• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK YOGHURT SAPI TERHADAP KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN SERAT KASAR PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK YOGHURT SAPI TERHADAP KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN SERAT KASAR PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK YOGHURT SAPI

TERHADAP KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN SERAT

KASAR PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana

AGUNG PRAYITNO

NIM : 08910021

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK YOGHURT SAPI TERHADAP KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN SERAT

KASAR PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE ”. Skripsi ini disusun sebagai sarat untuk memperoleh gelar sarjana Peternakan di Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penyusunan skripsi. Untuk itu Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Dr. Muhajir Efendi M.Ap. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang,

2. Bapak Dr. Ir. Damat MP. selaku Dekan Fakultas Pertanian-Peternakan,

3. Ibu Drh. Imbang Dwi Rahayu M.Kes selaku Kajur Jurusan Peternakan,

4. Bapak Dr.Ir. Ahmad Wahyudi,M.Kes selaku dosen pembimbing 1,

5. Ibu Ir. Endang Sri Hartatie. MP

6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian-Peternakan

Universitas Muhammadiyah Malang,

7. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan semua kebutuhan

penulis selama ini, baik moral maupun material,

(6)

9. Teman-teman angkatan 2008 yang selalu menemani penulis baik suka

maupun duka.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

membantu hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

Semoga amal baik beliau-beliau diterima di sisi Allah SWT. Sebagai amal yang soleh.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis berharap kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 28 November 2012

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

RINGKASAN ... viii

SUMMARY ... ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerbau Rawa ... 5

2.2 Sapi Peranakan Ongole ...6

2.3 Pakan Ruminansia ...8

2.3.1 Pakan Hijauan ...9

2.3.2 Konsentrat ...9

2.4 Kecernaan Bahan Organik ...10

2.5 Kecernaan Serat Kasar ...13

2.6 Pencernaan Ruminansia ...17

(8)

2.8 Mikroba Penyusun Probiotik dan Bentuk Preparat Probiotik .23

2.9 Hipotesis...25

BAB III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat ...26

3.2 Materi dan Alat...26

3.3 Batasan Variabel dan Cara Pengamatan ...26

3.4 Metode Penelitian ...27

3.4.1 Rancangan Percobaan ...27

3.4.2 Perlakuan ...28

3.4.3 Denah Percobaan ...29

3.4.4 Metode Analisa Data ...29

3.5 Pelaksanaan Penelitian...29

3.5.1 Tahap Persiapan ...29

3.5.2 Tahap Pelaksanaan dan Pengambilan Data ...30

3.5.3 Tahap Analisa Data ...30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinjauan umum ...31

4.1.1 Kondisi Lingkungan ...31

4.2 Tinjauan Kusus ...32

4.2.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Bahan Organik ..32

4.2.2 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar...35

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 41

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kandungan Nutrisi Konsentrat Buatan dan Jerami Padi ... 28

Tabel 3.2 Denah Percobaan ... 29

Tabel 3.3 Analisis Variansi Hasil Penelitian ... 29

Tabel 4.1 Kecernaan Bahan Organik ... 33

Tabel 4.2 Analisis Variansi Kecernaan Bahan Organik ... 33

Tabel 4.3 Uji Beda Nyata Terkecil Kecernaan Bahan Organik ... 34

Tabel 4.4 Kecernaan Serat Kasar ... 36

Tabel 4.5 Analisis Variansi Kecernaan Serat Kasar ... 37

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anonimous. 2012d. Asiatic Water Buffalo, Bubalus bubalis. http://www.scz.org/

animalinfo.asp?aid=65. [19 mei 2012].

Aurora, S .P. 1989. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia Srigondo, B (ed), Gajah Mada University Press.

Banerjee, G. C. 1982. A Textbook of Animal Husbandry. Fifth Edition. Oxford & IBHPublishing Co. New Delhi.

Blakely, J. dan D.H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh B. Srigandono).

Bryant, M .P. 1967. Microbiology of the Rumen In Sweeson, M .J. 1970. Duke,s physiology of the Domestic Animal, Cornell University Press, London.

Chen, c.r ., B. Yu and P .W .S: Chlou. 2004. Roughage energy and degradability estimation with Aspergillus oryzae inclusion using dairy in vitro fermentation. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 17 : 53 - 62.

Chutikul, K. 1975. Ruminant (Buffalo) Nutrition, in The Asiatic Water Buffalo, Proceeding of an International Syimposium heald at khon kaen. Thailand, March 31 - April 6. Food and Fertilizer Tecnology Centre, Taipei, Taiwan.

Chuzaemi S.dan Hartutik, 1990. Ilmu Makanan Ternak Kusus Ruminansia. NUFFIC. Universitas Brawijaya Malang.

Cole, H.H. 1962. Introduction to livestock Production, W .H. Freeman and Co, San Fransisco.

Czerkawski, J.W. 1988. An Introduction to Rumen Studies. 1 st. ed. Studies Pergamon Press. New York.

Darmono. 1999. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius, Yogya

Devendra, C. 1985. Comparative nitrogen utilization in Malaysia Swamp buffaloes and Kedah-Kelantan cattle. Proc. The 3rd AAAP Animal Science Congress. Volume 2. Seoul, Korea. P. 873-875.

(12)

Estrada, A. 1997. Advances in feed products through probiotics . Feed Notes A Publication of the Prairie Feed Resource Center. University of Saskatchevan Canada.

Fuller, R. 1992. Probiotics. The Scientic Basis. Chapman and Hall. London. 398)

Fuller, R. (Ed). Champan and Hall. London. pp. 317 - 353. FAO. 2000. Water Buffalo : An Asset Undervalued.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Cetakan ke-3. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Haveenar, R. and J.H.J. Huist In't Veld. 1992. Probiotics : A general view in lactic acid bacteria in health and disease. Vol. 1. Wood, J.B . (Ed .). Elsevier Appl . Sci. Publish.

Hobson, P.N. and C.S. Stewart. 1997. The Rumen Mikrobial Ecosystem. 2nd ed. Chapman and Hall, London.

Holt,J.G.,N.R. Krieg, P.H.A. Sneath, and S.T. William. 1994. Bergey’s Manual Of Determinative Bacterologi. 9th Ed., Willian and Wilkins.

Kamal, M., 1994, Nutrisi Ternak 1. Laboratorium Makanan Ternak. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak,Fakultas Peternakan, UGM,Yogyakarta

Lemcke, B. 2008. Water buffalo. In: a Handbook for farmers and investors.

Technical Bulletinsand Buffalo Newsletters Pp. 76-82.

Lily, D.M. and R.H. Stillwell. 1965. Probiotics growth promoting factors produced by microorganism. Sci. 147:747 -748.

Ligda, D. J. 1998. Water buffalo. http://ww2.netnitco.net/users/djligda/ wbfacts.htm. [19 Juni 2008].

Lubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta.

Maksum,1992, Setiadi2001, dalam http://www. Bppt.go.id - Badan Pengkajian dan Penerapan Tekhnologi,2006.

McDonald, P. Edwards, R .A. Greenhalq, J.F.D. Animal Nutrition. 4 th ed Longman Scientific and tehnical, Hongkong.

(13)

Mourin, F., R Akkararwongsa, and P J. Weimer. 2001. Initial pH as a

Determinant of Cellulose Digestion Rate by Mixed Microorganism in Vitro. J. Dairy Science. 84: 848 – 859. American Dairy Science Assosiation. Nurivii, E. and M. Rantala. 1973. New aspect of salmonella infection in broiler

production. Nature. London. pp. 210-241.

Ogimoto, K. And S. Imai. 1981. Atlas Of Rumen Microbiologi. Japan Sceientific Societies Press, Tokyo.

Oh, H .K. Longhurst, W.M . and Jones, M .B. 1969, Reaction Nitrogen intake to Rumen Microba Activity and Consumption Quality Roughoge by shee . Animal Sci, 28 : 272.

Orskov, O .R . 1982 . Protein Nutrition In Rument, Academic Press London.

Piliang, W.G. dan S. Djojosoebagio, Al Haj. 2002. Fisiologi Nutrisi. Vol. I. Edisi Ke-4. IPB Press,Bogor.

Ranjhan, S.K. and Pathak, N.N. 1979. Management and Feeding of Buffalo, Vikas Publ House put, New Delhi. Setiadi, B. 2001. Beternak Sapi Daging dan Masalahnya. Aneka Ilmu. Semarang.

Russel, JB. 1989. Growth Independent Energy Dissipation by Ruminan Bacteria In : Hoshino, S. Onodera, R : Mimato, R. Itabashi, H. (ed) Japan Scientific Society Press. Tokyo.

Sabrani,M.,M.Winugraha.,A. Tholib, K. Dwiyanto dan Y. Saefuddin. 1994. Teknologi pengembangan Sapi Sumbawa Ongole. Balai Penelitian Ciawi Bogor.

Siregar, S. B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.

Siregar, S. B. 2001. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Siregar, S. B. 2008. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sugeng, Y.B. 1998. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Smith, J. B. and S. Mangkoewidjojo. 1987. The Care, Breeding and Management of Experimental Animals for Research in the Tropics. International Development Program of Australian Universities and Colleges Limited (IDP). Canberra.

(14)

Sudarmadji, Slamet. et al. 1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan danPertanian.Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Surung, M.Y., 2008. Pengaruh Dosis EM4 ( Effective Microorganisms-4) dalam Air Minum terhadap Berat Badan Ayam Buras. Jurnal Agrisitem. Desember 2008,vol4.No2. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa. http://www.stppgowa.ac.id. Diakses 8 juli 2010.

Theodorou, M.K., D.E. Boever, M .J. Haines and A. Brooks. 1990. The effect of fungal probiotic on intake and performance of early weaned calves Anim. Prod. 53 : 577.

Tillman, A. D.,S, Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, H. Hartadi dan S. Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Van Soest.1992. Nutritional Ecology the Ruminant.Book inc. Oregon

Wahyudi,A., 2004. Aplikasi Tekhnologi Fermentasi dengan Bakteri Selulolitik untuk Penguraian Limbah Peternak di Kelompok Sapi Perah di Desa Dermo. Wilayah kerja, KUD DAU

Wahyudi,A dan Hendraningsih, L., 2006. Probiotik Konsep, Penerapan dan Harapan. Fakultas Peternakan Perikanan UMM

Winugroho, M. Tanner, J .C, Pernabowo, P. 1992 . Pemanfaatan Jerami Padi Melalui manipulasi Mikroba Rumen Domba dan Kerbau dalam Proceeding BPT Bogor.

Winugroho, M., Yantyati. W., Suharyono, Typuk Artiningsih, Yeni. W. dan Cornelia Hendratno. 1995/1997. Laporan Riset Unggulan Terpadu Ill. Balitnak Ciawi Bogor.

Yokoyama, M. T . and Johnson, K .A. 1988 . Microbiology of The Rumen and Intestin. Prentice Hall. New Jersey.

Wanapat, M. 2001. Swamp buffalo rumen ecology and its manipulation. Proceeding Buffalo Workshop. Desember 2001. http://www.mekarn.org/ procbuf/wanapat.htm. [23 Juni 2008].

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Peningkatan populasi dan kualitas ternak menuntut ketersediaan pakan

yang baik dalam jumlah mencukupi. Sampai saat ini penyediaan pakan ternak

masih mempunyai beberapa rintangan, seperti semakin terbatasnya areal

penanaman hijauan pakan karena menghadapi persaingan yang makin ketat

dengan kepentingan manusia terutama di daerah padat penduduk.

Pemenuhan pakan untuk konsumsi ternak membutuhkan alternatif sumber

pakan lain yang melimpah seperti pemanfaatan limbah pertaniaan dan industri.

Limbah pertanian seperti jerami padi memiliki energi potensial yakni kandungan

selulosanya yang tinggi. Penggunaan yang luas terhambat karena terdapat

kandungan lignin yang tinggi berbentuk ligno-selulosa dan ligno-hemiselulosa

yang sulit dicerna oleh ternak. Peningkatan kecernaan dan nilai nutrisi pakan yang

mengandung lignin diperlukan pendegradasi lignin yakni pakan tambahan berupa

probiotik.

Probiotik merupakan suatu produk yang mengandung mikroorganisme

dan substansi yang berperan pada keseimbangan mikroba pada saluran pencernaan

penjelasan ini kemudian disempurnakan oleh Fuller (1992), sebagai pakan

tambahan yang berupa mikroba hidup yang menguntungkan ternak inang karena

dapat memperbaiki keseimbangan mikroba pada saluran pencernaannya.

(16)

2

meningkatkan performans cenderung meningkat, terutama setelah timbul

kekhawatiran akan efek residu hormon dan antibiotik yang sebelumnya lebih

umum digunakan.

Mikroba yang dapat digunakan untuk probiotik harus memenuhi beberapa

persyaratan, dan yang utama adalah aman untuk dikonsumsi dan tidak bersifat

patogen. Demikian pula mikroba harus mampu bertahan hidup sampai pada

saluran pencernaan. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah stabilitas

selama prosesing dan penyimpanan.

Pemberian pakan dengan kandungan serat kasar yang tinggi, seperti hijauan

akan memerlukan energi yang lebih banyak untuk mengunyah. Selama proses tersebut

akan dikeluarkan sejumlah besar saliva untuk membantu proses penelanan bolus.

Tingkat keasaman saliva yang tinggi (cendrung basa) akan menjaga pH rumen normal

dan mendorong pertumbuhan bakteri rumen yang cepat (Mc Cutchen, 1991),

berdampak pada peningkatan kecernaan pakan. Efesiensi proses pencernaan dan

fermentasi serat dalam rumen akan diikuti dengan peningkatan ketersedian nutrisi, baik

protein maupun bahan organik bagi ternak inang.

Bahan organik (BO) sangat penting karena merupakan ukuran

ketersediaan sumber rantai karbon untuk sintesis protein mikroba. Ketersediaan

BO membatasi terjadinya proses sintesis walaupun jumlah NH3 tinggi. Kegunaan

protein hasil sintesis sangat ditentukan oleh metabolisme protein mikroba

disaluran pencernaan paska rumen. BO tersedia dalam pakan bagi ruminansia

sangat ditentukan oleh kandungan karbohidrat terutama selulosa yang tinggi

(17)

3

Pada penelitian kali ini menggunakan probiotik yoghurt sapi yang

didalamnya terdapat bakteri enterococcus casselivlafus dari pencernaan kerbau

rawa. Kerbau memiliki kemampuan mencerna pakan bermutu rendah lebih efisien

dari pada sapi dengan kemampuan mencerna 2-3% unit lebih tinggi. Diduga

berkaitan erat dengan perlambatan gerakan pakan dalam saluran pencernaan

kerbau sehingga makanan tersebut dapat diolah lebih lama dan berdampak pada

penyerapan zat gizi lebih banyak. (Devendra, 1987; Wanapat et al., 1994)

Berdasarkan fakta tersebut maka peneliti menggunakan probiotik dari

bakteri pencernaan kerbau rawa yang diterapkan pada sapi Peranakan Ongole

untuk mengetahui kecernaan sapi peranakan ongole terhadap bahan organik dan

serat kasar.

I.2. Perumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian probiotik yoghurt sapi terhadap

kecernaan bahan organik dan serat kasar pada ternak sapi Peranakan Ongole ?.

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

probiotik yoghurt sapi terhadap kecernaan bahan organik dan serat kasar pada sapi

(18)

4

I.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang bakteri

pendegradasi serat yanag terkandung di dalam probiotik yogurt sapi untuk

meningkatkan kecernaan bahan organik dan serat kasar pada pakan sapi

Peranakan Ongole, dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

Referensi

Dokumen terkait

hitung nilai tabel atau nilai signifikansi 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa populasi dalam kelompok bersifat normal. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua

Ayo, ikuti pelajaran ini, insya Allah kalian akan mengetahui dan dapat mempraktikkan cara membersihkan diri dan bersuci yang baik dan benar.. Ahmad selalu melakukan wu«u , karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

lempung adalah partikel tanah yang berukuran lebih kecil dari 0,002 mm,. sedangkan mineral lempung adalah kelompok-kelompok partikel

Pada hari ini Rabu tanggal Dua puluh empat bulan Mei tahun Dua ribu tujuh belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini selaku POKJA ULP Pembangunan Gedung

Dalam upaya pengembangan dan mengantisipasi penyebab tidak berfungsinya Terminal Induk Kota Bekasi maka dapat dilakukan beberapa upaya yang diperoleh dari Matriks

parameter tingkat pengetahuan serta perubahan sikap dan perilaku ialah hasil kuesioner pre-post intervensi. Penelitian “Perbedaan Pengaruh Metode Edukasi Secara CBIA

a) Memiliki Disiplin kerja yang baik dan tepat waktu dalam melaksanakan suatu pekerjaan. b) Memiliki wibawa dan daya tarik agar mampu membimbing dan memimpin bawahannya. c)