• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kelayakan investasi peternakan ayam broiler pada kondisi risiko (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kelayakan investasi peternakan ayam broiler pada kondisi risiko (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PETERNAKAN AYAM BROILER PADA KONDISI RISIKO

(Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya,

Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

SKRIPSI

EVIN EKA SAPUTRA H34096032

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

(2)
(3)

RINGKASAN

Evin Eka Saputra. Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler pada Kondisi Risiko (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Dibawah bimbingan

TINTIN SARIANTI.

Konsumsi daging ayam broiler Indonesia adalah 545.1 ribu ton per tahun. Konsumsi daging ayam broiler sebesar 4,5 kilogram per kapita per tahun. Konsumsi per kapita tersebut terus didorong oleh Pemerintah untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat mengingat kandungan gizi ayam broiler yang baik namun mudah diakses masyarakat karena harga yang relatif murah dibanding harga daging jenis lain. Dengan jumlah konsumsi per kapita tersebut, individu memperoleh asupan gizi harian sebesar 19,73 kalori, 1,19 protein, dan 1,63 lemak. Jumlah ini termasuk kecil dibanding dengan konsumsi perkapita negara lain. Masyarakat Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat pada tahun 1987 saja masing-masing telah mencapai 22,69 gram, 53,50 gram, dan 73 gram per kapita per hari. Rendahnya konsumsi protein asal ternak masyarakat Indonesia ini merupakan faktor lain yang ikut mendorong perlunya pengembangan peternakan di Indonesia, termasuk pengembangan peternakan ayam pedaging.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di propinsi Jawa Barat yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor peternakan untuk menjadi sektor unggulan dalam kontribusinya menyumbang pendapatan asli daerah. Dari Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat yang telah direncanakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang dipilih untuk pengembangan usaha unggas produksi daging dan telur. Sampai saat ini, Kabupaten Bogor berkontribusi terhadap total Produk Domestik Bruto Regional Jawa Barat lebih besar dari 10 persen. Salah satu wilayah daerah di Kabupaten Bogor yang masyarakatnya banyak bergerak dalam usaha budidaya ayam broiler dengan sistem kemitraan adalah kecamatan Darmaga. Para peternak yang dapat tergolong peternak rakyat lebih memilih sistem kemitraan karena banyak kelebihan-kelebihan yang diberikan dengan sistem ini dibanding budidaya mandiri dengan sistem konvensional.

Salah satu peternak di Kabupaten Bogor yang mengusahakan peternakan ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor per periode adalah Bapak Marhaya yang bertempat diwilayah Nanggung, Kabupaten Bogor. Usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya diwilayah Nanggung, Kabupaten Bogor telah berjalan sejak tahun 2008. Sejauh ini usaha peternakan milik Bapak Marhaya berjalan dengan baik. Namun Bapak Marhaya belum mengetahui secara pasti seberapa besar manfaat (benefit) yang diperoleh atas investasi kandang yang telah dikeluarkan. Penelitian ini akan mencoba untuk menganalisis kelayakan invetasi dari usaha pembesaran ayam broiler yang dijalankan Bapak Marhaya di wilayah Nanggung, Kabupaten Bogor dengan memperhatikan kondisi risiko.

(4)

ii Usaha peternakan ayam broiler yang dijalankan Bapak Marhaya berdasarkan analisis aspek non finansial, yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, serta aspek sosial dan lingkungan menunjukkan kelayakan. Pengelolaan pembesaran yang dijalankan berjalan dengan efektif dan efisien.

Analisis aspek kelayakan finansial usaha peternakan yang dijalankan Bapak Marhaya layak untuk dijalankan. Pada perhitungan tanpa kondisi risiko peternakan mampu menghasilkan NPV Rp 31.121.886 per tahun. Net B/C 1,77 , IRR 27,847 persen dan PP dalam jangka waktu 3 tahun 11 bulan 10 hari. Nilai dari masing-masing kriteria tersebut sesuai dengan nilai indikator yang ditetapkan sehingga peternakan layak dilanjutkan.

(5)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PETERNAKAN AYAM BROILER PADA KONDISI RISIKO

(Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

EVIN EKA SAPUTRA H34096032

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler pada Kondisi Risiko (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

Nama : Evin Eka Saputra

NIM : H34096032

Menyetujui, Pembimbing

Tintin Sarianti, SP, MM

NIP. 19750316 200501 2 001

Menyetujui:

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi

NIP 19580908 198403 1 002

(8)
(9)

PERNYATAAN

Dengan ini saya mengatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler pada Kondisi Risiko (Studi Kasus: Peternakan

Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)” adalah hasil karya penulis sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya tulis ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.

Bogor, Juli 2011

(10)
(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak

Sabar dan Ibu Sularmi. Penulis dilahirkan di Kota Metro pada tanggal 28

September 1988, Lampung. Penulis bersekolah di TK Aisyah Metro kemudian

melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar di SD Negeri 1 Hadimulyo, Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 2 Kota Metro, dan Sekolah Menengah

Atas Negeri 3 Kota Metro.

Penulis masuk Institut Pertanian Bogor pada tahun 2006 melalui jalur

USMI. Di IPB penulis mengambil Program Diploma III dengan jurusan

Manajemen Agribisnis dan selesai pada tahun 2009. Kemudian, pada tahun yang

sama penulis melanjutkan jenjang pendidikan sarjana pada program sarjana

ekstensi IPB dengan jurusan Agribisnis. Program sarjana agribisnis diselesaikan

(12)
(13)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler pada Kondisi Risiko (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)”

Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam

broiler skala rakyat berdasarkan aspek non finansial dan aspek finansial baik

tanpa risiko maupun dengan kondisi risiko terhadap usaha peternakan ayam

broiler milik Bapak Marhaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Upaya yang terbaik telah dilakukan guna penyelesaian penyusunan skripsi.

Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi berbagai pihak yang terkait dan

bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Juli 2011

(14)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdullillahi Rabbil A`lamin, segala puja dan puji penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT serta salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada

junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau. Berkat

rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat

kelulusan dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi pada Perguruan Tinggi Negeri

Institut Pertanian Bogor. Kegiatan penelitian ini tidak akan berhasil tanpa

dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril dan

pemikiran selama proses pembuatan karya tulis tentang Analisis Kelayakan

Investasi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang mendalam kepada:

1. Tintin Sarianti, SP. M.M. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

segala masukan, bimbingan dalam setiap kesulitan dalam proses penulisan

dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Ir. Burhanuddin, M.M atas kesediaannya menjadi dosen evaluator dalam

kolokium proposal penelitian dan proses sidang skripsi ini.

3. Amzul Rifin, PhD atas kesediaanya menjadi evaluator akademik tentang

teknis penulisan skripsi ini.

4. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sabar dan Ibu Sularmi yang selalu

memberikan kasih sayang tulus serta bimbingan dalam segala hal untuk

penulis baik moril maupun materil sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini.

5. Adik-adikku tersayang Risty Evilia, Elsa Frestanti, dan M.Reza Shihab berkat

mereka penulis selalu mendapatkan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

6. Seluruh keluarga besar di Lampung yang selalu memberikan nasihat

mendalam untuk penulis agar penulis selalu berusaha untuk jadi seseorang

yang lebih baik.

7. Bapak Rofi, Bapak Asep, Gina Mardika Sari dan seluruh karyawan Dramaga

Unggas Farm yang memberikan kesempatan kepada penulis menimba

(15)

ix 8. Bapak Marhaya sekeluarga, Asep dan pemilik peternakan di sekitar lokasi

kandang yang bersedia membagi ilmu dan pengalaman kepada penulis guna

mendukung terselesaikannya karya tulis ini.

9. Seluruh keluarga besar Asrama IPB Sukasari atas kesediaannya berbagi canda

dan tawa yang penuh arti sehingga membuat penulis selalu bahagia dan tetap

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.Amelia Novianti, Ganda P Adyanto Siregar, Eva Christy dan Mbak Ana

sebagai rekan seperjuangan selama proses pembimbingan dilakukan.

11.Seluruh rekan-rekan Agribisnis khususnya angkatan 7 yang telah memberi

saran maupun kritik membangun terhadap rencana penulisan skripsi ini.

Bogor, Juli 2011

(16)

DAFTAR ISI

2.4. Faktor-faktor Produksi Peternakan Ayam Broiler ... 11

2.4.1. Day Old Chick (DOC) ... 12

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 15

2.5.1. Analisis Kelayakan Finansial ... 16

2.5.2. Penelitian yang akan dilakukan ... 17

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 19

3.1.1. Studi Kelayakan bisnis ... 19

3.1.2. Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis... 20

3.1.3. Konsep Nilai Waktu Uang (Time Value of Money) ... 24

3.1.4. Risiko dalam Investasi ... 25

3.1.5. Konsep Expected Return ... 28

3.1.6. Penilaian Risiko ... 29

3.1.7. Perhitungan Bunga ... 30

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 31

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu ... 34

4.2. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 34

4.3. Data dan Sumber Data ... 34

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 35

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 35

4.6. Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial ... 36

4.6.1. Aspek Pasar ... 36

4.6.2. Aspek Teknis ... 37

(17)

xi

4.6.4. Aspek Hukum ... 37

4.7. Analisis Kelayakan Aspek Finansial ... 37

4.7.1. Net Present Value (NPV) ... 37

4.7.2. Net Benefit Cost Ratio (B/C) ... 38

4.7.3. Internal Rate of Return (IRR) ... 38

4.7.4. Payback Period (PP) ... 39

4.7.5. Discounting Factor dan Compounding Factor ... 40

4.7.6. Break Even Point... 40

4.7.7. Penilaian Risiko dalam Investasi ... 41

4.8. Asumsi Dasar ... 43

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Sejarah Umum Peternakan ... 46

5.2. Jalinan Kerjasama Peternakan milik Bapak Marhaya ... 46

5.3. Risiko Usaha Peternakan milik Bapak Marhaya ... 47

VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Aspek Kelayakan Non Finansial ... 51

6.1.1. Aspek Pasar ... 51

6.3. Perhitungan Risiko Usaha Peternakan Milik Bapak Marhaya ... 71

6.3.1. Risiko Produksi ... 72

6.3.2. Risiko Harga ... 75

6.3.3. Perhitungan Tingkat Risiko... 77

VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ... 80

7.2. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(18)

DAFTAR TABEL

4. Kebutuhan Zat Nutrisi yang diperlukan Ayam Broiler ... 14

5. Kebutuhan Zat Nutrisi yang diperlukan Ayam Broiler Berdasarkan Umur ... 14

6. Produksi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya pada Kondisi Berbagai Risiko ... 47

7. Harga Jual yang Diterima Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya pada Setiap Kondisi ... 49

8. Penerimaan Usaha Peternakan Ayam Broiler Kondisi Tanpa Risiko .... 60

9. Biaya Investasi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya ... 61

10. Biaya Reinvestasi yang Dikeluarkan Peternakan Ayam Broiler Milik

15. Perhitungan Nilai BEP pada Peternakan Ayam Broiler dengan Pola

Kemitraan ... 69

16. Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya dengan Asumsi Pola Mandiri ... 70

17. Perhitungan Nilai BEP pada Peternakan Ayam Broiler dengan Pola Mandiri ... 71

18. Frekuensi Dan Bobot Panen Ayam Broiler di Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya ... 72

(19)

xiii 20. Kriteria Investasi pada Ketiga Kondisi Risiko Produksi Usaha

Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya ... 74

21. Frekuensi Harga Jual Daging Broiler di Peternakan Milik Bapak Marhaya Pada Setiap Kondisi... 75

22. Penerimaan Usaha Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya pada Risiko Harga Kondisi Tiga Skenario ... 76

23. Kriteria Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya pada Risiko Harga Kondisi Tiga Skenario ... 76

24. Probabilitas dari Ketiga Kondisi pada Risiko Produksi ... 77

25. Probabilitas dari Ketiga Kondisi pada Risiko Harga ... 77

(20)
(21)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Alur Pemikiran Operasional... 33

2. Saluran Pemasaran Ayam Broiler pada Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya ... 52

3. Saluaran Pemasaran Pupuk Kandang pada Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya ... 53

4. Kandang Produksi Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya .... 54

5. Bentuk dan Layout Kandang Ayam Broiler Milik Bapak Marhaya ... 55

6. Proses Pengosongan Kandang pada Masa Jeda Pemeliharaan Ayam Broiler untuk Persiapan Pemeliharaan ... 56

7. Ayam Broiler Siap Panen dengan Masa Pemeliharaan 45 hari ... 57

(22)
(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Total Penerimaan Bapak Marahaya pada Kondisi Harga Normal ... 85

2. Total Penerimaan Bapak Marahaya pada Kondisi Risiko Harga

5. Total Penerimaan Bapak Marahaya pada Kondisi Risiko Produksi

Terbaik ... 87

12. Arus Kas Usaha Budidaya Ayam Broiler pada Kondisi Risiko

ProduksiTerbaik ... 93 pada Kondisi Risiko Produksi ... 95

16. Arus Kas Usaha Budidaya Ayam Broiler pada Kondisi Pola Mandiri... 96

(24)
(25)

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) dari hasil pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan atas dasar harga konstan 2000 adalah sebesar 284,6

triliun pada tahun 2008 dan 296,4 triliun pada tahun 2009 atau mengalami

pertumbuhan sebesar 4,1 persen. Sedangkan Peranan Sektor Pertanian terhadap

PDB Indonesia tahun 2009 tumbuh dari 14,5 persen menjadi 15,3 persen sehingga

sektor pertanian berada pada ranking kedua yang memiliki kontribusi terhadap

PDB setelah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 26,4 persen. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa kebijakan fiskal yang dibuat pemerintah memberi proporsi

perhatian lebih pada pengembangan pertanian dalam rangka pembangunan

perekonomian nasional sudah tepat, karena memberikan hasil kontribusi positip

pada ekonomi nasional1.

Ketersediaan lahan yang luas di Indonesia belum banyak dimanfaatkan

oleh masyarakat terutama untuk kegiatan peternakan, sampai saat ini produksi

hasil peternakan dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan konsumsi

daging masyarakat, terutama untuk daging ayam. Dari aspek tersebut,

pengembangan peternakan di Indonesia berpotensi sangat besar. Potensi lahan

untuk pengembangan peternakan mencapai 88,2 juta hektar yang terdiri dari lahan

perkebunan, lahan tegalan, lahan hutan alang-alang, lahan hutan, dan lahan

persawahan2.

Konsumsi daging ayam broiler Indonesia adalah 545.1 ribu ton per tahun.

Konsumsi daging ayam broiler sebesar 4,5 kilogram per kapita per tahun.

Konsumsi per kapita tersebut terus didorong oleh Pemerintah untuk meningkatkan

asupan gizi masyarakat mengingat kandungan gizi ayam broiler yang baik dan

juga mudah diakses masyarakat karena harga yang relatif murah dibanding harga

daging jenis lain. Dengan jumlah konsumsi per kapita tersebut, individu

memperoleh asupan gizi harian sebesar 19,73 kalori, 1,19 protein dan 1,63 lemak.

Jumlah ini termasuk kecil dibanding dengan konsumsi perkapita negara lain.

Masyarakat Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat pada tahun 1987

masing-masing telah mencapai 22,69 gram, 53,50 gram dan 73 gram per kapitas per hari.

Rendahnya konsumsi protein asal ternak masyarakat Indonesia ini merupakan

1

http://www.deptan.go.id.Buletin. PDB sektor pertanian. 23 maret 2011. 2

(26)

2 faktor lain yang ikut mendorong perlunya pengembangan peternakan di Indonesia,

termasuk pengembangan peternakan ayam pedaging3.

Pembangunan usaha peternakan ayam pedaging (broiler) untuk

meningkatkan produksi daging sangat dirasakan manfaatnya, terutama untuk

menjadi barang substitusi bagi daging sapi impor yang didatangkan dari Australia

dalam jumlah besar, serta untuk penyediaan daging bagi masyarakat dengan harga

murah, sehingga konsumsi protein hewani masyarakat juga dapat meningkat

(Hartono, 2003).

Keadaan tersebut membuat ayam broiler menjadi salah satu komoditas

ternak yang paling potensial untuk dikembangkan. Ayam broiler merupakan jenis

unggas yang mempunyai siklus produksi cepat dengan pertambahan bobot badan

50-100 gram per hari. Waktu pemeliharaan sampai panen ayam broiler adalah 4-5

minggu. Laju pertumbuhan ayam broiler dapat diatur dengan pencahayaan dan

program jadwal pemberian pakan yang baik.

Peternakan ayam broiler di Indonesia sebagian besar masih didominasi

peternakan rakyat. Perusahaan besar yang terlibat dalam usaha peternakan ayam

broiler ini menangkap potensi bisnis tersebut dengan menawarkan pola inti

plasma kepada peternak. Pola kemitraan ini adalah bentuk kerjasama antara

perusahaan dengan masyarakat. Banyak manfaat yang diperoleh peternak dengan

adanya bentuk kerjasama tersebut, jaminan pasokan sarana produksi, harga jual

produk dan pasar merupakan keuntungan-keuntungan yang diperoleh peternak

yang menjadi plasma perusahaan inti (Setiawan, 2010). Sistem kerjasama ini

diharapkan menjadi salah satu cara dalam mengatasi permasalahan yang sering

dihadapi peternak skala kecil.

“Harga Day Old Chick (DOC) dan harga pakan berpengaruh nyata terhadap penawaran ayam pedaging. Nilai rerata elastisitas penawaran atas harga

DOC dan rerata elastisitas penawaran atas harga pakan masing-masing sebesar

0,3688 dan 1,7079. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan harga DOC sebesar 1

persen akan diikuti oleh perubahan penawaran sebesar 0,3688 persen dan

perubahan harga pakan sebesar 1 persen akan diikuti oleh perubahan penawaran

sebesar 1,7079 persen. Angka elastisitas penawaran yang positif menunjukkan

bahwa arah perubahan penawaran ayam pedaging sama dengan arah perubahan

sdsdgfsd3

(27)

3 harga DOC dan dengan arah perubahan harga pakan. Peningkatan atau penurunan

harga kedua macam input ini akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan

penawaran ayam pedaging” (Hartono, 2003). Dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi pada budidaya ayam broiler selama

ini adalah harga input DOC maupun pakan yang berfluktuasi dan semakin mahal

membuat jumlah penawaran daging ayam broiler di pasaran menjadi semakin

berkurang.

Tidak seimbangnya jumlah penawaran dalam mengimbangi jumlah

permintaan daging yang semakin tinggi menjadikan harga daging unggas ini

menjadi semakin mahal. Jika tidak segera diatasi maka masyarakat akan semakin

jauh dari akses daging murah sebagai salah satu sumber gizi murah. Padahal data

populasi yang ditunjukkan oleh Tabel 1 memperlihatkan jumlah populasi ayam

yang memiliki tren meningkat. Peningkatan populasi tersebut mengindikasikan

bahwa peternak sangat tertarik dengan bisnis ini. Oleh karena itu, pemerintah

perlu memperhatikan permasalahan tersebut agar peternakan ayam broiler dapat

berkembang dengan pesat.

kecamatan yakni wilayah timur, wilayah tengah dan wilayah barat. Kabupaten

Bogor merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi besar untuk

mengembangkan sektor peternakan untuk menjadi sektor unggulan dalam

(28)

4 Dari Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat yang telah direncanakan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah

yang dipilih untuk pengembangan usaha unggas produksi daging dan telur.

Sampai saat ini, Kabupaten Bogor berkontribusi terhadap total Produk Domestik

Bruto Regional Jawa Barat lebih besar dari 10 persen4.

Tabel 2. Perkembangan Produksi Hewan Ternak di Kabupaten Bogor Tahun

Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Bogor (2011)

Dari sisi geografis wilayah ini ideal karena letaknya berjauhan dari

pemukiman penduduk Bogor yang pada umumnya terkonsentrasi di wikayah Kota

Bogor sehingga tidak membuat polusi bagi masyarakat. Keadaan ini diharapkan

mengurangi kemungkinan timbulnya masalah antara peternak dan masyarakat.

Keadaan ini membuat masyarakat Kabupaten Bogor memiliki pekerjaan dibidang

pertanian. Salah satu bisnis yang berkembang di masyarakat adalah budidaya

ayam broiler. Ayam broiler banyak dipilih karena memiliki kemudahan dibidang

teknis produksi dan permintaan pasar. Peternakan ayam ras mendominasi total

produksi hewan ternak yang mampu dihasilkan Kabupaten Bogor. Pada tahun

2009 Kabupaten Bogor mampu menghasilkan 71.540.084 kilogram daging dan

pada tahun 2010 bertambah menjadi 78.340.100 kilogram. Rata-rata produksi

daging meningkat 9 persen tiap tahunnya.

Salah satu wilayah daerah di Kabupaten Bogor yang masyarakatnya

banyak bergerak dalam usaha budidaya ayam broiler dengan sistem kemitraan

adalah kecamatan Nanggung. Salah satu peternak di Kabupaten Bogor yang

mengusahakan peternakan ayam broiler skala rakyat dengan jumlah 6.000 ekor/

(29)

5 periode adalah Bapak Marhaya yang bertempat diwilayah Nanggung, Kabupaten

Bogor.

Usaha subsektor peternakan yang dikelola Bapak Marhaya adalah

budidaya pembesaran ayam broiler yang merupakan bagian dari proyek pertanian.

Proyek pertanian sangatlah sensitif terhadap perubahan lingkungan, baik

lingkungan ekstenal maupun internal. Hal ini disebabkan berbagai faktor

diantaranya adalah kenaikan biaya bahan baku, adanya gangguan penyakit, dan

sebagainya. Perubahan tersebut diduga akan langsung mempengaruhi komponen

cashflow yang pada akhirnya akan mempengaruhi net benefit dan mengubah

kelayakan investasi yang dilakukan peternak atas kandang yang didirikan.

1.2. Perumusan masalah

Usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya di wilayah

Nanggung, Kabupaten Bogor telah berjalan sejak tahun 2008. Sejauh ini usaha

peternakan milik Bapak Marhaya berjalan dengan baik. Namun Bapak Marhaya

belum mengetahui secara pasti seberapa besar manfaat (benefit) yang diperoleh

atas investasi kandang yang telah dikeluarkan. Hal ini dikarenakan belum pernah

dilakukan perhitungan secara khusus dari pihak pemilik sendiri. Walaupun telah

berjalan cukup lama, apakah berarti usaha yang dijalankan Bapak Marhaya ini

telah layak secara finansial.

Pemilihan lokasi peternakan Bapak Marhaya didasari pada berbagai aspek

pertimbangan. Aspek pertama adalah skala usaha yang dikerjakan peternakan

milik Bapak Marhaya masih dalam lingkup peternakan skala rakyat dengan

kapasitas produksi dibawah 15.000 ekor per siklus. Aspek kedua adalah

pengalaman kerja operasional pemilik peternakan dalam mengelola peternakan

ayam broiler. Sedangkan aspek yang terakhir adalah efisiensi peternakan yang

dinilai efisiensi konversi pakan ke bobot pakan dan tingkat kematian ayam pada

saat proses pemeliharaan. Dari arahan tersebut diharapkan gambaran yang muncul

dari peternakan merupakan jawaban terbaik yang dapat menjawab permasalahan

yang diangkat. Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba untuk menganalisis

kelayakan investasi dari usaha pembesaran ayam broiler yang dijalankan Bapak

(30)

6 Selain melakukan perhitungan secara finansial, penelitian ini akan

mencoba memberikan gambaran terhadap aspek kelayakan non finansial yang

akan dianalisis melalui analisis deskriptif. Analisis aspek non finansial

diperhitungkan karena pelaksanaan kegiatan operasional akan berpengaruh

terhadap kualitas dan kuantitas output yang dihasilkan.

Informasi yang juga penting untuk dilihat adalah risiko yang dihadapi

peternak dalam melaksanakan budidaya ayam broiler. Kajian ini digali karena

dalam kegiatannya ada beberapa hal yang dapat membuat jumlah penerimaan

pada akhir periode budidaya berfluktuasi. Perubahan tersebut terjadi akibat

perubahan harga jual daging, jumlah output, dan harga input sarana produksi

pertanian. Perubahan-perubahan akibat pengaruh risiko akan berdampak pada

nilai kriteria kelayakan usaha dan penilaian kelayakan bisnis ayam broiler yang

dijalankan Bapak Marhaya.

Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba untuk menganalisis tingkat

kelayakan investasi dari usaha pembesaran ayam broiler yang dijalankan Bapak

Marhaya dengan memperhatikan risiko yang dihadapi dalam pelaksanaan

budidaya ayam broiler. Setelah analisis aspek non finansial dan analisis aspek

finansial dilakukan diharapkan akan muncul sebuah rekomendasi terhadap

peternak mengenai kelayakan dari kegiatan bisnis yang telah dilakukan. Hal

tersebut dapat dijadikan sebuah pertimbangan mengenai apa yang harus dilakukan

di masa yang akan datang. Ketika bisnis dikatakan layak secara aspek finansial

dan non finansialmaka bisnis dapat dilanjutkan. Dan sebaliknya, ketika bisnis

dikatakan tidak layak maka perlu dilakukan tinjauan ulang dan dilakukan

perbaikan pada kegiatan yang tidak efisien.

Berdasarkan uraian tersebut, masalah-masalah yang dianggap perlu untuk

dikaji yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum usaha

budidaya ayam broiler Bapak Marhaya di kawasan Nanggung, Kabupaten

Bogor?

2. Bagaimana tingkat kelayakan investasi kandang usaha budidaya ayam broiler

(31)

7 3. Bagaimana dampak kelayakan investasi usaha budidaya ayam broiler Bapak

Marhaya dengan adanya risiko?

4. Mengetahui perbandingan kelayakan finansial antara peternakan ayam broiler

dengan sistem kemitraan dengan mandiri pada skala peternakan rakyat?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Menganalisis kelayakan usaha budidaya ayam broiler Bapak Marhaya

berdasarkan aspek non finansial.

2. Menganalisis kelayakan usaha budidaya ayam broiler milik Bapak Marhaya

berdasarkan aspek finansial pada kondisi tanpa risiko.

3. Menganalisis kelayakan usaha budidaya ayam broiler milik Bapak Marhaya

berdasarkan risiko produksi dan risiko harga.

4. Menganalisis tingkat perbandingan kelayakan finansial antara peternakan

ayam broiler dengan sistem kemitraan dengan mandiri pada skala peternakan

rakyat?

1.4. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Menjadi bahan masukan bagi pemilik usaha ternak untuk melakukan

pengembangan bisnis yang dimiliki sehingga dapat berkembang baik dari

skala usaha maupun kualitas usaha.

2. Menjadi bahan pembelajaran untuk menambah pengalaman bagi penulis

dalam mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan perkuliahan.

3. Menjadi referensi dan bahan bacaan yang memberikan manfaat ilmu bagi para

pembaca.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini membahas tentang tingkat kelayakan investasi usaha

peternakan ayam broiler milik Bapak Marhaya di kawasan Nanggung, Kabupaten

Bogor. Peternak yang dipilih sebagai kajian adalah peternak pemilik. Peternak

pemilik merupakan peternak yang memiliki lokasi dan kandang bukan peternak

mitra penyewa kandang. Pokok bahasan berupa analisis deskriptif yang akan

(32)

8 analisis secara kuantitatif serta pembahasannya dalam implikasi atau makna

secara kualitatif dari perhitungan kelayakan finansial.

Ruang lingkup penelitian akan difokuskan pada peternakan ayam broiler

skala rakyat. Hal tersebut dikarenakan wilayah kecamatan Nanggung, Kabupaten

Bogor didominasi oleh peternak yang memiliki skala usaha kurang dari 15.000

ekor/periode. Risiko yang akan dibahas dibatasi pada pengukuran risiko produksi

(33)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Ayam Broiler

Rasyaf (2008) memberikan definisi ayam broiler adalah ayam jantan dan

betina muda yang dijual pada umur dibawah delapan minggu dengan bobot tubuh

tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar

dengan timbunan daging yang baik dan banyak. Ciri-ciri khas ayam broiler

dibanding daging jenis unggas yang lain diantaranya: rasanya yang khas dan enak,

memiliki tekstur daging yang lembut dan banyak, pengolahan yang singkat karena

daging ini mudah lunak.

Keunggulan-keunggulan sifat yang dimiliki ayam broiler menjadikan

budidaya ayam ini dangat diminati. Dua kriteria yang hanya dimiliki ayam broiler

adalah hasil utama dan pertumbuhannya. Peternak akan mampu menghasilkan

ayam siap potong dalam waktu singkat karena ayam ini memiliki tingkat

pertambahan bobot yang relatif cepat bila dibandingkan dengan jenis ayam

lainnya. Ayam broiler umur satu sampai dengan lima minggu memiliki tingkat

pertumbuhan yang paling baik. Bobot jual antara lima sampai enam minggu bobot

ayam broiler telah mencapai sekitar 1,3-1,6 kilogram per ekornya. Bobot ini

adalah bobot ayam konsumsi atau dengan kata lain ayam broiler hanya

memerlukan siklus waktu maksimum enam minggu dalam setiap satu silkus

budidayanya.

Jenis-jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar adalah: Super 77,

Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver

Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish,

Brahma, 2 Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N,

Sussex, Bromo,CP 707.

2.2. Sejarah Ayam Broiler di Indonesia

Ayam broiler mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1960-an. Pada awal

tahun tersebut peternak sudah mulai memelihara ayam broiler namun belum

bersifat komersil. Pada tahun 1980-an ayam ini mulai populer dibudidayakan

untuk kegiatan bisnis karena memiliki berbagai kelebihan yang tidak ada pada

ayam pedaging lain. Pemerintah mencanangkan panggalakan konsumsi daging

(34)

10 broiler mengalami berbagai hambatan karena kalah bersaing dengan ayam

kampung yang sedang berkembang pesat. Terjadi persaingan produk antara ayam

broiler dan ayam kampung. Namun, dalam perkembangannya ayam broiler dan

ayam kampung memiliki segmen pasar yang berbeda sehingga kedua bisnis

tersebut berkembang baik. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan

menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang

bermunculan diberbagai wilayah Indonesia (Rasyaf, 2008).

2.3. Usaha Peternakan Ayam Broiler

Permintaan tinggi membuat kepastian pasar yang menjadi salah satu

penyebab bisnis peternakan ayam broiler berkembang pesat mulai dari skala

rumah tangga, menengah sampai besar yang dijalankan perusahaan secara

intensif. Berdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian

No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Usaha

Peternakan Ayam Ras, ditetapkan bahwa usaha peternakan dibagi menjadi tiga

kategori yaitu, peternakan rakyat, pengusaha kecil peternakan dan pengusaha

peternakan. Peternakan Rakyat adalah usaha peternakan dengan jumlah ternak

yang dimiliki kurang dari 15.000 ekor per siklus. Pengusaha Kecil Peternakan

adalah usaha peternakan dengan jumlah ternak yang dimiliki kurang dari 65.000

ekor per siklus. Sedangkan Perusahaan Peternakan adalah perusahaan budidaya

ayam pedaging yang memiliki skala usaha lebih besar dari 65.000 ekor per siklus.

Pada prinsipnya usaha peternakan ayam broiler dibedakan menjadi tiga hal

yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran dan manajemen keuangan.

Ketiga prinsip tersebut mencakup beberapa fungsi yang lebih kecil. Fungsi pada

prinsip manajemen produksi yakni perencanaan, pengorganisasian, dan

pengawasan atau evaluasi (Suharno, 2004).

Perencanaan merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum kegatan

budidaya dilaksanakan. Pada tahapan ini peternak melakukan fungsi pemilihan

terhadap komoditi yang akan diusahakan, lokasi dimana kegiatan budidaya akan

didirikan, waktu pelaksanaan yang tepat untuk memulai aktivitas, sumber daya

manusia yang dipilih, sampai dengan tata cara teknis tentang cara pembudidayaan

yang benar. Fungsi pegorganisasian adalah tahapan kedua setelah kegiatan

(35)

11 peternak dituntut mampu dalam mengorganisir karyawan dan kegiatan

peternakannya. Tahapan terakhir yang merupakan fungsi ketiga yakni evaluasi

pada umumnya dilakukan setelah satu siklus budidaya ayam broiler terselesaikan.

Usaha peternakan dikatakan berhasil apabila peningkatan produksi persatuan luas

dan perolehan pendapatan dapat dicapai secara maksimal dari bisnis budidaya

yang dilakukan (Rasyaf, 2008).

Standar produksi yang bisa dijadikan sebagai indikator adalah

pertambahan berat badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan. Keberhasilan

teknis budidaya yang diterapkan terlihat dengan bobot ideal yang mampu dicapai

dalam waktu yang telah ditentukan. Barang-barang modal yang merupakan input

dalam menjalankan usaha budidaya ayam broiler diantaranya ayam, kandang,

ransum, alat peternakan dan obat-obatan. Biaya invetasi terbesar bagi para

peternak adalah biaya pembuatan kandang. Sedangkan biaya operasional yang

memiliki proporsi terbesar dari seluruh jenis pengeluaran adalah biaya pakan yang

diberikan pada ternak tiap harinya khususnya pada ayam broiler. Makanan ternak,

temperatur lingkungan dan manajemen pemeliharaan merupakan tiga faktor yang

sangat penting pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan budidaya (Rasyaf,

2008).

Pengelolaan pemberian pakan yang baik membuat biaya operasional yang

dikeluarkan peternak efektif dan efisien. Pemborosan pakan berakibat pada

pembengkakan pengeluaran biaya. Keadaan ini akan berakibat pada proporsi

pendapatan yang berkurang. Lingkungan yang mendukung akan membuat tingkat

pertumbuhan ayam broiler akan dapat tercapai secara optimal sehingga

keuntungan dapat tercapai.

2.4. Faktor-faktor Produksi Peternakan Ayam Broiler

Faktor produksi merupakan berbagai input yang diperlukan dalam

menjalankan proses produksi. Input diproses untuk kemudian diproses menjadi

output. Faktor produksi dalam peternakan ayam broiler secara umum terbagi

menjadi dua, pertama faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor

produksi tetap merupakan faktor produksi yang jumlahnya tidak berubah dengan

besaran output yang dihasilkan. Faktor produksi tetap yang diperlukan oleh

(36)

12 adalah faktor produksi yang jumlahnya berubah sejalan dengan jumlah output

yang dihasilkan. Faktor produksi variabel terdiri atas Day Old Chick (DOC), obat,

vaksin, vitamin, sekam, listrik, air, minyak tanah dan tenaga kerja (Murtidjo,

1992).

2.4.1. Day Old Chick (DOC)

DOC adalah anak ayam usia satu hari. Bobot anak ayam pada usia ini

berkisar 35-40 gram. Anak ayam yang sehat memiliki ciri memiliki mata yang

cerah bercahaya, aktif terlihat segar, tidak memperlihatkan cacat fisik, dan tidak

ada tinja yang melekat pada duburnya (Rasyaf, 2008).

Menurut Pramudyati dan Effendy (2009), persyaratan Bibit (DOC) yang

baik dan sehat mempunyai ciri-ciri diantaranya :

1) Bobot tubuh 35-40 gram,

2) Bulu berwarna kuning muda, mengkilap dan mata cerah,

3) Warna paruh dan kulit kaki kuning kecoklatan,

4) Gerakan lincah,

5) Tidak memiliki cacat tubuh,

6) Memiliki nafsu makan yang baik,

7) Tidak terdapat letakan tinja di duburnya, serta

8) Suara nyaring.

2.4.2. Lahan dan Perkandangan

Lokasi merupakan hal yang penting dipertimbangkan dalam memulai

budidaya ayam broiler. Lokasi menjadi pertimbangan penting karena ada tumpang

tindih kepentingan dalam pemanfaatan suatu areal. Tiga poin yang dapat dijadikan

acuan dalam pemilihan lokasi kandang (Rasyaf, 2008):

1) Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang jauh dari keramaian, jauh dari lokasi

perumahan atau dipilih tempat yang sunyi

2) Tidak jauh lokasi pusat pasokan bahan baku dan lokasi pemasaran

3) Lokasi yang dipilih sebaiknya masuk dalam area agribisnis agar terhindar dari

penggusuran.

Hardjosworo dan Rukmiasih (2000), menyatakan unggas pedaging

sebaiknya dipelihara dalam kandang agar memiliki ruang gerak yang terbatas.

(37)

13 dapat dikonversi secara optimal menjadi daging. Bila ruang geraknya tidak

terbatas, energi yang diperoleh dari pakan akan digunakan untuk bergerak.

Letak dan arah kandang dimaksudkan untuk mencegah agar sinar matahari

tidak terlalu lama ke dalam kandang. Kandang yang baik dibuat poros panjang

dan membentang kearah Timur-Barat. Ventilasi yang baik mampu memberikan

jaminan terhadap efisiensi penggunaan makanan, sehingga kesehatan dan

pertumbuhan terjamin. Ventilasi juga harus dibuat dengan baik agar udara di

kandang dapat bertukar secara lancar. Ukuran kandang yang tepat tergantung dari

kepadatan jumlah populasi yang dipelihara. Luas kandang yang cukup

memberikan ruang gerak yang cukup bagi ternak agar tidak stres dan saling patuk.

Ruang gerak yang cukup akan membuat pertumbuhan ayam broiler

optimal. Tabel 3 memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan luas ruang

gerak berdasarkan bobot badan unggas.

Ransum merupakan kumpulan bahan makanan pokok yang diberikan

kepada ternak dengan komposisi bahan yang telah disusun dengan mengikuti

aturan tertentu. Aturan tersebut megikuti nilai kebutuhan gizi ayam dan nilai

kandungan gizi dari bahan makanan yang digunakan. Kebutuhan nilai gizi ayam

broiler berbeda bergantung pada umur ternak. Semakin besar umur ternak maka

kebutuhan gizi ternak tersebut juga semakin tinggi. Kebutuhan gizi ayam broiler

(38)

14

Tabel 4. Kebutuhan Zat Nutrisi yang diperlukan Ayam Broiler

Jenis

Standar kebutuhan pakan bervariasi, tergantug dari bibit DOC yang

dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan pembibitan. Susunan ransum yang

diperlukan untuk ayam broiler harus mengandung zat-zat yang diperlukan

berdasarkan umur yang diperlihatkan oleh Tabel 5. Besarnya pakan yang

digunakan mempengaruhi perhitungan konversi pakan. Konversi pakan

merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang diperlukan dengan

pertumbuhan berat badan. Bell dan Weaver (2002) memberikan standar FCR

broiler yang dipelihara selama 35-38 hari adalah lebih kecil dari 1,83 kilogram

pakan. Dengan kata lain 1,83 kilogram pakan diberikan kepada ternak untuk

mendapatkan bobot hidup unggas 1 kilogram.

Tabel 5. Kebutuhan Zat Nutrisi yang diperlukan Ayam Broiler Berdasarkan

Umur

Fase Starter (0-4 minggu) Fase Finisher (5-8 mingggu) ME (kkal/kg)

Vaksin merupakan bahan yang dibuat dari bahan mikroorganisme atau

komponen antigen dari virus atau bakteri tersebut. Vaksin diperlukan untuk

menimbulkan kekebalan dalam tubuh unggas. Obat merupakan bahan kimia yang

mempunyai kemampuan untuk menghambat atau menghentikan

(39)

15

2.4.5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang diperlukan untuk

mengelola proses produksi. Kualitas sumber daya manusia yang digunakan

mempengaruhi kualitas ternak yang dihasilkan. Tenaga kerja pada peternakan

ayam broiler yang dikelola secara manual (tanpa alat-alat otomatis) untuk 2.000

ekor ayam broiler mampu dipelihara oleh satu orang pria dewasa. Untuk 6.000

ekor cukup dipakai tenaga kerja satu orang pria dewasa sebagai tenaga kandang

yang biasa disebut anak kandang dan bertugas dalam pemeliharaan keseharian di

kandang. Tenaga kerja tetap, tanaga kerja harian dan tenaga kerja harian lepas

maupun kontrak adalah tenaga kerja yang digunakan dalam satu peternakan

(Rasyaf, 2008).

2.4.6. Biaya Input

Dalam ilmu ekonomi biaya diartikan sebagai semua pengorbanan yang

perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga yang

berlaku di pasar, Gilarso (2003). Biaya merupakan nilai output yang diperlukan

untuk memproduksi output (Lipsey et. al, 1995).

Dari beberapa difinisi tersebut, ada beberapa komponen penting yang

terdapat dalam definisi suatu biaya. Yang pertama, pengorbanan merupakan

pemakaian faktor-faktor produksi atau sumber-sumber ekonomi. Kedua, dinilai

dalam uang artinya semua pengorbanan yang dikeluarkan dalam proses produksi

diperhitungkan dalam bentuk nilai uang, yakni biaya yang benar-benar

dikeluarkan (biaya eksplisit) maupun biaya yang secara ekonomis harus dihitung

tetapi bukan dalam bentuk pengeluaran uang riil (biaya implisit). Terakhir,

penilaian biaya tersebut berdasarkan harga pasar yang berlaku agar nilai yang

dihitung relevan. Biaya merupakan komponen yang dipengaruhi oleh besaran

skala produksi yang dilakukan peternak. Semakin besar skala peternakan maka

biaya yang diperlukan semakin besar. Biaya yang digunakan dalam kegiatan

budidaya ayam broiler adalah seluruh biaya dalam pengadaan input dan tenaga

kerja dalam satu siklus produksi.

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tinjauan mengenai penelitian yang relevan dilakukan untuk membantu

(40)

16 terdahulu yang akan dilihat dipilih berdasarkan hubungan yakni

penelitian-penelitian yang membahas mengenai analisis kelayakan finansial pada bisnis

yang bergerak di bidang pertanian.

2.5.1. Analisis Kelayakan Finansial

Dari penelitian yang dilakukan Setiawan (2000), dalam penelitiannya

analisis kelayakan finansial peternak plasma ayam broiler pola kemitraan

inti-plasma Cikahuripan PS menyimpulkan bahwa mekanisme pola kemitraan yang

dijalankan oleh perusahaan kemitraan Cikahuripan PS dengan peternak plasma

berjalan baik. Kemitraan yang dijalankan berhasil, khususnya bagi peternak

plasma. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa keuntungan peternak yang

berproduksi pada bulan September-Oktober diperoleh dari usaha ternaknya Rp

3.111,92 per ekor atau Rp 1.618,34 per kilogram. Mekanisme pola kemitraan

yang dilakukan perusahaan Cikahuripan PS berdampak baik peternak plasma.

Pola kemitraan yang dijalankan mampu mengatasi permasalahan

substansif dan teknis yang umumnya dihadapi peternak skala kecil, seperti

kepastian harga, pasar, pasokan input dan pembinaan dalam melakukan kegiatan

budidaya. Usaha peternakan ayam broiler ditingkat peternak plasma memberikan

hasil yang baik dan menunjukkan bahwa secara finansial layak untuk

dikembangkan.

Jenis pola usaha yang memiliki sensitivitas terkecil terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi adalah pola usaha III yaitu pola usaha dengan

pengembangan usaha puyuh petelur dan pembibit (Pangestuti, 2010).

Diversifikasi usaha yang dilakukan peternak puyuh membuat tingkat sensitivitas

usaha yang dijalankan lebih naik dibandingkan pola yang lain. Artinya,

diversifikasi adalah cara lain untuk menurunkan tingkat risiko yang dijalankan

dalam bisnis perunggasan selain pola kemitraan.

Kajian kelayakan investasi usaha penggilingan padi pada kondisi risiko

oleh Novianti (2010) menunjukkan risiko berpengaruh pada tingkat kelayaan

investasi mesin penggiling padi. Skenario yang diterapkan pada cashflow yang

ada berupa skenario hasil terbaik, skenario hasil terburuk dan skenario hasil yang

paling mungkin terjadi pada bisnis. Risiko yang dikaji berupa risiko produksi dan

(41)

17 berpengaruh pada kelancaran kegiatan operasional bisnis penggilingan padi.

Simpulan hasil perhitungan output cashflow dengan hasil skenario adalah risiko

harga merupakan kondisi yang mengandung tingkat risiko paling besar.

Berdasarkan penelitian Novianti (2010), dapat diketahui bahwa tiga

komponen penting yang perlu diketahui untuk mempertimbangkan aspek risiko

dalam bisnis adalah NPV yang diharapkan, standar deviasi dan koefisien variasi.

Standar deviasi dan koefisien variasi menunjukkan ukuran risiko bisnis. Dengan

kedua ukuran tersebut dapat dilakukan perhitungan NPV dengan risiko. Risiko

menjadi pertimbangan yang penting karena setiap tindakan investasi memiliki

unsure risiko, probabilitas dan opportunity cost.

Kriteria kelayakan investasi yang dihasilkan menunjukkan tingkat

kelayakan pada suatu bisnis yang dikaji. Penelitian yang dilakukan Asep (2008),

Sri (2005), Citra (2007), Gustriyani (2007) menghasilkan nilai Net Presen Value

lebih besar dari nol, nilai Internal Rate of Return yang jauh lebih besar dari

tingkat suku bunga yang berlaku, dan Net B/C lebih dari satu. Bidang bisnis yang

dikaji adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pertanian. Kesimpulan yang ada

dalam penelitian-penelitian tersebut memperlihatkan bahwa bisnis pertanian

sangat potensial untuk dikembangkan.

2.5.2. Penelitian yang akan dilakukan

Penelitian-penelitian terdahulu memiliki beberapa persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kesamaan yang diperlihatkan

penelitian terdahulu diantaranya skala usaha budidaya ternak ayam broiler yang

akan dikaji. Alat analisis yang digunakan pada penelitian yang akan dilakukan

pada umumnya tidak jauh berbeda dengan penelitian tentang studi kelayakan

finansial yang lainnya.

Penelitian yang dilakukan akan menekankan pada tingkat kelayakan

investasi, mengacu pada kriteria kelayakan investasi. Penekanan pada aspek

finansial dipilih karena umumnya peternakan ayam broiler skala peternakan

rakyat bermasalah dalam mempertimbangkan aspek ini dengan berbagai pengaruh

akibat perubahan harga jual output dan harga input. Dari perhitungan dengan

menggunakan sensitivity value analisys juga akan dilihat sejauh mana aspek risiko

(42)

18 yang akan dibahas adalah pengukuran risiko pasar karena dengan sistem

(43)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Bisnis atau proyek merupakan suatu kegiatan investasi, yang

menggunakan sejumlah sumber daya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat

dalam periode waktu tertentu. Investasi adalah suatu kegiatan pengadaan barang

modal dengan nilai yang besar ataupun memiliki umur pakai ekonomis lebih dari

satu tahun. Perhitungan dalam analisis sebuah kegiatan investasi tidak dapat

menggunakan analisis laba rugi saja, namun perlu dilakukan perhitungan yang

memasukkan komponen nilai uang terhadap waktu yang biasa disebut dengan

studi kelayakan bisnis.

Studi kelayakan bisnis merupakan salah satu langkah awal yang dapat

digunakan untuk menilai tingkat kelayakan bisnis yang akan dikerjakan. Selain

itu, perhitungan ini juga dapat dipakai pada bisnis yang sedang berjalan jika

perhitungan kelayakannya belum pernah dilakukan selama bisnis berjalan. Dari

perhitungan analisis kelayakan finansial akan diperoleh informasi megenai

kelayakan bisnis dari sisi finansial.

3.1.1. Studi Kelayakan bisnis

Proyek merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan

dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan menggunakan sumber-sumber

untuk mendapatkan benefit. Gittinger (1986) menyatakan, proyek yang bergerak

dibidang pertanian merupakan sebuah kegiatan investasi yang mengubah

sumber-sumber finansial menjadi menjadi barang-barang modal yang dapat menghasilkan

keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu (Gray et. al, 1985).

Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat (benefit), atau dapat juga dimaknai sebagai

suatu aktivitas dimana dilkeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan

hasil (return) diwaktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai

dan dilaksanakan sebagai satu unit (Kadariah, 2001). Proyek yang akan

dilaksanakan diperhitungkan dengan menggunakan studi kelayakan proyek karena

nilai investasi besar yang dikeluarkan pada tahap awal pelaksanaan, nilainya tidak

(44)

20 Ada tiga acuan yang dapat dijadikan pedoman dalam penentuan panjang

umur bisnis (Kadariah, 1999):

1) Ukuran umum dapat diambil suatu periode (jangka waktu) yang kira-kira

sama dengan umur ekonomis dari suatu asset. Umur ekonomis adalah jumlah

tahun selama pemakaian aset tersebut dapat meminimumkan biaya tahunan.

2) Untuk bisnis yang mempunyai investasi modal yang sangat besar, umur

bisnis yang digunakan adalah umur teknis. Dalam hal ini, untuk bisnis-bisnis

tertentu, umur teknis dari unsur-unsur pokok investasi adalah lama, tetapi

umur ekonomisnya dapat jauh lebih pendek karena ketinggalan zaman akibat

penemuan teknologi baru yang lebih efisien.

3) Untuk bisnis yang umurnya lebih dari 25 tahun, dapat diambil 25 tahun

karena nilai-nilai tersebut jika di-discount dengan discount rate sebesar 10

persen keatas maka present value-nya sudah sangat kecil.

Studi kelayakan proyek merupakan penelitian-penelitian tentang dapat

tidaknya suatu proyek biasanya merupakan proyek investasi, dilaksanakan dengan

berhasil. Indikator keberhasilan dalam menilai sebuah proyek yang berjalan

beragam. Penentuan keberhasilan pelaksanaan proyek berjalan tergantung dari

sudut pandang subyek yang melakukan kegiatan investasi. Investor swasta akan

menganggap suatu proyek berhasil dilaksanakan apabila memberikan manfaat

ekonomis bagi pihak pelaksana, sedangkan menurut pemerintah atau

lembaga-lembaga nonprofit akan cenderung kearah manfaat sosial yang dirasakan

masyarakat secara luas (Husnan dan Muhammad, 2000).

Husnan dan Muhammad (2000) memberikan deskripsi keberhasilan suatu

proyek bila kegiatan investasi tersebut memenuhi kriteria manfaat investasi

menjadi tiga, yaitu; manfaat ekonomis proyek terhadap proyek itu sendiri

(manfaat finansial), manfaat proyek bagi Negara tempat proyek itu didirikan

(manfaat ekonomi nasional), manfaat sosial proyek bagi masyarakat di sekitar

proyek.

3.1.2. Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

Kegiatan analisa suatu proyek yang dilaksanakan akan efektif bila

mempertimbangkan aspek-aspek yang saling berkaitan satu dengan yang lain.

(45)

21 keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi-investasi tersebut dan

mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan

proyek dan siklus pelaksanaannya (Gittinger, 1986). Aspek tersebut antara lain:

3.1.2.1. Aspek-aspek Non Finansial Studi Kelayakan

1. Aspek Pasar

Pasar merupakan aspek pertama dan terpenting untuk

dipertimbangkan karena besar kecilnya nilai investasi yang ditanamkan

akan selalu mengacu pada aspek pasar.

Pasar diartikan sebagai sebuah proses sosial dan manajerial dimana

individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka

dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai

satu sama lain (Kotler, 2002). Kotler cenderung memandang pengertian

pasar sebagai sesuatu yang kompleks, dimana pasar merupakan proses.

Sedangkan Pass (1991) berpendapat pasar adalah sekelompok hasil

produksi yang memungkinkan proses pertukaran satu dengan yang lain.

Oleh karena itu, pasar merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha

peternakan.

Aspek-aspek pasar yang perlu dipelajari dalam pelaksanaan suatu

bisnis (Husnan dan Muhammad, 2000):

a. Permintaan

Jumlah komoditi yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut

jumlah yang diminta untuk komoditi tersebut (Lipsey, 1995).

Variabel-variabel penting yang mempengaruhi permintaan tersebut

adalah harga komoditi tersebut, harga komoditas yang berkaitan,

pendapatan, selera dan jumlah populasi.

b. Penawaran

Penawaran merupakan jumlah komoditi yang akan dijual oleh

perusahaan yang berupa kuantitas yang ditawarkan oleh komoditas

(46)

22 c. Program Pemasaran

Program pemasaran merupakan bauran pemasaran yang diterapkan

perusahaan yakni; produk, harga, distribusi dan komponen promosi

(Kotler, 2002).

2. Aspek Teknis

Teknik merupakan penerapan ilmu dan teknologi untuk

menyelesaikan permasalahan melalui pengetahuan, dan pengalaman

praktis yang diterapkan mendesain objek atau proses yang berguna.

Teknik juga dapat berarti metode atau sistem mengerjakan sesuatu (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2003).

Aspek ini dianalisis dengan tujuan memberikan jawaban kelayakan

secara teknis dan pilihan teknologi yang baik untuk diterapkan. Melalui

kajian aspek teknis akan terungkap berbagai kebutuhan yang diperlukan

dalam pelaksanaan bisnis, bagaimana teknis proses produksi dilakukan,

kapasitas produksi, jenis teknologi yang diterapkan, perlengkapan

peralatan dan mesin produksi, lokasi pembudidayaan dan pengawasan

kualitas. Analisis aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang

paling sesuai dengan kebutuhan usaha yang dikaji.

3. Aspek Manajemen

Manajemen merupakan sejumlah aktivitas yang terdiri dari

kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian

pelaksanaan bisnis. Manajemen dalam pembangunan suatu proyek berupa

proses untuk merencanakan persiapan fisik dan peralatan lainnya agar

proyek dapat beroperasi tepat waktu.

4. Aspek Hukum

Merupakan badan hukum yang akan digunakan, izin usaha, akta,

sertifikat dan perizinan lain yang diperlukan untuk melaksanakan usaha

(47)

23

4.1.2.2. Aspek Kelayakan Finansial

Analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara

biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan

selama umur proyek (Husnan dan Suwarsono, 2000).

1. Teori Biaya dan Manfaat

Biaya merupakan sesuatu yang mengurangi tujuan (Gittinger,

1986). Biaya akan dikeluarkan sebelum bisnis berjalan dan selama

kegiatan operasional bisnis berlangsung. Manfaat merupakan segala

sesuatu yang membantu tujuan. Manfaat dapat terbagi menjadi ; manfaat

langsung, manfaat tidak langsung, dan manfaat yang sulit untuk diukur

dengan uang (Kadariah, 2001).

Biaya atau pengeluaran adalah nilai input yang dikeluarkan untuk

memproduksi output (Lipsey et. al, 1995). Berdasarkan volume kegiatan

biaya dibedakan atas biaya tetap (fix cost) dan biaya variabel (variable

cost). Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi

yang jumlah tetap pada volume kegiatan tertentu. Sedangkan biaya

variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan.

Biaya diartikan sebagai salah satu yang mengurangi suatu tujuan,

sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu terlaksananya

suatu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya adalah suatu korbanan yang

mengurangi manfaat yang mungkin diterima. Biaya dapat dibedakan

menjadi:

1) Biaya modal, merupakan dana untuk investasi yang penggunannya

bersifat jangka panjang. Contoh biaya modal seperti tanah, bangunan,

pabrik dan mesin.

2) Biaya operasional atau modal kerja, nerupakan kebutuhan dana yang

diperlukan pada saat kegiatan proyek mulai dilaksanakan. Contoh

biaya operasional seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.

3) Biaya lainnya, merupakan biaya selain biaya modal dan operasional

yang dikeluarkan proyek berjalan. Contoh dari biaya lainnya seperti

(48)

24 Manfaat adalah suatu hasil dari kinerja proyek dalam bentuk

kontribusi. Manfaat yang ditimbulkan proyek dapat dibedakan menjadi:

1) Manfaat langsung, merupakan manfaat yang secara langsung dapat

diukur dan dirasakan sebagai akibat dari investasi seperti peningkatan

pendapatan dan kesempatan kerja.

2) Manfaat tidak langsung, manfaat yang secara nyata diperoleh dengan

tidak langsung dari proyek dan bukan merupakan tujuan utama

proyek.

Biaya tetap dalam usaha budidaya ayam broiler adalah seperti

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sewa tanah (jika status tanah adalah

sewa), sewa kandang (jika status kandang adalah sewa), gaji pegawai,

penyusutan kandang dan peralatan peternakan. Sedangkan biaya variabel

seerti pakan, bibit, buruh harian dan pemeliharaan. Penerimaan hasil

peternakan ayam broiler adalah ayam broiler dan tinja yang dijual. Kedua

komponen tersebut adalah penerimaan, sehingga penerimaan merupakan

hasil perkalian antara total hasil dan harga (Rasyaf, 2008).

2. Cashflow

Cashflow terdiri dari inflow yang menggambarkan arus penerimaan

kas dan outflow sebagai pengeluaran kas selama jangka waktu umur

proyek (Gittinger, 1986).

3. Kriteria Kelayakan Invetasi

Kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu proyek

adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (B/C), Payback

Period (PP), dan Internal Rate of Return (IRR).

3.1.3. Konsep Nilai Waktu Uang (Time Value of Money)

Bisnis dengan investasi jangka panjang akan memberikan manfaat yang

baru dirasakan beberapa periode kedepan. Hal itu disebabkan oleh nilai invetasi

besar yang umumnya dikeluarkan pada periode awal pendirian proyek. Untuk

mengatasi hal itu, perhitungan cashflow memperhatikan konsep time preference.

Konsep time preference memberikan gambaran bahwa ada nilai yang harus

(49)

25 korbanan itu diperhitungkan karena uang yang diinvetasikan memiliki opportunity

cost yang dapat didapatkan bila uang ditabungkan.

Discounting Factor yaitu menentukan jumlah uang disaat sekarang

(present) bila diketahui sejumlah uang tertentu dimasa yang akan datang (future)

dengan memperhatikan periode waktu tertentu dan Compounding Factor yaitu

menentukan nilai uang dimasa yang akan datang jika telah diketahui sejumlah

uang saat ini dengan memperhatikan periode waktu tertentu.

3.1.4. Risiko dalam Investasi

Risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai (operasional sebagai

deviasi standar) (Keown et. al, 2004). Risiko dipakai sebagai suatu atas

pengembalian yang nilainya berupa perkiraan. Pengukuran perkiraan dalam

penilaian suatu risiko mengunakan standar deviasi ( ). Standar deviasi adalah

akar rata-rata penyimpangan pangkat dua dari setiap kemungkinan pengembalian

terhadap pengembalian yang diharapkan. Semakin besar rentang penyimpangan

yang mungkin terjadi maka semakin besar risiko yang diterima suatu bisnis. Besar

kecilnya suatu risiko dapat dipengaruhi lama usia dari invetasi yang dikeluarkan.

Semakin lama usia investasi semakin besar kemungkinan terjadi penyimpangan

atas return yang diharapkan ( ) dari return rata-rata (E), yang disebabkan

meningkatnya variabelitas. Selain faktor jangka investasi faktor-faktor lain yang

dapat membuat bisnis berisiko tinggi adalah situasi ekonomi, situasi politik,

situasi keamanan, situasi pasar, situasi konsumen dan lainnya.

Risiko adalah kemungkinan kejadian yang merugikan (Kountur, 2006).

Dalam pelaksanaan kegiatan, pelaku bisnis dihadapkan pada berbagai

kemungkinan kejadian yang merugikan. Kejadian merugikan yang tergolong

dalam risiko seperti barang yang tidak dapat dijual, harga bahan baku yang

tiba-tiba meningkat dan kemungkinan lain. Tiga unsur yang selalu ada dalam setiap

risiko (Kountur, 2006):

1) Risiko adalah suatu kejadian,

2) Kejadian tersebut masih mengandung kemungkinan yang berarti bisa terjadi

atau bisa tidak terjadi,

(50)

26 Risiko dikelompokkan berdasarkan akibat yang ditimbulkan dan

penyebabnya. Jenis Risiko yang dikelompokkan berdasarkan akibat yang

ditimbulkan risiko adalah risiko spekulatif dan risiko murni. Sedangkan jenis

risiko yang dikelompokkan berdasarkan penebabnya adalah risiko keuangan dan

operasional.

Pengurangan risiko dapat dilakukan dengan diversifikasi portofolio, akan

tetapi hanya pada suatu titik tertentu. Risiko yang dapat dihidari terbatas pada

risiko spesifik atau risiko unik perusahaan (risiko yang dapat didiversifikasikan

atau tidak sistematik). Risiko yang sistematik atau risiko pasar (risiko yang tidak

dapat didiversifikasi) tidak dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi portofolio,

(Keown et. al, 2004).

Teori portofolio dan model penentuan harga aktiva berguna dalam

masalah penilaian invetasi dengan memasukkan unsur risiko (yang diukur dengan

menggunakan standar deviasi) bisa dihilangkan dengan menggunakan

diversifikasi. Dengan diversikasi akan terdapat beberapa alternatif investasi yang

dapat dipilih. Dengan berbagai pilihan investasi maka fluktuasi tingkat

keuntungan akan semakin berkurang karena saling menguntungkan dan menutupi

kekurangan antar pilihan investasi. Oleh karena itu, standar sekumpulan investasi

akan lebih kecil penyimpangannya dari investasi tunggal. Investasi yang memiliki

nilai nol, maka tingkat keuntungannya tidak mengandung unsur risiko (tingkat

keuntungan bebas risiko). Tetapi bila risiko diukur dengan standar deviasi maka

teori yang diapai adalah teori portofolio dan model penentuan harga aktiva

(Husnan dan Muhammad, 2000).

Terdapat tiga jenis risiko yang terpisah dan berbeda satu dengan yang lain

(Weston dan Brigham, 1995):

1) Risiko berdikari (stand alone risk), yaitu semua risiko yang didasari pada

asumsi bahwa bisnis tersebut merupakan satu-satunya aktiva perusahaan dan

bahwa perusahaan merupakan satu-satunya perusahaan yang dimiliki

investor.

2) Risiko dalam perusahaan (within firm risk), yaitu risiko yang diukur tanpa

(51)

27 3) Risiko pasar atau beta (market or beta risk), yaitu bagian dari risiko bisnis

yang tdak dapat dieliminasi melaui diversifikasi, diukur dengan beta

koefisien.

Risiko yang ada dalam bisnis yang dijalankan Bapak Marhaya dalam

usaha budidaya ayam broiler yang dilakukan selama ini termasuk kedalam risiko

berdikari. Risiko tersebut diperhitungkan dengan penentuan ketidakpastian yang

terkandung dalam arus kas bisnis. Terdapat tiga teknik yang dapat digunakan

dalam memperkirakan risiko berdikari, yaitu:

1. Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisis dalam menentukan bagaimana

distribusi pengmbalian yang mungkin untuk bisnis dipengaruhi oleh perubahan

salah satu variabel input (Keown et. al, 2004). Analisis sensitivitas dilakukan pada

sebuah proyek dengan memakai tiga kemungkinan perubahan, yaitu (Siahaan,

2009):

Variabel unit penjualan dinaikkan atau diturunkan sebesar presentase tertentu,

sementara lainnya konstan.

Variabel penyusutan diubah, dinaikkan atau diturunkan sebesar presentase

tertentu, sementara variabel input lainnya dianggap konstan.

Cost of kapital (k) diubah, sementara variabel lainnya dianggap konstan.

Analisis sensitivitas banyak digunakan untuk mengukur

perubahan-perubahan pada bisnis yang akan berpengaruh pada kelayakan finansial. Metode

ini cocok digunakan untuk bisnis yang menghadapi risiko, namun kelemahan dari

metode ini adalah kurang cocok jika digunakan pada bisnis yang melakukan

kontrak kerja. Oleh karena itu perlu analisis lanjutan untuk mengatasi

permasalahan tersebut, metode yang dipakai adalah analisis skenario.

2. Analisis Skenario

Analisis Skenario merupakan salah satu variasi dari analisis sensitivitas.

Secara definisi sensitivity analisys adalah a technique which indicates exactly how

much the NPV will change in response to a given change in an variable, other

things held constant (Siahaan, 2009). Analisis skenario mengidentifikasikan hasil

yang mungkin terjadi dalam kategori kasus yang paling jelek, terbaik, dan yang

Gambar

Tabel 2. Perkembangan Produksi Hewan Ternak di Kabupaten Bogor Tahun 2009-2010
Tabel 4.  Kebutuhan Zat Nutrisi yang diperlukan Ayam Broiler
Gambar 1.  Kerangka Alur Pemikiran Operasional
Gambar 2.  Saluran Pemasaran Ayam Broiler pada Peternakan Ayam Broiler
+7

Referensi

Dokumen terkait

penghapusbukuan sebagai bentuk penyelesaian kredit macet dan akibat hukum penghapusbukuan oleh bank terhadap utang debitur atas kredit macet. Kajian dalam artikel ini

Korosi retak tegang (Stress Corrosion Cracking) adalah istilah yang diberikan untuk peretakan intergranular atau transgranular pada logam akibat kegiatan gabungan antara

The trial results of wall clocks as health media promotion for DHF prevention, suggested that there were differences in the housewives PSN-DBD action and differences also in

T api saya lebih cenderung melakukan cara dakwahnya nabi Muhammad dengan ceramah yang membangun.. orang-orang sukses, agar siswa terpancing. Manusia kan

Pemilihan cerita rayat Deleng Pertektekken ini berasal dari Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo dan merupakan sastra lisan masyarakat Karo.Dalam

Pertidaksamaan Pecahan, Irrasional dan Mutlak 1 PERTIDAKSAMAAN PECAHAN,A. IRRASIONAL

untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan modal.. 3) sendiri atau modal pinjaman serta mengetahui kemampuan perusahaan. untuk memenuhi kewajibannya, setelah

Program penyelesaian masalah ekonomi yang dapat penulis berikan adalah dengan berdiskusi mengenai permasalahan ekonomi yang dihadapi dan memberikan beberapa opsi-opsi