangan maupun kebijaksanaan harga. Intervensi tersebut ditujukan untuk memecahkan masalah pangan nasional, yaitu penyediaan pangan yang tidak merata di seluruh tanah air serta terjangkauanya daya beli masyarakat (Amang, 1993).
Konsep ketahanan pangan yang tercantum dalam UU tersebut memberi penekanan pada akses setiap RT terhadap pangan yang cukup, bermutu, dan harganya terjangkau. Implikasi kebijakan dari konsep ini adalah bahwa pemerintah disatu pihak berkewajiban menjamin kecukupan pangan. Dalam arti jumlah dengan mutu yang baik serta stabilitas harga dan di pihak lain peningkatan pendapatan masyarakat khususnya dari golongan berpenghasilan rendah (Tambunan, 2003).
ketersediaan pangan nasional atau ketersediaan pasar, tetapi juga dipengaruhi oleh daya jangkau ekonomi (daya beli), kesukaan, pendidikan dan nilai sosial budaya yang berlaku di masyarakat (Yulianti, 2011).
Beras merupakan bahan pangan pokok sumber karbohidrat yang masih menjadi prioritas utama di berbagai wilayah Indonesia, sehingga beras merupakan komoditas pertanian yang memiliki nilai strategis, baik dari segi ekonomi, lingkungan hidup, sosial maupun politik (Dermoredjo, 2003).
Campur tangan pemerintah dalam ekonomi perberasan antara lain dilakukan melalui lembaga pangan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan pemerintah di bidang perberasan baik yang menyangkut aspek praproduksi, proses produksi, serta pasca produksi. Salah satu lembaga pangan yang diberi tugas pemerintah untuk menangani masalah pasca produksi, khususnya dalam bidang harga, pemasaran dan distribusi adalah Badan Urusan Logsitik (Bulog). Bulog adalah lembaga pemerintah yang dibentuk pada tahun 1967 yang ditugaskan pemerintah untuk mengendalikan stabilitas harga dan penyediaan bahan pokok, terutama pada tingkat konsumen dan produsen (Suryana, 2001).
Program Raskin dianggap sebagai salah satu usaha pemerintah untuk mentransfer pendapatan kepada kelompok sasaran (keluarga miskin). Salah satu bentuk transfer pendapatan adalah melalui komoditas beras yang dijual dengan harga bersubsidi kepada rumah tangga miskin, sehingga kebijaksanaan ini dapat memperkuat ketahanan pangan rumah tangga kelompok miskin dan dapat meningkatkan daya beli mereka (Amang, 1999).
memenuhikecukupan kebutuhan pangan dan mengurangi beban finansial melalui penyediaanberas bersubsidi.Selain itu tujuan Raskin jugamemberikan bantuan pangan/beras kepada keluarga miskin dalam rangka mengatasimasalah kekurangan gizi makro masyarakat guna memenuhi kebutuhan pangan pokoknya.
Sasaran Raskin untuk tahun 2012 yaitu berkurangnya beban pengeluaran RTS berdasarkan data PPLS-11 BPS dalam mencukupi kebutuhan pangan beras melalui pendistribusian bersubsidi sebanyak 180 kg/RTS/tahun atau setara dengan 15 kg/RTS/bulan dengan harga tebus Rp.1600,00/kg netto di titik distribusi. Rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) Raskin adalah rumah tangga miskin di desa/kelurahan yang berhak menerima Raskin dan terdaftar dalam daftar penerimaan manfaat (DPM-1) yang ditetapkan oleh kepala desa/lurah sebagai hasil musyawarah desa/kelurahan dan disahkan oleh camat sesuai hasil pendapatan PPLS-11 BPS tahun 2011 (BULOG, 2012).
terpenuhinya persyaratan kualitas beras sesuai dengan kualitas beras BULOG (Hastuti, 2012).
Prinsip perencanaan dan pelaksanaan program Raskin pada dasarnyamengacu kepada transparasi, akuntabilitas, dan partisipatif (TAP). Transparasi, yangmaknanya membuka akses informasi kepada lintas pelaku Raskin terutama masyarakat penerima Raskin, yang harus tahu memahami dan mengerti adanyakegiatan Raskin serta memiliki kebebasan dalam melakukan pengendalian secaramandiri. Partisipasi, yang maknanya mendorong masyarakat berperan secara aktifdalam setiap tahapan Raskin, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan pelaksanaandan pengendalian. Akuntabilitas, yang maknanya mengingatkan bahwa setiappengelolahan kegiatan Raskin harus dapat dipertanggung jawabkan kepadamasyarakat setempat maupun kepada semua pihak yang berkompeten sesuai denganperaturan dan ketentuan yang berlaku atau yang telah disepakati (BULOG. 2012).
Program Raskin memiliki ciri spesifik yaitu :
1. Tidak disalurkan melalui pasar umum, tetapi penjualan langsung kepadapenerima manfaat (bersubsidi).
2. Jumlah beras yang disediakan tidak tergantung pada permintaan pasar, tetapiberdasarkan kepada penerimaan jumlah keluarga penerima manfaat.
3. Tidak ditujukan dalam upaya stabilisasi harga pasar, tetapi untuk membantupemenuhan kebutuhan beras keluarga yang menjadi sasaran penerimanmanfaat Raskin.
Program Raskin ditujukan kepada keluarga miskin dan rawan denganmempertimbangkan kemampuan uang pemerintah. Penerima manfaat yaitu keluargamiskin di Desa/Kelurahan yang berhak menerima beras Raskin, yang menjadipenerima manfaat dari program ini adalah :
a. Keluarga Pra Sejahtera (KPS) alasan ekonomi yaitu keluarga yang belum dapatmemenuhi indikator KPS yang telah ditetapkan oleh BKKBN, dengan bobotpengkategorian lebih ditekankan pada alasan ekonomi indikator keluargaprasejatera alasan ekonomi yaitu :
1. Pada umumnya anggota keluarga belum mampu makan dua kali sehari
2. Anggota keluarga belum memiliki pakaian yang berbeda untukdirumah, bekerja, sekolah dan berpergian.
3. Bagian lantai yang terluas dari tanah.
b. Keluarga Sejahtera I (KS I) alasan ekonomi yaitu keluarga yang belum memenuhi indikator KS I yang ditetapkan oleh BKKBN, dengan bobotpengkategorian lebih ditekankan pada alasan ekonomi, indikatornya adalah
1. Paling kurang seminggu sekali keluarga makan daging/telur/ikan.
2. Setahun terakhir anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stelpakaian baru.
3. Luas lantai rumah paling kurang 8 m untuk tiap penghuni/jiwa.
kepada masing-masingKabupaten/Kota dengan mengacu pada data kemiskinan BPS yangditetapkan dalam keputusan Gubernur.Berdasarkan pagu Raskin Kabupaten/Kota, tim koordinasi program Raskinkepada masing-masing Kecamatan dan Desa/Kelurahan dengan mengacupada RTM dan BPS dengan mempertimbangkan kondisi objektif daerahyang ditetapkan dalam keputusan Bupati/Walikota.Tim Raskin Provinsi dapat mengusulkan kepada Gubernur untukmerelokasi pagu Raskin ke Kabupaten/Kota yang dinilai tidak dapatmendistribusikan program Raskin sesuai dengan ketentuan yang telahditetapkan.
Data dasar penentuan RTM sasaran adalah hasil pendataan sosial ekonomi BPS. Prioritas penerima manfaat Raskin adalah untuk seluruh RTM dengankategori sangat miskin, miskin dan untuk sebagai RTM dengan kategorihampir miskin. Penurunan RTM sasaran kategori hampir miskin ditentukansesuai dengan objektif di lapangan dan ditetapkan berdasarkanmusyawarah Desa/Kelurahan setempat. Identitas RTM penerima manfaat program Raskin, harus sesuai dengandaftar nama dan alamat RTM yang telah ditetapkan BPS Kabupaten/Kota.
Musyawarah Desa/Kelurahan adalah forum komunikasi di tingkatDesa/Kelurahan yang dipimpin kepada Desa/Lurah, dihadiri oleh perangkatDesa/Kelurahan, LSM, RT, RW, tokoh masyarakat dan tokoh agama untukmendapatkan kesempatan tentang :
• Daftar nama RTM penerima manfaat. • Jadwal, waktu dan tempat distribusi.
Musyawarah Desa/Kelurahan dilaksanakan secara periodik minimal 1 (satu)tahun sekali dan di selenggarakan sebelum beras program Raskin didistribusikan.Hasil musyawarah Desa/Kelurahan dituangkan dalam berita acaramusyawarah Desa/Kelurahan yang ditanda tangani kepala Desa/Lurah, BadanPermusyawaratan Desa (BPD) dan diketahui oleh Camat setempat, dengan melampirkan daftar nama-nama rumah tangga penerima manfaat (DPM-1) dan daftar hadir peserta musyawarah.
Daftar nama-nama RTM hasil musyawarah Desa/Kelurahan ditempel dalampapan pengumuman Desa/Kelurahan dan dilaporkan secara berjenjang ketingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi.Daftar rumah tangga miskin/sasaran penerima manfaat (DPM-1) dijadikandasar sebagai penerbitan Surat Permintaan Alokasi (SPA) olehBupati/Walikota kepada perum BULOG melalui Sub Divre setempat.
beras di gudang penyimpanan perum BULOG, mengangkut dan menyerahkan beras Raskin kepada pelaksana distribusi di titik distribusi. Kualitas beras yang diserahkan sesuai dengan standar kualitas BULOG. Beras yang tidak memenuhi standartkualitas maka beras dikembalikan kepada pelaksana Raskin untuk ditukar/diganti.
Serah terima beras Raskin dari pelaksana Raskin kepada pelaksana distribusi dititik distribusi dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) yangmerupakan pengalihan tanggung jawab.Pelaksanaan distribusi menyerahkan Raskin kepada Rumah Tangga Miskin(RTM). Mekanisme distribusi secara terperinci diatur dalam pedoman teknis Raskin kabupaten/kota disesuaikan dengan kondisi objektif masing-masing daerah.
Pagu/Provinsi
Gubernur
Pagu/Kab-Kota
Bupati/Walikota
SPA
Perum Bulog Divre/Subdivre/Kansilog
SPPB/DO
Gudang Satgas Raskin
Titik Distribusi
Pelaksana Distribusi Beras
KETUA TIM RASKIN NASIONAL
Kemenko Bid Kesra
Pokja Warung desa Pokmas
Mekanisme distribusi Raskin dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Biaya operasional Raskin disediakan untuk memenuhi kebutuhan biaya yangberkaitan dengam pelaksanaan Raskin sampai dengan titik distribusi menjadiperum BULOG.Pengeluaran biaya operasional Raskin dilakukan secara efisien.Biaya Raskin terdiri dari biaya umum dan biaya operasional, termasuk pajak.Biaya umum antara lain digunakan untuk pembuatan brosur, poster dan lainnya.
Biaya operasional terdiri dari biaya distribusi dan biaya pendukung. Biayadistribusi meliputi biaya angkutan, pengemasan bila diperlukan, susut,cadangan resiko (uang palsu). Biaya pendukung antara lain meliputiadministrasi yakni yang berhubungan dengan penyelenggaraan administrasiseperti ATK, materai, biaya transfer dan lain-lain. Biaya pendukungselanjutnya pembuatan laporan, honor, biaya koordinasi dan biaya rapat, biayasosialisasi, monitoring dan evaluasi (yang tidak dibiayai dari APBN).
Ongkos dari titik distribusi sampai ke penerima manfaat dialokasikan dariAPBD setempat atau swadaya masyarakat.Pengeluaran biaya operasional Raskin harus dipertanggung jawabkan dengan dilengkapi bukti-bukti pengeluaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku danrealisasi biaya operasional Raskin dilaporkan ke Divre Perum BULOG.
Apabila uang HPB disetorkan langsung oleh pelaksana distribusi ke rekeningHPB Raskin milik perum BULOG Sub Divre, maka bukti setor asli harusdiserahkan oleh pelaksana distribusi kepada Satker Raskin Sub Divre untukkemudian diganti dengan tanda terima pembayaran(kuitansi atau model TTHPB Raskin) rangkap 3 (tiga) oleh pelaksana Raskin. Pelaksana Raskin berkewajiban melakukan konfirmasi bukti setoran tersebut kepada bank yang bersangkutan. Tanda terima pembayaran tersebut dinyatakan sah oleh Bankyang bersangkutan.
Bupati/Walikota selaku penanggungjawab program Raskin berkewajiban menyediakan dana talangan untuk RTM yang tidak memiliki kemampuanuntuk membayar tunai atau pelaksana distribusi yang belum menyetor HPBpada bulan bersangkutan.Pembiayaan distribusi Raskin berasal dari gudang perum Bulog sampai dititik distribusi menjadi beban perum BULOG sedangkan dari titik distribusisampai RTM sasaran penerima menjadi beban Bupati/Walikota.
administrasi pembayaran, penyampaian keluhan/pengaduan dari masyarakat serta penanganan tindak lanjutnya. Sosialisasi program Raskin dapat juga dilakukan melalui media massa (cetakdan elektronik), penyebaran pamflet, brosur, dan berbagai forum pertemuan sosial kemasyarakatan lainnya. Sosialisasi program Raskin merupakan salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan program Raskin yang dapat dilakukan melalui berbagai cara mana yang paling efektif dan memungkinkan agar masyarakat umum dan khususnyamasyarakat miskin dapat mengetahui secara persis latar belakang, kebijakan,mekanisme, hak-hak dan kewajibannya (BULOG, 2012).
2.2 Landasan Teori Respon
Responberasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan(reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga dijelaskan definisi responadalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban.
Respon bermula dari adanya suatu tindakanpengamatan yang menghasilkan
suatu kesan sehinggakonsep responmanusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang-bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat.
objek tersebut. 2. Sikap berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau menolak objek yang dipersiapkan. 3. Tindakan, melakukan kegiatan nyata untuk peran serta atau tindakan terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan objek tersebut. Munculnya ketiga respon di atas sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kondisi status sosial ekonomi seseorang, tingkat pengetahuan tentang manfaat dan resiko yang diterima sebagai akibat tenjadi kesadaranyang dapat dikembangkan pada masa sekarang atau pun menjadi antisipasi pada masa yang akan
datang. Jadi jelaslah bahwa pengamatan merupakan modal dasar dari respon,
sedangkan modal dari pengamatan adalah alatindera yang meliputi penglihatan dan
penginderaan (Anonimous1, 2012).
Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).B.F.Skinner dalam buku Djamarah (2002) melahirkan banyak sub-aliran, yaitu:
1. Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental,
dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan
menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu
melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.
2. Pendekatan Psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud yang meyakini
bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga
tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan,
impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam
alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dikeluarkan.
Pada pengamatan berlangsung perangsangan-perangsangan. Stimulus berarti
rangsangan dan respon berarti tanggapan. Rangsangan diciptakan untuk
memunculkan tanggapan. Respon lambat-laun tertanam atau diperkuat melalui
percobaan yang berulang-ulang.
Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya adalah proses persepsi. Menurut Davidoff (1981) menyatakan bahwa dalam persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman – pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsikan sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Persepsi akan bersifat individual (Walgito, 2005).
Persepsi berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari adanya objek tersebut (Anonimous1, 2012).
Menurut Desiderato, 1976 dalam buku Psikologi komunikasi oleh Jalaluddin rahmat (1986) menyatakan bahwa Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Hubungan fenomena lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi.
proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasarkan diri pada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan (Adi, 2000).
Hal-hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah: 1. Motif dan kebutuhan.
2. Preparator set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain.
3. Minat (Interest).
Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah:
1. Intensitas dan ukuran. Misalnya makin keras suatu bunyi maka akan semakin menarik perhatian seseorang.
2. Kontras dengan hal-hal baru. 3. Pengulangan.
4. Pergerakan (Adi, 2000)
Sikap
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2005).
untuk menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu (Mueller, 1996).
Sikap berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau menolak objek yang dipersiapkan(Anonimous1, 2012).
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:
a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya.
b. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan.
c. Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun relatif sulit berubah.
d. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi.
e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya.
f. Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan (Adi, 2000).
Partisipasi
Secara umum pengertian partisipasi adalah adanya keterlibatan langsung suatu masyrakat dalam melakukan suatu kegiatan.
partisipasi adalah: “Pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu obyek, dan juga meliputi banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang sedang dilakukan” (Anonimous2, 2012).
Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara aktif dan terorganisasikan dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap sosialisai, persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemahaman, pengendalian, evaluasi sehingga pengembangan atau perluasannya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi didaerah (Suprapto, 2007).
2.3 Kerangka Pemikiran
Program Raskin (beras miskin) bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Program Raskin masih tetap terlaksana sebagai salah satu kebijakan ekonomi perberasan nasional dalam program jaminan ketersediaan pangan bagi kelompok miskin. Penyaluran Raskin berawal dari surat permohonan alokasi (SPA) dari pemerintah kota kepada perum BULOG dalam hal ini kepada kasubdivre Medan perum bulog berdasarkan pagu Raskin (tonase dan jumlah rumah tangga sasaran – RTS) dan rincian di Kecamatan Medan Johor dan Kelurahan Kwala bekala.
sesuai dengan indikator ketepatan dan prinsip perencanaan dan pelaksanaan program Raskin yang mengacu kepada transparasi, akuntabilitas, dan partisipatif (TAP). Respon masyarakat terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin) penting bagi pengelola Raskin dalam merancang implementasi Raskin yang berorientasi sesuai harapan dan kepuasan rumah tangga sasaran. Kepuasan RTS dinilai dengan perbandingan kinerja Raskin selama ini dengan harapan terhadap Raskin. Dalam landasan teori sebelumnya dapat diketahui bahwa respon masyarakat mencakup persepsi, sikap dan partisipasinya.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka dalam penelitian terdapat beberapa indikator dari persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat terhadap suatu program diantaranya (1). Persepsi rumah tangga sasaran penerima manfaat tentang Raskin mencakup pengertian masyarakat tentang program, pengetahuan masyarakat tentang tujuan dan manfaat program serta atensi masyarakat dalam program tersebut. (2). Sikap mencakup bagaimana penilaian masyarakat tentang program Raskin, apakah masyarakat menerima atau menolak program ini, dan apakah masyarakat mengharapkan atau menolak program Raskin. (3). Partisipasi mencakup keikutsertaan masyarakat menikmati manfaat bantuan Raskin, melaksanakan program Raskin dengan penuh persiapan, membayar Raskin sesuai dengan harga yang telah ditetapkan, menilai hasil dari program Raskin, datang ke tempat penyaluran Raskin sesuai dengan jadwal, melaksanakan program Raskin dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi.
masyarakat dapat memahami dan menilai positif atau negatif, menerima/menolak dan juga mengharapkan/menghindari serta ikut serta atau tidak dalam suatu program yang telah dilaksanakan sehingga dapat diketahui respon masyarakat penerima Raskin terhadap program tersebut apakah positif, netral dan negatif.
Individu menolak dan menentang program raskin, apabila program tersebut tidak sesuai dengan keinginan yang ada dalam diri individu tersebut. Individu menerima yang ada dikarenakan sesuai dan sejalan dengan apa yang diinginkan oleh individu tersebut. Sedangkan Individu bersikap netral dalam hal ini individu tidak menerima juga tidak menolak program tersebut.
Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
1. Pelaksanaan program Raskin di daerah penelitian sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Respon masyarakat penerima raskin terhadapprogram beras bagi keluarga miskin (Raskin) di daerah penelitian adalah Positif.
3. Adanya hubungan antara Umur, Pendidikan, Jumlah tanggungan, Jumlah anak, Pekerjaan, Pendapatan/bulan, dan Pengalaman dengan Respon masyarakat terhadap program beras bagi masyarakat miskin (Raskin).
Program Raskin
Respon Pemerintah
Rumah Tangga Sasaran Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi : -Umur
-Pendidikan
-Jumlah tanggungan -Jumlah anak -Pekerjaan
-Pendapatan/Bulan -Pengalaman(lamanya
memperoleh raskin)
Netaral
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara secara purposive. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor karena kelurahan tersebut merupakan salah satu kelurahan yang melaksanakan program Raskin dan aktif pelaksanaannya sampai saat ini. Penelitian tentang respon masyarakat terhadap program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala masih terbatas, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti secara langsung bagaimana respon masyarakat terhadap Raskin di daerah tersebut. Jumlah pagu Raskin untuk rumah tangga miskin di Kecamatan Medan Johor adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Daftar Pagu Raskin Kecamatan Medan Johor Periode Juli – Desember 2013
No Kelurahan Raskin Jumlah (Kg)
RTS Beras/Kg
1 KwalaBekala 1.501 15 22.515
2 Pangkalan Mansyur 1.132 15 16.980
3 Gedung Johor 607 15 9.105
4 Kedai Durian 265 15 3.975
5 Titi Kuning 730 15 10.950
6 Suka Maju 380 15 5.700
Sumber :Badan Urusan Logistik, 2013
3.2 Metode Penentuan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga sasaran/penerima pagu Raskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor. Penarikan sampel penduduk berdasarkan jumlah rumah tangga yang dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Ukuran sampel ditentukan dari populasi dalam penelitian dengan menggunakan metode Slovin, dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
n : Ukuran sampel N: Ukuran populasi
e : Persen kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir ialah 10 %.
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah rumah tangga penerima pagu Raskin di Kelurahan Kwala Bekala yaitu sebesar 1501 RTS. dengan menggunakan metode Slovin maka dapat dihitung jumlah sampel sebagai berikut :
2
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat digambarkan secara ringkas melalui Tabel berikut ini:
Tabel 3. Metode Pengumpulan Data
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data pada masalah 1 dianalisis dengan pendekatan deskriptif yaitu membuat gambaran secara menyeluruh yaitu bagaimana pelaksanaan program Raskin di daerah penelitian. Analisis ini mencakup tahun pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala, penentuan RTS penerima Raskin di Kelurahan Kwala Bekala, sistem penyaluran, jumlah pagu Raskin yang didistribusikan, serta harga Raskin yang ditetapkan di Kelurahan tersebut.
Masalah yang kedua yaitu respon masyarakat terhadap program Raskin menggunakan pendekatan deskriptif, kualitatif sehingga nantinya penulis dapat mendeskripsikan informasi dan data yang diperoleh dalam penelitian, dimana pengelolaan data dilakukan dengan manual, data dikumpulkan dari hasil kuisioner dengan wawancara. Setelah dianalisis secara kualitatif tentang respon masyarakat terhadap program beras untuk keluarga miskin, pada bagian ini variabel yang sama akan dianalisis secara kuantitatif melalui pemberian skor dengan menggunakan skala Likert. Pemberian skor data dilakukan mulai respon yang negatif menuju respon yang positif, yakni:
a. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1 b. Skor kurang setuju (netral) adalah 0 c. Skor setuju (positif) adalah 1
i H = Nilai tertinggi L = Nilai terendah K = Banyak kelas
untuk mengetahui hasil respon program beras untuk keluarga miskin, maka dapat dilihat dari ketentuan interval berikut :
Negatif Netral Positif
-1 -0,66 -0,33 0 0.33 0,66 1
Maka dapat ditentukan kategori pengetahuan, sikap, dan partisipasi adalah positif atau negatif dengan adanya batasan nilai yang telah diperoleh sebagai berikut: -1 sampai dengan -0,33 = Negatif
-0,33 sampai dengan 0,33 = Netral 0,33 sampai dengan 1 = Positif
Analisis ini dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan tabel silang atau secara analitik menggunakan Chi-square Test, sehingga dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:
Ho :Tidak ada hubungan antara umur, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah anak, Pekerjaan, tahun pertama menerima raskin, pendapatan dengan respon masyarakat terhadap program beras bagi masyarakat miskin (Raskin)
H1 : Adanya hubungan antara umur, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah anak, Pekerjaan, tahun pertama menerima raskin, pendapatan dengan respon masyarakat terhadap program beras bagi masyarakat miskin (Raskin)
Dasar pengambilan keputusan ( berdasarkan tingkat kemaknaan) :
1. Jika X2 hitung < X2 tabel maka Ho diterima H1 ditolak artinya tidak ada hubungan antara umur, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah anak, Pekerjaan, tahun pertama menerima raskin, pendapatan dengan respon masyarakat terhadap program beras bagi masyarakat miskin (Raskin).
3.5 Definisi dan Batasan Operasional Definisi
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam men ganalisis penelitian ini, maka dibuat beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :
1. Beras miskin (Raskin) merupakan program yang diluncurkan pemerintah yang merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam pemenuhan pangan bagi masyarakat miskin yang bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin.
2. Rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) Raskin adalah rumah tangga miskin di desa/kelurahan yang berhak dan telah menerima Raskin dan terdaftar dalam daftar penerimaan manfaat (DPM-1) yang ditetapkan oleh kepala desa/lurah sebagai hasil musyawarah desa/kelurahan dan disahkan oleh camat sesuai hasil pendapatan PPLS-11 BPS tahun 2011
3. Respon masyarakat terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin) adalah tingkah laku balas/tindakan merupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasi terhadap pelaksanaan program Raskin itu sendiri.
4. Persepsi rumah tangga sasaran penerima manfaat tentang Raskin adalah pengertian masyarakat tentang program, pengetahuan masyarakat tentang tujuan dan manfaat program serta atensi masyarakat dalam program tersebut. 5. Sikap adalah penilaian masyarakat tentang program Raskin, apakah
masyarakat menerima atau menolak program ini, dan apakah masyarakat mengharapkan atau menolak program Raskin.
Raskin sesuai dengan harga yang telah ditetapkan, menilai hasil dari program Raskin, datang ke tempat penyaluran Raskin sesuai dengan jadwal, melaksanakan program Raskin dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi.
Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan
2. Sampel adalah rumah tangga miskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan yang berhak menerima Raskin dan terdaftar dalam daftar penerimaan manfaat 2012.
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum, Dasar Pembentukan dan Pengertian Nama Kelurahan Kwala Bekala
Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor adalah salah satu kelurahan dari 6 (enam) kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Johor. Kelurahan Kwala Bekala dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 1793 tanggal 9 Mei tentang perluasan Kotamadya Dati II Medan.
Di daerah Kwala Bekala terdapat 2 (dua) aliran sungai yang memiliki debit air yang cukup besar. Kedua sungai tersebut adalah sungai Bekala dan Sungai Babura. Aliran kedua sungai dimaksud bertemu pada satu titik yang tepatnya berada di wilayah kelurahan Kwala Bekala saat ini. Daerah pertemuan kedua sungai tersebut dinamakan “Kwala”. Inilah latar belakang penggunaan Kwala dalam nama Kelurahan Kwala Bekala. Merujuk pada deskripsi di atas, “Kwala Bekala” dapat diartikan “Pertemuan dua sungai, yaitu sungai Bekala dan sungai Babura”
4.2 Geografi, Luas, dan Batas Wilayah Kelurahan Kwala Bekala
Kelurahan Kwala Bekala memiliki kontur tanah yang relatif datar yang sebagian besar tanah pertanian dan sawah tadah hujan, dan sekarang sebagian telah berubah menjadi lahan pemukiman dengan luas wilayah ± 550 Ha yang terbagi dalam 20 lingkungan.
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Beringin Kecamatan Medan Selayang
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Mangga dan Kel. Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pangkalan Masyur Kecamatan Medan Johor yang dibatasi oleh Sungai Babura.
4.3Keadaan Penduduk
4.3.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Penduduk Kelurahan Kwala Bekala berjumlah 34.820 jiwa dengan 7.262 Rumah Tangga (RT) yang tersebar di setiap lingkungan di Kelurahan Kwala Bekala. Mengetahui lebih jelas mengenai jumlah/komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin pada setiap lingkungan di Kwala Bekala adalah pada Tabel berikut ini.
Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Lingkungan Jlh KK Jumlah Penduduk
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
sama. Dapat juga diketahui diketahui bahwa adanya persebaran penduduk yang relatif merata di setiap lingkungan.
4.3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Penduduk di Kelurahan Kwala Bekala terdiri dari beberapa kelompok usia, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah (Orang )
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 5 menunjukkan bahwa Kelurahan Kwala Bekala memiliki usia yang produktif (9.321 orang).
4.3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan di Kecamatan Medan Johor, Kelurahan Kwala Bekala relatif tinggi, hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasi (%)
Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pendidikan di Kelurahan Kwala Bekala adalah SLTA (Sekolah Lanjut Tingkat Atas) yaitu sekitar 44,24 %.
4.3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Komposisi Penduduk di Kelurahan Kwala Bekala berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 7. Komposisi Penduduk berdasarkan agama
No Agama Jumlah Persentase (%)
1 Islam 10.708 30,90
2 Kristen Protestan 17.300 49,40
3 Katholik 6.793 19,65
4 Budha 7 0,02
5 Hindu 12 0,03
Jumlah 34.820 100,00
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk kelurahan Kwala Bekala beragama kristen dan katholik (69,5 %)
4.3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis
Tabel 8. Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis
No Etnis Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Karo 8.276 23,90
2 Pakpak 5.612 16,20
3. Toba 7.576 21,34
4 Simalungun 3.567 10,31
5. Jawa 5.682 15,13
6. Nias 807 2,31
7. Minang 317 0,92
8. Aceh 117 0,34
9. Melayu 2.258 6,53
10. Mandailing 979 2,80
11. Lain- lain 79 0,22
Jumlah 34.820 100,00
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 8 menunjukkan bahwa komposisi penduduk Kelurahan Kwala Bekala berdasarkan etnis lebih didominasi etnis karo, toba, pakpak, dan jawa (76,57 %).
4.3.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Mata Pencaharian Jumlah Persentasi (%)
1 Pegawai Negeri Sipil 879 4,17
14 Pengemudi Becak/Bajay 589 2,80
15 Montir 98 0,47
16 Petani 1.298 6,17
Jumlah 21.052 100,00
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 9 menunjukkan bahwa mayoritas usia angkatan kerja penduduk kelurahan Kwala Bekala berprofesi sebagai buruh/swasta, petani, pedagang, tukang Kayu, dan tukang batu (81,52%)
4.3 Sarana dan Prasarana Kelurahan KwalaBekala
Dalam melakukan berbagai kegiatan telah di bangun berbagai sarana dan prasarana di Kelurahan Kelurahan Kwala Bekala yaitu sarana Ibadah, sarana Olah raga, prasarana Pendidikan dan prasarana Kesehatan. Berikut ini data sarana dan prasarana di Kelurahan Kwala Bekala.
Tabel 10. Sarana Ibadah
No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)
1 Mesjid 8
2 Mushola 2
3 Gereja 18
Jumlah 28
Tabel 10 menunjukkan bahwa sarana ibadah yang lebih banyak di kelurahan Kwala Bekala adalah gereja yaitu sebanyak 18 unit, karena mayoritas penduduk beragama Kristen.
Tabel 11. Sarana Olah raga
No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)
1 Lapangan Bola Kaki 5
2 Lapangan Bola Voli 2
3 Lapangan Badminton 4
Jumlah 11
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 11 menunjukkan bahwa di Kelurahan Kwala Bekala dibangun beberapa sarana untuk kegiatan olah raga, yaitu lapangan bola kaki, lapangan bola voli dan lapangan badminton.
Tabel 12. Prasarana Pendidikan
No Jenis Pendidikan
Negeri/Swasta
Jumlah Keterangan
1 TK/PAUD 9 Swasta dan Binaan PKK
2 SD 11 Swasta dan Negeri
3 SLTP 6 Swasta
4 SLTA 4 Swasta
5 Akademi/Perguruan 4 Swasta
6 Kursus- kursus 24 Menjahit, Komputer, dll
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 13. Prasarana Kesehatan
NO Jenis Jumlah
1 Rumah sakit 1
2 Klinik bersalin 1
3 Puskesmas Pembantu 1
4 Poliklinik/balai Pengobatan 3
5 Praktek Dokter/Bidan 27
6 Posyandu 13
7 Apotik 6
8 Toko Obat 5
Jumlah 57
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa prasarana kesehatan yang dapat mendukung tingkat kesehatan masyarakat di Kelurahan Kwala Bekala cukup memadai. Jenis sarana kesehatan yang lebih banyak adalah praktek dokter/bidan.
4.5 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah peserta penerima program beras bagi keluarga miskin di Kelurahan Kwala Bekala. Data karakteristik responden diperoleh dari hasil wawancara dan kuisioner yang diajukan di lapangan kepada penerima. Karakteristik responden yang dimaksud mencakup usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, suku, jumlah tanggungan, jumlah anak, pekerjaan dan pendapatan perbulan.
4.5.1 Data Usia Responden Tabel 14. Usia Responden
No Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)
Tabel 14 menunjukkan bahwa usia responden yang paling banyak berada pada usia sekitar 36-45 yaitu sebanyak 34 orang (36%), Kemudian usia 26-35 tahun sebanyak 26 orang (28%), dan usia 46-55 tahun sebanyak 18 orang (19%). Sedangkan responden yang lebih sedikit pada usia 20-25 tahun 2 orang (2%) selebihnya pada usia 56-65 tahun serbanyak 7 orang (7%) dan usia diatas 66 tahun sebanyak 8 orang (8 %).
4.5.2 Data Jenis Kelamin
Tabel 15. Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Laki laki 61 65
2 Perempuan 33 35
Total 94 100
Sumber : Kuisioner 2013
Tabel 15 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, responden yang lebih banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 61 orang (65%) sedangkan perempuan sebanyak 33 orang (35%).
4.5.3 Data Agama
Tabel 16 : Agama Responden
No Agama Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Kristen 71 76
2 Islam 19 20
3 Katolik 4 4
Total 94 100
Sumber : Kuisioner 2013
4.5.4 Data Pendidikan
Tabel 17. Latar Belakang Pendidikan Responden
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 3 3
Sumber : Kuisioner 2013
Tabel 17 menunjukkan bahwa jenjang pendidikan responden yang paling rendah adalah SD, sedangkan yang paling tinggi pada jenjang D1. Tabel 17 juga menerangkan bahwa latar belakang pendidikan responden yang lebih banyak ada pada tingkat SMP yaitu sebanyak 32 orang (34%), kemudian pada tingkat SD sebanyak 26 orang (28%), SMA sebanyak 20 arang (21%), sedangkan yang lebih sedikit ada pada tingkat pendidikan D1 yaitu 1 orang (1 %).
4.5.5 Data Etnis
Tabel 18.Etnis Responden
No Etnis Jumlah(Orang) Persentase (%)
1 Karo 14 15
Tabel 18 menerangkan bahwa Etnis responden mayoritas suku batak toba yaitu sebanyak 60 orang (64%), sedangkan suku yang lainnya seperti Karo 14 orang (15%), Jawa 7 orang (8 %), Pakpak 5 orang (5 %), Nias 4 orang (4%) dan Melayu 3 orang (3%), sedangkan etnis yang paling sedikit adalah Aceh dan Mandailing sebanyak 1 orang (1%). Tabel di atas juga menunjukkan bahwa responden terdiri dari berbagai suku.
4.6 Jumlah Tanggungan Tabel 19. Jumlah Tanggungan
No Jumlah Tanggungan Jumlah(Orang) Persentase (%)
1 Tidak ada 2 2
2 Satu 2 2
3 Dua 11 12
4 Tiga 18 19
5 Empat 26 28
6 Lima 16 17
7 Enam 10 11
8 Tujuh 2 2
9 Delapan 3 3
10 Sembilan 3 3
11 Sepuluh 1 1
Jumlah 94 100
Sumber : Kuisioner 2013
10 orang tanggungan sebanyak 1 orang (1%). Sehingga dapat diperoleh jumlah responden yang paling banyak memiliki 4 orang tanggungan sebesar 28 %.
4.7 Jumlah Anak
Tabel 20. Jumlah Anak Responden
No Jumlah Anak Jumlah(Orang) Persentase (%)
1 Belum ada 1 1
Sumber : Kuisioner 2013
Tabel 20 menunjukkan bahwa jumlah anak responden mayoritas berjumlah 1-2 dan 3-4 anak dengan jumlah sebanyak 37orang (39%). Sedangkan responden yang memiliki anak sebanyak 5- 6 orang yaitu sebanyak 13 orang (14%).
4.8 Pekerjaan
Tabel 21. Pekerjaan Responden
No Jumlah Anak Jumlah(Orang) Persentase (%)
1 Buruh/Swasta 56 60
Sumber : Kuisioner 2013
4.9 Pendapatan/Bulan
Tabel 22. Data Pendapatan/Bulan Responden
No Pendapatan (Rp) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Tidak ada 1 1
2 ≤ 500.000 9 10
3 510.000-750.000 9 10
4 760.000-1000.000 31 33
5 1.10.000-1600.000 28 30
6 ≥1.610.000 16 16
Jumlah 94 100
Sumber : Kuisioner 2013
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum, Dasar Pembentukan dan Pengertian Nama Kelurahan Kwala Bekala
Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor adalah salah satu kelurahan dari 6 (enam) kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Johor. Kelurahan Kwala Bekala dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 1793 tanggal 9 Mei tentang perluasan Kotamadya Dati II Medan.
Di daerah Kwala Bekala terdapat 2 (dua) aliran sungai yang memiliki debit air yang cukup besar. Kedua sungai tersebut adalah sungai Bekala dan Sungai Babura. Aliran kedua sungai dimaksud bertemu pada satu titik yang tepatnya berada di wilayah kelurahan Kwala Bekala saat ini. Daerah pertemuan kedua sungai tersebut dinamakan “Kwala”. Inilah latar belakang penggunaan Kwala dalam nama Kelurahan Kwala Bekala. Merujuk pada deskripsi di atas, “Kwala Bekala” dapat diartikan “Pertemuan dua sungai, yaitu sungai Bekala dan sungai Babura”
4.2 Geografi, Luas, dan Batas Wilayah Kelurahan Kwala Bekala
Kelurahan Kwala Bekala memiliki kontur tanah yang relatif datar yang sebagian besar tanah pertanian dan sawah tadah hujan, dan sekarang sebagian telah berubah menjadi lahan pemukiman dengan luas wilayah ± 550 Ha yang terbagi dalam 20 lingkungan.
5. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Beringin Kecamatan Medan Selayang
6. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Mangga dan Kel. Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan
7. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pangkalan Masyur Kecamatan Medan Johor yang dibatasi oleh Sungai Babura.
4.4Keadaan Penduduk
4.3.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Penduduk Kelurahan Kwala Bekala berjumlah 34.820 jiwa dengan 7.262 Rumah Tangga (RT) yang tersebar di setiap lingkungan di Kelurahan Kwala Bekala. Mengetahui lebih jelas mengenai jumlah/komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin pada setiap lingkungan di Kwala Bekala adalah pada Tabel berikut ini.
Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Lingkungan Jlh KK Jumlah Penduduk
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
sama. Dapat juga diketahui diketahui bahwa adanya persebaran penduduk yang relatif merata di setiap lingkungan.
4.3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Penduduk di Kelurahan Kwala Bekala terdiri dari beberapa kelompok usia, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah (Orang )
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 5 menunjukkan bahwa Kelurahan Kwala Bekala memiliki usia yang produktif (9.321 orang).
4.3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan di Kecamatan Medan Johor, Kelurahan Kwala Bekala relatif tinggi, hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasi (%)
Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pendidikan di Kelurahan Kwala Bekala adalah SLTA (Sekolah Lanjut Tingkat Atas) yaitu sekitar 44,24 %.
4.3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Komposisi Penduduk di Kelurahan Kwala Bekala berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 7. Komposisi Penduduk berdasarkan agama
No Agama Jumlah Persentase (%)
1 Islam 10.708 30,90
2 Kristen Protestan 17.300 49,40
3 Katholik 6.793 19,65
4 Budha 7 0,02
5 Hindu 12 0,03
Jumlah 34.820 100,00
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk kelurahan Kwala Bekala beragama kristen dan katholik (69,5 %)
4.3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis
Tabel 8. Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis
No Etnis Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Karo 8.276 23,90
2 Pakpak 5.612 16,20
3. Toba 7.576 21,34
4 Simalungun 3.567 10,31
5. Jawa 5.682 15,13
6. Nias 807 2,31
7. Minang 317 0,92
8. Aceh 117 0,34
9. Melayu 2.258 6,53
10. Mandailing 979 2,80
11. Lain- lain 79 0,22
Jumlah 34.820 100,00
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 8 menunjukkan bahwa komposisi penduduk Kelurahan Kwala Bekala berdasarkan etnis lebih didominasi etnis karo, toba, pakpak, dan jawa (76,57 %).
4.3.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Mata Pencaharian Jumlah Persentasi (%)
1 Pegawai Negeri Sipil 879 4,17
14 Pengemudi Becak/Bajay 589 2,80
15 Montir 98 0,47
16 Petani 1.298 6,17
Jumlah 21.052 100,00
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 9 menunjukkan bahwa mayoritas usia angkatan kerja penduduk kelurahan Kwala Bekala berprofesi sebagai buruh/swasta, petani, pedagang, tukang Kayu, dan tukang batu (81,52%)
4.4 Sarana dan Prasarana Kelurahan KwalaBekala
Dalam melakukan berbagai kegiatan telah di bangun berbagai sarana dan prasarana di Kelurahan Kelurahan Kwala Bekala yaitu sarana Ibadah, sarana Olah raga, prasarana Pendidikan dan prasarana Kesehatan. Berikut ini data sarana dan prasarana di Kelurahan Kwala Bekala.
Tabel 10. Sarana Ibadah
No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)
1 Mesjid 8
2 Mushola 2
3 Gereja 18
Jumlah 28
Tabel 10 menunjukkan bahwa sarana ibadah yang lebih banyak di kelurahan Kwala Bekala adalah gereja yaitu sebanyak 18 unit, karena mayoritas penduduk beragama Kristen.
Tabel 11. Sarana Olah raga
No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)
1 Lapangan Bola Kaki 5
2 Lapangan Bola Voli 2
3 Lapangan Badminton 4
Jumlah 11
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 11 menunjukkan bahwa di Kelurahan Kwala Bekala dibangun beberapa sarana untuk kegiatan olah raga, yaitu lapangan bola kaki, lapangan bola voli dan lapangan badminton.
Tabel 12. Prasarana Pendidikan
No Jenis Pendidikan
Negeri/Swasta
Jumlah Keterangan
1 TK/PAUD 9 Swasta dan Binaan PKK
2 SD 11 Swasta dan Negeri
3 SLTP 6 Swasta
4 SLTA 4 Swasta
5 Akademi/Perguruan 4 Swasta
6 Kursus- kursus 24 Menjahit, Komputer, dll
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Tabel 13. Prasarana Kesehatan
NO Jenis Jumlah
1 Rumah sakit 1
2 Klinik bersalin 1
3 Puskesmas Pembantu 1
4 Poliklinik/balai Pengobatan 3
5 Praktek Dokter/Bidan 27
6 Posyandu 13
7 Apotik 6
8 Toko Obat 5
Jumlah 57
Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012
Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa prasarana kesehatan yang dapat mendukung tingkat kesehatan masyarakat di Kelurahan Kwala Bekala cukup memadai. Jenis sarana kesehatan yang lebih banyak adalah praktek dokter/bidan.
4.5 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah peserta penerima program beras bagi keluarga miskin di Kelurahan Kwala Bekala. Data karakteristik responden diperoleh dari hasil wawancara dan kuisioner yang diajukan di lapangan kepada penerima. Karakteristik responden yang dimaksud mencakup usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, suku, jumlah tanggungan, jumlah anak, pekerjaan dan pendapatan perbulan.
4.5.1 Data Usia Responden Tabel 14. Usia Responden
No Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)