• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Penerapan Program Penilaian Tenaga Penunjang Dengan Motivasi Kerja Pegawai (Studi Kasus di Unit-unit Lingkungan Rektorat Institut Pertanian Bogor, Bogor – Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Penerapan Program Penilaian Tenaga Penunjang Dengan Motivasi Kerja Pegawai (Studi Kasus di Unit-unit Lingkungan Rektorat Institut Pertanian Bogor, Bogor – Jawa Barat)"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENERAPAN

PROGRAM PENILAIAN TENAGA PENUNJANG

DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI

(Studi Kasus di Unit-unit Lingkungan Rektorat Institut Pertanian Bogor, Bogor – Jawa Barat)

OLEH:

ROHIMAN ATJA

A 14102566

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang telah disusun oleh:

Nama : Rohiman Atja

NIM : A14102566

Program Studi : Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul : Hubungan Penerapan Program Penilaian Tenaga

Penunjang Dengan Motivasi Kerja Pegawai (Studi

Kasus di Unit-unit Lingkungan Rektorat Institut

Pertanian Bogor, Bogor – Jawa Barat)

Dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2007

Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir. Amzul Rifin, MA. NIP. 132 288 333

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya kepada Penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulis sangat menyadari hanya karena pertolongan

dan kemudahan dari-Nya penelitian yang berjudul Hubungan Penerapan

Program Penilaian Tenaga Penunjang Dengan Motivasi Kerja Pegawai (Studi

Kasus di Unit-unit Lingkungan Rektorat Institut Pertanian Bogor, Bogor – Jawa

Barat) ini dapat diselesaikan.

Tulisan ini merupakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pertanian fakultas pertanian IPB. Penulisan skripsi ini dilakukan atas

dasar penelitian pada hubungan pelaksanaan program penilaian tenaga

penunjang yang dilakukan IPB dalam hal ini Direktorat SDM dan AU IPB sebagai

pelaksananya terhadap motivasi kerja pegawai di lingkungan rektorat IPB.

Penulis sangat menyadari keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh

Penulis, baik dalam proses pengambilan data maupun dalam proses penyajian

data dalam skripsi ini. Namun Penulis berharap tulisan ini dapat berguna bagi

para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat

menyumbangkan pemikiran bagi para peneliti selanjutnya yang berhubungan

dengan tema dalam skripsi ini.

Bogor, Mei 2007

(4)

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Amzul Rifin, SP. MA. sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing Penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

2. Ibu Ir. Yayah K.Wagiono M.Ec. dan Ibu Dra. Yusalina, M.Si. yang bersedia

menjadi dosen penguji utama dan penguji komdik.

3. Bapak Dr. Ir. M. Yamin M.Agr. sebagai Direktur Direktorat SDM dan AU IPB

dan Staff yang telah membantu dan mendukung Penulis dalam melakukan

Penelitian di rektorat IPB.

4. Apa, Ema, a’ Adi, a’ Acep, Teh Erma, Teh Ai atas dukungan, do’a, dan

motivasinya.

5. Teman-teman di KPSI IPB terutama di Cyber Mahasiswa – Merpati (Frans,

Jemix, Dede, Mul, dan lain-lain), dan teman-teman di Fakultas Peternakan

IPB (Agus, Aris, dan lain-lain).

6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penelitian ini.

Bogor, Juni 2007

(5)

DAFTAR ISI

COVER... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN...vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1. Penilaian Kinerja... 7

2.2. Motivasi Kerja ... 8

2.3. Teori Motivasi ... 10

2.3.1. Maslow’s Need Hierarchy Theory...10

2.3.2. Herzberg’s Two Faktors Motivation Theory... 13

2.3.3. Content Theory and Process Theory... 14

2.3.4. Mc Gregor’s X and Y Theory... 15

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN... 17

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 17

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 20

3.3. Hipotesis Penelitian ... 21

3.4. Penelitian Terdahulu... 23

(6)

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 27

4.3. Teknik Pengumpulan Data ... 28

4.4. Teknik Pengambilan Sampel ... 28

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 31

4.5.1. Skala Pengukuran ... 31

4.5.2. Uji validitas... 31

4.5.3. Koefisien Korelasi Rank Spearman ...34

4.5.4. Signifikansi Koefisien Korelasi... 36

BAB V GAMBARAN UMUM INSTITUSI... 38

5.1. Perkembangan IPB Secara Umum ... 38

5.2. Lokasi Rektorat IPB ... 40

5.3. Unit-unit yang terdapat di Rektorat IPB ... 41

5.3.1. Kantor Pengembangan Sistem Informasi ... 41

5.3.2. Direktorat Administrasi dan Jaminan Mutu Pendidikan ... 41

5.3.3. Direktorat Sumberdaya Manusia dan Administrasi Umum ... 42

5.3.4. Direktorat Fasilitas dan Properti ... 42

5.3.5. Kantor Perencanaan dan Evaluasi ... 43

5.3.6.

Direktorat Kemahasiswaan

... 44

5.3.7. PROHUMANI... 44

5.3.8. Kantor Jasa Ketenagakerjaan ... 45

5.3.9. Direktorat Pengembangan Institusi dan Usaha Penunjang ... 45

5.3.10. Direktorat Kerjasama ... 46

5.3.11. Direktorat Keuangan... 46

5.3.12. Kantor Program Internasional... 47

(7)

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN PENERAPAN PENILAIAN TENAGA

PENUNJANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI... 49

6.1. Karakteristik Responden ... 49

6.1.1. Umur responden ... 49

6.1.2. Jenis Kelamin ... 50

6.1.3. Tingkat Pendidikan ... 51

6.1.4. Lama Bekerja... 52

6.2. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Tenaga Penunjang ... 52

6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 53

6.4. Koefisien Korelasi Antara Program Penilaian Tenaga Penunjang dengan motivasi kerja Pegawai... 54

6.4.1. Faktor bantuan atasan dalam pencapaian karir ... 54

6.4.2. Faktor peningkatan penghargaan dan Balas Jasa Institusi ... 57

6.4.3. Faktor peningkatan tunjangan dari Institusi ... 59

6.4.4. Faktor peningkatan kenyamanan lingkungan kerja ... 62

6.4.5. Faktor kepuasan terhadap penerapan program penilaian kinerja . 64 6.4.6. Faktor peningkatan tantangan dalam pekerjaan ... 67

6.4.7. Faktor peningkatan pengalaman dalam pekerjaan... 70

6.4.8. Faktor peningkatan status dan pengakuan dari institusi... 72

6.5. Implikasi terhadap Motivasi Kerja Pegawai ... 75

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 77

7.1. Kesimpulan ... 77

7.2. Saran ... 78

(8)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow ... 12

2. Hierarki Kebutuhan Maslow Untuk Budaya Barat ... 12

3. Hierarki Kebutuhan Maslow Untuk Budaya Asia ... 13

4. Kerangka Pemikiran Operasional penelitian ... 20

5. Hasil Jawaban Responden Mengenai faktor bantuan atasan dalam pencapaian karir ... 54

6. Hasil Jawaban Responden Mengenai faktor peningkatan penghargaan dan balas jasa dari institusi ... 57

7. Hasil Jawaban Responden Mengenai faktor peningkatan tunjangan dari institusi... 60

8. Hasil Jawaban Responden Mengenai faktor peningkatan kenyamanan lingkungan kerja ... 62

9. Hasil Jawaban Responden Mengenai kepuasan terhadap penerapan program penilaian kinerja ... 65

10. Hasil Jawaban Responden Mengenai peningkatan tantangan dalam pekerjaan... 67

11. Hasil Jawaban Responden Mengenai peningkatan pengalaman dalam pekerjaan... 70

(9)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Rekapitulasi Tenaga Penunjang PNS dilingkungan rektorat IPB ... 28

2. Jumlah total staff dan responden perunit penelitian ... 30

3. Bobot Nilai Jawaban Responden ... 31

4. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 50

5. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 50

6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 51

7. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Bekerja ... 52

8. Koefisiensi korelasi hubungan faktor bantuan atasan dalam pencapaian karir terhadap faktor-faktor motivasi kerja ... 56

9. Koefisiensi korelasi hubungan faktor peningkatan balas jasa dari institusi terhadap faktor-faktor motivasi kerja ... 59

10. Koefisiensi korelasi hubungan faktor peningkatan tunjangan dari institusi terhadap faktor-faktor motivasi kerja ... 61

11. Koefisiensi korelasi hubungan faktor peningkatan kenyamanan lingkungan kerja terhadap faktor-faktor motivasi kerja. ... 63

12. Koefisiensi korelasi hubungan faktor kepuasan terhadap penerapan program penilaian kinerja dengan faktor-faktor motivasi kerja ... 66

13. Koefisiensi korelasi hubungan faktor peningkatan tantangan kerja terhadap faktor-faktor motivasi kerja ... 69

14. Koefisiensi korelasi hubungan faktor peningkatan pengalaman kerja terhadap faktor-faktor motivasi kerja ... 71

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Tampilan Form penilaian Tenaga Penunjang... 82

2. Hasil perhitungan uji validitas Kuisioner ... 83

3. Hasil perhitungan uji reabilitas Kuisioner... 85

4. Contoh hasil perhitungan spearman...87

5. Karakteristik responden... 89

(11)

HUBUNGAN PENERAPAN

PROGRAM PENILAIAN TENAGA PENUNJANG

DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI

(Studi Kasus di Unit-unit Lingkungan Rektorat Institut Pertanian Bogor, Bogor – Jawa Barat)

OLEH:

ROHIMAN ATJA

A 14102566

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang telah disusun oleh:

Nama : Rohiman Atja

NIM : A14102566

Program Studi : Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul : Hubungan Penerapan Program Penilaian Tenaga

Penunjang Dengan Motivasi Kerja Pegawai (Studi

Kasus di Unit-unit Lingkungan Rektorat Institut

Pertanian Bogor, Bogor – Jawa Barat)

Dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2007

Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir. Amzul Rifin, MA. NIP. 132 288 333

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya kepada Penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulis sangat menyadari hanya karena pertolongan

dan kemudahan dari-Nya penelitian yang berjudul Hubungan Penerapan

Program Penilaian Tenaga Penunjang Dengan Motivasi Kerja Pegawai (Studi

Kasus di Unit-unit Lingkungan Rektorat Institut Pertanian Bogor, Bogor – Jawa

Barat) ini dapat diselesaikan.

Tulisan ini merupakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pertanian fakultas pertanian IPB. Penulisan skripsi ini dilakukan atas

dasar penelitian pada hubungan pelaksanaan program penilaian tenaga

penunjang yang dilakukan IPB dalam hal ini Direktorat SDM dan AU IPB sebagai

pelaksananya terhadap motivasi kerja pegawai di lingkungan rektorat IPB.

Penulis sangat menyadari keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh

Penulis, baik dalam proses pengambilan data maupun dalam proses penyajian

data dalam skripsi ini. Namun Penulis berharap tulisan ini dapat berguna bagi

para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat

menyumbangkan pemikiran bagi para peneliti selanjutnya yang berhubungan

dengan tema dalam skripsi ini.

Bogor, Mei 2007

(14)

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Amzul Rifin, SP. MA. sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing Penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

2. Ibu Ir. Yayah K.Wagiono M.Ec. dan Ibu Dra. Yusalina, M.Si. yang bersedia

menjadi dosen penguji utama dan penguji komdik.

3. Bapak Dr. Ir. M. Yamin M.Agr. sebagai Direktur Direktorat SDM dan AU IPB

dan Staff yang telah membantu dan mendukung Penulis dalam melakukan

Penelitian di rektorat IPB.

4. Apa, Ema, a’ Adi, a’ Acep, Teh Erma, Teh Ai atas dukungan, do’a, dan

motivasinya.

5. Teman-teman di KPSI IPB terutama di Cyber Mahasiswa – Merpati (Frans,

Jemix, Dede, Mul, dan lain-lain), dan teman-teman di Fakultas Peternakan

IPB (Agus, Aris, dan lain-lain).

6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penelitian ini.

Bogor, Juni 2007

(15)

DAFTAR ISI

COVER... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN...vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1. Penilaian Kinerja... 7

2.2. Motivasi Kerja ... 8

2.3. Teori Motivasi ... 10

2.3.1. Maslow’s Need Hierarchy Theory...10

2.3.2. Herzberg’s Two Faktors Motivation Theory... 13

2.3.3. Content Theory and Process Theory... 14

2.3.4. Mc Gregor’s X and Y Theory... 15

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN... 17

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 17

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 20

3.3. Hipotesis Penelitian ... 21

3.4. Penelitian Terdahulu... 23

(16)

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 27

4.3. Teknik Pengumpulan Data ... 28

4.4. Teknik Pengambilan Sampel ... 28

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 31

4.5.1. Skala Pengukuran ... 31

4.5.2. Uji validitas... 31

4.5.3. Koefisien Korelasi Rank Spearman ...34

4.5.4. Signifikansi Koefisien Korelasi... 36

BAB V GAMBARAN UMUM INSTITUSI... 38

5.1. Perkembangan IPB Secara Umum ... 38

5.2. Lokasi Rektorat IPB ... 40

5.3. Unit-unit yang terdapat di Rektorat IPB ... 41

5.3.1. Kantor Pengembangan Sistem Informasi ... 41

5.3.2. Direktorat Administrasi dan Jaminan Mutu Pendidikan ... 41

5.3.3. Direktorat Sumberdaya Manusia dan Administrasi Umum ... 42

5.3.4. Direktorat Fasilitas dan Properti ... 42

5.3.5. Kantor Perencanaan dan Evaluasi ... 43

5.3.6.

Direktorat Kemahasiswaan

... 44

5.3.7. PROHUMANI... 44

5.3.8. Kantor Jasa Ketenagakerjaan ... 45

5.3.9. Direktorat Pengembangan Institusi dan Usaha Penunjang ... 45

5.3.10. Direktorat Kerjasama ... 46

5.3.11. Direktorat Keuangan... 46

5.3.12. Kantor Program Internasional... 47

(17)

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN PENERAPAN PENILAIAN TENAGA

PENUNJANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI... 49

6.1. Karakteristik Responden ... 49

6.1.1. Umur responden ... 49

6.1.2. Jenis Kelamin ... 50

6.1.3. Tingkat Pendidikan ... 51

6.1.4. Lama Bekerja... 52

6.2. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Tenaga Penunjang ... 52

6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 53

6.4. Koefisien Korelasi Antara Program Penilaian Tenaga Penunjang dengan motivasi kerja Pegawai... 54

6.4.1. Faktor bantuan atasan dalam pencapaian karir ... 54

6.4.2. Faktor peningkatan penghargaan dan Balas Jasa Institusi ... 57

6.4.3. Faktor peningkatan tunjangan dari Institusi ... 59

6.4.4. Faktor peningkatan kenyamanan lingkungan kerja ... 62

6.4.5. Faktor kepuasan terhadap penerapan program penilaian kinerja . 64 6.4.6. Faktor peningkatan tantangan dalam pekerjaan ... 67

6.4.7. Faktor peningkatan pengalaman dalam pekerjaan... 70

6.4.8. Faktor peningkatan status dan pengakuan dari institusi... 72

6.5. Implikasi terhadap Motivasi Kerja Pegawai ... 75

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 77

7.1. Kesimpulan ... 77

7.2. Saran ... 78

(18)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow ... 12

2. Hierarki Kebutuhan Maslow Untuk Budaya Barat ... 12

3. Hierarki Kebutuhan Maslow Untuk Budaya Asia ... 13

4. Kerangka Pemikiran Operasional penelitian ... 20

5. Hasil Jawaban Responden Mengenai faktor bantuan atasan dalam pencapaian karir ... 54

6. Hasil Jawaban Responden Mengenai faktor peningkatan penghargaan dan balas jasa dari institusi ... 57

7. Hasil Jawaban Responden Mengenai faktor peningkatan tunjangan dari institusi... 60

8. Hasil Jawaban Responden Mengenai faktor peningkatan kenyamanan lingkungan kerja ... 62

9. Hasil Jawaban Responden Mengenai kepuasan terhadap penerapan program penilaian kinerja ... 65

10. Hasil Jawaban Responden Mengenai peningkatan tantangan dalam pekerjaan... 67

11. Hasil Jawaban Responden Mengenai peningkatan pengalaman dalam pekerjaan... 70

(19)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Rekapitulasi Tenaga Penunjang PNS dilingkungan rektorat IPB ... 28

2. Jumlah total staff dan responden perunit penelitian ... 30

3. Bobot Nilai Jawaban Responden ... 31

4. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 50

5. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 50

6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 51

7. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Bekerja ... 52

8. Koefisiensi korelasi hubungan faktor bantuan atasan dalam pencapaian karir terhadap faktor-faktor motivasi kerja ... 56

9. Koefisiensi korelasi hubungan faktor peningkatan balas jasa dari institusi terhadap faktor-faktor motivasi kerja ... 59

10. Koefisiensi korelasi hubungan faktor peningkatan tunjangan dari institusi terhadap faktor-faktor motivasi kerja ... 61

11. Koefisiensi korelasi hubungan faktor peningkatan kenyamanan lingkungan kerja terhadap faktor-faktor motivasi kerja. ... 63

12. Koefisiensi korelasi hubungan faktor kepuasan terhadap penerapan program penilaian kinerja dengan faktor-faktor motivasi kerja ... 66

13. Koefisiensi korelasi hubungan faktor peningkatan tantangan kerja terhadap faktor-faktor motivasi kerja ... 69

14. Koefisiensi korelasi hubungan faktor peningkatan pengalaman kerja terhadap faktor-faktor motivasi kerja ... 71

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Tampilan Form penilaian Tenaga Penunjang... 82

2. Hasil perhitungan uji validitas Kuisioner ... 83

3. Hasil perhitungan uji reabilitas Kuisioner... 85

4. Contoh hasil perhitungan spearman...87

5. Karakteristik responden... 89

(21)

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Keberhasilan suatu perusahaan atau institusi tidak terlepas dari

keberadaan Sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas dan sesuai dengan

harapan perusahaan. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu

Sumberdaya terpenting di setiap organisasi atau institusi, karenanya

Sumberdaya manusia yang memiliki produktivitas dan kinerja tinggi merupakan

impian dari semua perusahaan.

Peningkatan kualitas Sumberdaya manusia dapat dicapai melalui upaya

pengembangan SDM yang terarah dan terencana. Hal ini merupakan suatu hal

yang harus dilakukan setiap perusahaan atau institusi agar kemampuan serta

sikap SDM semakin meningkat sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan kebutuhan

institusi. Program pengembangan SDM dapat dilakukan dengan berbagai cara,

antara lain dengan pemberian penghargaan atas prestasi kerja, promosi dan

mutasi, pemberian insentif, pengembangan karir, serta pemberian pendidikan

dan pelatihan.

Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, Institut Pertanian Bogor

sebagai suatu institusi menerapkan suatu peraturan dan disiplin yang tinggi

terhadap pegawainya. Jumlah staff penunjang IPB yang begitu banyak menuntut

pengelolaan SDM harus profesional supaya kinerjanya optimal. Jumlah staff

penunjang yang lebih banyak dari Staff pengajar ini dituntut bekerja profesional

dengan tugas utama secara umum membantu staff pengajar dalam

melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Dimulai tahun 2005 Institut Pertanian

Bogor mulai menerapkan sistem pengisian formulir performance dan kinerja

(22)

Kepala Bagian, sehingga memberikan kesempatan kepada para atasan tersebut

melakukan penilaian langsung terhadap kinerja staff, kemudian pada bulan Juli

2006 IPB membuat format baru dengan nama Laporan Penilaian Tenaga

Penunjang.

Tabel 1. Rekapitulasi Staff Penunjang PNS di lingkungan IPB

No Unit Kerja Jumlah Ket.

1 Dir.t F & P 125 Lokasi Rektorat 2 LPPM 219 Lokasi Rektorat 3 KPSI 10 Lokasi Rektorat 4 Dir. AJMP 40 Lokasi Rektorat 5 Dir.t Keuangan 35 Lokasi Rektorat 6 Dir. Kemahasiswaan 20 Lokasi Rektorat 7 KJK 1 Lokasi Rektorat 8 Kantor Audit Internal 4 Lokasi Rektorat 9 Program Internasional 5 Lokasi Rektorat 10 Dir. PIUP 2 Lokasi Rektorat 11 Dir. SDM & AU 74 Lokasi Rektorat 12 KPE 11 Lokasi Rektorat 13 Dir. Kerjasama 3 Lokasi Rektorat 14 Kantor Prohumani 18 Lokasi Rektorat 15 KPH 7 Lokasi Rektorat 16 TPB 5 Luar Rektorat 17 UKK 20 Luar Rektorat 18 MKDU 6 Luar Rektorat 19 UPT. Bahasa 1 Luar Rektorat 20 SPS 18 Luar Rektorat 21 Perpustakaan 72 Luar Rektorat 22 Univ. Farm 9 Luar Rektorat 23 Rumah Sakit Hewan 1 Luar Rektorat 24 Faperta 91 Luar Rektorat 25 FKH 96 Luar Rektorat 26 FPIK 62 Luar Rektorat 27 FAPET 91 Luar Rektorat 28 FAHUTAN 63 Luar Rektorat 29 FATETA 87 Luar Rektorat 30 MIPA 83 Luar Rektorat 31 FEM 13 Luar Rektorat 32 FEMA 30 Luar Rektorat

Jumlah 1322

Sumber: Direktorat SDM dan AU-IPB dan Basis Data Absen Finger Print

Sesuai dengan bidang keilmuannya dalam arti luas IPB memiliki visi

memfokuskan pada kompetensi utama lulusannya di bidang pertanian tropika.

Untuk implementasinya IPB melaksanakan misi dengan menyelengarakan

pendidikan tinggi yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat kini

(23)

pendayagunaan IPTEKS, berusaha meningkatkan kesejahteraan umat manusia

melalui penerapan dan pendayagunaan IPTEKS, serta mengusahakan

terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak asasi

manusia.

Tabel 2. Rekapitulasi Staff Pengajar IPB Fakultas Jumlah

Pertanian 184 FKH 102 Perianan 156 Peternakan 81 Kehutanan 132 Fateta 152 MIPA 190 FEM 89 FEMA 82

Total 1168

Sumber: http://www.ipb.ac.id/id/index.php?p=65&tipe=4, diakses bulan Juni 2007

Sebagai perguruan tinggi dibidang IPTEKS bertarap internasional IPB

memiliki tujuan menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mampu

mengembangkan dan menerapkan IPTEKS, mampu menginovasi IPTEKS ramah

lingkungan untuk mendukung pembangunan nasional dan memperbaiki

kesejahteraan umat manusia. Sehingga diharapkan IPB menjadi lembaga

pendidikan tinggi yang siap menghadapi tuntutan masyarakat dan tantangan

pembangunan yang berubah dengan cepat dan baik secara nasional maupun

global, serta menjadikan IPB sebagai kekuatan moral dalam masyarakat madani

Indonesia. Dalam rangka mengimplementasikan visi, misi, dan tujuannya

tersebut IPB tetap menjaga komitmen tinggi terhadap mutu, sehingga diharapkan

secara efisiensi dan akuntable menghasilkan lulusan yang kompeten dan

IPTEKS yang relevan untuk kesejahteraan masyarakat. Terlebih sekarang ini IPB

menyongsong implementasi otonomi penuh sebagai Perguruan Tinggi Badan

(24)

1.2. Perumusan Masalah

Sejak tanggal 26 Desember 2000 pemerintah telah memberikan status

sebagai Perguruan Tinggi - Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) terhadap

Insitut Pertanian Bogor. Status ini bukan merupakan swastanisasi, melainkan

pemberian otonomi yang luas, dimiliki secara efisien dan akuntabel agar dapat

mempercepat tercapainya peningkatan kualitas penyelenggaraan Tri Dharma

perguruan tinggi, dengan program kerja utama untuk mewujudkan academic

excellent dan generating income excellent.

Dalam rangka menghadapi status otonomi tersebut Institut Pertanian

Bogor melakukan penataan internal terhadap berbagai aspek, termasuk dalam

hal penataan manajemen Sumberdaya manusia sejak Maret 2004

diberlakukannya “formulir performance dan kinerja” sebagai dasar pemberian

merit bagi staff penunjang. Kemudian pada bulan Juli 2006 dirubah namanya

menjadi Laporan Penilaian Tenaga Penunjang dengan bentuk yang berbeda.

Seperti di semua lembaga lainnya, pelaksanaan penilaian kinerja tenaga

penunjang di IPB dilakukan dengan tujuan selaian mengevaluasi kinerja pegawai

juga untuk melihat potensi dan prestasi dari pegawai itu sendiri dengan tujuan

akhir adalah meningkatkan motivasi kerjanya.

Dalam upaya meningkatkan motivasi kerja untuk para staff penunjang

PNS di IPB dilakukan penilaian kinerja berupa kebijakan penilaian tenaga

penunjang, hasil dari penilaian ini sebagai salah satu parameter pemberian merit

selain itu berfungsi untuk digunakan sebagai pertimbangan Direktorat SDM dan

AU dalam jenjang karir pegawai bersangkutan. Adanya Hubungan antara

Penilaian kinerja dalam hal ini Laporan Penilaian Tenaga Penunjang dengan

motivasi kerja dari staff penunjang PNS perlu dikaji dan dievaluasi supaya

penerapannya tepat tujuan, mengingat pelaksanaan penilaian ini membutuhkan

(25)

Rektorat Institut Pertanian Bogor merupakan pusat pengaturan seluruh

aktifitas belajar mengajar dan Administrasi institusi di lingkungan Institut

Pertanian Bogor. Gedung Rektorat IPB memiliki 15 Unit Lembaga dan Kantor

yang bertugas membantu unsur pimpinan dalam menjalankan kegiatan institusi.

Berdasarkan uraian di atas berkaitan dengan penataan internal yang

dilakukan IPB terhadap manajemen Sumberdaya manusia yang dimilikinya,

maka permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi pegawai terhadap penerapan Laporan Penilaian Tenaga

Penunjang di lingkungan Rektorat IPB?

2. Bagaimana persepsi pegawai di lingkungan Rektorat IPB mengenai Laporan

Penilaian Tenaga Penunjang?

3. Sejauh mana hubungan antara persepsi pegawai terhadap Laporan Penilaian

Tenaga Penunjang dengan motivasi kerja pegawai di lingkungan Rektorat

IPB?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji persepsi pegawai terhadap pelaksanaan penerapan program

Laporan Penilaian Tenaga Penunjang di lingkungan Rektorat IPB.

2. Menganalisa hubungan antara persepsi pegawai terhadap penerapan

Penilaian Tenaga Penunjang dengan motivasi kerja pegawai.

3. Merekomendasikan upaya bagi peningkatan efektivitas program Laporan

(26)

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,

khususnya:

1. Bahan masukan bagi Institut Pertanian Bogor dalam mengembangkan

program penilaian terhadap pegawai dalam rangka peningkatan kinerja.

2. Sebagai bahan masukan bagi institusi dan instansi pemerintah maupun

swasta terutama yang memiliki status BHMN untuk menilai efektivitas

penggunaan laporan penilaian tenaga penunjang dalam rangka

meningkatkan kinerja pegawai.

3. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi peneliti berikutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian di bidang manajemen Sumberdaya manusia ini difokuskan pada

hubungan antara persepsi pegawai terhadap program Laporan Penilaian

Tenaga Penunjang dengan motivasi kerja pegawai di lingkungan Rektorat

IPB.

2. Penelitian dilaksanakan di Rektorat Institut Pertanian Bogor.

3. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai PNS nondosen (penunjang),

yang berkantor di Rektorat IPB.

4. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil

wawancara menggunakan panduan kuisioner terhadap pegawai dan data

sekunder berupa hasil penelitian lain, literatur dari buku berkaitan, dan

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Persepsi

Persepsi dalam Psikologi diartikan sebagai salah satu perangkat

psikologis yang menandai kemampuan seseorang untuk mengenal dan

memaknakan sesuatu objek yang ada di lingkungannya. Menurut Scheerer1

persepsi adalah representasi phenomenal tentang objek distal sebagai hasil dari

pengorganisasian dari objek distal itu sendiri, medium dan rangsangan proksinal.

Dalam persepsi dibutuhkan adanya objek atau stimulus yang mengenai alat

indera dengan perantaraan syaraf sensorik, kemudian diteruskan ke otak

sebagai pusat kesadaran (proses psikologis). Selanjutnya, dalam otak terjadilah

sesuatu proses hingga individu itu dapat mengalami persepsi (proses psikologis).

Secara umum diperlukan sebagai satu variabel campur tangan

(intervening variabel), bergantung pada faktor-faktor motivasional. Artinya suatu

objek atau satu kejadian objektif ditentukan baik oleh kondisi perangsang

maupun oleh faktor-faktor organisme. Dengan alasan sedemikian, persepsi

mengenai dunia oleh pribadi-pribadi yang berbeda juga akan berbeda, karena

setiap individu menanggapinya berkenaan dengan aspek-aspek situasi tadi yang

mengandung arti khusus sekali bagi dirinya.

Proses pemaknaan yang bersifat psikologis sangat dipengaruhi oleh

pengalaman, pendidikan dan lingkungan sosial secara umum. Persepsi juga

dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan cara berpikir serta keadaan

perasaan atau minat tiap-tiap orang sehingga persepsi seringkali dipandang

bersifat subjektif. Karena itu tidak mengherankan jika seringkali terjadi perbedaan

paham yang disebabkan oleh perbedaan persepsi antara 2 orang terhadap 1

1

(28)

objek. Persepsi tidak sekedar pengenalan atau pemahaman tetapi juga evaluasi

bahkan persepsi juga bersifat inferensional (menarik kesimpulan).

Persepsi sosial adalah bagaimana kita membuat kesan pertama,

prasangka apa yang mempengaruhi mereka, jenis informasi apa yang kita pakai

untuk sampai pada kesan tersebut, dan bagaimana akuratnya kesan itu.

Persepsi sosial mengandung unsur subyektif. Persepsi seseorang bisa keliru

atau berbeda dari persepsi orang lain. Kekeliruan atau perbedaan persepsi ini

dapat membawa macam-macam akibat dalam hubungan antar manusia. konsep

diferensial semantik menjelaskan tiga dimensi dasar yang terkait dengan persepsi, yakni evaluasi (baik-buruk), potensi (kuat-lemah), dan aktivitas

(aktif-pasif). Evaluasi merupakan dimensi utama yang mendasari persepsi, disamping

potensi dan aktivitas.

Persepsi sosial menyangkut atau berhubungan dengan adanya

rangsangan-rangsangan sosial. Rangsangan-rangsangan sosial ini dapat

mencakup banyak hal, dapat terdiri dari orang atau orang-orang berikut ciri-ciri,

kualitas, sikap dan perilakunya, persitiwa-peristiwa sosial dalam pengertian

peristiwa-peristiwa yang melibatkan orang-orang, secara langsung maupun tidak

langsung, norma-norma, dan lain-lain.

2.2. Penilaian Kinerja

Penilaian prestasi kerja ialah sebuah penilaian sistematis terhadap

karyawan oleh atasannya atau beberapa ahli lainnya yang paham akan

pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan atau jabatan itu. Sedangkan Pengertian

kinerja adalah hasil dari prestasi kerja yang telah dicapai seorang karyawan

sesuai dengan fungsi tugasnya pada periode tertentu.

Penilaian prestasi kerja ialah suatu alat yang berfaedah tidak hanya untuk

(29)

memotivasi kalangan karyawan (Simamora, 1997). Penilaian prestasi kerja

adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai

prestasi kerja karyawan, kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan

bagian SDM dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang

pelaksanaan kerja mereka.

Penilaian kinerja merupakan kegiatan mengukur/menilai untuk

menetapkan seorang pegawai/karyawan sukses atau gagal dalam melaksanakan

pekerjaannya dengan menggunakan standar pekerjaan sebagai tolak ukurnya.

Penilaian kinerja di lingkungan pegawai negeri sipil (PNS) dikenal dengan

sebutan penilaian pelaksanaan pekerjaan. Penilaian kinerja tersebut

dilaksanakan menggunakan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3),

dengan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, meliputi : kesetiaan, prestasi

kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan

kepemimpinan2.

2.2. Motivasi Kerja

Ada banyak cara untuk memotivasi orang pegawai mencapai sasaran

atau menyelesaikan suatu tugas maupun mengatasi persoalan atau tantangan

yang dihadapi perusahaan atau institusi. Memotivasi bukan sekadar mendorong

atau bahkan memerintahkan seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah

seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola

emosi diri sendiri dan orang lain3.

Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan

organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai

dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Selain itu dia menyatakan manajemen

2

Chairullah, 2005 dalam http://www.damandiri.or.id/ diakses bulan November 2006

3

(30)

personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengembangan, kompensasi, integrasi, dan pemutusan hubungan kerja (Flippo,

1984 dalam Hasibuan, 2006).

Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu: Pertama, motivasi

yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan sesuatu karena

takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh

pada bos karena takut dipecat, orang membeli polis asuransi karena takut jika

terjadi apa-apa dengannya, anak-istrinya akan menderita. Motivasi kedua adalah

karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih

baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya.

Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran

atau prestasi tertentu. Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang

didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan

oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya

bekerja berdasarkan nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa

rasa kasih (love) pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani

hidupnya. Orang yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang

jauh ke depan. Baginya bekerja bukan sekadar untuk memperoleh sesuatu

(uang, harga diri, kebanggaan, prestasi) tetapi adalah proses belajar dan proses

yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya.

Banyak orang pikir kalau uang atau materi seperti mobil dinas adalah

segalanya yang memotivasi kita untuk berprestasi. Kenyataannya banyak hal

kecil sering terlupakan atau tidak terpikirkan sama sekali yang sebetulnya ampuh

untuk memotivasi kerja kita, salah satunya adalah penghargaan yang membuat

seseorang bangga melakukannya.

Motivasi merupakan keinginan untuk mencapai sesuatu hal yang

(31)

akibat dipengaruhi oleh suatu faktor yang menjadi motivator. Motivasi berasal

dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Kata

motivasi sekarang telah diakui sebagai kata dalam bahasa Indonesia dan

sebagai mana diketahui berasal dari kosa kata bahasa Inggris yaitu motivation.

Motivasi dari para pegawai akan saling berbeda, sesuai dengan tingkat

pendidikan dan kondisi ekonominya. Orang yang semakin tinggi tingkat

pendidikannya dan semakin independen secara ekonomi maka sumber

motivasinya akan berbeda pula. Orang tersebut dinilai mempunyai kemampuan

dan pengetahuan untuk mengaplikasikan pekerjaan yang membutuhkan motivasi

yang tinggi. Sumber motivasi dari setiap pegawai dapat berbeda, tapi tingkat

motivasi kerja bisa saja sama.

Motivasi kerja adalah suatu kegiatan yang mendorong, meningkatkan,

dan mengajak pekerja untuk bekerja secara lebih efektif serta meninggalkan

praktek-praktek yang tidak produktif. Motivasi kerja dapat dianggap sebagai

bagian pokok dari usaha meningkatkan pekerjaan secara efektif dan efisien

(Kussriyanto, 1993). Sedangkan menurut Hasibuan (2006), motivasi kerja adalah

pemberian daya penggerak atau dorongan kerja kepada seseorang yang akan

menciptakan kegairahan bekerja sehingga mereka mau bekerjasama, bekerja

efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan

kerja.

Uang masih menjadi motivator utama disamping faktor-faktor di atas.

Hal tersebut disebabkan oleh :

1. Gaji menjamin suatu mata pencaharian, jadi merupakan dorongan untuk

bekerja.

2. Besar gaji menunjukan status pekerjaan di perusahaan maupun masyarakat.

(32)

4. Gaji yang tinggi dapat mengkompensasi kehidupan yang tanpa perasaan dan

tanpa keterlibatan emosi yang lebih dalam dengan orang lain.

Motivasi kerja dipengaruhi oleh lima belas faktor, yaitu: penerapan dan

administrasi perusahaan, kondisi kerja, pengakuan, tantangan, sikap terhadap

manajemen perusahaan, rasa aman, perkembangan, tanggung jawab, hubungan

interpersonal, santunan sosial, jaminan hari tua, bonus untuk staf, sikap atasan,

penghargaan pengabdian, serta penerapan jasa produksi dan bonus

.

2.3. Teori Motivasi

2.3.1. Maslow’s Need Hierarchy Theory

Salah seorang ilmuwan yang dipandang sebagai pelopor teori motivasi

adalah Abraham H. Maslow, Maslow mengemukakan teori motivasi yang

dinamakan teori hierarki kebutuhan dari Maslow. Teori Maslow ini di ilhami oleh

Human Science Theory dari Elton Mayo Menurut teori ini seseorang bekerja atau berperilaku di sebabkan oleh adanya dorongan atau memenuhi berbagai macam

kebutuhan. Maslow menyatakan ada suatu hierarki kebutuhan dan setiap orang

akan memberi prioritas kepada kebutuhannya sampai kebutuhan tersebut dapat

dipenuhi. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan yang kedua

akan memegang peranan, demikian seterusnya. Teori ini dikembangkan sekitar

tahun empat puluhan4.

Menurut Maslow manusia mempunyai lima tingkat kebutuhan sebagai

berikut :

1. Physiology Needs, adalah kebutuhan dasar yang meliputi sandang, pangan, dan papan.

4

(33)

2. Safety Needs, adalah kebutuhan akan keamanan atas perlindungan dari bahaya fisik dan keamanan dari ekonomi serta keinginan untuk dapat

memprediksi kondisi dunia.

3. Social Needs, adalah kebutuhan untuk rasa memiliki, bergaul, penerimaan dari orang lain serta saling memberi dan menerima kasih sayang dan

persahabatan.

4. Esteem Needs, adalah kebutuhan akan penghargaan, berupa kebutuhan akan harga diri dan pandangan baik dari orang lain terhadap kita.

5. Self Realization / Self Actualization, adalah kebutuhan atas potensi diri, pemenuhan diri, dan menjadi kreatif.

kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang, artinya jika

kebutuhan pertama telah terpenuhi yaitu kebutuhan dasar, maka kebutuhan

kedua akan diprioritaskan menjadi yang utama dan demikian selanjutnya.

Physiological Needs

Kebutuhan untuk bertahan hidup, makan, minum, tidur, berkembang biak Self Actualization

Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan yang disukai

Social Needs

Kebutuhan untuk disukai dan menjadi suatu bagian dari masyarakat

Safety Needs

Kebutuhan untuk merasa aman dan terjamin Esteem Needs

[image:33.595.114.512.415.618.2]

Kebutuhan untuk dihormati dan dihargai

Gambar 1. Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow.

Sumber: Thomson (1993) dalam Ahmad (2006).

Budaya suatu daerah mempengaruhi tingkat kebutuhan manusia di

daerah tersebut, sehingga perbedaan daerah akan menjadikan hirarki kebutuhan

di masing-masing daerah berbeda, hal tersebut dibuktikan oleh hasil penelitian

(34)

Hirarki kebutuhan Maslow dan kebutuhan pokok dalam penelitian untuk

budaya Barat dan kebudayaan Asia dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Ket : 1.

Aktualisasi diri (individu)

2. Kebutuhan prestise (sosial)

3. Kebutuhan sosial (sosial)

4. Kebutuhan keamanan (fisik)

[image:34.595.104.494.121.279.2]

5. Kebutuhan fisiologis (fisik)

Gambar 2. Hierarki Kebutuhan Maslow Untuk Budaya Barat

Sumber : Schulle and Ciallante, 1998

Gambar 3 menunjukan bahwa kebutuhan paling tinggi untuk budaya barat adalah

aktualisasi diri, sedangkan untuk budaya asia kebutuhan paling tinggi adalah

kedudukan atau status sosial.

Ket : 1. Kedudukan atau status (sosial)

2. Kebanggaan (sosial)

3. Hubungan (sosial)

4. Kebutuhan keamanan (fisik)

[image:34.595.121.493.423.557.2]

5. Kebutuhan fisiologis (fisik)

Gambar 3. Hierarki Kebutuhan Maslow Untuk Budaya Asia

Sumber : Schulle and Ciallante, 1998

2.3.2. Herzberg’s Two Factors Motivation Theory

Teori ini merupakan acuan bagi penelitian yang akan dilakukan dimana

dalam teori ini salah satu hal yang dikemukakan yaitu faktor Hygiene sebagai

salah satu faktor teori ini yang meliputi balas jasa, pengawasan, hubungan antar

manusia, rasa aman, lingkungan kerja, dan status dalam hal ini sesuai dengan

(35)

rangsangan bagi tenaga penunjang untuk bekerja lebih giat dengan imbalan

memperoleh insentif tambahan jika memiliki nilai bagus pada penilaian yang

dimana laporan ini memiliki porsi paling besar dalam memberikan penilaian

sebesar 60 persen disamping kehadiran sebesar 20 persen dan penilaian user

sebesar 20 persen. Dalam teori Herzberg juga dijelaskan selain keteladan,

rangsangan juga penting bagi sebuah motivasi, dimana laporan penilaian tenaga

penunjang merupakan rangsangan bagi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya.

Herzberg berpendapat, cara terbaik untuk memotivasi pegawai adalah

dengan memasukan unsur tantangan dan kesempatan guna mencapai

keberhasilan dalam pekerjaan mereka. Menurut Herzberg penerapannya bias

dengan pengayaan pekerjaan, yaitu suatu teknik untuk memotivasi pegawai yang

melibatkan upaya pembentukan kelompok kerja natural, pengkombinasian

tugas-tugas, pembinaan hubungan kerja dengan klien, pembebanan vertikal dan

pembukaan saluran balikan.

Herzberg mengemukakan suatu teori yang dikenal dengan teori dua

faktor atau two faktors theory. Teori ini menyatakan bahwa motivasi dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu faktor Motivator dan faktor Hygiene. Faktor motivator

mencakup prestasi, penghargaan, tantangan, tanggung jawab, peluang untuk

berkembang, keterlibatan, dan kesempatan melakukan pekerjaan. Faktor

hygiene mencakup balas jasa, pengawasan, hubungan antar manusia, rasa aman, lingkungan kerja, dan status.

Herzberg menyarankan jika manajer memberikan motivasi maka

perhatiannya harus diberikan tidak hanya pada faktor-faktor kesehatan saja

tetapi juga pada faktor-faktor rangsangan. Herzberg mengusulkan supaya

manajer harus memberikan keteladanan yang baik pada pegawai begitu juga

(36)

2.3.3.Content Theory and Process Theory

Teori motivasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu teori kepuasan

(content theory) dan teori proses (process theory). Teori kepuasan mendasarkan

pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mereka mau

melakukan aktifitasnya. Teori ini mencoba mengetahui kebutuhan apa yang

dapat memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja seseorang.

Menurut teori motivasi proses daya penggerak yang memotivasi

semangat kerja terkandung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika

harapannya menjadi kenyataan, pekerja cenderung meningkatkan kualitas

kerjanya. Teori motivasi yang dikenal sebagai teori harapan atau Expectancy

(37)

2.3.4. Mc Gregor’s X and Y Theory

Mc Gregor memperkenalkan dua jenis individu yang menjalani

pandangan teori X dan teori Y yang beranggapan bahwa teori X yang dasarnya

otoriter dipegang oleh sebagian besar manajer industri dalam masyarakat kita.

Jika manajer memegang pandangan teori X kemungkinan manajer untuk

mengelola perusahaan memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai berikut :

1. Manajer bertanggung jawab pada keputusan dan rencana yang dibuat

perusahaan.

2. Jika manajer tidak bertindak, pegawai tidak akan banyak bekerja, oleh karena

itu manajer bertanggung jawab terhadap motivasi pegawai.

3. Manajer tidak dapat mempercayai pegawai dengan keputusan-keputusan.

Jika manajer memegang teori Y untuk mengelola perusahaan, maka

kemungkinan manajer mengikuti cara-cara sebagai berikut ini :

1. Manajer dapat menyerahkan keputusan-keputusan untuk mutu yang rendah.

2. Dengan seringnya pergantian manajer pegawai tidak akan giat bekerja.

3. Manajer menunjukan kemampuan yang tinggi untuk mengembangkan,

menerima tanggung jawab dan memotivasi diri sendiri, oleh karena itu

manajer tidak harus melakukan pekerjaan dalam kondisi yang benar untuk

membawa semua kemampuannya.

4. Manajer dapat mempercayai pegawainya atau bawahannya.

Menurut Mc Gregor ciri-ciri pegawai penganut teori X adalah :

1. Rata-rata pegawai malas dan tidak suka bekerja.

2. Umumnya pegawai tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang optimal

dan selalu menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara mengkambing

(38)

3. Pegawai lebih suka dibimbing, diperintah, dan diawasi dalam melaksanakan

pekerjaanya.

4. Pegawai lebih mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan tujuan

organisasi.

Menurut teori X, untuk memotivasi pegawai harus dilakukan dengan

cara yang ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja

sungguh-sungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung kepada motivasi

negatif, yaitu dengan menerapkan peraturan dan hukum yang tegas. Tipe

kepemimpinan teori X adalah tipe otoriter. Sedangkan gaya kepemimpinannya

berorientasi kepada prestasi kerja (Hasibuan, 2006).

Sedangkan ciri-ciri untuk pegawai yang menganut teori Y adalah :

1. Rata-rata pegawai rajin dan bersungguh-sungguh, bekerjasama wajarnya

dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan

dipaksakan, bahkan banyak pegawai yang merasa tidak betah dan kesal jika

tidak bekerja.

2. Lazimnya pegawai dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk

dapat mencapai prestasi kerja yang optimal. Mereka kreatif dan inovatif untuk

mendapatkan metode kerja yang baik.

3. Pegawai selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan mengembangkan

dirinya untuk mencapai sasaran itu. Organisasi seharusnya memungkinkan

pegawai untuk mewujudkan potensinya sendiri dengan memberikan

sumbangan pada tercapainya sasaran perusahaan.

Menurut teori Y, untuk memotivasi pegawai hendaknya dilakukan

(39)

2.4. Penelitian Terdahulu

Fitrinia (2006) dengan judul Analisis Sistem Penilaian Prestasi Kerja dan

Faktor-faktor Motivsi Kerja Pegawai Bagian Produksi Kebun Cikasungka PTPN

VIII, Bogor. Penelitian ini menggunakan metoda yang sama dengan penelitian

yang akan dilakukan yaitu menggunakan kuisioner untuk mewawancara dan

skala likert untuk menilai bobot jawaban dari pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa hubungan antara prestasi kerja dan

faktor-faktor motivasi dengan motivasi kerja pegawai bagian produksi kebun

Cikasungka PTPN VIII Bogor adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan penelitian prestasi kerja di kebun Cikasungka sudah cukup

baik. Hal ini terlihat dari persepsi responden di masing-masing strata jabatan

bagian produksi terhadap evaluasi pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang

meliputi:

a. Tujuan dan manfaat prestasi kerja

Sebagian besar responden di semua strata menyatakan mengetahui

tujuan penilaian kerja dan bahwa penilaian prestasi kerja bermanfaat bagi

diri mereka dan juga bagi perusahaan.

b. Waktu penilaian prestasi kerja

Sebagian besar strata karyawan panen dan pemeliharaan menyatakan

mengetahui waktu penilaian prestasi kerja. Pada strata mandor dan

mandor besar, sebagian besar responden menyatakan cukup mengetahui

waktu penilaian prestasi kerja.

c. Prosedur penilaan prestasi kerja

Pada strata sinder afdeling, sebagianbesar responden menyatakan

sangat mengetahui prosedur penilaian prestasi kerja. Sedangkan pada

kedua strata yang lain, sebagian besar menyatakan mengetahui prosedur

(40)

d. Metode penilaian prestasi kerja

Sebagian besar responden pada semua strata menyatakan mengetahui

metode penilaian prestasi kerja.

e. Efektivitas penilaian prestasi kerja

Pada semua strata jabatan, sebagian besar responden menyatakan

penilaian prestasi kerja dikebun Cikasungka berjalan efektif.

f. Implementasi penilaian prestasi kerja

Sebagian besar responden pada semua strata menyatakan mengetahui

implementasi dari penilaian prestasi kerja.

2. Secara umum, kondisi motivasi kerja pegawai bagian produksi di kebun

Cikasungka berada pada tingkat termotivasi untuk melaksanakan berbagai

hal yang menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari

kondisi motivasi pada masing-masing strata jabatan di bagian produksi di

PTPN VIII Unit Bisnis Kebun Cikasungka.

3. Penilaian prestasi krja di kebun Cikasungka mempunyai hubungan yang

nyata dan posiitif dengan motivasi kerja untuk bekerja keras, motivasi

bertanggung jawab dan motivasi keseluruhan pada strata jabatan pegawai

panen dan pemelliharaan. Selain itu, penilaian prestasi kerja juga mempunyai

hubungan yang nyata dan negatif dengan motivasi untuk bekerja keras pada

strata pegawai mandor dan mandor besar.

4. Faktor internal yang mempunyai hubungan nyata dan positif adalah tingkat

pendidikan dengan motivasi bekerja keras pada strata pegawai panen dan

pemeliharaan. Faktor-faktor internal lainnya mempunyai hubungan yanng

tidak nyata dengan motivasi kerja pegawai pada tiap strata jabatan di bagian

produksi PTPN VIII Unit Bisnis Kebun Cikasungka.

Ahm

(41)

Jari (Finger Print) Dengan Motivasi Dan Kinerja Pegawai (Studi Kasus di

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor,

Bogor - Jawa Barat) mengemukakan Penerapan absensi finger print sudah tepat

diterapkan pada kondisi sekarang ini. Penerapan absensi sidik jari ini memiliki

pengaruh yang nyata terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai. Hal ini

didasarkan kepada jawaban responden dan hasil pengujian korelasi Rank

Spearman dengan menggunakan SPSS pada tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa beberapa faktor absensi berkorelasi

signifikan dengan motivasi kerja pegawai FMIPA-IPB. Komponen-komponen

absensi tersebut antara lain adalah mengisi absen, penerapan absen, sarana

penunjang, kesesuaian absen dengan pekerjaan, absen adalah hal yang penting,

kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, insentif, dan lebih baik dalam bekerja.

Komponen yang tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan motivasi kerja

adalah metode absen dan sikap. Jika lebih baik metode atau sistem absensi

yang diterapkan, maka kemungkinan motivasi pegawai akan semakin meningkat.

Penilaian kinerja pegawai FMIPA-IPB dilaksanakan dalam periode

seminggu sekali. Penilaian ini dilakukan oleh kepala tata usaha atau atasan

langsung dari masing-masing departemen, dan formulir penilaian kinerja tersebut

dilaporkan kepada kepala administrasi dan umum IPB. Penilaian kinerja ini

berkaitan langsung dengan jumlah kehadiran pegawai. Berdasarkan rekap absen

tersebut juga diketahui berapa insentif yang diterima pegawai tersebut. Hasil

kajian terhadap hubungan antara absensi dengan kinerja menunjukkan bahwa

korelasi yang signifikan atau nyata terdapat pada variabel mengisi absen,

penerapan absen, sarana penunjang, kesesuaian absen dengan pekerjaan,

absen adalah hal yang penting, kejujuran, tanggung jawab, insentif, lebih baik

dalam bekerja, dan sikap. Variabel yang tidak mempunyai korelasi langsung

(42)

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa absensi berpengaruh nyata

dengan motivasi kerja dari pegawai FMIPA-IPB, dimana penerapan finger print

sudah tepat dilaksanakan di FMIPA-IPB. Di dalam penelitian yang akan

dilaksanakan merupakan peneitian terhadap objek baru dengan metodologi yang

sama. Penelitian tentang hubungan antara persepsi pegawai terhadap laporan

penilaian tenaga penunjang dengan motivasi kerja menganalisis hubungan

antara persepsi pegawai terhadap laporan penilaian tenaga penunjang dengan

motivasi kerja staff, dimana beberapa faktor persepsi yang dirumuskan peneliti

akan dianalisis hubungannya dengan motivasi kerja menggunakan rank

spearman.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan

terleletak dari objek penelitian yaitu laporan penilaian tenaga penunjang dimana

merupakan bentuk penyempurnaan dari program fingger print yang hanya dapat

memastikan kehadiran seorang pegawai di kantor, dengan laporan penilaian

tenaga penunjang yang langsung diisi oleh atasan langsung yaitu Kepala TU

fakultas dan Departemen yang dapat memantau langsung kinerja pegawai

diharapkan dapat memastikan produktivitas kerja dari pegawai selama berada di

kantor. Sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai secara keseluruhan.

Selain itu lokasi dan waktu penelitian juga berbeda yaitu penelitian yang akan

dilakukan bertempat di gedung rektorat IPB dengan responden penelitian hanya

(43)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Sumberdaya Manusia yang merupakan salah satu faktor penentu

efektivitas dan efisiensi dalam pemakaian seluruh sumberdaya yang digunakan

perusahaan. Karenanya memerlukan perhatian yang khusus termasuk

pengalokasiannya, agar tujuan suatu perusahaan dapat tercapai. Upaya tersebut

dapat direalisasikan dengan memperhatikan motivasi, kinerja pegawai, dan

kedisiplinan. Salah satunya yaitu menerapkan sistem penilaian langsung oleh

atasan terhadap kinerja bawahan.

Dala

m rangka menghadapi status ototomi kampus Rektorat Institut Pertanian Bogor

sebagai pusat kegiatan dan manajemen dari seluruh lingkungan Institut

Pertanian Bogor dituntut lebih profesional dalam memanfaatkan dan

mengalokasikan Sumberdaya Manusianya. Dengan visi IPB ”Menjadi perguruan

tinggi bertaraf internasional dalam pengembangan Sumberdaya Manusia dan

IPTEKS dengan kompetensi utama di bidang pertanian tropika” dan misi :

1. Menyelengarakan pendidikan tinggi yang berkualitas dan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat kini dan mendatang.

2. Pengembangan IPTEKS ramah lingkungan melalui penelitian

pendayagunaan IPTEKS. Meningkatkan kesejahteraan umat manusia melalui

penerapan dan pendayagunaan IPTEKS.

3. Terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak asasi

manusia.

Diharapkan mampu mencapai tujuan institusi sebagai salah satu

(44)

Sebagai salah satu Institusi yang mendapatkan status BHMN bersama

perguruan tinggi lainnya yaitu ITB, UI, dan UGM, IPB dituntut melakukan

peningkatan kualitas dan produktivitas Sumberdaya Manusia yang ada di

dalamnya agar dapat mencetak manusia yang berkualitas dan mempertahankan

posisinya sebagai lembaga pendidikan yang bercitra tinggi di Indonesia. IPB

melakukan upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Sumberdaya Manusia yang dimilikinya. Salah satu cara yang ditempuh adalah

menerapkan kedisiplinan dengan program penilaian kinerja pegawai melalui

Laporan Penilaian Penunjang.

Mend

apatkan status BHMN merupakan amanat yang sangat berat bagi Institut

Pertanian Bogor, karena disamping tugas sebagai perguruan tinggi formal juga

dengan status ini profesionalisme dituntut, semua perbaikan diserahkan pada

interen institusi sehingga berbagai cara harus dilakukan untuk meningkatkan

mutu pelayanan pendidikan kepada mahasiswa. Hal tersebut tidak bisa dilakukan

apabila Sumberdaya Manusianya tidak memiliki kedisiplinan, semangat kerja,

motivasi, dan kinerja yang tinggi. Kondisi ini akan mengancam produktifitas kerja

dan merugikan institusi.

Berd

asarkan uraian diatas sudah saatnya Institut Pertanian Bogor melakukan

perbaikan kinerja. Salah satu caranya dengan membantu para kepala bagian dan

kepala tata usaha mengontrol dan memiliki wewenang menilai kinerja pegawai

dan hasilnya menjadi tolak ukur penilaian bagi direktorat Sumberdaya Manusia

(45)

diharapkan dapat memacu semangat pegawai setidaknya patuh terhadap

pimpinan mereka dan akan mendorong kinerja pegawai IPB secara umum.

Lembar Laporan Penilaian Penunjangterlampir pada lampiran.

Langkah pertama yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

mempelajari strategi yang dilakukan oleh direktorat SDM dan AU-IPB dalam

meningkatkan motivasi kerja terhadap staffnya, dimana yang dilakukan oleh

SDM dan AU-IPB melakukan penilaian kinerja melalui laporan penilaian tenaga

penunjang. Tahap berikutnya merumuskan faktor-faktor penilaian tenaga

penunjang untuk kemudian dilakukan pengamatan terhadap persepsi staff

penunjang yang berstatus PNS mengenai penerapan penilaian penunjang

tersebut, dengan tujuan melihat apakah ada hubungan antara penerapan

penilaian penunjang terhadap motivasi kerja pegawai.

Keberadaan Sumberdaya Manusia di suatu organisasi sangat

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Demikian halnya di

lingkungan Rektoat IPB tentunya pencapaian tujuan sesuai moto ”Mencari dan

Memberi yang Terbaik” yang ditetapkan akan sangat memerlukan Sumberdaya

(46)

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Kerangka pemikiran Operasional penelitian dapat dilihat pada Gambar

berikut:

VISI, MISI, DAN TUJUAN IPB

Persaingan yang Semakin Ketat

Pemberian Status BHMN

Pengembangan SDM di lingkungan Rektorat melalui Penerapan Penilaian Kinerja

Peningkatan Motivasi Kerja Pegawai

Upaya Peningkatan kinerja pegawai IPB

Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Kinerja

Masukan terhadap Institusi

Faktor Penilaian Kinerja

ƒ kerjasama dengan unit lain

ƒ Kreatifitas

ƒ produktifitas kerja

ƒ inisiatif kerja

ƒ tanggung jawab

ƒ ketelitian

ƒ kecepatan kerja

ƒ kerjasama dengan rekan kerja

ƒ disiplin kerja

Faktor Motivasi Kerja

ƒ bantuan atasan dalam pencapaian karir

ƒ penghargaan dan Balas Jasa Institusi

ƒ tunjangan

ƒ kenyamanan lingkungan kerja

ƒ kepuasan terhadap kebijakan Institusi

ƒ Hubungan dan komunikasi dengan atasan

ƒ tantangan kerja

ƒ pengalaman kerja

ƒ status dan pengakuan

[image:46.595.115.506.157.694.2]
(47)

3.3. Definisi Operasional

1. Penghargaan dan Balas Jasa Institusi, penghargaan adalah penghargaan terhadap prestasi kerja seperti penghargaan terhadap pegawai teladan dan

sebagainya, sedangkan yang dimaksud balas jasa disini adalah berupa pemberian pendapatan lebih diluar gaji pokok karena kerja melebihi

kewajiban seperti uang lembur.

2. Kenyamanan lingkungan kerja, Kenyamanan lingkungan kerja bukan hanya suasana fisik seperti kebersihan, fasilitas, sarana dan prasarana tempat

pegawai bekerja semata, tetapi hal lain yang lebih penting merupakan dari kenyamanan lingkungan kerja adalah semua faktor yang menyangkut batin dan perasaan para pegawai seperti komunikasi baik sesama pegawai

maupun antara atasan dan bawahan, keadilan atas perlakuan baik antara sesama pegawai maupun antara atasan dan bawahan, dan lain sebagainya.

3. Tantangan dalam pekerjaan, Merupakan hal yang menggugah tekad untuk

meningkatkan kemampuan mengatasi masalah dalam pekerjaan. Hal yang dimaksud bisa masalah dalam pekerjaan itu sendiri maupun masalah di

lingkungan kerja dan lingkungan luar kerja yang mempengaruhi pelaksanaan kerja.

4. Pengalaman dalam pekerjaan, Pengalaman dalam pekerjaan adalah

bertambahnya pengetahuan dan pengalaman sekitar pekerjaan semenjak bekerja, dalam hal ini semenjak dikeluarkannya program penilaian tenaga penunjang.

5. Status dan pengakuan dari Institusi, Status dan pengakuan merupakan suatu

penghargaan yang diberikan kepada pegawai karena pengabdiannya terhadap Institusi. Status ini menunjukkan posisi pegawai dalam organisasi

(48)

3.4. Hipotesis Penelitian

Jawa

ban sementara yang menyatakan adanya hubungan diantara variabel-variabel

yang diteliti adalah berupa hipotesis. Hipotesis sementara dari penelitian ini

adalah semakin bagus pelaksanaan penilaian kinerja di lapangan baik dari

atasan maupun antar unit maka persepsi orang terhadap laporan penilaian

tenaga penunjang semakin baik. Hipotesis dapat dirumuskan berdasarkan latar

belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, dan kerangka

pemikiran. Berikut adalah hipotesis yang dikemukakan:

1. Kreatifitas kerja memiliki korelasi yang nyata dengan motivasi kerja, semakin

kreatif seseorang dalam bekerja, maka semakin tinggi motivasinya dalam

mengerjakan pekerjaannya.

2. Produktifitas kerja memiliki korelasi yang nyata dengan motivasi kerja,

semakin tinggi produktifitas seseorang ketika bekerja dibidangnya, maka

semakin tinggi motivasinya dalam mengerjakan pekerjaannya.

3. Inisiatif kerja memiliki korelasi yang nyata dengan motivasi kerja, semakin

tinggi inisiatif seseorang dalam bekerja, maka semakin tinggi motivasi

kerjanya.

4. Tanggung jawab memiliki korelasi yang nyata dengan motivasi kerja,

semakin tinggi tanggung jawab seseorang dalam bekerja, maka semakin

tinggi motivasi kerjanya.

5. Ketelitian memiliki korelasi yang nyata dengan motivasi kerja, semakin teliti

seseorang dalam bekerja, maka semakin tinggi motivasi kerjanya.

6. Kecepatan menyelesaikan pekerjaan memiliki korelasi yang nyata dengan

motivasi kerja, semakin cepat seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan,

(49)

7. Kerjasama memiliki korelasi yang nyata dengan motivasi kerja, semakin

tinggi kemapuan seseorang bekerja jalam kelompok, maka semakin tinggi

motivasi kerjanya.

8. Disiplin memiliki korelasi yang nyata dengan motivasi kerja, semakin tinggi

disiplin seseorang dalam bekerja, maka semakin tinggi motivasi kerjanya.

Dala

m upaya peningkatan motivasi diharapkan faktor internal dan eksternal memiliki

pengaruh terhadap persepsi itu, dan semua faktor persepsi yang diuraikan pada

(50)

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Rektorat Institut Pertanian Bogor, Jawa

Barat, beralamat di Jalan Lingkar Akademik, Kampus IPB Dramaga Bogor.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan

Rektorat IPB merupakan pusat pengaturan dari kegiatan belajar mengajar dan

administrasi di seluruh lingkungan IPB, dimana program penilaian kinerja

diberlakukan diseluruh lingkungan IPB. Pertimbangan lain adalah rektorat

memiliki beberapa unit sehingga pengaruh dari penerapan program penilaian

kinerja satu unit dengan unit lainnya bisa di bandingkan. Penelitian ini dilakukan

pada bulan September sampai Oktober 2006.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui

pengamatan langsung di lapangan, wawancara langsung dengan pegawai

penunjang, dan hasil penyebaran kuisioner yang menjadi sampel dari penelitian

khususnya yang terkait dengan sistem Laporan Penilaian Penunjang.

Data sekunder diperoleh melalui catatan yang dimiliki oleh institusi

seperti rekap absen, lembar Laporan Penilaian Penunjang, media internet, serta

berbagai literatur-literatur dan tinjauan pustaka yang relevan dan mendukung

(51)

4.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:

1. Wawancara terhadap institusi ataupun pegawai penunjang sebagai responden

untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

2. Kuisioner yang diberikan kepada responden untuk memperoleh data yang

diperlukan.

3. Studi pustaka, diperoleh dan dikumpulkan dengan cara membaca,

mempelajari, mengutip dari berbagai sumber buku, diktat, skripsi, internet,

dan media lainnya.

4.4. Teknik Pengambilan Sampel

Staff pegawai nondosen rektorat 574 orang, dengan rincian tiap Unit

[image:51.595.113.393.429.662.2]

sebagai berikut:

Tabel 3. Rekapitulasi Staff Penunjang PNS di lingkungan rektorat IPB

No Unit Kerja Jumlah

1 Dir.t F & P 125

2 LPPM 219

3 KPSI 10

4 Dir. AJMP 40

5 Dir.t Keuangan 35

6 Dir. Kemahasiswaan 20

7 KJK 1

8 Kantor Audit Internal 4

9 Program Internasional 5

10 Dir. PIUP 2

11 Dir. SDM & AU 74

12 KPE 11

13 Dir. Kerjasama 3

14 Kantor Prohumani 18

15 KPH 7

Jumlah 574

(52)

Jumlah total sample dihitung berdasarkan rumus slovin yaitu:

n = 2 N(e) 1

N +

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran (dalam hal ini diberi 10%)

Jadi jumlah sampel yang akan dijadikan responden adalah sebanyak:

= 2

) 1 , 0 ( 574 1 574 + = ) 01 , 0 ( 574 1 574 +

74

,

5

1

574

+

=

6

,

74

574

=

= 85.1632

nya,

memilih cluster, dan tidak dikala memilih anggota unit elementer. Dalam = 85 responden

Penelitian hanya dilakukan terhadap pegawai nondosen dengan alasan

semua pegawai yang berstatus dosen di lingkungan Rektorat menduduki jabatan

jadi mereka adalah yang memberikan penilaian terhadap bawahan

sedangkan terhadap pegawai honorer tidak diberlakukan penilaian kinerja.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan

sampel acak atau Cluster Sampling (Nazir, 2003). Pada teknik ini populasi dibagi

atas kelompok berdasarkan area atau cluster. Anggota sub populasi tiap cluster

tidak perlu homogen, beberapa cluster dipilih dulu sebagai sampel. Kemudian

dipilih lagi anggota unit dari sampel cluster di atas. Dalam memilih anggota unit

ini, bisa saja diambil seluruh elementary unit dari cluster atau sebagian dari unit

(53)

penelitian ini beberapa populasi yang memiliki jumlah staff yang sedikit digabung

menjadi satu unit gabungan, sehingga jumlah unit menjadi 4 unit Penelitian,

[image:53.595.113.515.175.429.2]

dengan perincian pada tabel 2 berikut.

Tabel 4. Jumlah total staff dan responden perunit penelitian

No Unit Jumlah Unit Penelitian Penelitian Perunit (%)

Responden Perunit Penelitian

1 Dir. F & P 125 unit peneitian I 125 21.78 19

2 LPPM 219

3 KPSI 10

unit peneitian

II 229 39.90 34

4 Dir. AJMP 40 5 Dir.t Keuangan 35 6 Dir. Kemahasiswaan 20

7 KJK 1

8 Kantor Audit Internal 4 9 Prog. Internasional 5 10 Dir. PIUP 2

unit peneitian

III 107 18.64 16

11 Dir. SDM & AU 74

12 KPE 11

13 Dir. Kerjasama 3 14 Kantor Prohumasi 18

15 KPH 7

unit penelitian

IV 113 19.69 17

Total 574 100 85

Penentuan jumlah sampel perunit penelitian adalah berdasarkan

persentasi jumlah perunit terhadap jumlah total seluruh staff penunjang di

(54)

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.5.1. Skala Pengukuran

Untuk jawaban kuisioner diukur menggunakan Skala Likert, yaitu dengan

[image:54.595.114.403.204.280.2]

cara memberi bobot pada setiap pertanyaan seperti pada tabel 3 berikut:

Tabel 5. Bobot Nilai Jawaban Responden

Jawaban Responden Bobot Nilai

Sangat setuju / Sangat sesuai (A) 5 Setuju / Sesuai (B) 4 Cukup setuju / Cukup sesuai (Netral) (C) 3 Tidak setuju / Tidak sesuai (D) 2 Sangat tidak setuju / Sangat tidak sesuai (E) 1

Skor penilaian terhadap variabel yang akan diteliti diambil dari seluruh

bobot dari setiap responden dijumlah dan dijadikan skor penilaian terhadap

variabel-variabel yang akan diteliti.

4.5.2. Uji validitas

Uji ini

<

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Staff Penunjang PNS di lingkungan IPB
Gambar 1. Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow.
Gambar 3. Hierarki Kebutuhan Maslow Untuk Budaya Asia Sumber : Schulle and Ciallante, 1998
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nah, pada pelajaran kali ini kita akan belajar bersahabat dengan semua orang dan menjadi sahabat yang baik. Ayo kita

Pertama sekali dikemukakan oleh Downie dkk pada tahun 1978, dimana pasien ditanyakan tentang derajat nyeri yang dirasakan dengan menunjukkan angka 0 – 5 atau 0 – 10, dimana angka

1 PERSAMAAN DAN FUNGSI EKSPONEN SERTA LOGARITMAE. SOAL LATIHAN

Teknik pengolahan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara penggunaan arsip dan dokumentasi foto pada Sentra PKL Dharmawangsa Surabaya dan Dinas Koperasi Usaha

a) Melakukan pengamatan terhadap karakteristik siswa kelas IV SD. b) Menentukan media yang sesuai untuk pembelajaran IPS di SD. c) Menyusun konsep pelaksanaan penelitian tindakan

Indeks hara tanah merupakan angka yang dipakai sebagai pengali yang disediakan untuk menghindari jumlah hara yang tidak cukup memenuhi kebutuhan tanaman. Disamping itu

Exploita -tion Exploita -tion Exploitation de type organique Exploitation de type organique Exploitation certifiée Exploitation certifiée Exploita -tion certifiée Exploita -tion

Pada bagian umum ini, praktikan mengentri surat yang dikembalikan oleh pos, menginput SPT yang diterima ke dalam komputer, menginput daftar gaji pegawai serta tunjangan