• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Orangtua Tentang Kualitas Hidup Anak Dihubungkan Dengan Pengalaman Karies Anak Usia 6-7 Tahun Di SD Namira Dan SDN 060922

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Orangtua Tentang Kualitas Hidup Anak Dihubungkan Dengan Pengalaman Karies Anak Usia 6-7 Tahun Di SD Namira Dan SDN 060922"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

KARIES ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD NAMIRA

DAN SDN060922

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelarSarjana Kedokteran Gigi

Oleh: DIAH KARLINA

NIM: 110600017

FAKULTAS KEDOKTERANGIGI

UNIVERSITAS SUMATERAUTARA

(2)

Kesehatan Gigi Masyarakat Tahun 2015

Diah Karlina

Persepsi orangtua tentang kualitas hidup anak dihubungkan dengan pengalaman karies anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922.

x + 31 halaman.

(3)

ANAK DIHUBUNGKAN DENGAN PENGALAMAN

KARIES ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD NAMIRA

DAN SDN060922

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelarSarjana Kedokteran Gigi

Oleh: DIAH KARLINA

NIM: 110600017

(4)
(5)

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 6 Mei 2015

Pembimbing : Tanda Tangan

(6)

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 6 Mei 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM

ANGGOTA : 1. Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa skripsi ini telah selesaidisusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort., PhD., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Sondang Pintauli, drg., PhD., selaku Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, keluangan waktu, saran, dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM dan Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes selaku dosen penguji, atas keluangan waktu dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) selaku penasehat akademik, yang banyak memberikan motivasi, nasihat dan arahan selama penulis menjalani masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

6. Syafrizal, S.Pd dan Marsunyi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Namira dan SD Negeri 060922 yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

(8)

v

doanya kepada penulis. Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada kakak Dewi Angrayni, adik Ade Yulisa, Fikar dan Rozi yang selalu memberikan motivasi, doa dan dukungan kepada penulis.

Terima kasih kepada kakak Ikrima yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian. Sahabat-sahabat tersayang, Chindy, Windy, Disti, Agnes, Tiffany, Steffi dan teman-teman seangkatan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan, doa dan dukungan selama penulis melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi di kemudian hari.Akhirnya penulis mengharapkansemoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan dan peningkatan ilmu khususnya kesehatan gigi dan mulut masyarakat.

Medan, 6 Mei 2015 Penulis,

(Diah Karlina)

(9)

vi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI ... KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Hipotesis Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Karies Gigi ... 6

2.2.1 Faktor Etiologi ... 6

2.2Indeks Karies ... 8

2.3 Persepsi Orangtua ... 9

2.3.1Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 9

2.4 Kualitas Hidup ... 10

2.5 Pengukuran Kualitas Hidup Anak ... 11

2.6 Perkembangan Anak Usia 6-7 Tahun ... 12

2.8 Karies dan Kualitas Hidup ... 12

2.9Kerangka Konsep ... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian ... 14

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

3.3 Populasi dan Sampel ... 14

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 14

3.5 Teknik Pengambilan Data ... 16

(10)

vii

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden ... 18 4.2 Gambaran Pengalaman Karies ... 19 4.3 Kualitas Hidup ... 20 4.4 Perbedaan Dampak deft Terhadap Kualitas Hidup Anak Usia 6-7

tahun di SD Namira dan SDN 060922 ... 23

BAB 5 PEMBAHASAN ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 28 6.2 Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Persentase karakteristik anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922 berdasarkan umur dan jenis kelamin ... 18

2. Persentase karakteristik ibu anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN060922 berdasarkan pendidikan dan pekerjaan ... 19

3. Rata-rata pengalaman karies pada anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922 ... 19

4. Frekuensi distribusi kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922 ... 21

5. Perbedaan persepsi orangtua terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun antara SD Namira dan SDN 060922 ... 23

6. Dampak deft terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira.. 23

7. Dampak deft terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Negeri

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Persepsi orangtua tentang kualitas hidup anak dihubungkan dengan pengalaman karies anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922

2. Surat persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan

3. Surat keterangan pelaksanaan penelitian dari Kepala Sekolah SD Namira

4. Surat keterangan pelaksanaan penelitian dari Kepala Sekolah SDN 060922

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan di masyarakat luas adalah karies gigi. Karies gigi adalah penyakit infeksi yang bersifat progresif pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum hingga meluas ke arah pulpa. Proses terjadinya karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Faktor utama penyebab karies yaitu host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu. Karies terjadi jika keempat faktor tersebut ada, bila salah satu faktor tidak ada maka karies tidak akan terbentuk. Hal ini disebabkan keempat faktor tersebut merupakan lingkaran yang saling terkait.1

Karies merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut anak-anak. Pada tahun 2000 United Stated Surgeon General melaporkan bahwa karies merupakan penyakit infeksi yang paling banyak diderita anak-anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan angka kejadian karies pada anak usia sekolah dasar sebesar 60-90%. Hasil penelitian Joshi dkk di Tamil Nadu menyatakan 77% anak usia 6-12 tahun mengalami karies. Hasil NOHS (National Oral Health Survey) tahun 2006 di Pilipina, menunjukkan anak SD pada umur 6 tahun mengalami karies sebesar 97,1% dan pada umur 12 tahun sebesar 78,4. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2009, sebanyak 89% anak Indonesia dibawah 12 tahun menderita karies gigi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013 melaporkan 28,9% anak usia 5-9 tahun di Indonesia mengalami masalah gigi.2-4

(14)

menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan, profil wajah yang tidak harmonis, infeksi akut serta kronis, serta gangguan makan. Karies gigi selain menimbulkan gangguan makan juga dapat menyebabkan gangguan berbicara, gangguan dalam kegiatan belajar anak di sekolah, bahkan gangguan tidur. Anak-anak yang mempunyai kesehatan gigi dan mulut yang buruk 12 kali lebih banyak mengalami gangguan aktivitas termasuk tidak masuk sekolah dibandingkan dengan anak dengan kesehatan gigi dan mulut yang baik.5-7

Pengukuran kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut anak dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen yang langsung berdasarkan penilaian anak yaitu Child Perception Questionnaire (CPQ), Child Oral Impact Daily Performance

(Child-OIDP), Child Oral Health Impact Profile (COHIP)dan instrumen kualitas yang melalui penilaian orangtua yaitu Early Childhood Oral Health Impact Scale

(ECOHIS), Parental Caregiver Perception Questionnaire (P-CPQ). Parental Caregiver Perception Questionnaire (P-CPQ) merupakan instrumen untuk menilai persepsi orangtua mengenai dampak status kesehatan gigi dan mulut pada kualitas hidup anak. Instrumen ini dikategorikan dalam 4 kelompok yaitu gejala oral, keterbatasan fungsional, kesejahteraan emosional, kesejahteraan emosional.18

Hasil penelitian yang dilakukan di Karnataka, India Selatan sebanyak 67,7% anak mengalami sakit pada gigi mereka, 68,3% mengalami gangguan makan, 12,1% mengalami gangguan berbicara, dan 9,9% mengalami gangguan tidur. Filstrup melaporkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai karies dan kualitas hidup anak didapati dampak terbesar yang dialami anak adalah nyeri sebesar 68%, dan rasa tidak suka dengan penampilan gigi mereka sebesar 35%. Kondisi mulut yang berkaitan dengan karies gigi seperti sakit gigi dan gigi sensitif memiliki dampak terbesar pada kualitas hidup anak di negara berkembang.8,9

(15)

terutama ibu yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama anaknya.10

Ibu berperan penting dalam status kesehatan gigi dan mulut, masalah gigi, dan perawatan gigi anak. Ibu dengan pendidikan yang lebih rendah cenderung tidak mementingkan dan acuh terhadap pelayanan kesehatan rongga mulut yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan ibu merupakan hal berpengaruh terhadap persepsi ibu terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan rongga mulut. Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan yang rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak.12,15

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti persepsi orangtua tentang kualitas hidup anak dihubungkan dengan pengalaman karies anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922. Penelitian ini dilakukan pada anak usia 6-7 tahun beserta orangtuanya. Untuk menentukan kualitas hidup anak peneliti menggunakan indeks P-CPQ karena indeks ini mengukur kualitas hidup anak melalui penilaian orangtua sehingga diharapkan hasil lebih akurat karena orangtua terutama ibu lebih mengetahui apa yang terjadi pada anak mereka dan anak usia 6-7 tahun diperkirakan masih susah diajak berkomunikasi mengenai kondisi gigi mereka serta indeks P-CPQ belum pernah digunakan pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan di SD Namira dan SD Negeri 060922 karena status sosial ekonomi orangtua di SD Namira yang lebih tinggi dibandingkan dengan status sosial ekonomi orangtua di SDN 060922.

1.2 Rumusan Masalah

(16)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan persepsi orangtua tentang kualitas hidup anak dihubungkan dengan pengalaman karies anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui skor deft anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN060922.

2. Untuk mengetahui persepsi orangtua terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922.

3.Untuk mengetahui hubungan deft terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira.

4. Untuk mengetahui hubungan deft terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SDN 060922.

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan persepsi orangtua tentang kualitas hidup anak dihubungkan dengan pengalaman karies anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat untuk orangtua

Memberikan motivasi pada orangtua untuk lebih memperhatikan, menjaga, dan memberikan pengarahan pada anak sejak dini untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik dan benar.

2. Manfaat untuk institusi kesehatan

(17)

3. Manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan

Memperoleh data mengenai persepsi orangtua tentang kualitas hidup anak dihubungkan dengan pengalaman karies anak usia 6-7 tahun dan dapat digunakan sebagai referensi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kesehatan gigi dan mulut.

4.Manfaat untuk peneliti

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies Gigi

Karies adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi mulai dari email gigi, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Proses ini ditandai dengan timbulnya white spot pada permukaan gigi. White spot merupakan bercak putih pada permukaan gigi. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors) di dalam rongga mulut yang berinteraksi satu dengan yang lain. Beberapa jenis karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai dibawah 5 dalam tempo 3-5 menit. PenurunanpHyangberulang-ulang dalam waktu tertentu mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi.1,11

Untuk terjadinya kavitas karies pada permukaan licin gigi yang dapat terlihat secara klinis dibutuhkan waktu 18 ± 6 bulan. Karies gigi pada tahap awal tidak menimbulkan rasa sakit namun pada tahap lanjut dapat menimbulkan rasa sakit, baik pada gigi yang terkena maupun daerah sekitar gigi. Rasa sakit ini pada awalnya diawali oleh rasa sakit yang ringan pada saat makan atau minuman dingin atau panas. Apabila kavitas dan invasi bakteri semakin dalam sampai pulpa yang berisi pembuluh darah dan saraf maka dapat menyebabkan rasa sakit yang sangat dan berdenyut dan pada akhirnya akan menyebabkan gigi nekrosis.1,6

2.1.1 Faktor Etiologi

(19)

penyebab terjadinya karies. Ada empat faktor utama yang memegang peranan dalam menyebabkan terjadinya karies yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan waktu. Karies akan terjadi apabila kondisi setiap faktor saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama.1,11

a. Faktor host atau tuan rumah

Faktor host meliputi faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk didaerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Permukaan enamel yang kasar dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi.1

Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap sehingga gigi susu lebih mudah terserang karies dibanding gigi permanen. Selain itu, kepadatan kristal gigi susu tidak sepadat gigi permanen.7

b. Faktor agen atau mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies gigi. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Streptokokus mutans dan Laktobasilus merupakan penyebab terjadinya karies karena mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.

c. Faktor substrat atau diet

(20)

plak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi. Hal ini menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies.11

d. Faktor waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas diperkirakan 6-48 bulan.1

2.2 Indeks Karies

Indeks karies adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu golongan/kelompok terhadap suatu penyakit karies gigi. Indeks dapat digunakan untuk mengukur derajat keparahan suatu penyakit mulai dari yang ringan sampai berat. Ada beberapa indeks karies yang biasa digunakan yaitu: indeks Klein, indeks WHO dan indeks Significant Caries (SiC) untuk melengkapi indeks WHO sebelumnya. Indeks yang biasa digunakan adalah indeks Klein. Indeks ini diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, Knutson JW pada tahun 1938 untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies.1

Indeks Klein merupakan indeks yang paling sederhana dan paling umum digunakan dalam survei epidemiologi karies gigi. Pemeriksaannya meliputi pemeriksaan pada gigi permanen (DMFT) dan pemeriksaan pada gigi susu (deft). Pada penelitian ini akan digunakan indeks Klein yaitu deft (decayed, extracted, filling, teeth) untuk gigi sulung.1

Yang termasuk dalam d (decayed) adalah: a. Semua gigi susu yang mengalami karies

b. Karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen c. Gigi dengan tumpatan sementara

Yang termasuk dalam e (extracted) adalah:

(21)

a. Semua gigi dengan tumpatan permanen

b. Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar

Skor deft dihitung dengan menjumlahkan d+e+f. Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja yaitu d, e, f.

2.3 Persepsi Orangtua

Persepsi merupakan suatu proses pengintegrasian terhadap penerimaan suatu rangsang oleh organisme atau individu sehingga rangsang tersebut menghasilkan sesuatu yang berarti dalam diri individu. Persepsi orangtua dapat diartikan sebagai suatu rangsang yang diterima melalui pancaindra yaitu dengan penglihatan maupun pendengaran sehingga mampu merasakan, mengartikan tentang suatu hal atau objek yang diamati dalam hal ini adalah yang terjadi pada anaknya.13,14

Persepsi terjadi melalui tiga proses yaitu proses fisik, proses fisiologis, dan psikologis. Proses fisik melalui pancaindra yang berperan menerima stimulus dari suatu objek agar dapat diartikan. Proses fisiologis yaitu melalui rangsang yang dihantarkan melalui sensorik dan diartikan oleh otak. Proses psikologis merupakan proses yang terjadi pada otak atau cara berfikir manusia sehingga memberikan arti pada suatu rangsang.14

2.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Lawrence, persepsi sebagai suatu bentuk perilaku dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu:13

a. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi antara lain adalah tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, sikap terhadap kesehatan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang diperoleh.

b. Faktor pemungkin (enabling factor)

(22)

maupun orang lain dalam bentuk yang berbeda-beda. c. Faktor Penguat (reinforcement factor)

Faktor penguat yaitu faktor yang menjadi penguat terhadap persepsi seseorang dengan adanya sikap dan peilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, dan petugas kesehatan.

2.4 Kualitas Hidup

Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individual tentang kondisi kehidupannya dalam konteks sistem budaya dan nilai dimana mereka tinggal dan berhubungan dengan tujuan, harapan dan perhatiannya. Kualitas hidup merupakan suatu komponen yang kompleks, mencakup usia harapan hidup, kepuasan dalam kehidupan, kesehatan psikis dan mental, fungsi kognitif, kesehatan dan fungsi fisik, pendapatan, kondisi tempat tinggal, dukungan sosial dan jaringan sosial.6

Menurut WHO kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu sebagai laki-laki atau wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka. Menurut UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, konsep kualitas hidup dikembangkan dari konsep sehat yaitu sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.6

(23)

2.5Pengukuran Kualitas Hidup Anak

a) Child Perception Questionnaire (CPQ11-14)

Child Perception Questionnaire dikembangkan di New Zealand oleh Foster dkk untuk menilai kualitas hidup anak usia 11-14 tahun. Instrumen ini terdiri atas 37 pertanyaan yang dikategorikan dalam 4 kelompok yaitu gejala oral, keterbatasan fungsional, kesejahteraan emosional dan sosial yang baik. Instrumen ini mengukur sejauh mana dampak kesehatan rongga mulut terhadap kualitas hidup anak yang dilaporkan oleh anak itu sendiri.18

b) Child Oral Impact Daily Performance (Child-OIDP)

Child-OIDP dikembangkan di Thailand oleh Gherunpong dkk untuk mengevaluasi dampak kesehatan rongga mulut pada kemampuan anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari pada anak usia 11-12 tahun. Instrumen ini terdiri atas 8 pertanyaan yang dikategorikan dalam 4 kelompok yaitu kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan kinerja, psikologi, fisik dan sosial.18

c) Child Oral Health Impact Profile (COHIP)

Child Oral Health Impact Profile dikembangkan di USA oleh Broder dkk untuk mengukur persepsi individual mengenai status kesehatan rongga mulut yang dihubungkan dengan kualitas hidup pada anak usia 8-14 tahun. Instrumen ini terdiri atas 49 pertanyaan yang terdiri atas 7 dimensi yaitu keterbatasan fungsional, sakit fisik, ketidaknyamanan psikologi, cacat fisik, cacat mental, keterbatasan sosial dan kekurangan sosial.18

d) Early Childhood Oral Health Impact Scale (ECOHIS)

(24)

e) Parental Caregiver Perception Questionnaire (P-CPQ)

Parental caregiver perception questionnaire (P-CPQ) dikembangkan oleh Jokovic dkk untuk menilai persepsi orangtua atau persepsi pengasuh mengenai dampak status kesehatan gigi dan mulut pada kualitas hidup anak usia 6-14 tahun. Instrumen ini terdiri atas 31 item yang dikategorikan dalam 4 kelompok. Selanjutnya P-CPQ mengalami pengembangan menjadi bentuk yang lebih singkat sehingga lebih mudah diterapkan.19,21

Pengembangan dari P-CPQ terdiri dari 16 item dan dikategorikan dalam 4 kelompok yaitu gejala oral, keterbatasan fungsional, kesejahteraan emosional, kesejahteraan emosional. Setiap item dinilai dengan menggunakan 5 skala Likerts yaitu: “tidak pernah = 0”, “sekali atau dua kali = 1”, “kadang-kadang = 2”, “sering = 3”, “setiap hari atau hampir setiap hari = 4”.19,20

2.6Perkembangan Anak Usia 6-7 Tahun

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, usia 6-7 tahun masuk dalam tahap praoperasional. Pada tahap ini anak belum mampu mengoperasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan. Pemikiran anak masih bersifat transduktif atau menganggap semuanya sama. Pada masa ini anak mulai mau bergaul dengan orang di luar rumahnya terutama anak yang ditemui disekolah atau tempat bermain. Dalam segi psikologis, anak usia 6-7 tahun adalah usia yang sangat egois. Sifat egois pada masa ini akan hilang dengan sendirinya jika orangtua mampu mendidik anak dengan baik untuk lebih berbagi dengan orang lain dan mengajarkan untuk tidak semaunya sendiri. Perkembangan anak usia 6-7 tahun adalah masa yang penting dalam pembentukan karakter anak.7,10

2.7Karies dan Kualitas Hidup

(25)

wajah yang tidak harmonis, infeksi akut serta kronis, serta gangguan makan. Infeksi dari karies gigi selain mengganggu makan juga dapat menyebabkan gangguan berbicara, gangguan dalam kegiatan belajar anak disekolah, bahkan gangguan tidur. Anak-anak yang mempunyai kesehatan gigi dan mulut yang buruk 12 kali lebih banyak menderita gangguan aktivitas termasuk tidak masuk sekolah dibandingkan dengan anak dengan kesehatan gigi dan mulut yang baik.5,6

Anak-anak yang kehilangan gigi akibat karies gigi akan mengalami penurunan kualitas hidup karena mereka tidak hanya memilih makanan disebabkan masalah pengunyahan, tetapi juga akan merasa malu dengan keadaan gigi mereka sehingga membatasi interaksi sosial dan komunikasi. Oleh sebab itu sangat diperlukan upaya pencegahan terhadap penyakit karies agar gigi dapat dipertahankan dan dapat berfungsi secara optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Filstrup dkk mengenai karies dan kualitas hidup anak didapati dampak terbesar yang dialami anak adalah nyeri sebesar 68%, dan rasa tidak suka dengan penampilan gigi mereka sebesar 35%.6,9

2.8Kerangka Konsep

Pengalaman karies

Skor deft

- d = decay - e = extracted - f = filling

Persepsi orangtua terhadap kualitas hidup anak (P-CPQ)

- Gejala oral

- Keterbatasan fungsional - Keadaan emosional - Keadaan sosial

Kategori

- Baik = <59% dari total skor 0-37

- Sedang = 60-79% dari

total skor 38-50

- Buruk =>80% dari total skor 51-64

(26)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional untuk mempelajari perbedaan persepsi orangtua tentang kualitas hidup anak dihubungkan dengan pengalaman karies anak usia 6-7 tahun.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan diSD Namira yang berlokasi di Jalan Setia Budi Pasar I No.76 Tanjung Sari Medan dan SD Negeri 060922 yang berlokasi di Jalan Kemuning/Tanjung Rejo. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Januari-April 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh anak berusia 6-7 tahun beserta ibunya yang berjumlah 115 diSD Namira dan 72 di SD Negeri 060922. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Jumlah populasi di SD Namira adalah 115 orang, namun yang bersedia menjadi sampel penelitian hanya 55 orang kemudian disamakan dengan SDN 060922 yaitu 55 orang sehingga sampel menjadi 110 orang anak beserta ibunya dengan kriteria inklusi anak umur 6-7 tahun, kooperatif dan mendapat izin orangtua.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

a) Jenis Kelamin terdiri atas laki-laki dan perempuan. b) Usia anak dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir.

(27)

c. Gigi susu dengan tambalan sementara.

2. e (extracted): gigi dengan lesi karies yang tidak dapat lagi dirawat atau gigi yang sudah dicabut.

3. f (filling): gigi sudah ditambal karena karies. 4. t (tooth): satuan gigi susu.

Skor deft adalah jumlah d+e+f. tiap gigi hanya dimasukkan dalam kategori saja, yaitu d, e, atau f.

d) Persepsi orangtua adalah proses pengamatan orangtua terhadap segala suatu tentang dilingkungannya dengan menggunakan pancaindra yang dimilikinya, sehingga menjadi sadar terhadap segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya terutama pada anaknya.

e) Kualitas hidup adalah kebutuhan manusia untuk tumbuh sejahtera, kebebasan dan kenyamanan dalam hubungan dan pekerjaan. Kualitas hidup diukur dengan menggunakan kuesioner P-CPQ. Cara pengukuran ini dengan menggunakan 16 pertanyaan yang dikategorikan dalam 4 kelompok yaitu gejala oral, keterbatasan fungsional, keadaan emosional, dan keadaan sosial. 16 pertanyaan tersebut mencakup:

1. Gejala oral :

a. Sakit pada gigi, bibir, rahang, atau mulut b. Gusi berdarah

c. Bau nafas

d. Makanan tersangkut di gigi 2. Keterbatasan fungsional

a. Kesulitan menggigit atau mengunyah makanan keras b. Lebih lama dibanding yang lain ketika makan daging c. Mengalami gangguan tidur

d. Kesulitan makan atau minum panas atau dingin 3. Keadaan emosional

a. Kesal / frustasi

(28)

c. Cemas / takut karena keadaan rongga mulut tidak sama dengan teman 4. Keadaan sosial

a. Tidak mau berbicara

b. Tidak mau bermain dengan anak lain c. Susah konsentrasi dalam belajar d. Tidak mau tersenyum atau tertawa

e. Tidak masuk sekolah karena sakit yang dirasakan

Cara pengukuran ini diukur dengan 16 pertanyaan yang diukur frekuensi pilihannya. Penilaian dilakukan sesuai dengan kondisi yang dialami selama 3 bulan terakhir. Setiap item diberi penilaian dengan menggunakan skala Likert, yaitu :

a. Tidak pernah (skor 0) = tidak pernah mengalami

b. Jarang (skor 1) = 1 sampai 2 kali dalam 3 bulan terakhir

c. Kadang-kadang (skor 2) = lebih dari 2 kali dalam 3 bulan terakhir d. Sering (skor 3) = hampir setiap minggu

e. Sangat sering (skor 4) = hampir setiap hari

Total skor antara 0-64 dengan nilai tertinggi 64. Jumlah skor diperoleh dengan menambahkan skor dari masing-masing pertanyaan. Hasil perhitungan persepsi orang tua tentang kualitas hidup anak dikategorikan berdasarkan Singarimbun :

a. Kualitas hidup baik = <59% dari total skor < 37 b. Kualitas hidup sedang = 60-79% dari total skor 38-50 c. Kualitas hidup buruk = >80% dari total skor >51

3.5Teknik Pengambilan Data

1. Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah tempat dimana dilakukan penelitian.

2. Peneliti membagikan informed consent, lembar persetujuan dan kuesioner untuk diisikan oleh orangtua.

3. Peneliti mengumpulkan informed consent, lembar persetujuan dan kuesioner yang telah diisi oleh orangtua siswa.

(29)

yang telah disediakan sekolah. Setiap subjek diperiksa secara klinis status karies giginya menggunakan sonde dan kaca mulut dibawah penerangan sinar matahari dengan menggunakan indeks Klein.

3.6Pengolahandan Analisis Data

(30)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

Persentase responden SD Namira yang berusia 6 tahun adalah lebih banyak yaitu 63,64%, sedangkan pada SDN 060922 yang lebih banyak adalah responden berusia 7 tahun yaitu 54,56%. Hasil penelitian menunjukkan, persentase responden perempuan lebih banyak di masing-masing sekolah yaitu 65,45% di SD Namira dan 58,18% SDN 060922(Tabel 1).

Tabel 1. Persentase karakteristik responden anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922 berdasarkan umur dan jenis kelamin (n=110)

Karakteristik Anak SD Namira

SDN 060922 Total

(31)

Tabel 2. Persentase karakteristik ibu anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922 berdasarkan pendidikan dan pekerjaan (n=110)

Karakteristik Ibu

SD Namira SDN 060922 Total

n % n % n %

Pendidikan

Tidak tamat sekolah/SD Tamat SMP

Buruh/pembantu rumah tangga Pegawai negeri/pegawai swasta Wiraswasta

4.2 Gambaran Pengalaman Karies

Rerata decayed (d) pada anak SDN 060922 lebih tinggi yaitu 6,22±2,78 daripada anak SD Namira 2,45±2,38. Rerata extracted (e) lebih tinggi di SDN 060922 yaitu 3,18±2,40, sedangkan rerata filling (f) lebih tinggi diSD Namira yaitu 0,16±0,42. Rerata deft lebih tinggi di SDN 060922 yaitu 9,45±3,61 daripada SD Namira2,80±2,53 (Tabel 3).

(32)

4.3 Kualitas Hidup

Persentase paling tinggi secara keseluruhan yang dialami anak pada dimensi gejala oral di SD Namira adalah jarang, sedangkan persentase paling tinggi di SDN 060922 adalah sering. Pada dimensi gejala oral yang sering dialami anak di SDN 060922 adalah sakit gigi, bibir, dan rahang yaitu 47,3%, sedangkan pada anak di SD Namira sebesar 58,2% anak jarang mengalami sakit gigi, bibir, dan rahang. Pada dimensi keterbatasan fungsional, persentase paling tinggi secara keseluruhan yang dialami anak di SD Namira adalah tidak pernah, sedangkan persentase paling tinggi di SDN 060922 adalah sering. Pada dimensi keterbatasan fungsional, 58,1% anak sering mengalami sulit mengunyah makanan di SDN 060922, sedangkan di SD Namira 40% anak jarang mengalami keluhan tersebut (Tabel 4).

(33)

Tabel 4. Frekuensi distribusi kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922 (n=110)

Dimensi kualitas hidup anak

Sakit gigi, bibir, dan rahang

13 23,6 32 58,2 6 10,9 4 7,3 0 0,0 3 5,5 15 27,3 11 20,0 26 47,3 0 0,0

Gusi berdarah 13 23,6 34 61,8 8 14,5 0 0,0 0 0,0 3 5,5 15 27,3 23 41,8 14 25,5 0 0,0

Bau nafas 34 61,8 13 23,6 6 10,9 2 3,6 0 0,0 11 20,0 9 16,4 15 27,3 20 36,4 0 0,0

Makanan tersangkut di

gigi 18 34,5 20 36,4 15 27,3 2 3,6 0 0,0 5 9,1 8 14,5 17 30,9 25 45,5 0 0,0 Keterbatasan fungsional

Sulit mengunyah

makanan 15 27,3 22 40,0 10 18,2 5 9,1 3 5,5 4 7,3 7 12,7 12 21,8 19 34,5 13 23,6

Makan lebih lama 25 45,5 15 27,3 10 18,2 5 9,1 0 0,0 10 18,2 5 9,1 14 25,5 18 32,7 8 14,5

Gangguan tidur 24 43,6 20 36,4 9 16,4 2 3,6 0 0,0 11 20,0 9 16,4 13 23,6 20 36,4 2 3,6

Sulit makan / minum

(34)

Lanjutan tabel 4. Frekuensi distribusi kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922 (n=110)

Dimensi kualitas hidup anak

Malas senyum atau

tertawa 33 60,0 15 27,3 7 12,7 0 0,0 0 0,0 12 21,8 12 21,8 26 47,3 5 9,1 0 0,0

(35)

Persentase anak yang memiliki kualitas hidup baik di SD Namira yaitu 87,27% lebih tinggi dibandingkan denganSDN 060922 yaitu 45,44%, sedangkan kualitas hidup sedang dan buruk lebih tinggi di SDN 060922 yaitu 49,01% dan 5,45%. Ada perbedaan persepsi orangtua yang signifikan antara kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira dengan SDN 060922 (p=0,000) (Tabel 5).

Tabel 5. Perbedaan persepsi orangtua terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun antara SD Namira dan SDN 060922 (n=110)

Kategori kualitas

4.4 Hubungan deft Terhadap Kualitas Hidup Anak Usia 6-7 Tahun di SD

Namira dan SDN 060922

Anak dengan skor deft 0 dan 1-3 di SD Namira persentase kualitas hidup baik 100%. Anak dengan skor deft 4-6 persentase kualitas hidup baik 72,7%. Anak dengan skor deft >6 persentase kualitas hidup baik 50%. Semakin tinggi skor deft kualitas hidup baik semakin rendah. Dari hasil uji statistik, diperoleh ada hubungan yang signifikan antara deft terhadap kualitas hidup anak di SD Namira (p=0,001) (Tabel 6).

(36)

Anak dengan skor deft 0 dan 1-3 di SDN 060922 persentase kualitas hidup baik 100%. Anak dengan skor deft 4-6 persentase kualitas hidup baik 75% dan sedang 25%. Anak dengan skor deft >6 persentase kualitas hidup sedang 56,5% dan buruk 6,5%. Semakin tinggi skor deft kualitas hidup buruk semakin tinggi. Dari hasil uji statistik, diperoleh ada hubungan yang signifikan antara deft terhadap kualitas hidup anak di SDN 060922 (p=0,001) (Tabel 7).

Tabel 7. Hubungan deft terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SDN 060922 (n=55)

deft n %

Kualitas hidup

Hasil uji statistik

Baik Sedang Buruk

n % n % n %

0 2 3,6 2 100 0 0,0 0 0,0

p=0,001

1-3 3 5,5 3 100 0 0,0 0 0,0

4-6 4 7,3 3 75,0 1 25,0 0 0,0

>6 46 23,6 17 36,9 26 56,5 3 6,5

(37)

BAB 5

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata deft di SDN 060922 lebih tinggi yaitu 9,45±3,61 dibandingkan rata-rata deft di SD Namira yaitu 2,80±2,53 (Tabel 3). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain dkk pada anak SD di Batam, rata-rata skor deft anak di SD tanpa program UKGS lebih tinggi yaitu 4,06 dibandingkan dengan rata-rata skor deft anak di SD dengan program UKGS yaitu 2,02. Hal ini mungkin disebabkan karena sekolah yang mempunyai program UKGS lebih memperhatikan kesehatan gigi anaknya dibandingkan dengan sekolah yang tidak mempunyai program UKGS.22

Faktor lain yang menyebabkan rata-rata deft anak usia 6-7 tahun di SDN 060922 lebih tinggi dibanding SD Namira di SDN 060922 disebabkan oleh tingkat pendidikan ibu di SD Namira lebih tinggi (tamat S1/S2/S3) 52,7% dibandingkan dengan SDN 060922 (tamat S1/S2/S3) 7,3% (Tabel 2). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tulangow dkk pada SD di Manado menunjukkan bahwa orangtua dengan tingkat pendidikan menengah yaitu 73,5% memiliki anak dengan pengalaman karies yang lebih tinggi dibandingkan dengan orangtua dengan tingkat pendidikan tinggi yaitu 6% memiliki anak dengan pengalaman karies lebih rendah. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, maka semakin baik pengetahuan dan sikap dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya.24

(38)

pendidikan dan sosial ekonomi orangtua anak di SD Namira lebih tinggi dibandingkan dengan SDN 060922. Semakin tinggi tingkat pendidikan orangtua maka semakin tinggi tingkat kepedulian orangtua terhadap kesehatan gigi anak dan orangtua dengan tingkat pendidikan yang tinggi juga akan lebih memperhatikan perawatan gigi anaknya.1,22

Pada dimensi keterbatasan fungsional yang sering dialami anak di SDN 060922 adalah sulit menguyah makanan yaitu 58,1%, sedangkan pada anak di SD Namira 40% anak jarang mengalami sulit mengunyah makanan (Tabel 4). Hal ini disebabkan karena pengalaman karies yang lebih tinggi di SDN 060922. Pada anak di SDN 060922 rata-rata decayed 6,22±2,78, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

decayed anak di SD Namira 2,45±2,38. Pada dimensi keadaan emosional, rasa cemas/takut yang sering dialami anak di SDN 060922 adalah 21,8%, sedangkan pada anak di SD Namira 65,5% anak tidak pernah mengalami rasa cemas/takut (Tabel 4). Hal ini sesuai dengan perkembangan emosional anak yaitu emosi yang secara umum sering dialami adalah rasa takut. Karakteristik anak usia 6-7 tahun adalah anak menjadi lebih peduli, lebih banyak berpikir dan suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain sehingga anak yang mengalami karies yang tinggi akan menjadi lebih cemas dan takut karena merasa penampilan giginya berbeda dengan temannya.17

Dimensi keadaan sosial yang sering dialami anak di SDN 060922 adalah tidak mau berbicara yaitu 21,8%,sedangkan di SD Namira 67,3% anak tidak pernah mengalami keluhan tersebut (Tabel 4). Hal ini dapat disebabkan karena pengalaman karies anak di SDN 060922 lebih tinggi dibandingkan dengan pengalaman karies anak di SD Namira sehingga anak di SDN 060922 akan lebih banyak mengalami gangguan tidak mau berbicara karena keadaan giginya. Secara keseluruhan dimensi yang paling sering dialami dan menimbulkan gangguan pada anak adalah dimensi keterbatasan fungsional. Hal ini dapat disebabkan karena penggunaan indeks P-CPQ yang menanyakan ditanyakan pada orangtua anak.

(39)

060922 yaitu 49,01%. Sedangkan kualitas hidup buruk hanya terdapat di SDN 060922 yaitu 5,45% (Tabel 5). Ada perbedaan yang signifikan antara persepsi orangtua terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922 (p=0,000) (Tabel 5). Kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira lebih baik dibandingkan dengan anak di SDN 060922. Hal ini dapat disebabkan karena pengalaman karies anak di SDN 060922 lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengalaman karies anak di SD Namira. Anak-anak yang memiliki pengalaman karies lebih tinggi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kualitas hidupnya dibandingkan dengan anak-anak yang memilki pengalaman karies lebih rendah.11

(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. rata skor deft anak usia 6-7 tahun di SD Namira yaitu 2,80±2,53. Rata-rata decayed (d) 2,45±2,38, extracted (e) 0,22±0,53, filling (f) 0,16±0,42.Rata-rata skor deft anak usia 6-7 tahun di SDN 060922 yaitu 9,45±3,61. Rata-rata decayed (d) 6,22±2,78, extracted (e) 3,18±2,40.

2. Persentase kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira yang memiliki kualitas hidup baik adalah 87,27%, sedang 12,73%.Persentase kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SDN 060922 yang memiliki kualitas hidup baik adalah 45,44%, sedang 49,01%, buruk 5,45%.Ada perbedaan persepsi orangtua yang signifikan antara kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira dengan SDN 060922 (p=0,000).

3. Ada hubungan skor deft terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira (p=0,001).

4. Ada hubungan skor deft terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SDN 060922(p=0,001).

6.2 Saran

1. Diharapkan orangtua agar lebih memperhatikan kesehatan rongga mulut anaknya dan dapat membantu anak dalam menjaga dan memelihara kesehatan rongga mulutnya sehingga dapat mencegah terjadinya karies yang lebih parah, karena apabila karies tidak dirawat dapat mempengaruhi kualitas hidup anak. Perlunya peningkatan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak sejak usia dini.

2. Diharapkan sekolah dan para guru dapat bekerja sama dengan UKGS dalam memperhatikan kesehatan rongga mulut murid dan dapat membuat program yang mendukung kesehatan rongga mulut murid seperti kegiatan sikat gigi bersama, dan kumur fluor agar dapat mencegah skor karies pada murid.

(41)

1. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi & mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan. Medan: USU Press, 2008: 4-18.

2. Bragmian RA, Franklin GG, Anthony RV. The global in dental caries. Apending Public Health Crisis. Am J Dent 2009; 22: 3-8.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan RI. 2013.

4. Adhani R, Ringga S, Bayu IS, Teguh H. Hubungan pelaksanaan UKGS dengan status kesehatan gigi dan mulut murid Sekolah Dasar dan Sederajat di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih kota Banjarmasin. Dentino (J Ked Gigi) 2014; 2(1): 102-9.

5. Sheiham A. Oral health, general health, and quality of life. http://www.who.int/ bulletin/volumes/83/9/editorial30905html (23 Januari 2015).

6. Situmorang N. Dampak karies gigi dan penyakit periodontal terhadap kualitas hidup. Medan: Universitas Sumatera Utara,2005.

7. Dalimunthe T, Hermina T, Yati R, Essie O. Ilmu kedokteran gigi anak terapan. Medan: USU Press, 2010.

8. Bakhtiar M, Tayebeh MM, Abolghasem H, Mehrdad V. Association of oral health indicators with quality of life related to oral health among iranian adolescent. Journal of International Oral Health 2014; 6(6): 1-5.

9. Agrawal N, Pushpanjali K, Gupta ND, Amit KG. Child-Oral impact on daily performances: A socio dental approach to assess prevalence and severity of oral impacts on daily performances in South Indian School children of Bangalore city: A cross-sectional survey. Journal of Indian Association of Public Health Dentistry 2014; 12: 88-92.

10.Hidayat AA. Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba Medika, 2005. 11.Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Dentika

Dent J 2005; 38 :130-2.

12.Christiono S. Orangtua berperan jaga kesehatan gigi an

(42)

13.Puspitoningsih N, Wahyuningsih S, Anita I. Persepsi ibu tentang karies gigi pada anak usia prasekolah di TK Darma Wanita Kecamatan Kemusu Boyolali.

14.Sunaryo. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC, 2004: 93-8.

15.Yulianti RP, Abi M. Hubungan antara pengetahuan orangtua tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada anak di SDN V Jaten Karanganyar. 2015).

16.Xaviaer A, Fabio SC, Roosevelt SB, Magali LC, Jose RMB. Dental caries-related quality of life and socioeconomic status of preschool children, Bauru, SP. Braz J Oral Sci 2012; 11(4): 463-8.

17.Ernawulan S. Perkembangan anak usia dini (0-8 tahun).

Maret 2015).

18.Alghadeer A. Cross-Cultural adaption of a child oral health-related quality of life measure. Thesis. London: The Dental Practice and Policy Department Denmark Hill Campus, 2012: 27-97.

19.Goursand D, Ferreira MC, Pordeus IA, Mingoti SA, Veiga RT, Paiva SM. Development of a short form of the brazilian parental-caregiver perceptions questionnaire using exploratory and confirmatory factor analysis. Qual LifeRes 2013; 22: 393-402.

20.Goursand D, Paiva SM, Zarzar PM, Pordeus IA, Grochowski R, Allison PJ. Measuring parental-caregiver perceptions of child oral health-related quality of life: psychometric properties of the brazilian version of the P-CPQ. Braz Dent J2009; 20(2): 169-174.

21.Thomson WM, Page LAF, Malden PE, Gaynor WN, Nordin N. Comparison of the ECOHIS and Short-Form P-CPQ and FIS Scales. Health and Quality of Life Outcomes 2014; 12: 1-6.

(43)

23.Yanti GN, Alamsyah RM, Rajagukguk K. Penyakit. Hubungan pufa dengan kualitas hidup siswa usia 6-8 tahun di SD Negeri di Medan. Dentika Dent J 2013; 17(3): 269-72.

(44)

ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KUESIONER ORANGTUA

PERSEPSI ORANGTUA TENTANG KUALITAS HIDUP

ANAKDIHUBUNGKAN DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK USIA 6-7

TAHUN DI SD NAMIRA DAN SDN 060922

Nomor :

Tanggal :

Nama anak :

Jenis kelamin : a. Laki-laki 1

b. Perempuan

Umur : ……..tahun

Nama orangtua :

1. Pendidikan ibu : 2

1. Tidak sekolah/ tamat SD 2. Tamat SMP

3. tamat SMA/D3

4. Tamat Sarjana S1/S2/S3

2. Pekerjaan ibu: 3

1. Tidak bekerja

(45)

Penilaian Kualitas Hidup Anak

Menggunakan Parental Caregiver Perception Questionnaire (P-CPQ)

Pertanyaan

Lingkari jawaban Anda pada angka yang tertera dibawah ini, sesuai dengan kondisi yang

dialami anak dalam 3 bulan terakhir

Tidak

3. Seberapa sering anak ibu merasakan sakit pada gigi, bibir, rahang, atau mulut dalam 3 bln terakhir?

0 1 2 3 4

4

4. Seberapa sering anak ibu mengalami gusi berdarah dalam 3 bln terakhir?

0 1 2 3 4

5

5. Seberapa sering anak ibu mengalami bau nafas?

0 1 2 3 4 6

6. Seberapa sering anak ibu mengalami makanan tersangkut digigi ketika makan?

0 1 2 3 4

7

Keterbatasan fungsional

7. Seberapa sering anak ibu kesulitan menggigit atau mengunyah makanan keras?

0 1 2 3 4

(46)

8. Seberapa sering anak ibu makan lebih lama

dibanding yang lain ketika makan daging?

0 1 2 3 4

9

9. Seberapa sering anak ibu mengalami kesulitan makan atau minum panas atau dingin?

0 1 2 3 4

10

10.Apakah anak ibu pernah mengalami gangguan tidur akibat sakit gigi yang dialaminya?

0 1 2 3 4

11

Keadaan emosional

11. Seberapa sering anak ibu merasa kesal atau frustasi akibat sakit gigi yang dialaminya?

0 1 2 3 4

12

12. Seberapa sering anak ibu merasa malu akibat masalah pada giginya?

0 1 2 3 4

13

13. Seberapa sering anak ibu merasa cemas atau takut karena keadaan giginya tidak sama dengan teman lain?

0 1 2 3 4

14

Keadaan sosial

(47)

tidak mau berbicara disebabkan sakit gigi yang dialaminya?

15. Seberapa sering anak ibu tidak mau tersenyum atau tertawa disebabkan sakit gigi yang dialaminya?

0 1 2 3 4

16

16. Seberapa sering anak ibu mengalami susah

berkonsentrasi dalam belajar karena sakit pada giginya?

0 1 2 3 4

17

17. Seberapa sering anak ibu tidak mau bermain dengan temannya karena sakit gigi yang dialaminya?

0 1 2 3 4

18

18. Seberapa sering anak ibu tidak masuk sekolah karena sakit yang dialaminya?

0 1 2 3 4

19

19. Jumlah skor P-CPQ :

(48)

Nama anak:

(Berdasarkan indeks dari Klein) : Pemeriksaan DMFT

V IV III II I I II III IV V

V IV III II I I II III IV V

Tabel indeks gigi susu

22

23

24

25

Keterangan:

1. d (decayed) : a. Gigi susu dengan satu lesi karies atau lebih yang belum ditambal. b. Gigi susu dengan tambalan dan terdapat lesi karies.

c. Gigi susu dengan tambalan sementara.

2. e (extracted) : gigi dengan lesi karies yang tidak dapat lagi dirawat atau gigi yang sudah dicabut karena karies.

3. f (filling) : gigi dengan tumpatan permanen. Skor d

Skor e

Skor f

(49)
(50)
(51)
(52)

FREQUENCIES VARIABLES=a b c d /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 23-MAR-2015 09:21:24

Comments

Input

Data

D:\baru proposal\revisi proposal\spss\print\Untitled3 jk umur sd namira dan negeri.sav

Active Dataset DataSet8

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 55

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases

with valid data.

Syntax

FREQUENCIES VARIABLES=a b c d

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,03

[DataSet0]

(53)

Jenis kelamin SD Namira

umur SD Namira Jenis kelamin SDN 060922

umur SDN 060922

N Valid 55 55 55 55

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Jenis kelamin SD Namira

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Laki-laki 19 34.5 34.5 34.5

Perempuan 36 65.5 65.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

umur SD Namira

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

6 35 63.6 63.6 63.6

7 20 36.4 36.4 100.0

Total 55 100.0 100.0

Jenis kelamin SDN 060922

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Laki-laki 23 41.8 41.8 41.8

Perempuan 32 58.2 58.2 100.0

Total 55 100.0 100.0

(54)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

6 25 45.5 45.5 45.5

7 30 54.5 54.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

Frequency Table

pendidikan ibu SD Namira

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tamat SMA/D3 26 47.3 47.3 47.3

Tamat S1/S2/S3 29 52.7 52.7 100.0

Total 55 100.0 100.0

pekerjaan ibu SD Namira

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak Bekerja 27 49.1 49.1 49.1

Pegawai Negeri/ Pegawai Swasta 19 34.5 34.5 83.6

Wiraswasta 9 16.4 16.4 100.0

Total 55 100.0 100.0

pendidikan ibu SDN 060922

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak tamat sekolah/SD 3 5.5 5.5 5.5

Tamat SMP 16 29.1 29.1 34.5

Tamat SMA/D3 32 58.2 58.2 92.7

Tamat S1/S2/S3 4 7.3 7.3 100.0

(55)

pekerjaan ibu SDN 060922

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Output Created 23-MAR-2015 09:30:27

Comments

Input

Data

D:\baru proposal\revisi

proposal\spss\print\Untitled deft namira dan sdn final.sav

Active Dataset DataSet7

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 55

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases

with valid data.

Syntax

FREQUENCIES VARIABLES=a b c d

/STATISTICS=STDDEV MEAN /ORDER=ANALYSIS.

(56)

Elapsed Time 00:00:00,04

[DataSet1]

Notes

Output Created 23-MAR-2015 09:31:17

Comments

Input

Data

D:\baru proposal\revisi

proposal\spss\print\Untitled deft namira dan sdn final.sav

Active Dataset DataSet7

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 55

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases

with valid data.

Syntax

FREQUENCIES VARIABLES=e f g h

/STATISTICS=STDDEV MEAN /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,02

Notes

Output Created 26-MAR-2015 00:22:52

(57)

Input

Data

D:\baru proposal\revisi

proposal\spss\print\print\Untitled deft namira dan sdn perbaikan.sav

Active Dataset DataSet2

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 55

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases

with valid data.

Syntax

FREQUENCIES VARIABLES=a b c d

/STATISTICS=STDDEV MEAN /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,02

Statistics

Skor deft SD Namira

(58)

Valid

Output Created 26-MAR-2015 00:23:17

Comments

Input

Data

D:\baru proposal\revisi

proposal\spss\print\print\Untitled deft namira dan sdn perbaikan.sav

Active Dataset DataSet2

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 55

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases

with valid data.

Syntax

FREQUENCIES VARIABLES=e f g h

(59)

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,13

Statistics Skor d SDN

060922

Skor e SDN 060922

Skor f SDN 060922 Skor deft SDN 060922

N Valid 55 55 55 55

Missing 0 0 0 0

Mean 6.22 3.18 .00 9.45

Std. Deviation 2.787 2.342 .000 3.610

Frequency Table

Skor deft SDN 060922

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 2 3.6 3.6 3.6

1 1 1.8 1.8 5.5

2 1 1.8 1.8 7.3

3 1 1.8 1.8 9.1

4 1 1.8 1.8 10.9

5 2 3.6 3.6 14.5

6 1 1.8 1.8 16.4

7 1 1.8 1.8 18.2

8 8 14.5 14.5 32.7

9 4 7.3 7.3 40.0

10 8 14.5 14.5 54.5

11 10 18.2 18.2 72.7

12 7 12.7 12.7 85.5

(60)

14 3 5.5 5.5 94.5

15 3 5.5 5.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=f g h i j k l m n o p q r s t u /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] D:\kuesioner SD Namira

Notes

Output Created 25-APR-2015 06:56:25

Comments

Input

Data

D:\baru proposal\hasil penelitian\hasil spss\Untitled kuesioner sd namira perbaikan.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 55

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases

with valid data.

Syntax

FREQUENCIES VARIABLES=f g h i j k l m n o p q r s t u

/ORDER=ANALYSIS.

(61)

Elapsed Time 00:00:00,05

sakit gigi, bibir, dan rahang

gusi berdarah bau nafas makanan

tersangkut

sulit mengunyah makanan

N Valid 55 55 55 55 55

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

sakit gigi, bibir, dan rahang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 13 23.6 23.6 23.6

jarang (1-2x / 3 bln) 32 58.2 58.2 81.8

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 6 10.9 10.9 92.7

sering (hampir setiap minggu) 4 7.3 7.3 100.0

Total 55 100.0 100.0

gusi berdarah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 13 23.6 23.6 23.6

jarang (1-2x / 3 bln) 34 61.8 61.8 85.5

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 8 14.5 14.5 100.0

(62)

bau nafas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 34 61.8 61.8 61.8

jarang (1-2x / 3 bln) 13 23.6 23.6 85.5

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 6 10.9 10.9 96.4

sering (hampir setiap minggu) 2 3.6 3.6 100.0

Total 55 100.0 100.0

makanan tersangkut

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 18 32.7 32.7 32.7

jarang (1-2x / 3 bln) 20 36.4 36.4 69.1

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 15 27.3 27.3 96.4

sering (hampir setiap minggu) 2 3.6 3.6 100.0

Total 55 100.0 100.0

sulit mengunyah makanan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 15 27.3 27.3 27.3

jarang (1-2x / 3 bln) 22 40.0 40.0 67.3

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 10 18.2 18.2 85.5

sering (hampir setiap minggu) 5 9.1 9.1 94.5

sangat sering (setiap hari) 3 5.5 5.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

makan lebih lama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(63)

jarang (1-2x / 3 bln) 15 27.3 27.3 72.7 kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 10 18.2 18.2 90.9

sering (hampir setiap minggu) 5 9.1 9.1 100.0

Total 55 100.0 100.0

sulit makan/minum panas/ dingin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 25 45.5 45.5 45.5

jarang (1-2x / 3 bln) 15 27.3 27.3 72.7

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 11 20.0 20.0 92.7

sering (hampir setiap minggu) 3 5.5 5.5 98.2

sangat sering (setiap hari) 1 1.8 1.8 100.0

Total 55 100.0 100.0

gangguan tidur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 24 43.6 43.6 43.6

jarang (1-2x / 3 bln) 20 36.4 36.4 80.0

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 9 16.4 16.4 96.4

sering (hampir setiap minggu) 2 3.6 3.6 100.0

Total 55 100.0 100.0

kesal/frustasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 31 56.4 56.4 56.4

jarang (1-2x / 3 bln) 15 27.3 27.3 83.6

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

(64)

sering (hampir setiap minggu) 1 1.8 1.8 100.0

Total 55 100.0 100.0

malu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 32 58.2 58.2 58.2

jarang (1-2x / 3 bln) 15 27.3 27.3 85.5

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 7 12.7 12.7 98.2

sering (hampir setiap minggu) 1 1.8 1.8 100.0

Total 55 100.0 100.0

cemas/takut

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 36 65.5 65.5 65.5

jarang (1-2x / 3 bln) 12 21.8 21.8 87.3

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 5 9.1 9.1 96.4

sering (hampir setiap minggu) 2 3.6 3.6 100.0

Total 55 100.0 100.0

tidak mau berbicara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 37 67.3 67.3 67.3

jarang (1-2x / 3 bln) 11 20.0 20.0 87.3

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 7 12.7 12.7 100.0

(65)

tidak mau bermain

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 34 61.8 61.8 61.8

jarang (1-2x / 3 bln) 10 18.2 18.2 80.0

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 11 20.0 20.0 100.0

Total 55 100.0 100.0

susah konsentrasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 34 61.8 61.8 61.8

jarang (1-2x / 3 bln) 13 23.6 23.6 85.5

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 8 14.5 14.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

malas senyum atau tertawa

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 33 60.0 60.0 60.0

jarang (1-2x / 3 bln) 15 27.3 27.3 87.3

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 7 12.7 12.7 100.0

Total 55 100.0 100.0

tidak masuk sekolah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 42 76.4 76.4 76.4

jarang (1-2x / 3 bln) 12 21.8 21.8 98.2

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 1 1.8 1.8 100.0

(66)

FREQUENCIES VARIABLES=f g h i j k l m n o p q r s t u /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet3] D:\kuesioner SDN 060922

Notes

Output Created 26-MAR-2015 10:11:09

Comments

Input

Data

D:\baru proposal\revisi

proposal\spss\print\print\Untitled kuesioner sdn 060922

perbaikan.sav

Active Dataset DataSet2

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 55

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases

with valid data.

Syntax

FREQUENCIES VARIABLES=f g h i j k l m n o p q r s t u skor

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,08

(67)

sakit gigi, bibir, dan rahang

gusi berdarah bau nafas makanan

tersangkut

sulit mengunyah makanan

N Valid 55 55 55 55

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

sakit gigi, bibir, dan rahang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 3 5.5 5.5 5.5

jarang (1-2x / 3 bln) 10 18.2 18.2 23.6

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 14 25.5 25.5 49.1

sering (hampir setiap minggu) 27 49.1 49.1 98.2

sangat sering (setiap hari) 1 1.8 1.8 100.0

Total 55 100.0 100.0

gusi berdarah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 3 5.5 5.5 5.5

jarang (1-2x / 3 bln) 16 29.1 29.1 34.5

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 23 41.8 41.8 76.4

sering (hampir setiap minggu) 13 23.6 23.6 100.0

(68)

bau nafas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 8 14.5 14.5 14.5

jarang (1-2x / 3 bln) 7 12.7 12.7 27.3

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 19 34.5 34.5 61.8

sering (hampir setiap minggu) 21 38.2 38.2 100.0

Total 55 100.0 100.0

makanan tersangkut

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 3 5.5 5.5 5.5

jarang (1-2x / 3 bln) 5 9.1 9.1 14.5

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 22 40.0 40.0 54.5

sering (hampir setiap minggu) 25 45.5 45.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

sulit mengunyah makanan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 3 5.5 5.5 5.5

jarang (1-2x / 3 bln) 4 7.3 7.3 12.7

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 20 36.4 36.4 49.1

sering (hampir setiap minggu) 16 29.1 29.1 78.2

sangat sering (setiap hari) 12 21.8 21.8 100.0

Total 55 100.0 100.0

makan lebih lama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(69)

jarang (1-2x / 3 bln) 3 5.5 5.5 16.4 kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 23 41.8 41.8 58.2

sering (hampir setiap minggu) 15 27.3 27.3 85.5

sangat sering (setiap hari) 8 14.5 14.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

sulit makan/minum panas/ dingin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 6 10.9 10.9 10.9

jarang (1-2x / 3 bln) 4 7.3 7.3 18.2

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 19 34.5 34.5 52.7

sering (hampir setiap minggu) 17 30.9 30.9 83.6

sangat sering (setiap hari) 9 16.4 16.4 100.0

Total 55 100.0 100.0

gangguan tidur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 8 14.5 14.5 14.5

jarang (1-2x / 3 bln) 9 16.4 16.4 30.9

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 17 30.9 30.9 61.8

sering (hampir setiap minggu) 19 34.5 34.5 96.4

sangat sering (setiap hari) 2 3.6 3.6 100.0

Total 55 100.0 100.0

kesal/frustasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 7 12.7 12.7 12.7

(70)

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 26 47.3 47.3 83.6

sering (hampir setiap minggu) 9 16.4 16.4 100.0

Total 55 100.0 100.0

malu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 7 12.7 12.7 12.7

jarang (1-2x / 3 bln) 13 23.6 23.6 36.4

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 24 43.6 43.6 80.0

sering (hampir setiap minggu) 11 20.0 20.0 100.0

Total 55 100.0 100.0

cemas/takut

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 11 20.0 20.0 20.0

jarang (1-2x / 3 bln) 6 10.9 10.9 30.9

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 26 47.3 47.3 78.2

sering (hampir setiap minggu) 11 20.0 20.0 98.2

sangat sering (setiap hari) 1 1.8 1.8 100.0

Total 55 100.0 100.0

tidak mau berbicara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 9 16.4 16.4 16.4

jarang (1-2x / 3 bln) 9 16.4 16.4 32.7

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 25 45.5 45.5 78.2

(71)

Total 55 100.0 100.0

tidak mau bermain

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 11 20.0 20.0 20.0

jarang (1-2x / 3 bln) 10 18.2 18.2 38.2

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 23 41.8 41.8 80.0

sering (hampir setiap minggu) 11 20.0 20.0 100.0

Total 55 100.0 100.0

susah konsentrasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 12 21.8 21.8 21.8

jarang (1-2x / 3 bln) 12 21.8 21.8 43.6

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 24 43.6 43.6 87.3

sering (hampir setiap minggu) 7 12.7 12.7 100.0

Total 55 100.0 100.0

malas senyum atau tertawa

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 11 20.0 20.0 20.0

jarang (1-2x / 3 bln) 11 20.0 20.0 40.0

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 27 49.1 49.1 89.1

sering (hampir setiap minggu) 6 10.9 10.9 100.0

(72)

tidak masuk sekolah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak pernah 9 16.4 16.4 16.4

jarang (1-2x / 3 bln) 28 50.9 50.9 67.3

kadang-kadang (lebih dari 2x / 3

bln) 18 32.7 32.7 100.0

Total 55 100.0 100.0

Frequencies

kategori kualitas hidup SD Namira

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 48 87.3 87.3 87.3

sedang 7 12.7 12.7 100.0

Total 55 100.0 100.0

kategori kualitas hidup SDN 060922

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 25 45.5 45.5 45.5

sedang 27 49.1 49.1 94.5

buruk 3 5.5 5.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

Crosstabs

Gambar

Tabel 1. Persentase karakteristik responden anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922 berdasarkan umur dan jenis kelamin (n=110)
Tabel 3.  Rata-rata pengalaman karies anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan   SDN 060922 (n=110)
Tabel 4. Frekuensi distribusi kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922 (n=110)
Tabel 6. Hubungan deft terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira (n=55)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies

Hal ini berarti bahwa pada kelompok anak dengan kualitas hidup buruk rata-rata memiliki 1 gigi permanen yang mengalami kerusakan akibat karies baik decay,

Windarti 1) ; Cokro Aminoto, SIP.M.Kes. Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan 7 orang siswa yang menderita karies gigi tersebut, ternyata mayoritas tidak

Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “Bagaimana hubungan pengalaman karies dan karies yang tidak dirawat dengan

Berdasarkanuraian latar belakang masalah di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentangfaktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah

Hubungan pengalaman karies dan karies yang tidak dirawat dengan kualitas hidup pada remaja usia 12-18 tahun di Kecamatan Medan Sunggal.. x +

Data yang didapat adalah dengan melakukan pemeriksaan langsung pada gigi anak dengan hasil dari 15 anak didapatkan 12 anak yang mengalami karies gigi dengan

Karies gigi di rongga mulut biasanya dikaitkan dengan dampak negatif terhadap kualitas hidup anak prasekolah karena mereka akan mengalami nyeri, terjadinya infeksi yang