• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pra Rancangan Pebrik Pembuatan Pupuk Guano Dari Kotoran Kelelawar Dengan Kapasitas 21.000 Ton/Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pra Rancangan Pebrik Pembuatan Pupuk Guano Dari Kotoran Kelelawar Dengan Kapasitas 21.000 Ton/Tahun"

Copied!
265
0
0

Teks penuh

(1)

PUPUK GUANO DARI KOTORAN KELELAWAR

DENGAN KAPASITAS 21.000 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Sains Terapan

OLEH :

NIM : 035201018

HAMIDA POHAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

(2)

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN

PUPUK GUANO DARI KOTORAN KELELAWAR

DENGAN KAPASITAS 21.000 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Sains Terapan

OLEH :

NIM : 035201018 HAMIDA POHAN

Telah Diperiksa/Disetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

132 095 903

(Dr.Ir.Iriany, M.Si) (

NIP. 131882286 NIP. 132126842

Dr.Ir.Irvan, M.Si)

Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen Penguji III

(Dr.Ir.Iriany, M.Si) (Dr.Ir.Fatimah, MT) (M. Hendra S Ginting, ST,MT NIP. 131882286 NIP. 132095903 NIP.132243713

)

Mengetahui, Koordinator Tugas Akhir

(Dr.Ir.Irvan, M.Si NIP. 132126842 )

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

(3)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemampuan dan kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pra Rancangan Pabrik Pupuk Guano dari Kotoran Kelelawar dengan Kapasitas 21.000 ton/tahun”.

Tugas Akhir ini ditulis untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian sarjana di Departemen Teknik Kimia, Program Studi Teknologi Kimia Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan fasilitas dari berbagai pihak. Penulis berterima kasih kepada:

1. Ibu Dr.Ir.Iriany,M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan, arahan dan bimbingan selama menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Dr.Ir.Irvan, M.Si, selaku Koordinator Tugas Akhir dan juga Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. Kedua orang tua penulis atas doa, bimbingan dan motivasi yang diberikan saat ini.

4. Ibu Ir. Renita Manurung MT, selaku Ketua Departemen Teknik Kimia 5. Bapak Hendra Ginting ST, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Kimia 6. Staf Pengajar Departemen Teknik Kimia atas ilmu yang diberikan kepada

penulis sehingga penulis dapat mengerjakan Tugas Akhir ini.

7. Para Pegawai Departemen Teknik Kimia atas bantuan dan kemudahan administratif yang diberikan

8. Rekan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini T. Rico Ardhin

9. Teman – teman Penulis Isma, Inelfi, Khairi, Rini, Ardi, Jojor, Lamganda dan Rispa yang selama ini memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.

(4)

saran dan kritik yang membangun. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juli 2008 Penulis,

(5)

Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi besar sebagai pupuk organik.Selama ini pemerintah Indonesia masih mengandalkan impor terhadap bahan dasar pupuk sedangkan sekitar 200 gua di Indonesia diprediksi berpotensi menjadi salah satu solusi atas problem kesulitan pupuk saat ini dengan memanfaatkannya sebagai penghasil pupuk guano.

Direncanakan Pabrik Pupuk Guano memproduksi sekitar 21.000 ton/tahun dengan 300 hari kerja setahun dan didirikan di kecamatan Lintong Ni Huta, Tapanuli Utara dengan luas areal 10.000 m2

Hasil Analisa Ekonomi Pabrik Pupuk Guano adalah sebagai berikut :

. Karyawan operasi yang dibutuhkan berjumlah 100 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Manager dengan struktur organisasi sistem garis.

• Modal Investasi = Rp. 130.789.699.447,-

• Biaya Produksi = Rp. 43.824.210.451 -

• Laba Bersih = Rp. 29.693.289.549 ,-

Profit Margin = 58,26 %

Break Even Point (BEP) = 38,15 %

Return On Investment (ROI) = 27,029 %

Pay Out Time (POT) = 4,4 Tahun

Return On Network (RON) = 37,84 %

(6)

KATA PENGANTAR………. i

INTISARI……… iii

DAFTAR ISI………... iv

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR……….. xi

BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-2 1.2 Perumusan Masalah... I-2 1.3 Tujuan Perancangan Pabrik... I-2 1.4 Manfaat Perancangan... I-2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES... II-1 2.1 Bahan Organik... II-1 2.2 Klasifikasi Pupuk... II-1 2.3 Pupuk Guano... II-3 2.3.1 Pembagian Pupuk Guano... II-4 2.3.2 Sumber Penghasil Pupuk Guano... II-4 2.3.3 Kandungan Utama dan Kandungan Tambahan Pupuk Guano II-6 2.3.3.1 Kandungan Utama Pupuk Guano... II-6 2.3.3.2 Kandungan Tambahan Pupuk Guano... II-7 2.3.4 Reaksi Kimia pada Pupuk Guano... II-8 2.3.5 Jenis-jenis Pupuk Guano Dipasaran... II-8 2.4 Deskripsi Proses... II-9 2.4.1 Pengeringan dan Pemisahan Kotoran Bahan Baku... II-9 2.4.2 Pencampuran dan Solidifikasi... II-10 2.4.3 Pembutiran dan Pengantongan... II-10 2.5 Diagram Pembuatan Pupuk Guano... II-12

(7)

4.2 Neraca Panas pada Rotary Drier (RD-101)... IV-1 4.3 Neraca Panas pada Dilution Tank (DTT-101)... IV-2

(8)

5.30 BIN (TT-301)... V-17 5.31 Hand Truck (HT-301)... V-18 5.32 Gudang Penyimpanan Pupuk Guano... V-18 5.33 Blower (JB-201)... V-18 5.34 Hot Chamber (HC-201)... V-19 5.35 Brander (BR-201)... V-19 5.36 Fuel Tank (FTT-201)... V-20

BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA... VI-1 6.1 Instrumentasi... VI-1 6.2 Keselamatan Kerja... VI-5 6.2.1 Pencegahan Terhadap Bahaya Kebakaran dan Peledakan. VI-6 6.2.2 Peralatan Perlindungan Diri... VI-7 6.2.3 Keselamatan Kerja Terhadap Listrik... VII-7 6.2.4 Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan... VII-8 6.2.5 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis... VII-8

(9)

8.1.1 Faktor Utama... VIII-1 8.1.2 Faktor Khusus... VIII-2 8.2 Tata Letak Pabrik... VIII-3 8.3 Perincian Luas Tanah... VIII-5

(10)

9.5.2 Pengaturan Jam Kerja... IX-11 9.6 Kesejahteraan Tenaga Kerja... IX-11

BAB X ANALISA EKONOMI………. X-1

10.1 Modal Investasi………. X-1 10.1.1 Modal Investasi Tetap (FCI)……… X-1 10.1.2 Modal Kerja (WC)……….. X-2 10.2 Biaya Produksi Total (BPT)……….. X-3 10.2.1 Biaya Tetap (FC)………. X-3 10.2.2 Biaya Variabel (VC)………... X-4 10.3 Total Penjualan……….………. X-4 10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha………... X-4 10.5 Analisa Aspek Ekonomi……….... X-5 10.5.1 Profit Margin (PM)………. X-5 10.5.2 Break Even Point (BEP)………. X-5 10.5.3 Return On Investment (ROI)………. X-6 10.5.4 Pay Out Time (POT)………... X-6 10.5.5 Return On Network (RON)……… X-7 10.5.6 Internal Rate Of Return (IRR)……… X-7

BAB XI KESIMPULAN……… XI-1

DAFTAR PUSTAKA

(11)
(12)
(13)
(14)

Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi besar sebagai pupuk organik.Selama ini pemerintah Indonesia masih mengandalkan impor terhadap bahan dasar pupuk sedangkan sekitar 200 gua di Indonesia diprediksi berpotensi menjadi salah satu solusi atas problem kesulitan pupuk saat ini dengan memanfaatkannya sebagai penghasil pupuk guano.

Direncanakan Pabrik Pupuk Guano memproduksi sekitar 21.000 ton/tahun dengan 300 hari kerja setahun dan didirikan di kecamatan Lintong Ni Huta, Tapanuli Utara dengan luas areal 10.000 m2

Hasil Analisa Ekonomi Pabrik Pupuk Guano adalah sebagai berikut :

. Karyawan operasi yang dibutuhkan berjumlah 100 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Manager dengan struktur organisasi sistem garis.

• Modal Investasi = Rp. 130.789.699.447,-

• Biaya Produksi = Rp. 43.824.210.451 -

• Laba Bersih = Rp. 29.693.289.549 ,-

Profit Margin = 58,26 %

Break Even Point (BEP) = 38,15 %

Return On Investment (ROI) = 27,029 %

Pay Out Time (POT) = 4,4 Tahun

Return On Network (RON) = 37,84 %

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja

pada bidang pertanian membutuhkan pupuk sebagai pendukung keberhasilan

pembangunan pertanian. Namun, hingga kini untuk memenuhi permintaan petani

terhadap pupuk, pemerintah Indonesia masih mengandalkan impor terhadap bahan

dasar pupuk. Sebagai contoh, untuk membuat pupuk TSP (Triplesuperphosphate), hampir 100% bahan dasarnya diimpor dari luar negeri. Menurut data Statistik Impor,

Indonesia mengimpor triplesuperphosphate pada Mei 2001 sebanyak 7.570 ton dengan nilai US$ 892.847 atau sekitar Rp 8.035.623.000 atau sekitar 8 triliun per

bulan. Sehingga diperkirakan dalam satu tahun menghabiskan devisa sekitar 96

triliun rupiah

Dapat dilihat dari data statistik dibawah kandungan peningkatan produksi jenis pupuk (ton) se-sumatera utara adalah:

Tahun Urea Amoniak TSP NPK

1980 2.084.768 15.287 645.797 50.690

1981 2.022.774 23.884 762.105 52.220

1982 1.944.115 23.154 841.861 44.540

1983 2.205.725 36.381 956.364 70.270

1985 2.775.207 26.495 1.203.661 95.250

Sumber: (

Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi

besar sebagai pupuk organik dimana guano kelelawar mengandung paling banyak

posfat disamping nitrogen dan potassium (

http: www.Badan Pusat Statistik.sumut.prov.com)

www.css.Cornell

Sekitar 200 gua di Indonesia diprediksi berpotensi menjadi salah satu solusi

atas problem kesulitan pupuk saat ini dengan memanfaatkannya sebagai penghasil

pupuk guano.

). Selain ketiga unsur

utama tersebut, guano mengandung semua unsur atau mineral mikro yang

dibutuhkan tanaman seperti kalsium oksida (CaO) dan magnesium oksida (MgO)

(16)

Dengan demikian pupuk guano bisa dijadikan sebagai pengganti pupuk TSP

yang selama ini diimpor dari luar negeri sehingga devisa negara dapat digunakan

didalam negeri untuk kesejahteraan penduduknya sekaligus memanfaatkan potensi

kekayaan alam Indonesia yang belum dimanfaatkan.

1.2 Perumusan Masalah

Kebutuhan pasar menyebabkan pentingnya pertimbangan pembangunan

pabrik pupuk guano dengan proses yang efisien, ekonomis dan ramah lingkungan.

Pra rancangan pabrik pupuk guano dari kotoran kelelawar diharapkan dapat menjadi

solusi yang tepat untuk memenuhi kriteria tersebut, selain sebagai pemanfaatan

potensi alam yang belum dimanfaatkan. Pertimbangan untuk mendirikan pabrik

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri tanpa harus melakukan

impor dari luar negeri.

1.3 Tujuan Perancangan Pabrik

Tujuan pembuatan pra rancangan pabrik pupuk guano dari kotoran kelelawar

adalah untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia industri khususnya perancangan,

proses dan operasi teknik kimia.

1.4 Manfaat Perancangan

Manfaat pra rancangan pabrik guano dari kotoran kelelawar adalah memberi

gambaran kelayakan (feasibility) pabrik ini untuk dikembangkan di Indonesia. Dimana nantinya gambaran tersebut menjadi patokan untuk pengambilan keputusan

(17)

TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

2.1 Bahan Organik

Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur

ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh

tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan

penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami

pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam

pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan

tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui

penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk.

Pupuk merupakan bahan baik alami maupun buatan yang ditambahkan pada tanah

supaya kesuburan tanah dapat meningkat

2.2 Klasifikasi Pupuk

Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara

penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya.

A. Berdasarkan asalnya dibedakan :

1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam

tanpa proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano,

pupuk hijau dan pupuk batuan P.

2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP, urea,

rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah

sumber daya alam melalui proses fisika dan/atau kimia.

B. Berdasarkan senyawanya dibedakan :

1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk

alam tergolong pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk alam

yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya

(18)

2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik.

Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

C. Berdasarkan fasa-nya dibedakan :

1. Padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai

yang mudah larut dalam air sampai yang sukar larut.

2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu

dengan air, Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung

banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal. Pupuk

amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar

83%, penggunaannya dapat diinjeksikan lewat tanah.

D. Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:

1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan

disemprotkan pada permukaan daun.

2. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah

disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.

E. Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:

1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut

diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH

menjadi lebih rendah). Misalnya: Za dan Urea.

2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila

diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya:

pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.

F. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:

1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya: urea hanya

mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (meskipun juga

mengandung Ca).

2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara

tanaman. Contoh: NPK, amophoska, dan nitrophoska.

(19)

G. Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:

1. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja: NPK,

dan nitrophoska.

2. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya:

mikrovet, mikroplek, metalik.

3. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika.

Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat

pengatur tumbuh (hormon tumbuh)

2.3 Pupuk Guano

Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi

besar sebagai pupuk organik. Salah satu penelitian yang mampu membuktikan

kegunaan guano sebagai bahan dasar pupuk organik adalah penelitian Universitas

Cornell di New York-Amerika Serikat. Perbandingan nutrient pada beberapa hewan

dapat dilihat tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Perbandingan nutrien feses pada beberapa hewan :

Jenis hewan Nitrogen P (P2O5) K (K2O)

Ayam 3.6 1.3 1.3

Sapi potong 2.0 0.65 1.6

Sapi perah 3.3 0.35 2.0

Bebek 2.6 0.8 0.5

Kambing 4.0 0.61 2.8

Guano kelelawar 5.7 8.6 2.0

Kuda 2.5 0.25 0.8

Manusia 2 1 0.2

Babi 2.8 1 1.2

Burung merpati 6.5 2.4 2.5

Kelinci 4.8 2.8 1.2

Domba 3.5 0.55 1

Kalkun 5 0.6 0.8

Sumber : http.www.css. Cornell, educ. Fertilizer analisis.pdf

(20)

bagian kadar unsur fosfat dan menduduki urutan ketiga terbesar bersama kotoran sapi

perah dalam kadar kalium. Dari keterangan tersebut guano kelelawar mengandung

paling banyak fosfat. Fosfat merupakan bahan utama penyusun pupuk selain nitrogen

dan Potasium. Guano juga mengandung unsur mikro seperti magnesium oksida

(MgO) dan kalsium oksida (CaO) yang dibutuhkan tanaman. Tidak seperti pupuk

kimia buatan, guano tidak mengandung zat pengisi. Guano tertahan lebih lama dalam

jaringan tanah, meningkatkan produktivitas tanah dan menyediakan makanan bagi

tanaman lebih lama dari pada pupuk kimia buatan.

2.3.1 Pembagian Pupuk Guano

Pembagian pupuk guano dapat dibedakan atas sifat kelarutannya dalam air

dan asam sitrat serta berdasarkan umur endapan guano.

A. Menurut sifat kelarutannya dalam air dan asam sitrat, guano digolongkan atas 2

golongan, yaitu :

1. Guano Non Available Phospate, dimana posfat merupakan senyawa yang tidak larut dalam air maupun dalam asam sitrat

2. Guano Available Phospate, dimana posfat merupakan senyawa yang larut dalam air ataupun asam sitrat.

B. Berdasarkan umur endapan guano dapat dibagi tiga jenis, yaitu :

1. Endapan guano baru, banyak mengandung senyawa organik berupa butiran

berwarna hitam

2. Endapan guano sedang, endapan yang sedang mengalami proses

demineralisasi, berupa butiran berwarna kuning kehitaman atau coklat

3. Endapan guano tua, endapan yang sudah mengalami proses demineralisasi,

kadar posfatnya relatip lebih tinggi, berupa gumpalan yang kekerasannya

bervariasi dari 2 sampai 4 menurut skala Mohs, berwarna kuning atau putih

(Sianturi,dkk.1977).

2.3.2 Sumber Penghasil Pupuk Guano

Gua merupakan salah satu habitat tempat tinggal sebagian besar jenis

kelelawar. Indonesia sangat kaya akan gua, di Jawa dan Bali terdapat sekitar 1000

(21)

Padaherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, endapan posfat yang ditemukan

termasuk ke dalam endapan posfat guano. Potensi endapan posfat guano di daerah

Padaherang belum bisa diperhitungkan secara matematis karena sebarannya yang

tidak merata dan kurangnya data tentang bentuk endapannya. Diperkirakan cadangan

fosfat guano di daerah ini kurang lebih 35.000 ton. Sedangkan potensi endapan

guano di daerah Pamarican dapat diperhitungkan secara matematis. Metode yang

digunakan yakni Metode Penampang (Cross Section). Cadangan endapan posfat

guano di lokasi Goa Bandung; berdasarkan data eksplorasi sebesar 25.186,901 ton,

Sedangkan berdasarkan data realisasi penambangan sebesar 20.423,979 ton

(www.mining.lib.itb.ac.id

Di daerah Sumatera Utara ada beberapa gua yang memiliki potensi sebagai

deposit guano. Pada tabel 2.2 dibawah ini menunjukkan beberapa gua yang ada di

Sumatera Utara yang memiliki potensi guano beserta posisi keberadaannya. )

Tabel 2.2 Beberapa gua di Sumatera Utara

No Lokasi Nama Gua Posisi

1 Tapanuli Utara

Liang Pangarambang 99o 21’ BT, 2o 5’ LU

Liang Simarogung 99o 19’ BT, 2o 2’ LU

Liang Panggabe 99o 20’ BT, 2o 2’ LU

Liang Nigurit 99o 20’ BT, 2o 5’ LU

Liang Sipege 99o 5’ BT, 2o 19’ LU

Liang Ompu Sosuharan 99o 39’ BT, 2o 12’ LU

2 Tapanuli Selatan

Liang Abuan 99o 28’ BT, 1o 19’ LU

Liang Siarsik – arsik 99o 27’ BT, 1o 7’ LU

Liang Manguap 99o 49’ BT, 1o 1’ LU

3 Tanah Karo

Liang Dahar

98o 16’ BT, 3o 7’ LU Liang Telpus

Liang Katimpines

Liang Dokar

98o 15’ BT, 3o 1’ LU Liang Kutabatu

4 Labuhan Batu Pulodogom -

(22)

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Sianturi, dkk pada tahun 1977,

perkiraan besarnya deposit guano yang terdapat didalam gua – gua yang ada di

Sumatera Utara yakni sekitar 200.000 – 365.000 ton. Pada tabel 2.3 dibawah ini

dapat dilihat perkiraan deposit guano di dalam gua – gua di Sumatera Utara.

Tabel 2.3 Perkiraan Besarnya Deposit Guano di Sumatera Utara

No Lokasi Deposit (ton)

1 Tapanuli Utara 45.000 – 65.000

2 Tapanuli Selatan 150.000 – 200.000

3 Tanah Karo 35.000 – 50.000

4 Daerah Lain 25.000 - 50.000

Total 255.000 – 365.000

(Sumber : Sianturi,dkk.1977)

2.3.3 Kandungan Utama dan Kandungan Tambahan Pupuk Guano 2.3.3.1 Kandungan Utama Pupuk Guano

Adapun kandungan – kandungan utama dalam pupuk guano yaitu :

1. Posfat (P)

Posfat merupakan bahan utama penyusun pupuk. Posfat berfungsi untuk

merangsang pertumbuhan akar dan pembungaan pada tanaman

(www.tumoutou.net/702_05123/m_fatah.htm). Besarnya kandungan posfat guano

(basis kering) dapat mencapai lebih dari 40 % dihitung sebagai P2O5

(Sianturi,dkk.1977).

2. Nitrogen (N)

Kandungan nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman yang

cepat (www.tumoutou.net/702_05123/m_fatah.htm). Besarnya kandungan nitrogen

dalam guano berkisar antara 0,10 – 2,0 % sebagai N dalam amonia dan nitrat

(Sianturi,dkk.1977).

3. Kalium (K)

Kalium berfungsi untuk merangsang kekuatan batang tanaman

(www.tumoutou.net/702_05123/m_fatah.htm). Besarnya kandungan kalium dalam

(23)

4. Kandungan Lainnya

Adapun kandungan-kandungan lain yang terdapat dalam guano adalah

kandungan air sekitar 8 - 19 %; kalsium oksida (CaO) sekitar 2,03 %; magnesium

oksida (MgO) sekitar 0,5 % , pasir kuarsa 1 % dan kandungan lainnya

(Sianturi,dkk.1977).

2.3.3.2 Kandungan Tambahan Pupuk Guano

Bahan – bahan tambahan dalam proses pengolahan pada pembuatan pupuk

guano adalah sebagai berikut :

1. Belerang (S)

Kandungan sulfur (S) ditambahkan dalam bentuk unsur kedalam tanah yang

berfungsi menyehatkan tanaman dan sebagian kecil diubah mikroba menjadi

senyawa yang dapat diabsorbsi oleh tanaman (Sianturi,dkk.1977). Belerang sebagai

unsur (S) ditambahkan dalam proses produksi sehingga kadar belerang dalam produk

sebesar 2 %.

Deposit belerang di Sumatera Utara dijumpai di Gunung Sorik Marapi,

Namora I Langit dan Gunung Sibayak. Pada tabel 2.4 dibawah ini dapat dilihat

besarnya deposit belerang di Sumatera Utara.

Tabel 2.4 Deposit Belerang Di Sumatera Utara

No Tempat Lokasi Besar Deposit

1 Sorik Marapi Tapanuli Selatan 220.000 ton

2 Namora I Langit Tapanuli Utara 70.000 ton

3 Gunung Sibayak Kab.Karo (belum disurvey)

(Sumber : Sianturi,dkk.1977)

2. Ammonium Sulphate (ZA)

(24)

3. Asam Sulfat (H2SO4

Asam sulfat ditambahkan kedalam guano untuk mengubah guano dari “non

available phosphate” menjadi “guano available phosfate.” Asam sulfat (H

)

2SO4)

ditambahkan dalam proses produksi sebesar 0 – 50 %.

4. Amonia (NH3

Amonia (NH

)

3) dibutuhkan untuk menetralisasikan kelebihan asam sulfat

dalam proses. Hasil netralisasi adalah ammonium sulfat yang merupakan bagian

daripada produk akhir.

2.3.4 Reaksi Kimia pada Pupuk Guano

Reaksi – reaksi kimia yang terjadi pada saat mengubah pupuk guano menjadi

pupuk superfosfat adalah sebagai berikut (Jacob,1953) :

NH3 + H3PO4 → NH4H2PO4

NH

+ panas

………..……....(1)

3 + CaH4(PO4)2 → NH4H2PO4 + CaHPO4

2NH

+

panas……….(2)

3 + 2CaHPO4 + CaSO4 → Ca3(PO4)2 +

(NH4)2SO4………….………..(3)

2.3.5 Jenis – jenis Pupuk Guano Dipasaran

Beberapa jenis guano yang dipasarkan dalam bentuk pupuk NPK dimana N

sebagai N2, P sebagai P2O5 dan K sebagai K2

Tabel 2.5 Jenis – jenis Guano yang dipasarkan

O. Pada tabel 2.5 dibawah ini dapat

dilihat beberapa jenis pupuk guano yang dipasarkan.

No Jenis Pupuk Kadar %

N P2O5 K2O

1 Guano 9,8 38 14,3

2 Guano 5 20 7,5

3 Guano 5 10 7,5

(25)

Jenis pupuk guano yang direncanakan berbeda dari jenis guano yang telah

ada dipasaran. Adapun jenis pupuk guano yang direncanakan mengandung

komposisi unsur sebagai berikut :

 Kandungan Nitrogen (N) sebanyak 5 %,  Kandungan Posfat (sebagai P2O5

 Kandungan Kalium (sebagai K

) sebanyak 10 %,

2

 Kandungan Sulfur (S) sebanyak 2 %.

O) sebanyak 3 % dan

2.4 Deskripsi Proses

Adapun tahapan proses pengolahan pupuk guano adalah sebagai berikut :

2.4.1 Pengeringan dan Pemisahan Kotoran Bahan Baku

Guano yang diperoleh dari penambangan di gua mempunyai bentuk batuan

(guano phosphate rock) yang mengandung air dan kotoran berupa pasir (Sianturi,dkk.1977) sehingga diperlukan proses pengeringan. Pengeringan dilakukan

di dalam truck drier (TD) dengan menggunakan bahan pengering udara panas yang bertemperatur 240 o

Untuk memisahkan kandungan pasir, bahan baku yang telah kering ini

diangkut ke Penggiling roller mill (FR) dengan bucket elevator (BE). Pemisahan antara pasir dan bahan baku dilakukan berdasarkan perbedaan diameter yang dapat

dihasilkan oleh operasi penggilingan pada roller mill (FR) dengan mengatur jarak antara roll penggiling sedemikian rupa sehingga praktis pasir – pasir tidak turut tergiling Campuran tepung guano dan pasir yang keluar dari roller mill (FR) kemudian diayak dengan vibrating screen (SS). Pada ayakan ini, pasir sebagai “

over-size” terpisah dari tepung guano.

C. Udara pengering ini dihasilkan oleh brander (BR) didalam satu unit hot chamber (HC). Agar pengeringan dapat berlangsung dengan lebih cepat, batuan guano ini lebih dahulu dipecah – pecahkan secara manual sehingga berukuran

diameter 1,5 – 2 inchi. Kadar air dalam bahan baku keluar dari ruangan pengeringan

sebesar 4 - 5 %.

Untuk memisahkan tepung yang lebih halus dengan yang masih kasar,

(26)

(AS-guano dan tepung amonium sulfat. Campuran tepung yang lebih kasar digiling

kembali pada roller mill (FR) dan di recycle ke air separator (AS).

2.4.2 Pencampuran dan Solidifikasi

Senyawa posfat dalam tepung guano direaksikan dengan asam sulfat 98 %

yang disediakan oleh dilution tank (DTT). Reaksi dekomposisi ini akan mengubah “non available posfat” menjadi “available phosfat”. Agar reaksi terjadi dengan lebih sempurna perlu diadakan pencampuran yang lebih homogen antara tepung dengan

larutan sulfat pada screw mixer (SM).

Screw mixer (SM) ini merupakan suatu talang terbuka yang dilapis dengan logam timbal dan sebagai pengaduk dipasang plat screw (screw – type mixer). Kedalam screw mixer (SM) ini juga ditambahkan tepung belerang

Untuk menyempurnakan reaksi dekomposisi diatas hasil campuran berupa

pulp keluar dari screw mixer (SM) dimasukkan kedalam tangki Den (Den). Reaksi tersebut berjalan dengan perlahan – lahan dan eksotermis. Selain konsentrasi reaktor,

kesempurnaan reaksi sangat dipengaruhi oleh temperatur. Temperatur yang optimal

adalah 110 o

Tangki Den dapat berputar diatas roller dan dilengkapi dengan scrapper, sekat (partition) dan saluran pengeluaran (discharge tube). Kecepatan putar 1,5 – 2 rph.

C (Sianturi,dkk.1977). Oleh karena itu perlu dilakukan pembuangan

panas reaksi yang timbul sampai temperatur optimal tersebut tercapai.

Hasil reaksi diatas berupa padatan (yang telah bercampur dengan senyawa N

dan S) dan dikeluarkan dari Den dalam bentuk tepung. Penepungan ini dilakukan

oleh scrapper yang berputar berlawanan dengan putaran Den.

2.4.3 Pembutiran dan Pengantongan

Hasil dari Den dimasukkan ke granulator trommel (G) untuk dijadikan butiran. Pembutiran dilakukan dengan menyemprotkan air kedalam curahan tepung

didalam granulator. Granulator trommel ini terdiri dari suatu drum vertikal yang

membentuk sudut 15o dengan bidang horizontal dan berputar pada sumbunya oleh

sebuah motor listrik. Mutu butiran yang terbentuk sangat ditentukan oleh kecepatan

(27)

Butiran yang terbentuk akan berguling keluar dari granulator secara kontinu. Butiran ini ditampung oleh sebuah belt conveyor (BC) dan dibawa ke pengering

rotarydrier (RD). Media pengering yang digunakan adalah aliran udara panas secara

counter current yang dihasilkan oleh hot chamber (HC). Temperatur rata – rata pengeringan adalah 100oC. Tepung halus yang terbawa oleh aliran udara pengering

keluar dari rotary drier ditampung pada cyclone (FG) dan dikembalikan ke

granulator trommel (G). Kadar air rata – rata keluar dari pengering adalah 1 %. Untuk mendapatkan ukuran butir yang agak homogen 5 – 10 mesh, butiran kering

tersebut diayak pada trommel screen (TS) dan selanjutnya diangkut dengan bucket

elevator ke bin untuk dibungkus atau dikantongkan. Pengantongan dilakukan secara manual dengan kapasitas tiap kantong 50 kg. Butiran yang lebih besar atau lebih

(28)

2.5 Diagram Pembuatan Pupuk Guano

Feed Roller Mill

Sand Vibrating Screen

Air Separator

Mixer

Storage Bagging Trommel

Screen Rotary Drier

Granulator

DEN Pengering

Brander

Fine Roller Mill

Sulfur Roller Mill

Sulfur Screen

Product Roller Mill Hot

Chamber

Dilution Tank

Cyclone

Bags

Guano

Pasir

H2O

H2SO4 98 %

T = 110 OC H2SO4

Blower

Halus dan kasar

H2O

Sprayed

Purge Gas Blower

Sulfur

To Air

Amonium Sulfat (NH4)2SO4

100 mesh

(29)

NERACA MASSA

Kapasitas Produksi : 21.000 ton /tahun atau 10 ton/jam

Waktu Operasi : 300 hari/tahun

Basis Perhitungan : 6666,6 kg/jam produk

Tabel 3.1 Neraca Massa pada Truck Drier (TD-101)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F1 F3 F4

N 0 - 0

P 1000 - 1000

K 300 - 300

Air (H2O) 639,994 395,33 244,664

Pasir 66,666 - 66,666

Kandungan Lain 4659,953 - 4659,953

Jumlah 6666,6 395,33 6271,27

6666,6 6666,6

Tabel 3.2 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-101)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F4 F4

N 0 0

P 1000 1000

K 300 3000

Air 244,664 244,664

Pasir 66,666 66,666

Kandungan Lain 4659,953 4659,953

(30)
[image:30.595.107.370.101.319.2]

Tabel 3.3 Neraca Massa pada Roller Mill (FR-101)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F4 F4

N 0 0

P 1000 1000

K 300 300

Air (H2O) 244,664 244,664

Pasir 66,666 66,666

Kandungan Lain 4659,953 4659,953

Jumlah 6271,27 6271,27

Tabel 3.4 Neraca Massa pada Vibrating Screen (SS-101)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F4 F5 F6

N 0 - 0

P 1000 - 1000

K 300 - 300

Air (H2O) 244,664 - 244,664

Pasir 66,666 66,666 -

Kandungan Lain 4659,953 - 4659,953

Jumlah 6204,544 66,666 6204,544

[image:30.595.112.448.351.592.2]
(31)
[image:31.595.107.470.97.301.2]

Tabel 3.5 Neraca Massa pada Roller Mill (FR-102)

Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F7 F10 F8

N 500 333,3332 833,333

P - 666,668 666,668

K - 200 200

Air (H2O) - 163,108 163,108

Kandungan Lain 1857,237 4344,817 6202,054

Jumlah 2357,2 5711,849 8069,869

8069,869 8069,869

Tabel 3.6 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-101)

Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

F6 F8 F9

N 0 833,333 833,333

P 1000 666,666 1666,667

K 300 200 300

Air (H2O) 244,664 163,108 407,773

Kandungan Lain 4659,953 6202,057 10862,623

Jumlah 6202,544 8069,069 14269,623

[image:31.595.107.462.336.532.2]
(32)
[image:32.595.108.448.335.554.2]

Tabel 3.7 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-102)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F9 F9

N 833,333 833,333

P 1666,667 1666,667

K 500 500

Air (H2O) 407,77 407,77

Kandungan Lain 10862,433 10862,433

Jumlah 14269,623 14269,623

Tabel 3.8 Neraca Massa pada Air Separator (AS-101)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F9 F10 F11

N 833,333 333,333 500

P 1666,667 666,668 1000

K 500 200 300

Air (H2O) 407,773 163,108 244,664

Kandungan Lain 10862,433 4344,817 6517,225

Jumlah 14269,623 5707,869 8651,804

(33)

Tabel 3.9 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-102)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F10 F10

N dalam (NH4)2SO4 333,3332 333,3332

P dalam P2O5 666,668 666,668

K dalam K2O 200 200

Air (H2O) 163,108 163,108

Kandungan Lain 4344,817 4344,817

Jumlah 5707,869 5707,869

Tabel 3.10 Neraca Massa pada Dilution Tank (DTT-101)

Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar

(kg/jam)

F12 F13 F14

Air (H2O) 28,167 605,628 633,8

Kandungan Lain 1380 - 1380

Jumlah 1408,377 605,628 2014,002

2014,002 2014,002

Tabel 3.11 Neraca Massa pada Roller Mill (FR-103)

Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar

(kg/jam)

F15 F17 F16

Sulfur (S) 200 85,714 285,714

(34)
[image:34.595.108.504.251.490.2]

Tabel 3.12 Neraca Massa pada Vibrating Screen (SS-102)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F16 F17 F18

Sulfur (S) 285,714 85,714 200

Jumlah 287,714 287,714

Tabel 3.13 Neraca Massa pada Screw Mixer (SM-101)

Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar

(kg/jam)

F11 F14 F18 F19

N 500 - - 250

P 1000 - - 500

K 300 - - 150

S - - 200 100

Air (H2O) 244,664 633,803 - 878,467

Kandungan Lain 6517,225 1380,209 - 7879,285

Jumlah 8561,774 2014,209 200 10775,776

10775,776 10775,776

Tabel 3.14 Neraca Massa pada DEN (DEN-101)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F19 F19

N 500 500

P 1000 1000

K 300 300

S 200 200

Air (H2O) 878,467 878,467

Kandungan Lain 7879,289 7879,289

[image:34.595.107.360.524.742.2]
(35)
[image:35.595.105.446.88.355.2]

Tabel 3.15 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-101)

Alur/

Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar

(kg/jam)

F19 F27 F20

N 500 55,555 555,56

P 1000 111,11 1111,1

K 300 22,222 333,333

S 200 33,333 233,333

Air (H2O) 878,467 11,116 889,576

Kandungan Lain 7879,289 877,476 8774,765

Jumlah 10775,776 1110,814 1188,344

11886,344 11886,344

Tabel 3.16 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-103)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F20 F20

N 555,56 555,56

P 1111,1 1111,1

K 333,333 333,333

S 222,22 222,222

Air (H2O) 889,576 889,576

Kandungan Lain 8774,765 8774,765

[image:35.595.109.371.378.595.2]
(36)
[image:36.595.121.515.97.340.2]

Tabel 3.17 Neraca Massa pada Granulator (G-101)

Alur/

Komponen Masuk (kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F20 F21 F25 F22

N 555,56 - 138,889 694,445

P 1111,1 - 277,75 1388,875

K 333,333 - 83,33 416,662

S 222,222 - 55,555 277,775

Air (H2O) 889,576 1166,2 27,75 2083,390

Kandungan Lain 8774,765 - 2193,691 10968,456

Jumlah 11886,344 1166,2 2777,036 15829,623

15829,623 15829,623

Tabel 3.18 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-102)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F22 F22

N 694,445 694,445

P 1388,875 1388,875

K 416,662 416,662

S 277,775 277,775

Air (H2O) 2083,39 2083,39

Kandungan Lain 10968,456 10968,456

[image:36.595.111.368.378.595.2]
(37)
[image:37.595.106.431.97.376.2]

Tabel 3.19 Neraca Massa pada Rotary Drier (RD-101)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F22 F23 F26

N 694,445 138,889 555,56

P 1388,875 277,775 1111,1

K 416,662 83,333 333,33

S 277,775 55,555 222,22

Air (H2O) 2083,390 1972,220 111,16

Kandungan Lain 10968,456 2193,691 8774,476

Jumlah 15829,623 4721,464 11108,144

15829,623

Tabel 3.20 Neraca Massa pada Cyclone (FG-101)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F23 F24 F25

N 138,889 - 138,889

P 277,775 - 277,775

K 83,333 - 83,333

S 55,555 - 55,555

Air (H2O) 1972,220 1944,428 27,798

Kandungan Lain 2193,691 - 2193,691

Jumlah 4721,464 1944,428 2777,039

[image:37.595.108.448.376.614.2]
(38)
[image:38.595.111.366.103.317.2]

Tabel 3.21 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-103)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F25 F25

N 138,889 138,889

P 277,775 277,775

K 83,333 83,333

S 55,555 55,555

Air (H2O) 27,798 27,798

Kandungan Lain 2193,691 2193,691

Jumlah 2777,039 2777,039

Tabel 3.22 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-103)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F26 F26

N 555,56 555,56

P 1111,1 1111,1

K 333,33 333,33

S 222,22 222,22

Air (H2O) 111,16 111,16

Kandungan Lain 8774,476 8774,476

[image:38.595.111.366.355.574.2]
(39)
[image:39.595.107.444.93.319.2]

Tabel 3.23 Neraca Massa pada Trommel Screen (TS-101)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam) Keluar (kg/jam)

F26 F27 F28

N 555,56 55,556 500

P 1111,1 111,11 1000

K 333,33 22,222 300

S 222,22 33,333 200

Air (H2O) 111,16 11,169 100

Kandungan Lain 8774,476 877,476 7879,029

Jumlah 11108,144 1110,8144 10000

Tabel 3.24 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-104)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F27 F27

N 55,556 55,556

P 111,11 111,11

K 22,222 22,222

S 33,333 33,333

Air (H2O) 11,169 11,169

Kandungan Lain 877,476 877,476

[image:39.595.110.367.355.574.2]
(40)
[image:40.595.108.382.102.320.2]

Tabel 3.25 Neraca Massa pada Roller Mill (FR-104)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F27 F27

N 55,556 55,556

P 111,11 111,11

K 22,222 22,222

S 33,333 33,333

Air (H2O) 11,169 11,169

Kandungan Lain 877,476 877,476

Jumlah 1110,8144 1110,8144

Tabel 3.26 Neraca Massa pada Belt Conveyor (BC-104)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F27 F27

N 55,556 55,556

P 111,11 111,11

K 22,222 22,222

S 33,333 33,333

Air (H2O) 11,169 11,169

Kandungan Lain 877,476 877,476

[image:40.595.111.364.355.575.2]
(41)
[image:41.595.109.366.102.320.2]

Tabel 3.27 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-104)

Alur/

Komponen

Masuk

(kg/jam)

Keluar

(kg/jam)

F28 F28

N 500 500

P 1000 1000

K 300 300

S 200 200

Air (H2O) 100 100

Kandungan Lain 7879,029 7879,029

(42)

NERACA PANAS

Basis Perhitungan : 1 jam operasi

Satuan Operasi : kJ/jam

Temperatur Referensi : 25 oC

4.1 Neraca Panas pada Truck Drier (TD-101)

Tabel 4.1 Neraca Panas pada Truck Drier (TD-101)

Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)

F1 F2 F3 F4

Guano 41.570,5118 - - 706.704,5616

Air 13.276,99553 - - 87.081,13519

Air yang menguap - - 1.017.698,142 -

Panas yang dibutuhkan

(Q) - 1.1091.504,282 - -

Total 1.146.350,73 1.146.698,142

4.2 Neraca Panas pada Rotary Drier (RD-101)

Tabel 4.2 Neraca Panas pada Rotary Drier (RD-101)

Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)

F22 F29 F23 F26

Guano 106.058,3736 - 537.774,7496 1.265.217,602

Air 43.220,9625 - 701.971,2785 39.568,54014

Air yang menguap - - 5.077.877,587 -

Panas yang dibutuhkan

(Q) - 6.988.321,198 - -

(43)

4.3 Neraca Panas pada Dilution Tank (DTT-101)

Tabel 4.3 Neraca Panas pada Dilution Tank (DTT-101)

Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)

F12 F13 F14

Asam Sulfat 52.952,60515 - 477.817,9645

Air - 12.564.055567 -

Panas Pengenceran - - -

Air Pendingin - 424.865,3414 -

(44)

SPESIFIKASI ALAT

5.1 Ruang Pengeringan dan Truck Drier (TD-101)

Fungsi : Sebagai tempat untuk mengurangi kadar air (pengering) dalam bahan baku

guano untuk kemudian diproses

Jenis : Basket truck drier

Bahan : Mild Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 240 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Panjang truck drier = 4 m

2. Lebar truck drier = 1,5 m

3. Tinggi truck drier = 1,5 m

4. Jumlah tray tiap truck drier = 5 unit

5. Jarak antar tray = 20 cm

6. Tebal tray = 50 cm

7. Jumlah truck drier sekali beroperasi = 4 unit 8. Panjang ruang pengering = 10 m

9. Lebar ruang pengering = 2 m

10. Tinggi ruang pengering = 2 m

11. Ruang pengering terdiri dari 3 lapisan dinding yaitu dinding bata (luar),

pasir (tengah) dan batu tahan api (dalam)

5.2 Gudang Penyimpanan Bahan Baku (STT-101)

Fungsi : Sebagai tempat untuk menyimpan bahan baku yang berbentuk

padatan guna keperluan proses

Bentuk : Persegi empat

Bahan konstruksi : dinding dari beton dan atap dari seng

(45)

Kondisi fisik :

Lebar = 15 m

Panjang = 22,5 m

Tinggi = 12 m

5.3 Bucket Elevator (BE-101)

Fungsi : mengangkut bahan baku guano untuk diproses / dimasukkan ke dalam

roller mill (FR-101)

Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator

Bahan : Malleable – iron

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Elevator = 25 ft = 7,62 m

2. Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4 4 1 ) in

3. Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m

4. Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s 5. Kecepatan Putaran = 43 rpm

6. Lebar Belt = 7 in = 0,1778 m = 17,78 cm

7. Daya = 0,6559 Hp

5.4 Roller Mill (FR-101)

Fungsi : menghaluskan ukuran bahan baku guano dari Bucket Elevator (BE-101) untuk dimasukkan ke dalam Vibrating Screen (SS-101)

Jenis : Double Toothed – Roll Crusher

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

(46)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter ukuran roll = 18 in = 45 cm

2. Face ukuran roll = 18 in = 45 cm

3. Ukuran maksimum umpan = 4 in = 10 cm

4. Kecepatan roll = 150 rpm

5. Kapasitas = 39 – 67 ton/jam

6. Daya motor yang digunakan = 8 Hp

5.5 Vibrating Screen (SS-101)

Fungsi : Mengayak atau memisahkan pasir dengan guano dari Roller Mill (FR-101) untuk dimasukkan ke dalam Screw Conveyor (SC-101)

Jenis : Vibrating Screen

Bahan : Stainless Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Jenisscreen = single deck

2. Screen Size = (3 x 6) ft = (0,91 x 1,83) m

3. Berat = 1300 lb = 590 kg

4. Daya motor yang digunakan = 1,49 kW = 2 Hp

5.6 Screw Conveyor (SC-101)

Fungsi : mengangkut guano dari vibrating screen (SS-101) dan roller mill (FR-102) untuk dimasukkan ke dalam Bucket Elevator (BE-102)

Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Plain Spouts of Chutes

Bahan : Carbon Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Diameter Flight = 10 in = 25 cm

(47)

3. Diameter Shaft = 2 in = 5 cm 4. Hanger Center = 10 ft = 3,05 m

5. Kecepatan Putaran = 55 rpm

6. Kapasitas torgue Max = 7600 in.lb 7. Diameter bagian umpan = 9 in = 22,5 cm

8. Panjang screw conveyor = 30 ft = 9,14 m 9. Daya motor yang digunakan = 1,69 hp

5.7 Roller Mill (FR-102)

Fungsi : menghaluskan ukuran ammonium sulfat (NH4)2SO4

Jenis : Double Toothed – Roll Crusher

dan guano dari Screw

Conveyor (SC-10) untuk dimasukkan ke dalam Screw Conveyor (SC-101)

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter ukuran roll = 18 in = 45 cm

2. Face ukuran roll = 18 in = 45 cm

3. Ukuran maksimum umpan = 4 in = 10 cm

4. Kecepatan roll = 150 rpm

5. Kapasitas = 39 – 67 ton/jam

6. Daya motor yang digunakan = 8 Hp

5.8 Bucket Elevator (BE-102)

Fungsi : mengangkut guano dari screw conveyor (SC-101) untuk dimasukkan ke dalam Air Separator (AS-101)

Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator

Bahan : Malleable – iron

Kondisi Operasi :

(48)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Elevator = 25 ft = 7,62 m

2. Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4 4 1 ) in

3. Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m

4. Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s 5. Kecepatan Putaran = 43 rpm

6. Lebar Belt = 7 in = 0,1778 m = 17,78 cm

7. Daya = 1,1009 Hp

5.9 Air Separator (AS-101)

Fungsi : memisahkan butiran halus dan butiran kasar dari guano

Jenis : Air Separator (N –S)

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Ukuran Maksimum Umpan = 2 mm – 38 µm

2. Lebar diameter maksimum = 0,5 – 7,5 m

3. Kapasitas = < 2100 ton/jam

4. Daya yang digunakan = 4 – 500 kW

5.10 Screw Mixer (SM-101)

Fungsi : mengangkut guano dari Air Separator (AS-101), Dilution Tank (DTT-101) dan Vibrating Screen (SS-102) untuk dimasukkan ke dalam DEN (DEN-101)

Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Plain spouts of Chutes

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

(49)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter Flight = 10 in = 25 cm

2. Diameter Pipa = 2 1/2 in = 6,25 cm

5. Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

3. Hanger Center = 10 ft = 3,05 m 4. Kecepatan Putaran = 55 rpm

5. Kapasitastorgue Max = 7600 in.lb 6. Diameter bagian umpan = 9 in = 22,5 cm 7. Panjangscrew conveyor = 45 ft = 13,72 m 8. Daya motor yang digunakan = 2,25 hp

5.11 Dilution Tank (DTT-101)

Fungsi : Menambahkan asam sulfat yang dibutuhkan dalam proses untuk mengubah

Guano Non Avalaible Phosphate” menjadi “Guano Available Phosphate” Terdiri atas 3 bagian yaitu :

I. Tangki Asam Sulfat (98 %)

Fungsi : tempat menyimpan asam sulfat untuk keperluan proses.

Bahan Konstruksi : Glass Lined Steel

Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup ellipsoidal dan alas datar

Jenis Sambungan : Double Welded But Joints

Jumlah : 2 unit

Kondisi Operasi

Tekanan : 1 atm

:

Suhu : 30 o

Spesifikasinya adalah sebagai berikut : C

1. Volume tangki = 161,2645 m3

2. Diameter tangki = 4,728 m = 189,12 in

3. Tinggi tangki = 4,728 m

4. Tinggi tutup tangki = 1,182 m

(50)

II. Pompa Tangki Penyimpanan Asam Sulfat

Fungsi : Memompa asam sulfat 98 % ke Dilution tank (DTT-101)

Jenis : centrifugal pump

Bahan Konstruksi : Stainless steel

Jumlah : 1 unit

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Laju alir volumetric, Q = 0,0037671 ft3

2. Diameter pompa, D

/s

i,opt

3. Ukuran pipa nominal = 0,5 in

= 0,00604 m = 0,238 in

4. Schedule pipa = 40

5. Diameter dalam (ID) = 0,622 in = 0,05183 ft

6. Diameter Luar (OD) = 0,84 in = 0,07 ft

7. Luas Penampang dalam (At) = 0,00211 ft

8. Total Friksi, Σ F = 2,77071 ft.lb

2

f/lb

9. Kerja pompa, W = 6,05071 ft. lb

m

f/lb

10.Daya pompa = 0,06 Hp

m

III. Mixing Tank

Fungsi : mengencerkan asam sulfat 98 % untuk keperluan proses.

Bahan Konstruksi : Glass Lined Steel

Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup ellipsoidal dan alas datar

Jenis Sambungan : Double Welded But Joints

Jumlah : 1 unit

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Volume tangki, Vt = 96,77208 m3

2. Diameter tangki = 4,728 m = 189,12 in

3. Tinggi tangki, H = 4,728 m

4. Tinggi tutup tangki, Hh

5. Tebal Shell standard yang digunakan = ¼ in = 1,182 m

6. Tebal Head standard yang digunakan = ¼ in

7. Pengaduk : turbin vertical blade daun 6 (non baffles)

8. Daya = 0,5 Hp

(51)

10.Banyaknya lilitan 7 lilitan

5.12 Roller Mill (FR-103)

Fungsi : menghaluskan ukuran Sulfur (belerang) untuk dimasukkan ke dalam Srew Mixer (SM-101)

Jenis : Double Toothed – Roll Crusher

Bahan : Commercial Steel Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter ukuran roll = 18 in = 45 cm

2. Face ukuran roll = 18 in = 45 cm

3. Ukuran maksimum umpan = 4 in = 10 cm

4. Kecepatan roll = 150 rpm

5. Kapasitas = 39 – 67 ton/jam

6. Daya motor yang digunakan = 8 Hp

5.13 Vibrating Screen (SS-102)

Fungsi : Mengayak atau memisahkan belerang yang halus dengan yang kasar dari

Roller Mill (FR-103) untuk dimasukkan lagi kedalam Roller Mill (FR-103)

Jenis : Vibrating Screen

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Jenisscreen = single deck

2. Screen Size = (1 x 3) ft = (0,30 x 0,91) m

3. Berat = 400 lb = 180 kg

(52)

5.14 Screw Conveyor (SC-102)

Fungsi : mengangkut guano dari Air Separator (AS-101) untuk dimasukkan ke dalam Roller Mill (FR-102)

Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Rotary Cutoff Valve

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter Flight = 9 in = 22,5 cm

2. Diameter Pipa = 2 1/2 in = 6,25 cm

3. Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

4. Hanger Center = 10 ft = 3,05 m

5. Kecepatan Putaran = 40 rpm

6. Kapasitas torgue Max = 7600 in.lb 7. Diameter bagian umpan = 6 in = 15 cm

8. Panjang screw conveyor = 15 ft = 4,57 m 9. Daya motor yang digunakan = 0,43 hp

5.15 DEN (DEN-101)

Fungsi : sebagai reaktor tempat berlangsungnya reaksi kimia dimana “guano non

available phosphate” bereaksi dengan asam sulfat menjadi “guano available phosphate

Jenis : Rotary Drum

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Diameter = 1,67 m = 5,479 ft

2. Lebar = 2,505 m = 8,218404 ft

3. Waktu transportasi = 0,02941 jam

(53)

5. Daya yang digunakan = 22,515 Hp

5.16 Belt Conveyor (BC-101)

Fungsi : mengangkut guano dari DEN (DEN-101) dan Belt Conveyor (BC-104) untuk dimasukkan ke dalam Bucket Elevator (BE-103)

Jenis : Horizontal Belt Conveyor

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Lebar Belt = 14 in = 35 cm

2. Luas Area = 0,11 ft2 = 0,010 m

3. Kecepatan Belt normal = 200 ft/menit = 61 m/menit

2

4. Kecepatan Belt maksimum = 300 ft/menit = 91 m/menit 5. Belt Plies minimum = 3

6. Belt Plies maksimum =5

7. Kecepatan Belt = 100 ft/menit = 30,5 m/menit

8. Daya motor yang digunakan = 0,44 Hp

5.17 Bucket Elevator (BE-103)

Fungsi : mengangkut guano dari belt conveyor (BC-101) untuk dimasukkan ke dalam Granulator (G - 101)

Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator

Bahan : Malleable – iron

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

(54)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Elevator = 25 ft = 7,62 m

2. Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4

4 1 ) in

3. Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m

4. Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s 5. Kecepatan Putaran = 43 rpm

6. Lebar Belt = 7 in = 0,1778 m = 17,78 cm

7. Daya yang digunakan = 0,9811 hp

5.18 Granulator (G-101)

Fungsi : membuat butiran guano yang berasal dari Den (DEN-101)

Jenis : Granulation Drum

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter Drum = 7 ft = 2,14 m

2. Panjang = 14 ft = 4,27 m

3. Daya yang digunakan = 30 Hp

4. Kecepatan = 9 – 15 rpm

5. Kapasitas = 20 ton/jam

5.19 Belt Conveyor (BC-102)

Fungsi : mengangkut guano dari Granulator (G -101) untuk dimasukkan ke dalam

Rotary Dryer (RD -101) Jenis : Horizontal Belt Conveyor

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

(55)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Lebar Belt = 14 in = 35 cm

2. Luas Area = 0,11 ft2 = 0,010 m

3. Kecepatan Belt normal = 200 ft/menit = 61 m/menit

2

4. Kecepatan Belt maksimum = 300 ft/menit = 91 m/menit 5. Belt Plies minimum = 3

6. Belt Plies maksimum =5

7. Kecepatan Belt = 100 ft/menit = 30,5 m/menit

8. Daya motor yang digunakan = 0,44 Hp

5.20 Rotary Dryer (RD-101)

Fungsi : Untuk menguapkan air yang terkandung dalam guano

Jenis : Counter Indirect Heat Rotary Dryer

Bahan : Commercial Steel

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Diameter Rotary Dryer = 11,713 ft = 3,57 meter

2. Panjang Dryer = 43,546 ft

3. Waktu Transportasi = 0,7302 jam

4. Putaran Rotary Dryer = 2,719 rpm

5. Power = 102,8958 Hp

5.21 Blower (JB-101)

Fungsi : menghisap udara yang ada di Rotary Dryer (RD -101) untuk dimasukkan ke dalam Cyclone (FG-101)

Jenis : Rotary Compressor Type Helical Screw

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 110 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Features (male x female) = 4 x 6

(56)

4. Diameter minimum = 4 in

5. Kecepatan maksimum = 0,30 Mach

6. Kecepatan normal = 0,24 Mach

7. Maksimum L/d, Tekanan rendah = 1,62

8. Maksimum L/d, Tekanan tinggi = 1,00

9. Efisiensi volumetric = 7

10. Faktor X untuk displacement = 0,0612 11. Efisiensi Normal overall = 75

12. Normal Mach = 90 %

13. Daya = 100 Hp

5.22 Cyclone (FG-101)

Fungsi : memisahkan butiran guano yang terbawa oleh udara untuk dikembalikan

lagi kedalam proses

Jenis : Cyclone (N –S)

Bahan : Commercial Steel

Jumlah : 2 buah

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 110 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Lc = 0,75 m

2. Zc = 1,3 m

3. Jc = 0,195 m

4. Dc = 0,52 m

5. DE

6. Hc = 0,455 m

= 0,39 m

7. Bc = 0,07605 m

8. Ukuran Maksimum Umpan = 300 µm – 5 µm

9. Lebar diameter maksimum = 0,01 – 1,2 m

10. Kapasitas = 2 m3

11. Jumlah = 6 unit

/menit

(57)
(58)

5.23 Screw Conveyor (SC-103)

Fungsi : mengangkut guano dari Cyclone (FG-101) untuk dimasukkan ke dalam Granulator (G-101)

Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Rotary Cutoff Valve

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter Flight = 9 in = 22,5 cm

2. Diameter Pipa = 2 1/2 in = 6,25 cm

3. Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

4. Hanger Center = 10 ft = 3,05 m 5. Kecepatan Putaran = 40 rpm

6. Kapasitastorgue Max = 7600 in.lb 7. Diameter bagian umpan = 6 in = 15 cm 8. Panjangscrew conveyor = 30 ft = 9,14 m 9. Daya motor yang digunakan = 0,85 hp

5.24 Belt Conveyor (BC-103)

Fungsi : mengangkut guano dari Rotary Dryer (RD-101) untuk dimasukkan ke dalam Trommel Screen (TS-101)

Jenis : Horizontal Belt Conveyor

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Lebar Belt = 14 in = 35 cm

2. Luas Area = 0,11 ft2 = 0,010 m

3. Kecepatan Belt normal = 200 ft/menit = 61 m/menit

2

(59)

6. Belt Plies maksimum =5

7. Kecepatan Belt = 100 ft/menit = 30,5 m/menit

8. Daya motor yang digunakan = 0,44 Hp

5.25 Trommel Screen (TS-101)

Fungsi : memisahkan butiran halus dan butiran kasar dari guano

Jenis : Rotating Cylinder (trommel)

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Ukuran partikel keluaran = 0,5 in

2. Kecepatan = 2 - 10 rpm

3. Sudut kemiringan = (10 – 20)

4. Daya yang digunakan = 3 Hp

o

5.26 Screw Conveyor (SC-104)

Fungsi : mengangkut guano dari Trommel Screen (TS-101) untuk dimasukkan kedalam Roller Mill (FR-104)

Jenis : Horizontal Screw Conveyor – Rotary Vane Feeder

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter Flight = 9 in = 22,5 cm

2. Diameter Pipa = 2 1/2 in = 6,25 cm

3. Diameter Shaft = 2 in = 5 cm

4. Hanger Center = 10 ft = 3,05 m

5. Kecepatan Putaran = 40 rpm

(60)

8. Panjang screw conveyor = 15 ft = 4,57 m 9. Daya motor yang digunakan = 0,43 hp

5.27 Roller Mill (FR-104)

Fungsi : menghaluskan ukuran guano dari Screw Conveyor (SC-104) untuk dimasukkan ke dalam Belt Conveyor (BC-104)

Jenis : Sturtevant Crushing Rolls

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Diameter ukuran roll = 16 in = 40 cm

2. Face ukuran roll = 10 in = 25 cm

3. Ukuran setting roll = 0,065 in = 0,1625 cm

4. Ukuran umpan = 0,25 in = 0,625 cm

5. Kecepatan roll = 272 rpm

6. Kapasitas = 3,86 ton/jam

7. Daya motor yang digunakan = 8 Hp

5.28 Belt Conveyor (BC-104)

Fungsi : mengangkut guano dari Roller Mill (FR-104) untuk dimasukkan ke dalam

Belt Conveyor (BE-101) Jenis : Horizontal Belt Conveyor

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Lebar Belt = 14 in = 35 cm

2. Luas Area = 0,11 ft2 = 0,010 m

3. Kecepatan Belt normal = 200 ft/menit = 61 m/menit

2

(61)

5. Belt Plies minimum = 3 6. Belt Plies maksimum =5

7. Kecepatan Belt = 100 ft/menit = 30,5 m/menit

8. Daya motor yang digunakan = 0,44 Hp

5.29 Bucket Elevator (BE-104)

Fungsi : mengangkut guano yang telah diproses untuk dimasukkan kedalam BIN

(TT-301)

Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator

Bahan : Malleable – iron

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Elevator = 25 ft = 7,62 m

2. Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4

4 1 ) in

3. Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m

4. Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s

5. Kecepatan Putaran = 43 rpm

6. Lebar Belt = 7 in = 0,1778 m = 17,78 cm

7. Daya yang digunakan = 0,8798 hp

5.30 BIN (TT-301)

Fungsi : sebagai tempat penyimpanan sementara guano yang telah selesai diproses

untuk dikemas dalam karung.

Jenis : Horizontal Storage Tanks with Underwriter Label (API Standard)

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

(62)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Kapasitas nominal = 10.000 gallon

2. Diameter = 8’ – 0”

3. Approx Lenght = 26’ – 7”

4. Thickness = 1/4 “

5. Berat (Weight) = 8.860

6. No of Supports =3

5.31 Hand Truck (HT-301)

Fungsi : mengangkut produk guano yang telah dikarungi @ 50 kg

Jenis : Two Wheel Hand Truck

Spesifikasi :

1. Kapasitas angkut : 200 kg

2. Jumlah : 10 buah

5.32 Gudang Penyimpanan Pupuk Guano (STT-301)

Fungsi : Sebagai tempat untuk menyimpan produk guano yang akan dipasarkan

Bentuk : Persegi empat

Bahan konstruksi : dinding dari beton dan atap dari seng

Jumlah : 1 bangunan

Kondisi fisik bangunan adalah sebagai berikut :

1. Panjang gudang = 36 meter

2. Lebar gudang = 26 meter

3. Tinggi gudang = 12 meter

5.33 Blower (JB-201)

Fungsi : menghisap udara yang ada di sekitar untuk dimasukkan ke dalam Hot

Chamber (HC-201)

Jenis : Rotary Compressor Type Straight Lobes

Bahan : Commercial Steel

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 240 o

(63)

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Features (male x female) = 2 x 2 2. Max Displacement = 30.000 ft3

3. Diameter maksimum = 18 in

/menit

4. Diameter minimum = 10 in

5. Kecepatan maksimum = 0,05 Mach

6. Kecepatan normal = 0,04 Mach

7. Maksimum L/d, Tekanan rendah = 2,5

8. Maksimum L/d, Tekanan tinggi = 1,50

9. Efisiensi volumetric = 5

10. Faktor X untuk displacement = 0,27 11. Efisiensi Normal overall = 68

12. Normal Mach = 95 %

13. Daya = 100 Hp

5.34 Hot Chamber (HC-201)

Fungsi : menghasilkan udara panas yang dibutuhkan dalam proses

Jenis : Hot Room

Bahan : Batu tahan api, asbestos dan beton

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 240 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Dibuat dari batu tahan api dilapisi dengan asbestos dan beton

2. Dibuat dalam 2 kamar untuk memungkinkan regenerasi

3. Panjang tiap kamar 7 m

4. Lebar tiap kamar 10,5 m

5. Tinggi kamar 7 m

5.35 Brander (BR-201)

Fungsi : Menyemprotkan bahan bakar untuk menghasilkan api pemanas yang

(64)

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Terbuat dari besi – besi tuang

2. Dilengkapi dengan alat – alat kontrol

5.36 Fuel Tank (FTT-201)

Fungsi : Penyimpanan bahan bakar yang akan digunakan untuk menghasilkan api

pemanas yang digunakan dalam hot chamber (HC-201) Bahan Konstruksi : Commercial Steel

Bentuk : Silinder horizontal dengan tutup dan alas ellipsoidal Jenis Sambungan : Double Welded But Joints

Jumlah : 1 unit

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 30 o

Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi) C

Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Volume tangki, Vt = 25,1852 m3

2. Diameter tangki, D = 3,0184 m = 120,736 in

3. Tinggi tangki, H = 3,0184 m

4. Tinggi tutup, Hh

5. Tebal Shell standard y

Gambar

Tabel 3.4 Neraca Massa pada Vibrating Screen (SS-101)
Tabel 3.6 Neraca Massa pada Screw Conveyor (SC-101)
Tabel 3.7 Neraca Massa pada Bucket Elevator (BE-102)
Tabel 3.13 Neraca Massa pada Screw Mixer (SM-101)
+7

Referensi

Dokumen terkait

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek

Jika dua pasar lainnya, yaitu Pasar Bawah dan Pasar Pusat telah berkembang dalam bentuk pasar tradisional modern, maka Pasar Tengah tetap pada pasar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab hanya dengan limpahan rahmat dan karuniaNya penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh pemberian methisoprinol

Apabila pemenang lelang urutan pertama yang telah ditetapkan sebagai Penyedia mengundurkan diri dan atau tidak bersedia, maka yang akan ditetapkan sebagai Penyedia

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa karena atas kehendak dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pra-Rancangan

Kali ini saya update salah satu aplikasi yg banyak user android pakai,terutama untuk pecinta internet gratis,.5 dias atrás.. HTTP Injector

Produktivitas jagung dapat ditingkatkan melalui penanaman varietas unggul berupa varietas jagung hibrida yang adaptif disertai penyediaan hara secara optimal dan kelembaban tanah