• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh ELYA ATRIANI

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri 8 Kaarang anyar kecamatan Jati agung kabupaten Lampung selatan diketahui bahwa hasil belajar siswa Kelas V masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model pendekatan pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus dan setiap siklus melalui tahap berupa perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang diambil meliputi data kuntitatif berupa tes hasil belajar dan data kualitatif berupa hasil lembar observasi.

Berdasrkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pendekatan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata pada siklus I hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pada siklus 1 nilai rata-rata yang dicapai siswa sebesar 48.18 dan siklus 2 nilai rata-rata siswa mencapai 75.56 sehingga nilai rata-rata siswa meningkat, aktivitas belajar siswa dapat dilihat bahwa kektifan siswa saat pembelajaran pada siklus 1 sebesar 59,84% dan siklus 2 sebesar 78.03% sehingga meningkat sebesar 18.19%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati agung Kabupaten Lampung Selatan.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Elya atriani dilahirkan di Lampung Utara pada Tanggal 28 Mei 1987, anak ke dua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak H. Rudani dan Ibu Hj. Kartini (Almh)

Riwayat Pendidikan yang telah ditempuh:

1. SD Negeri 1 Raja Basa, Bandar Lampung tamat dan berijazah tahun 1999. 2. SMP AL-Kautsar, Bandar Lampung tamat dan berijazah tahun 2002 3. SMA AL-Azhar 3, Bandar Lampung tamat dan berijazah tahun 2005 4. S1 Ekonomi Manajemen IBI Darmajaya, Bandar Lampung tamat dan

berijazah tahun 2009

(7)

MOTO

Success will not be worth if it’s spoken, but it would be worth if it’s done, so stand

up and finish what you started!!

(The Biggest Loser)

Kesuksesan tidak akan bernilai jika diucapkan, tetapi akan bernilai jika dikerjakan, jadi bangunlah dan selesaikan apa yang kamu mulai!!

(8)

Seiring dengan sujud syukur pada-nya sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayahanda H. Rudani dan Hj. Kartini, terimakasih atas doanya yang selalu mengiringi penulis untuk mencapai cita-cita

2. Suamiku Krisno, S.E yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam kehidupanku.

3. Anakku Keysha Aluna Jannaty yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan studiku.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT PERNYATAAN ORISINAL PENELITIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

1.5 Manfaat dan kegunaan Penelitian... 6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

(10)

4.1 Profil Sekolah ... 45

4.2 Deskripsi Awal ... 46

4.3 Hasil Penelitian ... 46

4.4 Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Hasil Ujian Semester ... 4

2. Gambar Krangka Pikir ... 33

3. Gambar Penelitian Tindakan Kelas ... 40

2. Hasil Belajar Siswa Siklus 1 ... 49

3. Hasil Belajar Siswa Siklus 2 ... 54

4. Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan 2 ... 57

5. Gambar Grafik Hasil Belajar Siswa 1 dan 2 ... 57

6. Aktivitas Siswa Siklus 1 dan 2 ... 58

7. Gambar Grafik Aktivitas Belajar Siswa ... 58

8. Kinerja Guru 1 dan 2 ... 59

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Pasal 20 Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa dalam melaksanakan keprofesionalan guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, menilai mengevaluasi hasil pembelajaran, meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial, ekonomi peserta didik dalam pembelajaran (Triadi, 2009: 1).

(13)

yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosio budaya dimana manusia itu hidup (Agus, 2010: 1).

Peranan pendidikan sangat penting bagi kehidupan kita maka seorang pendidik harus mengerti apa pengertian atau apa yang dimaksud dengan pendidikan, secara umum pendidikan dapat kita artikan sebagai proses mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa. Adapun pendapat para ahli bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam kebiasaan-kebiasaan, pemikiran-pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah-laku (Agus dkk, 2010: 1). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga manusia memperoleh kepuasan dalam seluruh aspek kehidupan pribadi dan kehidupan sosial. Sehingga salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru atau pendidik adalah pelaksanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar

(14)

harus memiliki kemampuan menilai kinerja siswa di kelas, dimana kinerja seorang siswa tersebut berkaitan erat dengan kualitas intruksional yang harus dimiliki guru dalam mengajar seperti mewujudkan suasana belajar dan proses pelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pendidik saat ini hendaknya didasarkan pada tingkat kualitas dan kemampuan para guru dalam menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang ada untuk menghadapi atau memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Sehingga guru sebagai pendidik harus mempersiapkan pembelajran yang dapat meningkatkan cara berfikir siswa agar menjadi lebih kritis dan kreatif.

(15)

belum memadai. Sehingga terjadilah aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masih sangat terbatas oleh metode yang diterapkan. Siswa hanya cendrung menghafal pelajaran IPA yang disajiakan guru dan tidak termotivasi untuk menghubungkan materi pelajaran IPA dengan alam yang sebenarnya, sebagian besar siswanya kurang antusias dalam pembelajaran, siswa pasif, takut dan malu untuk mengungkapkan ide-ide ataupun penyelesaian soal soal yang diberikan guru di depan kelas, sehingga banyak sekali siswa yang kurang menyukai pelajaran IPA dan menganggap IPA pelajaran yang sulit, dan menakutkan. Hal ini menyebabkan proses belajar mengajar belum dapat mencapai hasil belajar yang sesuia dengan harapan.

Dari pengamatan guru selama proses pembelajaran di SD Negeri 8 Karang Anyar berlangsung selama ini tampak hanya sekitar 40% orang siswa kelas V yang mendapat nilai ≥ 60. Untuk lebih jelasnya nilai rata-rata orang siswa tersebut

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1: Data Hasil Belajar Ujian Tengah Semester II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

No. Rentang Nilai

Jumlah Siswa Persentase Kategori

1. 56 – 100 13 40% Tuntas

2. 26 - 55 20 60% Tidak Tuntas

Total 33 100%

Sumber: Daftar Nilai Hasil Belajar Ujian Tengah Semester

(16)

siswa (40 %) dan yang termasuk nilai kategori tidak tuntas adalah 20 orang siswa (60,60 %) dengan KKM = 65. Hasil belajar tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kreteria ketuntasan belajar yang ditetapkan. Rendahnya hasil belajar tersebut diduga akibat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah sehingga terlihat banyak siswa kurang siap dalam menerima materi pelajaran setiap pertemuan. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah di atas, salah satunya adalah melalui model pendekatan inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas maka, penulis mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan

Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Proses belajar mengajar tidak efektif dikarenakan guru belum sepenuhnya menerapkan metode-metode pembelajaran

2. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran

3. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan

4. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masih sangat terbatas oleh metode yang diterapkan.

(17)

1.3 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka penulis menemukan permasalahan yakni

1. Bagaimanakah model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014?

1.4 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mendeskripsikan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan aktivitas mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mendeskripsikan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.5 Manfaat Penelitian

(18)

1. Bagi Siswa

a. Agar siswa lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan.

b. Model pembelajaran Inkuiri menjadikan siswa lebih aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran IPA.

2. Bagi Guru

a. Model pembelajaran Inkuiri menjadi alternatif yang dapat digunakan atau diterapkan di kelas V untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

b. Model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan kompetensi professional guru dalam proses pembelajaran

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran IPA di Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan tahun ajaran 2013/2014.

4. Bagi Peneliti

(19)

1.6 Ruang Lingkup penelitian

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam penelitian ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 8 karang Anyar Kecamatan Jati agung kabupaten Lampung Selatan.

2. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir

3. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA pada materi Energi dan perubahannya.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pendekatan inkuiri

Hakikat sains dan pendekatan Inkuiri dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses dan penerapannya, termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori, dapat dicapai melalui penggunaan proses sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah. Inkuiri berasal dari kata “inquire” yang artinya mencari atau mempertanyakan. Model pendekatan inkuiri telah diperkenalkan sejak tahun 1970 sebagai suatu metode. Di Indonesia inkuiri sering dipasangkan dengan metode penemuan (discovery), khususnya dalam pembelajaran sains sekitar tahun 1980. Inkuiri kemudian dikenal sebagai pendekatan seperti pendekatan konsep, pendekatan tujuan, pendekatan lingkungan sekitar Tahun 1990, juga ada yang memperkenalkan sebagai salah satu model mengajar dari rumpun pemprosesan informasi sejak tahun 1980.

(21)

Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengko-munikasikan hasilnya. didalam Standar Nasional Pendidikan Sains di Amerika Serikat, inkuiri digunakan dalam dua terminologi yaitu sebagai pendekatan pembelajaran (scientific inquiry) oleh guru dan sebagai materi pelajaran sains (science as inquiry) yang harus dipahami dan mampu dilakukan oleh siswa. Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat diimplementasikan secara terpadu dengan strategi lain sehingga dapat membantu pengembangan pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan melakukan kegiatan inkuiri oleh siswa. Sedangkan sebagai bagian dari materi pelajaran Biologi, inkuiri merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat melakukan penyelidikan ilmiah. Sehubungan dengan hal tersebut, bahwa pemahaman mengenai peranan materi dan proses sains dapat membantu guru menerapkan pembelajaran yang bermula dari pertanyaan atau masalah dengan lebih baik (Nuryani, 2011: 1)

2.1.1 Tingkatan-tingkatan Inkuiri

(22)

(guided inkuiri), inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), dan penelitian siswa (student research). Klasifikasi inkuiri didasarkan pada tingkat kesederhanaan kegiatan siswa dan dinyatakan sebaiknya penerapan inkuiri merupakan suatu kontinum yaitu dimulai dari yang paling sederhana terlebih dahulu.

a. Traditional hands-on

Praktikum (tradisional hands-on) adalah tipe inkuiri yang paling sederhana. Dalam praktikum guru menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk yang lengkap. Pada tingkat ini komponen esensial dari inkuiri yakni pertanyaan atau masalah tidak muncul, praktikum tidak termasuk kegiatan inkuiri.

b. Pengalaman Sains yang Terstruktur

(23)

c. Inkuri Siswa Mandiri

Inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), dapat dikatakan sebagai inkuiri penuh karena pada tingkatan ini siswa bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan. Tipe inkuiri yang paling kompleks ialah penelitian siswa (student research). Dalam inkuiri tipe ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan pelaksanaan proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tangungjawab siswa.

klasifikasi inkuiri lain yang didasarkan pada intensitas keterlibatan siswa. Ada tiga bentuk keterlibatan siswa didalam inkuiri, yaitu:

a. identifikasi masalah.

b. pengambilan keputusan tentang teknik pemecahan masalah. c. identifikasi solusi terhadap masalah.

Ada tiga tingkatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya dan intensistas keterlibatan siswa.

a. Inkuiri tingkat Pertama

(24)

pembelajaran penemuan (discovery learning) karena siswa dibimbing secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya.

Dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan baik oleh guru dan luaran pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak awal. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu. Ada beberapa karakteristik dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan, siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi, sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau obyek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai, guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas, tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas, kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran, biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa, guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.

b. Inkuiri Bebas

(25)

informasi, menganalisis argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya untuk memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data. Guru berperan dalam mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai kegiatan penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi fokus kegiatan inkuiri harus dapat mengarahkan siswa pada penentuan cara kerja yang tepat serta asumsi mengenai kesimpulan yang akan diperoleh. Pertanyaan yang menjadi pangkal kegiatan inkuiri sangat penting bagi siswa yang belum berpengalaman dalam belajar secara mandiri. Oleh karena itu, guru harus berusaha mengembang-kan inkuiri mulai dari melatih siswa untuk merumuskan pertanyaan. Bagi siswa sekolah menengah khususnya di Indonesia kegiatan inkuiri perlu dilatih secara bertahap, mulai dari inkuiri yang sederhana (inkuiri-terbimbing) kemudian dikembangkan secara bertahap ke arah kegiatan inkuiri yang lebih kompleks dan mandiri (inkuri-bebas) (www.google.com).

(26)

2.1.2 Langkah Langkah Pembelajaran Inkuiri

a. klasifikasi permasalahan. Langkah awal adalah menentukan permasalahan yang ingin didalami atau dipecahkan dengan metode inkuiri. Permasalahan dapat disiapkan atau diajukan oleh guru. Sebaiknya permasalahan yang ingin di pecahkan disiapkan sebelum mulai pelajaran. Permasalahan harus jelas sehingga dapat dipikirkan, dialami dan dipecahkan oleh siswa.

b. identifikasi permasalahan perlu diidentifikasi dengan jelas dari tujuan sampai seluruh proses pembelajaran atau penyelidikan. Bila persoalan ditentukan oleh guru perlu diperhatikan bahwa persoalan itu real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai dengan kemampuan siswa. Persoalan yang terlalu tinggi akan membuat siswa tidak semangat, sedangkan persoalan yang terlalu muda yang sudah mereka ketahui tidak menarik minat siswa. Sangat baik bila persoalan itu sesuai dengan tingkat hidup dan keadaan siswa.

c. Membuat hipotesis, langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara tentang persoalan itu. Hipotesis siswa perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru mencoba membantu memperjelas maksudnya lebih dahulu. Guru diharapkan tidak memperbaiki hipotesis siswa yang salah, tetapi cukup memperjelas maksudnta saja. Hipotesis yang salah nantinya akan kelihatan setelah pengambilan data dan analisis data yang diperoleh.

(27)

siswa harus menyiapkan suatu peralatan yang dapat digunakan untuk pengumpulan data. Maka guru perlu membantu bagaimana siswa mencari peralatan, merangkai peralatan dan mengoprasikan peralatan sehingga berfungsi dengan baik. Setelah peralatan berfungsi siswa diminta untuk mengumpulkan data dan mencatatnya dalam buku catatan

e. Menganalisis data. Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk membuktikan apakah hipotesis benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis data, data sebaiknya diorganisasikan, dikelompokkan diatur sehingga dapat dibaca dan dianalisis dengan mudah. Biasanya disusun dalam tabel agar mudah dibaca dan dianalisis. Data disusun atau dikelompokkan menurut yang menguatkan hipotesis dan yang netral, yang melemahkan hipotesis dan yang netral. Banyaknya data kadang menyulitkan siswa dalam mengelompokkannya. Campur tangan guru diperlukan.

(28)

2.1.3 Kelebihan dan kelemahan menggunakan inkuiri

Kelebihan menggunakan model pendekatan inkuiri yaitu sebagai berikut:

a. Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif

b. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa

c. Membantu dalam ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru

d. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi

e. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif dan terbuka

f. Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional yaitu guru yang menguasai kelas

g. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar

h. Dapat melatih siswa untuk belajar dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi

i. Dalam diskusi guru dapat mengetahui kedalam pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konsep yang sedang di bahas.

Kelemahan menggunakan model pendekatan inkuiri sebagai berikut:

(29)

2. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya

3. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator dan pembimbing siswa dalam belajar

4. Karena dilakukan secara kelompok maka kemungkinan ada anggota yang kurang aktif

5. Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda

6. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingn guru yang lebih baik

7. Untuk kelas yang jumlah banyak akan sangat merepotkan guru

8. Pembelajarn akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas.

Berdasarkan uraian materi di atas maka yang dimaksud dengan pendekatan inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematik, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat menyimpulkan hasil sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri dengan lakah lakah sebagai berikut:

1. Menyajikan pertanyaan atau masalah: guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan dipapan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok.

(30)

3. Menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan

4. Merancang percobaan guru memberi kesempatan pada siswa untu menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan

5. Mengumpulkan dan menganalisis data: guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul

6. Membuat kesimpulan: guru membimbing siswa membuat kesimpulan.

2.2 Pengertian Aktivitas

Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis ( kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya dengan sendirinya juga aktif jiwanya, begitu juga sebaliknya Poerwadarminta (2003: 23).

(31)

mengerjakan tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain serta tenggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan pengetahuan, nilai nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Dari pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan murid dalam rangka mencapai tujuan belajar. Dengan keaktivan siswa maka akan menyebabkan intersksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengab siswa itu sendiri, sehingga suasana kelas akan menjadi segar dan kondusif. Dari keaktivan siswa maka banyak pula yang akan timbul dari siswa misalkan penegtahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa.

Dari pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah proses mengajar yang melibatkan siswa lebih aktif, baik secara fisik maupun mental, pembelajaran yang berlangsung tidak hanya terpusat pada guru memberi penjelasan materi di depan kelas, melainkan guru hanya membimbing dan mengarahkan sehingga siswa dapat menemukan konsep secara mandiri.

Faktor faktor yang mempengaruhi aktivitas siswa

(32)

a. Aspek fisik (fisiologis)

Orang yang belajar membutuhkan fisik yang sehat.fisik yang sehat akan mempengaruhi seluruh jaringan tubuh sehingga aktivitas belajar tidak rendah. Keadaan sakit pada tubuh mengakibatkan cepat lemah, kurang bersemangat, mudah pusing dan sebaiknya oleh karena ituagar seseorang dapat belajar dengan baik maka harus mengusahakan kesehatan dirinya.

b. Aspek psikologi

Aspek psikologis yang mempengaruhi aktivitas belajar adalah perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat dan motif. Secara rinci faktor faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek, baik didalam maupun di luar dirinya, makin sempurna perhatian yang menyertai aktivitas akan semakin sukseslah aktivitas belajar itu. Oleh karena itu guru seharusnya selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya agar aktivitas belajar mereka turut berhasil.

b. Pengamatan

(33)

usaha pendidikan pada anak didik. Panca indara sangat dibutuhkan dalam melakukan aktivitas belajar

c. Tanggapan

Tanggapan adalah gambaran ingatan dari pengmatan dalam obyek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang lingkup dan waktu pengamatan.

d. Ingatan

Ingatan adalah salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia ada. Hal ini dekat dengan persoalan intelegensi yang merupakan struktur mental yang melahirkan kemampuan untuk memahami sesuatu

2. Faktor eksternal terdiri dari beberapa faktor diantaranya yaitu sebagai berikut:

a. Keadaan keluarga siswa sebagai peserta didik disekolah sebelumnya telah mendapatkan pendidikan di lingkungan keluarga. Dikeluarga setiap orang pertama kali mendapatkan pendidikan, suasana dilingkungan keluarga menentukannya aktif atau fasipnya anak dalam mengikuti kegiatan tertentu.

(34)

c. Alat alat pelajaran, alat alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru gurunya maka akan mempermudah dan mempercepat belajar anak anak.

Berdasarkan kajian di atas, maka yang dimaksud dengan aktivitas siswa merupakan kegiatan atau prilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

2.3 Pengertian Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah sebagai proses yang menghasilkan kemampuan menampilkan tingkah laku „manusiawi‟ yang baru atau yang berubah dari sebelumnya (atau

yang meningkatkan kemungkinan diperolehnya tingkah baru dengan adanya rangsangan yang relevan), yang menunjukkan bahwa tingkah laku baru atau yang telah berubah tidak dapat dijelaskan atas dasar proses atau pengalaman tertentu, semisal berlama lama atau melelahkan (Knight, 2007: 15).

(35)

2.3.2 Tujuan belajar

kegiatan belajar tentunya memiliki tujuan tertentu bagi manusia, khususnya yang kita bahas di sini adalah kepada siswa.

1. memberikan pengetahuan “konsep”, hal hal yang berhubungan dengan kenyataan yang berkenaan dengan dunia. Dalam duni pendidikan, hal ini bisa juga disebut sebagai aspek kognitif. Dalam proses belajar tentu manusia melalui tahap berfikir. Karena itu, tahap hubungan antara proses berpikir dan pengetahuan yang dibutuhkan manusia atau siswa tidak lah dapat dipisahkan satu sama lain. Jika tidak ada rangsangan berupa pengethuan, siswa tidak dapat berfikir.

2. Memberikan pemahaman norma dalam bersikap pada kehidupan sehari hari atau biasa disebut sebagai aspek afektif. Dalam kegiatan belajar mengajar, bukan hanya pengetahuan yang didapat siswa, melainkan juga memahami bagaimana seharusnya manusia sosial bersikap sesuai kaidah dan norma yang benar dalam kehidupan sehari hari. Tujuan ini adalah sesuai dengan prinsip dalam hal mendidik, yaitu dalam proses ini guru memberikan pembinaan kepribadian, sikap mental dan akhlak yang baik dalam berkehidupan masyarakat.

(36)

memperlihatkan kreativitasnya dalam merumuskan konsep, ide dan menyelesaikan masalah yang disuguhi dalam kegiatan belajar. Ketiga hal tersebut merupakan tujuan yang harus dicapai dalam kegiatan belajar mengajar dan tidak dapat dipisahkan kesatuannya.

Pengertian belajar adalah hal biasa bagi siswa. Belajar menjadi tanggung jawab pribadi siswa terhadap diri, orang tua, dan guru. Usaha siswa dalam belajar akan menghasilkan pemahaman konsep atas berbagai macam aspek kehidupan, misalnya tentang alam, ilmu hitung, atau kehidupan sosial (Amalia, 2011: 7).

Evaluasi proses pembelajaran, untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangakat tujuan tertentu, dimana lebih dititkberatkan untuk mengukur keberhasilan program pembelajaran dengan model penilaian berbasis kelas menggunakan metode AQL (acceptable quality level). Evaluasi hasil belajar adalah untuk menetukan kedudukan atau peringkat siswa dalam kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu, dimna lebih dititikberatkan untuk mengukur keberhasilan belajar masing masing siswa dengan model penilaian berbasis kompetensi menggunakan metode tes yang terstandarisasi (Yuniarto, 2009: 7).

Faktor faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

1. Faktor intern, yang meliputi faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan

(37)

Faktor intern yang mempengaruhi proses belajar adalah:

a. Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan, dan cacat tubuh. Proses belajar mengajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Faktor cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baiknya/kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.

b. Faktor fsikologis, faktor fsikologis antara lain adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.

c. Faktor kelelahan, agar peserta didik dapat belajar dengan baik haruslah menghindari agar jangan sampai terjadi kelelahan dalam proses belajar

Faktor faktor ekstern yang mempengaruhi proses belajar adalah:

a) Faktor keluarga, peserta didik yang belajar akan pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor sekolah, faktor sekolah yang mengaruhi belajar ini mencakup metode mengajr, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran dan metode belajar.

(38)

Berdasarkan kajian diatas penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang didapatkan oleh peserta didik setelah peserta didik melakukan kegiatan belajar baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Berdasarkan taksonomi bloom hasil belajar dalam rangka studi yang dicapai melalui 3 kategori ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikoomotorik.

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu, pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda menghubungkan mengamati

Hasil belajar siswa tersebut digunakan untuk dijadikan ukuran atau kreteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik (Slameto, 2002 :56).

2.4Kajian Materi Penelitian IPA (Energi dan Perubahannya)

(39)

manusia karena memberikan suatu cara berfikir sebagai struktur pengetahuan yang utuh. Secara khusus sains menggunakan suatu pendekatan empiris untuk mencari penjelasan alami tentang fenomena alam semesta yang diamati. Meskipun studi tentang sains dipecah menjadi beberapa disiplin, tetapi inti dari masing masing terletak pada metode dan mempertanyakan hasilnya secara berkesinambungan. Mendidik melalui sains dan mendidik dalam sains merupakan suatu wahana dalam mempersiapkan anggota masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan dan menentukan arah penerapnnya. Sebagai bagian dari pendidikan umum, peserta didik seyogianya berpartisipasi dan menilai sendiri pencapaian ilmiahnya, termasuk juga bertindak berdasarkan pengalaman dan temuan mereka sendiri (Sarjan, 2004: 71)

Energi dan Perubahannya (Kajian Materi Penelitian)

1. Gaya Menyebabkan Benda Bergerak

(40)

Perpindahan suatu benda kadang kadang dilakukan oleh hewan, misalnya kuda menarik pedati, sapi menarik gerobak, dan kerbau menarik bajak di sawah.

2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Gerak Benda.

Sebagai mana telah diketahui bahwa benda dapat bergerak disebabkan karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Timbulnya gaya dapat dipengaruhi oleh beberpa faktor yaitu adanya dorongan, atau tariakan dan adanya gravitasi dan angin.

3. Percobaan berbagai Gerak benda

Untuk membuktikan bahwa benda bergerak disebabkan karena gaya, kita dapat melakukan beberapa percobaan sebagai berikut:

a. Ambil sebuah bola letakkan di atas lantai kemudian dorong perlahan lahan, kemudian apa yang terjadi? Mengapa bola berpindah tempat?

b. Tarik daun pintu. Apa yang terjadi? Mengapa pintu terbuka?

c. Ambil sebuah bola kemudian lemparkan jauh-jauh apa yang terjadi? Mengapa bola berpindah tempat?

Berdasarkan bebrapa percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa benda dapat bergerak disebabkan karena ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.

4. Cara gaya mengubah bentuk atau gerak benda.

a. Gaya mengubah bentuk benda

(41)

c. Gaya gesek dapat menghentikan gerak benda.

5. Beberapa peristiwa benda padat di dalam air

a) Terapung dan tenggelam

b) Membuat benda terapung menjadi tenggelam atau sebaliknya

6. Gaya magnet merupakan bagian yang sangat penting dari sejumlah besar mesin, perkakas dan alat pengukur.

Sifat-sifat magnet dan kegunaannya (benda-benda bersifat magnetis dan nonmagnetis

a. Magnet mempunyai gaya tarik

b. Gaya magnet dapat menembus benda-benda tertentu

c. Magnet mempunyai dua kutub

d. Kekuatan magnet berada pada kutub-kutubnya

e. Kutub magnet yang senama tolak-menolak, sedangkan kutub-kutub magnet yang tidak senama tarik –menarik

2.5Penelitian Yang Relevan

(42)

dan perubahannya siswa kelas V SDN Pangetan II Singosari Kabupaten Malang. Pada karya ilmiah tersebut didapat kesimpulan dari hasil penelitian bahwa penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, peningkatan tersebut ditunjukkan oleh perbandingan antara siklus I dan siklus II serta adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut.

Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran IPA V SDN Pangetan II Singosari Kabupaten Malang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata kinerja guru pada siklus I (53.00 %), dan siklus II (83.00 %) lalu persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (54,60 %), dan siklus II (88,07 %) sementara persentase rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (65,38), dan siklus II (84,61).

Berdasarkan keterangan di atas, penulis akan menggunakan model pendekatan inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Sehingga nantinya diharapkan dengan penggunaan model pendekatan inkuiri dapat benar-benar meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2.6 Kerangka Pikir

(43)

yang harus dipecahkan, untuk itu guru mengupayakan membantu siswa agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang baik lagi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V semester genap SD Negeri 8 Karang Anyar. Aktivitas dan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes melalui model pendekatan inkuiri dengan menggunakan kreteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu dengan nilai ketuntasan 65.

(44)

Secara skematis kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Kelas

2.7 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Suryabrata Sumadi, 2006: 21). Berdasarkan kajian teori dan krangka pikir di atas, maka diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut

(45)

1. “Apabila model pendekatan inkuiri dilakukan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan pada mata pelajaran IPA”

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan Classroom Action Research yang berarti Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Husein, 2006: 102). Dalam melaksanakan PTK perlu diperhatikan tahapan-tahapan yang terdapat pada prosedur PTK. Tahapan-tahapan PTK yang digunakan yaitu bentuk siklus (cycle). Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi berlangsung dua kali atau hingga tercapainya tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) (Wardani, 2006: 2-4).

(47)

3.1.1 Setting Penelitian a. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 8 Karang Anyar dengan jumlah 33 siswa yang terdiri atas 13 siswa laki laki dan 20 siswa perempuan

b. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Sekolah ini merupakan tempat tugas peneliti.

c. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 dimulai pada bulan April sampai Juni 2014

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data

a. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil Observasi aktivitas siswa dan kinerja guru pada setiap siklus. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes tertulis mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrumen penelitian, yaitu dengan menggunakan teknik non-tes dan tes. Pengumpulan data dilakukan selama proses pembelajaran.

2. Tehnik Pengumpul Data

a. Observasi

(48)

belajar siswa dan cara guru mengajar yang diamati dalam penelitian ini adalah, keaktifan saat pembelajaran, keberanian berpendapat, ketekunan dan keberanian, dan kerja sama dalam pembelajaran.

b. Teknik Tes

Tes, adalah pengumpulan data dengan cara memberikan soal kepada siswa secara langsung untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan data nilai siswa/hasil belajar IPA siswa tes tersebut penulis lampirkan dihalaman 74.

3. Alat Pengumpul Data a) Soal Tes

Tes yang digunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa secara kuantitatif dalam melaksanakan pembelajaran terpadu soal tes digunakan untuk mendapatkan data nilai siswa/hasil belajar IPA.

b) Lembar Observasi

Berupa lembar observasi, digunakan untuk mengamati aktivitas kinerja guru maupun aktivitas belajar siswa secara kualitatif pada saat pembelajaran berlangsung.

c) Kamera

kamera digunakan untuk mengumpulkan data dokumentasi berupa foto-foto kegiatan pembelajaran di kelas pada saat penelitian berlangsung.

3.1.3 Tehnik Analisis Data 1. Anlisis Data Kuantitatif

(49)

display selanjutnya melakukan verifikasi data dengan mencocokkan teori yang terkait dengan penerapan pendekatan pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar. Analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan menghitung nilai rata rata peserta didik dengan cara:

Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran

Dengan keterangan sebagai berikut.

Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil jika 65% dari jumlah peserta didik kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar mendapatkan nilai hasil belajar

mencapai atau lebih dari KKM yang ditentukan pada mata pelajaran IPA yakni 65 2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil lembar observasi baik pada observasi aktivitas peserta didik maupun aktivitas guru pada setiap siklus. Pada lembar observasi kegiatan peserta didik maupun guru, data yang diperoleh dapat dianalisis dengan skala keberhasilan sebagai berikut:

(50)

Dengan data yang diperoleh dari lembar observasi baik pada observasi peserta didik maupun observasi pada guru, maka akan terlihat apakah proses

pembelajaran yang terlaksana sesuai dengan proses pembelajaran yang diharapkan.

3.2Rencana Penelitian

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek. Tidak berbeda dengan pengertian tersebut, Mills (2000) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru,

kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktek yang dilakukannya. Informasi ini dilakukan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “Reflective practice” yang berdampak positif

dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2008: 1.5).

(51)
(52)

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ditetapkan hal-hal sebagai berikut: a. Membuat instrumen kegiatan pembelajaran yaitu:

1. Lembar kegiatan pembelajaran, yakni urutan pembelajaran bagi guru, media dan metode yang akan diterapkan.

2. Lembar kegiatan dijadikan petunjuk dan arah kegiatan pembelajaran. b. Membuat instrumen Pengumpulan Data

1. Lembar observasi aktivitas siswa 2. Tes hasil belajar

c. Mempersiapkan media dan metode yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan ini merupakan tinjak lanjut dari proses perencanaan, adapun prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu melakukan apresiasi untuk menyiapkan mental dan membangkitkan motivasi belajar siswa melalui tanya jawab mengenai permasalahan yang berhubungan dengan materi ajar yang akan disajikan. Hal ini dilkukan untuk menimbulkan minat siswa dalam proses pembelajaran, serta memberitahukan tujuan minat siswa dalam proses

pembelajaran, serta memberitahukan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran.

b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

(53)

d. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam beberapa siklus, pada tiap siklus guru menggunakan model pendekatan inkuiri. Selanjutnya diberikan evaluasi tiap siklus yang hasilnya sebagai bahan perencanaan dan perbaikan untuk siklus selanjutnya.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi

a. Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas siswa, saat proses pembelajaran berlangsung, mencatat semua yang terjadi dilapangan, menggunakan instrument yang dikumpulkan penulis.

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis dan membuat kesimpulan berdasarkan pelaksanaan, perbaikan pembelajaran dan hasil pengamatan oleh observasi. Hasil observasi dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan penjelasan tahapan Penelitian Tindakan Kelas jika permasalahan dalam kelas belum terselesaikan maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya dngan tahapan yang sama pada setiap siklusnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengembangkan Penelitian Tindakan kelas dengan dua siklus dengan penjelasan sebagai berikut.

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan pada pertemuan pertama dengan tahap sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan siklus I

(54)

a) Membuat rencana pelaksanaan hasil belajar sesuai dengan model pendekatan pembelajaran inkuiri.

b) Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan lembar observasi kegiatan guru dan instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa serta pedoman observasi aktivitas belajar siswa.

2. Pelaksanaan tindakan siklus I

Jika perencanaan telah selesai dilakukan maka rencana tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi belajar yang aktual. Tindakan dilaksanakan sejalan dengan perencanaan yang telah dilaksanakan pada tahap sebelumnya, misalkan dengan penggunaan media, alat peraga, LKS, model pembelajaran dan materi yang digunakan pada proses pembelajaran berlangsung.

3. Observasi siklus I

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara bersama. Secara umum kegiatan observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama hasil belajar berlangsung. Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi, dimana pada tahap ini guru dan siswa di observasi oleh peneliti, apakah hasil belajar sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan hasil belajar yang telah dibuat bersama.

4. Refleksi siklus I

(55)

dikaitkan teori tertentu dan tau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Siklus II merupakan perbaikan siklus dimana tahap pelaksanaan sama dengan siklus I yaitu perencanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan siklus II ini mengacu pada refleksi pada siklus I hal ini demikian juga yang terjadi pada tahap siklus II.

3.3 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari adanya peningkatan rata rata nilai siswa setiap siklusnya dan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri 8 Karang Anyar adalah ≥65. Seorang siswa dianggap tuntas belajar jika siswa tersebut telah

(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan mata pelajaran IPA melalui metode inkuiri dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas siswa. Siswa lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran.

(57)

5.2Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan, penulis memberikan beberapa saran:

1. Dalam pembelajaran siswa diharapkan lebih berkonsentrasi dan memperhatikan supaya aktivitas belajar siswa meningkat.

2. Guru yang mengajar IPA di sekolah ini agar lebih memperhatikan kebutuhan siswa dalam pembelajaran, penguasaan kelas juga lebih ditekankan, dan juga agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran akan lebih maksimal dan hasilnya pun juga akan lebih baik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebaiknya guru dalam pembelajaran IPA menggunakan metode pendekatan inkuiri karena sudah terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA.

3. Sekolah hendaknya melengkapi sarana prasaran penunjang pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah buku-buku penunjang, tempat praktek yang memadai, peralatan praktek yang lengkap, bahan-bahan praktek dan lain-lain.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Amelia. (2011). Pengembangan Kemandirian Dalam Belajar. Cimanggis Depok. Media Pusindo

Knight, George. (2007). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta. Gama Media.

Rustaman, Nuryani. (2011).Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta. Universitas Terbuka

Slameto, (2002). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Solo. Rineka Cipta Sarjan, (2004). Sains 5. Klaten. CV Sahabat.

Suryabrata, Sumadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Taufiq, Agus. (2010). Pendidikan Anak di SD. Jakarta. Universitas Terbuka Triadi, Yuniarto. (2009). Penilaian Pembelajaran Teknik Elektronika Berbasis

Mutu. Suka Maju Depok. Arya Duta

Umar, Husein. (2003). Metode Penelitian untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta PT Raja Grafindo Persada.

Prasetya Danu. (2000). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya. Arkola Wardani, IGAK. (2007). Teknik Menulis karya Ilmiah. Jakarta. UT

www.google.com. Akses tanggal 23 Maret 2014. Lampung

Gambar

Tabel 1: Data Hasil Belajar Ujian Tengah Semester II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Guru pendidikan seni budaya berperan untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi peserta didik dalam mengalami atau melaksanakan revolusi mental: Guru harus menghayati

Data penelitian ini adalah data deskriptif yang berupa hasil puisi siswa, ungkapan, pernyataan, kata-kata tertulis, nilai hasil menulis puisi siswa, hasil wawancara

Pada penelitian ini, digunakan model Goal Programming untuk menentukan variasi menu diet yang optimal bagi penderita diabetes mellitus dengan memperhatikan biaya pengeluaran

[r]

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kesimpulan : hasil penelitian ini mendapatkan adanya kadar total kolesterol yang tinggi, LDL, Trigliserida dan kadar HDL yang rendah dan peningkatan indeks massa tubuh pada

Pada hari ini Rabu tanggal Dua puluh tiga bulan Mei tahun Dua ribu dua belas, selaku Panitia Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi dalam melakukan rapat Evaluasi Administrasi,

The writer found out the positive effects of using pictures in teaching English vocabulary, these are: the pictures could improve the students’ motivation, the pictures could attract