• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Perawat Dalam Pencegahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum di Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Perawat Dalam Pencegahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum di Medan."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN DAMPAK

HOSPITALISASI PADA ANAK DI

RUMAH SAKIT UMUM DI

MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Evelina Simangunsong

091121078

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan penyertaannya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Peran Perawat Dalam Pencegahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Ruangan Merpati II Rumah Sakit Umum Herna Medan dan di Ruangan Merak Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi ini, sebagai berikut

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati, S.Kp. MNS sebagai Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, M.Kep selaku dosen pembimbing I skripsi penulis yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Rosina Tarigan, S.Kep, M.Kep, sp.KMB selaku pembimbing II yang juga meluangkan waktu dalam membantu dan membimbing penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku dosen penguji.

(4)

7. Rekan-rekan mahasiswa S1 Ekstensi FKEP USU khususnya stambuk 2009 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan, pengetikan, maupun percetakan. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2011

(5)

DAFTAR ISI

2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ... 8

2.2.1 Pertumbuhan ... 8

2.2.7 Reaksi Anak terhadap Hospitalisasi ... 14

2.2.8 Pencegahan Dampak Hospitalisasi ... 18

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 30

(6)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 47 6.2. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Responden Penelitian 2. Isntrumen Penelitian

3. Izin Penelitian dan Pengumpulan Data 4. Biaya Penelitian

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase berdasarkan data

Demografi responden (n=30) ... 31

Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Peran Perawat sebagai Pembela ... 32

Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Peran Perawat sebagai Pendidik ... 33

Tabel. 4 Distribusi Frekuensi Peran Perawat sebagai Konselor ... 33

Tabel. 5 Distribusi Frekuensi Peran Perawat sebagai Koordinator ... 34

Tabel. 6 Distribusi Frekuensi Peran Perawat sebagai Pembuat - Keputusan Etik ... 35

Tabel. 7 Distribusi Frekuensi Peran Perawat sebagai Perencana – Kesehatan ... 35

(8)

Judul : Peran Perawat Dalam Pencegahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum di Medan

Peneliti : Evelina Simangunsong

Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara Nim : 091121078

Tahun : 2011

ABSTRAK

Hospitalisasi adalah suatu proses yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi pengobatan. Hospitalisasi dapat mengakibatkan stress pada anak untuk itu dibutuhkan peran perawat dalam rangka mencengah dampak hospitalisasi. Peran perawat dalam pencengahan ini meliputi: peran perawat sebangai pembela, pendidik, konselor, koordinator, pembuat keputusan etik, serta peran perawat sebagai perencana kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi peran perawat dalam pencengahan dampak hospitalisasi pada anak di ruangan merpati II RSU Herna Medan dan di ruangan merak RSU Sari Mutiara Medan. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel 30 orang dan teknik pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data dilakukan mulai 25 juni sampai 16 juli 2010 dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner data demografi dan kuesioner peran perawat. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden adalah dewasa awal 20 – 40 tahun yaitu sebesar (83,3%),berjenis kelamin perempuan (100%), mayoritas tingkat pendidikannya diploma (93,3%), lama bekerja >6 – 9 sebesar (40%), penghasilan >1000.000 sebesar (56,6%). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa (73.3%) perawat telah melaksanakan perannya dalam kategori baik. Peran perawat sebangai pembela tergolong dalam kategori baik sebesar (63,3%), peran perawat sebagai pendidik tergolong dalam kategori baik sebesar (76,6%), peran perawat sebagai konselor tergolong dalam kategori baik sebesar (50%,) peran perawat sebagai koordinator terlaksana dengan baik sebesar (83,3%), peran perawat sebagai pembuat keputusan etik sebesar (83,3%), dan peran perawat sebagai perencana kesehatan sebesar (83,7%).

(9)

Judul : Peran Perawat Dalam Pencegahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum di Medan

Peneliti : Evelina Simangunsong

Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara Nim : 091121078

Tahun : 2011

ABSTRAK

Hospitalisasi adalah suatu proses yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi pengobatan. Hospitalisasi dapat mengakibatkan stress pada anak untuk itu dibutuhkan peran perawat dalam rangka mencengah dampak hospitalisasi. Peran perawat dalam pencengahan ini meliputi: peran perawat sebangai pembela, pendidik, konselor, koordinator, pembuat keputusan etik, serta peran perawat sebagai perencana kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi peran perawat dalam pencengahan dampak hospitalisasi pada anak di ruangan merpati II RSU Herna Medan dan di ruangan merak RSU Sari Mutiara Medan. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel 30 orang dan teknik pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data dilakukan mulai 25 juni sampai 16 juli 2010 dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner data demografi dan kuesioner peran perawat. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden adalah dewasa awal 20 – 40 tahun yaitu sebesar (83,3%),berjenis kelamin perempuan (100%), mayoritas tingkat pendidikannya diploma (93,3%), lama bekerja >6 – 9 sebesar (40%), penghasilan >1000.000 sebesar (56,6%). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa (73.3%) perawat telah melaksanakan perannya dalam kategori baik. Peran perawat sebangai pembela tergolong dalam kategori baik sebesar (63,3%), peran perawat sebagai pendidik tergolong dalam kategori baik sebesar (76,6%), peran perawat sebagai konselor tergolong dalam kategori baik sebesar (50%,) peran perawat sebagai koordinator terlaksana dengan baik sebesar (83,3%), peran perawat sebagai pembuat keputusan etik sebesar (83,3%), dan peran perawat sebagai perencana kesehatan sebesar (83,7%).

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya (Wong, 2000). Sedangkan menurut Supartini, (2004) hospitalisasi merupakan suatu proses yang mengharuskan anak untuk tinggal dirumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan yang sampai pemulangan kembali ke rumah.

Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan dan stress (Nursalam, 2005). Hospitalisasi juga dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit (Posted, 2009). Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya dan sesuatu yang dirasakan menyakitkan (Supartini, 2004).

Dampak hospitalisasi pada anak berbeda-beda tergantung oleh perkembangaan usia, pengalaman sakit dan dirawat di rumah sakit, support system, serta keterampilan koping dalam menangani stress. Kecemasan dan

(11)

sekali kemungkinanan anak akan mengalami disfungsi perkembangan. Anak akan mengalami gangguan, seperti gangguan somatik, emosional dan psikomotor. Reaksi terhadap penyakit atau masalah diri yang dialami anak seperti perpisahan, tidak mengenal lingkungan atau lingkungan yang asing, hilangnya kasih sayang, body image maka akan bereaksi seperti regresi yaitu hilangnya control, agresi,

menarik diri, tingkah laku protes, serta lebih peka dan pasif seperti menolak makanan dan lain-lain (Alimul, 2005).

Reaksi hospitalisasi dan dampak yang ditimbulkan seringkali menjadi permasalahan pokok yang dihadapi dalam dunia kesehatan. Sebagaimana komitmen dalam mengatasi hal tersebut baik secara individual maupun secara sosial yaitu upaya meminimalisirkan dampak serta memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi (Hawari,2006).

Ketakutan dan kecemasan anak sangat dipengaruhi oleh peran perawat, dalam hal ini perawat harus dapat memberikan pelayanan keperawatan , dan mampu menfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan keperaatan langsung maupun pendidikan kesehatan pada anak. Selain itu perawat dapat memberikan kenyamanan dan dukungan pada anak baik dengan mempertahankan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi keluarga yang dapat menentukan pola kehidupan anak.

(12)

memberikan konseling keperawatan ketika anak dan orang tuanya membutuhkan, dengan cara mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan, dan hadir secara fisik, perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua anak tentang masalah anak dan keluarganya, dan membantu mencari alternatif pemecahannya (Supartini, 2004).

Wong (2001) mengatakan bahwa populasi anak yang dirawat di rumah sakit mengalami peningkatan yang sangat dramatis. Persentase anak yang dirawat di rumah sakit saat ini mengalami masalah yang lebih serius dan kompleks dibandingkan kejadian hospitalisasi pada tahun- tahun sebelumnya. Mc. Cherty dan Kozak mengatakan hampir 40 juta anak dalam setahun mengalami hospitalisasi (Hikmawati, 2000).

Dilihat dari berdasarkan hasil observasi di RSU Herna Medan dan RSU Sari Mutiara Medan bahwa peran perawat masih kurang dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak antara lain diakibatkan kurangnya pendekatan perawat terhadap anak saat membutuhkan pertolongan sewaktu-waktu anak merasa kesakitan. Di dalam memberikan pemahaman tentang pengobatan kurang melakukan pendekatan terhadap orang tua maupun anak, sehingga timbul keluhan dan ketidakpuasan selama anak dirawat. Dan kurangnya pelatihan khusus perawat anak sehingga perawat tidak bisa memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan si anak.

(13)

1.2. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak di ruangan merpati II RSU Herna Medan dan di ruangan merak RSU Sari Mutiara Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengidentifikasi peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak di ruangan merpati II RSU Herna Medan dan di ruangan merak RSU Sari Mutiara Medan.

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1.4.1. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik di bagian keperawatan anak maupun di bagian keperawatan komunitas.

1.4.2. Praktek Keperawatan

(14)

1.4.3. Penelitian Keperawatan

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. Anak

2.1.Pengertian Anak

(16)

dimiliki anak adalah menangis seperti bagaimana anak lapar, tidak sesuai dengan keinginannya, dan lain sebagainya. Kemudian perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi perilaku social pada anak sudah dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan orang banyak dengan menunjukkan keceriaan. Hal tersebut sudah mulai menunjukkan terbentuknya perilaku social yang seiring dengan perkembangan usia. Perubahan perilaku social juga dapat berubah sesuai dengan lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain dengan kelompoknya yaitu anak-anak (Azis, 2005).

(17)

kompartemen cairan ekstrasel dan oleh karena itu cairan ini lebih dapat diakses. Oleh karena itu kehilangan cairan yang relatif sedang dapat mengurangi volume darah, menyebabkan syok, asidosis dan kematian (Slepin, 2006).

2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sering kali para orang tua mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang sama ( Nursalam, 2005).

2.2.1. Pertumbuhan

(18)

anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasisesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki. Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah. Pada masa fetal pertumbuhan kepala lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan 50 % dari total panjang badan. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur. Pada usia dua tahun, besar kepala kurang dari seperempat panjang badan keseluruhan, sedangkan ukuran ekstremitas bawah lebih dari seperempatnya.

2.2.2. Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2000). Dengan demikian, aspek perkembangan ini bersifat kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing-masing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung untuk memompakan darah, kemampuan untuk bernafas, sampai kemampuan anak untuk tengkurap, duduk, berjalan, memungut benda-benda di sekelilingnya serta kematangan emosi dan sosial anak.

2.3. Prinsip-prinsip Keperawatan Anak

(19)

memahaminya, mengingat ada beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan. Di antara prinsip dalam asuhan keperawatan anak tersebut adalah:

Pertama, anak bukan miniature orang dewasa tetapi sebagai individu yang

unik. Prinsip dan pandangan ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. Pola-pola inilah yang harus dijadikan ukuran, bukan hanya bentuk fisiknya saja tetapi kemampuan dan kematangannya.

Kedua, anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan

sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan usia tumbuh kembang. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur, dan lain-lain. Selain kebutuhan fisiologis tersebut, anak juga sebagai individu yang juga membutuhkan kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual. Hal tersebut dapat terlihat pada tahap usia tumbuh kembang anak. Pada saat yang bersamaan perlu memandang tingkat kebutuhan khusus yang dialami oleh anak.

Ketiga, pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan

(20)

Keempat, keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang

berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak.

Kelima, praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan

keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).

Keenam, tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan

maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai mahluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.

Ketujuh, pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak

berfokus pada ilmu tumbuh kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak (Azis, 2005).

2.4. Peran Perawat

(21)

Peran perawat adalah cara untuk mengatasi aktifitas perawat dalam praktik,dimana telah menyelesaikan pendidiksan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik profesionalnya.Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan (Mubarak, 2006).Sedangkan menurut supartini (2004) Perawat adalah salah satu tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang tua. Beberapa peran penting seorang perawat anak, yaitu: sebagai pembela, pendidik, konselor, kordinator, pembuat keputusan etik, perencana kesehatan, dan peneliti

Sebagai pembela, perawat dituntut sebagai pembela bagi keluarganya pada saat mereka membutuhkan pertolongan tidak dapat mengambil keputusan/ menentukan pilihan, dan menyakinkan keluarga untuk menyadari pelayanan yang tersendiri, pengobatan/ dan prosedur yang dilakukan dengan cara melibatkan keluarga.

Sebagai pendidik, perawat berperan sebagai pendidik baik secara langsung dengan memberikan penyuluhan/ pendidikan kesehatan pada orangtua anak maupun secara tidak langsung dengan menolong orangtua/ anak memahami pengobatan dan perawatan anaknya. Sebagai konselor, perawat dapat member konseling keperawatan ketika anak dan orangtuanya membutuhkan. Sebagai kordinator, perawat berada pada posisi kunci untuk menjadi kordinator pelayanan kesehatan karena 24 jam berada di samping pasien.

(22)

diyakini dengan menekankan pada hak pasien untuk mendapat otonomi, menghadapi hal-hal yang merugikan pasien, dan keuntungan asuhan keperawatan yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai perencana kesehatan, perawat harus bias merumuskan rencana pelayanan kesehatan di tingkat kebijakan (Supartini, 2004).

2.5. Pengertian Hospitalisasi

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh stress (Supartini, 2004).

Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah (Wong, 2000). Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya, dan sesuatu yang dirasakannya menyakitkan. Apabila anak stress selama dalam perawatan, orang tua menjadi stres pula, dan stres orang tua akan membuat tingkat stres anak semakin meningkat (Supartini, 2000).

2.6. Dampak Hospitalisasi Pada Anak

(23)

baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun lingkungan keluarga yang mendampingi selama perawatan. Keluarga sering merasa cemas dengan perkembangan keadaan anaknya, pengobatan, dan biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak bersifat langsung terhadap anak, secara fisiklogis anak akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang mendampingi selama perawatan (Marks, 1998). Anak menjadi semakin stres dan hal ini berpengaruh pada proses penyembuhan, yaitu menurunnya respon imun. Hal ini telah dibuktikan oleh Robert Ader (1885) bahwa pasien yang mengalami kegoncangan jiwa akan mudah terserang penyakit, karena pada kondisi stress akan terjadi penekanan system imun (Subowo, 1992). Pasien anak akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan social keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat yang penuh dengan perhatian akan mempercepat proses penyembuhan. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pasien anak yang dirawat di rumah sakit masih sering mengalami stres hospitalisasi yang berat, khususnya takut terhadap pengobatan, asing dengan lingkungan baru, dan takut terhadap petugas kesehatan. Fakta tersebut merupakan masalah penting yang harus mendapatkan perhatian perawat dalam pengelolah asuhan keperawatan (Nursalam, 2005)

2.7. Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi

(24)

kemampuan koping yang dimilikinya. Pada umumnya, reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. Berikut ini reaksi anak terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

2.7.1. Masa Bayi (0 sampai 1 tahun)

Masalah yang utama terjadi adalah karena dampak dari perpisahan dengan orang tua sehingga ada gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang. Pada anak usia lebih dari enam bulan terjadi stranger anxiety atau cemas apabila berhadapan dengan orang yang tidak dikenalnya dan cemas karena perpisahan. Reaksi yang sering muncul pada anak usia ini adalah menangis, marah, dan banyak melakukan gerakan sebagai sikap stranger anxiety. Bila ditinggalkan ibunya, bayi akan merasakan cemas karena perpisahan dan perilaku yang ditunjukkan adalah dengan menangis keras. Respons terhadap nyeri atau adanya perlukaan biasanya menangis keras, pergerakan tubuh yang banyak, dan ekspresi wajah yang tidak menyenangkan.

2.7.2. Masa Todler (2 sampai 3 tahun)

(25)

dan makan, sedih, dan apatis. Pada tahap pengingkaran, perilaku yang ditunjukkan adalah secara samar mulai menerima perpisahan, membina hubungan secara dangkal, dan anak mulai terlihat menyukai lingkungannya. Oleh karena adanya pembatasan terhadap pergerakannya, anak akan kehilangan kemampuannya untuk mengontrol diri dan anak menjadi tergantung pada lingkungannya. Akhirnya, anak akan kembali mundur pada kemampuan sebelumnya atau regresi. Terhadap perlukaan yang dialami atau nyeri yang dirasakan karena mendapatkan tindakan invasive, seperti injeksi, infus, pengambilan darah, anak akan meringis, menggigit bibirnya, dan memukul.Walaupun demikian, anak dapat menunjukkan lokasi rasa nyeri dan mengomunikasikan rasa nyerinya.

2.7.3. Masa prasekolah (3 sampai 6 tahun)

(26)

mengancam integritas tubuhnya. Oleh karena itu, hal ini menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama dengan perawat, dan ketergantungan pada orang tua.

2.7.4. Masa Sekolah (6 sampai 12 tahun)

Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dengan lingkungan yang dicintainya, yaitu keluarga dan terutama kelompok sosialnya dan menimbulkan kecemasan. Kehilangan control juga terjadi akibat dirawat di rumah sakit karena adanya pembatasan aktivitas. Kehilangan control tersebut berdampak pada perubahan peran dalam keluarga, anak kehilangan kelompok sosialnya karena ia biasa melakukan kegiatan bermain atau pergaulan sosial, perasaan takut mati, dan adanya kelemahan fisik. Reaksi terhadap perlukaan atau rasa nyeri akan ditunjukkan dengan ekspresi baik secara verbal maupun nonverbal karena anak sudah mampu mengomunikasikannya. Anak usia sekolah sudah mampu mengontrol perilakunya jika merasa nyeri, yaitu dengan menggigit bibir dan/atau menggigit dan memegang sesuatu dengan erat.

2.7.5. Masa Remaja (12 sampai 18 tahun)

(27)

terhadap pembatasan aktivitias ini adalah dengan menolak perawatan atau tindakan yang dilakukan padanya atau anak tidak mau kooperatif dengan petugas kesehatan atau menarik diri dari keluarga, sesama pasien, dan petugas kesehatan (isolasi). Perasaan sakit karena perlukaan atau pembedahan menimbulkan respons anak bertanya-tanya, menarik diri dari lingkungan, dan/atau menolak kehadiran orang lain (Supartini,2004) .

2.8. Pencegahan Dampak Hospitalisasi

Dirawat di rumah sakit bisa menjadi sesuatu yang menakutkan dan pengalaman yang mengerikan bagi anak-anak. Anak seringkali mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan selama di rumah sakit, mulai dari lingkungan rumah sakit yang asing, serta pengobatan maupun pemeriksaan yang kadang kala menyakitkan bagi si anak. Oleh karena itu, peran perawat sangat diperlukan dalam upaya pencegahan dampak tersebut.

2.8.1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga

Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, ketakutan, kurangnya kasih sayang, gangguan ini akan menghambat proses penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

2.8.2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak

(28)

pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anak.

2.8.3. Mencegah atau mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis)

Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

2.8.4. Tidak melakukan kekerasan pada anak

Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak.

2.8.5. Modifikasi Lingkungan Fisik

(29)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1.Kerangka Konseptual

Berdasarkan tujuan penelitian serta tinjauan kepustakaan maka, kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Baik

Cukup

Kurang

Skema 1. Kerangka konseptual Peran Perawat dalam Pencegahan Dampak Hospitalisasi pada Anak di Ruangan Merpati II Rumah Sakit Umum Herna Medan dan di Ruangan Merak Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan.

• Pembela • Pendidik • Konselor • Kordinator

• Pembuat keputusan etik • Perencana kesehatan Peran perawat

dalam pencegahan

(30)
(31)

dan perawatan konselor terdiri dari 4 ;pertanyaan

Pernyataan untuk koordinator terdiri dari 4 pertanyaan.

(32)
(33)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak di ruangan Merpati II Rumah sakit Umum Herna Medan dan di Ruangan Merak Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan.

4.2 Populasi dan sampel Penelitian

4.2.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dari penelitian ini adalah perawat yang ada di ruangan Merpati II Rumah sakit Umum Herna Medan dan di Ruangan Merak Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan sebanyak 30 orang.

4.2.2. Sampel Penelitian

(34)

4.3. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Ruangan Merpati II RSU Herna Medan dan di Ruangan Merak Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan. Lokasi ini dipilih karena RSU Herna Medan dan RSU Sari Mutiara Medan memiliki unit kerja rawat anak yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Selain itu berdasarkan surve awal oleh peneliti belum perna dilakukan penelitian mengenai peran perawat dalam pencengahan dampak hospitalisasi pada anak di ruangan merpati II RSU Herna Medan dan di ruangan merak RSU Sari Mutiara Medan.

Waktu penelitian ini dimulai dari Bulan Juni, dan diperkirakan lama penelitian ini kurang lebih dari 1 minggu.

4.4. Pertimbangan etik

Penelitian ini akan dilakukan setelah peneliti dinyatakan lulus seminar proposal dan mendapatkan surat persetujuan dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, selanjutnya mengirim surat tersebut ke RSU Herna dan ke RSU Sari Mutiara Medan. Peneliti akan melakukan penelitian setelah mendapatkan persetujuan dari pimpinan RSU Herna Medan dan RSU Sari Mutiara Medan.

(35)

ditandatangani. Didalam informed consent dijelaskan tujuan penetian yang akan dilakukan. Tetapi apabila responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, penelitian ini, peneliti ini tidak memaksa dan tetap menghormati hak responden.

Peneliti memberikan kuisioner kepada responden yang menandatangani surat persetujuan.Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, maka peneliti tidak mencantumkan nama pada kuisioner, tetapi hanya menuliskan kode kuisioner. Kerahasiaan informasi dan identitas responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data yang diperlukan saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari sejumlah pernyataan dan jawaban tertentu sebagai pilihan yang diajukan kepada responden. Kuesioner yang dibuat peneliti berupa pernyataan terbuka. Kuesioner terdiri dari dua bagian, bagian pertama yaitu data demografi responden yang umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, status dan penghasilan.

(36)

(nomor 17-20),dan pernyataan sebagai perencana kesehatan (nomor 21-24),dan Bagian kedua ini bentuk peryataan mengunakan skala Likert dan pilihan jawaban dengan rentang skala 1-4 yaitu tidak pernah (skore 1), kadang (skore 2), sering (skore 3), dan selalu (skore 4) dengan total skore 24- 96.

Berdasarkan rumus statistika menurut Sudjana (1992) untuk menentukan panjang kelas dapat digunakan dengan rumus:

Kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. Nilai tertinggi sebesar 96 dan nilai terendah sebesar 24.

Berdasarkan rumusan statistika diatas maka pelaksanaan peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak di ruangan Merpati II RSU Herna Medan dan di ruangan Merak RSU Sari Mutiara Medan dimasukkan dalam 3 kelas yaitu :

1. Kurang terlaksana = 24-47 2. Cukup terlaksana = 48-71 3. Terlaksana dengan baik = 72-96

4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(37)

instrumen adalah validitas yang merujuk sejauh mana instrumen penelitian tersebut memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu (Setiadi,2007).

Validitas isi instrumen penelitian ini dilakukan hanya atas dasar pertimbangan peneliti dalam makna juga mengandung unsur objektif tetapi mengacu pada isi yang dikehendaki. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan oleh orang yang ahli dalam berkompetensi dibagian keperawatan anak Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan uji validitas tersebut, kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif dan dengan item-item pertanyaan yang akan mengukur sasaran yang ingin diukur sesuai dengan teori atau konsep.

(38)

4.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan setelah dahulu peneliti mengajukan permohonan izin pelaksana peneliti pada institusi pendidikan dan kemudian permohonan izin penelitian yang telah diperoleh disampaikan ketempat peneliti ( RSU Herna Medan dan RSU Sari Mutiara Medan ). Peneliti menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

Setelah memperoleh respoden, peneliti menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuisioner, kemudian responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuisioner dan diberi kesempatan bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti oleh responden. Setelah kuisioner diisi, dikumpulkan kembali dan diperiksa kelengkapannya, apabila ada yang tidak lengkap maka dapat dilengkapi juga saat itu.

4.8. Analisa Data

(39)
(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dari pembahasan mengenai peran perawat dalam pecegahan dampak hospitalisasi pada anak di ruangan Merpati II Rumah Sakit Umum Herna Medan dan di ruangan Merak rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan, yang telah dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2010- 30 Juli 2010 kepada 30 orang responden.

Hasil penelitian ini dibagi atas dua bagian, yaitu data demografi responden dan peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak. Peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi dibagi menjadi enam bagian yaitu peran perawat sebagai pembela, pendidik, konselor, koordinator, pembuat keputusan etik, dan perencana kesehatan.

1.1 Data Demografi

(41)

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden (n=30).

Data Demografi Frekuensi Persentase (%)

Usia

20-40 tahun ( dewasa awal ) 25 83.3

41-54 tahun ( dewasa madya ) 5 16.6

Jenis kelamin

Laki-laki 0 0

Perempuan 30 100

Pendidikan

SPK 0 0

Diploma 28 93.3

D IV Perawat Pendidik 1 3.3

Sarjana 1 3.3

Lama bekerja

0-3 tahun 6 20

> 3-6 tahun 9 30

>6-9 tahun 12 40

>9 tahun 3 10

Status

Menikah 16 53.3

Belum menikah 14 46.6

Penghasilan

500.000 s/d 1.000.000 13 43.3

(42)

1.2 Peran perawat sebagai Pendidik dalam Pencengahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum di Medan.

Tabel 2 memperlihatkan bahwa peran perawat sebagai pembela dilaksanakan dengan kategori baik oleh 63.3% responden, dan 36.6% perawat dengan kategori cukup melaksanakan perannya sebagai pembela. Dari data yang diperoleh tidak ada responden yang melaksanakan perannya sebagai pembela dengan kategori kurang.

Tabel 2. Distribusi frekuensi peran perawat sebagai pembela.

Peran perawat sebagai pembela Frekuensi Persentase • Terlaksana dengan baik

• Cukup terlaksana • Kurang Terlaksana

19 11 0

63.3 36.6 0

Total 30 100

1.3. Peran perawat sebagai Pendidik dalam Pencengahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum di Medan.

(43)

Tabel 3. Distribusi frekuensi peran perawat sebagai pendidik

Peran perawat sebagai pendidik Frekuensi Persentase • Terlaksana dengan baik

• Cukup terlaksana

1.4. Peran perawat sebagai Pendidik dalam Pencengahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum di Medan.

Tabel 4 memperlihatkan bahwa sebagian responden (50%) mempunyai peran dalam kategori baik, dalam memberikan perannya sebagai konselor. Kemudian 50% responden mempunyai peranan sebagai konselor dalam kategori cukup.

Tabel 4. Distribusi frekuensi peran perawat sebagai konselor

Peran perawat sebagai

Konselor Frekuensi

Persentase • Terlaksana dengan baik

• Cukup terlaksana • Kurang terlaksana

(44)

1.5. Peran perawat sebagai Pendidik dalam Pencengahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum di Medan.

Tabel 5 menunjukkan bahwa perannya sebagi koordinator dilaksanakan dengan kategori baik oleh (83.3%) responden. Sedangkan responden yang melaksanakan perannya sebagai koordinator dengan kategori cukup sebanyak 6.7%.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi peran perawat sebagai koordinator

Peran perawat sebagai koordinator

Frekuensi Persentase

• Terlaksana dengan baik • Cukup terlaksana • Kurang Terlaksana

25 5 0

83.3 16.7 0

Total 30 100

1.6 Peran perawat sebagai Pendidik dalam Pencengahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum di Medan.

(45)

Tabel 6. Distribusi frekuensi peran perawat sebagai pembuat keputusan etik

Peran perawat sebagai pembuat keputusan etik

Frekuensi Persentase

• Terlaksana dengan baik • Cukup terlaksana

1.7 Peran perawat sebagai Pendidik dalam Pencengahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum di Medan..

Berdasarkan tabel 7 sebagian besar responden (86.7%) melaksanakan perannya sebagai perencana kesehatan dengan kategori baik, dan 13.3% responden melaksanakan perannya sebagai perencana kesehatan dengan kategori cukup.

Tabel 7. Distribusi frekuensi peran perawat sebagai perencana kesehatan

Peran perawat sebagai perencana kesehatan

Frekuensi Persentase • Terlaksana dengan baik

• Cukup terlaksana

1.8. Peran perawat sebagai Pendidik dalam Pencengahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum di Medan.

(46)

baik, dan sebanyak 26,6% responden melakukan perannya dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak dengan kategori cukup (n= 30).

Peran perawat dalam pencegahan Dampak Hospitalisasi pada anak

Frekuensi Persentase • Terlaksana dengan baik

• Cukup terlaksana • Kurang terlaksana

22

2.1 Peran Perawat dalam pencengahan dampak hospitalisasi pada anak

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden (73,33%) melakukan perannya dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa perawat menyadari bahwa dampak yang terjadi akibat keadaan sakit atau dirawat dirumah sakit, seseorang akan mengalami perubahan dalam berperilaku yang berdampak pada dirinya (Arsiah, 2006).

Perubahan perilaku ini dapat terjadi pada semua orang terutama pada anak yang dihospitalisasi ditandai dengan adanya perasaan takut terhadap alat alat medis ataupun lingkungan yang baru pada diri anak. Untuk itu perawat mempunyai tanggung jawab penuh dalam memahami perubahan perilaku dan perasaan yang dapat memperburuk penyakitnya. Karena hal tersebut diatas dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak baik dari segi fisik maupun dari segi psikis anak (Rahmat, 2005).

(47)

menunjukkan bahwa perawat telah melakukan perannya dalam pencegahan dampak hopitalisasi namun belum optimal. Sementara peran perawat dalam pencegahan hospitalisasi pada anak sangat dibutuhkan dalam mengatasi kecemasan karena perpisahan, kehilangan kontrol, kebutuhan tubuh yang disakiti dan nyeri merupakan penyebab utama dari reaksi perilaku anak yang mengalami hospitalisasi (Hawari, 2006).

Dalam hal ini tugas penting yang dilakukan perawat yaitu, berperan penting di dalam mengatasi masalah yang di akibatkan dampak hospitalisasi pada anak. Sebab apa yang terjadi pada anak selama di hospitalisasi merupakan tanggung jawab penuh oleh perawat. Menurut penelitian yang pernah dilakukan di Amerika, berbagai ketentuan yang ada dalam diri orang dewasa, ternyata memang sudah ada sejak masa kecilnya yang tak pernah hilang. Ketakutan tersebut salah satunya, di mulai dari semenjak anak di rawat di rumah sakit di dihadapkan dengan pelayanan kesehatan termasuk di tusuk dengan jarum, harus mencoba obat yang rasanya tidak enak, dan menjalani prosedur yang mengganggu permukaan tubuh. Hal demikian merupakan peran penting perawat untuk menentukan apa yang di ketahui anak dan mampu memahami kondisi penyakit yang di alami merupakan tahap pertama dalam membantu memahami alasan hospitalisasi (Suan, 2005).

2.1.1 Peran Perawat sebagai pembela dalam pencengahan dampak hospitalisasi pada anak.

(48)

sebanyak 63,3% respoden. Hal ini menunjukkan bahwa perawat telah memahami dan mampu berperan sebagai advokat atau pelindung anak, yaitu membantu untuk mempertahankan lingkungan yang aman bagi anak dan mengambil tindakan untuk mencengah terjadinya kecelakaan dan melindungi anak dari efek yang tidak di inginkan yang berasal dari pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu.

Peran ini di lakukan perawat dalam membantu keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dan pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang di berikan kepada anak, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak hak anak yang meliputi hak atas pelayanan sebaik baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hal untuk menentukan ganti rugi akibat kelalaian (Kusnanto, 2007).

(49)

melindungi anak sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak. Sebab anak mempunyai kesulitan dalam memahami mengapa mereka sakit, tidak bisa bermain dengan temannya, mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga membuat mereka harus pergi ke rumah sakit dan harus mengalami hospitalisasi (Sujono, 2005).

2.1.2 Peran perawat sebagai pendidik dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa peran perawat sebagai pendidik dilaksanakan dengan kategori baik oleh 76,7% responden. Hal ini menunjukkan bahwa peran perawat sebagai pendidikk telah berhasil dilaksanakan. Didalam melaksanakan perannya perawat sebagai pendidik harus mampu memberikan penjelasan kepada keluarga didalam prosedur pengobatan dan perawatan yang diberikan pada anak. Pendidikan kesehatan tersebut sangat penting untuk dilakukan perawat bekerjasama antara orang tua dan tim kesehatan. Kerjasama tersebut dapat dirasakan manfaatnya, oleh anak didalam menjalankan prosedur pengobatan sehingga dapat mengurangi dampak hospitalisasi yang dialami anak. Dan orang tua di sini tidak hanya sekedar pengunjung bagi anak, tetapi dapat membantu perawat memberikan yang terbaik selama proses pengobatan berlangsung. Seperti beberapa bukti ilmiah menunjukkan pentingnya keterlibatan orang tua dan keluarga dalam perawatan anak selam di hospitalisasi. Sehingga anak dapat merasakan bahwa dia merasa dipedulikan dan dijagai (Gunarsa, 2000).

(50)

proses pengobatan atau tindakan yang dilakukan untuk mengurangi sakit yang diderita anak. Dimana keluarga masih bertanya-tanya tentang tindakan apa yang segera dilakukan dan hal apa yang harus dibutuhkan pada saat itu, sehingga rasa kawatir orang tua dan keluarga semakin meninggi untuk rencana kesembuhan anak tersebut. Seperti yang ada di Rumah Sakit Umum Herna Medan dan di Rumah Sakit Umumk Sari Mutiara Medan masih banyak keluarga anak yang bolak-balik menanyakan pada perawat kapan anaknya harus diperiksa dokter, harus diinjeksi, jam berapa diberi minum obat, sehingga untuk mencegah dampak hospitalisasi yang dialami anak tidak sepenuhnya dilakukan. Sementara peran perawat sebagai pendidik harus bisa memberikan pengetahuan tentang kesehatan kepada keluarga untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman akan pentingnya hidup dalam taraf kesehatan tertentu (Sofiana, 2004).

2.1.3 Peran Perawat sebagai koordinator dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak.

(51)

perannya sebagai koordinator, dengan merencanakan serta mengorganisasikan pelayanan kesehatan dengan tim yang lain, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara terarah sesuai dengan kebutuhan anak (Wozniak, 2006).

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sekitar 16,7% responden penelitian yang melaksanakan perannya ini dengan kategori cukup. Perawat masih kurang optimal dalam hal membantu anak mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan yang lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi anak, pemberian perawatan, dan mengevaluasi, perawat harus terlebih dahulu menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik pada anak. Penetapan ini dilakukan sendiri oleh perawat atau berkolaborasi dengan keluarga maupun dengan tenaga kesehatan profesional yang lain (Murwani, 2008).

(52)

oleh tim kesehatan propesional lainnya untuk menciptakan kesejakteraan penderita (Roper, 2003).

2.1.4 Peran Perawat sebagai pembuat keputusan etik dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak

Berdasarkan data yang didapatkan, dalam memberikan perannya sebagai pembuat keputusan dilaksanakan dengan kategori baik oleh 83,3% responden. Hal ini menunjukkan bahwa perawat berperan penting didalam pengambilan keputusan yang tepat dan akurat sangat diperlukan bagi tenaga medis untuk dapat menyelamatkan pasien yang dihadapi. Pola-pola perilaku pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perawat ini melibatkan aspek-aspek fisik meupun psikis yang sangat besar, didalam memberikan pelayanan terhadap anak. dimana sewaktu-waktu anak membutuhkan pertolongan pada saat keadaan darurat perawat harus bisa berperan penting untuk melakukan pertolongan pertama sebelum ditangani lebih lanjut oleh dokter ahli (Berger, 2003).

(53)

ilmu perilaku, ilmu sosial, ilmu dan kiat keperawatan serta kepemimpinan dan keterampilan (Salim, 2002).

Seperti yang ada di Rumah Sakit Umum Herna Medan dan Rumah sakit Umum Sari Mutiara Medan, masih banyak perawat yang belum berani untuk mengambil keputusan karena mungkin takut pada atasan, sehingga mengakibatkan resiko yang fatal bagi anak yaitu kematian. Disini perawat benar-benar tidak melakukan keterampilan yang dimiliki serta perannya sebagai perawat professional.

2.1.5 Peran Perawat sebagai konselor dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak.

(54)

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada responden yang menjalankan perannya dengan kategori cukup 50%. Dengan demikian responden tersebut belum benar-benar mempersiapkan serta melakukan perannya sebagai konselor. Sementara perawat dituntut harus bisa mengatasi tekanan atau rasa takut akibat perasaan cemas yang dialami anak. Karena proses membantu untuk membangun hubungan interpersonal yang baik, untuk meningkatkan perkembangan anak dimana didalamnya harus diberikan dukungan dan intelektual (Mustikasar, 2007).

Berdasarkan penelitian dari (Ridwan 2003) ditemukan bahwa memberikan konseling atau bimbingan maupun arahan kepada keluarga anak yang di hospitalisasi dapat meningkatkan hubungan kerja sama yang baik dalam mengurangi dampak hospitalisasi pada anak. Untuk itu perawat yang ada di Rumah Sakit Umum Herna Medan dan Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan harus bisa memberikan arahan kepada keluarga didalam membantu mengatasi masalah yang ada pada diri anak selama dihospitalisasi.

2.1.6 Peran Perawat sebagai perencana kesehatan dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak.

(55)

secara mendalam, tahap yamh sistematis dari proses keperawatan yang meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Tujuan dari perencana kesehatan yang dilakukan perawat terutama yang ada di Rumah Sakit Umum Herna Medan dan di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan yaitu untuk mewujudkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisi dan situasi anak yang dihospitalisasi. Sesuai dengan pendapat Karpinito (1997), perencanaan kesehatan bertujuan untuk mencegah, menurunkan, atau mengeliminasi masalah kesehatan klien.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada sekitar 13,33% responden penelitian yang melaksanakan perannya ini dengan kategori cukup. Perawat masih kurang optimal dalam melaksanakan tugasnya sebasgai mana mestinya perawat didalam merencanakan tugas atau kewajiban yang dilakukan dal;am merawat atau mencegah terjadinya dampak hospitalisasi pada anak selama menjalani pengobatan. Perencanaan kesehatan yang dilakukan terhadap anak yang dihospitalisasi sangat berperan penting untuk mengatasi masalag yang timbul terhadap anak, akibat tindakan atau sesuatu yang menakutkan pada anak. Tugas ataupun peran dari perawat disini haruslah mempunyai banyak cara di dalam merencanakan apa yang harus dilakukan sebagaimana mestinya perawat anak, karena apa yang biasa dilakukan perawat terhadap kliennya sangat berbeda sekali pelayanannya terhadap apa yang dilakukan untuk anak yang dihospitalisasi (Heymert, 2008).

(56)
(57)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dibuat kesimpulan dan saran hasil penelitian sebagai berikut.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden terhadap anak menggambarkan bahwa peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak di Ruangan Merpati II Rumah Sakit Umum Herna Medan dan di Ruangan Merak Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan yang termasuk dalam kategori baik sebanyak (73.3%) dan kategori cukup (26.6%).

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa peran perawat sebagai pembela dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak dengan kategori baik sebanyak (63.3%) dan kategori cukup sebanyak (36.7%). Sebagai pendidik dikategori baik sebanyak (76.7%), sebagai koordinator dilaksanakan dan dikategorikan baik (83.3%), sebagai pembuat keputusan etik didapatkan hasil dengan kategori baik sebanyak (83.3%), sebagai konselor dilakukan dengan kategori baik sebanyak (50%). Dan untuk peran perawat sebagai perencana kesehatan dilaksanakan dengan kategori baik sebanyak (86.7%).

(58)

dirasakan keluarga dan perawat dimana anak lebih tidak ketakutan terhadap tindakan-tindakan medis yang akan dilakukan kepada anak tersebut.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi pendidikan keperawatan

Peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak sangatlah penting untuk mencegah dan meminimalkan rasa cemas yang timbul pada anak yang dapat mempengaruhi proses kesembuhan. Untuk itu hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai inovasi dan informasi tambahan dalam pendidikan keperawatan agar lebih dipahami dan diimplementasikan di lapangan sebagai perawat professional.

6.2.2 Pelayanan kesehatan (Rumah Sakit)

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi acuan dan cerminan baru untuk melaksanakan tindakan medis secara komprehensif. Sehingga dapat dicapai mutu pelayanan yang lebih baik dan dapat meningkatkan kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat.

6.2.3 Bagi perawat

(59)

6.2.4 Bagi penelitian selanjutnya

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Arsial. (2006). Keeperawatan Profesional, dibuka dari .tblog.com//pada tanggal 19 Juni 2010

Bafford, Dkk, (2006), Teori & Praktek Keperawatan, Pendekatan Integral Pada Asuhan Pasien, Jakarta EGC

Beger.K (2003). Pundamentals of nursing colaborating for optimal health. United states oa America; Simon and Schuter Bussiness and professional group.

Dadang. (2006). Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Universitas Indonesia/Gaya Baru

Dorothy (1999), Dasar Dasar Riset Keperawatan, Jakarta : EGC

Gunarsa.S.D (2000), Pendekatan Psikologis Terhadap Anak yang dirawat dan sikap orang tua, diakses melalui

Hidayat, A.A 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Edisi 1, Salemba Medika, Jakarta

Hidayat.A.A (2000), Pengantar Ilmu Keperawatan, Edisi 1, Jakarta. Salemba Medika

Hidayat, A.A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medica

Kusnanto. S. R. (2007), Hubungan Motivasi Kerja dengan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Madura, diakses melalui

Mubarak, W. H. (2006). Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto

Mustikasar (2007). Komunikasi dalam pelayanan keperawatan, diakses dari & sid = 139 pada tanggal 28 Juni 2010.

Notoademodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT: Rineka Cipta

(61)

Polit & Hungler, (1995), Nursing Research Princip Les & Methods, Philadelphia Lippincot

Potter &Perry, 2005, Fundamental Keperawatan, Volume 1, edisi , EGC Rahmat. J. (2005). Psikologi Komunikasi, Rineka Cipta, Jakarta.

Roper. N (2002). Prinsip-prinsip keperawatan. Yogyakarta : Essentia.

Satiadarma,M.P(2001),Persepsi orangtua membentuk perilaku anak : dampak pymalio terhadap keluarga

Setiadi. (2007). Konsep dan Penuisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sofiana.N.A (2004), Analisis Faktor lingkungan dan individu yang mempengaruhi terhadap peningkatan kinerja perawat (study kasus instalasi rawat inap Rumah Sakit Annisa Cikarang, diakses melalui http://chigili.itb.ac.id/gdl.php?mod:browswe & op ; read & id = jbptsmit – gdl – nooraridas – 86 & 1 = factor pada tanggal 5 juli 2010.

Sujono. R. (2005) Kepuasan Kerja Perawat yang Profesional. Dibuka dari Pada tanggal 15 Juni 2010.

Supartini, Yupi, (2004), Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, Jakarta: EGC

Soediman. (2006 ), The Soediman jurnal of nursin, dibuka dari http//ojc,lib; unair.ac.id/indekx.php/SJN/article/view/1833/

Suan. C.G(2005), Nursing of Jumlah, Diakses dari

1822 pada tanggal 15 Juni 2010

Wong and Whaley’s, 2001, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Remaja

Rosda Karya, Bandung Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika

(62)

Kode :

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Peran Perawat Dalam Pencengahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak Di Rumah Sakit Umum di Medan.

Saya yang bernama Evelina simangunsong/ 091121078 adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai “ Peran Perawat Dalam Pencengahan Dampak Hospitalisasi Pada Anak Di ruangan Merpati II RSU Herna Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan.

Partisipasi saudara/I dalam penelitian ini bersifat suka rela, sehingga saudara bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi saudara/I dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi saudara dalam penelitian ini.

Medan, april 2009

Peneliti, Responden

(63)

KUISIONER PENELITIAN

I. Kuisioner Data Demografi

Petunjuk pengisian:

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda check list (√) pada kotak pilihan jawaban yangh menurut anda benar.

2. Isilah pernyataan pada kuisioner A (data demografi) sesuai dengan identitas diri anda.

A. DEMOGRAFI

1. Usia : ( ) tahun

2. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan 3. Pendidikan : ( ) SPK

( ) DIII Keperawatan ( ) DIV Perwat Pendidik ( ) S1 Keperawatan 4. Lama Kerja : ( ) Tahun

5. Status : ( ) Menikah ( ) Belum menikah 6. Penghasilan : ( ) < Rp. 500.000,-

(64)

II. Kuesioner Peran Perawat dalam Pencegahan Dampak Hospitalisasi pada

anak di ruangan Merpati II RSU Herna Medan dan di Ruangan Merak

RSU Sari Mutiara Medan

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda check list/contreng (√) pada kolom pilihan yang tersedia sesuai dengan situasi dan kondisi yang pernah anda alami.

No. Pertanyaan

Tidak

Pernah Kadang Sering Selalu

1 2 3 4

Melindungi anak dari rasa takut terhadap tindakan medis atau keperawatan yang diberikan.

Menjaga hubungan baik dengan cara melakukan komunikasi terapeutik dan sikap empatik pada anak.

Bekerjasama dengan keluarga dalam memperoleh hak anak selama dihospitalisasi.

Memodifikasi suasana lingkungan kamar agar perasaan anak merasa nyaman. PENDIDIK

Menjelaskan kepada keluarga tentang prosedur pengobatan dan perawatan yang diberikan pada anak.

Memberikan keterangan kepada keluarga hal-hal yang mempengaruhi kekambuhan penyakit anak.

(65)

9. tentang masalah yang dihadapi selama menjalani hospitalisasi.

Berdisikusi dengan keluarga tentang hal-hal yang dibutuhkan anak selama anak di hospitalisasi.

Dapat saling bertukar pikiran dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi anak maupun keluarga selama di hospitalisasi.

Membantu keluarga mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi selama anak menjalani perawatan.

KOORDINATOR

Bekerjasama atau berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak.

Bekerjasama dengan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dasar selama anak dihospitalisasi.

Melibatkan keluarga dalam membantu pemberian tindakan keperawatan pada anak.

Berkoordinasi dengan tim kesehatan dalam pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh selama anak dihospitalisasi.

PEMBUAT KEPUTUSAN ETIK Menghargai hak keluarga anak

Meminta pengunjung keluar jika jam berkunjung sudah selesai.

(66)

20.

21.

22.

23.

24.

anak.

Memutuskan tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada anak.

PERENCANA KESEHATAN

Bekerjasama dengan pihak rumah sakit dalam menciptakan suasana yang nyaman dan bersih.

Berkolaborasi dengan dokter sebelum memberikan tindakan medis maupun keperawatan pada anak selama di hospitalisasi.

Bekerjasama dengan ahli gizi untuk pemberian diet yang sesuai dengan kondisi anak.

(67)

Tabel distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan peran perawat sebagai pembela:

No Peran perawat sebagai pembela TP KK SE SL

n(%) n(%) n(%) n(%)

PEMBELA

1 Melindungi anak dari rasa takut 0(0) 1(3) 12(40) 11(57) terhadap tindakan medis atau

keperawatan yang diberikan.

2 Menjaga hubungan baik dengan 1(3) 6(20) 12(40) 11(37) cara melakukan komunikasi terapeutik

dan sikap empatik pada anak.

3 Bekerjasama dengan keluarga 0(0) 9(30) 9(30) 12(40) dalam memperoleh hak anak selama

dihospitalisasi.

4 Memodifikasi suasana lingkungan 0(0) 9(30) 7(23) 13(43) kamar agar perasaan anak merasa

(68)

Tabel Distribusi Frekuensi dan persentase responden berdasarkan peran perawat sebagai pendidik.

No Peran perawat sebagai pendidik TP KK SE SL

n(%) n(%) n(%) n(%)

PENDIDIK

1 Menjelaskan kepada keluarga 1(3) 3(10) 13(43) 13(43) tentang prosedur pengobatan dan

perawatan yang diberikan pada anak.

2 Memberikan keterangan kepada 1(3) 4(13) 14(47) 11(37) keluarga hal-hal yang mempengaruhi

kekambuhan penyakit anak.

3 Menginformasikan kepada keluarga 1(3) 6(20) 8(27) 15(50) hal-hal apa yang dihindari dari

penyakitnya.

(69)

Tabel Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan peran perawat sebagai konselor.

No Peran perawat sebagai konselor TP KK SE SL

n(%) n(%) n(%) n(%)

KONSELOR

1 Mendengarkan keluhan anak / keluarga 0(0) 6(20) 14(47) 10(33) tentang masalah yang dihadapi selama

menjalani hospitalisasi.

2 Berdiskusi dengan keluarga tentang 0(0) 8(27) 10(33) 12(40) hal-hal yang dibutuhkan anak selama anak

dihospitalisasi.

3 Dapat saling bertukar pikiran dengan 1(3) 8(27) 14(47) 7(23) keluarga tentang masalah yang

dihadapi anak maupun keluarga selama dihospitalisasi.

4 Membantu keluarga mencari alternatif 2(7) 13(43) 10(33) 5(17) pemecahan masalah yang dihadapi selama

(70)

Tabel Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan peran perawat sebagai koordinator

No Peran perawat sebagai koordinator TP KK SE SL

n(%) n(%) n(%) n(%)

KOORDINATOR

1 Bekerjasama atau berkolaborasi 0(0) 5(17) 10(33) 15(50) dengan dokter dalam pembrian

asuhan keperawatan pada anak.

2 Bekerjasama dengan keluarga 1(3) 3(10) 16(53) 10(33) dalam pemenuhan kebutuha dasar

selama anak dihospitalisasi.

3 Melibatkan keluarga dalam 0(0) 6(20) 13(43) 11(37) membantu pemberian tindakan

keperawatan pada anak.

4 Berkoordinasi dengan tim kesehatan 0(0) 2(7) 15(50) 13(43) dalam pemberian asuhan

(71)

Tabel Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan peran perawat sebagai pembuat keputusan etik.

No Peran perawat sebagai pembuat keputusan etik TP KK SE SL

n(%) n(%) n(%) n(%)

PEMBUAT KEPUTUSAN ETIK

1 Menghargai hak keluarga anak 0(0) 1(3) 14(47) 14(47) 2 Meminta pengunjung keluar jika 1(3) 5(17) 8(27) 16(53)

jam berkunjung sudah selesai.

3 Berkolaborasi dengan dokter tentang 0(0) 1(3) 8(27) 21(0) pengobatan dan perawatan yang diberikan

jika keluarga tidak setuju terhadap tindakan yang dilakukan kepada anak.

4 Memutuskan tindakan keperawatan yang 4(13) 11(37) 8(27) 7(23) akan diberikan kepada anak.

Tabel Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan peran perawat sebagai perencana kesehatan.

No Peran perawat sebagai perencana kesehatan TP KK SE SL

n(%) n(%) n(%) n(%)

PERENCANA KESEHATAN

1 Bekerjasama dengan pihak rumah sakit dalam 0(0) 4(13) 11(37) 15(50) menciptakan suasana yang nyaman dan bersih.

(72)

memberikan tindakan medis maupun

keperawatan pada anak selama di hospitalisasi. 3 Bekerjasama dengan ahli gizi untuk pemberian 1(3) 3(10) 8(27) 18(60) diet yang sesuai dengan kondisi anak.

4 Menyampaikan pendapat tentang hal-hal 0(0) 8(27) 11(37) 11(37) yang bisa menungkatkan pelayanan kesehatan

anak.

(73)

p1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(74)

p3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kadang-kadang 9 30.0 30.0 30.0

sering 9 30.0 30.0 60.0

selalu 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kadang-kadang 9 30.0 30.0 30.0

sering 7 23.3 23.3 53.3

selalu 14 46.7 46.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 1 3.3 3.3 3.3

kadang-kadang 3 10.0 10.0 13.3

sering 13 43.3 43.3 56.7

selalu 13 43.3 43.3 100.0

(75)

p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 1 3.3 3.3 3.3

kadang-kadang 4 13.3 13.3 16.7

sering 14 46.7 46.7 63.3

selalu 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 1 3.3 3.3 3.3

kadang-kadang 5 16.7 16.7 20.0

sering 9 30.0 30.0 50.0

selalu 15 50.0 50.0 100.0

(76)

p8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 3 10.0 10.0 10.0

sering 14 46.7 46.7 56.7

selalu 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 6 20.0 20.0 20.0

sering 14 46.7 46.7 66.7

selalu 10 33.3 33.3 100.0

(77)

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 8 26.7 26.7 26.7

sering 10 33.3 33.3 60.0

selalu 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

p11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 1 3.3 3.3 3.3

kadang-kadang 8 26.7 26.7 30.0

sering 14 46.7 46.7 76.7

selalu 7 23.3 23.3 100.0

(78)

p12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 2 6.7 6.7 6.7

kadang-kadang 13 43.3 43.3 50.0

sering 10 33.3 33.3 83.3

selalu 5 16.7 16.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

p13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 6 20.0 20.0 20.0

sering 10 33.3 33.3 53.3

selalu 14 46.7 46.7 100.0

(79)

p14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 1 3.3 3.3 3.3

kadang-kadang 4 13.3 13.3 16.7

sering 16 53.3 53.3 70.0

selalu 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

p15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 6 20.0 20.0 20.0

sering 13 43.3 43.3 63.3

selalu 11 36.7 36.7 100.0

(80)

p16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 2 6.7 6.7 6.7

sering 15 50.0 50.0 56.7

selalu 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

p17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 1 3.3 3.3 3.3

kadang-kadang 1 3.3 3.3 6.7

sering 14 46.7 46.7 53.3

selalu 14 46.7 46.7 100.0

(81)

p18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 5 16.7 16.7 16.7

sering 9 30.0 30.0 46.7

selalu 16 53.3 53.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

p19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 1 3.3 3.3 3.3

sering 8 26.7 26.7 30.0

selalu 21 70.0 70.0 100.0

(82)

p20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 4 13.3 13.3 13.3

kadang-kadang 11 36.7 36.7 50.0

sering 8 26.7 26.7 76.7

selalu 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

p22

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 5 16.7 16.7 16.7

sering 3 10.0 10.0 26.7

selalu 22 73.3 73.3 100.0

(83)

p23

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 1 3.3 3.3 3.3

kadang-kadang 3 10.0 10.0 13.3

sering 8 26.7 26.7 40.0

selalu 18 60.0 60.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

p24

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 1 3.3 3.3 3.3

kadang-kadang 8 26.7 26.7 30.0

sering 10 33.3 33.3 63.3

selalu 11 36.7 36.7 100.0

(84)

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden      (n=30)
Tabel 2. Distribusi frekuensi peran perawat sebagai pembela.
Tabel 3. Distribusi frekuensi peran perawat sebagai pendidik
Tabel 5. Distribusi Frekuensi peran perawat sebagai koordinator
+5

Referensi

Dokumen terkait

Adapun peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan untuk mengendalikan terjadinya infeksi nosokomial yaitu menjaga kebersihan rumah sakit yang berpedoman terhadap

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 47 orang responden ibu postpartum di Rumah Sakit Umum

Peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada.. anak di Rumah Sakit Umum

Perawat tidak memberitahu pada anak tentang yang akan terjadi pada mereka selama dirawat.

5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

mengenai peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 1.2

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam

Hasil analisis antara peran interpersonal kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat diperoleh bahwa responden yang menjawab peran interpersonal kepala ruangan