PE NGARUH MO DE L PE MBELAJARAN I NQUIRY TRA INI NG B E R B A S I S E K S P E R I M E N R I I L D A N K E M A M P U A N
BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS DI KELAS X
MAN 1 STABAT T.P 2015/2016
Oleh:
M. Fadli Suriadi 4123321029
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap M. Fadli Suriadi dilahirkan di Kuala Bingai,
Langkat pada tanggal 18 April 1993. Ayah bernama Sumahadi dan Ibu bernama
Surya Ningsih. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun
1999 penulis masuk SD Negeri 057201 Perdamaian, Langkat dan lulus pada tahun
2005. Pada tahun 2005, Penulis melanjutkan ke SMP Negeri 1 Kec. Binjai, dan
lulus tahun 2008. Pada 2008, Penulis melanjutkan sekolah ke SMA Swasta
Persiapan Stabat, dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2012, penulis di terima di
program studi pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
iii
PE NGARUH MO DE L PE MBELAJARAN I NQUIRY TRA INI NG B E R B A S I S E K S P E R I M E N R I I L D A N K E M A M P U A N
BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS DI KELAS X
MAN 1 STABAT T.P 2015/2016
M. FADLI SURIADI (4123321029)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi model pembelajaran Inquiry Training Berbasis Eksperimen Riil dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training Berbasis Eksperimen Riil pada materi Fluida Statis di Kelas X MAN 1 Stabat T.P 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester genap MAN 1 Stabat yang terdiri dari tiga kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yang ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training berbasis eksperimen riil dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes hasil belajar yakni pilihan berganda yang terdiri atas 15 item dan tes kemampuan berpikir kritis yakni tes uraian yang terdiri dari 10 item yang telah divalidkan oleh validator. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians dua jalur.
Hasil penelitian diperoleh: 1) ada pengaruh hasil belajar akibat penerapan model pembelajaran Inquiry Training Berbasis Eksperimen Riil pada materi fluida statis, 2) ada pengaruh berpikir kritis tinggi dengan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar siswa pada materi fluida statis, 3) terdapat interaksi antara model pembelajaran Inquiry Training Berbasis Eksperimen Riil dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa pada materi fluida statis di kelas X MAN 1 Stabat T.P 2015/2016.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Eksperimen Riil Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis di Kelas X MAN 1 Stabat T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak
Dr. Karya Sinulingga, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada
bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd, Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd dan Ibu
Dr. Rita Juliani, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah memberikan masukan
dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Drs. Rateli Tarigan, M.Pd selaku
dosen pembimbing Akademik dan bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua
jurusan Fisika dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku ketua prodi
pendidikan Fisika, dan juga kepada bapak Satria Mihardi, M.Pd yang selalu
membantu memeriksa hasil penelitian, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen
beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak
membantu penulis. Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak Dr.
Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada ibu
Akhiriani, S.Ag selaku guru bidang studi fisika MAN 1 Stabat yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan terima kasih kepada
bapak Mansyur, S.Ag selaku Wakil Kepala Madrasah bidang akademik dan bapak
Sugiono, S.Ag, M.A selaku kepala sekolah MAN 1 Stabat atas ijin penelitian yang
diberikan.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda
v
semangat dan dana kepada saya selama menyelesaikan studi di Unimed, juga
teristimewa kepada adik – adikku Fegi Ramadhani dan Fany Fadillah yang selalu
memberi semangat kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
Juga teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada teman terbaik saya
Dessy Yulia Sitepu, Irma Asiyah Sari Tanjung, Dewi Novita Sari, Dewi Ratna
Pertiwi Sitepu, Aisyah dan seluruh teman – teman pendidikan Fisika Eks A 2012
yang selalu memberi semangat serta masukan kepada saya mulai dari penyusunan
sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada teman – teman
sebimbingan skripsi Evi Febrianne Naibaho, Nurhalimah dan Nurjanna Lubis
yang sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi kita. Terima kasih juga untuk
teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu
pendidikan kita.
Medan, Juli 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Rumusan Masalah 7
1.5 Tujuan Penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 8
1.7 Definisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 9
2.1.1 Pengertian Belajar 9
2.1.2 Pengertian Mengajar 11
2.1.3 Hasil Belajar 11
2.1.4.1 Ranah Kognitif 13
2.1.4.2 Ranah Afektif 17
2.1.4.3 Ranah Psikomotorik 19
2.1.5 Pengertian Model Pembelajaran 19
2.1.6 Model Pembelajaran Inquiry Training 20
2.1.6.1 Pengertian Model Pembelajaran Inkuiry Training 20 2.1.6.2 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiry Training 23 2.1.6.3 Sistem Sosial Model Pembelajaran Inkuiry Training 26 2.1.6.4 Dampak – Dampak Interaksional dan Pengiring 26 2.1.7 Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri 27
2.1.7.1 Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri 27
2.1.7.2 Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri 27
2.1.8 Model Pembelajaran Konvensional 28
2.1.8.1 Pengertian Model Pembelajaran Konvensional 28
2.1.9 Eksperimen Riil 29
2.1.10 Kemampuan Berpikir Kritis 32
2.1.11 Tujuan Berpikir Kritis 34
2.1.12 Materi Pembelajaran 35
2.1.12.1 Fluida Statis 35
vii
2.1.12.3 Tekanan 35
2.1.12.4 Tekanan Hidrostatik 36
2.1.12.5 Hukum Pascal 36
2.1.12.6 Hukum Archimedes 37
2.1.12.7 Penerapan Hukum Archimedes 38
2.1.12.8 Viskositas Dan Hukum Stokes 39
2.1.12.9 Tegangan Permukaan 39
2.1.12.10 Gejala Kapilaritas 40
2.1.13 Penelitian yang Relevan 41
2.2 Kerangka Konseptual 43
2.3 Hipotesis Penelitian 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan 45
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian 45
3.3 Variabel Penelitian 45
3.4 Jenis Dan Rancangan Penelitian 46
3.5 Prosedur Penelitian 47
3.6 Instrumen Penelitian 50
3.6.1 Tes Hasil Belajar 50
3.6.2 Tes Keterampilan Berpikir Kritis 51
3.6.3 Lembar Aktivitas Siswa 51
3.6.3.1 Lembar Penilaian Afektif (Sikap) 52
3.6.3.2 Lembar Penilaian Psikomotorik 53
3.6.4 Lembar Angket Siswa 54
3.6.5 Lembar Wawancara Guru 54
3.7 Validitas 55
3.7.1 Validitas Isi 55
3.8 Teknik Analisis Data 55
3.8.1 Menghitung Nilai Rata – Rata Dan Simpangan Baku 55
3.8.2 Uji Normalitas Data 56
3.8.3 Uji Homogenitas 57
3.8.4 Uji Hipotesis 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 63
4.1.1 Pretes Hasil Belajar 63
4.1.2 Kemampuan Berpikir Kritis 65
4.1.3 Perlakuan dalam Pelaksanaan Penelitian 67
4.1.4 Postes Hasil Belajar 76
4.2 Pengujian Hipotesis 77
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 79
4.3.1 Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis 79 Eksperimen Riil Terhadap Hasil Belajar
viii
Berbasis Eksperimen Riil Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 85
5.2 Saran 85
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Jenis Dan Subjenis Dimensi Pengetahuan 13
Tabel 2.2 Enam Kategori Proses Kognitif 15
Tabel 2.3 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 23
Tabel 2.4 Keterampilan Berpikir Kritis dan Perinciannya 32
Tabel 2.5 Penelitian yang Relevan 41
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Hasil Belajar siswa 46
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian ANAVA 2 Jalur 47
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Materi Fluida Statis 50
Tabel 3.4 Kriteria Hasil Belajar Siswa 50
Tabel 3.5 Kisi – Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis 51
Tabel 3.6 Kriteria Berpikir Kritis 51
Tabel 3.7 Rubrik Penilaian Sikap 52
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Sikap 53
Tabel 3.9 Rubrik Penilaian Psikomotorik 53
Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Psikomotorik 54
Tabel 3.11 Ringkasan Anava Dua Jalur 61
Tabel 4.1 Data Pretes Hasil Belajar 63
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes 64
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes 64
Tabel 4.4 Uji Kemampuan Awal Siswa 65
Tabel 4.5 Data Kemampuan Berpikir Kritis 65
Tabel 4.6 Data Kemampuan Berpikir Kritis tinggi dan Rendah 66 Tabel 4.7 Nilai LKS Kelompok Selama 5 Praktikum 68
Tabel 4.8 Nilai Rata-rata Penilaian Afektif 70
Tabel 4.9 Nilai Rata-Rata Penilaian Psikomotorik 72
Tabel 4.10 Hasil Penilaian Kelas Eksperimen 75
Tabel 4.11 Data Pretes Hasil Belajar 76
Tabel 4.12 Uji Normalitas Postes Hasil Belajar 77 Tabel 4.13. Uji Homogenitas Postes Hasil Belajar 77 Tabel 4.14. Data ANAVA Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis 78
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Langkah – Langkah Pembelajaran Inkuiri 24
Gambar 2.2 Prinsip Kerja Pengangkat Hidrolik 36
Gambar 2.3 Keadaan Benda Didalam Zat Cair 38
Gambar 2.4 Contoh Tegangan Permukaan 40
Gambar 2.5 Kapilaritas Raksa dan Air dalam Tabung 41
Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Penelitian 49
Gambar 4.1 Pretes Hasil Belajar Kelas Eksperimen 63
Gambar 4.2 Pretes Hasil Belajar Kelas Kontrol 64
Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis 66
Gambar 4.4 Nilai Rata-rata Praktikum 69
Gambar 4.5 Nilai Rata-rata LKS Kelompok 69
Gambar 4.6 Nilai Rata-rata Setiap Praktikum 70
Gambar 4.7 Nilai Rata-rata Penilaian Sikap 71
Gambar 4.8 Nilai Rata-rata Setiap Sikap 71
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 89 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 127
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 142
Lampiran 4 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar 158
Lampiran 5 Kisi – Kisi Tes Berpikir Kritis siswa 171
Lampiran 6 Rubrik Penilaian Berpikir Kritis 181
Lampiran 7 Tes Hasil Belajar 183
Lampiran 8 Tes Kemampuan Berpikir Kritis 188
Lampiran 9 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 191 Lampiran 10 Distribusi Nilai Postes Kelas Eksperimen 193 Lampiran 11 Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol 195 Lampiran 12 Distribusi Nilai Postes Kelas Kontrol 197 Lampiran 13 Perhitungan Nilai Rata – Rata, Standar Deviasi &Varians 199 Lampiran 14 Uji Normalitas Data Pretes dan Data Postes 202 Lampiran 15 Uji Homogenitas Data Pretes dan Data Postes 205 Lampiran 16 Uji Kesamaan Rata – Rata Pretes (Uji – t Dua Pihak) 208 Lampiran 17 Distribusi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis 211
Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 18 Distribusi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis 213 Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 19 Perhitungan Nilai Rata – Rata, Standar Deviasi 215 dan Varians Kemampuan Berpikir Kritis
Lampiran 20 Distribusi Berpikir Kritis Tinggi & Berpikir Kritis Rendah 217 Kelas Eksperimen
Lampiran 21 Distribusi Berpikir Kritis Tinggi dan Berpikir Kritis Rendah 218 Kelas Kontrol
Lampiran 22 Analisis Varians Dua Jalur 219
Lampiran 23 Lembar Penilaian Sikap Kelas Eksperimen 223 Lampiran 24 Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen 233 Lampiran 25 Ringkasan Penilaian Sikap dan Penilaian Psikomotorik 243
Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian 254
Lampiran 27 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors 255
Lampiran 28 Luas Distribusi Normal Standar 256
Lampiran 29 Nilai Kritis Distribusi t 258
Lampiran 30 Daftar Nilai Kritis Distribusi F 259
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak
untuk menyerupai orang dewasa. Pandangan tersebut memberi makna bahwa
pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu
sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup. (Sagala, 2012: 1)
Hal tersebut sejalan dengan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. (Trianto, 2011: 1)
Pendidikan merupakan hal sangat penting bagi kehidupan bangsa. maju
mundurnya suatu peradaban bangsa salah satunya diukur dari kualitas
pendidikannya. Daftar kualitas pendidikan negara anggota Organisasi Kerja Sama
Ekonomi Pembangunan (OECD) yang dirilis hari Rabu, 13 Mei 2015 oleh BBC
dan Financial Times. Hasilnya Singapura dinobatkan sebagai negara yang
memiliki kualitas pendidikan terbaik sedunia. Sementara Indonesia berada di
peringkat 69 dari 76 negara. (http://pendidikanindonesia.com, diakses pada
tanggal 13 Januari 2016)
Hasil penelitian oleh OECD, pendidikan yang mampu mendukung
pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu
menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan
harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik.
2
Pendidikan di sekolah menengah terdiri atas banyak mata pelajaran yang di
ajarkan, salah satunya adalah ilmu pengetahuan alam (IPA). IPA adalah suatu
kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala –
gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan
eksperimen serta menuntut sikap ilmiah. (Trianto, 2014: 136 – 137)
Secara umum IPA meliputi tiga bidang dasar, yaitu biologi, fisika, dan
kimia. Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu yang
lahir dan berkembang lewat langkah – langkah observasi, perumusan masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan
kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat
fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala – gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar
sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga
komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara
universal. (Trianto, 2014: 137 – 138)
Pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa konsep. prinsip dan teori
dalam fisika tidak harus dihafal, tetapi dipahami oleh siswa. Hal ini bertolak
belakang dengan kenyataan dilapangan bahwa siswa hanya menghafal konsep dan
kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam
kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. (Trianto, 2011:
6)
Hal itu juga sesuai dengan yang ditemukan peneliti saat melakukan Program
Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA Swasta Persiapan Stabat tahun
2015. Banyak siswa yang mengatakan bahwa fisika merupakan pelajaran yang
sulit dan penerapan rumus – rumus fisika kedalam soal juga tidak mudah. Siswa
juga mengatakan, bahwa mereka dapat dengan mudah mengerjakan soal fisika
jika soal yang diberikan guru harus sama dengan contoh soal yang diberikan. Hal
ini tentu saja akan membuat siswa tidak dapat mengembangkan pola pikirnya
dalam mengerjakan soal – soal fisika yang lebih bervariasi. Selain itu, pada saat
3
hanya menekankan siswa untuk menghafal rumus dan mencatat materi yang ada
di buku pelajaran.
Hasil studi pendahuluan di MAN 1 Stabat pada tanggal 11 Januari 2016
dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan pada 66 siswa kelas X,
diperoleh data bahwa 44% (29 siswa) menganggap bahwa pelajaran fisika itu
biasa saja, 35% (23 siswa) menganggap bahwa pelajaran fisika itu sulit dan
kurang menarik dan 21% (14 siswa) menganggap bahwa pelajaran fisika itu
mudah dan menyenangkan.
Hal lain yang dilakukan dalam studi pendahuluan ini adalah hasil
wawancara dengan seorang guru fisika di MAN 1 Stabat. Beliau mengatakan
bahwa hasil belajar fisika siswa saat ujian semester I masih dibawah ketuntasan
minimum fisika, yaitu 3,00 (menurut kurikulum 2013). Selain itu, beliau juga
mengatakan bahwa apabila siswa diajarkan secara teori, minat siswa terhadap
fisika sangat kurang, sedangkan bila siswa diajak ke laboratorium akan muncul
minat siswa terhadap fisika. Tetapi beliau, jarang membawa siswa ke
laboratorium karena alatnya yang kurang memadai dan waktu yang tidak cukup.
Sedangkan menurut angket, sebanyak 61% (40 siswa) menginginkan belajar fisika
yang banyak praktek dan demonstrasi, 29% (19 siswa) menginginkan belajar
sambil bermain, 7% (5 siswa) menginginkan banyak mengerjakan soal, dan hanya
3% (2 siswa) yang menginginkan belajar fisika dengan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Model pembelajaran yang digunakan beliau, cenderung
lebih dominan menggunakan model pembelajaran konvensional, dengan metode
ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka untuk mengatasinya diperlukan
suatu model dan metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mau
mempelajari fisika dan membuat siswa paham mengenai konsep fisika. Model dan
metode tersebut juga harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan materi
pelajaran yang diajarkan.
Salah satu metode pembelajaran yang mampu memfasilitasi agar siswa
dapat memahami konsep fisika dan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah
4
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu
objek, menganalisis, membuktikan dan menarik sendiri tentang suatu objek,
keadaan atau proses sesuatu. (Sagala, 2012: 220)
Model pembelajaran yang juga dapat mengatasi permasalahan diatas adalah
model pembelajaran inkuiri. Inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran
inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam waktu yang
relatif singkat. Hasil penelitian Schlenker, dalam Joice dan Weil menunjukkan
bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam
berpikir kreatif , dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis
informasi (Trianto, 2011: 166 – 167)
Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist),
melakukan eksperimen dan mampu melakukan proses mental berinkuiri. Asumsi
yang mendasari model inkuiri ini adalah keterampilan berpikir kritis dan berpikir
deduktif yng diperlukan berkaitan dengan pengumpulan data yang berkaitan
dengan kelompok hipotesis. (Hamalik, 2010: 219 – 220)
Penjelasan diatas menerangkan bahwa model pembelajaran inkuiri yang
menerapkan metode eksperimen dapat membuat siswa dapat berpikir kreatif dan
logis. Fisher (2009: 10) mengatakan bahwa berpikir kritis adalah interpretasi dan
evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi
dan argumentasi. Sehingga berpikir kritis sejalan dengan model pembelajaran
inkuiri dan metode eksperimen yang dapat meningkatkan pemahaman siswa
mengenai konsep – konsep fisika dan aktivitas belajar siswa.
Penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri sudah pernah diteliti oleh
peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya Harahap (2014) diperoleh adanya
pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa
pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA Swasta Al Ulum Medan T.P.
2013/2014. Kelemahan dari penelitian ini adalah peneliti masih kurang mampu
5
motivasi dan kemampuan berpikir siswa. Selanjutnya Marpaung (2013)
melakukan penelitian model pembelajaran inkuiri berbasis mindscaping dan
diperoleh bahwa hasil nilai pretes diperoleh 38,71 dan postest 73,86. Hasil uji t
satu pihak thitung = 4,35, ttabel = 1,67 sehingga thitung>ttabel maka Ha diterima, dengan
demikian diperoleh kesimpulan ada pengaruh model pembelajaran inquiry
training berbasis mindscaping terhadap hasil belajar siswa pada sub materi pokok
cahaya di kelas VIII Semester II SMP N 3 Pematangsiantar T.P 2012/2013.
Penelitian yang dilakukan oleh Hannum (2014) dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri training diperoleh bahwa nilai rata-rata pos-test kelas
eksperimen 80,05 dan kelas kontrol 68,81, sehingga ada pengaruh model
pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar Fisika.
Model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen ini telah diterapkan
sebelumnya oleh Afandi (2013) diperoleh hasil uji thitung adalah 2,88 sedangkan
ttabel adalah 2,002 pada taraf nyata 0,05 artinya 95% Ha diterima dan 5% Ho
ditolak dimana thitung > ttabel (thitung 2,88 > ttabel 2,002). Sehingga diperoleh
kesimpulan bahwa ada pengaruh yang berarti dari model pembelajaran Inkuiri
Berbasis Eksperimen secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok listrik dinamis kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T.P 2012/2013.
Penelitian yang dilakukan Simbolon (2013: 135) diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara gain hasil belajar atau peningkatan hasil
belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbasis eksperimen riil dan laboratorium virtual dibandingkan dengan
siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct
Instruction).
Kemampuan berpikir kritis dengan model pembelajaran inkuiri juga sudah
pernah diterapkan sebelumnya oleh Usman Riyadi (2008) diperoleh hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa setelah proses belajar mengajar berlangsung,
kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran dengan kegiatan laboratorium
inkuiri memiliki kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
6
peningkatan penguasaan konsep pada kelas kontrol dengan N-gain sebesar 0,14
dan pada kelas eksperimen 0,36.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tempat
penelitian, sampel penelitian, materi penelitian, waktu pelaksanaan penelitian,
kombinasi model pembelajaran inkuiri dengan eksperimen dan berpikir kritis
siswa. Dimana pada penelitian ini menggunakan materi Fluida Statis di MAN 1
Stabat.
Dari uraian permasalahan diatas, apakah hasil belajar fisika siswa dapat
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan bagaimana
kaitannya dengan eksperimen didalam pembelajaran serta kaitannya dengan
kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk dapat mengetahui hal tersebut, penulis
perlu mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Eksperimen Riil Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis di Kelas X MAN 1 Stabat T.P 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan
masalah yang ada di MAN 1 Stabat yaitu :
1. Siswa menganggap pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dan kurang
menarik serta biasa saja.
2. Guru menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu dengan metode
ceramah, mencatat dan mengerjakan soal.
3. Siswa menginginkan pembelajaran fisika dengan banyak praktek dan
demonstrasi
1.3 Batasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu
dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inquiry
7
2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas Xsemester genap T.P 2015/2016 di
MAN 1 Stabat.
3. Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi fluida statis.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh hasil belajar siswa akibat penerapan model
pembelajaran Inquiry Training Berbasis Eksperimen Riil pada materi pokok
fluida statis di kelas X MAN 1 Stabat T.P. 2015/2016?
2. Apakah ada pengaruh berpikir kritis tinggi dengan berpikir kritis rendah
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis di kelas X di
MAN 1 Stabat T.P 2015/2016?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran Inquiry Training
Berbasis Eksperimen Riil dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok fluida statis di kelas X MAN 1 Stabat T.P
2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini dilihat dari rumusan masalah,
adalah :
1. Mengetahui pengaruh hasil belajar siswa akibat penerapan model
pembelajaran Inquiri Training Berbasis Eksperimen Riil pada materi pokok
fluida statis di kelas X MAN 1 Stabat T.P. 2015/2016
2. Mengetahui pengaruh berpikir kritis tinggi dengan berpikir kritis rendah
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis di kelas X di
MAN 1 Stabat T.P 2015/2016
3. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran Inquiry Training Berbasis
Eksperimen Riil dengan berpikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar
8
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini
adalah:
1. Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan bagi peneliti sebagai calon
guru dalam mengajar fisika pada masa yang akan datang.
2. Sebagai sumbangan pemikiran dan menjadi bahan informasi dalam rangka
perbaikan variasi pembelajaran di tempat pelaksanaan penelitian khususnya
dan dunia pendidikan umumnya.
3. Sebagai bahan pembanding bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti
dengan model pembelajaran yang sama.
1.7 Definisi Operasional
Defenisi operasional merupakan suatu defenisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini, digunakan
istilah-istilah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran inquiry training adalah model yang dirancang untuk
membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui
latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode
waktu yang singkat. (Joice, 2011: 202)
2. Model pembelajaran konvensional (klasikal) adalah suatu model pengajaran
yang mencerminkan kemampuan utama guru. (Sagala, 2012: 185)
3. Eksperimen riil adalah suatu cara dimana murid bersama – sama mengerjakan
sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari
suatu aksi. (Susiandari, 2012: 26)
4. Berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif
terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. (Fisher,
2009: 10)
5. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian – pengertian,
85 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan penelitian yang
diperoleh di MAN 1 Stabat pada materi fluida statis, dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar kelas
konvensional sehingga ada pengaruh hasil belajar akibat penerapan model
pembelajaran Inquiry Training Berbasis Eksperimen Riil
2. Nilai kemampuan berpikir kritis diatas rata-rata lebih baik daripada nilai
rata-rata kemampuan berpikir kritis dibawah rata-rata sehingga ada
pengaruh berpikir kritis tinggi dengan berpikir kritis rendah terhadap hasil
belajar siswa.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran Inquiry Training Berbasis
Eksperimen Riil dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan bagi peneliti selanjutnya beberapa hal sebagai
berikut :
1. Jika ingin meneliti dengan model pembelajaran Inquiry Training dan juga
menggunakan kemampuan berpikir kritis, ada baiknya bagi peneliti
selanjutnya untuk menggunakan hasil belajar berupa keterampilan proses
sains.
2. Selain dengan menggunakan eksperimen riil, peneliti selanjutnya juga dapat
menggunakan laboratorium virtual (Virtual Laboratory) agar dapat
menghemat biaya peneliti dan siswa saat melakukan praktikum.
3. Menggunakan waktu yang ada seefisien mungkin agar tidak mengganggu ke
mata pelajaran berikutnya dengan cara mempersingkat waktu saat
86
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, F., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T. P. 2012 / 2013, Skripsi, FMIPA Universitas Negeri Medan
Al Rasyidin, (2013), Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Perdana, Jakarta
Anderson, L.W., Karthwohl, D.R., (2010), Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Arikunto, S., (2007), Manajemen Penelitian, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta
Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Ennis, R.H., (1993), Critical Thinking Assesment, Jurnal Theory into Practice, Vol. 32 No. 3 hal: 179 - 186
Ennis, R. H., (2011), The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities, University of Illinois, On line at http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCritic alThinking_51711_000.pdf [diakses tanggal 29 Januari 2016].
Fisher, A., (2009), Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Penerbit Erlangga, Jakarta
Giancoli, D. C., (2001), Fisika Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta
Handayani, S., (2009), Fisika 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI. Penerbit Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta
Hannum, F., Bukit, N., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal INPAFI Vol. 2, No. 4 hal: 139 - 147
Harahap, A.R., Sinuraya, J., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X SMA Swasta Al Ulum Medan T.P. 2013/2014, Jurnal INPAFI, Vol. 2, No. 3 hal: 1 – 10
87
Kementerian Agama, (2014), Pedoman Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Tingkat Madrasah Aliyah (MA), Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Jakarta
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, (2014), Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam, Penerbit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
Marpaung, M., Simamora, P., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Mindscaping Terhadap Hasil belajar Siswa Pada Sub-Materi Pokok Cahaya Di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 3 Pematangsiantar T.P 2012/2013, Jurnal INPAFI hal: 136 – 143
Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Nurachmandani, S., (2009), Fisika 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Penerbit Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Palupi, D.S., (2009), Fisika : untuk SMA dan MA Kelas XI, Penerbit Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Pujianto, (2013), Fisika Untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika Dan Ilmu Alam, Penerbit Yudhistira, Jakarta
Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Jakarta
Pritasari, A.D.C., (2011), Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Yogyakarta Pada Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI), Tesis, Universitas Negeri Yogyakarta
Riyadi, U., (2008), Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Kegiatan Laboraturium Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pokok Bahasan Fluida Statis, Tesis, Universitas Negeri Semarang
Sagala, S., (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit Alfabeta, Bandung
Sardiman, A. M., (2011). Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Press, Jakarta
88
Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta
Slavin, R. E., (2006), Educational Psycologi: Theory And Practice Eight Edition, Johns Hopkins University, United States of America
Sudjana, (2009), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung
Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Suprijono, A., (2010), Kumpulan Model Pembelajaran: Teori Dan Aplikasi, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Suryosubroto, B., (2009), Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Penerbit PT Rhineka Cipta, Jakarta
Susiandari, A., (2012), Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah Menggunakan Laboratorium Riil dan Virtuil di Tinjau Dari Kemampuan Kerja Sama dan Keterampilan Berpikir Kritis, Tesis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta