BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kerja Praktek
Seperti kita ketahui bahwa pemerintah menjadikan penerimaan pajak
menjadi sektor tumpuan dalam penerimaan APBN, dimana hal ini terjadi karena
Negara kita tidak lagi mengandalkan pendapatan dari migas dan utang dari luar
negeri sehingga tujuan pemerintah untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa
yang mandiri dalam hal pembiayaan dan pembangunan dalam negeri tercapai.
Mengingat perpajakan merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal yang
dinamis, penerapannya harus senantiasa mengikuti dinamika perekonomian, baik
domestik maupun internasional (Rosdiana, 2006). Mengingat adanya dua fungsi
yang melekat pada pajak (budgetair
dan
regulerend), maka dalam pemungutan
pajak bukan hanya ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan momentum
pertumbuhan ekonomi, juga menggenjot penerimaan negara. Oleh karena itu,
setiap tahun Dirjen Pajak dituntut untuk selalu meningkatkan penerimaan dari
sektor pajak sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dana untuk pembangunan
(Rahayu, 2007).
menggali segala potensi-potensi perpajakan yang ada di seluruh Negara ini yang
tentunya berdasarkan kepada undang-undang yang berlaku.
Penerimaan pemerintah dari sektor pajak memang sudah tinggi tapi seiring
dengan semakin tingginya kebutuhan akan keperluan yang dibutuhkan pemerintah
untuk mejalankan roda pemerintahannya maka penerimaan disektor pajak harus
lebih ditingkatkan kembali. Pemerintah tentunya memiliki cara agar penerimaan
pajak dapat meningkat, yang ditetapkan dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat
pemerintah. Di Indonesia sistem perpajakan terdiri dari tiga unsur, yaitu
Tax
Policy, Tax Law,
dan
Tax Administration.
Jika semua unsur ini dijalankan dengan
baik maka pengelolaan penerimaan dan pengeluaran di Indonesia dapat berjalan
dengan baik, karena ketiga unsur tersebut mempunyai keterkaitan yang kuat.
Menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu dalam bukunya Perpajakan
(2006:25), sistem perpajakan terdiri dari :
1). Official Assesment System 2). Semi
Self Assesment System 3). Full Self Assesment System 4). With Holding System.
pajak sangat diperlukan bagi Negara kita dalam membiayai operasionalnya seperti
pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan orang banyak. Dan kita juga
mengetahui bahwa kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya masih jauh dari harapan. Hal ini dapat kita ketahui dari jumlah
masyarakat Indonesia yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) jika kita
bandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia yang mencapai 220 juta jiwa.
Peran aktif DJP melalui aparat-aparatnya sangat diperlukan untuk selalu memberi
pengarahan dan menyadarkan masyarakat arti pentingnya pajak bagi Negara ini.
Dan yang lebih penting manfaat pajak harus dapat dirasakan oleh seluruh
masyarakat agar kesadaran mereka dalam pemenuhan kewajiban perpajakan
semakin tumbuh berkembang.
Semakin berkembangnya dunia bisnis di era globalisasi sekarang, DJP
tentu harus selalu mengutamakan pelayanan yang selalu prima & bermutu dan
juga tidak lupa untuk tetap mempertimbangkan aspek keadilan masyarakat guna
menunjang tugas utama dari DJP yaitu menambah pendapatan Negara melalui
penerimaan pajak. Dengan sistem perpajakan yang ada sekarang, sudah pasti DJP
memerlukan ketersediaan data yang lengkap, akurat, dan sistem administrasi
perpajakan yang modern serta dapat diandalkan yang tidak kalah jika
dibandingkan dengan system perpajakan Negara lainnya.
Tinjauan Atas Penerimaan dan Pengolahan Data Surat Pemberitahuan
Masa PPN di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang
1.2
Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Tujuan penulisan ini mengenai tinjauan atas pelaksanaan tugas Seksi
Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pihak yang terkait dalam pelaksanaan penagihan pajak di KPP
Pratama Sumedang.
2. Mengetahui formulir yang digunakan dalam prosedur penerimaan dan
pengolahan SPT Masa PPN di KPP Pratama Sumedang.
3. Mengetahui dokumen yang dihasilkan dalam prosedur penerimaan dan
pengolahan SPT Masa PPN di KPP Pratama Sumedang.
4. Mengetahui prosedur penerimaan dan pengolahan SPT Masa PPN di KPP
Pratama Sumedang.
5. Mengetahui jangka waktu penyelesaian SPT Masa PPN di KPP Pratama
Sumedang.
1.3
Kegunaan Kerja Praktek
1. Bagi Penulis
2. Bagi Instansi
Sebagai masukan dan bahan untuk mengevaluasi tindakan pelaksanaan
Penagihan Pajak pada KPP Pratama Sumedang.
3. Bagi Pihak Lain
Dapat memberikan masukan sebagai bahan informasi mengenai pelaksanaan
tindakan Penagihan Pajak pada KPP Pratama Sumedang. Selain itu, hasil
laporan kerja praktek ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan-sumbangan pemikiran terutama bagi yang akan mengadakan tinjauan kerja
praktek mengenai pelaksanaan tindakan Penagihan Pajak terhadap pelunasan
utang pajak.
1.4
Metode Kerja Praktek
Dalam rangka penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini, penulis
mengumpulkan data-data dari berbagai sumber dengan menggunakan beberapa
metode penelitian antara lain :
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)
2. Metode Penelitian Lapangan (Field Research)
a. Metode Pengamatan Langsung ( Observasi )
Adalah penelitian data dengan melakukan pengamatan langsung atas kejadian
atau peristiwa yang berkaitan dengan obyek yang diteliti sehingga diperoleh
data yang akurat untuk menunjang landasan data dan fakta serta analisa data
dan permasalahan.
b. Metode Wawancara
Melalui metode wawancara, penulis mengajukan pertanyaan secara lisan
kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung dalam
pelaksanaan tugas Seksi Pelayanan.
1.5
Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
1.5.1
Lokasi Kerja Praktek
Penulis melakukan Kerja Praktek di KPP Pratama Sumedang yang
berlokasi di JL. H. Ibrahim Adjie No. 372 Bandung. Telepon : 022-7333256,
7333225 Faksimile : 022-7337086.
1.5.2
Waktu Kerja Praktek
Tabel 1.1
Aktivitas Kerja Praktek dan Aktivitas di Kantor
NO
AKTIVITAS
HARI
WAKTU
PENEMPATAN
1
Kerja Praktek
Senin s/d Jumat
07.30-16.00 WIB
Seksi Pelayanan
2
Istirahat
Senin s/d Kamis
12.00-13.00 WIB
Jumat
12.00-13.30 WIB
-Tabel 1.2
Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek
No.
Kegiatan
Mei
2011
Juni
2001
Juli
2011
Ags
2011
Sept
2011
Okt
2011
Nov
2011
Des
2011
1.
Tahap
persiapan KP
1.Mengambil
surat izin KP
2.Mencari
tempat KP
3.Pengajuan
KP ke Instansi
4.Persetujuan
KP dari
Instansi
5.Mendapat
absen KP
2.
Pelaksanaan
KP
1.Registrasi
2.Kerja
Praktek
3.Selesai KP
3.
Pelaporan KP
[image:8.595.108.518.173.747.2]BAB
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1
Sejarah Singkat KPP Pratama Sumedang
Sejarah kantor pajak di
Indonesia diawali setelah
Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Untuk
melaksanakan pemungutan pajak dari rakyat di wilayah pasundan, dibentuk suatu
badan yang bernama Inspeksi Keuangan untuk seluruh Kabupaten Bandung,
Bekasi, Karawang, Purwakarta, Tasikmalaya, Sumedang, Subang, Garut, Ciamis,
dan Banjar. Khusus untuk Inspeksi Keuangan Bandung bertempat tinggal di
Gedung Concordia yang sekarang dikenal dengan Gedung Merdeka yang pada
waktu itu terletak di Jalan Raya Barat sedangkan pada masa sekarang dikenal
dengan Jalan Asia Afrika Bandung.
Seiring dengan perkembangan jaman dan bertambahnya penduduk serta
berkembangnya tingkat ekonomi masyarakat, Inspeksi Keuangan Bandung
berubah namanya menjadi Inspeksi Pajak Bandung. Dengan daerah wewenangnya
meliputi daerah swantantra Tingkat II Kota Praja Bandung, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten
Ciamis yang berkedudukan di Jalan Asia Afrika No.114 Bandung. Sedangkan
untuk wilayah Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Subang yang berkedudukan di
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 270/KMK/1989,
terhitung mulai 1 April 1989 seluruh kantor inspeksi pajak di Indonesia berganti
nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Untuk wilayah Bandung sendiri dibentuk
empat Kantor Pelayanan Pajak, yaitu:
a.
Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur
b.
Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah
c.
Kantor Pelayanan Pajak Bandung Barat
d.
Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cimahi
Dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Direktorat Jenderal Pajak, terjadi perubahan nama dan pembagian batas wilayah
Kantor Pelayanan Pajak, yaitu :
a.
Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur diubah namanya menjadi Kantor
Pelayanan Pajak Bandung Karees.
b.
Kantor Pelayanan Pajak Bandung Barat diubah namanya menjadi Kantor
Pelayanan Pajak Bandung Tegallega.
c.
Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah dipecah menjadi Kantor
Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying dan Kantor Pelayanan Pajak
Bandung Bojonagara.
d.
Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cimahi diubah namanya menjadi Kantor
Dalam perkembangannya kemudian, sehubungan dengan reorganisasi di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak serta dalam rangka pelaksanaan modernisasi
sistem administrasi perpajakan secara bertahap sebagai upaya pelaksanaan
✂✄✄ ☎✂✄✆✝✞✟ ✠✟ ✡✝
dan untuk meningkatkan penerimaan pajak serta efektivitas organisasi
instansi vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, maka pada tanggal 9
Agustus 2007 ditetapkanlah keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-112/PJ./2007
yang mengatur tentang penerapan organisasi, tata kerja dan saat mulai
beroperasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan,
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) di lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Banten, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa
Barat I dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat II.
Dengan terbitnya keputusan Dirjen Pajak tersebut maka terhitung mulai
tanggal 28 Agustus 2007 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang yang telah
menerapkan Sistem Administrasi Modern dinyatakan resmi berdiri. Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Sumedang merupakan Kantor Pelayanan Pajak
pemekaran dari Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees (yang sekarang
bernama Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees). Sampai saat ini
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang berkantor di Jalan H.Ibrahim Adjie
(Kiaracondong) Nomor 372 Bandung dan masih berbagi tempat dengan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees. Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Sumedang meliputi seluruh Kecamatan dan Kelurahan yang ada di
2.2
Struktur Organisasi KPP Pratama Sumedang
Organisasi adalah sistem kerjasama dari dua orang atau lebih untuk dapat
memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas dan
tanggung jawab. Suatu sistem organisasi yang baik sangat diperlukan untuk
menciptakan suatu koordinasi dalam suatu usaha. Organisasi menempatkan dan
mengatur orang-orang dan pekerjaan pada tempat dan kegunaanya
masing-masing.
Struktur organisasi pada KPP Pratama Sumedang merupakan suatu bentuk
organisasi Garis dan Staf
dimana sebagai pimpinan tertinggi adalah Kepala
Kantor, artinya dalam hal ini Kepala Kantor sebagai pemimpin yang memberikan
dan melimpahkan wewenang secara vertikal kepada bawahannya sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing sedangkan bentuk pelaksanaannya
Kepala Kantor dibantu oleh sub bagian umum dan beberapa seksi.
Struktur Organisasi KPP Pratama Sumedang
Gambar 2.2
2.3
Uraian Tugas KPP Pratama Sumedang
KPP Pratama Sumedang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor sebagai
pimpinan yang bertugas sebagai berikut :
- Mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan
Wajib Pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak Langsung Lainnya dan
PBB serta BPHTB dalam wilayah Kabupaten Sumedang
- Bertanggungjawab mengamankan penerimaan pajak di Kabupaten Sumedang
- Melakukan pembinaan terhadap para pegawai di KPP Pratama Sumedang
Kepala
Kantor
Sub Bagian
Umum
Seksi
Pengolahan Data dan
Informasi
Seksi
Pelayanan
Seksi
Penagihan
Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan
Seksi Pengawasan dan
Konsultasi II
Seksi
Pemeriksaan
Kelompok Jabatan
Fungsional
Seksi Pengawasan dan
[image:14.595.105.529.147.365.2]Dalam menjalankan tugasnya, Kepala KPP Pratama Sumedang dibantu
oleh seksi-seksi yang masing-masing dikepalai oleh kepala seksi, yaitu:
1. Kepala Sub bagian Umum
Membantu dan menunjang kelancaran tugas kepala kantor dalam
mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan dan kesekretariatan terutama
dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha kepegawaian, keuangan, rumah
tangga serta perlengkapan.
2.
Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan,
pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen
perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian dan
penatausahaan bagi hasil PBB dan BPHTB, pelayanan dukungan teknis
komputer, pemantauan aplikasi
☛-SPT
dan
e-Filling
dan penyiapan laporan
kinerja kantor.
3. Kepala Seksi Pelayanan
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan
penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan
berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan dan surat
lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta
4. Kepala Seksi Penagihan
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan
penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan, dan angsuran
tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak.
5. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan
penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan obyek dan subyek
pajak, penilaian obyek pajak, dan kegiatan ekstesifikasi perpajakan.
6. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak (PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak
Lainnya), bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis
perpajakan, penyusunan Profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak,
rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan
melakukan evaluasi hasil banding serta pemberian informasi perpajakan. Di
KPP Pratama Sumedang terdapat 2 (dua) Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah
(teritorial) tertentu.
Tugas Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dibantu oleh
Account
Representatif
(Staf Pendukung Pelayanan). Pembagian tugas kerja AR
Untuk mempermudah pembagian wilayah kerja AR dapat digunakan Peta
Wilayah/Blok PBB dengan memperhatikan keseimbangan beban kerja.
7. Kepala Seksi Pemeriksaan
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan
rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,
penerbitan dan pendistribusian Surat Perintah Pemeriksaan serta administrasi
pemeriksaan perpajakan lainnya.
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat
Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala
KPP Pratama. Pejabat Fungsional Pemeriksa bertugas melakukan pemeriksaan
perpajakan terhadap Wajib Pajak di lingkungan KPP Pratama Sumedang.
Dalam melaksanakan tugasnya, Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi
dengan Seksi Pemeriksaan. Sedangkan untuk Pejabat Fungsional Penilai di
KPP Pratama Sumedang sampai saat ini belum ada.
2.4
Kegiatan KPP Pratama Sumedang
KPP Pratama dibentuk dengan meleburkan tiga jenis kantor pelayanan
yang ada sebelumnya, yakni Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), dan Kantor Pemeriksaan Pajak (Karikpa).
Meskipun terjadi penggabungan, tugas pokok dan fungsi yang melekat pada
kantor-kantor tersebut tetap ada melalui struktur baru pada KPP Pratama yang
1. Pelayanan dengan konsep
one stop service
Yang dimaksud dengan
one stop service
adalah semua pelayanan
berbagai jenis pajak mulai dari PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak
Langsung lainnya, PBB dan BPHTB dilayani disini.
2. Pemberian informasi perpajakan
Memberikan informasi, penjelasan, penyuluhan dan asistensi perpajakan
kepada Wajib Pajak.
3. Pendaftaran Wajib Pajak untuk memperoleh NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disingkat dengan NPWP
adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
4. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha (baik orang pribadi maupun
badan) yang telah memenuhi syarat Suntuk melakukan pemungutan,
penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Apabila
pengusaha telah dikukuhkan menjadi PKP maka dia berkewajiban
menerbitkan Faktur Pajak dan berhak memperhitungkan PPN yang telah
5. Perubahan data dan identitas Wajib Pajak
Perubahan data dan identitas Wajib Pajak dapat dilakukan berdasarkan
permohonan Wajib Pajak maupun secara jabatan oleh petugas apabila
ada data Wajib Pajak yang mengalami perubahan baik nama, alamat
tempat kedudukan dan atau tempat usaha, nomor telepon, jenis usaha,
status badan hukum, pergantian pengurus, serta data dan identitas Wajib
Pajak lainnya.
6. Mutasi NPWP karena pindah domisili atau tempat kedudukan
Satu Wajib Pajak hanya diperbolehkan memiliki satu NPWP selama
hidupnya, atau bagi Wajib Pajak Badan selama belum dibubarkan. Wajib
Pajak tidak diperkenankan memiliki dua atau lebih NPWP. Oleh karena
itu apabila Wajib Pajak pindah domisili atau tempat kedudukan dari
wilayah KPP lama ke wilayah KPP lainnya maka Wajib Pajak tersebut
tidak perlu membuat NPWP baru di KPP baru, cukup melakukan
permohonan pindah sehingga NPWP tidak berubah, yang berubah
hanyalah KPP tempat Wajib Pajak tersebut terdaftar dan kewajiban
perpajakannya pun akan dipindahkan ke KPP baru.
7. Penghapusan NPWP
NPWP dapat dihapuskan dalam hal :
a. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
b. Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran karena
penghentian atau penggabungan usaha;
c. Wanita yang sebelumnya telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan;
d. Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang menghentikan kegiatan usahanya
di Indonesia;
Sebelum dilakukan penghapusan NPWP, maka terhadap Wajib Pajak
terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan pajak untuk menghitung kembali
pajak pajak yang telah dibayar dan apabila masih ada pajak yang masih
terutang dan belum dibayar agar dilunasi dulu sebelum kemudian
NPWPnya dihapus.
8. Pencabutan pengukuhan PKP
Apabila Pengusaha Kena Pajak yang telah dikukuhkan pada suatu waktu
ternyata tidak lagi memenuhi syarat sebagai PKP, maka pengusaha
tersebut dapat mengajukan permohonan pencabutan pengukuhan PKP.
Sebelum pengukuhan PKP dicabut, terhadap PKP tersebut terlebih
dahulu dilakukan pemeriksaan.
9. Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT MasadanTahunan)
Berdasarkan
self assessment system
, Wajib Pajak diberi kewenangan
untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri
Pemberitahuan (SPT). SPT terdiri dari SPT Masa dan SPT Tahunan. SPT
Masa adalah SPT yang berisi perhitungan pajak dalam suatu masa/bulan
sedangkan SPT Tahunan berisi perhitungan pajak dalam suatu tahun
pajak.
10. Pemeriksaan pajak
Sebagai konsekuensi pelaksanaan
self assessment system
maka perlu
dilakukan pemeriksaan pajak untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan oleh Wajib Pajak.
11. Penerimaan pelaporan pelunasan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Hasil dari pemeriksaan pajak dapat berupa Surat Ketetapan Pajak yang
menyebutkan jumlah pajak yang masih harus dibayar oleh Wajib Pajak
yang harus segera dilunasi kemudian dilaporkan.
a. Penerimaan permohonan keberatan
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat pajak yang masih
harus dibayar akan tetapi Wajib Pajak tidak setuju dengan jumlahnya,
maka Wajib Pajak berhak untuk mengajukan keberatan dengan
membuat surat permohonan keberatan dilampiri dengan perhitungan
jumlah pajak terutang menurut perhitungan Wajib Pajak.
b. Penerimaan permohonan pemindah bukuan
Pajak yang telah disetor atas nama satu Wajib Pajak terhadap satu
jenis pajak dapat dimintakan pemindah bukuan kepada atas nama
c. Penerimaan permohonan mengangsur atau menunda pembayaran
pajak
Apabila karena satu atau beberapa hal Wajib Pajak tidak mampu
membayar pajak yang terutang maka Wajib Pajak tersebut
diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
Terhadap permohonan ini akan dilakukan penelitian oleh petugas
terhadap faktor-faktor yang menyebabkan Wajib Pajak tidak mampu
melunasi pajaknya sekaligus untuk kemudian ditentukan apakah
permohonannya dikabulkan atau ditolak.
d. Penerimaan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
(restitusi)
Apabila terjadi kelebihan pembayaran pajak, Wajib Pajak berhak
meminta kembali kelebihan pembayaran pajaknya. Terhadap Wajib
Pajak akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada
pajak yang masih harus dibayar sebelum kelebihan pajaknya bisa
dikembalikan (direstitusi).
e. Penyitaan dan pencabutansita termasuk pemblokiran rekening
Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak hasil pemeriksaan yang
menyebutkan masih ada pajak yang masih harus dibayar dalam jangka
waktu tertentu belum dilunasi maka dapat dilakukan penyitaan
terhadap aset Wajib Pajak termasuk pemblokiran rekening Wajib
utang pajaknya maka penyitaan dan pemblokiran dicabut dan aset
yang disita dikembalikan.
12. Pelaksanaan lelang
Apabila dalam jangka waktu tertentu setelah penyitaan Wajib Pajak tidak
juga melunasi utang pajaknya, maka terhadap aset yang disita dapat
dilakukan pelelangan dan hasilnya digunakan untuk melunasi utang
pajaknya.
13. Penerimaan pemberitahuan pembukuan dengan menggunakan komputer
Wajib pajak diperkenankan melaksanakan pembukuan dengan sistem
komputerisasi dengan terlebih dahulu memberitahukannya kepada KPP.
14. Penerimaan pemberitahuanperubahan tahun buku
Apabila Wajib Pajak melakukan perubahan tahun buku, Wajib Pajak
harus memberitahukannya kepada KPP.
15. Penerbitan Surat Keterangan Bebas(SKB)
Surat Keterangan Bebas adalah surat yang digunakan Wajib Pajak agar
tidak dilakukan pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga
yang apabila Wajib Pajak dilakukan pemotongan atau pemungutan
berpotensi adanya kelebihan pembayaran pajak. Sebelum SKB terbit,
16. Penetapan suatu daerah terpencil
KPP baik secara jabatan maupun karena permohonan Wajib Pajak, dapat
menetapkan suatu daerah sebagai daerah terpencil yang memperoleh
fasilitas tertentu dibidang perpajakan.
17. Penerbitan Surat Keterangan Fiskal (SKF)
SKF berisi data pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak untuk
masa dan tahun tertentu. Umumnya SKF dipergunakan untuk memenuhi
persyaratan saat hendak melakukan penawaran pengadaan barang dan
atau jasa untuk keperluan pemerintah. SKF diterbitkan apabila ada
permohonan dari Wajib Pajak dengan terlebih dahulu dilakukan
penelitian oleh petugas.
18. Penerbitan dan pengawasan ijin pemberian meterai dengan mesin teraan
meterai
Dalam rangka menghemat waktu, tenaga dan biaya, Wajib Pajak yang
dalam kegiatannya sering memberi meterai terhadap
dokumen-dokumennya diperbolehkan menggunakan mesin teraan meterai dengan
terlebih dahulu meminta ijin kepada KPP.
19. Penerbitan dan pengawasan ijin pemberian meterai dengan sistem
komputerisasi
Selain menggunakan mesin teraan meterai, meterai juga dapat dicetak
20. Penerimaan permohonan data baru Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Di bidang PBB,
self assessment system
diterapkan dengan cara pengajuan
permohonan data PBB baru apabila Wajib Pajak memiliki objek PBB
berupa tanah dan atau bangunan yang belum memiliki Nomor Objek
Pajak (NOP)
21. Pencetakan SPPT, STTS dan Salinan SPPT PBB
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) adalah surat yang
menyebutkan besarnya nilai objek pajak PBB beserta jumlah PBB yang
harus dibayar dalam satu tahun. Surat Tanda Terima Setoran adalah surat
yang menyebutkan jumlah PBB yang telah disetor dan diberikan kepada
Wajib Pajak apabila dia telah melunasi PBBnya. Untuk keperluan
tertentu, Wajib Pajak dapat meminta salinan SPPT, misalnya apabila
SPPT aslinya hilang.
22. Pemberian pengurangan pembayaran PBB
Terhadap Wajib Pajak tertentu dapat diberikan pengurangan pembayaran
PBB, misalnya untuk para veteran perang dan pensiunan.
23. Penerimaan permohonan mutasi PBB
Mutasi PBB dilakukan apabila terjadi perubahan kepemilikan objek
pajak PBB. Mutasi dilakukan dengan mengganti identitas Wajib Pajak
yang tercantum dalam SPPT PBB.
SPPT PBB dapat dipecah apabila ada pengalihan sebagian objek pajak
PBB dari pemilik objek pajak lama kepada pemilik yang baru.
Penggabungan SPPT dilakukan apabila ada dua atau lebih objek pajak
PBB yang letaknya bersebelahan tapi dimiliki oleh satu orang Wajib
Pajak
25. Administrasi dan verifikasi pembayaran BPHTB
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB) adalah
pajak yang dibayar oleh Wajib Pajak yang menerima pengalihan hak atas
tanah dan bangunan baik karena pembelian, hibah maupun warisan.
Verifikasi pembayaran BPHTB dilakukan untuk memastikan BPHTB
yang disetor telah masuk ke kas negara. Verifikasi biasanya dilakukan
dalam rangka pembuatan akta tanah dan atau bangunan oleh Wajib Pajak
☞✌ ☞✍ ✍✍
✎✏ ✑ ☞✌✒✌ ✓✌ ✔✒✌ ✓✍ ✕✎✏ ✕✌ ✖ ✓✌ ✔✌✌ ✔✖✏✗✘✌✎✗✌ ✖✙✏✖
✚✛✜ ☞✢✣✤ ✥✦✎✧★✤ ✩✪✤✥✤✤✥✖✧
r
✫✤✎✤ ✩r
t
✧✩P
✬✭✮ ✯✰✱ ✲ ✬✯✳✴✮ ✴✳ ✭K
✬✵ ✰✳✶✳ ✭K
✬✷✸✳P
✷ ✳✴✶ ✬✴ ✹ ✰K
✳ ✭✶✺✷P
✬✯✳ ✻✳ ✭✳ ✭P
✳✸✳✴P
✷✳✶✳ ✲✳S
✮ ✲ ✬✹✳ ✭ ✵ ✻✳✭✵ ✼✬✷ ✯✺ ✴✳ ✱ ✰ ✹✰JL
✽H
✽I
✼✷✳✾✰✲ ✿✹✸ ✰✬N
✺✽ ❀❁ ❂ ❃✳ ✭✹✮ ✭ ✵✽❄✳ ✯✳ ✲ ❅ ✬✯✳✴✱✳ ✭✳✳ ✭ ✴✬✷✸✳ ❅✷ ✳✴ ✶ ✬✴ ❆ ❅✬✭✮✯✰✱ ✹✰ ✶✬✲❅✳✶✴ ✳ ✭ ✹✰
S
✬✴✱ ✰P
✬✭✳ ✵ ✰✾✳ ✭✽ ❃✰✹✳ ✭ ✵ ✻✳ ✭ ✵ ✲✬✭✸✳ ✹ ✰ ❇✺✴ ✮ ✱ ❅✬✭✮✯✰✱ ✳ ✹✳ ✯✳✾P
✬ ✭✬✷ ✰✲✳✳ ✭ ✹✳ ✭P
✬✭ ✵✺✯✳✾✳ ✭S
✮ ✷✳✶P
✬✲✼✬✷ ✰✶✳✾✮✳ ✭M
✳ ✱✳PPN
✹ ✰K
✳ ✭✶✺✷P
✬✯✳ ✻✳ ✭✳ ✭P
✳✸✳✴P
✷✳✶✳ ✲✳S
✮✲✬✹✳ ✭ ✵✽ ❄✳ ✯✳ ✲❅✬✯✳✴ ✱✳ ✭✳ ✳ ✭✭✻✳ ❅ ✬✭✮ ✯✰✱ ✹ ✰✼✬✷ ✰✴✳ ✭ ❅ ✬✭ ✵✳✷ ✳✾✳ ✭✹✳ ✭ ✼✰✲✼✰✭✵✳ ✭ ✲✬✭✵✬✭✳ ✰✴✬✵✰✳✶✳ ✭ ✶ ✬✷ ✱ ✬✼✮✶ ✹✰
S
✬✴✱✰P
✬✯✳✻✳ ✭✳ ✭✽✚✛✜ ✛✜ ✎✧
n
✦ ✧✢✤ ✥r
t
✎✤ ✫✤✩P
✬✭ ✵✬✷✶ ✰✳ ✭❈✳✸✳✴✲✬✭✮✷ ✮✶W
✳ ✯✮ ✻✺❉❂❊❊ ❋ ●❂❍❆✻✳ ✰✶✮ ●I
✮ ✷✳ ✭ ✴ ✬❅ ✳ ✹✳N
✬✵✳✷ ✳ ❉✻✳ ✭ ✵ ✹✳❅ ✳✶ ✹✰❅ ✳✴ ✱✳✴ ✳ ✭❍ ✻✳ ✭ ✵ ✶ ✬✷✮ ✶✳ ✭ ✵ ✺✯✬✾ ✻✳✭✵ ■✳✸ ✰✼ ✲ ✬✲✼✳✻✳✷ ✭✻✳ ✲✬✭✮✷ ✮✶ ❅✬✷✳✶✮✷ ✳ ✭❏❅ ✬✷ ✳✶✮✷ ✳ ✭❆ ✹✬✭ ✵✳ ✭ ✶ ✰✹✳✴ ✲ ✬✭✹✳❅✳✶ ❅ ✷ ✬✱✶✳ ✱ ✰ ✴✬✲✼✳ ✯✰❆ ✻✳ ✭✵ ✯✳ ✭ ✵✱✮ ✭ ✵ ✹✳❅✳✶ ✹✰✶✮✭✸✮ ✴ ❆ ✹✳ ✭ ✻ ✳ ✭✵ ✵✮✭✳ ✭✻✳ ✮ ✭✶✮✴ ✲ ✬✲✼✰✳✻✳ ✰ ❅✬✭✵ ✬✯✮✳✷ ✳ ✭ ✭✬✵✳✷✳ ✮ ✭✶✮✴✴✬❅ ✬✭✶ ✰✭ ✵✳ ✭✮✲✮✲ ✼✬✷✾✮✼✮✭✵✳ ✭ ✹ ✬✭ ✵✳ ✭✶✮ ✵✳ ✱N
✬✵✳✷✳ ✮✭✶✮ ✴❅✬✲✼✰✳✻✳✳✳ ✭❅✬✭✻ ✬✯✬✭ ✵✵✳✷✳✳ ✭❅ ✬✲ ✬✷ ✰✭✶✳✾✽P
✬✭ ✵✬✷✶ ✰✳ ✭ ❈✳✸✳✴✲ ✬✭✮ ✷✮ ✶R
✺❑ ✾✲✳✶S
✺✬✲✰✭✶✷✺❉❂❊❊ ❁ ●❂❍❆✻✳ ✰✶✮●I
✮ ✷✳ ✭ ✴ ✬❅ ✳ ✹✳ ✴ ✳ ✱N
✬ ✵✳✷✳ ✼✬✷ ✹✳ ✱✳ ✷✴✳ ✭ ✮ ✭ ✹✳ ✭ ✵❏✮✭✹✳ ✭✵ ❉✻✳ ✭ ✵ ✹✳❅✳✶ ✹ ✰❅✳✴✱✳✴ ✳ ✭❍✹ ✬✭✵✳ ✭✶ ✰✹✳✴ ✲ ✬✭✹✳❅ ✳✶✸✳ ✱✳✶ ✰✲✼✮✯❉✴✺✭✶✷ ✳❅✷ ✬✱✶✳ ✱ ✰❍❆✻✳ ✭ ✵✯✳ ✭ ✵✱✮ ✭ ✵✹✳❅ ✳✶ ✹✰✶✮✭✸✮ ✴ ✹✳ ✭✹✰✵✮✭✳✴ ✳ ✭✮ ✭✶✮✴✲✬ ✲✼✳✻✳✷❅ ✬✭ ✵✬✯✮ ✳✷✳❅✬✭✵ ✬✯✮✳✷ ✳ ✭✮✲✮✲✽▲
S
◆❖P ◆ ◗ ❘❙❖ ❚❯❱❖❲ ❳ ❘❲ ❨ ❘❩❖ ❬◗❖❲ ❭ ❘❱❖❪ ❯❖❲ ❫❖❩ ❯ ◗❘◗❖ ❨❖❖❲ ◗ ❘ ◗ ❖ ❭N
❘❪ ❖❩❖ ❨❖❲ ❪❫ ❯❭❘❱❖ ❱◗ ❖❲ ❭ ◆❖P ◆◗❘❖ ❫❖❖❲❴ ◗❘❚❖ ❫❯❖❲❴ ❫❖❲❵❘❩ ❱ ◆❖P ❖❲❨❖❲❪ ❳ ❘❳ ❱❘❩ ❯◗ ❖❲ ◗ ❘❫ ◆❫ ◆◗ ❖❲ P ❘❩P ❘❲ P ◆❴P ❘P❖❵❯❱◆◗❖❲❭ ❘❱❖❪ ❖ ❯❬◆◗ ◆ ❳❖❲ ❛ ❜
❝ ❘❩ ❫❖ ❭❖❩ ◗❖❲ ❫ ❘❞ ❯❲ ❯❭ ❯❡ ❫❘❞ ❯❲❯❭ ❯ ❵❖ ❚❖◗ ❨❖❲ ❪ P ❘❢❖ ❬ ❫ ❯◆❩ ❖ ❯◗❖❲ ❫❯❖P❖ ❭❴ P ❘❩❫❖❵❖P ◆❲ ❭ ◆❩❡◆❲ ❭ ◆❩ ❵❣◗ ❣◗❵❖ ❚❖◗❴❨❖ ❯P ◆❤
✐❥❦ ❯◆❩❖❲❖P❖ ◆❵◆❲ ❪ ◆P❖❲❴
✐❧❦ ❫❯❵◆❲❪◆P ❱ ❘❩ ❫❖ ❭❖❩◗ ❖❲ ◆❲❫❖❲ ❪ ❡ ◆❲❫❖❲ ❪❴
✐♠❦ ❵❖ ❚❖◗❫❖❵❖P❫ ❯❵❖◗❭❖◗ ❖❲❴
✐♥❦P❯❫❖◗❳❘❲❘❩ ❯❳❖❖P❖ ◆❳❘❳❵❘❩ ❣ ❢❘❬◗ ❣❲P❩❖❵❩ ❘❭P❖ ❭ ❯❴❫❖❲
✐♦❦ ◆❲ P◆◗❳❘❳ ❱❯❖ ❨❖ ❯❵❘❲ ❪ ❘❢◆❖❩❖❲ ◆ ❳◆❳
P
❘❳ ❘❩ ❯❲P ❖ ❬❛S
❯❭P ❘❳❵❘❩❵❖ ❚❖◗❖❲P ❘❩ ❫❯❩❯❫❖❩ ❯❤ ♣ qrstt✉✈✉✇ ① ②③ ③④sm
④n
t
⑤ ⑥④st
m
⑦ qr⑤ ④✉m
⑤④ ①t② ③③④④
sm
n
t
⑤ ⑥④st
m
⑧qr⑨⑩①①⑤ ④ ①t ②③ ③④④sm
n
t
⑤④yst
m
❶qr❷✉t
❸❹❺①❻✉❼❽⑤⑥st
④m
r ✐S
❣❲ ❨ ❾❘❿❖❲ ❣ ❫❖❲S
❯P ❯K
◆❩❲ ❯❖R
❖ ❬❖❨ ◆➀ ❧ ➁➁ ➂❤❧ ♦❦❛P
❘❲❚❘❢❖ ❭❖❲ ❫❖❩ ❯ ◗ ◆P ❯❵❖❲ ❫ ❯❖P❖ ❭❖ ❫❖ ❢❖ ❬ ❭ ❘❱❖ ❪❖ ❯❱ ❘❩ ❯◗◆P❤❥❛ stt✉✈✉✇ ①② ③③④④
sm
n
t
⑤⑥st
④m
❴❖ ❫❖ ❢❖ ❬❫❯❳❖❲ ❖❙❘❙❘❲ ❖❲❪❵❘❳◆❲❪◆P❖❲❵❖ ❚❖◗ ❵❖ ❫❖❞ ❯❭◗ ◆ ❭❛ ➃P❖❲ ❪❵❖ ❚❖◗P ❯❳❱ ◆❢◗❖ ❢❖ ◆❖ ❫❖S
◆❩❖PK
❘P ❘P❖❵❖❲➄❖ ❚❖◗ ✐SKP
❦ ❴ ❫❯❢❖◗❭❖❲ ❖◗❖❲❭❖ ❳❵❖ ❯P❖ ❬ ◆❲❥ ➅➂ ➆❛➈ ➉➈ ➊➋ ➌ ➌➊➍➋ ➎➏ ➐ ➑➒➉➋➒➊➓➏➋ ➔ →➉➍ ➣➑➈ ➓ ➊➈ ↔ ↕ ➑→➏ ➓➈ ➏➋➏➓➏➋ ➐➑
I
➋ ➐➔ ➋➉➈ ➑➏ ➙➏➐ ➏ ➙ ➉➛➑➔ ➐ ➉➜ ➝➞ ➟➠➜➝➟➡↔➡↔ ➢ ➤➥➥ ➦➧ ➧➨➨
sm
n
t
➩ ➫st
➨m
➭ ➏➐ ➏ →➏ ➍ ➯➉ ➯➉➋➏➋➌ ➈ ➉➙ ➉➋➊➍➋ ➎➏ ➊➋➒➊➓ ➲➉➋➉➋ ➒➊ ➓➏➋ ➳➉➈ ➏➛ ➙ ➏➵➏ ➓ ➏➐➏ ➙ ➏➐➏ ➯➏➵➑➳ ➙ ➏➵➏ ➓↔W
➏➵➑➳ ➙➏➵➏ ➓ ➏ ➓➒➑➣ ➲➉➋➌➍➑➒➊➋➌➭ ➲➉➲➙ ➉➛➍➑➒➊➋➌➓➏➋➭ ➲➉➋ ➎ ➉➒➔➛ ➐ ➏➋ ➲➉→➏➙ ➔➛➓➏➋ ➈ ➉➋➐➑➛➑ ➙➏➵➏ ➓➋ ➎➏↔➸➑➈ ➓ ➊➈ ➒➑➐ ➏ ➓➺➏➲➙➊➛ ➒➏➋ ➌➏➋➐ ➏ →➏➲➙➉➋ ➉➋➒➊➏➋ ➳➉➈ ➏➛➋ ➎➏ ➙ ➏➵➏ ➓ ➒➉➛➊➒➏➋ ➌ ➈ ➉→➏➲➏ ➯➏➵➑➳ ➙➏➵➏ ➓ ➒➑➐ ➏ ➓ ➲➉➋ ➎➏ →➏ ➍ ➑ ➙➉➛➏ ➒➊➛➏➋ ➎➏➋➌ ➳➉➛→➏ ➓ ➊↔ ↕ ➑→➏ ➓➈ ➏➋➏ ➓➏➋ ➈ ➉➺➏➛➏ ➉➣➉➓ ➒➑➣ ➙➏➐ ➏ ➒➏ ➍ ➊➋ ➜➝➟➻ ➏ ➒➏➈ ➐➏➈ ➏➛ ➙➉➛➔➲ ➳➏ ➓➏➋ ➙ ➉➛➊➋ ➐➏➋➌➠➊➋➐ ➏➋➌➏➋➙ ➉➛➙➏➵➏ ➓➏➋➙➏➐ ➏➒➏ ➍ ➊➋➜ ➝ ➟➡↔➻↔ ➼ ➽
t
➾ ➚➪➥➶ ➽➹➘ ➩➫➨st
m
➭ ➏ ➐➏ →➏ ➍ ➯➉➯ ➉➋➏➋➌ ➙ ➉➲➊➋➌➊ ➒➏➋ ➏➐ ➏ ➙ ➏➐➏ ➙➑➍➏ ➓ ➓➉➒➑➌➏↔ ↕ ➑→➏ ➓➈ ➏➋➏ ➓➏➋ ➈ ➉➺➏➛➏ ➉➣➉➓ ➒➑➣ ➈ ➉➵➏ ➓ ➜➝➟➻↔S
➉➵➏ ➓ ➒➏ ➍➊➋ ➜ ➝ ➟➡ ➙ ➉➲➊➋➌➊➒➏➋ ➙ ➏➵➏ ➓ ➐➑I
➋ ➐➔ ➋ ➉➈ ➑➏ ➈ ➏➲➙➏ ➑ ➈➏➏ ➒ ➑➋ ➑ ➲➉➋➌➌➊➋➏ ➓➏➋ ➩➨➥➴ ➦➧ ➧➨➨sm
n
t
➩➫➨st
m
➭ ➲➏ ➓➈ ➊➐➋ ➎➏ ➙➉→➏ ➓➈ ➏➋ ➏➏➋ ➓ ➉➯➏➵➑➳➏➋ ➙➉➛➙➏➵➏ ➓➏➋ ➐ ➑→➏ ➓ ➊➓➏➋ ➈ ➉➋➐➑➛➑ ➔ →➉➍ ➯➏➵➑➳ ➙ ➏➵➏ ➓➭ ➙➉➲➉➛➑➋➒➏ ➍➲➉➲➳➉➛➑➓➏➋ ➒➏➋ ➌ ➌➊➋➌ ➵➏ ➯➏➳ ➓➉➙ ➏➐➏ ➲➏➈ ➎➏➛➏➓➏ ➒ ➊➋➒➊➓ ➲➉→➏ ➓➈ ➏➋ ➏ ➓➏➋ ➓ ➉➯➏➵➑➳➏➋ ➙ ➉➛➙➏➵➏ ➓➏➋➋ ➎➏ ➈ ➉➋ ➐ ➑➛➑ ➲➊→➏ ➑ ➐➏➛➑ ➲➉➋ ➐➏ ➣ ➒➏➛➓➏➋NPWP
➭ ➲➉➋ ➌➍ ➑➒➊➋➌➭ ➲➉➋ ➎ ➉➒➔➛ ➐ ➏➋ ➲➉→➏➙➔➛➓➏➋ ➙➏➵➏ ➓➋ ➎➏↔ ➷➓➏➋ ➒➉➒➏➙ ➑ ➙➉➲➉➛➑➋ ➒➏ ➍ ➍➏➛➊➈ →➏ ➍ ➲➉➋ ➏➋➏➲➓➏➋ ➓➉➈ ➏➐ ➏➛➏➋ ➲➉➲➳➏➎➏➛ ➙ ➏➵➏ ➓ ➓➉➙ ➏➐➏ ➯➏➵➑➳ ➙ ➏➵➏ ➓ ➐ ➉➋➌➏➋ ➺➏➛➏➲➉➲ ➳➉➛➑➓➏➋➙➉➋ ➎ ➊→ ➊➍➏➋➠➙ ➉➋ ➎ ➊→➊ ➍➏➋ ➙ ➉➋➒➑➋ ➌➋ ➎➏➲➉➲➳➏➎➏➛➙ ➏➵➏ ➓➭ ➒➛➏➋➈ ➙ ➏➛➏➋➈ ➑➏ →➔ ➓➏➈ ➑➐➏➛➑➙ ➉➋➉➛➑➲➏➏➋➙ ➏➵➏ ➓➐➏➋→➏ ➑➋➠→➏ ➑➋ ↔W
➏➵➑➳ ➙➏➵➏ ➓➐➑➳➉➛➑➓➏➋ ➓➉➳➉➳➏➈ ➏➋ ➐ ➏ →➏➲ ➲➉➋➌➍ ➑➒➊➋➌➳➉➈ ➏➛➋ ➎➏ ➙ ➏➵➏ ➓➎➏➋➌➬➮➱✃❐ ❒❮❰✃ ÏÐ
T
✃❐ ➮ ➬✃➱✃Ñ ❐ ❮✃❰ Ò➮❰ÏÓ✃ Ò➮ ➬✃❰ Ô ÕÑÖ ✃ ×✃Ø➮Ù ❐ ✃Ø✃❰ ÒÕ❐ ✃Ò ÑÕ ÏÚ Û➮ÒÖ ÏÚ ❐ ✃Ø✃❰ ÏÓ✃ ➬Õ ÏÚ ✃ ÏÙ Õ Ï✃❮➬✃ ÏÙ ✃ Û❰ ✃ ÏÒ➮ ➬✃❰ÑÕ ÏÓÕÒ ❒❮❰ ✃ Ï❐✃Ø ✃❰ ÏÓ✃Ü✃ ➬✃Ó✃ ÏÚ ➬Õ ÏÚ ✃ Ï Ô Õ ÏÚ ✃Ø✃ Ñ Õ ÏÚ Ö❮ ✃ ÏÚ ➮ ØÖÑ ➱✃ Û ❐ ✃Ø✃❰ ÏÓ ✃ Ï✃Ñ Ö Ï ✃ ➬✃ ØÖ Ú✃ Ó✃ ÏÚ Ò➮ ➬✃❰ Ô Õ ÏÚ✃Ø✃ Ô ✃➱✃ Û Ñ Õ ÏÚ Û➮ÒÖ ÏÚ ØÖ Ñ➱✃ Û ❐ ✃Ø✃❰ ÏÓ✃Ü Ô Õ Û➮ ÏÚ Ú✃ Û✃❮Ö Ô ➬➮➱✃❰Ö ❰✃ Ï ❐Õ Ï✃Ú➮ Û✃ Ï ❰ÕÑ Ù✃➱➮ ❰ Õ❐✃ ➬✃×✃Ø➮Ù❐✃Ø✃❰✃Ò✃Ô❰ Õ❰Ö ❮✃ ÏÚ✃ Ï❐✃Ø✃❰Ó✃ ÏÚÛ✃❮ÖÔ➬➮Ù✃ Ó✃❮ÐÝÞß Þà á
r
os
âãu
r
äÕ❮Ñ ✃å✃ÑæÑ✃å✃Ñ ❐Õ ÏÚ Õ❮Ò➮✃ Ï❐❮ ❒Ô Õ ➬Ö ❮ Ó✃ ÏÚ ➬➮❰ ÕÑÖ ❰✃❰ ✃ Ï ❒➱Õ Û❐✃❮ ✃ ✃ Û➱ ➮Ü ➬➮✃ ÏÒ✃❮✃ ÏÓ✃✃ ➬✃➱✃ Ûç
P
Õ ÏÚÕ❮Ò➮✃ Ï❐ ❮ ❒Ô Õ ➬Ö❮ÑÕ ÏÖ ❮ÖÒW
➮ Ï✃❮ ➬➮è éêê êçëê ìÐíÕ ÏØÕ➱✃Ô❰ ✃ ÏÙ✃ Û×✃çS
ÕÙ Ö✃ Û❐ ❮ ❒Ô Õ ➬Ö ❮ÜÑÕ❮ Ö❐ ✃❰✃ Ï❮✃ ÏÚ❰ ✃➮✃ ÏÒÖÚ ✃ÔæÒÖ Ú✃ÔÓ✃ ÏÚÙÕ ❮ ÛÖ ÙÖÏÚ✃ ÏÔ ✃ÒÖÔ ✃Ñ✃➱✃➮ Ï ÔÕ❮ Ò✃ ÑÕ❮Ö ❐✃❰ ✃ Ï ❰❮ ❒ Ï❒➱ ❒Ú➮Ô ➬✃ Ï å✃❮ ✃ Ó✃ ÏÚ ÒÕ➱✃ Û ➬➮Ú✃❮ ➮Ô❰ ✃ Ï Ö ÏÒÖ ❰ Ñ Õ➱✃❰Ô ✃ Ï✃❰ ✃ ÏÔÖ ✃ÒÖ❐ Õ❰Õ❮Ø✃✃ ÏÐ î
S
Õ ➬✃ ÏÚ❰ ✃ Ï❐ Õ ÏÚ Õ❮Ò➮✃ Ï❐❮❒Ô Õ ➬Ö ❮ Ñ Õ ÏÖ ❮Ö Ò ïzhar Susanto (2007:264), menjelaskan
bahwa :
Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan cara yang sama
Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
Prosedur adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan tugas-tugas yang
berhubungan satu sama lain serta merupakan suatu kronologis dan cara yang telah
digariskan atau ditetapkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilakukan
ðñò ñ ð ó
u
r
ôõö÷m
ø÷r
ùt
ôúu
ôûü óöý þT
ÿ✁ ✂✄ ✂☎ ✆ÿ ✝ ✂✞ ✂✝ ✟✝ ✂✞ ✂✝ ✄ÿ✠ ✡ÿ☎ ☛✂✠S
☞ ✂☎P
ÿ✝ ✆ÿ ☛☎ ✂✌☞ ✂✠ ✍SPT
✎ ✏✂✠✡✁☛✑ÿ✝ ☞✑✂✑✂✠✒ ✓ÿ ✌✄ ✂ ✂✂ ✌✓☛✔✁ ☛✂✠ ☎✂ ✂✠✏✂✂✁✂✓✂✌✕
P
ÿ✠✡ÿ ☎ ☛✂✠S
☞ ✂☎P
ÿ✝ ✆ÿ ☛☎ ✂✌☞✂✠ ✍SPT
✎ ✝ÿ✠ ☞ ☞☎M
✂✁☛✂✖ ✝✒ ✍ ✗✘ ✘✙✕✗ ✙ ✎✚M
ÿ✠✛ÿ✓✂✖✑✂✠✆✂✌✜✂✕S
☞ ✂☎ ✄ÿ✝ ✆ÿ ☛☎ ✂✌☞✂✠ ✍SPT
✎ ✂✁ ✂✓✂✌✖ ☞ ✂☎ ✏✂✠✡✒✓ÿ ✌W
✂✛☛✆P
✂✛✂✑ ✁ ☛✡☞ ✠ ✂✑✂✠☞ ✠☎☞✑ ✝ ÿ✓✂✄✒ ✑✂✠✄ÿ✠✡✌☛☎☞ ✠ ✡ ✂✠✁ ✂✠ ✢ ✂☎ ✂☞✄ÿ✝ ✆ ✂✏✂ ✂✠ ✄✂✛✂✑✔✒✆✛ÿ✑✄ ✂✛✂✑✁✂✠ ✢✂☎ ✂☞✆☞✑✂✠ ✒✆✛ÿ✑ ✄ ✂✛✂✑ ✔ ✁ ✂✠ ✢ ✂☎ ✂☞ ✌ ✂ ☎ ✂ ✁✂✠ ✑ÿ✜✂✛☛✆✂✠ ✖ ÿ✖ ☞✂☛ ✁ÿ✠✡✂✠ ✑ÿ☎ÿ✠ ☎☞ ✂✠ ✄ÿ ✂☎☞ ✂✠ ✄ÿ☞ ✠✁✂✠ ✡ ✟☞✠ ✁ ✂✠✡✂✠✄ÿ ✄ ✂✛✂✑✂✠ ✚ ✣S
ÿ✁✂✠ ✡✑✂✠ ✄ÿ✠✡ÿ ☎ ☛✂✠S
☞ ✂☎P
ÿ✝ ✆ÿ ☛☎ ✂✌☞ ✂✠ ✍SPT
✎ ✝ÿ✠ ☞☞ ☎S
☛☎ ☛K
☞ ✠☛✂R
✂✌✂✏☞✁✂✠✤✓✏
S
☞✌✂ ✏✂☎ ☛✍ ✗✘ ✥✘✕✦✧ ✎✚M
ÿ✠✛ÿ✓✂✖✑✂✠ ✆ ✂✌✜✂✕S
☞ ✂☎P
ÿ✝✆ÿ ☛☎ ✂✌☞ ✂✠ ✍SPT
✎ ✝ ÿ ☞ ✄ ✂✑✂✠ ✁✒✑☞✝ ÿ✠ ✏✂✠✡ ✝ ÿ✠✛✂✁ ☛ ✂✓✂☎ ✑ÿ ✛✂✖ ✂✝ ✂✂✠ ☎ ✂ ✂
W
✂✛☛✆P
✂✛✂✑ ✁ ✂✠ ✂✁ ✝ ☛✠☛✖ ☎ ✂✖ ☛ ✄✂✛✂✑✔ ✏✂✠✡ ✝ ÿ✝☞ ✂☎ ✁✂☎ ✂ ✟✁ ✂☎ ✂ ✏✂✠ ✡ ✁☛✄ÿ ✓☞✑✂✠☞ ✠☎☞✑✝ ÿ✠ÿ☎ ✂ ✄✑✂✠✖ ÿ✞ ✂ ✂☎ÿ ✄✂☎✛☞✝✓✂✌✄ ✂✛✂✑✏✂✠✡☎ÿ ☞ ☎ ✂✠✡✚ ✣★ÿ✁✂✖ ✂ ✑✂✠ ✁ÿ ✩☛✠☛✖ ☛✟✁ ÿ ✩☛✠☛✖ ☛ ☎ÿ✖ ÿ ✆☞☎ ✁ ☛✂☎ ✂✖ ✁ ✂✄ ✂☎ ✁☛✖ ☛✝✄☞✓✑✂✠ ✆✂✌✜✂
S
☞ ✂☎P
ÿ✝✆ÿ ☛☎ ✂✌☞✂✠ ✍SPT
✎ ✂✁ ✂✓✂✌ ✖☞ ✂☎ ✂☎ ✂☞ ✁✒ ✑☞ ✝ÿ✠ ✏✂✠✡ ✝ ÿ✝☞✂☎ ✁✂☎ ✂ ✟✁✂☎ ✂✁✂✠ ✒ ✓ÿ ✌
W
✂✛☛✆P
✂✛✂✑ ✁ ☛✡☞ ✠ ✂✑✂✠ ☞✠ ☎☞✑ ✝ ÿ✓✂✄✒ ✑✂✠ ✄ÿ✠✡✌☛☎☞ ✠ ✡ ✂✠ ✁ ✂✠ ✢ ✂☎ ✂☞ ✄ÿ✝ ✆ ✂✏✂ ✂✠ ✄ ✂✛✂✑ ✔ ✒✆✛ÿ✑ ✄✂✛✂✑ ✁ ✂✠ ✢ ✂☎ ✂☞ ✆☞✑✂✠ ✒✆✛ÿ✑ ✄✂✛✂✑✔ ✁✂✠✢ ✂☎ ✂☞ ✌ ✂☎ ✂ ✁✂✠ ✑ÿ✜✂✛☛✆✂✠✖ ÿ✖☞✂☛✁ ÿ✠✡✂✠✑ÿ☎ÿ✠ ☎☞ ✂✠ ✄ÿ ✂☎☞ ✂✠✄ÿ☞ ✠ ✁ ✂✠✡ ✟☞✠ ✁ ✂✠✡✂✠ ✄ÿ ✄ ✂✛✂✑✂✠ ✚ðñò ñ✪ ö÷
n
✫÷r
t
ùôû✬ô✭ôû✫✮÷n
ôöô✯ô✰ ü✬ ✮öþT
ÿ✁ ✂✄ ✂☎✆ÿ ✝ ✂✞ ✂✝ ✟✝ ✂✞ ✂✝ ✄ÿ✠ ✡ÿ☎ ☛✂✠★✂ ✂✠ ✡K
ÿ✠✂P
✂✛✂✑✍ ★KP
✎✏✂✠ ✡P
✱✲✳ ✱✴✵✶✷✲✸ ✷✴✷✲✳K
✱✲✷P
✷✹✷✺✻✸KP
✼✽ ✱✲✾ ✴✾✵M
✷✴✿ ✶✷❀ ✽❁ ✻❂ ❃❃ ❄❅❂ ❆❃✼ ❇❇M
✱✲ ✹✱❈✷❀ ✺✷✲❉✷❊ ❋✷❅✸✷✴✷✲✳
K
✱✲✷P
✷✹✷✺ ✻✸KP
✼ ✷✿ ✷❈✷❊ ❉✷✴ ✷✲✳ ❉✱ ✴❋✾ ✹✾ ✿ ● ✷✲✳ ✽ ✱✲✾✴✾ ✵ ❀ ✶❍✷✵ ✷✵✷✾ ❊✾ ✺✾ ✽ ✲● ✷ ✿✷■✷✵ ❉✱✴✾■✷ ❉✷✴✷✲✳ ❉✱✴✳ ✱✴ ✷✺ ✷✵✷✾ ❉✷✴✷✲✳ ✵✶✿ ✷✺ ❉✱✴✳✱✴✷✺❏ ✿ ✷✲ ❉✷✴✷✲✳ ✵✶✿✷✺❉✱✴❋✾✹✾✿● ✷✲✳✿ ✶✺ ✱✲✷✺ ✷✲■✷✹✷✺❉✱✴✿ ✷❀ ✷✴✺ ✷✲U
✲✿✷✲✳ ❑✾ ✲✿ ✷✲✳PPN
❇ ▲S
✱✿✷✲✳ ✺ ✷✲■✱✲✳✱✴✵✶✷✲ ✸ ✷✴✷✲✳K
✱✲ ✷P
✷✹✷✺ ✻✸KP
✼ ✽ ✱✲✾✴✾ ✵S
✶✵✶R
✱❀✽ ✶ ✻❂ ❃❃▼❅◆ ◆❄ ✼❇M
✱✲ ✹✱❈✷❀ ✺✷✲❉✷❊❋✷❅✸ ✷✴✷✲✳
K
✱✲ ✷P
✷✹✷✺ ✻ ✸KP
✼ ✷✿ ✷❈✷❊ ❉✷✴ ✷✲✳ ❉✱✴❋✾✹✾✿❏ ● ✷✲✳ ✽ ✱✲✾✴✾✵ ❀✶❍ ✷✵ ✷✵✷✾ ❊✾ ✺✾ ✽ ✲● ✷ ✿✷■✷✵ ❉✱✴✾■✷ ❉✷✴✷✲✳ ❉✱✴✳ ✱✴ ✷✺ ✷✵✷✾ ❉✷✴✷✲✳ ✵✶✿ ✷✺ ❉✱✴✳✱✴✷✺❏ ✿ ✷✲ ❉✷✴✷✲✳ ✵✶✿✷✺ ❉✱✴❋✾ ✹✾ ✿ ✻ ✽✱✴✱✺ ✿✷✳ ✷✲✳❏ ❊✷✺ ■✷✵✱✲❏ ❊✷✺ ❖ ✶■✵✷❏ ✿✷✲ ❈✷✶✲ ❑❈✷✶✲✼ ● ✷✲✳ ✿✶✺✱✲ ✷✺✷✲ ■✷✹✷✺❉✱✴✿✷❀ ✷✴✺ ✷✲U
✲✿✷✲✳ ❑✾ ✲✿ ✷✲✳■✷✹✷✺ ■✱✴✵✷✽❉✷❊✷✲ ✲ ✶❈✷✶✿✷✲■✷✹✷✺ ■✱✲✹✾✷❈✷✲✷✵✷❀❉✷✴✷✲✳✽✱❋✷❊❇ ▲✸ ✱✴✿✷❀✷✴ ✺✷✲ ✿ ✱❍✶✲ ✶❀ ✶❑✿✱❍✶✲ ✶❀✶ ✵✱✴❀ ✱❉✾ ✵ ✿ ✶✷✵✷❀ ✿ ✷■✷✵ ✿✶❀✶✽■✾❈✺✷✲ ❉✷❊ ❋✷ ✸ ✷✴✷✲✳
K
✱✲ ✷P
✷✹✷✺ ✻✸KP
✼ ✷✿✷❈✷❊ ❉✷✴✷✲✳ ❉✱✴❋✾ ✹✾ ✿ ● ✷✲✳ ✽✱✲✾ ✴✾ ✵ ❀ ✶❍✷✵ ✷✵✷✾ ❊✾ ✺✾ ✽ ✲● ✷ ✿✷■✷✵ ❉✱✴✾■✷ ❉✷✴✷✲✳ ❉✱✴✳✱✴✷✺ ✷✵✷✾ ❉✷✴ ✷✲✳ ✵✶✿✷✺❉✱✴✳ ✱✴✷✺❏ ✿ ✷✲ ❉✷✴ ✷✲✳ ✵✶✿✷✺❉✱✴❋✾✹✾✿ ❀ ✱■✱✴ ✵✶ ✽✱✴ ✱✺✿✷✳✷✲✳❏ ❊✷✺ ■✷✵✱✲❏ ❊✷✺❖ ✶■✵✷❏ ✿ ✷✲ ❈✷✶✲❈✷✶✲● ✷✲✳ ✿ ✶ ✺ ✱✲✷✺ ✷✲■✷✹✷✺ ❉✱✴✿✷❀ ✷✴✺ ✷✲U
✲✿ ✷✲✳❑✾✲✿✷✲✳P
✷✹✷✺P
✱✴ ✵✷✽❉✷❊✷✲N
✶❈✷✶ ✻PPN
✼ ✿✷✲P
✷✹✷✺P✱✲✹✾✷❈✷✲✷✵✷❀✸✷✴ ✷✲✳M
✱❋✷❊✻PP
✲ ✸M
✼❇◗❘❙ ❘❚ ❯❱
n
❲ ❱❳❨ ❩r
t
❬❨ ❭❨ ❪ ❱❨n
❯❨ ❫❨ ❴ ❵❬❪❯❛P
❜❝❞ ❜❡❢❣❤❝J
❤✐ ❤K
❜❝ ❤P
❤❥❤❦ ❧JKP
♠ ♥ ❜❝♦ ❡♦❢M
❤❡♣ ❣❤✐ ♥ q ❧r s st✉r ✈✇♠ ①M
❜❝❥❜②❤✐ ❦❤❝③❤④ ⑤❤✉
J
❤✐ ❤K
❜❝❤P
❤❥❤❦ ❧JKP
♠ ❤♣ ❤②❤④ ✐ ❜❢❣❤⑥ ❦❜❞ ❣❤❢❤❝ ⑥ ❜②❤⑦❤❝ ❤❝ ③❜❡♣ ❤✐ ❤ ❡❦❤ ❝ ✐♦❤❢♦ ⑥ ❜❡❣❦❤❢❤❝ ❤❢❤♦ ⑥ ❜❡③♦❤❢❤❝ ④♦❦♦ ♥ ⑦❤❝❞ ♥ ❜❝ ⑦❜③❤③❦❤❝ ✐ ♦ ❤❢♦ ③❤❡❤❝❞ ❤❢❤♦ ⑧❤✐ ❣②❣❢❤✐ ❤❢❤♦ ❦❜♥ ♦ ♣ ❤④❤❝ ❤❢❤♦ ④❤❦ ❢❜❡✐ ❜♣❣❤ ♦❝❢♦❦ ♣ ❣⑥❤❦ ❤❣⑨ ❢❜❡♥❤✐♦❦ ❥❤✐ ❤ ⑦❤❝❞ ♣❣②❤❦♦ ❦ ❤❝ ♦❝❢♦❦ ♥ ❜❝❞④❤✐ ❣②❦ ❤❝ ③❤❡ ❤❝❞ ❦❤❡ ❜❝❤ ⑥❜✐ ❤❝ ❤❝ ❤❢❤♦ ⑥ ❜❡♥ ❣❝ ❢❤❤❝ ♣❜ ❝❞❤❝ ③❤④❤❝ ♣❤❝ ❤❢❤♦ ⑥ ❜❢♦ ❝ ❥♦ ❦ ♣ ❤❡❣ ⑥ ❜♥❜✐ ❤❝ ⑦❤❝❞ ♣ ❣❦❜❝ ❤❦ ❤❝ ⑥❤❥❤❦ ③❜❡♣ ❤✐ ❤❡ ❦❤❝U
❝ ♣❤❝❞⑩♦ ❝ ♣❤❝❞PPN
✇t❶❷①❸S
❜♣ ❤❝❞ ❦ ❤❝⑥❜❝❞❜❡❢❣❤❝❹ ❤✐ ❤K
❜❝❤P
❤❥❤❦❧JKP
♠♥ ❜❝♦ ❡♦ ❢S
❣❢❣R
❜✐ ♥ ❣❧r s s❺✉❷ ❻s♠✉J
❤✐ ❤K
❜❝❤P
❤❥❤❦ ❧JKP
♠ ❤♣ ❤②❤④ ✐ ❜❢❣❤⑥ ❦ ❜❞❣❤❢❤ ❝ ⑥❜②❤ ⑦❤❝ ❤❝ ③❜ ❡♣❤✐ ❤❡❦ ❤❝ ✐ ♦❤❢♦ ⑥ ❜❡❣❦ ❤❢❤❝ ❤❢❤♦ ⑥ ❜❡③♦❤❢❤❝ ④♦❦♦ ♥ ⑦❤❝❞ ♥ ❜❝ ⑦❜③❤③❦❤❝ ✐ ♦❤❢♦ ③❤❡❤❝❞ ❤❢❤♦ ⑧❤✐ ❣②❣❢❤✐ ❤❢❤♦ ❦❜♥ ♦ ♣ ❤④❤❝ ❤❢❤♦ ④❤❦ ❢❜❡✐ ❜♣❣❤ ♦❝❢♦❦ ♣ ❣⑥❤❦ ❤❣⑨ ❢❜❡♥❤✐♦❦ ❥❤✐ ❤ ⑦❤❝❞ ♣❣②❤❦♦ ❦ ❤❝ ♦❝❢♦❦ ♥ ❜❝❞④❤✐ ❣②❦ ❤❝ ③❤❡ ❤❝❞ ❦❤❡ ❜❝❤ ⑥❜✐ ❤❝ ❤❝ ❤❢❤♦ ⑥ ❜❡♥ ❣❝ ❢❤❤❝ ♣❜❝❞ ❤❝ ③❤④❤❝ ♣ ❤❝ ❤❢❤✐ ⑥❜❢♦❝❥♦❦ ♣ ❤❡❣ ⑥ ❜♥ ❜✐ ❤❝⑨ ⑦❤❝❞ ♣ ❣❦ ❜❝❤❦ ❤❝ ⑥❤❥❤❦ ③❜❡ ♣❤✐ ❤❡❦ ❤❝U
❝ ♣ ❤❝❞⑩♦ ❝ ♣❤❝❞ ⑥ ❤❥❤❦⑥ ❜❡❢❤♥③❤④❤❝❝❣②❤❣♣❤❝⑥❤❥❤❦⑥❜❝ ❥♦❤②❤❝❤❢❤✐③❤❡❤❝❞♥ ❜⑤❤④①❸❼ ❜❡♣ ❤✐ ❤❡ ❦❤❝ ♣❜⑧❣❝ ❣✐ ❣⑩♣ ❜⑧❣❝❣✐ ❣❢❜❡✐ ❜③♦❢♣❣❤❢❤✐♣ ❤⑥❤❢♣❣✐ ❣♥ ⑥♦ ②❦ ❤❝③❤④ ⑤❤
J
❤✐ ❤K
❜❝ ❤P
❤❥❤❦ ❧JKP
♠ ❤♣ ❤②❤④ ✐ ❜❢❣❤⑥ ❦ ❜❞ ❣❤❢❤❝ ⑥❜②❤ ⑦❤❝❤❝ ⑦❤ ❝❞ ♣❣②❤❦♦ ❦ ❤❝ ③❜❡♣ ❤✐ ❤❡❦ ❤❝✐ ♦ ❤❢♦ ⑥❜❡ ❣❦❤❢❤❝ ❤❢❤♦ ⑥❜❡③♦❤❢❤❝④♦ ❦♦♥ ⑦❤❝❞ ♥❜❝⑦❜③❤③❦❤❝✐ ♦ ❤❢♦ ③❤❡❤❝❞⑨ ⑧❤✐ ❣②❣❢❤✐⑨ ❦ ❜♥♦♣❤④❤❝ ❤❢❤♦ ④❤❦ ❢❜❡✐ ❜♣ ❣❤ ♦❝❢♦❦ ♣ ❣⑥❤❦ ❤❣⑨ ❢❜❡♥❤✐♦❦ ♣❣♣ ❤②❤♥ ❝ ⑦❤ ❥❤✐ ❤ ⑦❤❝❞ ♣ ❣②❤❦♦❦❤❝ ♦❝❢♦❦ ♥ ❜❝❞④❤✐ ❣②❦ ❤❝ ③❤❡❤❝❞ ❦❤❡ ❜❝❤ ⑥❜✐ ❤❝❤❝ ❤❢❤♦ ⑥ ❜❡♥ ❣❝ ❢❤❤❝ ♣ ❜❝❞❤❝ ③❤④❤❝ ♣❤❝ ❤❢❤✐ ⑥ ❜❢♦ ❝ ❥♦ ❦ ♣ ❤❡❣ ⑥ ❜♥ ❜✐ ❤❝⑨ ⑦❤❝❞ ♣❣❦ ❜❝❤❦ ❤❝ ⑥❤❥❤❦ ③❜❡ ♣❤✐ ❤❡❦ ❤❝
U
❝ ♣❤❝❞ ⑩♦ ❝ ♣❤❝❞P
❤❥❤❦P
❜❡ ❢❤♥③❤④❤❝N
❣②❤❣❧PPN
♠ ♣ ❤❝P
❤❥❤❦P
❜❝❥♦❤②❤❝ ❤❢❤✐ ❼❤ ❡❤❝❞M
❜⑤❤④❧PP
❝ ❼M
♠①❽❾❿ ❾➀ ➁➂
n
➃ ➂➄➅ ➆r
t
➁➂n
➃➇➈➅ ➉➅➊ ➂➅n
➁➅ ➋➅ ➌ ➍ ➁➊➁➎T
❜❡♣❤⑥ ❤❢③❜❡♥❤➏❤♥⑩♥ ❤➏❤♥ ⑥❜❝❞ ❜❡ ❢❣❤❝P
❜❝❞♦✐ ❤④❤K
❜❝ ❤P
❤❥❤❦❧PKP
♠⑦❤❝❞P
➐➑➒ ➐➓➔→➣➑P
➐➑➒ ↔↕ ➣➙ ➣K
➐➑ ➣P
➣➛ ➣➜ ➝PKP
➞ ➟ ➐➑ ↔➓↔ ➔M
➣➓➠ →➣↕ ➟➡ ➝➢ ➤ ➤➥➦➢ ➧➨➞ ➩M
➐➑➛ ➐➫➣↕ ➜ ➣➑➭➣➙➯➣➦P
➐➑➒ ↔↕ ➣➙ ➣K
➐➑➣P
➣➛ ➣➜➝PKP
➞ ➣➠➣➫➣➙➲ ➐➑➒ ↔↕ ➣➙ ➣➳ ➣➑➒ ➟➐➑➳ ➐➓ ➣➙➜➣➑➵➣➓➣➑➒K
➐➑ ➣P
➣➛ ➣➜ ➠➣➑ ➣➔➣↔ ➲➐➑➳ ➐ ➓➣➙ ➣➑J
➣↕ ➣K
➐➑ ➣P
➣➛ ➣➜ ➳ ➣➑➒ ➠ →➜ ➐➑ ➣➜➣➑ ➲➣➛ ➣➜ ➭➐➓➠➣↕ ➣➓➜ ➣➑U
➑ ➠➣➑➒➸↔➑ ➠➣➑➒PPN
➺➥➻➨➼ ➔→➠➣➜ ➔➐➓➟ ➣↕ ↔➜ ➲ ➐➑➒↔↕ ➣➙ ➣ ➜➐➽→➫ ➳ ➣ ➑➒ ➭➣➔➣↕ ➣➑➑➳ ➣ ➠ →➔➐➔➣➲➜➣➑ ➠ ➐➑➒ ➣➑K
➐➲↔ ➔↔↕ ➣➑M
➐➑ ➔➐➓→K
➐↔ ➣➑➒ ➣➑➼ ➜➐➽↔➣➫→ ➲ ➐➑➒↔↕ ➣➙ ➣ ➜ ➐➽→➫ ➳ ➣➑➒ ➟ ➐➟→➫→➙↔➑ ➔↔➜➠ →➜ ↔➜ ↔ ➙➜ ➣➑↕ ➐➭➣➒➣→P
➐➑➒ ↔↕ ➣➙ ➣K
➐ ➑➣P
➣➛ ➣➜➝PKP
➞➩ ➾S
➐➠ ➣➑➒➜➣➑ ➲➐➑➒ ➐➓ ➔→➣➑P
➐➑➒ ↔↕ ➣➙ ➣K
➐➑ ➣P
➣➛ ➣➜ ➝PKP
➞ ➟➐➑ ↔➓ ↔➔S
→➔→R
➐↕ ➟ →➝ ➢ ➤ ➤➚➦➨ ➨➨ ➞➩➪➐➑➛ ➐➫➣↕ ➜➣➑➭➣➙➯➣➦
O
➓ ➣➑➒ ➲ ➓→➭➣➠→ ➣➔➣↔ ➭➣➠➣➑ ➠ ➣➫➣➟ ➭➐➑➔↔➜ ➣➲ ➣ ➲↔ ➑ ➳ ➣➑➒ ➠➣➫➣➟ ➫→➑➒ ➜ ↔ ➑➒➣➑ ➲ ➐➓↔↕ ➣➙ ➣➣➑ ➣➔➣↔ ➲➐➜➐➓➛ ➣➣➑ ➑➳ ➣ ➟ ➐➑➒ ➙ ➣↕ →➫➜➣➑ ➭➣➓➣➑➒➼ ➟ ➐➑➒→➟➲ ➡➓ ➭➣➓➣➑➒➼ ➟ ➐➫➣➜ ↔➜ ➣➑ ↔↕ ➣➙ ➣ ➲➐➓ ➠➣➒ ➣➑➒ ➣➑➼ ➟➐➟ ➣➑➶➣➣➔➜ ➣➑ ➭➣➓➣➑➒ ➔→➠ ➣➜ ➭➐➓➯↔➛ ↔➠ ➠ ➣➓→ ➫↔➣➓ ➠ ➣➐➓➣➙ ➲ ➣➭➐➣➑ ➣➔➣↔ ➟ ➐➟ ➣➑➶➣➣➔➜➣➑➛ ➣↕ ➣ ➠➣ ➓→ ➫↔➣➓ ➠ ➣➐➓➣➙ ➲➣➭➐➣➑ ➳ ➣➑➒ ➟➐➫➣➜↔➜➣➑ ➲ ➐➑➳ ➐ ➓➣➙ ➣➑➭➣➓➣➑➒ ➜ ➐➑ ➣ ➲➣➛ ➣➜ ➠➣➑➛ ➣↕ ➣➜➐➑➣ ➲➣➛ ➣➜ ➠ →➠➣➫➣➟ ➠➣ ➐➓➣➙ ➲➣➭➐➣➑➼ ➔→➠ ➣➜ ➔➐➓➟ ➣↕ ↔➜ ➲ ➐➑➒↔↕ ➣➙➣ ➜➐➽→➫➳ ➣➑➒ ➭➣➔➣↕ ➣➑ ➑➳ ➣ ➠ →➔➐➔➣➲➜➣➑ ➠➐➑➒ ➣➑ ➜➐➲↔ ➔↔↕ ➣➑ ➟ ➐➑ ➔➐➓→ ➜➐↔➣➑➒ ➣➑➼ ➜ ➐➽↔ ➣➫→ ➲ ➐➑➒ ↔↕ ➣➙ ➣ ➜➐➽→➫ ➳ ➣➑➒ ➟ ➐➟ →➫→➙ ↔ ➑➔↔➜ ➠→➜↔➜↔➙➜ ➣➑ ↕ ➐➭➣➒ ➣→ ➲ ➐➑➒↔↕ ➣➙➣➜ ➐➑ ➣➲ ➣➛ ➣➜➩➵➐➓➠ ➣↕ ➣➓➜ ➣➑ ➠ ➐➶→➑ →↕ →➸➠ ➐➶→➑→↕ → ➔➐➓↕ ➐➭↔ ➔ ➠→ ➣➔➣↕ ➠ ➣➲ ➣➔ ➠ →↕ →➟ ➲↔➫➜ ➣➑ ➭➣➙➯➣
P
➐➑➒ ↔↕ ➣➙ ➣K
➐➑ ➣P
➣➛ ➣➜ ➝PKP
➞➣➠ ➣➫➣➙ ➡➓➣➑➒ ➲➓→➭➣➠ →➣➔➣↔➭➣➠➣➑➳ ➣➑➒ ➟➐➑➳ ➐➓ ➣➙➜➣➑➵➣➓➣➑➒
K
➐➑ ➣P
➣➛ ➣➜ ➝ ➵KP
➞ ➠➣➑ ➣➔➣↔ ➲➐➑➳ ➐➓ ➣➙ ➣➑J
➣↕ ➣K
➐➑➣P
➣➛ ➣➜ ➝JKP
➞ ➳ ➣➑➒ ➠ →➜ ➐➑ ➣➜ ➣➑ ➲➣➛ ➣➜ ➭➐➓ ➠➣↕ ➣➓➜➣➑U
➑ ➠➣➑➒➸↔ ➑➠ ➣➑➒P
➣➛ ➣➜P
➐➓➔➣➟➭➣➙ ➣➑N
→➫➣→ ➝PPN
➞➼ ➔→➠ ➣➜ ➔➐➓➟ ➣↕ ↔➜ ➲ ➐➑➒↔↕ ➣➙➣ ➜➐➽→➫ ➳ ➣➑➒ ➭➣➔➣↕ ➣➑ ➑➳ ➣ ➠ →➔➐➔➣➲➜➣➑ ➠ ➐➑➒➣➑ ➜➐➲ ↔➔↔↕ ➣➑M
➐➑ ➔➐➓→K
➐↔➣➑➒ ➣➑➼ ➜➐➽↔ ➣➫→ ➲➐➑➒ ↔↕ ➣➙➣ ➜ ➐➽→➫ ➳ ➣ ➑➒ ➟➐➟ →➫→➙ ↔➑ ➔↔➜ ➠→➜↔➜↔➙➜ ➣➑↕ ➐➭➣➒ ➣→
P
➐➑➒ ↔↕ ➣➙ ➣K
➐➑ ➣P
➣➛ ➣➜➝PKP
➞ ➩➹➘➴ ➘➷ ➬➮
n
➱ ➮✃❐ ❒r
t
➬❐ ❮❐ ❰➬➮❐rt
Ï❐ Ð❐❒m
Ñ✃ Ò❐ ✃Ó ➬➬ÑÔP
ÕÖ× ÕØÙÚÛÖP
ÛÜ ÛÝP
ÕØ ÙÛÞ ß ÛàÛÖN
Úá ÛÚ âPPN
ã ÞÕÖä Øä ÙS
äå Ø ÛÞ æ Öæ â çèè é êë ëãì ìM
ÕÖÜ Õá ÛíÝ ÛÖßÛàîÛêP
ÛÜ ÛÝP
ÕØÙÛÞßÛàÛÖN
Úá ÛÚ ÞÕØäåÛÝ ÛÖ åÛÜ ÛÝ ïÛÖ× ð ÚÝ ÕÖ ÛÝ ÛÖ ÛÙÛí Ýæ ÖíäÞíÚð ÚðÛá ÛÞ Ö Õ× ÕØ Ú âðÛÕØ Ûà åÛßÕÛÖ ãñ ß ÛÚÝ Ý æ ÖíäÞíÚ òÛØÛÖ×
K
ÕÖ ÛP
ÛÜ ÛÝ âòKP
ã ÛÙÛäJ
ÛíÛK
ÕÖ ÛP
ÛÜ ÛÝâJKP
ãì óS
Õð ÛÖ×ÝÛÖ åÕÖ× ÕØ ÙÚÛÖP
ÛÜ ÛÝP
ÕØÙÛÞßÛàÛÖN
Úá ÛÚ âPPN
ã ÞÕÖä ØäÙS
ÚÙÚK
ä ØÖ ÚÛR
Ûà Û ïäð ÛÖôáïS
äàÛïÛÙÚâ çè õè êçöéãì ÷ ÕÖÜ Õá ÛíÝ Û Öß ÛàîÛêP
ÛÜ ÛÝP
ÕØÙÛÞß Ûà ÛÖN
Úá ÛÚâPPN
ã ÛðÛá Ûà åÛÜ ÛÝ ÛÙÛí ÝæÖíäÞíÚ äÞäÞ ð Ûá ÛÞ ÖÕ× ÕØ Úß ÕØäå ÛòÛØÛÖ×
K
ÕÖÛP
ÛÜ ÛÝðÛÖø ÛíÛK
ÕÖÛP
ÛÜ ÛÝ ìòÕØð ÛíÛØÝ ÛÖ ðÕùÚÖ ÚíÚúð ÕùÚÖ ÚíÚ ÙÕØíÕß äÙ ðÚ ÛÙÛí ñ ðÛå ÛÙ ð ÚíÚÞ å äáÝ ÛÖ ß ÛàîÛ
P
ÛÜ ÛÝP
ÕØÙÛÞßÛàÛÖN
ÚáÛ Ú âPPN
ã ÛðÛá Ûà åÛÜ ÛÝ ïÛÖ× ð ÚÝ ÕÖ ÛÝ ÛÖ ÛÙÛí ÝæÖíäÞíÚ ðÚð Ûá ÛÞ ÖÕ× ÕØÚâ ð ÛÕØ Ûàå Û ßÕÛÖ ãßÛÚÝ Ý æ ÖíäÞíÚÙÕØà Ûð ÛåòÛØÛÖ×
K
ÕÖ ÛP
ÛÜ ÛÝâòKP
ã ÞÛäåäÖø ÛíÛK
ÕÖÛP
ÛÜ ÛÝâJKP
ãìûüý þÿ ✁
n
✂ÿ ✄☎ ✆ ☎✝ ☎☎✝ ✞ÿr
✟ ☎✂r
☎ ÿt
T
ÕÝ Ö ÚÝ åÕá ÛÝíÛÖ ÛÛÖÝ äá ÚÛà ÝÕØÜ ÛåØÛÝÙÕÝ å Ûð ÛS
ÕÝíÚP
Õá Û ïÛÖÛÖ ÞÕÞ Úá ÚÝ ÚùäÖ×íÚ Þ ÕÖà Ý æ æØ ðÚÖ ÛíÚ åÕÖÕÙÛåÛÖ ð ÛÖ åÕÖ ÕØßÚÙÛÖ å Øæ ðäÝ àæÝäÞ å ÕØå ÛÜ ÛÝÛÖñ åÕÖ×ÛðÞÚÖÚíÙØÛíÚÛÖ ðæÝ äÞ ÕÖ ðÛÖ ß ÕØÝÛí å ÕØå ÛÜ ÛÝÛÖñ å ÕÖ ÕØÚÞÛÛÖ ðÛÖ åÕÖ×æá ÛàÛÛÖ
S
äØÛÙP
ÕÞßÕØÚÙÛàäÛÖ âSPT
ã ðÛÖ íä ØÛÙ á ÛÚÖ ÖïÛñ åÕÖïäá äà ÛÖ åÕØåÛÜ ÛÝÛÖñåÕá ÛÝíÛÖ ÛÛÖØÕ× ÚíÙØÛíÚW
ÛÜ Úß✠ÛÜ ÛÝñíÕØ ÙÛÝ ÕØÜ ÛíÛÞ ÛåÕØåÛÜ ÛÝ Û ÖìS
Õá ÛÞÛåÕÖäá Úí ÞÕá ÛÝ äÝ ÛÖ Ý äá ÚÛà ÝÕØÜ Û å ØÛÝÙÕÝñ Ý Õ×ÚÛÙÛÖ ïÛÖ× ð Úá ÛÝ äÝ ÛÖ✡☛
M
☞✌✍ ✎✏ ✎✑✒ ✎✌ ✏ ☞✌✓ ☞✔ ✎✕ ✎ ✌ ✖ ✗✖ ✗ ✑ ☞✌✑ ✎✌✘ ✒ ☞✏ ☞✘ ✎✙✎✚✎✌ ✍✎✌ ✕ ✑✛✖ ✒✑✖ ✛ ✜✛✘✎✌✚✕ ✎✕ ✚K
✎✌✑✜✛P
☞✔ ✎✢✎✌✎✌P
✎✓✎✒P
✛ ✎✑ ✎✗✎S
✖✗☞✍✎✌✘ ☛I
✌✣ ✜✛ ✗ ✎✕ ✚ ✍✎✌ ✏ ☞✌✓☞✔ ✎✕ ✎✌✕ ✚✌✘✒✎✑ ✗☞✌✘ ☞✌ ✎✚✕ ☞✓✎✛✎✤✏ ☞✛✖ ✕ ✎✤✎✎✌☛I
✌✣✜✛✗✎✕ ✚✍ ✎✌ ✏☞✌ ✓☞✔ ✎✕ ✎✌ ✑ ☞✛✕ ☞✥✖✑✍✚✏☞✛✜✔ ☞✤✍✎✛ ✚✦✎✘ ✚✎✌✧✗✖✗☛★☛
P
☞✛✒☞✌✎✔ ✎✌✍☞✌✘ ✎✌✕✑ ✎✣✍✎✌✒✎✛✢✎✙✎✌✩PP P
✛ ✎✑ ✎✗ ✎S
✖ ✗ ☞✍ ✎✌✘☛✪☛
M
☞✌ ☞✗✏ ☞✔✒ ✎ ✌ ✥✎✛✫ ✜✍☞✏✎✍✎LP
✬✭ ✍ ✎✌✗ ☞✌✘ ✚✌✏✖ ✑✍✎✑ ✎LP
✬✭ ✢✎✌✘✑ ☞✔ ✎✤ ✍✚✥✎✛✫ ✜✍ ☞✒ ☞✍✎✔ ✎✗✫ ✜✗ ✏✖ ✑ ☞✛☛✮☛
M
☞✌✢✖ ✕✖✌✏☞✌ ☞✗✏ ✎✑ ✎✌✯✖✛✎✑P
☞✗✥☞✛ ✚✑ ✎✤✖✎✌✰SPT
✱✲☛
M
☞✗ ✏☞✛ ✤ ✎✑ ✚✒✎✌ ✫✎✛ ✎ ✏☞✌ ☞✛ ✚✗✎✎✌ ✍✎✌ ✏☞✌✘✜✔ ✎✤✎✌S
✖✛ ✎✑P
☞✗✥☞✛ ✚✑✤✖✎✌ ✰SPT
✱✳✴ ✳ ✵✶
m
✷✸✹ ✸✺ ✸✻✼ ✸ ✺✽✾ ✵✶✾✸ ✿✺ ✸✻✸ ✸✻❀ ✶❁ ✸r
✵r
✸ ✿t
✶✿S
✎✔ ✎✤ ✕ ✎✑✖✑✖✓✖ ✎✌✒✖ ✔ ✚✎✤✒☞✛ ✓✎✏✛✎✒✑ ☞✒ ✎✍✎✔ ✎✤ ✗ ☞✗✥✎✤ ✎✕ ✤ ✎✕ ✚✔ ❂✤ ✎✕ ✚✔ ✒✖ ✔ ✚✎✤✒☞✛ ✓✎✏✛✎✒✑ ☞✒ ✥☞✛✍ ✎✕ ✎✛ ✒ ✎✌✍ ✎✑ ✎❂✍ ✎✑ ✎✢✎✌✘✍ ✚✍✎✏ ✎✑✕ ☞✔✎✗ ✎✏☞✔ ✎✒ ✕ ✎✌✎✎✌✒ ✖✔ ✚✎✤ ✒ ☞✛ ✓✎ ✏✛ ✎✒ ✑☞✒ ✍ ✎✛ ✚
K
✎✌✑✜✛P
☞✔ ✎✢✎✌✎✌P
✎✓✎✒P
✛ ✎✑ ✎✗ ✎S
✖✗☞✍✎✌✘ ❃ ✗ ✎✒ ✎ ✏ ☞✌✖ ✔ ✚✕ ✗ ☞✗✥☞✛ ✚✒ ✎✌ ✏☞✌ ✓☞✔ ✎✕ ✎✌ ✑ ☞✌✑ ✎✌✘P
☞✌ ☞✛ ✚✗ ✎✎✌ ✍✎✌P
☞✌✘✜✔ ✎✤✎✌ ✭✎✑ ✎S
✖ ✛ ✎✑P
☞✗✥☞✛ ✚✑ ✎✤ ✖ ✎✌❄✎✕ ✎PPN
✭✚K
✎✌✑✜✛P
☞✔ ✎✢✎✌ ✎✌❅ ✎✓✎✒❅✛ ✎✑ ✎✗✎S
✖✗☞✍✎✌✘☛●❍■❍❏ ❑▲ ■❍▼ ◆ ❍❖ ❍❍❖ ❑▲ ❖❍P◗❘ ❍❖ ❑ ❍❙ ❍▼ ❚ ❑◗❘ ❍▼❯ ❑◗❘❍▼ ❱❍❖ P ❲▲ ❳▼❍◗ ❲ ❍❨ ❍■❍❘ ◆▲❩❍ P❍◗❩▲ ❳◗▼❬❲❭
❪❫
K
▲ ❑❍■❍S
▲▼◆◗P
▲ ■❍ ❱❍❖❍❖❴❫
P
▲ ❲❬P❍◆❵▲ ❏❑ ❍❲P
▲ ■❍ ❱❍❖❍❖❵▲ ❳❑ ❍❨❬❛TPT
❜❝❫
P
▲ ■❍▼ ◆ ❍❖❍S
▲▼ ◆◗P
▲ ❖ P❞ ■❍❘ ❍❖●❍❲❍❨ ❍❖I
❖❡ ❞❳ ❏❍◆◗❛P
●I
❜ ❢❫P
▲ ■❍▼ ◆ ❍❖❍S
▲▼ ◆◗P
▲ ■❍ ❱❍❖❍❖❣❫
S
▲▼ ◆◗P
▲ ❏▲ ❳◗▼ ◆ ❍❍❖❤✐
W
❍❙◗❩❥❍❙ ❍▼❦P
▲ ❖❍❖ PP❬❖ PP
❍❙ ❍▼❧♠ ❧♠♥ ♦
orm
♣qu
r
r st✉✈q✉ ✇s①stn
✈ s♣ s②③④n
④qr
s stm
⑤ st③④n
✉ ⑥♣s⑦ st ⑧ ③⑨ ⑩s❶s③③❷❸❨❍❑❬❖ ❡❞❳ ❏❬■◗ ❳ ❱❍❖ P ❨◗ P❬❖❍▼❍❖ ❨❍■ ❍❏
❑▲ ■❍▼◆ ❍❖❍❍❖
P
▲ ❖▲ ❳◗ ❏❍❍❖ ❨❍❖P
▲ ❖ P❞■❍❘❍❖❹PT M
❍◆❍PPN
❚❱❍◗ ❲❬ ❭❍✐
S
❬❳❍❲P
▲ ❏❩▲ ❳◗ ❲❍❘❬❍❖❺❍◆ ❍❛SPT M
❍◆ ❍❜ ❩ ✐L
▲ ❏❩❍❳P
▲ ❖ P❍❻ ❍◆❍❖❸❳❬◆●❞▼❬❏▲ ❖❛LP
❸●❜❧♠ ❧♠ ❧ ✈ ⑥①④
u
m
n
r st✉ ✈q⑦ s❶q♣① st ✈s♣ s② ③④n
④qr
m
s st ⑤ st ③④✉⑥♣ s⑦ sn
n
⑧ ③⑨⑩s❶s③③❷●❍■❍❏ ❑▲ ■❍▼ ◆ ❍❖ ❍❍❖ ❖ ❱❍ ❲▲ ❳❨ ❍❑❍❲ ❨❞▼❬❏▲ ❖ ❱❍❖P ❍▼❍❖ ❨◗❘ ❍◆◗ ■▼❍❖ ❨ ❍■❍❏ ❑▲ ■❍▼ ◆ ❍❖❍ ❍❖❥▲ ❖▲ ❳◗ ❏ ❍❍❖❨❍❖❥▲ ❖ P❞■❍❘❍❖❹
PT M
❍ ◆❍PPN
❭❍✐ ❼❬▼❲◗
P
▲ ❖▲ ❳◗ ❏❍❍❖❹❬❳ ❍❲❛❼PS
❜ ❩ ✐S
❬❳❍❲P
▲ ❖ ❞■❍▼❍❖❹PT M
❍◆ ❍❾❿ ➀➁ ➂➃ ➄➅➆➂ ➇➁➂ ➃ ➄➅➆➂ ➅ ➈➆ ➉ ➊➋➌➋➂ ➍➆ ➎➈➉➏ ❾➆ ➊➋➐ ➄➍➑➈➉ ❾➈➅ ➈➃ ➅ ➈➃➌ ➆➂➈➉
VI
P
➋ ➈➍ ➄➂ ➈➉ ➒➆➂➋➑ ➍ ➄➂J
➋ ➉ ❾➂➈➅P
➈➓➈➑N
➁➃ ➁➂P
➔→ ➣↔ ↕➙➛PJ
➛➜➙ ➙ ↕ ➍ ➈➉➏➏ ➈➅ ↕N
➁➝➋➃➐➋➂➜ ➙➙↕ ➍➋ ➉➍ ➈➉➏
T
➈➍ ➈➞ ➈➂ ➈P
➋ ➉➋➂➆➃➈➈➉ ❾ ➈➉P
➋ ➉➏ ➁➅ ➈➟ ➈➉S
➄➂ ➈➍P
➋➃➐ ➋➂➆➍ ➈➟➄ ➈➉M
➈➊ ➈P
➈➓➈➑➠➋➂➍ ➈➃ ➐ ➈➟ ➈➉➡➆➅ ➈➆➢SPT M
➈➊➈PPN
➤➥➦ ➥➦➧ ➨
r
os
➩➫u
r
➨➩➭➯➲➳ ➯➵➯ ➯➵ ➨➩n
➩➸r
m
➯➯ ➵ ➫➯➵ ➨➩n
➺➻ ➭➯➼ ➯➵ ➽u
r
➯➾ ➨➩m
➚ ➩➸r
t
➯➼u
➯➵➪➯➳ ➯➨➨➶➹➋➂➆➑ ➄➍ ➈❾ ➈➅ ➈➟ ➌➂➁➊➋ ❾➄➂ ➌ ➋➅ ➈➑ ➊ ➈➉ ➈➈➉
P
➋ ➉➋➂➆➃➈➈➉ ❾➈➉P
➋ ➉➏ ➁➅ ➈➟ ➈➉S
➄➂ ➈➍P
➋➃ ➐➋➂➆➍ ➈➟ ➄➈➉➘➈➊ ➈PPN
➴➈❿
W
➈➓➆➐P
➈➓➈➑➛P
➋ ➉➏ ➄ ➊➈➟ ➈K
➋ ➉➈P
➈➓➈➑ ➢PKP
➤ ➃➋ ➉ ➎➈➃ ➌ ➈➆➑➈➉SPT M
➈➊➈ ➊➋ ➷➈➂➈ ➅ ➈➉➏➊➄ ➉➏ ➃ ➈➄➌ ➄ ➉ ➃ ➋➅ ➈➅ ➄➆ ➌➁➊➛➋➑ ➊➌➋ ❾➆ ➊➆ ➑ ➋ ➑➈➉➍➁ ➂ ➌ ➋➅ ➈➎➈➉ ➈➉ ➌ ➈➓➈➑ ❿➐ ❿
P
➋➍ ➄➏ ➈➊T
➋➃➌➈➍P
➋➅ ➈ ➎➈➉ ➈➉T
➋➂➌➈❾➄➢TPT
➤ ➃ ➋ ➉➋➂➆➃➈SPT M
➈➊ ➈ ➎➈➉➏ ❾➆ ➊ ➈➃➌➈➆➑ ➈➉ ➅ ➈➉➏ ➊ ➄ ➉➏ ➁ ➅➋ ➟W
➈➓➆➐P
➈➓➈➑ ❾ ➈➉SPT M
➈➊➈ ➎➈➉➏ ❾➆ ➊ ➈➃➌➈➆➑ ➈➉ ➃ ➋➅ ➈➅ ➄➆ ➌➁➊➛➋➑➊➌➋ ❾➆ ➊➆ ➑➋ ➑ ➈➉➍➁➂ ➌ ➋➅ ➈➎➈➉ ➈➉ ➌ ➈➓➈➑ ❿U
➉➍ ➄➑SPT M
➈➊ ➈➬W
➈➓➆➐P
➈➓➈➑ ➎➈➉➏ ➍➋➂❾➈➇➍ ➈➂ ➌➈❾ ➈KPP
➅ ➈➆ ➉ ➎➈➉➏ ❾➆➍➋➂ ➆➃ ➈➊➋ ➷➈➂➈ ➅ ➈➉➏ ➊ ➄ ➉➏ ➟➈➂ ➄ ➊ ❾➆➍➁➅ ➈➑ ➊➋ ❾ ➈➉➏ ➑ ➈➉ ➎➈➉➏ ➃➋➅ ➈➅ ➄➆ ➌ ➁ ➊➛➋➑ ➊➌➋ ❾➆ ➊➆ ❾➆➍➋➂ ➄ ➊➑ ➈➉ ➑➋
KPP
➍➋➃➌➈➍W
➈➓➆➐P
➈➓➈➑ ➍➋➂❾➈➇➍ ➈➂ ❾➋ ➉➏➈➉S
➄➂ ➈➍P
➋ ➉➏ ➈➉➍ ➈➂❿➷❿
P
➋➍ ➄➏ ➈➊➮➋➃➌➈➍P
➋➅ ➈ ➎➈➉➈➉➮➋➂➌➈❾ ➄➢PTP
➤➃ ➋ ➉➏➋ ➷➋➑➑➋➅➋ ➉➏➑➈➌ ➈➉➱PT
M
➈➊ ➈➐➋➂❾➈➊ ➈➂➑➈➉➑➋➍➋ ➉➍ ➄ ➈➉➴❐❒❮ ❰Ï❐ ÐÏÑÒÏ❮ ÓÏ❮ ÔÕ Ö❮ Ô Ï×Ï Ö ❐❒❮ÔÑ ØÑ❐ Ù
PS
Ò❒W
Ï ÚÑ ÛP
Ï ÚÏÒ Ï×Ï Ö ÒÖÏÕ Ï❮ ❰ÏÜ ❐ ❒❮ Ô ÔÏ Û Ö❮ÔÒ Ï❮LP
ÝÞ ß❒❮ÔÏ❮SPT M
ÏÕ Ï Ï×Ï Ö ßà Ò Ö❐❒❮Ò❒Ó❒❮ÔÒ Ï ÐÏ❮áPT M
ÏÕ ÏâÑÑâ
U
❮× ÖÒSPT M
ÏÕ Ï ×ÑßÏÒ Ó❒❮ ÔÒ Ï Ð ❰Ï ❮ Ô ßÑ×❒ ØÑ❐Ï ÓÏ❮ ÔÕ Ö❮ Ô ãÏ ØÖÕ ßÑ×àÓÏÒ Õ❒ßÏ❮ ÔÒÏ❮ ❰Ï❮Ô ❐❒ÓÏÓ ÖÑ ÐàÕ ä❒Ò Õ Ð❒ßÑÕ Ñ ßÑ×❒ ØÖÕ Ò Ï❮ Ò❒W
Ï ÚÑ ÛåÏ ÚÏÒ ß❒❮ÔÏ❮ßÑÕ ❒ Ø×ÏÑS
Ö ØÏ×