• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengalaman Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengalaman Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta Medan Tahun 2010"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENGALAMAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI

PUSKESMAS PEMBANTU TANJUNG GUSTA MEDAN

OLEH:

ELSI BERIA SIPAYUNG

095102045

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

Nama : Elsi Beria Sipayung Nim : 095102045

Judul penelitian : Pengalaman Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta Medan Tahun 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas disetujui untuk mengikuti ujian sidang kasil KTI

Medan , Juni 2010 Pembimbing

(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Elsi Beria Sipayung

Pengalaman Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta

Medan

xi + 35 + 1 tabel + 6 lampiran Abstrak

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat. Banyak manfaat pemberian ASI eksklusif yaitu merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik, ASI juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kecerdasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan 7 orang. Waktu penelitian ini dari bulan Desember 2009 sampai Februari 2010. Hasil penelitian bahwa ada delapan kategori pengalaman ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu faktor pendukung, keuntungan, kendala, interval, perasaan ibu dalam pemberian ASI eksklusif, cara ibu meningkatkan ASI, teknik menyusui dan cara mengetahui bayi cukup mendapatkan ASI. Kepada ibu yang baru melahirkan dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Keluarga termasuk suami, ibu/ibu mertua agar mendukung dalam memberikan ASI eksklusif.

Daftar pustaka : 21 (1997-2010)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunianya peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “pengalaman ibu dalam pemberian ASI Eksklusif”.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya Tulis Ilmiah ini, kepada Bapak Setiawan, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan semangat kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Bapak dr.Dedi Ardinata, M. Kes dan Ibu dr Murniati Manik, MSc, SpKK selaku Ketua Program Studi D-IV bidan Pendidik Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikaan persetujuan kepada penulis sehingga dapat menggali ilmu di Program Studi D-IV Bidan Pendidik . Seluruh dosen, Staff, dan Pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis hingga karya tulis ini dapat diselesaikan.

(5)

penelitian dan Semua partisipan yang telah bersedia untuk menjadi sampel dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.

Ayahanda dan ibunda, serta kakak dan abang tersayang saya yang telah memberikan dukungan baik moril dan spiritual kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih atas semua bantuan, dorongan, dan semangat yang telah diberikan. Sekian dan terima kasih.

Medan, Juni 2009 Peneliti,

(6)

DAFTAR ISI

F. Upaya Meningkatkan Produksi ASI ... 8

G. Cara Mengetahui Bayi Cukup Mendapatkan ASI ... 8

H. Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif ... 9

I. Penelitian Fenomenologi ... 9

J. Tingkat Kepercayaan Data ... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 13

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 18

1. Hasil ... 18

A. Karakteristik Partisipan ... 18

B. Pengalaman Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ... 20

2. Pembahasan ... 27

A

.

Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 27

B. Keterbatasan Penelitian ... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 35

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi partisipan Lampiran 2 : Kuesioner data demografi

Lampiran 3 : Panduan wawancara Lampiran 4 : Surat izin penelitian

(8)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Elsi Beria Sipayung

Pengalaman Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta

Medan

xi + 35 + 1 tabel + 6 lampiran Abstrak

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat. Banyak manfaat pemberian ASI eksklusif yaitu merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik, ASI juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kecerdasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan 7 orang. Waktu penelitian ini dari bulan Desember 2009 sampai Februari 2010. Hasil penelitian bahwa ada delapan kategori pengalaman ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu faktor pendukung, keuntungan, kendala, interval, perasaan ibu dalam pemberian ASI eksklusif, cara ibu meningkatkan ASI, teknik menyusui dan cara mengetahui bayi cukup mendapatkan ASI. Kepada ibu yang baru melahirkan dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Keluarga termasuk suami, ibu/ibu mertua agar mendukung dalam memberikan ASI eksklusif.

Daftar pustaka : 21 (1997-2010)

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. (Prasetyono, 2009). ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Maryunani, 2009).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2001, menyatakan bahwa ASI adalah makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, dan merupakan cara yang paling optimal dalam pemberian makanan kepada bayi karena lebih dari 100 jenis zat gizi terdapat dalam ASI.

Data series Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif hanya 52,0% (tahun 1997 ) dan 55,1% (tahun 2003) (BPS, 2003). Angka tersebut masih jauh dibandingkan dengan target pemberian ASI eksklusif di Indonesia tahun 2000 sebesar 80%. Meskipun rata-rata pemberian ASI cukup lama (22 bulan), namun pemberian makanan selain ASI yang terlalu dini menjadi penyebab rendahnya indikator kualitas kesehatan bayi Indonesia (Depkes, 2003).

(10)

rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Dalam rekomendasi tersebut dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.

Roesli (2005) menyatakan bahwa banyak manfaat pemberian ASI eksklusif yaitu ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dengan kuantitas yang terbaik, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh, ASI dapat meningkatkan kecerdasan, dan pemberian ASI dapat meningkatkan jalinan kasih sayang atau bonding. Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI juga dapat dicerna dan diserap dengan mengandung enzim pencernaan.

Karena ASI eksklusif lebih unggul dibanding susu formula dan mengandung zat-zat kekebalan yang tidak dimiliki oleh susu formula dan juga merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah maka saya tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengalaman ibu dalam pemberian ASI eksklusif ini.

B. Pertanyaan masalah

Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana pengalaman Ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta.

C. Tujuan penelitian

(11)

D. Manfaat penelitian

Ada 3 manfaat penelitian ini, antara lain bagi layanan kebidanan, pendidikan kebidanan, dan peneliti lanjutan.

1. Layanan kebidanan

Hasil penelitian yang diperoleh nantinya dapat dijadikan sumber pengetahuan dan strategi bagi tenaga pelayanan khususnya bidan untuk memberikan pelayanan kepada ibu nifas untuk memberikan ASI eksklusif.

2. Pendidikan kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan masukan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa nantinya dalam menerapkan asuhan kebidanan khususnya pada ibu nifas dalam hal pemberikan ASI eksklusif. 3. Peneliti lanjutan

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman adalah kata dasarnya alami yaitu mengalami, melakoni, menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat, menyelami dan merasakan (Endarmoko, 2006). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu (Syah 2003).

B. Defenisi ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, serta tanpa tambahan makan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim (Prasetyono, 2009).

(13)

menyusui merupakan kebutuhan awal atau kebutuhan rangsangan atau stimulasi (Maryunani, 2009).

C. Manfaat ASI eksklusif 1. Bagi bayi

Manfaat ASI eksklusif bagi bayi yaitu (1) ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik, (2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh, (3) ASI dapat meningkatkan kecerdasan anak, (4) Pemberian ASI dapat meningkatkan jalinan kasih sayang (Danuatmaja, 2003).

2. Bagi ibu

(14)

3. Bagi keluarga

Manfaat ASI bagi keluarga yaitu (1) Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula. (2) Jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, (3) Menjarangkan kelahiran lantaran efek kontrasepsi MAL dari ASI eksklusif, (4) Keluarga tidak perlu repot membawa susu botol, susu formula, air panas, dan lain sebagainya ketika bepergian (Maryunani, 2009)

4. Bagi negara

ASI juga bermanfaat bagi negara. Adapun manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut (1) Bayi sehat membuat negara lebih sehat, (2)Penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi hanya sedikit, (3) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka kematian (Danuatmaja, 2003).

D. Teknik Menyusui

(15)

E. Upaya meningkatkan produksi ASI

Maryunani Anik (2009), menyatakan sepuluh upaya yang perlu dilakukan ibu demi mendukung produksi ASI yaitu; (1) carilah informasi tentang keunggulan ASI eksklusif saat ibu sedang hamil untuk menimbulkan motivasi menyusui, (2) saat persalinan tiba, pilihlah rumah sakit yang melaksanakan kebijakan rawat gabung sehingga ibu dapat memberi ASI on demand (saat dibutuhkan), (3) siapkanlah diri secara fisik dan mental untuk menyusui. hal ini akan membuat hormon oksitosin bekerja memproduksi ASI, (4) dukungan suami sangat diperlukan, jangan takut ditinggal suami karena payudara menjadi jelek. menyusui tidak mengubah bentuk payudara Anda, (5) belajarlah cara dan posisi menyusui yang benar, (6) janganlah memberi makanan/minuman apapun selain ASI pada bayi yang baru lahir, (7) carilah suasana yang tenang dan bersikaplah rileks saat menyusui, (8). hindarilah stres, (9) konsumsilah makanan bergizi, buah-buahan, dan rajinlah minum air putih setidaknya 8-10 gelas per hari, (10) pakai BH yang bentuknya menyokong dan ukuran sesuai payudara.

F. Cara mengetahui bayi cukup mendapat ASI

(16)

perkembangannya, baik motorik kasar maupun halus, baik. Selain itu, bayi terlihat aktif, nyaman dan bahagia (Suradi, R 2004).

F. Langkah keberhasilan ASI eksklusif

Roesli (2000), menyatakan tujuh langkah keberhasilan ASI eksklusif yaitu (1) Mempersiapkan payudara, bila diperlukan, (2) Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui, (3) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya, (4) Memilih tempat melahirkan yang sayang bayi seperti rumah sakit sayang bayi atau rumah bersalin sayang bayi, (5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif, (6) Mencari ahli persoalan menyusui seperti konsultasi laktasi untuk mempersiapkan apabila kita menemui kesukaran, (7) Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.

G. Penelitian Fenomenologi

Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif dari seseorang (Moleong, 2005). Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan umum namun untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Istilah fenomenologi juga mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang (Moleong, 2005).

(17)

pengalaman yang seperti apakah yang terlihat dalam fenomena (fenomenologi deskriptif) dan bagaimana mereka menafsirkan pengalaman tersebut (fenomenologi interpretif). Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah untuk menggambarkan secara penuh tentang pengalaman dan pengembangan persepsi. Terdapat empat aspek dalam fenomenologi yaitu; ruang kehidupan, kehidupan tubuh (memenuhi kebutuhan badaniah), usia (kesementaraan), kehidupan hubungan manusia (hubungan). Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai pendekatan perspektif dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian kualitatif. Fenomenologi memiliki riwayat yang cukup panjang dalam penelitian sosial termasuk psikologi, sosiologi, dan pekerjaan sosial. Selain itu penomenologi juga merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia (Moleong, 2005).

Ahli penomenologi percaya bahwa kehidupan seseorang adalah berharga dan menarik, karena kesadaran seseorang tentang kehidupan tersebut. Ungkapan menjadi sesuatu di dunia (perwujudan) adalah suatu konsep tentang ketajaman ikatan fisik seseorang pada dunia mereka, seperti berfikir, melihat, mendengar, rasa, dan interaksi antara perasaan yang terus menerus pada tubuh mereka dengan dunia (Polit, et al., 2001).

(18)

dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari (Moleong, 2005). Percakapan yang mendalam antara peneliti dan partisipan. Peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidup. Selanjutnya, dalam percakapan yang mendalam, peneliti berusaha menambahkan jalan kepada partisipan untuk mendapatkan akses penuh tentang pengalaman hidup mereka (Polit, et al., 2001).

Walaupun terdapat sebuah metode interpretasi fenomenologi, sebuah penelitian fenomenologi deskriptif melibatkan empat tahap yaitu: (1) menggolongkan data, yang berarti proses mengidentifikasi dan memegang praduga kepercayaan dan pendapat yang ditangguhkan tentang fenomena yang diteliti: (2) intuisi, yang terbentuk ketika peneliti membuka arti sifat dari fenomena dari orang yang pernah mengalaminya; (3) analisa data, misalnya menyaring percakapan penting, mengkategorikan, dan membuat pengertian tentang hal-hal yang baru dari fenomena; (4) menggambarkan, yaitu tahap menggambarkan ketika peneliti mulai mengerti dan mengartikan fenomena (Polit, et al., 2001).

H. Tingkat Kepercayaan Data

(19)

Prinsip kredibilitas (credibility) merujuk pada apakah kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya dalam makna mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya. Untuk memenuhi kriteria ini, peneliti melakukan member check dalam wawancara atau pengamatan sehingga mencapai tingkat redundancy.

Prinsip dependabilitas (dependability) merujuk apakah hasil penelitian tersebut memiliki keandalan atau reliabilitas. Prinsip ini dapat dipenuhi dengan peneliti mempertahankan konsistensi teknik pengumpulan data, dalam menggunakan konsep, dan membuat penafsiran atas fenomena.

Prinsip konfirmabilitas (confirmability) bermakna keyakinan atas data penelitian yang diperoleh. Untuk memenuhi kriteria tersebut peneliti menginformasikan hasil penelitian kepada ahli penelitian kualitatif.

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian fenomenologi. Desain fenomenologi dipilih dalam penelitian ini dengan alasan untuk mengetahui manfaat dan keuntungan dalam memberikan ASI eksklusif.

B. Populasi dan partisipan

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berusia 7 sampai 9 bulan di Puskesmas Tanjung Gusta Medan sebanyak 27 orang.

2. Partisipan

(21)

- Bersedia diwawancarai

- Ibu yang mempunyai bayi berumur 7 sampai 9 bulan - Ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif

- Ibu yang bisa berkomunikasi dengan baik

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta dengan pertimbangan peneliti pernah dinas ditempat tersebut dan dari data yang di dapatkan pada survey pendahuluan, di Puskesmas tersebut terdapat ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 7 orang.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan berlangsung pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010.

E. Etika penelitian

(22)

lembar pengumpulan data peneliti hanya menggunakan nomor kode sehingga kerahasiaan identitas dan semua kerahasiaan partisipan dapat terjaga.

F. Alat pengumpulan data

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrument penelitian. Dengan dibantu oleh kuesioner data demografi dan panduan wawancara. Kuesioner data demografi berisi pertanyaan mengenai data umum partisipan pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang berupa usia, usia perkawinan, agama, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan paritas.

Panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini berisi empat pertanyaan yaitu:

1. Coba ibu ceritakan bagaimana pengalaman Ibu selama memberikan ASI eksklusif.

2. Coba ibu ceritakan siapa yang mendukung Ibu dalam memberikan ASI eksklusif. 3. Apa yang ibu rasakan setelah memberikan ASI eksklusif?

4. Adakah kendala ibu dalam memberikan ASI eksklusif?

G. Prosedur pengumpulan data

(23)

dengan kriteria, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu, melakukan pendekatan dan menjalin hubungan dengan partisipan dan menjelaskan hal yang terkait dengan penelitian. Kemudian Pilot study dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran wawancara kepada partisian atau seperti apa petanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada partisipan. Pilot study dilakukan untuk mengetahui perkembangan pertanyaan yang muncul dari jawaban yang berikan oleh partisipan. Selanjutnya partisipan menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembar kuesioner dan diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti apabila menemukan kesulitan dalam menganalisa pertanyaan yang diajukan. Setelah partisipan mengisi data demografi, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara untuk mendapatkan informasi. Wawancara dilakukan terhadap masing-masing partisipan. Setelah pengumpulan data dan peneliti mendapatkan saturasi data, maka pengumpulan data dihentikan.

H. Analisa data

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, peneliti menganalisa data menggunakan metode Colaizzi (Polit, 2001), yaitu:

1. Memacu pada semua panduan wawancara untuk mendapatkan hasil pernyataan partisipan.

2. Mengulangi setiap panduan dan menyaring pernyataan penting.

(24)

4. Mengumpulkan data pada kelompoknya, (a) menunjukkan kelompok ini kembali pada panduan awalnya untuk mensahkan mereka ; (b) mencatat ketidakcocokan diantara dan/atau diantara variasi kelompok, menghindarkan godaan pengabaian data atau tema yang tiak cocok.

5. Menyatakan hasil kedalam deskripsi lengkap tentang fenomena yang sedang diteliti.

6. Merumuskan deskripsi lengkap tentang fenomena yang diteliti dengan pernyataan tegas dengan identifikasi yang mungkin.

7. Menyatakan kepada partisipan tentang sejauh mana temuan sebagai akhir pengesahan langkah.

I. Tingkat Kepercayaan Data

Tingkat kepercayaan hasil penelitian yang akan dilakukan berpegang kepada empat prinsip dan kriteria menurut Lincoln dan Guba (1985).

Keempat prinsip dan kriteria tersebut ialah; (1).credibility; (2) dependability; (3) confirmability; (4) transferability.

Credibility dalam penelitian ini dicapai dengan merujuk pada apakah

(25)

Prinsip dependability merujuk apakah hasil penelitian tersebut memiliki keandalan dan reliabilitas. Dalam uji dependability peneliti menunjukkan transkrip wawancara yang sudah dilakukan kepada pembimbing untuk dilakukan audit, apakah data sudah dependability.

Prinsip confirmability bermakna keyakinan atas data penelitian yang diperoleh dari transkrip wawancara. Untuk memenuhi kriteria tersebut peneliti mengkonfirmasikan hasil penelitian kepada pembimbing, karena pembimbing merupakan seorang yang ahli dalam bidang penelitian kualitatif penomenologi untuk memastikan keabsahan data.

(26)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. HASIL

Hasil penelitian dari tujuh partisipan memiliki delapan kategori yaitu faktor pendukung, keuntungan, kendala, interval pemberian ASI, perasaan ibu dalam pemberian ASI eksklusif, cara ibu dalam meningkatkan produksi ASI, teknik menyusui dalam memberikan ASI dan cara ibu mengetahui bayi cukup mendapat ASI.

A. Karakteristik partisipan

(27)

berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Data demografi partisipan dapat dilihat pada table 4.1

Table 4.1 data demografi partisipan

No. KarakteristikPartisipan Jumlah

1. Usia Ibu 25-30 tahun 31-35 tahun

3 4 2. Lama usia perkawinan

(28)

B.Pengalaman Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengalaman ibu dalam pemberian ASI Eksklusif ini menjadi delapan kategori yaitu; faktor pendukung, keuntungan, kendala, interval, dan perasaan setelah memberikan pemberian ASI eksklusif, cara ibu dalam meningkatkan produksi ASI, teknik menyusui dalam memberikan ASI dan cara ibu untuk bayi mendapat ASI cukup.

1. Faktor pendukung

Diperoleh bahwa semua partisipan merasakan adanya dukungan dari diri sendiri, suami, ibu/ibu mertua dan tenaga kesehatan. hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

a. Suami

Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka merasakan adanya dukungan suami yang sangat kuat dalam pemberian ASI eksklusif ini. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

Dukungan yang diberikan suami saya contohnya pada malam hari saya tidur tiba-tiba anak kami nangis minta disusui suami saya langsung menggendongnya dan membangunkan saya.

(Partisipan 2, L8-10)

Suami saya sangatlah terlibat dalam pemberian ASI Eksklusif ini, karena setiap dia tidak ada pekerjaan dia berada disamping saya dan menyentuh pipi ataupun memegang kaki anak saya.

(Partisipan 3, L7-9)

(29)

saat saya menyusui suami saya disamping saya skalian ngajak bermain dan mengelus-elus kepala dan pipinya.

(Partisipan 6, L5-9)

b. Ibu / Ibu mertua

Empat dari tujuh partisipan menyatakan bahwa faktor pendukung dari ibu dan ibu mertua sangatlah penting. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

Dukungan yang diberikannya contohnya dia bilang untuk apa dikasih susu formula kalau ASImu pun banyak, dulu mana ada susu pormula tapi sehat-sehat aja.

(Partisipan 1, L10-13) Ibu saya bilang ASI aja daripada beli-beli susu, belum tentu juga cocok untuk bayimu, apalagi skarang banyak susu formula kita gak tau yang mana yang bagus.

(Partisipan 2, L15-16)

Kasih ajalah ASI dulu kalau cukup, ngapain beli-beli susu. Yang penting kau makan yang banyak dan minum banyak biar asimu pun lancer.

(Partisipan 5, L16-17)

c. Tenaga kesehatan

(30)

Bidan saya dulu menganjurkan untuk kasih ASI Eksklusif aja, karena katanya ASI saya banyak dan kalau makin sering disusui maka asinya pun makin banyak juga

(Partisipan 4, L11-13)

Adik saya bidan jadi dia mendukung saya untuk ngasih ASI eksklusif ini contohnya dia senang membandingkan keuntungan dari asi eksklusif ini dari pada susu formula.

(Partisipan 7, L10-12)

waktu saya melahirkan dia langsung ngasih bayinya kesaya dan terus mendekap dibadan saya ,kemudian saya dikasih dukungan untuk ngasih ASI eksklusif hingga berhasil...

(Partisipan 3, L13-15)

d. Niat sendiri

Seluruh partisipan menyatakan bahwa dalam memberikan ASI Eksklusif ini berawal dari niat sendiri. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut;

Sebelum saya melahirkan sudah saya kasih tau sama bidan kalau saya ingin sekali memberikan ASI eksklusif sama anak saya dan nyatanya bidan saya sangat mendukung dan saya cukup merasa puas karena dia juga sangat mendukunng saya.

(Partisipan5, L12-14)

Saya liat anak teman saya yang hanya dikasih ASI Eksklusif , anaknya pintar dan gak pernah sakit. Mulai dari situ saya ingin sekali memberikan ASI eksklusif untuk anak kedua saya ini dan ternyata saya berhasil dan terbukti kalau adiknya ini lebih cerdas dari abangnya.

(Partisipan 4, L15-19) Aku sangat antusias memberikan ASI eksklusif ini sama anakku karna anakku yang pertama gak sampai berumur tiga bulan udah ada pengganti ASI karna aku pada waktu itu sakit.

(31)

2. Keuntungan pemberian ASI Eksklusif

Hasil wawancara diperoleh bahwa keuntungan ASI eksklusif ini dapat dirasakan oleh bayinya maupun ibunya yaitu lebih ekonomis dan praktis, juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

Seluruh partisipan menyatakan bahwa sangatlah banyak keuntungan pada bayi yaitu kekebalan tubuhnya kuat dan merasakan kasih sayang dari sang ibu. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

Keuntungan pada anak saya ya dia tidak mudah terkena penyakit dan kekebalan tubuhnya kuat, selain itu juga dia sangat aktif.

(Partisipan 3, L22-23)

Selain dia pintar, kekebalan tubuhnya akan semakin kuat dan tidak gampang sakit.

(Partisipan 1, L23-24)

Keuntungan bagi bayi saya, dia akan merasakan kasih sayang saya karna slalu berada dalam dekapan saya pasti juga dia akan merasa aman dan tentram juga terlindungi.

(Partisipan 6, L19-21)

Seluruh partisipan juga menyatakan bahwa ada keuntungan sangat besar pada ibu yaitu lebih ekonomis dan praktis. Hal ini dapat dinyatakan oleh partisipan berikut:

Kalau saya memberikan ASI eksklusif brarti menghemat pengeluaran kami karna tidak perlu membeli susu formula yang begitu mahal.

(Partisipan 5, L23-24) Aku gak perlu menyiapkan air panas, botol susu dan perlengkapan lain klo pake susu formula apabila kami bepergian jadi nggak merepotkan.

(32)

Payudaraku gak bengkak dan gak sakit karena selalu disusui. Karna apabila kita gak menyusui maka bisa mengakibatkan kanker payudara.

(Partisipan 1, L28-29) 3. Kendala dalam pemberian asi

Hasil wawancara diperoleh bahwa seluruh partisipan menyatakan bahwa ada kendala dalam pemberian ASI eksklusif yaitu tantenya dan orang-orang disekitarnya yang ingin selalu menyuapin anak saya makanan dengan alasan kasihan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berukut.

Kendalanya memang ada terutama tantenya yang ingin selalu menyuapin anakku dengan alasan kasihan tapi sampai saat ini masih bertahanlah….

(Partisipan 2, L28-30)

Saya sering diejek sama ibu-ibu yang tidak kasih ASI eks, dibilangnya anaknya lapar kok tega, pokoknya macam-macam lah tapi karna dukungan suami semua berjalan lancar.

(Partisipan 4, L26-28)

Kalau lagi arisan bawa anak trus lagi makan dan kebetulan menunya ayam, langsung dikasih tu pahanya sama anak saya dan saya menolak kemudian alasan mereka slalu kasihan tapi sampai 6 bulan masih bertahan dan skarang masih coba-coba makanan padat.

(Partisipan 6, L29-32) 4. Interval pemberian asi

Hasil wawancara partisipan dapat diperoleh bahwa interval dalam pemberian ASI eksklusif dilakukan dengan pemberian tidak mengenal waktu. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

(33)

kalaupun dia terbangun dari tidurnya dan gak rewel saya langsung susui aja.

(Partisipan 1, L33-37)

Saya biasanya ngasih ASI ini kalau dia cengeng dan kalau dia tidur saya bangunkan tapi biasanya kalau perjamnya saya tidak perhitungkan sekali. (Partisipan 5. L27-28)

Kalau masalah pemberian ASI Eksklusif ini tidak ada aturannya karena terkadang bayi saya otomatis melepas isapannya kemudian tertidur, bangun lagi saya kasih lagi dengan payudara yang sebelahnya lagi…..

(Partisipan 7. L21-25)

5. Perasaan ibu dalam pemberian asi

Seluruh partisipan menyatakan bahwa setelah berhasil memberikan asi eksklusif ini ibu merasa sangat senang dan gangga bahwa asi ini benar-benar anugrah dari Tuhan. Dan ibu merasa sudah menjadi wanita yang seutuhnya untuk anaknya. Hal yang berhubungan dengan hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

aku merasa senang karena aku berhasil memberi ASI ekslusif buat jagoanku… sekarang umurnya udah 7 bln…. dan itu karunia dari tuhan yang bener-benar aku syukuri….

(Partisipan 4, L33-35)

Aku tidak tau lagi bagaimana mengungkapkan kesenanganku, dimana aku rasanya sudah menjadi ibu yang seutuhnya untuk anakku

(34)

6. Cara ibu dalam meningkatkan produksi ASI

Seluruh partisipan menyatakan bahwa cara agar ASI lancar yaitu dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup serta membuat suasana nyaman. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

Untuk membuat ASI saya lancar, selain makan dan minum yang banyak saya sering-sering menyusui anak saya dan memakai BH yang longgar.

(Partisipan 3, L29-31)

Saya selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi, buah-buahan dan mimun air pitih paling sedikit delapan gelas per hari

(Partisipan 4, L32-33)

Kalau saya tenang dan rileks ASI saya banyak bahkan bisa sampai netes dari puting susu saya apabila anak saya menarik mulutnya kalau udah kenyang.

(Partisipan 6, L36-38)

7. Cara menyusui dalam memberikan ASI

Seluruh partisipan menyatakan bahwa teknik menyusui dalam memberikan ASI eksklusif ini adalah pada tingkat kenyamanan si bayi. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

(35)

menggunakan payudara yang bergantian, stelah siap menyusui saya menepuk-nepuk punggungnya…

(Partisipan 3, L38-41) Saya buat posisi yang tepat dan nyaman sampai dia menghisap dengan benar, dan setelah saya susui saya sendawakan…

(Partisipan 7, L38-39)

Saya memegang payudara dengan tangan kiri atau tangan kanan sampai dia menghisap dengan baik kemudian pada saat dia menyusui saya mengelus-elus kepalanya dan ngajak untuk bermain.

(Partisipan 2, L39-41)

8. Cara mengetahui bayi cukup mendapat asi

Seluruh partisipan menyatakan bahwa cara untuk mengetahu bayi cukup mendapat ASI adalah dengan malihat perkembangan bayi yaitu berat badan bayi dan tingkat kenyamanan bayi. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

Saya melihat dari perkembangan berat badannya, selain itu dia terlihat aktif dan nyaman.

(Partisipan 2, L40-41)

Saya tiap bulan datang keklinik untuk melihat kenaikan berat badannya, kemudia saya lihat dia aman, nyaman dan bahagia brarti ASInya cukup.

(36)

2. PEMBAHASAN

Hasil pembahasan ini akan diuraikan secara literatur yang berhubungan dengan pengalaman ibu dalam pemberian ASI Eksklusif. Yang meliputi faktor yang mendukung, keuntungan. kendala, interval, perasaan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif, cara supaya ASI lancar, teknik menyusui dan cara ibu mengetahui bayi cukup mendapatkan ASI Eksklusif.

A. Interpretasi dan diskusi hasil

1. Faktor pendukung

Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor pendukung dari ASI Eksklusif yang dialami partisipan yaitu dukungan dari suami, Ibu/Ibu mertua, tenaga kesehatan dan niat sendiri.

(37)

dukungan buat ibu tanpa mengganggu proses menyusui ibu dan merupakan langkah pertama bagi ibu agar berhasil menyusui secara eksklusif (Roesli utami, 2000).

2. Keuntungan dalam pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa keuntungan dari ASI Eksklusif yang dapat dirasakan bayi yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan jalinan kasih sayang dan tidak alergi. keuntungan bagi ibu yaitu adalah lebih ekonomis/murah, tidak merepotkan dan hemat waktu, membrikan rasa puas, bangga dan bahagia dan mencegah kanker payudara.

Air Susu Ibu yang pertama sekali keluar (kolostrum) mengandung zat kekebalan sepuluh sampai tujuh belas kali lebih banyak dari susu matang (matur). Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, virus, parasit, dan jamur. Dengan memberikan ASI secara eksklusif akan menjamin tercapainya opengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini selain dari nurtien yang ideal, dengan komposisi yang tepat, serta sesuai dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrient-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal seperti taurin dan laktosa (Roesli utami, 2000).

(38)

formula. Selain menghemat pengeluaran ASI juga tidak merepotkan (praktis) dan hemat waktu karena tidak harus menyiapkan atau memasak air, juga tampa harus mencuci botol. Mudah dibawa kemana-mana sehingga saat bepergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula. ASI dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta dalam suhu yang selalu tepat (Roesli utami, 2000)

3. Kendala dalam pemberian asi Eksklusif

Hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa ada kendala dalam pemberian ASI Eksklusif tetapi tidak mempengaruhi dalam pemberiannya. Sering terjadi kendala dalam pemberian ASI eksklusif khususnya ibu yang mempunyai anak pertama, rasa percaya dirinya kurang dibandingkan dengan ibu-ibu yang mempunyai anak lebih dari satu. Tetapi dengan adanya niat dan dukungan dari keluarga, semuanya pasti akan berjalan lancar tanpa ada kendala apapun (Newman Jack, 2008).

4. Interval pemberian.

(39)

bergerak-gerak tanpa henti atau membuat gerakan menghisap dengan bibir dan lidahnya) (Newman jack, 2008).

Sebaiknya bayi disusui secara tidak terjadwal, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya, setelah kenyang otomatis bayi akan melepaskan isapan dari payudara ibu. Biarkan saja bayi tertidur meskipun baru menghisap ASI dari satu payudara. Saat bayi minta disusui kembali, lanjutkan dengan payudara yang satunya. Jadi, ibu dianjurkan untuk tidak buru-buru atau memaksa bayi melepaskan isapan dari satu payudara hanya agar bayi berganti dengan payudara lainnya (Maryunani Anik, 2009).

5. Perasaan ibu dalam pemberian asi eksklusif

Hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa seluruh partisipan merasa senang dan bahagia karena berhasil memberikan ASI Eksklusif. Hal ini diketahui bahwa ibu yang berhasil memberikan asi eksklusif akan mersakan kepuasan, kebangaan, dan kebahagian yang mendalam karena berhasil memberikan ASI Eksklusif karena ASI merupakan anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri (Roesli Utami,2000).

6. Cara ibu untuk meningkatkan produksi ASI

(40)

konsumsilah makanan bergizi, buah-buahan, dan rajinlah minum air putih setidaknya 8-10 gelas per hari, pakai BH yang bentuknya menyokong dan ukuran sesuai payudara (Maryunani Anik, 2009).

7. Teknik menyusui dalam memberikan ASI eksklusif

Hasil penelitian seluruh partisipan menyatakan bahwa tergantung pada tingkat kenyamanan si bayi. Teknik dalam memberikan ASI yaitu dsetelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi di dekatkan kepayudara ibu dengan putting susu serta areola dimasukkan kemulut bayi. Setelah selesai menyusui, bayi desendawakan dengan tujuan untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (Suradi, R. 2004).

8. Cara mengetahui bayi cukup mendapatkan ASI

(41)

B. Keterbatasan Penelitian

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

(43)

B. Saran

Saran yang perlu dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Petugas kesehatan

Petugas kesehatan diharapkan agar dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang ASI eksklusif dan apa manfaat dan keuntungannya.

2. Masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu nifas dan keluarga diharapkan agar dapat mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang asi eksklusif.

3. Karena partisipan mengerti manfaat pemberian ASI Eksklusif maka disarankan bagi ibu yang baru melahirkan untuk memberikan asi aksklusif selama 6 bulan.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Alkatiri S. (1996) Kajian Imunoglobulin di Dalam ASI pada Berbagai Status Gizi Ibu Menyusui dan Tingkat Kesehatan Bayi yang Disusui. Surabaya : Airlangga University

Bungin, Burhan (2007). Metode penelitian kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo. Danuatmaja, Bonny. (2003). 40 hari pasca persalinan. Jakarta : Puspa Swara

Maryunani, Anik. (2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta : Trans Info Media.

McGrail, Anna. (2005). Anda Dan sang bayi. Jakarta : Arcan.

Moleong, Lexy. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Newman, Jack. (2008). The Ultimate Breastfedding Book of Answers. Tangerang : Lentera Hati.

Polit, et al., (2001). Esesential of Nursing Research : Methods, Appraisal, and Utilization. Philadelpia-New York : Lippincott.

Prasetyono, Dwi. (2009). Buku pintar ASI eksklusif. Yogyakarta: Diva press. Prawihardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka. Purwanti HS.(2004) Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta : EGC. Roesli, Utami. (2000). ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agrundaya.

Roesli, Utami (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya. Rosita S. (2008) ASI untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta : Ayyana.

Suradi R, Tobing HKR (2004). Manajemen Laktasi. Cetakan Ke-2. Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia. Jakarta.

Soetjiningsih. (1997). Seri Gizi Klinik ASI : petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta : EGC

(45)

Sugiono. (2008). Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Bandung : Alfabeta. Tim Penyusun Kamus. (2005). Kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta : EGC Varney, H. (2001). Buku Saku Bidan, Jakarta : EGC.

(46)

Lampiran 2

KUISIONER DATA DEMOGRAFI

Pengkajian Data Demografi

Petunjuk Pengisian

- Semua pertanyaan harus dijawab

- Untuk nomor 1,2 dan 3 dijawab dengan mengisi pertanyaan yang diuraikan - Untuk pertanyaan selajutnya dijawab dengan memberikan tanda check list (√)

pada tempat yang telah disediakan

- Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut anda.

Nomor partisipan :

1. Usia ibu : th 2. Lama usia perkawinan : th 3. Jumlah anak hidup : orang 4. Agama : ( ) Islam

( ) Kristen protestan ( ) Kristen katolik ( ) Hindu

(47)

5. Suku : ( ) Batak ( ) Jawa ( ) Melayu ( ) Minang ( ) Lain-lain 6. Pekerjaan : ( ) PNS

( ) Peg swasta

( ) Ibu Rumah Tangga ( ) Wiraswasta

7. Pendidikan : ( ) SD ( ) SMP ( ) SMU

(48)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Elsi Beria Sipayung

NIM : 095102045

Adalah mahasiswa D-IV bidan pendidik Faultas keperawatan USU yang akan melaksanakan penelitian yang berjudul “pengalaman ibu dalam pemberian ASI Eksklusif”. Tujuan dari penelitian ini adalah memotivasi ibu-ibu dalam pemberian ASI Eksklusif.

Ibu dapat berpartisipasi dalam penelitian dengan cara menjawab kuesioner yang akan diberikan. Saya mengharapkan jawaban ibu sesuai dengan pendapat idu sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjaga kerahasiaan identitas ibu dengan tida menuliskan nama dan alamat ibu pada penelitian ini dan

menggantinya dengan menggunakan nomor partisipan.

Partisipan ini bersifat sukarela, ibu bebas menentuan untuk menjadi partisipan atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika ibu bersedia menjadi partisipan, ibu dapat menandatangani surat persetujuan ini.

Atas perhatian dan kesediaan ibu, saya ucapkan terima kasih.

Partisipan Medan, Desember 2009 Peneliti

(49)

PANDUAN WAWANCARA

1. Coba ibu ceritakan bagaimana pengalaman ibu selama memberikan ASI Eksklusif!

2. Coba ibu ceritakan siapa yang mendukung ibu memberikan ASI Eksklusif! 3. Apa yang ibu rasakan setelah memberikan ASI Eksklusif?

(50)

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA

Nama : Elsi Beria Sipayung NIM : 095102045

Judul : Pengalaman Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta Medan.

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan pengeditan bahasa Indonesia dan telah sesuai dengan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EyD) dalam karya ilmiah.

Medan, Juni 2010 Diuji oleh

Gambar

table 4.1  Table 4.1 data demografi partisipan

Referensi

Dokumen terkait

In addition, remote users (including you) may want to map a shared folder to a drive letter so that they can open the folder from My Computer or Windows Explorer, instead of

Makin tinggi densitas uranium di dalam PEB U-7Mo/Al, jumlah uranium bertambah dan matriks berkurang sehingga kekerasan meat meningkat, dan pada proses pencanaian akan

Bahwa pada tanggal 12 Januari 2010, Saksi mendapat perintah dari Pasi Intel Yonif 754/ENK (Lettu Inf.Fery) untuk membantu melakukan pencarian terhadap Terdakwa

Beberapa penelitian di atas memberikan sebuah pemahaman bahwa manajemen pemasaran dalam konteks rumah sakit merupakan upaya yang dapat dilakukan agar

Otomatisasi pengelompokkan buah berdasarkan jenis warnanya ini menggunakan sensor warna (sensor TCS3200) sebagai pembaca, dimana pada saat buah mengenai sensor

Dana tersebut disalurkan perbankan syariah kepada nasabah pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal kerja) maupun konsumtif. Dari pembiayaan

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan vernalisasi pada stadia perkembangan umbi memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap karakter bobot awal

bahwa demi terarahnya program perencanaan kegiatan Pemerintah Kota Padang Tahun 2014-2019 pengaturan tentang indikator kinerja utama di lingkungan Pemerintah Kota