• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Tinjauan Parameter Kinerja Dan Persepsi Penumpang Bus Lintas USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Tinjauan Parameter Kinerja Dan Persepsi Penumpang Bus Lintas USU"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TINJAUAN PARAMETER KINERJA DAN

PERSEPSI PENUMPANG BUS LINTAS USU

TUGAS AKHIR

DiajukanUntukMelengkapiSyaratPenyelesaian

PendidikanSarjanaTeknikSipil

DisusunOleh

07 0404 111

ANDREAS C SIAHAAN

BIDANG STUDI TRANSPORTASI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Abstrak

Banyaknya orang yang melakukan aktivitas di dalam kampus USU, menuntut adanya suatu sistem transportasi yang menunjang kelancaran pergerakan di dalam kampus. Bus Lintas USU adalah salah satu kebijakan utama sistem transportasi dalam kampus USU, maka dari itu Bus Lintas USU haruslah dioperasikan secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau parameter kinerja dan mengetahui persepsi penumpang dari Bus Lintas USU.

Untuk meninjau parameter kinerja dari Bus Lintas USU dilakukan survei langsung di lapangan. Parameter kinerja yang ditinjau adalah waktu perjalanan, waktu tunggu, waktu antara dan faktor muat penumpang. Sementara untuk mengetahui persepsi penumpang terhadap layanan Bus Lintas USU, dilakukan penyebaran kuisioner kepada 100 responden. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Importance Performance Analysis.

Berdasarkan hasil penelitian tinjauan parameter kinerja. Parameter kinerja waktu antara Bus Lintas USU perlu dilakukan perbaikan, karena besar waktu antara yang di dapat di lapangan, nilainya masih jauh dari nilai standar waktu antara yang direncanakan USU ASRI. Berdasarkan hasil penelitian persepsi penumpang, ada 3 faktor pelayanan yang perlu diperhatikan pihak menejemen Bus Lintas USU, yakni : Faktor muat penumpang, waktu menunggu kedatangan bus dan tata tertib supir dalam mengemudi.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan atas kehadirat serta anugrah yang boleh

diterima dan juga kesehatan yang diberi, sehingga Tugas Akhir ini dapat

diselesaikan dengan baik. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu kelengkapan

persyaratan guna menempuh ujian sarjana di Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul yang diangkat pada tugas akhir

ini ialah “ Studi Kinerja dan Tingkat Pelayanan Bus Lintas USU ”.

Banyak lika-liku yang dihadapi mulai dari awal penyusunan Tugas Akhir

ini sampai dengan terselesaikannya, dan disadari penuh bahwa selama proses

tersebut banyak sekali bantuan dari berbagai pihak baik materi, motivasi, dan

segala bentuk dukungan lain yang diterima sehingga semangat untuk

menyelesaikan Tugas Akhir ini dapat terjaga. Untuk itu dengan segala kerendahan

hati, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah Bapa untuk segala berkat, penyertaan dan kasih setia-Nya

2. Keluarga terkasih, Orang Tuaku H.Siahaan dan M. Girsang serta ke-dua

saudari penulis Melani Siahaan, dan adikku Natasa Siahaan untuk setiap

dukungan dan doa yang tak henti-hentinya.

3. Bapak Irwan Suranta Sembiring, ST, MT selaku Dosen Pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabaran

dalam memberikan masukan sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai tepat

(4)

4. Bapak Prof.Dr.Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, untuk segala perhatian

yang diberikan pada kami mahasiswa tingkat akhir.

5. Bapak Yusandi, ST, MT dan bapak Ir. Andi Putra Rambe, MBA selaku

Dosen Pembanding, yang telah memberikan masukan dan waktu dalam

penyelesaian Tugas Akhir ini.

6. Bapak/Ibu staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, terkhusus di bidang

Transportasi atas segala kritikan beserta masukan yang diberikan pada saat

seminar proposal diadakan.

7. Buat keluarga kecilku di Kampus(Doan Siahaan, Raynelda Siahaan, Dedy

G Simanjuntak, Edwin Pranata Simanjuntak, Alfin Rico Simanjuntak,

Marlina, Ebenezer, Fander, Elisa Dea, dan adikku terkasih Devi Siahaan

yang lebih dahulu bertemu Bapa di Surga), sahabat dan juga kawan-kawan

seperjuangan angkatan 2007. Terkhusus Lae Doan Sinurat dan Samsul

Bahri buat kesediaan waktu yang diberi untuk bantuan selama

pengambilan data, dan juga buat Kak Linda dan Bang Manalu untuk setiap

bahan materi dan bantuan alat yang boleh dipergunakan selama

pengambilan data, serta adik-adik angkatan 2010 terima kasih atas

semangat dan bantuan kalian selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu diharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari para

pembaca.

Medan, April 2014

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

I.1. Umum... 1

I.2. LatarBelakang ... 2

I.3. Rumusan Masalah ... 4

I.4. TujuanPenelitian ... 4

I.5. ManfaatPenelitian ... 5

I.6. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

I.7 SistematikaPenulisan ... 5

BAB II. TINJAUANPUSTAKA ... 7

II.1. Sistem Transportasi ... 7

II.2. Klasifikasi Moda Transportasi Massal ... 8

II.3. Karakteristik Sistem Transit ... 11

II.4. Profil Bus Lintas USU ... 13

II.4.1. Fasilitas Pendukung ... 14

II.4.2. Fasilitas Bus ... 20

II.4.3. Rute Bus Lintas USU ... 21

II.5. Kinerja ... 23

II.5.1. Pengertian Kinerja ... 23

II.5.2. Parameter Kinerja Angkutan... 24

II.5.3. Parameter Kinerja Angkutan Rekomendasi World Bank... 26

II.5.4. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum ... 27

II.5.5. Kinerja Operasi Bus Komuter Lintas USU ... 29

II.6. Tingkat Pelayanan ... 29

II.6.1. ... P engertian Pelayanan ... 29

II.6.2. Standar Pelayanan Angkutan Massal Berbasis Jalan ... 30

II.7. Metode Sampling ... 34

II.8. Metode Scalling ... 35

II.9. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 36

II.9.1. Uji Validitas ... 36

(6)

II.10.Metode Importance Performance Analysis ... 40

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 44

III.1.Umum... 44

III.2.Langkah Penelitian ... 44

III.3.LokasiPenelitian ... 46

III.4.WaktuPenelitian ... 46

III.5.Sumber Data ... 46

III.6.Metode Pengumpulan Data ... 47

III.7.Pengolahan Data ... 48

III.8.Alat Bantu Penelitian ... 49

BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISA DATA ... 50

IV.1.Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 50

IV.1.1. Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara ... 50

IV.1.2. Kondisi Geografi dan Topografi ... 52

IV.2. Analisa Data ... 52

IV.2.1 Umum... 52

IV.2.2. Kinerja Bus Lintas USU ... 53

IV.2.2. Tingkat Pelayanan Bus Lintas USU... 59

BAB V. Kesimpulandan Saran ... 77

V.1 Kesimpulan ... 77

V.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Halte Pintu 1

Gambar 2.2 : Halte Pendopo

Gambar 2.3 : Halte Hukum

Gambar 2.4 : Halte dr. A Sofyan

Gambar 2.5 : Halte Fisip

Gambar 2.6 : Halte FMIPA

Gambar 2.7 : Halte Farmasi

Gambar 2.8 : Halte Pintu 4

Gambar 2.9 : Halte Pintu 3

Gambar 2.10 : Halte Perpustakaan

Gambar 2.11 : Halte RSGMP

Gambar 2.12 : Halte Gelanggang Mahasiswa

Gambar 2.13 : Bus Lintas USU

Gambar 2.14 : Rute Lintas USU

Gambar 2.15 : Diagram Importance-Performance Analysis

Gambar 3.1 : Bagan Alir Penelitian

Gambar 4.1 : Diagram Load Factor Rata-rata dan Load Factor Maksimum

(8)

Gambar 4.3 : Diagram Waktu Perjalanan Rata-rata dan Waktu

PerjalananMaksimum

Gambar 4.4 : Diagram Waktu Tunggu Rata-rata dan Waktu Tunggu Maksimum

Gambar 4.5 : Diagram Karakteristik Penumpang Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.6 : Diagram Karakteristik Penumpang Berdasarkan Tingkat

Akademik

Gambar 4.7 : Diagram Karakteristik Penumpang Berdasarkan Fakultas

Gambar 4.8 : Diagram Karakteristik Moda Transportasi yang Digunakan

Sebelum Bus Lintas USU

Gambar 4.9 : Diagram Karakteristik Alasan Menggunakan Bus

Gambar 4.10 : Diagram Karakteristik Frekuensi Menggunakan Bus

(9)

DAFTAR TABEL

Table 2.1 : Klasifikasi Moda Transportasi Umum Perkotaan

Table 2.2 : Halte Bus Lintas USU

Table 2.3 : Parameter Kinerja Angkutan

Table 2.4 : Kinerja Operasi Bus Lintas USU

Table 2.5 : Interval Koefisien Terhadap Tingkat Hubungan Variabel

Table 2.6 : Nilai r Product Moment

Table 4.1 : Faktor Muat Penumpang Rata-rata, Maksimum dan Minimum

Table 4.2 : Waktu Antara Rata-rata, Maksimum dan Minimum

Table 4.3 : Waktu Perjalanan Rata-rata, Maksimum dan Minimum

Table 4.4 : Waktu Tunggu Rata-rata, Maksimum dan Minimum

Table 4.5 : Nilai rhitung

Table 4.6 : Nilai Cronbach’s Alpha Hasil Uji Validitas

Table 4.7 : Nilai Cronbach’s Alpha Setiap Variabel

Table 4.8 : Penilaian Tingkat Kepentingan Pelayanan Bus Lintas USU

(10)

Abstrak

Banyaknya orang yang melakukan aktivitas di dalam kampus USU, menuntut adanya suatu sistem transportasi yang menunjang kelancaran pergerakan di dalam kampus. Bus Lintas USU adalah salah satu kebijakan utama sistem transportasi dalam kampus USU, maka dari itu Bus Lintas USU haruslah dioperasikan secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau parameter kinerja dan mengetahui persepsi penumpang dari Bus Lintas USU.

Untuk meninjau parameter kinerja dari Bus Lintas USU dilakukan survei langsung di lapangan. Parameter kinerja yang ditinjau adalah waktu perjalanan, waktu tunggu, waktu antara dan faktor muat penumpang. Sementara untuk mengetahui persepsi penumpang terhadap layanan Bus Lintas USU, dilakukan penyebaran kuisioner kepada 100 responden. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Importance Performance Analysis.

Berdasarkan hasil penelitian tinjauan parameter kinerja. Parameter kinerja waktu antara Bus Lintas USU perlu dilakukan perbaikan, karena besar waktu antara yang di dapat di lapangan, nilainya masih jauh dari nilai standar waktu antara yang direncanakan USU ASRI. Berdasarkan hasil penelitian persepsi penumpang, ada 3 faktor pelayanan yang perlu diperhatikan pihak menejemen Bus Lintas USU, yakni : Faktor muat penumpang, waktu menunggu kedatangan bus dan tata tertib supir dalam mengemudi.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1Umum

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke

tempat lainnya dengan menggunakan sebuah

ol

dalam melakukan aktivitas sehari-hari(Tamin, 1997).Di negara maju, sebagian

besar penduduknya menggunakan angkutan umum sebagai transportasi

mereka.Sementara di negara berkembang seperti Indonesia, kesadaran untuk

menggunakan angkutan umum masih kurang di kalangan masyarakat.Selain itu,

moda amgkutanumum itu sendiri masih kurang memberikan pelayanan seperti

keamanan dan kenyamanan.

Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab

secara umum semua kegiatan pembangunan suatu negara tidak akan terlepas dari

transportasi dan secara khusus majunya suatu daerah akan tergantung pada

ketersediaan transportasi yang menunjang. Pembangunan akan berjalan dengan

lancar jika ditunjang oleh transportasi yang baik yang nantinya akan berdampak

positif bagi masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

Sehingga perkembangan dalam transportasi atau sistem pengangkutan khususnya

angkutan darat harus dipikirkan sejak dini(Tamin, 1997).

Masalah transportasi pada dasarnya terjadi karena adanya interaksi yang

sangat erat antara komponen-komponen sistem transportasi, dimana interaksi

(12)

ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan dimaksud dapat saja terjadi karena

ketidaksesuaian antara transportation demand dan transportation supply ataupun

faktor-faktor yang relevan lainnya yang pada dasarnya menyebabkan pergerakan

manusia dan barang tidak efisien dan efektif (Tamin, 1997).

Peranan angkutan umum menjadi salah satu prioritas utamadan menjadi

kebutuhan penting dalam skema perencanaan kota besar, karena dengan

mengefektifkan dan mengefisiensikan kinerja dari angkutan umum dapat

membantu menghilangkan penyakit transportasi seperti kemacetan,

kesemrawutan, polusi (udara dan kebisingan), kecelakaan dan lain sebagainya.

Pada akhirnya akan berefek pada kerugian.

I.2Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara adalah Universitas terluas ke-3 di Indonesia,

setelah Universitas Gajah Mada dan Universitas Indonesia.Universitas Sumatera

Utara ini atau dikenal dengan sebutan USU terletak di Jl. Dr. Mansur Kecamatan

Medan Baru. Kampus USU ini mulai digunakan sejak tahun 1957, sebelumnya

beberapa fakultas di lingkungan USU menggunakan sejumlah gedung yang

tersebar di kota Medan, termasuk di antaranya berlokasi di Jalan Seram, Jalan Cik

Ditiro, Jalan Sempali, dan Jalan Gandhi. Kampus USU yang pada awalnya

terdapat di pinggiran kota Medan, kemudiaan dengan perkembangan kota Medan

sehingga sekarang berada di tengah-tengah kota Medan

(http://usu.ac.id/id/article/10/profil).

Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas

sekitar 100 Ha yang berada ditengahnya.Zona akademik tersebut menampung

(13)

memiliki 16 fakultas/sekolah yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik,

Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi,

Keperawatan, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi, Fakultas Ilmu Budaya dan

Pascasarjana. Perkembangan jumlah mahasiswa USU dalam satu dekade terakhir,

lebih dari 30.000 orang pada tahun 2007, dan diperkirakan akan meningkat dua

kali lipat pada tahun 2020(http://usu.ac.id/id/article/10/profil).

Pada awal tahun 2013 ini layanan Bus Lintas USU mulai dioperasikan di

kampus USU. Bus yang digunakan secara gratis tersebut telah melakukan layanan

terhadap mahasiswa.Sebagai tahapan awal disiapkan branding dan signage

pemberhentian bus yang difungsikan sebagai halte pada beberapa tempat tersebar

di lingkungan kampus USU dalam melayani transportasi internal kampus. Pada

tahap awal ini dipersiapkan dengan mengoperasionalkan sementara dua bus

medium USU yang ada berkapasitas 31 tempat duduk dan diperkirakan bisa

menampung 62 orang mahasiswa yang tersebar pada 12 titik halte. Untuk waktu

pengoperasiannya, diberlakukan Senin sampai dengan Jumat pukul 7.30-17.00

WIB dan Sabtu pukul 7.30-13.00 WIB. Dengan mengoperasionalkan dua bus saat

peak hours, waktu tunggu bagi pengguna di setiap halte antara 10-15 menit antara

bus 1 dan bus 2.Sedangkan waktu berhenti pada setiap halte adalah 1 menit, dan

diwajibkan untuk menggunakan halte sebagai tempat naik dan turun

penggunaserta waktu tempuh rata-rata antara halte 1-3

menit(http://usu.ac.id/id/article/18).

Dengan adanya Bus Lintas USU ini merupakan salah satu sarana penunjang

(14)

melakukan aktivitas pada lingkungan kampus USU. Hal ini menuntut adanya

suatu sistem transportasi yang menunjang kelancaran pergerakan orang ke dan

dari lingkungan kampus.Untuk itu perlu adanya upaya pengoperasian Bus Lintas

USU dengan seefektif dan seefisien mungkin.Maka dari itu perlu diketahui

bagaimana kinerja dan tingkat pelayanan dari Bus Lintas USU.

Berdasarkan penjelasan di atasmaka dilakukanlah penelitian tentangStudi

Kinerja dan Tingkat Pelayanan Bus Lintas USU. Dari penelitian ini diharapkan

dapat memberikan gambaran tentang kinerja dan tingkat pelayanan Bus Lintas

USU bagi pihak menejemen Bus Lintas USU.

I.3Rumusan Masalah

Dari latar belakang penelitian ini dapat diambil beberapa perumusan

masalah meliputi :

1. Bagaimanakah kinerja dari Bus Lintas USU ketika dioperasikan melayani

penumpangnya ?

2. Bagaimana persepsi penumpang terhadap pelayanan dari Bus Lintas USU ?

I.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kinerja dari Bus Lintas USU, meliputi waktu perjalanan

(travel time), waktu tunggu (waiting time), headway&load factor.

2. Untuk mengetahui tingkat tingkat pelayanan dari Bus Lintas USU, meliputi:

(15)

I.5Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kinerja dan

tingkat pelayanan Bus Lintas USU, sehingga dapat membantu pihak menejemen

Bus Lintas USU untuk mengelolah Bus tersebut menjadi lebih baik lagi.

I.6Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan

ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Angkutan dalam kampus yang disurvei adalah Bus Lintas USU.

2. Pengambilan data dilakukan pada hari Senin, Rabu dan Jumat, pada saat

peak hours, yakni : pagi (08.00 – 10.00) , siang (11.30 – 13.30), sore (15.00

– 17.00).

3. Hal yang diteliti meliputi, kinerja dari Bus Lintas USU, yakni: waktu

tunggu, waktu perjalanan, waktu antara dan faktor muat penumpang. Dan

tingkat pelayanan Bus Lintas USU, yakni: keamanan, keselamatan,

kenyamanan dan keteraturan.

I.7Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan digunakan untuk memperjelas alur pengerjaan

penulisan. Sitematika penulisan ini adalah sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan

Bab ini menguraikan umum, latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika

(16)

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas teori-teori yang dianggap relevan dan akan

dipergunakan sebagai dasar untuk pembahasan dan pemecahan masalah,

serta kedudukan studi penelitian ini dalam perkembangan studi sejenis.

Bab III. Metodologi Penelitian

Bab ini membahas kerangka pemecahan masalah yang dikaji dalam

penelitian ini yang berbentuk langkah-langkah dan metode-metode yang

digunakan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan dan tujuan

penelitian serta cara pengolahan data dalam rangka analisa dan

pembahasan, serta kesimpulan.

Bab V. Penyajian dan Analisa Data

Bab ini berisi analisa dan pembahasan yang berkenaan dengan

pemecahan masalah yang dikaji, berdasarkan sistematika atau metodologi

yang telah dikembangkan, serta menurut data yang telah dikumpulkan

Bab VI. Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi pokok-pokok pikiran yang disarikan dari analisa

danpembahasan yang dilakukan berkenaan dengan pemecahan masalah

dantujuan penelitian, serta saran yang dapat diberikan untuk

melanjutkan/mengembangkan penelitian yang sudah dikerjakan dan

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sistem Transportasi

Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,

mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di

mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk

tujuan-tujuan tertentu (Miro, 2004). Alat pendukung apa yang dipakai untuk

melakukan proses pindah, gerak, angkut dan alih ini, bisa bervariasi, tergantung

pada :

1. Bentuk objek yang akan dipindahkan tersebut.

2. Jarak antara suatu tempat dengan tempat lainnya.

3. Maksud objek yang akan dipindahkan tersebut.

Untuk mengetahui keseimbangan antara objek yang diangkut dengan alat

pendukung ini, dapatlah kita melihat ukuran (standar) kuantitas dan kualitas dari

alat pendukung ini. Adapun standar kuantitas dan kualitas alat pendukung ini

dapat diidentifikasikan melalui pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Aman: Apakah objek yang diangkut aman selama proses perpindahan dan

mencapai tujuan dalam keadaan utuh, tidak rusak atau hancur?

2. Cepat: Apakah objek yang diangkut dapat mencapai tujuan sesuai dengan

batasan waktu yang telah ditentukan?

3. Lancar: Apakah selama proses perpindahan, objek yang diangkut tidak

(18)

4. Nyaman: Apakah selama proses perpindahan objek yang diangkut terjaga

keutuhannya dan situasi bagi sang pengangkut menyenangkan?

5. Ekonomis: Apakah proses perpindahan tidak memakan biaya yang tinggi

dan merugikan objek yang diangkut?

6. Terjamin ketersediannya: Alat pendukung selalu tersedia kapan saja objek

yang diangkut membutuhkannya, tanpa mempedulikan waktu dan tempat.

Dalam ilmu transportasi, alat pendukung ini diistilahkan dengan sistem

transportasiyang di dalamnya tersusun atas 4 elemen dasar (khisty & Lall, 2005):

1. Sarana perhubungan ( link ): jalan raya atau jalur yang menghubungkan dua

titik atau lebih.

2. Kendaraan: alat yang memindahkan manusia dan barang dari satu titik ke

titik lainnya sepanjang sarana perhubungan,

3. Terminal: titik-titik dimana perjalanan orang atau barang dimulai atau

berakhir.

4. Manajemen dan tenaga kerja: orang-orang yang membuat, mengoperasikan,

mengatur dan memelihara sarana perhubungan, kendaraan dan terminal.

II.2 Klasifikasi Moda Transportasi Massal

Selama bertahun-tahun, telah banyak kontroversi tentang apa yang

dimaksud dengan moda transportasi. Menurut khisty dan lall klasifikasi moda

dapat dilakukan untuk angkutan yang didasarkan pada tiga karakteristik :

1. Hak-prioritas-jalan ( R/W – right-of-way )

2. Teknologi

(19)

Hak prioritas jalan (R/W) ialah sebidang lahan tempat beroperasinya

kendaraan angkutan umum. Ada tiga kategori dasar R/W, yang dibedakan oleh

derajat pemisahannya dari lalulintas lain :

1. Kategori A : “terpisah-bidang” atau “khusus”. Kategori ini merupakan R/W

yang terkendali sepenuhnya tanpa persilangan dengan rel kereta api atau

dengan jalur kendaraan lain. Dalam arti tertentu, kategori ini mirip dengan

sistem jalan bebas-hambatan.

2. Kategori B : mencakup jenis R/W yang secara fisik terpisah dari lalulintas

lain, tetapi dengan persilangan sebidang untuk kendaraan dan pedestrian,

termasuk pula persimpangan biasa. Sistem kereta api-ringan yang

menyilangkan beberapa jalan pada permukaan tanah termasuk ke dalam

kategori ini.

3. Kategori C : jalan permukaan tanah dengan lalulintas campuran. Sebagian

besar sistem bus dan sistem trem termasuk ke dalam kategori ini.

Teknologi moda transit berkenaan dengan fitur mekanis kendaraan dan jenis

rodanya. Setidaknya terdapat empat karakteristik penting moda transit :

1. Tumpuan antara kendaraan dengan jenis rodanya – ban karet pada badan

jalan aspal dan roda baja pada rel baja.

2. Kendaraan yang dapat dikemudikan atau berpenuntun.

3. Metode pendorongan

4. Cara-cara mengatur atau mengendalikan kendaraan secara longitudinal.

Pelayanan angkutan umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok

(20)

1. Angkutan jarak pendek ialah pelayanan kecepatan rendah di dalam kawasan

sempit dengan densitas perjalanan tinggi, seperti kawasan perdagangan

utama ( central business district – CBD )

2. Angkutan kota, yang merupakan jenis yang paling lazim, melayani

orang-orang yang membutuhkan transportasi di dalam kota.

3. Angkutan regional melayani perjalanan jauh, berhenti beberapa kali, dan

umumnya memiliki kecepatan tinggi. Sistem kereta api cepat dan bus

ekspres termasuk ke dalam kategori ini.

Cara lain untuk mengklasifikasikan pelayanan angkutan umum ialah

berdasarkan jadual berhentinya, seperti pelayanan setempat dan pelayanan

ekspres. Agaknya klasifikasi ini berkaitan erat dengan kecepatan dan kepadatan

penduduk. Klasifikasi lain mengacu pada waktu operasi, seperti pelayanan jam

sibuk atau pelayanan keperluan khusus. Tabel 2.1 menggambarkan klasifikasi

moda transit berdasarkan teknologi dan kategori R/W.

Tabel 2.1 Klasifikasi Moda Transportasi Umum Perkotaan

Kategori

C Paratransit,

Bus ulang-alik

kabel Boat-feri,

Helikopter

B Bus semi-cepat O-Bahn Transit

(21)

api

Sumber : Gray dan Hoel, 1992

II.3 Karakteristik Sistem Transit

Operasi transit mencakup kegiatan-kegiatan seperti penjadualan, penggiliran

awak, pengoperasian dan penyediaan kendaraan, pengumpulan ongkos dan

pemeliharaan sistem. Operasi menghasilkan transportasi yang ditawarkan kepada

pengguna potensial. Pelayanan transit adalah sistem angkutan sebagaimana yang

dialami oleh pengguna yang potensial. Karakteristik sistem transit diklasifikasikan

ke dalam empatkategori berikut (khisty dan lall, 2003) :

1. Kinerja sistem mengacu pada keseluruhan perangkat elemen kinerja, yang

terpenting diantaranya adalah :

a. Frekuensi pelayanan (f), banyaknya keberangkatan satuan transit per jam.

b. Kecepatan Operasi (vo), kecepatan perjalanan pada jaringan yang

dialami penumpang.

c. Keandalan, yang dinyatakan sebagai persentase kedatangan kendaraan

(22)

d. Keselamatan, yang diukur dengan banyaknya kematian, luka-luka dan

kerusakan harta benda per 100 juta penumpang-kilometer atau satuan

yang serupa.

e. Kapasitas jaringan (c), jumlah maksimum orang yang diangkut

kendaraan transit melewati suatu titik disepanjang jaringannya.

f. Kapasitas produktif (Pc), hasil kali kecepatan operasi dengan kapasitas

jaringan. Kapasitas produktif merupakan suatu penanda kinerja yang

sangat mudah untuk digunakan sebagai pembanding moda.

g. Produktivitas, kuantitas keluaran per satuan sumber daya, ruang-km per

satuan pekerja, biaya operasi, bahan bakar.

h. Utilitas, rasio keluaran terhadap masukan, tetapi dengan satuan yang

sama, misalnya orang-km/ruang-km yang ditawarkan.

2. Tingkat pelayanan (Level of Service) merupakan ukuran keseluruhan

karakteristik pelayanan yang mempengaruhi penggunaannya. LOS

merupakan elemen dasar dalam menarik pengguna potensial untuk sistem

tersebut. Faktor-faktor utama yang meliputi LOS dapat dibagi menjadi dua

kelompok :

a. Elemen kinerja yang mempengaruhi pengguna, seperti kecepatan operasi,

keandalan dan keselamatan.

b. Mutu pelayanan (service quality), yang terdiri dari pelayanan kualitatif,

seperti kemudahan dan kesederhanaan penggunaan sistemnya,

kenyamanan menumpang, estetika, kebersihan dan perilaku penumpang.

3. Dampak, merupakan pengaruh-pengaruh yang dimiliki pelayanan angkutan

(23)

dilayaninya. Dampak ini dapat positif dan negatif. Dampak jangka pendek

mencakup kemacetan jalan yang berkurang, perubahan pada pencemaran

udara, kebisingan dan estetika disepanjang satu jaringan baru. Dampak

jangka panjang terdiri atas perubahan pada nilai lahan, kegiatan ekonomi,

bentuk-bentuk fisik dan lingkungan sosial kota tersebut.

4. Biaya, biasanya dibagi menjadi dua kategori utama : biaya investasi, adalah

biaya-biaya yang dibutuhkan untuk membangun atau nantinya membuat

perubahan permanen dalam fisik sistem transitnya. Biaya operasi adalah

biaya yang dikeluarkan oleh operasi biasa sistem tersebut.

II.4 Profil Bus Lintas USU

Pelayanan shuttle bus adalah suatu pelayanan transportasi yang dirancang

sebagai sarana transportasi cepat yang membawa orang dari satu titik ke titik

lainnya, biasanya hanya berhenti sebentar dan hampir berjalan terus menerus.

Untuk menunjang program USU ASRI 2012-2015 maka USU merencanakan

fasilitas shuttle bus untuk mahasiswa dengan menggunakan istilah “Lintas USU”.

Tujuan pengadaan bus komuter Lintas USU adalah sebagai fasilitas untuk

memudahkan mahasiswa mencapai tujuannya masing-masing. Dalam

mengadakan fasilitas bus komuter Lintas USU ini, diperlukan beberapa fasilitas

penunjang lainnya yang telah direncanakan pada tahun 2012 yaitu branding dan

signage pemberhentian bus yang difungsikan sebagai halte bus, selain dari bus

(24)

II.4.1 Fasilitas Pendukung

Awal tahun 2013 ini, telah dipersiapkan sebagai tahapan awal branding dan

signage pemberhentian bus yang difungsikan sebagai halte. Halte tersebut

diletakkan pada beberapa tempat tersebar di lingkungan kampus USU yang akan

melayani transportasi internal mahasiswa di dalam kampus. Adapun halte-halte

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Halte Pintu 1

Gambar 2.1 Halte Pintu 1

Halte ini berada di Jl. Universitas dan dekat dengan Fakultas Kedokteran,

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Bank Tabungan Negara dan Pintu 1 kampus

(25)

2. Halte Pendopo

Gambar 2.2 Halte Pendopo

Halte ini berada di Jl. Universitas dekat dengan Pendopo dan Fakultas Ilmu

Komputer.

3. Halte Hukum

Gambar 2.3 Halte Hukum

Halte ini berada di Jl. Universitas dan dekat dengan Fakultas Hukum, Fakultas

Sastra, Asrama Putri dan Pintu Sumber yang berfungsi sebagai salah satu akses

(26)

4. Halte dr. A Sofyan

Gambar 2.4 Halte dr. A Sofyan

Halte ini berada di Jl. dr. A. Sofyan dan dekat dengan Pintu Pasar 1 yang

berfungsi sebagai salah satu akses keluar masuk kampus USU.

5. Halte Fisip

Gambar 2.5 Halte Fisip

Halte ini berada di Jl. dr. A. Sofyan dan dekat dengan Fakultas Ilmu Sosial dan

(27)

6. Halte FMIPA

Gambar 2.6 Halte FMIPA

Halte ini berada di Jl. Bioteknologi dan dekat dengan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Pertanian dan Fakultas Ekonomi.

7. Halte Farmasi

Gambar 2.7 Halte Farmasi

Halte ini berada di Jl. Tridharma dan dekat dengan Fakultas Farmasi dan Pintu

(28)

8. Halte Pintu 4

Gambar 2.8 Halte Pintu 4

Halte ini berada di Jl. Tridharma dan dekat dengan Bank Negara Indonesia dan

Pintu 4 yang berfungsi sebagai salah satu akses keluar masuk kampus USU.

9. Halte Pintu 3

Gambar 2.9 Halte Pintu 3

Halte ini berada di Jl. Almamater dan dekat dengan Gedung Olah Raga, Taman

BPA dan Pintu 3 yang berfungsi sebagai salah satu akses keluar masuk kampus

(29)

10. Halte Perpustakaan

Gambar 2.10 Halte Perpustakaan

Halte ini berada di Jl. Almamater dan dekat dengan Perpustakaan, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Teknik.

11. Halte RSGMP

Gambar 2.11 Halte RSGMP

Halte ini berada di Jl Alumni dan dekat dengan RSGMP, Fakultas Kedokteran

(30)

12. Halte Gelanggang Mahasiswa

Gambar 2.12 Halte Gelanggang Mahasiswa

Halte ini berada di Jl. Universitas dan dekat dengan Gelanggang Mahasiswa dan

Fakultas Keperawatan.

II.4.2 Fasilitas Bus

Pada awal tahun 2013, dipersiapkan sementara 2 (dua) bus Medium USU

yang ada, berkapasitas 30 tempat duduk dengan jumlah armada bus sebanyak 4

bus Medium USU. Pada saat ini, bus Lintas USU yang beroperasi sebanyak 3 unit

untuk melayani penumpang.

Untuk meningkat kan pelayanan fasilitas bus Lintas USU, pihak manajemen

bus Lintas USU membuat beberapa peraturan bagi penumpang pada saat

menggunakan fasilitas ini, yakni :

1. Semua civitas akademika dan tenaga kependidikan USU diperbolehkan

menggunakan fasilitas bus Lintas USU dengan gratis, hanya menunjukkan

(31)

2. Bagi penumpang pria naik dan turun bus melalui pintu depan dan

menempati Zona Pria dan bagi wanita naik dan turun bus melalui pintu

belakang dan menempati Zona Wanita.

3. Dilarang merokok di dalam bus.

4. Dilarang makan dan minum di dalam bus.

5. Dilarang membuang sampah di dalam bus.

6. Dilarang berdiri dan bergantungan di pintu masuk bus.

7. Dilarang berjualan, mengamen, minta sumbangan di dalam bus.

8. Wajib menjaga ketertiban, kesopanan dan kebersihan untuk kenyamanan

bersama dalam penggunaan bus.

Gambar 2.13 Bus Lintas USU

II.4.3 Rute Bus Lintas USU

Ada pun bus Lintas USU telah direncanakan sedemikian rupa oleh pihak

manajemen bus Lintas USU agar depat melayani seluruh civitas akademika dan

tenaga kependidikan kampus USU. Peta rute bus Lintas USU dapat dilihat pada

(32)

Gambar 2.14 Rute Lintas USU

Keterangan gambar

Rute Bus Lintas USU

(33)

Tabel 2.2 Halte Bus Lintas USU

No Halte Nama Halte

1 Halte Pintu 3

2 Halte RSGMP

3 Halte Gelanggang Mahasiswa

4 Halte Pintu 1

5 Halte Pendopo

6 Halte Hukum

7 Halte dr. A Sofyan

8 Halte Fisip

9 Halte FMIPA

10 Halte Perpustakaan

11 Halte Farmasi

12 Halte Pintu 4

II.5 Kinerja Operasi Angkutan

II.5.1 Pengertian Kinerja

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002) kinerja adalah sesuatu

yangdicapai,prestasiyang diperlihatkan, kemampuan kerja.Kinerja

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja) adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia

dari kata dasar "kerja" yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa

pula berarti hasil kerja.Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006), Kinerja

(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

(34)

II.5.2 Parameter Kinerja Angkutan

Beberapa parameter dari kinerja operasi yang bersifat QQT (Qualitative

Quantitative Timely) meliputi waktu perjalanan (travel time) termasuk waktu

kedatangan dan keberangkatan, waktu tunggu (waiting time) naik turun

penumpang dan waktu antara(headway).Salah satu dari parameter kinerja yang

menentukan tingkat efisiensi adalah load factor.

a. Waktu perjalanan (travel time)

Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu kendaraan

untukmenempuh suatu segmen jalan tertentu.Studi waktu tempuh dapat dilakukan

dengan menggunakan salah satu metode survei yaitu survei dinamis, pada metode

ini surveyor mengikuti dari awal sampai akhir perjalanan dari kendaraan yang

akan diamati.

b. Waktu Tunggu (waiting time)

Waktu tunggu bus adalah waktu kedatangan sampai dengan

waktukeberangkatan bus yang sama di shelter yang sama atau bisa juga disebut

loading-unloading time. Pada umumnya lama waktu tunggu ≤ waktu selang

kedatanganantar bus (time headway).

c. Waktu antara (headway)

Headway didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan jarak atau waktu

ketika bagian depan kendaraan yang berurutan melewati suatu titik pengamatan

(35)

yang didasarkan pada konsentrasikendaraan, dirumuskan sebagai berikut(Morlok,

1985):

hd = 1

………(1)

Dimana : hd= headway jarak rata- rata

k = konsentrasi kendaraan rata- rata di suatu panjang jalan

Perhitungan headway rata - rata berdasarkan jarak sekarang ini mulai

digantikan oleh headway berdasarkan waktu yang dirumuskan sebagai berikut

(Morlok, 1985):

ht = 1

……… (2)

Dimana : ht = headway waktu rata -rata

q= volume lalu lintas yang melewati suatu titik pengamatan

d. Faktor Muat Penumpang (load factor)

Faktor Muat adalah perbandingan antara volume dibagi dengan

kapasitas.Definisi dari kapasitas adalah banyaknya penumpang yang dapat

ditampung olehsuatu moda transportasi baik yang duduk maupun yang berdiri

sesuai denganperaturan yang ada. Sedangkan definisi darivolume adalah

banyaknya penumpang yang naik dikurangi penumpang yangturun.

f =

……….. (3)

Dimana : f = load factor

(36)

S = kapasitas tempat duduk yang tersedia

II.5.3 ParameterKinerja Angkutan Rekomendasi World Bank

Menurut World Bank (1986), parameter yang mempengaruhi kinerja

angkutan adalah sebagai berikut seperti yang terlihat pada Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Parameter Kinerja Angkutan

No

Indikator

Parameter

Efektifitas

1 Kemudahan Panjang jaringan jalan yang dilewati angkutan kota / Luas area yang dilayani

2 Kapasitas Jumlah angkutan kota / panjang jalan yang dilalui angkutan kota

3 Kualitas

Frekuensi (f), headway (Hd), dan waktu tunggu

(menit)

Kecepatan operasi (km/jam) dan waktu

tempuh

Jumlah kendaraan dan jumlah rit

Efisiensi

1 Utilitas Rata-rata kendaraan-km (km / hari)

2 Load Factor Rasio jumlah penumpang dengan kapasitas tempat duduk per satuan waktu tertentu

3 Produktifitas Total produksi kendaraan (Seat-Km/Penduduk)

4 Jam Operasional Waktu pelayanan yang dibutuhkan (Jam)

Sumber : World Bank

Standar kinerja angkutan rekomendasi World Bank adalah sebagai berikut.

1. Minimum Frekuensi

Rata-rata 3 – 6 kendaraan/jam, min 1,5 – 2 kendaraan/jam.

2. Waktu Tunggu

(37)

3. Jarak Mencapai Pemberhentian

Di Pusat Kota 300-500 M, di Pinggir Kota 500-1000 M

4. Tingkat Perpindahan

Rata-rata 0 – 1, maksimum 2.

5. Waktu Perjalanan

Rata-rata 1 – 1,5 jam, maksimum 2 jam.

6. Kecepatan Kendaraan

- Daerah padat 10-12 km/jam

- Daerah tidak padat 25 km/jam

- Dengan bus line/way 15-18 km/jam

- Biaya perjalanan 10-25 % per kapita

7. Persyaratan khusus (keamanan, kenyamanan, faktor lintasan, kemudahan).

II.5.4 PedomanTeknisPenyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum

Menurut Direktur Jendral Perhubungan Darat SK 687/2002, kinerja rute dan

operasi angkutan terdiri dari beberapa parameter sebagai berikut.

1. Faktor muat ( load factor )

Load factor adalah perbandingan antara kapasitas terjual dan kapasitas

tersedia untuk satu perjalanan yang biasa dinyatakan dalam persen (%).

2. Jumlah Penumpang yang diangkut

Jumlah penumpang yang diangkut adalah total penumpang yang naik dan

turun dalam suatu trayek.

3. Waktu antara ( headway)

Waktu antara adalah waktu untuk kendaraan satu menyusul kendaraan di

(38)

4. Waktu tunggu penumpang

Waktu tunggu penumpang adalah waktu yang digunakan penumpang

menunggu bus atau mobil penumpang di halte.

5. Kecepatan perjalanan

Kecepatan perjalanan adalah kecepatan kendaraan untuk menempuh trayek

dari awal hingga tujuan perjalanan.

6. Penyebab keterlambatan

7. Ketersediaan angkutan

8. Tingkat konsumsi bahan bakar

Dalam mengoperasikan kendaraan angkutan penumpang umum, operator

harus memenuhi dua persyaratan minimum pelayanan, yaitu prasyarat umum dan

prasyarat khusus.

1. Prasyarat umum

a. Waktu tunggu di pemberhentian rata-rata 5-10 menit dan maksimum

10-20 menit

b. Jarak untuk mencapai perhentian di pusat kota 300-500 m; untuk

pinggiran kota 500-1000m

c. Penggantian rute dan moda pelayanan, jumlah pergantian rata-rata 0-1,

maksimum 2

d. Lama perjalanan ke dan dari tempat tujuan setiap hari, rata-rata 1,0-1,5

(39)

e. Biaya perjalanan, yaitu persentase perjalanan terhadap pendapatan rumah

tangga

2. Prasyarat khusus

a. Faktor layanan

b. Faktor keamanan penumpang

c. Faktor kemudahan penumpang mendapatkan bus

d. Faktor lintasan

II.5.5 Kinerja Operasi Bus Komuter Lintas USU

Adapun Kinerja Operasi Bus Komuter Lintas USU adalah rencana dari

pihak manajemen Bus Lintas USU dalam menyelenggarakan Bus Lintas USU

untuk melayani Mahasiswa, Pegawai dan Dosen di dalam kampus USU. Kinerja

Operasi Bus Komuter Lintas USU ini dapat dilihat penjelasannya seperti pada

Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Kinerja Operasi Bus Lintas USU

No Parameter Rencana

1 Waktu antara (headway) 10- 15 menit

3 Waktu perjalanan antara segmen

halte(travel time) 1-3 menit

4 Waktu tunggu (waiting time) 1 menit

Sumber: Rencana Bantuan Bus Komuter Lintas USU

II.6 Tingkat Pelayanan

II.6.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

(40)

menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain.

A.S. Moenir (2010) mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan factor material

melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan

orang lain sesuai haknya .”

II.6.2 Standar Pelayanan Angkutan Massal Berbasis Jalan

KementerianPerhubungan menetapkan standar minimal yang harus dipenuhi

oleh penyedia jasa dalam memberikan pelayanan,standar ini menjadi

indikatoryang mempengaruhi persepsi penumpang terhadap pelayanan sebuah

angkutan, sebagaimana tertera dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik

Indonesia Nomor PM. 10 Tahun 2012 tentang pelayanan minimal angkutan,

indikator tersebut adalah :

a. Fasilitas keamanan

Yang ter masuk ke dalam fasilitas keamanan meliputi :

1. Halte dan fasilitas pendukung halte, antara lain:

- Lampu penerangan minimal berfungsi 95 % dan sesuai dengan standar

teknis

- Petugas keamanan minimal tersedia 1 (satu) petugas

- Informasi gangguan keamanan minimal tersedia 2 stiker

2. Mobil bus, antara lain:

- Identitas kendaraan, yaitu nomor kendaraan dan nama trayek berupa

(41)

- Minimal tersedia satu tanda pengenal pengemudi, yaitu papan/kartu

identitas mengenai nama pengemudi dan nomor induk pengemudi

yang ditempatkan diruang pengemudi

- Minimal tersedia satu lampu isyarat tanda bahaya, yaitu lampu

informasi sebagai tanda bahaya berupa tombol yang ditempatkan

diruang pengemudi

- lampu penerangan berfungsi 100 % dan sesuai dengan standar teknis

- Tersedia petugas keamanan minimal 1 petugas

- Persentase kegelapan kaca film maksimal 60 %

b. Fasilitas keselamatan

yang termasuk kedalam fasilitas keselamatan meliputi :

1. Manusia, antara lain:

- Pengemudi 100 % menerapkan standar operasional prosedur (SOP)

pengoperasian kendaraan

- Standar operasional prosedur (SOP) penanganan keadaan darurat

diterapkan 100 % kepada pengemudi dan penumpang

2. Mobil bus, antara lain :

- kendaraan sebelum dioperasikan wajib lulus ujilaik jalan 100 %

- Peralatan keselamatan 100 % berfungsi dan sesuai dengan standar

teknis dan standar operasi

- Tersedia fasilitas kesehatan 1 set, ditempatkan di setiap mobil bus

- Informasi tanggap darurat, yaitu informasi yang disampaikan

(42)

nomor telepon dan/atau SMS pengaduan yang ditempel pada tempat

yang strategis dan mudah dilihat (minimal 2 stiker)

- Fasilitas pegangan penumpang berdiri 100 % berfungsi dan sesuai

dengan standar teknis

3. Prasarana, antara lain:

- Tersedianya perlengkapan lalu lintas dan angkutan jalan

- Tersedianya fasilitas penyimpanan dan pemeliharaan kendaraan (pool)

yang berfungsi 100 % sesuai dengan persyaratan teknis

c. Fasilitas kenyamanan

Yang termasuk kedalam fasilitas kenyamanan meliputi:

1. Halte dan fasilitas pendukung halte, antara lain:

- Lampu penerangan minimal berfungsi 95 % dan sesuai dengan standar

teknis

- Tersedianya fasilitas pengatur suhu ruangan dan/atau ventilasi udara,

suhu ruangan maksimal 270C apabila menggunakan AC

- Minimal memiliki satu fasilitas kebersihan, yaitu berupa tempat

sampah

- Luas lantai per orang untuk berdiri selama menunggu mobil bus yaitu

4 org/m2 dalam waktu puncak dan 2 org/m2 pada waktu non puncak

- Fasilitas kemudahan naik/turun penumpang, yaitu tidak ada perbedaan

tinggi lantai halte dengan tinggi lantai bus

2. Mobil bus, antara lain:

- Lampu penerangan berfungsi 100 % dan sesuai dengan standar teknis

(43)

- Tersedianya fasilitas pengatur suhu ruangan, suhu dalam kabin 25 –

27 0

- Minimal tersediadua fasilitas kebersihan, yaitu berupa tempat sampah C

- Luas lantai untuk berdiri per orang selama berada di dalam mobil bus

yaitu 5 org/m2 pada waktu puncak, 4 org/m2 pada waktu non puncak

d. Keterjangkauan

Yang termasuk keterjangkauan meliputi:

1. Kemudahan perpindahan penumpang antar koridor, jumlah

perpindahannya maksimal 2 kali

2. Ketersediaan integrasi jaringan trayek penumpang, yaitu kemudahan

akses pengguna jasa memperoleh angkutan umum dengan trayek yang

berkelanjutan dengan trayek angkutan masal

3. Tarif angkutan tejangkau

e. Kesetaraan

Yang termasuk kesetaraan meliputi:

1. Tersedia kursi prioritas, minimal 4 tempat, diperuntukkan bagi

penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-ana, dan wanita hamil

2. Tersedianya ruang khusus untuk kursi roda

3. Kemiringan lantai dan tekstur khusus, yaitu harus tersedia fasilitas akses

menuju halte yang memberikan kemudahan bagi pengguna jasa yang

menggunakan kursi roda, penyandang cacat, manusia lanjut, dan wanita

hamil.

f. Keteraturan

(44)

1. Waktu tunggu yang dibutuhkan pengguna jasa menunggu kedatangan

bus maksimal 7 menit pada jam puncak, dan 15 menit pada waktunon

puncak

2. Kecepatan rata-rata perjalanan pada waktu puncak maksimal 30

km/jam, dan 50 km/jam pada waktu non puncak

3. Waktu berhenti di halte maksimal 45 detik pada waktu puncak, dan 60

detik pada waktu non puncak.

II.7 Metode Sampling

Sampling adalah metode pengumpulan data yang sangat populer karena

manfaatnya yang demikian besar dalam penghematan sumber daya waktu dan

biaya dalam kegiatan pengumpulan data. Sampling sering dilawan dengan sensus

yaitu metode pengumpulan data ditelusuri dari setiap elemen data yang

dibutuhkan diambil (Sinulingga, 2011).

Populasi ialah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek

yang dikenakan investigasi oleh peneliti. Elemen adalah setiap anggota dari

populasi. Sementara sampel adalah sebuah subset dari populasi. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa maksud dari penarikan sampel dari populasi adalah

untuk mempelajari karakteristik populasi melalui penelitian karakteristik sampel.

Sampel yang diambil dengan cara simple random sampling, karena dapat

dianggap elemen dari populasi penumpang Bus Lintas USU adalah homogen

(pada umumnya mahasiswa). Simple random samplingmemang mensyaratkan

bahwa elemen populasi haruslah relatif homogen, jika terdapat strata antara

elemen maka metode simple random sampling tidak tepat digunnakan (sinulingga,

(45)

Untuk menentukan besar sampel yang tidak diketahui besar populasinya

atau (N-n)/(N-1)=1 digunakan rumusberikut(lemeshow, 1997) :

n =

z = nilai distribusi normal baku pada tabel z pada α tertentu

jika tingkat kepercayaan 95%, maka 1−95%

2 = 0,025 (nilai z = 1,96)

d = limit dari eror (10%)

p = harga proporsi di populasi pada penelitian terdahulu ( jika tidak ada maka

dapat dilakukan estimasi maksimal p=0,5)

II.8 Metode Scalling

Metode pengukuran dengan skala berkenaan dengan penetapan angka atau

simbol mengenai pendapat responden terhadap objek, kejadian atau kegiatan yang

ditanyakan kepada responden tersebut. Pengukuran variabel yang bersifat abstrak

dilakukan dengan skala sikap yang terdiri atas 2 kategori utama, yakni

(Sinulingga, 2011):

1. Rating scale(skala penilaian)

Mempunyai sejumlah kategori respon dan digunakan untuk mendapatkan

respon dari objek terkait.

2. Ranking scale

Membuat perbandingan diantara objek, kejadian atau pearson dan rangking

antara objek.

Pada penelitian ini, digunakan rating scale dengan menggunakan variasi

(46)

suatu pernyataan. Tingkat kesetujuan itu biasanya dibagi atas lima tingkatan yaitu:

sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat setuju (5).

Responden diminta untuk memilih salah satu tingkat kesetujuan sesuai dengan

penilainnya.

II.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Adakalanya skala yang dipilih tidak sempurna, dan memiliki potensi

kesalahan dalam pengukuran skala sikap. Untuk itu sebelum dilakukan

pengumpulan data secara keseluruhan, perlu diuji validitas dan reliabilitasnya

terlebih dahulu.

II.8.1 Uji Validitas

Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajad kesesuaian

antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya pada sumber data. Data yang

valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Oleh karena

itu, untuk menguji validitas data maka pengujian dilakukan terhadap instrumen

pengumpulan data (Sinulingga, 2011).

Cara-cara yang umum digunakan untuk menguji validitas instrumen adalah

melalui analisis korelasi (correlational analysis). Analisa korelasi dilakukan

dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang dikembangkan oleh

pearson yaitu sebagai berikut :

rxy

Dimana, r

= � ∑ �� −(∑ �)(∑ �)

�{� ∑ �2(∑ �)2}{� ∑ �2(∑ �)2}………(5)

xy

x = skor variabel x

= koefisien antara y dan x

(47)

n = jumlah sampel

Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (r) adalah suatu ukuran arah dan

kekuatan hubungan linier antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y),

dengan ketentuan nilai r berkisar dari harga (-1≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1

artinya korelasinya negatif sempurna (menyatakan arah hubungan antara X dan Y

adalah negatif dan sangat kuat), r = 0 artinya tidak ada korelasi, r = 1 berarti

korelasinya sangat kuat dengan arah yang positif. Sedangkan arti harga r akan

dikonsultasikan dengan tabel. Menurut Sugiyono (2007) pedoman tabel untuk

memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 2.5 Interval Koefisien Terhadap Tingkat Hubungan Variabel

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat kuat

Setelah didapat nilai rhitung dari rumus korelasi product moment, selanjutnya

nilai rhitung ini dibandingkan dengan nilai rtabel pada nilai α tertentu dan nilai n

tertentu. Jika nilai rhitung > rtabel, berarti ada korelasi signifikan antara variabel x

dan variabel y. Sebaliknya jika nilai rhitung < rtabel, berarti secara statistik tidak ada

korelasi yang signifikan antara variabel x dan variabel y. Nilai rtabel dapat dilihat

(48)

Sumber : Sugiyono (2007)

II.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajad konsistensi dan

stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan

menggunakan instrumen tersebut. Pengujian reliabilitas pada umumnya dikenakan

untuk pengujian stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen. Pengujian

terhadap kedua karakteristik tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode. Tabel 2.6 nilai r product moment

(49)

Berikut ini diberikan metode-metode yang umum digunakan oleh para peneliti

dalam pengujian instrumen.

1. Formula Spearman-Brown

Pengujian konsistensi instrumen dengan menggunakan formula Spearman

Brown didasarkan pada metode split-half. Korelasi antara belahan pertama dan

kedua dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :

r11

= reliabilitas instrumen

xy

2. Formula Flanagan

= indeks korelasi antara dua belah instrumen

Pengujian reliabilitas berdasarkan formula flanagan juga menggunakan

analisa butir dan pendekatan split-half ganjil dan genap. Formula flanagan

menggunakan variabel varians skor butir-butir belahan pertama (ganjil), varians

skor butir-butir belahan kedua (genap) dan varians skor total butir-butir sebagai

berikut :

= reliabilitas instrumen

1

v

= varians skor belahan pertama

2

v

= varians skor belahan kedua

t

3. Koefisien Alpha Cronbach = varians skor total

Berbeda dengan ukuran reliabilitas yang telah dibahas di atas, dimana

(50)

pertanyaan-pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu misalnya

antara 1 dan 5 atau antara 1 dan 10 dan sebagainya. Rumus yang digunakan dalam

menghitung koefisien Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :

r11

k = jumlah butir pertanyaan dalam instrumen = reliabilitas instrumen

∑ ��2 = jumlah varians butir-butir pertanyaan

��2 = varians total

II.9 Metode Importance Performance Analysis

Penelitian ini menggunakan Metode Importance-Performance

Analysis(IPA). Metode ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara presepsi

konsumen dan proiritas peningkatan kualitas produk atau jasa yang dikenal

sebagai quadrant analysis, Zahra (2012). Selain itu metode ini juga langsung

mencerminkan variabel yang dianalisis dan dapat dengan mudah

mengetahuivariabel yang lemah atau yang perlu mendapatkan perhatian khusus

dari manajemen. Dengan demikian dapat memudahkan usulan perbaikan kinerja,

serta metode IPA juga bisa mengindentifikasi fakor-faktor kinerja penting apa

yang harus ditunjukkan oleh suatu organisasi dalam memenuhi kepuasan para

pengguna jasa mereka (Seta Basri, 2007).

Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa metode

Importance-Performance Analysis mempunyai fungsi utama untuk menampilkan informasi

berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen sangat

(51)

menurut konsumen perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum memuaskan.

Importance-Performance Analysis menggabungkan pengukuran faktor tingkat

kepentingan dan tingkat kepuasan dalam grafik dua dimensi yang memudahkan

penjelasan data dan mendapatkan usulan praktis.

Analisa menggunakan metode ini digambarkan pada sumbu vertikal dan

horizontal.Sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat kinerja, sedangkan

sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan

rumus, maka untuk setiap atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat

diketahui dengan rumus(Supranto, 2006):

xi= ∑ ��... (8)

yi= ∑ �... (9)

Dimana, xi

x

= rata-rata nilai kepuasan variabel i

i = jumlah nilai kepuasan variabel i yi

y

= rata-rata nilai kepentingan variabel i

i

n = jumlah sampel

= jumlah nilai kepentingan variabel i

Diagram kartesius digunakan untuk mengetahui indikator jasa pelayanan yang

memuaskan atau tidak memuaskan konsumen. Rumus yang digunakan

(52)

Dimana, x = rata – rata dari nilai kepuasan seluruh variabel

y = rata – rata dari nilai kepentingan seluruh variabel

k = banyaknya variabel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi

menjadiempat bagian dalam diagram kartesius (diagram importance-performance

matrix) sebagaiberikut :

Gambar 2.15 Diagram importance-performance analysis

Keterangan :

1. Kuadran 1 (Atrributes to improve)

Merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh

responden namun pada kenyataannya belum sesuai seperti yang diharapkan

(kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah). Atribut-atribut yang masuk

(53)

2. Kuadran 2 (Maintain Performance)

Merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh

responden dan sudah sesuai dengan yang dirasakan sehingga tingkat kepuasannya

relative lebih tinggi. Karenanya atribut-atribut yang masuk dalam kuadran ini

harus dipertahankan.

3. Kuadran 3 (Attributes to Maintain)

Merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang

pentingoleh responden dan pada kenyataannya, kinerjanya tidak terlalu istimewa.

4. Kuadran 4 (Attributes to De-emphasize)

Merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang

penting oleh responden dan dirasakan terlalu berlebihan.

Berikut prosedur berkaitan dengan penggunaan metode

Importance-Performance Analysis :

1. Penentuan faktor-faktor yang dianalisa;

2. Melakukan survey melalui penyebaran kuisioner;

3. Menghitung nilai rata-rata tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan;

(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1Umum

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu proses, dan proses yang

dipergunakan dilakukan secara sistematis dalam waktu yang terbatas. Pelaksanaan

penelitian, selalu menggunakan metode ilmiah serta aturan yang berlaku. Dan

suatu penelitian biasanya dimulai dengan suatu perencanaan yang seksama dan

mengikuti petunjuk yang disusun secara logis serta sistematis, sehingga hasilnya

dapat mewakili kondisi yang sebenarnya dan dapat dipertanggung jawabkan.

Penelitian yang baik akan menghasilkan kesimpulan yang baik pula. Agar

penelitian berjalan dengan baik dan terarah maka diperlukan kerangka penelitian

yang didalamnya berisi suatu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

melaksanakan penelitian, mulai dari tahap awal yaitu latar belakang permasalahan

sampai pada tahap akhir kesimpulan.

Inti dari metode penelitian adalah menguraikan bagaimana tata cara

penelitian ini dilakukan. Pemilihan metode yang tepat sesuai dengan tujuan

penelitian, sangat berpengaruh pada cara-cara memperoleh data. Pengumpulan

data harus memenuhi tujuan penelitian sehingga banyak faktor yang harus

diperhitungkan dalam memilih metode penelitian ini, seperti keterbatasan waktu

dan biaya.

III.2Langkah Penelitian

Langkah Penelitian secara terinci dapat dilihat pada gambar bagan alir di

(55)

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder :

1. Rencana Bantuan Bus Lintas USU

2. Profil Bus Lintas USU 3. Peta Rute Lintas USU

Kuisioner :

1. Karakteristik penumpang ( jenis kelamin, Tingkatan kuliah, Fakultas, Moda transportasi yang digunakan sebelum Bus Lintas USU, Alasan menggunakan Bus, Frekuensi menggunakan Bus )

2. Tingkat Kepentingan dan tingkat kepuasan

penumpang.

Survei :

1. Headway

2. Waktu perjalanan

3. Waktu menaikkan dan

menurunkan penumpang

4. Load factor(faktor muat

penumpang)

Pengolahan Data :

1. Tingkat pelayanan

Uji validitas dan Reliabilitas

Integerasi Metode Importance

Performance Analysis

2. Kinerja

Waktu tunggu, waktu perjalanan, waktu antara dan load factor

Analisa Data :

Dibandingkan dengan standar yang ada.

(56)

III.3Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bus Lintas USU yang beroperasi di kampus

USU.

III.4Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 hari, yaitu : Senin, Rabu dan Jumat (hari

operasional dalam 1 minggu). Sesi waktu untuk melakukan penelitian ini

dikategorikan menjadi 3 bagian, yakni : pada saat peak pagi (08.00 – 10.00),peak

siang (11.30 – 13.30) dan peak sore (15.00 – 17.00).

III.5 Sumber Data

Data dapat diperoleh dari dua sumber utama, yaitu : sumber primer (primary

source of data)dan sumber sekunder (secondary source of data). Data yang

diperoleh dari sumber primer disebut data primer dan data yang diperoleh dari

sumber sekunder disebut data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat atau digali secara langsung dari

lapangan. Pada penelitian ini data primer dibagi menjadi dua kategori, yakni : data

primer tentang kinerja Bus Lintas USU dan data primer tentang pelayanan Bus

Lintas USU. Data primer tentang kinerja Bus Lintas USU terdiri dari beberapa

data, yakni :

 Data load factor

 Data waktu tunggu

 Data waktu antara

(57)

Sedangkan data primer tentang pelayanan Bus Lintas USU terdiri dari beberapa

data, yakni :

 Data karakteristik penumpang Bus Lintas USU

 Data tingkat kepentingan penumpang terhadap Bus Lintas USU tentang

keamanan, kenyamanan, keselamatan dan keteraturan

 Data tingkat kepuasan penumpang terhadap Bus Lintas USU tentang

keamanan, kenyamanan, keselamatan dan keteraturan

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan dan diolah oleh pihak

lain, sehingga tidak perlu lagi digali atau dicari oleh peneliti bersangkutan. Pada

penelitian ini data sekunder terdiri-dari :

 Data kinerja operasi Bus Lintas USU

 Data profil Bus Lintas USU

 Peta rute Bus Lintas USU

III.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penulisan ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1. Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara

berkomunikasi secara langsung dengan responden, yaitu orang – orang tertentu

yang ditetapkan sebagai sumber data. Dengan teknik ini data yang diperoleh pada

(58)

2. Observasi

Pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara

langsung pada objek penelitian. Dengan teknik ini data yang diperoleh pada

penelitian ini adalah data primer tentang kinerja Bus Lintas USU.

3. Penyebaran Kuisioner

Kuisioner adalah suatu bentuk instrumen pengumpulan data dalam format

pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan kolom dimana responden akan

menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Dengan teknik

ini data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer tentang pelayanan

Bus Lintas USU.

III.7 Pengolahan Data

Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul dengan lengkap, baik itu data

primer maupun data sekunder. Selanjutnya dilakukanlah pengolahan data. Pada

penilitian ini pengolahan data dikategorikan menjadi dua kategori, yakni :

1. Pengolahan Data Kinerja

Pengolahan data ini menggunakan data primer tentang kinerja Bus Lintas

USU, dan selanjutnya diolah menggunakan literatur dan landasan teori pada bab

sebelumnya. Agar mempermudah proses pengolahan data, pengolahan data ini

dibantu dengan software excel. Hasil dari pengolahan data ini akan dianalisa dan

dibandingkan dengan standar yang ada.

2. Pengolahan Data Tingkat Pelayanan

Sebelum dilakukannya pengolahan data tingkat pelayanan, terlebih dahulu

dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Untuk mempermudah pengujian

(59)

dilakukanlah pengolahan data dengan menggunakan Metode Importance

Performance Analysis dan dibantu dengan bantuan software excel. Hasil dari

pengolahan data ini kemudian disajikan agar lebih mudah dimengerti.

III.8Alat Bantu Penelitian

Alat bantu yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian tentang Bus

Lintas USU ini adalah sebagai berikut :

• Stopwatch

• Kalkulator

• Alat tulis

• Lembar kuisioner dan lembar survei

• Komputer

• Kamera

(60)

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

IV.1Gambaran Umum Wilayah Penelitian

IV.1.1Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya

Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952.Pendirian yayasan

ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan

masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.

Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan

termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi

Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd.

Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan

akibat clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif

menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang

untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini.

Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian

perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari

Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro dan sekretaris Mr. Djaidin Purba.Sebagai hasil

kerjasama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera

Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20

Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengandua

(61)

dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas

Keguruandan Ilmu Pendidikan (1956),dan Fakultas Pertanian (1956).

Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik

Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di

Indonesia.Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan dan Fakultas

Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden

R.I. kemudian disusul berdirinya Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan

(1960) di Banda Aceh. Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di

Medan dan dua fakultas di Banda Aceh.Selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas

Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (1965),Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982),

Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas

Farmasi (2006), dan Fakultas Psikologi (2007), serta Fakultas Keperawatan

(2009).

Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu Perguruan Tinggi Negeri

(PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara

(BHMN).Perubahan status USU dari PTN menjadi BHMN merupakan yang

kelima di Indonesia.Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB

pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR

(2006).

Kampus USU berlokasi di Padang Bulan, sebuah area yang hijau dan

rindang seluas 120 ha yang terletak di tengah Kota Medan.Zona akademik seluas

90 hamenampung hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan praktikum

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Moda Transportasi Umum Perkotaan
Gambar 2.1  Halte Pintu 1
Gambar 2.2  Halte Pendopo
Gambar  2.4 Halte dr. A Sofyan
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Jika Anda lebih yakin dengan Browser lain, silakan saja mungkin hasilnya bisa lebih baik.. Setelah memiliki 50 akun Facebook klonengan, maka lakukanlah postingan

Berikut adalah yang bukan termasuk syarat orang yang melakukan jual beli adalah ….. keadaan barang

dengan ini menyatakan, bahwa saya sampaikan saat ini tidak menerima beasiswa dari sumber lain. Demikian surat pernyataan ini dibuat

Pada hari ini Senin tanggal Sepuluh bulan September tahun dua ribu dua belas, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak Tahun 2012, telah

adalah mahasiswa kami, berdasarkan pengamatan kami secara akademik dan administratif yang bersangkutan layak dan direkomendasikan untuk mendapat Beasiswa

In Extensional Type Theory with W-types we can en- code a vast variety of datatypes, inductive types like nat- ural numbers or lists, inductive families like vectors but

B eNerMpM pernyMPMMn jugM menegMskMn NMORM G 7 menguPuk Mksi MneksMsi F rimeM yMng dilMkukMn oleO R usiM, kMrenM MneksMsi F rimeM oleO R usiM MdMlMO seNuMO PindMkMn yMng

Alih-alih mengajak pe- mirsa untuk hidup dalam bu- daya beradab dan bennartabat, stasiun televisi yang kita miliki malah menyeret pemirsa ter- jerumus datam budaya hidup