SKRIPSI
PENGARUH BRAND IMAGE DAN BRAND TRUST TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KFC PADA KFC CABANG
RING ROAD MEDAN
OLEH
DIMAS PRAMUDYA 120521004
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nama : Dimas Pramudya
NIM : 120521004
Program Studi : S1 - Manajemen Ekstensi
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul : Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap
Loyalitas Pelanggan KFC Pada KFC Cabang Ring Road Medan
Medan, April 2015
120521004
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Dimas Pramudya
NIM : 110521065
Program Studi : S1 - Manajemen Ekstensi
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul : Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap
Loyalitas Pelanggan KFC Pada KFC Cabang Ring Road Medan
Pembimbing Skripsi Pembaca Penilai
Dra. Lucy Anna, M.S NIP. 19510421 197603 2 003
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 8 001
Ketua Program Studi
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
Nama : Dimas Pramudya
NIM : 120521004
Program Studi : S1 - Manajemen Ekstensi
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul : Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap
Loyalitas Pelanggan KFC Pada KFC Cabang Ring Road Medan
Tanggal : April 2015 Ketua Program Studi Manajemen
NIP. 19620513 199203 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
PENGARUH BRAND IMAGE DAN BRAND TRUST TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KFC PADA KFC CABANG
RING ROAD MEDAN
Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Mei 2015
120521004
ABSTRAK
PENGARUH BRAND IMAGE DAN BRAND TRUST TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KFC PADA KFC CABANG
RING ROAD MEDAN
Merek pada hakikatnya adalah merupakan suatu janji penjual kepada konsumen untuk secara konsisten memberi seperangkat, atribut, manfaat dan pelayanan. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Top Brand Award, KFC menduduki posisi pertama dalam kategori restaurant fastfood yang ada di Indonesia pada tahun 2013. Berdasarkan Top Brand Award Restaurant Fastfood 2013 KFC berhasil menguasai pangsa pasar fastfood dan menjadi top brand 2013 mencapai 61,6% di Indonesia. Dari hasil survei juga dapat dilihat bahwa merek KFC sangat diminati oleh banyak konsumen setianya, selain dari produk inti yang dijual citra merek dan kepercayaan terhadap suatu merek juga sangat mempengaruhi konsumen untuk tetap loyal dan menjadi pelanggan yang setia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Brand Image dan Brand Trust terhadap Loyalitas Pelanggan KFC pada KFC Cabang Ring Road Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan KFC yang berasal dari Komp. Setia Budi maupun dari luar Komp. Setia Budi Medan yang jumlahnya tidak diketahui berjumlah 71 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling, teknik pengambilan sampel dilakukan secara kebetulan saat peneliti bertemu dengan para pelanggan KFC Cabang Ring Road Medan. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuisioner. Kuisioner dengan skala Likert adalah instrument yang umumnya digunakan untuk meminta responden agar memberikan respon terhadap beberapa statement dengan menunjukkan apakah dia sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju terhadap tiap-tiap statement.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Signifikan Parsial (Uji - t).
Pada hasil penelitian ini menunjukkan nilai sebesar 0.234 berarti 23,4% variabel loyalitas pelanggan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel brand image (X1), dan brand trust (X2). Sedangkan sisanya 76,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE AND BRAND TRUST TO THE LOYALTY OF KFC CONSUMER AT KFC BRANCH OF
RING ROAD MEDAN
Principally, the brand is a promise of selling to the consumer that consistent provides the unit, attribute, advantages and service. According to the result of survey by Top Brand Award, KFC is in the first position in category of Fastfood Restaurant in Indonesia in 2013. Based on Top Brand Award Fastfood Restaurant 2013, KFC occupies the market share of fast food and to be top brand 2013 up to 61.6% in Indonesia. Based on the result of survey it indicates that the KFC brand is liked by loyal consumer, in addition to the main product, the brand image and trust to brand trust is influence the consumer to loyal and to be loyal consumer.
This research aims to study and analyze the influence of Brand Image and Brand Trust to the Loyalty of Consumer of KFC at KFC Branch of Ring Road Medan. The population in this research is all of consumer of KFC from Komp.Setia Budi or from other area in the number of 71 unknown persons. The sampling method is accidental sampling method in which the sample was took randomly when researcher meet to the consumer of KFC branch of Ring Road Medan. The data was collected by using questionnaire. The questionnaire in Likert scale is an instrument use to ask the respondent to give a respond on any statement by indicate that he is very agree, agree, less agree, not agree, very not agree to each statement..
The method applied in this research is by compare the correlation value or r calculated that consist of Normality test, heteroscedasticity test, and partial significant test (t-Test)
The result of this research indicates the value of 0.234 means 23.4% of variable of consumer loyalty (Y) can be described by brand image (X1) and brand turst (X2). While its remains 76.6% is described by other variables that did not studied in this research.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Karunia-Nya yang selalu menyertai penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW. Penulisan skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna, karena itu Peneliti mengharapkan saran dan kritik dari
semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi.
Dengan segala kerendahan hati, Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.
Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari
Orangtua tercinta Papa H. S. Arriswoyo dan Mama Hj. Ummi Kalsum serta keluarga yang selama perkuliahan hingga penelitian skripsi ini selesai. Dalam
kesempatan ini, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Isfenti Sadalia, S.E., M.E. dan Dra. Marhayanie, M.Si. selaku Ketua dan
Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
3. Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. dan Dra. Friska Sipayung, M.Si. selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
4. Drs. Ami Dilham, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, dukungan, arahan kepada Peneliti, dan
Dra. Marhayanie, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan
waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.
6. Teman-temanku Denny Valdiansyah, Nella Christine, Teja Mahatma,
Paulindo, M. Arif, Hardiansyah, Elvina Fitri, Nurul Fadilah dan M. Emir
yang banyak memberikan dukungan selama proses penyelesaian skripsi ini.
7. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, khususnya kepada teman-teman Jurusan S1-
Manajemen Ekstensi 2012 yang telah memberikan semangat, harapan dan
motivasi yang besar terhadap peneliti sampai selesainya skripsi ini.
Peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT Tuhan Yang
Maha Besar memberikan anugerah dan Kasih-Nya atas cinta kasih, jerih payah,
dan jasa-jasa mereka.
Medan, Mei 2015 Peneliti,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Penelitian Terdahulu ... 9
2.2 Brand Image (Citra Merek) ... 13
2.2.1 Ekuitas Merek ... 17
2.2.2 Jenis Citra ... 18
2.2.3 Tipe Merek ... 19
2.3 Brand Trust (Kepercayaan Merek) ... 20
2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Merek ... 22
2.4 Loyalitas Pelanggan ... 23
2.4.1 Membentuk Kualitas Loyalitas Pelanggan ... 27
2.4.2 Tahapan Loyalitas Pelanggan ... 28
2.5 Kerangka Konseptual ... 29
2.6 Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
3.1 Jenis Penelitian... 32
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
3.3 Batasan Operasional... 32
3.4 Defenisi Operasional ... 33
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 35
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
3.6.1 Populasi ... 35
3.6.2 Sampel ... 36
3.7 Jenis Data ... 37
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 37
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38
3.9.1 Uji Validitas ... 38
3.10 Teknik Analisis ... 40
3.10.1 Analisis Deskriptif ... 41
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 41
3.10.3 Analisis Linier Berganda ... 42
3.10.4 Uji Hipotesis ... 42
3.10.5 Koefesien Determinasi ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 45
4.1.1 Sejarah Restoran KFC di Dunia ... 45
4.1.2 Sejarah Restoran KFC di Indonesia ... 46
4.1.3 Logo Perusahaan ... 47
4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 48
4.2.1 Karakteristik Responden ... 48
4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Image, Brand Trust, dan Loyalitas Pelanggan .. 50
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 54
4.3.1 Uji Normalitas ... 54
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 57
4.4 Analisis Linier Berganda... 59
4.5 Uji Hipotesis ... 61
4.5.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 61
4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 63
4.6 Pengujian Koefesien Determinasi (R2) ... 65
4.7 Pembahasan ... 66
4.7.1 Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Pelanggan 66 4.7.2 Pengaruh Brand Trust Terhadap Loyalitas Pelanggan . 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
5.1 Kesimpulan ... 69
5.2 Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Top Brand Award Restaurant Fastfood 2013 ... 6
Tabel 2.1 Mapping Penelitian Terdahulu ... 11
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 34
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 35
Tabel 3.3 Uji Validitas... 39
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas ... 40
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 49
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 49
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Image (X1) ... 50
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Trust (X2) ... 52
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Loyalitas Pelanggan (Y) ... 53
Tabel 4.7 Uji Kolmogrov Smirnov ... 57
Tabel 4.8 Uji Glejser ... 59
Tabel 4.9 Variabel Entered/removedb ... 60
Tabel 4.10 Analisis Linier Berganda ... 60
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 62
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 64
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Alur Kepercayaan Konsumen Pada Merek ... 22
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 31
Gambar 4.1 Logo Perusahaan ... 47
Gambar 4.2 Pengujian Normalitas Histogram ... 55
Gambar 4.3 Pengujian Normalitas P-P Plot ... 56
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 74
2 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 76
3 Daftar Distribusi Jawaban Responden ... 77
4 Output Uji Asumsi Klasik ... 83
ABSTRAK
PENGARUH BRAND IMAGE DAN BRAND TRUST TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KFC PADA KFC CABANG
RING ROAD MEDAN
Merek pada hakikatnya adalah merupakan suatu janji penjual kepada konsumen untuk secara konsisten memberi seperangkat, atribut, manfaat dan pelayanan. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Top Brand Award, KFC menduduki posisi pertama dalam kategori restaurant fastfood yang ada di Indonesia pada tahun 2013. Berdasarkan Top Brand Award Restaurant Fastfood 2013 KFC berhasil menguasai pangsa pasar fastfood dan menjadi top brand 2013 mencapai 61,6% di Indonesia. Dari hasil survei juga dapat dilihat bahwa merek KFC sangat diminati oleh banyak konsumen setianya, selain dari produk inti yang dijual citra merek dan kepercayaan terhadap suatu merek juga sangat mempengaruhi konsumen untuk tetap loyal dan menjadi pelanggan yang setia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Brand Image dan Brand Trust terhadap Loyalitas Pelanggan KFC pada KFC Cabang Ring Road Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan KFC yang berasal dari Komp. Setia Budi maupun dari luar Komp. Setia Budi Medan yang jumlahnya tidak diketahui berjumlah 71 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling, teknik pengambilan sampel dilakukan secara kebetulan saat peneliti bertemu dengan para pelanggan KFC Cabang Ring Road Medan. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuisioner. Kuisioner dengan skala Likert adalah instrument yang umumnya digunakan untuk meminta responden agar memberikan respon terhadap beberapa statement dengan menunjukkan apakah dia sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju terhadap tiap-tiap statement.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Signifikan Parsial (Uji - t).
Pada hasil penelitian ini menunjukkan nilai sebesar 0.234 berarti 23,4% variabel loyalitas pelanggan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel brand image (X1), dan brand trust (X2). Sedangkan sisanya 76,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE AND BRAND TRUST TO THE LOYALTY OF KFC CONSUMER AT KFC BRANCH OF
RING ROAD MEDAN
Principally, the brand is a promise of selling to the consumer that consistent provides the unit, attribute, advantages and service. According to the result of survey by Top Brand Award, KFC is in the first position in category of Fastfood Restaurant in Indonesia in 2013. Based on Top Brand Award Fastfood Restaurant 2013, KFC occupies the market share of fast food and to be top brand 2013 up to 61.6% in Indonesia. Based on the result of survey it indicates that the KFC brand is liked by loyal consumer, in addition to the main product, the brand image and trust to brand trust is influence the consumer to loyal and to be loyal consumer.
This research aims to study and analyze the influence of Brand Image and Brand Trust to the Loyalty of Consumer of KFC at KFC Branch of Ring Road Medan. The population in this research is all of consumer of KFC from Komp.Setia Budi or from other area in the number of 71 unknown persons. The sampling method is accidental sampling method in which the sample was took randomly when researcher meet to the consumer of KFC branch of Ring Road Medan. The data was collected by using questionnaire. The questionnaire in Likert scale is an instrument use to ask the respondent to give a respond on any statement by indicate that he is very agree, agree, less agree, not agree, very not agree to each statement..
The method applied in this research is by compare the correlation value or r calculated that consist of Normality test, heteroscedasticity test, and partial significant test (t-Test)
The result of this research indicates the value of 0.234 means 23.4% of variable of consumer loyalty (Y) can be described by brand image (X1) and brand turst (X2). While its remains 76.6% is described by other variables that did not studied in this research.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan pasar yang semakin rumit dan kompetitif, menjadikan merek
semakin tidak bisa diabaikan dan sangat penting dalam strategi pemasaran. Merek
yang baik pada dasarnya memberikan nilai tambah bagi suatu produk yang
berakibat turut meningkatkan penjualan. Merek akan menjadi aset manakala
memiliki keunggulan diferensiasi yang berkesinambungan. Seperti halnya
aset-aset lain, merek akan terdepresiasi tanpa investasi lebih lanjut. Apabila pihak
manajemen tidak berinvestasi ulang untuk meningkatkan kualitas, layanan, dan
citra merek, maka merek bersangkutan akan berkurang kekuatannya atau bahkan
punah. Oleh karena itu, banyak perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk
memperoleh merek yang baik dan menarik bagi produknya.
Dalam usaha memenangkan persaingan bisnis pada era teknologi yang
sangat cepat ini, kualitas produk bukan lagi satu-satunya menjadi komoditas yang
dapat dibanggakan, karena setiap pelaku bisnis pasti dapat membuat produk yang
berkualitas sangat tinggi. Kualitas sudah merupakan standar yang dengan mudah
dan cepat dapat dimiliki oleh siapa saja. Satu-satunya atribut yang sulit ditiru
adalah merek yang kuat yaitu citra merek yang terekam dalam benak konsumen.
Pembentukan citra atau image yang baik di benak konsumen dapat menjadi
kekuatan perusahaan dalam memperebutkan calon konsumen potensial dan
strategi yang berkaitan dengan pembentukan citra merek agar konsumen tidak
beralih ke perusahaan lain.
Keinginan sebuah organisasi untuk mempunyai citra yang baik pada
publik sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra sebagai stimulus
adanya pengelolaan upaya yang perlu dilaksanakan. Ketepatan pengertian citra
agar organisasi dapat menetapkan upaya dalam mewujudkannya pada obyek dan
mendorong prioritas pelaksanaan (Kasali, 2003:28).
Salah satu cara untuk membentuk citra positif di benak konsumen adalah
dengan menerapkan strategi pemasaran. Pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial, dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler,
2005:10).
Merek pada hakikatnya adalah merupakan suatu janji penjual kepada
konsumen untuk secara konsisten memberi seperangkat, atribut, manfaat dan
pelayanan. Produk dengan kualitas dan model dari kemasan yang relatif sama saat
ini dapat memiliki kinerja dan kualitas yang berbeda-beda di pasar karena adanya
perbedaan persepsi konsumen terhadap merek produk tersebut. Dalam
membangun persepsi dapat dilakukan oleh para pengusaha melalui jalur merek.
Merek sangat bernilai mampu mempengaruhi pilihan atau preferensi konsumen
yang dapat membantu konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Sehingga pada akhirnya mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
yang kuat sehingga merek tersebut pasti memiliki citra yang kuat pula didalam
benak pelanggan. Menurut Kotler dan Armstrong (2001; 225) brand image atau
citra suatu merek adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek
tertentu.
Kepercayaan terhadap merek akan terbentuk dengan jangka waktu
tertentu setelah konsumen merasakan kepuasan yang didapat dari keunggulan
serta manfaat yang diperoleh setelah mengkonsumsi suatu produk. Sebelum
konsumen mengambil keputusan dalam memilih merek suatu produk, konsumen
harus melakukan penilaian sebelum membeli untuk mempercayai sebuah merek.
Kepercayaan konsumen pada merek diperoleh setelah adanya kedekatan
hubungan emosional yang positif antara perusahaan dengan konsumen.
Upaya untuk mempertahankan loyalitas pada konsumen adalah dengan
memberikan kepuasan pada konsumen terhadap produk yang ditawarkan sehingga
akan menimbulkan kepercayaan pada merek tersebut, karena brand trust memiliki
pengaruh terhadap loyalitas pelanggan dimana trust atau kepercayaan akan
menciptakan suatu hubungan yang sangat bernilai baik bagi perusahaan maupun
bagi konsumen.
Kepercayaan merek adalah kemampuan merek untuk dipercaya (brand
trust) yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu
memenuhi nilai yang dijanjikan (brand reliability) dan intensi merek (brand
intention) yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut
Brand reliability memainkan peranan yang penting dalam menentukan
keputusan konsumen dalam mempercayai suatu merek. Kemampuan sebuah
merek dalam memenuhi setiap nilai yang dijanjikannya akan membuat konsumen
mempertimbangkan untuk lebih mempercayai merek tersebut. Hal ini akan
berdampak positif bagi perusahaan karena di dalam benak konsumen telah
tertanam kepercayaan pada merek dari perusahaan tersebut yang mampu
memenuhi setiap nilai yang dijanjikannya kepada konsumen.
Selain itu, brand intention juga mempengaruhi loyalitas konsumen
terhadap suatu merek. Keyakinan konsumen terhadap suatu merek didasari pada
kemampuan sebuah merek dalam mengutamakan kepentingan konsumen dan
kepuasan konsumen sehingga konsumen merasa menikmati pemakaian produk
suatu merek tersebut. Perusahaan harus lebih memperhatikan setiap keluhan dari
para konsumennya sehingga konsumen merasa lebih diperhatikan kepentingannya
akan pemakaian produk dari merek tersebut. Kemampuan perusahaan dalam
menjalankan dan menerapkan strategi brand intention ini dengan baik akan
membuat konsumen menjadi loyal pada merek dari perusahaan tersebut.
Salah satu hal yang memiliki peranan yang besar bagi keuntungan
perusahaan adalah loyalitas pelanggan. Dalam jangka panjang menguntungkan
memelihara pelanggan lama dibandingkan terus menerus menarik dan
menumbuhkan pelanggan baru dalam iklim kompetisi yang sedemikian ketat. Bila
seseorang merupakan pelanggan yang loyal, ia menunjukkan perilaku pembelian
Pembeliannya bukan merupakan peristiwa acak. Selain itu, loyalitas menunjukkan
pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali (Griffin 2003:5).
Loyalitas tidak tebentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses
belajar dan berdasarkan hasil pengalaman dari konsumen itu sendiri dari
pembelian konsisten sepanjang waktu. Bila yang didapat sudah sesuai dengan
harapan, maka proses pembelian ini terus berulang hal dapat dikatakan bahwa
telah timbul loyalitas pelanggan. Loyalitas merupakan besarnya konsumsi dan
frekuensi pembelian dilakukan oleh seorang konsumen terhadap suatu perusahaan
dan merek berhasil menemukan kualitas keterhubungan yang terdiri dari
kepuasan, kepercayaan dan komitmen mempunyai hubungan yang positif dengan
loyalitas.
Loyalitas memberi pengertian yang sama atas loyalitas merek dan
loyalitas pelanggan. Memang benar bahwa loyalitas merek mencerminkan
loyalitas pelanggan terhadap merek tertentu. Loyalitas adalah tentang persentase
dari orang yang pernah dalam membeli jangka waktu tertentu dan melakukan
pembelian ulang.
Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang
sangat penting karena apabila konsumen sudah setia terhadap suatu merek mereka
akan melakukan pembelian ulang terhadap merek tersebut. Pembelian ulang
merupakan pembelian terhadap suatu merek tertentu yang sama secara berulang
kali. Konsumen yang melakukan pembelian ulang terhadap suatu merek setelah
mereka mempunyai pengalaman dengan merek produk tersebut yang sebagai
Waralaba yang berkembang di Indonesia adalah waralaba pangan asing.
Salah satunya adalah Kentucky Fried Chicken (KFC), yang didirikan oleh PT.
Fastfood Indonesia, Tbk. KFC merupakan pemimpin global bisnis dalam kategori
makanan cepat saji dengan menu andalan daging ayam goreng. Merek KFC juga
sudah dikenal oleh masyarakat yang cara penyajiannya juga praktis. Selain itu,
KFC juga merupakan salah satu perusahaan fastfood yang sangat
mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal ini terlihat dari produk-produk yang
inovatif dan pelayanan yang terus diperbaiki perusahaan dalam menarik perhatian
konsumen untuk membeli. Sebagai contoh produk Paket Kombo seperti Super
Mantap, Super Besar 1, Super Family dan Super Attack yang menawarkan paket
lengkap (ayam, nasi, dan minuman) dengan harga ringan sampai sedang, atau
Paket Goceng yang berharga Rp5.000,- untuk setiap menu yang tertera dalam
Paket Goceng tersebut (www.kfcku.com)
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Top Brand Award, KFC
menduduki posisi pertama dalam kategori restaurant fastfood yang ada di
Indonesia pada tahun 2013. Selanjutnya hasil survei Top Brand Award tersebut
dijelaskan pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Top Brand Award Restaurant Fastfood 2013
Brand Top Brand Index
KFC 61,6%
MC Donald’s 17,3%
A & W 6,8%
Hoka-Hoka Bento 3,8%
CFC 1,9`%
Berdasarkan Top Brand Award Restaurant Fastfood 2013 KFC berhasil
menguasai pangsa pasar fastfood dan menjadi top brand 2013 mencapai 61,6% di
Indonesia. Dari hasil survei juga dapat dilihat bahwa merek KFC sangat diminati
oleh banyak konsumen setianya, selain dari produk inti yang dijual citra merek
dan kepercayaan terhadap suatu merek juga sangat mempengaruhi konsumen
untuk tetap loyal dan menjadi pelanggan yang setia.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image dan Brand Trust
Terhadap Loyalitas Pelanggan KFC Pada KFC Cabang Ring Road Medan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Brand Image dan
Brand Trust berpengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan KFC pada KFC cabang
Ring Road Medan ?”.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis Pengaruh Brand Image dan Brand Trust terhadap Loyalitas
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi pimpinan KFC Cabang Ring Road mengenai
pentingnya brand image dan brand trust terhadap loyalitas pelanggan.
2. Bagi Peneliti
Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai Pengaruh Brand
Image dan Brand Trust terhadap Loyalitas Pelanggan KFC pada KFC Cabang
Ring Road Medan.
3. Bagi Peneliti Lainnya
Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian
yang sama dimasa mendatang, khususnya mengenai Pengaruh Antara Brand
Image dan Brand Trust terhadap Loyalitas Pelanggan KFC pada KFC Cabang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Dara Sartika Dewi (2010) melakukan penelitian dengan judul :
Pengaruh Trust In A Brand Terhadap Brand Loyalty Produk Air Minum Aqua
Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Umsu Medan. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara serentak brand reliability dan brand intentions
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan kepuasan pelanggan
dengan Fhitung (70,121) > F tabel (3,09). Secara parsial variabel brand intention
merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan
produk air air minum Aqua yaitu sebesar 0,191. Sedangkan variabel brand
reliability tidak berpengaruh secara sinifikan terhadap kepuasan pelanggan
Berdasarkan koefisien determinasi (R²) maka variabel brand reliability dan brand
intention mampu menjelaskan pengaruh kepuasan pelanggan sebesar 0,603 atau
60,3%. Dan kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
brand loyalty dengan t hitung (8,786) > t tabel (1,96). Koefisien determinasi (R²)
hubungan antara kepuasan pelanggan terhadap brand loyalty sebesar 0,68 atau 68
% artinya hubungannya erat.
Akbar (2012) melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Kepuasan
dan Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Auto 2000 Cabang
Sisingamangaraja Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data
signifikan individual (Uji-t), uji signifikan simultan (Uji-F) dan analisis koefesien
determinasi (R2). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independent
yang digunakan yaitu kepuasan (X1), dan kepercayaan merek (X2) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada Auto 2000 Cabang
Sisingamangaraja Medan Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil Fhitung > Ftabel
(6,355 > 1,09) dengan tingkat signifikansi (0,003 < 0,05).
Sri Rotua Juliani (2013) melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh
Citra Merek (Brand Image), Pelayanan (Retail Service), dan Produk
(Merchandise) Terhadap Keputusan Pembelian Pada Brastagi Supermarket
Medan. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara
simultan ketiga variabel yaitu citra merek (brand image), pelayanan (retail
service), dan produk (merchandise) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian pada Brastagi Supermarket Medan. Secara parsial dapat
dilihat bahwa variabel pelayanan (retail service) merupakan variabel yang
dominan mempengaruhi keputusan pembelian pada Brastagi Supermarket. Nilai
Adjusted R Square = 0,414, berarti 41,4% faktor-faktor keputusan pembelian
dapat dijelaskan oleh citra merek (brand image), pelayanan (retail service), dan
produk (merchandise).
Hendra (2014) melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Citra
Merek, Kualitas Produk, Dan Harga Diri Terhadap Loyalitas Merek Handphone
Blackberry Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. Hasil penelitian ini
menunjukkan citra merek, kualitas produk, dan harga diri secara bersama-sama
BlackBerry. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada
koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,717 berarti hubungan antara Citra Merek,
Kualitas Produk, dan Harga Diri Terhadap Loyalitas Merek Handphone
BlackBerry sebesar 71,7 %, artinya hubungan antar variabel erat. Nilai Adjusted
R Square sebesar 0,487 yang berarti 48,7 % Loyalitas Merek dapat dijelaskan oleh
Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga Diri. Sedangkan sisanya 51,3 % dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 2.1
Mapping Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
1. Dara Sartika
Dewi 2010
Pengaruh Trust In A Brand Terhadap Brand Loyalty Produk Air Minum
Aqua Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Umsu Medan
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis regresi linier berganda, uji simultan F), uji parsial (Uji-t), dan koefesien determinan (R2)
hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serentak brand reliability dan brand intentions berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan kepuasan pelanggan dengan Fhitung (70,121) > F tabel (3,09). Secara parsial variabel brand intention merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan produk air air minum Aqua yaitu sebesar 0,191. Sedangkan variabel brand reliability tidak
berpengaruh secara sinifikan terhadap kepuasan pelanggan Berdasarkan koefisien determinasi (R²) maka variabel brand reliability dan brand intention mampu menjelaskan
pengaruh kepuasan pelanggan sebesar 0,603 atau 60,3%. Dan kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty dengan t hitung (8,786) > t tabel (1,96). Koefisien determinasi (R²) hubungan antara kepuasan pelanggan terhadap brand loyalty sebesar 0,68 atau 68 % artinya hubungannya erat.
2. Akbar 2012
Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data deskriptif, uji validitas dan reliabilitas , analisis linier berganda dengan
Auto 2000 Cabang Sisingamangaraja Medan
uji signifikan individual (Uji-t), uji signifikan simultan (Uji-F) dan analisis koefesien determinasi (R2).
Cabang Sisingamangaraja Medan Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil Fhitung > Ftabel (6,355 > 1,09) dengan tingkat signifikansi (0,003 < 0,05).
3. Sri Rotua
Juliani 2013
Pengaruh Citra Merek (Brand Image), Pelayanan (Retail Service), dan Produk (Merchandise)
Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Brastagi
Supermarket Medan
Metode analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh customer value terhadap citra sebuah minimarket
adalah metode deskriptif dan metode
analisis statistik, yang berguna dalam analisis regresi linier berganda dan pengujian hipotesis. Uji-F atau uji signifikan simultan dan uji-t atau uji parsial pada tingkat signifikansi 5% .
Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan ketiga variabel yaitu citra merek (brand image), pelayanan (retail service), dan produk (merchandise) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Brastagi Supermarket Medan. Secara parsial dapat dilihat bahwa variabel pelayanan (retail service) merupakan variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian pada Brastagi Supermarket. Nilai Adjusted R Square = 0,414, berarti 41,4% faktor-faktor keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh citra merek (brand image), pelayanan (retail service), dan produk (merchandise).
4 Hendra 2014
Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Dan Harga Diri Terhadap Loyalitas Merek Handphone Blackberry Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis regresi linier berganda, uji simultan F), uji parsial (Uji-t), dan koefesien determinan (R2)
Hasil penelitian menunjukkan citra merek, kualitas produk, dan harga diri secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek handphone BlackBerry. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,717 berarti hubungan antara Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga Diri Terhadap Loyalitas Merek Handphone BlackBerry sebesar 71,7 %, artinya hubungan antar variabel erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,487 yang berarti 48,7 % Loyalitas Merek dapat dijelaskan oleh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga Diri. Sedangkan sisanya 51,3 % dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
2.2 Brand Image (Citra Merek)
Menurut Lamb (2001:421) merek adalah suatu nama, istilah, simbol,
desain, atau gabungan dari keempatnya, yang mengidentifikasikan produk para
penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Sedangkan nama merek yaitu
bagian dari merek yang dapat disebutkan, diucapkan termasuk huruf-huruf, kata-
kata, dan angka-angka. Lamb juga menjelaskan beberapa ciri dari nama merek
yang efektif, yaitu :
1. Mudah diucapkan
2. Mudah dikenali
3. Mudah diingat
4. Pendek
5. Berbeda atau unik
6. Menggambarkan produk
7. Menggambarkan manfaat dari produk
8. Mempunyai konotasi yang positif
9. Memperkuat citra produk yang diinginkan
Menurut Temporal (2002:44) ada beberapa alasan mengapa merek
penting bagi konsumen, yakni :
1. Merek memberikan pilihan
Manusia menyenangi pilihan, dan merek memberikan mereka kebebasan untuk
memilih. Sejalan dengan terbagi-baginya pasar, perusahaan melihat pentingnya
Merek dapat memberikan pilihan, memungkinkan konsumen untuk
membedakan berbagai macam tawaran dari perusahaan.
2. Merek memudahkan mengambil keputusan
Merek membuat keputusan untuk membeli menjadi semakin mudah. Manusia
dapat membuat keputusan lebih cepat jika mereka mengetahui merek, membuat
hidup mereka lebih mudah. Kesadaran akan merek akan semakin besar ketika
konsumen harus mengidentifikasikan produk-produk teknologi, dengan
semakin meningkatnya kesamaan produk, merek memudahkan orang untuk
memutuskan produk yang akan dibeli. Merek yang terkenal lebih menarik
perhatian dibandingkan yang tidak.
3. Merek memberikan jaminan berkualitas
Para konsumen akan memilih produk yang berkualitas dimanapun dan kapan
pun mereka mampu. Sekali mereka mencoba suatu merek, secara otomatis
mereka akan menyamakan pemngalaman ini dengan tingkat kualitas tertentu.
Pengalaman terhadap merek yang berbeda membantu konsumen untuk
membedakan standar kualitas dan untuk mengetahui berapa nilai uang yang
akan mereka peroleh.
4. Merek memberikan pencegahan resiko
Sebagian konsumen menolak resiko, mereka tidak akan membeli suatu produk
khususnya produk teknologi jika ragu terhadap hasilnya. Kepercayaan
merupakan salah satu faktor paling penting mengapa seseorang membeli suatu
produk teknologi tertentu dibandingkan dengan yang lain. Merek membangun
5. Merek memberikan alat untuk mengekspresikan diri
Merek menghasilkan kesempatan kepada manusia untuk mengekspresikan diri
dalam berbagai cara. Merek dapat membantu manusia untuk mengekspresikan
di antara kebutuhan sosial psikologi.
Brand image merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang
dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Brand
image dibangun berdasarkan pemikiran ataupun pengalaman yang dialami
seseorang terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003:180). Brand image
adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen
(Rangkuti, 2004:244). Citra merek juga merupakan keseluruhan dari persepsi
konsumen mengenai merek tersebut, atau bagaimana cara mereka memandangnya
yang mungkin tidak serupa dengan identitas merek. Berdasarkan beberapa
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah sekumpulan
asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu. Brand image
dapat disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia.
Faktor-faktor yang membentuk citra merek dalam kaitannya dengan
asosiasi merek menurut Keller (2004:71) adalah:
1. Favorability of brand associations
Keberhasilan suatu program pemasaran tercermin dalam kemampuan
menganalisis konsumen dan kompetisi untuk menentukan posisi yang optimal
untuk merek, sehingga pembeli percaya bahwa merek yang mempunyai atribut
mereka sehingga terbentuklah sebuah perilaku positif terhadap merek tersebut
secara keseluruhan.
2. Strength of brand associations
Kekuatan dari sebuah asosiasi akan menentukan pembentukan citra merek. Hal
ini juga tergantung pada bagaimana informasi masuk kedalam ingatan pembeli
dan bagaimana kekuatan asosiasi tersebut bertahan sebagai sebuah bagian dari
citra merek. Memastikan bahwa asosiasi terkait cukup kuat untuk merek akan
bergantung pada bagaimana program pemasaran dan faktor lain mempengaruhi
pengalaman merek konsumen.
3. Uniqueness of brand associations
Inti dari penempatan merek adalah merek mempunyai keuntungan kompetitif
(persaingan) yang dapat dipertahankan atau proporsi penjualan yang unik yang
dapat mengikat pembeli sebagai suatu alasan yang kuat untuk membeli merek
tertentu. Perbedaan ini dapat disampaikan langsung secara eksplisit dengan
membuat perbandingan dengan pesaing, atau mungkin akan disampaikan
secara implisit dengan menyatakan persaingan tertutup.
Suatu brand image dibangun dengan menciptakan citra dari suatu
produk. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi dan menganggapnya berbeda
karena brand ini memancarkan asosiasi citra tertentu. Para perancang image dari
brand berusaha memenuhi hasrat konsumen untuk menjadi bagian dari kelompok
sosial tertentu yang lebih besar dan dipandang terhormat oleh orang lain, atau
untuk mendefenisikan diri menurut citra yang diinginkannya. Brand image
yang ditawarkan sudah tidak lagi memiliki perbedaan yang berarti
(www.jakartaconsultingroup.com).
Citra merek berhubungan dengan sikap. Sikap positif konsumen terhadap
sebuah merek lebih mudah mengarahkannya untuk membeli merek dan produk
tersebut. Karena itu, tujuan utama strategi pemasaran, baik melalui iklan,
publisitas, maupun melalui cara tradisional adalah mengembangkan citra positif
terhadap merek. Citra merek dibangun dengan memasukkan kepribadian atau citra
kedalam produk atau jasa, untuk kemudian dimasukkan ke dalam alam bawah
sadar konsumen.
2.2.1 Ekuitas Merek
Menurut David (dalam Durianto 2001:26), mengelompokkan ekuitas
merek menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1. Brand awarness (kesadaran merek) menunjukkan kesanggupan seseorang
calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
2. Brand association (asosiasi merek) mencerminkan pencitraan suatu merek
terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup,
manfaat, atribut, produk, geografis, pesaing, selebritis, dan lain-lain.
3. Perceived quality (persepsi kualitas) mencerminkan persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan
berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
4. Brand loyalti (loyalitas merek) mencerminkan tingkat keterikatan konsumen
5. Other proprietary brand assets (asset-asset merek yang lainnya).
Empat elemen ekuitas merek diluar asset-asset lainnya dikenal dengan
elemen-elemen utama dari ekuitas merek. Elemen ekuitas merek yang kelima
secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari keempat elemen utama
tersebut. Ekuitas merek merupakan aset yang dapat memberikan nilai tersendiri di
mata pelanggannya. Aset yang dikandungnya akan dapat membantu pelanggan
dalam menafsirkan, memproses dan menyimpan informasi yang terkait dengan
produk dan merek tersebut. Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa
lalu dalam penggunaan atau kedekatan, asosiasi dengan berbagai karakteristik
merek.
2.2.2 Jenis Citra
Menurut Jefkins (dalam Buana 1995:67) ada beberapa jenis citra (image)
yaitu :
1. Citra Bayangan (Mirror Image). Citra jenis ini adalah citra yang diyakini oleh
perusahaan bersangkutan terutama pihak manajemen yang tidak percaya “apa
dan bagaimana” kesan pihak luar terhadap institusi yang dipimpinnya, tidak
selamanya dalam posisi yang baik;
2. Citra Kini (Current Image). Citra yang sekarang dimiliki oleh pihak luar dalam
memandang institusi tersebut. Ada kemungkinan ”citra kini” yang dimiliki oleh
3. Citra Harapan (Wish Image). Citra yang menjadi harapan dan cita-cita dari
suatu insitusi yang hendak ditampilkan kepada publiknya. Idealnya citra
sebuah insitusi adalah positif.
4. Citra Perusahaan (Corporate Image). Citra adalah citra yang berkaitan dengan
sosok insititusi sebagai tujuan utamanya, bagaimana citra institusi yang positif
lebih dikenal serta diterima oleh publiknya.
5. Citra Sebaneka (Multiple Image). Citra ini adalah komplimen (pelengkap) dari
corporate image sebagai contoh pihak perusahaan dapat menampilkan citra
dari atribut logo, nama produk, tampilan gedung dan lain sebagainya;
6. Citra Penampilan (Performance Image). Citra ini lebih ditujukan kepada
subyek yang ada pada institusi, bagaimana kinerja atau penampilan diri dari
para profesional pada institusi yang bersangkutan sebagai contoh citra yang
ditampilkan karyawan dalam menangani keluhan para pelanggan.
2.2.3 Tipe Merek
Pemahaman mengenai peran merek tidak bisa dipisahkan dari tipe-tipe
utama merek, karena masing-masing tipe memiliki citra merek yang berbeda
(Whitwell, dalam Tjiptono 2005:22). Ketiga tipe tersebut meliputi:
1. Attribute Brands
Yakni merek-merek yang memiliki citra yang mampu mengkomunikasikan
keyakinan / kepercayaan terhadap atribut fungsional produk. Kerapkali sangat
sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas dan fitur secara obyektif atas
begitu banyak tipe produk, sehingga mereka cenderung memiliki merek-merek
2. Aspirational brands
Yaitu merek-merek yang menyampaikan citra tentang tipe orang yang membeli
merek yang bersangkutan. Citra tersebut tidak banyak mengandung produkna,
tetapi justru lebih banyak berkaitan dengan gaya hidup yang didambakan.
Keyakinan yang dipegang konsumen adalah bahwa dengan memiliki merek
semacam ini, akan tercipta asosiasi yang kuat antara dirinya dengan kelompok
aspirasi tertentu.
3. Experience brands
Mencerminkan merek-merek yang menyampaikan citra asosiasi dan emosi
bersama. Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi dan lebih berkenaan
dengan kesamaan filosofi antara merek dan konsumen individual. Kesuksesan
sebuah experience brands ditentukan oleh kemampuan merek bersangkutan
dalam mengekspresikan individualitas dan pertumbuhan personal.
2.3 Brand Trust (Kepercayaan Merek)
Pengertian kepercayaan yaitu komitmen yang kuat bagi konsumen untuk
memperkuat hubungan antara konsumen dengan produk atau merek. Menurut
Amir (2005:62), kepercayaan adalah keyakinan kita bahwa di satu produk ada
atribut tertentu. Keyakinan ini muncul, dari persepsi yang berulang, dan adanya
pembelajaran dan pengalaman. pesaing. Dalam riset Costabille (Ferina Dewi
2008) kepercayaan didefinisikan sebagai persepsi kehandalan dari sudut pandang
konsumen didasarkan pada pengalaman atau terpenuhinya harapan akan kinerja
Komitmen konsumen untuk memperkuat hubungan antara konsumen dengan
produk atau merek.
Kepercayaan merek adalah keyakinan konsumen terhadap suatu merek
produk setelah merasakan manfaat yang diberikan oleh produk itu sendiri.
Keyakinan konsumen tersebut sangat perlu dijaga oleh perusahaan agar
perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang memproduksi produk
yang sama. Perusahaan harus mampu menciptakan suatu ciri khas terhadap
produk yang mereka tawarkan agar calon pembeli potensial dapat tertarik untuk
membelinya. Hal ini dapat dimulai oleh perusahaan dengan memberikan nama
merek terhadap produk yang mereka tawarkan kepada masyarakat.
Sering sekali orang beranggapan bahwa nama merek tidak terlalu penting
untuk diperhatikan karena mereka beranggapan bahwa apalah arti sebuah nama.
Akan tetapi, bagi sebuah perusahaan hal ini sangatlah perlu diperhatikan karena
dengan pemberian nama merek pada sebuah produk maka para calon pembeli
akan mudah untuk mengenal langsung produk tersebut.
Selain itu, nama merek memudahkan para calon pembeli untuk mencari
produk tersebut. Bagi perusahaan, merek berfungsi sebagai media komunikasi
bagi konsumennya untuk menggambarkan ciri khas dari produk tersebut. Oleh
karena itu, peran merek ini haruslah diperhatikan dan jangan pernah dianggap
remeh. Tugas perusahaan dalam menanamkan kepercayaan merek dalam diri
konsumennya sangatlah sulit. Perusahaan harus mampu memenuhi
komponen-komponen kepercayaan merek itu sendiri, di antaranya adalah brand reliability
Kepercayaan bersumber dari harapan konsumen akan terpenuhinya janji
yang diberikan oleh merek. Ketika harapan mereka tidak terpenuhinya maka
kepercayaan akan berkurang bahkan hilang. Akan tetapi, jika harapan tersebut
dapat dipenuhi oleh perusahaan maka konsumen akan terus percaya terhadap
merek tersebut (Ferrinadewi,2008;153). Hal ini dapat tercermin dari gambar 2.1 di
bawah ini:
[image:38.595.75.519.293.434.2]Sumber: Ferrinadewi (2008:153)
Gambar 2.1
Alur Kepercayaan Konsumen Pada Merek
2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Merek
Menurut Lau dan Lee (2000:44), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas
yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun tiga faktor
tersebut adalah :
1. Brand Characteristic
Mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan
keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini disebabkan oleh
konsumen melakukan penilaian sebelum membeli. Karakteristik merek yang
Kinerja Merek Harapan
Konsumen
Trust
berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi dapat diramalkan, mempunyai
reputasi, dan kompeten.
2. Company Characteristic
Yang ada dibalik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan
konsumen terhadap merek tersbut. Pengetahuan konsumen tentang perusahaan
yang ada dibalik merek suatu produk merupakan dasar awal pemahaman
konsumen terhadap suatu produk. Karakteristik ini meliputi reputasi
perusahaan, motivasi perusahaan yang diinginkan dan integritas perusahaan.
3. Consumer-Brand Characteristic
Merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu,
karakteristik konsumen merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap
merek. Karakteristik ini meliputi kemiripan antara konsep emosional
konsumen dengan kepribadian merek, kesukaan terhadap merek dan
pengalaman terhadap merek.
2.4 Loyalitas Pelanggan
Loyalitas merupakan istilah kuno yang secara tradisional telah digunakan
untuk melukiskan kesetiaan dan pengabdian antusias kepada negara, cita-cita, atau
individu. Belakangan ini, dalam konteks bisnis, istilah ini telah digunakan untuk
melukiskan kesediaan pelanggan untuk terus berlangganan pada sebuah
perusahaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan barang dan
suka rela merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada teman-teman
dan rekannya (Lovelock dan Wright, 2005:133).
Pelanggan loyal adalah impian bagi setiap perusahaan. Dengan semakin
banyak pelanggan loyal yang dapat dipertahankan, kepala bagian marketing atau
penjualan sukses memenuhi target tahunan, karena sebagian besar target itu bisa
dipenuhi oleh captive market (Chan, 2003:190).
Di tengah pertarungan sengit dan peta kepuasan yang juga terus berubah,
hanya perusahaan yang memberi perhatian serius terhadap loyalitas pelanggan
yang akan terus bisa eksis dan terus tumbuh semakin kokoh. Karena loyalitas
pelanggan adalah puncak pencapaian pelaku bisnis (www.swa.co.id).
Timm (2005:3) menyatakan bahwa konsep kesetiaan pelanggan
(loyalitas) mencakup lima faktor, yaitu :
1. Kepuasan keseluruhan yang dialami pelanggan ketika berbisnis dengan
perusahaan.
2. Kesediaan untuk membangun hubungan dengan perusahaan.
3. Kesediaan untuk membeli kembali.
4. Kesediaan untuk merekomendasikan perusahaan kepada orang lain.
5. Enggan beralih ke produk pesaing.
Timm (2005:3) juga menyatakan bahwa kesetiaan pelanggan tidak sama
dengan :
1. Kepuasan pelanggan semata. Walaupun merupakan bagian yang penting bagi
kesetiaan, kepuasan pada masa sekarang bukan jaminan untuk kesetiaan di
2. Pelanggan yang memberikan respons terhadap penawaran khusus atau insentif.
Karena kita tidak dapat membeli kesetiaan, namun kita harus menciptakan
seiring dengan waktu.
3. Pasar yang besar. Perusahaan mungkin mempunyai pelanggan dalam jumlah
yang besar hanya karena pesaing lemah atau harga pesaing perusahaan lebih
baik. Hal-hal ini tidak menciptakan kesetiaan.
4. Semata-mata pembelian berulang. Beberapa orang membeli berdasarkan
kebiasaan, kenyamanan, atau harga tetapi dengan mudah beralih ke alternatif
lain.
Griffin (dalam Hurriyanti, 2005:129) menjelaskan bahwa ada beberapa
keuntungan yang diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal
antara lain :
1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik pelanggan
yang baru lebih mahal).
2. Dapat mengurangi biaya transaksi.
3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian konsumen
yang lebih sedikit).
4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa pasar
perusahaan.
5. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan
yang loyal juga berarti mereka yang puas.
Dua kondisi penting yang berhubungan dengan loyalitas adalah retensi
pelanggan (customer retention) dan total pangsa pasar (total share of customer).
Retensi pelanggan menjelaskan lamanya hubungan dengan pelanggan. Tingkat
retensi pelanggan adalah presentase pelanggan yang telah memenuhi sejumlah
pembelian ulang selama periode waktu yang terbatas. Sedangkan pangsa
pelanggan suatu perusahaan menunjukkan presentase dari anggaran pelanggan
yang dibelanjakan ke perusahaan tersebut (Griffin, 2003:5).
Dick dan Basu (dalam Tjiptono, 2000:110) menyatakan bahwa ada empat
situasi kemungkinan loyalitas, yaitu :
1. No loyalty (tanpa loyalitas)
No loyalty terjadi karena sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan
sama-sama lemah, sehingga loyalitas tidak terbentuk. Ada dua kemungkinan
penyebab. Pertama, sikap yang lemah (mendekati netral) dapat terjadi jika
suatu produk/jasa baru diperkenalkan dan atau pemasarnya tidak mampu
mengkomunikasikan keunggulan unik produknya. Penyebab kedua berkaitan
dengan dinamika pasar, dimana merek-merek yang berkompetisi dipersepsikan
serupa atau sama.
2. Spurious loyalty (loyalitas yang lemah)
Spurious loyalty merupakan sikap pelanggan yang relatif lemah disertai pola
pembelian ulang yang kuat. Situasi semacam ini ditandai dengan pengaruh
faktor non-sikap terhadap perilaku, misalnya norma subjektif dan faktor
3. Latent loyalty (loyalitas tersembunyi)
Situasi latent loyalty tercermin bila sikap yang kuat disertai pola pembelian
ulang yang lemah. Situasi yang menjadi perhatian besar para pemasar ini
disebabkan pengaruh faktor-faktor non-sikap yang sama kuat atau bahkan
cenderung lebih kuat daripada faktor sikap dalam menentukan pembelian
ulang.
4. Loyalty (loyalitas premium)
Situasi ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan para pemasar,
dimana konsumen bersikap positif terhadap produk atau produsen (penyedia
jasa) dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten.
2.4.1 Membentuk Kualitas Loyalitas Pelanggan
Pada tingkat persaingan usaha yang semakin tajam saat ini, maka
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pelanggannya yang sudah ada
merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Karena akuisisi pelanggan baru,
selain membutuhkan biaya yang mahal, juga belum tentu merupakan pelanggan
yang menguntungkan.
Perusahaan dalam merebut pelanggan dari pesaing pun, belum tentu
memberikan hasil yang lebih positif dibandingkan dengan mempertahankan
pelanggan yang sudah berada dalam genggaman perusahaan. Ini terjadi karena
perusahaan lain berupaya untuk menciptakan switching barrier,
(www.frontier.co.id).
Ada beberapa langkah menurut Griffin (2003:140) untuk mendorong
1. Lindungi pelanggan terbaik dari serangan pesaing.
2. Menjadikan pelanggan terbaik sebagai prioritas terbesar.
3. Manfaatkan mata rantai pasokan perusahaan untuk menghasilkan nilai
pelanggan yang lebih baik.
4. Susunlah program frequent buyer yang benar-benar bisa dilaksanakan.
5. Carilah cara untuk menunjukkan “Saya Tahu yang Anda Butuhkan”.
6. Pekerjakan dan latih pegawai dan orang-orang front line untuk menghasilkan
loyalitas.
7. Beri motivasi para staf untuk menghasilkan loyalitas.
2.4.2 Tahapan Loyalitas Pelanggan
Brown dalam Hurriyanti (2005:138) mengungkapkan bahwa loyalitas
pelanggan terdiri dari tiga tahap sebagai berikut :
a. The courtship
Pada tahap ini, hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan pelanggan
sebatas penawaran produk/jasa dan harga yang diberikan pesaing lebih baik,
maka mereka akan pindah.
b. The relationship
Pada tahapan ini, tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dan
pelanggan. Loyalitas yang terbentuk tidak lagi didasarkan pada pertimbangan
produk/jasa dan harga, walaupun tidak ada jaminan pelanggan tidak akan
melihat pesaing. Selain itu tahap ini terjadi hubungan yang saling
c. Marriage
Pada tahapan ini hubungan jangka panjang telah tercipta dan keduanya tidak
dapat dipisahkan. Loyalitas tercipta akibat adanya kesenangan dan
ketergantungan pelanggan pada perusahaan.
2.5 Kerangka Konseptual
Menurut Lamb (2001:421) merek adalah suatu nama, istilah, simbol,
desain, atau gabungan dari keempatnya, yang mengidentifikasikan produk para
penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Sedangkan nama merek yaitu
bagian dari merek yang dapat disebutkan, diucapkan termasuk huruf-huruf, kata-
kata, dan angka-angka.
Brand image merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang
dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Brand
image dibangun berdasarkan pemikiran ataupun pengalaman yang dialami
seseorang terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003:180). Brand image
adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen
(Rangkuti, 2004:244). Citra merek juga merupakan keseluruhan dari persepsi
konsumen mengenai merek tersebut, atau bagaimana cara mereka memandangnya
yang mungkin tidak serupa dengan identitas merek. Berdasarkan beberapa
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah sekumpulan
asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu. Brand image
Konsumen yang loyal pada satu merek (brand loyalty) akan bersedia
membayar lebih untuk merek tersebut karena ia merasa telah mendapatkan nilai
(value) dari merek tersebut yang tidak didapatkan dari merek lain. Keunikan nilai
tersebut didapat melalui kepercayaan yang lebih besar terhadap merek tersebut
(brand trust).
Kepercayaan bersumber dari harapan konsumen akan terpenuhinya janji
yang diberikan oleh merek. Ketika harapan mereka tidak terpenuhinya maka
kepercayaan akan berkurang bahkan hilang. Akan tetapi, jika harapan tersebut
dapat dipenuhi oleh perusahaan maka konsumen akan terus percaya terhadap
merek tersebut (Ferrinadewi,2008;153).
Kepercayaan merek adalah keyakinan konsumen terhadap suatu merek
produk setelah merasakan manfaat yang diberikan oleh produk itu sendiri.
Keyakinan konsumen tersebut sangat perlu dijaga oleh perusahaan agar
perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang memproduksi produk
yang sama. Perusahaan harus mampu menciptakan suatu ciri khas terhadap
produk yang mereka tawarkan agar calon pembeli potensial dapat tertarik untuk
membelinya. Hal ini dapat dimulai oleh perusahaan dengan memberikan nama
merek terhadap produk yang mereka tawarkan kepada masyarakat.
Dengan adanya citra sebuah merek dan kepercayaan terhadap merek,
maka akan terbentuk loyalitas konsumen terhadap suatu produk teresbut. Karena
kesetiaan konsumen menujukkan seberapa lama pelanggan akan loyal terhadap
Sumber: Lamb (2001:421), Ferrinadewi (2008:153) diolah peneliti
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis
Hipotesis penelitian menunjukkan secara jelas arah pengujiannya, dengan
kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di
lapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah brand image dan brand
trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan KFC pada
KFC cabang Ring Road Medan.
Brand Image (X1)
Brand Trust (X2)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, Bungin (2011: 89)
menyatakan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan
berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di
masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk
menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan
hubungan antar variabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep,
mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam
ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di restaurant fastfood KFC, yang beralamat di
Jalan Ring Road/Arteri Komp. Setia Budi Medan. Pelaksanaan penelitian ini
dimulai selama 3 (tiga) bulan dari bulan Januari 2015 sampai bulan Maret 2015.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari
kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam
1. Variabel Bebas : Brand Image (X1)
: Brand Trust (X2)
2. Variabel Terikat : Loyalitas Pelanggan (Y)
3.4 Defenisi Operasional
Penguraian defenisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti
merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian.
Selain itu juga bertujuan memberikan batasan-batasan pada objek yang akan
diteliti. Defenisi operasional variabel-variabel tersebut adalah :
1. Brand Image (X1)
Brand image (citra merek) adalah serangkaian kepercayaan yang konsumen
pegang atas masing-masing atribut yang istimewa dari suatu produk dan
merupakan kesan yang timbul karena pemahaman akan persepsinya terhadap
citra merek dari restaurant fastfood KFC.
2. Brand Trust (X2)
Brand trust (citra merek) adalah keyakinan konsumen yang bersedia untuk
mengandalkan kemampuan merek tersebut dalam menjalankan fungsinya pada
restaurant fastfood KFC.
3. Loyalitas Pelanggan (Y)
Loyalitas pelanggan adalah pelanggan yang kebutuhan, keinginan, dan
harapannya telah terpenuhi, sehingga memiliki hubungan emosional dengan
perusahaan, dalam hal ini restaurant fastfood KFC. Konsumen akan
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala
Pengukuran
Brand Image (X1)
Brand image (citra merek)
adalah serangkaian kepercayaan yang konsumen
pegang atas masing-masing atribut yang istimewa dari suatu produk dan merupakan kesan yang timbul karena
pemahaman akan persepsinya terhadap citra
merek dari restaurant fastfood KFC.
1. Merek yang bagus merupakan jaminan kualitas
2. Kekuatan merek KFC mempengaruhi konsumen untuk membeli
3. KFC merupakan merek restaurant fastfood yang terkenal di antara merek yang lain
4. Citra KFC sebagai jagonya ayam goreng
Likert
Brand Trust (X2)
Brand trust (citra merek) adalah keyakinan konsumen yang bersedia untuk mengandalkan kemampuan merek tersebut dalam menjalankan fungsinya pada restaurant fastfood KFC.
1. Keyakinan
konsumen terhadap merek
2. Merek yang dapat
diandalkan ketika lapar melanda dengan layanan delivery
3. KFC selalu berusaha memuaskan
konsumen melalui pelayanan
4. Reputasi KFC sangat baik
Likert
Loyalitas Pelanggan (Y)
Loyalitas pelanggan adalah pelanggan yang kebutuhan, keinginan, dan harapannya telah terpenuhi, sehingga
memiliki hubungan emosional dengan perusahaan, dalam hal ini
restaurant fastfood KFC. Konsumen akan melakukan kunjungan berikutnya dan merekomendasikan kepada orang lain.
1. Pelanggan tidak ingin pindah ke restaurant fastfood lain
2. Pelanggan selalu merekomendasikn
KFC kepada orang lain
3. Setia memilih KFC sebagai restaurant favorite
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan
(Sugiyono, 2007:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai
[image:51.595.156.464.370.492.2]berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Item Instrumen Skor
1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Setuju Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Sumber: Sugiyono (2007:133)
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi
Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek
penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah para
pelanggan KFC yang berasal dari Komp. Setia Budi maupun dari luar Komp.
3.6.2 Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2010), ialah bagi