• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Toyota Auto 2000 Sisimangaraja)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Toyota Auto 2000 Sisimangaraja)"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL

TOYOTA NEW AVANZA

(STUDI KASUS TOYOTA AUTO 2000 SISINGAMANGARAJA)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

FAISAL AFIF LUBIS

110907104

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sumatera Utara Oleh:

Nama Nim

: Faisal Afif Lubis : 110907104

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA NEW AVANZA (STUDI KASUS PADA AUTO 2000 SM. RAJA MEDAN)

Yang dilaksanakan pada : Hari

Tanggal Waktu

: Selasa : 13 Juli 2015 : 12.00 WIB Panitia Penguji :

Ketua : Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A

NIP: 195908161986011001 ( ... ) Anggota 1 : Faisal Eriza, S.Sos, M.S.P

NIP: 198102172011011006 ( ... ) Anggota 2 : Dra. Nurlela Ketaren, M.S.P

(3)
(4)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Toyota Auto 2000 Sisimangaraja) Nama

N.I.M Departemen

: Faisal Afif Lubis : 110907104

: Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.S.P

Ekuitas merek terdiri dari beberapa elemen, diantaranya adalah kesadaran merek yaitu kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Asosiasi merek yaitu segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan kualitas yaitu persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Loyalitas merek yaitu ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian Toyota New Avanza Jenis Penelitian adalah asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli Toyota New Avanza tahun 2014. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Penelitian ini menggunakan 93 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan teknik purposive sampling. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana ekuitas merek pada Toyota New Avanza?

2. Bagaimana keputusan pembelian Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja?

3. Bagaimana pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari variabel kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan loyalitas merek secara bersama- sama dan parsial berpengaruh positif dan signifikan dalam terhadap keputusan pembelian mobil Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja? Hasil penelitian secara simultan bahwa Ekuitas Merek, Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Kesan Kualitas, dan Loyalitas Merek secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan secara parsial bahwa Loyalitas Merek dan Asosiasi Merek sangat berpengaruh positif dan signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian sebagai variabel dependen.

(5)

ABSTRACT

Analysis of Brand Equity Purchase Decision Against New Toyota Avanza

(Case Study Toyota Auto 2000 Sisimangaraja)

Name N.I.M

: Faisal Afif Lubis : 110907104

Department of Science Business Administration / Business Supervisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.S.P

Brand equity consists of several elements, such as brand awareness is the ability of a potential buyer to recognize, recall a brand as part of a particular product category. The role of brand awareness in brand equity will depend on the level of achievement of awareness in the minds of consumers. Brand association impression that everything that comes to mind someone associated with his memory about a brand. The impression that the quality of the overall customer perception of quality or excellence of a product or service related to what is expected by the customer. Brand loyalty which is a measure of consumer loyalty to a brand.

The purpose of this study was to determine and analyze the influence of brand equity on purchase decisions New Toyota Avanza type of research is associative.

The population in this study is the buyer New Toyota Avanza in 2014. The data used are primary and secondary data obtained through the study of documentation and measurement questionnaire using Likert scale. This study uses 93 respondents as the sample is drawn by purposive sampling technique. The formulation of the problem in this research are as follows:

1. How is brand equity in New Toyota Avanza?

2. How New Toyota Avanza purchase decision at the Auto 2000 SM. Raja?

3. How does the brand equity consists of variable brand awareness, brand association, perceived quality and brand loyalty together and partial positive and significant impact on purchasing decisions in the New Toyota Avanza car at the Auto 2000 SM. Raja?

Simultaneous research results that brand equity, brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty together positive and significant impact on purchasing decisions. Partially that brand loyalty and brand association is very positive and significant effect in the partial purchase decision as the dependent variable.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Rasulullah SAW yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza”. Guna mememuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus rasa hormat dan terima kasih yang dalam, penulis haturkan kepada Ibunda HJ. Badrul Aini, SE dan adik Adikku M. Rizki Putra Lubis, Salsabilla Aini, Adnan Maulana Lubis, yang selalu memberikan dukungan

moral dan material dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A selaku Ketua Jurusan program Ilmu Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(7)

4. Ibu Dra. Nurlela Ketaren, M.S.P selaku dosen pembimbing yang telah

mengajarkan dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Siswati Saragih, S.Sos, M.S.P selaku staf Administrasi prodi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.

7. Keluargaku tercinta, Ibundaku HJ. Badrul Aini, SE, adik adikku M. Rizki Putra Lubis, Salsabilla Aini, Adnan Maulana Lubis, serta seluruh keluarga, Terimakasih atas motivasi, semangat dan dukungannya serta kasih sayang dan do‟a sehingga penulis terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Toyota Auto 2000 SM. RAJA, Jl. Sisingamangaraja No. 8 Medan, yang menjadi studi kasus penelitian ini.

9. Kepada Indah Fahrunisa yang telah memotivasi belajar dan do‟a nya selama ini dari sejak awal duduk bangku kuliah di Administrasi Bisnis Fisip USU hingga sampai sekarang ini sehingga penulis terpacu dalam menyelesaikan program sarjana S1 Administrasi Bisnis.

10. Kepada teman teman seperjuangan M. Wahyu H. Raksa, Debby K. Hasan, Jennifer Capriatie, Simulia Putra Trg, Hafiz Yazid, Risa Mutiara, Semoga kita semua dapat hidup sukses setelah selesai dari perkuliahan ini, Amiin.

(8)

Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnya, khususnya untuk Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak–pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Juni 2015

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ... ABSTRACT ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...

i ii iii vi viii ix x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1.2. Rumusan Masalah ... 1.3. Tujuan Penelitian... 1.4. Manfaat Penelitian ...

1 5 5 6 BAB II KERANGKA TEORI

2.1. Ekuitas Merek ... 2.1.1 Pengertian Ekuitas Merek ... 2.1.2 Membangun Ekuitas Merek ... 2.1.3 Konsep Brand Equity ... 2.1.4 Elemen-Elemen Ekuitas Merek ... 2.2. Keputusan Pembelian ... 2.3. Penelitian Terdahulu ...

7 7 8 8 9 15 19 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian ... 3.2. Lokasi Penelitian ... 3.3. Populasi dan Sampel ... 3.3.1 Populasi ... 3.3.2 Sampel ... 3.4. Hipotesis ... 3.5. Defenisi Konsep ... 3.6. Defenisi Operasional ... 3.7. Skala Pengukuran Variabel ... 3.8. Jenis dan Sumber Data ... 3.9. Metode Pengumpulan Data ... 3.10. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 3.10.1. Uji Validitas ... 3.10.2. Uji Reliabilitas ... 3.11. Uji Asumsi Klasik ...

3.11.1. Uji Multikolinearitas ... 3.11.2. Uji Hederoskedastisitas ... 3.11.3. Uji Normalitas ... 3.12. Teknik Analisis Data ... 3.12.1. Metode Analisis Deskriptif ... 3.12.2. Analisis Regresi Berganda ... 3.13. Pengujian Hipotesis ...

(10)

3.13.1. Uji Secara Simultan / Serempak (Uji F) ... 3.13.2. Uji Secara Parsial / Uji t ... 3.13.3. Uji Koefisien Deterministik (R²) ...

36 36 37 BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 4.1.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 4.1.2. Kinerja Kegiatan Terkini... 4.1.3. Rencana Kegiatan... 4.2. Hasil Penelitian ... 4.2.1. Identifikasi Data ... 4.2.2. Identifikasi Deskriptif Responden ... 4.2.3. Identifikasi Deskriptif Variabel ... 4.2.4. Uji Asumsi Klasik ... 4.2.5. Analisis Regresi Linier Berganda ... 4.3. Pengujian Hipotesis...

4.3.1. Uji Signifikasi Simultan (Uji-F)... 38 41 48 49 50 50 52 53 61 67 70 70 4.3.2. Uji Signifikan Parsial (Uji –t) ... 72 4.3.3. Pengujian Koefesien Determinan (R²) ... 4.4. Pembahasan ... 4.4.1. Ekuitas Merek Pada Toyota New Avanza ... 4.4.2. Keputusan Pembelian Toyota New Avanza Di Auto

2000 SM.Raja... 4.4.3. Pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari variabel

kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas, dan loyalitas merek secara bersama-sama dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mobil toyota new avanza di auto 2000

SM. Raja ... 4.4.4. Hasil Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan

Pembelian ... 4.4.5. Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Keputusan

pembelian ... 4.4.6. Pengaruh Asosiasi Merek Terhadap Keputusan

Pembelian ... 4.4.6. Pengaruh Kesan Kualitas Terhadap Keputusan

Pembelian ... 4.4.7 Pengaruh Loyalitas Merek Terhadap Keputusan

Pembelian ... 74 75 75 76 77 80 80 80 81 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ... DAFTAR PUSTAKA ...

(11)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20

Daftar Penjualan Toyota New Avanza ... Operasionalisasi Variabel ... Instrumen Skala Likert ... Uji Realibilitas dan Validitas ... Dealer dan Sub Dealer Auto 2000... Kendaraan Yang Dipasarkan Pada Auto 2000 SM. Raja... Suku Cadang Untuk Untuk Kendaraan Merek Toyota ... Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel

Ekuitas Merek ... Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel

Kesadaran Merek ... Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel

Asosiasi Merek ... Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel

Kesan Kualitas ... Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel

Loyalitas Merek ... Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel

Keputusan Pembelian ... One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... Uji Glejser ... Uji Multikolinearitas ... Variables Entered/Removed... Coefficients ... Uji-F ... Uji-t ... Koefisien Determinasi (R2) ... Pengujian Koefisien Determinasi (R2)...

(12)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 2.2 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4

Konsep Ekuitas Merek ... Tahapan Pembelian Konsumen ... Kerangka Konseptual ... Struktur Organisasi... Histogram ... Scatter Plot ... Scatter Plot Heterokedastisitas ...

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Halaman

Lampiran 1Kuesioner Penelitian... 88

Lampiran 2 Tabulasi Tanggapan Responden untuk Uji Validitas Dan Realibilitas ... 95

Lampiran 3 A Tabulasi Tanggapan Responden Untuk uji Regresi Linear Berganda ... 96

Lampirn 3 B Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Tabulasi Tanggapan Responden Untuk uji Regresi Linear Berganda ... 98

OutPut Uji Validitas dan Reliabilitas ...100

Output Uji Regresi Linear Berganda ...102

(14)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Toyota Auto 2000 Sisimangaraja) Nama

N.I.M Departemen

: Faisal Afif Lubis : 110907104

: Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.S.P

Ekuitas merek terdiri dari beberapa elemen, diantaranya adalah kesadaran merek yaitu kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Asosiasi merek yaitu segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan kualitas yaitu persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Loyalitas merek yaitu ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian Toyota New Avanza Jenis Penelitian adalah asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli Toyota New Avanza tahun 2014. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Penelitian ini menggunakan 93 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan teknik purposive sampling. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana ekuitas merek pada Toyota New Avanza?

2. Bagaimana keputusan pembelian Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja?

3. Bagaimana pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari variabel kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan loyalitas merek secara bersama- sama dan parsial berpengaruh positif dan signifikan dalam terhadap keputusan pembelian mobil Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja? Hasil penelitian secara simultan bahwa Ekuitas Merek, Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Kesan Kualitas, dan Loyalitas Merek secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan secara parsial bahwa Loyalitas Merek dan Asosiasi Merek sangat berpengaruh positif dan signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian sebagai variabel dependen.

(15)

ABSTRACT

Analysis of Brand Equity Purchase Decision Against New Toyota Avanza

(Case Study Toyota Auto 2000 Sisimangaraja)

Name N.I.M

: Faisal Afif Lubis : 110907104

Department of Science Business Administration / Business Supervisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.S.P

Brand equity consists of several elements, such as brand awareness is the ability of a potential buyer to recognize, recall a brand as part of a particular product category. The role of brand awareness in brand equity will depend on the level of achievement of awareness in the minds of consumers. Brand association impression that everything that comes to mind someone associated with his memory about a brand. The impression that the quality of the overall customer perception of quality or excellence of a product or service related to what is expected by the customer. Brand loyalty which is a measure of consumer loyalty to a brand.

The purpose of this study was to determine and analyze the influence of brand equity on purchase decisions New Toyota Avanza type of research is associative.

The population in this study is the buyer New Toyota Avanza in 2014. The data used are primary and secondary data obtained through the study of documentation and measurement questionnaire using Likert scale. This study uses 93 respondents as the sample is drawn by purposive sampling technique. The formulation of the problem in this research are as follows:

1. How is brand equity in New Toyota Avanza?

2. How New Toyota Avanza purchase decision at the Auto 2000 SM. Raja?

3. How does the brand equity consists of variable brand awareness, brand association, perceived quality and brand loyalty together and partial positive and significant impact on purchasing decisions in the New Toyota Avanza car at the Auto 2000 SM. Raja?

Simultaneous research results that brand equity, brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty together positive and significant impact on purchasing decisions. Partially that brand loyalty and brand association is very positive and significant effect in the partial purchase decision as the dependent variable.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu industri yang mengalami kemajuan yang pesat adalah industri transportasi. Saat ini industri transportasi baik darat, laut dan udara berkembang dengan cepat apalagi setelah semakin berkembang nya zaman demi untuk

memenuhi kebutuhan manusia untuk menuju dari suatu tempat ke tempat lainnya. Transportasi darat khususnya mobil penumpang juga mengalami kemajuan yang pesat. Kendaraan mobil merupakan salah satu alat transportasi darat yang

manfaatnya banyak dirasakan masyarakat, khususnya untuk yang melakukan kegiatan mobilitas secara rutin. Tidak dapat dipungkiri dewasa ini kendaraan sudah menjadi salah satu kebutuhan primer. Kebutuhan orang akan kendaraan terlihat dari meningkatnya permintaan pembelian dan banyaknya merk-merk serta berbagai jenis dan model kendaraan yang beredar dipasaran.

Diperlukan pemahaman yang baik bagi perusahaan mengenai perilaku keputusan pembelian konsumen yang mana adalah salah satu elemen penting yang harus dipenuhi untuk dapat unggul dalam persaingan. Terdapat berbagai ragam jenis pilihan merek yang disediakan oleh pasar, dimana konsumen bebas memilih produk dengan merek apa yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

konsumen.

Menurut Nitisusastro (2013:195), keputusan pembelian merangkum tiga tahapan proses yakni proses masuknya informasi, proses pertimbangan konsumen dalam membeli, dan diakhiri dengan proses pengambilan keputusan oleh

(17)

Kotler (2005 : 86) mendefinisikan ekuitas merek sebagai efek diferensial positif yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek terhadap pelanggan atas produk atau jasa tersebut. Menurut Anselmon et. Al dalam Ferrinadewi

(2008:169): ekuitas merek mengandung lima pertimbangan penting, yaitu:

1. Berhubungan dengan persepsi konsumen bukan indikator-indikator obyektif.

2. Merupakan impresi global dari nilai yang dihubungkan dengan nama merek.

3. Ditumbuhkan dari nama merek dan bukan hanya atribut-atribut fisik saja. 4. Harus dibandingkan dengan merek pesaing.

5. Mempengaruhi keuangan ekuitas merek secara positif.

Ekuitas merek terdiri dari beberapa elemen, diantaranya adalah Brand awareness yaitu kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat

kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Peran Brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan pencapaian

kesadaran dibenak konsumen. Brand association yaitu segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Perceived quality yaitu persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan

(18)

Dewasa ini Toyota telah menjadi perusahaan yang sangat terkenal di dunia. Merek yang dibangun oleh perusahaan telah mendapat nilai yang tinggi bagi pelanggan. Cakupan pasarnya semakin luas dengan mengeluarkan berbagai jenis tipe yang kini menjadikan pangsa pasar Toyota menjadi nomor satu dalam penjualan produk. Meningkatnya dengan cepat harga bahan bakar minyak mengakibatkan produsen mobil berlomba-lomba menciptakan mobil yang irit pemakaian bahan bakarnya. Toyota juga salah satu pengembang otomotif yang merambah ke pasar mobil irit, Toyota mengeluarkan produk mobil irit dengan nama Toyota Avanza pada tahun 2004. Avanza langsung mencuri perhatian pasar di Indonesia dan merajai penjualan mobil selama beberapa tahun. Pada november tahun 2011 Toyota melakukan inovasi terhadap produk Avanza dan mengganti namanya menjadi Toyota New Avanza. Sama seperti pendahulunya, produk Toyota New Avanza juga menjadi primadona bagi masyarakat, Hal ini tentu tidak terlepas dari besarnya pengaruh ekuitas merek Toyota dan harga yang sesuai dengan kualitas sehingga pelanggan lebih memilih untuk melakukan pembelian mobil Toyota New Avanza. Di kota metropolitan Medan sendiri yang

berpenduduk padat dan menjadi salah satu kota dengan tingkat kemacetan yang tinggi di Indonesia, produk Toyota New Avanza dirasa sangat memenuhi

(19)

TAHUN JUMLAH

NOV – DES 2011 333

2012 2063

2013 1689

2014 1349

JAN - FEB 2015 269

Tabel 1.1

Data Penjualan Toyota New Avanza pada Toyota Auto 2000 Sisingamangaraja

Sumber: Toyota Auto 2000 Sisingamangaraja, Medan. (2015)

Dari data tersebut terlihat bahwa antara tahun 2011 sampai tahun 2012 jumlah penjualan Toyota New Avanza mengalami peningkatan yang pesat. Namun di tahun 2013 dapat dilihat bahwa penjualan produk mengalami penurunan yang besar yaitu sekitar 374 unit dari tahun sebelumnya 2012. Dengan adanya penurunan penjualan ini, maka perlu diwaspadai karena penurunan tersebut dapat

(20)

Bersarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek (Brand equity) terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Toyota Auto 2000 Sisingamangaraja).”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana ekuitas merek pada Toyota New Avanza?

2. Bagaimana keputusan pembelian Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja?

3. Bagaimana pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari variabel kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan loyalitas merek secara bersama- sama dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mobil Toyota New Avanza di Auto 2000 SM. Raja?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian toyota new avanza.

(21)

3. Untuk dapat mengetahui pengaruh kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan loyalitas merek secara bersama-sama dan parsial terhadap keputusan pembelian toyota new avanza di auto 2000 SM. Raja.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Toyota New Avanza

Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi dan pengetahuan untuk bahan pertimbangan dan evaluasi dari equitas merek dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen dalam rangka untuk dapat memenuhi permintaan konsumen.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dimaksudkan agar dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori- teori dalam literatur dari bangku kuliah dalam bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan ekuitas merek dan harga untuk melihat keputusan pembelian konsumen.

3. Bagi Pihak lain yang terkait

(22)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1

2.1.1.

Ekuitas Merek (Brand equity)

Pengertian Ekuitas Merek ( Brand equity )

Ekuitas berarti nilai. Nilai sebuah merek sebenarnya didapatkan dari kata-kata dan tindakan konsumennya. Keputusan pembelian konsumen didasarkan pada faktor-faktor yang menurut merek penting, semakin banyak faktor yang dinilai penting maka merek tersebut dapat dikatakan sebagai merek yang bernilai.

Ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek, nama, dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut (Tjiptono,2004:38).

Aaker dalam Ferrina dewi (2008:169) Brand equity atau ekuitas merek adalah sejumlah asset dan kewajiban yang berhubungan dengan merek, namanya, dan simbol, yang menambah atau mengurangi nilai produk atau jasa bagi

perusahaan atau bagi pelanggannya.

Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas, yang diberikan, merek bagi perusahaan (Kotler, Keller 2009: 26).

(23)

menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan/atau pelanggan perusahaan tersebut (Aaker (1991) dalam Fandy Tjiptono, 2005).

Ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa. Jadi brand equity adalah

kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual, Kotler dan Armstrong (2004:292).

2.1.2. Membangun Ekuitas Merek (Brand equity)

Kriteria dalam merancang dan memilih elemen-elemen merek untuk membangun ekuitas merek yaitu :

1. Mudah diingat 2. Memiliki arti tertentu

3. Mengandung daya tarik secara estetika

4. Dapat digunakan baik untuk maupun dalam kategori produk, lintas geografis dan budaya serta segmen pasar.

5. Mudah diadaptasi dan fleksibel sepanjang waktu 6. Terlindungi secara hukum dari pesaing

2.1.3. Konsep Brand equity

(24)

Gambar 2.1

Konsep Ekuitas Merek yang mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian

Brand Awareness Perceived Quality Brand

Associatiion

Brand Equity

Brand Loyalty Other Propritary

Sumber : Aaker dalam Durianto (2001:5)

2.1.4. Elemen-elemen Ekuitas Merek (Brand equity)

Elemen-elemen utama dalam ekuitas merek ada empat, yaitu: 1). Kesadaran Merek (Brand awareness)

2). Asosiasi Merek (Brand association) 3). Kesan Kualitas (Perceived quality) 4). Loyalitas Merek (Brand loyalty)

1) Kesadaran Merek (Brand awareness)

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk

(25)

Peran Brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Awareness dikatakan tinggi jika konsumen dapat mengingat merek, baik sebelum proses pembelian, ketika dalam proses pembelian, maupun ketika konsumen mengkonsumsi produk pesaing. Empat tingkatan Brand awareness yaitu:

a. Unawareof brand (Tidak menyadari merek)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

b. Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.

c. Brand recall (Pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini

diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugaspengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.

d. Top of mind (Puncak pikiran)

(26)

2) Asosiasi Merek (Brand association)

Asosiasi Merek (Brand association) adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait dengan merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan suatu merek dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain

(Durianto, 2001:69).

Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal berikut:

a. Atribut produk

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi

semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek. b. Atribut tak berwujud

Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya

persepsikualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.

c. Manfaat bagi pelanggan

(27)

dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis seringkali merupakan konsekuensi ekstrim dalam proses pembentukan sikap,berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek tersebut.

d. Harga relative

Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga. e.

f.

Penggunaan

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.

Pengguna/pelanggan

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.

g. Orang terkenal/khalayak

Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.

h. Gaya hidup/kepribadian

Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

i. Kelas produk

(28)

j.

k.

Para pesaing

Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli pesaing.

Negara/wilayah geografis.

Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Disamping beberapa acuan yang telah disebutkan, beberapa merek juga memiliki asosiasi dengan hal lain yang belum disebutkan di atas.

3) Kesan Kualitas (Perceived quality)

Perceived quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap

keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan

berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Perceived quality ini akan membentuk persepsi kualitas dari suatu produk di mata pelanggan (Durianto,2001:96).

Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek. Perceived quality yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Sebaliknya, jika Perceived quality pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar.

(29)

melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan (yang diukur secara relatif) yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa.

Menurut Griffin (2005 :98) Perceived quality dibagi dalam tujuh dimensi yaitu:

a.Kinerja: melibatkan berbagai karakteristik operasional utama. Karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain, sering kali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai atribut-atribut kinerja ini. b.Pelayanan: mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan dalam produk

tersebut.

c. Ketahanan: mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut.

d. Keandalan: konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya.

e. Karakteristik produk: bagian-bagian tambahan dari produk. Penambahan ini biasanya digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk terlihat hampir sama. Bagian-bagian tambahan ini memberi penekanan bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai

perkembangan.

f. Kesesuaian dengan spesifikasi: merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji.

(30)

produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting.

4) Loyalitas Merek (Brand loyalty)

Brand loyalty adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.

Kepuasan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal pada suatu merek. Kepuasan terutama menjadi pengukuran di bisnis jasa. Sementara itu loyalitas merupakan hasil akumulasi pengalaman penggunaan produk (Durianto,2001:126).

Brand loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang jelas

terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan di masa mendatang. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya.

2.2. Keputusan Pembelian

(31)

terpenting dalam tingkah laku konsumen secara umum dan merupakan titik awal dari keseluruhan pola konsumsi konsumen.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:179) keputusan pembelian adalah hasil dari suatu proses yang terdiri dari lima tahap : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Setiadi (2003:415) mengatakan bahwa keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

Keputusan pembelian adalah tahapan proses akhir dari serangkaian tahapan proses yang terjadi pada prilaku konsumen, (Nitisusastro 2013:194).

Keputusan pembelian adalah proses interaksi antara sikap afektif, sikap kognitif, sikap behavioral dengan faktor lingkungan dengan mana manusia melakukan pertukaran dalam semua aspek kehidupannya, (Peter-Olson (1999:6) dalam Nitisusastro (2013:195) ).

Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen, seorang pemasar harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan

(32)

Gambar 2.2

Tahapan Pembelian Konsumen

Pengenalan

kebutuhan

Pencarian

informasi

Pengevaluasian alternatif

Keputusan

pembelian

Perilaku setelah

pembelian

Sumber: Kotler dan Armstrong (2008:179)

Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja pada tahap-tahap itu. Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang atau

rangsangan eksternal seseorang. Munculnya kebutuhan seringkali terjadi secara spontan atau pada saat keutuhan disadari. Pengembangan media suasana di mal atau pusat perbelanjaan sering menimbulkan pembelian spontan, tanpa perencanaan sebelumnya. Orang yang sebelumnya tidak menyadari kebutuhan dan tidak berencana

membeli.

membeli, menjadi tiba-tiba

2. Pencarian Informasi

Informasi adalah hal utama yang akan digunakan konsumen dalam

[image:32.595.119.540.138.177.2]
(33)

konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan pembelian. 3.

4.

Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan.dalam tahapan ini pembeli telah memiliki beberapa pilihan, dan membandingkan diantara pilihan tersebut dengan kriteria yang ditentukan secara pribadi. Kriteria perbandingan menyangkut manfaat yang diperoleh dari masing- masing pilihan misalnya : kesesuaian ukuran, keawetan, fungsi, gengsi, kemudahan perawatan, harga pasca pembelian, kualitas dan warna. Harga yang mereka harus bayarkan juga menjadi kriteria pada masing-masing pilihan dan dibandingkan dengan manfaatnya. Dengan membandingkan masing-masing pilihan tersebut, akan dapat diperoleh pilihan-pilihan yang mungkin dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah. Dalam melakukan evaluasi, konsumen dapat melakukan evaluasi mendalam, namun ada pula yang melakukan evaluasi sederhana. Hal ini tergantung dengan resiko dan jenis produk.

Keputusan Membeli

(34)

jadi yang membeli adalah pembantu, sedangkan yang mengkonsumsi keluarga. Dalam hal ini, konsumen juga melakukan konsumsi produk yang dibelinya, dan mulai bisa merasakan manfaat yang diterima, dan mulai bisa membandingkan dengan harapan yang sebelumnya dimiliki. Pada saat ini pula konsumen akan merasakan kepuasan atau ketidakpuasan.

5.

2.3

Perilaku Pasca Pembelian

Tahap ini merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian dan konsumsi dilakukan dan berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk tersebut dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Jika daya guna produk produk tersebut dibawah harapan pelanggan, pelanggan tersebut akan merasa dikecewakan. Tetapi, jika memenuhi harapan, pelanggan tersebut akan merasa puas, dan jika melebihi harapan, maka pelanggan tersebut akan merasa sangat puas.

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Agriani (2012) dengan judul “ Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Pada PT. HADJI KALLA

(35)

linier berganda. Adapun variabel penelitian ini adalah ekuitas merek sebagai variabel bebas (X) terdiri dari brand awareness, perceived quality, brand

association, brand loyalty, dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat (Y).

Hasil penelitian menyatakan bahwa pada mobil merek Toyota keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perceived quality.

Ria Maharani Ridhwan (2010) yang berjudul “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Honda All New Jazz di Kota Malang”. Berdasarkan perhitungan hasil analisis regresi linier berganda, citra merek memiliki nilai koefisien standardized sebesar 0,383 dan nilai signifikan sebesar 0,046 (lebih kecil dari 0,05) yang artinya bahwa citra

merek memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan kualitas produk, memiliki nilai koefisien standardized sebesar 0,384 dan nilai signifikan sebesar 0,047 (lebih kecil dari 0,05) yang memiliki arti bahwa kualitas produk memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen.

(36)

Mohamad Alzamendy (2011) yang berjudul “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi Kasus pada Konsumen Suzuki Swift di Semarang)”. Dimana variabel keputusan pembelian konsumen (Y) , kesadaran merek (X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi

merek (X3), dan loyalitas merek (X4). Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa tiga variabel independen persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Sedangkan satu variabel independen lainnya kesadaran merek berpengaruh positif tidak signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.

Putu Agus Sumahajaya (2011) yang berjudul “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Minat Beli Mobil Honda Jazz di Surabaya”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang calon pembeli mobil yang berada di Surabaya. Sampel yang diambil adalah sebesar 108 responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuisioner hasil jawaban

responden. Sedangkan analisisyang dipergunakan adalah Structural Equation Modelling. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan telah

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Sugiyono,2008:11). Oleh karena itu penelitian ini akan menganalisis pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari Kesadaran Merek (Brand awareness) (X1), Asosiasi Merek (Brand

association) (X2), Kesan Kualitas (Perceived quality) (X3), Loyalitas Merek (Brand loyalty) (X4) terhadap Keputusan pembelian (Y) mobil merek Toyota New Avanza di Kota Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat yang membeli Mobil Merek Toyota New Avanza di Toyota Auto 2000 Sisingamangaraja, yang terletak di Jalan Sisingamangaraja No.8, Medan selama tahun 2014. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

(38)

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2002:109). Metode penarikan sampel yang dipakai adalah purposive sampling dan accidental sampling. Purposive sampling memilih sample dari suatu populasi

berdasarkan pertimbangan tertentu, baik pertimbangan ahli maupun pertimbangan ilmiah (Juliandi, 2013:58). Sedangkan accindental sampling memilih sampel dengan cara mencari objek yang akan diteliti. Objek yang kebetulan bertemu pada saat pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dijadikan sebagai sampel penelitian (Kalton, 1983; Babbie, 2011 dalam Juliandi 2013:58).

Dalam penelitian ini peneliti dihadapkan pada populasi yang jumlahnya terdefenisi atau terbatas. Untuk menentukan jumlah sampel, maka dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin (Umar, 2002:141) sebagai berikut :

N n=

1 + Ne ² 1349 n=

1 + 1349 (0,1)²

= 93,098 atau dibulatkan menjadi 93 orang dimana

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

e : batas toleransi kesalahan (error tolerance) yaitu 10%

3.4 Hipotesis

(39)

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual maka peneliti menetapkan hipotesis didalam penelitian ini yaitu:

1.

2.

3.

4.

5.

Ekuitas Merek yang terdiri dari Brand awareness, Brand association, Perceived quality, Brand loyalty dan harga berpengaruh secara positif dan

signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian mobil New Avanza.

Brand awareness berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap

keputusan pembelian mobil New Avanza.

Brand association berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap

keputusan pembelian mobil new Avanza.

Perceived quality berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap

keputusan pembelian mobil new Avanza.

Brand loyalty berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap

keputusan pembelian mobil new Avanza.

Harga berpengaruh secara positif dan signifikan parsial terhadap keputusan pembelian mobil new Avanza.

3.5 Definisi Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (Soedjadi, 2000:14). Brand equity atau ekuitas merek adalah sejumlah asset dan kewajiban yang berhubungan dengan merek, namanya, dan simbol, yang menambah atau mengurangi nilai produk atau jasa bagi

(40)

Defenisi konsep Ekuitas Merek terdiri dari Kesadaran Merek (X1), Asosiasi Merek (X2), Kesan Kualitas (X3), Loyalitas Merek (X4).

Kesadaran Merek (Brand awareness)

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Peran Brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Awareness dikatakan tinggi jika konsumen dapat mengingat merek, baik sebelum proses pembelian, ketika dalam proses pembelian, maupun ketika konsumen mengkonsumsi produk pesaing.

Asosiasi Merek (Brand association)

Asosiasi Merek (Brand association) adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait dengan merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan suatu merek dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain.

Kesan Kualitas (Perceived quality)

Perceived quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap

keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

(41)

Perceived quality yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan

menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Sebaliknya, jika Perceived

quality pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama

di pasar.

Loyalitas Merek (Brand loyalty)

Brand loyalty adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.

Kepuasan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal pada suatu merek.

Brand loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang

jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan di masa mendatang. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak

alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya.

Definisi diatas menunjukkan bahwa nilai sebuah merek bagi perusahaan diciptakan melalui konsumen. Aktivitas konsumen dalam pembelajaran dan keputusan pembeliannya dapat membentuk dan mendorong terbentuknya brand equity. Dengan kata lain sumber brand equity adalah ketika konsumen menyadari

(42)

Gambar 3.1

Kerangka Konseptual

Kesadaran Merek (Brand awareness)

X1

Asosiasi Merek

Brand Equity X

(Brand association) X2

Kesan Kualitas

Keputusan Pembelian

Y (Perceived quality)

X3

Loyalitas Merek (Brand loyalty)

X4

Sumber : Aaker dalam Durianto, dkk, (2001) dan Kotler & Armstrong (2008)

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Menurut Umar, 2002:233, Definisi operasional penentuan suatu adalah konstruk, sehingga ia menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat diukur.

[image:42.595.99.519.71.373.2]
(43)

Dalam penelitian ini, defenisi variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat baik secara positif atau negatif. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah:

1.1 Kesadaran Merek (Brand awareness)

Brand awareess adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu.

1.2 Asosiasi Merek (Brand association)

Brand association (asosiasi merek) adalah segala kesan yang muncul di

benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek.

1.3 Kesan Kualitas (Perceived quality)

Perceived quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap

keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

1.4 Loyalitas Merek (Brand loyalty)

(44)

Variabel Variabel Operasional Indikator Skala Pengukuran

Brand Equity (X)

Sejumlah asset dan kewajiban yang berhubungan dengan merek, namanya, dan

simbol, yang menambah atau mengurangi nilai produk atau jasa bagi perusahaan atau bagi

pelanggannya

Kesadaran Merek (Brand

awareness)

(X1)

Kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek

sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu.

1. Sering dilihat 2. Mudah dikenal 3. Merek Unggul dari

pesaing

Skala Likert

Asosiasi Merek (Brand

association)

(X2)

Segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai

suatu merek.

1. Banyak pilihan tipe 2. Manfaat bagi

Konsumen 3. Gaya Hidup

Skala Likert

Kesan Kualitas (PerceivedQuality) (X3)

Persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang

diharapkan oleh pelanggan.

1. Ketersediaan di

dealer

2. Kinerja mesin 3. Pemakaian

teknologi terbaru dan canggih

Skala Likert

Loyalitas Merek (Brand loyalty) (X4)

Ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.

1. Kepuasan membeli 2. Merekomendasikan

kepada pihak lain 3. Setia kepada

produk Skala Likert Keputusan Pembelian (Y) Proses keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh bermacam-macam dorongan

Keputusan pembelian diartikan Sebagai proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu antaranya.

1. Mencari informasi tentang beberapa merek mobil 2. Memiliki kelebihan

dari merek lain 3. Melakukan

pembelian ulang karena puas

[image:44.595.107.557.158.734.2]

Skala Likert Tabel 3.1

(45)

No Skala Pengukuran Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Aaker dalam Durianto (2001), Kotler (2005)

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

[image:45.595.196.429.364.471.2]

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2008:132). Penggunaan skala pengukuran ini adalah untuk mengetahui keberadaan variabel ekuitas merek dan harga yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

Sumber: Sugiyono (2008:132)

3.8 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada tempat penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pernyataan mengenai variabel penelitian.

(46)

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti memperoleh data sekunder dari buku-buku, internet dan literatur.

3.9

a.

Metode Pengumpulan Data

Kuesioner

Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan data-data yang relevan bagi penelitian (Juliandi, 2013:69). Peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi daftar pernyataan kepada sampel (responden) penelitian yaitu pemilik mobil Toyota New Avanza.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, jurnal ilmiah, penelusuran internet, dan literatur yang berhubungan dengan

penelitian.

3.10 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.10.1 Uji Validitas

Uji validitas berfungsi untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu skala dinyatakan valid apabila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur dalam penelitian. Skala pengukuran yang tidak valid maka tidak memberikan manfaat bagi peneliti karena tidak mengukur yang seharusnya dan melakukan yang seharusnya dilakukan. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 22 dengan kriteria sebagai berikut:

(47)

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

[image:47.595.115.526.124.634.2]

Deleted EkuitasMerekP1 EkuitasMerelP2 EkuitasMerekP3 EkuitasMerekP4 EkuitasMerekP5 EkuitasMerekP6 EkuitasMerekP7 KesadaranMerekP1 KesadaranMerekP2 KesadaranMerekP3 AsosiasiMerekP1 AsosiasiMerekP2 AsosiasiMerekP3 AsosiasiMerekP4 KesanKualitasP1 KesanKualitasP2 KesanKualitasP3 KesanKualitasP4 KesanKualitasP5 KesanKualitasP6 LoyalitasMerekP1 LoyalitasMerekP2 LoyalitasMerekP3 LoyalitasMerekP4 KeputusanPembelianP1 KeputusanPembelianP2 KeputusanPembelianP3 KeputusanPembelianP4 110,7000 111,0000 110,5333 110,8667 110,2000 110,3667 111,0000 110,9000 111,6000 110,6667 110,4333 110,5667 110,4667 110,5667 110,6000 110,5667 110,4333 110,6000 110,6000 110,4333 110,6667 110,5333 110,4667 110,6333 110,7000 111,0667 111,5333 110,9000 101,321 101,517 103,844 102,189 103,752 102,033 102,138 103,610 103,283 103,333 101,220 102,599 99,913 102,323 103,076 99,633 100,323 98,386 98,110 100,254 97,540 101,430 101,913 100,792 97,390 98,823 99,844 100,714 ,452 ,378 ,395 ,403 ,424 ,465 ,426 ,316 ,250 ,299 ,493 ,326 ,555 ,441 ,355 ,560 ,617 ,719 ,638 ,623 ,765 ,629 ,492 ,545 ,690 ,373 ,283 ,291 ,886 ,887 ,887 ,887 ,887 ,886 ,886 ,888 ,891 ,889 ,885 ,889 ,884 ,886 ,888 ,883 ,883 ,880 ,881 ,883 ,879 ,883 ,885 ,884 ,880 ,890 ,894 ,892 Tabel: 3.3 Tabel uji realibilitas dan validitas

Item-Total Statistics

Sumber: Hasil pengolahan peneliti, 2015.

(48)

28 dan p=0,05 adalah 0,2407. Pada tabel 3.3 diatas pada kolom Corrected Item-Total Correlation terlihat bahwa nilai setiap butir pertanyaan lebih besar daripada nilai r tabel. Hal ini berarti, semua butir pertanyaan adalah valid.

3.10.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan suatu indikator dan variabel. Kuesioner dinyatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap suatu kuesioner stabil dari waktu ke waktu. Melalui perhitungan reabilitas uji statistik Cronbach Alpha

1. Jika ralpha positif atau > rtabel maka pernyataan realiabel. 2. Jika ralpha negatif atau <rtabel maka pernyataan tidak reliabel.

(49)

3.11 Uji Asumsi Klasik

3.11.1 Uji Multikolinearitas

Variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilhat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance >0,1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.11.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas) dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran ( kecil, sedang , dan besar).

3.11.3 Uji Normalitas

(50)

3.12 Teknik Analisis Data

3.12.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menyajikan data sehingga dapat

memberikan gambaran umum yang jelas mengenai masalah yang diteliti. 3.12.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

hubungan dari variabel-variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Untuk hasil yang terarah, peneliti memerlukan bantuan dari program SPSS.

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

Y = keputusan pembelian

a = konstanta dari keputusan regresi

b1 = koefisien regresi dari variabel X1 (Brand awareness) b2 = koefisien regresi dari variabel X2 (Brand association) b3 = koefisien regresi dari variabel X3 (Perceived quality) b4 = koefisian regresi dari variabel X4 (Brand loyalty) X1 = Brand awareness

(51)

3.13 Pengujian Hipotesis

3.13.1 Uji secara Simultan / Serempak (Uji F)

Uji F digunakan untuk melihat secara serentak bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap pengaruh yang positif dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F hitung ini adalah : H0 : b1,b2,b3,b4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dari variabel bebas ( X1,X2,X3,X4) yauitu berupa kesadaran merek, asosiasi merek, kesadaran merek, loyalitas merek terhadap keputusan konsumen (Y).

H0 : b1,b2,b3,b4 ≠0 artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dari variabel bebas ( X1,X2,X3,X4) yaitu berupa kesadaran merek, asosiasi merek, kesadaran merek, loyalitas merek terhadap keputusan konsumen (Y). Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 22 for Windows. Selanjutnya nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat kesalahan ( α=5%) dan derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1). Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika F hitung < F tabelpada α =5% H0 ditolak jika F hitung > F tabel, pada α = 5%

3.13.2 Uji secara Parsial / Uji t

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel bebas

dibandingkan dengan tingkat kesalahannya (α). Jika probabilitas variabel lebih

(52)

bebas tersebut terpengaruh terhadap variabel terikat. H0 : b1 = 0 , artinya variabel bebas yaitu berupa kesadaran merek, asosiasi merek, kesadaran merek, loyalitas merek, secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. H0 : b1≠ 0, artinya variabel bebas yaitu berupa kesadaran merek, asosiasi merek, kesadaran merek, loyalitas merek, secara parsial berpengaruh positif terhadap Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika t hitung < t tabelpada α 5% H0 ditolak jika t hitung > t tabel, pada α 5% 3.13.3 Uji Koefisien Deterministik (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R2≤1). Hal ini berarti bila R2= 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan bila R 2 mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus koefisien korelasi dan koefisien determinasi menurut Ridwan (1997:25) yaitu:

n.( ∑XY ) – ( ∑X). ∑Y r=

√ {n. ∑X² - ( ∑X )²}. {n. ∑Y² - ( ∑Y² )}

R² = ( r )² x 100% Keterangan:

r n X Y

= Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat = Banyaknya sampel

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Astra International, Tbk-Toyota Sales Operation merupakan suatuperusahaan yang bergerak sebagai main dealer atau penyalur tunggal dari kendaraan bermerk Toyota.Perusahaan ini didirikan oleh William Soerjayadjaja, Drs. Tjia Kian Tie dan Liem Peng Hong pada tanggal 20 Februari 1957 di Bandung.Pada tahun 1965 perusahaan pindah ke Jakarta dengan kantor yang di Bandung sebagai cabang. Pada mulanya perusahaan ini bergerak dibidang usaha ekspor hasil bumi dan kemudian berkembang dibidang usaha permobilan.Melihat perkembangan pemasaran kendaraan merek toyota maju pesat diIndonesia, maka Toyota Motor Sales Co Ltd Jepang berminat menanganidistribusi dan pemasaran kendaraan bermerek toyota guna meningkatkanpelayanan kepada para peminat kendaraan merek toyota dengan jalan pembinaanindustri toyota. Maka pada akhir tahun 1971 didirikan perusahaan baru dengannama PT Toyota Astra Motor, yang merupakan patungan antara Toyota Motor Sales Co Ltd Jepang dengan PT Astra International Incorporated dan PT GayaMotor adalah perusahaan yang bergerak di bidang perakitan (assembling)kendaraan bermotor dari berbagai jenis dan merek. Setelah PT Toyota AstraMotor berdiri maka status agen tunggal kendaraan merek Toyota untuk seluruhwilayah Indonesia dialihkan dari PT Astra International Incorporated kepada PTToyota Astra Motor.

(54)

NO NAMA PERUSAHAAN LOKASI

1 CV Antara Medan

2 PT Perintis Perkasa Medan

3 UD Sutan Motor Pematang Siantar

4 CV Dunia Baru Lhoksumawe

5 PT Putra Jaya Beutari Banda Aceh

sebagai penyalur utama kendaraan merek Toyota. saat itu yang bertindak sebagai agen tunggal kendaraan merk Toyota adalah PT Astra Motor Sales Dalam rangka meningkatkan efisiensi sekaligus persiapan go public PT. Astra International ke tengah masyarakat, maka pada tanggal 1 Januari 1989 PT. Astra Motor Sales bergabung dengan PT. Astra International Incorporated dan menjadi divisi Toyota dengan nama PT Astra International Toyota Sales Operation atau yang disebut juga AUTO 2000. Kantor pusat perusahaan berkedudukan di Jakarta, dan saat ini mempunyai cabang dan dealer yang tersebar di kota - kota besar di Indonesia. Salah satu cabang perusahaan yaitu PT Astra International, Tbk - Toyota Sales Operation cabang Sisingamangaraja Medan disingkat menjadi PT AI-TSO cabang SM. Raja Medan. Perusahaan ini rnulai beroperasi pada tanggal 1 Februari 1976 (sebelumnya bernama PT Astra Motor Sales) dan berkedudukan di Jl.

[image:54.595.109.517.612.739.2]

Sisingamangaraja No. 8 Medan. PT Astra International-TSO (AUTO 2000) cabang Medan merupakan penyalur kendaraan bermotor Toyota untuk wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Dalam memasarkan kendaraan, perusahaan ini mempunyai beberapa dealer dan sub dealer yang bertempat di Sumatera Utara dan Aceh, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4.1

Dealer dan Sub Dealer AUTO2000 yang bertempat di Sumatera Utara dan Aceh

(55)

No. Nama Mobil Jenis Mobil

1 AVANZA Minibus

2 YARIS Hatchback/City Car

3 VIOS Small Sedan

4 ALTIS Medium Sedan

5 KIJANGINNOVA MPV

6 CAMRY Large Sedan

7 AGYA Low Cost Green Car

8 ETIOS Hatchback/City Car

9 RUSH SmallSUV

10 HILUX Medium Pick Up

11 DYNA Truck

12 FORTUNER Medium SUV

13 LANDCRUISER LargeSUV

14 FT86 Medium Luxury Sedan

15 HI ACE Medium Bus

16 NAV 1 Medium Luxury Minibus

17 ALPHARD Large Luxury Minibus

18 MARKX Large Luxury Sedan

19 PRIUS Large Luxury Sedan

[image:55.595.114.541.251.590.2]

Para dealer inilah yang membantu perusahaan dalam memasarkan barangnya, dimana seluruh barang yang dipasarkan adalah berasal dari kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta. Adapun kendaraan yang dipasarkan oleh PT Astra International–TSO cabang Sisingamangaraja Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Kendaraan yang Dipasarkan Toyota Cabang SM.Raja Medan

Sumber: PT Astra International Tbk – Toyota Cabang Sisingamangaraja Medan (2015)

(56)

No Jenis Suku Cadang TGP

(Toyota Genuine Part)

TGA

(Toyota Genuine Accessories)

TMO

(Toyota Motor Oil)

1 Busi Grill Radiator OliMesin

2 Oil Filter Grill Bumper TGMO mineral

3 Oil Filter CoverKacaSpion TGMOsynthetic

4 Shock Absorber Spoiler/BumperTambahan TGMOFull Synthetic 5 Belt/TaliKipas Jok(khususuntukRush) Oli Matic

6 Lampu/HeadLamp 7 Bumper

[image:56.595.113.558.142.461.2]

8 Battery 9 KainKlos 10 SepatuRem

Tabel 4.3

Suku Cadang Untuk Kendaraan Merek Toyota

Sumber: PT Astra International Tbk– Toyota Cabang Sisingamangaraja Medan (2015)

4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Setiap organisasi perusahaan mempunyai cita-cita dan berorientasi pada tujuannya. Hal ini tertuang kedalam struktur organisasi dimana dengan adanya struktur organisasi tercipta pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan tegas antara suatu bagian dengan bagian lainnya sehingga setiap anggota

(57)

International-TSO cabang sisingamangaraja medan menggunakan struktur organisasi garis yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut yaitu:

1. Pembagian tugas dapat dibedakan secara tegas dan jelas.

2. Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan pada bawahannya dalam bidang pekerjaan yang sudah ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas dimana spesialisasi tidak membuat personel hanya memikirkan tugasnya saja namun saling bekerjasama untuk mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan.

(58)
[image:58.842.114.754.95.457.2]

GAMBAR 4.1

STRUKTUR ORGANISASI PT ASTRA INTERNASIONAL-TOYOTA CABANG SISINGAMANGARAJA MEDAN

(59)

Adapun tugas pokok dari masing - masing unsur departemen dijabarkan sebagai berikut:

1. Kepala Cabang (Branch Manager)

Adapun tugas daripada Kepala Cabang ini adalah:

a. Menentukan kebijaksanaan cabang sesuai dengan pedoman yang telah digariskan perusahaan.

b. Mengkoordinasi mengawasi dan bertanggung jawab atas pembinaan, pengembangan serta kegiatan yang dilakukan cabang.

c. Bertanggung jawab bersama dengan Kepala Departemen Administrasi (Administration Department Head) terhadap penghapusan piutang untuk diajukan ke kantor pusat.

2. Customer Relation

Tugas dari Customer Relation adalah sebagai pusat informasi perusahaan dan menangani hubungan perusahaan dengan pelanggan dimana customer relation ini berdiri sendiri dan mempunyai tanggung jawab ini kepada kepala cabang. 3. Departemen Penjualan

Departemen ini dipimpin oleh Sales Department Head atau sering disebut dengan Sales Manager (Manager Penjualan). Pada saat ini Kepala Bagian

Penjualan PT AI-TSO cabang sisingamangaraja dirangkap oleh kepala cabang dengan membawahi sales supervisor, yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala cabang. Sales Department ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

(60)

Tugas dari Sales Department Head adalah sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab terhadap penjualan kendaraan, bagaimana mengusahakan tercapainya target yang telah ditetapkan.

2. Menganalisis pasar dan membuat ramalan penjualan. 3. Meningkatkan pemasaran di daerah penjuala

Gambar

 Gambar 2.2  Tahapan Pembelian Konsumen
 Gambar 3.1  Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel

• Mengetahui penghematan biaya dengan menekan waktu siklus kerja pada alat berat menggunakan pola pemuatan double stopping

membayar kemasan hasil gula yang diproses pabrik gula sesuai dengan kontrak kemitraan yang telah disepakati. Harga kemasan sebesar Rp. Biaya angkut dikeluarkan

[r]

Penerapan konsep model kegiatan terintegrasi berbasis peternakan dengan memperhatikan unsur kearifan lokal pada setiap daerah di Indonesia, mencakup berbagai aspek dalam

PP No.27/1999 tentang AMDAL Pasal 16 ayat 4 “Instansi yang bertanggung jawab wajib menolak kerangka acuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila rencana

Menyatakan bahwa “skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam negeri (UIN) Maulana Malik

Fitur citra yang digunakan dalam proses pengendalian robot adalah fitur-fitur: warna, bentuk, perubahan ukuran, dan perubahan posisi relatif obyek pada suatu sumbu