KATA PENGANTAR
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihNya dalam
kehidupan kita. Layaklah segala puji, hormat dan sembah hanya kepada Tuhan
saja. Penulis sangat bersyukur untuk setiap kebaikan dalam hidup penulis yang
kembali Tuhan nyatakan lewat pengerjaan skripsi yang berjudul “Analisis Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara. Untuk itu, skripsi ini pun penulis persembahkan untuk kemuliaan Tuhan yang menjadi sumber kekuatan dan perisai
kita semua.
Selama proses pengerjaan skripsi ini, penulis menyadari sangat banyak
pihak yang telah membantu penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga teristimewa kepada orang
tua penulis S.Silalahi (Alm) dan R.Butar – butar. Terima kasih untuk didikan
bapak dan mamak, untuk kasih sayang dan doa – doanya. Terima kasih untuk
nasihat dari bapak selama bapak masih ada ditengah – tengah keluarga kita
bahkan untuk mamak yang selalu memperjuangkan keempat anaknya, tetap kuat
dan tegar di tengah – tengah kondisi apapun, aku belajar banyak dari ketegaran
mamak. Semoga aku juga bisa menjadi wanita tegar seperti mamak. Tetap
tersenyum mak, tetap berserah kepada Tuhan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih banyak kepada saudara – saudara penulis: Kak Dame Sari Valentine
Silalahi,S.Si, kedua bapak kecilku Josua Dewantara Silalahi & Tegar Junior
menjadi anak yang takut akan Tuhan dan kelak kita bisa menjadi kebanggaan bagi
keluarga, bangsa dan negara.
Pada kesempatan ini, tak lupa penulis juga ingin mengucapkan rasa terima
kasih yang teramat dalam bagi pihak – pihak lainnya yang telah turut serta
berpartisipasi membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, yakni :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara Fakulatas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Administrasi Negara Fakulatas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia membimbing penulis, memberikan waktu, tenaga,
sumbangan pemikiran, dan mengarahkan penulis dari awal hingga
selesainya skripsi ini. Biarlah Tuhan yang membalas kebaikan Bapak
kepada kami mahasiswa/i bimbingan bapak.
5. Bapak Drs. Robinson Sembiring, Msi, selaku dosen penguji dari penulis
dari proposal penelitian sampai meja hijau. Terima kasih untuk masukan
dari bapak yang membantu pengembangan isi skripsi ini.
6. Bapak Drs. Kariono, M.Si, selaku dosen PA penulis dan dosen
pembimbing magang penulis. Terima kasih untuk arahan dari bapak sejak
saat itu turut memberikan arahan pada penulis, juga untuk bantuan dari
bapak yang turut membantu penulis untuk melakukan penelitian di BPPT
Provsu.
7. Bapak/Ibu Staf Pengajar serta Pegawai FISIP USU yang telah berjasa
mendidik penulis selama masa perkuliahan, khususnya untuk Kak Mega
dan Kak Dian yang telah membantu segala urusan dan prosedur
administrasi perkuliahan.
8. Bapak/Ibu di BPPT Provsu yang telah membantu penulis selama
penelitian di lapangan, terkhusus untuk Ibu Maike, Pak Mustapa, Pak
Yoyon, Pak Edo, Pak Sulaiman, Ibu Siti, Kak Jojor. Terima kasih untuk
waktu, tenaga, dan tempat yang bapak/ibu telah berikan.
9. Buat keluarga besar Silalahi dan Butar – butar, terima kasih untuk
motivasi dan bantuan dalam bentuk apapun dari kalian, untuk adik
sepupuku Apri sekaligus teman sekamar penulis yang menjadi tempat
saling berbagi.
10.Buat sahabat – sahabat terbaikku yang sudah kuanggap keluarga: Christine
Anne Dearni Batubara, Ade Auristha Manurung, Zudika Manullang, Petra
Rosjuwita, Ira Ria Purba, Mariance Hasibuan, Bobby Trimart Gea,
Maulana All Ravi, David Saputra, Junita Friska Capah, Geny Iryenti,
Agustiana Padang, semoga kebersamaan ini tidak berlalu begitu saja
namun sampai kita tua nanti, kalian akan tetap menjadi sahabat – sahabat
terbaikku. Terima kasih untuk setiap suka dan duka yang kita hadapi
bersama – sama. Kelak aku pasti akan sangat merindukan saat – saat
11.Buat teman – teman magang Kelompok III : Muda, Fahmi, Vina, Bobby,
Ravi, David, Christine,Tia, Junita, Geny. Terima kasih untuk setiap hal
yang boleh kita lewati selama dua minggu di Desa Timbang Jaya, bahkan
untuk kerja sama yang baik dari kalian dalam pengerjaan laporan magang.
12.Buat Kelompok Kecil “Le Gra Go Deo”, untuk keempat adik – adikku :
Yeyen Oktaviani Barus, Besriaty Simanullang, Oktri Saktiani Manullang,
Mery Esra Situmeang. Terima kasih banyak untuk doa – doa, semangat,
dan dukungan kalian adik – adikku. Semoga kita bisa menjadi seorang
murid Kristus yang sejati, taat dan setia melayani Dia, dan senantiasa mau
dibentuk olehNya sampai akhirnya kita terkagum – kagum untuk
pembentukan Tuhan atas pribadi kita masing- masing.
13.Buat KTB “Deo Gratias”, terkhusus buat kak Lenta Pangaribuan. Terima
kasih untuk perhatian kakak, kepedulian kakak, bahkan kesabaran kakak
untuk membimbing kami adik – adikmu. Terima kasih sudah menjadi
gembala yang baik bagiku, Tuhan memberkati pelayanan kakak.
14.Buat keluarga besar UKM KMK UP PEMA FISIP terkhusus untuk
abang/kakak & teman – teman satu pelayanan di kepanitiaan Retreat
Pembinaan UKM KMK UP PEMA FISIP 2014. Terima kasih untuk
pelayanan dan persekutuan kita selama ini. Semoga kita tetap semangat
melayani Dia.
15.Buat teman – teman Administrasi Negara 2010, abang/kakak senior dan
adik – adik junior di Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.
Terima kasih ketika kita boleh saling berbagi ilmu dan pengetahuan di
16. Buat teman – teman Kos 712B. Terima kasih untuk canda tawa kalian.
17. Untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima
kasih untuk doa – doa dan kebaikan kalian bahkan untuk inspirasi yang
telah kalian berikan sehingga penulis tetap semangat dalam pengerjaan
skripsi ini.
Penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, besar harapan penulis ada kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk perbaikan skripsi ini kedepannya. Akhir kata, semoga penelitian ini
bermanfaat.
Medan, April 2014
Penulis,
Susanti Lona Silalahi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR TABEL... x
ABSTRAK... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 7
1.3 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Manfaat Penelitian... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10
2.1 Kebijakan Publik... 10
2.2 Analisis Kebijakan Publik... 11
2.2.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Kebijakan Publik... 11
2.2.2 Pendekatan Analisis Kebijakan... 12
2.2.3 Bentuk Analisis Kebijakan Publik... 14
2.2.4 Prosedur Analisis Kebijakan Publik... 15
2.3 Pelayanan Publik... 17
2.3.1 Pengertian Pelayanan Publik... 17
2.3.3 Norma – norma Perilaku Petugas Penyelenggaraan Pelayanan
Publik... 22
2.3.4 Kualitas Pelayanan Publik... 24
2.3.5 Variabel dan Pinsip Pelayanan Prima... 25
2.4 Pelayanan Terpadu Satu Pintu... 28
2.5 Kerangka Pemikiran... 36
2.6 Definisi Konsep... 38
BAB III METODE PENELITIAN... 40
3.1 Bentuk Penelitian... 40
3.2 Lokasi Penelitian... 40
3.3 Informan Penelitian... 40
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 41
3.5 Teknik Analisis Data... 43
3.6 Pengujian Keabsahan Data... 44
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN... 46
4.1 Latar Belakang/Sejarah BPPT Provsu... 46
4.2 Visi Misi BPPT Provsu... 47
4.3 Tujuan dan Sasaran BPPT Provsu... 49
4.4 Tugas Pokok dan Fungsi BPPT Provsu... 52
4.5 Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai BPPT Provsu... 64
4.7 Kewenangan Penandatangan Perijinan... 69
BAB V PENYAJIAN HASIL PENELITIAN... 75
5.1 Penyajian Hasil Wawancara tentang Penyelenggaraan PTSP... 76
5.1.1 Deskripsi Hasil Wawancara berdasarkan Prinsip PTSP... 79
5.1.2 Deskripsi Hasil Wawancara berdasarkan Asas Penyelenggaraan PTSP di BPPT Provsu... 88
5.1.3 Deskripsi Hasil Wawancara Tentang Pelimpahan 56 Jenis Perijinan... 100
5.1.4 Deskripsi Hasil Wawancara dengan Informan di BPPT Provsu tentang Kritik dan Saran terhadap penyelenggaraan PTSP... 103
5.1.5 Deskripsi Hasil wawancara dengan Pemohon Izin di BPPT Provsu104 BAB VI ANALISIS DATA... 109
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 123
7.1 Kesimpulan... 123
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi BPPT Provsu... 65
Gambar 5.1 Mekanisme Pelayanan Terpadu Satu Pintu BPPT Provsu... 81
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Komposisi PNS menurut jenjang Pendidikan, Golongan, Jabatan dan
Pangkat di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi
Sumatera Utara (per Desember 2013)...
66
ABSTRAK
Analisis Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara
Nama : Susanti Lona Silalahi NIM : 100903052
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA
Kondisi pelayanan publik yang buruk mendesak pemerintah untuk lebih serius dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas dan berorientasi pada kepuasan masyarakat. Berbagai alternatif kebijakan pun dilaksanakan oleh pemerintah salah satunya dengan menetapkan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Adapun PTSP ini merupakan bentuk penyederhanaan pelayanan dimana masyarakat yang hendak mengurus ijin tidak lagi harus berurusan dengan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah melainkan cukup berurusan pada satu badan/kantor di setiap daerah. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun meresponi kebijakan ini dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di Sumatera Utara dengan mendirikan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi, semenjak berdiri pada tahun 2011 silam, badan ini masih mengantongi penanganan perijinan untuk 56 jenis perijinan pada 13 bidang usaha.
Penelitian ini mencoba untuk menganalisis penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di BPPT Provsu serta mendalami penyebab kewenangan menangani ijin yang masih berjumlah 56 jenis perijinan dengan menggunakan teori – teori analisis kebijakan publik, pelayanan publik, dan pedoman penyelenggaraan PTSP yang ditetapkan dalam Permendagri No.24 Tahun 2006. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang mengemukakan gejala/keadaan/peristiwa/masalah pada penyelenggaraan PTSP di BPPT Provsu sebagaimana adanya secara lengkap dan diikuti dengan pemberian analisa dan interpretasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan PTSP di BPPT Provsu berjalan dengan baik dan sesuai dengan asas maupun prinsip yang ditetapkan BPPT Provsu serta pedoman penyelenggaraan PTSP dalam Permendagri No.24 Tahun 2006. Sekalipun demikian, kewenangan penanganan ijin yang masih 56 jenis perijinan pada 13 bidang usaha menjadi salah satu hambatan bagi BPPT Provsu untuk turut serta meningkatkan kualitas pelayanan publik yang prima di Provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi, hambatan tersebut sesungguhnya dapat diatasi sebab BPPT Provsu sudah sejak lama mengajukan penambahan kewenangan kepada gubernur Sumatera Utara namun sangat disayangkan, sejauh ini permohonan tersebut belum juga dikabulkan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otonomi Daerah merupakan salah satu upaya renovasi yang dilaksanakan
pemerintah untuk menjadikan Indonesia semakin maju. Maksud dari otonomi
daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan
mengurus sendiri rumah tangganya sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku. Adapun Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 yang
telah direvisi menjadi Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang –
undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah adalah menjadi
dasar dan landasan penyelenggaraan otonomi daerah bagi pemerintah daerah itu
sendiri yang mana maksud dari Undang – undang tersebut adalah guna
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.
Sejak dikeluarkannya Undang – undang tersebut, pemerintah daerah terus
– menerus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk menciptakan
tatanan kepemerintahan yang adil, demokratis dan bukan hanya menciptakan
sebuah pelayanan yang efisien, tetapi juga bagaimana pelayanan dapat dilakukan
dengan tanpa membeda-bedakan status dari masyarakat yang dilayani.
Setiap regulasi yang ditetapkan pemerintah terhadap otonomi daerah
tersebut tentu bertujuan untuk melaksanakan pelayanan yang baik demi
terciptanya kesejahteraan masyarakat. Selain itu, perubahan paradigma dimana
government oriented semakin mendorong terwujudnya pelayanan prima yang
dikehendaki. Karena itulah pelayanan di segala bidang harus dirancang
sedemikian rupa sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk
kebijakan di bidang perijinan.
Namun dalam realitas yang ada, kualitas pelayanan publik di daerah masih
sering diwarnai dengan permasalahan pelayanan yang sulit diakses untuk semua
lapisan masyarakat. Masih banyak penyediaan pelayanan yang belum memadai
termasuk yang terkait dengan pelayanan perijinan. Selama ini, masyarakat justru
merasakan bahwa tuntutan akan pelayanan publik yang berkualitas jauh dari
harapan, yang ada pelayanan itu penuh dengan birokrasi yang berbelit-belit,
lamban, mahal, dan melelahkan. Padahal pelayanan publik adalah hak dari
masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah yang merupakan hak konstitusi
yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Adapun masalah – masalah yang sering menjadi keluhan masyarakat
terhadap pelayanan publik oleh para penyelenggara negara (Sinambela, 2008 :36)
antara lain :
1. Memperlambat proses penyelesaian pemberian ijin.
2. Mencari berbagai dalih, seperti kekuranglengkapan dokumen
pendukung, keterlambatan pengajuan permohonan, dan dalih lain yang
sejenis.
3. Alasan kesibukan melaksanakan tugas lain.
4. Sulit dihubungi.
5. Senantiasa memperlambat dengan menggunakan kata-kata “sedang
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh pihak Komisi Pemberantasan
Korupsi pada April-September 2009 lalu, terhadap para pengguna layanan publik
di 39 instansi, kemudian pada 136 unit layanan publik, di 10 pemerintah provinsi
dan 49 pemkab/pemko, menunjukkan bahwa Provinsi Sumatera Utara mendapat
skor terendah bersama dengan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, DKI
Jakarta, dan Lampung. Sedangkan skor tertinggi diraih oleh provinsi Jawa Timur,
Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Kalimatan Timur dan Bali
(http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=78623:p
elayan-publik-di-sumut-mengecewakan&catid=15&Itemid=28 diakses pada
tanggal 9 April 2014 Pukul 16.24 Wib).
Hasil survei Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Utara
(Sumut) Rabu 25 Desember 2013 lalu juga menyimpulkan: "Pelayanan Publik
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) 2013 " masuk dalam zona
merah atau nilai pelayanan publiknya masuk dalam kategori di bawah skor 500
atau buruk
(http://analisadaily.net/news/read/rapor-merah-pelayanan-publik-pemprov-sumut
diakses pada tanggal 9 April 2014 Pukul 16.29 Wib).
Sebagaimana mengutip dari hasil survei Kepatuhan Pemprovsu dalam
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
terhadap 14 (empat belas) Satuan Kerja Perangkat Daerah pada tahun 2013 yang
dilakukan Ombudsman Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dibagi ke dalam 3
(tiga) katagorisasi. Pertama, Zona merah atau kepatuhan rendah (0-500) ; Kedua,
Zona kuning atau kepatuhan sedang (501-800); dan Ketiga, Zona hijau atau
UU No. 25 tentang Pelayanan Publik. Berdasarkan variable dan indikator
penilaian tersebut, ditemukan : 1. Zona merah di 6 (enam) SKPD dengan nilai
skor 42.85 persen yaitu, dinas Pendidikan, Kesejahteraan Sosial, Rumah Sakit
Haji, Tenaga Kerja Transmigrasi, Kesehatan dan PU Bina Marga; 2. Zona kuning
di 7 (tujuh) SKPD dengan nilai skor 50 persen yang terdiri dinas Perindustrian
Perdagangan, Pendapatan, Perpustakaan Arsip Dokumentasi, Badan Lingkungan
Hidup, Pelayanan Perijinan Terpadu, Perhubungan, dan Badan Penanaman Modal
dan Promosi, dan Zona hijau dengan nilai skor 7.15 persen hanya 1 (satu) SKPD
yaitu Rumah Sakit Jiwa
(https://analisadaily.com/news/read/gubernur-sumatera-utara-penanggung-jawab-pelayanan-publik diakses pada tanggal 9 April 2014
Pukul 16.41 Wib).
Sementara itu, salah satu indikator dari kualitas pemerintahan yakni
kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah itu sendiri. Oleh
sebab itu, buruknya sistem birokrasi pemerintahan dimasa lalu dengan segala
implikasinya menjadi titik tolak pemikiran pemerintah untuk melakukan usaha -
usaha perbaikan kualitas pelayanan publik. Yang mana hal tersebut mendorong
pemerintah untuk kembali memahami arti pentingnya kualitas pelayanan publik
terhadap kemajuan pembangunan yang dilakukan oleh pusat maupun oleh
pemerintah daerah baik itu pelayanan tentang perijinan ataupun non perijinan.
Di Provinsi Sumatera Utara, salah satu upaya dalam rangka memperbaiki
kualitas pelayanan oleh pemerintah daerah yakni melalui pembentukan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (one stop service) oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara meskipun tidak serta merta diikuti oleh pendelegasian
seluruh jenis layanan perijinan.
BPPT Provsu hadir di tengah – tengah masyarakat dengan harapan dapat
membuat masyarakat lebih terbantu dan mudah mengurus segala macam perijinan
di lingkungan pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan cepat, mudah, tepat
dan pasti. Ketika banyaknya kendala yang dihadapai oleh masyarakat dalam hal
perijinan selama ini, BPPT berusaha menjadi solusi dan jawaban atas semua
kendala tersebut. Hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara
Nomor 37 Tahun 2011 tentang pendelegasian kewenangan pelayanan perijinan
kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provsu untuk kepentingan
masyarakat. Sebab bagaimanapun, kemudahan dan kecepatan perijinan menjadi
salah satu stimulan meningkatkan kualitas pelayanan publik di Sumatera Utara.
Sejauh ini, BPPT Provsu sudah memproses sebanyak 115 perijinan dalam kurun
waktu tahun 2012. Perijinan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan
kepada mereka yakni 56 jenis perijinan untuk 13 bidang usaha dan di setiap
prosesnya, BPPT Provsu selalu berkoordinasi dengan instansi teknis lainnya
sebelum mengeluarkan sebuah ijin (http://deligeistpro.com/index.php/news
diakses pada 7 November 2013 Pukul 18.06 Wib).
Sesungguhnya, jumlah perijinan yang dikeluarkan Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara tersebut masih relatif sedikit dan
belum mampu memberikan hasil yang maksimal termasuk bagi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara. Masih ada beberapa perijinan yang pelimpahan kewenangan dari kementerian kepada SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Sementara perihal kewajiban penyerahan keseluruhan jenis perijinan haruslah
diikuti karena telah diatur dalam peraturan daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2009
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Sumut.
Seharusnya seluruh perijinan yang ada di satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) Provinsi Sumatera Utara dilimpahkan ke BPPT Provinsi Sumatera Utara.
Bahkan sesungguhnya jika dibandingkan dengan provinsi lain Sumatera Utara
masih kalah, misalnya saja jika dibandingkan dengan Sulawesi Utara yang
memiliki 60 jenis perijinan dan 62 nonperijinan, Jawa Barat dengan 62 jenis
perijinan dan 75 nonperijinan, apalagi dengan Aceh yang memiliki 108 jenis
perijinan dan 68 nonperijinan. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara hanya unggul
sedikit dengan Provinsi Riau yang hanya memiliki 47 jenis perijinan dan 29 non
perijinan. ( http://beritasore.com/2010/11/18/jenis-perizinan-di-sumut-masih-sedikit/ diakses pada tanggal 22 Februari 2014 Pukul 22.48 Wib).
Penyerahan sebagian perijinan ini tentu telah menyimpang dari arti
substansi BPPT itu sendiri yakni sebagai pelayan satu pintu dan terpadu.
Sesungguhnya Pelayanan Terpadu Satu Pintu ini juga telah terlebih dahulu
digagas oleh pemerintah pusat dengan dikeluarkannya Permendagri No. 24 Tahun
2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Berbagai
aturan pun terdapat didalam penerapannya dengan tujuan positif yakni untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik yang prima. Namun, sejauh
penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (one stop service) tersebut apakah
memang turut memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan
publik khususnya di Sumatera Utara agar mengalami perubahan ke arah yang
peneliti untuk menganalisis dan mengkaji lebih dalam terkait peningkatan kualitas
pelayanan publik di Sumatera Utara sejak diselenggarakannya Pelayanan Terpadu
Satu Pintu di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara.
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah. Kedudukan masalah yang akan diteliti
sangat sentral dalam suatu penelitian. Oleh karena itu, pemilihan masalah
penelitian haruslah dipertimbangkan secara sungguh-sungguh. Adapun masalah
yang akan penulis teliti dan analisis dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi (BPPT) Sumatera Utara dan Mengapa Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Sumatera Utara Masih Menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Untuk 56 Jenis Perijinan Pada 13 Bidang Usaha?
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian dalam bidang dan format apapun tentu memiliki capaian
yang hendak dihasilkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan diawal.
Demikian pula penelitian ini, adapun yang menjadi tujuan yang hendak dicapai
sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya yakni untuk
mengetahui penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara agar penyelenggaraannya sejauh ini
maupun peningkatan kualitas pelayanan publik di Sumatera Utara, kepuasaan
masyarakat terhadap pelayanan di BPPT Provsu, dan untuk menggali penyebab
pelimpahan kewenangan jenis perijinan yang diberikan kepada BPPT yang masih
berjumlah 56 jenis perijinan. Adapun penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu di BPPT Provsu tersebut dilihat dari prinsip dan asas penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu di BPPT Provsu serta pedoman penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.24 Tahun 2006, dimana terdapat dua kemungkinan yang mengakibatkan
kondisi pelayanan di bidang perijinan masih sama dengan penyelenggaraan
pelayanan perijinan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara di masa lalu yang
masih tergolong buruk atau sebaliknya.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian dilakukan untuk memecahkan sebuah masalah atau fenomena
sosial yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, pada
akhirnya sebuah penelitian harus benar-benar bermanfaat atau memiliki dampak
bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun manfaat yang diharapkan dapat
diberikan setelah terlaksananya penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti dalam
melatih kemampuan menulis karya ilmiah dan menambah pengetahuan ilmiah
pada studi administrasi negara dalam kaitannya dengan analisis pelayanan
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
instansi terkait terhadap peningkatan penyelenggaraan pelayanan perijinan
tersebut.
3. Secara akademis, hasil penelitian ini juga diharapkan mampu menambah
khasanah dan literatur maupun memberikan kontribusi baik secara langsung
maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka bentuk
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif yang mengemukakan gejala/keadaan/peristiwa/masalah
sebagaimana adanya secara lengkap dan diikuti dengan pemberian analisa dan
interpretasi.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Badan Perijinan Pelayanan Terpadu (BPPT)
Provinsi Sumatera Utara yang terletak di Jalan K.H Wahid Hasyim No.8A / Jl.Sei
Batang Serangan No.20 Medan 20154 – Indonesia.
3.3 Informan Penelitian
Adapun penelitian kualitatif menurut Hendarso (dalam Usman, 2009 : 50)
tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang
dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian
ditentukan secara sengaja. Oleh karena itu juga dalam penelitian kualitatif tidak
dikenal adanya populasi dan sampel. Bahkan subjek penelitian seperti yang
disebutkan diatas nantinya akan menjadi informan yang akan memberikan
informasi yang diperlukan peneliti selama proses penelitian. Menurut Suyanto
(2005 : 108), informan peneliti terdiri dari informan kunci, informan utama dan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka bentuk
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif yang mengemukakan gejala/keadaan/peristiwa/masalah
sebagaimana adanya secara lengkap dan diikuti dengan pemberian analisa dan
interpretasi.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Badan Perijinan Pelayanan Terpadu (BPPT)
Provinsi Sumatera Utara yang terletak di Jalan K.H Wahid Hasyim No.8A / Jl.Sei
Batang Serangan No.20 Medan 20154 – Indonesia.
3.3 Informan Penelitian
Adapun penelitian kualitatif menurut Hendarso (dalam Usman, 2009 : 50)
tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang
dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian
ditentukan secara sengaja. Oleh karena itu juga dalam penelitian kualitatif tidak
dikenal adanya populasi dan sampel. Bahkan subjek penelitian seperti yang
disebutkan diatas nantinya akan menjadi informan yang akan memberikan
informasi yang diperlukan peneliti selama proses penelitian. Menurut Suyanto
(2005 : 108), informan peneliti terdiri dari informan kunci, informan utama dan
mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang
diteliti. Informan tambahan yaitu mereka yang memberikan informasi walaupun
tidak terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Berdasarkan uraian diatas, maka
peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling
yakni pengambilan informan secara sengaja dan informan yang digunakan adalah
mereka yang benar – benar paham mengenai permasalahan yang diteliti. Untuk
itu, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :
1. Informan kunci berjumlah satu orang yakni Kepala Bidang Pelayanan
Perijinan di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi
Sumatera Utara Bapak Mustapa Pane, S.Sos.
2. Informan utama berjumlah empat orang yaitu 2 orang staf pelaksana
Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada bidang pelayanan perijinan di Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara yakni
Bapak Yoyon Haryono,Amd dan Bapak Edo Manurung, S.Sos, MAP,
Kepala Bidang Standarisasi dan Sosialisasi BPPT Provsu yakni Bapak
Sulaiman Purba, SE, MAP dan Kasubbid Pemantauan dan Monitoring
BPPT Provsu yaitu Ibu Ir. Siti Zuleha, M.Si.
3. Informan tambahan 3 orang dari 3 perusahaan yang mengurus perijinan di
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara
yakni
Bapak Bayu Hardianto dari PT.Binsar Natorang Energi Bapak Dedi
Syamsur Riza Nasution,SH dari PT.Sinar Sawit Lestari dan Ibu Melva
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa data primer dan
sekunder.
1. Metode pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang
diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung di lokasi penelitian.
Pengumpulan data primer ini dilakukan melalui :
a. Metode wawancara secara mendalam yaitu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada
pihak – pihak yang secara langsung terkait dengan penyelenggaran
Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu sehingga memperoleh
hasil yang terperinci dan akurat.
b. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan
kegiatan pengamatan secara langsung dengan mencatat gejala –
gejala yang ditemukan dalam interaksi sosial di lapangan untuk
melengkapi data- data yang diperlukan yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian.
2. Metode pengumpulan data sekunder yaitu metode/ teknik pngumpulan
data yang dilakukan melalui kepustakaan yang dapat mendukung data
primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan
menggunakan instrumen sebagai berikut :
a. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang menggunakan
lokasi penelitian atau sumber – sumber lain yang terkait dengan
obyek penelitan.
b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperole dari buku
– buku, literatur, internet dan sumber – sumber lain yang
berkompetensi dan memiliki keterkaitan dengan masalah
penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka dilakukan analisis
data dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah
dan menyusunnya dalam satuan – satuan, yang kemudian dikategorikan pada
tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dengan analisis
sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan
penelitian (Moleong, 2006 : 274). Menurut Miles dan Huberman (dalam
Sugiyono, 2007 : 243), terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam
melakukan analisis data yaitu sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok,
memfokuskan pada hal – hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah langkah pertama selesai, maka langkah selanjutnya adalah
sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
3.6 Pengujian Keabsahan Data
Dalam melakukan penelitian, pengujian keabsahan data merupakan hal
yang sangat penting dilakukan sebab data yang diperoleh haruslah valid dan
reliable. Dalam penelitian ini, pembuktian dan validitas data ditentukan oleh
kredibilitas dan interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran
yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subjek
penelitian (perspektif emik) dimana untuk memenuhinya, dilakukan beberapa cara
berikut ini :
a. Memperpanjang observasi
b. Pengamatan yang terus menerus
c. Triangulasi
d. Membicarakan hasil temuan dengan orang lain
f. Menggunakan bahan referensi
Triangulasi yang dimaksud diatas menurut Denzin (dalam Muhammad
Idrus, 2009 : 145) yakni menggunakan sumber, metode, peneliti lebih dari satu
atau ganda sampai ditemukan data jenuh. Sementara itu, pengujian keabsahan data
dalam penelitian ini nantinya akan dilakukan selama beberapa hari dengan
melakukan wawancara dengan informan yang lama atau yang baru mengenai
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Latar Belakang/Sejarah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara
Kinerja Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara dituntut untuk lebih baik dari hari ke hari. Kinerja pemerintah daerah diukur
terutama melalui pemberian pelayanan dasar dan penciptaan iklim investasi yang
kondusif. Untuk itu pemerintah daerah harus berjuang mengatasi banyak
tantangan dan keterbatasan untuk menata kelola pemerintahan yang baik dengan
berfokus kepada motivasi dan kemajuan dalam peningkatan system manajemen
demi terciptanya pelayanan yang efektif, khususnya pelayanan perijinan kepada
masyarakat.
Salah satu permasalahan yang menjadi kendala bagi perkembangan usaha
di Indonesia adalah birokrasi perijinan. Kondisi pelayanan perijinan masih
dihadapkan pada sistem yang belum efektif dan efisien serta belum sesuai dengan
tuntutan dan harapan masyarakat, terlihat dari banyaknya keluhan masyarakat
baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebijakan pengembangan dan
penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu di Provinsi Sumatera Utara pada
hakekatnya merupakan salah satu upaya perbaikan kualitas pelayanan perijinan
untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat secara
berkesinambungan, yang dilaksanakan melalui pembenahan sistem pelayanan
perijinan secara menyeluruh, dan terintegrasi dengan strategis maupun kebijakan
Berdasarkan desain kebijakan pengembangan dan penyelenggaraan
pelayanan perijinan terpadu Provinsi Sumatera Utara, maka konsepsi pelayanan
perijinan terpadu di Sumatera Utara difokuskan pada 6 (enam) aspek ,yaitu:
1. Aspek penguatan kelembagaan dan ketatalaksanaan;
2. Aspek Sarana dan Prasarana;
3. Aspek Standarisasi Pelayanan;
4. Aspek Pengawasan dan Pengendalian;
5. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur;
6. Aspek Sistem Informasi dan Komunikasi.
Setelah dibentuk dan diberlakukannya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
salah satunya berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2011 diharapkan
akan ada perubahan paradigma dalam hal pelayanan. Diberlakukannya layanan
satu pintu adalah agar terdapat kemudahan dalam mengurus perijinan bagi
investor,citra birokrasi yang cenderung dicap berbelit harus bisa dihilangkan
dengan adanya layanan satu pintu ini.
4.2 Visi dan Misi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara
memiliki visi “Pelayanan perijinan yang ramah, nyaman, mudah, sederhana,
cepat, berkualitas dan transparan.” Adapun penjabaran makna dari visi tersebut
yakni:
Nyaman : Pelayanan yang disertai fasilitas umum dan ruang tunggu
yang nyaman.
Mudah : Prosedur singkat dan mudah diakses.
Sederhana : Membuat persyaratan perijinan yang tidak menyulitkan
penggunan jasa untuk memenuhinya.
Cepat : Proses pelayanan perijinan terukur (ada standar waktu) yang
sesuai jenis perijinannya.
Berkualitas : Dapat dengan mudah dilaksanakan.
Transparan : Kejelasan informasi di bidang Pelayanan Perijinan.
Sementara itu, yang menjadi misi dari BPPT Provsu adalah sebagai
berikut:
Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM pelayanan perijinan
terpadu.
Mengembangkan prosedur dan standarisasi pelayanan perijinan terpadu.
Mengembangkan sistem informasi pelayanan yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
Meningkatkan pelayanan administrasi dan pembinaan perijinan.
Meningkatkan koordinasi proses pelayanan perijinan.
Mengembangkan administrasi pelayanan perijinan dan penanganan
pengaduan.
Meningkatkan pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan
4.3 Tujuan dan Sasaran Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi
Sumatera Utara
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara
merumuskan sasaran yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut :
1) Misi Pertama : Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM pelayanan
perijinan terpadu.
Tujuan 1 : Meningkatnya kemampuan aparatur yang profesional dan handal serta terpenuhinya kesejahteraan aparatur BPPT;
Sasaran 1 : Meningkatnya kinerja aparatur yang berbasis kompetensi dan terwujudnya kelembagaan yang utuh dan kuat.
Tujuan 2 : Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan perijinan yang lebih baik;
Sasaran 2 : Berkembangnya pelayanan perijinan yang ramah, jelas, mudah, cepat, sederhana, berkualitas, transparan dan
memberikan kepastian hukum serta adanya partisipasi dan
feedback dari masyarakat.
2) Misi Kedua : Mengembangkan prosedur dan standarisasi pelayanan perijinan
terpadu.
Tujuan 1 : Tersedianya standar pengelolaan pelayanan perijinan.
Tujuan 2 : Terwujudnya Standard Operating Procedure (SOP) sistem administrasi pelayanan.
Sasaran 2 : Terwujudnya peningkatan pelayanan perijinan.
3) Misi Ketiga : Mengembangkan sistem informasi pelayanan yang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.
Tujuan 1 : Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan perijinan yang baik.
Sasaran 1 : 1. Terwujudnya sistem informasi secara online antar BPPT dengan SKPD Teknis, Kementerian dan Kabupaten/Kota
terkait.
2. Terwujudnya pelayanan prima.
4) Misi Keempat : Meningkatkan pelayanan administrasi dan pembinaan perijinan
terpadu.
Tujuan 1 : Terintegrasinya sistem informasi pelayanan perijinan terpadu.
Sasaran 1 : Teraksesnya layanan informasi dan perijinan terpadu.
5) Misi Kelima : Meningkatkan koordinasi proses pelayanan perijinan dan non
perijinan.
Tujuan 1 : Meningkatkan sinkronisasi dan integrasi database perijinan
untuk efisiensi dan efektifitas fungsi pelayanan administrasi
Sasaran 1 : Tersedianya database perijinan kewenangan provinsi yang terpusat dan dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan,
pembinaan dan pengendalian oleh pemangku kepentingan di
Sumatera Utara
Tujuan 2 : Memantapkan pembinaan dan hubungan koordinasi yang baik
dengan SKPD teknis terkait dan para stakeholder.
Sasaran 2 : Terbina dan terkoordinasinya hubungan pelaksanaan perijinan
dan non perijinan dengan Instansi Pelayanan Perijinan Terpadu
Satu Pintu di Sumatera Utara, SKPD teknis terkait dan
kalangan pengusaha.
6) Misi Keenam : Mengembangkan administrasi pelayanan perijinan dan
penanganan
pengaduan.
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pelayanan dalam pemenuhan standar pelayanan minimal.
Sasaran 1 : Tersedia dan terpeliharanya sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar pelayanan minimal bagi konsumen.
7) Misi Ketujuh : Meningkatkan pemantauan dan evaluasi proses pemberian
pelayanan perijinan dan non perijinan.
Sasaran 1 : 1. Meningkatnya sistem kualitas laporan kinerja dan keuangan.
2. Meningkatnya pengawasan dan pengendalian perijinan
dan non perijinan.
4.4 Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provsinsi Sumatera Utara
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara merupakan
unsur pendukung tugas Gubernur bidang pelayanan perijinan, dipimpin oleh
Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah. BPPT Provinsi Sumatera Utara juga
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Lain Daerah Provinsi Sumatera Utara dan memiliki
tugas pokok dan fungsinya yakni sebagai berikut :
1) Tugas pokok
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara, disingkat
BPPT Provsu bertugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan
pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadudengan prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian
meliputi ketatausahaan, administrasi, pelayanan perijinan dan non
perijinan, standarisasi dan sosialisasi serta pengawasan dan pengendalian
di Daerah Provinsi Sumatera Utara, merupakan unsur penunjang
Pemerintah Provinsi dengan tugas membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan pelayanan perijinan dan non perijinan di bidang penanaman
2) Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas, BPPT Provinsi Sumatera
Utara,merujuk pada Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6
Tahun 2009, mempunyai fungsi berikut ini:
a. Penyelenggaraan penyusunan program badan.
b. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan.
c. Penyelenggaraan koordinasi proses pelayanan perijinan.
d. Penyelenggaraan administrasi pelayanan perijinan.
e. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi proses pemberian
pelayanan perijinan.
f. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur melalui
Sekretaris Daerah, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Adapun susunan organisasi BPPT Provinsi Sumatera Utara terdiri dari Kepala
Badan, yang membawahi :
a. Kepala Bagian Tata Usaha
b. Kepala Bidang Pelayanan Perijinan
c. Kepala Bidang Pelayanan Non Perijinan
d. Kepala Bidang Standarisasi dan Sosialisasi
e. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Masing-masing Kepala Bidang membawahi staf atau pelaksana.
tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Provinsi Sumatera Utara, dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, setiap Kepala Bidang mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Kepala Badan
dalam pengelolaan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, dan
program pelaporan serta dokumen. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan
penegakkan disiplin pegawai pada Bagian Tata Usaha.
b. Menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian
data/bahan ketatausahaan/administrasi dan arsip.
c. Menyelenggarakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan
dibidang ketatausahaan/administrasi sesuai standar yang
ditetapkan.
d. Menyelenggarakan penyiapan penyusunan dan penyempurnaan
standar, norma, kriteria dan prosedur penyelenggaraan urusan
administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan sesuai
ketentuan yang berlaku.
e. Menyelenggarakan pengkoordinasian persuratan/ ketatausahaan/
administrasi umum pada lingkup badan dan/ atau bidang.
f. Menyelenggarakan pembinaan administrasi kepegawaian,
sarana/prasarana dan keuangan sesuai standar yang ditetapkan.
g. Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan anggaran
h. Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan dan penyusunan
Rencana Strategis (Renstra), laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD badan sesuai ketentuan
yang berlaku.
i. Menyelenggarakan urusan rumah tangga, keamanan, kenyamanan
kebersihan dan keindahan kantor, sesuai standar yang ditetapkan.
j. Menyelenggarakan pengelolaan, penerimaan, pemberian informasi,
sesuai standar yang ditetapkan.
k. Menyelenggarakan pembinaan naskah dinas, kelembagaan dan
ketatalaksanaan kantor sesuai standar yang ditetapkan.
l. Menyelenggarakan pembinaan dan pengelolaan perpustakaan dan
dokumen kantor sesuai standar yang ditetapkan.
m. Menyelenggarakan pembinaaan dan pengelolaan kearsipan,
pertelekomunikasian dan persandian sesuai standar yang
ditetapkan.
n. Menyelenggarakan fasilitasi rapat-rapat internal dan eksternal.
o. Menyelenggarakan fasilitasi pelayanan umum/publik dan
pelayanan minimal sesuai standar yang ditetapkan.
p. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan fasilitasi penyusunan
bahan rancangan peraturan perundang-undangan dan pengelolaan
perpustakaan, keprotokolan dan kehumasan pimpinan sesuai
standar yang ditetapkan.
q. Menyelenggarakan pengkoordinasian, fasilitasi dan pembinaan
r. Menyelenggarakan evaluasi atas penyelenggaraan tugas pada
lingkup Bagian Tata Usaha.
s. Menyelenggarakan penyiapan telaahan staf sebagai bahan dalam
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan sesuai tugas dan
fungsinya.
t. Menyelenggarakan pengkoordinasian pengaturan administrasi
perjalanan dinas pimpinan dan staf pada lingkup badan sesuai
ketentuan yang berlaku.
u. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Badan
sesuai tugas dan fungsinya.
v. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai
tugas dan fungsinya.
w. Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban
atas pelaksanaan tugasnya sesuai standar yang ditetapkan.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud diatas,
Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Kepala Sub Bagian Keuangan
c. Kepala Sub Bagian Program, Pelaporan dan Dokumentasi
2. Kepala Bidang Pelayanan Perijinan mempunyai tugas membantu Kepala Badan
dalam penyelenggaraan urusan di bidang ketatausahaan/administrasian urusan
pelayanan perijinan dan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan
b. Menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian
data/bahan, referensi dibidang pelayanan perijinan.
c. Menyelenggarakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan
perencanaan dan program kegiatan bidang pelayanan perijinan.
d. Menyelenggarakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan
standar, norma, kriteria, dan mekanisme pelayanan perijinan.
e. Menyelenggarakan penyusunan dan penetapan administrasi
pelayanan perijinan.
f. Menyelenggarakan penyiapan bahan dan kegiatan pelayanan umum
sesuai standar yang ditetapkan.
g. Menyelenggarakan pengelolaan pelayanan umum, sesuai ketentuan
yang berlaku.
h. Menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan tenaga teknis, sesuai
standar yang ditetapkan.
i. Menyelenggarakan pengelolaan pelayanan perijinan dan pelayanan
umum sesuai ketentuan yang berlaku.
j. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan
pelayanan perijinan sesuai standar yang ditetapkan.
k. Menyelenggarakan hubungan antar lembaga instansi terkait dan
kerjasama dibidang pelayanan perijinan.
l. Menyelenggarakan pengembangan pelayanan perijinan sesuai
m. Menyelenggarakan persiapan perencanaan sarana dan prasarana
pendukung penyelenggaraan pelayanan perijinan dan pelayanan
umum sesuai standar yang ditetapkan.
n. Menyelenggarakan penerimaan, pemprosesan, pemeriksaan,
penelitian dan analisa atas berkas permohonan pelayanan perijinan
sesuai ketentuan yang berlaku.
o. Menyelenggarakan penginventarisasian dan rekapitulasi kelompok
perijinan.
p. Menyelenggarakan persiapan penetapan pemberian ijin sesuai
ketentuan yang berlaku.
q. Menyelenggarakan evaluasi dan pengendalian atas
penyelenggaraan pelayanan perijinan sesuai standar yang
ditetapkan.
r. Menyelenggarakan pelayanan informasi perijinan.
s. Menyelenggarakan pembinaan, perawatan/pemeliharaan dan
pengamanan berkas/data pelayanan perijinan, sesuai standar yang
ditetapkan.
t. Menyelenggarakan tindak lanjut persetujuan dan penolakan
pelayanan perijinan sesuai ketentuan yang berlaku.
u. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak perbankan, kepolisian,
Perguruan Tinggi dan asuransi sesuai ketentuan yang berlaku.
v. Menyelenggarakan persiapan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan sesuai dengan tugas
w. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Badan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
x. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
y. Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggung-jawaban
atas pelaksanaan tugasnya sesuai standar yang ditetapkan.
3. Kepala Bidang Pelayanan Non Perijinan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Badan dalam menyelenggarakan urusan
administrasi/ketatausahaan dibidang pelayanan non perijinan. Adapun
Kepala Bidang Pelayanan Non Perijinan mempunyai uraian tugas sebagai
berikut :
a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan
penegakkan disiplin pegawai pada lingkup Bidang Pelayanan Non
Perijinan.
b. Menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian
data/bahan, referensi dibidang pelayanan non perijinan.
c. Menyelenggarakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan
perencanaan dan program kegiatan pelayanan non perijinan.
d. Menyelenggarakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan
standar, norma, kriteria dan mekanisme penyelenggaraan pelayanan
non perijinan.
e. Menyelenggarakan penyusunan dan penataan administrasi
f. Menyelenggarakan penyiapan bahan dan kegiatan pelayanan umum
sesuai standar yang ditetapkan.
g. Menyelenggarakan pengelolaan pelayanan umum sesuai ketentuan
yang berlaku.
h. Menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan tenaga teknis.
i. Menyelenggarakan pengelolaan pelayanan non perijinan dan
pelayanan umum sesuai standar yang ditetapkan.
j. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan
pelayanan umum sesuai standar yang ditetapkan.
k. Menyelenggarakan hubungan antar lembaga, Instansi terkait dan
kerjasama dibidang pelayanan non perijinan.
l. Menyelenggarakan pengembangan pelayanan non perijinan sesuai
ketentuan yang berlaku.
m. Menyelenggarakan persipaan perencanaan sarana dan prasarana
pendukung penyelenggaraan pelayanan non perijinan dan
pelayanan umum sesuai standar yang ditetapkan.
n. Menyelenggarakan penerimaan, pemeriksaan,penelitian dan analisa
atas berkas permohonan pelayanan non perijinan sesuai ketentuan
yang berlaku.
o. Menyelenggarakan penginventarisasian dan rekapitulasi kelompok
non perijinan.
p. Menyelenggarakan persiapan penetapan pemberian rekomendasi
q. Menyelenggarakan evaluasi dan pengendalian atas
penyelenggaraan pelayanan non perijinan sesuai standar yang
ditetapkan.
r. Menyelenggarakan pelayanan informasi non perijinan.
s. Menyelenggarakan pembinaan, perawatan/pemeliharaan dan
pengamanan berkas/data pelayanan non perijinan sesuai standar
yang ditetapkan.
t. Menyelenggarakan tindak lanjut persetujuan dan penolakan
pelayanan non perijinan/rekomendasi sesuai ketentuan yang
berlaku.
u. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak perbankan, kepolisian,
perguruan tinggi dan asuransi sesuai ketentuan yang berlaku.
v. Menyelenggarakan persiapan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
w. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Badan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
x. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
y. Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban
atas pelaksanaan tugasnya sesuai standar yang ditetapkan.
4. Kepala Bidang Standarisasi dan Sosialisasi kegiatan utamanya adalah
menyusun dan menyempurnakan standar norma, kriteria dan
Sasaran pokok kegiatan adalah pengumpulan bahan dan penyusunan
kebijakan teknis dalam mekanisme/prosedur di bidang standarisasi,
sosialisasi dan kemitraan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut
Kepala Bidang Standarisasi dan Sosialisasi dibantu oleh:
a. Kepala Sub Bidang Standarisasi
b. Kepala Sub Bidang Sosialisasi dan Kemitraan
5. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas pokok
menciptakan formulir pengawasan, pengendalian, pemantauan dan
monitoring serta pengkordinasian dalam penyelenggaraan pengawasan dan
pengendalian bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah Teknis sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan. Dengan sasaran pokok kegiatan
adalah pemantauan, monitoring, pengawasan, pengendalian dalam
pemberian ijin dan non ijin bagi dunia usaha yang menerimanya. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Pengawasan dan
Pengendalian dibantu oleh:
a. Kepala Sub Bidang Pengawasan
b. Kepala Sub Bidang Pemantauan dan Monitoring
6. Tim Teknis mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas dan fungsi
Bidang Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan. Sasaran pokok kegiatan
adalah :
a. Melaksanakan petunjuk Kepala Bidang.
b. Melaksanakan pemeriksaan dan penelitian kelengkapan
persyaratan berkas/dokumen permohonan perijinan dan non
c. Melaksanakan pembinaan berkas/dokumen perijinan dan non
perijinan.
d. Melaksanakan proses pengelolaan berkas/dokumen sesuai standar
yang ditetapkan.
e. Melaksanakan pemberian saran petimbangan teknis kepada
Kepala Badan melalui Kepala Bidang sesuai standar yang
ditetapkan.
f. Melaksanakan peninjauan lokasi/tempat usaha pemohon sesuai
standar yang ditetapkan.
g. Melaksanakan laporan berita acara pertimbangan teknis hasil
peninjauan lokasi/tempat kepada Kepala Badan dan Satuan
Kerja Perangkat Daerah.
h. Melaksanakan bimbingan dan arahan kepada pelaku usaha dan
pelaku utama/pelanggang perijinan dan non perijinan.
i. Melaksanakan koordinasi teknis antara Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu dengan Satuan Perangkat Daerah Teknis
sesuai standar yang ditetapkan.
j. Melaksanakan keputusan dan pemberian rekomendasi atas
diterima dan/atau ditolaknya suatu permohonan perijinan dan non
perijinan sesuai ketentuan yang berlaku.
k. Melaksanakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya
sesuai standar yang ditetapkan.
Tim Teknis terdiri dari unsur-unsur pegawai dari Satuan Kerja
sesuai dengan bidang tugasnya yang dikoordinasi Kepala Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu, diangkat oleh Gubernur dan ditetapkan berdasarkan
Keputusan Gubernur sesuai ketentuan peraturan perundang - perundangan
yang berlaku.
7. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh tenaga fungsional senior
yang ditunjuk, ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur kelompok ini
dapat dibentuk dan ditetapkan berdasarkan kebutuhan, kemampuan, beban
kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kelompok ini mempunyai tugas diantaranya :
a. Melaksanakan dan membantu Kepala Badan sesuai dengan bidang
tugasnya.
b. Melaksanakan analisa dan kajian pengembangan dan peningkatan
pelayanan perijinan.
c. Melaksanakan konsultasi, asistensi,komunikasi dan pemberian
saran,masukan kepada Kepala Badan sesuai standar yang
ditetapkan.
d. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
4.5 Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara
Adapun struktur organisasi BPPT Provsu diatur berdasarkan Peraturan
Tata Kerj
pada tabe
pendidikan
a Lembaga
el berikut i
n, golongan
a Lain Daer
ini disertai
n, jabatan da
rah Provins
dengan ta
an pangkat p
si Sumatera
abel kompo
per Desemb
a Utara sep
osisi PNS m
ber 2013.
perti dilamp
menurut jen pirkan
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi BPPT Provsu
Tabel 4.1 : Komposisi PNS menurut jenjang Pendidikan, Golongan, Jabatan dan
Pangkat di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara
(per Desember 2013)
NO URAIAN JUMLAH
1 Jumlah Pegawai 75 Orang
2 Kualifikasi Menurut Pendidikan
S3 -
S2 11 Orang
S1 43 Orang
D3 17 Orang
D2 -
D1 -
SMU 4 Orang
SMP -
SD -
3 Kualifikasi Menurut Golongan
III 48 Orang
II 19 Orang
I -
4 Kualifikasi Menurut Jabatan
II 1 Orang
III 5 Orang
IV 7 Orang (2 Kosong)
5 Kualifikasi Menurut Pangkat
IV /d -
IV/c 1 Orang
IV/b 3 Orang
IV/a 4 Orang
III/d 4 Orang
III/c 11 Orang
III/b 15 Orang
III/a 18 Orang
II/d 8 Orang
II/c 10 Orang
II/b -
II/a 1 Orang
(BPPT) Provinsi Sumatera Utara
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
2. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan
Perbaikan Iklim Investasi.
3. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan
Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025.
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
Per/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan
Publik.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.
9. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintah Provinsi (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2008 Nomor 6).
10.Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2009 tentang
(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9 Tahun 2008,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9).
11.Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Provinsi Sumatera Utara dalam Peraturan Gubernur nomor 5 Tahun
2011.
4.7 Kewenangan Penandatanganan Perijinan
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 Tahun 2011
Kewenangan Penandatanganan Perijinan yang dilimpahkan kepada Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara adalah :
1. Bidang Perkebunan, meliputi :
1. Ijin Usaha Perkebunan Untuk Budidaya (IUP-B).
2. Ijin Usaha Perkebunan Untuk Pengolahan (IUP-P).
3. Ijin Usaha Perkebunan (IUP).
4. Ijin Perubahan Luas Lahan.
5. Ijin Perubahan Jenis Tanaman.
6. Ijin Perubahan Kapasitas Pengolahan Hasil Perkebunan.
7. Ijin Diversifikasi Usaha.
2. Bidang Kelautan dan Perikanan, meliputi
1. Surat Ijin Pembudidayaan Ikan (SIPB) di laut dan perairan umum lintas
kabupaten/kota.
3. Bidang Kehutanan, meliputi :
1. Ijin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (UIPHHK) dengan kapasitas
2. Perluasan Ijin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) Produksi
2.000 m³ s.d 6.000 m³ per tahun.
3. Ijin Usaha Pemanfaatan serta Rehabilitasi di Taman Hutan Raya skala
provinsi.
4. Surat Ijin Hak Pengusahaan Pariwisata Alam di Taman Hutan Raya.
4. Bidang Lingkungan Hidup, meliputi :
1. Ijin Lingkungan
2. Ijin Pembuangan Air Limbah ke Laut
5. Bidang Perindustrian dan Perdagangan, meliputi :
1. Penerbitan Ijin Usaha Industri (IUI) yang skala investasinya di atas Rp.10
Milyar tidak termasuk tanah bangunan dan tempat usaha (masih
berlangsung).
2. Penerbitan Ijin Kawasan Industri yang lokasinya lintas kabupaten/kota.
3. Perubahan Alamat dan Penanggung Jawab Industri.
6. Bidang Kesehatan, meliputi :
1. Pemberian Ijin Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan baik pemerintah
maupun swasta, diantaranya :
- Penetapan Ijin Mendirikan.
- Penetapan Ijin Operasional.
2. Surat Ijin Pendirian Rumah Sakit Khusus Kelas B Non Pendidikan
3. Surat Ijin Perpanjangan Penyelenggaraan Rumah Sakit Kelas B Non
4. Surat Ijin Perpanjangan Penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Kelas B
Non Pendidikan.
7. Bidang Bina Marga, meliputi :
1. Ijin Pemakaian Bahu Jalan Atas Pemasangan Papan Reklame, Neon Box
yang terkena jalan provinsi.
2. Ijin Pemakaian Kain Rentang/Spanduk.
3. Ijin Pemakaian Tanah untuk Warung, Depot dan Bangunan tidak
permanen.
4. Ijin Pemakaian Tanah untuk pertanian.
8. Bidang Perhubungan Darat, meliputi :
1. Ijin Trayek Angkutan Pemadu Moda
- Udara yaitu Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU)
- Laut, meliputi :
a. Surat Ijin Usaha Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (SIUP
EMKL).
b. Ijin Usaha Perusahaan Angkutan Laut bagi perusahaan yang
berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten/kota
dalam wilayah provinsi setempat.
c. Ijin Usaha Pelayaran Rakyat bagi perusahaan yang berdomisili dan
beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten/kota dalam wilayah
provinsi setempat, pelabuhan antar provinsi dan internasional (lintas
d. Ijin Usaha Penyewaan Peralatan Angkutan Laut/Peralatan Penunjang
Angkutan Laut.
9. Bidang Komunikasi dan Informatika, meliputi :
1. Surat Ijin Jasa Titipan Untuk Kantor Cabang.
2. Surat Ijin Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk keperluan
pemerintah dan badan hukum yang cakupan areanya provinsi sepanjang
tidak menggunakan spektrum frekuensi radio.
3. Surat Ijin Kantor Cabang dan Loket Pelayanan Operator.
4. Surat Ijin Galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi.
10. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, meliputi :
1. Ijin Praktek Kerja Dokter Hewan Swasta
2. Ijin Tenaga Technical Service (TS) pada perusahaan peternakan dan
distributor obat hewan.
3. Ijin Peredaran Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan di pasar
non tradisional (plaza/ supermarket).
4. Ijin Distribusi Obat Hewan.
5. Ijin Distribusi Pakan Ternak.
6. Ijin Distribusi dan/atau Mesin Peternakan.
11. Bidang Pertambangan dan Energi, meliputi :
1. Penetapan Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Badan Usaha yang
2. Penetapan Ijin Operasional Pembangkit Listrik yang fasilitas instalasinya
mencakup lintas kabupaten/kota.
3. Penetapan Persetujuan Harga Jual Tenaga Listrik dan Sewa Jaringan
Tenaga Listrik untuk badan usaha yang menjual tenaga listrik dan/atau
menyewakan jaringan tenaga listrik kepada kepala badan usaha yang
ijinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi.
4. Penetapan Persetujuan Penjualan Kelebihan Tenaga Listrik dari pemegang
ijin operasi yang ijinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi.
5. Penetapan Ijin Pemanfaatan Jaringan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan
Telekomunikasi, Multimedia, dan Informatika pada jaringan milik
pemegang Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau Ijin Operasi yang
ditetapkan oleh pemerintah provinsi.
6. Pemberian Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Mineral dan
Batubara yang lintas kabupaten/kota.
7. Pemberian Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Mineral dan
Batubara.
8. Ijin Usaha Penunjang Tenaga Listrik meliputi Ijin Usaha Jasa Penunjang
Listrik dan Ijin Usaha Industri Penunjang Tenaga Listrik.
9. Pemberian Ijin Usaha Pertambangan Panas Bumi.
12. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air, meliputi :
1. Ijin Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan (SIPAP) di Provinsi
Sumatera Utara meliputi :
a. Pemanfaatan air danau
c. Pemanfaatan air laut yang berada di darat yang mengatur
perlindungan kuantitas dan kualitas air permukaan sesuai dengan
kewenangan pemerintah provinsi.
2. Ijin Pemakaian Air Tanah dan Pengusahaan Air Tanah.
3. Ijin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air.
4. Ijin Peningkatan Jaringan Irigasi oleh perkumpulan petani pemakai air.
5. Ijin Peningkatan Jaringan Irigasi oleh badan usaha, badan sosial atau
perorangan.
13. Bidang Penelitian dan Pengembangan, meliputi :
1. Ijin Penelitian yang dilakukan individu atau perusahaan yang bersifat
komersil.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 Tahun 2011,
bidang jenis perijinan yang tidak dilimpahkan kewenangan penandatanganannya
kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu yang ditanda tangani oleh gubernur
adalah :
1. Bidang Pertambangan dan Energi, meliputi :
a. Ijin Usaha Pertambangan lintas kabupaten / kota.
b. Ijin Usaha Kelistrikan lintas kabupaten / kota.
c. Ijin Prinsip bahan Galian C ≥ 10 Ha. dan atau dengan menggunakan