• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peranan Sektor Industri Kecil Kacang Sihobuk Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Sipoholon Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Peranan Sektor Industri Kecil Kacang Sihobuk Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Sipoholon Tapanuli Utara"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS PERANAN SEKTOR INDUSTRI KECIL KACANG

SIHOBUK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN

MASYARAKAT DI KECAMATAN SIPOHOLON

TAPANULI UTARA

SKRIPSI

DIAJUKAN OLEH :

NIRWANA C SINURAT

070501065

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

Medan

Penanggung Jawab Skripsi Nama : Nirwana C Sinurat

NIM : 070501065

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Peranan Sektor Industri Kecil Kacang Sihobuk Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Sipoholon Tapanuli Utara.

Tanggal,___________________

Pembimbing

(3)

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

Medan

Persetujuan Administrasi Akademik Nama : Nirwana C Sinurat

NIM : 070501065

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Peranan Sektor Industri Kecil Kacang Sihobuk Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Sipoholon Tapanuli Utara.

Tanggal,___________________ Ketua

Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D NIP: 19710503 200312 1 003

Tanggal,___________________ Dekan

(4)

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

Medan

Berita Acara Ujian

Hari : Rabu

Tanggal : 21 September 2011 Nama : Nirwana C Sinurat

NIM : 070501065

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Peranan Sektor Industri Kecil Kacang Sihobuk Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Sipoholon Tapanuli Utara.

Ketua Program Studi Pembimbing

Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D Dr.HB.Tarmizi, SE,SU____ NIP: 19710503 200312 1 003 NIP: 19530412 198103 1 006

Penguji I Penguji II

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Analisis Peranan Sektor Industri Kecil Kacang

Sihobuk Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Sipoholon,

Tapanuli Utara”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang kacang sihobuk. Adapun

variabel bebas dalam penelitian ini adalah Jumlah Produksi, Lama Usaha, dan

Modal Awal. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sipoholon Kabupaten

Tapanuli Utara.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan

sampel sebanyak 30 orang. Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini

adalah Ordinary Least Squared (OLS), dengan menggunakan Eviews 5.1.

Hasil analisa menunjukkan bahwa variabel Jumlah Produksi dan Lama

Usaha mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan

pedagang kacang sihobuk, sedangkan Modal Usaha tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kacang sihobuk.

(6)

ABSTRACT

The title of this research is “ Analysis a part of small sector industry

sihobuk nuts to increase the income of community in Sipoholon district,North

Tapanuli”. The purpose of this research is to analyzed factors that influence the

Sihobuk nuts seller’s income. The independent variables that used in this research

is the amount of production, years of business and the authorized capital. This

research is done in Sipoholon district, North Tapanuli regency.

Data that used in this research is primary data with 30 respondences as

sample. Research method that used in this study is Ordinary Least Squared (OLS),

by using Eviews 5.1.

The result showed that the amount of production year of business have a

positive influnce and significant for Sihobuk nuts seller’s income, but the

authorized capital has not the significant influence for the sihobuk nuts seller’s

income.

Keywords : Income, amount of production, years of business, the authorized

capital.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan anugerah-Nya yang luar biasa kepada penulis. Sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Peranan sektor

Industri Kecil Kacang Sihobuk Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara”. Penulisan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar

sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan berupa

dorongan semangat maupun sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Maka dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada

terhingga kepada semua pihak terutama kepada :

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi,

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyo Ario Pratomo, SE, Mec, selaku Ketua, dan kepada Bapak Drs.

Syahrir Hakim Nasution, M.si, selaku Sekertaris Depertemen Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irysad Lubis SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua, dan kepada Bapak

Paidi Hidayat, SE, M.Si, selaku Sekertaris Program Studi S1 Ekonomi

Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr.HB Tarmizi, SU, M.si, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan kritikan selama dalam pengerjaan

(8)

5. Ibu Dra. Raina Linda Sari,M.Si, selaku dosen penguji I yang telah memberi

saran dan masukan yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.si, selaku dosen penguji II yang telah

memberikan saran dan masukan yang membangun guna penyempurnaan

skripsi ini.

7. Seluruh staff pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

8. Orang tuaku yang tercinta K br. Simanjuntak yang sangat penulis cintai buat

semua doa, perhatian, didikan, nasihat, dukungan yang sangat penulis

butuhkan sehingga membuat penulis semangat selama mengikuti perkuliahan

dan menyelesaikan skripsi ini.

9. Juga buat Kakak dan Abang-abang ku serta Teman-teman penulis yang tidak

dapat disebutkan namanya satu persatu sebagai rasa sayang, perhatian, doa

dan semangat yang diberikan dalam penyelesain skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2011

Hormat Saya

(9)

D A F T A R I S I

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pembangunan Indusri ... 11

2.2 Industri Kecil ... 12

2.2.1 Pengertian Industri Kecil ... 13

2.2.2 Karakteristik Industri Kecil ... 15

2.2.3 Kategori Industri Kecil ... 19

2.2.4 Masalah dan Hambatan Industri Kecil ... 20

2.2.5 Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil ... 23

2.2.6 Stategi Pengembangan Industri Kecil ... 25

2.3 Tenaga Kerja... 31

2.3.1 Tenaga Kerja Dalam Industri Kecil ... 35

2.3.2 Pengertian Faktor Produksi ... 35

2.4 Pendapatan ....………... 36

2.4.1 Pendapatan Pedagang Kacang Sihobuk ... 36

2.4.2 Pendapatan Nasional ... 38

(10)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Sipoholon ... 50

4.1.1 Kondisi Geografis Kecamatan Sipoholon ... 50

4.1.2 Luas Wilayah Dan Topografi Kecamatan Sipoholon... 50

4.2 Kondisi Demografis ... 51

4.2.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Sipoholon ... 51

4.3 Karakteristik Responden ... 53

4.3.1 Usia Responden ... 53

4.3.2 Pendidikan Responden ... 54

4.3.3 Jumlah Tanggungan Responden ... 54

4.3.4 Pengalaman Berusaha Responden ... 55

4.4 Hasil Estimasi Dan Interpretasi Model………... 56

4.4.1 Analisis Dan Pengumpulan Data ... 56

4.5 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 57

4.5.1 Koefisien Determinasi (R-square) ... 57

4.5.2 Uji F-statistik ... 58

(11)

4.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 62

4.6.1 Uji Multikolinearitas ... 62

4.6.2 Uji Heteroskedastisitas ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 65

(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Luas Wilayah Kecamatan Sipoholon Berdasarkan Desa ... 51

4.2 Jumlah Dan KepadatanPenduduk Kecamatan Sipoholon... 52

4.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 53

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 54

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 55

4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha ... 55

4.8 Hasil Regresi ... 56

4.9 Hasil Pengujian Correlation Matrix ... 63

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Pemeran Kegiatan Ekonomi …………..………... 39

3.1 Uji T-statistik ………..…... 46

3.2 Uji F-statistik ……….………... 47

4.1 Uji F-statistik ………….…………... 59

4.2 Uji T-statistik Jumlah Produksi………... 60

4.3 Uji T-statistik Pengalaman Usaha ………... 61

(14)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Analisis Peranan Sektor Industri Kecil Kacang

Sihobuk Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Sipoholon,

Tapanuli Utara”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang kacang sihobuk. Adapun

variabel bebas dalam penelitian ini adalah Jumlah Produksi, Lama Usaha, dan

Modal Awal. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sipoholon Kabupaten

Tapanuli Utara.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan

sampel sebanyak 30 orang. Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini

adalah Ordinary Least Squared (OLS), dengan menggunakan Eviews 5.1.

Hasil analisa menunjukkan bahwa variabel Jumlah Produksi dan Lama

Usaha mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan

pedagang kacang sihobuk, sedangkan Modal Usaha tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kacang sihobuk.

(15)

ABSTRACT

The title of this research is “ Analysis a part of small sector industry

sihobuk nuts to increase the income of community in Sipoholon district,North

Tapanuli”. The purpose of this research is to analyzed factors that influence the

Sihobuk nuts seller’s income. The independent variables that used in this research

is the amount of production, years of business and the authorized capital. This

research is done in Sipoholon district, North Tapanuli regency.

Data that used in this research is primary data with 30 respondences as

sample. Research method that used in this study is Ordinary Least Squared (OLS),

by using Eviews 5.1.

The result showed that the amount of production year of business have a

positive influnce and significant for Sihobuk nuts seller’s income, but the

authorized capital has not the significant influence for the sihobuk nuts seller’s

income.

Keywords : Income, amount of production, years of business, the authorized

capital.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Prioritas mempercepat pemulihan ekonomi serta memperkuat landasan

pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan yang berdasarkan pada sistem

ekonomi kerakyatan dan dilakukan melalui pembangunan di bidang ekonomi serta

pembangunan dibidang sumber daya alam dan lingkungan hidup. Oleh karena itu,

arah kebijakan pembangunan di bidang ekonomi sesuai dengan GBHN 1999-2004

adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan mewujudkan landasan

pembangunan yang lebih kukuh bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Tujuan pembangunan tersebut dicapai dengan lebih memberdayakan masyarakat

dan seluruh kekuatan ekonomi nasional terutama usaha mikro, kecil, menengah,

dan koperasi melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu

pada mekanisme pasar yang berkeadilan serta berbasis sumber daya alam serta

sumber daya manusia yang produktif dan mandiri.

Di bidang ekonomi, sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan

adalah tercapainya keseimbangan antara pertanian dan industri serta

perubahan-perubahan fundamental dalam stuktur ekonomi Indonesia sehingga produksi

nasional yang berasal dari luar pertanian merupakan bagian yang semakin besar

dan industri menjadi tulang punggung ekonomi.

Dengan memperhatikan sasaran pembangunan di bidang ekonomi tersebut

maka pembangunan di bidang industri memegang peranan yang penting. Dengan

arah dan sasaran itu, pembangunan industri berarti harus ditingkatkan dan

(17)

ekonomi yang lebih seimbang, yang pelaksanaannya juga harus semakin

memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Industri kecil memiliki peranan yang besar dalam mendorong pembangunan

di daerah khususnya pedesaan. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa pembangunan di

daerah tidak terlepas dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian

sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi daerah dan aspirasi

daerah.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah bertujuan meningkatkan jenis

dan peluang kerja. Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi

berbagai tantangan baik internal maupun eksternal, seperti masalah kesenjangan

dan iklim globalisasi, yang akhirnya menuntut tiap-tiap daerah untuk mampu

bersaing di dalam dan di luar negeri. Kesenjangan dan globalisasi berimplikasi

kepada propinsi, kabupaten/kota untuk melaksanakan percepatan pembangunan

ekonomi daerah melalui pengembangan ekonomi daerah berdasarkan potensi

sektor unggulan yang dimiliki oleh masing-masing daerah.

Untuk mendukung pembangunan tersebut sektor industri menjadi salah satu

faktor pendukung. Dilihat dari karakteristik sosial ekonomi bangsa Indonesia saat

ini industri kecil merupakan satu kekuatan dalam mewujudkan pembangunan.

Apalagi sejak krisis ekonomi tahun 1997, peranan usaha besar menurun drastis

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disebabkan karena bahan baku

impor meningkat secara drastis, biaya cicilan meningkat sebagai akibat dari nilai

tukar rupiah terhadap dolar menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan yang

ikut terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak

(18)

tinggi. Berbeda dengan usaha kecil yang sebagian besar tetap bertahan. Ada lima

keadaan yang memungkinkan industri kecil mampu bertahan dari persaingan yang

datang dari industri berskala besar adalah sebagai berikut : Pertama, usaha

industri kecil bergerak dalam pasar yang terpecah-pecah (fragmented market),

sehingga keberadaan skala ekonomi tidak terlalu penting yang menyebabkan

skala ekonomi usaha besar tidak menonjol. Kedua, usaha industri kecil

menghasilkan produk-produk dengan karakteristik elastisitas pendapatan yang

tinggi, sehingga apabila terjadi kenaikan pendapatan masyarakat, permintaan

akan produk-produk usaha juga meningkat. Ketiga, usaha kecil memiliki tingkat

heterogenitas yang tinggi sehingga dapat menghasilkan variasi produk yang

beraneka ragam. Keempat, usaha industri kecil tergabung dalam satu kluster

(sentra industri), sehingga mampu memanfaatkan efisiensi kolektif, misalnya

dalam hal pembelian bahan baku, pemanfaatan tenaga kerja terampil, dan

pemasaran bersama. Kelima, usaha industri kecil diuntungkan oleh kondisi

geografis, yang membuat produk-produk industri kecil memperoleh proteksi alami

karena pasar yang dilayani terjangkau oleh inovasi produk-produk skala besar.

Oleh karena itu perkembangan industri kecil dan industri rumah tangga

memegang peranan penting dalam perkembangan ekonomi.

Kenyataan ini memberi gambaran bahwa industri kecil dan rumah tangga

pada hakekatnya masih bertahan dalam struktur ekonomi Indonesia dari waktu ke

waktu dengan berbagai tantangan seperti kekurangan modal, pemasaran, keahlian

tenaga kerja tetapi masih tetap menunjukkan tingkat perkembangan yang baik.

Kondisi industri kecil yang ada di Indonesia saat ini terdapat sebanyak 42

(19)

industri sebanyak itu tentu saja memberikan kontribusi bagi pruduct domestic

bruto (PDB) yang tidak sedikit bagi daerah dan pusat serta penyerapan tenaga

kerja yang berdampak bagi pendapatan masyarakat. Karena sektor industri kecil

didominasi padat karya atau home industri.

Namun dalam perkembangannya, industri kecil masih belum menjalankan

fungsi dan peranannya secara maksimal karena menghadapi berbagai kendala

seperti masalah keterbatasan modal, teknik produksi, bahan baku, pemasaran,

manajemen dan teknologi. Selain itu hambatan yang dihadapi industri kecil adalah

keterbatasan mengakses informasi pasar, keterbatasan jangkauan pasar,

keterbatasan jaringan kerja, dan keterbatasan mengakses lokasi usaha yang

stategis.

Perkembangan industri kecil termasuk industri rumah tangga yang bersifat

informal merupakan bagian dari perkembangan industri dan ekonomi nasional

secara keseluruhan. Industri kecil mempunyai peranan yang strategis dalam

penyediaan lapangan kerja, menyediakan barang dan jasa yang bermutu dan salah

satu yang diharapkan adalah pengembangan industri kecil yang dapat ditempuh

dengan cara pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia.

Karena begitu besarnya peranan industri dalam pembangunan maka sektor

industri perlu dikembangkan untuk mempercepat tujuan pembangunan ekonomi

sebagai upaya untuk mendukung berkembangnya industri sebagai penggerak

utama laju peningkatan pertumbuhan ekonomi dan upaya untuk meningkatkan

nilai tambah yang ditujukan untuk memperluas kesempatan berusaha,

menyediakan barang dan jasa yang bermutu, meningkatkan pendapatan

(20)

termasuk industi kecil pengolahan makanan di tengah-tengah masyarakat yang

bisa ditempuh dengan cara pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia. Industri

kecil dalam hal ini akan berpengaruh terhadap sumber daya manusia dan sumber

daya alam.

Kenyataan ini memberi gambaran bahwa industri kecil dan rumah tangga

pada hakekatnya masih bertahan dalam struktur ekonomi Indonesia dari waktu ke

waktu dengan berbagai tantangan seperti kekurangan modal, pemasaran, keahlian

tenaga kerja tetapi masih tetap menunjukkan tingkat perkembangan yang baik.

Dari hal di atas terdapat beberapa alasan yang kuat menjadi dasar eksistensi

industri kecil dan rumah tangga dalam perekonomian Indonesia yaitu (Saleh,

1986:11).

1. Sebagian besar populasi industri kecil dan kerajinan berlokasi di

pedesaan, sehingga bila dikaitkan dengan kenyataan, tenaga kerja yang

semakin meningkat serta luas tanah garapan pertanian yang semakin

sempit,industri kecil merupakan salah satu jalan keluar.

2. Beberapa jenis kegiatan industri kecil dan kerajinan banyak

menggunakan bahan dari sumber lingkungan terdekat (di samping

tingkat upah yang murah) memungkinkan biaya produksi dapat ditekan.

3. Harga jual relatif murah sehingga masyarakat kelas “bawah” atau

berpendapatan rendah merupakan pangsa pasar potensial yang

memberikan peluang bagi pengembangan industri kecil.

4. Tetap adanya permintaan terhadap beberapa jenis komoditi yang tidak

diproduksi secara maksimal (misalnya batik tulis, anyam-anyaman,

(21)

Dalam menghadapi perdagangan bebas,sektor industri perlu dipersiapkan

secara khusus dalam menghadapi liberalisasi perdagangan agar bisa bersaing

dengan negara luar. Untuk Indonesia masalah pembagian pendapatan yang merata

adalah masalah yang tidak mudah untuk dituntaskan hanya mungkin dilakukan

adalah memperkecil atau menurunkan tingkat ketimpangan dan kemiskinan itu

sendiri akibat dari rendahnya tingkat pendapatan masyarakat.

Kabupaten Tapanuli Utara adalah salah satu daerah tingkat II di Sumatera

Utara dimana tingkat pendapatan masyarakatnya masih rendah. Sektor pertanian

menjadi sumber mata pencaharian utama sebagian besar penduduknya,sedangkan

sektor industri belum berkembang seperti daerah tingkat II lainnya di Sumatera

Utara. Hal ini diakibatkan kurangnya sumber daya alam dan sumber daya manusia

yang dapat menciptakan berkembangnya suatu undustri. Melihat kondisi tersebut

pemerintah tingkat II Tapanuli Utara mengupayakan tumbuhnya industri kecil di

daerahnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggalakkan

industri yang berbasis home industri.

Salah satu contoh industri kecil yang telah mampu memberi penghasilan

bagi masyarakat adalah usaha kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon.

Keberadaan usaha kecil ini sangat berdampak terhadap masyarakat khususnya

penyerapan tenaga kerja yang pada akhirnya peningkatan pendapatan masyarakat

itu sendiri. Disamping itu pasokan untuk bahan baku sangat mudah di dapatkan,

karena luasnya areal pertanian di daerah sekitar yang menjamin ketersediaan

bahan baku pembuatan kacang sihobuk ini. Dimana kacang sihobuk ini adalah

(22)

sihobuk ini juga dijadikan buah tangan bagi setiap kalangan yang datang

berkunjung ke Tapanuli Utara.

Pada awalnya usaha kacang sihobuk ini adalah hanya untuk masyarakat

sekitar dalam arti produksi hanya untuk masyarakat di kecamatan Sipoholon saja

tetapi lama kelamaan berkembang menjadi usaha yang bersifat komersial dan

usaha ini menjadi usaha rutin karena banyaknya permintaan pasar. Bahkan

permintaan terhadap kacang sihobuk meluas sampai ke kota – kota besar di

Indonesia.

Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis terhadap usaha kecil Kacang

Sihobuk,terutama ditinjau dari kesiapan dan ketersediaan faktor-faktor yang

mempengaruhinya sehingga dapat dilihat bagaimana peranan usaha kacang

sihobuk ini,maka atas pemaparan tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Analisis Peranan Sektor Industri Kecil Kacang Sihobuk dalam

Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Kecamatan Sipoholon,Tapanuli Utara.”

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas dapat

dirumuskan permasalahannya yaitu :

1. Apakah jumlah produksi berpengaruh positif terhadap pendapatan

pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon?

2. Apakah lama usaha berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kacang

(23)

3. Apakah modal awal usaha berpengaruh terhadap pendapatan pedagang

kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon?

4. Apakah industri kacang sihobuk berperan dalam meningkatkan

pendapatan masyarakat di kecamatan Sipoholon?

1.3Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu masalah yang telah

dirumuskan dan perlu dikaji kebenarannya. Sehubungan dengan masalah yang

dihadapi tersebut maka anggapan bahwa masalah yang dihadapi hendaknya

diperbaiki agar benar-benar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun

hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Jumlah produksi berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang

kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon, cateris paribus.

2. Lama usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang kacang

sihobuk di kecamatan Sipoholon, cateris paribus.

3. Modal awal usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang

kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon, cateris paribus.

4. Industri kecil kacang sihobuk berperan dalam meningkatkan pendapatan

pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui apakah jumlah produksi berpengaruh terhadap pendapatan

(24)

2. Untuk mengetahui apakah lama usaha berpengaruh terhadap pendapatan

pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon.

3. Untuk mengetahui apakah modal awal usaha berpengaruh positif terhadap

pendapatan pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon.

4. Untuk mengetahui pengaruh industri kecil kacang sihobuk terhadap pendapatan

masyarakat di kecamatan Sipoholon.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam

disiplin ilmu yang penulis tekuni.

2. Untuk dapat dijadikan bahan masukan oleh Instansi terkait sebagai bahan

masukan untuk mengambil keputusan-keputusan dan

kebijaksanaan-kebijaksaan dalam bidang industri dan pemberdayaan industri kecil di wilayah

pedesaan.

3. Sebagai tambahan informasi dan masukan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara terutama mahasiswa Departemen Ekonomi

(25)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1Pembangunan Industri

Proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan satu jalur

kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

lebih maju maupun taraf hidup yang lebih baik. Dengan kata lain pembangunan

industri ini merupakan satu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat,bukan

merupakan bagian yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja.

Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu

sumber daya dan kemampuannya secara optimal memanfaatkan sumber daya lain.

Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan

manusia. Dengan demikian dapat diusahakan semakin besarnya nilai tambah pada

kegiatan ekonomi dan sekaligus semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi

penduduk yang semakin bertambah.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa industri itu mempunyai peranan

sebagai leading sector. Leading sector berarti bahwa pembangunan industri akan

memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor

pertanian dan sektor dan jasa.

Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor

pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku untuk industri. Sektor jasa pun

akan berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya

lembaga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/periklanan dan

sebagainya yang akhirnya akan memacu lajunya pertumbuhan industri. Hal ini

(26)

meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kenaikan

pendapatan dan peningkatan daya beli (permintaan) tersebut menunjukkan

perekonomian itu tumbuh dan sehat.

2.2Industri Kecil

Proses pembangunan industri menggunakan strategi pembangunan yang

diarahkan untuk membantu proses transformasi dari sektor agraris ke sektor

industri melalui pendekatan pusat pertumbuhan (growth centre), serta

menempatkan industri sebagai leading sector. Dan industri kecil dipandang

mampu menjadi salah satu bagian dari industri yang potensial untuk

dikembangkan menuju sasaran dari strategi pembangunan tersebut. Industri kecil

memiliki peran yang strategis untuk meningkatkan pendapatan ,perluasan

kesempatan kerja,peluang kesempatan berusaha dan mengatasi kemiskinan.

Hal ini memberi konsekuensi logis bahwa produk industri kecil harus

mempunyai keunggulan-keunggulan baik kompetitif maupun komperatif,

sehingga mampu bersaing dengan produk luar negeri dan pasar domestik

maupun pasar luar negeri. Industri kecil perlu diberdayakan dalam raangka

memanfaatkan peluang usaha dan tantangan perkembangan ekonomi di masa yang

akan datang. Pemberdayaan itu secara garis besar bertujuan untuk :

1. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan industri kecil menjadi

industri kecil yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi

industri besar.

2. Meningkatkan peranan usaha dalam meningkatkan produk nasional,

perluasan kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan ekspor serta

(27)

sebagai tulang punggung serta memperkukuh struktur perekonomian

nasional.

2.2.1 Pengertian Industri Kecil

Untuk menjelaskan pengertian industi kecil maka akan diuraikan beberpa

pendapat sebagai berikut :

1. Mubyarto (1984 :79)

Industri kecil dan industri pedesaan biasanya tidak dapat dipisahkan karena

keduanya menunjukkan beberapa persamaan. Industri pedesaan biasanya adalah

industri kecil yang tujuan utamanya adalah menambah pendapatan keluarga.

2. Kwik Kian Gie (1987 :14)

Industri kecil merupakan para wiraswasta yang mandiri dan tidak pernah

menggantungkan diri pada siapapun juga, tidak pernah terdengar suara dan

tuntutan- tuntutanya karena mereka terlalu lemah dan tidak mempunyai akses

pada media massa. Tidak pernah menuntut fasilitas dari pemerintah, tidak

mengerti dan tidak mungkin mampu mengerti instrumen canggih dan serba

abstrak, tetapi besar hasilnya.

3. Departemen Perindustrian dan perdagangan (Depperindag)

Depperindag mendefenisikan industri kecil sebagai industri kecil yang

memiliki nilai investasinya seluruhnya sampai dengan Rp 200 juta di luar tanah

dan bangunan. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan

Perdagangan No. 254/MPP/Kep/1997 tanggal 28 juli 1997.

4. Badan Pusat Statistik

Industri kecil adalah industri yang mempekerjakan 5-19 orang yang terdiri

(28)

dibayar. Perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 1-4 orang disebut

sebagai industri rumah tangga.

5. Bank Indonesia

Menyatakan bahwa industri kecil adalah jika nilai aset tidak termasuk tanah

dan bangunan berjumlah tidak melebihi Rp.600 juta. Dalam hal ini kepemimpinan

Bank Indonesia juga menetapkan bahwa industri kecil minimal 50 % modal

usaha dimiliki pribumi dan sebagian pengurus usaha tersebut adalah pribumi.

Dengan banyaknya batasan industi kecil yang berbeda-beda berdasarkan

ketentuan dan ketetapan dari suatu lembaga,sehingga pendefenisian dari industri

kecil berbeda dan menghambat pengembangan usaha tersebut.

6. Undang-Undang No.9 tahun 1995

Di dalam UU No.9 /1999 ditetapkan bahwa usaha hasil adalah suatu

usaha yang memiliki nilai asset neto (tidak termasuk tanah dan bangunan) yang

melebihi Rp 200 juta,atau penjualan per tahun tidak lebih besar dari Rp 1 miliar.

2.2.2 Karakteristik Industri Kecil

Industri kecil selain memiliki ciri khas menambah pendapatan masyarakat

dan mempekerjakan sedikit orang dan teknologi sederhaha, juga mempunyai

karakteristik yang sebagai berikut :

1. Kegiatan cenderung tidak formal dan jarang memiliki rencana usaha.

2. Struktur organisasi sederhana.

3. Jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang terbatas.

4. Kebanyakan tidak memisahkan kekayaan pribadi dengan kekayaan

(29)

5. Sistem akuntansi kurang baik bahkan tidak memilika sama sekali.

6. Skala ekonomi sangat kecil sehingga sulit menekan biaya.

7. Kemampuan pemasaran yang terbatas.

8. Marjin keuntungan sangat terbatas.

Karakteristik industri kecil diidentikkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dari segi kapital, industri kecil adalah industri yang nilai kapitalnya relatif

kecil, lambat melakukan ekspansi, tidak tahan dumping dan modal sering

dipakai untuk kebutuhan rumah tangga.

2. Dari segi personil, industri kecil adalah industri yang sering yang dilakukan

secara mandiri (self employment), tidak menuntut keterampilan yang tinggi,

lemah latar belakang bisnis maupun masalah latar belakang akademisnya ,

lemah kaderisasi, dan kurang wawasan perkembangan di luar.

3. Dari segi manajemen, industri kecil adalah industri yang rentan terhadap

pesaing, pasif dan tanpa integrasi dan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan kontrol.

4. Dari segi sarana dan teknologi menggunakan teknologi yang terbatas dan

sering kali out of date, mudah diungguli pesaing dan menjalani kesulitan

manejerial dan finansial dalam pengembangan teknologi.

5. Dari segi sosial ekonomi dan pasar, sering menjalani kesulitan menembus

pasar yang lebih luas karena tidak standarnya produk dibanding dengan produk

industri besar.

6. Dari segi sistem produksi, memiliki sistem produksi yang rendah, sering kali

menggantungkan diri kepada pekerja keluarga yang tidak dibayar dan sulit

(30)

Pengusaha-pengusaha kecil yang ada di Indonesia mempunyai karakteristik

yang dapat dilihat dari sisi permintaan yaitu:

1. Usaha lebih bersifat perusahaan keluarga, manajemen usaha dipegang oleh satu

orang, biasanya kepala keluarga.

2. Bekerja / berusaha secara tradisional, menggunakan peralatan dan teknologi

sederhana.

3. Manajemen dan administrasi keuangannya sangat lemah, antara lain tidak

adanya catatan kegiatan usahanya, manejemen keuangan dan pribadi masih

belum terpisah.

4. Bersifat konsumtif, sebagian laba dikonsumsi.

5. Jaminan yang dimilikinya umumnya tidak mencukupi, bahkan banyak yang

tidak mempunyai jaminan.

6. Tempat tinggal/tempat usaha pada umumnya merupakan warisan yang bukti

kepemilikannya belum diselesaikan (belum bersertifikat) bahkan ada yang

tidak memiliki tempat usaha sendiri.

7. Kesulitan dalam memasarkan produksi yang dihasilkan.

8. Sulit mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam usahanya sehingga

pada umumnya mereka hanya menyimpulkan kekurangan modal.

9. Dalam gejolak ekonomi, perubahan lingkungan makro ekonomi pengusaha

kecil tergolong paling terbelakang dalam mengetahuinya karena mereka lambat

bahkan sama ssekali tidak mendapatkan informasi tersebut.

Menurut Amang (1995:2) mengkategorikan industri kecil dalam ciri-ciri

(31)

1. Modal kecil. Dalam hal tertentu kadang-kadang tenaga kerja satu-satunya

faktor produksi yang digunakan.

2. Biaya produksi sering bersifat computed tetapi belum tentu calculated.

3. Teknologi yang digunakan sangat sederhana.

4. Mutu yang diproduksi tergolong rendah.

5. Pasar terbatas

6. Usaha perluasan pasar selalu terbentur pada kendala peraturan.

7. Masalah pembiayaan dalam beberapa hal yang sering ditimbulkan karena

kurangnya akses di dunia perbankan.

Berdasarkan Undang-Undang Departemen Perindustrian No.9 tahun 1995

tentang usaha kecil,ciri-cirinya adalah :

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta diluar tanah dan tempat

bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.100 juta.

3. Milik Warga Negara Indonesia (WNI)

4. Berdiri sendiri,bukan merupakan anak cabang perusahaan atau anak

perusahaan yang dimiliki,dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan industri menengah maupun industri besar.

5. Bentuk usaha perorangan,badan usaha yang tidak berbentuk badan hukum atau

badan usaha yang berbadan hukum yaitu koperasi.

Sehingga secara umum sektor industri/usaha kecil di Indonesia memiliki

(32)

1. Hampir setengahnya dari industri kecil hanya mempergunakan kapasitas

terpasang 60 % atau kurang.

2. Lebih dari setengah industri kecil didirikan sebagai pengembangan dari usaha

kecil-kecilan.

3. Masalah utama yang dihadapi berbeda menurut tahap pengembangan usaha.

4. Umumnya susah untuk meningkatkan pangsa pasar bahkan cenderung

mengalami penurunan usaha yang terjadi karena kurangnya modal,tidak

mampu memasarkan dan kurang keterampilan teknis dan administrasi.

5. Tingkat ketergantungan terhadap bantuan dari pemerintah berupa

permodalan,pemasaran dan pengadaan barang /bahan relatif murah.

6. Hampir 60 % dari industri kecil masih menggunakan teknologi tradisional .

7. Hampir 70 % dari industri kecil melakukan pemasaran langsung kepada

konsumen.

8. Sebagian besar industri kecil dalam usaha memperoleh bantuan perbankan

merasa terlalu rumit dan dokumen yang harus dipersiapkan sukar dipenuhi.

2.2.3 Kategori Industri Kecil

Departemen Perindustrian mengkategorikan industri kecil dalam tiga jenis

yaitu :

1. Industri Kecil Modren, yaitu industri yang meliputi yang:

a. Memiliki skala produksi yang terbatas.

b. Menggunakan teknologi proses madya (intermediate process technology).

c. Dilibatkan dalam sistem produksi besar dan menengah dengan sistem

pemasaran domestik dan ekspor.

(33)

Dengan kata lain industri kecil yang mempunyai akses untuk menjangkau

sistem pemasaran yang relatif lebih berkembang di pasar domestik maupun di

pasar ekspor.

2. Industri kecil tradisional, yang memiliki ciri-ciri :

a. Mesin yang dipakai dan alat kelengkapan modal hanya relatit sederhana.

b. Proses teknologi yang digunakan sederhana.

c. Lokasi di daerah pedesaan.

d. Aksesnya untuk mencapai atau menjangkau pasar di luar lingkungannya

yang berdekatan terbatas.

3. Industri kerajinan besar

Industri kerajinan besar ini meliputi berbagai industri kecil yang sangat

beragam mulai dari industri kecil yang menggunakan teknologi proses madya atau

teknologi proses maju.

Selain memiliki potensi untuk menyediakan lapangan kerja dan kesempatan

untuk memperoleh pendapatan badi kelompok berpendapatn rendah terutama di

daerah pedesaan ,industri kecil juga didorong olen landasan budaya.

2.2.4. Masalah dan Hambatan Industri Kecil

Tercapainya pembangunan industri yang lebih maju dan tidak terlepas dari

usaha pemerintah dan semua unsur yang terkait untuk membina industri kecil

yang mandiri dan tangguh. Namun disadari bahwa tidak lepas dari pencapaian

tujuan tersebut terdapat masalah dan hambatan berupa masalah internal dan

(34)

Masalah internal biasanya berupa masalah keterbatasan modal dan masalah

eksternal dapat berupa kekuatan dan kecenderungan pada ekonomi,sosial dan

teknologi serta kondisi kelompok pesaing maupun kelompok pendukung.

Kendala intern terutama berupa rendahnya kualitas sumber daya manusia

yang akan menimbulkan kendala seperti :

1. Lemahnya pengusaha kecil dalam meningkatkan akses dan mengembangkan

pangsa pasar.

2. Lemahnya stuktur permodalan serta terbatasnya akses pengusaha kecil

terhadap sumber-sumber permodalan.

3. Terbatasnya kemampuan dari pengusaha kecil dalam penguasaaan teknologi.

4. Lemahnya organisasi dan manejemen pengusaha kecil.

5. Terbatasnya jaringan usaha dan kerjasama dengan pelaku-pelaku ekonomi

lainnya.

Adapun kendala ekstern berupa :

1. Iklim usaha yang kurang kondusif sehingga menimbulkan iklim persaingan

yang kurang sehat.

2. Sarana dan prasarana yang kurang memadai.

3. Pembinaan yang kurang terpadu

4. Kurang pemahaman,kepercayaan dan kepedulian masyarakat terhadap

koperasi.

Kendala utama untuk memanfaatkan tantangan dan peluang yang dihadapi

dalam pembinaan pengusaha kecil yaitu tingkat kemampuan dan profesionalisme

sumber daya manusia yang rendah. Kendala utama tersebut menimbulkan kendala

(35)

1. Kurang mampu dalam memanfaatkan dan memperluas peluang dan akses

pasar.

2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan akses terhadap sumber

permodalan.

3. Keterbatasan dalam penguasaan dan akses pada teknologi dan informasi.

4. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen.

5. Keterbatasan jaringan usaha dan kerjasama usaha, baik antar sesama pengusaha

kecil maupun dengan pelaku ekonomi lainnya yang sudah lebih maju.

Masalah - masalah yang sering di hadapi oleh industri kecil adalah :

1. Umumnya industri kecil memulai usahanya dengan bermodalkan sedikit dana

dan keterampilan yang dimiliki pengusaha.

2. Terbatasnya sumber-sumber dana yang dapat mereka manfaatkan untuk

membantu kelancaran usahanya.

3. Kemampuan untuk memperoleh kredit dari bank relatif susah.

4. Tidak adanya/ kurang akuratnya perencanaan anggaran tahunan, terutama

anggaran kas.

5. Tidak adanya catatan harga produksi yang baik.

6. Masih banyak industri kecil yang tidak / belum mengerti tentang pencatatan

keuangan /akuntan.

7. Kekurangmampuan dalam memperoleh dan menggunakan jenis-jenis dan

(36)

2.2.5. Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil

Terciptanya struktur dunia usaha yang seimbang adalah salah satu sasaran

yang hendak dicapai dalam pembangunan dunia industri. Dan pembangunan dunia

industri ini diarahkan bukan hanya untuk pembangunan industri besar dan

menengah tetapi juga terutama diarahkan pada sektor industri kecil dan kerajinan

yang persebarannya paling banyak di Indonesia.

Untuk mencapai pembangunan industri kecil yang semakin maju dan

mandiri dilakukan oleh semua pihak yang terkait baik di pusat maupun di daerah

dengan koordinasi yang baik sehingga efektifitas dan efisiensi pembinaan dapat

ditingkatkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Adapun yang menjadi sasaran dalam pembinaan pengembangan industri

kecil adalah :

1. Terciptanya lapangan usaha dan lapangan kerja yang luas.

2. Tercapainya peningkatan pendapatan masyarakat.

3. Terwujudnya industri kecil dan menengah yang semakin efisien dan mampu

berkembang mandiri.

4. Terwujudnya persebaran industri yang merata.

5. Tercapainya peningkatan kemampuan industri kecil dan menengah dalam

aspek penyediaan produk jadi,bahan baku/komponen baik untuk pasar dalam

(37)

Untuk mendukung keberhasilan pembinaan dan pengembangan pengusaha

kecil terdapat berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan, yaitu :

1. Adanya kemauan politik yang kuat dari pemerintah dam tuntunan masyakat

untuk membangun sistem ekonomi yang demokratis yang dengan sendirinya

akan melibatkan sebagian besar industri kecil.

2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akan membuka berbagai peluang

usaha dan semakin meningkatnya daya beli masyarakat.

3. Berlangsungnya proses transformasi dan globalisasi ekonomi akan semakin

memperluas bidang-bidang usaha yang dapat ditangani oleh pengusaha kecil.

4. Semakin berkembangnya semangat keterbukaan dan demokratisasi akan

meningkatkan pengusaha kecil.

Basri (1995 :153) menjelaskan bahwa untuk pengembangan industri kecil

pada masa yang akan datang ada tiga hal yang harus diperhatikan , yaitu :

1. Dalam konteks kebijakan,peran penting pemerintah hendaknya menjamin

terintegrasinya kepentingan industri kecil dalam kebijakan makro ekonomi

dan tidak diskriminatif. Pengembangan industri kecil tidak hanya berdasarkan

azas pemerataan tetapi lebih terkait dengan kelangsungan pertumbuhan

ekonomi dan kesempatan kerja.

2. Ditingkat kelembagaan, mekanisme kerjasama antara lembaga pemerintah,

swasta maupun swadaya harus dikembangkan berdasarkan pembagian kerja

fungsional.

3. Prioritas pengembangan industri kecil haruslah dalam konteks pertumbuhan

(38)

diorientasikan kepada pola distribusi sumber daya yang merata terhadap pelaku

ekonomi yang ada.

Inti dari kebijakan pembinaan industri kecil sebagaimana dikemukakan

diatas pada dasarnya terletak pada upaya untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia. Dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu,maka industri

kecil akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi industri kecil yang tangguh.

Pembinaan industri kecil dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai

peluang dan kebijakan, namun untuk mencapai sasaran pembinaan undustri kecil

tersebut maka ada langkah strategis yang dilakukan pemerintah maupun

pengusaha industri kecil.

2.2.6.Strategi Pengembangan Industri Kecil

Strategi yang dapat ditempuh dalam melaksanakan pembinaan dan

pengembangan industri kecil, adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan iklim yang kondusif.

Iklim usaha yang kondusif diarahkan untuk mengatasi berbagai aspek

antara lain :

a. Aspek pendanaan

Untuk menciptakan iklim yang kondusif melalui aspek pembinaan ditempuh

dengan cara :

1. Memperluas sumber pendanaan.

2. Meningkatkan akses terhadap sumber pendanaan.

3. Memberikan kemudahan dalam pendanaan melalui Kredit Koperasi Primer

(39)

Kulak (KCK),Kredit Koperasi, Kredit Pegadaian dan Penyisihan dari

sebagian lembaga BUMN ( 1%-5%).

b. Aspek Persaingan

Penciptaan iklim yang kondusif melalui aspek persaingan dapat ditempuh

dengan cara

1. Meningkatkan kerjasama usaha kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi dan

himpunan kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar menawar usaha

kecil.

2. Mencegah pembentukan struktur pasar yang dapat melahirkan persaingan

yang tidak wajar dalam bentuk monopoli, oligopoli dan monopsoni yang

dapat merugikan usaha kecil.

3. Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang

perseorangan oleh kelompok tertentu yang dapat merugikan usaha kecil.

c. Aspek prasarana

Untuk menciptakan iklim yang kondusif melalui aspek prasarana dapat

ditempuh dengan cara :

1. Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan

usaha kecil.

2. Memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi usaha kecil.

d. Aspek Informasi

Melalui aspek informasi, iklim usaha yang kondusif dapat ditempuh dengan

cara :

(40)

2. Mengadakan dan menyebarkan informasi mengenai pasar, teknologi,

desain dan mutu.

e. Aspek Kemitraan

Melalui aspek kemitraan dapat diciptakan dengan melakukan :

1. Mewujudkan kemitraan, untuk meningkatkan dan mengembangkan

kemitraan, bersama-sama dengan instansi terkait telah dikembangkan pola

kemitraan yaitu Pola Inti Plasma, Sub Kontrak Dagang Umum, Waralaba,

Keagenan dan bentuk lainnya.

2. Mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan usaha kecil dalam pelayanan

transaksi usaha dengan usaha menengah dan besar.

f. Aspek Perizinan

Iklim usaha yang kondusif dapat diciptakan melalui :

1. Menyerdehanakan tata cara dan jenis perijinan dengan mengupayakan

terwujudnya sistem satu atap.

2. Memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh perijinan.

g. Aspek Perlindungan

Iklim usaha yang kondusif dapat dilakukan melalui :

a. Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi

di pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat,

lokasi pertambangan rakyat dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki

lima dan lokasi lainnya.

b. Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki

kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai nilai seni

(41)

c. Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan usaha kecil melalui

pengadaan secara langsung dari usaha kecil.

2. Pembinaan dan Pengembangan.

Selain iklim usaha yang kondusif, pemberdayaan usaha kecil juga dilakukan

melalui pembinaan dan pengembangan, baik oleh pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat di berbagai bidang antara lain:

a. Pembinaan dan pengembangan dalam bidang produksi dan pengolahan yang

dilakukan dengan cara :

1. Meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan

pengolahan.

2. Meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan.

3. Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi

dan pengolahan bahan baku, bahan penolong dan kemasan.

b. Pembinaan dan pengembangan dalam bidang pemasaran, baik dalam maupun

luar negeri yang dilakukan dengan cara :

1. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran.

2. Meningkatkan kemampuan manajemen dan tekhnik pemasaran.

3. Menyediakan sarana dan dukungan promosi serta uji coba pasar.

4. Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi.

5. Memasarkan produk usaha kecil.

c. Pembinaan dan pengembangan dalam bidang sumber daya manusia yang

dilakukan dengan cara :

1. Memasyarakatkan dan memberdayakan kewirausahaan.

(42)

3. Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan,pelatihan dan

konsultasi usaha kecil.

4. Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultasi usaha kecil.

d. Pembinaan dan pengembangan dalam bidang teknologi, yang dilakukan

dengan:

1. Meningkatkan kemampuan di bidang teknologi produksi dan pengendalian

mutu.

2. Meningkatkan kemempuan dibidang penelitian untuk meningkatkan desain

dan teknologi baru.

3. Memberikan insentif terhadap usaha kecil yang menerapakan teknologi baru

dan melestarikan lingkungan hidup.

4. Meningkatkan kemampuan memenuhi standarisasi teknologi.

5. Menumbuhkan dan mengembangkan lembaga penelitian dan pengembangan

dibidang desain dan teknologi bagi usaha kecil.

Badan Pusat Statistik (1999:8) mencatat langkah-langkah yang dilakukan

oleh pengusaha dalam mengembangkan usahanya terutama dalam mengatasi

krisis ekonomi,langkah-langkah itu adalah :

1. Kebijakan terhadap modal dan produksi, pengusaha melakukan terobosan

diberbagai bidang seperti biaya modal, kegiatan operasional dan pemasaran

sampai kepegawaian, dalam hal produksi pengusaha melakukan penggantian

bahan baku dan barang modal.

2. Kebijakan terhadap pemasaran dan operasional yang meliputi :

a. Kebijakan harga barang hasil produksi.

(43)

c. Kebijakan pemasaran.

d. Kebijakan biaya operasional,dalam hal ini meminimalkan biaya yang tidak

terlalu penting.

e. Kebijakan hemat energi.

3. Kebijakan dalam kepegawaian dilakukan dengan cara antara lain; pengurangan

hari kerja dan jam kerja, melakukan pengurangan gaji dan lain-lain.

4. Menjalin kemitraan dengan pola Bapak Angkat. Dalam hal ini bantuan dan

kemitraan yang dilakukan dengan berbagai bantuan yang diharapkan mampu

menjalin kemitraan yang berkesinambungan yang saling membutuhkan dan

saling mendukung. Adapun bantuan yang dilakukan adalah:

a. Bantuan pemasaran terhadap hasil produksi.

b. Bantuan bahan baku.

c. Bantuan modal.

2.3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting

dalam usaha karena tanpa pekerja atau tenaga kerja mustahil suatu proses

produksi dan aktifitas lainya berjalan dengan baik.

Secara umum tenaga kerja adalah mencakup manusia yang mampu bekerja

untuk dapat menghasilkan barang atau jasa dan memiliki nilai ekonomis yang

dapat berguna bagi memenuhi kebutuhan masyarakat, yang secara fisik

kemampuan bekerja diukur dengan usia.

Winardi (1989 : 283) berpendapat bahwa tenaga kerja adalah elemen

penduduk yang membantu masyarakat dengan jalan menyediakan suatu

(44)

Sensus penduduk mendefenisikan tenaga kerja adalah semua penduduk

yang telah berusia diatas sepuluh tahun. Sedangkan menurut Undang-Undang

Pokok Ketenagakerjaan No.14 tahun 1965 tenaga kerja adalah semua orang yang

mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna

menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Jika yang digunakan sebagai satuan untuk menghitung tenaga kerja adalah

orang, maka disini dianggap semua orang mempunyai kemampuan dan

produktifitas kerja yang lama waktu kerjanya dianggap sama pula. Namun secara

lebih praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan oleh batas

umur yang berbeda.

1. Angkatan Kerja.

Menurut Biro Pusat Stasistik ( 1983 : 1), yang dimaksud dengan angkatan

kerja adalah penduduk diatas umur sepuluh tahun keatas yang secara aktif

melakukan kegiatan ekonomi. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja ,

mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan tidak mempunyai

pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif. Mereka yang berumur

sepuluh tahun atau lebih tidak bekerja atau mencari pekerjaan karena sekolah,

mengurus rumah tangga, pensiun atau secara fisik dan mental tidak

memungkinkan untuk bekerja dan tidak dimasukkan dalam anngkatan kerja.

Angkatan Kerja = Pekerja + Pengangguran. 2. Pekerja.

Adalah mereka yang melakukan suatu pekerjaan dengan maksud

(45)

jam secara konstan selama seminggu. Pekerja keluarga tanpa upah yang

membantu dalam suatu proses usaha/kegiatan teknologi akan dimasukkan sebagai

pekerja.

3. Tidak bekerja.

a. Sementara tidak bekerja.

Adalah mereka yang punya pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu

tidak bekerja karena berbagai sebab, sakit, cuti, menunggu panen, mogok,

termasuk mereka yang sudah diterima bekerja selama seminggu yang lalu

tidak bekerja.

b. Mencari Pekerjaan.

Adalah mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan dan mencari

pekerjaan seperti mereka yang belum pernah bekerja dan atau mereka sudah

pernah bekerja karena suatu hal tertentu berhenti atau diberhentikan dan

sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.

4. Bukan Angkatan Kerja

Adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan seperti bersekolah,mengurus

rumah tangga dan lain-lain :

a. Bersekolah .

Adapun mereka yang melakukan kegiatan bersekolah di sekolah formal

yang dimulai pendidikan tinggi seminggu yang lalu termasuk libur.

b. Mengurus rumah tangga

Adalah mereka yang mengurus rumah tangga dengan tidak mendapatkan

upah,sebaliknya pembantu rumah tangga yang mendapat upah

(46)

c. Lainnya

Adalah kegiatan selain kegiatan diatas, yakni pensiun, penerima royalti,

deviden dan orang penderita cacat jasmani (seperti buta,bisu dan sebagainya) yang

tidak mampu melakukan pekerjaan.

5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) adalh perbandingan jumlah

angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja dengan rumus :

6. Pengangur,Pengangguran,Setengah Pengangguran

Penganggur adalah orang yang mampu bekerja,tidak mempunyai pekerjaan

dan ingin bekerja atau baik secara pasif mencari pekerjaan. Dia adalah anggota

angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan.

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali dan mencari

pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu.

Tingkat pengangguran adalah perbandingan jumlah penganggur dengan

jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persentase dengan persentase

sebaga berikut :

Tingkat Pengangguran = jumlah pengangguran x 100%

Setengah pengangguran adalah mereka yang mempunyai pekerjaan akan

tetapi masih mempunyai waktu terluang dan masih mencari pekerjaan tambahan.

Waktu terluang disini maksudnya sisa waktu yang masih ada dari waktu jam kerja

(jam,hari, atau bulan) yang dianggap normal. Jumlah pengangguran

Jumlah angkatan kerja

X 100 %

TPAK = Ʃ Angkatan Kerja( Bekerja+Sementara Tidak bekerja+Mencari Kerja)

Ʃ Angkatan Kerja

(47)

Diakui bahwa pemakaian istilah “setengah” disini kurang tepat. Setengah

pengangguran terdiri dari mereka yang bekerja kurang dari waktu yang biasa

berlaku bagi jenis pekerjaan yang bersangkutan, sekalipun dengan tidak mesti

dengan setengahnya.

Setengah pengangguran ada yang kentara dan ada pula yang tidak kentara.

Setengah pengangguran yang kentara adalah yang didefenisikan yang diatas,

sedangkan setengah penggangguran yang tidak kentara terdiri dari mereka yang

bekerja sepanjang waktu kerja normal yang tersedia, namun penggunaan waktu

tersebut kurang intensif, dan seluruh tugas dan hasil yang sebenarnya dapat

diselesaikan dalam waktu yang kurang dari itu. Hal ini biasanya membawa akibat

pendapatan yang lebih rendah.

2.3.1. Tenaga Kerja dalam Industri Kecil.

Dengan mengamati komposisi tenaga kerja dari segi statusnya, maka secara

langsung dapat diketahui indikasi tentang profesionalisme dan intensif biaya dalm

pengelolaan suatu industri

Industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga umumnya adalah usaha

yang bersifat kekeluargaan dan sebagian besar menggunakan pekerja yang tidak

dibayar atau disebut juga unpaid family employment. Pekerja yang tidak dibayar

tersebut seringkali tidak diperhitungkan atau bahkan sering diabaikan sebagai

faktor produksi, padahal fungsi dan peranannya kemungkinan tidak berbeda

dengan pekerja yang dibayar.

2.3.2 Pengertian Faktor Produksi.

Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk menghasilkan

(48)

pengorbanan yang diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Faktor produksi

sangat menentukan besar kecilnya hasil produksi yang diperoleh. Hubungan

antara faktor produksi ( input ) dengan hasil produksi (output) biasanya disebut

dengan factor relationship.

Adapun faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah tenaga kerja yaitu

kapasitas buruh untuk bekerja bukan dengan keahlian yang produktif akan tetapi

reaksi sosialnya terhadap kesempatan ekonomi dan kesediaannya untuk

mengalami perubahan ekonomi, modal yaitu bahan atau uang yang secara

bersama-sama dengan faktor produksi lain menghasilkan barang-barang baru,

material yang terdiri dari tanah dan sumber alam, dan teknologi yang dalam

pengertian sederhana kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara-cara

baru dalam menangani pekerjaan-pekerjaan tradisional .

Pembangunan ekonomi di dunia ketiga, Todaro mengklasifikasikan

teknologi sebagai berikut :

1. Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral tecnological progress), yang

terjadi apabila kemajuan teknologi tersebut memungkinkan kita untuk

mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan

kombinasi faktor produksi yang sama, contohnya adalah spesialiasi tenaga

kerja.

2. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labour saving tecnological

progress)

3. Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital saving tecnological progress)

(49)

2.4. Pendapatan

2.4. 1 Pendapatan Usaha Kacang Sihobuk

Prestasi pembangunan dapat dinilai dari berbagai macam cara dan tolak

ukur, baik dengan pendekatan ekonomi baik dengan pendekatan non ekonomi.

Penilaian dengan pendekatan ekonomi dapat dilakukan berdasarkan tinjauan

aspek pendapatan (Dumairy 1996 : 53).

Penghasilan atau pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang

diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap

proses produksi. Konkritnya penghasilan seseorang dapat bersumber dari :

a. Usaha sendiri, misalnya berdagang,mengerjakan tanah,dan wiraswasta.

b. Bekerja pada orang lain, misalnya bekerja di kantor atau perusahaan sebagai

pegawai atau karyawan (baik swata maupun pemerintah)

c. Hasil dari pemilik ,misalnya mempunyai sawah disewakan sehingga mendapat

sewa, mempunyai uang untuk dipinjamkan sehingga mendapat bunga.

Penghasilan dapat diterima dalam bentuk uang, dapat juga dalam bentuk

barang (misalnya tunjangan beras ) atau fasilitas-fasilitas (misalnya rumah dinas

dan pengobatan gratis), mungkin masih ada penerimaan/uang masuk lainnya

berupa uang pensiun, sumbangan atau hadiah, pinjaman atau hutang (merupakan

uang masuk yang harus dikembalikan).

Pendapatan usaha pedagang kacang sihobuk sangat bergantung pada jumlah

produksi keranjang, harga keranjang, biaya produksi yang dikeluarkan selama

proses produksi berlangsung dan sistem pemasaran kacang sihobuk.

Jika pengusaha mengefisienkan biaya seminimal mungkin, tetapi dengan

(50)

penghasilan yang maksimal, jika didukung lagi dengan harga kacang sihobuk

yang tinggi, maka pastilah pendapatan pengusaha semakin besar dan sebaliknya

jika biaya tidak minimal dan harga kacang sihobuk turun maka akan menurunkan

pendapatan pengusaha kacang sihobuk.

2.4.2 Pendapatan Nasional.

Bila hasil produksi dijual, para produsen mendapat uang, dengan uang itu

kemudiaan mereka membayar para pemilik faktor produksi yang telah membantu

dalam proses produksi barang dan jasa itu. Dengan demikin pemilik faktor

produksi mendapat balas karya atau penghasilan mereka.

a. Balas jasa untuk kerja manusia disebut upah.

b. Balas jasa untuk pemilik tanah disebut dengan sewa.

c. Balas jasa untuk pemberi modal disebut bunga.

d. Balas jasa untuk pengusaha disebut dengan laba.

Pendapatan Nasional adalah jumlah total dari upah/gaji, sewa dan laba yang

diterima oleh semuaa pemilik faktor produksi sebagai balas jasa atau sumbangan

(51)

Penerimaan perusahaan

Gambar dibawah ini mencerminkan rangkaian dari berbagai pemeran kegiatan

ekonomi yaitu: kegiatan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah.

Pendapatan pembiayaan atas faktor

Tabungan Masyarakat

Gambar 2.1. Pemeran kegiatan ekonomi

Rumah tangga menerima pendapatan dan menggunakannya untuk

membayar pajak kepada pemerintah, untuk belanja barang dan jasa serta ditabung

melalui pasar uang. Perusahaan memperoleh pendapatan dari penjualan barang

dan jasa yang dihasilkannya dan menggunakan pendapatan yang diperolehnya

tersebut untuk membayar faktor-faktor produksi yang dipakainya. Baik rumah

tangga maupun perusahaan meminjam dari pasar uang untuk membeli

barang-barang investasi seperti: rumah,pabrik dan peralatan. Pemerintah memperoleh

pendapatan dan menggunakannya untuk keperluan belanja pemerintah dan bila Pasar Faktor

Produksi

Rumah

Tangga Perusahaan

(52)

belanjanya melebihi penerimaannya,pemerintah akan meminjam uang dari pasar

uang guna menutupi defisitnya.

2.4.3 Pengukuran/Perhitungan Pendapatan Nasional.

Pendapatan nasional adalah total produksi yang dihasilkan oleh masyarakat

diseluruh negara pada tahun tertentu. Ada tiga pendekatan dalam menghitung

pendapatan nasional,yaitu :

a. Pendekatan produksi (production approach ).

b. Pendekatan pendapatan (incoma approach).

c. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach).

a. Pendekatan Produksi .

Dalam pendekatan ini pendapatan nasional dihitung berdasarkan atas

perhitungan jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh masyarakat

dalam suatu perekonomian pada periode tertentu. Nilai barang dan jasa yang

dimaksud adalah nilai akhir barang dan jasa atau nilai tambah (value added)

barang.

Nilai akhir adalah nilai barang yang siap dikonsumsi dan tidak digunakan

lagi dalam proses produksi. Sedangkan nilai tambah adalah selisih antara nilai

satu barang dan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, termasuk nilai

bahan baku yang digunakan. Pendapatan nasional dihitung dengan menghitung

nilai barang akhir atau menjumlah semua nilai tambah .

Di Indonesia menghitung pendapatan nasional juga menggunakan

pendekatan produksi yaitu menjumlah sektor-sektor lapangan usaha dalam

kegiatan produksi.

(53)

Pendapatan Nasional dihitung dengan menggunakan pendapatan yaitu

dengan menghitung semua pendapatan dari masing-masing pendapatan dari

faktor-faktor produksi, yaitu pendapatan dari tanah, modal, tenaga kerja dan

kewirausahaan. Pendapatannya yang berupa sewa, bunga, upah dan profit. Dengan

menghitung keempat pendapatan tersebut kita akan mendapatkan pendapatan

nasional dari pendekatan pendapatan.

c. Pendekatan Pengeluaran

Pendapatan nasional dihitung dengan menggunakan pendekatan

pengeluaran, yaitu dengan jalan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang

dilakukan semua pelaku ekonomi baik rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan

sektor luar negeri. Pengeluaran dari rumah tangga adalah konsumsi rumah tangga,

pengeluaran dari perusahaan adalah investasi, pengeluaran dari pemerintah adalah

seluruh seluruh belanja pemerintah dan pengeluaran luar negeri adalah ekspor

netto (selisih dari ekspor dan impor) dengan menjumlahkan keseluruhan dari

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan

dalam mengumpulkan data atau informasi empiris guna memecahkan

permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Adapun metode penelitian yang

digunakan adalah sebagai berikut.

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengamati dan menganalisa peranan

industri kecil kacang sihobuk dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di

kecamatan Sipoholon, kabupaten Tapanuli Utara.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap pedagang kacang sihobuk yang terdapat

di wilayah kecamatan Sipoholon.

3.3.Populasi dan sampel

Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran baik

kuantitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang

lengkap dan jelas. Yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

usaha industri kecil kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon.

Sedangkan sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan

menggunakan teknik Random Sampling. Sampel penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan tehnik Purposive Sampling, yaitu tehnik penentuan sampel

berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk mengefisienkan waktu,

biaya dan tenaga. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30

(55)

3.4. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari wawancara

langsung dengan pedagang kacang sihobuk melalui daftar pertanyaan atau

kuesioner yang telah disediakan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dalam metode survei yang

menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian.

2. Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada peagang

buah-buahan yang terpilih menjadi sampel

3. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan

tulisan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.6. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi adalah :

a. Metode deskriptif, yaitu suatu metode dimana data yang telah diperoleh,

disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan sehinga

diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan

hasil perhitungan. Data diperoleh data primer berupa kuesioner yang telah di isi

oleh sejumlah responden penelitian.

b. Metode analisis regresi linier berganda yaitu untuk memprediksi nilai dari

variabel terikat yaitu pendapatan pedagang kacang sihobuk (Y) dengan ikut

(56)

usaha (X2), modal awal (X3), sehingga dapat diketahui pengaruh positif.

Analisis ini menggunakan bantuan aplikasi sofware Eviews 5.1. Adapun model

persamaan yang digunakan adalah:

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3+ µ

Y = pendapatan pedagang kacang sihobuk (Rp)

α = Intercept / Konstanta

β = Koefisien Arah Regresi

X1 = Jumlah produksi (unit)

X2 = Lama usaha (Rp)

X3 = Modal awal (Rp)

µ = Term of error

3.7. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) 3.7.1. Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa kemampuan model

dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu),

maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) adalah besar

terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat

untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel

terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat

Gambar

Gambar
Gambar 2.1.  Pemeran kegiatan ekonomi
Gambar 3.1. Kurva Uji t-statistik
Gambar 3.2. Kurva Uji F Statistik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dirasakan para pedagang dengan lancarnya Tranportasi Jalan Lintas Sumatera pada waktu tahun 1990 sampai tahun 1999, kehidupan ekonomi pedagang di sekitar jalan

Fernando Marpaung : Peranan dan Prospek Usaha Pengumpul Kulit Kayu Medang ..... Fernando Marpaung : Peranan dan Prospek Usaha Pengumpul Kulit Kayu

Khaterina Jonggie Lumban Tobing : Prospek Pengembangan Industri Kecil Kacang Garing dalam Meningkatkan Pendapatan dan..., 2001... Khaterina Jonggie Lumban Tobing : Prospek

yang telah dilakukan oleh pengusaha industri kecil, 2.. Bagaimana prospek pengembangan industri kecil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang sejarah home industri kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon, proses pembuatan kacang sihobuk, faktor

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) dampak yang ditimbulkan Objek wisata Salib Kasih terhadap pendapatan masyarakat (pedagang) di sekitar objek wisata (2) kontribusi

Sehubungan dengan keberadaan usaha industri kecil kerajinan keramik yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat dalam hal kebutuhan maupun tingkat kesejahteraan, tidak lepas dari

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi pendapatan pembuat tahu, menganalisis distribusi pendapatan dalam industri pembuat karak dan menganalisis distribusi