• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha Cattering Pada CV. Adi Karya Cipta Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha Cattering Pada CV. Adi Karya Cipta Bandung"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

The Influence Of Behavior Entrepreneurial And Managarial Skill

To Performance Cattering At Cv. Adi Karya Cipta Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Jenjang Strata 1 Program Studi Manajemen Bisnis

Oleh :

Nama : Yena Novianti Suherman

Nim : 21208086

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

1 1.1 Latar Belakang

Persaingan usaha yang semakin keras, memaksa setiap perusahaan bisnis

untuk bertahan dengan bersaing dan juga bertahan dengan tepat memilih strategi

yang akan dijalankan oleh perusahaan. Hanya perusahaan yang mampu

mengembangkan usahanya, untuk itu suatu perusahaan bisnis harus mampu

memilih strategi yang tepat untuk perusahaan tersebut. Sejalan dengan sistem

perekonomian kerakyatan, keberadaan industri kecil merupakan salah satu

kekuatan ekonomi, yang harus dipertahankan dan terus dikembangkan secara

berkesinambungan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa industri kecil cukup

mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia

dibandingkan dengan industri besar.

Adanya tingkat pengangguran yang tinggi diperlukan kreativitas dari

setiap individu untuk tidak mengendalikan pekerjaan dari orang lain melainkan

menciptakan lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja yang ada dan

menghidupkan kembali roda perekonomian Indonesia

Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam

jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi

kenyataan bahwa jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya

belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan mendesak bagi suksesnya

(5)

Semua orang sepakat bahwa tumbuh dan berkembangnya perekonomian di

suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha swasta besar, menengah

maupun kecil. Usaha kecil adalah perusahaan skala kecil yang mampu bertahan

karena usaha kecil juga berperan dalam pemerataan perekonomian Indonesia dan

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta memiliki potensi

menghasilkan devisa negara sebagai mana Menurut Keputusan Presiden RI no. 99

tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang

berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan

usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak

sehat.”

Kewirausahaan merupakan modal yang ada pada diri manusia untuk dapat

merangkum empat faktor produksi lainnya proses produksi dengan

altenatif-alternatif kombinasi baru antara faktor-faktor produksi untuk menghasilan strategi

dalam berusahaa yang berbeda. Kewirausahaan sendiri merupakan konsepsi, maka

untuk menerapkan dalam kegiatan usaha haruslah diwujudkan dalam berbagai

tindakan (perilaku), bisa saja seseorang punya potensi kewirausahaan yang bagus

tetapi tidak pernah diwujudkan potensi itu dalam perilaku maka potensi itu hanya

tinggal potensi yang tidak punya makna dalam dunia bisnis riil.

Perilaku kewirausahaan sebagai wujud kongket dan foktor kewirausahaan

haruslah ada dalam aktivitas bisnis, mengingat faktor ini sangat penting karena

menunjang kemajuan usaha. Banyak perusahaan yang muncul dan tumbuh

menjadi besar berkat polesan tangan para kewirausahaan yang mampu bertindak

(6)

perkembangan ekonomi saat ini peranan wirausaha tidak di ragukan lagi, karena

tumbuh tidaknya perekonomian di suatu negara terutama bergantung pada

kehadiran dan keaktiva para wirausaha.

Wirausaha yang dimaksud adalah para pengusaha yang berprilaku mandiri

yang memiliki kebiasaan dalam memilih karier sesuai dengan bidang usaha yang

diminatinya serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya.

Maka dari itu peran manajemen perusahaan sangatlah penting sebagai penggerak

yang ada dalam rangka aktifitas dan rutinitas dari sebuah organisasi, perusahaan

khususnya pada usaha kecil menengah.

Berhasil tidak atau tidaknya usaha ini sangat dipengaruhi oleh jiwa

kewirausahaan dan kemampuan manajerial dari para pengusaha. Semangat atau

jiwa seseorang dalam menjalankan suatu hal tertentu (Echols, 2000:546)

Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan,guna meningkatkan

kinerja usaha mereka, selain itu motivasi juga sangat diperlukan guna memacu

keinginan para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini

bertujuan untuk memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu

bertujuan pula memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja

mampu mengelola usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha cattering akan

bertambah maju. Perilaku kewirausahaan yang tinggi serta kemampuan manajerial

yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha, dimana dengan semakin

meningkatnya kinerja usaha dan kesejahteraan kinerja diharapkan akan dapat

memotivasi kinerja untuk merencanakan usaha sesuai kemampuan yang di miliki,

(7)

Menurut Buchari Alma (2006:5) menyatakan bahwa suatu Negara akan

mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah

penduduknya.

Di kota Bandung sebuah usaha cattering yang memanfaatkan bahan baku

makanan dari sayur mayur, lauk-pauk untuk dijadikan bahan-bahan usaha

cattering yang siap saji. berkembang sejak tahun 1986, industri ini merupakan

suatu usaha perorangan. Usaha cattering di Bandung ini masih tergolong pada

industri kecil yang ada pada umumnya kegiatan produksi dari para pekerjanya

berdomisisli di tempat tak jauh dari tempat produksi. Kinerja usaha cattering

mampu memanfaatkan suatu bahan baku makanan dari sebuah usaha cattering

yang berskala besar di wilayah sekitar untuk dijadikan sumber penghasilan.

Akan tetapi usaha kecil, memiliki hambatan dan permasalahan yang

dialami oleh para pengusahanya. Hambatan tersebut diantaranya terbatasnya

permodalan yang berdampak pemasaran produk tidak maksimal, kenaikan harga

bahan baku, tingginya biaya produksi, serta keadaan pasar yang berubah-rubah.

Begitu pula permasalahan yang dihadapi usaha cattering ini salah satunya

berkaitan dengan bahan baku . Bahan baku yang kualitasnya berstandar produksi

semakin sulit diperoleh, ditambah lagi dengan tingginya biaya produksi sehingga

hal ini dapat menghambat proses perkembangan usaha cattering CV. Adi karya

cipta di bandung.

Kinerja usaha cattering mencoba mengekspresikan kreatifitasnya dalam

memanfaatkan bahan baku makanan untuk menghasilkan suatu makanan yang

(8)

pengelolahan bahan baku yang di perlukan dalam usaha cattering dengan bebagai

macam bahan baku makanan yang ada, usaha ini berkembang mejadi meningkat

dengan berbagai paket makanan berbagai kreasi, karena usaha ini cukup

menjanjikan hingga pada akhirnya usaha cattering ini menjadi salah satu

perusahaan yang banyak di minati banyak konsumen.

Di bidang pemasaran pada awalnya berorientasi pada usaha makanaan,

usaha ini berkembang derasti karna adanya meningkatan pesesana cattering dalam

macam-macam paket- paket cattering yang ada. Selain itu pemerintah daerah pun

pengupayakan kerja sama dengan pihak lain untuk mengikutsertakan usaha

catterng yang berbagai macam menu paket makanan. Keuletan dan kreativitas

kinerja usaha cattering ini berkembang menjadi sebuah usaha kecil yang

memberikan dampak positif bagi pelanggan/konsumen.

Akan tetapi, pada kenyataaannya keadaan usaha kecil di Indonesia

sebagian besar masih terbatas dalam sumber daya manusia, mereka masih

menggunakan teknologi tradisional yang direkayasa sendiri, akses informasi

mengenai pasar dan teknologi terkadang minim. Terkadang kurang

diimplementasikannya peraturan yang mengatur usaha kecil, peraturan yang di

harapkan para pengusaha kecil dapat mendukung dalam mengembangan

usahanya.

Krisis ekonomi yang terjadi dalam era globalisasi ini membuat persaingan

bisnis menjadi semakin tajam baik di pasar domestik (Nasional) maupun di pasar

internasional (Global). Sehingga masyarakat menjadi lebih terdesak untuk

(9)

dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, seperti : kebutuhan makan,

kebutuhan sandang, dan kebutuhan lainnya.

Usaha Cattering adalah termasuk usaha kecil yang berorientasi pada laba

(profit) layaknya sebuah kewirausahaan (entrepreneurship). Usaha cattering ini

mempunyai cara tersendiri dalam mengelola usahanya agar mendapatkan

keuntungan. Manajer tunggal yang menangani usahanya mulai dari perencanaan

usaha, menggerakkan usaha sekaligus mengontrol atau mengendalikan usahanya,

padahal fungsi-fungsi manajemen tersebut jarang atau tidak pernah mereka dapati

dari pendidikan formal. Manajemen usahanya berdasarkan pada pengalaman dan

alur pikir mereka yang otomatis terbentuk sendiri berdasarkan arahan ilmu

manajemen pengelolaan usaha, hal inilah yang disebut “learning byexperience”

(belajar dari pengalaman).

Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan,guna meningkatkan

kinerja usaha mereka, selain itu motivasi juga sangat diperlukan guna memacu

keinginan para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini

bertujuan untuk memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu

bertujuan pula memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja

mampu mengelola usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha cattering akan

bertambah maju. Motivasi yang tinggi serta kemampuan manajerial yang baik

diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha, dimana dengan semakin

(10)

memotivasi kinerja untuk atau merencanakan usaha sesuai kemampuan yang di

miliki, sehingga akan dapat meningkatkan peluang kerja di sektor informal yang

pada gilirannya dapat menanggulangi tingkat pengangguran.

Selain faktor ekonomis tadi, adapun faktor lainnya yang mempengaruhi

daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari, seperti :

pendapatan mayarakat, dan kualitas barang/jasa yang dihasilkan. Untuk

menanggulangi hal tersebut maka banyak diantaranya masyarakat yang beralih

profesi menjadi seorang wirausahawan diantaranya adalah membuat bisnis dalam

bidang pangan. Banyaknya para wirausahawan yang tertarik untuk menekuni

usaha dalam bidang pangan/makanan karena keuntungan yang akan dihasilkan

besar.

Salah satu perusahaan yang brgerak dibidang makanan/cattering adalah

CV. Adi Karya Cipta Cattering. Ada berbagai macam paket yang ditawarkan

dalam perusahaan ini sehingga perusahaan ini dapat berkembang dengan pesat,

adapun paket yang ditawarkan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Paket Cattering untuk acara Pernikahan.

b. Paket Cattering untuk acara Khitanan.

c. Paket Cattering untuk acara Gathering.

d. Paket Cattering untuk acara Meeting.

e. Paket Cattering untuk acara Ulang Tahun.

f. Paket Cattering untuk acara Syukuran.

Banyaknya paket yang ditawarkan oleh CV. Adi karya cipta cattering

(11)

disajikan cukup terjamin dan higienis. CV. Adi karya cipta Cattering selalu

berusaha menampilkan, menyajikan, manawarkan harga yang relatif terjangkau

oleh semua kalangan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menghadapi

pesaing-pesaing usaha lainnya sehingga CV. Adi karya cipta cattering mampu menghadapi

persaingan.

Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan, CV. Adi Karya Cipta

Cattering kurang berinisiatif dalam mengeluarkan menu-menu baru sehingga para

pengunjung bosan dengan menu yang sudah ada kendala ini berdampat pada

penurunan pesanan. Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahan

jumlah karyawan, peningkatan omzet pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari tabel

data omzet pendapatan pada 1.2 pengusaha cattering CV. Adi karya Cipta Jl.

Taman hewan no.12 Bandung yang mampu bertahan sampai saat ini:

Tabel Data Omzet Pendapatan Usaha Cattering CV. Adi Karya Cipta di Jl. Taman Hewan no. 12 Bandung

Omzet Pendapatan

2006 Rp. 16.900.000

2007 Rp. 13.700.000

2008 Rp. 9.800.000

2009 Rp. 10.100.000

2010 Rp. 8.600.000

(12)

Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa rata-rata omzet pendapatan cattering

di Jl. Taman Hewan selama kurun waktu lima tahun mengalami penurunan yang

cukup signifikan. Di tandai dengan penurunan order cattering setiap tahunnya.

CV. Adi Karya Cipta sering kali lalai dalam mengawasi peralatan dapur

sehingga peralatan banyak yang tidak dapat di gunakan karena karyawannya

kurang berpengalaman baik dalam berkerja dan belum bisa mgelola sumber daya

alam manusia dan menggunakan alat kurang efektif dan kurang efisien. Meskipun

demikian, keberadaan cattering CV. Adi Karya Cipta tetap harus dipertahankan

mengingat usaha cettring adalah salah satu kebutuhan yang paling utama dalam

kehidupan masyarakat . usaha cattering CV. Adi Karya Cipta harus tetap didorong

sehingga mencapi kesuksesan bagi usaha cattering yang kuat.

Dari fenomena di atas, penulisan menentukan judul penelitian

“PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN KEMAMPUAN

MANAJERIAL TERHADAP KINERJA USAHA PADA CV. ADI KARYA

CIPTA CATTERING DI BANDUNG”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Setelah Wawancara dengan 15 karyawan cattering di CV. Adi karya cipta

yang masih bertahan sampai tahun 2012 ini, diketahi masalah yang terjadi pada

bisnisnya sehingga terjadinya penurunan pesanan adalah pengusaha cetring

kurang berinisiatif dalam mengeluarkan menu-menu baru sehingga penggunjung

(13)

peralatan dapur sehinggan dalam menggunakan alat karyawan kurang efektif dan

efisien.

Meskipun demikian, keberadaan CV. Adi karya cipta tetap harus

dipertahankan mengingat usaha cattering adalah salah satu kebutuhan yang harus

di utamakan oleh masyarakat atau pelanggan. Pengusaha cattering harus tetap

bertahan sehingga mencapai keberhasilan usaha yang kuat.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang penelitian yang dikemukaan di atas, maka

penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini,

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perilaku kewirausahaan pada CV. Adi Karya Cipta Cattering.

2. Bagaimana kemampuan manajerial pada CV. Adi Karya Cipta Cattering.

3. Bagaimana kinerja usahan pada CV. Adi Karya Cipta Cattering.

4. Seberapa besar pengaruh secara silmutan dan partial antara perilaku

kewirausahaan dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha pada

CV. Adi Karya Cipta Cattering.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 maksud penelitian

maksud dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk memperoleh

(14)

gambaran dan data yang lengkap mengenai pengaruh perilaku kewirausahaan dan

kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha pada usaha cattering di Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

tujuan penelitian merupakan sebuah arahan yang menjadi pedoman pada

setiap penelitian untuk menentukan jawaban atas permasalahan penelitian yang

dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perilaku kewirausahaan pada CV. Adi Karya Cipta

Cattering.

2. Untuk mengetahui kemampuan manajerial pada CV. Adi Karya Cipta

Cattering.

3. Untuk mengetahui kinerja usaha pada CV. Adi Karya Cipta Cattering.

4. Untuk mengetahui adanya secara silmutan dan partial anatara perilaku

kewirausahaan dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha pada

CV. Adi Karya Cipta Cattering.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi usaha

kecil sebagai pedoman dan sasaran dalam meningkatkan kualitas perilaku

kewirausahaan dan kemampuan manajerial. serta berguna untuk

(15)

dapat melakukan perubahan-perubahan yang positif seperti tercapainya

suatu usaha.

2. Pihak Lain

Selain itu dari penelitian ini dihaapkan dapat menjadi gambaran bagi

perusahaan-perusahaan lain yang mengalami permasalahan yang sama.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Penulis

penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan penulis mengenai perilaku kewirausahaan dan kemampuan

manajerial terhadap kinerja usaha pada usaha cattering (UKM) sebagai

perilaku yang nyata dengan teori-teori penulis sapatka selama perkuliahan

dengan kenyataan yang terjadi dilapangan.

2. Pengembangan Ilmu Manajemen

Dari penelitian ini peneliti mengharapkan agar dapat menjadi

bahan masukan bagi pengembangan prilaku kewirausahaan dan

kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha serta dapat meningkatkan

wawasan tentang permasalahan yang di teliti sehingga dapat di peroleh

gambaran nyata tentang kebenaran fakta dengan teori-teori yang tertulis.

3. Penulis lainnya

Penelitian mengharapkan agar hasil penelitian ini berguna sebagai

informasi tambahan yang dapat memperluas pemikiran serta sebagai bahan

(16)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti penulis mengadakan penelitian pada usaha cattering pada CV. Adi

Karya Cipta di Bandung. Untuk melancarkan kegiatan penelitian maka jadwal

penelitian diperkirakan dimulai sejak April sampai selesai.

Sedangkan waktu penelitian, dari bualn April – Mei 2012 dan berikut

bagan kegiatan pelaksanaan penelitian.

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan Penelitian Periode 2012

No Jenis Kegiatan

Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Usulan

Penelitian

2 Penyususnan Ususlan

Penelitian

3 Pengambilan Data

4 Analisis Data

(17)
(18)
(19)

14 2.1 Kajian pustaka

2.1.1 Perilaku kewirausahaan

Setelah mengetahui arti dari perilaku dan kewirausahaan, maka dapat

dirumuskan pengertian perilaku kewirausahaan yaitu, aktivitas-aktivitas atau

kegiatan-kegiatan dari seorang wirausaha yang diantaranya dibina oleh

beberapa ciri utama yaitu, percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani

menggung resiko, kepemimpinan, kedisipilan, dan berorientasi ke masa depan.

Selanjutnya Mc Clelland dalam Suryana, 2003:40 memberikan konsep

tingkah laku kewiraswastaan/kewirausahaan sebagai pengambil risiko yang

moderat, pengetahuan terhadap hasil dari keputusan-keputusan yang diambil,

mengetahui yang bakal terjadi, penuh semangat dan memiliki keterampilan

berorganisasi.

Kewirausahaan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku. Banyak ahli

yang mengemukakan mengenai perilaku kewirausahaan ini, diantaranya

mengemukakan bahwa perilaku kewirausahaan secara umum adalah :

1. Keinovasian, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima

ide-ide baru.

2. Keberanian menanggung resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan

menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi

(20)

3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi :

a. Usaha perencanaan

b. Usaha untuk mengkoordinir

c. Usaha untuk menjaga kelancaran usaha

d. Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha

4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotifasi, melaksanakan, dan mengarahkan

tujuan usaha (Suryana, 2003 : 31)

David McClelland (1961 : 205) dalam Suryana (2003 : 31) mengemukakan

enam ciri perilaku kewirausahaan, yaitu :

1. Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang moderat,

dan bukan atas dasar kebetulan belaka.

2. Energik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif.

3. Tanggung jawab individual.

4. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan

tolak ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan.

5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa datang.

6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan, kepemimpinan,

dan manajerial.

Dengan demikian dapat dikaitkan kewirausahaan adalah individu yang

berani mengambil resiko dalam situasi yang tidak menentu. Kewirausahaan

merupakan suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda

(21)

nilai pada masyarakat. Dengan demikian dapat dibedakan bahwa kewirausahaan

adalah orang yang menciptakan kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah

melalui inkubasi gagasan, memadukan sumber daya, dan membuat gagasan

menjadi nilai tambah. Dalam semacam ini terkandung dimensi pembangunan

kewirausahaan bukan semat-mata mengejar pertumbuhan, motivasi baru, tetapi

juga untuk mencapai kemakmuran dan kejayaan bangsa. Kewirausahaan

merupakan kunci bagi pembangunan bangsa, seorang pengusaha kecil harus

memiliki sikap kemandirian (percaya pada diri sendiri dan tidak tergantung pada

orang lain), berorientasi pada tugas dan hasil bukan hanya karena hubungan baik

dan kondisi, keberanian menghadapi resiko yang diperhitungksn secara rasional.

Perilaku kewirausahaan secara umum adalah bersifat Proaktif, Orientasi

prestasi, dan Komitmen dengan pihak lain, Zimmerer dan Scarborough dikutip

oleh Benecdicta Prihatin Dwi Riyanti (2003:52).

Jadi seorang wirausaha mempunyai peranan penting untuk mencari

kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari pasar baru, pengenalan

barang-barang baru, metode berproduksi baru, sumber-sumber penyediaan

bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri baru.

2.1.1.1.Pengertian Kewirausahaan

Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan atau

pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

(22)

untuk mendapatkan keuntungan. Jadi wirausaha adalah pejuang yang jadi teladan

dalam bidang usaha. Berikut ini beberapa pengertian wirausaha dari para ahli :

a. Scarborough dan Zimmerer (1993:5), wirausaha adalah orang yang

menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi risiko dan

ketidakpastian dengan maksud memperoleh keuntungan dan pertumbuhan

dengan cara mengenali peluang dan mengombinasikan sumber-sumber

daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluan tersebut (an

ertrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and

uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying

opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those

opportunities).

b. Marzuki Usman, (1997:3), wirausaha adalah seseorang yang memiliki

kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya

seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan

produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru.

c. Prawirokusumo, (1977:5), mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif

dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya

untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.

Pengertian wirausaha diatas dapat dibedakan dengan pekerja bebas dan

pengusaha sebagai berikut :

1. Semua orang yang bekerja bebas dalam arti bukan buruh atau pegawai

(23)

2. Selanjutnya seseorang atau sekelompok orang yang berusaha memperoleh

keuntungan, tanpa melihat besar kecilnya modal yang dipergunakan

disebut sebagai pengusaha.

Menurut Suryana (2003:1) kewirausahaan adalah : “kemampuan kreatif

dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang

menuju sukses”. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda (created new and different). Melalui berfikir

kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

Kewirausahaan pada dasarnya adalah semangat, sikap, perilaku dan

kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah

pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk

baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang

lebih baik atau memperoleh keuntungan yang besar. Ada lima esensi pokok

kewirausahaan yaitu :

1. Kemampuan kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian (terutama

dalam bidang ekonomi).

2. Kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan secara

sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko.

3. Kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif.

4. Kemampuan bekerja secara teliti, tekun dan produktif.

5. Kemampuan berkarya dalam kebersamaan berdasarkan etika bisnis yang

(24)

Menurut Taufik Baharuddin dalam Yanti Maemunah (2004:27)

menjelaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang yang mempunyai

kemampuan untuk menciptakan, mencari dan memanfaatkan peluang dalam

menuju apa yang diinginkan sesuai dengan tujuan yang diterapkan.

Pengembangan konsep kewirausahaan pada diri pengusaha menjadi penting,

mengingat orang-orang yang mampu mengembangkan dan mampu mengolah

kemampuan kewirausahaannya cenderung memiliki konsep yang jelas yang

terarah dalam membangun dan membina usahanya. Mereka cenderung terpacu

untuk terus meningkatkan daya saing dengan menghasilkan produk-produk baru

melalui metode-metode yang berbeda dengan pengusaha lainnya.

Joseph Schumpeter (1996) dalam Yanti Maemunah (2004:28),

menjelaskan bahwa kewirausahaan orang-orang yang mampu menghancurkan

orde ekonomi yang sudah ada dengan memperkenalkan produk dan jasa yang baru

dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau dengan mengeksploitasi bahan

baku baru. Kewirausahaan juga dapat diartikan sebagai orang inovator yang dapat

mengembangkan teknologi yang berbeda dan konsep-konsep bisnis untuk

menghasilkan produk atau jasa, yang mampu mengenali setiap kesempatan yang

menguntungkan, yang menyusun konsep strategi perusahaan, dan yang berhasil

menerapkan ide-idenya.

Seorang wirausaha harus belajar banyak tentang dirinya sendiri, kekuatan

dan kelemahan datang dari tindakan-tindakan yang dilakukan sendiri, kegagalan

harus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar dari masa lampau dan

(25)

kegiatan-kegiatannya untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif dan

keberhasilan merupakan buah dari usaha-usaha yang tidak dikenal lelah.

2.1.1.2Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada

kemampuan pribadi wirausaha. Menurut Zimmerer (1996 : 14-15) dalam Suryana

(2003 : 44-45), mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha

gagal dalam menjalankan usaha barunya, diantaranya :

1. Tidak kompeten dalam menajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki

kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor

penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan

memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan

mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan

operasi usaha.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil

dengan baik faktor yang utama dalam keuangan adalah memerihara aliran

kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan

dalam memelihara aliran kas akan menghambat operesional perusahaan

dan mengakibatkan perusahaan tidak lancer.

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu

kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan

(26)

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan

faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis

dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan

efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibtkan

penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

7. Sikap yang kurang sunguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang

setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan

menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal

menjadi basar.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan.

Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak

akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha

hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu

membuat peralihan setiap waktu.

Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha

Keuntungan dan kerugian kewirausahaan identik dengan keuntungan dan

kerugian pada usaha kecil milik sendiri. Peggy Lambing dan Charles L. Kuehi

dalam Yanti maemunah (2004:33) mengemukakan keuntungan dan kerugian

kewirausahaan sebagai berikut:

1. Keuntungan kewirausahaan

a. Otonomi Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat

(27)

b. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau

perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal menggembirakan.

Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat

menghasilakan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.

c. Kontrol financial. Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa

kekayaan sebagai milik sendiri.

2. Kerugian Kewirausahaan

Disamping beberapa keuntungan seperti di atas, dengan berwirausaha juga

memiliki beberapa kerugian, yaitu :

a. Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan

waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan

keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan

bisnis.

b. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi

bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan

pelatihan.

c. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena

wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik

sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative

kecil dan kemungkinan gagal juga ada.

2.1.1.3 Karakteristik Kewirausahaan

Pada tahap awal berdirinya suatu perusahaan, selain dibutuhkan

(28)

kewirausahaan yang tangguh dari pengelolanya. Kewirausahaan merupakan suatu

profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari

pendidikan formal dengan seni yang dapat diperoleh dari suatu rangkain kerja

yang diberikan dalam praktek.

Oleh karena itu sering wirausaha melakukan kegiatan mengorganisasikan

berbagai faktor produksi, sehingga menjadi suatu kegiatan ekonomi yang

menghasilkan profit yang merupakan balas jasa atas kesediaannya mengambil

resiko.

Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993:38), ciri-ciri

kepribadian seorang wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.

2. Bersedia menanggung risiko waktu dan uang.

3. Memiliki perencanaan yang matang dan mampu mengorganisasikannya.

4. Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingan.

5. Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan

pihak lain.

6. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.

Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan

konsep yang berbeda-beda, salah satunya menurut Geoffrey G.Meredith (1996:56)

(29)

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan watak kewirausahaan

Ciri-ciri Watak

Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualistic, dan optimisme.

Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi

laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja

keras, mempunyai dorongan yang kuat.

Pengambilan resiko dan suka tantangan Kemampuan untuk mengambil resiko yang

wajar.

Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan

orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

Kedisiplian Inovatif dan kreatif serta fleksibel

Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.

Sumber : Geoffrey .G. teori dan praktek, ed.sh.Meredith, et.al.kewirausahaan :5-6

Ahli lain seperti M.Scarborough dan Thomas W.Zimmerer (1993:6-7)

dalam suryana (2003-14) mengemukakan tujuh karakteristik, yang meliputi :

1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggungjawab atas

usaha-usaha yang dilakukannya. Seorang yang memiliki rasa dan tanggungjawab

(30)

2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memiliki resiko yang moderat,

artinya ia selalu menghindari resiko, dan yang terlalu rendah maupun yang

terlalu tinggi.

3. Confidence in their ability to succes, yaitu percaya akan kemampuan

dirinya untuk berhasil, desire for immediare feedback, yaitu selalu

menghendaki umpan balik yang segera.

4. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk

mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

5. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan perspektif, dan

berwawasan jauh ke depan.

6. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan

sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

7. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari

pada uang.

Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai

berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu

ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil.

Tindakannya tidak didasari spekulasi malainkan perhitungan yang matang. Ia

berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan.

Oleh sebab itu, seorang wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat,

artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

Keberanian menghadapi resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat,

(31)

memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan objektif, dan

merupakan umpan balik (feed back) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan

semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka selalu

dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan tujuan akhir.

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri

tertentu pula. Dalam “Entrepreneurship and Small Enterprise Development

Report” (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer

(1993 :5) dalam Suryana (2003:16), dikemukakan beberapa karakteristik

kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri:

1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertive)

2. Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam pandangan dan bertindak

(sees and acts) terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan

kualitas pekerjaan, dan mengutamakan monitoring.

3. Komitmen pada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan

hubungan bisnis.

The Officer of Advocacy of Small Business Administration (1989) yang

dikutif oleh Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993:37), mengemukakan

beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil,

meliputi:

a. Memiliki kepercayaan diri untuk dapat bekerja keras secara independen

dan berani menghadapi resiko untuk memperoleh hasil.

b. Memiliki kemampuan, berorganisasi, dapat mengatur tujuan, berorientasi

(32)

c. Kreatif dan mampu melihat peluang yang ada dalam kewirausahaan.

d. Menikmati tantangan dan mencari kepuasan pribadi dalam memperoleh

ide.

2.1.1.4 Upaya Pengembangan Perilaku Kewirausahaan

Perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh seorang wirausaha pada

kenyataannya memang perlu dikembangkan, misalnya dengan menambah

pengetahuan wawasan. Penambahan pengetahuan dan wawasan itu seharusnya

dilakukan secara bertahap dan terus menerus melalui proses belajar.

Terkadang setiap proses belajar itu tidak disadari sebagai alat dalam

mengembangkan perilaku kewirausahaan, karena biasanya itu dianggap sebagai

bagian dari pengalaman. Padahal pengalaman itu sendiri dapat dijadikan cermin

untuk selalu menetukan yang terbaik di masa yang akan datang. Dengan

pengalam-pengalaman itu pula setiap wirausaha diharapkan selalu belajar dan

belajar untuk menambah pengetahuannya.

Umpan balik dan evaluasi dari pelanggan mengenai jasa dan pelayanan

wirausaha terhadap pelanggan merupakan hal yang terpenting dari dalam keempat

proses tersebut. Hal ini disebabkan karena dari umpan balik tersebut setiap

wirausaha akan selalu mampu menilai diri sendiri dan memperbaiki

kekurangan-kekurangan, baik pembentukan profil pribadi, penugasan, penelitian,

(33)

2.1.2 Kemampuan Manajerial

Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha dikuti

Siagian, 1997:107 seperti :

1. Perencanaan (planning), pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan

penentuan strategi, kebijaksanaan,proyek,program, prosedur, metode,

sisyem anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuaan,

2. pengorganisasian,

3. pemberian motivasi, memberi daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif

dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan.

4. pengawasan, proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan

tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai

dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.

5. Penilaian, sesuatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan

informasi, menganalisis, dan menginterprestasikan informasi tersebut

untuk membuat keputusan-keputusan.

Adapun fungsi manajemen yang digunakan oleh para usaha di antaranya

perencanaan, pengambilan keputusan, penganggaran, pengorganisasian,

pengkoordinasian, serta pengawasan.

Memiliki kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan dengan atau tanpa

adanya orang lain. Keterampilan manajerial tergambarkan dari bagaimana cara

(34)

2.1.2.1Pengertian Manajerial

Manajerial adalah penerapan teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu

keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan

atau maksudnya dengan cara yang efisien.

2.1.3 Kinerja Usaha

Kinerja usaha adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenangnya dan

tanggung jawabnya masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1999:1).

Kinerja merupakan salah satu ukuran dari perilaku yang aktual di tempat

kerja yang bersifat dimensiona (Johnson, 1991:19) dimana dimensi kerja meliputi

:

1. kualitas output, misalnya memberikan yang terbaik untuk pelanggan

2. kuantitas output, memberikan pelayanan sesuain dengan pelanggan

inginkan

3. waktu kerja, tepat pada waktu kerja yg di tentukan manajer dan selalu di

siplin dlm bekerja.

4. kerjasama dengan rekan kerja, misalnya berbisnis dengan para pengusaha

(35)

2.1.3.1 Pengertian Kinerja

Kinerja atau performasi adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau kelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi

(Suyudi, 1999). Apabila kinerja individu baik, maka kemungkinan besar kinerja

perusahaan atau organisasi akan baik.

Menurut Levbinson (1979) Unjuk kerja atau kinerja adalah pencapaian

atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya. Sedangkan Mathis dan Jackson (2001) berpandangan bahwa kinerja

adalah fungsi dari kemampuan, usaha dan dukungan. Secara empiris dapat

dinyatakan dengan persamaan berikut:

Kinerja = f(A x E x S)

A = Abitlity (kemampuan)

E = Effort (usaha)

S = Support (dukungan)

Faktor (A) berhubungan dengan rekrutmen dan seleksi yaitu kemampuan alami

dengan memilih orang berbakat dan memiliki minat yang tepat dengan pekerjaan

yang diberikan.

Faktor (E) merupakan usaha yang dilakukan seseorang yang dipengruhi oleh

masalah sumber daya manusia, seperti motivasi, insentif dan rangcangan

(36)

Faktor (S) merupakan dukungan organisasi seperti, pelatihan, konsistensi

manajemen, pengembangan karier karyawan yang jelas dan adil, peralatan yang

disediakan memadai dan harapan.

Kinerja individu dapat dilihat dari tiga elemen yang utama yaitu:

produktivitas, kualitas dan pelayanan. Komponen produtivitas individu. Menurut

Veithzal Rivai Ahmad Fawzi MB, (2005) Kinerja adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam

melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar

hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu

dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah

terjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner-Bantam English

Distionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari akar kata “to

perform” dengan beberapa “entries” yaitu:

1. Melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute)

2. Memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar ( to

discharge of fulfill; as vow)

3. Melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or

complete an understaking)

4. Melakukan sesuatu yangdiharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what

is expected of a person machine).

(37)

1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada

tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta

(Stolovitch and Keeps: 1992).

2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri

pekerja (Griffin: 1987).

3. Kinerja dipengaruhi oleh tujuan (Mondy and Premeaux: 1993).

4. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk

menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya (Hersey and Blanchard: 1993).

5. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang

diberikan (Casio: 1992).

6. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas

serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja

dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai

dengan baik (Donnelly, Gibson and Ivancevich: 1994).

7. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok ukur

kinerja individu. Ada tiga kriteria dalam melakukan penilian kinerja

individu, yakni:

(a) tugas individu

(38)

(c) ciri individu (Robbin: 1996)

8. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik

yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan

(Schermerhorn, Hunt and Osborn: 1991).

9. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A),

motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O), yaitu

kinerja = ƒ (A x M x O). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari

kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robbins: 1996).

Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh factor-faktor kemampuan,

motivasi dan kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang

tinggi yang sebagian merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-ringtangan yang

mengendalakan karyawan itu. Meskipun seorang individu mungkin bersedia dan

mampu, bisa saja ada rintangan yang menjadi penghambat. Sehubungan dengan

itu, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan

sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya

dengan hasil seperti yang diharapkan.

Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun) di mana

salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian

performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseoarng

atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara

(39)

Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi

berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh

keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Oleh karena itu, menurut

model partner-lawyer (Donnelly, Gibson and Invancevich: 1994), kinerja individu

pada dasarnya dipengaruhi oleh factor-faktor;

a) harapan mengenai imbalan

b) Dorongan

c) kemampuan, kebutuhan dan sifat

d) persepsi terhadap tugas

e) imbalan internal dan eksternal

f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.

Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu:

(1) kemampuan

(2) keinginan

(3) lingkungan.

Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus

mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui

pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan

tercapai. Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada

kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh

kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap

pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh

(40)

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.2

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Penelitian Judul Hasil penelitian Perbedaan Persamaan

1. Adnan Hakim

Karakteristik kewirausahaan,

lingkungan bisnis dan kapabilitas

organisasi:pengaruhnya terhadap stragi bisnis dan kinerja usaha

Pengaruh Budaya Etnis

dan Perilaku

Kewirausahaan

Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis di

(41)

penilaian.

4. Nenny Anggraeni

pengaruh motivasi dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima Self-Efficacy, Dan Locus Of Control Terhadap Persepsi Kinerja Usaha

Skala Kecil Dan

(2000)

Pengaruh

Faktor Eksternal dan

(42)

keberhasilan Terhadap Kinerja UMK Agribisnis Di Provinsi Papua

1996

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

kinerja

usaha

Pengembangan industri kecil sebagai salah satu strategi dan kebijakan

pemerintah yang berperan penting dalam mendorong perubahan ekonomi secara

menyeluruh. Industri kecil dianggap mampu dalam memerankan peranan yang

strategis dalam kancah perekonomian Nasional. Sumbangsihnya dalam berbagai

(43)

lagi, salah satunya membuka lapangan kerja bagi perilaku usaha yang dapat

sedikitnya mengurangi angka pengangguran, dan kotribusinya terhadap

pendapatan kas negara, melalui pajak penghasilan.

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari sikap kewirausahaan antara

lain yang diungkapkan Buchari Alma (2006:4) antara lain:

1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikendalikan sendiri.

2. Terbuka peluang untuk mendemontrasikan kemampuan serta potensi

seseorang secara penuh.

3. Terbuka peluang memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.

4. Terbuka peluang membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.

5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.

Menurut Zimmerer dan Scarborough yang dikutip oleh Benedicta Prihatin

Dwi Riyanti (2003:52) menemukan Sembilan ciri perilaku usaha yang berhasil,

yang dibagi kedalam tiga kategori sebagai berikut:

1. Bersifat proaktif, yaitu inisiatif yang tinggi dan asertif

2. Orientasi prestasi, yaitu melihat kesempatan dan bertindak langsung,

orientasi efisiensi, menekankan pekerjaan dengan kualitas tinggi,

perencanaan yang sistematis, monitoring.

3. Komitmen dengan pihak lain, yaitu komitmen yang tinggi pada pekerjaan

dan menyadari pentingnya hubungan bisnis yang mendasar.

Menurut Scarborough (2005) mengatakan bahwa:

“perilaku atau tindakan kewirausahaan atau seorang yang berani

(44)

mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan serta kesempatan

bertumbuh”

Perilaku kewirausahaan mempunyai ciri yang dominan yakni rasa percaya

diri dan kemampuan yang lebih baik dari teman seperkerjaan ataupun atasan,

mereka memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut

presepsinya. Mahmud Machfoed (2004:5)

Jadi menurut Joseph Schumpeter Entreprenuer atau Wirausaha adalah

orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang

dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah

bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis

yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada.

Didalam buku THE PORABLE MBA IN ENTREPRENEURSHIP diberikan

definisi yang lebih luas dari definisi Joseph Schumpeter tadi. Secara lengkap

definisinya adalah sebagai berikut: Entrepreneur is the person who perceives an

opportunity and creates an organization to pursue it (Bygrave,1994:2).

Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan,guna meningkatkan

kinerja usaha mereka, selain itu motivasi juga sangat diperlukan guna memacu

keinginan para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini

bertujuan untuk memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu

bertujuan pula memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja

mampu mengelola usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha cattering akan

(45)

Perilaku kewirausahaan yang tinggi serta kemampuan manajerial yang

baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha, dimana dengan semakin

meningkatnya kinerja usaha dan kesejahteraan kinerja diharapkan akan dapat

memotivasi kinerja untuk atau merencanakan usaha sesuai kemampuan yang di

miliki, sehingga akan dapat meningkatkan peluang kerja di sektor informal yang

pada gilirannya dapat menanggulangi tingkat pengangguran.

Menurut Scarborough (2005) mengatakan bahwa:

“perilaku atau tindakan kewirausahaan atau seorang yang berani

mengambil resiko sebuah usaha dan adanya pertumbuhan usaha maka mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan serta kesempatan

bertumbuh”.

Kinerja usaha adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenangnya dan

tanggung jawabnya masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1999:1).

Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Kinerja usaha ini persaingan

dan perkembangan dunia usaha semakin kuat dan tujuan sehingga untuk

meningkatkan usaha diperlukan penanganan yang serius dari setiap pengusaha

untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dimana kinerja usaha salah satu

upaya yanag harus dilakukan yaitu dengan meningkatkan sumber daya internal.

Dan diantara sumber daya internal yang paling penting adalah perilaku

kewirausahaan.

Sebab itu perilaku kewirausahaan mutlak dikembangkan melalui

(46)

lebih luas. Jika seorang pengusaha telah memiliki perilaku kewirausahaan maka

pengusaha itu telah meyakini perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengawasan, di tunjang dengan kreativitas keinovasian dan berani mengambil

resiko. Dengan sendirinya tujuan yang hendak dicapai akan terpenuhi.

Berdasarkan pendapat para ahli dan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial berpengaruh dalam

menentukan kinerja usaha. Sehingga para pengusaha dalam meningkatkan

usahanya dituntut untuk memiliki perilaku kewirausaahaan.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kewirausahaan sangat

penting dimiliki oleh setiap perusahaan guna mendukung tercapainya suatu usaha.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Variabel bebas (independent variabel) atau variabel yang mempengaruhi

variabel lain adalah pengaruh perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial.

dan variabel terkait (dependent) atau variabel yang diperngaruhi oleh vareabel lain

adalah kinerja usaha. Sebuah usaha kecil yang menginginkan kinerja usahanya ,

maka perusahaan tersebut harus memperhatikan perilaku kewirausahaan dan Perilaku

Kewirausahaan (X1)

Kinerja Usaha (Y) Kemampuan

(47)

kemampuan manajerial, karena hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja usaha

pada usaha cattering tersebut.

2.2.1 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dan Kinerja Usaha

Dewasa ini persaingan dan perkembangan dunia usaha semakin ketat dan

tajam sehingga untuk meningkatkan usaha diperlukan penanganan yang serius

dari setiap pengusaha untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dimana untuk

meningkatkan keberhasilan usaha salah satu upaya yang harus dilakukan yaitu

dengan meningkatkan sumber daya internal. Dan antara sumber daya internal

yang paling penting adalah perilaku kewirausahaan.

Sebab itu perilaku kewirausahaan mutlak dikembangkan melalui

pendidikan, latihan, lokakarya, dan kesempatan-kesempatan memperoleh wawsan

yang lebih luas.

Bheva (1993) “bahwa faktor ekstrenal untuk meluncurkan suatu usaha di

mulai dengan adanya pemahaman akan peluang dan pola perilaku yang

terstimulasi secara individu”

Herri (2003) Kewirausahaan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja

usaha, kewirausahaan mempunyai dampak pertumbuhan usaha (Lee, 2001),

karakteristik kewirausahaan mempunyai kontribusi terhadap kemajuan usaha”

Jika seorang pengusaha telah memliki perilaku kewirausahaan maka

pengusaha itu telah menyakini perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengawasan, ditunjang denga kreativitas, keinovasian dan keberanian mengambil

(48)

Berdasarkan pendapatan para ahli dan hasil penelitian daat disimpulkan bahwa

perilaku kewirausahaan berpengaruh dalam menentuan kinerja usaha. Sehingga

para pengusaha dapat menentukan usahanya dituntu untuk memilki perilaku

kewirausahaan.

2.2.3 Hubungan Kemampuan Manajerial dan Kinerja Usaha

Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan,guna meningkatkan

kinerja usaha mereka, selain itu juga sangat diperlukan guna memacu keinginan

para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini bertujuan untuk

memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu bertujuan pula

memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja mampu mengelola

usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha cattering akan bertambah maju

(49)

Gambar 2.2 Paradigma penelitian

2.3 Hipotesis

Umi Narimawati (2007:73)

“Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai

(50)

Adapun hipotesis yang penelitian simpulkan adalah :

Hipotesis Utama

Terdapat Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial

Terhadap Kinerja Usaha

Sub Hipotesis

1. Terdapat Prngaruh Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha

(51)
(52)

71 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

CV. Adi Karya Cipta merupakan salah satu usaha cattering yang berada di

Jl. Taman Hewan No. 12/56 Bandung yang resmi berdiri sekitar dua puluh tiga

tahun sampai sekarang usahanya pun berkembang dengan baik, tepatnya pada

tanggal 15 Januari 1989. Perintis berdirinya CV. Adi Karya Cipta Cattering ini

adalah ide dari ibu Sri Hadi Sucipto yang sekaligus sebagai pemilik usaha

cattering. Sebelum berbadan hukum CV. Adi Karya Cipta Cattering merupakan

usaha kecil yang hanya membuka tempat makan yang hanya menggunakan begasi

rumah sabagai tempat usaha. Adapun karyawannya pada saat itu hanya berjumlah

2 orang karyawan. Dan usaha cattering ini berkembang dengan baik sehingga

dapat membeli ruko di daerah Taman hewan yang tempatnya trategis untuk

membuka usaha cattering ini. Berhubung usaha ini dekat dengan perkantoran dan

komplek perumahan sehingga banyak warga kompek maupun karyawan kantor

yang makan siang di rumahan makan CV.Adi Karya Cipta ini.

Semakin hari usaha ini semakin berkembang sanggat baik, hal ini

membuat Ibu Sri Hadi Sucipto kewalahan dikarenakan kurangnya karyawan

sedangkan permintaan pesanan pun semakin bertambah. Adapun pesanan

(53)

syukuran. Dari permasalahan ini Ibu Sri Hadi Sucipto berfikir untuk menambah

karyawan agar mempermudah usahanya. Sampai dengan sekarang CV. Adi Karya

Cipta Cattering mempunyai karyawan yang berjumlah 15 orang. Dan usaha ini

pun telah mendapatkan izin usaha dan juga telah memiliki sertifikat yang

diperoleh dari departemen kesehatan tentang standar usaha cattering.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan sarana bagi perusahaan dalam

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan

dengan melalui kerja sama antar individu untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dalam organisasi, anggotanya harus bekerjasama dalam

menggabungkan diri pada berbagai kegiatan agar sasaran dan tujuan yang telah

diterapkan dapat dicapai lebih mudah. Supaya setiap anggota organisasi tersebut

dapat bekerja secara efektif, maka terlebih dahulu harus mengetahui seluruh

kegiatan yang harus dikerjakan.

Hal ini lah yang menyebabkan harus dibuatnya struktur organinasi yang

baik. Dalam struktur organisasi yang harus diutamakan adalah terciptanya

hubungan yang harmonis dalam setiap anggota dengan didasarkan kepentingan

masing-masing yang diseimbangkan satu sama lain untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Untuk dapat bekerja dengan efektif, suatu perusahaan perlu pemahan

yang jelas tentang struktur organisasinya dengan melihat bagian organisasi dapat

(54)

perusahaan, struktur organisasi merupakan pola formal kegiatan dan hubungan

antar berbagai sub unit organisasi.

CV. Adi Karya Cipta memiliki struktur organisasi yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas produk dan pelayanan serta untuk mengatasi tantangan dan

peluang bisnis yang semakin kompetitif sehingga proses pencapaian tujunan

perusahaan dapat tercapai dan terlaksana secara efesien. Susunan organisasi CV.

Adi Karya Cipta dapat di lihat lebih helas pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi CV. Adi Karya Cipta Cattering

Sumber: CV. Adi Karya Cipta Cattering

PEMILIK

OPERASINAL MANAGER

BAG. KEUANGAN BAG. PEMASARAN

PRODUKSI

Bag. Bahan Baku

Bag. Packing

Bag. Pengantar Bag.

Keuangan Cash Bag.

(55)

4.1.3 Job Description

Pemilik

a. Membuat program kerja

b. Memberikan bimbingan, pengarahan, serta perintah kepada bawahan.

c. Menilai hasil kerja bawahan

d. Bertanggung jawab sepenuhnya atas aktivitas usaha cattering.

e. Membuat kebijakan perusahaan.

Operasional Manajer

a. Membuat program kerja

b. Memberikan bimbingan, pengarahan, serta perintah kepada bawahan.

c. Menilai hasil kerja bawahan

d. Bertanggung jawab sepenuhnya atas aktivitas usaha cattering.

e. Membuat kebijakan perusahaan.

Operasional Manajer

a. Melaksanakan kegiatan operasinalperusahaan sehari-hari

b. Menjalankan tugas dan perintah dari pemilik serta pertanggung

jawabannya.

c. Mengawasi dan memberikan intruksi kepada bawahan.

Produksi

a. Bertanggung jawab kepada pemilik

b. Melakukan pengawasan langsung terhadap penjualan pruduk

(56)

Pemasaran

a. Meningkatkan penjualan, pemeliharaan dan pendapatan pelanggan.

b. Bertanggung jawab kepada pemilik

c. Merumuskan dan melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan

dengan promosi

d. Mengawasi target penjualan dan merumuskan rencana penjualan

berdasarkan target penjualan

Keuangan

a. Bertanggung jawab kepada pemilik

b. Membuat laporan tentang keuangan yang ada di perusahaan

c. Melakukan pembayaran atas gaji para pegawai

4.1.4 Aktivitas Perusahaan

Aktivitas perusahaan cattering pada CV. Adi Karya Ciptaadalah sebagai

berikut :

1. Memproduksi berbagai macam-macam bahan baku dengan berbagai jenis

yang menggunakan bahan baku dari sayur-sayuran, lauk pauk, bumbum

penyedap rasa serta bahan tambahan lainnya. Dengan proses pembersihan

bahan baku, pemotongan sayur-sayuran dan daging, lalu meracik bumbu yg

akan di buat untuk bermacam-macam masakan serta dan lain-lain sampai

dengan pembungkusan makan yang siap saji dan pengepakan dan

(57)

2. Memperluas pangsa pasar dalam wilayah pemasaran yang dijadikan target

penjualan.

3. Menciptakan dan mengembangkan menu-menu yang baru atau sesuai

dengan pesanan.

Adapun menu-menu yang di buat oleh CV. Adi Karya Cipta pada saat

ini adalah ada berbagai menu-menu makanan siap saji diantaranya seperti :

 Paket Cattering untuk acara Pernikahan.

 Paket Cattering untuk acara Khitanan.

 Paket Cattering untuk acara Gathering.

 Paket Cattering untuk acara Meeting.

 Paket Cattering untuk acara Ulang Tahun.

4.2 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan yaitu dengan menyebarkan

kuesioner kepada 15 orang responden yang menjadi sampel adalah karyawan CV.

Adi Karya Cipta Cattering yang ber alamat Jl. Taman Hewan no. 12/56 Bandung.

Profil responden yang harus di isi adalah jenis kelamin, tingkat

pendidikan, usia, lama bekerja.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Mengenai jenis kelamin parayawan CV. Adi Karya Cipta Jl. Taman

(58)

Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Kategori Frekuensi %

Laki-laki 5 33,33

Perempuan 10 66,66

Jumlah 15 100

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa mayoritas karyawan CV. Adi

Karya Cipta berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 66.66% karena usaha

cattering lebih identik pada jenis kelamin peremuan untuk urusan di dapur

sedangkan berjenis laki-laki di butuhkannya lebih sedikit yaitu sebesar 33.33%

dari 15 orang karyawan yang menjadi responden.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Penjabaran berdasarkan latar belakang pendidikan yang ditempuh oleh

usaha cattering di Jl. Taman Hewan Bandung dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut

ini :

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kategori Frekuensi %

Tamat SD 0 0

Tamat SMP 3 20

Tamat SMU 10 66,66

Tamat Perguruan Tinggi 2 13,33

Jumlah 15 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan formal yang

Gambar

Tabel 2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Paradigma penelitian
Gambar 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan pemodelan ARIMA untuk redaman dan curah hujan di daerah tropis pada lintasan radio 28 GHz dengan jarak 56 meter dan arah link barat – timur [7], namun perlu

For example, Pilisuk and Skolnick (1968) performed an experiment in which subjects played a six-choice PD game that was couched in terms of an arms race. In this study, subjects

dalam reaksi kimia juga telah banyak digunakan, seperti ekstraksi gliserol dari. biodiesel, elektrodeposisi dan ekstraksi logam, pemisahan dan

Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

Pemerintah beserta sekumpulan pengurus Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) harus lebih meningkatkan penyuluhan dan bimbingan mengenai sistem pengelolaan hutan rakyat

- Lingkup Permasalahan Sistem Pakar Mahasiswa diberikan soal-soal mengenai tahapan pengembangan sistem pakar, alat pengembangan sistem pakar, dan lingkup permasalahan sistem

PENGARUH PELATIHAN CHARACTER BUILDING TERHADAP PENINGKATAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING ANAK JALANAN BINAAN RSPA YAYASAN EMAS. INDONESIA KOTA SEMARANG

Analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan yaitu ada tidaknya pengaruh yang signifikan latihan variasi tiang rintang terhadap keterampilan akurasi