LAMPIRAN 1
KODE PROGRAM SIMULASI M/M/1
#include<stdio.h>
#include<conio.h>
#include<math.h>
main()
{
float a,c,x[50001], Z[50001],U[50001],tt[50001];
float tk[50001], tm[50001], ts[50001], tan[50001], tds[50001];
float wqtotal, wq, y, tttotal, ttr, z, wstotal, ws, w;
float lq, ls, l;
float lamda, p;
int i,m,j,k,N,g,h,jlhan;
printf("\n ---");
printf("\n --- ---");
printf("\n --- PROGRAM PENGHITUNG ---"); printf("\n --- KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1 PADA PACKET SWITCHING ---");
printf("\n --- (SIMULASI) ---");
printf("\n --- ---");
printf("\n ---");
printf("\n Inputkan Parameter Pembangkit Bilangan Acak ");
printf("\n a, c, m, Z[0] : ");
scanf("%f %f %d %f", &a, &c, &m, &Z[0]);
printf("\n Masukkan jumlah paket : ");
scanf("%d", &N);
tk[0]=0;
ts[0]=0;
tan[0]=0;
y=0;
z=0;
w=0;
g=0;
for(i=1;i<=N;i++)
{
/* Pembangkitan bilangan acak LCG */
x[i]=(a*Z[i-1]) + c;
Z[i]=fmod(x[i],m);
U[i]=Z[i]/m;
/* Waktu kedatangan */
lamda = N/1;
/* Waktu transaksi */
tt[i]=(-(49.824/pow(10,6)))*log(U[i]);
/* Waktu mulai */
if(ts[i-1] < tk[i])
tm[i]=tk[i];
else if(ts[i-1]>=tk[i])
tm[i]=ts[i-1];
/* Waktu Selesai */
ts[i]=tm[i]+tt[i];
/* Waktu di dalam antrian */
tan[i]=tm[i]-tk[i];
/* Jumlah paket yang antri */
if(tan[i]==0)
h=0;
else if(tan[i]>0)
h=1;
jlhan=g+h;
g=jlhan;
/* Waktu di dalam sistem */
/* Rata-rata waktu pada tempat antri */
wqtotal=y+tan[i];
y=wqtotal;
wq=wqtotal/N;
/* Rata-rata waktu transaksi /pelayanan */
tttotal=z+tt[i];
z=tttotal;
ttr=tttotal/N;
/* Rata-rata waktu di dalam sistem */
wstotal=w+tds[i];
w=wstotal;
ws=wstotal/N;
Z[i-1]=Z[i];
}
/* Rata-rata jumlah paket didalam sistem */
ls=wstotal/ts[N];
/* Rata-rata jumlah paket didalam server/pelayan */
l=tttotal/(ts[N]*tttotal);
/* Rata-rata jumlah paket didalam tempat antri */
p=lamda*ttr;
printf("\n\n * Utilisasi (p) : %f ", p);
printf("\n\n");
printf("\n\n Sehingga : ");
printf("\n - Rata-rata waktu dalam antrian :%f", wq);
printf("\n - Rata-rata waktu dalam pelayanan :%f", ttr);
printf("\n - Rata-rata waktu dalam sistem :%f", ws);
printf("\n - Rata-rata jumlah paket dalam antrian :%f", lq);
printf("\n - Rata-rata jumlah paket dalam pelayanan :%f", l);
printf("\n - Rata-rata jumlah paket dalam sistem :%f", ls);
getch();
LAMPIRAN 2
KODE PROGRAM SIMULASI M/D/1
#include<stdio.h>
#include<conio.h>
#include<math.h>
main()
{
float a,c,x[50001], Z[50001],U[50001],tt[50001];
float tk[50001], tm[50001], ts[50001], tan[50001], tds[50001];
float wqtotal, wq, y, tttotal, ttr, z, wstotal, ws, w;
float lq, ls, l;
float lamda, p;
int i,m,j,k,N,g,h,jlhan;
printf("\n ---");
printf("\n --- ---");
printf("\n --- PROGRAM PENGHITUNG ---"); printf("\n --- KINERJA SISTEM ANTRIAN M/D/1 PADA PACKET SWITCHING ---");
printf("\n --- (SIMULASI) ---");
printf("\n --- ---");
printf("\n ---");
scanf("%f %f %d %f", &a, &c, &m, &Z[0]);
printf("\n Masukkan jumlah paket : ");
scanf("%d", &N);
tk[0]=0;
ts[0]=0;
tan[0]=0;
y=0;
z=0;
w=0;
g=0;
for(i=1;i<=N;i++)
{
/* Pembangkitan bilangan acak LCG */
x[i]=(a*Z[i-1]) + c;
Z[i]=fmod(x[i],m);
U[i]=Z[i]/m;
/* Waktu kedatangan */
lamda = N/1;
/* Waktu transaksi */
tt[i]=49.994/pow(10,6);
/* Waktu mulai */
if(ts[i-1] < tk[i])
tm[i]=tk[i];
else if(ts[i-1]>=tk[i])
tm[i]=ts[i-1];
/* Waktu Selesai */
ts[i]=tm[i]+tt[i];
/* Waktu di dalam antrian */
tan[i]=tm[i]-tk[i];
/* Jumlah paket yang antri */
if(tan[i]==0)
h=0;
else if(tan[i]>0)
h=1;
jlhan=g+h;
g=jlhan;
/* Waktu di dalam sistem */
/* Rata-rata waktu pada tempat antri */
wqtotal=y+tan[i];
y=wqtotal;
wq=wqtotal/N;
/* Rata-rata waktu transaksi /pelayanan */
tttotal=z+tt[i];
z=tttotal;
ttr=tttotal/N;
/* Rata-rata waktu di dalam sistem */
wstotal=w+tds[i];
w=wstotal;
ws=wstotal/N;
Z[i-1]=Z[i];
}
/* Rata-rata jumlah paket didalam sistem */
ls=wstotal/ts[N];
/* Rata-rata jumlah paket didalam server/pelayan */
l=tttotal/(ts[N]*tttotal);
/* Rata-rata jumlah paket didalam tempat antri */
p=lamda*ttr;
printf("\n\n * Utilisasi (p) : %f ", p);
printf("\n\n");
printf("\n\n Sehingga : ");
printf("\n - Rata-rata waktu dalam antrian :%f", wq);
printf("\n - Rata-rata waktu dalam pelayanan :%f", ttr);
printf("\n - Rata-rata waktu dalam sistem :%f", ws);
printf("\n - Rata-rata jumlah paket dalam antrian :%f", lq);
printf("\n - Rata-rata jumlah paket dalam pelayanan :%f", l);
printf("\n - Rata-rata jumlah paket dalam sistem :%f", ls);
getch();
}
LAMPIRAN 3
KODE PROGRAM TEORI M/M/1
#include<stdio.h>
#include<conio.h>
#include<math.h>
main()
{
float lamda, miu, var, lq, ls, wq, ws, p, ttr;
printf("\n ---");
printf("\n --- ---");
printf("\n --- PROGRAM PENGHITUNG ---"); printf("\n --- KINERJA SISTEM ANTRIAN M/G/1 PADA PACKET SWITCHING ---");
printf("\n --- (teori) ---");
printf("\n --- ---");
printf("\n ---");
printf("\n \n\n\n ") ; printf("\nInput nilai laju kedatangan (lamda) : "); scanf("%f", &lamda); printf("\nInput nilai laju transaksi (miu) : ");
scanf("%f", &miu);
ttr=1/miu;
var=1/(miu*miu);
ls=lq+(lamda*ttr);
wq=lq/lamda;
ws=wq+ttr;
p=lamda/miu;
printf("\n\n Maka : ");
printf("\n");
printf("\n - Rata-rata waktu dalam antrian :%f ", wq);
printf("\n - Rata-rata waktu dalam pelayanan :%f ", ttr);
printf("\n - Rata-rata waktu dalam sistem :%f ", ws);
printf("\n - Jumlah paket dalam antrian :%f ", lq);
printf("\n - Jumlah paket dalam pelayanan :1 " );
printf("\n - Jumlah paket dalam sistem :%f ", ls);
printf("\n * Utilisasi (p) :%f ", p);
getch();
LAMPIRAN 4
KODE PROGRAM TEORI M/D/1
#include<stdio.h>
#include<conio.h>
#include<math.h>
main()
{
float lamda, miu, var, lq, ls, wq, ws, p, ttr;
printf("\n ---");
printf("\n --- ---");
printf("\n --- PROGRAM PENGHITUNG ---"); printf("\n --- KINERJA SISTEM ANTRIAN M/G/1 PADA PACKET SWITCHING ---");
printf("\n --- (teori) ---");
printf("\n --- ---");
printf("\n ---");
printf("\n \n\n\n ") ; printf("\nInput nilai laju kedatangan (lamda) : "); scanf("%f", &lamda); printf("\nInput nilai laju transaksi (miu) : ");
scanf("%f", &miu);
ttr=1/miu;
var =0;
ls=lq+(lamda*ttr);
wq=lq/lamda;
ws=wq+ttr;
p=lamda/miu;
printf("\n\n Maka : ");
printf("\n");
printf("\n - Rata-rata waktu dalam antrian :%f ", wq);
printf("\n - Rata-rata waktu dalam pelayanan :%f ", ttr);
printf("\n - Rata-rata waktu dalam sistem :%f ", ws);
printf("\n - Jumlah paket dalam antrian :%f ", lq);
printf("\n - Jumlah paket dalam pelayanan :1 " );
printf("\n - Jumlah paket dalam sistem :%f ", ls);
printf("\n * Utilisasi (p) :%f ", p);
getch();
DAFTAR PUSTAKA
[1] Zulfin, M. 2013. Diktat Kuliah : “Teori Antrian”. Fakultas Teknik USU.
Medan
[2] Kakiay, T. J. 2004. “Dasar Teori Antrian Untuk Kehidupan Nyata”. Penerbit
ANDI: Yogyakarta
[3] Kakiay, T. J. 2004. “Pengantar Sistem Simulasi”. Penerbit ANDI:
Yogyakarta.
[4] (diakses pada tanggal 17
Agustus 2016 pukul 19.00 WIB)
[5] Ginting, Florensa. 2014. “Analisis Kinerja Sistem Antrian M/M/1/N”.
BAB III
SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/G/1
3.1 Flowchart Penelitian
Adapun kinerja yang dianalisis pada model ini adalah Wq, E(t), Ws, Lq, L,
dan Ls. Kinerja sistem antrian ini akan dibandingkan secara perhitungan simulasi
bahasa C dan perhitungan rumus secara teori. Diagram alir penilitian tugas akhir
ditunjukkan pada Gambar 3.1
START
Hitung Karakteristik Sistem Antrian dengan rumus
3.2 Model Antrian
Adapun pemodelan antrian paket dari salah satu simpul pada jaringan
Packet Switching menggunakan antrian M/G/1 dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Model Antrian Paket pada salah satu simpul Packet Switching
Keterangan :
tk : waktu kedatangan
tm : waktu mulai transaksi
tan : waktu antri
tt : waktu transaksi
ts : waktu selesai dilayani
tds : waktu dalam sistem
Sesuai dengan notasi Kendalnya, sistem antrian M/G/1 merupakan sistem
antrian dimana waktu kedatangan secara acak terdistribusi Poisson, waktu
pelayanan terdistribusi umum (general), memiliki jumlah server = 1, dan dengan
PENGIRIM server PENERIMA
mekanisme disiplin antrian FCFS (First Come First Serve). Pada model ini,
diasumsikan :
a. Laju kedatangan (distribusi Poisson)
b. Waktu pelayanan � (distribusi umum/normal standar)
c. Servernya tunggal
d. First-come-first-served (FCFS)
e. Panjang antrian tak terbatas
f. Jumlah pelanggan tak terbatas
g. Laju pelayanan sama pada semua server
3.3 Flowchart Simulasi
Dalam pengerjaan simulasi, dibutuhkan flowchart (diagram alir) dari
program yang akan dibuat untuk memudahkan dalam pemahaman kerja dari
program simulasi yang dibuat. Parameter Kinerja dari sistem antrian M/G/1 ini
akan dibuat variabelnya sehingga dapat dikerjakan dalam bentuk simulasi yaitu :
1. Bilangan acak (Ui) 5. Waktu selesai dilayani (ts)
2. Waktu kedatangan (tk) 6. Waktu antri (tan)
3. Waktu transaksi (tt) 7. Waktu dalam sistem (tds)
4. Waktu mulai transaksi (tm)
Setelah penentuan dari variabel yang digunakan untuk kode simulasi maka
program tersebut dijalankan. Simulasi dilakukan beberapa kali sampai dan
Untuk simulasi ini, maka program dijalankan berdasarkan jumlah paket
yang masuk kedalam sistem antrian. Berikut ini adalah langkah-langkah yang
dilakukan untuk menganalisis kinerja sistem antrian:
1. Pembangkitkan variabel acak dengan rumus Z[i]. Z[i] adalah bilangan yang
akan menghasilkan bilangan acak U[i] sebanyak N.
2. Penentuan waktu kedatangan masing-masing paket. Waktu kedatangan (tk)
paket ditentukan dengan cara menjumlahkan waktu kedatangan (tk)
pelanggan sebelumnya dengan waktu antar kedatangan yang terdistribusi
eksponensial, sehingga :
tk[i] = tk[i-1] + (-1/λ).ln(U[i]) (3.1)
3. Penentuan waktu transaksi masing-masing paket. Waktu transaksi (tt) paket
ditentukan dengan cara penyesuaian bilangan pengali panjang paket dan
kecepatan server. Ditentukan kecepatan server 1Mbps atau 106, sehingga
a. Untuk M/M/1:
tt[i] = - (pengali panjang paket/106).ln(U[i] (3.2)
b. Untuk M/D/1:
tt[i] = pengali panjang paket/106 (3.3)
4. Penetuan waktu mulai transaksi (tm) masing masing paket. Adapun
syarat-syaratnya sebagai berikut :
a) Jika waktu kedatangan (tk) paket tersebut lebih besar dari waktu selesai
transaksi (ts) paket sebelumnya, maka waktu mulai transaksi (tm) paket
berikutnya sama dengan waktu kedatangan (tk) paket tersebut sehingga :
b) jika waktu kedatangan (tk) paket tersebut kurang dari atau sama dengan
waktu selesai transaksi (ts) paket sebelumnya, maka waktu mulai
transaksi (tm) paket berikutnya sama dengan waktu selesai transaksi (ts)
paket sebelumnya, sehingga :
tm[i] = ts[i-1], jika ts[i-1] ≥ tk[i] (3.5)
5. Penentuan waktu selesai transaksi (ts) dilakukan dengan menjumlahkan lama
waktu transaksi (tt) dengan waktu mulai dilayani (tm) setiap paket, yaitu :
ts[i] = tt[i] + tm[i] (3.6)
6. Penentuan waktu antrian (tan) dilakukan dengan melakukan pengurangan
waktu mulai transaksi (tm) dengan waktu kedatangan (tk) setiap paket, yaitu :
tan[i] = tm[i] – tk[i] (3.7)
7. Penentuan waktu dalam sistem (tds) dengan menjumlahkan lama waktu antri
(tan) dengan waktu transaksi (tt) setiap paket, yaitu :
tds[i] = tan[i] + tt[i] (3.8)
Untuk simulasi, kinerja sistem antrian dilakukan perhitungan ini:
1. Rata-rata waktu dalam antrian (Wq) adalah :
Wq =total waktu antri
N =
Wqtotal
N (3.9)
2. Rata-rata waktu dalam pelayanan atau rata rata waktu transaksi E(t):
ttr =total waktu pelayanan
N =
tttotal
N (3.10)
3. Rata-rata waktu dalam sistem (Ws) adalah :
Ws =total waktu dalam sistem
N =
Wstotal
N (3.11)
4. Rata-rata jumlah paket dalam antrian (Lq) adalah :
Lq = total waktu antri waktu selesai paket ke N=
Wqtotal
5. Rata-rata jumlah paket dalam pelayanan adalah
L = total waktu pelayanan waktu selesai pak et ke N∗tttotal =
tttotal
ts[N]∗tttotal (3.13)
6. Rata-rata jumlah paket dalam sistem (Ls) adalah :
Ls =total waktu dalam sistem waktu selesai paket ke N =
Wstotal
ts[N] (3.14)
3.3.1 Pembangkitan Bilangan Acak
Pembangkitan bilangan acak ini digunakan untuk membangkitan
bilangan yang acak untuk waktu kedatangan paket dan lama transaksi atau
pelayanan. Bilangan acak menggunakan metode Line Linear Congruential
Generators (LCG). Urutan dari bilangan bulat Z1, Z2, … menggunakan
persamaan :
Z[i] = (a. Z[i-1] + c)(mod m) (3.15)
Didalam program simulasi maka akan diinputkan pertama sekali
parameter untuk pembangkitan bilangan acak yaitu a, c, m, dan Z0 dan
jumlah paket. Pemilihan angka a, c, m , Zo harus sesuai dengan
persyaratan-persyaratan dalam memilih bilangan acak atau random. Jika tidak sesuai
maka program biasanya akan mengalami error atau hang. Untuk
mendapatkan bilangan acak Ui pada interval [0,1], maka menggunakan
persamaan:
U[i] =Z[i]/m (3.16)
Adapun diagram alir untuk pembangkitan bilangan acak dengan dapat
Gambar 3.3 Diagram Alir Pembangkitan Nilai Acak Metode LCG
3.3.2 Waktu Kedatangan Paket
Waktu kedatangan paket merupakan waktu ketika paket sampai di
dalam sistem. Waktu kedatangan paket dihasilkan dari penjumlahan waktu
kedatangan (tk) pelanggan sebelumnya dengan waktu antar kedatangan yang
terdistribusi eksponensial. Adapun diagram alir untuk menghasilkan waktu
kedatangan paket (tk) dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Diagram Alir Waktu Kedatangan Paket
3.3.3 Waktu Transaksi Paket
Waktu transaksi paket merupakan lamanya waktu pelayanan oleh
server untuk setiap paket. Waktu transaksi diperoleh dari nilai Z[i] dan U[i] yang telah didapatkan dengan pembangkitan bilangan acak. Adapun
diagram alir untuk menghasilkan waktu transaksi paket (tt) dapat dilihat
pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Diagram Alir Waktu Transaksi Paket
3.3.4 Waktu Mulai Transaksi Paket
Waktu mulai transaksi paket merupakan waktu saat mulai dilayani
oleh server ketika paket yang telah tiba didalam sistem. Paket pertama yang
langsung mulai dilayani karena tidak ada antrian paket sebelumnya, paket
berikutnya dimulai pada saat server sudah tidak ada lagi antrian atau jika
paket sebelumnya telah selesai dilayani atau. Adapun diagram alir untuk
menghasilkan waktu mulai transaksi paket (tm) dapat dilihat pada Gambar
Gambar 3.6 Diagram Alir Waktu Mulai Transaksi
3.3.5 Waktu Selesai Transaksi Paket
Waktu selesai transaksi paket merupakan waktu ketika paket sudah
selesai dilayani oleh server, sehingga keluar dari server. Waktu selesai
transaksi paket dihasilkan dengan menjumlahkan waktu kedatangan paket
dengan waktu lamanya transaksi paket tersebut dalam sistem. Adapun
diagram alir waktu selesai transaksi paket (ts) dapat dilihat pada Gambar
3.7.
Gambar 3.7 Diagram Alir Waktu Selesai Transaksi
START
3.3.6 Waktu Antri Paket
Waktu antri paket merupakan waktu mulai menunggu untuk dilayani
oleh server ketika setiap paket yang telah tiba didalam sistem, dikarenakan
masih adanya paket yang sedang dalam proses pelayanan. Waktu antri paket
diperoleh dengan mengurangkan waktu mulai transaksi paket tersebut
dengan waktu kedatangan paket tersebut ke dalam sistem. Adapun diagram
alir untuk waktu antri (tan) dapat dilihat pada Gambar 3.8
Gambar 3.8 Diagram Alir Waktu Antri
3.3.7 Lama Waktu Paket di Dalam Sistem
Lama waktu paket di dalam sistem merupakan lamanya suatu paket
dalam antrian dan server atau lamanya setiap paket tersebut berada didalam
sistem. Lama waktu paket didalam sistem dapat diperoleh dengan
menjumlahkan lama waktu transaksi paket tersebut dengan lamanya paket
tersebut mengantri di dalam sistem. Adapun diagram alir untuk memperoleh
lama waktu didalam sistem (tds) dapat dilihat pada Gambar 3.9.
START
Inisialisasi tm[i], tk[i], N
tan[i] = tm[i] - tk[i]
Input Tabel Waktu Antri
i ++
i ≤ N
STOP
YES
Gambar 3.9 Diagram Alir Waktu di Dalam Sistem
START
Inisialisasi tt[i], tan[i], N
tds[i] = tt[i] + tan[i]
Input Tabel Waktu Dalam Sistem
i ++
i ≤ N
STOP YES
BAB IV
ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/G/1
4.1 Hasil Simulasi
Pada bab ini ditampilkan hasil simulasi yang telah dijalankan. Hasil-hasil
tersebut dimuat ke dalam tabel. Kemudian dilakukan juga perhitungan teoritis
menggunakan rumus. Selanjutnya dibandingkan hasil dari simulasi dan
perhitungan teoritis tersebut.
Setelah syntax dari simulasi telah dapat di compile dan di run, maka
pertama sekali yang dijumpai menginputkan parameter pembangkitan bilangan
acak. Bilangan yang diambil adalah : a = 65539, c = 987657 , m = 2147483647,
Z[0]=894573 sesuai dengan persyaratan pemilihan bilangan pada pembangkitan
bilangan acak. Dan kemudian menginputkan bilangan 10000 untuk jumlah paket.
Gambar 4.2 Tampilan Awal Simulasi M/D/1
Adapun logika program berjalan seperti pada rumus dan flowchart
program pada Bab III dan tabel pertama yang didapatkan adalah pembangkitan
bilangan acak yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 pada interval [0,1].
Tabel 4.1 Nilai Bilangan Acak Metode LCG
i M/M/1 M/D/1
Z[i] U[i] Z[i] U[i]
0 894573 -- 894573 --
1 648347648 0.301910 648347648 0.301910
2 1946176896 0.906259 1946176896 0.906259
3 696313856 0.324246 696313856 0.324246
4 1686131456 0.785166 1686131456 0.785166
5 8440067 0.003930 8440067 0.003930
6 1251213568 0.582642 1251213568 0.582642 7 1627428096 0.757830 1627428096 0.757830
8 939573760 0.437523 939573760 0.437523
9 1778413568 0.828138 1778413568 0.828138
10 771806208 0.359400 771806208 0.359400
… … … … …
Kemudian didapatkan hasil untuk waktu kedatangan paket (tk) tiap-tiap
paket yang terdapat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Waktu Kedatangan
Kemudian didapatkan hasil untuk waktu transaksi (tt) tiap-tiap paket yang
terdapat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Waktu Transaksi
Paket ke i M/M/1 M/D/1
Paket ke i M/M/1 M/D/1
tt (detik) tt (detik)
10 0.000051 0.000050
… … …
10000 0.000065 0.000050
Kemudian didapatkan hasil untuk waktu mulai transaksi (tm) tiap-tiap
paket yang terdapat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Waktu Mulai
Kemudian didapatkan hasil untuk waktu selesai transaksi (ts) tiap-tiap
paket yang terdapat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Waktu Selesai
Paket ke i M/M/1 M/D/1
10000 1.003540 1.003540
Paket ke i M/M/1 M/D/1
ts (detik) ts (detik)
1 0.000179 0.000170
2 0.000184 0.000220
Kemudian didapatkan hasil untuk waktu antri (tan) tiap-tiap paket yang
terdapat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Waktu Antri
Paket ke i M/M/1 M/D/1
10000 0.000000 0.000000
Kemudian didapatkan hasil untuk waktu dalam sistem (tds) tiap-tiap paket
yang terdapat pada Tabel 4.7.
Paket ke i M/M/1 M/D/1
Tabel 4.7. Waktu Dalam Sistem
10000 0.000065 0.000050
Adapun perhitungan yang terjadi di dalam program adalah sebagai berikut:
1. Rata-rata waktu dalam antrian (Wq)
Dalam simulasi, hasil dan perhitungan yang dilakukan adalah :
a. M/M/1
2. Rata-rata waktu dalam pelayanan (E(t))
Dalam simulasi, hasil dan perhitungan yang dilakukan adalah :
a. M/M/1
ttr = tttotal N =
0.5
10000 = 0.000050 detik
b. M/D/1
tttotal = 0.5 detik
ttr = tttotal N =
0.5
10000 = 0.000050 detik
3. Rata-rata waktu dalam sistem (Ws)
Dalam simulasi, hasil dan perhitungan yang dilakukan adalah :
a. M/M/1
Wstotal = 0.92 detik
Ws = Wstotal N =
0.92
10000= 0.000092 detik
b. M/D/1
4. Jumlah paket dalam antrian (Lq)
Dalam simulasi, hasil dan perhitungan yang dilakukan adalah :
a. M/M/1
1.003605 = 0.232784 paket
5. Jumlah paket dalam pelayanan (L)
Dalam simulasi, hasil dan perhitungan yang dilakukan adalah :
a. M/M/1
b. M/D/1
L = tttotal ts[10000]∗tttotal=
0.5
1.003590∗0.5 = 0.996423 paket
6. Jumlah paket dalam sistem (Ls)
Dalam simulasi, hasil dan perhitungan yang dilakukan adalah
a. M/M/1
Ls = Wstotal ts[10000] =
0.92
1.003605 = 0.912893 paket
b. M/D/1
Ls = Wstotal ts[10000] =
0.733651
1.003599 = 0.731027 paket
Simulasi pun dilakukan dengan memasukkan inputan berdasarkan banyak
paket. Tampilan hasil simulasi untuk kedua model dapat dilihat pada Gambar 4.3.
(a)
(b)
4.1.1 Hasil Simulasi 10000 paket
1. Simulasi 1
Simulasi 1 dilakukan dengan penyesuaian bilangan pengali panjang
paket sebesar 49.824 untuk hasil M/M/1 dan 49.994 untuk hasil
M/D/1 pada rumus waktu transaksi. Hasil dari simulasi kinerja
sistem antrian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Dimana:
λ = 10000 paket/detik
µ = 1
rata rata waktu pelayanan
= 1 0.000050
= 20000 paket / detik
Sehingga, didapatkan utilisasi sebesar,
ρ = �λ
=
1000020000
= 0.5
Tabel 4.8 Hasil Simulasi 1
No Parameter
Hasil M/M/1 Hasil M/D/1
1 Wq (detik) 0.000042 0.000023
2 E(t) (detik) 0.000050 0.000050
3 Ws (detik) 0.000092 0.000073
4 Lq (paket) 0.414689 0.232784
5 L (paket) 0.996407 0.996423
2. Simulasi 2
Simulasi 2 dilakukan dengan penyesuaian bilangan pengali panjang
paket sebesar 59.7886 untuk hasil M/M/1 dan 60.009 untuk hasil
M/D/1 pada rumus waktu transaksi. Hasil dari simulasi kinerja
sistem antrian ini dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Dimana:
λ = 10000 paket/detik
µ = 1
rata rata waktu pelayanan
= 1 0.000060
= 16666 paket / detik
Sehingga, didapatkan utilisasi sebesar,
ρ = λ �
=
10000 16666
= 0.6
. Tabel 4.9 Hasil Simulasi 2
No Parameter
Hasil M/M/1 Hasil M/D/1
1 Wq (detik) 0.000064 0.000039
2 E(t) (detik) 0.000060 0.000060
3 Ws (detik) 0.000124 0.000099
4 Lq (paket) 0.633758 0.390603
5 L (paket) 0.996389 0.996385
3. Simulasi 3
Simulasi 3 dilakukan dengan penyesuaian bilangan pengali panjang
paket sebesar 69.79 untuk hasil M/M/1 dan 70.019 untuk hasil
M/D/1 pada rumus waktu transaksi. Hasil dari simulasi kinerja
sistem antrian ini dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Dimana:
λ = 10000 paket/detik
µ = 1
rata rata waktu pelayanan
= 1 0.000070
= 14285 paket / detik
Sehingga, didapatkan utilisasi sebesar,
ρ = λ �
=
10000 14285
= 0.7
Tabel 4.10 Hasil Simulasi 3
No Parameter
Hasil M/M/1 Hasil M/D/1
1 Wq (detik) 0.000093 0.000064
2 E(t) (detik) 0.000070 0.000070
3 Ws (detik) 0.000163 0.000134
4 Lq (paket) 0.921665 0.635135
5 L (paket) 0.996300 0.996295
4.2.2 Hasil Simulasi 25000 paket
1. Simulasi 4
Simulasi 4 dilakukan dengan penyesuaian bilangan pengali panjang
paket sebesar 19.95 untuk hasil M/M/1 dan 20.005 untuk hasil
M/D/1 pada rumus waktu transaksi. Hasil dari simulasi kinerja
sistem antrian ini dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Dimana:
λ = 25000 paket/detik
µ = 1
rata rata waktu pel ayanan
= 1 0.000020
= 50000 paket / detik
Sehingga, didapatkan utilisasi sebesar,
ρ = �λ
=
25000 50000= 0.5
Tabel 4.11 Hasil Simulasi 3
No Parameter
Hasil M/M/1 Hasil M/D/1
1 Wq (detik) 0.000017 0.000009
2 E(t) (detik) 0.000020 0.000020
3 Ws (detik) 0.000037 0.000029
4 Lq (paket) 0.415985 0.233355
5 L (paket) 0.996472 0.996463
2. Simulasi 5
Simulasi 5 dilakukan dengan penyesuaian bilangan pengali panjang
paket sebesar 23.95 untuk hasil M/M/1 dan 23.999 untuk hasil
M/D/1 pada rumus waktu transaksi. Hasil dari simulasi kinerja
sistem antrian ini dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Dimana:
λ = 25000 paket / detik
µ = 1
rata rata waktu pelayanan
= 1 0.000024
= 41666 paket / detik
Sehingga, didapatkan utilisasi sebesar,
ρ = λ �
=
25000 41666
= 0.6
Tabel 4.12 Hasil Simulasi 5
No Parameter
Hasil M/M/1 Hasil M/D/1
1 Wq (detik) 0.000026 0.000016
2 E(t) (detik) 0.000024 0.000024
3 Ws (detik) 0.000050 0.000040
4 Lq (paket) 0.636376 0.391086
5 L (paket) 0.996458 0.996447
3. Simulasi 6
Simulasi 6 dilakukan dengan penyesuaian bilangan pengali panjang
paket sebesar 27.95 untuk hasil M/M/1 dan 27.994 untuk hasil
M/D/1 pada rumus waktu transaksi. Hasil dari simulasi kinerja
sistem antrian ini dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Dimana:
λ = 25000 paket / detik
µ = 1
rata rata waktu pelayanan
= 1 0.000028
= 35714 paket / detik
Sehingga, didapatkan utilisasi sebesar,
ρ = λ �
=
25000 35714
= 0.7
Tabel 4.13 Hasil Simulasi 6
No Parameter
Hasil M/M/1 Hasil M/D/1
1 Wq (detik) 0.000037 0.000026
2 E(t) (detik) 0.000028 0.000028
3 Ws (detik) 0.000065 0.000054
4 Lq (paket) 0.924880 0.635315
5 L (paket) 0.996444 0.996427
4.2.3 Hasil Simulasi 50000 paket
1. Simulasi 7
Simulasi 7 dilakukan dengan penyesuaian bilangan pengali panjang
paket sebesar 9.97 untuk hasil M/M/1 dan 10 untuk hasil M/D/1
pada rumus waktu transaksi. Hasil dari simulasi kinerja sistem
antrian ini dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Dimana:
λ = 50000 paket/detik
µ = 1
rata rata waktu pelayanan
= 1 0.000010
= 100000 paket / detik
Sehingga, didapatkan utilisasi sebesar,
ρ = �λ
=
50000100000
= 0.5
Tabel 4.14 Hasil Simulasi 7
No Parameter
Hasil M/M/1 Hasil M/D/1
1 Wq (detik) 0.000008 0.000005
2 E(t) (detik) 0.000010 0.000010
3 Ws (detik) 0.000018 0.000015
4 Lq (paket) 0.416021 0.233891
5 L (paket) 0.996684 0.996675
2. Simulasi 8
Simulasi 8 dilakukan dengan penyesuaian bilangan pengali panjang
paket sebesar 11.96 untuk hasil M/M/1 dan 11.9992 untuk hasil
M/D/1 pada rumus waktu transaksi. Hasil dari simulasi kinerja
sistem antrian ini dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Dimana:
λ = 50000 paket/detik
µ = 1
rata rata waktu pelayanan
= 1 0.000012
= 83333 paket /detik
Sehingga, didapatkan utilisasi sebesar,
ρ = λ �
=
50000
833333
= 0.6
Tabel 4.15 Hasil Simulasi 8
No Parameter
Hasil M/M/1 Hasil M/D/1
1 Wq (detik) 0.000013 0.000008
2 E(t) (detik) 0.000012 0.000012
3 Ws (detik) 0.000025 0.000020
4 Lq (paket) 0.635381 0.390501
5 L (paket) 0.996673 0.996665
3. Simulasi 9
Simulasi 9 dilakukan dengan penyesuaian bilangan pengali panjang
paket sebesar 13.69 untuk hasil M/M/1 dan 13.9992 untuk hasil
M/D/1 pada rumus waktu transaksi. Hasil dari simulasi kinerja
sistem antrian ini dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Dimana:
λ = 50000 paket/detik
µ = 1
rata rata waktu pelayanan
= 1 0.000014
= 71428 paket /detik
Sehingga, didapatkan utilisasi sebesar,
ρ = λ �
=
50000 71428
= 0.7
Tabel 4.16 Hasil Simulasi 9
No Parameter
Hasil M/M/1 Hasil M/D/1
1 Wq (detik) 0.000019 0.000013
2 E(t) (detik) 0.000014 0.000014
3 Ws (detik) 0.000033 0.000027
4 Lq (paket) 0.923709 0.636063
5 L (paket) 0.996662 0.996655
4.2 Hasil Teoritis
Dalam tugas akhir ini dilakukan juga perhitungan kinerja dari sistem antrian
M/G/1 berdasarkan rumus teoritis yang telah didapatkan dari buku-buku referensi.
Perhitungan dilakukan berdasarkan hasil yang didapatkan pada simulasi.
Dilakukan perhitungan untuk parameter kinerja sistem antrian, yaitu rata-rata
waktu dalam antrian, pelayanan, dan sistem serta rata-rata jumlah paket dalam
antrian, pelayanan, dan sistem. Digunakan rumus M/M/1, M/D/1 dan M/G/1 yang
umum berdasarkan ada atau tidaknya variansi.
1. Perhitungan menggunakan rumus M/M/1, sebagai berikut ini :
Pada Simulasi 1 didapatkan utilisasi sebesar 0.5 dengan λ = 10000 paket/detik
dan µ = 20000 paket/detik, kemudian digunakan rumus pada M/M/1, sehingga
didapatkan :
20000− 10000 =0.000050 detik
Lq = λ2
2. Perhitungan menggunakan rumus M/D/1, sebagai berikut ini :
Pada Simulasi 1 didapatkan utilisasi sebesar 0.5 dengan λ = 10000 paket/detik
dan µ = 20000 paket/detik, kemudian digunakan rumus pada M/D/1, sehingga
E(t) = 1
2(20000 )(20000−10000 )= 0.000025 detik
Ws = Wq +1
3. Perhitungan menggunakan rumus M/G/1, sebagai berikut ini :
Pada Simulasi 1 didapatkan utilisasi sebesar 0.5 dengan λ = 10000 paket/detik
dan µ = 20000 paket/detik, kemudian digunakan rumus pada M/D/1, sehingga
didapatkan :
E(t) = 1
μ
=
1
20000
= 0.000050 detik
a. Jika terdapat variansi, untuk memperoleh variansi (var(t)), maka
var(t) = 1
b. Jika tidak terdapat variansi, maka
var(t) = 0
Lq =λ
2[E2(t)+var (t)] 2(1−λE(t)) =
100002[0.0000502+0]
Ls = Lq +λE(t)= 0.25 + 10000(0.00005) = 0.75 paket
Dengan cara yang sama, dilakukan perhitungan teoritis untuk setiap jumlah
paket yang disimulasikan yaitu 10000 paket, 20000 paket, dan 50000 paket.
4.2.1 Hasil Teori 10000 paket
1. Teori 1
Pada Simulasi 1, utilisasi sebesar 0.5 dengan λ = 10000 paket/detik
dan µ = 20000 paket/detik. Hasil perhitungan secara teori dapat
dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Hasil Teori 1
No Parameter
Hasil Dengan Persamaan Teoritis
M/M/1 M/G/1
Pada Simulasi 2, utilisasi sebesar 0.6 dengan λ = 10000 paket/detik
dan µ = 16666 paket/detik. Hasil perhitungan secara teori dapat
Tabel 4.18 Hasil Teori 2
No Parameter
Hasil Dengan Persamaan Teoritis
M/M/1 M/G/1
Pada Simulasi 3, utilisasi sebesar 0.7 dengan λ = 10000 paket/detik
dan µ = 14285 paket/detik. Hasil perhitungan secara teori dapat
dilihat pada Tabel 4.19
Tabel 4.19 Hasil Teori 3
No Parameter
Hasil Dengan Persamaan Teoritis
M/M/1 M/G/1
4.2.2 Hasil Teori 25000 paket
1. Teori 4
Pada Simulasi 4, utilisasi sebesar 0.5 dengan λ = 25000 paket/detik
dan µ = 50000 paket/detik. Hasil perhitungan secara teori dapat dilihat
Tabel 4.20 Hasil Teori 4
No Parameter
Hasil Dengan Persamaan Teoritis
M/M/1 M/G/1
Pada Simulasi 5, utilisasi sebesar 0.6 dengan λ = 25000 paket/detik
dan µ = 41666 paket/detik. Hasil perhitungan secara teori dapat
dilihat pada Tabel 4.21
Tabel 4.21 Hasil Teori 5
No Parameter
Hasil Dengan Persamaan Teoritis
M/M/1 M/G/1
Pada Simulasi 6 didapatkan utilisasi sebesar 0.7 dengan λ = 25000
paket/detik dan µ = 35714 paket/detik. Hasil perhitungan secara teori
Tabel 4.22 Hasil Teori 6
No Parameter
Hasil Dengan Persamaan Teoritis
M/M/1 M/G/1
4.2.3 Hasil Teori untuk 50000 paket
1. Teori 7
Pada Simulasi 7, utilisasi sebesar 0.5 dengan λ = 50000 paket/detik
dan µ = 100000 paket/detik. Hasil perhitungan secara teori dapat
dilihat pada Tabel 4.23
Tabel 4.23 Hasil Teori 7
No Parameter
Hasil Dengan Persamaan Teoritis
M/M/1 M/G/1
Pada Simulasi 8 didapatkan utilisasi sebesar 0.6 dengan λ = 50000
paket/detik dan µ = 83333 paket/detik. Hasil perhitungan secara
Tabel 4.24 Hasil Teori 8
No Parameter
Hasil Dengan Persamaan Teoritis
M/M/1 M/G/1
Pada Simulasi 9, utilisasi sebesar 0.7 dengan λ = 50000 paket/detik
dan µ = 71428 paket/detik. Hasil perhitungan secara teori dapat
dilihat pada Tabel 4.25
Tabel 4.25 Hasil Teori 1
No Parameter
Hasil Dengan Persamaan Teoritis
M/M/1 M/G/1
Adapun perhitungan teoritis juga dapat dihitung menggunakan
program bahasa C yang dapat mempercepat perhitungan. Program
penghitung kinerja sistem antrian M/G/1 pada jaringan packet switching ini
4.3 Perbandingan Hasil Simulasi dengan Hasil Teoritis
Hasil dari masing masing perhitungan yaitu perhitungan secara simulasi dan
secara teori kemudian dibandingkan. Hal ini dilakukan agar diketahui apakah hasil
simulasi mendekati hasil teori atau tidak. Hasil simulasi dengan hasil teori
dibandingkan berdasarkan dengan utilisasi terhadap setiap parameternya.
Perbandingan parameter kinerjanya adalah sebagai berikut :
4.3.1 Perbandingan rata-rata waktu dalam antrian (Wq)
Data perbandingan rata-rata waktu dalam antrian (Wq) dibandingkan
setiap utilisasi (ρ) = 0.5, 0.6, dan 0.7 Tabel 4.26 memperlihatkan
perbandingan kinerja dari parameter tersebut.
Tabel 4.26 Perbandingan Rata-rata Waktu dalam Antrian (Wq)
Perbandingan Rata-rata Waktu dalam Antrian (Wq)
No Jumlah
0.5 0.000042 0.000050 0.000023 0.000025
2 0.6 0.000064 0.000090 0.000039 0.000045
3 0.7 0.000093 0.000163 0.000064 0.000082
4
25000
0.5 0.000017 0.000020 0.000009 0.000010
5 0.6 0.000026 0.000036 0.000016 0.000018
6 0.7 0.000037 0.000065 0.000026 0.000033
7
50000
0.5 0.000008 0.000010 0.000005 0.000005
8 0.6 0.000013 0.000018 0.000008 0.000009
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Rata-rata Waktu dalam Antrian (Wq)
Gambar 4.4 menunjukkan grafik perbandingan rata-rata waktu
dalam antrian secara simulasi dan teori. Dimana dapat dianalisis bahwa:
1. Hasil dari kedua jenis antrian, untuk setiap jumlah paket terhadap setiap
utilitas, diperoleh hasil teori lebih besar daripada hasil pada simulasi.
2. Besar rata-rata perbedaan kedua hasil pada utilisasi 0.5, 0.6 dan 0.7
adalah 13.6%, 26.3%, dan 50.46%
4.3.2 Perbandingan rata-rata waktu dalam pelayanan (E(t))
Data perbandingan rata-rata waktu dalam pelayanan (E(t))
dibandingkan setiap utilisasi (ρ) = 0.5, 0.6, dan 0.7. Tabel 4.27
memperlihatkan perbandingan kinerja dari parameter tersebut.
Tabel 4.27 Perbandingan Rata-rata Waktu dalam Pelayanan (E(t))
Perbandingan Rata-rata Waktu dalam Pelayanan (E(t))
No Jumlah
0.5 0.000050 0.000050 0.000050 0.000050
2 0.6 0.000060 0.000060 0.000060 0.000060
3 0.7 0.000070 0.000070 0.000070 0.000070
4
25000
0.5 0.000020 0.000020 0.000020 0.000020
5 0.6 0.000024 0.000024 0.000024 0.000024
6 0.7 0.000028 0.000028 0.000028 0.000028
7
50000
0.5 0.000010 0.000010 0.000010 0.000010
8 0.6 0.000012 0.000012 0.000012 0.000012
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Rata-rata Waktu dalam Pelayanan (E(t))
Gambar 4.5 menunjukkan grafik perbandingan rata-rata waktu dalam
pelayanan secara simulasi dan teori. Dimana dapat dianalisis bahw :
1. Hasil dari kedua jenis antrian, untuk setiap jumlah paket terhadap setiap
utilitas, diperoleh hasil teori lebih besar daripada hasil pada simulasi.
2. Besar perbedaan kedua hasil pada utilisasi 0.5, 0.6 dan 0.7 adalah 0%
semua.
4.3.3 Perbandingan Rata-rata Waktu dalam Sistem (Ws)
Data perbandingan rata-rata waktu dalam sistem (Ws) dibandingkan
setiap utilisasi (ρ) = 0.5, 0.6, dan 0.7. Tabel 4.28 memperlihatkan
perbandingan kinerja dari parameter tersebut.
Tabel 4.28 Perbandingan Rata-rata Waktu dalam Sistem (Ws)
Perbandingan Rata-rata Waktu dalam Sistem (Ws)
No Jumlah
0.5 0.000092 0.000100 0.000073 0.000075
2 0.6 0.000124 0.000150 0.000099 0.000105
3 0.7 0.000163 0.000233 0.000134 0.000152
4
25000
0.5 0.000037 0.000040 0.000029 0.000030
5 0.6 0.000050 0.000060 0.000040 0.000042
6 0.7 0.000065 0.000093 0.000054 0.000061
7
50000
0.5 0.000018 0.000020 0.000018 0.000020
8 0.6 0.000025 0.000030 0.000025 0.000030
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Rata-rata Waktu dalam Sistem (Ws)
Gambar 4.6 menunjukkan grafik perbandingan rata-rata waktu dalam
sistem secara simulasi dan teori. Dimana dapat dianalisis bahwa
1. Hasil dari kedua jenis antrian, untuk setiap jumlah paket terhadap setiap
utilitas, diperoleh hasil teori lebih besar daripada hasil pada simulasi.
2. Besar perbedaan kedua hasil pada utilisasi 0.5, 0.6 dan 0.7 adalah 7.54%,
15.33%, dan 32.9%
4.3.4 Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Antrian (Lq)
Data perbandingan rata-rata jumlah paket dalam antrian (Lq)
dibandingkan setiap utilisasi (ρ) = 0.5, 0.6, dan 0.7. Tabel 4.29
memperlihatkan perbandingan kinerja dari parameter tersebut.
Tabel 4.29 Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Antrian (Lq)
Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Antrian (Lq)
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Antrian (Lq)
Gambar 4.7 menunjukkan grafik perbandingan rata-rata jumlah
paket dalam antrian secara simulasi dan teori. Dimana dapat dianalisis
bahwa :
1. Hasil dari kedua jenis antrian, untuk setiap jumlah paket terhadap setiap
utilitas, diperoleh hasil teori lebih besar daripada hasil pada simulasi.
2. Besar perbedaan kedua hasil pada utilisasi 0.5, 0.6 dan 0.7 adalah 12.3%,
28.43% dan 52.5%
4.3.5 Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Pelayanan (L)
Data perbandingan rata-rata jumlah paket dalam pelayanan (L)
dibandingkan setiap utilisasi (ρ) = 0.5, 0.6, dan 0.7. Tabel 4.30
memperlihatkan perbandingan kinerja dari parameter tersebut.
Tabel 4.30 Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Pelayanan (L)
Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Pelayanan (L)
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Pelayanan (L)
Pada Gambar 4.8 menunjukkan grafik perbandingan rata-rata
jumlah paket dalam antrian secara simulasi dan teori. Dimana dapat
dianalisis bahwa
1. Hasil dari kedua jenis antrian, untuk setiap jumlah paket terhadap setiap
utilitas, diperoleh hasil teori lebih besar daripada hasil pada simulasi.
2. Besar perbedaan kedua hasil pada utilisasi 0.5, 0.6 dan 0.7 adalah 0.34%,
0.35%, dan 0.35%.
4.3.6 Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Sistem (Ls)
Data perbandingan rata-rata jumlah paket sistem (Ls) dibandingkan
setiap utilisasi (ρ) = 0.5, 0.6, dan 0.7. Tabel 4.31 memperlihatkan
perbandingan kinerja dari parameter tersebut.
Tabel 4.31 Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Sistem (Ls)
Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Sistem (Ls)
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Rata-rata Jumlah Paket dalam Sistem (Ls)
Gambar 4.9 menunjukkan grafik perbandingan rata-rata jumlah
paket dalam antrian secara simulasi dan teori. Dimana dapat dianalisis
bahwa
1. Hasil dari kedua jenis antrian, untuk setiap jumlah paket terhadap setiap
utilitas, diperoleh hasil teori lebih besar daripada hasil pada simulasi.
2. Besar perbedaan kedua hasil pada utilisasi 0.5, 0.6 dan 0.7 adalah 5.9%,
13.9%, dan 28.7%
4. 4 Selang Kepercayaan (Confidence Interval)
Selang kepercayaan adalah sebuah interval antara dua nilai, dimana
dipercaya nilai parameter sebuah populasi tereletak di dalam interval tersebut.
Selang kepercayaan dinyatakan dalam level 95%. Pengambilan data simulasi
diambil berulang kali dengan mengganti angka c dan Z0 pada pembangkitan
bilangan acak, karena nilai a dan m sudah merupakan ketetapan. Selang
kepercayaan 95% dicari untuk setiap parameter kinerja sistem antrian.
Untuk mendapatkan selang kepercayaan dari hasil simulasi, dilakukan
pengambilan sampel data hasil simulasi berdasarkan syarat berikut:
1. Jumlah paket yang diamati = 10000 paket
2. Laju kedatangan rata-rata paket (λ) = 10000 paket/detik
3. Laju transaksi rata-rata paket (µ) = 20000 paket/detik
4. Kecepatan server = 1 Mbps
5. Penyesuaian pengali panjang paket untuk M/M/1 = 49.824
7. Pengambilan data simulasi sebanyak 3 kali, nilai c dan Z0 pada
pengambilan pertama adalah 987657 dan 894573, pada pengambilan
kedua adalah 997319 dan 837623, dan pada pengambilan ketiga adalah
977543 dan 873931.
Teknik estimasi rata-rata µ yang digunakan pada sampel tersebut adalah
menggunakan t-interval, dimana nilai simpangan baku populasi tidak diketahui,
sehingga rumus untuk selang kepercayaan sebesar (1-α ) 100% adalah :
�̅ − �(��;��2)
Sehingga untuk selang kepercayaan 95 % dan 3 kali percobaan, rumus
akan menjadi sebagai berikut ini :
95% = (1-α ) 100% , maka α = 0.05, n = 3, df = n-1 = 3-1 = 2; ��2=0.025.
Nilai t-interval untuk selang kepercayaan 95% adalah 4.303 (didapatkan dari tabel
t-student, ��2=0.025 dan derajat bebas = 2).
Sehingga rumus menjadi :
�̅ −4.303 �
√� < µ < �̅+ 4.303 �
√� (4.2)
Tabel 4.32 menunjukkan hasil pengambilan hasil parameter sebanyak 3
Tabel 4.32 Data Sampel untuk M/M/1
Sampel Wq (detik) E(t) (detik) Ws (detik) Lq (paket) L (paket) Ls (paket) 1 0.00004200 0.00005000 0.00009200 0.41468900 0.99640700 0.91289300 2 0.00003400 0.00005200 0.00008600 0.32710700 0.99638000 0.82533800 3 0.00004200 0.00005000 0.00009200 0.41674200 0.99630000 0.91496100
�̅ 0.00003933 0.00005067 0.00009000 0.38617933 0.99636233 0.88439733 s 0.00000462 0.00000115 0.00000346 0.05116844 0.00005564 0.05115733
Tabel 4.33 Data Sampel untuk M/D/1
Sampel Wq (detik) E(t) (detik) Ws (detik) Lq (paket) L (paket) Ls (paket) 1 0.00002300 0.00005000 0.00007300 0.23278400 0.99642800 0.73102700 2 0.00002400 0.00005000 0.00007400 0.23513600 0.99638500 0.71512200 3 0.00002300 0.00005000 0.00007300 0.23363200 0.99629500 0.73211600
�̅ 0.00002333 0.00005000 0.00007333 0.23385067 0.99636933 0.72608833 s 0.00000058 0.00000000 0.00000058 0.00119115 0.00006787 0.00951272
4.4.1 Selang Kepercayaan (Confidence Interval) 95% untuk Rata-rata Waktu dalam Antrian
a. M/M/1
Selang kepercayaan 95% untuk Wq adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.00003933−4.3030.00000462
√3 <µWq< 0.00003933+ 4.303
0.00000462
√3
0.00002786<µ
b. M/D/1
Selang kepercayaan 95% untuk Wq adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.00002333−4.3030.00000058
√3 <µWq< 0.00002333+ 4.303
0.00000058
√3
0.00002158<µ
Wq< 0.00002509
4.4.2 Selang Kepercayaan (Confidence Interval) 95% untuk Rata-rata Waktu dalam Pelayanan
a. M/M/1
Selang kepercayaan 95% untuk E(t) adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.00005067−4.3030.00000115
√3 <µE(t)< 0.00005067+ 4.303
0.00000115
√3
0.00004780<µ
E(t)< 0.00005354
b. M/D/1
Selang kepercayaan 95% untuk E(t) adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.00005000−4.303 0
√3<µE(t)< 0.00005000+ 4.303
0
√3
0.00005000<µ
4.4.3 Selang Kepercayaan (Confidence Interval) 95% untuk Rata-rata Waktu dalam Sistem
a. M/M/1
Selang kepercayaan 95% untuk Ws adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.00009000−4.3030.000003460
√3 <µWs< 0.00009000+ 4.303
0.000003460
√3
0.00008139<µ
Ws< 0.00009861
b. M/D/1
Selang kepercayaan 95% untuk Ws adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.00007333−4.3030.00000058
√3 <µWs< 0.00007333+ 4.303
0.00000058
√3
0.00007158<µ
Ws< 0.00007509
4.4.4 Selang Kepercayaan (Confidence Interval) 95% untuk Jumlah Paket dalam Antrian
a. M/M/1
Selang kepercayaan 95% untuk Lq adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.38617933−4.3030.05116844
√3 <µ��< 0.38617933+ 4.303
0.05116844
√3
0.25905963<µ
b. M/D/1
Selang kepercayaan 95% untuk Lq adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.23385067−4.3030.00119115
√3 <µ��< 0.23385067−4.303
0.00119115
√3
0.23022638<µ
��< 0.23747495
4.4.5 Selang Kepercayaan (Confidence Interval) 95% untuk Jumlah Paket dalam Pelayanan
a. M/M/1
Selang kepercayaan 95% untuk L adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.99636233−4.3030.00005564
√3 <µ�< 0.99636233+ 4.303
Selang kepercayaan 95% untuk L adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.499636933−4.3030.01061208
√3 < µ�< 0.00006787+ 4.303
0.01061208
√3
0.99616283<µ
4.4.6 Selang Kepercayaan (Confidence Interval) 95% untuk Jumlah Paket dalam Sistem
a. M/M/1
Selang kepercayaan 95% untuk Ls adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.88439733−4.3030.05115733
√3 <µ��< 0.88439733+ 4.303
0.05115733
√3
0.75730521<µ
��< 1.01148945
b. M/D/1
Selang kepercayaan 95% untuk L s adalah sebagai berikut
�̅ −4.303 �
√�< µ < �̅+ 4.303 � √�
0.72608833−4.3030.00951272
√3 <µ��< 0.72608833−4.303
0.00951272
√3
0.69714417<µ
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Untuk utilisasi 0.5, diperoleh hasil simulasi dan hasil teori : E(t) memiliki
nilai yang sama, sementara Wq, Ws, Lq, L, dan Ls yang berbeda dari 0.34%
sampai 12.3%.
2. Untuk utilisasi 0.6, diperoleh hasil simulasi dan hasil teori : E(t) memiliki
nilai yang sama, sementara Wq, Ws, Lq, L, dan Ls yang berbeda dari 0.35%
sampai 28.43%.
3. Untuk utilisasi 0.7, diperoleh hasil simulasi dan hasil teori : E(t) memiliki
nilai yang sama, sementara Wq, Ws, Lq, L, dan Ls yang berbeda dari 0.35%
sampai 52.5%.
4. Data-data yang diperoleh dari hasil simulasi dan hasil perhitungan teori
menunjukkan nilai yang mendekati (tidak jauh berbeda) antara perbandingan
kedua metode tersebut.
5. Grafik setiap parameter berdasarkan jumlah paket dan utilisasi (ρ)
menunjukkan bahwa hasil teori lebih besar dari hasil simulasi.
6. Semakin besar utilisasi (ρ) semakin besar juga perbedaan hasil kedua
5.2 Saran
Untuk pengembangan selanjutnya maka dapat dilakukan dengan
pengambilan data-data secara nyata di kehidupan sehari hari untuk menghasilkan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
Antrian merupakan kejadian yang dapat dijumpai pada peristiwa-peristiwa
yang terjadi di kehidupan yang sehari-hari. Antrian ini tidak lepas dengan adanya
kegiatan menunggu karena di dalam antrian maka akan ada kegiatan menunggu,
contohnya seperti antrian pada kasir supermarket, antrian pada loket bus, antrian
pada pengisian BBM, antrian pada pembelian tiket bioskop dan
peristiwa-peristiwa lainnya.
Fasilitas pelayanan yang tidak dapat mencukupi kebutuhan (overcapacity)
yang ada akan menimbulkan adanya antrian. Untuk mengurangi peluang
terjadinya antrian ini, maka dilakukan berbagai cara, salah satunya adalah dengan
menambah fasilitas dari pelayanan. Penambahan fasilitas pelayanan cenderung
akan mengurangi dari keuntungan. Namun jika fasilitas pelayanan tidak
diperbaiki, maka kemungkinan pelanggan akan semakin berkurang. Oleh karena
itu, perlu adanya pengkajian yang tepat terhadap parameter-parameter antrian
sehingga dapat diambil keputusan yang tepat, dimana mendapatkan keuntungan di
kedua pihak, yaitu penggunan dan penyedia fasilitas.
Salah satu antrian yang dapat ditemui sehari hari dalam bidang komunikasi
adalah antrian yang terjadi pada jaringan packet switching. Packet
switching merupakan suatu metode pengiriman atau penerimaan dengan melalui
adanya proses pemecahan data kemudian dikirim menjadi beberapa bagian.
seri melalui satu jalur tertentu saja, tetapi bisa secara paralel dengan
memanfaatkan jalur koneksi lain yang tingkat kepadatannya tidak tinggi. Pada
jalur atau simpul di ujung packet switching ini terjadi adanya antrian.
2.2 Sejarah Teori Antrian
Teori antrian dipelopori oleh A. K. Erlang yang merupakan seorang insinyur
berkebangsaan Denmark, yang bekerja pada industri telepon. Adapun eksperimen
yang ia teliti adalah tentang masalah fluktuasi permintaan terhadap fasilitas
telepon dan pengaruhnya terhadap perangkat telepon yang otomatis (automatic
dialing equipment). Hal ini akan mengakibatkan pada waktu yang sibuk, operator
akan sangat kewalahan, yang menimbulkan terjadinya antrian yang cukup lama.
Erlang menerbitkan bukunya yang berjudul Solution of Some Problems in
Theory of Probabilities of Significance in Automatic Telephone Exchange pada
tahun 1917, setelah sebelumnya melakukan eksperimen dalam penghitungan
keterlambatan (delay)dari seorang operator dan penghitungan kesibukan beberapa
operator. Kemudian pada masa setelah Perang Dunia II, dilakukanlah
eksperimen-eksperimen lain yang lebih luas untuk memecahkan persoalan-persoalan umum
yang menyangkut masalah antrian[1].
2.3 Komponen Sistem Antrian
Komponen dasar dalam sistem antrian adalah kedatangan dan pelayanan.
Proses ntrian merupakan proses dimana pelanggan atau konsumen masuk ke
konsumen tersebut dilayana dan akhirnya selesai dilayani. Komponen dasar
proses antrian ada 3 yaitu[2]:
1. Sumber Kedatangan
Sumber kedatangan merupakan proses terjadinya kedatangan dari suatu
peristiwa. Sumber kedatangan ini bersifat acak yang dan dalam periode
waktu tertentu.
2. Pelayanan
Pelayanan merupakan tempat atau fasilitas yang akan menangani dari
konsumen. Pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih fasilitas pelayanan di
dalam suatu sistem antrian.
3. Antrian
Penentu antrian yaitu dari disiplin antrian, sifat kedatangan, dan proses
pelayanan.
Komponen antrian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Komponen Proses Antrian
2.4 Struktur Dasar Sistem Antrian
Pada umumnya, struktur dasar sistem antrian dikelompokkan kedalam
empat model menurut sifat-sifat dan pelayanan, yaitu [2] :
SUMBER KEDATANGAN
1. Satu Saluran Satu Tahap
Satu saluran satu tahap (single channel single phase) adalah model antrian
dimana hanya ada satu jalur dan hanya ada satu fasilitas pelayanan. Sistem
antrian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Satu Saluran Satu Tahap
2. Satu Saluran Banyak Tahap
Satu saluran banyak tahap (single channel multi phase) adalah model
antrian dimana hanya ada satu jalur, namun beberapa pelayanan. Sistem
antrian ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Satu Saluran Banyak Tahap
3. Banyak Saluran Satu Tahap
Banyak saluran dan satu tahap (multi channel single phase) adalah model
antrian dimana terdapat banyak jalur, namun hanya satu pelayanan. Sistem
antrian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.
4. Banyak Saluran Banyak Tahap
Banyak saluran banyak tahap (multichannel multi phase) adalah model
antrian dimana terdapat banyak jalur dan banyak fasilitas pelayanan. Sistem
antrian ini dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Banyak Saluran Banyak Tahap
2.5 Disiplin Sistem Antrian
Disiplin antrian adalah sebuah aturan untuk pelanggan dilayani atau disiplin
pelayanan (service discipline) sebagai urutan daripada para pelanggan untuk
ditangan dalam fasilitas pelayanan. Disiplin antrian berdasarkan urutan
kedatangan ini dapat didasarkan pada[2] :
1. First Come First Served (FCFS) atau First In First Out (FIFO)
FIFO merupakan disiplin antrian dimana yang akan dilayani lebih awal
adalah pelanggan yang datang terlebih dahulu. Contohnya dapat dilihat pada
antrian di loket karcis atau tiket.
2. Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO)
LIFO merupakan disiplin antrian dimana yang akan dilayani lebih awal
adalah yang datang paling akhir. Contohnya dapat dilihat pada sistem
3. Service in Random Order (SIRO)
SIRO merupakan disiplin antrian dimana yang akan dilayani lebih awal
adalah acak atau tidak tergantung apapun. Contohnnya dapat dilihat pada
arisan.
4. Priority Service (PS)
PSmerupakan disiplin antrian dimana yang akan dilayani lebih awal adalah
yang diprioritas khusus. Contohnya dapat dilihat pada pesta dengan tamu
VIP.
5. Round Robin (RR)
RR merupakan disiplin antrian dimana untuk fasilitas pelayanan diberikan
pada jangka waktu tertentu saja. Contohnya dapat dilihat pada sistem
komputer yaitu parallel jobs.
2.6 Karakteristik Sistem Antrian
Dalam masalah teori dalam antrian, ada beberapa dasar asumsi tentang
aspek khusus yang terdapat di dalamnya. Dalam model dasar teori antrian ini,
asumsi-asumsi yang dibuat adalah[2]:
a. Sumber Populasi
Suatu populasi yang terbatas atau tidak terbatas bisa menjadi asal tempat
pengantri yang datang ke suatu sistem. Jika tidak terdapat batas untuk
jumlah pekerjaan yang boleh menunggu dalam suatu antrian, maka disebut
dengan antrian tidak terbatas, sedangkan antrian yang terdapat batas
b. Pola Kedatangan
Untuk menggambarkan pola kedatangan cara yang umum dipakai adalah
penggunaan waktu antar kedatangan sebagai interval antara kedatangan
yang datang secara berurutan. Bila kedatangan acak atau random secara
stokastik, maka diperlukan fungsi kerapatan probabilitas dari antar waktu
kedatangan.
c. Panjang Antrian
Panjang antrian dan sumber kedatangan biasanya adalah diasumsikan
sebagai jumlah yang tidak terbatas. Meski asumsi ini tidak dapat terjadi di
kehidupan nyata atau tidak realistis.
d. Disiplin Antrian
Disiplin antrian adalah suatu metode atau aturan untuk menentukan urutan
dari pekerjaan yang dilakukan oleh fasilitas pelayanan, dalam sistem antrian
paling sering digunakan adalah yang menurut urutan waktu kedatangan
mereka datang dalam antrian, yaitu yang pertama datang akan pertama
dilayani.
e. Pola Pelayanan
Pola pelayanan dalam proses antrian akan dengan salah satu bentuk
distribusi probabilita dari waktu pelayanan. Waktu pelayanan ini biasanya
paling sering terdistribusi eksponensial negatif.
f. Keluar
Bila konsumen telah selesai dilayani, maka akan keluar dari sistem,
2.7 Notasi Sistem Antrian
Sebuah notasi sistem merupakan penunjuk dari ciri khas suatu disiplin
antrian. Notasi sistem antrian ini merupakan kombinasi proses kedatangan dengan
pelayanan. Pada umumnya notasi antrian ini dikenal sebagai notasi Kendall,
yaitu[2]:
(a/b/c):(d/e/f) (2.1)
dimana simbol a,b,c,d,e, dan f ini merupakan unsur – unsur dasar dari model
sistem antrian. Penjelasan dari simbol – simbol ini adalah sebagai berikut:
a = Distribusi waktu kedatangan
b = Distribusi waktu pelayanan atau keberangkatan
c = Jumlah pelayan dalam paralel (dimana c = 1,2,3,…, ∞)
d = Disiplin Pelayanan
e = Jumlah maksimum yang diizinkan dalam sistem
f = Jumlah paket yang ingin memasuki sistem sebagai sumber
Notasi standar ini dapat diganti dengan kode – kode yang sebenarnya dari
distribusi – distribusi yang terjadi dan bentuk – bentuk lainnya, seperti:
M = Distribusi kedatangan atau keberangkatan dari proses Poisson. Dapat
juga menggunakan distribusi eksponensial.
D = Konstanta atau deterministic interarrival atau service time (waktu
pelayanan). K Jumlah pelayanan dalam bentuk paralelatau seri.
N = Jumlah maksimum paket dalam sistem.
Ed = Distribusi Erlang atau Gamma untuk waktu antar kedatangan atau
G = Distribusi umum dari service time atau keberangkatan (departure).
GI = Distribusi umum yang independen dari proses kedatangan.
GD = General Discipline (disiplin umum) dalam antrian.
NPD = Non-Preemptive Discipline
PRD = Preemptive Discipline
2.8 Sistem Antrian M/G/1
Model antrian (M/G/1) merupakan model antrian dimana untuk banyak
kedatangannya berdistribusi Poisson atau waktu antar kedatangan berdistribusi
Eksponensial, sedangan untuk waktu pelayanannya dijabarkan dengan sebuah
distribusi General atau umum dengan rata-rata waktu pelayanan (E(t)) dan varians
dari waktu pelayanan tersebut (var(t)). Dalam sistem antrian M/G/1, terdapat 2
jenis keadaan yaitu :
1. Ketika waktu pelayanan tiap paket berbeda-beda, sehingga terdapat variansi
(var(t)<0) pada waktu pelayanannya, maka antrian akan mengikuti disiplin
antrian M/M/1.
2. Ketika waktu pelayanan tiap paket konstan, sehingga tidak terdapat variansi
(var(t) = 0) pada waktu pelayanannya, maka antrian akan mengikuti disiplin
antrian M/D/1.
Dengan demikian, sistem antrian M/G/1 dengan terdapatnya varians pada
waktu pelayanannya adalah sistem antrian M/M/1 yaitu waktu pelayanannya
terdistribusi eksponesial. Sedangkan, sistem antrian M/G/1 dengan tidak
terdapatnya varians pada waktu pelayanannya adalah sistem antrian M/D/1 yaitu
Adapun pemodelan antrian paket dari salah satu simpul pada jaringan
Packet Switching yang menggunakan antrian M/G/1 dapat dilihat pada Gambar
2.6.
Gambar 2.6 Model Antrian Paket pada salah satu simpul Packet Switching
Parameter kinerja dari sistem antrina M/G/1 adalah E(t), var(t), Ls , Lq , Ws ,
Wq, dan ρ dimana [2]:
λ : rata-rata laju kedatangan paket (paket/detik)
µ : rata-rata laju transaksi paket (paket/detik)
E(t) : rata rata waktu pelayanan/transaksi (detik)
var(t) : variansi dari waktu pelayanan/transaksi (detik2)
Ls : rata-rata jumlah paket dalam sistem (paket)
Lq : rata-rata jumlah paket dalam antrian (paket)
Ws : rata-rata waktu dalam sistem (paket)
Wq : rata-rata waktu dalam antrian (paket)
� : menyatakan utilisasi
Untuk rumus secara umum perhitungan parameter M/G/1 dapat
menggunakan persamaan berikut :
E(t) = ttr = 1
μ (2.2)
PENGIRIM server PENERIMA
var(t) = 1
Untuk perhitungan parameter kinerja dengan rumus M/M/1 digunakan
persamaan berikut:
Untuk perhitungan parameter kinerja dengan rumus M/D/1 digunakan