• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan Dan Produksikacang Bogor (Vigna Subterranea(L.) Verdcourt) Terhadap Pemberian Pupuk P Dan Arang Sekam Padi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respons Pertumbuhan Dan Produksikacang Bogor (Vigna Subterranea(L.) Verdcourt) Terhadap Pemberian Pupuk P Dan Arang Sekam Padi"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) TERHADAP PEMBERIAN

PUPUK P DAN ARANG SEKAM PADI

SKRIPSI OLEH : RABANI

100301217 / AET – BPP

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Judul Penelitian : Respons Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt)

Terhadap Pemberian Pupuk P dan Arang Sekam Padi

Nama : Rabani

NIM : 100301217

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si. Ir. Asil Barus, M.S.

Ketua Anggota

Mengetahui,

(3)

ABSTRAK

RABANI: Respons Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Terhadap Pemberian Pupuk P dan Arang Sekam Padi,

dibimbing oleh YAYA HASANAH dan ASIL BARUS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi kacang bogor terhadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi. Penelitian dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan (±25 m dpl) pada Juli – Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu pemberian pupuk P dengan 4 taraf (0; 30; 60 dan 90) dan faktor kedua yaitu pemberian arang sekam padi dengan 4 taraf (1:0; 1:1; 1:2 dan 2:1). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak duncan (DMRT). Peubah amatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, saat muncul bunga, total luas daun, bobot kering tajuk, serapan P, bobot polong, bobot biji, dan bobot 100 biji.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian pupuk P berpengaruh dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang, saat muncul bunga, serapan P, bobot kering tajuk, bobot polong, bobot biji dan bobot 100 biji. Pemberian arang sekam padi meningkatkan jumlah daun, jumlah cabang dan total luas daun. Interaksi antara pemberian pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah amatan.

(4)

ABSTRACT

RABANI: Growth and Production Response of Bambara Groundnut (Vigna subterranea (L.) with application of phosphate fertilizer and rice husk

charcoal, supervised by YAYA HASANAH and ASIL BARUS.

This research aims to know growth and production response of bambara groundnut with application of phosphate fertilizer and rice husk charcoal. The research was carried out at Faculty of Agriculture University of North Sumatera Utara Medan (±25 m dpl) on Juli – October 2014. The research used factorial Randomized Block Design (RBD) two factors and three replication. The first factor was phosphate fertilizer with 4 levels (0; 30; 60 and 90) and the second factor rice husk charcoal with 4 levels (1:0; 1:1; 1:2; and 2:1). Data were analized with ANNOVA and continued with Duncan Multiple Range Test (DMRT). The variables observations are plant height, number of leaves, number of branch, flowering age, total leaf area, weight dry hair ornament, plant P uptake, the weight of pods, the weight of seeds, and the weight of 100 seeds.

The result of research showed that application of phosphate fertilizer treatment have an effect to increase on plant height, number of branch, flowering age, weight dry hair ornament, plant P uptake, the weight of pods, the weight of seeds, and the weight of 100 seeds. Application of rice husk charcoal teatment have an effect to increase on the number of leaf, the number of branch, and toatal leaf area/ Interaction of the phospate fertilizer and rice husk charcoal teratment not significanty to whole parameter.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada 01 Nopember 1991 di Medan, anak keempat dari lima

bersaudara dari ayahanda I. Damanik dan B. Bukit.

Pendidikan formal yang telah diperoleh penulis antara lain pada tahun

1998 – 2004 menempuh pendidikan dasar di SD Swasta Katholik Assisi di

Medan, tahun 2004 – 2007 menempuh pendidikan di SMPN 31 di Medan, tahun

2007 – 2010 menempuh pendidikan SMK Sandhy Putra di Medan dan sebagai

mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN) tahun 2010. Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan

Perkebunan (BPP).

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN III

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul skripsi ini adalah “Respons Pertumbuhan dan Produksi

Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) Terhadap Pemberian Pupuk P dan Arang Sekam Padi” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat

memperoleh gelar sarjana Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya yang

telah memberikan dukungan dan doanya. Penulis juga mengucapkan terima kasih

pada dosen pembimbing, ibu Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si. selaku ketua komisi

pembimbing dan bapak Ir. Asil Barus, MS., selaku anggota komisi pembimbing

yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing skripsi dan

pihak lain yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Maret 2015

(7)

DAFTAR ISI

Pemeliharaan Tanaman ... 13

Penyiraman ... 13

Penyulaman ... 13

Penyiangan ... 13

Pembumbunan ... 14

Pengendalain Hama dan Penyakit ... 14

Panen... 14

Peubah Amatan ... 14

Tinggi Tanaman (cm) ... 14

(8)

Jumlah Cabang ... 15

Saat Muncul Bunga (hari) ... 15

Total Luas Daun (cm2)... 15

Serapan P (%) ... 15

Bobot Kering Tajuk (g) ... 16

Bobot Polong (g) ... 16

Bobot Biji (g) ... 16

Bobot 100 Biji ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 17

Pembahasan ... 38

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 42

Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(9)

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Tinggi tanaman kacang bogor umur 3 MST – 8 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 18

2. Jumlah daun kacang bogor umur 3 MST – 8 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 21

3. Jumlah cabang kacang bogor umur 3 MST – 8 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 23

4. Saat muncul bunga kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 25

5. Total luas daun kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 27

6. Serapan P kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 29

7. Bobot kering tajuk kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 31

8. Bobot polong kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 33

9. Bobot biji kacang bogor umur 7 MST tehadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi ... 35

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Hal

11. Grafik hubungan tinggi tanaman (cm) kacang bogor 8 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 20

12. Grafik hubungan jumlag cabang kacang bogor 8 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 24

13. Grafik hubungan saat muncul bunga (hari) kacang bogor 8 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 26

14. Grafik hubungan serapan P (%) kacang bogor 7 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 30

15. Grafik hubungan bobot kering tajuk (g) kacang bogor 7 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 32

16. Grafik hubungan bobot polong (g) kacang bogor 16 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 34

17. Grafik hubungan bobot biji (g) kacang bogor 16 MST terhadap pupuk P (kg/ha) ... 36

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. Bagan lahan penelitian ... 45

2. Bagan plot penelitian ... 46

3. Dekskripsi tanaman kacang bogor ... 47

4. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian ... 48

5. Penghitungan pupuk SP-36 ... 49

6. Data pengamatan tinggi tanaman 3 MST (cm) ... 50

7. Sidik ragam tinggi tanaman 3 MST (cm) ... 50

8. Data pengamatan tinggi tanaman 4 MST (cm) ... 51

9. Sidik ragam tinggi tanaman 4 MST (cm) ... 51

10. Data pengamatan tinggi tanaman 5 MST (cm) ... 52

11. Sidik ragam tinggi tanaman 5 MST (cm) ... 52

12. Data pengamatan tinggi tanaman 6 MST (cm) ... 53

13. Sidik ragam tinggi tanaman 6 MST (cm) ... 53

14. Data pengamatan tinggi tanaman 7 MST (cm) ... 54

15. Sidik ragam tinggi tanaman 7 MST (cm) ... 54

16. Data pengamatan tinggi tanaman 8 MST (cm) ... 55

17. Sidik ragam tinggi tanaman 8 MST (cm) ... 55

18. Data pengamatan jumlah daun 3 MST (helai) ... 56

19. Sidik ragam jumlah daun 3 MST (helai) ... 56

20. Data pengamatan jumlah daun 4 MST (helai) ... 57

21. Sidik ragam jumlah daun 4 MST (helai) ... 57

22. Data pengamatan jumlah daun 5 MST (helai) ... 58

(12)

24. Data pengamatan jumlah daun 6 MST (helai) ... 59

25. Sidik ragam jumlah daun 6 MST (helai) ... 59

26. Data pengamatan jumlah daun 7 MST (helai) ... 60

27. Sidik ragam jumlah daun 7 MST (helai) ... 60

28. Data pengamatan jumlah daun 8 MST (helai) ... 61

29. Sidik ragam jumlah daun 8 MST (helai) ... 61

30. Data pengamatan jumlah cabang 3 MST ... 62

31. Sidik ragam jumlah cabang 3 MST ... 62

32. Data pengamatan jumlah cabang 4 MST ... 63

33. Sidik ragam jumlah cabang 4 MST ... 63

34. Data pengamatan jumlah cabang 5 MST ... 64

35. Sidik ragam jumlah cabang 5 MST ... 64

36. Data pengamatan jumlah cabang 6 MST ... 65

37. Sidik ragam jumlah cabang 6 MST ... 65

38. Data pengamatan jumlah cabang 7 MST ... 66

39. Sidik ragam jumlah cabang 7 MST ... 66

40. Data pengamatan jumlah cabang 8 MST ... 67

41. Sidik ragam jumlah cabang 8 MST ... 67

42. Data pengamatan saat muncul bunga 7 MST (hari) ... 68

43. Sidik ragam saat muncul bunga 7 MST (hari) ... 68

44. Data pengamatan total luas daun 7 MST (cm²) ... 69

45. Sidik ragam total luas daun 7 MST (cm²) ... 69

46. Data pengamatan serapan P 7 MST (%) ... 70

(13)

48. Data pengamatan bobot kering tajuk 7 MST (g) ... 71

49. Sidik ragam bobot kering tajuk 7 MST (g) ... 71

50. Data pengamatan bobot polong 16 MST (g) ... 72

51. Sidik ragam bobot polong 16 MST (g) ... 72

52. Data pengamatan bobot biji 16 MST (g) ... 73

53. Sidik ragam bobot biji 16 MST (g) ... 73

54. Data pengamatan bobot 100 biji 16 MST (g) ... 74

55. Sidik ragam bobot 100 biji 16 MST (g) ... 74

56. Foto penelitian ... 75

(14)

ABSTRAK

RABANI: Respons Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Terhadap Pemberian Pupuk P dan Arang Sekam Padi,

dibimbing oleh YAYA HASANAH dan ASIL BARUS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi kacang bogor terhadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi. Penelitian dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan (±25 m dpl) pada Juli – Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu pemberian pupuk P dengan 4 taraf (0; 30; 60 dan 90) dan faktor kedua yaitu pemberian arang sekam padi dengan 4 taraf (1:0; 1:1; 1:2 dan 2:1). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak duncan (DMRT). Peubah amatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, saat muncul bunga, total luas daun, bobot kering tajuk, serapan P, bobot polong, bobot biji, dan bobot 100 biji.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian pupuk P berpengaruh dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang, saat muncul bunga, serapan P, bobot kering tajuk, bobot polong, bobot biji dan bobot 100 biji. Pemberian arang sekam padi meningkatkan jumlah daun, jumlah cabang dan total luas daun. Interaksi antara pemberian pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah amatan.

(15)

ABSTRACT

RABANI: Growth and Production Response of Bambara Groundnut (Vigna subterranea (L.) with application of phosphate fertilizer and rice husk

charcoal, supervised by YAYA HASANAH and ASIL BARUS.

This research aims to know growth and production response of bambara groundnut with application of phosphate fertilizer and rice husk charcoal. The research was carried out at Faculty of Agriculture University of North Sumatera Utara Medan (±25 m dpl) on Juli – October 2014. The research used factorial Randomized Block Design (RBD) two factors and three replication. The first factor was phosphate fertilizer with 4 levels (0; 30; 60 and 90) and the second factor rice husk charcoal with 4 levels (1:0; 1:1; 1:2; and 2:1). Data were analized with ANNOVA and continued with Duncan Multiple Range Test (DMRT). The variables observations are plant height, number of leaves, number of branch, flowering age, total leaf area, weight dry hair ornament, plant P uptake, the weight of pods, the weight of seeds, and the weight of 100 seeds.

The result of research showed that application of phosphate fertilizer treatment have an effect to increase on plant height, number of branch, flowering age, weight dry hair ornament, plant P uptake, the weight of pods, the weight of seeds, and the weight of 100 seeds. Application of rice husk charcoal teatment have an effect to increase on the number of leaf, the number of branch, and toatal leaf area/ Interaction of the phospate fertilizer and rice husk charcoal teratment not significanty to whole parameter.

(16)

PENDAHULUAN Latar belakang

Kacang bogor merupakan salah satu kacang - kacangan yang belum terlalu

diperhatikan di Indonesia. Di daerah asalnya, yaitu Afrika Barat, tanaman ini telah

mendapat banyak perhatian dengan banyaknya penelitian yang mengungkap

bahwa kacang bambara merupakan sumber pangan yang menjanjikan tetapi tidak

begitu diperhatikan (Linneman dan Azam-Ali, 1990).

Kacang bogor baik untuk dikonsumsi manusia dan nilai gizinya dapat

dibandingkan dengan kedelai, buncis, serta beberapa kacang - kacangan yang

umum dikenal. Kandungan kacang bogor per 100 g berat adalah 390 kcal, protein

20.8 g, karbohidrat 61.9 g, dan lemak 6.55 g. Methionin yang terdapat pada

kacang bogor lebih tinggi jika dibandingkan dengan kacang - kacangan lain

(Actaria, 2012).

Kacang bogor dalam bentuk kacang goreng lebih mahal harganya

dibandingkan kacang tanah. Peluang pasar terbuka lebar untuk produk olahan

kacang bogor, baik dalam bentuk kacang mentah siap digoreng, kacang goreng,

bahan campuran tepung roti, maupun susu nabati. Redjeki (2007) melaporkan

bahwa, susu kacang bogor lebih disukai daripada susu kedelai. Masalah yang

dialami saat ini dalam memenuhi kebutuhan kacang bogor adalah masih

rendahnya produktivitas yang dicapai oleh petani.

Redjeki (2003) melaporkan hasil penelitiannya, bahwa tanaman kacang

bogor mampu menghasilkan biji kering 0.77 ton/ha tanpa pemupukan, sedangkan

(17)

Pemupukan memegang peranan penting dalam meningkatkan hasil

pertanian. Pemberian pupuk anorganik dan organik dapat menyediakan unsur hara

yang dibutuhkan oleh tanaman kacang bogor seperti unsur hara P.

Unsur P merupakan salah satu unsur hara makro yang penting bagi

pertumbuhan awal bibit tanaman. Selain itu, hara P dapat merangsang

pembentukan bunga, buah, dan biji, bahkan mampu mempercepat pemasakan

buah dan membuat biji menjadi lebih bernas (Novizan, 2002). Hasil penelitian

Zuchri (2009) menunjukkan bahwa pemupukan SP-36 mempengaruhi

pertumbuhan vegetatif kacang tanah. Hasil penelitian Raja (2013) menunjukkan

bahwa perlakuan pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji kacang

tanah.

Permasalahan yang penting yang harus diketahui dari fosfor ini adalah,

sebagian fosfor di dalam tanah umumnya tidak tersedia untuk tanaman.

Selain itu, penggunaan pupuk anorganik dalam jumlah yang berlebihan dapat

merusak akar tanaman dan lingkungan (Damanik et al., 2011; Hayanti, 2014). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan

pupuk anorganik adalah dengan pemberian bahan organik seperti arang sekam

padi. Pemberian arang sekam dapat menggemburkan tanah sehingga

mempermudah ginofor untuk menembus tanah dan membentuk polong. Arang

sekam merupakan salah satu sumber fosfor dan kalium dan salah satu limbah

pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran media tanam organik. Hasil

penelitian Soemeinaboedhy dan Tejowulan (2006) menunjukkan bahwa arang

(18)

hara fosfor lebih baik dibandingkan jenis arang lainnya (Soemeinaboedhy dan

Tejowulan, 2006; Safitry dan Kartika, 2013).

Berdasarkan uraian tersebut dan belum banyaknya penelitian tentang

pemberian pupuk P dan arang sekam padi pada kacang bogor maka peneliti

tertarik untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi

kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) terhadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi

kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) terhadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi.

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh nyata akibat pemberian pupuk P dan arang sekam padi serta

interaksi antara keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi kacang bogor

(Vigna subterranea (L.) Verdcourt). Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan untuk mendapatkan informasi

tentang dosis pemberian pupuk P dan arang sekam padi terhadap pertumbuhan

(19)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Kacang bogor termasuk jenis tanaman legum eksotik. Tanaman ini

memiliki banyak kemiripan dengan kacang tanah, tetapi sebagai tanaman pangan

berbeda dari segi komposisi bijinya. Kacang bogor memiliki kandungan minyak

yang rendah, tetapi kaya pati (karbohidrat) dan protein. Nama bambaragroundnut diambil dari daerah yang bernama Bambara di Mali dan berasal dari Afrika Barat

dimana kadang - kadang ditemukan tumbuh liar (Rukmana dan Oesman, 2000).

Morfologi umum dari tanaman kacang bogor terdiri dari batang, akar,

daun dan polong. Batang tanaman ini pendek sehingga secara visual seperti tidak

mempunyai batang, memiliki banyak cabang. Tanaman tampak merumpun yang

terdiri atas kumpulan daun yang bertangkai panjang. Helai daun berbentuk lanset,

trifoliate. Rangkaian bunga berwarna kuning, setelah bunga mengalami

penyerbukan, tangkai dari bunga yang telah terserbuki akan memanjang dan

masuk ke dalam permukaan tanah (Rukmana dan Oesman, 2000).

Setelah masuk ke dalam tanah, bakal buah yang terbentuk hasil

penyerbukan akan membentuk polong. Polong berbentuk bulat atau pipih pada

sisi lainnya berisi satu atau dua biji. Polong masak dalam keadaan segar berwarna

putih dan halus, sedangkan jika polong kering berwarna coklat dan berkerut.

Kadang - kadang polong terbentuk di atas permukaan tanah dan biasanya

berwarna hijau karena mengandung klorofil (Juwita, 2012)

Syarat Tumbuh

Kacang bogor memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kacang

(20)

pada kondisi lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan kacang tanah. curah

hujan musiman 600 - 750 mm dan untuk hasil yang optimum dibutuhkan rata-rata

curah hujan tahunan 750 - 900 mm dengan suhu rata - rata 20°C sampai 28°C.

Tanaman ini tumbuh baik pada tanah lempung berpasir dengan pH 5.0 sampai 6.5

dan cukup toleran juga untuk tumbuh pada tanah miskin hara (Linneman dan

Azam-Ali, 1990).

Kacang bogor cocok tumbuh sampai ketinggian 1.600 meter dari

permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah dengan kondisi rendah

hara pada iklim yang panas, juga mampu tumbuh pada daerah kering dimana

lahan tersebut tidak optimum untuk tanaman kacang - kacangan lainnya

(Purseglove, 1974;Kuswanto et al., 2012). Pupuk P

Di dalam tubuh tanaman fosfor memberikan peranan yang penting dalam

hal beberapa kegiatan : (1) pembelahan sel dan pembentukan lemak dan albumin,

(2) pembentukan bunga, buah dan biji, (3) kematangan tanaman melawan efek

nitrogen, (4) merangsang perkembangan akar, (5) meningkatkan kualitas hasil

tanaman, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit (Damanik et al., 2011). Pemberian pupuk SP-36 akan meningkatkan ruang pori di dalam tanah,

karena bahan ini akan mengikat butir - butir tanah menjadi kelompok agregat

yang lebih besar. Semakin banyak terbentuk agregat makro semakin tinggi pula

porositas totalnya sehingga pori makropun ikut meningkat dan sangat

mempengaruhi aerasi dan drainase tanah. Pupuk fosfat yang diberikan dapat

meningkatkan stabilitas agregat tanah dengan semakin meningkatnya dosis yang

(21)

Hasil penelitian Zuchri (2009) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

SP-36 berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif (jumlah cabang dan daun)

tanaman kacang tanah. Pada hasil penelitian Apriliani et al (2014) juga menunjukkan bahwa pemberian pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah polong dan berat 100 biji tanaman

kacang tanah.

Gejala tanaman kekurangan unsur hara P adalah keadaan perakaran

tanaman tidak berkembang, dalam keadaaan kekurangan P yang parah, daun,

cabang dan batang berwarna ungu, hasil tanaman berupa bunga, buah dan biji

merosot, dan jumlah anakannya berkurang (pada tanaman padi) dan batangnya

melemah (pada tanaman jagung) (Damanik et al, 2011).

Kendala dalam pemupukan fosfat pada tanah bereaksi masam ialah fosfat

akan bereaksi dengan ion – ion aluminium (Al) dan atau besi (Fe) menjadi

senyawa alumunium – fosfat atau besi – fosfat yang tidak tersedia bagi tanaman

(Isrun, 2009).

Pupuk – pupuk anorganik (buatan) pada umumnya tidak banyak

berpengaruh terhadap sifat – sifat biologis tanah. Pupuk yang banyak pengaruhnya

terhadap sifat biologi tanah adalah pupuk – pupuk organik (Damanik et al, 2011). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan P

pada tanah masam yaitu dengan menambahkan pupuk P disertai dengan bahan

organik ke dalam tanah. Penggunaan bahan organik bersama-sama dengan pupuk

P dapat menekan pemakaian pupuk P dosis tinggi sehingga menjadi lebih efisien

(22)

Arang Sekam Padi

Salah satu bahan pembenah tanah yang sering digunakan adalah arang dan

abu sekam. Arang sekam sering dimanfaatkan petani untuk memperbaiki tanah

pertanian. Selain itu, telah banyak penelitian yang menggunakan arang ataupun

abu sekam untuk campuran media tanam dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan

tanaman. Penggunaan arang dan abu sekam dapat memperbaiki sifat fisik maupun

kimia tanah (Kusuma et al., 2013).

Pertambahan arang sekam pada tanah akan memperbaiki sifat fisik dan

kimia tanah, selain itu pencampuran arang sekam kedalam tanah akan

menyebabkan phosphor tanah menjadi lebih tersedia. Arang sekam padi pada

tanah dapat juga membantu dalam ketersediaan K dan meningkatkan serapan P,

Ca dan Mg oleh tanaman dan menaikkan pH tanah (Riadi, 2013).

Ketersediaan unsur hara fosfor sangat dipengaruhi oleh nilai pH dan unsur

fosfor akan tersedia optimum pada pH sekitar netral. Di atas atau di bawah nilai

pH netral unsur hara fosfor akan terikat dan menjadi tidak tersedia bagi tanaman.

Arang sekam padi dan serbuk gergaji mempunyai kemampuan melepaskan unsur

hara fosfor lebih baik dibandingkan jenis arang lainnya. Hal ini disebabkan karena

kedua jenis arang tersebut mempunyai nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) lebih

besar dibandingkan dengan jenis arang lainnya yaitu masing - masing

16,7 me/100g dan 18,36 me/100 g (Soemeinaboedhy dan Tejowulan, 2006).

Hasil penelitian Kusuma et al (2013) menunjukkan bahwa penambahan arang sekam padi dapat meningkatkan panjang akar lateral pada tanaman kacang

hijau. Arang sekam mempunyai ukuran partikel lebih besar, sehingga antar

(23)

padat dan akar dengan mudah akar masuk kedalam tanah. Penggunaan arang

sekam sebagai media tanam organik juga berpengaruh nyata terhadap

(24)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat adalah ± 25 m dpl.

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan 05 Juli 2014 sampai

25 Oktober 2014.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang bogor

varietas lokal (Jawa Barat) sebagai objek pengamatan, arang sekam padi, pupuk

SP-36, Urea, KCl, insektisida berbahan aktif Deltamethrin 25 g/l dan fungisida

berbahan aktif Mankozeb 80 %.

Alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, meteran, polibag,

timbangan, pacak sampel, oven dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial

dengan 2 faktor perlakuan, yaitu :

Faktor I : Pemberian Pupuk SP-36 (P) yang terdiri dari 4 taraf :

P0 : 0 kg SP-36/ha

P1 : 30 kg SP-36/ha

P2 : 60 kg SP-36/ha

(25)

Faktor II : Pemberian Arang Sekam Padi (A) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu :

A1 : 1 : 0 (top soil : arang sekam padi)

A2 : 1 : 1 (top soil : arang sekam padi)

A3 : 1 : 2 (top soil : arang sekam padi)

A4 : 2 : 1 (top soil : arang sekam padi)

Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan, yaitu :

P0A1 P1A1 P2A1 P3A1

P0A2 P1A2 P2A2 P3A2

P0A3 P1A3 P2A3 P3A3

P0A4 P1A4 P2A4 P3A4

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot : 48 plot

Ukuran plot : 100 cm x 100 cm

Jarak antar plot : 50 cm

Jarak antar blok` : 50 cm

Jumlah tanaman per plot : 5 tanaman

Jumlah sampel per plot : 2 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 240 tanaman

(26)

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model

linear aditif sebagai berikut :

Yijk= µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk+ εijk

i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3,4

Dimana:

Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat Pemberian Pupuk P (P) pada taraf

ke-j dan Pemberian Arang Sekam Padi (A) pada taraf ke - k

µ : Nilai tengah

ρi : Efek dari blok ke - i

αj : Efek perlakuan Pemberian Pupuk P (P) pada taraf ke - j

βk : Efek perlakuan Pemberian Arang Sekam Padi (A) pada taraf ke - k

(αβ)jk :Interaksi antara Pemberian Pupuk P (P) pada taraf ke-j taraf ke - j dan

Pemberian Arang Sekam Padi (A) pada taraf ke - k

εijk : Galat dari blok ke-i, Pemberian Pupuk P (P) pada taraf ke - j dan

Pemberian Arang Sekam Padi (A) pada taraf ke - k

Data dianalisis dengan analisis sidik ragam, sidik ragam yang nyata

dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf

(27)

PELAKSANAAN PERCOBAAN

Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

persiapan lahan, persiapan benih, persiapan media tanam, aplikasi pupuk dan

bahan organik, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen dan peubah amatan.

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan adalah lahan percobaan Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara. Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman yang

terdapat pada lahan. Setelah itu, dibuat plot penelitian dengan ukuran

100 cm x 100 cm dengan jarak antar ulangan 50 cm dan jarak antar plot dalam

satu ulangan 50 cm. Lalu dibuat saluran drainase yang mengelilingi areal

penelitian. Lebar saluran 50 cm dengan kedalaman 30 cm.

Persiapan Benih

Pada penelitian ini digunakan biji kacang bogor yang sudah tua dan

berwarna hitam kecoklatan. Biji kacang bogor yang digunakan merupakan biji

kacang bogor yang biasa dibudidayakan petani di Kota Bogor, Jawa Barat.

Persiapan Media Tanam

Tanah yang digunakan sebagai media tanam pada penelitian ini diambil

secara komposit dari lapisan atas dengan kedalaman 0 - 20 cm, dikeringanginkan

selama 1 minggu dan dibersihkan dari kotoran yang dapat mengganggu tanaman

seperti batu, sampah dan potongan kayu. Kemudian tanah dicampurkan dengan

arang sekam sesuai perlakuan. Media tanam dimasukkan ke dalam polibag.

Aplikasi Pupuk

Pemupukan dilakukan pada saat penanaman dengan letak yang berbeda.

(28)

pupuk dasar, serta pupuk SP-36 sesuai dengan perlakuan, yaitu 0 kg SP-36/ha, 30

kg SP-36/ha, 60 kg SP-36/ha dan 90 kg SP-36/ha.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan menugal media tanam sedalam ± 2 cm

kemudian dimasukkan biji sebanyak dua biji per lubang tanam. Benih yang akan

ditanam sebelumnya direndam dengan air selama ± 30 menit untuk mempercepat

perkecambahan.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiraman, penyulaman, penyiangan,

pembumbunan serta pengendalian hama dan penyakit.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada awal pertumbuhan sampai panen dengan

melihat kondisi lapang. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan

dilakukan pada pagi dan sore hari.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur satu minggu setelah tanam.

Tanaman yang digunakan untuk penyulaman adalah tanaman kacang bogor yang

ditanam bersamaan dengan penanaman di lapangan.

Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan menggunakan sabit kecil dan mencabut

gulma dengan tangan. Penyiangan dilakukan pada umur 4 minggu setelah tanam

(29)

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan untuk memudahkan ginofor menembus tanah

agar polong dapat terbentuk dengan sempurna. Selain itu, pembumbunan juga

menghindari polong menjadi busuk dan terserang hama. Pembumbunan dilakukan

bersamaan saat melakukan penyiangan. Pembumbunan dilakukan dengan interval

waktu 2 minggu.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sejak tanaman berumur empat

minggu setelah tanam. Pengendalian hama dan penyakit tersebut dilakukan

dengan cara menyemprotkan insektisida berbahan aktif Deltamethrin serta

fungisida berbahan aktif Mankozeb 80% masing – masing dengan konsentrasi

3 cc/l dan 3 g/l. Pengaplikasian pestisida tersebut dilakukan sore hari dengan

interval waktu 3 minggu.

Panen

Pemanenan dilakukan pada umur 16 minggu setelah tanam dengan

ciri - ciri daun tanaman telah layu menguning bukan karena penyakit, polong

sudah keras, dan jika kulit polong dikupas tampak kulit biji berwarna gelap.

Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman kacang bogor secara

keseluruhan.

Peubah Amatan Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman pertama kali dilakukan pada saat tanaman

(30)

kacang bogor berbunga. Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan meteran

yaitu dengan cara diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh.

Jumlah Daun (daun)

Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun

yang telah membuka sempurna. Pengamatan tersebut dilakukan pada saat tanaman

berumur 2 MST – 8 MST dengan interval waktu satu minggu.

Jumlah Cabang

Pengamatan jumlah cabang dilakukan dengan menghitung jumlah cabang

primer. Pengamatan tersebut dilakukan pada saat tanaman berumur

2 MST – 8 MST dengan interval waktu satu minggu .

Saat Muncul Bunga (hari)

Pengamatan saat muncul bunga dilakukan dengan mengamati saat

munculnya bunga tanaman kacang bogor pertama kali. Pengamatan tersebut

dilakukan saat tanaman berumur 7 MST dengan interval waktu satu hari.

Bobot kering tajuk (g)

Pengamatan bobot kering tajuk dilakukan dengan menimbang tajuk

tanaman kacang bogor yang telah diovenkan selama 24 jam dengan suhu ± 70oC.

Pengamatan tersebut dilakukan pada saat tanaman berumur 7 MST.

Serapan P

Pengamatan serapan hara P dilakukan dengan menganalisis jaringan

tanaman. Pengamatan tersebut dilakukan pada saat tanaman berumur 7 MST.

Untuk mengetahui jumlah serapan hara P digunakan rumus :

(31)

Total Luas Daun (cm2)

Pengamatan total luas daun dilakukan dengan mencetak patron daun

tanaman pada kertas. Kemudian patron tersebut digunting dan ditimbang.

Pengamatan tersebut dilakukan saat tanaman berumur 7 MST. Total luas daun

dihitung menggunakan metode kertas timbang yaitu dengan cara:

(Sitompul dan Guritno, 1995)

Bobot Polong Per Sampel (g)

Pengamatan bobot polong per sampel dilakukan dengan menimbang

polong yang telah dijemur dibawah sinar matahari selama 3 hari.

Bobot Biji Per Sampel (g)

Pengamatan bobot biji per sampel dilakukan dengan menimbang biji yang

telah dipisahkan dari polongnya.

Bobot 100 Biji (g)

Pengamatan bobot 100 biji dilakukan dengan menimbang 100 biji kacang

bogor yang diambil secara acak.

Berat patron daun

(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 8 - 69)

diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap peubah amatan

tinggi tanaman jumlah cabang, saat muncul bunga, serapan P, bobot kering tajuk,

bobot polong, bobot biji dan bobot 100 biji. Pemberian pupuk arang sekam padi

berpengaruh nyata terhadap peubah amatan jumlah daun, jumlah cabang dan total

luas daun. Interaksi antara pemberian pupuk P dengan arang sekam padi

berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah amatan.

Tinggi Tanaman

Data dan sidik ragam tinggi tanaman kacang bogor umur 3 - 8 MST,

masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 6 - 17. Berdasarkan hasil sidik ragam

diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman

kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman kacang bogor pada umur 5 MST. Interaksi pemberian pupuk P dan arang

sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman kacang bogor.

Rataan tinggi tanaman kacang bogor umur 3 - 8 MST pada pemberian

pupuk P dan arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan tinggi tanaman pada 8 MST tertinggi terdapat pada

taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu 5,45 cm, yang berbeda

nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha), P1 (pemberian

pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha). Rataan tinggi tanaman

kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk

(33)

Tabel 1. Tinggi tanaman kacang bogor 3 – 8 MST (cm) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi

MST Pupuk P (kg/ha)

Top Soil : Arang Sekam Padi

Rataan

(34)

tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan A3

(top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 5,04 cm, yang berbeda tidak nyata

dengan taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil :

arang sekam padi = 1 : 1) dan A4 (top soil : arang sekam padi = 2 : 1). Rataan

tinggi tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan A1

(top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 4,74 cm.

Tabel 1 menunjukkan tinggi tanaman pada 8 MST tertinggi terdapat pada

taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu 5,45 cm, yang berbeda

nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha), P1 (pemberian

pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha). Rataan tinggi tanaman

kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk

P 0 kg/ha) yaitu 4,43 cm. Pemberian arang sekam padi menghasilkan rataan tinggi

tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan A3

(top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 5,04 cm, yang berbeda tidak nyata

dengan taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil :

arang sekam padi = 1 : 1) dan A4 (top soil : arang sekam padi = 2 : 1). Rataan

tinggi tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan A1

(top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 4,74 cm.

Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan tinggi

tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan kombinasi

P3A2 (pemberian pupuk P 90 kg dan top soil : arang sekam padi = 1 : 1) yaitu

5,62 cm yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf perlakuan kombinasi

(35)

perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg dan top soil : arang sekam

padi = 1 : 0) yaitu 4,12 cm.

Gambar 1. Tinggi tanaman (cm) kacang bogor 8 MST terhadap pupuk P (kg/ha)

Jumlah Daun (helai)

Data dan sidik ragam jumlah daun tanaman kacang bogor 3 - 8 MST

masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 18 - 29. Berdasarkan hasil sidik

ragam diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh tidak nyata terhadap

jumlah daun tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh

nyata terhadap jumlah daun tanaman kacang bogor umur 4 – 8 MST. Interaksi

pemberian pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap

jumlah daun tanaman kacang bogor.

Tabel 2 menunjukkan jumlah daun pada 8 MST tertinggi terdapat pada

taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu 24, 67 helai, yang berbeda

tidak nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha),

P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha). Rataan

jumlah daun tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan P0

(pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 20,17 helai.

(36)

Rataan jumlah daun tanaman kacang bogor 3 - 8 MST pada pemberian

pupuk P dan arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah daun kacang bogor 3 – 8 MST (helai) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi

MST Pupuk P (kg/ha)

Top Soil : Arang Sekam Padi

Rataan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf

(37)

Pemberian arang sekam padi menghasilkan rataan jumlah daun tanaman

kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan A2 (top soil : arang

sekam padi = 1 : 1) yaitu 25,29 helai, yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan

A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0) dan berbeda tidak nyata pada perlakuan

A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2), dan A4 (top soil : arang sekam padi

= 2 : 1). Rataan jumlah daun tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf

perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 17,50 helai.

Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan jumlah daun

tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan kombinasi

P3A2 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 1 : 1) yaitu

28,17 helai yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf perlakuan kombinasi

lainnya. Rataan jumlah daun tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf

perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil : arang

sekam padi = 1 : 0) yaitu 15,33 helai.

Jumlah Cabang (cabang)

Data dan sidik ragam jumlah cabang tanaman kacang bogor 4 – 8 MST,

masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 30 - 39. Berdasarkan hasil sidik

ragam diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap jumlah

cabang tanaman kacang bogor pada umur 5 – 8 MST dan pemberian arang sekam

padi berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang pada 4 - 8 MST, interaksi antara

pemberian pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap

(38)

Rataan jumlah cabang tanaman kacang bogor 3 - 8 MST pada pemberian

pupuk P dan arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah cabang kacang bogor 3 – 8 MST (cm) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi

MST Pupuk P (kg/ha)

Top Soil : Arang Sekam Padi

Rataan menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%

Tabel 3 menunjukkan jumlah cabang pada 8 MST tertinggi terdapat pada

taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu 5,29 cabang, yang berbeda

(39)

P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha). Rataan

jumlah cabang tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan P0

(pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 4,50 cabang. Pemberian arang sekam padi

menghasilkan rataan jumlah cabang tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat

pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 5,13 cabang,

cabang tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan

kombinasi P3A2 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi

= 1 : 1) yaitu 6,17 cabang yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf

perlakuan kombinasi lainnya. Rataan jumlah cabang tanaman kacang bogor

terendah terdapat pada taraf perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P

0 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 1 : 0) dan P1A1 (pemberian pupuk P

30 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 4,00 cabang.

(40)

Saat Muncul Bunga (hari)

Data dan sidik ragam saat muncul bunga tanaman kacang bogor,

masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 40 dan 41. Berdasarkan hasil sidik ragam

diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap saat muncul

bunga tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak

nyata terhadap saat muncul bunga tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian

pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap saat muncul

bunga tanaman kacang bogor.

Rataan saat muncul bunga tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk

P dan arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Saat muncul bunga 7 MST (hari) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi

Pupuk P (kg/ha)

Top Soil : Arang Sekam Padi

Rataan

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%

Tabel 4 menunjukkan saat muncul bunga tanaman kacang bogor pada

7 MST tercepat terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha)

yaitu 49,00 hari, yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk

P 0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk

P 60 kg/ha). Rataan saat muncul bunga tanaman kacang bogor terlama terdapat

pada taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 50,92 hari. Pemberian

(41)

tercepat yaitu terdapat pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi

= 1 : 2) yaitu 49,75 hari, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan A1 (top

soil : arang sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil : arang sekam padi = 1 : 1), dan A4

(top soil : arang sekam padi = 2 : 1). Rataan saat muncul bunga tanaman kacang

bogor terlama terdapat pada taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi

= 1 : 0) yaitu 49,88 hari.

Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan saat muncul

bunga tanaman kacang bogor tercepat yaitu terdapat pada taraf perlakuan

kombinasi P3A1 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi

pada taraf perlakuan kombinasi P0A2 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil :

arang sekam padi = 1 : 1) dan P0A3 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil :

arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 51,00 hari yang berbeda tidak nyata dengan

semua taraf perlakuan.

(42)

Total Luas Daun (cm2)

Data dan hasil sidik ragam total luas daun tanaman kacang bogor

masing - masing dapat dilihat pada Lampiran 42 dan 43. Berdasarkan hasil sidik

ragam diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh tidak nyata terhadap total

luas daun tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh

nyata terhadap total luas daun tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian pupuk

P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap total luas daun tanaman

kacang bogor.

Rataan total luas daun tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P dan

arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5. Total luas daun tanaman kacang bogor 7 MST (cm2) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi

Pupuk P (kg/ha) Top Soil : Arang Sekam Padi Rataan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%

Tabel 5 menunjukkan total luas daun tanaman kacang bogor pada 7 MST

tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu

29.31 cm2, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk

P 0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk

P 60 kg/ha). Rataan total luas daun tanaman kacang bogor terendah terdapat pada

taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu 26.99 cm2. Pemberian

(43)

tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi

= 1 : 2) yaitu 31,36 cm2, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan A1 (top

soil : arang sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil : arang sekam padi = 1 : 1) dan A4

(top soil : arang sekam padi = 2 : 1). Rataan total luas daun tanaman kacang

bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi =

1 : 0) yaitu 24,26 cm2.

Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan total luas

daun tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan

kombinasi P3A4 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi

= 2 : 1) yaitu 35,52 cm2 yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf perlakuan

kombinasi lainnya. Rataan total luas daun tanaman kacang bogor terendah

terdapat pada taraf perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan

top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 22,28 cm2.

Serapan P (%)

Data dan hasil sidik ragam serapan P tanaman kacang bogor,

masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 44 dan 45. Berdasarkan hasil sidik

ragam diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap serapan P

tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak nyata

terhadap serapan P tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian pupuk P dan arang

sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap serapan P tanaman kacang bogor.

Rataan serapan P tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P dan

(44)

Tabel 6. Serapan P tanaman kacang bogor 7 MST (%) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi

Pupuk P (kg/ha)

Top Soil : Arang Sekam Padi

Rataan

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%

Tabel 6 menunjukkan serapan P tanaman kacang bogor pada 7 MST

tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu

2,78%, yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk

P 0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk

P 60 kg/ha). Rataan serapan P tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf

perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 1,90%. Pemberian arang sekam

padi menghasilkan rataan serapan P tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat

pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 2,57%, yang

tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan kombinasi

P3A3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu

(45)

lainnya. Rataan serapan P tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf

perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil : arang

sekam padi = 1 : 0) yaitu 1,63%.

Gambar 4. Serapan P (%) tanaman kacang bogor 7 MST terhadap pupuk P (kg/ha)

Bobot Kering Tajuk (g)

Data dan sidik ragam bobot kering tajuk tanaman kacang bogor,

masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 46 dan 47. Berdasarkan hasil sidik ragam

diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap bobot kering

tajuk tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak

nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian

pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering

tajuk tanaman kacang bogor.

Rataan bobot kering tajuk tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P

dan arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 7.

(46)

Tabel 7. Bobot kering tajuk kacang bogor 7 MST (g) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi

Pupuk P (kg/ha)

Top Soil : Arang Sekam Padi

Rataan

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%

Tabel 7 menunjukkan bobot kering tajuk tanaman kacang bogor pada

7 MST tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha)

yaitu 5.75 g, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian

pupuk P 0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P

60 kg/ha). Rataan bobot kering tajuk tanaman kacang bogor tanaman kacang

bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha)

yaitu 2.44 g. Pemberian arang sekam padi menghasilkan rataan bobot kering tajuk

tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan A3

(top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 4.50 g yang berbeda tidak nyata dengan

taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil : arang

sekam padi = 1 : 1) dan A4 (top soil : arang sekam padi = 2 : 1). Rataan bobot

kering tajuk tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan A1 (top

soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 3.41 g.

Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan bobot kering

tajuk tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan

kombinasi P3A3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi

(47)

kombinasi lainnya. Rataan bobot kering tajuk tanaman kacang bogor terendah

terdapat pada taraf perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan

top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 2.30 g.

Gambar 5. Bobot kering tajuk (g) terhadap pupuk P (kg/ha)

Bobot Polong (g)

Data dan sidik ragam bobot polong tanaman kacang bogor, masing-masing

dapat dilihat pada Lampiran 48 dan 49. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui

bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap bobot polong tanaman

kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap

bobot polong tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian pupuk P dan arang

sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot polong tanaman kacang

bogor.

Rataan bobot polong tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P dan

arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 8.

(48)

Tabel 8. Bobot polong tanaman kacang bogor 16 MST (g) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi

Pupuk P (kg/ha)

Top Soil : Arang Sekam Padi

Rataan

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%

Tabel 8 menunjukkan bobot polong tanaman kacang bogor pada 16 MST

tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu

33,81 g, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P

0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha).

Rataan bobot polong tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf

perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 29,58 g. Pemberian arang sekam

padi menghasilkan rataan bobot polong tanaman kacang bogor tertinggi yaitu

terdapat pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu

33,09 g yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan A1 (top soil : arang

sekam padi = 1 : 0), A2 (top soil : arang sekam padi = 1 : 1) dan A4 (top soil :

arang sekam padi = 2 : 1). Rataan bobot polong tanaman kacang bogor terendah

terdapat pada taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu

29,90 g.

Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan bobot

polong tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan

kombinasi P3A3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi

(49)

perlakuan lainnya . Rataan bobot polong tanaman kacang bogor terendah terdapat

pada taraf perlakuan kombinasi P0A1 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil :

arang sekam padi = 1 : 0).

Gambar 6. Bobot polong (g) tanaman kacang bogor terhadap pupuk P (kg/ha)

Bobot Biji (g)

Data dan sidik ragam bobot kering biji tanaman kacang bogor,

masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 52 dan 53. Berdasarkan hasil sidik

ragam diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap bobot biji

tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak nyata

terhadap bobot biji tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian pupuk P dan arang

sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biji tanaman kacang bogor.

Rataan bobot biji tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P dan

arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 10.

(50)

Tabel 9.Bobot biji tanaman kacang bogor 17 MST (g) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi

Pupuk P (kg/ha)

Top Soil : Arang Sekam Padi

Rataan

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 10 menunjukkan bobot biji tanaman kacang bogor pada 17 MST

tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha) yaitu

30,26 g, yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P

0 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha) dan P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha).

Rataan bobot biji tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan

P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 26,48 g. Pemberian arang sekam padi

menghasilkan rataan bobot biji tanaman kacang bogor tertinggi terdapat pada

taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 29,62 g yang

berbeda tidak nyata dengan semua taraf perlakuan. Rataan bobot biji tanaman

kacang bogor terendah terdapat pada taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam

padi = 1 : 0) yaitu 26,86 g.

Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan bobot biji

tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan kombinasi

P3A4 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 2 : 1) yaitu

32,79 g yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf perlakuan kombinasi

(51)

taraf perlakuan kombinasi P0A2 (pemberian pupuk P 0 kg/ha dan top soil : arang

sekam padi = 1 : 2) yaitu 25,24 g.

Gambar 7. Bobot biji (g) tanaman kacang bogor terhadap pupuk P (kg/ha)

Bobot 100 Biji (g)

Data dan sidik ragam bobot 100 biji tanaman kacang bogor,

masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 54 dan 55. Berdasarkan hasil sidik ragam

diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji

tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi berpengaruh tidak nyata

terhadap bobot 100 biji tanaman kacang bogor. Interaksi pemberian pupuk P dan

arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot 100 biji tanaman

kacang bogor.

Rataan bobot 100 biji tanaman kacang bogor pada pemberian pupuk P dan

arang sekam padi dapat dilihat pada Tabel 11.

(52)

Tabel 10. Bobot 100 biji tanaman kacang bogor 17 MST (g) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi

Pupuk P (kg/ha)

Top Soil : Arang Sekam Padi

Rataan

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf = 5%

Tabel 11 menunjukkan bobot kering biji tanaman kacang bogor pada 17

MST tertinggi terdapat pada taraf perlakuan P3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha)

yaitu 60,72 g, yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan P0 (pemberian pupuk P

30 kg/ha), P1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha), P2 (pemberian pupuk P 60 kg/ha).

Rataan bobot 100 biji tanaman kacang bogor terendah terdapat pada taraf

perlakuan P0 (pemberian pupuk P 0 kg/ha) yaitu 52,41 g. Pemberian arang sekam

padi menghasilkan rataan bobot 100 biji tanaman kacang bogor tertinggi terdapat

pada taraf perlakuan A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu 59,23 g yang

berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi

= 1 : 0), A3 (top soil : arang sekam padi = 1 : 2) dan A4 (top soil : arang sekam

padi = 2 : 1). Rataan bobot 100 biji tanaman kacang bogor terendah terdapat pada

taraf perlakuan A1 (top soil : arang sekam padi = 1 : 0) yaitu 52,33 g.

Interaksi pupuk P dan arang sekam padi menghasilkan rataan bobot kering

biji tanaman kacang bogor tertinggi yaitu terdapat pada taraf perlakuan kombinasi

P3A3 (pemberian pupuk P 90 kg/ha dan top soil : arang sekam padi = 1 : 2) yaitu

68,32 g yang berbeda tidak nyata terhadap semua taraf perlakuan kombinasi

(53)

taraf perlakuan kombinasi P1A1 (pemberian pupuk P 30 kg/ha dan top soil : arang

sekam padi = 1 : 0) yaitu 50,04 g.

Gambar 8. Bobot 100 bjii (g) tanaman kacang bogor terhadap pupuk P (kg/ha)

Pembahasan

Pemberian pupuk P mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun

dan jumlah cabang tanaman kacang bogor. Semakin tinggi jumlah pupuk yang

diberikan maka semakin tinggi tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang

tanaman kacang bogor. Pemberian pupuk P 90 kg/ha menunjukkan tinggi

tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pemberian pupuk P 60 kg/ha, 30 kg/ha dan 0 kg/ha. Tanpa pemberian pupuk P

menunjukkan tinggi tanaman yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan

lainnya. Hal ini dikarenakan tanaman kacang bogor mampu menyerap unsur P

dengan baik. Semakin tinggi jumlah pupuk yang diberikan maka semakin banyak

unsur P yang dapat diserap oleh tanaman. Banyaknya unsur P yang dapat diserap

oleh tanaman dipengaruhi oleh banyaknya P yang tersedia dalam tanah. Untuk

meningkatkan ketersedian P dalam tanah dapat dilakukan dengan kombinasi

pemupukan anorganik dengan penambahan bahan organik berupa arang sekam

(54)

padi (1:2) menunjukkan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang yang

lebih tinggi dibandingkan dengan media tanam lainnya. Arang sekam padi

merupakan salah satu sumber unsur P dan mampu melepaskan unsur hara P.

Semakin banyak arang sekam yang dicampurkan dengan top soil maka tinggi

tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang akan semakin tinggi. Hal ini

dikarenakan tanaman dapat menyerap unsur P yang tersedia dikarenakan

pemberian pupuk P dan arang sekam padi yang dilakukan bersamaan ke dalam

tanah. Riadi (2013) menjelaskan bahwa pertambahan arang sekam pada tanah

akan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, selain itu pencampuran arang

sekam kedalam tanah akan menyebabkan phosphor tanah menjadi lebih tersedia.

Isrun (2009) menyatakan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan ketersediaan P pada tanah yaitu dengan menambahkan pupuk P

disertai dengan bahan organik ke dalam tanah.

Pemberian pupuk P mampu mempercepat munculnya bunga pada

tanaman. Dengan banyaknya jumlah unsur P yang diserap oleh tanaman maka saat

munculnya bunga juga akan semakin cepat. Hal ini dapat dilihat pada jumlah

serapan P yang diserap oleh tanaman akibat pemberian pupuk P. Pemberian pupuk

P 90 kg/ha menunjukkan jumlah serapan unsur hara yang lebih banyak

dibandingkan dengan tanpa diberikan pupuk P. Hal ini dapat dilihat juga pada saat

munculnya bunga. Tanaman kacang bogor yang diberikan pupuk P yang lebih

tinggi menunjukkan saat muncul bunga yang lebih cepat dibandingkan dengan

tanpa diberikan pupuk P. Novizan (2002) menyatakan bahwa hara fosfor (P) dapat

merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji, bahkan mampu mempercepat

(55)

Semakin banyak unsur P yang terserap oleh tanaman akan menyebabkan

pertumbuhan vegetatif tanaman kacang bogor akan semakin baik. Semakin tinggi

total luas daun tanaman kacang bogor maka semakin tinggi pula berat kering

tajuk. Tingginya total luas daun tanaman dapat disebabkan oleh jumlah daun yang

tinggi pula. Hal ini dapat dilihat pada peubah amatan jumlah daun, total luas daun

dan berat kering tajuk yang tertinggi adalah perlakuan P 90 kg/ha dan yang

terendah adalah tanpa pemberian pupuk P. Hal ini juga dapat dikaitkan pada

peubah amatan serapan P yang menunjukkan bahwa perlakuan P 90 kg/ha mampu

menyerap unsur P lebih banyak dibandingkan perlakuan yang lainnya. Unsur P

yang terserap oleh tanaman tidak hanya berasal dari pemupukan P yang dilakukan

tetapi dapat pula diperoleh dari pemberian arang sekam padi. Soemeinaboedhy

dan Tejowulan (2007) melaporkan bahwa arang sekam padi dan serbuk gergaji

mempunyai kemampuan melepaskan unsur hara fosfor lebih baik dibandingkan

jenis arang lainnya.

Pemberian pupuk P mampu meningkatkan hasil produksi pada tanaman

kacang bogor. Hal ini dapat dilihat pada bobot polong, bobot biji, dan bobot 100

biji yang menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk P sebanyak 90 kg/ha

merupakan hasil produksi tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada

pemberian arang sekam padi menunjukkan bahwa perlakuan media tanam dengan

perbandingan top soil : arang sekam padi (1:2) memiliki hasil produksi yang

paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Pemberian pupuk P

yang disertai dengan penambahan arang sekam padi ke dalam tanah menyebabkan

tersedianya unsur P yang dibutuhkan oleh tanaman kacang bogor untuk

(56)

tinggi unsur P yang diserap oleh tanaman kacang bogor. Seperti yang dijelaskan

oleh Novizan (2002) yang menyatakan bahwa hara fosfor (P) dapat merangsang

pembentukan bunga, buah, dan biji dan Riadi (2013) yang menyatakan bahwa

arang sekam padi pada tanah dapat juga membantu dalam ketersediaan K dan

(57)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian pupuk P mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman

kacang bogor..

2. Pemberian pupuk P mampu meningkatkan hasil produksi tanaman kacang

bogor.

3. Media tanam dengan perbandingan top soil : arang sekam padi (1:2)

mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman kacang bogor.

4. Media tanam dengan perbandingan top soil : arang sekam padi (1:2)

mampu meningkatkan hasil produksi tanaman kacang bogor.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan taraf pupuk P dan

perbandingan arang sekam padi dengan top soil yang tepat untuk mendapatkan

Gambar

Tabel 1. Tinggi tanaman kacang bogor 3 – 8 MST (cm) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
Gambar 1. Tinggi tanaman (cm) kacang bogor 8 MST terhadap pupuk P (kg/ha)
Tabel 2.  Jumlah daun kacang bogor 3 – 8 MST (helai) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
Tabel 3.  Jumlah cabang kacang bogor 3 – 8 MST (cm) pada pemberian pupuk P dan arang sekam padi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan konsentrasi karbohidrat total keluaran bioreaktor hibrid anaerob bermedia cangkang sawit, menandakan bahwa bakteri yang terdapat di dalam bioreaktor telah

Elfidayati, S.Pd.I, M.Ps.I mata kuliah Perkembanagan Peserta Didik yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk

PIDATO GOGU BESAR PERANAN FISIKA DALAM ILMU ~ ILMU KEHAYATAN Abdulbasir.. Setelah Mayer menyusullah Helmholtz, yang menekuni biologi dan fisika ~-sama. Dia mempelajari

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan suatu kemampuan yang dimiliki siswa dalam mengekspresikan ide-ide

Berdasarkan hasil kerja subjek penelitian dan wawancara, ditemukan bahwa pada awalnya subjek berkemampuan tinggi tidak dapat menggunakan analogi dengan tepat dalam

Sehingga dalam penelitian ini akan mengambil sebuah judul tentang “Analisis Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui

kan penelitian di Panti asuhan Salib putih adalah untuk mengetahui cara yang dilakukan oleh pengasuh untuk mengem- bangkan kedisiplinan anak dengan cara yang

Artikel Pendidikan Seks Remaja ( Analisis Wacana Kritis Artikel Seksualitas Majalah Hai Edisi 1995-2004) Muria Endah Sokowati Kualit atif Media massa Media Cetak