• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM DI KABUPATEN BANYUWANGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM DI KABUPATEN BANYUWANGI"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

Digital Repository Universitas Jember

(2)

Digital Repository Universitas Jember

(3)

Digital Repository Universitas Jember

(4)

Digital Repository Universitas Jember

(5)

Digital Repository Universitas Jember

(6)

Digital Repository Universitas Jember

(7)

Digital Repository Universitas Jember

(8)

Digital Repository Universitas Jember

(9)

Digital Repository Universitas Jember

(10)

Digital Repository Universitas Jember

(11)

Digital Repository Universitas Jember

(12)

RJNGKASAN

Daniyar Prihatiningtyas. NIM 981510201160. Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember. ANALISIS PERMINTAAN DAN penawaセn@ TELUR セ L yam@ DI KABUPATEN BANYUW ANGI. Dibawah Bimbingan Ir. Moch. Samsoehudi, MS clan Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS.

Pembangunan petemakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan J)embangunan nasional. Pembangunan petemakan berkaitan dengan penyediaan protein hewani nasional sebagai upaya penyediaan gizi yang cukup bagi masyarakat Indonesia.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam di Kabupaten Banyuwangi serta elastisitas permintaan telur ayam di Kabupaten Banyuwangi, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran telur ayam di Kabupaten Banyuwangi serta elastisitas penawaran telur ayam di Kabupaten Banyuwangi, perkembangan permintaan dan penawaran telur ayam di Kabupaten Banyuwangi pada masa yang akan datang.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Banyuwangi, Dinas Petemakan dan Dinas Perikanan Banyuwangi.

Hasil penelitian ini aclalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam di Kabupaten Banyuwangi harga telur ayam , harga daging sapi, harga ikan laut, jumlah penduduk clan penclapatan penduduk.

Elastisitas harga terhaclap perminfaan telur ayam menunjukkan angka koefisien elastisitas sebesar-0,419, atau permintaan telur ayam bersifat inelastis. Elastisitas silang telur ayam menunjukkan bahwa daging sapi merupakan barang substitusi dengan nilai 0,403 seclangkan ikan laut merupakan barang komplementer clari telur ayam dengan nilai -0,262. Elastisitas pendapatan terhadap permintaan telur ayam menghasilkan koefisien elastisitas sebesar 0,254,

Digital Repository Universitas Jember

(13)

yang berarti bahwa telur ayam merupakan barang normal dan sebagai barang kebutuhan pokok.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran telur ayam di Kabupaten Ba!"'!yuwangi adalah harga telur ayam tahun yang berlaku, harga daging sapi, harga ikan laut, harga bibit, harga pakan, sedari_gkan elastisitas-. penawaran telur ayam menghasilkan angka koefisien sebesar -0,409, yang berarti bahwa elastisitasnya adalah inelastis . .

Permintaan terhadap telur ayam mengalami peningkatan selama kurun waktu 200 I - 2010. Persamaan trend permintaannya adalah Y = 2804427,636 +

44695,7 X dengan tingkat pertambahan tiap tahun sebesar 44695,7 Kg. Peningkatan ini salah satunya disebabkan oleh peningktan jumlah penduduk dan kesadaran akan gizi .

Penawaran terhadap telur ayam mengalami peningkatan juga dengan persamaan trend Y = 2806532 + 44003,782 X. Persamaan tersebut berarti bahwa setiap tahun terjadi peningkatan penawaran terhadap telur ayam sebesar 44003,782 Kg.

Digital Repository Universitas Jember

(14)

---

--1.1 Latar Belakang Permasalahan

Kebijakan perekonomian yang tertuang dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN 1999) menyebutkan bahwa kegi_atan pertanian ;1ang mencakup tanaman pangan, tanaman perkebunan, petemakan dan kehutanan diarahkan pada perkembangan pertanian maju, efisien dan tangguh. Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan hasil dan miitu produksi , meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, petemak dan nelayan , memperluas lapangan kerja dan kesempatan benisaha, menunjang kegiatan industri serta meningkatkan eksport (Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999).

Pembangunan petemakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional yang selalu diarahkan atau berorientasi pada peningkatan kemampuan petemak untuk menuju kemandirian, sehingga tingkat pendapatan/ kesejahteraannya semakin meningkat yangJ pada skala nasional dilaksanakan melalui Program Pengembangan Agribisnis dan Program Ketahanan Pangan (Dinas Petemakan, 2001 ).

Dewasa ini dicanangkan mengenai kualitas bangsa Indonesia. Berbicara mengenai kualitas bangsa, tentunya akan menyangkut berbagai faktor dan analisis, yaitu ketahanan fisik, tingkat kecerdasan dan moral bangsa. Kualitas bangsa menjadi unsur utama dan ini ditentukan oleh adanya gizi yang cukup untuk disantap dalam setiap harinya. Menyinggung upaya meningkatkan gizi nasional tentunya hal ini tidak terlepas dari penyediaan protein nasional. Standart kecukupan gizi yang disepakati dewasa ini adalah karbohidrat 2500 Kalori per kapita per hari dan protein 55 gr per kapita per hari dimana 20 % nya baras.al dari hewani (YP41, 1991).

Teori perilaku konsumen telah banyak menyumbang kaidah-kaidah yang sangat berguna dalam upaya pengkajian konsumsi barang dan jasa, termasuk produk pertanian. Perilaku konsumen ini pada dasamya merupakan penilaian subyektif terhadap suatu kelompok barang/jasa yang dikonsumsi masyarakat termasuk komoditas pangan. Pangan merupakan bagian yang sangat penting

Digital Repository Universitas Jember

(15)

2

dalam pertimbangan anggaran belanja 5.l.lmah tangga, sehingga sering dijumpai pada masyarakat yang masih berpenghasilan rendah pengeluaran rumah tangga sebagian besar masih didominasi oleh pengeluaran untuk pangan terutama sumber karbohidrllt (Soedjana, 1996).

Selama ini disadari bahwa masalah ー・ョ、。ーセエ。ョ@ yang rendar mengakibatkan adanya masalah kependudukan yang mendasar, yakni masalah gizi. Masalah gizi utama yang ada di Indonesia yaitu kurang kalori dan protein (KKP), anemia defisiensi zat besi, kurang vitamin A dan gangguan akibat kurang yodium. Ada dua faktor utama yang menentukan terpenuhinya atau tidaknya kebutuhan gizi seseorang, yaitu kualifas dan kuantitas asupan makanan serta utilitas (penggunaan) biologik zat gizi di dalam tubuh. Kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya daya beli (pendapatan), persediaan makanan, dan kultur. Sementara, utilitas biologik zat gizi ditentukan oleh penyakit dan lamanya sakit (Suandi, 1998).

Pendapatan masyarakat Indonesia dalam lima tahun terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat berarti. Pendapatan tahun 1990 GNP per kapita masyarakat sebesar US $ 598, sedangkan tahun 1996 sudah mencapai US $

1.125. Untuk tahun 2000 angka itu sudah meningkat menjadi US $ 1650. Perkembangan yang cukup fantastis itu tentu akan membuat konsumsi protein hewani asal temak ikut meningkat, hal ini juga didukung oleh adanya perubahan pola konsumsi kebutuhan masyarakat terhadap makanan yang bermutu. Pada awalnya konsumen hanya menuntut tersedianya makanan dalam jumlah cukup dengan harga terjangkau, namun seiring perkembangan mereka berubah menuntut tersedianya makanan dengan kualitas yang baik, seperti sehat, lezat, dan bergizi (Suhamo, 2000).

Telur ayam merupakan salah satu altematif yang bisa dipilih oleh konsumen dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Dibandingkan dengan s\Jmber protein hewani lainnya, telur ayam punya beberapa kelebihan. Diantaranya mudah didapat dan harganya relatif murah. Dari sisi gizi, telur ayam memiliki kandungan tinggi. Proteinnya mencapai 12,8 %. Oleh karena itu sub sektor petemakan diharapkan mampu berperan dalam memenuhi kecukupan gizi .

. ··

Digital Repository Universitas Jember

(16)

, _

-3

dan meningkatkan pennintaan masyarakat terhadap produk daging dan telur a yarn.

Dimasa yang akan datang, pennintaan terhadap telur ayam diperkirakan akan men!ngkat terus. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat/k:onsumen terhadap arti セョエゥョァョケ。@ kebut uhan gizi dan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk.

Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah yang potensial di bidang peternakan dengan kondisi geografi dan iklimnya yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha peternakan. Peningkatan produksi telur ayam dari tahun ke tahun merupakan salah satu bukti bahwa Kabupaten Banyuwangi memang potensial. Adanya krisis ekonomi yang melanda disegala bidang tennasuk bidang peternakan menyebabkan peternakan yang ada di Banyuwangi mengalami pasang surut. Mengingat kendala tersebut maka dirasakan penting untuk mengetahui kecenderungan pennintaan dan penawaran telur ayam dan berbagai faktor yang mempengaruhinya di Kabupaten Banyuwangi.

1.2 ldentifikasi Permasalahan

1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pennintaan telur ayam di Kabupaten Banyuwangi ?

2. Bagaimana elastisitas permintaan telur ayam di Kabupaten Banyuwangi? 3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penawaran telur ayam di

Kabupaten Banyuwangi ?

4. Bagaimana elastisitas penawaran telur ayam di Kabupaten Banyuwangi? 5. Bagaimana perkiraan perkembangan permintaan dan penawaran telur ayam di

Kabupaten Banyuwangi pada masa mendatang ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan

1.3.1 Tujuan

,.

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam di Kabupaten Banyuwangi.

Digital Repository Universitas Jember

(17)

'

-

.

4

2. Untuk mengetahui elastisitas permintaan telur ayam di Kabupaten Banyuwangi.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran telur ayam di Kabl!pater. Banyuwangi.

4. Untuk mengetahui elastisitas penawaran telur ayam di Y;.abupaten Banyuwangi.

5. Untuk mengetahui perkiraan permintaan dan penawaran telur ayam di Kabupaten Banyuwangi .

1.3.2 Kegunaan

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam merumuskan dan menentukan berbagai kebijaksanaan yang berkaitan dengan pennintaan dan penawaran telur .

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pelengkap infonnasi dan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

Digital Repository Universitas Jember

(18)

Digital Repository Universitas Jember

(19)

Digital Repository Universitas Jember

(20)

Digital Repository Universitas Jember

(21)

Digital Repository Universitas Jember

(22)

Digital Repository Universitas Jember

(23)

Digital Repository Universitas Jember

(24)

Digital Repository Universitas Jember

(25)

Digital Repository Universitas Jember

(26)

Digital Repository Universitas Jember

(27)

Digital Repository Universitas Jember

(28)

Digital Repository Universitas Jember

(29)

Digital Repository Universitas Jember

(30)

Digital Repository Universitas Jember

(31)

Digital Repository Universitas Jember

(32)

Digital Repository Universitas Jember

(33)

Digital Repository Universitas Jember

(34)

Digital Repository Universitas Jember

(35)

Digital Repository Universitas Jember

(36)

Digital Repository Universitas Jember

(37)

Digital Repository Universitas Jember

(38)

Digital Repository Universitas Jember

(39)

Digital Repository Universitas Jember

(40)

Digital Repository Universitas Jember

(41)

Digital Repository Universitas Jember

(42)

Digital Repository Universitas Jember

(43)

Digital Repository Universitas Jember

(44)

Digital Repository Universitas Jember

(45)

Digital Repository Universitas Jember

(46)

Digital Repository Universitas Jember

(47)

Digital Repository Universitas Jember

(48)

Digital Repository Universitas Jember

(49)

Digital Repository Universitas Jember

(50)

Digital Repository Universitas Jember

(51)

Digital Repository Universitas Jember

(52)

Digital Repository Universitas Jember

(53)

Digital Repository Universitas Jember

(54)

Digital Repository Universitas Jember

(55)

Digital Repository Universitas Jember

(56)

Digital Repository Universitas Jember

(57)

Digital Repository Universitas Jember

(58)

Digital Repository Universitas Jember

(59)

Digital Repository Universitas Jember

(60)

Digital Repository Universitas Jember

(61)

Digital Repository Universitas Jember

(62)

Digital Repository Universitas Jember

(63)

Digital Repository Universitas Jember

(64)

Digital Repository Universitas Jember

(65)

Digital Repository Universitas Jember

(66)

Digital Repository Universitas Jember

(67)

Digital Repository Universitas Jember

(68)

Digital Repository Universitas Jember

(69)

Digital Repository Universitas Jember

(70)

Digital Repository Universitas Jember

(71)

Digital Repository Universitas Jember

(72)

Digital Repository Universitas Jember

(73)

Digital Repository Universitas Jember

(74)

Digital Repository Universitas Jember

(75)

Digital Repository Universitas Jember

(76)

Digital Repository Universitas Jember

(77)

Digital Repository Universitas Jember

(78)

Digital Repository Universitas Jember

(79)

Digital Repository Universitas Jember

(80)

Digital Repository Universitas Jember

(81)

Digital Repository Universitas Jember

(82)

Digital Repository Universitas Jember

(83)

Digital Repository Universitas Jember

(84)

Digital Repository Universitas Jember

(85)

Digital Repository Universitas Jember

(86)

Digital Repository Universitas Jember

(87)

Digital Repository Universitas Jember

(88)

Digital Repository Universitas Jember

(89)

Digital Repository Universitas Jember

(90)

Digital Repository Universitas Jember

(91)

Digital Repository Universitas Jember

(92)

Digital Repository Universitas Jember

(93)

Digital Repository Universitas Jember

(94)

Digital Repository Universitas Jember

(95)

Digital Repository Universitas Jember

(96)

Digital Repository Universitas Jember

Referensi

Dokumen terkait

meliputi 3 aspek yaitu : sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pemahaman guru terhadap perbedaan yang signifikan dari penilaian KTSP dengan penilaian kurikulum 2013

Ia membuat lintasan tertutup yang melingkupi kawat berarus listrik dan searah medan magnet, kemudian ia menghitung panjang lintasan tertutup tersebut dan menyatakan

Cara kerja hidrometer merupakan realisasi bunyi hukum archimede, dimana suatu benda yang dimasukan kedalam zat cair sebagian atau keseluruhan akan mengalami gaya keatas

Jika Solat Qada’ dan Solat Tunai berturut-turut maka sunat Azan bagi solat pertama sahaja samada dimulai dengan Tunai atau Qada’ kecuali jika dimulai dengan Qada’ dan selepas

Corporate governance adalah serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan para

Karena banyaknya suatu permasalahan yang timbul dalam sebuah sistem berjalan, maka dibuatlah suatu sistem usulan untuk mengurangi permasalahan yang terjadi dengan

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap pertemuan di siklus I, yaitu pertemuan 1, dan 2. Observasi untuk mengamati guru dan siswa. Hasil observasi

Direktur/Direktris perusahaan yang diundang selaku peserta lelang dapat diwakilkan dan apabila tidak menghadiri undangan tanpa alasan yang jelas sampai pada batas waktu yang telah