LAPORAN
TUGAS AKHIR
PELAKSANAAN PENGAWASAN PENERIMAAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI
O L E H
NAMA : SAURMAULI H SITANGGANG
NIM : 102600058
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan limpahan kasih dan karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai”.
Penulisan tugas akhir merupakan satu persyaratan untuk menyelesaikan studi
pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara .
Tugas akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Dengan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada :
1. Ayahanda tersayang M.Sitanggang dan Ibunda tercinta L.Br Pasaribu yang telah
memberikan doa,nasehat,dukungan serta mendidik dan memberikan motivasi
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Prof.Dr.Baddarudin,Msi, selaku Dekan FISIP USU.
3. Bapak Drs.Alwi Hashim Batubara, Msi selaku Ketua Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
4. Ibu Arlina SH, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan.
5. Bapak Drs.Edward,M.SP selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu nya untuk memberikan bimbingan,arahan dan pengetahuan kepada
penulis.
6. Bapak dan Ibu staff pengajar Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU
yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan di FISIP USU.
7. Bapak dan Ibu seluruh staff kantor jurusan Diploma III Administrasi Perpajakan
FISIP USU yang telah membantu proses perkuliahan.
8. Pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai yang telah memberikan data
dan informasi serta bimbingan kepada penulis selama penelitian.
9. Kepada My BoyFriend Alexander Sinaga yang selalu setia meluangkan
waktunya untu membantu saya serta saling memberikan semangat dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
10. Sahabat saya Sulasmi Hotlamsari Sitompul dan kakak saya Tania Sorawaty
Sitanggang serta kedua adik saya lia Sitanggang dan Samuel Sitanggang sebagai
orang terdekat yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama
menyelesaikan studi.
11. Sahabat terkasih seperjuangan Dos Roha (Bernadette Simbolon,Fanusian Valeria
yang selalu bersukacita dan saling membantu serta memberikan dukungan satu
sama lain.
12. Kawan-kawan Tax B 2010 yang lucu,pintar, dan selalu saling membantu selama
mengikuti perkuliahan dan menyusun Laporan Tugas akhir ini.
13. Kawan-kawan stambuk 2010 Administrasi Perpajakan FISIP USU.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna. Untuk itu
dengan kerendahan hati penulis menerima saran dari para pembaca demi
kesempurnaan dan pengembangan pengetahuan di masa yang akan datang. Akhir kata
saya ucapkan terima kasih semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Medan, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan dan Manfaat PKLM ... 5
C. Uraian Teoritis ... 6
1. Pengawasan ... 6
2. Pengawasan Penerimaan SPT Tahunan ... 7
3. Pajak Penghasilan ... 7
4. Wajib Pajak ... 9
5. Subjek Pajak ... 9
6. Objek Pajak ... 10
7. SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ... 12
8. Fungsi SPT ... 12
D. Ruang Lingkup PKLM ... 14
E. Metode PKLM ... 14
F. Metode Pengumpulan Data ... 16
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A.Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama
Binjai ... 19
B.Rencana Strategis dan Penetapan/ Perjanjian Kinerja ... 21
1. Visi dan Misi DJP ... 22
2. Tujuan ... 23
3. Sasaran ... 24
4. Kebijakan ... 25
C. Lokasi Geografi KPP Pratama Binjai ... 26
D.Struktur Organisasi KPP Pratama Binjai ... 26
E. Jumlah Pegawai KPP Pratama Binjai ... 33
BAB III GAMBARAN DATA PENGAWASAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI A.Pengawasan Wajib Pajak ... 35
B.Pengawasan Yang Efektif... 36
C.Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan ... 38
1. Pengertian SPT ... 38
2. Fungsi SPT ... 39
4. Yang wajib mengisi dan menyampaikan SPT
Tahunan PPh orang pribadi ... 41
D.Ketentuan SPT Tahunan PPh orang Pribadi ... 42
1. Ketentuan tentang Pengisian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ... 42
2. Ketentuan tentang Penyampaian SPT Tahunan ... 42
3. Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan ... 45
E. Pengolahan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ... 46
1. Tata Cara Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan ... 46
2. Penilaian Kelengkapan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ... 53
3. Petunjuk Penetapan Kode Unit Penerimaan SPT Tahunan Orang Pribadi ... 55
F. Perpanjangan SPT Tahuan PPh Orang Pribadi ... 57
1. Penyampaian pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ... 57
2. Tata Cara Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ... 58
G. Cara Penghitungan PPh Orang Pribadi ... 59
1. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) ... 59
2. Tarif Pajak (Pasal 17 Undang-Undang PPh) H. Surat Teguran ... 61
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
A. Penyampaian SPT Tahunan ... 64
B.Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan PenerimaanSPT Tahunan
Pajak Penghasilan Orang Pribadi ... 65
C.Bagian-Bagian Yang Terkait Dalam Pengawasan Penerimaan SPT
Tahunan Pajak Penghasilan(PPh) Orang Pribadi ... 66
D. Hasil Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan SPT
Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi ... 68
E. Statistik Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Binjai ... 70
F.Prosedur pengawasan penerbitan surat teguran kepada Wajib Pajak
yang belum menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) ... 72
G.Surat Teguran yang Diterbitkan ... 74
H. Upaya-Upaya yang dilakukan oleh Pihak KPP (fiskus)
untuk dapat meningkatkan pelaksanaan pengawasan
penerimaan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 82
Daftar Pustaka ... IX
Daftar Tabel
1. Tabel 2.1 ... 33
2. Tabel 2.2 ... 33
3. Tabel 2.3 ... 33
4. Tabel 2.4 ... 34
5. Tabel 3.1 ... 59
6. Tabel 3.2 ... 60
7.Tabel 4.1 ... 70
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Seiring dengan peningkatan kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional,
maka peranan pajak sebagai salah satu sumber pembiayaan pemerintah menjadi
sangat penting, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Peran serta
masyarakat dalam pembiayaan pembangunan diwujudkan dalam kepatuhan
pembayaran pajak sangat diperlukan untuk mewujudkan cita-cita pembangunan
nasional kearah masyarakat yang adil dan makmur.
Dengan berlakunya undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, maka sistem pemungutan pajak di Indonesia
mengalami perubahan yang mendasar dari Official Assessment System ke Self
Assessment System. Dalam Self Assessment System, masyarakat sebagai wajib pajak
diberi kepercayaan untuk dapat memaksimalkan kegotong-royongan nasional melalui
sistem menghitung,memperhitungkan dan membayar sendiri pajak yang terutang.
Konsep perpajakan tersebut adalah sangat ideal dengan menempatkan dan
memberdayaan masyarakat (empowering people) sebagai subyek pelaku utama dalam
sistem perpajakan. Keberhasilan sistem perpajakan nasional bergantung kepada
kesadaran dan kerelaan masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam sistem
Tulang punggung self assessment system adalah voluntary compliance dari
masyarakat. Tinggi rendahnya kesadaran masyarakat akan mempengaruhi jumlah
penerimaan pajak yang pada giliran berikutnya jumlah data yang tersedia untuk
pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Dalam self assessment system
diasumsikan bahwa masyarakat adalah sebagai subjek (pelaku) yang paling tau
terhadap masalah perpajakannya. Karena semua transaksi dan informasi perpajakan
berada di tangannya, seberapa besar bentuk pengabdiannya sebgai wujud dari
kegotong-royongan nasional dapat direncanakan dengan matang dan akurat.
Di dalam self assessment system ini, wajib pajak datang ke Kantor Pelayanan
Pajak Pratama untuk mengambil sendiri formulir Surat Pemberitahunan (SPT)
Tahunan, kemudian mengisi dan menyampaikannya kembali pada batas waktu yang
telah ditentukan. Sedangkan aparat perpajakan (fiskus) dalam hal ini ditugaskan
untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban
perpajakan yang dilakukan Wajib Pajak berdasarkan ketentuan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku. Sehingga melalui sistem ini diharapkan kesadaran
masyarakat, yang mempunyai penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP), dalam melakukan kewajibannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien serta mudah untuk dipahami oleh anggota wajib pajak.
Salah satu aspek yang menjadi objek pengawasan dari aparat pajak (fiskus)
dalam sistem perpajakan Self Assessment adalah pelaporan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT Tahunan) dan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) Pajak
(SPT) masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan yang dijumpai oleh aparat pajak.
Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman sebagian wajib pajak akan
pedoman pedoman yang telah tertera di buku petunjuk pengisian Surat
Pemberitahuan (SPT), Serta kebutuhan sebagian wajib pajak akan proses yang instan
dan kemudahan dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT). Sehingga wajib pajak
menggunakan jasa para konsultan pajak. Atas dasar itulah maka diperlukan sebuah
pengawasan, yang mana pengawasan ini dilakukan untuk memperlancar
pengadministrasian penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang
Pribadi.
Dalam rangka pelaksanaan pengawasan penerimaan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi, pihak aparat telah melakukan
suatu tata cara pengawasan sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. Dengan adanya
pelaksanaan pengawasan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak
Penghasilan (PPh) Orang Pribadi ini, diharapkan penerimaan negara di sektor
perpajakan akan semakin meningkat yang diperlukan untuk pembiayaan nasional.
Namun dalam melaksanakan pengawasan penerimaan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan tersebut, masih ada masalah-masalah yang timbul, seperti masih
banyak terdapat kesalahan-kesalahan dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT)
dan juga wajib pajak orang pribadi yang kurang aktif menyampaikan Surat
pelaksanaan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) belum bisa berjalan sepenuhnya
dengan efektif.
Dengan didasari pemikiran tersebut maka penulis mengangkat judul, yaitu
“Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai”.
B.TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
1. Tujuan PKLM
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1.1 Untuk mengetahui Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.
2.1 Untuk mengetahui Bagian-Bagian yang Terkait Dalam Pengawasan Penerimaan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.
3.1 Untuk mengetahui Hasil Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.
4.1 Untuk mengetahui Upaya-Upaya yang Dilakukan oleh Pihak KPP (fiskus) untuk
dapat meningkatkan Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan
2. Manfaat PKLM
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :
2.1. Bagi Mahasiswa
a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai proses
Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak
Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.
b. Memberikan bekal pengetahuan tentang pengawasan terhadap Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan.
c. Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang perpajakan
maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d. Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan dibekali
keahlian keterampilan yang diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri.
2.2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
a. Mendapat masukan dan saran untuk mengawasi Pelaksanaan Pengawasan
Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang
Pribadi.
b. Membina hubungan baik dengan lembaga pendidikan khususnya Progam Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Sumatra Utara (FISIP USU)
a. Untuk meningkatkan hubungan baik antara Universitas Sumatra Utara khususnya
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Sumatra Utara (FISIP USU) dengan instansi pemerintahan dalam hal
ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
b. Memberi masukan dan saran dalam rangka Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.
c. Mempromosikan sumber-sumber potensial dari Perguruaan Tinggi
C.URAIAN TEORITIS
Adapun uraian teoritis yang mendasari penelitian ini adalah :
1. Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu fungsi managemen yang mengawasi
pelaksanaan pencapaian tujuan. Pengawasan bertujuan untuk mencegah terjadinya
kemungkinan penyimpangan-penyimpangan terhadap rencana-rencana,
instruksi-instruksi, saran-saran, dan sebagainya yang telah ditetapkan. Jadi dengan adanya
pengawasan yang baik maka tujuan yang diharapkan akan tercapai secara efektif dan
efesien. (Handayanigrat, 1980: 143)
Jadi pengawasan juga mengandung arti tindakan-tindakan yang dilakukan
untuk mengetahui atau menguji kepatuhan wajib pajak melaksanakan
2. Pengawasan Penerimaan SPT Tahunan
Pengawasan Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh kantor pelayanan pajak untuk mengawasi penyampaian
SPT Tahunan Orang Pribadi yang dilakukan oleh wajib pajak Orang Pribadi setiap
tahun pajak.
Adapun yang menjadi tujuan pengawasan penerimaan SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi adalah untuk mencegah terjadinya kemungkinan
penyimpangan-penyimpangan atau penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh wajib pajak
dalam pelaksanaan perpajakannya pada suatu tahun pajak, disamping itu Pengawasan
Penerimaan SPT Tahunan Orang Pribadi dapat mendukung kelancaran administrasi
perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak
3. Pajak Penghasilan
Menurut Fidel, (2008 : 1) dalam bukunya yang berjudul “ Pajak
Penghasilan”, ada pengertian pajak menurut Prof. Dr Rochmat Soemitro, SH, yaitu
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa imbal (kontra pretasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Sementara itu jika mengacu kepada Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 angka 1 disebutkan
arti pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari definisi di atas diketahui bahwa pajak memiliki beberapa unsur yaitu :
1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksanaannya.
2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra
pretasi individual oleh pemerintah.
3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah.
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
Menurut Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 yang dimaksud dengan
penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun yang berasal dari
luar negeri, yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Jadi pengertian pajak penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang
ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas suatu penghasilan yang
diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan
masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang
4. Wajib Pajak
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, yang meliputi pembayaran
pajak, pemotongan pajak dan pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
5. Subjek Pajak
Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,
yang termasuk subjek pajak adalah :
a. 1). Orang Pribadi,
2). Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang
berhak.
b. Badan, dan
c. Bentuk usaha tetap
Kewajiban pajak subjektif orang pribadi/ badan/ warisan dimulai dan
berakhir pada saat :
• Orang pribadi dilahirkan, berada atau berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia
dan berakhir pada saat meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk
selama-lamanya.
• Badan didirikan atau berkedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat
dibubarkan atau tidak berkedudukan lagi di Indonesia.
6. Objek Pajak
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apapun termasuk :
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterim atau
diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi,
uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam
Undang-Undang Pajak Penghasilan;
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan;
3. Laba usaha;
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
a. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan
lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
b. Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena
pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota ;
c. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan atau pengambilalihan usaha;
d. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan,
satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial
atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh menteri keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau
penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;
e. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam
perusahaan pertambangan.
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya;
6. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian
utang;
7. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi ;
8. Royalty atau imbalan atas penggunaan hak;
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah;
12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
dari wp yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan
pajak;
17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah;
18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan;
19. Surplus Bank Indonesia.
7. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP)
digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak
dan atau bukan objek pajak dan harta dan kewajiban. Menurut ketentuan Peraturan
perundang-undangan perpajakan, terdapat dua macam SPT yaitu :
a. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.
b. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian
Tahun Pajak.
8. Fungsi SPT
a. Wajib Pajak PPh
Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian
Tahun Pajak;
Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak;
Harta dan kewajiban;
Pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa
Pajak.
b. Pengusaha Kena Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang :
Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;
Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan
atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
c. Pemotong/ Pemungut Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang.
D.RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Adapun yang menjadi ruang lingkup adalah
1. Penyampaian SPT Tahunan
2. Tata cara penerimaan SPT Tahunan
3. Tata cara Pelaksanaan pengawasan tersebut oleh pihak fiskus
E. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi
sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan yang dimulai dari
mengajukan judul, penetuan judul, penentuan tempat praktek kerja lapangan, mencari
bahan untuk pembuatan proposal, hinga pada tahapan konsultasi dengan dosen
pembimbing.
2. Studi Literatur
Yaitu kegiatan studi mencari data-data serta informasi-informasi dengan
membaca landasan teori, menelaah buku-buku literature, Peraturan
Perundang-undangan Perpajakan, Keputusan Menkeu, Informasi dari majalah, surat kabar,
catatan-catatan, maupun bahasa yang tertulis yang berhubungan secara langsung
3. Observasi Lapangan
Pengamatan yang dilakukuan sesuai dengan data yang ada pada instansi yang
bersangkutan, mengenai objek studi kasusnya, pelaksanaan pengawasan penerimaan
SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data lapangan mengenai pelaksanaan pengawasan
penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak.
a. Data Primer
1. Wawancara
2. Pengamatan
b. Data Sekunder
1. Studi Kepustakaan
2. Dokumentasi
5. Analisis dan Evaluasi
Penulis menganalisa dan mengevaluasi data mengenai Pelaksanaan
Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan
F. METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik
Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
1. Metode Wawancara (Interview guide)
Yaitu kegiatan mengumpulkan data dan mencari data dengan melakukan
wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten
dan menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melengkapi laporan
PKLM.
2. Metode Observasi (Observation Guide)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara langsung
maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan
mengamati, mendengar dan bila perlu ikut serta dalam mengerjakan tugas yang
diberikan pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau memberikan arahan
terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang menjadi rahasia dan
memiliki resiko tinggi.
3. Metode Dokumentasi (Optional Guide)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar
G.Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang
menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, uraian teoritis,
tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode praktik, metode
pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Pada bab ini akan dibahas mengenai sejarah singkat Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Binjai, Struktur organisasi, uraian tugas serta
data-data mengenai jumlah pegawai.
BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM
Pada bab ini penulis menguraikan tentang pengertian dan ketentuan
ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan, khususnya Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan mengemukakan analisa data dan evaluasi
terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan inti sari yang bersumber dari hasil
penelitian, dan berdasarkan kesimpulan dapat dibuat rekomendasi
yang berisi saran-saran yang dapat diambil sebagai tindakan untuk
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Seiring dengan peningkatan kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional,
maka peranan pajak sebagai salah satu sumber pembiayaan pemerintah menjadi
sangat penting, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Peran serta
masyarakat dalam pembiayaan pembangunan diwujudkan dalam kepatuhan
pembayaran pajak sangat diperlukan untuk mewujudkan cita-cita pembangunan
nasional kearah masyarakat yang adil dan makmur.
Dengan berlakunya undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, maka sistem pemungutan pajak di Indonesia
mengalami perubahan yang mendasar dari Official Assessment System ke Self
Assessment System. Dalam Self Assessment System, masyarakat sebagai wajib pajak
diberi kepercayaan untuk dapat memaksimalkan kegotong-royongan nasional melalui
sistem menghitung,memperhitungkan dan membayar sendiri pajak yang terutang.
Konsep perpajakan tersebut adalah sangat ideal dengan menempatkan dan
memberdayaan masyarakat (empowering people) sebagai subyek pelaku utama dalam
sistem perpajakan. Keberhasilan sistem perpajakan nasional bergantung kepada
kesadaran dan kerelaan masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam sistem
Tulang punggung self assessment system adalah voluntary compliance dari
masyarakat. Tinggi rendahnya kesadaran masyarakat akan mempengaruhi jumlah
penerimaan pajak yang pada giliran berikutnya jumlah data yang tersedia untuk
pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Dalam self assessment system
diasumsikan bahwa masyarakat adalah sebagai subjek (pelaku) yang paling tau
terhadap masalah perpajakannya. Karena semua transaksi dan informasi perpajakan
berada di tangannya, seberapa besar bentuk pengabdiannya sebgai wujud dari
kegotong-royongan nasional dapat direncanakan dengan matang dan akurat.
Di dalam self assessment system ini, wajib pajak datang ke Kantor Pelayanan
Pajak Pratama untuk mengambil sendiri formulir Surat Pemberitahunan (SPT)
Tahunan, kemudian mengisi dan menyampaikannya kembali pada batas waktu yang
telah ditentukan. Sedangkan aparat perpajakan (fiskus) dalam hal ini ditugaskan
untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban
perpajakan yang dilakukan Wajib Pajak berdasarkan ketentuan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku. Sehingga melalui sistem ini diharapkan kesadaran
masyarakat, yang mempunyai penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP), dalam melakukan kewajibannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien serta mudah untuk dipahami oleh anggota wajib pajak.
Salah satu aspek yang menjadi objek pengawasan dari aparat pajak (fiskus)
dalam sistem perpajakan Self Assessment adalah pelaporan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT Tahunan) dan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) Pajak
(SPT) masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan yang dijumpai oleh aparat pajak.
Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman sebagian wajib pajak akan
pedoman pedoman yang telah tertera di buku petunjuk pengisian Surat
Pemberitahuan (SPT), Serta kebutuhan sebagian wajib pajak akan proses yang instan
dan kemudahan dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT). Sehingga wajib pajak
menggunakan jasa para konsultan pajak. Atas dasar itulah maka diperlukan sebuah
pengawasan, yang mana pengawasan ini dilakukan untuk memperlancar
pengadministrasian penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang
Pribadi.
Dalam rangka pelaksanaan pengawasan penerimaan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi, pihak aparat telah melakukan
suatu tata cara pengawasan sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. Dengan adanya
pelaksanaan pengawasan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak
Penghasilan (PPh) Orang Pribadi ini, diharapkan penerimaan negara di sektor
perpajakan akan semakin meningkat yang diperlukan untuk pembiayaan nasional.
Namun dalam melaksanakan pengawasan penerimaan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan tersebut, masih ada masalah-masalah yang timbul, seperti masih
banyak terdapat kesalahan-kesalahan dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT)
dan juga wajib pajak orang pribadi yang kurang aktif menyampaikan Surat
pelaksanaan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) belum bisa berjalan sepenuhnya
dengan efektif.
Dengan didasari pemikiran tersebut maka penulis mengangkat judul, yaitu
“Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai”.
B.TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
1. Tujuan PKLM
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1.1 Untuk mengetahui Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.
2.1 Untuk mengetahui Bagian-Bagian yang Terkait Dalam Pengawasan Penerimaan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.
3.1 Untuk mengetahui Hasil Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.
4.1 Untuk mengetahui Upaya-Upaya yang Dilakukan oleh Pihak KPP (fiskus) untuk
dapat meningkatkan Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan
2. Manfaat PKLM
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :
2.1. Bagi Mahasiswa
a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai proses
Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak
Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.
b. Memberikan bekal pengetahuan tentang pengawasan terhadap Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan.
c. Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang perpajakan
maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d. Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan dibekali
keahlian keterampilan yang diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri.
2.2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
a. Mendapat masukan dan saran untuk mengawasi Pelaksanaan Pengawasan
Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang
Pribadi.
b. Membina hubungan baik dengan lembaga pendidikan khususnya Progam Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Sumatra Utara (FISIP USU)
a. Untuk meningkatkan hubungan baik antara Universitas Sumatra Utara khususnya
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Sumatra Utara (FISIP USU) dengan instansi pemerintahan dalam hal
ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
b. Memberi masukan dan saran dalam rangka Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.
c. Mempromosikan sumber-sumber potensial dari Perguruaan Tinggi
C.URAIAN TEORITIS
Adapun uraian teoritis yang mendasari penelitian ini adalah :
1. Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu fungsi managemen yang mengawasi
pelaksanaan pencapaian tujuan. Pengawasan bertujuan untuk mencegah terjadinya
kemungkinan penyimpangan-penyimpangan terhadap rencana-rencana,
instruksi-instruksi, saran-saran, dan sebagainya yang telah ditetapkan. Jadi dengan adanya
pengawasan yang baik maka tujuan yang diharapkan akan tercapai secara efektif dan
efesien. (Handayanigrat, 1980: 143)
Jadi pengawasan juga mengandung arti tindakan-tindakan yang dilakukan
untuk mengetahui atau menguji kepatuhan wajib pajak melaksanakan
2. Pengawasan Penerimaan SPT Tahunan
Pengawasan Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh kantor pelayanan pajak untuk mengawasi penyampaian
SPT Tahunan Orang Pribadi yang dilakukan oleh wajib pajak Orang Pribadi setiap
tahun pajak.
Adapun yang menjadi tujuan pengawasan penerimaan SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi adalah untuk mencegah terjadinya kemungkinan
penyimpangan-penyimpangan atau penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh wajib pajak
dalam pelaksanaan perpajakannya pada suatu tahun pajak, disamping itu Pengawasan
Penerimaan SPT Tahunan Orang Pribadi dapat mendukung kelancaran administrasi
perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak
3. Pajak Penghasilan
Menurut Fidel, (2008 : 1) dalam bukunya yang berjudul “ Pajak
Penghasilan”, ada pengertian pajak menurut Prof. Dr Rochmat Soemitro, SH, yaitu
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa imbal (kontra pretasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Sementara itu jika mengacu kepada Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 angka 1 disebutkan
arti pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari definisi di atas diketahui bahwa pajak memiliki beberapa unsur yaitu :
1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksanaannya.
2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra
pretasi individual oleh pemerintah.
3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah.
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
Menurut Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 yang dimaksud dengan
penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun yang berasal dari
luar negeri, yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Jadi pengertian pajak penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang
ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas suatu penghasilan yang
diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan
masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang
4. Wajib Pajak
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, yang meliputi pembayaran
pajak, pemotongan pajak dan pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
5. Subjek Pajak
Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,
yang termasuk subjek pajak adalah :
a. 1). Orang Pribadi,
2). Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang
berhak.
b. Badan, dan
c. Bentuk usaha tetap
Kewajiban pajak subjektif orang pribadi/ badan/ warisan dimulai dan
berakhir pada saat :
• Orang pribadi dilahirkan, berada atau berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia
dan berakhir pada saat meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk
selama-lamanya.
• Badan didirikan atau berkedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat
dibubarkan atau tidak berkedudukan lagi di Indonesia.
6. Objek Pajak
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apapun termasuk :
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterim atau
diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi,
uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam
Undang-Undang Pajak Penghasilan;
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan;
3. Laba usaha;
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
a. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan
lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
b. Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena
pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota ;
c. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan atau pengambilalihan usaha;
d. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan,
satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial
atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh menteri keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau
penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;
e. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam
perusahaan pertambangan.
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya;
6. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian
utang;
7. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi ;
8. Royalty atau imbalan atas penggunaan hak;
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah;
12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
dari wp yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan
pajak;
17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah;
18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan;
19. Surplus Bank Indonesia.
7. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP)
digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak
dan atau bukan objek pajak dan harta dan kewajiban. Menurut ketentuan Peraturan
perundang-undangan perpajakan, terdapat dua macam SPT yaitu :
a. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.
b. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian
Tahun Pajak.
8. Fungsi SPT
a. Wajib Pajak PPh
Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian
Tahun Pajak;
Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak;
Harta dan kewajiban;
Pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa
Pajak.
b. Pengusaha Kena Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang :
Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;
Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan
atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
c. Pemotong/ Pemungut Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang.
D.RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Adapun yang menjadi ruang lingkup adalah
1. Penyampaian SPT Tahunan
2. Tata cara penerimaan SPT Tahunan
3. Tata cara Pelaksanaan pengawasan tersebut oleh pihak fiskus
E. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi
sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan yang dimulai dari
mengajukan judul, penetuan judul, penentuan tempat praktek kerja lapangan, mencari
bahan untuk pembuatan proposal, hinga pada tahapan konsultasi dengan dosen
pembimbing.
2. Studi Literatur
Yaitu kegiatan studi mencari data-data serta informasi-informasi dengan
membaca landasan teori, menelaah buku-buku literature, Peraturan
Perundang-undangan Perpajakan, Keputusan Menkeu, Informasi dari majalah, surat kabar,
catatan-catatan, maupun bahasa yang tertulis yang berhubungan secara langsung
3. Observasi Lapangan
Pengamatan yang dilakukuan sesuai dengan data yang ada pada instansi yang
bersangkutan, mengenai objek studi kasusnya, pelaksanaan pengawasan penerimaan
SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data lapangan mengenai pelaksanaan pengawasan
penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak.
a. Data Primer
1. Wawancara
2. Pengamatan
b. Data Sekunder
1. Studi Kepustakaan
2. Dokumentasi
5. Analisis dan Evaluasi
Penulis menganalisa dan mengevaluasi data mengenai Pelaksanaan
Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan
F. METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik
Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
1. Metode Wawancara (Interview guide)
Yaitu kegiatan mengumpulkan data dan mencari data dengan melakukan
wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten
dan menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melengkapi laporan
PKLM.
2. Metode Observasi (Observation Guide)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara langsung
maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan
mengamati, mendengar dan bila perlu ikut serta dalam mengerjakan tugas yang
diberikan pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau memberikan arahan
terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang menjadi rahasia dan
memiliki resiko tinggi.
3. Metode Dokumentasi (Optional Guide)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar
G.Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang
menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, uraian teoritis,
tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode praktik, metode
pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Pada bab ini akan dibahas mengenai sejarah singkat Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Binjai, Struktur organisasi, uraian tugas serta
data-data mengenai jumlah pegawai.
BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM
Pada bab ini penulis menguraikan tentang pengertian dan ketentuan
ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan, khususnya Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan mengemukakan analisa data dan evaluasi
terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan inti sari yang bersumber dari hasil
penelitian, dan berdasarkan kesimpulan dapat dibuat rekomendasi
yang berisi saran-saran yang dapat diambil sebagai tindakan untuk
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A.Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai didirikan pada tanggal 1 April
1994, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:
94/KMK-01/1994 tanggal 29 Maret 1994, dengan wilayah kerja sebagai berikut:
1) Kotamadya Binjai
2) Kabupaten Langkat
3) Kabupaten Deli Serdang
a. Kec. Labuhan Deli
b. Kec. Sunggal
c. Kec. Pancur Batu
d. Kec. Hamparan Perak
e. Kec. Sibolangit
f. Kec. Kutalimbaru
4) Kabupaten Tanah Karo
Pada tanggal 27 Mei 2008, KPP Binjai berubah nama menjadi KPP Pratama
Binjai yang artinya KPP Pratama Binjai telah menjadi KPP Modern dimana
pelayanan perpajakan telah menjadi pelayanan satu atap. KPP Pratama Binjai
1) Kota Binjai
a. Kec. Binjai Timur
b. Kec. Binjai Kota
c. Kec. Binjai Utara
d. Kec. Binjai Barat
e. Kec. Binjai Selatan
2) Kabupaten Langkat
a. Kec. Pangkalan susu
b. Kec. Gebang
c. Kec. Hinai
d. Kec. Secanggang
e. Kec. Sawit Sebrang
f. Kec. Babalan
g. Kec. Sei Lepan
h. Kec. Stabat
i. Kec. Sirapit
j. Kec. Binjai
k. Kec. Besitang
l. Kec. Tanjung Pura
m.Kec. Wampu
n. Kec. Pematang Jaya
p. Kec. Kuala
q. Kec. Selesei
r. Kec. Bahorok
s. Kec. Kutambaru
t. Kec. Padang Tualang
u. Kec. Sei Bingai
v. Kec. Batang serangan
w. Kec. Salapian
B. Rencana Strategis dan Penetapan/ Perjanjian Kinerja
Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan
di Kantor Pelayanan Pajak, maka Direktorat Jenderal Pajak membuat suatu rencana
strategis DJP tahun 2012 hingga tahun 2014 yang dituangkan dalam sebuah
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-334/PJ/2012 tanggal 23 November
2012 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak yang merupakan dokumen
perencanaan yang berisi visi, misi, nilai tujuan, sasaran, strategi, program dan
indicator kinerja Direktorat Jenderal Pajak untuk periode 3 (tiga) tahun terhitung
mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
Secara umum sasaran utama yang ingin diraih Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Binjai adalah mengumpulkan penerimaan negara secara optimal sesuai
target yang telah dimandatkan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai yaitu
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan
serta pertumbuhan realisasi penerimaan pajak meningkat. Selain itu diharapkan agar
tingkat kepuasan atas pelayanan perpajakan dan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak
menjadi lebih tinggi, serta terjadi peningkatan dalam efektivitas dan efisiensi
organisasi, SDM, sistem informasi, serta pengelolaan anggaran yang lebih optimal.
Dengan tercapainya sasaran-sasaran tersebut maka akan mendukung tercapainya visi
dan misi Direktorat Jenderal Pajak.
1. Visi dan Misi DJP
Visi adalah gambaran keadaan organisasi yang ingin dicapai di masa datang
yang merupakan arahan yang bersifat menyeluruh bagi organisasi. Visi Direktorat Jenderal Pajak adalah “menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yg terbaik di wilayah asia tenggara”.
Visi tersebut merefleksikan cita-cita Direktorat Jenderal Pajak untuk menjadi
institusi yang menyelenggarakan sistem administrasi modern yang efektif dan efisien.
Sehingga mendapat pengakuan dari masyarakat bahwa segala eksistensi dan
kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan mampu memenuhi harapan
masyarakat serta dalam menjalankan tugas dan pekerjaan selalu memegang teguh
kode etik dan prinsip-prinsip moral yang diterjemahkan dengan bertindak jujur,
konsisten dan menepati janji. Selain itu memiliki kompetensi di bidang profesi dan
menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan serta
fundamental tentang alasan atau tujuan keberadaan organisasi, menerangkan mengapa
organisasi itu ada, cara yang digunakan atau aktivitas utama yang dijalankan
organisasi untuk melakukan fungsinya. Misi Direktorat Jenderal pajak adalah “menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan Undang-Undang Perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaran negara demi kemakmuran rakyat”.
Misi tersebut merupakan suatu pernyataan tujuan keberadaan, tugas, fungsi,
peranan dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak sebagai penghimpun
penerimaan negara di bidang perpajakan.
2. Tujuan
Tujuan adalah pernyataan tentang hasil yang ingin dicapai organisasi dalam
jangka panjang atau menengah dan merupakan penjabaran dari visi dan harus
konsisten dengan misi organisasi. Adapun tujuan dari Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Binjai adalah:
a. Peningkatan pelayanan perpajakan.
b. Peningkatan kepatuhan Wajib Pajak melalui pengawasan dan penegakan
hukum.
c. Peningkatan efektifitas dan efisiensi organisasi melalui reformasi dan
modernisasi.
Keempat tujuan tersebut mengarah pada pencapaian tujuan eksternal dan
internal. Tujuan eksternal mengarahkan segenap perhatian kepada wajib pajak
meliputi peningkatan pelayanan perpajakan dan peningkatan kepatuhan wajib pajak
melalui pengawasan dan penegakan hukum. Sedangkan tujuan internal mengarahkan
kepada pengembangan sumber daya internal DJP meliputi peningkatan
profesionalisme dan integritas sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya
internal meliputi pengembangan organisasi, proses bisnis, teknologi informasi,
anggaran, dan sumber daya manusia.
3. Sasaran
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan dan merupakan pernyataan tentang
hasil yang ingin dicapai organisasi dalam jangka waktu relatif pendek dan
merupakan tujuan yang bersifat operasional. Sasaran merupakan bagian integrasi
dalam proses perencanaan strategis. Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai,
diukur dan menantang namun dapat dicapai, berorientasi pada hasil dalam periode 1
(satu) tahun.
Dalam rangka mencapai tujuan DJP yang telah ditetapkan, diperlukan
penentuan sasaran yang mencerminkan hal yang ingin dicapai dalam jangka waktu
tertentu. Sasaran merupakan tujuan yang bersifat operasional yang memenuhi kriteria
SMART, yaitu : specific (spesifik), measurable (terukur), achievable (dapat dicapai),
Berdasarkan hal tersebut diatas sasaran strategis beserta inisiatif srategis
Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Strategis 1 yaitu Penataan Struktur Organisasi yang Efektif.
2. Sasaran Strategis 2 yaitu Sistem Manajemen yang Handal.
3. Sasaran Strategis 3 yaitu Peningkatan Kapasitas Lembaga.
4. Kebijakan
Kebijakan merupakan ketentuan yang telah ditetapkan untuk dijadikan
pedoman dan petunjuk dalam pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya
kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, visi, dan misi.
Demi tercapainya tujuan dan sasaran berdasarkan visi dan misi yang telah
ditetapkan, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai telah mengambil langkah-langkah
sebagaimana tertuang dalam kebijakan yang dijadikan pedoman, petunjuk dan
pegangan bagi setiap kegiatan yang dilaksanakan yaitu :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan
b. Mengamankan pencapaian rencana penerimaan pajak
C. Lokasi Geografi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai terletak di jalan Jambi Nomor
1 Rambung Barat, Binjai Selatan. Kantor Pemerintah ini mempunyai kewajiban untuk
memudahkan pengawasan dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat dalam
membayar pajak.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai dikepalai oleh seorang Kepala
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang terdiri atas Kepala Kantor, Sub Bagian Umum,
dan beberapa seksi yang di pimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi agar
dapat lebih jelas dan transparan tentang keadaan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Binjai. Maka disini, penulis akan menggambarkan tentang struktur
organisasi.
D. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai
Struktur organisasi adalah wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama
dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi sangat
penting untuk terlaksanakan fungsi pengorganisasi dengan baik sebab dengan adanya
struktur organisasi akan terlihat jelas tugas dan wewenang dari setiap bagian yang
terdapat dalam hierarki organisasi dan akan memudahkan setiap karyawan untuk
menjalankan tugas dan fungsinya.
Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai adalah
1. Kepala Kantor
Tugasnya adalah mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan,
dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak tidak langsung
lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan Undang-Undang yang
berlaku.
2. Sub Bagian Umum
Tugas:
a. Penerimaan dan penyampaian dokumen di KPP.
b. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Sub bagian umum.
c. Pelaksanaan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan serta pengambilan
sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS).
d. Permintaan pengujian kesehatan pegawai.
e. Pembuatan kartu tanda pengenal pemeriksa.
f. Pelaksanaan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada rekanan.
g. Pemusnahan dokumen, penyusunan laporan berkala KPP dan pembuatan laporan
tahunan.
h. Penyusunan laporan/daftar realisasi anggaran belanja.
3. Seksi Pelayanan
Tugas:
b. Penatausahaan surat, dokumen dan laporan Wajib Pajak pada Tempat Pelayanan
Terpadu (TPT).
c. Perubahan identitas Wajib Pajak.
d. Penyelesaian permohonan pengukuhan pengusaha kena pajak.
e. Penerbitan surat teguran penyampaian SPT Masa dan SPT tahunan PPh.
f. Pelaksanaan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi.
g. Penyelesaian pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak lama.
4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Tugas:
a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI.
b. Penatausahaan alat keterangan.
c. Pembentukan bank data.
d. Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan (SPH) kirim ke Kantor Pelayanan
Pajak lainnya.
e. Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan
ekonomi dan keuangan.
f. Penerbitan STP Bunga Penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) serta Surat Keputusan Pencabutan
Sita.
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (I,II,III)
Seksi Pengawasan dan Konsultasi atau yang biasa disebut seksi Waskon,
terbentuk setelah kantor pelayanan pajak melakukan modernisasi, dimana pembagian
seksi berorientasi pada fungsi seksi. Fungsi umum dari seksi waskon adalah
melakukan pengawasan dan konsultasi terhadap wajib pajak dalam menjalankan
kewajiban perpajakannya. Pada KPP Pratama Binjai seksi ini dibagi menjadi 3 bagian
yaitu: Seksi Waskon I, Waskon II, dan Waskon III. Tugas dari ketiga seksi tersebut
pada dasarnya sama, yang membedakan hanyalah pembagian wilayah kerjanya. Hal
ini bertujuan mempermudah dan membantu tugas fungsi KPP Pratama Binjai.
Tugas:
a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi pengawasan dan
konsultasi.
b. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).
c. Penerbitan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB).
d. Penyelesaian permohonan perubahan metode pembukuan.
e. Penetapan Wajib Pajak patuh.
f. Penyelesaian permohonan pembetulan ketetapan Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP.
g. Penyelesaian permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Tugas:
a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan.
b. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor.
c. Penerbitan surat himbauan untuk ber-NPWP.
d. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian lapangan.
e. Penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) pemotongan PPh atas
bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
f. Penyelesaian permohonan penundaan pengembalian Surat Pemberitahuan Objek
Pajak (SPOP) dan mutasi sebagian atau seluruhnya objek dan subjek pajak PBB.
g. Penerbitan daftar nominatif untuk usulan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3)
PSL, Ekstensifikasi dan lain-lain.
7. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
Tugas:
a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi pemeriksaan.
b. Penyelesaian usulan pemeriksaan.
c. Penyelesaian usulan pemeriksaan bukti permulaan.
d. Pemeriksaan kantor.
f. Penatausahaan laporan pemeriksaan pajak dan nota perhitungan.
g. Pengamatan KPP, pemeriksaan kantor, pemeriksaan lapangan dan penyelesaian
usulan pemeriksaan dan lain-lain.
8. Seksi Penagihan
Tugas:
a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi penagihan.
b. Menjawab konfirmasi data tunggakan Wajib Pajak.
c. Penyelesaian permohonan penundaan pembayaran pajak.
d. Penagihan pajak seketika dan sekaligus.
e. Penerbitan dan penyampaian surat teguran penagihan.
f. Penghapusan piutang pajak.
g. Penerbitan STP bunga penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) serta Surat Keputusan Pencabutan Sita.
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
E. Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai
[image:59.612.118.468.169.272.2]1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel : 2.1
Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki 54
Perempuan 21
Sumber : kantor pelayanan pajak (KPP) pratama binjai
[image:59.612.119.468.347.531.2]2. Berdasarkan Jabatan
Tabel : 2.2
Jabatan Jumlah
Kepala Kantor 1
Kasi/Kasubag 9
Fungsional 11
Account Representative 18
Pelaksana 36
Sumber : kantor pelayanan pajak (KPP) pratama binjai
3. Berdasarkan Seksi
Tabel : 2.3
Seksi Jumlah
[image:59.612.119.471.610.684.2]Seksi Pelayanan 10
Seksi PDI 9
Seksi Waskon I 7
Seksi Waskon II 8
Seksi Waskon III 7
Seksi Penagihan 5
Seksi Ekstensifikasi 7
Seksi Pemeriksaan 2
Seksi Fungsional 10
Sumber : kantor pelayanan pajak (KPP) pratama binjai
[image:60.612.119.467.112.357.2]4. Berdasarkan Pangkat dan Golongan
Tabel : 2.4
Golongan Jumlah
IV 1
III 37
II 37
I 0
BAB III
GAMBARAN DATA PENGAWASAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI
A. Pengawasan Wajib Pajak
Dengan Self Assessment system yang dianut oleh sistem perpajakan kita,
dimana wajib pajak diberikan kewenangan untuk melakukan pemenuhan kewajiban
perpajakannya secara mandiri. Direktorat Jenderal Pajak dalam hal ini Kantor
Pelayanan Pratama yang menyelenggarakan administrasi perpajakannya, mempunyai
kewajiban untuk melakukan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban pajak oleh
Wajib Pajak.
Definisi Pengawasan menurut Muchsan, dalam buku yang berjudul Sistem pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat pemerintah dan peradilan Tata Usaha negara di Indonesia, menyatakan bahwa pengawasan adalah :
Proses pengawasan ini bertujuan untuk mengetahui apakah wajib pajak telah
memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, dan apabila terjadi pelanggaran
terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, maka KPP berhak untuk memberikan
sanksi, baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana.
B.Pengawasan Yang Efektif
Sebagai konsekuensi dari Self Assessment system yang dipakai maka pihak
Kantor Pelayanan Pajak dituntut untuk menciptakan sebuah sistem yang memadai
untuk mengawasi Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.
Pengawasan yang dilakukan KPP dalam hal ini seksi Pengawasan dan Konsultasi
mempunyai tugas melakukan Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi
teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak,
melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, serta
melakukan evaluasi hasil banding, dalam menjalankan fungsinya untuk mewujudkan
wajib pajak yang lebih patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Tingkat
Efektivitas pengawasan terhadap Wajib Pajak Badan sendiri diukur menurut
indikator yang ditetapkan.
Langkah-langkah pengawasan menurut T. Hani Handoko Dalam buku yang berjudul Manajemen, menyatakan bahwa langkah-langkah pengawasan adalah:
1. Penetapan Standar
3. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
4. Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisis
5. Pengambilan Koreksi bila perlu
Penjelasan dari kutipan diatas adalah sebagai berikut :
1. Penetapan Standar
Penetapan standar Mengandung arti sebagai suatu pengukuran yang dapat
digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil, Tujuan, sasaran, kuota, dan
target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar.
2. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Berbagai cara yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata.
Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengawasan yaitu menentukan pengukuran
pelaksanaan kegiatan secara tepat. Berapa kali pelaksanaan seharusnya diukur, dalam
bentuk apa, siapa yang akan terlibat.
3. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran
pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus menerus.
Bentuknya bisa berupa pengamatan, laporan-laporan baik lisan maupun tulisan,
metode-metode otomatis, inspeksi, pengujian, atau dengan pengambilan sampel.
4.Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisis
Tahap keempat dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan
Penyimpangan- penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar
tidak dapat ditentukan.
5.Pengambilan Koreksi bila perlu
bila analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus
segera diambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar
mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan.
C. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan 1. Pengertian SPT
Surat Pemberitahuan tahunan (SPT) yaitu surat yang oleh wajib pajak
digunakan untuk melaporkan penghitungan dan membayar pajak yang terhutang