• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Budaya Kerja Dan Pemberian Insentif Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Universitas Amir Hamzah Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Budaya Kerja Dan Pemberian Insentif Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Universitas Amir Hamzah Medan"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH BUDAYA KERJA DAN PEMBERIAN

INSENTIF TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI

DI UNIVERSITAS AMIR HAMZAH MEDAN

T E S I S

Oleh

A N W A R

067019076/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

E K

O L A

H

P A

S C

A S A R JA

(2)

ANALISIS PENGARUH BUDAYA KERJA DAN PEMBERIAN

INSENTIF TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI

DI UNIVERSITAS AMIR HAMZAH MEDAN

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

A N W A R

067019076/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH BUDAYA KERJA DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KEPUASAN

KERJA PEGAWAI DI UNIVERSITAS AMIR

HAMZAH MEDAN Nama Mahasiswa : Anwar

Nomor Pokok : 067019076

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si) Ketua

(Dra. Nisrul Irawati, MBA) Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS)

Direktur,

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal: 8 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si

Anggota : 1. Dra. Nisrul Irawati, MBA

2. Prof. Dr. Rismayani, SE, MS

3. Drs. Rahmat Sumanjaya, M.Si

(5)

ABSTRAK

Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Kepuasan kerja akan mempengaruhi produktivitas yang sangat diharapkan pimpinan organisasi. Untuk itu, pimpinan organisasi diperlukan memahami apa yang harus dilakukan untuk menciptakan kepuasan kerja pegawainya.

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengaruh budaya kerja dan pemberian insentif terhadap kepuasan kerja pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan, 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemberian insentif pada pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan?. Sedangkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah: 1) Budaya kerja dan pemberian insentif berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan, 2) Kemampuan dan kesediaan perusahaan, produktivitas kerja, posisi jabatan, serta pendidikan dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap pemberian insentif pada pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan sensus, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari seluruh populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan variabel penelitian secara umum yang menggunakan metode statistik. Penelitian ini tergolong pada jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif explanatory.

Kesimpulan dari penelitian adalah secara serempak pelaksanaan budaya kerja dan insentif berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai, namun secara parsial hanya insentif yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pegawai. Lebih lanjut pelaksanaan kebijakan insentif secara serempak dipengaruhi oleh kesiapan dan kesediaan organisasi, produktivitas kerja, posisi jabatan serta pendidikan dan latihan, namun secara parsial, baik posisi jabatan maupun pendidikan dan pengalaman tidak memberi pengaruhnya secara signifikan terhadap kebijakan insentif di Universitas Amir Hamzah Medan.

(6)

ABSTRACT

Everyone who works must be expects for a satisfaction from the office where he/she works. The job satisfaction will influence the work productivity that is very required by leader of organization. The leader of organization. Of his/her employees.

The job satisfaction basically is an individual feature. Each individual has different satisfaction level in line with value system valid in them. If the marking level to the felt activities according to the individual’s demand is higher, then, the satisfaction for those activities is become higher increasingly. The satisfaction, hence, is an evaluation of describing someone’s feeling whether he/she likes or unlike, satisfies or unsatisfied in working.

The formulation problems of this research are: I) How far the work tradition impacts and giving incentives for the job satisfaction of employees in Amir Hamzah University, Medan; 2) What are the factors that influence in giving incentives to the employees of Amir Hamzah University, Medan. The proposed hypothesis, on the other hand, are; I) The work culture and giving incentives that influence to the employees’ job satisfaction in Amir Hamzah University, Medan; 2) The capability and availability of the company, work productivity, function position, education and work experience that influence in giving incentives for the employees of Amir Hamzah University, Medan.

The applied research method is by using census rapprochement; that is the research which taking sample from whole population and using questionnaires as primary data collecting media, collecting data about all factors related to the research variable using statistical method generally, This research kind is belongs to quantitative descriptive, while the feature is explanatory descriptive.

The conclusion of this research is the uniformed implementation of work tradition and giving incentives which influence the employees ’job satisfaction significantly, but in partial, just incentives have significant impact to the employees’ job satisfaction. The implementation, furthermore, of incentive policy uniformly is influenced by the readiness and availability of the organization, work productivity, function, position, also education and training, while in partial, either function position or education and experience do not have impact to the incentive policy in Amir Hamzah University, Medan significantly.

(7)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang

dilakukan penulis adalah: ”Analisis Pengaruh Budaya Kerja dan Pemberian Insentif

Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan”.

Selama melakukan penelitian dan penulisan Tesis ini, penulis banyak

memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, dan juga selaku Ketua Komisi Pembimbing yang

telah membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya penulisan Tesis

ini.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan sekaligus

sebagai Anggota Komisi Pembanding yang telah membimbing dan memberikan

masukan hingga selesainya penulisan Tesis ini.

4. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Komisi Pembimbing

yang telah membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya Tesis ini.

5. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

(8)

6. Bapak Drs. Rahmat Sumanjaya, M.Si, dan Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku

Anggota Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan untuk

perbaikan Tesis ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen, serta Pegawai di Program Studi Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Kedua orang tua penulis, Ayahanda dan Ibunda yang telah mendorong dan selalu

mendo’akan penulis hingga dapat menyelesaikan studi di Program Studi Magister

Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Istri tercinta, serta kelima anakku tersayang atas kesabaran, motivasi, dan do’a

yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan Tesis

ini.

Penulis menyadari Tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna. Namun harapan penulis, semoga Tesis ini bermanfaat kepada seluruh

pembaca. Semoga kiranya Allah SWT selalu memberikan taufik dan rahmatNya

kepada kita semua. Amin.

Medan, Juni 2009

Penulis

(9)

RIWAYAT HIDUP

Anwar, dilahirkan di Aceh Timur pada tanggal 03 Maret 1963, anak pertama

dari lima bersaudara dari Ayahanda Mukri dan Ibunda Aisyah. Telah menikah dengan

Susi Leli Tahun 1990 dan dikaruniai Lima orang anak, yaitu Susanto, Khairunnida,

Muhammad Khaiddir, Reza Sanjaya, dan Muhammad Aldian.

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

MIN Aceh Timur, tamat dan lulus pada tahun 1976, pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di SMP Aceh Timur, tamat dan lulus pada tahun 1980, pendidikan Sekolah

Menengah Umum SMA di Medan, tamat dan lulus pada tahun 1983, dan melanjutkan

Studi di Fakultas Ekonomi Universitas Amir Hamzah Medan Jurusan Manajemen,

tamat dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun 2006 melanjutkan studi di Program

Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Saat ini bekerja di Fakultas Ekonomi Universitas Amir Hamzah Medan sebagai

(10)

DAFTAR ISI

(11)

3.5. Jenis dan Sumber Data... 29

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel... 30

3.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 30

3.6.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 33

3.7. Model Analisis Data ... 36

3.7.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... 36

3.7.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua ... 38

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 40

3.8.1. Uji Validitas Instrumen ... 40

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 64

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 65

4.3. Analisis Deskripsi Variabel ... 66

4.3.1. Penjelasan Responden atas Pertanyaan Variabel Budaya Kerja Pegawai ... 66

4.3.2. Penjelasan Responden atas Pertanyaan Variabel Pemberian Insentif ... 68

4.3.3. Penjelasan Responden atas Pertanyaan Variabel Kepuasan Kerja ... 70

4.3.4. Penjelasan Responden atas Variabel Kesediaan dan Kesiapan Organisasi... 72

4.3.5. Penjelasan Responden atas Variabel Produktivitas Kerja Pegawai ... 74

4.3.6. Penjelasan Responden atas Variabel Posisi Jabatan .... 76

(12)

Pengalaman Kerja ... 78

4.4. Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda... 80

4.4.1. Uji Normalitas... 80

4.4.2. Uji Multikolinieritas... 83

4.4.3. Uji Heteroskedastisitas... 84

4.5. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 86

4.5.1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 86

4.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 89

4.6. Pembahasan... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

5.1. Kesimpulan... ... 97

5.2. Saran ... 98

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Insentif yang diterima Pegawai Universitas Amir Hamzah Medan... 3

1.2. Gaji Pegawai Administrasi Universitas Amir Hamzah Medan ... 4

3.1. Data Jumlah Pegawai Administrasi Universitas Amir Hamzah Medan ... 28

3.2. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Hipotesis Pertama ... 31

3.3. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Hipotesis Kedua... 34

3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Budaya Kerja ... 41

3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Pemberian Insentif ... 42

3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Kepuasan Kerja... 43

3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan dan Kesediaan Organisasi ... 44

3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Produktivitas Kerja ... 44

3.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Posisi Jabatan... 45

3.10. Hasil Uji Validitas Instrumen Pendidikan dan Pengalaman Kerja ... 46

3.11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 47

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Gaji ... 64

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 64

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 65

(14)

4.6. Penjelasan Responden Atas Pemberian Insentif ... 69

4.7. Penjelasan Responden Atas Kepuasan Kerja Pegawai ... 71

4.8. Penjelasan Responden Atas Kesiapan dan Kesediaan Organisasi ... 73

4.9. Penjelasan Responden Atas Produktivitas Kerja Pegawai... 75

4.10. Penjelasan Responden Atas Posisi Jabatan... 76

4.11. Penjelasan Responden Atas Pendidikan dan Pengalaman Kerja ... 78

4.12. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian... 82

4.13. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama ... 83

4.14. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua... 84

4.15. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama ... 85

4.16. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Kedua... 85

4.17. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Secara Serempak ... 86

4.18. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Secara Parsial ... 87

4.19. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama ... 89

4.20. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Secara Serempak ... 90

4.21. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Secara Parsial ... 91

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama ... 8

1.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua ... 9

2.1. Proses Terbentuknya Budaya Kerja... 12

4.1. Struktur Organisasi Universitas Amir Hamzah ... 55

4.2. Hasil Uji Normalitas Variabel Kepuasan Kerja... 80

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Daftar Pertanyaan... 101

2. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 117

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 118

4. Data Jawaban Responden ... 132

5. Hasil Analisis Regresi Hipotesis Pertama... 133

(17)

ABSTRAK

Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Kepuasan kerja akan mempengaruhi produktivitas yang sangat diharapkan pimpinan organisasi. Untuk itu, pimpinan organisasi diperlukan memahami apa yang harus dilakukan untuk menciptakan kepuasan kerja pegawainya.

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengaruh budaya kerja dan pemberian insentif terhadap kepuasan kerja pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan, 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemberian insentif pada pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan?. Sedangkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah: 1) Budaya kerja dan pemberian insentif berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan, 2) Kemampuan dan kesediaan perusahaan, produktivitas kerja, posisi jabatan, serta pendidikan dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap pemberian insentif pada pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan sensus, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari seluruh populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan variabel penelitian secara umum yang menggunakan metode statistik. Penelitian ini tergolong pada jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif explanatory.

Kesimpulan dari penelitian adalah secara serempak pelaksanaan budaya kerja dan insentif berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai, namun secara parsial hanya insentif yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pegawai. Lebih lanjut pelaksanaan kebijakan insentif secara serempak dipengaruhi oleh kesiapan dan kesediaan organisasi, produktivitas kerja, posisi jabatan serta pendidikan dan latihan, namun secara parsial, baik posisi jabatan maupun pendidikan dan pengalaman tidak memberi pengaruhnya secara signifikan terhadap kebijakan insentif di Universitas Amir Hamzah Medan.

(18)

ABSTRACT

Everyone who works must be expects for a satisfaction from the office where he/she works. The job satisfaction will influence the work productivity that is very required by leader of organization. The leader of organization. Of his/her employees.

The job satisfaction basically is an individual feature. Each individual has different satisfaction level in line with value system valid in them. If the marking level to the felt activities according to the individual’s demand is higher, then, the satisfaction for those activities is become higher increasingly. The satisfaction, hence, is an evaluation of describing someone’s feeling whether he/she likes or unlike, satisfies or unsatisfied in working.

The formulation problems of this research are: I) How far the work tradition impacts and giving incentives for the job satisfaction of employees in Amir Hamzah University, Medan; 2) What are the factors that influence in giving incentives to the employees of Amir Hamzah University, Medan. The proposed hypothesis, on the other hand, are; I) The work culture and giving incentives that influence to the employees’ job satisfaction in Amir Hamzah University, Medan; 2) The capability and availability of the company, work productivity, function position, education and work experience that influence in giving incentives for the employees of Amir Hamzah University, Medan.

The applied research method is by using census rapprochement; that is the research which taking sample from whole population and using questionnaires as primary data collecting media, collecting data about all factors related to the research variable using statistical method generally, This research kind is belongs to quantitative descriptive, while the feature is explanatory descriptive.

The conclusion of this research is the uniformed implementation of work tradition and giving incentives which influence the employees ’job satisfaction significantly, but in partial, just incentives have significant impact to the employees’ job satisfaction. The implementation, furthermore, of incentive policy uniformly is influenced by the readiness and availability of the organization, work productivity, function, position, also education and training, while in partial, either function position or education and experience do not have impact to the incentive policy in Amir Hamzah University, Medan significantly.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan manusia setiap waktu selalu bertambah dan manusia selalu

berusaha dengan segala kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan hidupnya.

Untuk itu manusia terdorong untuk melakukan aktivitas yang disebut bekerja.

Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari

tempatnya bekerja. Kepuasan kerja akan mempengaruhi produktivitas yang sangat

diharapkan pimpinan organisasi. Untuk itu, pimpinan organisasi diperlukan

memahami apa yang harus dilakukan untuk menciptakan kepuasan kerja pegawainya.

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual.

Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda, sesuai dengan sistem

nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan

sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi kepuasannya terhadap

kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang

menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas

atau tidak puas dalam bekerja. Budaya kerja pegawai merupakan suatu sikap dan

perilaku pegawai dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari yang berlangsung secara

terus menerus, sehingga menjadi suatu kebiasaan yang pada gilirannya akan

(20)

Budaya yang baik tentu akan menghasilkan kinerja yang baik dan begitu juga

sebaliknya.

Universitas Amir Hamzah merupakan salah satu Universitas Swasta di kota

Medan yang telah berdiri sejak tahun 1981 dengan mengelola 4 (empat) Fakultas,

Jenjang Pendidikan Sarjana (S1), yaitu Fakultas Hukum, Ekonomi, Teknik, dan

Pertanian, sudah tentu memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas dalam

menyelenggarakan proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Keberhasilan suatu organisasi dalam menjalankan kegiatannya tidak terlepas

dari dukungan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penanganan berbagai masalah

yang terjadi di sumber daya manusia diperlukan ditangani dengan cepat agar tujuan

organisasi dapat tercapai.

Budaya kerja yang ada pada masing-masing pegawai akan tercermin dalam

sikap dan perilaku pegawai pada saat melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu,

budaya kerja menjadi sangat penting bagi sebuah organisasi, karena dianggap mampu

mempengaruhi sikap dan perilaku pegawainya. Selain itu, budaya kerja juga dianggap

mampu mempengaruhi hubungan dan suasana kerja ke arah yang lebih baik, serta

mampu mempengaruhi hasil kerja dan kepuasan kerja pegawai.

Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di Universitas Amir Hamzah

Medan menunjukkan sebagian besar pegawai pada umumnya merasakan

ketidak puasan terhadap pekerjaannya. Hal ini diperlihatkan dari sikap dan perilaku

(21)

menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya segera diselesaikan, dan lebih banyak

mengobrol sesama rekan kerja pada waktu bekerja.

Di samping fenomena di atas, hal lain yang sering menjadi keluhan oleh

sebagian besar pegawai adalah mengenai kebijakan dan aturan yang diberlakukan

oleh pihak Yayasan mengenai pemberian insentif kepada masing-masing pegawai.

Tabel 1.1. Insentif yang diterima Pegawai Universitas Amir Hamzah Medan

No. Jenis Insentif Jumlah Insentif

1. Insentif Ujian Meja hijau 200.000.-

2. Insentif Wisuda 300.000.-

3. Insentif Hari Raya 400.000.-

Sumber: Bagian Keuangan Universitas Amir Hamzah Medan (2008)

Dari Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa besarnya insentif yang diterima

belum cukup memadai dengan melihat kenaikan-kenaikan harga kebutuhan pokok

yang terjadi di pasar, maka pihak Yayasan telah memberikan insentif di luar gaji yang

diterima para pegawai yang jumlahnya sangat tidak sesuai dengan kenaikan

harga-harga kebutuhan pokok di pasar.

Tambahan pendapatan atau insentif di luar gaji yang diberikan oleh Yayasan

kepada para pegawai tidak berdasarkan posisi jabatan, produktivitas kerja, tingkat

pendidikan dan pengalaman kerja dari masing-masing pegawai, sehingga hal ini

(22)

diatasi oleh pihak Yayasan, maka akan mempengaruhi kepuasan kerja dari

masing-masing pegawai.

Besarnya gaji yang diterima oleh pegawai administrasi setiap bulannya

di Universitas Amir Hamzah Medan dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel 1.2. Gaji Pegawai Administrasi Universitas Amir Hamzah Medan

No. J a b a t a n Jumlah Gaji/Bulan

Sumber: Bagian Keuangan Universitas Amir Hamzah Medan (2008)

Dari Tabel 1.2. di atas menunjukkan bahwa besarnya pembayaran gaji

per bulan kepada pegawai administrasi di Universitas Amir Hamzah Medan cukup

bervariasi disesuaikan dengan jabatannya, dan jika diperhatikan jumlahnya sudah

memenuhi ketentuan dari pemerintah mengenai upah minimum regional (UMR)

(23)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh budaya kerja dan pemberian insentif terhadap kepuasan

kerja pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemberian insentif pada pegawai

di Universitas Amir Hamzah Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya kerja dan pemberian

insentif terhadap kepuasan kerja pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian

insentif pada pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Sebagai bahan masukan bagi Yayasan, Pengurus dan Unsur Pimpinan Universitas

Amir Hamzah Medan dalam mengelola budaya kerja, kebijakan pemberian

insentif, dan kepuasan kerja pegawai.

b. Sebagai menambah khasanah dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di Program Studi Magister

Ilmu Manajemen.

(24)

Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai budaya kerja,

pemberian insentif, dan kepuasan kerja pegawai.

d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah

yang sama di masa mendatang.

1.5. Kerangka Berpikir

Setiap individu yang bekerja mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari. Apabila kebutuhan individu tersebut terpenuhi berarti pekerjaan

yang digeluti dapat memberikan rasa kepuasan. Namun sebaliknya, jika

kebutuhannya tidak terpenuhi dengan baik, maka individu tersebut merasakan

pekerjannya tidak memberikan kepuasan.

Gibson, Ivancevich dan Donnelly (2000) menyatakan bahwa ”Kepuasan kerja

merupakan sikap yang dimiliki pegawai tentang pekerjaan mereka. Hal tersebut

merupakan hasil dari persepsi pegawai tentang pekerjaan”.

Sedangkan Wood, Wallace dan Zeffane (2001) menyatakan bahwa ”Job

satisfaction is the degree to which individuals feel positively about their jobs. As a

concept, job satisfaction also indicates the degree to which the expectations in

someone’s psychological contract are fulfilled”.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja pegawai pada

dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor intrinsik dan faktor

(25)

Gunadi (2006) menyatakan bahwa “Budaya kerja bukanlah budaya

perusahaan (corporate culture), budaya kerja adalah budayanya pekerja, berbeda

dengan budaya perusahaan yang merupakan kumpulan perilaku yang sesuai dengan

visi dan misi organisasi. Budaya kerja juga bukanlah given atau pemberian, karena

budaya kerja adalah sesuatu yang dibentuk sesuai dengan keinginan organisasi”.

Budaya kerja dianggap mampu mempengaruhi sikap dan perilaku pegawai

yang bekerja, dan di samping itu budaya kerja juga dianggap mampu mempengaruhi

hubungan dan suasana kerja ke arah yang lebih baik, serta mampu mempengaruhi

hasil kerja dan kepuasan kerja pegawai (Gunadi, 2006).

Pada dasarnya, setiap pegawai yang telah memberikan kinerja terbaiknya

mengharapkan imbalan di samping gaji atau upah sebagai tambahan berupa insentif

atas prestasi yang telah diberikannya. Dengan demikian, apabila organisasi dapat

memberikan insentif sesuai dengan yang diinginkan para pegawainya, maka hal ini

akan memberikan kepuasan bagi para pegawai, sehingga akan lebih memotivasi para

pegawai dalam bekerja (Wibowo, 2007).

Mangkunegara (2007) menyatakan bahwa “Insentif adalah suatu penghargaan

dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi kepada pegawai,

agar mereka bekerja dengan motivasi tinggi dan berprestasi dalam mencapai

tujuan-tujuan organisasi atau dengan kata lain, insentif merupakan pemberian uang di luar

gaji yang dilakukan oleh pihak pimpinan organisasi sebagai pengakuan terhadap

(26)

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir untuk hipotesis pertama

dapat ditunjukkan pada Gambar 1.1. di bawah ini:

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama

Untuk lebih mendorong produktivitas kerja pegawai lebih tinggi, banyak

Universitas yang telah menggunakan sistem insentif sebagai bagian dari sistem

imbalan yang berlaku bagi para pegawai Universitas. Banyak faktor yang dapat

mempengaruhi besar/kecilnya insentif yang akan diterima pegawai. Hal ini

diperlukan mendapat perhatian oleh pimpinan Universitas, agar prinsip pembayaran

insentif dapat dipahami dan dimengerti oleh seluruh pegawai, sehingga memberikan

kepuasan bagi seluruh pegawai yang bekerja di perusahaan tersebut.

Menurut Hasibuan (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi besar/kecilnya

pemberian insentif, antara lain sebagai berikut: 1) Kemampuan dan kesediaan

perusahaan, 2) Produktivitas kerja pegawai, 3) Posisi jabatan pegawai, 4) Pendidikan

dan pengalaman pegawai, dan 5) Jenis dan sifat pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir untuk hipotesis kedua

dapat ditunjukkan pada Gambar 1.2. di bawah ini. Budaya Kerja

Pemberian Insentif

(27)

Gambar 1.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua

1.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka di hipotesiskan sebagai berikut:

1. Budaya kerja dan pemberian insentif berpengaruh terhadap kepuasan kerja

pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan.

2. Kemampuan dan kesediaan Universitas, produktivitas kerja, posisi jabatan, serta

pendidikan dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap besarnya pemberian

insentif pada pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan.

Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan

Produktivitas Kerja

Posisi Jabatan

Pendidikan dan Pengalaman Kerja

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Pasaribu (2008) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Pelaksanaan

Pemberian Insentif terhadap Motivasi Kerja Pegawai Dinas Pendapatan Provinsi

Sumatera Utara”. Perumusan masalah adalah sejauh mana pengaruh pelaksanaan

pemberian insentif yang terdiri dari finansial dan non finansial terhadap motivasi

kerja pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara?

Populasi dalam penelitian adalah seluruh pegawai Dinas Pendapatan Provinsi

Sumatera Utara yang berjumlah 238 orang. Teknik penentuan sampel menggunakan

stratified proportional sampling dan jumlah sampel sebanyak 74 orang. Metode

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan, dan studi

dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah

regresi linier berganda.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemberian insentif yang terdiri dari

insentif finansial dan non finansial secara serempak berpengaruh sangat signifikan

terhadap motivasi kerja pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, dan

secara parsial pemberian insentif yang terdiri dari insentif finansial dan non finansial

berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Dinas Pendapatan Provinsi

(29)

3.3. Teori Tentang Budaya Kerja

3.3.1. Pengertian dan Proses Terbentuknya Budaya Kerja

Setiap manusia sebagai makhluk memiliki bekal untuk hidup yang disebut

budi atau akal, dan budaya (culture). Budaya yang melekat pada masing-masing

individu pada saat melaksanakan pekerjaannya, dan menjadi budaya yang diyakini

oleh kelompok jika budaya tersebut diterapkan secara berkesinambungan saat

melakukan pekerjaan dan sering disebut budaya kerja. Oleh karena itu, budaya kerja

sangat penting, karena masalah budaya kerja terletak pada diri masing-masing

individu (Triguno, 2004).

Arkhama dalam Gunadi (2006) menyatakan bahwa ”Budaya kerja merupakan

sebagai pola perilaku yang diadopsi oleh suatu lingkungan kerja yang disepakati,

seperti kesepakatan tidak tertulis diantara orang-orang yang ada di lingkungan kerja,

dan pola perilaku itu ditunjukkan dalam lingkungan kerja”.

Selanjutnya Dharmosetio dalam Gunadi (2006) menyatakan bahwa ”Budaya

kerja tidak hanya suasana, tetapi suatu nilai-nilai yang dianut di kelompok kerja yang

sama, dan diyakini sebagai yang terbaik di tempat kerja, serta merupakan campuran

dari suasana kerja, suasana manusianya dan nilai-nilai yang dianut kelompok kerja

tersebut”.

Robbins (2002) menyatakan bahwa budaya kerja dibangun dan dipertahankan

berdasarkan filsafat pendiri atau pimpinan perusahaan. Budaya ini sangat dipengaruhi

oleh kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan pekerjanya. Tindakan pimpinan

(30)

diterima oleh pekerja. Bentuk sosialisasi akan tergantung kesuksesan yang dicapai

dalam menetapkan nilai-nilai dalam proses seleksi. Namun secara perlahan nilai-nilai

tersebut dengan sendirinya akan terseleksi untuk melakukan penyesuaian terhadap

perubahan, yang pada akhirnya akan muncul budaya kerja yang diinginkan.

Proses terbentuknya budaya kerja dalam lingkungan suatu organisasi dapat

ditunjukkan pada Gambar 2.1. di bawah ini.

Pimpinan

Puncak

Filsafat dari Kriteria Budaya

Pimpinan Seleksi Kerja

Sosialisasi

Sumber: Robbins (2002)

Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Budaya Kerja

3.3.2. Pembagian Budaya Kerja

Menurut Paramita dalam Ndraha (2000), budaya kerja dapat dibagi menjadi:

a. Sikap terhadap pekerjaan, yakni kesukaan akan kerja dibandingkan dengan

kegiatan lain, seperti bersantai atau semata-mata memperoleh kepuasan dari

kesibukan pekerjaannya sendiri atau merasa terpaksa melakukan sesuatu hanya

(31)

b. Perilaku pada waktu bekerja, seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab,

berhati-hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan

kewajibannya, suka membantu sesama karyawan, atau sebaliknya.

3.4. Teori Tentang Insentif

3.4.1. Pengertian dan Tujuan Pemberian Insentif

Untuk lebih mendorong produktivitas kerja pegawai lebih tinggi, banyak

perusahaan yang telah menggunakan sistem insentif sebagai bagian dari sistem

imbalan yang berlaku bagi para pegawai perusahaan.

Rivai (2006) menyatakan bahwa “Insentif merupakan imbalan langsung yang

dibayarkan kepada pegawai, karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.

Insentif merupakan bentuk lain dari upah langsung di luar upah dan gaji”.

Menurut Terry dan Leslie (2003) bahwa “Incentive is an important actuating

tool. Human being tend to strive more itensely when the reward for accomplishing

satifies their personal demand”.

Artinya insentif adalah suatu alat penggerak yang penting. Manusia cenderung

untuk berusaha lebih giat apabila balas jasa yang diterima memberikan kepuasan

terhadap apa yang diminta.

Tujuan utama dari pemberian insentif adalah untuk memberikan tanggung

jawab dan dorongan kepada pegawai dalam rangka meningkatkan kualitas dan

kualitas hasil kerjanya. Sedangkan bagi perusahaan, pemberian insentif merupakan

(32)

menghadapi persaingan yang semakin ketat, di mana produktivitas menjadi satu hal

yang sangat penting (Rivai 2006).

Menurut Ranupandojo dan Husnan (2000), beberapa sifat dasar dari insentif

yang harus dipenuhi agar sistem insentif dapat berhasil, yaitu:

a. Pembayarannya hendaknya sederhana, sehingga dapat dimengerti dan dihitung

oleh pegawai sendiri.

b. Penghasilan yang diterima pegawai hendaknya langsung menaikkan output dan

efisiensi.

c. Pembayarannya hendaknya dilakukan secepat mungkin.

d. Standar kerja hendaknya ditentukan dengan hati-hati. Standar kerja yang terlalu

tinggi atau terlalu rendah sama tidak baiknya.

e. Besarnya upah normal dengan standar kerja per jam hendaknya cukup

merangsang pegawai untuk bekerja lebih giat.

3.4.2. Bentuk-bentuk Insentif

Menurut Rivai (2006) bentuk-bentuk insentif yang diberikan perusahaan

kepada para pegawai secara umum adalah sebagai berikut:

a. Piecework

Insentif yang diberikan berdasarkan jumlah output atau barang yang dihasilkan

pekerja. Sistem ini bersifat individual, standarnya output per unit, dan sangat

(33)

mudah diukur, dan umumnya terdapat pada level yang sangat operasional dalam

organisasi.

b. Production Bonuses

Tambahan upah yang diterima karena hasil kerja melebihi standar yang

ditentukan, di mana pekerja juga mendapatkan upah pokok. Bonus juga dapat

dikarenakan pekerja menghemat waktu penyelesaian pekerjaan. Pada umumnya

bonus dihitung berdasarkan tingkat tarif tertentu untuk masing-masing unit

produksi.

c. Commissions

Insentif yang diberikan berdasarkan jumlah barang yang terjual. Sistem ini

biasanya digunakan untuk tenaga penjual atau wiraniaga. Sistem ini bersifat

individual, standarnya adalah hasil penjualan yang dapat diukur dengan jelas.

d. Maturity Curves

Gaji dapat dikelompokkan dalam suatu kisaran dari minimal sampai maksimal.

Ketika seseorang (biasanya pegawai ahli atau profesional) sudah mencapai

tingkat gaji maksimal, maka untuk mendorong pegawai tersebut untuk terus

berprestasi, organisasi mengembangkan apa yang disebut dengan maturity curves

atau kurva kematangan yang merupakan kurva yang menunjukkan jumlah

tambahan gaji yang dapat dicapai sesuai dengan prestasi kerja dan masa kerja,

(34)

e. Merit Pay

Penerimaan kenaikan upah terjadi setelah suatu penilaian prestasi. Kenaikan ini

diputuskan oleh penyelia pegawai, sering juga bersama atasan. Tetapi nilai

kenaikan jarang ditentukan secara baku, karena kenaikan tersebut terjadi

berdasarkan sasaran manajemen.

f. Pay-for-Knowledge/Pay-for-Skills

Pemberian insentif yang di dasarkan bukan pada apa yang dikerjakan oleh

karyawan dalam menghasilkan produk, tetapi pada apa yang dapat dilakukan

untuk organisasi melalui pengetahuan yang diperoleh, yang diasumsikan

mempunyai pengaruh besar dan penting bagi organisasi. Dasar pemikirannya

adalah seseorang yang mempunyai tambahan pengetahuan mempunyai

kemungkinan tambahan tugas yang dapat dilakukan untuk organisasi.

g. Non-Monetary Incentives

Insentif umumnya berupa uang, tetapi insentif dapat pula dalam bentuk lain.

Sebagai contoh dalam bentuk materi baru (seperti gantungan kunci hingga topi),

sertifikat, liburan dan lain-lain. Hal ini dapat berarti sebagai pendorong untuk

meningkatkan pencapaian usaha seseorang. Adapun insentif diberikan dalam

bentuk usaha perubahan seperti rotasi kerja, perluasan jabatan, dan pengubahan

gaya.

h. Executive Incentives

Bonus yang diberikan kepada para manajer atau eksekutif atas peran yang mereka

(35)

organisasi. Insentif ini bisa dalam bentuk bonus tahunan yang biasanya disebut

bonus jangka pendek atau kesempatan pemilikan perusahaan melalui pembelian

saham perusahaan dengan harga tertentu yang biasanya disebut dengan bonus

jangka panjang.

3.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Insentif

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi besar/kecilnya insentif yang akan

diterima pegawai. Hal ini diperlukan mendapat perhatian oleh pimpinan Universitas

agar prinsip pembayaran insentif dapat dipahami dan dimengerti oleh seluruh

pegawai, sehingga memberikan kepuasan bagi seluruh pegawai yang bekerja

di perusahaan tersebut.

Menurut Hasibuan (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi besar/kecilnya

pemberian insentif, antara lain sebagai berikut:

1. Kemampuan dan kesediaan Universitas

Apabila kemampuan dan kesediaan Universitas untuk membayar semakin baik,

maka pembayaran insentif akan semakin besar. Sebaliknya, jika kemampuan dan

kesediaan Universitas untuk membayar kurang, maka jumlah pembayaran insentif

relatif kecil.

2. Produktivitas kerja pegawai

Jika produktivitas kerja pegawai baik, maka pembayaran insentif akan semakin

besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerja pegawai buruk, maka jumlah

(36)

3. Posisi jabatan pegawai

Pegawai yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima insentif yang lebih

besar. Sebaliknya pegawai yang menduduki jabatan yang lebih rendah akan

memperoleh insentif yang kecil. Hal ini wajar, karena pegawai yang memiliki

posisi jabatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai yang lebih rendah

posisi jabatannya mendapatkan kewenangan dan tanggung jawab yang lebih

besar.

4. Pendidikan dan pengalaman pegawai

Jika pendidikan pegawai lebih tinggi dan pengalaman kerjanya lebih lama, maka

pegawai tersebut akan memperoleh insentif yang lebih besar jika dibandingkan

dengan pegawai yang dimiliki tingkat pendidikan yang rendah dan pengalaman

kerja yang kurang memadai.

5. Jenis dan sifat pekerjaan

Jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko (finansial,

keselamatan) yang besar, maka jumlah insentif yang diberikan kepada pegawai

tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan pegawai yang melakukan

pekerjaaan yang jenis dan sifatnya mudah dan risikonya kecil.

3.4.4. Persyaratan Program Insentif yang Efektif

Sebuah sistem biasanya memiliki kesempatan sukses yang lebih besar

(37)

berpartisipasi. Menurut Simamora (2004) ada beberapa persyaratan dasar bagi sebuah

program insentif yang efektif, yaitu:

1. Aplikasi prosedur dan metode yang akurat untuk menilai kinerja pegawai.

2. Pekerjaan individu tidak boleh terlalu tergantung terhadap pekerjaan lainnya.

3. Basis yang kompetitif dan memadai untuk gaji pokok dan tunjangan yang

di atasnya insentif dapat memberikan penghasilan variabel (income variable).

4. Insentif harus berdasarkan pada kinerja setiap pegawai.

5. Para pegawai harus memahami basis pembayaran insentif yang diterimanya.

6. Standar produksi yang menjadi basis program insentif harus disusun dan disimpan

secara cermat.

7. Iklim organisasi yang sehat dan positif di mana perjuangan terhadap keunggulan

individu dan kelompok digalakkan.

3.5. Teori tentang Kepuasan Kerja

3.5.1. Pengertian dan Faktor-faktor Kepuasan Kerja

Dalam dunia usaha atau bisnis pada saat ini, kepuasan pegawai dikenal

sebagai kunci penting bagi organisasi. Survei-survei tentang kepuasan pegawai

menunjukkan bahwa betapa pentingnya sebuah organisasi mengetahui dengan benar

lingkungan kerjanya, baik yang mempunyai nilai aspek-aspek positif maupun yang

(38)

dalam rangka meningkatkan kepuasan pegawai dan kualitas hidupnya, yang pada

akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang dalam menghadapi

pekerjaannya, seorang yang tinggi kepuasan kerjanya memiliki sikap positif terhadap

pekerjaannya, sedangkan seseorang yang tidak memperoleh kepuasan di dalam

pekerjaannya memiliki sikap yang negatif terhadap pekerjaannya (Sofyandi dan

Garniwa, 2007).

Greenberg dan Baron (2003) menyatakan bahwa “Kepuasan kerja sebagai

sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka”.

Sedangkan Vecchio (1995) menyatakan bahwa “Kepuasan kerja sebagai

pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang yang merupakan sikap

seseorang terhadap pekerjaan.

Robbins (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor penting dari kepuasan kerja

pegawai antara lain adalah:

a. Mentally challenging work

Pegawai cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka

kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan

menawarkan beragam tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik

mereka mengerjakan pekerjaan mereka. Karakteristik seperti ini membuat kerja

secara mental menantang.

(39)

Pegawai menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang dipersepsikan

adil, tidak membingungkan dan sesuai dengan harapan pegawai.

c. Supportive working conditions

Pegawai peduli akan lingkungan kerja, baik untuk keamanan pribadi maupun

untuk memudahkan mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik.

d. Supportive colleagues

Rekan kerja yang ramah dan mendukung dapat meningkatkan kepuasan dalam

bekerja.

Dalam suatu organisasi di mana sebagian terbesar dari pegawai memperoleh

kepuasan kerja, namun tidak tertutup kemungkinan sebagian kecil di antaranya

merasakan ketidak puasan. Menurut Robbins (2003) ketidak puasan pegawai dapat

ditunjukkan dalam 4 (empat) cara, yaitu:

a. Exit

Ketidak puasan ditunjukkan melalui perilaku di arahkan pada meninggalkan

organisasi, termasuk mencari posisi baru atau mengundurkan diri.

b. Voice

Ketidak puasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan konstruktif untuk

memperbaiki keadaan, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah

dengan atasan, dan berbagai bentuk aktivitas perserikatan.

c. Loyalty

Ketidak puasan ditunjukkan secara pasif, tetapi optimistik dengan menunggu

(40)

di hadapan kritik eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemen

melakukan hal yang benar.

d. Neglect

Ketidak puasan ditunjukkan melalui tindakan secara pasif membiarkan kondisi

semakin buruk, termasuk kemangkiran atau keterlambatan secara kronis,

mengurangi usaha, dan meningkatkan tingkat kesalahan.

3.5.2. Mengukur Kepuasan Kerja

Penilaian tentang apakah seseorang pegawai menemukan kepuasan atau

ketidak puasan dengan pekerjaan yang dihadapinya merupakan sesuatu hal yang

paling kompleks dari sejumlah unsur pekerjaan. Menurut Sofyandi dan Garniwa

(2007) ada 2 (dua) metode yang paling sering digunakan untuk mengukur kepuasan

pegawai atas pekerjaannya, yaitu:

a. Single Global Rating Method

Metode ini dilakukan dengan cara meminta para pegawai untuk memberikan

tanggapan/jawaban atas suatu pertanyaan, seperti misalnya, setelah

mempertimbangkan segala sesuatu, sejauh manakah kepuasan anda dengan

pekerjaan anda? Kemudian para pegawai menjawab pertanyaan dengan

melingkari salah satu angka dari satu sampai lima, yang sesuai dengan jawaban

mulai dari ”sangat merasa puas” sampai dengan ”sangat tidak puas”.

(41)

Menurut metode ini elemen-elemen yang ada di dalam suatu pekerjaan

diidentifikasi, kemudian ditanyakan kepada para pegawai, bagaimana perasaan

mereka terhadap masing-masing elemen pekerjaan tersebut. Faktor-faktor khusus

yang turut dilibatkan adalah sifat pekerjaan, pengawasan, upah, kesempatan

promosi, serta hubungan-hubungan dengan rekan kerja. Faktor-faktor tersebut

diberi nilai berdasarkan skala yang sudah distandarisasi, kemudian dijumlahkan

untuk memperoleh angka secara keseluruhan.

Dari kedua metode mengukur kepuasan kerja di atas, secara intuisi tampaknya

penjumlahan seluruh angka jawaban sebagai respons atas sejumlah faktor pekerjaan

bisa memberikan hasil evaluasi kepuasan kerja yang lebih akurat. Namun dari

beberapa penelitian ternyata tidak mendukung penilaian intuitif. Metode single global

rating dianggap lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan, sehingga metode ini

sangat sering digunakan oleh perusahaan dalam mengevaluasi kepuasan kerja

pegawai.

Sementara itu, Greenberg dan Baron (2003) menunjukkan adanya 3 (tiga) cara

untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja, yaitu:

a. Rating scales dan kuesioner

Rating scales dan kuesioner merupakan pendekatan pengukuran kepuasan kerja

yang paling umum dipakai dengan menggunakan kuesioner di mana rating scales

secara khusus disiapkan. Dengan menggunakan metode ini, orang menjawab

pertanyaan yang memungkinkan mereka melaporkan reaksi mereka pada

(42)

b. Critical incidents

Di sini individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan mereka

yang mereka rasakan, terutama memuaskan atau tidak memuaskan. Jawaban

mereka dipelajari untuk mengungkapkan tema yang mendasari. Sebagai contoh,

misalnya: apabila banyak pekerja menyebutkan situasi di pekerjaan di mana

mereka diperlakukan kasar oleh supervisor atau apabila pekerja memuji

supervisor atas sensitivitas yang ditunjukkan pada masa yang sulit, gaya

pengawasan memainkan peranan penting dalam kepuasan kerja mereka.

c. Interviews

Interview merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan melakukan

wawancara tatap muka dengan pekerja. Dengan menanyakan secara langsung

tentang sikap mereka, sering mungkin mengembangkan lebih mendalam dengan

menggunakan kuesioner yang sangat terstruktur. Dengan mengajukan pertanyaan

secara berhati-hati kepada pekerja dan mencatat jawabannya secara sistematis,

hubungan pekerjaan dengan sikap dapat dipelajari.

3.5.3. Pedoman Meningkatkan Kepuasan Kerja

Greenberg dan Baron (2003) memberikan saran untuk mencegah

ketidak puasan dan meningkatkan kepuasan kerja pegawai dengan cara sebagai

berikut:

(43)

Orang lebih puas dengan pekerjaan yang mereka senang kerjakan daripada yang

membosankan. Meskipun beberapa pekerjaan secara intrinsik membosankan,

pekerjaan tersebut masih mungkin meningkatkan tingkat kesenangan ke dalam

setiap pekerjaan.

b. Orang dibayar dengan jujur

Orang yang percaya bahwa sistem pengupahan tidak jujur cenderung tidak puas

dengan pekerjaannya. Hal ini diperlakukan tidak hanya untuk gaji dan upah

per jam, tetapi juga fringe benefit. Konsisten dengan value theory, mereka merasa

dibayar dengan jujur dan apabila orang diberi peluang memilih fringe benefit

yang paling mereka inginkan, kepuasan kerjanya cenderung naik.

c. Mempertemukan orang dengan pekerjaan yang cocok dengan minatnya

Semakin banyak orang menemukan bahwa mereka dapat memenuhi

kepentingannya sambil di tempat kerja, semakin puas mereka dengan

pekerjaannya. Perusahaan dapat menawarkan counselling individu kepada

pekerja, sehingga kepentingan pribadi dan profesional dapat diidentifikasi dan

disesuaikan.

d. Menghindari kebosanan dan pekerjaan berulang-ulang

Kebanyakan orang cenderung mendapatkan sedikit kepuasan dalam melakukan

pekerjaan yang sangat membosankan dan berulang. Sesuai dengan two-factor

theory, orang jauh lebih puas dengan pekerjaan yang meyakinkan mereka

memperoleh sukses dengan secara bebas melakukan kontrol atas bagaimana cara

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Amir Hamzah yang beralamat

di Jalan Pancing Pasar V Barat Medan Estate. Penelitian ini telah dilaksanakan dari

bulan Januari 2009 sampai dengan Juli 2009.

6.3. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus yang

menggunakan populasi sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi

relatif sedikit dan homogen. Menurut Nazir (2005) “Sensus adalah penelitian yang

dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dan gejala-gejala yang ada, serta mencari

keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau

politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah”.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Bungin (2005)

“Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk mengGambarkan, menjelaskan, atau

meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena menurut kejadian sebagaimana

adanya”.

Sifat penelitian ini adalah menjelaskan (explanatory) fenomena yang terjadi

di objek penelitian mengenai pengaruh budaya kerja dan pemberian insentif terhadap

(45)

faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian insentif pada pegawai Universitas Amir

Hamzah Medan.

6.4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai administrasi

Universitas Amir Hamzah Medan yang berjumlah 35 orang (Universitas Amir

Hamzah Medan, 2008). Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah sensus

(sampel penuh) dan jumlah sampel adalah 35 orang pegawai administrasi Universitas

Amir Hamzah Medan.

Data mengenai jumlah pegawai administrasi yang bekerja di Universitas Amir

Hamzah Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Data Jumlah Pegawai Administrasi Universitas Amir Hamzah

Medan

Keterangan Jumlah (Orang)

Biro Rektor Fakultas Hukum Fakultas Ekonomi Fakultas Teknik Fakultas Pertanian

15 6 6 4 4

J u m l a h 35

Sumber: Universitas Amir Hamzah Medan (2009)

Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 35

(46)

6.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara (interview) yang dilakukan kepada pihak yang berhak dan berwenang

untuk memberikan informasi dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian

ini.

b. Daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada pegawai administrasi

Universitas Amir Hamzah Medan yang menjadi responden dalam penelitian.

c. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari

dokumen-dokumen yang diperoleh dari Universitas Amir Hamzah Medan, seperti sejarah

singkat berdirinya Universitas, struktur organisasi, jumlah pegawai administrasi,

dan berbagai dokumen penting lainnya yang relevan dengan penelitian.

6.6. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara (interview) dan

menyebarkan daftar pertanyaan (questionaire).

b. Data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan

dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan Universitas Amir Hamzah Medan,

seperti sejarah singkat berdirinya Universitas Amir Hamzah Medan, struktur

organisasi, jumlah pegawai administrasi, data penggajian dan insentif yang

diterima pegawai, dan berbagai dokumen penting lainnya sebagai pendukung

(47)

6.7. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

6.7.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah budaya kerja dan pemberian

insentif berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Universitas Amir Hamzah

Medan. Sesuai dengan hipotesis pertama tersebut, maka variabel yang diteliti dalam

penelitian ini adalah:

a. Variabel independen (X) yang terdiri dari: budaya kerja (X1), dan pemberian

insentif (X2).

b. Variabel dependen (Y), yaitu kepuasan kerja.

Definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Budaya Kerja (X1)

Budaya yang melekat pada masing-masing pegawai yang tercermin dalam sikap

dan perilaku pegawai pada saat melaksanakan pekerjaannya.

2. Pemberian Insentif (X2)

Imbalan langsung yang dibayarkan kepada pegawai, karena kinerjanya melebihi

standar yang ditentukan oleh organisasi.

3. Kepuasan Kerja (Y)

Perasaan puas yang ada dalam diri seseorang pegawai terhadap pekerjaan yang

(48)

Tabel 3.2. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Hipotesis Pertama

No Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

(1) (2) (3) (4) (5)

2. Perilaku Dalam Bekerja

(49)

Lanjutan Tabel 3.2. b. Implementasi promosi

(50)

6.7.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah Kemampuan dan kesediaan

perusahaan, produktivitas kerja, posisi jabatan, serta pendidikan dan pengalaman

berpengaruh terhadap pemberian insentif pada pegawai di Universitas Amir Hamzah

Medan.

Sesuai dengan hipotesis kedua tersebut, maka variabel yang diteliti dalam

penelitian ini adalah:

a. Variabel independen (X) yang terdiri dari: kemampuan dan kesediaan organisasi

(X1), produktivitas kerja (X2), posisi jabatan (X3), serta pendidikan dan

pengalaman kerja (X4).

b. Variabel dependen (Y), yaitu pemberian insentif.

Definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan dan Kesediaan Organisasi (X1)

Ketersediaan dana yang dapat dialokasikan dan kemauan pihak organisasi

memberikan insentif kepada para pegawainya.

2. Produktivitas Kerja (X2)

Keberhasilan pegawai untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaannya sesuai

dengan standar yang telah ditentukan organisasi.

3. Posisi Jabatan (X3)

Kedudukan seorang pegawai di dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawabnya.

(51)

Jenjang pendidikan formal yang dimiliki dan lamanya masa kerja pegawai dalam

suatu organisasi.

5. Pemberian Insentif (Y)

Imbalan tunai selain gaji yang diberikan organisasi kepada pegawai, karena

prestasi kerja pegawai melebihi standar yang ditentukan oleh organisasi.

Tabel 3.3. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Hipotesis Kedua

No Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

(52)
(53)

Lanjutan Tabel 3.3.

Sumber: Hasil pengolahan data (data diolah)

6.8. Model Analisis Data

3.7.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama

Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis pertama adalah

regresi linear berganda, dengan formulasi sebagai berikut:

(54)

di mana:

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan

tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau = 5%. Kriteria pengujian

hipotesis pertama secara serempak (simultan) adalah sebagai berikut:

H0: b1, b2 = 0 (Budaya kerja dan pemberian insentif secara serempak tidak

berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan).

Ha: b1, b2 ≠ 0 (Budaya kerja dan pemberian insentif secara serempak berpengaruh

terhadap kepuasan kerja pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan).

Peneliti untuk menguji apakah hipotesis pertama secara serempak diterima

atau ditolak digunakan uji statistik F (F test). Jika Fhitung < FTabel, maka H0 diterima

dan Ha ditolak, dan jika Fhitung > FTabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Rumus

yang digunakan untuk uji statistik F (F test) adalah:

Error

Kriteria pengujian hipotesis pertama secara parsial adalah sebagai berikut:

a. H0 : bi = 0 (Budaya kerja dan pemberian insentif secara parsial tidak berpengaruh

(55)

b. Ha : bi ≠ 0 (Budaya kerja dan pemberian insentif secara parsial berpengaruh

terhadap kepuasan kerja pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan).

Penelitian untuk hipotesis pertama secara parsial diterima atau ditolak

digunakan uji statistik t (t test). Jika thitung < tTabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak,

dan jika thitung > tTabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Penelitian untuk hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji

statistik t (uji dua sisi). Rumus yang digunakan untuk uji statistik t (t test) adalah

3.7.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua

Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis kedua adalah

regresi linear berganda, dengan formulasi sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 +e

X4 = Pendidikan dan pengalaman kerja

a = Konstanta

(56)

e = term of error

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan

tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau = 5%. Kriteria pengujian

hipotesis kedua secara serempak (simultan) adalah sebagai berikut:

a. H0: b1, b2, b3, b4 = 0 (Kemampuan dan kesediaan organisasi, produktivitas kerja,

posisi jabatan, serta pendidikan dan pengalaman kerja secara serempak tidak

berpengaruh terhadap pemberian insentif pegawai di Universitas Amir Hamzah

Medan).

b. Ha: b1, b2, b3, b4 ≠ 0 (Kemampuan dan kesediaan organisasi, produktivitas kerja,

posisi jabatan, serta pendidikan dan pengalaman kerja secara serempak

berpengaruh terhadap pemberian insentif pegawai di Universitas Amir Hamzah

Medan).

Penelitian untuk hipotesis kedua secara serempak diterima atau ditolak

digunakan uji statistik F (F test). Jika Fhitung < FTabel, maka H0 diterima dan Ha

ditolak, dan jika Fhitung > FTabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Kriteria pengujian hipotesis kedua secara parsial adalah sebagai berikut:

a. H0: bi = 0 (Kemampuan dan kesediaan organisasi, produktivitas kerja, posisi

jabatan, serta pendidikan dan pengalaman secara parsial tidak berpengaruh

(57)

b. Ha: bi ≠ 0 (Kemampuan dan kesediaan organisasi, produktivitas kerja, posisi

jabatan, serta pendidikan dan pengalaman secara parsial berpengaruh terhadap

pemberian insentif pegawai di Universitas Amir Hamzah Medan).

.Penelitian untuk hipotesis kedua secara parsial diterima atau ditolak

digunakan uji statistik t (t test). Jika thitung < tTabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak,

dan jika thitung > tTabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Pengujian hipotesis pertama dan kedua secara serempak maupun parsial

dilakukan dengan menggunakan software pengolahan data Statistical Package for

Social Sciences (SPSS) versi 15.

6.9. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan realibilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan pada 10

orang pegawai administrasi di Sekolah Menengah Umum (SMU) Amir Hamzah

Medan yang berjumlah 25 orang pegawai.

6.9.1. Uji Validitas Instrumen

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat.

Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa

yang seharusnya diukur. Dengan perkataan lain, instrumen tersebut dapat mengukur

Gambar

Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Budaya Kerja
Tabel 3.2. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Hipotesis Pertama
Tabel 3.3. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Hipotesis Kedua
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Budaya Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

diketahui bahwa faktor Isi pekerjaan yang mempengaruhi terhadap kepuasan kerja pada pegawai kantor Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rokan Hulu adalah

Karyawan / pegawai merupakan salah satu input yang penting di dalam sistem produksi.. Keberadaan karyawan yang berkualitas sangat mempengaruhi output yang

Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas kerja karyawan. antara lain adalah motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi

dapat mempengaruhi kepuasan kerja bagi setiap pegawai, semakin baik gaya. kepemimpinan dan fasilitas kerja maka semakin tinggi tingkat

diterima, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara, makna sangat

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa pihak pimpinan sangat penting peranannya di bidang kepersonaliaan yaitu melakukan pemberian motivasi internal terhadap

Asuransi Astra Buana Medan lebih memperhatikan program pemberian insentif kepada karyawannya agar setiap karyawan memiliki rasa semangat dalam bekerja demi tercapainya

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa budaya kerja dan pemberian insentif berpengaruh terhadap kinerja secara langsung, akan tetapi ketika melalui kepuasan kerja maka dikatakan pengaruh