• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

No Aktivitas 8 Revisi proposal

(2)

15 Mengumpulkan

(3)

RSUP Haji Adam Malik Medan Oleh:

Diana Ulfa Sari

Saya adalah Diana Ulfa Sari mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatan USU yang melakukan penelitian dengan judul “Peran Perawat

Dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik

Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat dalam pencegahan luka

tekan pada pasien tirah taring di RSUP Haji Adam Malik medan. Penelitian ini

merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu

Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Peneliti menjamin

bahwa penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan dampak negatif kepada bapak/ ibu/

saudara/ saudari sebagai responden. Penelitian ini akan meberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu keperawatan.

Peneliti juga mengharagai dan menghormati hak responden dengan cara menjaga

kerahasiaan identitas diri dan data yang diberikan responden selama pengumpulan data

hingga penyajian data. Peneliti sangat mengharapkan partisipasi bapak/ ibu/ saudara/

saudari sebagai responden dalam penelitian ini, namun jika bapak/ ibu/ saudara/ saudari

tidak bersedia maka bapak/ ibu/ saudara/ saudari berhak untuk menolak karena tidak ada

unsur paksaan dalam pengisian kuesioner penelitian. Demikianlah informasi ini saya

sampaikan, atas kesediaan dan partisipasi saudara/ saudari saya ucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2016

(4)

Lampiran 3

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Petunjuk pengisian kuisioner :

Dalam pengisian kuesioner ini, Bapak/Ibu/Sdra/Sdri diharapkan mengikuti petunjuk ini:

1. Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dibawah ini dengan memberi tanda checklist (√) atau mengisi jawaban pada tempat yang telah disediakan.

2. Semua pernyataan harus dijawab. Bila ada yang kurang dimengerti, dapat ditanyakan kepada peneliti.

1. Data Demografi

1. Nomor responden (diisi oleh penelitian): ... 2. Nama (inisial) :

3. Usia : ... tahun

4. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan 5. Pendidikan terakhir : ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA

( ) Diploma ( ) Sarjana ( ) Tidak sekolah

(5)

PASIEN TIRAH BARING YANG DIRAWAT DI RSUP HAJI ADAM

MALIK MEDAN

Petunjuk pengisian kuisioner :

a. Pilihlah jawaban yang menurut paling Bapak/Ibu/Sdra/Sdri sesuai

b. Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dibawah ini dengan memberi tanda checklist (√) atau mengisi jawaban pada tempat yang telah disediakan.

Dengan pilihan jawaban:

TP = Tidak Pernah KK = Kadang- kadang SS = Sangat Sering J = Jarang S = Sering

NO PERNYATAAN TP J KK S SS

1 Perawat memeriksa kulit pasien

2 Perawat memandikan pasien dengan menggunakan air 2 x sehari

3 Perawat memandikan pasien dengan menggunakan sabun 2 x sehari

4 Perawat merubah posisi pasien setiap 2 jam sekali

5 Perawat melindungi bagian tubuh pasien yang menonjol seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal

(6)

untuk mengurangi tekanan

8 Perawat memposisikan pasien miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan 9 Perawat memperbaiki alas tidur/ sprei

pasien apabila alas tidur pasien kusut 10 Perawat menjaga kebersihan tempat

tidur pasien setiap hari

11 Perawat menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan pada keluarga dan pasien.

12 Perawat menjelaskan pada pasien siapa yang bisa dihubungi klien jika terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

13 Perawat mengajarkan pasien atau keluarga untuk selalu menjaga kebersihan, terutama kulit pasien

14 Perawat menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang pentingnya menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit pasien ( mis: minya zaitun, minyak kelapa) 15 Perawat menjelaskan kepada pasien

atau keluarga tentang pentingnya menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

16 Perawat mengajarkan keluarga untuk memandikan pasien/ dengan waslap 2 x sehari untuk menjaga kebersihan klien 17 Perawat mengajarkan pasien dan

(7)

duduk tidak lebih dari 2 jam, pada saat pasien sudah mampu duduk

19 Perawat mengajarkan keluarga untuk selalu mengusahakan agar alas tidur pasien tidak kusut

(8)
(9)
(10)

Lampiran 5

Fotokopi literatur dari buku Tinta printer

2 Pengumpulan data Izin realib

Izin penelitian Transportasi

Penggandaan kuisioner dan lembar persetujuan responden

3 Analisa data dan penyusuna laporan Pencetakan skripsi

Penggandaan dan penjilidan skripsi

Rp. 80.000,- Rp. 150.000,-

4 Biaya tak terduga Rp. 100.000,-

(11)

Nama : Diana Ulfa Sari

Tempat tanggal lahir : Takengon, 20 Januari 1995 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Dr. Mansyur No.84AF No. HP : 082272402827

Riwayat Pendidikan :

No Tahun Nama Institusi

1. 1998-2000 TK 1001

2. 2000-2006 SDN 9 lut tawar

3. 2006-2009 SMPN 1 Takengon

4. 2009-2012 SMAN 4 Takengon

5. 2012-sekarang Fakultas Keperawatan Universitas

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

HASIL UJI VALIDITAS

Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Perrnyataan No.

Dosen Ahli I Dosen Ahli II CVI

1 4 4 2/2 = 1

2 4 4 2/2 = 1

3 4 4 2/2 = 1

4 4 4 2/2 = 1

5 4 4 2/2 = 1

6 4 4 2/2 = 1

7 4 4 2/2 = 1

8 4 4 2/2 = 1

9 4 4 2/2 = 1

10 4 4 2/2 = 1

11 4 4 2/2 = 1

12 4 4 2/2 = 1

13 4 4 2/2 = 1

14 4 4 2/2 = 1

15 4 4 2/2 = 1

16 4 4 2/2 = 1

17 4 4 2/2 = 1

18 4 4 2/2 = 1

19 4 4 2/2 = 1

20 4 4 2/2 = 1

(22)
(23)

3 1 1 1 3 1 1 1 1 5 5 1 5 5 1 5 5 5 3 5 1 56 Cukup 2

4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 5 1 1 5 1 36 Kurang 1

5 4 1 1 1 1 4 1 1 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 63 Cukup 2

6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Kurang 1

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Kurang 1

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 5 1 1 1 1 26 Kurang 1

9 3 1 1 1 3 2 2 1 1 4 2 2 3 2 2 3 4 3 4 4 48 Cukup 2

10 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 28 Kurang 1

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Kurang 1

12 1 1 1 1 1 1 5 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 36 Kurang 1

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Kurang 1

14 3 1 1 2 2 2 1 2 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 5 2 59 Cukup 2

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 5 5 1 5 1 40 Kurang 1

16 4 1 1 1 1 3 1 3 3 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 4 55 Cukup 2

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 22 Kurang 1

18 4 2 1 1 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 58 Cukup 2

19 1 1 1 3 3 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 4 3 1 3 37 Kurang 1

20 5 1 1 5 5 5 1 5 5 5 5 3 5 1 1 5 3 1 5 3 70 Cukup 2

21 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 25 Kurang 1

(24)

27 1 1 1 1 2 2 2 2 4 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 42 Kurang 1

28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 22 Kurang 1

29 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 2 1 1 1 4 4 5 3 41 Kurang 1

30 1 1 1 1 3 1 1 1 3 3 4 1 3 1 4 4 4 3 3 4 47 Cukup 2

31 3 1 1 1 1 1 1 5 5 3 1 3 4 1 1 1 1 1 1 1 37 Kurang 1

32 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 4 5 1 4 4 1 4 4 4 48 Cukup 2

33 1 1 1 1 3 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 27 Kurang 1

34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 3 1 1 5 5 1 5 3 44 Kurang 1

35 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 32 Kurang 1

36 1 5 5 1 1 1 5 1 5 5 1 1 5 3 1 5 5 1 5 1 58 Cukup 2

37 5 1 1 3 3 3 1 3 5 5 1 5 5 1 1 5 3 1 5 3 60 Cukup 2

38 1 3 3 1 1 1 5 1 1 1 3 5 5 5 1 5 1 1 5 5 54 Cukup 2

39 3 2 3 1 5 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 65 Cukup 2

40 5 5 1 1 3 5 5 1 5 5 5 5 4 1 1 1 1 1 1 1 57 Cukup 2

41 1 1 1 1 1 1 2 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 Kurang 1

42 3 1 1 1 1 4 1 1 3 1 5 5 5 5 1 1 5 1 1 5 51 Cukup 2

43 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Kurang 1

44 5 5 5 1 1 1 5 1 5 5 1 5 5 1 3 5 5 1 5 3 68 Cukup 2

45 3 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 58 Cukup 2

46 4 4 4 1 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 68 Cukup 2

47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 23 Kurang 1

48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 4 95 Baik 3

49 1 1 1 1 1 2 2 1 1 4 4 1 4 2 2 2 2 1 2 2 37 Kurang 1

(25)

PENCEGAHAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING DI RSUP HAJI DAM MALIK MEDAN

peranperawat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 29 58.0 58.0 58.0

cukup 20 40.0 40.0 98.0

baik 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

FREKUENSI DAN PERSENTASE PERAN PERAWAT SEBAGAI PEMBERI ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PENCEGAHAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING DI RSUP HAJI DAM MALIK MEDAN

pemberiasuhankeperawatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 38 76.0 76.0 76.0

cukup 9 18.0 18.0 94.0

baik 3 6.0 6.0 100.0

(26)

FREKUENSI DAN PERSENTASE PERNYATAAN KUISIONER PERAN PERAWAT SEBAGAI PEMBERI ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PENCEGAHAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING DI RSUP HAJI DAM MALIK MEDAN

pernyataan1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 31 62.0 62.0 62.0

jarang 1 2.0 2.0 64.0

kadang-kadang 7 14.0 14.0 78.0

sering 5 10.0 10.0 88.0

sangat sering 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 41 82.0 82.0 82.0

jarang 2 4.0 4.0 86.0

kadang-kadang 1 2.0 2.0 88.0

sering 2 4.0 4.0 92.0

sangat sering 4 8.0 8.0 100.0

(27)

Valid tidak pernah 43 86.0 86.0 86.0

kadang-kadang 2 4.0 4.0 90.0

sering 2 4.0 4.0 94.0

sangat sering 3 6.0 6.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 43 86.0 86.0 86.0

jarang 1 2.0 2.0 88.0

kadang-kadang 4 8.0 8.0 96.0

sangat sering 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 36 72.0 72.0 72.0

jarang 4 8.0 8.0 80.0

kadang-kadang 7 14.0 14.0 94.0

sangat sering 3 6.0 6.0 100.0

(28)

pernyataan6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 32 64.0 64.0 64.0

jarang 4 8.0 8.0 72.0

kadang-kadang 5 10.0 10.0 82.0

sering 5 10.0 10.0 92.0

sangat sering 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 33 66.0 66.0 66.0

jarang 7 14.0 14.0 80.0

kadang-kadang 2 4.0 4.0 84.0

sering 2 4.0 4.0 88.0

sangat sering 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 37 74.0 74.0 74.0

jarang 4 8.0 8.0 82.0

kadang-kadang 5 10.0 10.0 92.0

sering 1 2.0 2.0 94.0

sangat sering 3 6.0 6.0 100.0

(29)

Valid tidak pernah 17 34.0 34.0 34.0

jarang 5 10.0 10.0 44.0

kadang-kadang 8 16.0 16.0 60.0

sangat sering 5 10.0 10.0 70.0

sering 15 30.0 30.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 15 30.0 30.0 30.0

jarang 4 8.0 8.0 38.0

kadang-kadang 9 18.0 18.0 56.0

sering 6 12.0 12.0 68.0

sangat sering 16 32.0 32.0 100.0

(30)

FREKUENSI DAN PERSENTASE PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DALAM PENCEGAHAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING DI RSUP HAJI DAM MALIK MEDAN

edukator

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 26 52.0 52.0 52.0

cukup 18 36.0 36.0 88.0

baik 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

FREKUENSI DAN PERSENTASE PERNYATAAN KUISIONER PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DALAM PENCEGAHAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING DI RSUP HAJI DAM MALIK MEDAN

pernyataan11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 27 54.0 54.0 54.0

jarang 3 6.0 6.0 60.0

kadang-kadang 3 6.0 6.0 66.0

sering 9 18.0 18.0 84.0

sangat sering 8 16.0 16.0 100.0

(31)

Valid tidak pernah 27 54.0 54.0 54.0

jarang 3 6.0 6.0 60.0

kadang-kadang 3 6.0 6.0 66.0

sering 6 12.0 12.0 78.0

sangat sering 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 13 26.0 26.0 26.0

jarang 7 14.0 14.0 40.0

kadang-kadang 6 12.0 12.0 52.0

sering 9 18.0 18.0 70.0

sangat sering 15 30.0 30.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 36 72.0 72.0 72.0

jarang 4 8.0 8.0 80.0

kadang-kadang 3 6.0 6.0 86.0

sering 4 8.0 8.0 94.0

sangat sering 3 6.0 6.0 100.0

(32)

pernyataan15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 32 64.0 64.0 64.0

jarang 8 16.0 16.0 80.0

kadang-kadang 3 6.0 6.0 86.0

sering 5 10.0 10.0 96.0

sangat sering 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 21 42.0 42.0 42.0

jarang 4 8.0 8.0 50.0

kadang-kadang 6 12.0 12.0 62.0

sering 5 10.0 10.0 72.0

sangat sering 14 28.0 28.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 23 46.0 46.0 46.0

jarang 3 6.0 6.0 52.0

kadang-kadang 7 14.0 14.0 66.0

sering 8 16.0 16.0 82.0

sangat sering 9 18.0 18.0 100.0

(33)

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak pernah 35 70.0 70.0 70.0

kadang-kadang 7 14.0 14.0 84.0

sering 6 12.0 12.0 96.0

sangat sering 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 18 36.0 36.0 36.0

jarang 5 10.0 10.0 46.0

kadang-kadang 3 6.0 6.0 52.0

sering 7 14.0 14.0 66.0

sangat sering 17 34.0 34.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 21 42.0 42.0 42.0

jarang 6 12.0 12.0 54.0

kadang-kadang 10 20.0 20.0 74.0

sering 9 18.0 18.0 92.0

sangat sering 4 8.0 8.0 100.0

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Cetakan 14 Edisi Revisi VII. Jakarta: PT Rineka Cipta

Aprilis, P. O. (2015). Analisis Beban Kerja Keperawatan Untuk Memperkirakan Kebutuhan Tenaga Perawat di BaGian Rawat Inap Terpadu A RSUP H. Adam Malik Medan. Diunduh pada tanggal 30 juni 2016 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/57907/3/Chapter%20III -VI.pdf.

Bastable, S. B. (2002). Perawat sebagai pendidik: Prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran. Jakarta: EGC.

Bujang, dkk. (2013). Pengaruh Alih Baring terhadap Kejadian Dekubitus pada Pasien Stroke yang Mengalami Hemiparesis di Ruang Yudistira RSUD Semarang.

Erfandi, E. (2013). Evolusi manajemen luka. Jakarta: TIM.

Hidayat, A.A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medica.

Husin, dkk. (2009). Pembinaan Sikap Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin. Diunduh pada tanggal 30 juni 2016

http://desentralisasikesehatan.net/index.php?option=com_content&view =article&catid=36:diksui-2010&id=274:Pembinaaan Sikap Perawat. Hutahaean, S. (2010). Konsep dan dokumentasi proses keperawatan. Jakarta:

Trans Info Media.

Morison, M. J. (2015). Manajemen luka. Jakarta: EGC.

Notoademodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan : Pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Polit & Hungler. (1995), Nursing research princip les & Methods, Philadelphia Lippincot

(35)

penyakit dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riyanto, A (2011). Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Sari, M. D. & Sitorus, J. 2013. Pengaruh mobilisasi pasif terhadap pencegahan dekubitus pada pasien di zaal E Rs Hkbp Balige tahun 2012. Jurnal Keperawatan Hkbp Balige, vol 1 (1)

Suheri. (2009). Gambaran lama hari rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien imobilisasi di RSUP HAM Medan. Medan: Fakultas Keperawatan USU

Samsinar. (2014). Resiko dekubitus pada pasien yang dirawat di RSUP HAM Medan. Medan: Fakultas Keperawatan USU

Sulistyawati, R. A. (2014). Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat terhadap Pencegahan Luka Dekubitus pada Pasien Bed Rest di RSUD Saras Husada Purworejo. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta.

Sunaryanti, B. (2013). Perbedaan Pengaruh Antara Pemberian Minyak Kelapa dengan Pendidikan Kesehatan Tentang Reposisi Terhadap Pencegahan Dekubitus.

Tarihoran, dkk. (2010). Penurunan Kejadian Luka Tekan Grade I (Non Blanchable Erythema) pada Klien Stroke Melalui Posisi Miring 30 Derajat. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 13, No. 3, 181-186.

Yusuf, S. (2010). Konsep dasar luka dekubitus. Scribd. Diperoleh tanggal 20 Desember 2010 dari

(36)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1Kerangka Penelitian

Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara konsep-konsep yang diukur atau diamati melalui penelitian yang dilakukan (Riyanto, 2011). Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Skema 3.1 Kerangka penelitian peran perawat dalam pencegahan luka tekan

pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

Peran perawat dalam pencegahan luka luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

(37)

No Variabel Depenisi operasional Alat ukur Hasil ukur Cara ukur skala baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

(38)
(39)

4.1Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk untuk mengetahui peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan tirah baring yang berada di RA4, RB2, dan RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan yangberjumlah sebanyak178 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Sampel penelitian ini adalah pasien lansia dengan tirah baring yang mengalami keterbatasan gerak di RA4, RB2, dan RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan yang berjumlah sebanyak 50 orang.

4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

(40)

4.3Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan alasan tersedianya sampel yang memadai, dan penelitian mengenai peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring belum pernah diteliti di rumah sakit tersebut. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016.

4.4Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin untuk meneliti dari Fakultas Keperawatan USU dan RSUP Haji Adam Malik Medan dan mendapat persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU (Ethical Clearance). Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan

(41)

bentuk apapun.

4.5Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam bentuk kuisioner yang dikembangkan berdasarkan kerangka penelitian yang telah disusun mengacu kepada tinjauan pustaka. Lembar kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu data demografi dan lembar format berupa pernyataan untuk peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring.

Kuisioner data demografi meliputi inisial nama, jenis kelamin, usia, dan lama dirawat. Data demografi bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden dan mendeskripsikannya dalam distribusi frekuensi dan presentase.

(42)

Dimana P merupakan panjang kelas dan rentang kelas adalah nilai tertinggi dikurang nilai terendah. Jumlah skor tertinggi yang akan didapat adalah adalah nilai tertinggi dikurang nilai terendah. Jumlah skor tertinggi yang didapat adalah 100 dan skor terendah adalah 20. Jadi, rentang kelas sebesar 80 dan banyak kelas 3 yaitu baik, cukup dan kurang sehingga diperoleh P= 26. Maka didapat peran perawat dalam pencegahan dekubitus dikatakan kurang dengan skor 20- 46, cukup 47- 73, dan baik 74- 100.

Untuk menentukan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam pencegahan luka tekan akan dibagi dalam kategori baik, cukup, kurang. Dimana jumlah pernyataan ada 10 (nomor 1- 10) Jumlah skor tertinggi yang didapat adalah 50 dan skor terendah adalah 10. Jadi, rentang kelas sebesar 40 dan banyak kelas 3 yaitu baik, cukup dan kurang sehingga diperoleh P=13. Maka didapat peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam pencegahan luka tekan dikatakan kurang dengan skor 10- 23, cukup 24- 35, dan baik 36- 50.

(43)

Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrument dikatakan valid jika instrument itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur. Instrumen penelitian peran perawat dibuat oleh peneliti, sehingga perlu dilakukan uji validitas untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan validitas isi, pengujian validitas isi dilakukan dengan memberikan instrumen penelitian, kriteria dan lembar penilaian Content Validity Index (CVI) kepada dosen Fakultas Keperawatan yang ahli dibidang perawatan luka, yaitu Ibu Cholina Trisa Siregar, S. Kep., Sp.KMB., M.Kep dan Bapak Ns. Asrizal, M.Kep., RN., WOC(ET)N, CHt.N. Hasil uji validitas dikatakan valid dilihat berdasarkan Coefisient Validity Index (CVI ). Kriteria Penilaian CVI (Content Validity Index) menurut Polit& Beck (2006) adalah sebagai berikut, setiap pernyataan diberi skor 1 dengan pernyataan dinyatakan tidak valid dan tidak relevan, diberi skor 2 dengan pernyataan dinyatakan belum valid dan membutuhkan banyak revisi, diberi skor 3 dengan pernyataan valid dan membutuhkan sedikit revisi, diberi skor 4 dengan pernyataan valid dan sangat relevan. Setelah itu, nilai validitas dihitung dengan mengunakan rumus:

Nilai Validitas :

(44)

peran perawat salam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring yang didapat adalah 1 dan dinyatakan bahwa kuesioner penelitian ini telah valid dan layak untuk diberikan kepada responden.

4.6.2 Realibilitas

Uji reabilitas pada penelitian ini dilakukan sebelum pengumpulan data di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan kepada pasien yang mengalami tirah baring. Untuk uji realibilitas diambil 20 orang pasien yang berada di RSUD dr. pirngadi pada responden yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Uji reliabilitas kuesioner penelitian ini akan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Menurut Polit dan beck (2012) bahwa suatu instrumen dinyatakan

reliabel jika nilai reliabilitasnya > 0,80. Hasil uji reliabilitas dari 20 pernyataan yang diberikan kepada 20 orang pasien lansia dengan tirah baring yang mengalami keterbatasan gerakdi RSUD dr. Pirngadi adalah 0,918.

4.7Pengumpulan Data

(45)

informed concent (surat persetujuan).

Pada saat pengambilan kuesioner, peneliti melihat kelengkapan jawaban responden, jika dalam kuesioner ada pertanyaan yang belum diisi oleh responden maka peneliti menjelaskan maksud dari pertanyaan tersebut, sehingga semua pertanyaan terjawab, dan peneliti mengumpulkan semua kuesioner.

4.8Analisa Data

Setelah data terkumpul maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu memeriksa kelengkapan identitas responden serta memastikan bahwa semua pertanyaan telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua Coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuisioner untuk mempermudah tabulasi dan analisa data, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuisioner ke dalam program komputer dengan menggunakan sitem komputerisasi pengolah data, tahap ke empat cleaning yaitu memeriksa kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Selanjutnya melakukan analisa data secara deskriptif statistik.

Pengolahan data demografi yang meliputi inisial nama, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dengan mendeskripsikan distribusi frekuensi dan persentase dalam bentuk narasi dan tabel.

(46)
(47)

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan setelah dilakukan pengumpulan data pada bulan Mei – Juni 2016 di RSUP Haji Adam Malik Medan.

5.1Hasil Penelitian

Hasil penelitian dijabarkan mulai dari deskripsi karakteristik responden, dan deskripsi peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baringdi RSUP Haji Adam Malik Medan. Data hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Mei- Juni 2016 kepada 50 pasien di RA4, RB2, RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan.

5.1.1 Karakteristik Responden

(48)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Responden (N=50)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia

5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan Hasil yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian pada bulan mei-juni 2016 di ruangan RA4, RB2, RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan diperoleh peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring lebih dari setengah total pasien mempersepsikan kurang (58%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.2).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

Pernyataan Frekuensi (n) Persentase (%)

(49)

Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan lebih dari setengah responden mempersepsikan kurang (76%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.3).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

Pernyataan Frekuensi (n) Persentase (%)

pemberi asuhan keperawatan baik

cukup kurang total

3 9 38 50

6 18 76 100

(50)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Tidak Pernah dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Tidak Pernah Total

f (%) f (%) 1 Memandikan dengan menggunakan sabun 43 (86) 50 (100) 2 Merubah posisi setiap 2 jam sekali 43 (86) 50 (100) 3 Memandikan dengan menggunakan air hangat 41 (82) 50 (100) 4 Memposisikan miring 30 derajat untuk

mengurangi tekanan

37 (74) 50 (100)

5 Melindungi bagian tubuh yang menonjol seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal

36 (72) 50 (100)

6 Meninggikan bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan

33 (66) 50 (100)

7 Memperhatikan kulit pada saat merubah posisi 32 (64) 50 (100)

8 Memeriksa kulit 31 (62) 50 (100)

9 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas tidur kusut

17 (34) 50 (100)

10 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari 15 (30) 50 (100)

Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat jarang Meninggikan bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan (14%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.5).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Jarang dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Jarang Total

f (%) f (%) 1 Meninggikan bagian kepala tempat tidur

setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan

7 (14) 50 (100)

2 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas tidur kusut

5 (10) 50 (100)

3 Melindungi bagian tubuh yang menonjol seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal

4 (8) 50 (100)

4 Memposisikan miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan

4 (8) 50 (100)

(51)

10 Memandikan dengan menggunakan sabun 0 (0) 50 (100)

Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat kadang-kadang Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari (18%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.6).

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Kadang-Kadang dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Kadang-kadang Total

f (%) f (%)

1 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari 9 (18) 50 (100) 2 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas

tidur kusut

8 (16) 50 (100)

3 Melindungi bagian tubuh yang menonjol seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal

7 (14) 50 (100)

4 Memeriksa kulit 7 (14) 50 (100)

5 Memposisikan miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan

5 (10) 50 (100)

6 Memperhatikan kulit pada saat merubah posisi

5 (10) 50 (100)

7 Merubah posisi setiap 2 jam sekali 4 (8) 50 (100) 8 Memandikan dengan menggunakan sabun 2 (4) 50 (100) 9 Meninggikan bagian kepala tempat tidur

setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan

2 (4) 50 (100)

10 Memandikan dengan menggunakan sabun 2 (4) 50 (100)

(52)

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Sering dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Sering Total

f (%) f (%)

1 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari 6 (12) 50 (100)

2 Memeriksa kulit 5 (10) 50 (100)

3 Memperhatikan kulit pada saat merubah posisi

5 (10) 50 (100)

4 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas tidur kusut

5 (10) 50 (100)

5 Memandikan dengan menggunakan sabun 2 (4) 50 (100) 6 Meninggikan bagian kepala tempat tidur

setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan

2 (4) 50 (100)

7 Memandikan dengan menggunakan air hangat

2 (4) 50 (100)

8 Memposisikan miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan

1 (2) 50 (100)

9 Merubah posisi setiap 2 jam sekali 0 (0) 50 (100) 10 Melindungi bagian tubuh yang menonjol

seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal

0 (0) 50 (100)

Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat sangat sering menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari (32%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.8).

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Sangat Sering dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Sangat Sering Total

f (%) f (%)

1 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari 16 (32) 50 (100) 2 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas

tidur kusut

15 (30) 50 (100)

3 Meninggikan bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan

6 (12) 50 (100)

4 Memeriksa kulit 6 (12) 50 (100)

5 Memandikan dengan menggunakan air hangat

(53)

seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal

8 Memposisikan miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan

3 (6) 50 (100)

9 Memperhatikan kulit pada saat merubah posisi

3 (6) 50 (100)

10 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas tidur kusut

2 (4) 50 (100)

5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran perawat sebagai edukator dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring sebagian besar pasien mempersepsikan kurang (52%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.9).

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

Pernyataan Frekuensi (n) Persentase (%)

Edukator

(54)

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Tidak Pernah dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Tidak Pernah Total

f (%) f (%)

1 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit (mis: minyak zaitun, minyak kelapa)

36 (72) 50 (100)

2 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 35 (70) 50 (100) 3 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

32 (64) 50 (100)

4 menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan 27 (54) 50 (100) 5 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika

terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

2 (54) 50 (100)

6 mengajarkan cara merubah posisi yang baik 23 (46) 50 (100) 7 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk

menjaga kebersihan

21 (42) 50 (100)

8 memotivasi dan memberikan dukungan psikososial

21 (42) 50 (100)

9 mengajarkan untuk selalu mengusahakan agar alas tidur tidak kusut

18 (36) 50 (100)

10 mengajarkan selalu menjaga kebersihan, terutama kulit

13 (26) 50 (100)

(55)

Medan (N=50)

No PERNYATAAN Jarang Total

f (%) f (%)

1 menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

8 (16) 50 (100)

2 mengajarkan selalu menjaga kebersihan, terutama kulit

7 (14) 50 (100)

3 memotivasi dan memberikan dukungan psikososial

6 (12) 50 (100)

4 mengajarkan untuk selalu mengusahakan agar alas tidur tidak kusut

5 (10) 50 (100)

5 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit (mis: minyak zaitun, minyak kelapa)

4 (8) 50 (100)

6 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan

4 (8) 50 (100)

7 menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan 3 (6) 50 (100) 8 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika

terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

3 (6) 50 (100)

9 mengajarkan cara merubah posisi yang baik 3 (6) 50 (100) 10 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 0 (0) 50 (100)

Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar responden mengatakan perawat kadang-kadang memotivasi dan memberikan dukungan psikososial (20%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.12).

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Kadang-Kadang dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Kadang-kadang Total

f (%) f (%)

1 memotivasi dan memberikan dukungan psikososial

10 (20) 50 (100)

2 mengajarkan cara merubah posisi yang baik 7 (14) 50 (100) 3 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 7 (14) 50 (100) 4 mengajarkan selalu menjaga kebersihan,

terutama kulit

(56)

7 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

3 (6) 50 (100)

8 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit (mis: minyak zaitun, minyak kelapa)

3 (6) 50 (100)

9 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

3 (6) 50 (100)

10 mengajarkan untuk selalu mengusahakan agar alas tidur tidak kusut

3 (6) 50 (100)

Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar responden mengatakan perawat sering menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan (18%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.13).

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Sering dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Sering Total

f (%) f (%)

1 menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan 9 (18) 50 (100) 2 mengajarkan selalu menjaga kebersihan,

terutama kulit

9 (18) 50 (100)

3 memotivasi dan memberikan dukungan psikososial

9 (18) 50 (100)

4 mengajarkan cara merubah posisi yang baik 8 (16) 50 (100) 5 mengajarkan untuk selalu mengusahakan

agar alas tidur tidak kusut

7 (14) 50 (100)

6 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 6 (12) 50 (100) 7 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika

terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

6 (12) 50 (100)

8 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

5 (10) 50 (100)

9 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan

5 (10) 50 (100)

10 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit (mis: minyak zaitun, minyak kelapa)

(57)

mengusahakan agar alas tidur tidak kusut (34%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.14).

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Sangat Sering dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Sangat Sering Total

f (%) f (%)

1 mengajarkan untuk selalu mengusahakan agar alas tidur tidak kusut

17 (34) 50 (100)

2 mengajarkan selalu menjaga kebersihan, terutama kulit

15 (30) 50 (100)

3 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan

14 (28) 50 (100)

4 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

11 (22) 50 (100)

5 mengajarkan cara merubah posisi yang baik 9 (18) 50 (100) 6 menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan 8 (16) 50 (100) 7 memotivasi dan memberikan dukungan

psikososial

4 (8) 50 (100)

8 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit (mis: minyak zaitun, minyak kelapa)

3 (6) 50 (100)

9 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

2 (4) 50 (100)

10 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 2 (4) 50 (100)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

(58)

perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring sangat dibutuhkan karena hampir 95% luka tekan dapat dicegah melalui tindakan keperawatan (The Agency for Health Care Policy and Research, 1994 dalam Potter & Perry, 2010).

Hal ini menekankan bawah pencegahan menjadi sangat penting yang harus diperhatikan.

Hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap perawat di RSUP Haji Adam Malik Medan bahwa tidak sebandingnya rasio jumlah perawat dan jumlah pasien dengan intervensi yang harus dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti berasumsi bahwa adanya faktor hambatan terkait kuantitas jumlah perawat yang kurang sehingga peran perawat tidak dapat terlaksana dengan baik.

Hal ini didukung oleh penelitian Aprilis (2015) tentang analisis beban kerja keperawatan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga perawat dibagian rawat inap terpadu A RSUP Haji Adam Malik Medan mengatakan bahwa beban kerja yang beragam dan bertambahnya tugas dan tanggung jawab perawat, disamping perawat harus melakukan pekerjaan pokok yaitu memberikan asuhan keperawatan berdampak asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien tidak maksimal.

(59)

luka tekan pada pasien tirah baring.

Hal ini didukung oleh sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat tidak pernah perawat tidak pernah memandikan pasien dengan menggunakan sabun 2 kali sehari (86%), dan memandikan pasien dengan menggunakan air hangat 2 kali sehari (82%). Menurut Potter and Perry (2010) bahwa perawat harus menjaga kulit pasien tetap bersih dan kering sebagai salah satu pecegahan dalam resiko luka tekan. Hal ini didukung oleh pernyataan Cammen (1991 dalam Pranarka, 1999) bahwa pada dekubitus Stadium I, kulit yang tertekan dan kemerahan harus dibersihkan menggunakan air hangat dan sabun 2-3 kali sehari agar luka tekan dapat dihindari.

Hal ini tidak sepenuhnya kesalahan perawat karena hasil observasi peneliti terhadap perawat bahwa perawat menyediakan air hangat untuk pasien, dan meminta bantuan keluarga untuk memandikan pasien. Hal ini didukung dengan wawancara peneliti terhadap perawat bahwa rasio jumlah perawat tidak sebanding dengan jumlah pasien. Peneliti berasumsi bahwa adanya beban kerja yang mengakibatkan perawat tidak memiliki waktu memandikan pasien sehingga perawat meminta keluarga untuk memandikan pasien 2 kali sehari.

(60)

tidak optimal dalam melakukan intervensi ini. Sedangkan, tindakan merubah posisi dapat mencegah terjadinya luka tekan (Potter and Perry ,2010).

Hal ini didukung oleh penelitian Bujang, Aini, dan Purwaningsih (2013) tentang pengaruh Alih Baring terhadap kejadian dekubitus pada pasien stroke yang mengalami hemiparesis di ruang yudistira RSUD semarang bahwa pengaruh alih baring dapat mengurangi kejadian dekubitus terhadap pasien stroke.

Perawat tidak pernah memposisikan pasien miring 30 derajat (74%). Menurut asumsi peneliti perawat tidak mengetahui bahwa memiringkan pasien 30 derajat dapat mencegah luka tekan. Sedangkan, menurut Potter and Perry (2010) bahwa memiringkan pasien 30 derajat dapat mencegah tekanan tepat diatas penonjolan tulang sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya ulkus tekan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Tarihoran, dkk (2010) tentang penurunan kejadian luka tekan grade I pada klien stroke melalui posisi miring 30 derajat bahwa adanya penurunan angka kejadian luka tekan setelah diberi intervensi posisi miring 30 derajat.

Perawat tidak pernah melindungi bagian tubuh pasien yang menonjol seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal (72%). Peneliti berasumsi bahwa perawat tidak mengetahui cara melindungi bagian tubuh yang menonjol, sedangkan, dengan melindungi bagian tonjolan tulang dapat mencegah terjadinya luka tekan pada kulit (Potter and Perry ,2010).

(61)

mengajarkan untuk melakukan tindakan tersebut, dan keluarga dapat melakukannya sendiri tanpa perlu dibantu oleh perawat dengan arahan yang diberikan perawat.

Tindakan meninggikan kepala tempat tidur sangat penting untuk dilakukan dalam hal mencegah luka tekan. Hal ini sejalan WOCN (2003 dalam Potter and Perry ,2010) yang mengatakan bahwa menaikkan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat akan mengurangi kesempatan berkembangnya luka tekan akibat gaya dorong.

Perawat tidak pernah memperhatikan kulit pasien pada saat merubah posisi (64%). Memperhatikan kulit pasien saat merubah posisi pasien sangat penting karena perawat harus menghindari terjadinya gesekan akibat merubah posisi Potter and Perry ,2010). Menurut asumsi peneliti bahwa keluarga tidak mengetahui saat perawat memperhatikan kulit pasien saat merubah posisi, karena perawat tidak selalu menginformasikan atas tindakan yang dilakukan perawat kepada pasien.

(62)

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Suheri (2009) tentang gambaran lama hari rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien imobilisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan pada menyatakan bahwa lebih dari setengah total responden (88,8%) mengalami luka tekan derajat 1 pada hari kelima perawatan.

5.2.3 Peran Perawat Sebagai Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Peran perawat sebagai edukator merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit (Bastable, 2002). Hasil penelitian di peroleh bahwa peran perawat sebagai edukator dalam pencengahan luka tekan pada pasien tirah baring bahwa (52%) responden mempersepsikan kurang.

Hal ini didukung oleh sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat tidak pernah menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit pasien (72%). Peneliti berasumsi bahwa kurang pengetahuan perawat tentang penggunaan pelembab dapat mencegah luka tekan. Penggunaan pelembab dapat membuat lapisan kulit epidermis terlubrikasi dengan baik sehingga luka tekan dapat dicegah (Potter and Perry ,2010).

Hal ini sejalan dengan penelitian Sunaryanti (2015) tentang pencegahan dekubitus dengan pendidikan kesehatan reposisi dan minyak kelapa bahwa pemberian minyak kelapa efektif dalam mencegah terjadinya dekubitus.

(63)

bahwa pasien saat duduk tidak boleh dari 2 jam.

Perawat tidak pernah menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pakaian menyerap keringat (64%). Tetapi masih ada perawat yang sering mengingatkan pasien memakai pakaian yang lembut dan menyerap keringat (10%). Hasil observasi peneliti kepada pasien bahwa lebih banyak pasien tidak menggunakan baju karena kondisi ruangan di rumah sakit yang panas, sehingga tidak adanya keringat yang berlebih pada pasien. Oleh karena itu, perawat tidak menjelaskan pentingnya pakaian yang dapat menyerap keringat.

Perawat tidak pernah menjelaskan tentang pencegahan tentang luka tekan pada keluarga dan pasien (54%). Sedangkan dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan luka tekan kepada pasien dan keluarga dapat membantu agar tindakan keperawatan yang diberikan perawat agar terlaksana dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa perawat mementingkan diagnosa aktual tanpa memperhatikan diagnosa resiko. Menurut Potter and Perry (2010) pendidikan kesehatan tentang pencegahan luka tekan dapat mecegah terjadinya luka tekan.

(64)

tanda kerusakan kulit, sehingga keluarga tidak menganggap bahwa kerusakan kulit adalah suatu hal yang harus dilaporkan.

Perawat tidak pernah mengajarkan cara merubah posisi yang baik pada pasien (46%). Hal ini dapat terjadi akibat kurangnnya pengetahuan perawat bahwa dengan cara melakukan perubahan posisi dapat mencegah luka tekan, tetapi ada perawat yang memberikan pendidikan kesehatan tentang merubah posisi pada pasien sebanyak (17,9%).

Merubah posisi yang baik pada pasien yang berisiko mengalami luka tekan sangat penting diketahui oleh perawat dalam upaya pencegahan luka tekan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sulistyawati (2014) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan perawat sebagai upaya pencegahan luka dekubitus adalah

pengetahuan.

Perawat tidak pernah memotivasi dan memberikan dukungan psikososial dalam mencegah terjadinya luka tekan (42%). Peneliti berasumsi bahwa hal ini dapat disebabkan karena keterbatasan perawat di ruangan tersebut, sedangkan banyak hal penting yang harus diprioritaskan untuk dilakukan, sehingga intervensi ini tidak dilaksanakan dengan optimal.

(65)
(66)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan lebih dari setengah total responden mempersepsikan kurang. Berdasarkan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan lebih dari setengah total responden mempersepsikan kurang. Peran perawat sebagai edukator lebih dari setengah total responden mempersepsikan kurang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan perawat, dan kuantitas jumlah perawat yang kurang sehingga peran yang dilakukan tidak terlaksana dengan baik.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan beberapa saran guna perbaikan dan pemanfaatan penelitian mengenai “Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan” antara lain :

6.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

(67)

dalam pencegahan luka tekan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Melalui hasil penelitian ini disarankan bagi pihak RSUP Haji Adam Malik Medan agar dapat memfasilitasi pelatihan perawat dalam pencegahan luka tekan agar peran perawat dapat terlaksana dengan baik dan hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan terhadap kinerja perawat di RSUP Haji Adam Malik Medan dalam mencegah terjadinya luka tekan.

6.2.3 Bagi Penelitian Keperawatan

(68)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Luka tekan

2.1.1 Pengertian luka tekan

Luka tekan adalah cedera pada kulit dan jaringan lain yang berada dibawahnya, biasanya di atas penonjolan tulang, akibat tekanan atau tekanan akibat gaya gesek dan/ atau pencukuran (Potter & Perry, 2010). 2.1.2 Faktor resiko luka tekan

Menurut Potter & Perry (2010) faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya luka tekan pada pasien ada 4, yaitu gangguan input sensorik, gangguan mobilisasi, perubahan tingkat kesadaran, penggunaan gips, Traksi, Alat Ortotik dan Peralatan Lain.

Gangguan Input Sensorik adalah pasien yang mengalami perubahan persepsi sensorik terhadap nyeri dan tekanan beresiko tinggi menggalami gangguan integritas kulit dari pada pasien yang sensasinya normal. Pasien yang mempunyai persesi sensorik yang utuh terhadap nyeri dan tekanan dapat mengetahui jika salah satu bagian tubuhnya merasakan tekanan atau nyeri yang terlalu besar. Sehingga ketika pasien sadar dan berorientasi, mereka dapat mengubah atau meminta bantuan untuk mengubah posisi.

(69)

Perubahan tingkat kesadaran adalah pasien yang tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari luka tekan. Pasien bingung atau disorientasi mungkin dapat merasakan tekanan, tetapi tidak mampu untuk memahami bagaimana melepaskan tekanan atau mengkomunikasikan ketidaknyamanan mereka. Pasien koma tidak dapat merasakan tekanan dan tidak mampu bergerak secara volunter untuk melepaskan tekanan. Beberapa contoh adalah pada pasien yang berada di ruang operasi dan untuk perawatan intensif dengan pemberian sedasi.

Gips dan traksi mengurangi mobilisasi pasien dan ekstermitasnya. Pasien yang menggunakan gips beresiko tinggi terjadi luka tekan karena adanya gaya friksi eksternal mekanik dari permukaan gips yang bergesek pada kulit. Gaya mekanik kedua adalah tekanan yang dikeluarkan gips pada kulit jika gips terlalu ketat dikeringkan atau ekstremitasnya bengkak.

(70)

Perawat perlu waspada terhadap resiko kerusakan kulit pada klien yang menggunakan penyangga leher ini. Perawat harus mengkaji kulit yang berada di bawah penyangga leher, alat penopang (braces), atau alat ortotik lain untuk mengobservasi tanda-tanda kerusakan kulit.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pembentukan luka tekan

Gangguan integritas kulit yang terjadi pada luka tekan merupakan akibat tekanan tetapi ada faktor-faktor tambahan yang dapat meningkatkan resiko terjadi luka tekan yang terjadi luka tekan yang lebih lanjut pada pasien. Menurut Potter & Perry (2010) faktor yang mempengaruhi pembentukan luka tekan diantaranya gaya gesek dan friksi, kelembaban, nutrisi buruk, anemia, infeksi, demam, gangguan sirkulasi perifer, obesitas, kakesia, dan usia.

1. Gaya Gesek dan friksi

(71)

gangguan mikrosirkulasi lokal kemudian menyebabkan hipoksi, perdarahan dan nekrosis pada lapisan jaringan. Selain itu, terdapat Penurunan aliran darah kapiler akibat tekanan eksternal pada kulit. Lemak subkutan lebih rentan terhadap gesek dan hasil tekanan dari struktur tulang yang berada di bawahnya.akhirnya pada kulit akan terbuka sebuah saluran sebagai drainase dari area nekrotik.

Cedera ini melibatkan lapisan jaringan bagian dalam dan paling sering dimulai dari kontrol, seperti berada di bawah jaringan rusak. Dengan mempertahankan tinggi bagian kepala tempat tidur dibawah 30 derajat dapat menghindarkan cedera yang diakibatkan gaya gesek. Brayan, dkk ( 1992 dalam Potter & Perry, 2010) mengatakan juga bahwa gaya gesek tidak mungkin tanpa disertai friksi.

(72)

permukaan tempat tidur selama perubahan posisi (Maklebust & Siegreen, 1991 dalam Potter & Perry, 2010).

Tindakan keperawatan bertujuan mencegah cedera friksi antara lain sebagai berikut: memindahkan klien secara tepat dengn mengunakan teknik mengangkat siku dan tumit yang benar, meletakkan benda-benda dibawah siku dan tumit seperti pelindung dari kulit domba, penutup kulit, dan membran transparan dan balutan hidrokoloid untuk melindungi kulit, dan menggunakan pelembab untuk mempertahankan hidrasi epidermis.

2. Kelembaban

Adanya kelembaban pada kulit dan durasinya meningkatkan terjadinya kerusakan integritas kulit. Akibat kelembaban terjadi peningkatan resiko pembentukan dekubitus sebanyak lima kali lipat (Reuler & Cooney, 1981 dalam Potter & Perry, 2010). Kelembaban menurunkan resistensi kulit terhadap faktor fisik lain seperti tekenan atau gaya gesek.

(73)

3. Nutrisi Buruk

Pasien kurang nutrisi sering mengalami atrofi otot dan jaringan subkutan yang serius. Akibat perubahan ini maka jaringan yang berfungsi sebagai bantalan diantara kulit dan tulang menjadi semakin sedikit. Oleh karena itu efek tekanan meningkat pada jaringan tersebut. Malnutrisi merupakan penyebab kedua hanya pada tekanan yang berlebihan dalam etiologi, patogenesis, dekubitus yang tidak sembuh. Pasien yang mengalami malnutrisi mengalami defisiensi protein dan keseimbangan nitrogen negatif dan tidak adekuat asupan vitamin C. Status nutrisi buruk dapat diabaikan jika pasien mempunyai berat badan sama dengan atau lebih dari berat badan ideal. Pasien dengan status nutrisi buruk biasa mengalami hipoalbuminunea (level albumin serum dibawah 3g/100 ml) dan anemia.

(74)

semua kelompok manusia (Hanan & Scheele, 1991 dalam Potter & Perry, 2010).

Level total protein juga mempunyai korelasi dengan luka tekan, level total protein dibawah 5,4 g/100 ml menurunkan tekanan osmotik koloid, yang akan menyebabkan edema interstisial dan penurunan oksigen ke jaringan (Hanan & Scheele, 1991 dalam Potter & Perry, 2010). Edema akan menurunkan toleransi kulit dan jaringan yang berada di bawahnya terhadap tekanan, friksi, dan gaya gesek. Selain itu, penurunan level oksigen meningkatkan kecepatan iskemi yang menyebabkan cedera jaringan (Potter & Perry, 2010). Nutrisi buruk juga mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada pasien yang mengalami kehilangan protein berat, hipoalbuminimea menyebabkan perpindahan volume cairan ekstrasel kedalam jaringan sehingga terjadi edema. Edema dapat meningkatkan resiko terjadi dekubitus di jaringan. Suplai darah pada suplai jaringan edema menurun dan produk sisa tetap tinggal karena terdapatnya perubahan tekanan pada sirkulasi dan dasar kapiler (Shkleton & Litwalk, 1991 dalam Potter & Perry, 2010).

4. Anemia

(75)

ditandai kelemahan dan kurus. Kakeksia biasa berhubungan dengan penyakit berat seperti kanker dan penyakit kardiopulmonal tahap akhir. Kondisi ini meningkatkan resiko luka tekan pada pasien. Pada dasarnya pasien kakesia mengalami kehilangan jaringan adipose yang berguna untuk melindungi tonjolan tulang dari tekanan ( Potter & Perry, 2010). 6. Obesitas

Obesitas dapat mengurangi luka tekan. Jaringan adipose pada jumlah kecil berguna sebagai bantalan tonjolan tulang sehingga melindungi kulit dari tekanan. Pada obesitas sedang ke berat, jaringan adipose memperoleh vaskularisasi yang buruk, sehingga jaringan adipose dan jaringan lain yang berada dibawahnya semakin rentan mengalami kerusakan akibat iskemi (Potter & Perry, 2010).

7. Demam

(76)

8. Gangguan Sirkulasi Perifer

Penurunan sirkulasi menyebabkan jaringan hipoksia dan lebih rentan mengalami kerusakan iskemia. Gangguan sirkulasi pada pasien yang menderita penyakit vaskuler, pasien syok atau yang mendapatkan. 9. Usia

(77)

rehabilitasi, rumah perawatan, program perawatan rumah, fasilitas perawatan lain maka pasien harus dikaji risiko terjadi luka tekan (AHCPR,1992). Pengkajian risiko ulkus tekan harus dilakukan secara sistematis. Sangat dianjurkan menggunakan alat pengkajian yang tervalidasi untuk jenis populasi klien tertentu.

Bila klien terindentifikasi berisiko maka intervensi yang tepat diberikan untuk mempertahankan intgritas kulit. Pengkajian ulang untuk risiko luka tekan harus dilakukan secara teratur. Untuk menentukan nilai resiko luka tekan pada pasien kita dapat menggunakan skala ukur yaitu barden scale.

(78)

Tabel 1.1 Skala Braden (Dari Potter & Perry, 2010, Fundamental Keperawatan)

2.2 Tirah Baring 2.2.1 Defenisi

Menurut Potter & Perry (2010) tirah baring merupakan suatu intervensi dimana klien dibatasi untuk tetap berada di tempat tidur untuk tujuan terapeutik.

2.2.2 Tujuan

(79)

Potter & Perry (2010) menjelaskan bahwa mengubah dan menentukan posisi tubuh klien minimal setiap 2 jam. Saat melakukan perubahan posisi, alat Bantu untuk posisi harus digunakan untuk melindungi tonjolan tulang. ketika mengubah posisi, lebih baik diangkat daripada diseret.

Menurut WHO (2005, dalam Sari dan Sitorus, 2013) Adapun posisi yang dapat dilakukan untuk pasien tirah baring untuk mencegah dekubitus yaitu Posisi miring 30 derajat Posisi telentang, Posisi setengah duduk (semi fowler), Posisi miring kiri/ sim kiri, Posisi miring kanan/ sim kanan, Posisi

menekuk dan meluruskan sendi bahu, dan Posisi menekuk dan meluruskan siku.

2.3 Peran Perawat

Menurut Hutahaean (2010) peran adalah keadaan dari tingkah laku yang diharapkan orang lain terhadap seseorang, sesuai dengan kedudukannya dalam suatu lingkungan.

(80)

Peran perawat menurut Hidayat (2007), merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang konstan.Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan terdiri dari:

1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan.

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar dapat direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

2. Peran sebagai advokat.

(81)

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. 4. Peran koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Peran kolaborator

Peran perawat disini dilakukan kerana perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

6. Peran konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informais tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peran pembaharu

(82)

2.4Peran perawat dalam pencegahan luka tekan

Tahap pertama pencegahan adalah mengkaji faktor-faktor resiko klien. Kemudian perawat mengurangi faktor-faktor lingkungan yang mempercepat terjadinya dekubitus, seperti suhu ruangan panas (penyebab diaporesis), kelembaban, atau linen tempat tidur yang berkerut.

Identifikasi awal pada klien beresiko dan faktor-faktor resikonya membantu perawat mencegah terjadinya luka tekan. Pencegahan meminimalkan akibat dari faktor-faktor resiko atau faktor yang member kontribusi terjadinya luka tekan. Tiga area intervensi keperawatan utama mencegah terjadinya luka tekan adalah perawatan kulit, yang meliputi higienis dan perawatan kulit topikal, pencegahan mekanik dan pendukung untuk permukaan, yang meliputi pemberian posisi, penggunaan tempat tidur dan kasur terapeutik, dan pendidikan.

Potter & Perry (2010), menjelaskan tiga area intervensi keperawatan dalam pencegahan luka tekan, yaitu :

1. Perawatan kulit

(83)

membersihkan kulit dan memastikan kering dengan sempurna, berikan pelembab agar epidermis terlubrikasi dengan baik. Perawat menggunakan lapisan yang dapat menyerap keringat untuk mencegah kerusakan kulit.

2. pencegahan mekanik dan pendukung untuk permukaan

(84)

pendukung untuk permukaan berupa Alas pendukung (kasur dan tempat tidur terapeutik). Berbagai jenis alas pendukung, termasuk kasur dan tempat tidur khusus, telah dibuat untuk mengurangi bahaya immobilisasi pada sistem kulit dan muskuloskeletal. Tidak ada satu alatpun yang dapat menghilangkan efek tekanan pada kulit. Pentingnya untuk memahami perbedaan antara alas atau alat pendukung yang dapat mengurangi tekanan dan alat pendukung yang dapat menghilangkan tekanan. Alat yang menghilangkan tekanan dapat mengurangi tekanan antar permukaan (tekanan antara tubuh dengan alas pendukung) dibawah 32 mmHg (tekanan yang menutupi kapiler. Alat untuk mengurangi tekanan juga mengurangi tekanan antara permukaan tapi tidak di bawah besar tekanan yang menutupi kapiler.

3. Pendidikan kesehatan

pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan di dalam bidang kesehatan. Secara operasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek baik individu, kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2005). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan kesehatan adalah kegiatan di bidang penyuluhan kesehatan umum dengan tujuan menyadarkan dan mengubah sikap serta perilaku masyarakat agar tercapai tingkat kesehatan yang diinginkan.

(85)

mengurangi kelembaban pada kulit. Perawat menjelaskan pada pasien siapa yang bisa dihubungi klien jika terjadi tanda-tanda kerusakan kulit, perawat merencanakan intervensi yang dapat memenuhi kebutuhan psikososial klien dan orang yang mendukung mereka (Potter & Perry, 2010).

(86)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Luka tekan adalah cedera pada kulit dan jaringan lain yang berada dibawahnya, biasanya di atas penonjolan tulang, akibat tekanan atau tekanan akibat gaya gesek. Saat ini luka tekan merupakan suatu penderitaan sekunder yang banyak dialami oleh pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi tirah baring.

Pasien yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi tirah baring merupakan suatu intervensi dimana klien dibatasi untuk tetap berada di tempat tidur untuk tujuan terapeutik. Tujuan utama tirah baring yaitu mengurangi aktivitas fisik, mengurangi nyeri, memungkinkan klien sakit atau lemah untuk beristirahat mengembalikan kekuatan, dan memberi kesempatan pada yang lebih untuk beristirahat tanpa gangguan (Potter & Perry 2010). Tetapi pada keadaan tirah baring dalam jangka waktu lama itu dapat menyebabkan risiko gangguan integritas kulit. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh tekanan yang lama, iritasi kulit atau imobilisasi dan berdampak akhir timbulnya luka tekan. Luka tekan biasanya berkembang pada 2 minggu pertama perawatan dirumah sakit (Longemo et al.,1989 dalam Potter & Perry, 2010).

Wound, Ostomy, and Continence Nurses Society (2003 dalam Potter &

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Jarang dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50) No PERNYATAAN Jarang Total
+7

Referensi

Dokumen terkait

penting dalam hal memberikan informasi suatu keterbentukan dan proses dari.. pada situs atau pun aspek geologi yang akan dijelaskan, hal ini dikarenakan. dalam penyampainya

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Yamin Martinis dan Bansu I Ansari, Taktik Mengembangkan

Bentuk sosialisasi primer oleh keluarga inti prosesi tradisi Naik Ayun Keluarga besar menginformasikan kepada keluarga inti untuk mempersiapkan untuk peralatan naik

Perilaku kepemimpinan kepala madrasah mengajak bawahan dalam meningkatkan mutu madrasah dengan cara; kepala madrasah memberi memotivasi kepada guru supaya lebih

- Granulasi kering dapat digunakan pada pembuatan tablet dengan zat aktif dosis tinggi yang memiliki sifat sukar mengalir, kompresibilitasnya kurang, tidak tahan lembab dan panas..

kepala madrasah MTsN 1 Tulungagung, kepala madrasah menggerakkan kepada guru-guru untuk disiplin, memberikan contoh teladan pada bawahannya serta membimbing setiap aktivitas

Harapan peneliti selanjutnya adalah dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca baik itu pengetahuan tentang adat dan kebudayaan yang ada di Kecamatan Paloh

Sony Kurniawan 091 BANYUWANGI... SHOHIBUL FARIZ