i
PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN
TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PIUTANG
(Studi Kasus pada PT ADIRA FINANCE BANDUNG)
Untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam kegiatan perdagangan
nya
maka
perusahaan
memerlukan
pengendalian
yang
efektif
untuk
mengendalikan piutang dagang perusahaan, dan perusahan harus memiliki sistem
yang dibuat untuk memudahkan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
penjualan yaitu sistem informasi akuntansi penjualan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan, piutang dan
untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan terhadap
efektivitas pengendalian piutang pada PT Adira Finance Bandung.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah
sistem informasi akintansi penjualan dan efektivitas pengendalian piutang di PT
Adira Finance Bandung. Metode yang digunakan adalah sampel jenuh sebanyak
30 responden. Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi penjualan
terhadap efektivitas pengendalian piutang, digunakan analisis statistik yaitu
dengan menggunakan perhitungan koefisien korelasi
rank spearman
, koefisien
determinasi, uji
t
dan juga menggunakan aplikasi
SPSS 14.0 for windows
untuk
memperkuat perhitungan secara
manual.
Hasil penelitian secara kualitatif menunjukan bahwa sistem informasi
akuntansi penjualan sudah baik, begitu pula dengan efektivitas pengendalian
piutang sudah baik, dan hasil penelitian secara kuantitatif menunjukan besarnya
pengaruh sistem informasi akuntansi penjualan terhadap efektivitas pengendalian
piutang sebesar 40%, dan sisanya sebesar 60% dijelaskan variabel lain di luar
sistem informasi akuntansi penjualan, seperti penyusunan anggaran, biaya bunga,
maupun tingkat keuntungan atau laba perusahaan.
ii
THE INFLUENCE OF SALES ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM
TO THE EFFECTIVENESS OF RECEIVABLE CONTROL
(Case Study at PT Adira Finance Bandung)
To support the success of the company in its trading activities, the
company requires effective control to control the company's trade receivables,
and the company should have a system designed to simplify the company in
executing sales activities of accounting information systems sales. This study
aimed to find out how accounting information systems sales, accounts receivable
and to know about accounting information systems on the effectiveness of
controlling the sale of receivables at PT Adira Finance Bandung.
The research method used in this research is descriptive method with
quantitative approach. The unit of analysis in this research is akintansi
information systems sales and accounts receivable control effectiveness in PT
Adira Finance Bandung. The method used is a saturated sample of 30
respondents. To determine the effect of the accounting information system on the
effectiveness of controlling the sale of receivables, used statistical analysis using
Spearman
rank
correlation
coefficient
calculation,
the
coefficient
of
determination, t test and also using SPSS 14.0 for windows applications to
strengthen calculation manually.
The results qualitatively show that the accounting information system
sales are good, so it is with good control effectiveness are doubtful, and the
results of quantitative research shows the influence of accounting information
system for the sale of the effectiveness of control accounts for 40%, and the
remaining 60% described other variables outside sales accounting information
systems, such as preparation of the budget, interest payments and the level of
profits or earnings of the company.
1
1.1 Latar belakang Penelitian
Dunia bisnis di Indonesia mengalami kemunduran setelah terjadi krisis
ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Dampak yang ditimbulkan dari krisis tersebut
diantaranya adalah terjadinya ekonomi yang lemah dan tidak sedikit perusahaan yang
mengalami kebangkrutan. Selain itu di era globalisasi seperti sekarang ini dunia
usaha menalami peningkatan namun dampak dari peningkatan itu mengakibatkan
semakin ketatnya persaingan usaha yang beraneka ragam di indonesia ini yang
menimbulkan berbagai dampak dan permasalahan yang signifikan, yaitu dapat dilihat
dengan banyaknya perusahaan yang secara bertahap mulai menutup usahanya atau
terjadi penurunan laba secara cepat sehingga mengalami kebangkrutan.
Perusahaan adalah suatu organisai yang didirikan oleh seseorang atau
sekelompok orang atau badan yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan
distribusi guna memenuhi kebutuhan manusia, ada tiga jenis perusahaan yaitu
perusahaan jasa, dagang dan manufaktur. Aktivitas utama perusahaan adalah
melakukan penjualan barang dan jasa, karena penjualan merupakan sumber utama
pendapatan atau penerimaan perusahaan. Penjualan merupakan tindak lanjut dari
pemasaran yang memiliki tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
bersaing antara lain mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan
pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.
Penjualan terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai
merupakan penjualan yang transaksinya dilakukan secara tunai, perusahan lebih
dimudahkan dalam penjualan tunai ini karena perusahaan akan segera menerima kas.
Sedangkan penjualan kredit lebih banyak dipilih oleh para pembeli karena
pembayaran untuk pembelian barang dapat ditunda, selain pembeli perusahaan juga
mendapat keuntungan dari adanya penjualan kredit ini karena perusahaan akan
mendapatkan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan penjualan secara tunai.
Transaksi penjualan kredit akan menimbulkan piutang bagi perusahaan.
Piutang adalah tagihan yang timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa
secara kredit. Piutang merupakan komponen dalam neraca perusahaan, piutang
perusahaan bukan hanya piutang dari pembeli yang melakukan pembelian secara
kredit, namun piutang juga terdiri dari piutang usaha adalah sejumlah nilai tagihan
perusahaan yang timbul atas penyerahan barang atau jasa sebagai realisasi dari
penjualan, dan piutang lain-lain adalah tagihan perusahaan yang tidak termasuk
dalam piutang usaha, yang timbul di luar penjualan produk atau jasa yang dapat
digolongkan ke dalam kegiatan utama perusahaan
Perusahaan tidak hanya diuntungkan dalam penjualan kredit namun perusahan
juga dapat mengalami berbagai masalah. Permasalahan-permasalahan yang
ditimbulkan akibat adanya transaksi piutang adalah keterlambatan dalam
lemahnya pengendalian intern maupun ekstern yang dapat mengakibatkan pendapatan
perusahan menjadi tertunda dan mengalami kerugian. (www.kompas.com).
Untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam kegiatan perdaganganya
maka perusahaan memerlukan pengendalian yang efektif untuk mengendalikan
piutang dagang perusahaan. Proses pengendalian yang efektif adalah dengan adanya
jadwal penagihan secara rutin oleh bagian piutang sesuai dengan jatuh tempo dan
kontrak yang disepakati, membuat daftar tagihan secara rutin, dan pengiriman surat
konfirmasi piutang dan laporan posisi saldo piutang kepada para pelanggan. Faktor
yang dapat mempengaruhi efektivitas pengendalian piutang antara lain: (1)
pengendalian umum, (2) pengendalian aplikasi, (3) komponen pengendalian internal
yang memadai dan didukung oleh sumber daya manusia yang potensial akan
menghindarkan perusahaan dari kerugian yang cukup besar.
Supaya pengendalian berjalan dengan baik maka seorang pimpinan atau
manajer harus mengawasi seluruh kegiatan perusahaannya. Mengingat kinerja
seseorang terbatas pada wewenang dan tanggung jawabnya. Dilain pihak, seorang
pimpinan dituntut untuk bisa menyediakan informasi yang berguna untuk mengambil
keputusan.
Perusahan memiliki sistem yang dibuat untuk memudahkan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan penjualan. Salah satunya sistem informasi akuntansi
penjualan yang digunakan sebagai alat untuk mengkoordinasikan informasi keuangan
dari bawahan ke atasan maupun sebaliknya. Sistem informasi akuntansi adalah
organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
Sistem informasi akuntansi pada perusahaan dibangun dengan tujuan utama
untuk mengolah data keuangan yang berasal dari berbagai sumber menjadi informasi
yang diperlukan oleh berbagai macam pemakai baik internal maupun eksternal.
Fungsi dari sistem informasi akuntansi didalam organisasi adalah untuk mendukung
aktivitas kegiatan sehari-hari, mendukung proses pengambilan keputusan dan
membantu dalam memenuhi tanggung jawab pengolaan perusahaan guna
memudahkan pengendaliam perusahaan.
Sistem Informasi Akuntansi dibuat dengan tujuan untuk dapat mengontrol
atau mengendalikan aktivitas penjualan. Hal ini perlu karena penjualan dapat
mengakibatkan kesalahan pada sistem atau tingkat kecurangan yang disengaja akibat
kelemahan sistem itu sendiri. Pengendalian ini harus bisa menjamin kebijakan dan
pengarahan-pengarahan bagi pihak manajemen dan sebagai alat untuk
mengimplementasikan keputusan dan mengatur aktivitas perusahaan khususnya
bagian penjualan dan untuk dapat mencapai tujuan utama perusahaan serta upaya
perlindungan terhadap seluruh sumber daya perusahaan dari kemungkinan kerugian
yang di akibatkan oleh kesalahan dan kelalaian pemrosesan data-data penjualan.
Sistem informasi akuntansi juga berperan sebagai pengaman harta kekayaan
perusahaan dengan adanya unsur-unsur pengendalian atau pengecekan dalam sistem
akuntansi, berbagai kecurangan, penyimpangan dan kesalahan dapat dihindarkan atau
dilacak sehingga dapat diperbaiki.
Efektivitas pengendalian piutang memegang peranan dalam menunjang
aktivitas perusahan dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Seperti
yaitu kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang
modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu.
Kegiatan operasional yang dilakukan oleh PT. Adira Finance adalah
melaksanakan penjualan kendaraan bermotor baik penjualan tunai maupun penjualan
secara kredit. Untuk mengendalikan penjualan, terutama penjualan secara kredit PT.
Adira Finance memiliki sistem akuntansi penjualan yang dikoordinasikan oleh bagian
sistem informasi akuntansi dibantu oleh controller dengan dilaksanakanya pembuatan jadwal penagihan secara rutin oleh bagian piutang sesuai dengan jatuh
tempo dan kontrak yang disepakati, membuat daftar tagihan secara rutin, dan
pengiriman surat konfirmasi piutang dan laporan posisi saldo piutang kepada para
pelanggan.
Seperti halnya yang terjadi pada setiap perusahan yang bergerak dibidang
penjualan barang dan jasa, terutama penjualan kredit, PT. Adira Finance juga
memiliki kendala dalam penagihan piutang . Menurut kepala bagian penjualan PT.
Adira Finance, Sabu Michael Tupanwael mengakui faktor yang menjadi kendala
dalam penagihan piutang berasal dari faktor pembeli yang melakukan penjualan
secara over kredit dan yang berpindah tempat tinggal tanpa mengkonfirmasi kepada
Tabel 1.1
Posisi piutang: PT Adira Finance Bandung Untuk Piutang 2007 dan 2008
Tahun Jumlah
Debitur Piutang Awal Piutang Akhir Rata-rata Piutang Jumlah Pendapatan 2007 15 590.700.246 1.010.299.668 800.499.957 4.981.200.568 2008 17 1.010.299.668 1.306.193.743 1.158.246.706 8.154.345.190
Sumber: PT Adira Finance Bandung
Dari tabel perhitungan diatas untuk mengetahui perkembangan waktu rata-rata
yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang selama dua tahun terakhir. Pada tahun
2007 yaitu 6.2X dapat menunjukan periode rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang. Pada tahun 2008 yaitu 7X dapat menunjukan periode
rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Terjadi peningkatan perputaran
piutang dikarenakan sistem informasi akuntansi efektif dalam mengolah data dan
mengendalikan piutang dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penagihan
dilakukan pada periode yang telah ditentukan dengan jumlah penagihan yang sesuai.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian di Adira Finance Bandung dengan judul “Pengaruh Sistem
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi masalah
Dilihat dari uraian latar belakang penelitian diatas, permasalahan yang dapat
diidentifikasi dalam penelitian tentang sistem informasi akuntansi penjualan terhadap
efektifitas pengendalian piutang. Berdasarkan survei awal yang telah peneliti lakukan
di PT. Adira Finance Bandung di bagian penjualan antara lain:
1. Masih terdapatnya permasalahan di sistem informasi akuntansi penjualan pada
PT. Adira Finance Bandung.
2. Adapun permasalahan tersebut mengindikasikan kurangnya efektifitas
pengendalian internal pada PT. Adira Finance Bandung.
3. Lemahnya sistem informasi akuntansi dalam mengendalikan piutang pada PT.
Adira finance Bandung
1.2.2 Rumusan masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang penulis identifikasi, maka penelitian ini
dilaksanakan untuk mengetahui:
1 Bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. Adira Finance
Bandung.
2 Bagaimana pengendalian piutang pada PT. Adira Finance Bandung.
3 Bagaimana pengaruh sistem informasi akuntasi penjualan dalam menunjang
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian:
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh sistem
informasi akuntansi penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian piutang.
Sehingga permasalahan dapat digambarkan dengan jelas melalui informasi yang
diperoleh.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil peneltian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. Adira
Finance Bandung.
2. Untuk mengetahui pengendalian piutang pada PT. Adira Finance Bandung.
3. Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi penjualan terhadap
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Akademis
Adapun kegunaan akademis dari penelitian ini adalah :
1. Pengembangan ilmu akuntansi, diharapkan dapat dikembangkan lagi pada
penelitian-penelitian berikutnya baik dalam unit yang sama atau berbeda.
2. Bagi penulis, sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai
sistem informasi akuntansi, khususnya penjualan dan pengendalian piutang.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut
dalam sistem informasi akuntansi dan dapat mengembangkannya dalam hal
pengendalian piutang ataupun faktor lain yang dapat dikaitkan dengan
penelitian ini.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah :
1. Bagi manajemen, sebagai bahan masukan dalam mengefektifkan sistem
informasi akuntansi penjualan.
2. Bagi divisi penjualan, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan
pengendalian penjualan
3. Bagi perusahaan lain sebagai bahan evaluasi terhadap sistem informasi
1.5 Lokasi Dan Jadwal Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Adira finance Jl. Soekarno-Hatta No. 380
Bandung.
1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun lamanya waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober 2009 sampai
dengan Febuari 2009 Dan jadwal yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut.
Tabel 1.2 Pelaksanaan Penelitian Di PT Adira Finance Bandung
Tahap Prosedur Bulan Okt. 2009 Nov. 2009 Des. 2009 Jan 2010 I Tahap Persiapan:
1. Membuat outline dan Proposal Usulan penelitian
2. Pengambilan formulir dan penyusunan UP
3. Menentukan tempat penelitian II
Tahap Pelaksanaan:
1. Membuat outline dan Proposal UP
2. Meminta surat pengantar keperusahaan
3. Penelitian di perusahaan 4. Penyusunan dan bimbingan UP III
11
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian sistem menurut Jogianto diartikan sebagai berikut:
“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.
(2003:1)
Menurut Mulyadi mengemukan bahwa sistem adalah:
“Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang sangat
erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi
bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.
(2001:2)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan
suatu bagian yang saling berhubungan, berkaitan satu sama lain, dan berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi ini menurut Mulyadi dapat dirinci lebih lanjut pengertian
umum mengenai sistem sebagai berikut:
1. Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur. Unsur-unsur suatu sistem
terdiri dari berbagai subsitem yang lebih kecil, yang terdiri dari
kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut.
2. Unsur –unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan.
Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan yan lainnya sifat
serta kerja samanya antar unsur sistem tersebut mempunyai bentuk
tertentu.
dengan yang lainnya dengan proses tertentu untuk mencapi tujuan
tersebut.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Sistem
informasi
merupakan
bagian
dari
akuntasi
untuk
memberikan laporan atau informasi yang tepat dan akurat
.
(2001:2)
Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh berbagai organisasi apapun
jenisnya, karena aktivitas perusahaan tergantung dari suatu manajemen yang
unggul dan profesional, dibutuhkan informasi yang akurat dan tepat waktu.
Setelah diuraikan mengenai diuraikan mengenai sistem, dan sistem
informasi, selanjutnya dibahas akuntansi
,
Arens and Loebbecke memberikan
pengertian akuntansi sebagai berikut:
“Accounting
is
a
recording,
classiying,
and
summarizing
ofeconomic events in a logical manner for the purpose to providing
finacial information for decision making”.
(2000:11)
Arens and Loebbecke mengartika akuntansi sebagai suatu pencatatan,
pengklasifikasian, dan pengikhtisaran kejadian ekonomi yang cukup logis yang
bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk mengambil
suatu keputusan.
Menurut Azhar Susanto menyatakan bahwa:
“Akuntansi
adalah
bahasa
bisnis,
setiap
organisasi
menggunakannya sebagai bahasa komunikasi saat berbisnis”.
(2004:4)
Dari pengertian akuntansi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat
pengklasifikasian dan pengolahan data yang terdapat pada perusahaan untuk
menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Setiap perusahaan memiliki sistem informasi akuntansi yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Sistem informasi akuntansi tersebut
dibuat untuk memudahkan perusahaan dalam melaksankan opersional sehari-hari
untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba dalam jangka waktu tertentu.
Pengertian Sistem informasi menurut Azhar Susanto adalah sebagai
berikut:
“
Sistem
informasi
adalah
merupakan
kombinasi
dari
manusia,fasilitas atau
alat teknologi, media,
prosedur, dan
pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang
yang penting, pengolahan atas transaksi tertentu dan rutin,
membantu
manajemen
dan
pemakai
intern
dan
akstern
menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.
(2001:11)
Sedangkan menurut Mulyadi sistem informasi akuntansi adalah:
“Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan,
dam laporan
yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan
informasi
keuangan
yang
dibutuhkan
oleh
manajemen guna memudahkan pengendalian perusahaan”.
(2001:3)
Dari pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan, bahwa sistem
informasi akuntansi merupakan sistem organisai formulir, catatan, prosedur dan
laporan yang dihasilkan dari proses data dan informasi yang telah dikoordinasikan
sedemikian rupa, sehingga dapat membantu manajemen dalam mengambil
keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung
Diartikan secara umum, sistem informasi akuntansi sebagai penyedia
sumber-sumber daya seperti manusia, dan alat-alat, serta mendesain bentuk
informasi keungan.
2.1.1.1 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Dapat dikatakan bahwa informasi berguna untuk membantu manajemen
dalam mengambil keputusan yang lebih baik dengan mengurangi ketidakpastian
dan mempunyai kemampuaan mengarahkan aktivitas dengan lebih baik.
Adapun fungsi yang dapat diperoleh dari adanya sistem informasi
akuntansi menurut Fakhri Husein yaitu:
1. “Efisiensi meningkat dalam proses fisiknya,karena pengurangan
biaya operasinya.
2. Keakuratan dan kekinia
(currency)
dari data yang berkaitan dengan
berbagai entitas seperti pelanggan dan
supplier.
3. Kualitas produk dan jasa yang meningkat.
4. Kualitas perencanaan dan pengawasan yang meningkat”.
(2004 ; 13)
Dari uraian tersebut dapat diartikan bahwa fungsi sistem informasi
akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan dan memproses data tentang aktivitas organisasi secar
efektif dan efisien.
2. Memberikan informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan.
3. Memberikan pengendallian yang memadai untuk menjamin data
secara telitidan melindungi data tersebut serta melindungi harta
perusahaan.
2.1.1.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Beberapa tujuan utama seiring dengan disusunnya sistem informasi
aktuntansi bagi suatu perusahaan, menurut La Midjan adalah sabagai berikut:
1. “Untuk meningkatkan kualitas informasi yaitu informasi yang tepat
guna
(relevan)
, lenkap, dan terpercaya (akurat). Dengan kata lain,
sistem
informasi
akuntansi
harus
cepat
dan
tepat,
dapat
memberikan informasiyang diperlukan secara lengkap.
2. Untuk
meningkatkan
kualitas
inernal
cek
atau
sistem
pengendalaian
intren,
yaitu
sistem
yang
diperlukan
untuk
mengamankan kekayaan perusahaan. Hal ini berarti bahwa sistem
akuntansi yang disusun harus mengandung kegiatan intern
perusahaan.
3. Untuk dapat menekan biaya-biaya tata usaha, ini berarti bahwa
biaya tata uasaha untuk sistem akuntansi harus seefisien mungkin
serta jauh lebih murah dari manfaat yang akan diperoleh dari
penyusunan sistem informasi”.
(2001:1)
Sedangkan menurut Joseph Wilkinson ada dua macam tujuan sistem
informasi akuntansi, yaitu tujuan utama dan tujuan spesifik. Tujuan utamanya
adalah sebagai berikut:
“To provide accounting information to a wide varienty of users”
(2000:8)
Tujuan spesifiknya menurut Joseph Wilkinson adalah sebagai berikut:
2. To support decision making by internal decision makers.
3. To fullfill obligation relating to stewardship
.”
(2000:8)
Berdasarkan urain diatas dapat dijelaskan bahwa sistem informasi
bertujuan untuk mendukung operasi-operasi harian, pembuatan keputusan intern
perusahaan dan pengendalian terhadap manajemen perusahaan secara tepat dan
tepat dalam rangka meningkatkan sistem pengendalian intern.
2.1.1.3 Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi
Dalam sistem akuntansi terdapat beberapa unsur yang dijadikan pedoman
bagi petugas akuntansi dalam melaksanakan tugas-tuganya. Menurut Wilkinson
yang diterjemahkan oleh Agus Maulana terdapat beberapa unsur sistem informasi
akuntansi antara lain:
1. “Sumber daya manusia dan alat
2. Data
3. Informasi.”
(2000:4)
Berdasarkan kutipan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Sumber daya manusia dan alat.
Manusia merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan dalam
mengambil keputusandan mengendalikan jalannya sistem komputer.
Catatan merupakan dasar konsep pengendalian yang akurat yang menyediakan
pengecekan atas penggunaaan informasi-informasi.
3. Informasi.
Sistem informasi menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna
internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Informasi dapat
berbentuk hasil cetak komputer maupun tampilan monitor.
2.1.2
Penjualan
2.1.2.1 Pengertian Penjualan
Aktitas utama perusahaan yang tidak kalah pentingnya adalah penjualan
yang merupakan salah satu fungsi yang cukup penting dalam suatu perusahaan,
karena penjualan merupakan sumber utama pendapatan atau penerimaan
perusahaan. Dalam hal ini penulis lebih menekankan pada sistem penjualan.
Menurut Basu Swastha defini penjualan adalah sebagai berikut:
“Penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang
dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia
membeli barang atau jasa yang ditawarkan “.
(1999 :8 )
Sedangkan menurut Azhar Susanto aktivitas penjualan adalah sebagai
berikut :
1. “Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan.
Kurang dikelolanya aktivitas penjualan dengan baik, secara
langsung akan merugikan perusahaan karena selain sasaran
penjualan tidak tercapai, juga pendapatan akan berkurang.
3. Akibat adanya penjualan akan merubah posisi harta yang
menyangkut :
a. Timbulnya piutang kalau penjualan secara kredit masuknya uang
kontan kalau tunai.
b. Kuantitas barang yang akan berkurang dari gudang karena
penjualan yang terjadi “.
(2001:170)
Dari definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa penjualan adalah
suatu pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual
kepada pihak pembeli yang disertai dengan penyerahan imbalan dari pihak yang
menerima barang atau jasa timbal balik atas jasa penyerahan tersebut.
2.1.2.2 Jenis-jenis Penjualan
Menurut Basu Swastha membagi lima jenis penjualan, yaitu:
1. “ Trade selling
2. Missionary selling
3. Technical selling
4. New buisness selling
5.
Responsive selling”.
(2000 :11)
Berikut adalah penjelasan dari kelima jenis penjualan tersebut :
1.
Trade selling, dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar
mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distribusi
produk-produk mereka.
2.
Missionary selling, adalah usaha untuk meningkatkan penjualan dengan
memborong pembeli untuk membeli barang- barang dari penyalur
3.
Technical
selling,
usaha
untuk
meningkatkan
penjualan
dengan
memberikan saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasa
yang dijual.
4.
New business
selling, usaha untuk membuka transaksi baru dengan
mengubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan ini sering
digunakan oleh perusahaan asuransi.
5.
Responsive selling, setiap tenaga penjual diharapkan dapat memberikan
reaksi terhadap permintaan pembeli.
Sedangkan bila dilihat dari jenis transaksi, Azhar Susanto membagi
kedalam :
1. Penjualan secara tunai, yaitu penjualan yang bersifat “
cash and
carry
” pada umumnya secara kontan. Penjualan kurang dari satu
bulan dapat dikatan sebagai penjualan tunai.
2. Penjualan secara kredit, yaitu penjulan dan tenggang waktu
rata-rata diatas satu bulan.
3. Penjualan secar tender, yaitu penjualan yang dilaksanakan melalui
prosedur tender untuk memenuhi permintaan pihak pembeli yang
membuka tender tersebut.
4. Penjualan export, yaitu penjualan yang dilaksanakan dengan pihak
pembeli dari luar negeri.
5. Penjualan konsinyasi, yaitu menjual baran dengan menitipkan
barang kepada pihak lain sebagai penjual.
6. Penjualan melalui grosir, yaitu penjualan yang tidak langsung
kepada pembeli, tetapi melalui pedagang perantara. Grosir
berfungsi sebagai perantara antara pabrik atau importir dengan
pedagang atau toko eceran.
2.1.3
Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Menurut Mulyadi fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi
penjualan adalah :
1. “ Fungsi Penjualan
2. Fungsi kas
3. Fungsi gudang
4. Fungsi pengiriman
5. Fungsi akuntansi”.
(2001:462)
Penjelasan mengenai fungsi sistem informasi akuntansi penjualan diatas
adalah sebagai berikut :
1. Fungsi penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawa untuk menerima orderan dari pembeli, mengisi faktur
penjualan, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
2. Fungsi kas
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan, fungsi ini bertanggung
jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3. Fungsi gudang
Dala transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi inibertanggung
jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta
4. Fungsi pengiriman
Dalam penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yan telah dibayar
harganya oleh pembeli.
5. Fungsi akuntansi
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan
kas dan membuat laporan penjualan.
Adapun aktivitas dari fungsi penjualan yang memerlukan sistem informasi
penjualan didukung oleh prosedur yaitu :
Prosedur penerimaan order
Prosedur pengiriman barang
Prosedur pencatatan akibat adanya penjualan.
Hal ini memperlihatkan kegiatan sejak pesanan penjualan sampai
pengiriman barang, termasuk pencatatan pesanan (order) yang diterima,
pencatatan akibat materil dan finansial dari penjualan. Kegiatan ini melibatkan
berbagai bagian yaitu: Bagian penjualan, bagian gudang, bagian pengiriman, seksi
2.1.4 Efektivitas
2.1.4.1 Pengertian efektivitas
Banyak pengertian yang diberikan para ahli mengenai efektivitas, menurut
Arens dan Loebbecke adalah sebagai berikut:
“
Effectiveness refers to the accomplisment of objective, where as
efficiency refers to the resource used to the achieve these objektives
and example of effective is production of part without defect.
Efficiency concern whether thoses part are produce”.
(2000:298)
Pengertian efektivitas menurut Azhar Susanto adalah:
“Efektifitas artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan
pemakai
dalam
mendukung
suatu
proses
bisnis,
termasuk
didalamnya informasi tersebut harus disajikan dalam waktu yang
tepat, format yang tepat sehingga dapat dipahami, konsisten dengan
format sebelumnya, isinya sesuai sesuai dengan kebutuhan saat ini
dan lengkap atau sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan”.
(2004:47)
Dari definisi diatas dapat diartikan secara umum, efektivitas menyangkut
derajat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
sedangkan efisiensi dapat dimaksudkan sebagai kemampuan organisasi dalam
menggunakan sumber daya yang ada untuk menghasilkan keluaran yang
diharapkan.
Dalam hal efisiensi dapat dlihat dari dua sisi, yaitu kemampuan untuk
menghsilkan keluaran tertentu dengan penggunaan sumber daya yang lebih sedikit
dan kemampuan menggunakan sejumlah sumber daya tertetu untuk menghasilkan
keluaran yang lebih besar. Jadi efektivitas merupakan salah satu tugas yang harus
dilaksanakan oleh manajem untuk menjamin tercapainya suatu tujuan perusahaan
2.1.5 Piutang
Setiap perusahaan merupakan pasti memiliki piutang walaupun demikian,
jumlah dan bentuk pengendaliannya belum tentu sama antara satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya. Piutang biasanya timbul karena akibat dari transaksi
penjualan secara kredit. Selain untuk meningkatkan volume penjualan, transaksi
atau penjualan secara kredit juga berguna untuk menciptakan kepercayaan,
hubungan baik, dan kesinambungan perusahaan dimasa yang akan datang.
2.1.5.1 Pengertian Piutang
Adapun pengertian piutang menurut menurut pakar-pakarnya seperti, Carl
S. Warrent yang diterjemahkan oleh Alfonus Sirait dan Helda Gunawan yaitu :
“Piutang atau (
receivable
) meliputi semua klaim dalam bentuk
uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau
organisasi lainnya.
(2001:324)
Adapun menurut Sunarto mengdefinisikan piutang sebagai berikut :
“Tagihan yang timbul dari penjualan barang dagang atau jasa
secara kredit”.
(2003 ; 37)
Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka yang dimaksud dengan
piutang adalah tagihan yang meliputi segala macam tuntutan atau klaim kepada
pihak lain yang umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas atau dalam
2.1.5.2 Klasifikasi Piutang
Banyak perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit dengan
madsud untuk menjual lebih banyak barang atau jasa. Piutang yang timbul dari
penjualan semacam itu diklasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih.
Piutang ini biasanya memiliki bagian yang signifikan dari aktiva lancar
perusahaan.
Menurut Carl S. Warren, dkk yang diterjemahkan oleh alfonsus Sirait dan
Helda gunawan klasifikasi piutang adalah sebagai berikut :
1. Piutang Usaha
Transaksi paling umum menciptakan piutang adalah penjualan
barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang dicatat dengan
mendebet akun piutang usaha. Piutang usaha
semacam ini
normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang
relatif pendek seperti 30 atau 60 hari. Piutang diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar.
2. Wesel Tagih
Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam waktu
setahun, maka diklasifikasikan sdalam neraca sebagai aktiva
lancar. Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan,
dimana pelanggan dimadsud telah menerbitkan surat utang formal
kepada perusahaan.
3. Piutang Lain- lain
Piutang lain- lain biasanya disajian secara terpisah dalam neraca.
Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun maka
piutang tersebut diklasifikasikan sebagai hutang lancar. Jika
penagihan lebih dari satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan
sebagai aktiva tidak lancar.
(1999:324)
Selain berdasarkan klasifikasi di atas, piutang juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan jangka waktu pelunasan yaitu:
1. Piutang lancar (jangka pendek) pelunasan kurang dari 12 bulan.
Pengklasifikasian berdasarkan jangka waktu ini berdasarkan pernyataan
Ikatan Akuntasi Indonesia (IAI) di dalam PSAK no. 1, yang menyebutkan bahwa:
“Perusahaan menyajikan aktiva lancar terpisah dari aktiva tak lacar
dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka
panjang kecuali untuk industri tertentu yang di atur dalam SAK
khusus. Aktiva lancar dasajikan menurut urutan jatuh tempo”.
(2002: 1.9: 39)
Tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi piutang terdiri atas sistem
dan prosedur piutang agar dapat menciptakan informasi dan pengendalian atas
piutang sehingga dapat menangani hal- hal sebagai berikut :
1. Akibat finansil dari penjualan kredit ialah timbulnya piutang. Timbulnya
piutang maupun hapusnya piutang antara lain karena pembayaran atau
penagihan secara wajar.
2. Kemacetan atas piutang maupun keterlambatan pembayarannya akan
memepengaruhi likuiditas perusahaan, dan dapat menimbulkan kerugian.
Menurut Azhar Susanto menjelaskan tugas pokok bagian piutang adalah:
1. Tugas regitrasi (pencatatan) atas semua transaksikeuangan akibat
penjualan secara kredit.
2. Tugas kontol (pengawasan) terhadap ditaatinya syarat- syarat
pembayaran.
3. Tugas kontrol (pengawasan) atas maksimum kredit yang aka
diberikan terutama untuk para debitur lama.
(2001:192)
2.1.5.3 Pengendalian piutang
Prosedur pengendalian piutang, erat hubungannya dengan pengendalian
penerimaan kas disatu pihak dan pengendalian dipihak lain. Piutang merupakan
Ditinjau dari cara pendekatan manajen preventif, maka ada tiga bidang
pengendalian yang umum dimana dapat diambil tindakan untuk mewujudkan
pengendalian piutang.
Menurut Wilson & Cambell yang diterjamahkan oleh Tjintjin Fenix
Tjendera ketiga bidang itu adalah:
1.
Pemberian kredit dagang
Kebijakan kredit dan syarat penjualan harus tidak menghalangi
penjualan kepada para pelanggan yang sehat keadaan keuangannya,
dan juga tidak boleh menimbulkan kerugian yang besar karena
adanya piutang sanksi yang berlebihan.
2.
Penagihan
Apabila telah diberikan kredit, harus dilakukan usaha untuk
memperoleh pembayaran yang sesuai dengan syarat penjualan
dalam waktu yang wajar
3.
Penetapan dan penyelenggaraan pengendalian intern yang layak
meskipun
prosedur
pemberian
kredit
dan
penagihan
telah
diadministrsikan dengan baik ataupun dilakukan dengan cara
wajar, tidak menjamin adanya pengendalian pengendalian piutang,
yaitu tidak menjamin ataupun dapat memastikan bahwa semua
penyerahan memang difaktur, atau difaktur sebagaimana mestinya,
kepada para pelanggan dan bahwa penerimaan benar-benar masuk
kedalam rekening bank perusahaan sehingga harus diberlakukan
suatu sistem pengendalian yang memadai.
(2001:418)
2.1.6 Efektifitas Pengendalian Piutang
Piutang merupakan pos yang penting bagi kebanyakan perusahaan, karena
merupakan bagian aktiva lancar perusahaan dan cukup berperan dalam laporan
keuangan perusahaan. Kurangnya pemahaman dan pengendalian atas piutang akan
mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Oleh karene itu, diperlukan sistem
informasi, pengendalian yang memadai, dan didukung sumber daya manusia yang
potensial, akan menghindarkan perusahaan dari kerugian sehingga tujuan
Semakin besarnya volome penjualan kredit semakin besar juga resiko tidak
tertagihnya piutang tersebut. Kemampuan piutang untuk dapat dikonversikan
kedalam uang tunai dikenal dengan kolektibiltas atau penagihan piutang. Ada
beberapa kendala dalam penagihan piutang, baik intern maupun ekstern. Faktor
intern berasal dari pemeriksaan intern penjualan kredit yang kurang baik,
sedangkan faktor ekstern dapat disebabkan oleh keadaan pelanggan, misalnya
pailit. Pengendalian piutang menurut Mulyadi adalah :
“ Adalah serangkaian kebijakan penerapan sistem prosedur yang
digunakan oleh manajemen dan mengawasi aktivitas yang terjadi
di perusahaan”
(2002:183)
Salah satu tujuan utama manajemen keungan adalah mengusahakan adanya
penugasan kas secara berhati-hati dan efektif. Ditinjau dari segi penagihan kas,
ada dua fase pengendalian yaitu:
1. mempercepat penagihan.
2. Pengendalian intren yang layak terhadap penagihan
.
Dengan demikian untuk mengetahui apakah pengendalian efektif atau
tidak, yaitu dengan pengendalian internal, adapun tujuan pengandalian internal
menurut Arens dan Lobbecke dalam hal ini pengendalian piutang, perusahaan
khususnya manajemen, menerapkan pengendalian internal terhadap piutang yang
bertujuan untuk :
1)" Reliability of financial reporting
2) Control related to the reliability of financial reporting
3) Efficiency and efectiveness of operations
4)
Compliance with applicable laws and regulations”.
Keempat tujuan pengendalian piutang atas transaksi diatas dapat diuraikan
sebagai berikut :
1)
Reliability of financial reporting
(menyediakan informasi yang dapat
dipercaya) .
Informasi yang akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya sangat diperlukan
oleh manajemen untuk melaksanakan kegiatan operasinya. Pengendalian
interal terhadap piutang dapat membantu memenuhi kebutuhan manajemen
akan informasi.
2)
Control related to the reliability of financial reporting
(melindungi harta
dan catatan perusahaan)
Adanya penendalian internal yang baik atas harta dan catatan perusahaan
akan mengurangi kecurangan atau penyalahgunaan harta dan catatan
tersebut.
3)
Efficiency and efectiveness of operations (
meningkatkan efisiensi dan
efektivitas operasi perusahaan.
Adanya
pengendalian
internal
yang
baik
terhadap
piutang,
akan
mengurangi kemungkinan terjadinya perangkapan tugas dan penggunaan
secara tidak efisien.
4)
Compliance
with
applicable
laws
and
regulations
(meningkatkan
kepatuhan terhadap kebijakan- kebijakan yang ditetapkan)
Pengendalian internal yang baik terhadap piutang akan memberikan suatu
keyakinan memadai bahwa kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian internal
terhadap piutang, akan sangat mempengaruhi penanganan transaksi-transaksi
keuangan dari suatu perusahaan sehingga perolehan keungan dan perlindungan
terrhadap aktiva memungkinkan untuk dicapai dan dilakukan.
2.1.7 Hubungan
Sistem
Informasi
Akuntansi
Penjualan
Terhadap
Efektivitas Pengendalian Piutang.
Sistem informasi akuntansi penjualan memiliki hubungan yang sangat erat
dengan efektivitas pengendalian piutang. Sistem informasi akuntansi merupakan
kerangka kerja yang harus dikoordinasikan dengan baik antara sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Salah satu sumber daya yang dimiliki yaitu penjualan secara
kredit sehingga perlu adanya penanganan atau pengendalian untuk efektivitas
oprasional perusahaan karena apabila piutang terlalu banyak kemungkinan tidak
tertagihnya semakin besar, sehingga perlu adanya pengendalian piutang untuk
menghindari piutang tidak tetagih. Hubungan antara sistem informasi akuntansi
penjuana dalam rangka pengendalian piutang seperti yang diungkapkan oleh
Azhar Susanto adalah:
“Ada hubungan yang saling menunjang antara sistem informasi
akuntansi penjualan dengan pengendalian piutang. Dapat dikatakan
kedua alat tersebut harus berjalan bersama-sama dalam suatu
perusahaan. Sistem informasi akuntansi yang berlaku berisi
berbagai metode dan prosedur, harus mendukung terciptanya
kegiatan struktur pengendalian piutang dipihak lain. Struktur
pengendalian piutang yang dijalankan harus ditunjang dengan
sistem informasi yang baik.
Dengan demikian, masukan (data transaksi) menjadi keluaran (informasi)
yang diperlukan manajemen guna pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan
dan sasaran perusahaan.
Keputusan yang diambil oleh pihak manajemen merupakan dasar dari
perncanaan. Perencanaan merupakan standar dalam pencapaian efektivitas
pengendalian piutang. Dengan demikian, sistem informasi akuntansi penjualan
akan tercapai apabila efektivitas pengendalian piutang dilaksanakan dengan baik
dan mencapai sasaran, mulai dari prosedur pemesanan penjualan sampai dengan
diterimanya uang yang kemudian disusun dalam laporan keungana dan laporan
manajemen.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan sistem informasi
akuntansi penjualan tlah memadai, maka dapat menghasilkan pengendalian
piutang yang memadai pula.
2.2
Kerangka Pemikiran
Penjualan barang atau jasa adalah sumber pendapatan utama perusahaan.
Penjualan yang transaksinya dilakukan secara tunai lebih disukai oleh perusahaan,
karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera
digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Dipihak lain
para pelanggan umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan
penjualan
secara
kredit,
karena
pembayaranya
dapat
ditunda.
Dalam
kenyataannya, penjualan kredit pada banyak perusahaan biasa jauh lebih besar
Piutang merupakan komponen dalam neraca sebagian besar perusahaan.
Prosedur yang wajar dan cara pengendalian yang baik terhadap piutang ini
merupakan suatu keharusan bukan saja untuk keberhasilan perusahaan, tetapi juga
untuk memelihara hubungan yang baik dengan para konsumen. Sehingga piutang
ini dikelola dan dikembangkan untuk memberikan konstribusi dan efektivitas
kinerja perusahaan.
Menurut Sunarto mendefinisikan piutang sebagai berikut:
“Tagihan yang timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa
secara kredit”
(2003:37)
Dan pengertian piutang menurut Alfonus Sirait dan Helda Gunawan yaitu :
“Piutang atau (
receivable
) meliputi semua klaim dalam bentuk
uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau
organisasi lainnya.
(2005:324)
Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umum
adalah dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Aktivitas penjualan dapat
diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan kepemilikan atas barang dan jasa
yang disertai dengan penyerahan modal dari pihak penerima sehingga terjadi
timbal balik antara keduanya supaya penjualan dapat berjalan dengan baik harus
Adapun pengertian pengendalian menurut Sukrisno Agoes sebagai berikut:
“Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen dan personal lain entitas yang
didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan
pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi dan (c)
kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.
(2004:75)
Efektivitas pengendalian akan memungkinkan otoritas atas transaksi yang
dilakukan secara benar, dimana setiap transaksi yang dilakukan atau dicatat,
diklasifikasikan dan dilaporkan sebagai mana seharusnya, sehingga kekayaan dan
catatan perusahaan bisa telindungi dengan baik.
Pengertian efektivitas menurut Azhar Sutanto yaitu:
“Efektivitas artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan
pemakai
dalam
mendukung
suatu
proses
bisnis,
termasuk
didalamnya informasi tersebut harus disajikan dalam waktu yang
tepat dan tepat, format yang tepat sehingga dapat dipahami,
konsisten dengan format sebelumnya, isinya sesuai dengan
kebutuhan saat ini dan lengkap atau sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan”.
(2004:47)
Dari definisi diatas dapat diartikan secara umum, efektivitas menyangkut
derajat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
sedangkan efisiensi dapat dimaksudkan sebagai kemampuan organisasi dalam
menggunakan sumber daya yang ada untuk menghasilkan keluaran yang
diharapkan.
Jadi cara terbaik untuk mengetahui penagihan piutang dagang adalah
dengan menganalisa umur piutang. Semakin tua umur piutang, semakin kecil
meyakinkan
tertagih
atau
tidaknya
piutang
dan
menunjukan
efektifitas
pengendalian piutang.
Efektivitas pengendalian piutang menurut Mulyadi adalah :
“Serangkaian kebjakan penerapan sistem prosedur yang digunakan
manajemen dan mengawasi aktivitas yang terjadi di dalam
perusahaan.
(2000:183)
Perencanaan penjualan pada suatu perusahaan akan menjadi dasar bagi
perencanaan produksi, perencanaan pembeli, perencanaan penerimaan dan
pengeluaran kas, serta perencanaan lain dalam perusahaan, untuk itu dalam
melaksanakan penjualan para manajer memerlukan berbagai informasi yang
memadai sesuai dengan keadaan perusahaan sehingga memudahkan manajer
dalam mengambil suatu keputusan secara cepat dan tepat. Dan untuk mencapainya
perusahaan perlu menerapkan sistem informasi akuntansi.
Adapun pengertian sistem informasi akuntansi menurut Mulyadi adalah:
“Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan
laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi
keuangan
yang
dibutuhkan
oleh
manajemen
guna
memudahkan pengendalian”.
(2001:3)
Beberapa tujuan utama seiring dengan disusunnya sistem informasi
aktuntansi bagi suatu perusahaan, menurut La Midjan adalah sabagai berikut:
2. Untuk
meningkatkan
kualitas
inernal
cek
atau
sistem
pengendalaian
intren,
yaitu
sistem
yang
diperlukan
untuk
mengamankan kekayaan perusahaan. Hal ini berarti bahwa sistem
akuntansi yang disusun harus mengandung kegiatan intern
perusahaan.
3. Untuk dapat menekan biaya-biaya tata usaha, ini berarti bahwa
biaya tata uasaha untuk sistem akuntansi harus seefisien mungkin
serta jauh lebih murah dari manfaat yang akan diperoleh dari
penyusunan sistem informasi”.
(2001:1)
Berdasarkan urain diatas dapat dijelaskan bahwa sistem informasi
bertujuan untuk mendukung operasi-operasi harian, pembuatan keputusan intern
perusahaan dan pengendalian terhadap manajemen perusahaan secara tepat dan
tepat dalam rangka meningkatkan sistem pengendalian intern.
Hubungan antara sistem informasi akuntansi dalam rangka pengendalian
piutang seperti yang diungkapkan oleh Azhar Susanto adalah:
“Ada hubungan yang saling menunjang antara sistem informasi
akuntansi penjualan dengan pengendalian piutang. Dapat dikatakan
kedua alat tersebut harus berjalan bersama-sama dalam suatu
perusahaan. Sistem informasi akuntansi yang berlaku berisi
berbagai metode dan prosedur, harus mendukung terciptanya
kegiatan struktur pengendalian piutang dipihak lain. Struktur
pengendalian piutang yang dijalankan harus ditunjang dengan
sistem informasi yang baik.
(2002:59)
Hali ini menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alvin
Fauzan pada tahun 2003 yang berjudul “ Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Persedian Barang Jadi Pada PT
Pindad” menyimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi berperan terhadap
informasi pengendalian persediaan barang dalam perusahaan untuk melakukan
Utuk lebih jelasnya penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
peneliti-peneliti terdahulu menghasilan kesimpulan mengenai sistem informasi akuntansi
penjualan terhadap efektivitas pengendalian piutang, yang dapat dilihat dari tabel
[image:37.595.112.548.251.666.2]berikut ini:
Tabel 2.1
Penelitian dan Referensi yang berkaitan dengan pengaruh sistem informasi
akuntansi penjualan terhadap efektivitas pengendalian piutang
No Nama Tahun Judul Kesimpulan Perbedaan Persamaan
1 Dondy
Rayumsi
2006 Peranan sistem
informasi akuntansi penjualan dalam menghasilkan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan pimpinan pada Auto 2000 Peranan sistem informasi penjualan sangat pentin bagi pimpinana untuk mengambil keputusan Variabel terikatnya adalah informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan pimpinan. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sedangkan penelti menggunakan sampling jenuh atau sensus. Terdapat variabel sertan indikator mengenai sistem informasi akuntansi penjualan 2 Alvin Fauzan
2004 Peranan Sistem
Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Persedian Barang
Jadi Pada PT
Berdasarkan uraian kerangka di atas, maka peneliti dapat menggambarkan
[image:38.595.113.496.138.399.2]skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Hipotesi merupakan suatu pertanyaanyang bersifat sementara atau dengan
anggapan, pendapat atau asumsi yang mungkin benar dan mungkin salah.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang disajikan
penulis adalah “Terdapat Pengaruh Antara Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
terhadap Efektivitas Pengendalian Piutang”.
Tujuan Perusahaan Maksimalisasi Laba
Tujuan pengendalian piutang Penjualan barang
Terdapat pengaruh antara sistem informasi akuntansi terhadap efektivitas
pengendalian piutang
Kegiatan Oprasional
37
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data sesuai
dengan pendapat. Pengertian objek penelitian menurut Husein Umar adalah:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang
menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.
Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
(2005:303)
Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah sistem informasi akuntansi
penjualan dan pengendalian piutang pada PT. Adira Finance Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis tidak lepas dari ilmu tentang penelitian
yang sudah dicoba dan diatur menurut aturan serta urutan secara menyeluruh dan
sistematis. Untuk menerapkan suatu teori terhadap suatu permasalahan, diperlukan
Adapun pengertian dari metode menurut I Made Wiratha adalah sebagai
berikut:
“Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan.”
(2006:77)
Adapun pengertian penelitian menurut I Made Wiratha adalah sebagai berikut:
“Penelitian didefinisikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.”
(2006:76)
Sedangkan pengertian dari metode Penelitian menurut I Made Wiratha
adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan.”
(2006:77)
Berdasarkan dari pengertian di atas, maka metode penelitian adalah teknik
atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan dan mencatat data, baik data primer
maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah
yang kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok
permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang diinginkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kesimpulan. Pengertian metode deskriptif menurut Sujoko Efferin adalah sebagai
berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memberi gambaran tentang detil-detil sebuah situasi lengkungan sosial atau hubungan”
(2004:9)
Sedangkan pengertian analisis kuantitatif menurut Rosgandika Mulyana
adalah sebagai berikut:
“Analisis kuantitatif adalah metode ilmiah untuk mencapai validitas yang tinggi reliabilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat kuantitatif memberi bobot (rating), peringkat
(ranking),atau skor(scoring).
(2005:8)
Jadi metode deskriptif kuantitatif adalah suatu bagian dari metode penelitian,
yang membahas cara-cara pengumpulan data, yang bertujuan untuk menggambarkan
dan menganalisis permasalahan berdasarkan fakta yang ada, kemudian dibandingkan
dengan teori dasar mengenai masalah yang diteliti.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
Menurut Sugiyono penjelasan proses penelitian dapat disimpulkan sebagai
berikut:
“Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan”.
(2008:13)
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain pada
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Masalah
Peneliti melakukan survei awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk
dijadikan sebagai dasar penelitian
2. Rumusan Masalah
Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena
tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu
penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumus kan
secara jelas. Rmusan masalah dalam penelitian ini telah disebutkan dalam latar
belakang penelitian dan diperinci dalam identifikasi masalah. Masalah-masalah
atau fenomena yang terjadi, nantinya akan dibahas pada bab IV.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka
peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah. Selain itu
bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
(hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis
yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang
merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan
yang rasional.
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara
empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada
penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara sistem informasi penjualan dengan
pengendalian piutang.
5. Metode penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang
sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian
data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan
praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada
penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
dan survei dengan teknik analisis data menggunakan metode analisis deskriptif
dan kuantitatif.
6. Menyusun instrumen penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih Pada penelitian ini untuk menguji
adanya hubungan sistem informasi akuntansi penjualan (variabel independen)
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan.
Desain penelitian yang lebih sederhana lagi akan dijelaskan dalam bentuk tabel
di bawah ini:
Tabel: 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang
digunakan Unit Analisis Time Horizon T - 1 Deskriptif Deskriptif dan
Survei
PT. Adira Finance bandung
Cross Sectional
T - 2 Deskriptif Deskriptif dan Survei
PT. Adira finance bandung
Cross Sectional
T - 3 Deskriptif dan Kuantitatif Explanatori Survei PT. Adira finance Bandung Cross Sectional
Sumber: Umi Narimawati, 2007
Pada penelitian ini tujuan dari penelitian ada tiga yaitu, pertama untuk
mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan, kedua untuk
mengetahui bagaimana efektivitas pengendalian piutang, dan ketiga untuk
mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi penjualan terhadap efektivitas
pengendalian piutang pada PT. Adira Finance Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
survey dengan cara membandingkan keadaan/gambaran yang diperoleh dari survey
lain yang ada di perusahaan, dengan jenis time horizon “cross sectional”, karena dilakukan dengan waktu sekali saja serta untuk mengetahui seberapa besar peranan
kedua variabel digunakan metode eksplanatori survey untuk menggambarkan
faktor-faktor penyebab dan mengungkapkan perilaku variabel penelitian.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel adalah variabel yang dioperasikan untuk pengujian
hipotesis. Agar penelitian ini lebih terarah maka perlu ditentukan variabel-variabel
yang akan diteliti. Dalam hal ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Variabel Independen (Variabel X)
Variabel ini adalah variabel bebas yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh
variabel lain. Dalam penyusunan penelitian ini yang menjadi variabel independen
adalah “Sistem Informasi Akuntansi”. Indikator variabel ini adalah unsur sisten
informasi akuntansi.
2. Variabel Dependen (Variabel Y)
Variabel Dependen adalah variabel yang terikat (tidak bebas) yang dipengaruhi
oleh variabel Independen. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel
dependen adalah “efektivitas pengendalian piutang” variabel dependen ini adalah
tahap-tahap kecurangan persediaan yaitu indikator komponen pengendalian
intern.
Pengumpulan informasi mengenai variabel-variabel ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang diajukan kepada responden pada bagian manajer
sallesmen dan bagian lain yang terkait yang pada akhirnya di ranking juga berdasarkan skala ordinal.
Penjelasan skala ordinal dikemukakan oleh Jonathan Sarwono yaitu:
“Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah
relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh objek atau individu
tertentu.”
(2006:630)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa skala pengukuran ordinal dapat
memberikan gambaran yang diperoleh dari objek atau individu tertentu yang
berisikan mengenai informasi-informasi yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian
Tabel 3.2 Oprasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Sub Indikator skala
Sistem informasi akuntansi penjualan (variabel X) “Sistem Informasi Akuntasi adalah organisai formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keungan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengendalian”. (Mulyadi, 2001:3) “Penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan”
(Basu Swasta 1999:8)
Unsur-unsur Sistem Informasi akuntansi. Agus Maulana (2000:4) Fungsi sistem Informasi akuntansi penjualan Mulyadi (2001:462)
1. Sumber daya dan alat 2. Data (formulit
dan catatan) 3. Informasi
Efektivitas Pengendali an piutang (Variabel Y) Adalah serangkaian kebijakan penerapan sistem prosedur yang digunakan oleh manajemen dan mengawasi aktivitas yang terjadi didalam perusahaan (Mulyadi, 2002:183) Tujuan pengendalin piutang Arens and Lobbocke (2003:271) 1. Menyediakan data yang dapat dipercaya 2. Melindungi
data dan harta perusahaan 3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan 4. Meningkatkan kepatuhan terhadap kepatuhan kebijakan perusahaan. O rd in a l
Dalam oprasionalisasi variabel ini semua variabel di ukur oleh instrumen
pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pertanyaan atau pertanyaan tipe
likert. Penjelasan skala likert dikemukakan oleh Sugiyono adalah:
“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
(2004:86)
Untuk lebih jelasnya mengenai skor skala likert dituangkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.3 Skor Skala Likert No. Kriteria Skor item Positif
Skor item Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Netral (N) 3 3
4 Tidak Setuju (TS) 2 4
5 Sangat Tidak Setuju (STS)
1 5
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah data primer
dan sekunder. Adapun pengertian dari data primer dan sekunder Sukarmad adalah :
”Data primer adalah sumber-sumber yang memberikan data langsung dari tangan pertama dan data primer dalam penelitian ini berupa pernyataan-pernyataan dari responden, sedangkan data sekunder merupakan data yang mengutip dari sumber lain dan didapat dari perusahaan berupa sejarah perusahaan, sturktur organisasi, dan hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.”
(2000:34)
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis dalam melakukan penelitian ini
jenis data primer yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan
jenis data sekunder yang penulis gunakan adalah berupa kutipan dari sumber lain dan
didapat dari perusahaan berupa sejarah, struktur organisasi dan hasil penelitian yang
sudah pernah dilakukan pada perusahaan pada bidang penjualan
3.2.3.2 Teknik Pengumpulan Sampel
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer berupa
kuesioner yang diberikan kepada responden yang kemudian dirankingmenggunakan skala ukur ordinal karena seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa skala ordinal
memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh
objek atau individu tertentu.
Dalam penentuan data yang akan diolah, akan dibahas mengenai populasi dan
1. Populasi
Pengertian populasi diungkapkan oleh Uma Sekaran yaitu:
“Populasi(population)mengacu pada keseluruhan kelpompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi.”
(2006:121)
Populasi dalam penelitian ini berjumlah lima puluh (30) orang yang terdiri
dari lima (5) orang pada manajer penjualan , lima (5) orangAccounting & Financial, lima (5) orangSales supervisor, dua puluh (10) orangsalesman,enam (1) orang di bagian akuntansi dan penagihan, serta empat (2) oran