• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihNya dalam

kehidupan kita. Layaklah segala puji, hormat dan sembah hanya kepada Tuhan

saja. Penulis sangat bersyukur untuk setiap kebaikan dalam hidup penulis yang

kembali Tuhan nyatakan lewat pengerjaan skripsi yang berjudul “Analisis Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara. Untuk itu, skripsi ini pun penulis persembahkan untuk kemuliaan Tuhan yang menjadi sumber kekuatan dan perisai

kita semua.

Selama proses pengerjaan skripsi ini, penulis menyadari sangat banyak

pihak yang telah membantu penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga teristimewa kepada orang

tua penulis S.Silalahi (Alm) dan R.Butar – butar. Terima kasih untuk didikan

bapak dan mamak, untuk kasih sayang dan doa – doanya. Terima kasih untuk

nasihat dari bapak selama bapak masih ada ditengah – tengah keluarga kita

bahkan untuk mamak yang selalu memperjuangkan keempat anaknya, tetap kuat

dan tegar di tengah – tengah kondisi apapun, aku belajar banyak dari ketegaran

mamak. Semoga aku juga bisa menjadi wanita tegar seperti mamak. Tetap

tersenyum mak, tetap berserah kepada Tuhan. Penulis juga mengucapkan terima

kasih banyak kepada saudara – saudara penulis: Kak Dame Sari Valentine

Silalahi,S.Si, kedua bapak kecilku Josua Dewantara Silalahi & Tegar Junior

(3)

menjadi anak yang takut akan Tuhan dan kelak kita bisa menjadi kebanggaan bagi

keluarga, bangsa dan negara.

Pada kesempatan ini, tak lupa penulis juga ingin mengucapkan rasa terima

kasih yang teramat dalam bagi pihak – pihak lainnya yang telah turut serta

berpartisipasi membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, yakni :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara Fakulatas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Administrasi Negara Fakulatas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku dosen pembimbing yang

telah bersedia membimbing penulis, memberikan waktu, tenaga,

sumbangan pemikiran, dan mengarahkan penulis dari awal hingga

selesainya skripsi ini. Biarlah Tuhan yang membalas kebaikan Bapak

kepada kami mahasiswa/i bimbingan bapak.

5. Bapak Drs. Robinson Sembiring, Msi, selaku dosen penguji dari penulis

dari proposal penelitian sampai meja hijau. Terima kasih untuk masukan

dari bapak yang membantu pengembangan isi skripsi ini.

6. Bapak Drs. Kariono, M.Si, selaku dosen PA penulis dan dosen

pembimbing magang penulis. Terima kasih untuk arahan dari bapak sejak

(4)

saat itu turut memberikan arahan pada penulis, juga untuk bantuan dari

bapak yang turut membantu penulis untuk melakukan penelitian di BPPT

Provsu.

7. Bapak/Ibu Staf Pengajar serta Pegawai FISIP USU yang telah berjasa

mendidik penulis selama masa perkuliahan, khususnya untuk Kak Mega

dan Kak Dian yang telah membantu segala urusan dan prosedur

administrasi perkuliahan.

8. Bapak/Ibu di BPPT Provsu yang telah membantu penulis selama

penelitian di lapangan, terkhusus untuk Ibu Maike, Pak Mustapa, Pak

Yoyon, Pak Edo, Pak Sulaiman, Ibu Siti, Kak Jojor. Terima kasih untuk

waktu, tenaga, dan tempat yang bapak/ibu telah berikan.

9. Buat keluarga besar Silalahi dan Butar – butar, terima kasih untuk

motivasi dan bantuan dalam bentuk apapun dari kalian, untuk adik

sepupuku Apri sekaligus teman sekamar penulis yang menjadi tempat

saling berbagi.

10.Buat sahabat – sahabat terbaikku yang sudah kuanggap keluarga: Christine

Anne Dearni Batubara, Ade Auristha Manurung, Zudika Manullang, Petra

Rosjuwita, Ira Ria Purba, Mariance Hasibuan, Bobby Trimart Gea,

Maulana All Ravi, David Saputra, Junita Friska Capah, Geny Iryenti,

Agustiana Padang, semoga kebersamaan ini tidak berlalu begitu saja

namun sampai kita tua nanti, kalian akan tetap menjadi sahabat – sahabat

terbaikku. Terima kasih untuk setiap suka dan duka yang kita hadapi

bersama – sama. Kelak aku pasti akan sangat merindukan saat – saat

(5)

11.Buat teman – teman magang Kelompok III : Muda, Fahmi, Vina, Bobby,

Ravi, David, Christine,Tia, Junita, Geny. Terima kasih untuk setiap hal

yang boleh kita lewati selama dua minggu di Desa Timbang Jaya, bahkan

untuk kerja sama yang baik dari kalian dalam pengerjaan laporan magang.

12.Buat Kelompok Kecil “Le Gra Go Deo”, untuk keempat adik – adikku :

Yeyen Oktaviani Barus, Besriaty Simanullang, Oktri Saktiani Manullang,

Mery Esra Situmeang. Terima kasih banyak untuk doa – doa, semangat,

dan dukungan kalian adik – adikku. Semoga kita bisa menjadi seorang

murid Kristus yang sejati, taat dan setia melayani Dia, dan senantiasa mau

dibentuk olehNya sampai akhirnya kita terkagum – kagum untuk

pembentukan Tuhan atas pribadi kita masing- masing.

13.Buat KTB “Deo Gratias”, terkhusus buat kak Lenta Pangaribuan. Terima

kasih untuk perhatian kakak, kepedulian kakak, bahkan kesabaran kakak

untuk membimbing kami adik – adikmu. Terima kasih sudah menjadi

gembala yang baik bagiku, Tuhan memberkati pelayanan kakak.

14.Buat keluarga besar UKM KMK UP PEMA FISIP terkhusus untuk

abang/kakak & teman – teman satu pelayanan di kepanitiaan Retreat

Pembinaan UKM KMK UP PEMA FISIP 2014. Terima kasih untuk

pelayanan dan persekutuan kita selama ini. Semoga kita tetap semangat

melayani Dia.

15.Buat teman – teman Administrasi Negara 2010, abang/kakak senior dan

adik – adik junior di Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

Terima kasih ketika kita boleh saling berbagi ilmu dan pengetahuan di

(6)

16. Buat teman – teman Kos 712B. Terima kasih untuk canda tawa kalian.

17. Untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima

kasih untuk doa – doa dan kebaikan kalian bahkan untuk inspirasi yang

telah kalian berikan sehingga penulis tetap semangat dalam pengerjaan

skripsi ini.

Penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk

itu, besar harapan penulis ada kritik dan saran yang membangun dari pembaca

untuk perbaikan skripsi ini kedepannya. Akhir kata, semoga penelitian ini

bermanfaat.

Medan, April 2014

Penulis,

Susanti Lona Silalahi

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL... x

ABSTRAK... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 7

1.4 Manfaat Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

2.1 Kebijakan Publik... 10

2.2 Analisis Kebijakan Publik... 11

2.2.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Kebijakan Publik... 11

2.2.2 Pendekatan Analisis Kebijakan... 12

2.2.3 Bentuk Analisis Kebijakan Publik... 14

2.2.4 Prosedur Analisis Kebijakan Publik... 15

2.3 Pelayanan Publik... 17

2.3.1 Pengertian Pelayanan Publik... 17

(8)

2.3.3 Norma – norma Perilaku Petugas Penyelenggaraan Pelayanan

Publik... 22

2.3.4 Kualitas Pelayanan Publik... 24

2.3.5 Variabel dan Pinsip Pelayanan Prima... 25

2.4 Pelayanan Terpadu Satu Pintu... 28

2.5 Kerangka Pemikiran... 36

2.6 Definisi Konsep... 38

BAB III METODE PENELITIAN... 40

3.1 Bentuk Penelitian... 40

3.2 Lokasi Penelitian... 40

3.3 Informan Penelitian... 40

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 41

3.5 Teknik Analisis Data... 43

3.6 Pengujian Keabsahan Data... 44

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN... 46

4.1 Latar Belakang/Sejarah BPPT Provsu... 46

4.2 Visi Misi BPPT Provsu... 47

4.3 Tujuan dan Sasaran BPPT Provsu... 49

4.4 Tugas Pokok dan Fungsi BPPT Provsu... 52

4.5 Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai BPPT Provsu... 64

(9)

4.7 Kewenangan Penandatangan Perijinan... 69

BAB V PENYAJIAN HASIL PENELITIAN... 75

5.1 Penyajian Hasil Wawancara tentang Penyelenggaraan PTSP... 76

5.1.1 Deskripsi Hasil Wawancara berdasarkan Prinsip PTSP... 79

5.1.2 Deskripsi Hasil Wawancara berdasarkan Asas Penyelenggaraan PTSP di BPPT Provsu... 88

5.1.3 Deskripsi Hasil Wawancara Tentang Pelimpahan 56 Jenis Perijinan... 100

5.1.4 Deskripsi Hasil Wawancara dengan Informan di BPPT Provsu tentang Kritik dan Saran terhadap penyelenggaraan PTSP... 103

5.1.5 Deskripsi Hasil wawancara dengan Pemohon Izin di BPPT Provsu104 BAB VI ANALISIS DATA... 109

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 123

7.1 Kesimpulan... 123

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi BPPT Provsu... 65

Gambar 5.1 Mekanisme Pelayanan Terpadu Satu Pintu BPPT Provsu... 81

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Komposisi PNS menurut jenjang Pendidikan, Golongan, Jabatan dan

Pangkat di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi

Sumatera Utara (per Desember 2013)...

66

(12)

ABSTRAK

Analisis Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara

Nama : Susanti Lona Silalahi NIM : 100903052

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA

Kondisi pelayanan publik yang buruk mendesak pemerintah untuk lebih serius dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas dan berorientasi pada kepuasan masyarakat. Berbagai alternatif kebijakan pun dilaksanakan oleh pemerintah salah satunya dengan menetapkan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Adapun PTSP ini merupakan bentuk penyederhanaan pelayanan dimana masyarakat yang hendak mengurus ijin tidak lagi harus berurusan dengan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah melainkan cukup berurusan pada satu badan/kantor di setiap daerah. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun meresponi kebijakan ini dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di Sumatera Utara dengan mendirikan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi, semenjak berdiri pada tahun 2011 silam, badan ini masih mengantongi penanganan perijinan untuk 56 jenis perijinan pada 13 bidang usaha.

Penelitian ini mencoba untuk menganalisis penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di BPPT Provsu serta mendalami penyebab kewenangan menangani ijin yang masih berjumlah 56 jenis perijinan dengan menggunakan teori – teori analisis kebijakan publik, pelayanan publik, dan pedoman penyelenggaraan PTSP yang ditetapkan dalam Permendagri No.24 Tahun 2006. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang mengemukakan gejala/keadaan/peristiwa/masalah pada penyelenggaraan PTSP di BPPT Provsu sebagaimana adanya secara lengkap dan diikuti dengan pemberian analisa dan interpretasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan PTSP di BPPT Provsu berjalan dengan baik dan sesuai dengan asas maupun prinsip yang ditetapkan BPPT Provsu serta pedoman penyelenggaraan PTSP dalam Permendagri No.24 Tahun 2006. Sekalipun demikian, kewenangan penanganan ijin yang masih 56 jenis perijinan pada 13 bidang usaha menjadi salah satu hambatan bagi BPPT Provsu untuk turut serta meningkatkan kualitas pelayanan publik yang prima di Provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi, hambatan tersebut sesungguhnya dapat diatasi sebab BPPT Provsu sudah sejak lama mengajukan penambahan kewenangan kepada gubernur Sumatera Utara namun sangat disayangkan, sejauh ini permohonan tersebut belum juga dikabulkan.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otonomi Daerah merupakan salah satu upaya renovasi yang dilaksanakan

pemerintah untuk menjadikan Indonesia semakin maju. Maksud dari otonomi

daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan

mengurus sendiri rumah tangganya sesuai dengan peraturan perundang –

undangan yang berlaku. Adapun Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 yang

telah direvisi menjadi Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang –

undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah adalah menjadi

dasar dan landasan penyelenggaraan otonomi daerah bagi pemerintah daerah itu

sendiri yang mana maksud dari Undang – undang tersebut adalah guna

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.

Sejak dikeluarkannya Undang – undang tersebut, pemerintah daerah terus

– menerus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk menciptakan

tatanan kepemerintahan yang adil, demokratis dan bukan hanya menciptakan

sebuah pelayanan yang efisien, tetapi juga bagaimana pelayanan dapat dilakukan

dengan tanpa membeda-bedakan status dari masyarakat yang dilayani.

Setiap regulasi yang ditetapkan pemerintah terhadap otonomi daerah

tersebut tentu bertujuan untuk melaksanakan pelayanan yang baik demi

terciptanya kesejahteraan masyarakat. Selain itu, perubahan paradigma dimana

(14)

government oriented semakin mendorong terwujudnya pelayanan prima yang

dikehendaki. Karena itulah pelayanan di segala bidang harus dirancang

sedemikian rupa sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk

kebijakan di bidang perijinan.

Namun dalam realitas yang ada, kualitas pelayanan publik di daerah masih

sering diwarnai dengan permasalahan pelayanan yang sulit diakses untuk semua

lapisan masyarakat. Masih banyak penyediaan pelayanan yang belum memadai

termasuk yang terkait dengan pelayanan perijinan. Selama ini, masyarakat justru

merasakan bahwa tuntutan akan pelayanan publik yang berkualitas jauh dari

harapan, yang ada pelayanan itu penuh dengan birokrasi yang berbelit-belit,

lamban, mahal, dan melelahkan. Padahal pelayanan publik adalah hak dari

masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah yang merupakan hak konstitusi

yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Adapun masalah – masalah yang sering menjadi keluhan masyarakat

terhadap pelayanan publik oleh para penyelenggara negara (Sinambela, 2008 :36)

antara lain :

1. Memperlambat proses penyelesaian pemberian ijin.

2. Mencari berbagai dalih, seperti kekuranglengkapan dokumen

pendukung, keterlambatan pengajuan permohonan, dan dalih lain yang

sejenis.

3. Alasan kesibukan melaksanakan tugas lain.

4. Sulit dihubungi.

5. Senantiasa memperlambat dengan menggunakan kata-kata “sedang

(15)

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh pihak Komisi Pemberantasan

Korupsi pada April-September 2009 lalu, terhadap para pengguna layanan publik

di 39 instansi, kemudian pada 136 unit layanan publik, di 10 pemerintah provinsi

dan 49 pemkab/pemko, menunjukkan bahwa Provinsi Sumatera Utara mendapat

skor terendah bersama dengan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, DKI

Jakarta, dan Lampung. Sedangkan skor tertinggi diraih oleh provinsi Jawa Timur,

Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Kalimatan Timur dan Bali

(http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=78623:p

elayan-publik-di-sumut-mengecewakan&catid=15&Itemid=28 diakses pada

tanggal 9 April 2014 Pukul 16.24 Wib).

Hasil survei Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Utara

(Sumut) Rabu 25 Desember 2013 lalu juga menyimpulkan: "Pelayanan Publik

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) 2013 " masuk dalam zona

merah atau nilai pelayanan publiknya masuk dalam kategori di bawah skor 500

atau buruk

(http://analisadaily.net/news/read/rapor-merah-pelayanan-publik-pemprov-sumut

diakses pada tanggal 9 April 2014 Pukul 16.29 Wib).

Sebagaimana mengutip dari hasil survei Kepatuhan Pemprovsu dalam

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

terhadap 14 (empat belas) Satuan Kerja Perangkat Daerah pada tahun 2013 yang

dilakukan Ombudsman Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dibagi ke dalam 3

(tiga) katagorisasi. Pertama, Zona merah atau kepatuhan rendah (0-500) ; Kedua,

Zona kuning atau kepatuhan sedang (501-800); dan Ketiga, Zona hijau atau

(16)

UU No. 25 tentang Pelayanan Publik. Berdasarkan variable dan indikator

penilaian tersebut, ditemukan : 1. Zona merah di 6 (enam) SKPD dengan nilai

skor 42.85 persen yaitu, dinas Pendidikan, Kesejahteraan Sosial, Rumah Sakit

Haji, Tenaga Kerja Transmigrasi, Kesehatan dan PU Bina Marga; 2. Zona kuning

di 7 (tujuh) SKPD dengan nilai skor 50 persen yang terdiri dinas Perindustrian

Perdagangan, Pendapatan, Perpustakaan Arsip Dokumentasi, Badan Lingkungan

Hidup, Pelayanan Perijinan Terpadu, Perhubungan, dan Badan Penanaman Modal

dan Promosi, dan Zona hijau dengan nilai skor 7.15 persen hanya 1 (satu) SKPD

yaitu Rumah Sakit Jiwa

(https://analisadaily.com/news/read/gubernur-sumatera-utara-penanggung-jawab-pelayanan-publik diakses pada tanggal 9 April 2014

Pukul 16.41 Wib).

Sementara itu, salah satu indikator dari kualitas pemerintahan yakni

kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah itu sendiri. Oleh

sebab itu, buruknya sistem birokrasi pemerintahan dimasa lalu dengan segala

implikasinya menjadi titik tolak pemikiran pemerintah untuk melakukan usaha -

usaha perbaikan kualitas pelayanan publik. Yang mana hal tersebut mendorong

pemerintah untuk kembali memahami arti pentingnya kualitas pelayanan publik

terhadap kemajuan pembangunan yang dilakukan oleh pusat maupun oleh

pemerintah daerah baik itu pelayanan tentang perijinan ataupun non perijinan.

Di Provinsi Sumatera Utara, salah satu upaya dalam rangka memperbaiki

kualitas pelayanan oleh pemerintah daerah yakni melalui pembentukan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (one stop service) oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

(17)

Provinsi Sumatera Utara meskipun tidak serta merta diikuti oleh pendelegasian

seluruh jenis layanan perijinan.

BPPT Provsu hadir di tengah – tengah masyarakat dengan harapan dapat

membuat masyarakat lebih terbantu dan mudah mengurus segala macam perijinan

di lingkungan pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan cepat, mudah, tepat

dan pasti. Ketika banyaknya kendala yang dihadapai oleh masyarakat dalam hal

perijinan selama ini, BPPT berusaha menjadi solusi dan jawaban atas semua

kendala tersebut. Hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara

Nomor 37 Tahun 2011 tentang pendelegasian kewenangan pelayanan perijinan

kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provsu untuk kepentingan

masyarakat. Sebab bagaimanapun, kemudahan dan kecepatan perijinan menjadi

salah satu stimulan meningkatkan kualitas pelayanan publik di Sumatera Utara.

Sejauh ini, BPPT Provsu sudah memproses sebanyak 115 perijinan dalam kurun

waktu tahun 2012. Perijinan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan

kepada mereka yakni 56 jenis perijinan untuk 13 bidang usaha dan di setiap

prosesnya, BPPT Provsu selalu berkoordinasi dengan instansi teknis lainnya

sebelum mengeluarkan sebuah ijin (http://deligeistpro.com/index.php/news

diakses pada 7 November 2013 Pukul 18.06 Wib).

Sesungguhnya, jumlah perijinan yang dikeluarkan Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara tersebut masih relatif sedikit dan

belum mampu memberikan hasil yang maksimal termasuk bagi Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara. Masih ada beberapa perijinan yang pelimpahan kewenangan dari kementerian kepada SKPD (Satuan Kerja Perangkat

(18)

Sementara perihal kewajiban penyerahan keseluruhan jenis perijinan haruslah

diikuti karena telah diatur dalam peraturan daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2009

tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Sumut. 

Seharusnya seluruh perijinan yang ada di satuan kerja perangkat daerah

(SKPD) Provinsi Sumatera Utara dilimpahkan ke BPPT Provinsi Sumatera Utara.

Bahkan sesungguhnya jika dibandingkan dengan provinsi lain Sumatera Utara

masih kalah, misalnya saja jika dibandingkan dengan Sulawesi Utara yang

memiliki 60 jenis perijinan dan 62 nonperijinan, Jawa Barat dengan 62 jenis

perijinan dan 75 nonperijinan, apalagi dengan Aceh yang memiliki 108 jenis

perijinan dan 68 nonperijinan. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara hanya unggul

sedikit dengan Provinsi Riau yang hanya memiliki 47 jenis perijinan dan 29 non

perijinan.  ( http://beritasore.com/2010/11/18/jenis-perizinan-di-sumut-masih-sedikit/ diakses pada tanggal 22 Februari 2014 Pukul 22.48 Wib).

Penyerahan sebagian perijinan ini tentu telah menyimpang dari arti

substansi BPPT itu sendiri yakni sebagai pelayan satu pintu dan terpadu.

Sesungguhnya Pelayanan Terpadu Satu Pintu ini juga telah terlebih dahulu

digagas oleh pemerintah pusat dengan dikeluarkannya Permendagri No. 24 Tahun

2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Berbagai

aturan pun terdapat didalam penerapannya dengan tujuan positif yakni untuk

meningkatkan kualitas pelayanan publik yang prima. Namun, sejauh

penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (one stop service) tersebut apakah

memang turut memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan

publik khususnya di Sumatera Utara agar mengalami perubahan ke arah yang

(19)

peneliti untuk menganalisis dan mengkaji lebih dalam terkait peningkatan kualitas

pelayanan publik di Sumatera Utara sejak diselenggarakannya Pelayanan Terpadu

Satu Pintu di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Perumusan Masalah

Penelitian pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat

digunakan untuk memecahkan masalah. Kedudukan masalah yang akan diteliti

sangat sentral dalam suatu penelitian. Oleh karena itu, pemilihan masalah

penelitian haruslah dipertimbangkan secara sungguh-sungguh. Adapun masalah

yang akan penulis teliti dan analisis dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi (BPPT) Sumatera Utara dan Mengapa Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Sumatera Utara Masih Menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Untuk 56 Jenis Perijinan Pada 13 Bidang Usaha?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian dalam bidang dan format apapun tentu memiliki capaian

yang hendak dihasilkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan diawal.

Demikian pula penelitian ini, adapun yang menjadi tujuan yang hendak dicapai

sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya yakni untuk

mengetahui penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara agar penyelenggaraannya sejauh ini

(20)

maupun peningkatan kualitas pelayanan publik di Sumatera Utara, kepuasaan

masyarakat terhadap pelayanan di BPPT Provsu, dan untuk menggali penyebab

pelimpahan kewenangan jenis perijinan yang diberikan kepada BPPT yang masih

berjumlah 56 jenis perijinan. Adapun penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu di BPPT Provsu tersebut dilihat dari prinsip dan asas penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu di BPPT Provsu serta pedoman penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

No.24 Tahun 2006, dimana terdapat dua kemungkinan yang mengakibatkan

kondisi pelayanan di bidang perijinan masih sama dengan penyelenggaraan

pelayanan perijinan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara di masa lalu yang

masih tergolong buruk atau sebaliknya.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian dilakukan untuk memecahkan sebuah masalah atau fenomena

sosial yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, pada

akhirnya sebuah penelitian harus benar-benar bermanfaat atau memiliki dampak

bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun manfaat yang diharapkan dapat

diberikan setelah terlaksananya penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Secara ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti dalam

melatih kemampuan menulis karya ilmiah dan menambah pengetahuan ilmiah

pada studi administrasi negara dalam kaitannya dengan analisis pelayanan

(21)

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi

instansi terkait terhadap peningkatan penyelenggaraan pelayanan perijinan

tersebut.

3. Secara akademis, hasil penelitian ini juga diharapkan mampu menambah

khasanah dan literatur maupun memberikan kontribusi baik secara langsung

maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka bentuk

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif yang mengemukakan gejala/keadaan/peristiwa/masalah

sebagaimana adanya secara lengkap dan diikuti dengan pemberian analisa dan

interpretasi.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Badan Perijinan Pelayanan Terpadu (BPPT)

Provinsi Sumatera Utara yang terletak di Jalan K.H Wahid Hasyim No.8A / Jl.Sei

Batang Serangan No.20 Medan 20154 – Indonesia.

3.3 Informan Penelitian

Adapun penelitian kualitatif menurut Hendarso (dalam Usman, 2009 : 50)

tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang

dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian

ditentukan secara sengaja. Oleh karena itu juga dalam penelitian kualitatif tidak

dikenal adanya populasi dan sampel. Bahkan subjek penelitian seperti yang

disebutkan diatas nantinya akan menjadi informan yang akan memberikan

informasi yang diperlukan peneliti selama proses penelitian. Menurut Suyanto

(2005 : 108), informan peneliti terdiri dari informan kunci, informan utama dan

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka bentuk

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif yang mengemukakan gejala/keadaan/peristiwa/masalah

sebagaimana adanya secara lengkap dan diikuti dengan pemberian analisa dan

interpretasi.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Badan Perijinan Pelayanan Terpadu (BPPT)

Provinsi Sumatera Utara yang terletak di Jalan K.H Wahid Hasyim No.8A / Jl.Sei

Batang Serangan No.20 Medan 20154 – Indonesia.

3.3 Informan Penelitian

Adapun penelitian kualitatif menurut Hendarso (dalam Usman, 2009 : 50)

tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang

dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian

ditentukan secara sengaja. Oleh karena itu juga dalam penelitian kualitatif tidak

dikenal adanya populasi dan sampel. Bahkan subjek penelitian seperti yang

disebutkan diatas nantinya akan menjadi informan yang akan memberikan

informasi yang diperlukan peneliti selama proses penelitian. Menurut Suyanto

(2005 : 108), informan peneliti terdiri dari informan kunci, informan utama dan

(24)

mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang

diteliti. Informan tambahan yaitu mereka yang memberikan informasi walaupun

tidak terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Berdasarkan uraian diatas, maka

peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling

yakni pengambilan informan secara sengaja dan informan yang digunakan adalah

mereka yang benar – benar paham mengenai permasalahan yang diteliti. Untuk

itu, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan kunci berjumlah satu orang yakni Kepala Bidang Pelayanan

Perijinan di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi

Sumatera Utara Bapak Mustapa Pane, S.Sos.

2. Informan utama berjumlah empat orang yaitu 2 orang staf pelaksana

Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada bidang pelayanan perijinan di Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara yakni

Bapak Yoyon Haryono,Amd dan Bapak Edo Manurung, S.Sos, MAP,

Kepala Bidang Standarisasi dan Sosialisasi BPPT Provsu yakni Bapak

Sulaiman Purba, SE, MAP dan Kasubbid Pemantauan dan Monitoring

BPPT Provsu yaitu Ibu Ir. Siti Zuleha, M.Si.

3. Informan tambahan 3 orang dari 3 perusahaan yang mengurus perijinan di

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara

yakni

Bapak Bayu Hardianto dari PT.Binsar Natorang Energi Bapak Dedi

Syamsur Riza Nasution,SH dari PT.Sinar Sawit Lestari dan Ibu Melva

(25)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa data primer dan

sekunder.

1. Metode pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang

diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung di lokasi penelitian.

Pengumpulan data primer ini dilakukan melalui :

a. Metode wawancara secara mendalam yaitu teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada

pihak – pihak yang secara langsung terkait dengan penyelenggaran

Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu sehingga memperoleh

hasil yang terperinci dan akurat.

b. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan

kegiatan pengamatan secara langsung dengan mencatat gejala –

gejala yang ditemukan dalam interaksi sosial di lapangan untuk

melengkapi data- data yang diperlukan yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian.

2. Metode pengumpulan data sekunder yaitu metode/ teknik pngumpulan

data yang dilakukan melalui kepustakaan yang dapat mendukung data

primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan

menggunakan instrumen sebagai berikut :

a. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang menggunakan

(26)

lokasi penelitian atau sumber – sumber lain yang terkait dengan

obyek penelitan.

b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperole dari buku

– buku, literatur, internet dan sumber – sumber lain yang

berkompetensi dan memiliki keterkaitan dengan masalah

penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka dilakukan analisis

data dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah

dan menyusunnya dalam satuan – satuan, yang kemudian dikategorikan pada

tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dengan analisis

sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan

penelitian (Moleong, 2006 : 274). Menurut Miles dan Huberman (dalam

Sugiyono, 2007 : 243), terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam

melakukan analisis data yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok,

memfokuskan pada hal – hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah langkah pertama selesai, maka langkah selanjutnya adalah

(27)

sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.6 Pengujian Keabsahan Data

Dalam melakukan penelitian, pengujian keabsahan data merupakan hal

yang sangat penting dilakukan sebab data yang diperoleh haruslah valid dan

reliable. Dalam penelitian ini, pembuktian dan validitas data ditentukan oleh

kredibilitas dan interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran

yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subjek

penelitian (perspektif emik) dimana untuk memenuhinya, dilakukan beberapa cara

berikut ini :

a. Memperpanjang observasi

b. Pengamatan yang terus menerus

c. Triangulasi

d. Membicarakan hasil temuan dengan orang lain

(28)

f. Menggunakan bahan referensi

Triangulasi yang dimaksud diatas menurut Denzin (dalam Muhammad

Idrus, 2009 : 145) yakni menggunakan sumber, metode, peneliti lebih dari satu

atau ganda sampai ditemukan data jenuh. Sementara itu, pengujian keabsahan data

dalam penelitian ini nantinya akan dilakukan selama beberapa hari dengan

melakukan wawancara dengan informan yang lama atau yang baru mengenai

(29)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Latar Belakang/Sejarah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara

Kinerja Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara dituntut untuk lebih baik dari hari ke hari. Kinerja pemerintah daerah diukur

terutama melalui pemberian pelayanan dasar dan penciptaan iklim investasi yang

kondusif. Untuk itu pemerintah daerah harus berjuang mengatasi banyak

tantangan dan keterbatasan untuk menata kelola pemerintahan yang baik dengan

berfokus kepada motivasi dan kemajuan dalam peningkatan system manajemen

demi terciptanya pelayanan yang efektif, khususnya pelayanan perijinan kepada

masyarakat.

Salah satu permasalahan yang menjadi kendala bagi perkembangan usaha

di Indonesia adalah birokrasi perijinan. Kondisi pelayanan perijinan masih

dihadapkan pada sistem yang belum efektif dan efisien serta belum sesuai dengan

tuntutan dan harapan masyarakat, terlihat dari banyaknya keluhan masyarakat

baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebijakan pengembangan dan

penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu di Provinsi Sumatera Utara pada

hakekatnya merupakan salah satu upaya perbaikan kualitas pelayanan perijinan

untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat secara

berkesinambungan, yang dilaksanakan melalui pembenahan sistem pelayanan

perijinan secara menyeluruh, dan terintegrasi dengan strategis maupun kebijakan

(30)

Berdasarkan desain kebijakan pengembangan dan penyelenggaraan

pelayanan perijinan terpadu Provinsi Sumatera Utara, maka konsepsi pelayanan

perijinan terpadu di Sumatera Utara difokuskan pada 6 (enam) aspek ,yaitu:

1. Aspek penguatan kelembagaan dan ketatalaksanaan;

2. Aspek Sarana dan Prasarana;

3. Aspek Standarisasi Pelayanan;

4. Aspek Pengawasan dan Pengendalian;

5. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur;

6. Aspek Sistem Informasi dan Komunikasi.

Setelah dibentuk dan diberlakukannya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

salah satunya berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2011 diharapkan

akan ada perubahan paradigma dalam hal pelayanan. Diberlakukannya layanan

satu pintu adalah agar terdapat kemudahan dalam mengurus perijinan bagi

investor,citra birokrasi yang cenderung dicap berbelit harus bisa dihilangkan

dengan adanya layanan satu pintu ini.

4.2 Visi dan Misi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara

memiliki visi “Pelayanan perijinan yang ramah, nyaman, mudah, sederhana,

cepat, berkualitas dan transparan.” Adapun penjabaran makna dari visi tersebut

yakni:

(31)

 Nyaman : Pelayanan yang disertai fasilitas umum dan ruang tunggu

yang nyaman.

 Mudah : Prosedur singkat dan mudah diakses.

 Sederhana : Membuat persyaratan perijinan yang tidak menyulitkan

penggunan jasa untuk memenuhinya.

 Cepat : Proses pelayanan perijinan terukur (ada standar waktu) yang

sesuai jenis perijinannya.

 Berkualitas : Dapat dengan mudah dilaksanakan.

 Transparan : Kejelasan informasi di bidang Pelayanan Perijinan.

Sementara itu, yang menjadi misi dari BPPT Provsu adalah sebagai

berikut:

 Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM pelayanan perijinan

terpadu.

 Mengembangkan prosedur dan standarisasi pelayanan perijinan terpadu.

 Mengembangkan sistem informasi pelayanan yang berbasis teknologi

informasi dan komunikasi.

 Meningkatkan pelayanan administrasi dan pembinaan perijinan.

 Meningkatkan koordinasi proses pelayanan perijinan.

 Mengembangkan administrasi pelayanan perijinan dan penanganan

pengaduan.

 Meningkatkan pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan

(32)

4.3 Tujuan dan Sasaran Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi

Sumatera Utara

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara

merumuskan sasaran yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut :

1) Misi Pertama : Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM pelayanan

perijinan terpadu.

Tujuan 1 : Meningkatnya kemampuan aparatur yang profesional dan handal serta terpenuhinya kesejahteraan aparatur BPPT;

Sasaran 1 : Meningkatnya kinerja aparatur yang berbasis kompetensi dan terwujudnya kelembagaan yang utuh dan kuat.

Tujuan 2 : Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan perijinan yang lebih baik;

Sasaran 2 : Berkembangnya pelayanan perijinan yang ramah, jelas, mudah, cepat, sederhana, berkualitas, transparan dan

memberikan kepastian hukum serta adanya partisipasi dan

feedback dari masyarakat.

2) Misi Kedua : Mengembangkan prosedur dan standarisasi pelayanan perijinan

terpadu.

Tujuan 1 : Tersedianya standar pengelolaan pelayanan perijinan.

(33)

Tujuan 2 : Terwujudnya Standard Operating Procedure (SOP) sistem administrasi pelayanan.

Sasaran 2 : Terwujudnya peningkatan pelayanan perijinan.

3) Misi Ketiga : Mengembangkan sistem informasi pelayanan yang berbasis

teknologi informasi dan komunikasi.

Tujuan 1 : Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan perijinan yang baik.

Sasaran 1 : 1. Terwujudnya sistem informasi secara online antar BPPT dengan SKPD Teknis, Kementerian dan Kabupaten/Kota

terkait.

2. Terwujudnya pelayanan prima.

4) Misi Keempat : Meningkatkan pelayanan administrasi dan pembinaan perijinan

terpadu.

Tujuan 1 : Terintegrasinya sistem informasi pelayanan perijinan terpadu.

Sasaran 1 : Teraksesnya layanan informasi dan perijinan terpadu.

5) Misi Kelima : Meningkatkan koordinasi proses pelayanan perijinan dan non

perijinan.

Tujuan 1 : Meningkatkan sinkronisasi dan integrasi database perijinan

untuk efisiensi dan efektifitas fungsi pelayanan administrasi

(34)

Sasaran 1 : Tersedianya database perijinan kewenangan provinsi yang terpusat dan dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan,

pembinaan dan pengendalian oleh pemangku kepentingan di

Sumatera Utara

Tujuan 2 : Memantapkan pembinaan dan hubungan koordinasi yang baik

dengan SKPD teknis terkait dan para stakeholder.

Sasaran 2 : Terbina dan terkoordinasinya hubungan pelaksanaan perijinan

dan non perijinan dengan Instansi Pelayanan Perijinan Terpadu

Satu Pintu di Sumatera Utara, SKPD teknis terkait dan

kalangan pengusaha.

6) Misi Keenam : Mengembangkan administrasi pelayanan perijinan dan

penanganan

pengaduan.

Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pelayanan dalam pemenuhan standar pelayanan minimal.

Sasaran 1 : Tersedia dan terpeliharanya sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar pelayanan minimal bagi konsumen.

7) Misi Ketujuh : Meningkatkan pemantauan dan evaluasi proses pemberian

pelayanan perijinan dan non perijinan.

(35)

Sasaran 1 : 1. Meningkatnya sistem kualitas laporan kinerja dan keuangan.

2. Meningkatnya pengawasan dan pengendalian perijinan

dan non perijinan.

4.4 Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provsinsi Sumatera Utara

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara merupakan

unsur pendukung tugas Gubernur bidang pelayanan perijinan, dipimpin oleh

Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Gubernur melalui Sekretaris Daerah. BPPT Provinsi Sumatera Utara juga

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Lain Daerah Provinsi Sumatera Utara dan memiliki

tugas pokok dan fungsinya yakni sebagai berikut :

1) Tugas pokok

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara, disingkat

BPPT Provsu bertugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan

pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadudengan prinsip

koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian

meliputi ketatausahaan, administrasi, pelayanan perijinan dan non

perijinan, standarisasi dan sosialisasi serta pengawasan dan pengendalian

di Daerah Provinsi Sumatera Utara, merupakan unsur penunjang

Pemerintah Provinsi dengan tugas membantu Kepala Daerah dalam

melaksanakan pelayanan perijinan dan non perijinan di bidang penanaman

(36)

2) Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas, BPPT Provinsi Sumatera

Utara,merujuk pada Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6

Tahun 2009, mempunyai fungsi berikut ini:

a. Penyelenggaraan penyusunan program badan.

b. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan.

c. Penyelenggaraan koordinasi proses pelayanan perijinan.

d. Penyelenggaraan administrasi pelayanan perijinan.

e. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi proses pemberian

pelayanan perijinan.

f. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur melalui

Sekretaris Daerah, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun susunan organisasi BPPT Provinsi Sumatera Utara terdiri dari Kepala

Badan, yang membawahi :

a. Kepala Bagian Tata Usaha

b. Kepala Bidang Pelayanan Perijinan

c. Kepala Bidang Pelayanan Non Perijinan

d. Kepala Bidang Standarisasi dan Sosialisasi

e. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian

f. Kelompok Jabatan Fungsional

Masing-masing Kepala Bidang membawahi staf atau pelaksana.

(37)

tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Provinsi Sumatera Utara, dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya, setiap Kepala Bidang mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Kepala Badan

dalam pengelolaan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, dan

program pelaporan serta dokumen. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan

penegakkan disiplin pegawai pada Bagian Tata Usaha.

b. Menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian

data/bahan ketatausahaan/administrasi dan arsip.

c. Menyelenggarakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan

dibidang ketatausahaan/administrasi sesuai standar yang

ditetapkan.

d. Menyelenggarakan penyiapan penyusunan dan penyempurnaan

standar, norma, kriteria dan prosedur penyelenggaraan urusan

administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan sesuai

ketentuan yang berlaku.

e. Menyelenggarakan pengkoordinasian persuratan/ ketatausahaan/

administrasi umum pada lingkup badan dan/ atau bidang.

f. Menyelenggarakan pembinaan administrasi kepegawaian,

sarana/prasarana dan keuangan sesuai standar yang ditetapkan.

g. Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan anggaran

(38)

h. Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan dan penyusunan

Rencana Strategis (Renstra), laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD badan sesuai ketentuan

yang berlaku.

i. Menyelenggarakan urusan rumah tangga, keamanan, kenyamanan

kebersihan dan keindahan kantor, sesuai standar yang ditetapkan.

j. Menyelenggarakan pengelolaan, penerimaan, pemberian informasi,

sesuai standar yang ditetapkan.

k. Menyelenggarakan pembinaan naskah dinas, kelembagaan dan

ketatalaksanaan kantor sesuai standar yang ditetapkan.

l. Menyelenggarakan pembinaan dan pengelolaan perpustakaan dan

dokumen kantor sesuai standar yang ditetapkan.

m. Menyelenggarakan pembinaaan dan pengelolaan kearsipan,

pertelekomunikasian dan persandian sesuai standar yang

ditetapkan.

n. Menyelenggarakan fasilitasi rapat-rapat internal dan eksternal.

o. Menyelenggarakan fasilitasi pelayanan umum/publik dan

pelayanan minimal sesuai standar yang ditetapkan.

p. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan fasilitasi penyusunan

bahan rancangan peraturan perundang-undangan dan pengelolaan

perpustakaan, keprotokolan dan kehumasan pimpinan sesuai

standar yang ditetapkan.

q. Menyelenggarakan pengkoordinasian, fasilitasi dan pembinaan

(39)

r. Menyelenggarakan evaluasi atas penyelenggaraan tugas pada

lingkup Bagian Tata Usaha.

s. Menyelenggarakan penyiapan telaahan staf sebagai bahan dalam

pertimbangan dalam pengambilan kebijakan sesuai tugas dan

fungsinya.

t. Menyelenggarakan pengkoordinasian pengaturan administrasi

perjalanan dinas pimpinan dan staf pada lingkup badan sesuai

ketentuan yang berlaku.

u. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Badan

sesuai tugas dan fungsinya.

v. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai

tugas dan fungsinya.

w. Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban

atas pelaksanaan tugasnya sesuai standar yang ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud diatas,

Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh :

a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Kepala Sub Bagian Keuangan

c. Kepala Sub Bagian Program, Pelaporan dan Dokumentasi

2. Kepala Bidang Pelayanan Perijinan mempunyai tugas membantu Kepala Badan

dalam penyelenggaraan urusan di bidang ketatausahaan/administrasian urusan

pelayanan perijinan dan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan

(40)

b. Menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian

data/bahan, referensi dibidang pelayanan perijinan.

c. Menyelenggarakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan

perencanaan dan program kegiatan bidang pelayanan perijinan.

d. Menyelenggarakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan

standar, norma, kriteria, dan mekanisme pelayanan perijinan.

e. Menyelenggarakan penyusunan dan penetapan administrasi

pelayanan perijinan.

f. Menyelenggarakan penyiapan bahan dan kegiatan pelayanan umum

sesuai standar yang ditetapkan.

g. Menyelenggarakan pengelolaan pelayanan umum, sesuai ketentuan

yang berlaku.

h. Menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan tenaga teknis, sesuai

standar yang ditetapkan.

i. Menyelenggarakan pengelolaan pelayanan perijinan dan pelayanan

umum sesuai ketentuan yang berlaku.

j. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan

pelayanan perijinan sesuai standar yang ditetapkan.

k. Menyelenggarakan hubungan antar lembaga instansi terkait dan

kerjasama dibidang pelayanan perijinan.

l. Menyelenggarakan pengembangan pelayanan perijinan sesuai

(41)

m. Menyelenggarakan persiapan perencanaan sarana dan prasarana

pendukung penyelenggaraan pelayanan perijinan dan pelayanan

umum sesuai standar yang ditetapkan.

n. Menyelenggarakan penerimaan, pemprosesan, pemeriksaan,

penelitian dan analisa atas berkas permohonan pelayanan perijinan

sesuai ketentuan yang berlaku.

o. Menyelenggarakan penginventarisasian dan rekapitulasi kelompok

perijinan.

p. Menyelenggarakan persiapan penetapan pemberian ijin sesuai

ketentuan yang berlaku.

q. Menyelenggarakan evaluasi dan pengendalian atas

penyelenggaraan pelayanan perijinan sesuai standar yang

ditetapkan.

r. Menyelenggarakan pelayanan informasi perijinan.

s. Menyelenggarakan pembinaan, perawatan/pemeliharaan dan

pengamanan berkas/data pelayanan perijinan, sesuai standar yang

ditetapkan.

t. Menyelenggarakan tindak lanjut persetujuan dan penolakan

pelayanan perijinan sesuai ketentuan yang berlaku.

u. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak perbankan, kepolisian,

Perguruan Tinggi dan asuransi sesuai ketentuan yang berlaku.

v. Menyelenggarakan persiapan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan kebijakan sesuai dengan tugas

(42)

w. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Badan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

x. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

y. Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggung-jawaban

atas pelaksanaan tugasnya sesuai standar yang ditetapkan.

3. Kepala Bidang Pelayanan Non Perijinan mempunyai tugas membantu

Kepala Bidang Badan dalam menyelenggarakan urusan

administrasi/ketatausahaan dibidang pelayanan non perijinan. Adapun

Kepala Bidang Pelayanan Non Perijinan mempunyai uraian tugas sebagai

berikut :

a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan persiapan

penegakkan disiplin pegawai pada lingkup Bidang Pelayanan Non

Perijinan.

b. Menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian

data/bahan, referensi dibidang pelayanan non perijinan.

c. Menyelenggarakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan

perencanaan dan program kegiatan pelayanan non perijinan.

d. Menyelenggarakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan

standar, norma, kriteria dan mekanisme penyelenggaraan pelayanan

non perijinan.

e. Menyelenggarakan penyusunan dan penataan administrasi

(43)

f. Menyelenggarakan penyiapan bahan dan kegiatan pelayanan umum

sesuai standar yang ditetapkan.

g. Menyelenggarakan pengelolaan pelayanan umum sesuai ketentuan

yang berlaku.

h. Menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan tenaga teknis.

i. Menyelenggarakan pengelolaan pelayanan non perijinan dan

pelayanan umum sesuai standar yang ditetapkan.

j. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan

pelayanan umum sesuai standar yang ditetapkan.

k. Menyelenggarakan hubungan antar lembaga, Instansi terkait dan

kerjasama dibidang pelayanan non perijinan.

l. Menyelenggarakan pengembangan pelayanan non perijinan sesuai

ketentuan yang berlaku.

m. Menyelenggarakan persipaan perencanaan sarana dan prasarana

pendukung penyelenggaraan pelayanan non perijinan dan

pelayanan umum sesuai standar yang ditetapkan.

n. Menyelenggarakan penerimaan, pemeriksaan,penelitian dan analisa

atas berkas permohonan pelayanan non perijinan sesuai ketentuan

yang berlaku.

o. Menyelenggarakan penginventarisasian dan rekapitulasi kelompok

non perijinan.

p. Menyelenggarakan persiapan penetapan pemberian rekomendasi

(44)

q. Menyelenggarakan evaluasi dan pengendalian atas

penyelenggaraan pelayanan non perijinan sesuai standar yang

ditetapkan.

r. Menyelenggarakan pelayanan informasi non perijinan.

s. Menyelenggarakan pembinaan, perawatan/pemeliharaan dan

pengamanan berkas/data pelayanan non perijinan sesuai standar

yang ditetapkan.

t. Menyelenggarakan tindak lanjut persetujuan dan penolakan

pelayanan non perijinan/rekomendasi sesuai ketentuan yang

berlaku.

u. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak perbankan, kepolisian,

perguruan tinggi dan asuransi sesuai ketentuan yang berlaku.

v. Menyelenggarakan persiapan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan kebijakan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

w. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Badan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

x. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

y. Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban

atas pelaksanaan tugasnya sesuai standar yang ditetapkan.

4. Kepala Bidang Standarisasi dan Sosialisasi kegiatan utamanya adalah

menyusun dan menyempurnakan standar norma, kriteria dan

(45)

Sasaran pokok kegiatan adalah pengumpulan bahan dan penyusunan

kebijakan teknis dalam mekanisme/prosedur di bidang standarisasi,

sosialisasi dan kemitraan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut

Kepala Bidang Standarisasi dan Sosialisasi dibantu oleh:

a. Kepala Sub Bidang Standarisasi

b. Kepala Sub Bidang Sosialisasi dan Kemitraan

5. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas pokok

menciptakan formulir pengawasan, pengendalian, pemantauan dan

monitoring serta pengkordinasian dalam penyelenggaraan pengawasan dan

pengendalian bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah Teknis sesuai

ketentuan dan standar yang ditetapkan. Dengan sasaran pokok kegiatan

adalah pemantauan, monitoring, pengawasan, pengendalian dalam

pemberian ijin dan non ijin bagi dunia usaha yang menerimanya. Untuk

melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Pengawasan dan

Pengendalian dibantu oleh:

a. Kepala Sub Bidang Pengawasan

b. Kepala Sub Bidang Pemantauan dan Monitoring

6. Tim Teknis mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas dan fungsi

Bidang Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan. Sasaran pokok kegiatan

adalah :

a. Melaksanakan petunjuk Kepala Bidang.

b. Melaksanakan pemeriksaan dan penelitian kelengkapan

persyaratan berkas/dokumen permohonan perijinan dan non

(46)

c. Melaksanakan pembinaan berkas/dokumen perijinan dan non

perijinan.

d. Melaksanakan proses pengelolaan berkas/dokumen sesuai standar

yang ditetapkan.

e. Melaksanakan pemberian saran petimbangan teknis kepada

Kepala Badan melalui Kepala Bidang sesuai standar yang

ditetapkan.

f. Melaksanakan peninjauan lokasi/tempat usaha pemohon sesuai

standar yang ditetapkan.

g. Melaksanakan laporan berita acara pertimbangan teknis hasil

peninjauan lokasi/tempat kepada Kepala Badan dan Satuan

Kerja Perangkat Daerah.

h. Melaksanakan bimbingan dan arahan kepada pelaku usaha dan

pelaku utama/pelanggang perijinan dan non perijinan.

i. Melaksanakan koordinasi teknis antara Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu dengan Satuan Perangkat Daerah Teknis

sesuai standar yang ditetapkan.

j. Melaksanakan keputusan dan pemberian rekomendasi atas

diterima dan/atau ditolaknya suatu permohonan perijinan dan non

perijinan sesuai ketentuan yang berlaku.

k. Melaksanakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya

sesuai standar yang ditetapkan.

Tim Teknis terdiri dari unsur-unsur pegawai dari Satuan Kerja

(47)

sesuai dengan bidang tugasnya yang dikoordinasi Kepala Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu, diangkat oleh Gubernur dan ditetapkan berdasarkan

Keputusan Gubernur sesuai ketentuan peraturan perundang - perundangan

yang berlaku.

7. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh tenaga fungsional senior

yang ditunjuk, ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur kelompok ini

dapat dibentuk dan ditetapkan berdasarkan kebutuhan, kemampuan, beban

kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Kelompok ini mempunyai tugas diantaranya :

a. Melaksanakan dan membantu Kepala Badan sesuai dengan bidang

tugasnya.

b. Melaksanakan analisa dan kajian pengembangan dan peningkatan

pelayanan perijinan.

c. Melaksanakan konsultasi, asistensi,komunikasi dan pemberian

saran,masukan kepada Kepala Badan sesuai standar yang

ditetapkan.

d. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

4.5 Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara

Adapun struktur organisasi BPPT Provsu diatur berdasarkan Peraturan

(48)

Tata Kerj

pada tabe

pendidikan

a Lembaga

el berikut i

n, golongan

a Lain Daer

ini disertai

n, jabatan da

rah Provins

dengan ta

an pangkat p

si Sumatera

abel kompo

per Desemb

a Utara sep

osisi PNS m

ber 2013.

perti dilamp

menurut jen pirkan

(49)

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi BPPT Provsu

Tabel 4.1 : Komposisi PNS menurut jenjang Pendidikan, Golongan, Jabatan dan

Pangkat di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara

(per Desember 2013)

NO URAIAN JUMLAH

1 Jumlah Pegawai 75 Orang

2 Kualifikasi Menurut Pendidikan

S3 -

S2 11 Orang

S1 43 Orang

D3 17 Orang

D2 -

D1 -

SMU 4 Orang

SMP -

SD -

3 Kualifikasi Menurut Golongan

(50)

III 48 Orang

II 19 Orang

I -

4 Kualifikasi Menurut Jabatan

II 1 Orang

III 5 Orang

IV 7 Orang (2 Kosong)

5 Kualifikasi Menurut Pangkat

IV /d -

IV/c 1 Orang

IV/b 3 Orang

IV/a 4 Orang

III/d 4 Orang

III/c 11 Orang

III/b 15 Orang

III/a 18 Orang

II/d 8 Orang

II/c 10 Orang

II/b -

II/a 1 Orang

(51)

(BPPT) Provinsi Sumatera Utara

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

2. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan

Perbaikan Iklim Investasi.

3. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan

Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025.

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi.

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

Per/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan

Publik.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah.

9. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintah Provinsi (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2008 Nomor 6).

10.Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2009 tentang

(52)

(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9 Tahun 2008,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9).

11.Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Provinsi Sumatera Utara dalam Peraturan Gubernur nomor 5 Tahun

2011.

4.7 Kewenangan Penandatanganan Perijinan

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 Tahun 2011

Kewenangan Penandatanganan Perijinan yang dilimpahkan kepada Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara adalah :

1. Bidang Perkebunan, meliputi :

1. Ijin Usaha Perkebunan Untuk Budidaya (IUP-B).

2. Ijin Usaha Perkebunan Untuk Pengolahan (IUP-P).

3. Ijin Usaha Perkebunan (IUP).

4. Ijin Perubahan Luas Lahan.

5. Ijin Perubahan Jenis Tanaman.

6. Ijin Perubahan Kapasitas Pengolahan Hasil Perkebunan.

7. Ijin Diversifikasi Usaha. 

2. Bidang Kelautan dan Perikanan, meliputi

1. Surat Ijin Pembudidayaan Ikan (SIPB) di laut dan perairan umum lintas

kabupaten/kota.

3. Bidang Kehutanan, meliputi :

1. Ijin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (UIPHHK) dengan kapasitas

(53)

2. Perluasan Ijin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) Produksi

2.000 m³ s.d 6.000 m³ per tahun.

3. Ijin Usaha Pemanfaatan serta Rehabilitasi di Taman Hutan Raya skala

provinsi.

4. Surat Ijin Hak Pengusahaan Pariwisata Alam di Taman Hutan Raya.

4. Bidang Lingkungan Hidup, meliputi :

1. Ijin Lingkungan

2. Ijin Pembuangan Air Limbah ke Laut

5. Bidang Perindustrian dan Perdagangan, meliputi :

1. Penerbitan Ijin Usaha Industri (IUI) yang skala investasinya di atas Rp.10

Milyar tidak termasuk tanah bangunan dan tempat usaha (masih

berlangsung).

2. Penerbitan Ijin Kawasan Industri yang lokasinya lintas kabupaten/kota.

3. Perubahan Alamat dan Penanggung Jawab Industri.   

 6. Bidang Kesehatan, meliputi :     

1. Pemberian Ijin Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan baik pemerintah

maupun swasta, diantaranya :

- Penetapan Ijin Mendirikan.

- Penetapan Ijin Operasional.

2. Surat Ijin Pendirian Rumah Sakit Khusus Kelas B Non Pendidikan

3. Surat Ijin Perpanjangan Penyelenggaraan Rumah Sakit Kelas B Non

(54)

4. Surat Ijin Perpanjangan Penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Kelas B

Non Pendidikan.

7. Bidang Bina Marga, meliputi :

1. Ijin Pemakaian Bahu Jalan Atas Pemasangan Papan Reklame, Neon Box

yang terkena jalan provinsi.

2. Ijin Pemakaian Kain Rentang/Spanduk.

3. Ijin Pemakaian Tanah untuk Warung, Depot dan Bangunan tidak

permanen.

4. Ijin Pemakaian Tanah untuk pertanian.

8. Bidang Perhubungan Darat, meliputi :

1. Ijin Trayek Angkutan Pemadu Moda

- Udara yaitu Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU)

- Laut, meliputi :

a. Surat Ijin Usaha Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (SIUP

EMKL).

b. Ijin Usaha Perusahaan Angkutan Laut bagi perusahaan yang

berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten/kota

dalam wilayah provinsi setempat.

c. Ijin Usaha Pelayaran Rakyat bagi perusahaan yang berdomisili dan

beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten/kota dalam wilayah

provinsi setempat, pelabuhan antar provinsi dan internasional (lintas

(55)

d. Ijin Usaha Penyewaan Peralatan Angkutan Laut/Peralatan Penunjang

Angkutan Laut.

9. Bidang Komunikasi dan Informatika, meliputi :

1. Surat Ijin Jasa Titipan Untuk Kantor Cabang.

2. Surat Ijin Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk keperluan

pemerintah dan badan hukum yang cakupan areanya provinsi sepanjang

tidak menggunakan spektrum frekuensi radio.

3. Surat Ijin Kantor Cabang dan Loket Pelayanan Operator.

4. Surat Ijin Galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi.

10. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, meliputi :

1. Ijin Praktek Kerja Dokter Hewan Swasta

2. Ijin Tenaga Technical Service (TS) pada perusahaan peternakan dan

distributor obat hewan.

3. Ijin Peredaran Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan di pasar

non tradisional (plaza/ supermarket).

4. Ijin Distribusi Obat Hewan.

5. Ijin Distribusi Pakan Ternak.

6. Ijin Distribusi dan/atau Mesin Peternakan.

11. Bidang Pertambangan dan Energi, meliputi :

1. Penetapan Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Badan Usaha yang

(56)

2. Penetapan Ijin Operasional Pembangkit Listrik yang fasilitas instalasinya

mencakup lintas kabupaten/kota.

3. Penetapan Persetujuan Harga Jual Tenaga Listrik dan Sewa Jaringan

Tenaga Listrik untuk badan usaha yang menjual tenaga listrik dan/atau

menyewakan jaringan tenaga listrik kepada kepala badan usaha yang

ijinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi.

4. Penetapan Persetujuan Penjualan Kelebihan Tenaga Listrik dari pemegang

ijin operasi yang ijinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi.

5. Penetapan Ijin Pemanfaatan Jaringan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan

Telekomunikasi, Multimedia, dan Informatika pada jaringan milik

pemegang Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau Ijin Operasi yang

ditetapkan oleh pemerintah provinsi.

6. Pemberian Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Mineral dan

Batubara yang lintas kabupaten/kota.

7. Pemberian Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Mineral dan

Batubara.

8. Ijin Usaha Penunjang Tenaga Listrik meliputi Ijin Usaha Jasa Penunjang

Listrik dan Ijin Usaha Industri Penunjang Tenaga Listrik.

9. Pemberian Ijin Usaha Pertambangan Panas Bumi.

12. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air, meliputi :

1. Ijin Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan (SIPAP) di Provinsi

Sumatera Utara meliputi :

a. Pemanfaatan air danau

(57)

c. Pemanfaatan air laut yang berada di darat yang mengatur

perlindungan kuantitas dan kualitas air permukaan sesuai dengan

kewenangan pemerintah provinsi.

2. Ijin Pemakaian Air Tanah dan Pengusahaan Air Tanah.

3. Ijin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air.

4. Ijin Peningkatan Jaringan Irigasi oleh perkumpulan petani pemakai air.

5. Ijin Peningkatan Jaringan Irigasi oleh badan usaha, badan sosial atau

perorangan.

13. Bidang Penelitian dan Pengembangan, meliputi :

1. Ijin Penelitian yang dilakukan individu atau perusahaan yang bersifat

komersil.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 Tahun 2011,

bidang jenis perijinan yang tidak dilimpahkan kewenangan penandatanganannya

kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu yang ditanda tangani oleh gubernur

adalah :

1. Bidang Pertambangan dan Energi, meliputi :

a. Ijin Usaha Pertambangan lintas kabupaten / kota.

b. Ijin Usaha Kelistrikan lintas kabupaten / kota.

c. Ijin Prinsip bahan Galian C ≥ 10 Ha. dan atau dengan menggunakan

Gambar

Tabel 4.1 : Komposisi PNS menurut jenjang Pendidikan, Golongan, Jabatan dan
Gambar 5.2 MMekanismee & Alur Pro

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun ini clandestine laboratory yang terjadi bukan lagi yang berskala besar, melainkan skala kecil rumahan, namun yang menarik dari kasus ini adalah bahwa salah

Sejalan dengan hipotesis penelitian yang menganggap pertumbuhan kota-kota Indonesia berperilaku secara power law, maka upaya untuk menganalisisnya adalah dengan

Judul : Metode Hafalan Al Qur’an Siswa Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpdadu Ibnu Umar Boyolali Dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Program Khusus Boyolali Tahun 2015/2016 Pembimbing

Mengetahui pertimbangan logis yang digunakan pedagang sembilan bahan pokok di Pasar Besar Kota Palangka Raya dalam menetapkan harga.

Untuk menyamaratakan perlakuan maka pada pemberian ekstrak etanol akar tembelekan juga diberi sekali dalam sehari seperti pemberian glibenklamid agar dapat dibandingkan

Berdasarkan literatur yang ditelaah, dapat diambil kesimpulan Anopheles spp. yang ditemukan di Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan yaitu Anopheles

Dari gambar 1, menunjukkan bahwa tidak menutup kemungkinan anak dengan sindrom down dengan pendengaran normal akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa

Sasaran dalam proyek ini adalah membuat sebuah bangunan pabrik pengolahan kelapa sawit yang ramah lingkungan dengan efisiensi energi yang tinggi, sesuai dengan standar