RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) TERHADAP PEMBERIAN
PUPUK P DAN ARANG SEKAM PADI
SKRIPSI OLEH : RABANI
100301217 / AET – BPP
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul Penelitian : Respons Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt)
Terhadap Pemberian Pupuk P dan Arang Sekam Padi
Nama : Rabani
NIM : 100301217
Program Studi : Agroekoteknologi
Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si. Ir. Asil Barus, M.S.
Ketua Anggota
Mengetahui,
ABSTRAK
RABANI: Respons Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Terhadap Pemberian Pupuk P dan Arang Sekam Padi,
dibimbing oleh YAYA HASANAH dan ASIL BARUS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi kacang bogor terhadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi. Penelitian dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan (±25 m dpl) pada Juli – Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu pemberian pupuk P dengan 4 taraf (0; 30; 60 dan 90) dan faktor kedua yaitu pemberian arang sekam padi dengan 4 taraf (1:0; 1:1; 1:2 dan 2:1). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak duncan (DMRT). Peubah amatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, saat muncul bunga, total luas daun, bobot kering tajuk, serapan P, bobot polong, bobot biji, dan bobot 100 biji.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian pupuk P berpengaruh dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang, saat muncul bunga, serapan P, bobot kering tajuk, bobot polong, bobot biji dan bobot 100 biji. Pemberian arang sekam padi meningkatkan jumlah daun, jumlah cabang dan total luas daun. Interaksi antara pemberian pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah amatan.
ABSTRACT
RABANI: Growth and Production Response of Bambara Groundnut (Vigna subterranea (L.) with application of phosphate fertilizer and rice husk
charcoal, supervised by YAYA HASANAH and ASIL BARUS.
This research aims to know growth and production response of bambara groundnut with application of phosphate fertilizer and rice husk charcoal. The research was carried out at Faculty of Agriculture University of North Sumatera Utara Medan (±25 m dpl) on Juli – October 2014. The research used factorial Randomized Block Design (RBD) two factors and three replication. The first factor was phosphate fertilizer with 4 levels (0; 30; 60 and 90) and the second factor rice husk charcoal with 4 levels (1:0; 1:1; 1:2; and 2:1). Data were analized with ANNOVA and continued with Duncan Multiple Range Test (DMRT). The variables observations are plant height, number of leaves, number of branch, flowering age, total leaf area, weight dry hair ornament, plant P uptake, the weight of pods, the weight of seeds, and the weight of 100 seeds.
The result of research showed that application of phosphate fertilizer treatment have an effect to increase on plant height, number of branch, flowering age, weight dry hair ornament, plant P uptake, the weight of pods, the weight of seeds, and the weight of 100 seeds. Application of rice husk charcoal teatment have an effect to increase on the number of leaf, the number of branch, and toatal leaf area/ Interaction of the phospate fertilizer and rice husk charcoal teratment not significanty to whole parameter.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada 01 Nopember 1991 di Medan, anak keempat dari lima
bersaudara dari ayahanda I. Damanik dan B. Bukit.
Pendidikan formal yang telah diperoleh penulis antara lain pada tahun
1998 – 2004 menempuh pendidikan dasar di SD Swasta Katholik Assisi di
Medan, tahun 2004 – 2007 menempuh pendidikan di SMPN 31 di Medan, tahun
2007 – 2010 menempuh pendidikan SMK Sandhy Putra di Medan dan sebagai
mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) tahun 2010. Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan
Perkebunan (BPP).
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN III
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya.
Adapun judul skripsi ini adalah “Respons Pertumbuhan dan Produksi
Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) Terhadap Pemberian Pupuk P dan Arang Sekam Padi” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar sarjana Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya yang
telah memberikan dukungan dan doanya. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada dosen pembimbing, ibu Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si. selaku ketua komisi
pembimbing dan bapak Ir. Asil Barus, MS., selaku anggota komisi pembimbing
yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing skripsi dan
pihak lain yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Maret 2015
DAFTAR ISI
Pemeliharaan Tanaman ... 13
Penyiraman ... 13
Penyulaman ... 13
Penyiangan ... 13
Pembumbunan ... 14
Pengendalain Hama dan Penyakit ... 14
Panen... 14
Peubah Amatan ... 14
Tinggi Tanaman (cm) ... 14
Jumlah Cabang ... 15
Saat Muncul Bunga (hari) ... 15
Total Luas Daun (cm2)... 15
Serapan P (%) ... 15
Bobot Kering Tajuk (g) ... 16
Bobot Polong (g) ... 16
Bobot Biji (g) ... 16
Bobot 100 Biji ... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 17
Pembahasan ... 38
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 42
Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
DAFTAR TABEL
No Hal
1. Tinggi tanaman kacang bogor umur 3 MST – 8 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 18
2. Jumlah daun kacang bogor umur 3 MST – 8 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 21
3. Jumlah cabang kacang bogor umur 3 MST – 8 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 23
4. Saat muncul bunga kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 25
5. Total luas daun kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 27
6. Serapan P kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 29
7. Bobot kering tajuk kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 31
8. Bobot polong kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 33
9. Bobot biji kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 35
DAFTAR GAMBAR
No Hal
11. Grafik hubungan tinggi tanaman (cm) kacang bogor 8 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 20
12. Grafik hubungan jumlag cabang kacang bogor 8 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 24
13. Grafik hubungan saat muncul bunga (hari) kacang bogor 8 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 26
14. Grafik hubungan serapan P (%) kacang bogor 7 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 30
15. Grafik hubungan bobot kering tajuk (g) kacang bogor 7 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 32
16. Grafik hubungan bobot polong (g) kacang bogor 16 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 34
17. Grafik hubungan bobot biji (g) kacang bogor 16 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 36
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal
1. Bagan lahan penelitian ... 45
2. Bagan plot penelitian ... 46
3. Dekskripsi tanaman kacang bogor ... 47
4. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian ... 48
5. Penghitungan pupuk SP-36 ... 49
6. Data pengamatan tinggi tanaman 3 MST (cm) ... 50
7. Sidik ragam tinggi tanaman 3 MST (cm) ... 50
8. Data pengamatan tinggi tanaman 4 MST (cm) ... 51
9. Sidik ragam tinggi tanaman 4 MST (cm) ... 51
10. Data pengamatan tinggi tanaman 5 MST (cm) ... 52
11. Sidik ragam tinggi tanaman 5 MST (cm) ... 52
12. Data pengamatan tinggi tanaman 6 MST (cm) ... 53
13. Sidik ragam tinggi tanaman 6 MST (cm) ... 53
14. Data pengamatan tinggi tanaman 7 MST (cm) ... 54
15. Sidik ragam tinggi tanaman 7 MST (cm) ... 54
16. Data pengamatan tinggi tanaman 8 MST (cm) ... 55
17. Sidik ragam tinggi tanaman 8 MST (cm) ... 55
18. Data pengamatan jumlah daun 3 MST (helai) ... 56
19. Sidik ragam jumlah daun 3 MST (helai) ... 56
20. Data pengamatan jumlah daun 4 MST (helai) ... 57
21. Sidik ragam jumlah daun 4 MST (helai) ... 57
22. Data pengamatan jumlah daun 5 MST (helai) ... 58
24. Data pengamatan jumlah daun 6 MST (helai) ... 59
25. Sidik ragam jumlah daun 6 MST (helai) ... 59
26. Data pengamatan jumlah daun 7 MST (helai) ... 60
27. Sidik ragam jumlah daun 7 MST (helai) ... 60
28. Data pengamatan jumlah daun 8 MST (helai) ... 61
29. Sidik ragam jumlah daun 8 MST (helai) ... 61
30. Data pengamatan jumlah cabang 3 MST ... 62
31. Sidik ragam jumlah cabang 3 MST ... 62
32. Data pengamatan jumlah cabang 4 MST ... 63
33. Sidik ragam jumlah cabang 4 MST ... 63
34. Data pengamatan jumlah cabang 5 MST ... 64
35. Sidik ragam jumlah cabang 5 MST ... 64
36. Data pengamatan jumlah cabang 6 MST ... 65
37. Sidik ragam jumlah cabang 6 MST ... 65
38. Data pengamatan jumlah cabang 7 MST ... 66
39. Sidik ragam jumlah cabang 7 MST ... 66
40. Data pengamatan jumlah cabang 8 MST ... 67
41. Sidik ragam jumlah cabang 8 MST ... 67
42. Data pengamatan saat muncul bunga 7 MST (hari) ... 68
43. Sidik ragam saat muncul bunga 7 MST (hari) ... 68
44. Data pengamatan total luas daun 7 MST (cm²) ... 69
45. Sidik ragam total luas daun 7 MST (cm²) ... 69
46. Data pengamatan serapan P 7 MST (%) ... 70
48. Data pengamatan bobot kering tajuk 7 MST (g) ... 71
49. Sidik ragam bobot kering tajuk 7 MST (g) ... 71
50. Data pengamatan bobot polong 16 MST (g) ... 72
51. Sidik ragam bobot polong 16 MST (g) ... 72
52. Data pengamatan bobot biji 16 MST (g) ... 73
53. Sidik ragam bobot biji 16 MST (g) ... 73
54. Data pengamatan bobot 100 biji 16 MST (g) ... 74
55. Sidik ragam bobot 100 biji 16 MST (g) ... 74
56. Foto penelitian ... 75
ABSTRAK
RABANI: Respons Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Terhadap Pemberian Pupuk P dan Arang Sekam Padi,
dibimbing oleh YAYA HASANAH dan ASIL BARUS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi kacang bogor terhadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi. Penelitian dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan (±25 m dpl) pada Juli – Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu pemberian pupuk P dengan 4 taraf (0; 30; 60 dan 90) dan faktor kedua yaitu pemberian arang sekam padi dengan 4 taraf (1:0; 1:1; 1:2 dan 2:1). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak duncan (DMRT). Peubah amatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, saat muncul bunga, total luas daun, bobot kering tajuk, serapan P, bobot polong, bobot biji, dan bobot 100 biji.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian pupuk P berpengaruh dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang, saat muncul bunga, serapan P, bobot kering tajuk, bobot polong, bobot biji dan bobot 100 biji. Pemberian arang sekam padi meningkatkan jumlah daun, jumlah cabang dan total luas daun. Interaksi antara pemberian pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah amatan.
ABSTRACT
RABANI: Growth and Production Response of Bambara Groundnut (Vigna subterranea (L.) with application of phosphate fertilizer and rice husk
charcoal, supervised by YAYA HASANAH and ASIL BARUS.
This research aims to know growth and production response of bambara groundnut with application of phosphate fertilizer and rice husk charcoal. The research was carried out at Faculty of Agriculture University of North Sumatera Utara Medan (±25 m dpl) on Juli – October 2014. The research used factorial Randomized Block Design (RBD) two factors and three replication. The first factor was phosphate fertilizer with 4 levels (0; 30; 60 and 90) and the second factor rice husk charcoal with 4 levels (1:0; 1:1; 1:2; and 2:1). Data were analized with ANNOVA and continued with Duncan Multiple Range Test (DMRT). The variables observations are plant height, number of leaves, number of branch, flowering age, total leaf area, weight dry hair ornament, plant P uptake, the weight of pods, the weight of seeds, and the weight of 100 seeds.
The result of research showed that application of phosphate fertilizer treatment have an effect to increase on plant height, number of branch, flowering age, weight dry hair ornament, plant P uptake, the weight of pods, the weight of seeds, and the weight of 100 seeds. Application of rice husk charcoal teatment have an effect to increase on the number of leaf, the number of branch, and toatal leaf area/ Interaction of the phospate fertilizer and rice husk charcoal teratment not significanty to whole parameter.
PENDAHULUAN Latar belakang
Kacang bogor merupakan salah satu kacang - kacangan yang belum terlalu
diperhatikan di Indonesia. Di daerah asalnya, yaitu Afrika Barat, tanaman ini telah
mendapat banyak perhatian dengan banyaknya penelitian yang mengungkap
bahwa kacang bambara merupakan sumber pangan yang menjanjikan tetapi tidak
begitu diperhatikan (Linneman dan Azam-Ali, 1990).
Kacang bogor baik untuk dikonsumsi manusia dan nilai gizinya dapat
dibandingkan dengan kedelai, buncis, serta beberapa kacang - kacangan yang
umum dikenal. Kandungan kacang bogor per 100 g berat adalah 390 kcal, protein
20.8 g, karbohidrat 61.9 g, dan lemak 6.55 g. Methionin yang terdapat pada
kacang bogor lebih tinggi jika dibandingkan dengan kacang - kacangan lain
(Actaria, 2012).
Kacang bogor dalam bentuk kacang goreng lebih mahal harganya
dibandingkan kacang tanah. Peluang pasar terbuka lebar untuk produk olahan
kacang bogor, baik dalam bentuk kacang mentah siap digoreng, kacang goreng,
bahan campuran tepung roti, maupun susu nabati. Redjeki (2007) melaporkan
bahwa, susu kacang bogor lebih disukai daripada susu kedelai. Masalah yang
dialami saat ini dalam memenuhi kebutuhan kacang bogor adalah masih
rendahnya produktivitas yang dicapai oleh petani.
Redjeki (2003) melaporkan hasil penelitiannya, bahwa tanaman kacang
bogor mampu menghasilkan biji kering 0.77 ton/ha tanpa pemupukan, sedangkan
Pemupukan memegang peranan penting dalam meningkatkan hasil
pertanian. Pemberian pupuk anorganik dan organik dapat menyediakan unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman kacang bogor seperti unsur hara P.
Unsur P merupakan salah satu unsur hara makro yang penting bagi
pertumbuhan awal bibit tanaman. Selain itu, hara P dapat merangsang
pembentukan bunga, buah, dan biji, bahkan mampu mempercepat pemasakan
buah dan membuat biji menjadi lebih bernas (Novizan, 2002). Hasil penelitian
Zuchri (2009) menunjukkan bahwa pemupukan SP-36 mempengaruhi
pertumbuhan vegetatif kacang tanah. Hasil penelitian Raja (2013) menunjukkan
bahwa perlakuan pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji kacang
tanah.
Permasalahan yang penting yang harus diketahui dari fosfor ini adalah,
sebagian fosfor di dalam tanah umumnya tidak tersedia untuk tanaman.
Selain itu, penggunaan pupuk anorganik dalam jumlah yang berlebihan dapat
merusak akar tanaman dan lingkungan (Damanik et al., 2011; Hayanti, 2014). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan
pupuk anorganik adalah dengan pemberian bahan organik seperti arang sekam
padi. Pemberian arang sekam dapat menggemburkan tanah sehingga
mempermudah ginofor untuk menembus tanah dan membentuk polong. Arang
sekam merupakan salah satu sumber fosfor dan kalium dan salah satu limbah
pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran media tanam organik. Hasil
penelitian Soemeinaboedhy dan Tejowulan (2006) menunjukkan bahwa arang
hara fosfor lebih baik dibandingkan jenis arang lainnya (Soemeinaboedhy dan
Tejowulan, 2006; Safitry dan Kartika, 2013).
Berdasarkan uraian tersebut dan belum banyaknya penelitian tentang
pemberian pupuk P dan arang sekam padi pada kacang bogor maka peneliti
tertarik untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi
kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) terhadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi
kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) terhadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi.
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh nyata akibat pemberian pupuk P dan arang sekam padi serta
interaksi antara keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi kacang bogor
(Vigna subterranea (L.) Verdcourt). Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan untuk mendapatkan informasi
tentang dosis pemberian pupuk P dan arang sekam padi terhadap pertumbuhan
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman
Kacang bogor termasuk jenis tanaman legum eksotik. Tanaman ini
memiliki banyak kemiripan dengan kacang tanah, tetapi sebagai tanaman pangan
berbeda dari segi komposisi bijinya. Kacang bogor memiliki kandungan minyak
yang rendah, tetapi kaya pati (karbohidrat) dan protein. Nama bambaragroundnut diambil dari daerah yang bernama Bambara di Mali dan berasal dari Afrika Barat
dimana kadang - kadang ditemukan tumbuh liar (Rukmana dan Oesman, 2000).
Morfologi umum dari tanaman kacang bogor terdiri dari batang, akar,
daun dan polong. Batang tanaman ini pendek sehingga secara visual seperti tidak
mempunyai batang, memiliki banyak cabang. Tanaman tampak merumpun yang
terdiri atas kumpulan daun yang bertangkai panjang. Helai daun berbentuk lanset,
trifoliate. Rangkaian bunga berwarna kuning, setelah bunga mengalami
penyerbukan, tangkai dari bunga yang telah terserbuki akan memanjang dan
masuk ke dalam permukaan tanah (Rukmana dan Oesman, 2000).
Setelah masuk ke dalam tanah, bakal buah yang terbentuk hasil
penyerbukan akan membentuk polong. Polong berbentuk bulat atau pipih pada
sisi lainnya berisi satu atau dua biji. Polong masak dalam keadaan segar berwarna
putih dan halus, sedangkan jika polong kering berwarna coklat dan berkerut.
Kadang - kadang polong terbentuk di atas permukaan tanah dan biasanya
berwarna hijau karena mengandung klorofil (Juwita, 2012)
Syarat Tumbuh
Kacang bogor memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kacang
pada kondisi lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan kacang tanah. curah
hujan musiman 600 - 750 mm dan untuk hasil yang optimum dibutuhkan rata-rata
curah hujan tahunan 750 - 900 mm dengan suhu rata - rata 20°C sampai 28°C.
Tanaman ini tumbuh baik pada tanah lempung berpasir dengan pH 5.0 sampai 6.5
dan cukup toleran juga untuk tumbuh pada tanah miskin hara (Linneman dan
Azam-Ali, 1990).
Kacang bogor cocok tumbuh sampai ketinggian 1.600 meter dari
permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah dengan kondisi rendah
hara pada iklim yang panas, juga mampu tumbuh pada daerah kering dimana
lahan tersebut tidak optimum untuk tanaman kacang - kacangan lainnya
(Purseglove, 1974;Kuswanto et al., 2012). Pupuk P
Di dalam tubuh tanaman fosfor memberikan peranan yang penting dalam
hal beberapa kegiatan : (1) pembelahan sel dan pembentukan lemak dan albumin,
(2) pembentukan bunga, buah dan biji, (3) kematangan tanaman melawan efek
nitrogen, (4) merangsang perkembangan akar, (5) meningkatkan kualitas hasil
tanaman, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit (Damanik et al., 2011). Pemberian pupuk SP-36 akan meningkatkan ruang pori di dalam tanah,
karena bahan ini akan mengikat butir - butir tanah menjadi kelompok agregat
yang lebih besar. Semakin banyak terbentuk agregat makro semakin tinggi pula
porositas totalnya sehingga pori makropun ikut meningkat dan sangat
mempengaruhi aerasi dan drainase tanah. Pupuk fosfat yang diberikan dapat
meningkatkan stabilitas agregat tanah dengan semakin meningkatnya dosis yang
Hasil penelitian Zuchri (2009) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
SP-36 berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif (jumlah cabang dan daun)
tanaman kacang tanah. Pada hasil penelitian Apriliani et al (2014) juga menunjukkan bahwa pemberian pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah polong dan berat 100 biji tanaman
kacang tanah.
Gejala tanaman kekurangan unsur hara P adalah keadaan perakaran
tanaman tidak berkembang, dalam keadaaan kekurangan P yang parah, daun,
cabang dan batang berwarna ungu, hasil tanaman berupa bunga, buah dan biji
merosot, dan jumlah anakannya berkurang (pada tanaman padi) dan batangnya
melemah (pada tanaman jagung) (Damanik et al, 2011).
Kendala dalam pemupukan fosfat pada tanah bereaksi masam ialah fosfat
akan bereaksi dengan ion – ion aluminium (Al) dan atau besi (Fe) menjadi
senyawa alumunium – fosfat atau besi – fosfat yang tidak tersedia bagi tanaman
(Isrun, 2009).
Pupuk – pupuk anorganik (buatan) pada umumnya tidak banyak
berpengaruh terhadap sifat – sifat biologis tanah. Pupuk yang banyak pengaruhnya
terhadap sifat biologi tanah adalah pupuk – pupuk organik (Damanik et al, 2011). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan P
pada tanah masam yaitu dengan menambahkan pupuk P disertai dengan bahan
organik ke dalam tanah. Penggunaan bahan organik bersama-sama dengan pupuk
P dapat menekan pemakaian pupuk P dosis tinggi sehingga menjadi lebih efisien
Arang Sekam Padi
Salah satu bahan pembenah tanah yang sering digunakan adalah arang dan
abu sekam. Arang sekam sering dimanfaatkan petani untuk memperbaiki tanah
pertanian. Selain itu, telah banyak penelitian yang menggunakan arang ataupun
abu sekam untuk campuran media tanam dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
tanaman. Penggunaan arang dan abu sekam dapat memperbaiki sifat fisik maupun
kimia tanah (Kusuma et al., 2013).
Pertambahan arang sekam pada tanah akan memperbaiki sifat fisik dan
kimia tanah, selain itu pencampuran arang sekam kedalam tanah akan
menyebabkan phosphor tanah menjadi lebih tersedia. Arang sekam padi pada
tanah dapat juga membantu dalam ketersediaan K dan meningkatkan serapan P,
Ca dan Mg oleh tanaman dan menaikkan pH tanah (Riadi, 2013).
Ketersediaan unsur hara fosfor sangat dipengaruhi oleh nilai pH dan unsur
fosfor akan tersedia optimum pada pH sekitar netral. Di atas atau di bawah nilai
pH netral unsur hara fosfor akan terikat dan menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Arang sekam padi dan serbuk gergaji mempunyai kemampuan melepaskan unsur
hara fosfor lebih baik dibandingkan jenis arang lainnya. Hal ini disebabkan karena
kedua jenis arang tersebut mempunyai nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) lebih
besar dibandingkan dengan jenis arang lainnya yaitu masing - masing
16,7 me/100g dan 18,36 me/100 g (Soemeinaboedhy dan Tejowulan, 2006).
Hasil penelitian Kusuma et al (2013) menunjukkan bahwa penambahan arang sekam padi dapat meningkatkan panjang akar lateral pada tanaman kacang
hijau. Arang sekam mempunyai ukuran partikel lebih besar, sehingga antar
padat dan akar dengan mudah akar masuk kedalam tanah. Penggunaan arang
sekam sebagai media tanam organik juga berpengaruh nyata terhadap
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat adalah ± 25 m dpl.
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan 05 Juli 2014 sampai
25 Oktober 2014.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang bogor
varietas lokal (Jawa Barat) sebagai objek pengamatan, arang sekam padi, pupuk
SP-36, Urea, KCl, insektisida berbahan aktif Deltamethrin 25 g/l dan fungisida
berbahan aktif Mankozeb 80 %.
Alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, meteran, polibag,
timbangan, pacak sampel, oven dan alat tulis.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial
dengan 2 faktor perlakuan, yaitu :
Faktor I : Pemberian Pupuk SP-36 (P) yang terdiri dari 4 taraf :
P0 : 0 kg SP-36/ha
P1 : 30 kg SP-36/ha
P2 : 60 kg SP-36/ha
Faktor II : Pemberian Arang Sekam Padi (A) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu :
A1 : 1 : 0 (top soil : arang sekam padi)
A2 : 1 : 1 (top soil : arang sekam padi)
A3 : 1 : 2 (top soil : arang sekam padi)
A4 : 2 : 1 (top soil : arang sekam padi)
Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan, yaitu :
P0A1 P1A1 P2A1 P3A1
P0A2 P1A2 P2A2 P3A2
P0A3 P1A3 P2A3 P3A3
P0A4 P1A4 P2A4 P3A4
Jumlah ulangan : 3 ulangan
Jumlah plot : 48 plot
Ukuran plot : 100 cm x 100 cm
Jarak antar plot : 50 cm
Jarak antar blok` : 50 cm
Jumlah tanaman per plot : 5 tanaman
Jumlah sampel per plot : 2 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 240 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model
linear aditif sebagai berikut :
Yijk= µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk+ εijk
i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3,4
Dimana:
Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat Pemberian Pupuk P (P) pada taraf
ke-j dan Pemberian Arang Sekam Padi (A) pada taraf ke - k
µ : Nilai tengah
ρi : Efek dari blok ke - i
αj : Efek perlakuan Pemberian Pupuk P (P) pada taraf ke - j
βk : Efek perlakuan Pemberian Arang Sekam Padi (A) pada taraf ke - k
(αβ)jk :Interaksi antara Pemberian Pupuk P (P) pada taraf ke-j taraf ke - j dan
Pemberian Arang Sekam Padi (A) pada taraf ke - k
εijk : Galat dari blok ke-i, Pemberian Pupuk P (P) pada taraf ke - j dan
Pemberian Arang Sekam Padi (A) pada taraf ke - k
Data dianalisis dengan analisis sidik ragam, sidik ragam yang nyata
dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah
persiapan lahan, persiapan benih, persiapan media tanam, aplikasi pupuk dan
bahan organik, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen dan peubah amatan.
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan adalah lahan percobaan Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara. Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman yang
terdapat pada lahan. Setelah itu, dibuat plot penelitian dengan ukuran
100 cm x 100 cm dengan jarak antar ulangan 50 cm dan jarak antar plot dalam
satu ulangan 50 cm. Lalu dibuat saluran drainase yang mengelilingi areal
penelitian. Lebar saluran 50 cm dengan kedalaman 30 cm.
Persiapan Benih
Pada penelitian ini digunakan biji kacang bogor yang sudah tua dan
berwarna hitam kecoklatan. Biji kacang bogor yang digunakan merupakan biji
kacang bogor yang biasa dibudidayakan petani di Kota Bogor, Jawa Barat.
Persiapan Media Tanam
Tanah yang digunakan sebagai media tanam pada penelitian ini diambil
secara komposit dari lapisan atas dengan kedalaman 0 - 20 cm, dikeringanginkan
selama 1 minggu dan dibersihkan dari kotoran yang dapat mengganggu tanaman
seperti batu, sampah dan potongan kayu. Kemudian tanah dicampurkan dengan
arang sekam sesuai perlakuan. Media tanam dimasukkan ke dalam polibag.
Aplikasi Pupuk
Pemupukan dilakukan pada saat penanaman dengan letak yang berbeda.
pupuk dasar, serta pupuk SP-36 sesuai dengan perlakuan, yaitu 0 kg SP-36/ha, 30
kg SP-36/ha, 60 kg SP-36/ha dan 90 kg SP-36/ha.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan menugal media tanam sedalam ± 2 cm
kemudian dimasukkan biji sebanyak dua biji per lubang tanam. Benih yang akan
ditanam sebelumnya direndam dengan air selama ± 30 menit untuk mempercepat
perkecambahan.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiraman, penyulaman, penyiangan,
pembumbunan serta pengendalian hama dan penyakit.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada awal pertumbuhan sampai panen dengan
melihat kondisi lapang. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan
dilakukan pada pagi dan sore hari.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur satu minggu setelah tanam.
Tanaman yang digunakan untuk penyulaman adalah tanaman kacang bogor yang
ditanam bersamaan dengan penanaman di lapangan.
Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan menggunakan sabit kecil dan mencabut
gulma dengan tangan. Penyiangan dilakukan pada umur 4 minggu setelah tanam
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan untuk memudahkan ginofor menembus tanah
agar polong dapat terbentuk dengan sempurna. Selain itu, pembumbunan juga
menghindari polong menjadi busuk dan terserang hama. Pembumbunan dilakukan
bersamaan saat melakukan penyiangan. Pembumbunan dilakukan dengan interval
waktu 2 minggu.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sejak tanaman berumur empat
minggu setelah tanam. Pengendalian hama dan penyakit tersebut dilakukan
dengan cara menyemprotkan insektisida berbahan aktif Deltamethrin serta
fungisida berbahan aktif Mankozeb 80% masing – masing dengan konsentrasi
3 cc/l dan 3 g/l. Pengaplikasian pestisida tersebut dilakukan sore hari dengan
interval waktu 3 minggu.
Panen
Pemanenan dilakukan pada umur 16 minggu setelah tanam dengan
ciri - ciri daun tanaman telah layu menguning bukan karena penyakit, polong
sudah keras, dan jika kulit polong dikupas tampak kulit biji berwarna gelap.
Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman kacang bogor secara
keseluruhan.
Peubah Amatan Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman pertama kali dilakukan pada saat tanaman
kacang bogor berbunga. Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan meteran
yaitu dengan cara diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh.
Jumlah Daun (daun)
Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun
yang telah membuka sempurna. Pengamatan tersebut dilakukan pada saat tanaman
berumur 2 MST – 8 MST dengan interval waktu satu minggu.
Jumlah Cabang
Pengamatan jumlah cabang dilakukan dengan menghitung jumlah cabang
primer. Pengamatan tersebut dilakukan pada saat tanaman berumur
2 MST – 8 MST dengan interval waktu satu minggu .
Saat Muncul Bunga (hari)
Pengamatan saat muncul bunga dilakukan dengan mengamati saat
munculnya bunga tanaman kacang bogor pertama kali. Pengamatan tersebut
dilakukan saat tanaman berumur 7 MST dengan interval waktu satu hari.
Bobot kering tajuk (g)
Pengamatan bobot kering tajuk dilakukan dengan menimbang tajuk
tanaman kacang bogor yang telah diovenkan selama 24 jam dengan suhu ± 70oC.
Pengamatan tersebut dilakukan pada saat tanaman berumur 7 MST.
Serapan P
Pengamatan serapan hara P dilakukan dengan menganalisis jaringan
tanaman. Pengamatan tersebut dilakukan pada saat tanaman berumur 7 MST.
Untuk mengetahui jumlah serapan hara P digunakan rumus :
Total Luas Daun (cm2)
Pengamatan total luas daun dilakukan dengan mencetak patron daun
tanaman pada kertas. Kemudian patron tersebut digunting dan ditimbang.
Pengamatan tersebut dilakukan saat tanaman berumur 7 MST. Total luas daun
dihitung menggunakan metode kertas timbang yaitu dengan cara:
(Sitompul dan Guritno, 1995)
Bobot Polong Per Sampel (g)
Pengamatan bobot polong per sampel dilakukan dengan menimbang
polong yang telah dijemur dibawah sinar matahari selama 3 hari.
Bobot Biji Per Sampel (g)
Pengamatan bobot biji per sampel dilakukan dengan menimbang biji yang
telah dipisahkan dari polongnya.
Bobot 100 Biji (g)
Pengamatan bobot 100 biji dilakukan dengan menimbang 100 biji kacang
bogor yang diambil secara acak.
Berat patron daun
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 8 - 69)
diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap peubah amatan
tinggi tanaman jumlah cabang, saat muncul bunga, serapan P, bobot kering tajuk,
bobot polong, bobot biji dan bobot 100 biji. Pemberian pupuk arang sekam padi
berpengaruh nyata terhadap peubah amatan jumlah daun, jumlah cabang dan total
luas daun. Interaksi antara pemberian pupuk P dengan arang sekam padi
berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah amatan.
Tinggi Tanaman
Data dan sidik ragam tinggi tanaman kacang bogor umur 3 - 8 MST,
masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 6 - 17. Berdasarkan hasil sidik ragam
diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman kacang bogor pada umur 5 MST. Interaksi pemberian pupuk P dan arang
sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman kacang bogor.
Rataan tinggi tanaman kacang bogor umur 3 - 8 MST pada pemberian
pupuk P dan arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 menunjukkan tinggi tanaman pada 8 MST tertinggi terdapat pada
taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu 5,45 cm, yang berbeda
nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha), P1 (pemberian
pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha). Rataan tinggi tanaman
kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk
Tabel 1. Tinggi tanaman kacang bogor 3 – 8 MST (cm) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
MST Pupuk P (kg/ha)
Top Soil : Arang Sekam Padi
Rataan
tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan A3
(top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 5,04 cm, yang berbeda tidak nyata
dengan taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil :
arang sekam padi = 1 : 1) dan A4 (top soil : arang sekam padi = 2 : 1). Rataan
tinggi tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan A1
(top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 4,74 cm.
Tabel 1 menunjukkan tinggi tanaman pada 8 MST tertinggi terdapat pada
taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu 5,45 cm, yang berbeda
nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha), P1 (pemberian
pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha). Rataan tinggi tanaman
kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk
P 0 kg/ha) yaitu 4,43 cm. Pemberian arang sekam padi menghasilkan rataan tinggi
tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan A3
(top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 5,04 cm, yang berbeda tidak nyata
dengan taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil :
arang sekam padi = 1 : 1) dan A4 (top soil : arang sekam padi = 2 : 1). Rataan
tinggi tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan A1
(top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 4,74 cm.
Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan tinggi
tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan kombinasi
P3A2 (pemberian pupuk P 90 kg dan top soil : arang sekam padi = 1 : 1) yaitu
5,62 cm yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf perlakuan kombinasi
perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg dan top soil : arang sekam
padi = 1 : 0) yaitu 4,12 cm.
Gambar 1. Tinggi tanaman (cm) kacang bogor 8 MST terhadap pupuk P (kg/ha)
Jumlah Daun (helai)
Data dan sidik ragam jumlah daun tanaman kacang bogor 3 - 8 MST
masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 18 - 29. Berdasarkan hasil sidik
ragam diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh tidak nyata terhadap
jumlah daun tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh
nyata terhadap jumlah daun tanaman kacang bogor umur 4 – 8 MST. Interaksi
pemberian pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap
jumlah daun tanaman kacang bogor.
Tabel 2 menunjukkan jumlah daun pada 8 MST tertinggi terdapat pada
taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu 24, 67 helai, yang berbeda
tidak nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha),
P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha). Rataan
jumlah daun tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan P0
(pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 20,17 helai.
Rataan jumlah daun tanaman kacang bogor 3 - 8 MST pada pemberian
pupuk P dan arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah daun kacang bogor 3 – 8 MST (helai) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
MST Pupuk P (kg/ha)
Top Soil : Arang Sekam Padi
Rataan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf
Pemberian arang sekam padi menghasilkan rataan jumlah daun tanaman
kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan A2 (top soil : arang
sekam padi = 1 : 1) yaitu 25,29 helai, yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan
A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0) dan berbeda tidak nyata pada perlakuan
A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2), dan A4 (top soil : arang sekam padi
= 2 : 1). Rataan jumlah daun tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf
perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 17,50 helai.
Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan jumlah daun
tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan kombinasi
P3A2 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 1 : 1) yaitu
28,17 helai yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf perlakuan kombinasi
lainnya. Rataan jumlah daun tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf
perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil : arang
sekam padi = 1 : 0) yaitu 15,33 helai.
Jumlah Cabang (cabang)
Data dan sidik ragam jumlah cabang tanaman kacang bogor 4 – 8 MST,
masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 30 - 39. Berdasarkan hasil sidik
ragam diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap jumlah
cabang tanaman kacang bogor pada umur 5 – 8 MST dan pemberian arang sekam
padi berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang pada 4 - 8 MST, interaksi antara
pemberian pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap
Rataan jumlah cabang tanaman kacang bogor 3 - 8 MST pada pemberian
pupuk P dan arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah cabang kacang bogor 3 – 8 MST (cm) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
MST Pupuk P (kg/ha)
Top Soil : Arang Sekam Padi
Rataan menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%
Tabel 3 menunjukkan jumlah cabang pada 8 MST tertinggi terdapat pada
taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu 5,29 cabang, yang berbeda
P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha). Rataan
jumlah cabang tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan P0
(pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 4,50 cabang. Pemberian arang sekam padi
menghasilkan rataan jumlah cabang tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat
pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 5,13 cabang,
cabang tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan
kombinasi P3A2 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi
= 1 : 1) yaitu 6,17 cabang yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf
perlakuan kombinasi lainnya. Rataan jumlah cabang tanaman kacang bogor
terendah terdapat pada taraf perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P
0 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 1 : 0) dan P1A1 (pemberian pupuk P
30 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 4,00 cabang.
Saat Muncul Bunga (hari)
Data dan sidik ragam saat muncul bunga tanaman kacang bogor,
masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 40 dan 41. Berdasarkan hasil sidik ragam
diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap saat muncul
bunga tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak
nyata terhadap saat muncul bunga tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian
pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap saat muncul
bunga tanaman kacang bogor.
Rataan saat muncul bunga tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk
P dan arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Saat muncul bunga 7 MST (hari) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
Pupuk P (kg/ha)
Top Soil : Arang Sekam Padi
Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%
Tabel 4 menunjukkan saat muncul bunga tanaman kacang bogor pada
7 MST tercepat terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha)
yaitu 49,00 hari, yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk
P 0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk
P 60 kg/ha). Rataan saat muncul bunga tanaman kacang bogor terlama terdapat
pada taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 50,92 hari. Pemberian
tercepat yaitu terdapat pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi
= 1 : 2) yaitu 49,75 hari, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan A1 (top
soil : arang sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil : arang sekam padi = 1 : 1), dan A4
(top soil : arang sekam padi = 2 : 1). Rataan saat muncul bunga tanaman kacang
bogor terlama terdapat pada taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi
= 1 : 0) yaitu 49,88 hari.
Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan saat muncul
bunga tanaman kacang bogor tercepat yaitu terdapat pada taraf perlakuan
kombinasi P3A1 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi
pada taraf perlakuan kombinasi P0A2 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil :
arang sekam padi = 1 : 1) dan P0A3 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil :
arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 51,00 hari yang berbeda tidak nyata dengan
semua taraf perlakuan.
Total Luas Daun (cm2)
Data dan hasil sidik ragam total luas daun tanaman kacang bogor
masing - masing dapat dilihat pada Lampiran 42 dan 43. Berdasarkan hasil sidik
ragam diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh tidak nyata terhadap total
luas daun tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh
nyata terhadap total luas daun tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian pupuk
P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap total luas daun tanaman
kacang bogor.
Rataan total luas daun tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P dan
arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 5. Total luas daun tanaman kacang bogor 7 MST (cm2) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
Pupuk P (kg/ha) Top Soil : Arang Sekam Padi Rataan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%
Tabel 5 menunjukkan total luas daun tanaman kacang bogor pada 7 MST
tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu
29.31 cm2, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk
P 0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk
P 60 kg/ha). Rataan total luas daun tanaman kacang bogor terendah terdapat pada
taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu 26.99 cm2. Pemberian
tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi
= 1 : 2) yaitu 31,36 cm2, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan A1 (top
soil : arang sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil : arang sekam padi = 1 : 1) dan A4
(top soil : arang sekam padi = 2 : 1). Rataan total luas daun tanaman kacang
bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi =
1 : 0) yaitu 24,26 cm2.
Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan total luas
daun tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan
kombinasi P3A4 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi
= 2 : 1) yaitu 35,52 cm2 yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf perlakuan
kombinasi lainnya. Rataan total luas daun tanaman kacang bogor terendah
terdapat pada taraf perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan
top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 22,28 cm2.
Serapan P (%)
Data dan hasil sidik ragam serapan P tanaman kacang bogor,
masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 44 dan 45. Berdasarkan hasil sidik
ragam diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap serapan P
tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak nyata
terhadap serapan P tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian pupuk P dan arang
sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap serapan P tanaman kacang bogor.
Rataan serapan P tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P dan
Tabel 6. Serapan P tanaman kacang bogor 7 MST (%) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
Pupuk P (kg/ha)
Top Soil : Arang Sekam Padi
Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%
Tabel 6 menunjukkan serapan P tanaman kacang bogor pada 7 MST
tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu
2,78%, yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk
P 0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk
P 60 kg/ha). Rataan serapan P tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf
perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 1,90%. Pemberian arang sekam
padi menghasilkan rataan serapan P tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat
pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 2,57%, yang
tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan kombinasi
P3A3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu
lainnya. Rataan serapan P tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf
perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil : arang
sekam padi = 1 : 0) yaitu 1,63%.
Gambar 4. Serapan P (%) tanaman kacang bogor 7 MST terhadap pupuk P (kg/ha)
Bobot Kering Tajuk (g)
Data dan sidik ragam bobot kering tajuk tanaman kacang bogor,
masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 46 dan 47. Berdasarkan hasil sidik ragam
diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap bobot kering
tajuk tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak
nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian
pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering
tajuk tanaman kacang bogor.
Rataan bobot kering tajuk tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P
dan arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Bobot kering tajuk kacang bogor 7 MST (g) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
Pupuk P (kg/ha)
Top Soil : Arang Sekam Padi
Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%
Tabel 7 menunjukkan bobot kering tajuk tanaman kacang bogor pada
7 MST tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha)
yaitu 5.75 g, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian
pupuk P 0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P
60 kg/ha). Rataan bobot kering tajuk tanaman kacang bogor tanaman kacang
bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha)
yaitu 2.44 g. Pemberian arang sekam padi menghasilkan rataan bobot kering tajuk
tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan A3
(top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 4.50 g yang berbeda tidak nyata dengan
taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil : arang
sekam padi = 1 : 1) dan A4 (top soil : arang sekam padi = 2 : 1). Rataan bobot
kering tajuk tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan A1 (top
soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 3.41 g.
Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan bobot kering
tajuk tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan
kombinasi P3A3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi
kombinasi lainnya. Rataan bobot kering tajuk tanaman kacang bogor terendah
terdapat pada taraf perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan
top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 2.30 g.
Gambar 5. Bobot kering tajuk (g) terhadap pupuk P (kg/ha)
Bobot Polong (g)
Data dan sidik ragam bobot polong tanaman kacang bogor, masing-masing
dapat dilihat pada Lampiran 48 dan 49. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui
bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap bobot polong tanaman
kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap
bobot polong tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian pupuk P dan arang
sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot polong tanaman kacang
bogor.
Rataan bobot polong tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P dan
arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Bobot polong tanaman kacang bogor 16 MST (g) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
Pupuk P (kg/ha)
Top Soil : Arang Sekam Padi
Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%
Tabel 8 menunjukkan bobot polong tanaman kacang bogor pada 16 MST
tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu
33,81 g, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P
0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha).
Rataan bobot polong tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf
perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 29,58 g. Pemberian arang sekam
padi menghasilkan rataan bobot polong tanaman kacang bogor tertinggi yaitu
terdapat pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu
33,09 g yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan A1 (top soil : arang
sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil : arang sekam padi = 1 : 1) dan A4 (top soil :
arang sekam padi = 2 : 1). Rataan bobot polong tanaman kacang bogor terendah
terdapat pada taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu
29,90 g.
Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan bobot
polong tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan
kombinasi P3A3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi
perlakuan lainnya . Rataan bobot polong tanaman kacang bogor terendah terdapat
pada taraf perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil :
arang sekam padi = 1 : 0).
Gambar 6. Bobot polong (g) tanaman kacang bogor terhadap pupuk P (kg/ha)
Bobot Biji (g)
Data dan sidik ragam bobot kering biji tanaman kacang bogor,
masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 52 dan 53. Berdasarkan hasil sidik
ragam diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap bobot biji
tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak nyata
terhadap bobot biji tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian pupuk P dan arang
sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biji tanaman kacang bogor.
Rataan bobot biji tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P dan
arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 9.Bobot biji tanaman kacang bogor 17 MST (g) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
Pupuk P (kg/ha)
Top Soil : Arang Sekam Padi
Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Tabel 10 menunjukkan bobot biji tanaman kacang bogor pada 17 MST
tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu
30,26 g, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P
0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha).
Rataan bobot biji tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan
P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 26,48 g. Pemberian arang sekam padi
menghasilkan rataan bobot biji tanaman kacang bogor tertinggi terdapat pada
taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 29,62 g yang
berbeda tidak nyata dengan semua taraf perlakuan. Rataan bobot biji tanaman
kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam
padi = 1 : 0) yaitu 26,86 g.
Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan bobot biji
tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan kombinasi
P3A4 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 2 : 1) yaitu
32,79 g yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf perlakuan kombinasi
taraf perlakuan kombinasi P0A2 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil : arang
sekam padi = 1 : 2) yaitu 25,24 g.
Gambar 7. Bobot biji (g) tanaman kacang bogor terhadap pupuk P (kg/ha)
Bobot 100 Biji (g)
Data dan sidik ragam bobot 100 biji tanaman kacang bogor,
masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 54 dan 55. Berdasarkan hasil sidik ragam
diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji
tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak nyata
terhadap bobot 100 biji tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian pupuk P dan
arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot 100 biji tanaman
kacang bogor.
Rataan bobot 100 biji tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P dan
arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 10. Bobot 100 biji tanaman kacang bogor 17 MST (g) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
Pupuk P (kg/ha)
Top Soil : Arang Sekam Padi
Rataan
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%
Tabel 11 menunjukkan bobot kering biji tanaman kacang bogor pada 17
MST tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha)
yaitu 60,72 g, yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P
30 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha), P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha).
Rataan bobot 100 biji tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf
perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 52,41 g. Pemberian arang sekam
padi menghasilkan rataan bobot 100 biji tanaman kacang bogor tertinggi terdapat
pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 59,23 g yang
berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi
= 1 : 0), A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) dan A4 (top soil : arang sekam
padi = 2 : 1). Rataan bobot 100 biji tanaman kacang bogor terendah terdapat pada
taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 52,33 g.
Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan bobot kering
biji tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan kombinasi
P3A3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu
68,32 g yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf perlakuan kombinasi
taraf perlakuan kombinasi P1A1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha dan top soil : arang
sekam padi = 1 : 0) yaitu 50,04 g.
Gambar 8. Bobot 100 bjii (g) tanaman kacang bogor terhadap pupuk P (kg/ha)
Pembahasan
Pemberian pupuk P mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun
dan jumlah cabang tanaman kacang bogor. Semakin tinggi jumlah pupuk yang
diberikan maka semakin tinggi tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang
tanaman kacang bogor. Pemberian pupuk P 90 kg/ha menunjukkan tinggi
tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pemberian pupuk P 60 kg/ha, 30 kg/ha dan 0 kg/ha. Tanpa pemberian pupuk P
menunjukkan tinggi tanaman yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan
lainnya. Hal ini dikarenakan tanaman kacang bogor mampu menyerap unsur P
dengan baik. Semakin tinggi jumlah pupuk yang diberikan maka semakin banyak
unsur P yang dapat diserap oleh tanaman. Banyaknya unsur P yang dapat diserap
oleh tanaman dipengaruhi oleh banyaknya P yang tersedia dalam tanah. Untuk
meningkatkan ketersedian P dalam tanah dapat dilakukan dengan kombinasi
pemupukan anorganik dengan penambahan bahan organik berupa arang sekam
padi (1:2) menunjukkan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang yang
lebih tinggi dibandingkan dengan media tanam lainnya. Arang sekam padi
merupakan salah satu sumber unsur P dan mampu melepaskan unsur hara P.
Semakin banyak arang sekam yang dicampurkan dengan top soil maka tinggi
tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang akan semakin tinggi. Hal ini
dikarenakan tanaman dapat menyerap unsur P yang tersedia dikarenakan
pemberian pupuk P dan arang sekam padi yang dilakukan bersamaan ke dalam
tanah. Riadi (2013) menjelaskan bahwa pertambahan arang sekam pada tanah
akan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, selain itu pencampuran arang
sekam kedalam tanah akan menyebabkan phosphor tanah menjadi lebih tersedia.
Isrun (2009) menyatakan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan ketersediaan P pada tanah yaitu dengan menambahkan pupuk P
disertai dengan bahan organik ke dalam tanah.
Pemberian pupuk P mampu mempercepat munculnya bunga pada
tanaman. Dengan banyaknya jumlah unsur P yang diserap oleh tanaman maka saat
munculnya bunga juga akan semakin cepat. Hal ini dapat dilihat pada jumlah
serapan P yang diserap oleh tanaman akibat pemberian pupuk P. Pemberian pupuk
P 90 kg/ha menunjukkan jumlah serapan unsur hara yang lebih banyak
dibandingkan dengan tanpa diberikan pupuk P. Hal ini dapat dilihat juga pada saat
munculnya bunga. Tanaman kacang bogor yang diberikan pupuk P yang lebih
tinggi menunjukkan saat muncul bunga yang lebih cepat dibandingkan dengan
tanpa diberikan pupuk P. Novizan (2002) menyatakan bahwa hara fosfor (P) dapat
merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji, bahkan mampu mempercepat
Semakin banyak unsur P yang terserap oleh tanaman akan menyebabkan
pertumbuhan vegetatif tanaman kacang bogor akan semakin baik. Semakin tinggi
total luas daun tanaman kacang bogor maka semakin tinggi pula berat kering
tajuk. Tingginya total luas daun tanaman dapat disebabkan oleh jumlah daun yang
tinggi pula. Hal ini dapat dilihat pada peubah amatan jumlah daun, total luas daun
dan berat kering tajuk yang tertinggi adalah perlakuan P 90 kg/ha dan yang
terendah adalah tanpa pemberian pupuk P. Hal ini juga dapat dikaitkan pada
peubah amatan serapan P yang menunjukkan bahwa perlakuan P 90 kg/ha mampu
menyerap unsur P lebih banyak dibandingkan perlakuan yang lainnya. Unsur P
yang terserap oleh tanaman tidak hanya berasal dari pemupukan P yang dilakukan
tetapi dapat pula diperoleh dari pemberian arang sekam padi. Soemeinaboedhy
dan Tejowulan (2007) melaporkan bahwa arang sekam padi dan serbuk gergaji
mempunyai kemampuan melepaskan unsur hara fosfor lebih baik dibandingkan
jenis arang lainnya.
Pemberian pupuk P mampu meningkatkan hasil produksi pada tanaman
kacang bogor. Hal ini dapat dilihat pada bobot polong, bobot biji, dan bobot 100
biji yang menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk P sebanyak 90 kg/ha
merupakan hasil produksi tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada
pemberian arang sekam padi menunjukkan bahwa perlakuan media tanam dengan
perbandingan top soil : arang sekam padi (1:2) memiliki hasil produksi yang
paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Pemberian pupuk P
yang disertai dengan penambahan arang sekam padi ke dalam tanah menyebabkan
tersedianya unsur P yang dibutuhkan oleh tanaman kacang bogor untuk
tinggi unsur P yang diserap oleh tanaman kacang bogor. Seperti yang dijelaskan
oleh Novizan (2002) yang menyatakan bahwa hara fosfor (P) dapat merangsang
pembentukan bunga, buah, dan biji dan Riadi (2013) yang menyatakan bahwa
arang sekam padi pada tanah dapat juga membantu dalam ketersediaan K dan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pemberian pupuk P mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman
kacang bogor..
2. Pemberian pupuk P mampu meningkatkan hasil produksi tanaman kacang
bogor.
3. Media tanam dengan perbandingan top soil : arang sekam padi (1:2)
mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman kacang bogor.
4. Media tanam dengan perbandingan top soil : arang sekam padi (1:2)
mampu meningkatkan hasil produksi tanaman kacang bogor.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan taraf pupuk P dan
perbandingan arang sekam padi dengan top soil yang tepat untuk mendapatkan