• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Oleh

AYU FULIA SARI

097011011/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

AYU FULIA SARI

097011011/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Nomor Pokok : 097011011 Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum)

Pembimbing Pembimbing

(Dr. T. KeizerinaDevi A, SH, CN, MHum) (Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum

2. Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS

(5)

Nama : AYU FULIA SARI

Nim : 097011011

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA TENAGA KERJA ASING PADA PT. TOYO KANETSU

INDONESIA (STUDI PADA KAWASAN INDUSTRI BATU AMPAR, BATAM)

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

(6)

banyak sokongan dan bantuan dari negera-negara lain termasuk negara tetangga yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama dengan negara lain/luar, hal ini semata karena Indonesia ingin mampu maju dan bersaing dipasar kerja bebas (globalisasi dan liberalisasi). Oleh karena itu peranan tenaga kerja asing sangat besar dan penting bagi Pembangunan Nasional Indonesia. Permasalahan yang esensial dari pada TKA lebih banyak di sektor ketergantungan kita pada investor asing. Salah satunya adalah Perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan penanaman modal asing yang berada di Indonesia. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran untuk melakukan penelitian dengan menjawab permasalahan bagaimana pengaturan perundang-undangan tentang TKA di Indonesia, bagaimana kedudukan perjanjian kerja terhadap TKA dalam kerangka hukum di Indonesia, dan bagaimanakah perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan hubungan kerja pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia di Kota Batam.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif yang bersifat preskriptif. Sumber data yang diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara sedangkan data sekunder diperoleh melalui bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Alat pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini adalah studi dokumen dan pedoman wawancara yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengaturan perundang-undangan Tenaga Kerja Asing hanya diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 yaitu dalam Pasal 42 dan 49. Kedudukan perjanjian kerja terhadap TKA pada PT Toyo Kanetsu Indonesia dalam kerangka hukum Indonesia tidak menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada. Perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan pemutusan hubungan kerja antara TKA dengan perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia dilakukan dengan cara mengutamakan jalan musyawarah dan mufakat dalam PT. Toyo Kanetsu Indonesia, TKA yang merasa dirugikan oleh perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia akan mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kerugiannya.

(7)

other countries including neighboring countries in the form of cooperation with them because Indonesia wants to be able to make progress and compete with them in the free job market (globalization and liberalization). Therefore, foreign workers play a very big and important role in the Indonesia’s national development. The essential problem of the foreign workers is more in the sector of our dependence on the foreign investors. One of the foreign investors in Indonesia is PT. Toyo Kanetsu Indonesia . The research questions to be answered in this study were how the law on Foreign Workers in Indonesia is regulated, the position of work agreement against the Foreign Worker according to the law in Indonesia, and the kind of legal protection can be given to the parties involved if a working relationship dispute occurs at PT. Toyo Kanetsu Indonesia in Batam.

The data for this prescriptive normative study were the primary data obtained through interviews and the secondary data in the forms of primary, secondary and tertier legal material obtained through documentation study. The data obtained were qualitatively analyzed.

The result of this study showed that Law on Foreign Worker is only regulated in Article 42 and Article 49 of Law No. 13/2003 on Manpower. The position of work agreement against the Foreign Worker at PT. Toyo Kanetsu Indonesia according to the law in Indonesia does not deviate from the provisions of the existing legislation. The kind of legal protection given to both parties involved if a dispute of employment termination occurs between Foreign Workers and PT. Toyo Kanetsu Indonesia was primarily in the form of internal deliberation and concensus. The Foreign Workers feel to have been advantaged by PT. Toyo Kanetsu Indonesia will be compensated in accordance with their losses.

(8)

karuniaNya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dan penulisan tesis ini guna memenuhi salah satu syarat akademik

dalam menyelesaikan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini penulis menyadari bahwa untuk masuk pada tahapan

seperti ini bukanlah ditempuh dengan mudah, dan tidak hanya mengandalkan

kemampuan penulis tetapi melalui tahap demi tahap penuh warna penulis lewati

sehingga sampai saat ini. Semua ini bisa terjadi karena ada pihak-pihak yang berperan

penting membantu penulis dalam menyelesaikan ini semua.

Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan

dorongan moril, masukan dan saran. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih yang

mendalam penulis haturkan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., MSc (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan

kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Studi

(9)

penyempurnaan tesis ini.

4. Ibu Dr. T. Kezeirina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum., selaku Sekretaris Program

Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

sekaligus Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan

tesis ini.

5. Ibu Dr. Agusmidah, SH., M.Hum, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

masukan kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.

6. Bapak Prof. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing dengan

penuh perhatian memberikan dorongan, bimbingan, saran dan masukan kepada

penulis demi untuk selesainya penulisan tesis ini.

7. Bapak Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS, selaku Dosen Pembimbing dengan

penuh perhatian memberikan dorongan, bimbingan, saran dan masukan kepada

penulis demi untuk selesainya penulisan tesis ini.

8. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama

menuntut ilmu pengetahuan di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas

(10)

yang selaku membantu selama penulis menyelesaikan urusan besar dan urusan

kecil;

10. Bapak Masrizal selaku G.A Supervisor PT.Toyo Kanetsu Indonesia dan Bapak

Yuherman,SH selaku Kepala Personalia/HRD (Human Resources Development)

PT. Toyo Kanetsu Indonesia di Kota Batam yang telah memberikan data-data

dan keterangan yang dibutuhkan dalam penulisan tesis ini.

11. Bapak Patar Pakpahan selaku Kasi bidang Pengawasan Kerja di Dinas Tenaga

Kerja Kota Batam yang telah memberikan data-data dan keterangan yang

dibutuhkan dalam penulisan tesis ini.

12. Rekan-Rekan dan Sahabat-Sahabat seperjuangan Penulis Mahasiswa/I Magister

Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara khususnya angkatan

2009 yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu yang selalu

membantu dan memotivasi penulis untuk bisa menyelesaikan Tesis di Program

Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara.

Suatu rasa kebanggaan tersendiri dalam kesempatan ini penulis juga turut

menghaturkan sembah sujud dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada

Ayahanda tercinta H. Syaifuddin, SE yang telah mencurahkan segenap tenaga,

(11)

Ibunda serta Ayahanda cita-citakan selama ini.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa tesis ini tidak luput

dari kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan maupun substansi yang

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan

penulisan tesis ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga hasil penelitian ini

dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan juga bagi pembaca pada

umumnya.

Medan, Januari 2013

Penulis

(12)

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : AYU FULIASARI

Tempat/Tgl. Lahir : Lhokseumawe, 24 Januari 1986

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Alamat : Komplek Marchelia Blok.A No. 224-225 Kota

Batam

II. KELUARGA

Nama Ayah : H. Syaifuddin, SE

Nama Ibu : Hj. Andarini

III. PENDIDIKAN

TK. Bungong Keupula (1992-1993) SD Negeri Monggeudong (1993-1998) SMP Negeri 2 Lhokseumawe (1998-2001) SMA Kartini (2001-2004)

(13)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Keaslian Penelitian ... 13

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 14

G. Metode Penelitian ... 27

BAB II PENGATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA ... 31

A. Penggunaan Tenaga Kerja Asing di PT. Toyo Kanetsu Indonesia ... 31

B. Penempatan Tenaga Kerja Asing di Indonesia Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 ... 45

(14)

B. Pilihan Hukum dan Forum Mengenai Perjanjian Kerja

Terhadap Tenaga Kerja di Indonesia ... 76

C. Kedudukan Para Pihak antara PT. Toyo Kanetsu Indonesia dan Tenaga Kerja Asing Dalam Perjanjian Kerja ... 83

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK APABILA TERJADI PERSELISIHAN HUBUNGAN KERJA PADA PT. TOYO KANETSU INDONESIA DI KOTA BATAM ... 115

A. Bentuk Pelanggaran Perjanjian Kerja ... 115

B. Konsekuensi Pelanggaran Perjanjian Kerja ... 120

C. Perlindungan Hukum Para Pihak Terhadap Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja Antara Tenaga Kerja Asing Dengan PT. Toyo Kanetsu Indonesia Di Batam ... 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 160

A. Kesimpulan ... 160

B. Saran ... 161

(15)

APEC

: Asia Pasific Economic Cooperation

GATS

: General Agreement On Tariffs and Trade

IMTA

: Izin Memperkerjakan Tenaga Asing

KITTAS

: Kartu Izin Tinggal Terbatas

KITAP

: Kartu Izin Tinggal Tetap

PHI

: Perselisihan Hubungan Industrial

PMA

: Penanaman Modal Asing

PMDN

: Penanaman Modal Dalam Negeri

PKB

: Perjanjian Kerja Bersama

PKWT

: Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

PKWTT

: Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu

RPTKA

: Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing

SP

: Surat Peringatan

TKA

: Tenaga Kerja Asing

TKWNAP

: Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang

UMK/UMR

: Upah Minimum Kota/Upah Minimum Regional

UUK

: Undang-Undang Ketenagakerjaan

VITTAS

: Visa Tinggal Terbatas

WNA

: Warga Negara Asing

(16)

banyak sokongan dan bantuan dari negera-negara lain termasuk negara tetangga yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama dengan negara lain/luar, hal ini semata karena Indonesia ingin mampu maju dan bersaing dipasar kerja bebas (globalisasi dan liberalisasi). Oleh karena itu peranan tenaga kerja asing sangat besar dan penting bagi Pembangunan Nasional Indonesia. Permasalahan yang esensial dari pada TKA lebih banyak di sektor ketergantungan kita pada investor asing. Salah satunya adalah Perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan penanaman modal asing yang berada di Indonesia. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran untuk melakukan penelitian dengan menjawab permasalahan bagaimana pengaturan perundang-undangan tentang TKA di Indonesia, bagaimana kedudukan perjanjian kerja terhadap TKA dalam kerangka hukum di Indonesia, dan bagaimanakah perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan hubungan kerja pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia di Kota Batam.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif yang bersifat preskriptif. Sumber data yang diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara sedangkan data sekunder diperoleh melalui bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Alat pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini adalah studi dokumen dan pedoman wawancara yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengaturan perundang-undangan Tenaga Kerja Asing hanya diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 yaitu dalam Pasal 42 dan 49. Kedudukan perjanjian kerja terhadap TKA pada PT Toyo Kanetsu Indonesia dalam kerangka hukum Indonesia tidak menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada. Perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan pemutusan hubungan kerja antara TKA dengan perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia dilakukan dengan cara mengutamakan jalan musyawarah dan mufakat dalam PT. Toyo Kanetsu Indonesia, TKA yang merasa dirugikan oleh perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia akan mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kerugiannya.

(17)

other countries including neighboring countries in the form of cooperation with them because Indonesia wants to be able to make progress and compete with them in the free job market (globalization and liberalization). Therefore, foreign workers play a very big and important role in the Indonesia’s national development. The essential problem of the foreign workers is more in the sector of our dependence on the foreign investors. One of the foreign investors in Indonesia is PT. Toyo Kanetsu Indonesia . The research questions to be answered in this study were how the law on Foreign Workers in Indonesia is regulated, the position of work agreement against the Foreign Worker according to the law in Indonesia, and the kind of legal protection can be given to the parties involved if a working relationship dispute occurs at PT. Toyo Kanetsu Indonesia in Batam.

The data for this prescriptive normative study were the primary data obtained through interviews and the secondary data in the forms of primary, secondary and tertier legal material obtained through documentation study. The data obtained were qualitatively analyzed.

The result of this study showed that Law on Foreign Worker is only regulated in Article 42 and Article 49 of Law No. 13/2003 on Manpower. The position of work agreement against the Foreign Worker at PT. Toyo Kanetsu Indonesia according to the law in Indonesia does not deviate from the provisions of the existing legislation. The kind of legal protection given to both parties involved if a dispute of employment termination occurs between Foreign Workers and PT. Toyo Kanetsu Indonesia was primarily in the form of internal deliberation and concensus. The Foreign Workers feel to have been advantaged by PT. Toyo Kanetsu Indonesia will be compensated in accordance with their losses.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita hidup dalam zaman ketika orang semakin tidak bergantung lagi pada

jarak, tempat, dan secara relatif juga dari perbedaan waktu. Sejak orang memulai

kegiatan ekonomi dengan perdagangan barter, banyak sekali yang telah terjadi.

Kegiatan perdagangan berkembang hingga mencapai tingkat frekuensi dan kerumitan

yang tinggi seperti yang terjadi dewasa ini.1

Era perdagangan bebas mengacu bukan hanya pada sektor perdagangan,

namun terkait juga pada aspek permodalan. Semakin banyak modal yang digunakan

akan memacu tingkat pertumbuhan tenaga kerja. Indonesia tidak hanya

mengandalkan modal dalam negeri, tetapi juga menerima masukan dari modal asing.

Isu Penanaman Modal Asing (PMA) dewasa ini semakin ramai dibicarakan.

Hal ini mengingat bahwa untuk kelangsungan pembangunan nasional dibutuhkan

banyak dana. Dana yang dibutuhkan untuk investasi tidak mungkin dicukupi dari

pemerintah dan swasta nasional. Keadaan ini yang makin mendorong untuk

mengupayakan semaksimal mungkin menarik penanaman modal asing ke Indonesia.2

Dengan adanya Penanaman Modal Asing (PMA), banyak memberikan

kelebihan, selain sifatnya yang permanen/jangka panjang, penanaman modal asing

1

Budiono Kusumohamidjodjo, Dasar-Dasar Merancang Kontrak, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1998, hal. 1

2

(19)

memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen dan membuka

lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini penting diperhatikan mengingat bahwa

masalah menyediakan lapangan kerja merupakan masalah yang cukup memusingkan

pemerintah.3

Adanya pemasukan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam

negeri tersebut telah memungkinkan masuknya atau digunakannya tenaga kerja warga

negara asing pendatang.4

Masuknya TKA diawali dengan Indonesia yang menjadi bagian dari

komunitas seperti WTO (World Trade Organization), AFTA (Asean Free Trade

Area), dan APEC (Asia Pasific Economic Cooperation)yang memberi peluang besar

bagi masuknya TKA ke Indonesia.

Awal sejarah orang asing masuk ke Indonesia tidak lepas dari masa-masa jika

mengingat tentang sejarah migrasi di Indonesia. Migrasi dalam awal sejarah

Indonesia ditandai dengan kedatangan suku bangsa asing yang membawa dan

memperkenalkan sebuah sistem ekonomi baru yang didasarkan pada hubungan

kepemilikan budak.5Kemudian bangsa-bangsa yang lebih maju peradabannya seperti

India, Arab dan Cina datang ke Indonesia mulanya sebagai tempat persinggahan,

kemudian lama-lama berkembang menjadi upaya untuk penguasaan wilayah, hasil

bumi dan jalur perdagangan. Pada masa kolonialisme Belanda proses migrasi

3

Ibid. 4

H.S. Syarif, Pedoman Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia dan Peraturan peraturannya, Sinar Grafika, Jakarta, 1996, hal.2

(20)

berlangsung sepenuhnya dikontrol oleh kebijakan dan kolonial Belanda. VOC banyak

mendatangkan orang-orang dari luar yaitu Cina, India, Eropa ,dan Arab untuk

diperkerjakan membantu perdagangan dan pengelolaan pertanian di Batavia.6

Pada masa Soeharto Indonesia menjadi sasaran imperialisme asing (Amerika

Serikat, Inggris dan Jepang). Pembangunan Indonesia sangat bergantung pada

investasi modal asing baik berupa bantuan maupun hutang dan sumber kekayaan

alam dikuasai perusahaan asing. Oleh sebab itu hutang Indonesia pada luar negeri

terbilang cukup banyak dan besar jumlahnya.

Sejak dibukanya pasar kerja bebas pada abad 20, seiring dengan globalisasi

dan liberalisasi dan semenjak tingkat persaingan kerja dalam negeri dan luar negeri

semakin meningkat yang ditandai dengan banyaknya penanaman modal asing yang

masuk ke Indonesia membawa dampak yang cukup signifikan terhadap bertambahnya

tenaga kerja yang berasal dari luar negara Indonesia yang masuk ke Indonesia dan

mengancam keberadaan Tenaga Kerja Indonesia khususnya yang tidak memiliki

keahlian khusus.

Sejak adanya organisasi WTO yang membahas perdagangan dalam sektor jasa, dan mewajibkan kepada setiap negara anggotanya untuk membuka akses pasarnya bagi penyedia jasa asing. Oleh karena itu Indonesia yang telah ikut sebagai anggota dan telah sepakat menyetujui bahwa pasar kerja bebas khususnya sektor perdagangan barang dan jasa di kawasan ASEAN sudah dimulai pada tahun 2003,

6

Komite pendidikan IMWU,Sejarah Singkat Migrasi di Indonesia,

(21)

sedangkan kawasan Asia Pasifik diberlakukan mulai tahun 2010 dan perdagangan bebas GATS-WTO di kawasan dunia direncanakan mulai tahun 2020. Di tingkat AFTA-ASEAN perdagangan bebas di ASEAN ditargetkan tahun 2015.7

Gelombang liberasasi pasar kerja ini diprediksi akan bergerak semakin cepat dan sulit dibendung. Hal ini akan membuat Indonesia harus siap menghadapi serbuan liberalisasi khususnya di bidang jasa menyangkut kemampuan untuk mempersiapkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga kerja agar mampu bersaing merebut pasar kerja lokal dan internasional.8

Dengan masuknya Tenaga Kerja Asing (untuk selanjutnya disebut TKA) ke Indonesia untuk bekerja maka sepatutnya perlu dibuat suatu perjanjian kerja layaknya seperti perjanjian kerja pada umumnya.

Perjanjian kerja adalah merupakan syarat terjadinya hubungan kerja antara buruh/karyawan dengan pengusaha (majikan)/pemberi kerja. Zaman dahulu sebelum manusia mengenal tulisan, setiap perjanjian yang dilakukan oleh orang-orang tetap dilakukan dengan secara lisan untuk menimbulkan adanya suatu hubungan kerja antara majikan dengan buruh. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju perjanjian kerja semakin mempunyai pandangan dan arti yang luas bagi setiap individu yang melakukannya.

Wiwoho Soedjono menyebutkan bahwa “pengertian perjanjian kerja ialah

suatu perjanjian antara orang-perorangan pada satu pihak dengan pihak lain sebagai

pengusaha untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan mendapatkan upah.”9

7

Agusmidah,Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,USU Press, Medan, hal 111 8

Ibid,hal. 111-112. 9

(22)

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran

Negara Nomor 19 tahun 2003), mengatur tentang perjanjian kerja yang sebelumnya

diatur dalam Bab 7A buku III KUH Perdata, dan dalam Peraturan Menteri Tenaga

Kerja Nomor: PER 02/MEN/1993 tentang kesepakatan kerja waktu tertentu sudah

tidak berlaku lagi. Dengan demikian lahirlah sudah perjanjian kerja nasional yang

diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Perjanjian kerja dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja, termasuk perjanjian kerja yang dibuat antara warga negara asing (dalam hal ini TKA) dengan pengusaha, prinsipnya sama dengan perjanjian kerja yang dilakukan pengusaha dengan tenaga kerja dalam negeri (lokal).

Macam perjanjian kerja, perjanjian kerja terdiri atas:

1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu, yaitu perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu selanjutnya disebut PKWT. 2. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu, yaitu perjanjian kerja antara

pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja tetap,

selanjutnya disebut dengan PKWTT10.

Menurut Pasal 42 ayat 4 Undang-Undang Ketenagakerjaan disebutkan bagi

TKA yang dapat dipekerjakan di Indonesia adalah hanya dalam hubungan kerja untuk

jabatan tertentu dan waktu tertentu.

(23)

Perjanjian kerja harus dibuat atas dasar kesepakatan kedua belah pihak dan

pekerjaan yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan perjanjian

kerja, ketertiban umum, kesusilaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perjanjian kerja sekurang-kurangnya harus memuat besarnya upah dan cara

pembayarannya, serta syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha

dan pekerja/buruh. Kedua aspek perjanjian kerja tersebut harus sesuai dengan

peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan bagi perusahaan yang

memperkerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 orang, yang tidak memiliki

perjanjian kerja bersama wajib membuat peraturan perusahaan yang harus disahkan

oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Sekurang-kurangnya peraturan ini harus

memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh dalam perusahaan,

syarat-syarat kerja, tata tertib perusahaan dan jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan

yang masa berlakunya adalah paling lama dua tahun.

Kehidupan berbangsa dan bernegara pada kenyataannya memungkinkan suatu

bangsa mempunyai hubungan dengan bangsa atau negara lain. Bahkan dapat

dikatakan suatu negara atau bangsa tidak akan maju dan berkembang apabila

mengisolasi dirinya dari perkembangan dunia luar baik itu dalam bidang

internasional, politik, ekonomi, kebudayaan, militer, dan kepentingan lainnya.

(24)

untuk alih teknologi dan memenuhi kebutuhan untuk mengisi lowongan kerja apalagi

dalam era globalisasi yang telah disepakati bersama.

Arus masuk TKA ke Indonesia tidak dapat dihindari hanya dengan memperhatikan kepentingan pasar kerja bebas (globalisasi dan liberalisasi) serta kepentingan nasional (national interest), bahwa dalam pembangunan nasional diperlukan modal/investasi, teknologi dan tenaga ahli asing, karena pasar kerja dalam negeri belum sepenuhnya mampu menyediakan tenaga ahli/skill baik secara kuantitas maupun kualitas.11

Berdasarkan hal tersebut tentunya peranan TKA sangat besar dan penting bagi

pembangunan nasional Indonesia. Indonesia yang dikenal sebagai negara sedang

berkembang, memerlukan banyak sokongan dan bantuan dari negara-negara lain

termasuk negara tetangga yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama dengan negara

lain/luar, hal itu semata karena Indonesia ingin mampu maju dan bersaing di pasar

kerja bebas(globalisasi dan liberalisasi).

Walaupun Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 20

tahun 2004 tentang Tata Cara Mempekerjakan Tenaga Asing telah diberlakukan (kini

berubah menjadi Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 tahun

2008). Namun faktanya hampir semua industri masih banyak pelanggaran yang

terjadi misalnya dalam hal penempatan TKA ke Indonesia yang mana misalnya

seperti jabatan atau posisi-posisi yang seharusnya dapat dilakukan atau diisi oleh

tenaga kerja Indonesia sendiri, tapi tidak diisi oleh tenaga kerja kita,malah lebih

cenderung menggunakan tenaga kerja asing, misalnya dalam jabatan manajer

keuangan, manajer administrasi, dan juga beberapa bidang-bidang pekerjaan yanag

(25)

sebenarnya tidak begitu terlalu penting untuk diadakan posisi manajer,maka

diadakan/diciptakan posisi tersebut. Contohnya ManajerWelder,Quality Control, dan

lain-lain. Hal ini sangat tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti untuk

industri perminyakan, petrokimia, tambang, dan lain sebagainya. Sebagai pilot

projectmungkin seharusnya pemerintah dapat mensosialisasikannya ke industri yang

memang tidak perlu lagi penempatan TKA secara mencolok seperti posisi HRD,

administrasi umum atau lembaga-lembaga khusus yang harusnya sudah dapat

dilakukan oleh putra-putri Indonesia yang cerdas dan brilian.12

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

Nomor Per. 02/MEN/III/2008 tentang Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing

menyebutkan bahwa “ Tenaga Kerja Asing selanjutnya disebut TKA adalah warga

negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia, sedangkan

pengusaha yang tidak lain adalah disebut sebagai pemberi kerja bagi tenaga kerja

asing adalah badan hukum atau badan-badan lainnya yang memperkerjakan TKA

dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.”13

Pengusaha dalam hal ini ialah perusahaan yang memperkerjakan TKA

tersebut. Perusahaan menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan adalah:

a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum baik swasta maupun milik negara

12

NM. Wahyu Kuncoro,Tenaga Kerja Asing Kenapa Gitu loohh,

http://advokatku.blogspot.com/2006/01/tenaga-kerja-asing-kenapa-gitu-loohhh.html, diakses pada tanggal 4 April 2011

13Himpunan Peraturan Pelaksanaan undang Nomor 13 tahun 2003, dan

(26)

yang memperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalan bentuk lain.14

Salah satu bentuk hak asasi adalah persamaan kesempatan, dan perlakuan

dalam pekerjaan dan jabatan. Persamaan tersebut sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

dan telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 27.15 Oleh karena itu TKA yang bekerja di

Indonesia pun berhak atas persamaan hak-hak asasi tersebut.

Adanya kebutuhan akan penggunaan TKA dan masuknya TKA ke Indonesia

melalui perjanjian kerja antara perusahaan dengan TKA, tidak dapat dilepaskan

dalam rangka “Indonesianisasi”, ialah usaha pemerintah untuk menyediakan dan

mendidik tenaga kerja Indonesia untuk menggantikan tenaga kerja asing.16 Oleh

karena sebab alasan itu yang menjadi salah satu faktor dari kekurangan negara kita,

sehingga tidaklah heran adanya bila Indonesia sampai saat ini masih perlu tenaga

asing. Proses “Indonesia” tenaga kerja di perusahaan asing merupakan masalah yang

cukup berat dan kompleks. Untuk itu kebijakan untuk melindungi tenaga kerja

Indonesia (lokal) dari serbuan tenaga kerja asing (TKA) dibutuhkan karena hal-hal

seperti problem pengangguran dari angkatan kerja yang produktif yang meluas akibat

dampak melemahnya rupiah oleh karena kenaikan harga minyak dunia serta alokasi

TKA yang semakin tidak terkontrol oleh instansi pemerintah sehingga regenerasi

tenaga kerja Indonesia (lokal) untuk menggantikan TKA menjadi lambat.

14

Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentangKetenagakerjaan

15

(27)

Permasalahan yang esensial dari pada TKA lebih banyak di sektor

ketergantungan kita pada investor asing.17Salah satunya adalah perusahaan PT. Toyo

Kanetsu Indonesia, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan penanaman

modal asing yang berada di Indonesia. PT. Toyo Kanetsu adalah perusahaan

penanaman modal asing milik negara Jepang yang bergerak dibidang pembuatan

(fabrikasi) tanki-tanki minyak dan gas bumi seperti di LNG dan Pertamina,

khususnya dalam spesifikasi pembuatan tanki bola. PT. Toyo Kanetsu Indonesia

didirikan pada tanggal 9 September 1974, sebagai usaha patungan antara Pertamina

sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia, dengan PT. Toyo Kanetsu

Kobe, Jepang (TKK) yakni perusahan pemimpin dalam bisnis tangki yang terkenal di

dunia dan kegiatan lainnya. Terakhir pada awal tahun 1999, PT Toyo Kanetsu

Indonesia menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing Lengkap (PMA), yang

berkantor pusat di Jakarta dan pabriknya berada di Batam Jalan Tenggiri, Batu

Ampar, Batam PT. Toyo Kanetsu Indonesia mempunyai fasilitas pabrik yang berada

di Batam, melayani industri perminyakan, gas alam dan petrokimia di Indonesia dan

Negara tetangga dalam bidang rekayasa, fabrikasi dan kontruksi dari berbagai tipe

dan ukuran tangki selama beberapa tahun. PT. Toyo Kanetsu Indonesia telah berhasil

membangun beberapa tangki LNG terbesar di dunia, dengan kapasitas 127.000 m3.

Dengan ratusan tangki yang telah terpasang di seluruh Indonesia, PT. Toyo Kanetsu

17

NM. Wahyu Kuncoro,Tenaga Kerja Asing Kenapa Gitu Loohh,

(28)

Indonesia telah dikenal sebagai pemimpin di bidangnya. Dan terus membuat catatan

baru untuk ukuran dan tingkat keamanan.18

Metode fabrikasi yang handal, dipadukan dengan pengalaman kontruksi yang

kaya yang telah dibangun selama beberapa tahun telah mendapatkan pujian dan

penghargaan yang tinggi dari para klien. Dalam menghargai kepemimpinannya, PT.

Toyo Kanetsu Indonesia mendapatkan sejumlah proyek utama di Indonesia.

Termasuk tangki, proyek ini termasuk fabrikasi atau pembuatan fasilitas baja struktur,

tungku dan lingkungan. Pengalaman dan komitmen PT. Toyo Kanetsu Indonesia

untuk memproduksi produk yang handal dengan mutu tinggi telah membuat PT. Toyo

Kanetsu Indonesia diakui sebagai pemimpin industri.

Peraturan tentang ketenagakerjaan khususnya mengenai tenaga kerja asing

diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 dan Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Nomor 02 tahun 2008 tentang Pelaksanaan Tata Cara

Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Berdasarkan uraian di atas, untuk itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada

PT. Toyo Kanetsu Indonesia: Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam.

B. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(29)

1. Bagaimana pengaturan perundang-undangan tentang tenaga kerja asing di Indonesia?

2. Bagaimanakah kedudukan perjanjian kerja terhadap tenaga kerja asing dalam kerangka hukum di Indonesia?

3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan hubungan kerja pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia di kota Batam? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada beberapa permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaturan perundang-undangan tentang tenaga kerja asing di Indonesia.

2. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan perjanjian kerja terhadap tenaga kerja asing dalam kerangka hukum di Indonesia

3. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan hubungan kerja pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia di kota Batam. D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun secara teoritis, yakni:

1. Secara Praktis

(30)

2. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang suatu perjanjian kerja khususnya mengenai masalah tenaga kerja asing. Selain itu juga menambah literatur dan bahan kajian mengenai masalah tenaga kerja asing tersebut.

E. Keaslian Penelitian

Sepanjang sepengetahuan dan berdasarkan informasi yang ada dan didapat serta melalui penelusuran dan pemeriksaan yang dilakukan baik itu di kepustakaan Pascasarjana Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, dan kepustakaan umum Universitas Sumatera Utara, bahwa penelitian tentang “Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia: Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar Batam” belum pernah dilakukan oleh karena itu penelitian ini adalah asli adanya, artinya penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan kemurniannya.

Adapula penelitian-penelitian yang lain yang ditemukan peneliti yang hampir mendekati dengan judul penelitian ini adalah penelitian yang dibuat oleh Yulianti dengan judul “Tinjauan Yuridis Atas Kontrak Perjanjian Pekerjaan Perbaikan Kapal di PT. Sinbad Precast Teknindo Indonesia di Pulau Batam”. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kedudukan hukum kontrak perjanjian pekerjaan perbaikan kapal di PT. Sinbad Precast Teknindo berdasarkan hukum Indonesia?

(31)

3. Bagaimana cara penyelesaian sengketa dalam kontrak di PT. Sinbad Precast Teknindo?

Selain itu ada pula penelitian dengan judul “Analisis Hukum Perjanjian Kerja

Outsourcing di Sumatera Utara (Implementasi Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003)” yang dibuat oleh Swari Natalia Tarigan yang mana penelitian tersebut lebih memfokuskan pada masalah perjanjian kerja outsourcing. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana klasifikasi pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang perusahaan yang merupakan dasar pelaksanaanoutsourcing?

2. Bagaimana hubungan hukum antara karyawanoutsourcingdengan perusahaan pengguna jasaoutsourcing?

3. Bagaimana penyelesaian sengketa terhadap karyawan outsourcing yang melanggar aturan kerja pada perusahaan pemberi kerja?

Dilihat dari judul dan permasalahan, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggung jawabkan keaslian dan kebenarannya dari penulisan ini.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Sebelum membahas tentang kerangka teori penelitian ini, ada baiknya

mengetahui bahwa bagi suatu penelitian teori atau kerangka teoritis mempunyai

beberapa kegunaan. Kegunaan tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:19

19

(32)

a. Teori berguna untuk lebih mempertajam dan mengkhususkan faktor-faktor yang hendak diselidiki atau diuji kebenarannya.

b. Teori sangat berguna di dalam mengembangkan sistim klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta mengembangkan definisi-definisi.

c. Teori biasanya merupakan suatu ikhtisar dari pada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut obyek yang diteliti.

d. Teori memberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang, oleh karena telah diketahui sebab-sebab terjadinya fakta tersebut dan mungkin faktor-faktor tersebut akan timbul lagi pada masa mendatang.

e. Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada pengetahuan peneliti.

Teori berfungsi untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik

atau suatu proses tertentu terjadi.20

Teori diartikan sebagai suatu sistem yang berisikan proporsi-proporsi yang

telah diuji kebenarannya. Suatu teori juga mungkin memberikan pengarahan pada

aktivitas penelitian yang dijalankan dan memberikan taraf pemahaman tertentu.21

Karena itu teori dapat dikatakan merupakan suatu pencapaian akan sesuatu secara

generalisasi, yang telah diuji dan hasilnya mempunyai ruang lingkup yang sangat luas

terhadap fakta-fakta yang bersangkutan, teori hukum akan senantiasa berkembang

sesuai dinamika masyarakat. Sedangkan kerangka teori adalah kerangka pemikiran

atau butir-butir pendapat, teori mengenai suatu kasus atau permasalahan (problem)

yang menjadi bahan perbandingan, pegangan, teoritis.22

Kerangka teori yang dijadikan pisau analisis dalam penelitian ini adalah teori

keadilan dan juga didukung oleh teori tujuan hukum. Menurut pendapat John Rawls

20

J.J.J. M. Wisman, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Asas-asas, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, 1996, hal 203

21

Soerjono Seokanto,Op Cit, hal 6

(33)

yang menginginkan “Keadilan sebagai Kesetaraan” (Justice as Fairness). Maksudnya

ialah bahwa teori tersebut dapat mengakomodasikan pribadi individu secara serius

tanpa mempertahankan kesejahteraan atau hak-hak demi kebaikan orang lain.

Menurut Rawls “ setiap pribadi memiliki hak yang setara terhadap sistem total yang

paling luas bagi kebebasan-kebebasan dasar yang mirip dengan sistem kebebasan

serupa bagi semuanya”. Artinya mereka akan memisahkan kebebasan manusiawi

dasar kita dan melindunginya terhadap pembagian apapun yang tidak setara.23

Menurut pendapat Ulpianus keadilan adalah kehendak yang terus menerus dan

tetap memberikan kepada masing-masing apa yang menjadi hak atau memberikan

kepada setiap orang yang menjadi haknya. Perumusan ini dengan tegas mengakui hak

masing-masing perseorangan terhadap hal lainnya serta apa yang seharusnya menjadi

bagiannya demikian pula sebaliknya.24

Sejalan dengan pendapat itu LJ. Van Apeldoorn, J. Van Kan dan J.H.

Beekhuis juga mengemukakan bahwa keadilan itu memperlakukan sama terhadap hal

yang sama dan memperlakukan yang tidak sama sebanding dengan

ketidaksamaannya.25

Tentang tujuan hukum, menurut Jhering, hukum itu dibuat dengan sengaja

oleh manusia untuk mencapai hasil-hasil tertentu yang diinginkan. Hukum terutama

dibuat dengan penuh kesadaran oleh negara dan ditujukan kepada tujuan tertentu.26

23

Karen Lebacqz,Teori-teori Keadilan Six Theories of Justice, Nusa Media, Bandung, 2011, hal 53

24Agus Yudha Hernoko,

Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial, Kencana, Jakarta, 2010, hal. 48

25

Ibid, hal. 51

(34)

Tujuan tersebut antara lain: a) tercapainya kepastian hukum, b) keadilan hukum, c)

kemanfaatan hukum.

Adanya kepastian hukum dikatakan apabila, seseorang yang mengalami

persoalan hukum maka aturan-aturan atau Pasal-Pasal yang terkandung dalam

undang-undang dapat diterapkan dengan benar. Adanya kemanfaatan hukum, apabila

hukum bermanfaat bagi masing-masing individu. Manfaat bagi masing-masing

individu berbeda-berbeda, ada ukuran-ukuran tentang yang dipakai untuk itu. Terkait

juga dengan hal tujuan keadilan juga dipandang sesuai ukuran atau standar dari

masing-masing individu. Oleh karenanya adil itu relatif. Maka tujuan hukum dapat

dipandang sesuai ukuran atau standar masing-masing individu dengan tidak

mengabaikan teori, doktrin, serta aturan perundang-undangan yang berlaku.

Beberapa teori tersebut bila ditelaah ada kaitannya dengan ketenagakerjaan

dan hukum perjanjian kerja. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perjanjian

kerja antara tenaga kerja asing dengan perusahaan maka terlebih dahulu perlu

diketahui apa yang dimaksud dengan perjanjian dan tenaga kerja asing.

Perjanjian menurut Pasal 1313 KUH Perdata dikatakan bahwa suatu

perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang lain atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Suatu perjanjian yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka (para pihak) yang

membuatnya.

Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian yang berisi bahwa pihak pertama

(35)

selama waktu yang disepakati dengan menerima imbalan berupa upah (KUH Perdata

Pasal 1601.a).

Sedangkan perjanjian kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 angka 14 adalah perjanjian antara pekerja/buruh

dengan pengusaha atau pemberi kerja yang menurut syarat-syarat kerja, hak dan

kewajiban para pihak. Kemudian dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 disebutkan hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan

pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang memuat unsur pekerjaan, upah dan

perintah.

Agar disebut sebagai perjanjian kerja harus memenuhi 3 (tiga) unsur yaitu

sebagai berikut:27

1. Ada orang di bawah pimpinan orang lain

2. Penuaian kerja

3. Adanya upah.

Pada prinsipnya dalam perjanjian kerja unsur-unsur yang ditentukan dalam

Pasal 1320 KUH Perdata, masih menjadi pegangan yang harus diterapkan, agar suatu

perjanjian kerja tersebut dianggap sah keberadaannya dan konsekuensinya dianggap

sebagai undang-undang. Sebagian perjanjian kerja adalah merupakan perikatan yang

lahir karena perjanjian. Oleh karena itu sebagai bagian dari perjanjian pada

umumnya, maka sahnya suatu perjanjian kerja harus sesuai dengan syarat yang

ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata, yaitu sebagai berikut:

(36)

a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

b. Cakap untuk membuat suatu perikatan

c. Suatu hal tertentu

d. Suatu sebab yang halal

Terkait dengan asas hukum kontrak, perjanjian kerja seperti yang disebutkan

diatas merupakan bagian dari perjanjian pada umumnya, dimana dari berbagai asas

hukum yang terdapat dalam hukum kontrak ada 4 asas yang dianggap sebagai saka

guru hukum kontrak yaitu:28

a. Asas Kebebasan Berkontrak

Azas ini bemakna bahwa setiap orang bebas melakukan kontrak dengan siapapun

dan mengenai apa pun itu, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan.

b. Asas Konsensualisme

Di dalam asas ini terkandung kehendak para pihak untuk saling mengikatkan diri

dan menimbulkan kepercayaan di antara para pihak terhadap pemenuhan

perjanjian.29

c. Pacta Sunt Servanda(Asas Daya Mengikat Kontrak)

Asas mengikat kontrak dipahami sebagai mengikatnya kewajiban kontraktual

yang harus dilaksanakan para pihak. Pada dasarnya janji itu mengikat sehingga

28

Hal ini disampaikan oleh Nindyo Pramono dalam makalah yang berjudul, “Kontrak Komersial: Pembuatan dan penyelesaian Sengketa”,dalam acara Pelatihan hukum Perikatan bagi Dosen dan Praktisi, Fakultas Hukum Universitas Airlangga,Surabaya, 6-7 September 2006, hal.1-3

(37)

perlu diberikan kekuatan untuk berlakunya kontrak, sehingga mempunyai

kekuatan mengikat setara dengan daya berlaku dan mengikatnya

undang-undang.30

d. Asas Iktikad Baik

Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata menyatakan bahwa “Perjanjian-perjanjian harus

dilaksanakan dengan iktikad baik”. Perjanjian itu dilaksanakan menurut

kepatutan dan keadilan.

Walaupun dikatakan bahwa kontrak formal lahir setelah dilakukan secara

tertulis tidak semua kontrak tertulis dikatakan kontrak formal karena kontrak yang

dibuat secara tertulis kemungkinan dilatar belakangi dua hal yaitu:

a. Perintah Undang-undang

b. Kehendak para pihak

Kontrak yang tertulis dapat dibagi dalam kontrak yang seluruh isinya

dinegosiasikan oleh para pihak dan kontrak yang isinya pada umumnya ditentukan

oleh salah satu pihak, kontrak seperti ini biasa disebut kontrak standar atau kontrak

baku.

Kontrak baku adalah kontrak yang klausul-klausulnya telah ditetapkan atau

dirancang oleh salah satu pihak. Penggunaan kontrak baku dalam kontrak-kontrak

yang biasanya dilakukan oleh pihak yang banyak melakukan kontrak yang sama

terhadap pihak lain.31

30Ibid

.,hal.123-124

(38)

Seperti halnya dalam kontrak perjanjian kerja dimana pengusaha/ perusahaan

banyak melakukan kontrak yang sama terhadap para karyawan/pekerjanya. Hal ini

didasarkan pada Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata bahwa perjanjian yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa perjanjian kerja merupakan tergolong jenis

perjanjian kontrak baku.

Berdasarkan hal itu kontrak baku yang mendukung klausul eksonerasi cirinya

adalah sebagai berikut:

1. Pada umumnya isinya ditetapkan oleh pihak yang posisinya lebih kuat.

2. Pihak lemah pada umunya tidak ikut menentukan isi perjanjian yang merupakan

unsur aksidentalia dari perjanjian.

3. Terdorong oleh kebutuhannya, pihak lemah terpaku menerima perjanjian

tersebut.

4. Bentuknya tertulis

5. Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau individual.32

Rijken mengatakan bahwa klausul eksonerasi adalah klausul yang

dicantumkan dalam suatu perjanjian dengan mana satu pihak menghindarkan diri

untuk memenuhi kewajibannya membayar ganti rugi seluruhnya atau terbatas yang

terjadi karena ingkar janji atau perbuatan melanggar hukum.33

32Ibid

(39)

Sluijter mengatakan bahwa kontrak baku bukan merupakan perjanjian, sebab

kedudukan pengusaha dalam perjanjian itu adalah seperti pembentuk undang-undang

swasta. Syarat-syarat yang ditentukan pengusaha dalam perjanjian itu adalah

undang-undang, bukan perjanjian. Sedangkan Pitlo menggolongkan kontrak baku sebagai

perjanjian paksa (dwang contract), yang walaupun secara teoretis yuridis kontrak

baku ini tidak memenuhi ketentuan undang-undang dan oleh beberapa ahli hukum

ditolak, namun kenyataanya kebutuhan masyarakat berjalan dalam arah yang

berlawanan dengan keinginan hukum.34

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 menyebutkan

tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau

masyarakat. Pengertian tenaga kerja ini lebih luas dari pengertian pekerja atau buruh,

karena pengertian tenaga kerja mencakup tenaga kerja atau buruh, yaitu tenaga kerja

yang sedang terikat dalam suatu hubungan kerja.35

Yang dimaksud tenaga kerja asing (TKA) adalah warga negara asing

pemegang visa dengan maksud bekerja di Indonesia (Pasal 1 butir 13

Undang-Undang Ketenagakerjaan). Ciri khas atau keterikatan antara tenaga kerja dan

perjanjian kerja dalam hubungan kerja adalah sebagai berikut:

1. Adanya Upah

2. Adanya Perintah

34

Ibid , hal. 44

(40)

3. Adanya Pekerjaan.36

Apabila membicarakan mengenai hak dan kewajiban antara para pihak yang satu dengan yang lainnya merupakan suatu kebalikan, jika di satu pihak merupakan suatu hak maka dipihak lainnya adalah merupakan kewajiban. Kewajiban dari penerima kerja yaitu TKA/pegawai pada umumnya tersimpul dalam hak majikan yaitu pengusaha/perusahaan, seperti juga sebaliknya hak TKA tersimpul dalam kewajiban pengusaha/perusahaan.

Pada prinsipnya orang asing tidak dilarang bekerja di Indonesia, tetapi dibatasi sepanjang pekerjaan tersebut belum mampu dikerjakan oleh tenaga kerja Indonesia. Menteri Tenaga Kerja bekerjasama dengan instansi terkait menentukan jabatan/pekerjaan yang terbuka atau tertutup sama sekali bagi tenaga kerja.37 Sesuai dengan Pasal 46 Undang-Undang Ketenagakerjaan bahwa tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan tertentu. Selanjutnya jabatan tertentu tesebut yang dimaksud lebih lanjut diatur dengan Keputusan Menteri.

Setiap pemberi kerja/perusahaan yang memperkerjakan TKA wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau Pejabat yang ditunjuk (Pasal 42 ayat (1) Undang-Undang Ketenagakerjaan), yaitu Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Izin tertulis itu adalah Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA). Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing tersebut digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan IMTA

36

Whimbo Pitoyo,Panduan Praktis Hukum Ketenagakerjaan, Visi Media, Jakarta, 2010, hal 32.

37

(41)

(Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing). Agar terkendali penggunaan TKA di Indonesia, maka penerbitan izin harus didasarkan alasan yang jelas dan realistis.38

Penerbitan izin tersebut lebih lanjutnya diatur dalam Per.02/MEN/III/2008 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Selanjutnya alasan penggunaan TKA adalah antara lain :

a. Alih keterampilan dan teknologi dari TKA kepada tenaga kerja lokal.

b. Memenuhi jabatan yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja lokal

c. Mengamankan modal investasi asing di Indonesia

d. Meningkatkan hubungan bilateral antar dua negara atau lebih.

Sasaran penggunaan TKA adalah agar terwujud alih teknologi melalui

program pendidikan/latihan bagi pendamping Tenaga Kerja Warga Negara Asing

pendatang (TKWNAP).39

Setiap hubungan kerja yang terjadi khususnya hubungan kerja yang terjadi

antara pengusaha dengan pekerja/pegawai pasti sedikit banyaknya pernah terjadi

perselisihan atau sengketa antara para pihak, oleh karena itu suatu hubungan kerja

kadang tidak berlangsung dengan lancar. Keinginan dari salah satu pihak (umumnya

pekerja) tidak selalu di penuhi oleh pihak lainnya (pengusaha) dan juga kondisi dalam

masyarakat, kehidupan sehari-hari yang berpengaruh terhadap kelangsungan

hubungan kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja, menemukan bahwa penyebab munculnya keresahan tersebut antara lain: tingkat pendidikan yang masih

38

Saiful Anwar,Op.Cit, hal. 15

(42)

rendah yang menyebabkan kendala dalam berbagai hal, seperti kendala dalam berkomunikasi. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi tingkat emosi dan cenderung tinggi, sulit menerima pendapat orang lain dan mudah tersinggung. Dalam keadaan yang demikian, rasa solidaritas menjadi kuat.40

Dalam suatu perselisihan, ada lebih dari satu pihak atau setidaknya ada dua pihak, yang saling berbeda pendapat mengenai sesuatu hal. Perbedaaan pendapat ini mengakibatkan pertentangan.

Iman soepomo menyebutkan dua bentuk perselisihan yang mungkin terjadi dalam suatu hubungan kerja. Pertama perselisihan hak (rechtsgeschillen), yaitu jika masalah yang diperselisihkan termasuk bidang hubungan kerja, maka yang diperselisihkan adalah mengenai hal yang telah diatur atau ditetapkan dalam suatu perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau dalam suatu peraturan perundang-undangan. Kedua, perselisihan kepentingan (belangengeschillen), yaitu tidak adanya persesuaian paham mengenai syarat-syarat kerja dan/atau keadaan perburuhan, biasanya berupa tuntutan kerja dan/atau keadaan perburuhan.41

Undang-Undang Ketenagakerjaan menyebut perselisihan ini dengan sebutan Perselisihan Hubungan Industrial (PHI). Cara penyelesaian perselisihan antara TKA dengan pengusaha lebih ditekan dalam isi perjanjian kontrak kerja antara mereka. Hal ini disebabkan antara lain karena perbedaan negara yang otomatis juga tampak pada perbedaan peraturan-peraturan hukum yang berlaku antar negara dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai perselisihan yang terjadi dalam hubungan kerja antara TKA dengan perusahaaan.

40Ibid

(43)

2. Konsepsi

Suatu konsep atau suatu kerangka konsepsionil pada hakekatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkret dari pada kerangka teoritis yang seringkali masih bersifat abstrak, namun kerangka konsepsionil kadang-kadang dirasakan masih abstrak, sehingga diperlukan defenisi-defenisi operasionil yang akan dapat menjadi pegangan konkret di dalam proses penelitian.42 Defenisi-defenisi tersebut biasanya didasarkan atau diambil dari peraturan perundangan-undangan tertentu, sekaligus merumuskan defenisi-defenisi tertentu yang dapat dijadikan pedoman operasional dalam proses pengumpulan, pengolahan, analisa dan konstruksi data.43

Maka dari itu harus didefenisikan beberapa konsep dasar dalam penelitian ini agar secara operasional diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan yakni sebagai berikut:

a. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.44

b. Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia.45

c. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.46

42

Soerjono Soekanto,Op.Cit, hal. 133 43

Ibid, hal. 137 44

Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Ketenagakerjaan 45

(44)

d. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.47

e. Perusahaan adalah bentuk usaha yang berbadan hukum milik swasta yakni PT. Toyo Kanetsu Indonesia yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

f. Pengusaha adalah orang perseorangan,persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia yaitu PT. Toyo Kanetsu Indonesia yang mewakili perusahaan yaitu PT. Toyo Kanetsu Kobe yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia. g. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh (TKA) dengan pengusaha

atau pemberi kerja (PT. Toyo Kanetsu Indonesia) yang membuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.

h. Perselisihan adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha (PT. Toyo Kanetsu Indonesia) dengan pekerja/TKA karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan hubungan kerja serta hanya dalam satu perusahaan.

G. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan dan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini adalah penelitian normatif yang bersifat preskriptif analistis maksudnya penelitian ini adalah penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis hukum serta dimaksudkan juga untuk memberikan argumentasi berupa

(45)

penilaian atas hasil penelitian yang telah dilakukan.48 Penelitian ini termasuk ruang lingkup penelitian yang menggambarkan, menelaah dan menjelaskan secara tepat serta menganalisa peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan yang berkaitan dengan TKA serta perjanjian kerja yang dibuat antar TKA dengan perusahaan.

2. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach). Pendekatan dilakukan dengan menganalisis data sekunder dengan cara melihat peraturan perundang-undangan sebagai dasar awal melakukan analisis, dan juga melihat bahan-bahan kepustakaan seperti literatur-literatur tentang pokok permasalahan yang diteliti yang berkaitan dengan perjanjian kerja TKA pada PT.Toyo Kanetsu Indonesia di kota Batam.

3. Sumber Data

Untuk terlaksananya penelitian ini diperlukan sejumlah data. Pengumpulan data diperoleh dari penelitian kepustakaan yang didukung penelitian lapangan. Data tersebut dikelompokkan menurut jenis dan sumber bahannya, yaitu:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat.

Sebagai landasan utama yang dipakai dalam rangka penelitian ini diantaranya adalah:

1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per 02/MEN/III/2008 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing

48

Mukti Fajar.ND, Yulianto Achmad,MH,Dualisme penelitian Hukum Normatif dan empiris,

(46)

b. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku, hasil-hasil penelitian, hasil seminar dan karya ilmiah dari kalangan hukum, yang berkaitan dengan hukum ketenagakerjaan, khususnya mengenai perjanjian kerja dengan TKA.

c. Bahan hukum tertier atau non-hukum adalah bahan pendukung di luar bidang hukum seperti kamus, ensiklopedia, majalah, surat kabar dan artikel-artikel yang berkaitan dengan TKA.

Selanjutnya sebagai data penunjang untuk lebih mendukung penelitian ini maka dilakukan wawancara dengan pihak yang dijadikan sebagai narasumber yaitu: Kepala Bagian Personalia/HRD (Human Resource Development) pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam, Tenaga Kerja Asing pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam, dan pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Batam.

4. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) alat pengumpulan data yaitu:

a. Studi dokumen untuk mengumpulkan data sekunder yang terkait dengan permasalahan yang diajukan, dengan cara mempelajari buku-buku, hasil penelitian dan dokumen-dokumen perundang-undangan yang terkait dengan hukum ketenagakerjaan khususnya perjanjian kerja yang dibuat antara TKA dengan pihak PT.Toyo Kanetsu Indonesia di Batam.

(47)

5. Analisis Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, baik dengan studi kepustakaan dan wawancara mendalam maka data tersebut dianalisa secara kualitatif.49 Yaitu melakukan pengamatan dan pengelompokan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dan menghubungkan tiap-tiap data yang diperoleh tersebut dengan ketentuan-ketentuan ataupun asas-asas hukum yang terkait dengan permasalahan yang diteliti, setelah selesai pengolahan data baru ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode induktif. Analisis data yang dilakukan dengan pembuktian induktif, yaitu didefenisikan dengan proses pengambilan kesimpulan yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti-bukti.

Proses pembentukan hipotesa dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi dan metodenya disebut metode induktif. Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu bagi hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan.

49Bambang Sunggono,

(48)

BAB II

PENGATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA

A. Penggunaan Tenaga Kerja Asing di PT. Toyo Kanetsu Indonesia

Sebagaimana diketahui PT. Toyo Kanetsu Indonesia merupakan salah satu

perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) milik negara Jepang yang berada di

Indonesia. Penanaman modal asing merupakan kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal

asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan

dengan penanam modal dalam negeri.50PT Toyo Kanetsu Indonesia adalah termasuk

sebagai perusahaan PMA yang menggunakan modal asing sepenuhnya. Perusahaan

ini bergerak dalam bidang usaha pembuatan (fabrikasi), tanki-tanki minyak dan gas

bumi, spare part dan khususnya dalam spesifikasi pembuatan tanki bola, seperti

yang terdapat di LNG dan Pertamina.51

Untuk daerah kawasan domestik Indonesia PT. Toyo Kanetsu Indonesia telah

memegang banyak proyek utama di Indonesia dalam bidang industri ini, antara lain

dari PGN (Perusahaan Gas Negara), Pertamina, LNG Arun, dan juga dari perusahaan

swasta lainnya seperti PT. Petrokimia Nusantara Interindo, PT. Chandra asri

Petrochemical Centre, PT. Asahimas Subentra Chemical, dan masih banyak lagi.

Dari Pertamina proyeknya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia antara lain:

50

(49)

Pertamina Palembang, Bali, Medan, Kepulauan Riau, Duri, Dumai, Tanjung uban,

juga banyak tersebar di daerah kepulauan jawa misalnya, Anyer, Cilegon, Balongan,

Plaju, Cilacap, daerah Kalimantan, Irian Jaya, Bontang dan masih banyak lagi. Selain

untuk kawasan domestik Indonesia PT. Toyo Kanetsu Indonesia juga memiliki

beberapa proyek di luar negeri, antara lain: di Negara Malaysia, Singapura, Qatar,

Oman, Angola, Jepang, Australia, China, Korea, Iran, Yaman, Algeria, Pakistan,

United Arab Emirates, Vietnam, Mesir, Thailand, Philipina, Saudi Arabia, Nigeria,

Pakistan, Tanzania, Hongkong, Kenya, Libya dan masih banyak lagi.52

Salah satu tujuan dari penanaman modal dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kemampuan daya

saing dunia usaha nasional. 53 Oleh karena itu dengan pengerjaan proyek yang

terbilang cukup banyak dan tersebar di berbagai kawasan dan negara-negara, tentunya

PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam membutuhkan tenaga-tenaga ahli dalam

mengerjakan proyek tersebut. Tenaga ahli tersebut kebanyakan didatangkan dari luar

negara Indonesia.

Dalam penerapannya ada beberapa yang menjadi alasan dan pentingnya

mengapa perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia memperkerjakan TKA antara lain

adalah selain karena belum adanya tenaga kerja lokal yang mampu dalam

mengerjakan pekerjaan tertentu, juga karena dalam mengerjakan pekerjaan untuk

52Company profile

PT. Toyo Kanetsu Indonesia 2012

(50)

suatu proyek tertentu yang mempunyai batas waktu pengerjaannya berdasarkan job

order. TKA tersebut digunakan hanya sebagai tenaga ahli dalam suatu proyek yang

akan didampingi oleh tenaga kerja lokal (alih teknologi kepada tenaga kerja lokal).

Selain itu juga karena sering terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan oleh tenaga kerja lokal, maka secara kronologis di lapangan sangat

membutuhkan TKA untuk memback uptenaga kerja lokal agar dapat menyelesaikan

pekerjaanya secara tepat waktu.54 Dapat disimpulkan dari alasan-alasan tersebut

bahwa perusahaan mengganggap TKA memiliki skill dan kemampuan yang lebih ahli

dari pada tenaga kerja lokal untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Maka pentingnya penggunaan TKA di PT Toyo Kanetsu Indonesia adalah

untuk sebagai tenaga ahli dan alih teknologi dan keterampilan dari TKA kepada

tenaga kerja lokal melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga

kerja lokal sesuai Pasal 10 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Penanaman Modal,

bahwa perusahaan penanaman modal yang memperkerjakan TKA diwajibkan

menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja

Indonesia (lokal) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Selain itu juga bahwa PT. Toyo Kanetsu Indonesia sebagai perusahaan PMA

wajib meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia (lokal) melalui

pelatihan-pelatihan kerja sesuai dengan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Penanaman Modal.

54

(51)

Bahwa tujuan daripada itu agar suatu saat tenaga kerja lokal pendamping tersebut

dapat menggantikan posisi TKA sebagai tenaga ahli.

PT. Toyo Kanetsu Indonesia sebagai PMA dalam memenuhi kebutuhan

tenaga kerja harus terlebih dahulu mengutamakan tenaga kerja warga negara

Indonesia (lokal). Dan berhak juga menggunakan tenaga ahli warga negara asing

untuk jabatan dan keahlian tertentu yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 10 ayat (1) dan (2) Undang-Undang

Penanaman Modal. Oleh karena itu saat ini PT. Toyo Kanetsu Indonesia, batam

memiliki kurang lebih 700 orang pekerja secara keseluruhan, meliputi Tenaga Kerja

Indonesia (lokal) dan Tenaga Kerja Asing (TKA). Khusus TKA yang bekerja di PT.

Toyo Kanetsu Indonesia saat ini berjumlah 33 orang. TKA tersebut didatangkan dari

berbagai negara-negara antara lain Jepang, Philipina, Malaysia, Singapura, dan India

yang diperkerjakan sebagai tenaga ahli. Adapun jabatan-jabatan yang dipegang TKA

tersebut antara lain sebagai:55

1. President Director

2. Plant Manager

3. Technical Advisor

4. Production Engineer

5. Welding Engineer

6. Engineering Supervisor

55

(52)

7. Production Supervisor

8. Health Safety & Environment Supervisor

9. QA & QC Supervisor

TKA dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau

jabatan-jabatan tertentu berdasarkan kepada Pasal 46 Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Tata cara penggunaan TKA di PT. Toyo Kanetsu Indonesia selama ini

mengacu pada ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan khususnya Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 02 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penggunaan Tenaga Kerja Asing serta undang-undang dan peraturan lainnya yang

berkaitan dengan TKA sebagai dasar hukum yang harus dipatuhi.

Sebagai negara hukum yang melindungi kepentingan negara dan juga warga

negaranya. Mengingat saat ini adalah zaman era pasar dan perdagangan bebas,

tentunya tidak semudah yang kita bayangkan. Meskipun makna kata bebas itu sendiri

mempunyai arti yang luas, pasar perdagangan bebas diartikan sebagai masuknya

barang-barang dan jasa secara bebas ke antar negara-negara. Bebas tidak diartikan

dengan tanpa syarat. Masuknya barang dan jasa secara bebas ke negara Indonesia

tentunya ada syarat-syarat dan peraturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan

khususnya pedagang jasa mengenai TKA yang masuk ke wilayah negara Republik

Indonesia tentunya sangatlah tidak sembarangan. Untuk sampai masuk dan bekerja di

(53)

Sebelum TKA bisa dimasuk dan bekerja di Indonesia TKA harus memiliki

izin terlebih dahulu. Setiap pemberi kerja/pengusaha yang memperkerjakan TKA

wajib memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk. Izin tersebut

adalah izin RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing). Bahwa pemberi

kerja yang akan memperkerjakan TKA harus memiliki RPTKA. RPTKA tersebut

digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan IMTA (Izin Memperkerjakan Tenaga

Kerja Asing) sesuai amanat undang-undang.56

TKA yang akan bekerja di Indonesia khusus wilayah Batam sebelum masuk

ke Indonesia harus mengurus dokumen-dokumen penting terlebih dahulu yang

berkaitan dengan izin masuk. Pengurusan dokumen TKA dilakukan dan diurus oleh

pemberi kerja/pengusaha yang akan mempekerjakan TKA dalam hal ini perusahaan

yang dimaksud PT. Toyo Kanetsu Indonesia, di kota Batam.

Sebelum TKA diperkerjakan di PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam TKA

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :57

a. Harus Berbadan Sehat

Dalam arti sebelum bekerja di PT. Toyo Kanetsu Indonesia TKA wajib

melakukan tes kesehatan diri atau sering disebut (Medical Check Up)

b. Mempunyai keahlian yang sesuai dengan jabatan yang diberikan karena TKA

tersebut hanya akan ditempat pada jabatan yang sesuai dengan keahliannya. Hal

ini sesuai Pasal 21 ayat (2) Permen Nomor 2 Tahun 2008.

56

Lihat pasal 3 per-02/Men/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan TKA 57

(54)

c. Tidak mempunyai catatan kriminal kepolisian

d. Melampirkan :

1. Fotokopi Paspor (minimal masa berlaku paspor 14 bulan)

2. Daftar riwayat hidup

3. Fotokopi Ijazah/Pengalaman kerja

4. Pas foto (Red Background).

Kesemua syarat tersebut disamping sebagai persyaratan wajib yang telah

ditentukan bagi oleh perusahaan syarat lainnya yang telah ditetapkan dalam Permen

Nomor 2 Tahun 2008 antara lain:

a. Bahwa TKA harus memiliki pendidikan dan /atau pengalaman kerja

sekurang-kurangnya 5 tahun sesuai dengan jabatan yang diduduki.

b. Bersedia membuat pernyataan untuk mengalihkan keahliannya kepada tenaga

kerja lokal khususnya tenaga kerja Indones

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan yang ada yaitu bagaimana hasil perbandingan performansi komputasi yang lebih baik antara

Pada kelas kontrol penyampaian pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered), walaupun sesekali guru memberikan umpan balik kepada siswa dan memberikan

Simpulan penelitian ini adalah rata-rata RPP guru biologi kelas X berada pada kriteria sesuai dan kurang sesuai, pemahaman keenam guru terhadap RPP Kurikulum 2013 tergolong

Penelitian ini dilakukan untuk meremediasi miskonsepsi siswa pada materi perpindahan kalor menggunakan metode fast feedback berbantuan iSpring pro di kelas VII SMP

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan karakter

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar siswa siswa kelas VIII SMPN 9 Sungai Raya pada materi Atom,

Haji Adam Malik Medan periode 2014 dan 2015 paling banyak adalah nyeri pada. tangan sebanyak 30 pasien (66,7%) dan kebas pada tangan sebanyak

adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kunyit ( Curcuma domestica ) dalam ransum terhadap daya cerna protein dan bahan kering pada