The Influence Of Behavior Entrepreneurial And Managarial Skill
To Performance Cattering At Cv. Adi Karya Cipta Bandung
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Jenjang Strata 1 Program Studi Manajemen Bisnis
Oleh :
Nama : Yena Novianti Suherman
Nim : 21208086
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
1 1.1 Latar Belakang
Persaingan usaha yang semakin keras, memaksa setiap perusahaan bisnis
untuk bertahan dengan bersaing dan juga bertahan dengan tepat memilih strategi
yang akan dijalankan oleh perusahaan. Hanya perusahaan yang mampu
mengembangkan usahanya, untuk itu suatu perusahaan bisnis harus mampu
memilih strategi yang tepat untuk perusahaan tersebut. Sejalan dengan sistem
perekonomian kerakyatan, keberadaan industri kecil merupakan salah satu
kekuatan ekonomi, yang harus dipertahankan dan terus dikembangkan secara
berkesinambungan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa industri kecil cukup
mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia
dibandingkan dengan industri besar.
Adanya tingkat pengangguran yang tinggi diperlukan kreativitas dari
setiap individu untuk tidak mengendalikan pekerjaan dari orang lain melainkan
menciptakan lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja yang ada dan
menghidupkan kembali roda perekonomian Indonesia
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam
jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi
kenyataan bahwa jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya
belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan mendesak bagi suksesnya
Semua orang sepakat bahwa tumbuh dan berkembangnya perekonomian di
suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha swasta besar, menengah
maupun kecil. Usaha kecil adalah perusahaan skala kecil yang mampu bertahan
karena usaha kecil juga berperan dalam pemerataan perekonomian Indonesia dan
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta memiliki potensi
menghasilkan devisa negara sebagai mana Menurut Keputusan Presiden RI no. 99
tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan
usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak
sehat.”
Kewirausahaan merupakan modal yang ada pada diri manusia untuk dapat
merangkum empat faktor produksi lainnya proses produksi dengan
altenatif-alternatif kombinasi baru antara faktor-faktor produksi untuk menghasilan strategi
dalam berusahaa yang berbeda. Kewirausahaan sendiri merupakan konsepsi, maka
untuk menerapkan dalam kegiatan usaha haruslah diwujudkan dalam berbagai
tindakan (perilaku), bisa saja seseorang punya potensi kewirausahaan yang bagus
tetapi tidak pernah diwujudkan potensi itu dalam perilaku maka potensi itu hanya
tinggal potensi yang tidak punya makna dalam dunia bisnis riil.
Perilaku kewirausahaan sebagai wujud kongket dan foktor kewirausahaan
haruslah ada dalam aktivitas bisnis, mengingat faktor ini sangat penting karena
menunjang kemajuan usaha. Banyak perusahaan yang muncul dan tumbuh
menjadi besar berkat polesan tangan para kewirausahaan yang mampu bertindak
perkembangan ekonomi saat ini peranan wirausaha tidak di ragukan lagi, karena
tumbuh tidaknya perekonomian di suatu negara terutama bergantung pada
kehadiran dan keaktiva para wirausaha.
Wirausaha yang dimaksud adalah para pengusaha yang berprilaku mandiri
yang memiliki kebiasaan dalam memilih karier sesuai dengan bidang usaha yang
diminatinya serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya.
Maka dari itu peran manajemen perusahaan sangatlah penting sebagai penggerak
yang ada dalam rangka aktifitas dan rutinitas dari sebuah organisasi, perusahaan
khususnya pada usaha kecil menengah.
Berhasil tidak atau tidaknya usaha ini sangat dipengaruhi oleh jiwa
kewirausahaan dan kemampuan manajerial dari para pengusaha. Semangat atau
jiwa seseorang dalam menjalankan suatu hal tertentu (Echols, 2000:546)
Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan,guna meningkatkan
kinerja usaha mereka, selain itu motivasi juga sangat diperlukan guna memacu
keinginan para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini
bertujuan untuk memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu
bertujuan pula memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja
mampu mengelola usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha cattering akan
bertambah maju. Perilaku kewirausahaan yang tinggi serta kemampuan manajerial
yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha, dimana dengan semakin
meningkatnya kinerja usaha dan kesejahteraan kinerja diharapkan akan dapat
memotivasi kinerja untuk merencanakan usaha sesuai kemampuan yang di miliki,
Menurut Buchari Alma (2006:5) menyatakan bahwa suatu Negara akan
mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah
penduduknya.
Di kota Bandung sebuah usaha cattering yang memanfaatkan bahan baku
makanan dari sayur mayur, lauk-pauk untuk dijadikan bahan-bahan usaha
cattering yang siap saji. berkembang sejak tahun 1986, industri ini merupakan
suatu usaha perorangan. Usaha cattering di Bandung ini masih tergolong pada
industri kecil yang ada pada umumnya kegiatan produksi dari para pekerjanya
berdomisisli di tempat tak jauh dari tempat produksi. Kinerja usaha cattering
mampu memanfaatkan suatu bahan baku makanan dari sebuah usaha cattering
yang berskala besar di wilayah sekitar untuk dijadikan sumber penghasilan.
Akan tetapi usaha kecil, memiliki hambatan dan permasalahan yang
dialami oleh para pengusahanya. Hambatan tersebut diantaranya terbatasnya
permodalan yang berdampak pemasaran produk tidak maksimal, kenaikan harga
bahan baku, tingginya biaya produksi, serta keadaan pasar yang berubah-rubah.
Begitu pula permasalahan yang dihadapi usaha cattering ini salah satunya
berkaitan dengan bahan baku . Bahan baku yang kualitasnya berstandar produksi
semakin sulit diperoleh, ditambah lagi dengan tingginya biaya produksi sehingga
hal ini dapat menghambat proses perkembangan usaha cattering CV. Adi karya
cipta di bandung.
Kinerja usaha cattering mencoba mengekspresikan kreatifitasnya dalam
memanfaatkan bahan baku makanan untuk menghasilkan suatu makanan yang
pengelolahan bahan baku yang di perlukan dalam usaha cattering dengan bebagai
macam bahan baku makanan yang ada, usaha ini berkembang mejadi meningkat
dengan berbagai paket makanan berbagai kreasi, karena usaha ini cukup
menjanjikan hingga pada akhirnya usaha cattering ini menjadi salah satu
perusahaan yang banyak di minati banyak konsumen.
Di bidang pemasaran pada awalnya berorientasi pada usaha makanaan,
usaha ini berkembang derasti karna adanya meningkatan pesesana cattering dalam
macam-macam paket- paket cattering yang ada. Selain itu pemerintah daerah pun
pengupayakan kerja sama dengan pihak lain untuk mengikutsertakan usaha
catterng yang berbagai macam menu paket makanan. Keuletan dan kreativitas
kinerja usaha cattering ini berkembang menjadi sebuah usaha kecil yang
memberikan dampak positif bagi pelanggan/konsumen.
Akan tetapi, pada kenyataaannya keadaan usaha kecil di Indonesia
sebagian besar masih terbatas dalam sumber daya manusia, mereka masih
menggunakan teknologi tradisional yang direkayasa sendiri, akses informasi
mengenai pasar dan teknologi terkadang minim. Terkadang kurang
diimplementasikannya peraturan yang mengatur usaha kecil, peraturan yang di
harapkan para pengusaha kecil dapat mendukung dalam mengembangan
usahanya.
Krisis ekonomi yang terjadi dalam era globalisasi ini membuat persaingan
bisnis menjadi semakin tajam baik di pasar domestik (Nasional) maupun di pasar
internasional (Global). Sehingga masyarakat menjadi lebih terdesak untuk
dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, seperti : kebutuhan makan,
kebutuhan sandang, dan kebutuhan lainnya.
Usaha Cattering adalah termasuk usaha kecil yang berorientasi pada laba
(profit) layaknya sebuah kewirausahaan (entrepreneurship). Usaha cattering ini
mempunyai cara tersendiri dalam mengelola usahanya agar mendapatkan
keuntungan. Manajer tunggal yang menangani usahanya mulai dari perencanaan
usaha, menggerakkan usaha sekaligus mengontrol atau mengendalikan usahanya,
padahal fungsi-fungsi manajemen tersebut jarang atau tidak pernah mereka dapati
dari pendidikan formal. Manajemen usahanya berdasarkan pada pengalaman dan
alur pikir mereka yang otomatis terbentuk sendiri berdasarkan arahan ilmu
manajemen pengelolaan usaha, hal inilah yang disebut “learning byexperience”
(belajar dari pengalaman).
Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan,guna meningkatkan
kinerja usaha mereka, selain itu motivasi juga sangat diperlukan guna memacu
keinginan para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini
bertujuan untuk memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu
bertujuan pula memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja
mampu mengelola usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha cattering akan
bertambah maju. Motivasi yang tinggi serta kemampuan manajerial yang baik
diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha, dimana dengan semakin
memotivasi kinerja untuk atau merencanakan usaha sesuai kemampuan yang di
miliki, sehingga akan dapat meningkatkan peluang kerja di sektor informal yang
pada gilirannya dapat menanggulangi tingkat pengangguran.
Selain faktor ekonomis tadi, adapun faktor lainnya yang mempengaruhi
daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari, seperti :
pendapatan mayarakat, dan kualitas barang/jasa yang dihasilkan. Untuk
menanggulangi hal tersebut maka banyak diantaranya masyarakat yang beralih
profesi menjadi seorang wirausahawan diantaranya adalah membuat bisnis dalam
bidang pangan. Banyaknya para wirausahawan yang tertarik untuk menekuni
usaha dalam bidang pangan/makanan karena keuntungan yang akan dihasilkan
besar.
Salah satu perusahaan yang brgerak dibidang makanan/cattering adalah
CV. Adi Karya Cipta Cattering. Ada berbagai macam paket yang ditawarkan
dalam perusahaan ini sehingga perusahaan ini dapat berkembang dengan pesat,
adapun paket yang ditawarkan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Paket Cattering untuk acara Pernikahan.
b. Paket Cattering untuk acara Khitanan.
c. Paket Cattering untuk acara Gathering.
d. Paket Cattering untuk acara Meeting.
e. Paket Cattering untuk acara Ulang Tahun.
f. Paket Cattering untuk acara Syukuran.
Banyaknya paket yang ditawarkan oleh CV. Adi karya cipta cattering
disajikan cukup terjamin dan higienis. CV. Adi karya cipta Cattering selalu
berusaha menampilkan, menyajikan, manawarkan harga yang relatif terjangkau
oleh semua kalangan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menghadapi
pesaing-pesaing usaha lainnya sehingga CV. Adi karya cipta cattering mampu menghadapi
persaingan.
Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan, CV. Adi Karya Cipta
Cattering kurang berinisiatif dalam mengeluarkan menu-menu baru sehingga para
pengunjung bosan dengan menu yang sudah ada kendala ini berdampat pada
penurunan pesanan. Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahan
jumlah karyawan, peningkatan omzet pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari tabel
data omzet pendapatan pada 1.2 pengusaha cattering CV. Adi karya Cipta Jl.
Taman hewan no.12 Bandung yang mampu bertahan sampai saat ini:
Tabel Data Omzet Pendapatan Usaha Cattering CV. Adi Karya Cipta di Jl. Taman Hewan no. 12 Bandung
Omzet Pendapatan
2006 Rp. 16.900.000
2007 Rp. 13.700.000
2008 Rp. 9.800.000
2009 Rp. 10.100.000
2010 Rp. 8.600.000
Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa rata-rata omzet pendapatan cattering
di Jl. Taman Hewan selama kurun waktu lima tahun mengalami penurunan yang
cukup signifikan. Di tandai dengan penurunan order cattering setiap tahunnya.
CV. Adi Karya Cipta sering kali lalai dalam mengawasi peralatan dapur
sehingga peralatan banyak yang tidak dapat di gunakan karena karyawannya
kurang berpengalaman baik dalam berkerja dan belum bisa mgelola sumber daya
alam manusia dan menggunakan alat kurang efektif dan kurang efisien. Meskipun
demikian, keberadaan cattering CV. Adi Karya Cipta tetap harus dipertahankan
mengingat usaha cettring adalah salah satu kebutuhan yang paling utama dalam
kehidupan masyarakat . usaha cattering CV. Adi Karya Cipta harus tetap didorong
sehingga mencapi kesuksesan bagi usaha cattering yang kuat.
Dari fenomena di atas, penulisan menentukan judul penelitian
“PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN KEMAMPUAN
MANAJERIAL TERHADAP KINERJA USAHA PADA CV. ADI KARYA
CIPTA CATTERING DI BANDUNG”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Setelah Wawancara dengan 15 karyawan cattering di CV. Adi karya cipta
yang masih bertahan sampai tahun 2012 ini, diketahi masalah yang terjadi pada
bisnisnya sehingga terjadinya penurunan pesanan adalah pengusaha cetring
kurang berinisiatif dalam mengeluarkan menu-menu baru sehingga penggunjung
peralatan dapur sehinggan dalam menggunakan alat karyawan kurang efektif dan
efisien.
Meskipun demikian, keberadaan CV. Adi karya cipta tetap harus
dipertahankan mengingat usaha cattering adalah salah satu kebutuhan yang harus
di utamakan oleh masyarakat atau pelanggan. Pengusaha cattering harus tetap
bertahan sehingga mencapai keberhasilan usaha yang kuat.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang penelitian yang dikemukaan di atas, maka
penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini,
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perilaku kewirausahaan pada CV. Adi Karya Cipta Cattering.
2. Bagaimana kemampuan manajerial pada CV. Adi Karya Cipta Cattering.
3. Bagaimana kinerja usahan pada CV. Adi Karya Cipta Cattering.
4. Seberapa besar pengaruh secara silmutan dan partial antara perilaku
kewirausahaan dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha pada
CV. Adi Karya Cipta Cattering.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 maksud penelitian
maksud dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk memperoleh
gambaran dan data yang lengkap mengenai pengaruh perilaku kewirausahaan dan
kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha pada usaha cattering di Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
tujuan penelitian merupakan sebuah arahan yang menjadi pedoman pada
setiap penelitian untuk menentukan jawaban atas permasalahan penelitian yang
dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perilaku kewirausahaan pada CV. Adi Karya Cipta
Cattering.
2. Untuk mengetahui kemampuan manajerial pada CV. Adi Karya Cipta
Cattering.
3. Untuk mengetahui kinerja usaha pada CV. Adi Karya Cipta Cattering.
4. Untuk mengetahui adanya secara silmutan dan partial anatara perilaku
kewirausahaan dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha pada
CV. Adi Karya Cipta Cattering.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi usaha
kecil sebagai pedoman dan sasaran dalam meningkatkan kualitas perilaku
kewirausahaan dan kemampuan manajerial. serta berguna untuk
dapat melakukan perubahan-perubahan yang positif seperti tercapainya
suatu usaha.
2. Pihak Lain
Selain itu dari penelitian ini dihaapkan dapat menjadi gambaran bagi
perusahaan-perusahaan lain yang mengalami permasalahan yang sama.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Penulis
penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis mengenai perilaku kewirausahaan dan kemampuan
manajerial terhadap kinerja usaha pada usaha cattering (UKM) sebagai
perilaku yang nyata dengan teori-teori penulis sapatka selama perkuliahan
dengan kenyataan yang terjadi dilapangan.
2. Pengembangan Ilmu Manajemen
Dari penelitian ini peneliti mengharapkan agar dapat menjadi
bahan masukan bagi pengembangan prilaku kewirausahaan dan
kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha serta dapat meningkatkan
wawasan tentang permasalahan yang di teliti sehingga dapat di peroleh
gambaran nyata tentang kebenaran fakta dengan teori-teori yang tertulis.
3. Penulis lainnya
Penelitian mengharapkan agar hasil penelitian ini berguna sebagai
informasi tambahan yang dapat memperluas pemikiran serta sebagai bahan
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti penulis mengadakan penelitian pada usaha cattering pada CV. Adi
Karya Cipta di Bandung. Untuk melancarkan kegiatan penelitian maka jadwal
penelitian diperkirakan dimulai sejak April sampai selesai.
Sedangkan waktu penelitian, dari bualn April – Mei 2012 dan berikut
bagan kegiatan pelaksanaan penelitian.
Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan Penelitian Periode 2012
No Jenis Kegiatan
Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Usulan
Penelitian
2 Penyususnan Ususlan
Penelitian
3 Pengambilan Data
4 Analisis Data
14 2.1 Kajian pustaka
2.1.1 Perilaku kewirausahaan
Setelah mengetahui arti dari perilaku dan kewirausahaan, maka dapat
dirumuskan pengertian perilaku kewirausahaan yaitu, aktivitas-aktivitas atau
kegiatan-kegiatan dari seorang wirausaha yang diantaranya dibina oleh
beberapa ciri utama yaitu, percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani
menggung resiko, kepemimpinan, kedisipilan, dan berorientasi ke masa depan.
Selanjutnya Mc Clelland dalam Suryana, 2003:40 memberikan konsep
tingkah laku kewiraswastaan/kewirausahaan sebagai pengambil risiko yang
moderat, pengetahuan terhadap hasil dari keputusan-keputusan yang diambil,
mengetahui yang bakal terjadi, penuh semangat dan memiliki keterampilan
berorganisasi.
Kewirausahaan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku. Banyak ahli
yang mengemukakan mengenai perilaku kewirausahaan ini, diantaranya
mengemukakan bahwa perilaku kewirausahaan secara umum adalah :
1. Keinovasian, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima
ide-ide baru.
2. Keberanian menanggung resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan
menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi
3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi :
a. Usaha perencanaan
b. Usaha untuk mengkoordinir
c. Usaha untuk menjaga kelancaran usaha
d. Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha
4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotifasi, melaksanakan, dan mengarahkan
tujuan usaha (Suryana, 2003 : 31)
David McClelland (1961 : 205) dalam Suryana (2003 : 31) mengemukakan
enam ciri perilaku kewirausahaan, yaitu :
1. Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang moderat,
dan bukan atas dasar kebetulan belaka.
2. Energik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif.
3. Tanggung jawab individual.
4. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan
tolak ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan.
5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa datang.
6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan, kepemimpinan,
dan manajerial.
Dengan demikian dapat dikaitkan kewirausahaan adalah individu yang
berani mengambil resiko dalam situasi yang tidak menentu. Kewirausahaan
merupakan suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda
nilai pada masyarakat. Dengan demikian dapat dibedakan bahwa kewirausahaan
adalah orang yang menciptakan kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah
melalui inkubasi gagasan, memadukan sumber daya, dan membuat gagasan
menjadi nilai tambah. Dalam semacam ini terkandung dimensi pembangunan
kewirausahaan bukan semat-mata mengejar pertumbuhan, motivasi baru, tetapi
juga untuk mencapai kemakmuran dan kejayaan bangsa. Kewirausahaan
merupakan kunci bagi pembangunan bangsa, seorang pengusaha kecil harus
memiliki sikap kemandirian (percaya pada diri sendiri dan tidak tergantung pada
orang lain), berorientasi pada tugas dan hasil bukan hanya karena hubungan baik
dan kondisi, keberanian menghadapi resiko yang diperhitungksn secara rasional.
Perilaku kewirausahaan secara umum adalah bersifat Proaktif, Orientasi
prestasi, dan Komitmen dengan pihak lain, Zimmerer dan Scarborough dikutip
oleh Benecdicta Prihatin Dwi Riyanti (2003:52).
Jadi seorang wirausaha mempunyai peranan penting untuk mencari
kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari pasar baru, pengenalan
barang-barang baru, metode berproduksi baru, sumber-sumber penyediaan
bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri baru.
2.1.1.1.Pengertian Kewirausahaan
Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan atau
pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam
untuk mendapatkan keuntungan. Jadi wirausaha adalah pejuang yang jadi teladan
dalam bidang usaha. Berikut ini beberapa pengertian wirausaha dari para ahli :
a. Scarborough dan Zimmerer (1993:5), wirausaha adalah orang yang
menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi risiko dan
ketidakpastian dengan maksud memperoleh keuntungan dan pertumbuhan
dengan cara mengenali peluang dan mengombinasikan sumber-sumber
daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluan tersebut (an
ertrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and
uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those
opportunities).
b. Marzuki Usman, (1997:3), wirausaha adalah seseorang yang memiliki
kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya
seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan
produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru.
c. Prawirokusumo, (1977:5), mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif
dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya
untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.
Pengertian wirausaha diatas dapat dibedakan dengan pekerja bebas dan
pengusaha sebagai berikut :
1. Semua orang yang bekerja bebas dalam arti bukan buruh atau pegawai
2. Selanjutnya seseorang atau sekelompok orang yang berusaha memperoleh
keuntungan, tanpa melihat besar kecilnya modal yang dipergunakan
disebut sebagai pengusaha.
Menurut Suryana (2003:1) kewirausahaan adalah : “kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses”. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (created new and different). Melalui berfikir
kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.
Kewirausahaan pada dasarnya adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik atau memperoleh keuntungan yang besar. Ada lima esensi pokok
kewirausahaan yaitu :
1. Kemampuan kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian (terutama
dalam bidang ekonomi).
2. Kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan secara
sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko.
3. Kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif.
4. Kemampuan bekerja secara teliti, tekun dan produktif.
5. Kemampuan berkarya dalam kebersamaan berdasarkan etika bisnis yang
Menurut Taufik Baharuddin dalam Yanti Maemunah (2004:27)
menjelaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang yang mempunyai
kemampuan untuk menciptakan, mencari dan memanfaatkan peluang dalam
menuju apa yang diinginkan sesuai dengan tujuan yang diterapkan.
Pengembangan konsep kewirausahaan pada diri pengusaha menjadi penting,
mengingat orang-orang yang mampu mengembangkan dan mampu mengolah
kemampuan kewirausahaannya cenderung memiliki konsep yang jelas yang
terarah dalam membangun dan membina usahanya. Mereka cenderung terpacu
untuk terus meningkatkan daya saing dengan menghasilkan produk-produk baru
melalui metode-metode yang berbeda dengan pengusaha lainnya.
Joseph Schumpeter (1996) dalam Yanti Maemunah (2004:28),
menjelaskan bahwa kewirausahaan orang-orang yang mampu menghancurkan
orde ekonomi yang sudah ada dengan memperkenalkan produk dan jasa yang baru
dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau dengan mengeksploitasi bahan
baku baru. Kewirausahaan juga dapat diartikan sebagai orang inovator yang dapat
mengembangkan teknologi yang berbeda dan konsep-konsep bisnis untuk
menghasilkan produk atau jasa, yang mampu mengenali setiap kesempatan yang
menguntungkan, yang menyusun konsep strategi perusahaan, dan yang berhasil
menerapkan ide-idenya.
Seorang wirausaha harus belajar banyak tentang dirinya sendiri, kekuatan
dan kelemahan datang dari tindakan-tindakan yang dilakukan sendiri, kegagalan
harus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar dari masa lampau dan
kegiatan-kegiatannya untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha-usaha yang tidak dikenal lelah.
2.1.1.2Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada
kemampuan pribadi wirausaha. Menurut Zimmerer (1996 : 14-15) dalam Suryana
(2003 : 44-45), mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha
gagal dalam menjalankan usaha barunya, diantaranya :
1. Tidak kompeten dalam menajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi usaha.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik faktor yang utama dalam keuangan adalah memerihara aliran
kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan
dalam memelihara aliran kas akan menghambat operesional perusahaan
dan mengakibatkan perusahaan tidak lancer.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibtkan
penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sunguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal
menjadi basar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak
akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha
hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.
Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha
Keuntungan dan kerugian kewirausahaan identik dengan keuntungan dan
kerugian pada usaha kecil milik sendiri. Peggy Lambing dan Charles L. Kuehi
dalam Yanti maemunah (2004:33) mengemukakan keuntungan dan kerugian
kewirausahaan sebagai berikut:
1. Keuntungan kewirausahaan
a. Otonomi Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat
b. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau
perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal menggembirakan.
Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat
menghasilakan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
c. Kontrol financial. Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa
kekayaan sebagai milik sendiri.
2. Kerugian Kewirausahaan
Disamping beberapa keuntungan seperti di atas, dengan berwirausaha juga
memiliki beberapa kerugian, yaitu :
a. Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan
waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan
keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan
bisnis.
b. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi
bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan
pelatihan.
c. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena
wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik
sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative
kecil dan kemungkinan gagal juga ada.
2.1.1.3 Karakteristik Kewirausahaan
Pada tahap awal berdirinya suatu perusahaan, selain dibutuhkan
kewirausahaan yang tangguh dari pengelolanya. Kewirausahaan merupakan suatu
profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
pendidikan formal dengan seni yang dapat diperoleh dari suatu rangkain kerja
yang diberikan dalam praktek.
Oleh karena itu sering wirausaha melakukan kegiatan mengorganisasikan
berbagai faktor produksi, sehingga menjadi suatu kegiatan ekonomi yang
menghasilkan profit yang merupakan balas jasa atas kesediaannya mengambil
resiko.
Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993:38), ciri-ciri
kepribadian seorang wirausaha adalah sebagai berikut :
1. Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.
2. Bersedia menanggung risiko waktu dan uang.
3. Memiliki perencanaan yang matang dan mampu mengorganisasikannya.
4. Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingan.
5. Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan
pihak lain.
6. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.
Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan
konsep yang berbeda-beda, salah satunya menurut Geoffrey G.Meredith (1996:56)
Tabel 2.1
Ciri-ciri dan watak kewirausahaan
Ciri-ciri Watak
Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,
individualistic, dan optimisme.
Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi
laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja
keras, mempunyai dorongan yang kuat.
Pengambilan resiko dan suka tantangan Kemampuan untuk mengambil resiko yang
wajar.
Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan
orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
Kedisiplian Inovatif dan kreatif serta fleksibel
Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.
Sumber : Geoffrey .G. teori dan praktek, ed.sh.Meredith, et.al.kewirausahaan :5-6
Ahli lain seperti M.Scarborough dan Thomas W.Zimmerer (1993:6-7)
dalam suryana (2003-14) mengemukakan tujuh karakteristik, yang meliputi :
1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggungjawab atas
usaha-usaha yang dilakukannya. Seorang yang memiliki rasa dan tanggungjawab
2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memiliki resiko yang moderat,
artinya ia selalu menghindari resiko, dan yang terlalu rendah maupun yang
terlalu tinggi.
3. Confidence in their ability to succes, yaitu percaya akan kemampuan
dirinya untuk berhasil, desire for immediare feedback, yaitu selalu
menghendaki umpan balik yang segera.
4. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
5. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan perspektif, dan
berwawasan jauh ke depan.
6. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan
sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
7. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari
pada uang.
Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai
berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu
ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil.
Tindakannya tidak didasari spekulasi malainkan perhitungan yang matang. Ia
berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan.
Oleh sebab itu, seorang wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat,
artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Keberanian menghadapi resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat,
memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan objektif, dan
merupakan umpan balik (feed back) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan
semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka selalu
dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan tujuan akhir.
Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri
tertentu pula. Dalam “Entrepreneurship and Small Enterprise Development
Report” (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer
(1993 :5) dalam Suryana (2003:16), dikemukakan beberapa karakteristik
kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri:
1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertive)
2. Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam pandangan dan bertindak
(sees and acts) terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan
kualitas pekerjaan, dan mengutamakan monitoring.
3. Komitmen pada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan
hubungan bisnis.
The Officer of Advocacy of Small Business Administration (1989) yang
dikutif oleh Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993:37), mengemukakan
beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil,
meliputi:
a. Memiliki kepercayaan diri untuk dapat bekerja keras secara independen
dan berani menghadapi resiko untuk memperoleh hasil.
b. Memiliki kemampuan, berorganisasi, dapat mengatur tujuan, berorientasi
c. Kreatif dan mampu melihat peluang yang ada dalam kewirausahaan.
d. Menikmati tantangan dan mencari kepuasan pribadi dalam memperoleh
ide.
2.1.1.4 Upaya Pengembangan Perilaku Kewirausahaan
Perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh seorang wirausaha pada
kenyataannya memang perlu dikembangkan, misalnya dengan menambah
pengetahuan wawasan. Penambahan pengetahuan dan wawasan itu seharusnya
dilakukan secara bertahap dan terus menerus melalui proses belajar.
Terkadang setiap proses belajar itu tidak disadari sebagai alat dalam
mengembangkan perilaku kewirausahaan, karena biasanya itu dianggap sebagai
bagian dari pengalaman. Padahal pengalaman itu sendiri dapat dijadikan cermin
untuk selalu menetukan yang terbaik di masa yang akan datang. Dengan
pengalam-pengalaman itu pula setiap wirausaha diharapkan selalu belajar dan
belajar untuk menambah pengetahuannya.
Umpan balik dan evaluasi dari pelanggan mengenai jasa dan pelayanan
wirausaha terhadap pelanggan merupakan hal yang terpenting dari dalam keempat
proses tersebut. Hal ini disebabkan karena dari umpan balik tersebut setiap
wirausaha akan selalu mampu menilai diri sendiri dan memperbaiki
kekurangan-kekurangan, baik pembentukan profil pribadi, penugasan, penelitian,
2.1.2 Kemampuan Manajerial
Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha dikuti
Siagian, 1997:107 seperti :
1. Perencanaan (planning), pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan
penentuan strategi, kebijaksanaan,proyek,program, prosedur, metode,
sisyem anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuaan,
2. pengorganisasian,
3. pemberian motivasi, memberi daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif
dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan.
4. pengawasan, proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai
dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
5. Penilaian, sesuatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan
informasi, menganalisis, dan menginterprestasikan informasi tersebut
untuk membuat keputusan-keputusan.
Adapun fungsi manajemen yang digunakan oleh para usaha di antaranya
perencanaan, pengambilan keputusan, penganggaran, pengorganisasian,
pengkoordinasian, serta pengawasan.
Memiliki kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan dengan atau tanpa
adanya orang lain. Keterampilan manajerial tergambarkan dari bagaimana cara
2.1.2.1Pengertian Manajerial
Manajerial adalah penerapan teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu
keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan
atau maksudnya dengan cara yang efisien.
2.1.3 Kinerja Usaha
Kinerja usaha adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenangnya dan
tanggung jawabnya masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1999:1).
Kinerja merupakan salah satu ukuran dari perilaku yang aktual di tempat
kerja yang bersifat dimensiona (Johnson, 1991:19) dimana dimensi kerja meliputi
:
1. kualitas output, misalnya memberikan yang terbaik untuk pelanggan
2. kuantitas output, memberikan pelayanan sesuain dengan pelanggan
inginkan
3. waktu kerja, tepat pada waktu kerja yg di tentukan manajer dan selalu di
siplin dlm bekerja.
4. kerjasama dengan rekan kerja, misalnya berbisnis dengan para pengusaha
2.1.3.1 Pengertian Kinerja
Kinerja atau performasi adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi
(Suyudi, 1999). Apabila kinerja individu baik, maka kemungkinan besar kinerja
perusahaan atau organisasi akan baik.
Menurut Levbinson (1979) Unjuk kerja atau kinerja adalah pencapaian
atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya. Sedangkan Mathis dan Jackson (2001) berpandangan bahwa kinerja
adalah fungsi dari kemampuan, usaha dan dukungan. Secara empiris dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut:
Kinerja = f(A x E x S)
A = Abitlity (kemampuan)
E = Effort (usaha)
S = Support (dukungan)
Faktor (A) berhubungan dengan rekrutmen dan seleksi yaitu kemampuan alami
dengan memilih orang berbakat dan memiliki minat yang tepat dengan pekerjaan
yang diberikan.
Faktor (E) merupakan usaha yang dilakukan seseorang yang dipengruhi oleh
masalah sumber daya manusia, seperti motivasi, insentif dan rangcangan
Faktor (S) merupakan dukungan organisasi seperti, pelatihan, konsistensi
manajemen, pengembangan karier karyawan yang jelas dan adil, peralatan yang
disediakan memadai dan harapan.
Kinerja individu dapat dilihat dari tiga elemen yang utama yaitu:
produktivitas, kualitas dan pelayanan. Komponen produtivitas individu. Menurut
Veithzal Rivai Ahmad Fawzi MB, (2005) Kinerja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah
terjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner-Bantam English
Distionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari akar kata “to
perform” dengan beberapa “entries” yaitu:
1. Melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute)
2. Memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar ( to
discharge of fulfill; as vow)
3. Melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or
complete an understaking)
4. Melakukan sesuatu yangdiharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what
is expected of a person machine).
1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada
tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta
(Stolovitch and Keeps: 1992).
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri
pekerja (Griffin: 1987).
3. Kinerja dipengaruhi oleh tujuan (Mondy and Premeaux: 1993).
4. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya (Hersey and Blanchard: 1993).
5. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang
diberikan (Casio: 1992).
6. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas
serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja
dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai
dengan baik (Donnelly, Gibson and Ivancevich: 1994).
7. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok ukur
kinerja individu. Ada tiga kriteria dalam melakukan penilian kinerja
individu, yakni:
(a) tugas individu
(c) ciri individu (Robbin: 1996)
8. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik
yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan
(Schermerhorn, Hunt and Osborn: 1991).
9. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A),
motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O), yaitu
kinerja = ƒ (A x M x O). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari
kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robbins: 1996).
Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh factor-faktor kemampuan,
motivasi dan kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang
tinggi yang sebagian merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-ringtangan yang
mengendalakan karyawan itu. Meskipun seorang individu mungkin bersedia dan
mampu, bisa saja ada rintangan yang menjadi penghambat. Sehubungan dengan
itu, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan
sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya
dengan hasil seperti yang diharapkan.
Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun) di mana
salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian
performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseoarng
atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara
Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi
berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh
keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Oleh karena itu, menurut
model partner-lawyer (Donnelly, Gibson and Invancevich: 1994), kinerja individu
pada dasarnya dipengaruhi oleh factor-faktor;
a) harapan mengenai imbalan
b) Dorongan
c) kemampuan, kebutuhan dan sifat
d) persepsi terhadap tugas
e) imbalan internal dan eksternal
f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.
Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu:
(1) kemampuan
(2) keinginan
(3) lingkungan.
Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus
mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui
pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan
tercapai. Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada
kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh
kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap
pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Sebelumnya
No Penelitian Judul Hasil penelitian Perbedaan Persamaan
1. Adnan Hakim
Karakteristik kewirausahaan,
lingkungan bisnis dan kapabilitas
organisasi:pengaruhnya terhadap stragi bisnis dan kinerja usaha
Pengaruh Budaya Etnis
dan Perilaku
Kewirausahaan
Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis di
penilaian.
4. Nenny Anggraeni
pengaruh motivasi dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima Self-Efficacy, Dan Locus Of Control Terhadap Persepsi Kinerja Usaha
Skala Kecil Dan
(2000)
Pengaruh
Faktor Eksternal dan
keberhasilan Terhadap Kinerja UMK Agribisnis Di Provinsi Papua
1996
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kinerja
usaha
Pengembangan industri kecil sebagai salah satu strategi dan kebijakan
pemerintah yang berperan penting dalam mendorong perubahan ekonomi secara
menyeluruh. Industri kecil dianggap mampu dalam memerankan peranan yang
strategis dalam kancah perekonomian Nasional. Sumbangsihnya dalam berbagai
lagi, salah satunya membuka lapangan kerja bagi perilaku usaha yang dapat
sedikitnya mengurangi angka pengangguran, dan kotribusinya terhadap
pendapatan kas negara, melalui pajak penghasilan.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari sikap kewirausahaan antara
lain yang diungkapkan Buchari Alma (2006:4) antara lain:
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikendalikan sendiri.
2. Terbuka peluang untuk mendemontrasikan kemampuan serta potensi
seseorang secara penuh.
3. Terbuka peluang memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.
4. Terbuka peluang membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
Menurut Zimmerer dan Scarborough yang dikutip oleh Benedicta Prihatin
Dwi Riyanti (2003:52) menemukan Sembilan ciri perilaku usaha yang berhasil,
yang dibagi kedalam tiga kategori sebagai berikut:
1. Bersifat proaktif, yaitu inisiatif yang tinggi dan asertif
2. Orientasi prestasi, yaitu melihat kesempatan dan bertindak langsung,
orientasi efisiensi, menekankan pekerjaan dengan kualitas tinggi,
perencanaan yang sistematis, monitoring.
3. Komitmen dengan pihak lain, yaitu komitmen yang tinggi pada pekerjaan
dan menyadari pentingnya hubungan bisnis yang mendasar.
Menurut Scarborough (2005) mengatakan bahwa:
“perilaku atau tindakan kewirausahaan atau seorang yang berani
mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan serta kesempatan
bertumbuh”
Perilaku kewirausahaan mempunyai ciri yang dominan yakni rasa percaya
diri dan kemampuan yang lebih baik dari teman seperkerjaan ataupun atasan,
mereka memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut
presepsinya. Mahmud Machfoed (2004:5)
Jadi menurut Joseph Schumpeter Entreprenuer atau Wirausaha adalah
orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang
dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis
yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada.
Didalam buku THE PORABLE MBA IN ENTREPRENEURSHIP diberikan
definisi yang lebih luas dari definisi Joseph Schumpeter tadi. Secara lengkap
definisinya adalah sebagai berikut: Entrepreneur is the person who perceives an
opportunity and creates an organization to pursue it (Bygrave,1994:2).
Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan,guna meningkatkan
kinerja usaha mereka, selain itu motivasi juga sangat diperlukan guna memacu
keinginan para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini
bertujuan untuk memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu
bertujuan pula memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja
mampu mengelola usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha cattering akan
Perilaku kewirausahaan yang tinggi serta kemampuan manajerial yang
baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha, dimana dengan semakin
meningkatnya kinerja usaha dan kesejahteraan kinerja diharapkan akan dapat
memotivasi kinerja untuk atau merencanakan usaha sesuai kemampuan yang di
miliki, sehingga akan dapat meningkatkan peluang kerja di sektor informal yang
pada gilirannya dapat menanggulangi tingkat pengangguran.
Menurut Scarborough (2005) mengatakan bahwa:
“perilaku atau tindakan kewirausahaan atau seorang yang berani
mengambil resiko sebuah usaha dan adanya pertumbuhan usaha maka mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan serta kesempatan
bertumbuh”.
Kinerja usaha adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenangnya dan
tanggung jawabnya masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1999:1).
Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Kinerja usaha ini persaingan
dan perkembangan dunia usaha semakin kuat dan tujuan sehingga untuk
meningkatkan usaha diperlukan penanganan yang serius dari setiap pengusaha
untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dimana kinerja usaha salah satu
upaya yanag harus dilakukan yaitu dengan meningkatkan sumber daya internal.
Dan diantara sumber daya internal yang paling penting adalah perilaku
kewirausahaan.
Sebab itu perilaku kewirausahaan mutlak dikembangkan melalui
lebih luas. Jika seorang pengusaha telah memiliki perilaku kewirausahaan maka
pengusaha itu telah meyakini perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan, di tunjang dengan kreativitas keinovasian dan berani mengambil
resiko. Dengan sendirinya tujuan yang hendak dicapai akan terpenuhi.
Berdasarkan pendapat para ahli dan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial berpengaruh dalam
menentukan kinerja usaha. Sehingga para pengusaha dalam meningkatkan
usahanya dituntut untuk memiliki perilaku kewirausaahaan.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kewirausahaan sangat
penting dimiliki oleh setiap perusahaan guna mendukung tercapainya suatu usaha.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Variabel bebas (independent variabel) atau variabel yang mempengaruhi
variabel lain adalah pengaruh perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial.
dan variabel terkait (dependent) atau variabel yang diperngaruhi oleh vareabel lain
adalah kinerja usaha. Sebuah usaha kecil yang menginginkan kinerja usahanya ,
maka perusahaan tersebut harus memperhatikan perilaku kewirausahaan dan Perilaku
Kewirausahaan (X1)
Kinerja Usaha (Y) Kemampuan
kemampuan manajerial, karena hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja usaha
pada usaha cattering tersebut.
2.2.1 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dan Kinerja Usaha
Dewasa ini persaingan dan perkembangan dunia usaha semakin ketat dan
tajam sehingga untuk meningkatkan usaha diperlukan penanganan yang serius
dari setiap pengusaha untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dimana untuk
meningkatkan keberhasilan usaha salah satu upaya yang harus dilakukan yaitu
dengan meningkatkan sumber daya internal. Dan antara sumber daya internal
yang paling penting adalah perilaku kewirausahaan.
Sebab itu perilaku kewirausahaan mutlak dikembangkan melalui
pendidikan, latihan, lokakarya, dan kesempatan-kesempatan memperoleh wawsan
yang lebih luas.
Bheva (1993) “bahwa faktor ekstrenal untuk meluncurkan suatu usaha di
mulai dengan adanya pemahaman akan peluang dan pola perilaku yang
terstimulasi secara individu”
Herri (2003) Kewirausahaan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
usaha, kewirausahaan mempunyai dampak pertumbuhan usaha (Lee, 2001),
karakteristik kewirausahaan mempunyai kontribusi terhadap kemajuan usaha”
Jika seorang pengusaha telah memliki perilaku kewirausahaan maka
pengusaha itu telah menyakini perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan, ditunjang denga kreativitas, keinovasian dan keberanian mengambil
Berdasarkan pendapatan para ahli dan hasil penelitian daat disimpulkan bahwa
perilaku kewirausahaan berpengaruh dalam menentuan kinerja usaha. Sehingga
para pengusaha dapat menentukan usahanya dituntu untuk memilki perilaku
kewirausahaan.
2.2.3 Hubungan Kemampuan Manajerial dan Kinerja Usaha
Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan,guna meningkatkan
kinerja usaha mereka, selain itu juga sangat diperlukan guna memacu keinginan
para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini bertujuan untuk
memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu bertujuan pula
memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja mampu mengelola
usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha cattering akan bertambah maju
Gambar 2.2 Paradigma penelitian
2.3 Hipotesis
Umi Narimawati (2007:73)
“Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai
Adapun hipotesis yang penelitian simpulkan adalah :
Hipotesis Utama
Terdapat Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial
Terhadap Kinerja Usaha
Sub Hipotesis
1. Terdapat Prngaruh Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha
71 4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
CV. Adi Karya Cipta merupakan salah satu usaha cattering yang berada di
Jl. Taman Hewan No. 12/56 Bandung yang resmi berdiri sekitar dua puluh tiga
tahun sampai sekarang usahanya pun berkembang dengan baik, tepatnya pada
tanggal 15 Januari 1989. Perintis berdirinya CV. Adi Karya Cipta Cattering ini
adalah ide dari ibu Sri Hadi Sucipto yang sekaligus sebagai pemilik usaha
cattering. Sebelum berbadan hukum CV. Adi Karya Cipta Cattering merupakan
usaha kecil yang hanya membuka tempat makan yang hanya menggunakan begasi
rumah sabagai tempat usaha. Adapun karyawannya pada saat itu hanya berjumlah
2 orang karyawan. Dan usaha cattering ini berkembang dengan baik sehingga
dapat membeli ruko di daerah Taman hewan yang tempatnya trategis untuk
membuka usaha cattering ini. Berhubung usaha ini dekat dengan perkantoran dan
komplek perumahan sehingga banyak warga kompek maupun karyawan kantor
yang makan siang di rumahan makan CV.Adi Karya Cipta ini.
Semakin hari usaha ini semakin berkembang sanggat baik, hal ini
membuat Ibu Sri Hadi Sucipto kewalahan dikarenakan kurangnya karyawan
sedangkan permintaan pesanan pun semakin bertambah. Adapun pesanan
syukuran. Dari permasalahan ini Ibu Sri Hadi Sucipto berfikir untuk menambah
karyawan agar mempermudah usahanya. Sampai dengan sekarang CV. Adi Karya
Cipta Cattering mempunyai karyawan yang berjumlah 15 orang. Dan usaha ini
pun telah mendapatkan izin usaha dan juga telah memiliki sertifikat yang
diperoleh dari departemen kesehatan tentang standar usaha cattering.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan sarana bagi perusahaan dalam
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan
dengan melalui kerja sama antar individu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam organisasi, anggotanya harus bekerjasama dalam
menggabungkan diri pada berbagai kegiatan agar sasaran dan tujuan yang telah
diterapkan dapat dicapai lebih mudah. Supaya setiap anggota organisasi tersebut
dapat bekerja secara efektif, maka terlebih dahulu harus mengetahui seluruh
kegiatan yang harus dikerjakan.
Hal ini lah yang menyebabkan harus dibuatnya struktur organinasi yang
baik. Dalam struktur organisasi yang harus diutamakan adalah terciptanya
hubungan yang harmonis dalam setiap anggota dengan didasarkan kepentingan
masing-masing yang diseimbangkan satu sama lain untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Untuk dapat bekerja dengan efektif, suatu perusahaan perlu pemahan
yang jelas tentang struktur organisasinya dengan melihat bagian organisasi dapat
perusahaan, struktur organisasi merupakan pola formal kegiatan dan hubungan
antar berbagai sub unit organisasi.
CV. Adi Karya Cipta memiliki struktur organisasi yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas produk dan pelayanan serta untuk mengatasi tantangan dan
peluang bisnis yang semakin kompetitif sehingga proses pencapaian tujunan
perusahaan dapat tercapai dan terlaksana secara efesien. Susunan organisasi CV.
Adi Karya Cipta dapat di lihat lebih helas pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.1
Struktur Organisasi CV. Adi Karya Cipta Cattering
Sumber: CV. Adi Karya Cipta Cattering
PEMILIK
OPERASINAL MANAGER
BAG. KEUANGAN BAG. PEMASARAN
PRODUKSI
Bag. Bahan Baku
Bag. Packing
Bag. Pengantar Bag.
Keuangan Cash Bag.
4.1.3 Job Description
Pemilik
a. Membuat program kerja
b. Memberikan bimbingan, pengarahan, serta perintah kepada bawahan.
c. Menilai hasil kerja bawahan
d. Bertanggung jawab sepenuhnya atas aktivitas usaha cattering.
e. Membuat kebijakan perusahaan.
Operasional Manajer
a. Membuat program kerja
b. Memberikan bimbingan, pengarahan, serta perintah kepada bawahan.
c. Menilai hasil kerja bawahan
d. Bertanggung jawab sepenuhnya atas aktivitas usaha cattering.
e. Membuat kebijakan perusahaan.
Operasional Manajer
a. Melaksanakan kegiatan operasinalperusahaan sehari-hari
b. Menjalankan tugas dan perintah dari pemilik serta pertanggung
jawabannya.
c. Mengawasi dan memberikan intruksi kepada bawahan.
Produksi
a. Bertanggung jawab kepada pemilik
b. Melakukan pengawasan langsung terhadap penjualan pruduk
Pemasaran
a. Meningkatkan penjualan, pemeliharaan dan pendapatan pelanggan.
b. Bertanggung jawab kepada pemilik
c. Merumuskan dan melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan promosi
d. Mengawasi target penjualan dan merumuskan rencana penjualan
berdasarkan target penjualan
Keuangan
a. Bertanggung jawab kepada pemilik
b. Membuat laporan tentang keuangan yang ada di perusahaan
c. Melakukan pembayaran atas gaji para pegawai
4.1.4 Aktivitas Perusahaan
Aktivitas perusahaan cattering pada CV. Adi Karya Ciptaadalah sebagai
berikut :
1. Memproduksi berbagai macam-macam bahan baku dengan berbagai jenis
yang menggunakan bahan baku dari sayur-sayuran, lauk pauk, bumbum
penyedap rasa serta bahan tambahan lainnya. Dengan proses pembersihan
bahan baku, pemotongan sayur-sayuran dan daging, lalu meracik bumbu yg
akan di buat untuk bermacam-macam masakan serta dan lain-lain sampai
dengan pembungkusan makan yang siap saji dan pengepakan dan
2. Memperluas pangsa pasar dalam wilayah pemasaran yang dijadikan target
penjualan.
3. Menciptakan dan mengembangkan menu-menu yang baru atau sesuai
dengan pesanan.
Adapun menu-menu yang di buat oleh CV. Adi Karya Cipta pada saat
ini adalah ada berbagai menu-menu makanan siap saji diantaranya seperti :
Paket Cattering untuk acara Pernikahan.
Paket Cattering untuk acara Khitanan.
Paket Cattering untuk acara Gathering.
Paket Cattering untuk acara Meeting.
Paket Cattering untuk acara Ulang Tahun.
4.2 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan yaitu dengan menyebarkan
kuesioner kepada 15 orang responden yang menjadi sampel adalah karyawan CV.
Adi Karya Cipta Cattering yang ber alamat Jl. Taman Hewan no. 12/56 Bandung.
Profil responden yang harus di isi adalah jenis kelamin, tingkat
pendidikan, usia, lama bekerja.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Mengenai jenis kelamin parayawan CV. Adi Karya Cipta Jl. Taman
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Kategori Frekuensi %
Laki-laki 5 33,33
Perempuan 10 66,66
Jumlah 15 100
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa mayoritas karyawan CV. Adi
Karya Cipta berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 66.66% karena usaha
cattering lebih identik pada jenis kelamin peremuan untuk urusan di dapur
sedangkan berjenis laki-laki di butuhkannya lebih sedikit yaitu sebesar 33.33%
dari 15 orang karyawan yang menjadi responden.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Penjabaran berdasarkan latar belakang pendidikan yang ditempuh oleh
usaha cattering di Jl. Taman Hewan Bandung dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut
ini :
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kategori Frekuensi %
Tamat SD 0 0
Tamat SMP 3 20
Tamat SMU 10 66,66
Tamat Perguruan Tinggi 2 13,33
Jumlah 15 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan formal yang