• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Kelahiran Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Kelahiran Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

67

LAMPIRAN

Hasil Pengolahan Data dalam SPSS

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Jumlah Kelahiran 1800.36 1986.357 22 Jumlah Pasangan Usia

Subur

14274.68 16914.530 22

Jumlah Akseptor KB 10494.36 12268.639 22 Jumlah Puskesmas

Pembantu dan Rumah Bersalin

8.55 6.464 22

Interpretasi :

Pada bagian ini merupakan hasil pilihan options. Dimana terdapat nilai rata-rata

(Mean) dari keempat variabel, nilai Std. Deviation dan jumlah sampel (N).

Sebagai contoh, untuk jumlah kelahiran memiliki rata-rata = 1800,36, Standard

Deviasi = 1986,357, dan jumlah sampel = 22. Demikian juga terhadap data

(2)

Correlations

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Interpretasi :

Pada bagian ini dikemukakan hasil perhitungan koefisien korelasi (r) untuk semua

variabel yang dimasukkan dalam perhitungan. Kita dapat membaca satu persatu

(3)

69

1. Hubungan/korelasi antara jumlah pasangan usia subur dengan jumlah

kelahiran = 0,995.

2. Hubungan/korelasi antara jumlah akseptor KB dengan jumlah kelahiran =

0,994.

3. Hubungan/korelasi antara jumlah puskesmas pembantu dan rumah bersalin

dengan jumlah kelahiran = 0,889.

Dapat pula kita lihat bagaimana korelasi antara variabel bebas saja, yakni antara

dengan , dengan , dan dengan .

1. Hubungan korelasi antara jumlah pasangan usia subur ( ) dengan jumlah

akseptor KB ( ) = 0,999.

2. Hubungan korelasi antara jumlah pasangan usia subur ( ) dengan jumlah

puskesmas pembantu dan rumah bersalin ( ) = 0.881.

3. Hubungan antara jumlah akseptor KB ( ) dengan jumlah puskesmas

pembantu dan rumah bersalin ( ) = 0,890.

Tingkat signifikansi koefisien Korelasi satu sisi dari output (diukur dari

probabilitas) menghasilkan angka 0,000 atau praktis 0. Karena probabilitas jauh

dibawah 0,05, maka korelasi diantara variabel jumlah kelahiran dengan jumlah

pasangan usia subur, jumlah akseptor KB dan jumlah puskesmas pembantu dan

(4)

Variables Entered/Removed

a. All requested variables entered.

Interpretasi :

Bagian ini menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan, dimana semua variabel

yang dimasukkan adalah Jumlah Puskesmas Pembantu dan Rumah Bersalin,

Jumlah Pasangan Usia Subur, Jumlah Akseptor KB, sedangkan variabel yang

dikeluarkan (removed) tidak ada.

(5)

71

Interpretasi :

Pada bagian ini ditampilkan nilai R, , Adjusted R Square, dan Std. Error of the

Estimate. Dimana nilai Koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0,991. ini

merupakan Indeks Determinasi, yakni persentase yang menyumbangkan pengaruh

, , , terhadap Y. sebesar 0,991 menunjukkan pengertian bahwa 99,1%

sumbangan pengaruh (Jumlah Pasangan Usia Subur), (Jumlah Akseptor

KB), (Jumlah Puskesmas Pembantu dan Rumah Bersalin) terhadap Y (Jumlah

Kelahiran), sedangkan sisanya sebesar 0,9% dipengaruhi oleh faktor lain.

Std. Error of the Estimate adalah 205,314. Perhatikan pada analisis sebelumnya,

bahwa standar deviasi jumlah kelahiran adalah 1986,357 yang jauh lebih besar

dari Std. Error of the Estimate. Karena nilainya lebih kecil dari standar deviasi,

maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor jumlah

kelahiran dari pada rata-rata jumlah kelahiran itu sendiri.

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 8.210E7 3 2.737E7 649.202 .000a Residual 758769.894 18 42153.883

Total 8.286E7 21

a. Predictors: (Constant), Jumlah Puskesmas Pembantu dan Rumah Bersalin, Jumlah Pasangan Usia Subur, Jumlah Akseptor KB

(6)

Interpretasi :

Pada bagian ini ditampilkan tabel analisis varians (ANOVA). Uji ANOVA

digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh beberapa variabel independent

terhadap variabel dependen. Dengan demikian sangat tepat diterapkan pada

analisis Multiple Regression. Dapat dijelaskan bahwa nilai F sebesar 649,202

dengan tingkat signifikan 0,000.

a. Dependent Variable: Jumlah Kelahiran

Interpretasi :

Pada bagian ini dikemukakan nilai koefisisen , , , dan . Dari tabel diatas

didapat persamaan perhitungannya sebagai berikut :

(7)

73

Angka 1,138 pada Standardized Coefficients (Beta) menunjukkan tingkat korelasi

antara “Jumlah Pasangan Usia Subur” dan “jumlah kelahiran”, angka -0,196 pada

Standardized Coefficients (Beta) menunjukkan tingkat korelasi antara “Jumlah

Akseptor KB” dan “jumlah kelahiran” serta angka 0,060 pada Standardized

Coefficients (Beta) menunjukkan tingkat korelasi antara “Jumlah Puskesmas

Pembantu dan Rumah Bersalin” dan “jumlah kelahiran”.

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 150.67 8730.32 1800.36 1977.241 22 Std. Predicted Value -.834 3.505 .000 1.000 22 Standard Error of Predicted

Value

47.166 180.754 80.143 36.063 22

Adjusted Predicted Value 160.78 9222.85 1762.12 1984.637 22

Residual -402.216 363.778 .000 190.084 22

Std. Residual -1.959 1.772 .000 .926 22

Stud. Residual -2.092 3.245 .063 1.238 22

Deleted Residual -709.853 1404.898 38.243 403.355 22 Stud. Deleted Residual -2.336 4.896 .146 1.529 22

Mahal. Distance .154 15.322 2.864 4.058 22

Cook's Distance .000 9.073 .563 1.954 22

(8)

Interpretasi :

Pada bagian ini dikemukakan ringkasan hasil-hasil dari “Predicted Value” (nilai

yang diprediksi) yang berupa nilai Minimum, Maksimum, Mean, Std Deviasi dan

N.

(9)
(10)
(11)

66

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 1997. ”Analisis Regresi Cetakan Pertama”. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Algifari. 2000. ”Analisis Regresi Cetakan Kedua”. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Hasan, M.Iqbal, M.M. 2008. ”Pokok-Pokok Materi Statistika”.Jakarta: Bumi Putra.

Sudjana. 2002. ”Metode Statistika”. Bandung: Tarsito.

Syahri Alhusin, MS. 2003. ”Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS.10 for Windows”. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

(12)

BAB 3

SEJARAH UMUM TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera Utara

Tahun 1980 ditetapkan Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1980 tentang

Organisasi Badan Pusat Statistik dengan pernyataan bahwa di setiap Provinsi

harus terdapat Kantor Statistik Provinsi . Dengan demikian mulai saat itu kantor

Statistik Provinsi secara resmi ada di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di

Provinsi Sumatera Utara. Pada Tahun1998 ditetapkan Keputusan Presiden No.86

Tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik tentang kedudukan, tugas, fungsi,

susunan organisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik. Berdasarkan keputusan

Presiden ini Kantor Statistik Provinsi Sumatera Utara berubah nama menjadi

(13)

3.2Visi dan Misi Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

3.2.1 Visi Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik sebagai

tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung

Sumber Daya Manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi

informasi yang mutakhir.

3.2.2.Misi Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Dalam menuju pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi

mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu,

handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan

kegunaan statistik serta pengembanan ilmu pengetahuan statistik.

3.3Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai

struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi. Dimana

organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisir, yang

(14)

Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas-tugas, wewenang dan tanggung

jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana

hubungannya yang satu dengan yang lain.

Dengan adanya struktur organisasi perusahaan yang baik, maka dapat

diketahui pembagian tugas antara para pegawai dalam rangka pencapaian tujuan.

Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh Badan Pusat Statistik Provinsi

Sumatera Utara adalah :

1. Bagian Tata Usaha/Kepegawaian

2. Bidang Statistik Produksi

3. Bidang Statistik Distribusi

4. Bidang Statistik Kependudukan

5. Bidang Pengolahan, Penyajian dan Pelayanan Statistik

(15)

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

(16)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data mengenai jumlah

kelahiran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu :

1. Jumlah pasangan usia subur

2. Jumlah akseptor Keluarga Berencana (KB)

3. Jumlah puskesmas pembantu dan rumah bersalin

Untuk memperoleh model yang cocok dalam menduga jumlah kelahiran

berdasarkan faktor-faktor penduga tersebut maka penulis menggunakan analisis

regresi linier dengan satu variabel terikat (dependent variable) dan tiga variabel

bebas (independent variable). Dalam hal ini, jumlah kelahiran sebagai variabel

terikat dan yang menjadi variabel bebas adalah jumlah pasangan usia subur (X ),

jumlah akseptor KB (X ), dan jumlah puskesmas pembantu dan rumah bersalin

(17)

Tabel 4.1 : Data yang akan diolah

( Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumtera Utara)

Keterangan :

Y = Jumlah kelahiran/ jumlah bayi yang lahir (orang)

X = Jumlah pasangan usia subur (pasangan)

X = Jumlah akseptor keluarga berencana (orang)

(18)

4.2 Membentuk Persamaan Linier

Dari data di atas akan dibentuk persamaan regresi linier berganda dengan terlebih

dahulu menentukan koefisien-koefisien regresinya. Untuk menentukannya maka

diperlukan jumlah-jumlah variabel seperti pada tabel 3.2 di bawah ini :

Tabel 4.2 Nilai-nilai yang diperlukan untuk menentukan koefisien regresi

No.

(19)

Sambungan Tabel 4.2 : 11 289 137.365.200 105.173.964 72.522 793.858.800 547.400 419.118 12 121 24.165.072 18.324.048 21.648 114.329.769 135.069 102.421 13 121 9.407.420 6.539.566 14.762 34.159.730 77.110 53.603 14 81 23.4901.072 162.860.348 48.636 1.309.995.116 391.212 271.233 15 196 102.331.408 75.882.297 46.466 704.912.016 431.648 320.082 16 64 14.441.350 9.812.132 10.648 79.986.200 86.800 58.976 17 1.024 621.772.494 452.942.678 272.416 3.886.059.828 2.337.216 1.702.592 18 49 12.811.260 9.625.791 8.673 80.331.460 72.380 54.383 19 36 6.086.136 5.119.856 5.712 34.381.554 38.358 32.268 20 36 11.601.590 8.342.482 6.954 72.051.980 60.060 43.188 21 36 24.620.010 19.031.616 10.716 146.892.960 82.710 63.936 22 16 5.197.509 4.074.756 3.252 32.041.716 25.572 20.048

∑ 2.484 1.267.487.010 924.547.928 578.087 7.649.634.562 4.707.562 3.454.669

Dari tabel tersebut diperoleh harga-harga sebagai berikut :

(20)

Rumus umum persamaan regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas yaitu

:

Y = b + b X + b X + b X

Dan diperoleh melalui persamaan-persamaan berikut :

∑Y = nb + b ∑X + b ∑X + b ∑X

∑Y X = b ∑X + b ∑X + b ∑X X + b ∑X X

∑Y X = b ∑X + b ∑X X + b ∑X + b ∑X X

∑Y X = b ∑X + b ∑X X + b ∑X X + b ∑X

Harga-harga yang telah diperoleh disubsitusikan ke dalam bentuk persamaan

tersebut, maka didapatkan :

Setelah persamaan di atas diselesaikan, maka diperoleh nilai

koefisien-koefisien linier bergandanya antara lain :

b = 68,542

b = 0,134

b = -0,032

(21)

38

Dari koefisien-koefisien yang diperoleh dibentuk model persamaan regresi linier

berganda :

Ŷ = b + b X + b X + b X

Ŷ = 68,542 + 0,134X − 0,032X + 18,324X

4.3Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat suatu

kesimpulan, maka perlu diadakan suatu pengujian hipotesis mengenai keberartian

model regresi. Perumusan hipotesisnya adalah :

H : β = β = . . . = β = 0

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu jumlah

pasangan usia subur, jumlah akseptor keluarga berencana dan jumlah

puskesmas pembantu dan rumah bersalin dengan variabel tak bebas yaitu

jumlah bayi yang lahir.

H : Minimal satu parameter koefisien regresi yang ≠ 0

Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu jumlah

pasangan usia subur, jumlah akseptor keluarga berencana, dan jumlah

puskesmas pembantu dan rumah bersalin dengan variabel tak bebas yaitu

jumlah bayi yang lahir.

Kriteria pengujian hipotesisnya :

Tolak H jika F ≥ F

(22)

Untuk menguji model regresi yang terbentuk, diperlukan dua macam

Tabel 4.3 : Nilai-nilai yang diperlukan untuk uji keberartian regresi

(23)

40

Sambungan tabel 4.3 :

Ŷ – Ŷ ( )

24.205.892,930 17.833.014,950 11.424,198 150,730 -95,730 9.164,233 3.046.294,223 18.182.778,112 13.404.698,678 6.942,562 404,442 -131,442 17.276,999 2.332.839,678 15.459.578,021 11.419.032,587 3.475,471 505,862 -70,862 5.021,423 1.864.217,860 8.616.165,248 6.220.699,587 4.574,380 769,364 24,636 606,932 1.012.767,769 2.364,112 12.630,587 359,198 1.882,658 -1,658 2,749 6.502,223 8.890.106,839 6.832.905,041 539,653 809,044 1,956 3,826 978.840,405 8.545.926,793 6.424.753,587 5.813,653 804,284 -52,284 2.733,617 1.099.066,314 10.367.165,566 7.583.113,041 2.859,471 734,842 -57,842 3.345,697 1.261.945,860 13.406.575,930 9.924.385,132 6.015,289 601,294 -124,294 15.448,998 1.751.291,314 1.395.718,475 804.195,223 679,017 1.406,694 -45,694 2.087,942 193.040,405 44.197.316,339 34.912.514,314 20.845,835 3.905,922 360,078 129.656,166 6.079.362,678 -334.548,843 -198.374,777 411,471 1.617,540 350,460 122.822,212 28.101,950 3.329.865,975 2.576.628,678 -1.125,074 1.053,510 288,490 83.226,480 210.097,223 105.202.102,975 70.784.918,678 1.638,017 5.093,786 310,214 96.232,726 12.986.195,041 25.144.545,475 18.783.460,950 8.283,471 3.724,950 -405,950 164.795,403 2.306.256,405 1.607.421,112 1.465.523,950 256,017 1.433,130 -102,130 10.430,537 220.302,223 394.456.786,475 286.707.683,405 157.441,835 8.739,410 -226,410 51.261,488 45.059.486,950 2.208.787,293 1.529.920,041 867,562 1.333,762 -94,762 8.979,837 315.129,132 6.686.532,248 4.340.536,860 2.159,471 863,052 88,948 7.911,747 719.720,860 2.735.211,839 2.114.167,769 1.632,562 1.289,490 -130,490 17.027,640 411.347,314 7.033,612 -2.321,686 36,562 1.684,684 101,316 10.264,932 206,314 7.782.086,021 5.413.086,496 4.488,017 838,116 -25,116 630,813 974.886,950 702.095.412,545 508.887.173,091 239.618,636 39.646,566 -38,566 758.932,396 82.857.899,091

Dari tabel tersebut diperoleh nilai-nilai berikut :

(24)

JK = b ∑x y + b ∑x y + b ∑x y

= (0,134)(702.095.412,545) + (-0,032)(508.887.173,091) +

(18,324)(239.618,636)

= 94.080.785,281 + (-16.284.389,539) + 4.390.771,893

= 82.187.167,635

(25)

42

4.4Koefisien Determinasi

Dari tabel 4.3 dapat dilihat harga ∑y = 82.857.899,091 dan nilai JK

= 82.187.167,635 telah dihitung sebelumnya, maka diperoleh nilai koefisien

determinasi :

Untuk koefisien korelasi ganda digunakan rumus, maka :

R = √R

R = √0,992

R = 0.996

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi (R) yaitu sebesar 0,996 yang

menunjukkan bahwa korelasi antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y

berhubungan secara positif dengan tingkat yang tinggi. Adapun nilai koefisien

determinasi R diperoleh sebesar 0,992 yang berarti sekitar 99% jumlah kelahiran

dipengaruhi oleh jumlah pasangan usia subur, jumlah akseptor keluarga

berencana, dan jumlah puskesmas pembantu dan rumah bersalin. Sedangkan

sisanya sebesarnya sebesar 100% - 99% = 1% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

(26)

4.5 Koefisien Korelasi

4.5.1Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas,

maka dari tabel 3. 3 dapat dihitung besar koefisien korelasinya yaitu :

a. Koefisien korelasi antara jumlah kelahiran (Y) dengan jumlah pasangan usia

subur (X ) :

Jumlah pasangan usia subur (X ) berkorelasi sangat tinggi terhadap angka

kelahiran (Y) yaitu sebesar 0,9950836.

b. Koefisien korelasi antara jumlah kelahiran (Y) dengan jumlah pengguna

akseptor keluarga berencana (X ) :

r = ∑ (∑ ) (∑ )

{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

= ( ) ( ) ( ) ( . )

(27)

44

Jumlah pengguna akseptor keluarga berencana (X ) berkorelasi sangat

tinggi terhadap angka kelahiran (Y) yaitu sebesar 0,9943711.

c. Koefisien korelasi antara jumlah kelahiran (Y) dengan jumlah puskesmas

pembantu dan rumah bersalin (X ) :

tinggi terhadap angka kelahiran (Y) yaitu sebesar 0,8886716.

4.5.2 Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas

a. Koefisien korelasi antara jumlah pasangan usia subur (X ) dengan jumlah

akseptor keluarga berencana (X ) :

r = ∑ ∑ (∑ ) (∑ )

(28)

= ( ) ( . . . ) ( . ) ( . )

Jumlah pasangan usia subur (X ) berkorelasi sangat tinggi terhadap jumlah

akseptor keluarga berencana (X ) yaitu sebesar 0,999098.

b. Koefisien korelasi antara jumlah pasangan usia subur (X ) dengan jumlah

puskesmas pembantu dan rumah bersalin (X ) :

r = ∑ ∑ (∑ ) (∑ )

(29)

46

c. Koefisien korelasi antara jumlah akseptor KB (X ) dengan jumlah puskesmas

pembantu dan rumah bersalin (X ) :

pembantu dan rumah bersalin (X ) yaitu sebesar 0,8899714.

4.6 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

Dari hasil perhitungan diperoleh model persamaan regresi linier ganda :

Ŷ= 68,542 + 0,134X - 0,032X + 18,324X

Untuk mengetahui bagaimana keberartian setiap variabel bebas dalam persamaan

regresi tersebut, maka perlu diadakan pengujian tersendiri mengenai

koefisien-koefisien regresinya.

langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis pengujian :

H : β = 0 ; i=1,2,3

Terdapat pengaruh yang signifikan antara koefisien X , X dan X

(30)

H : β ≠ 0 ; i=1,2,3.

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara koefisien X , X dan X

terhadap Y

Taraf nyata (signifikansi) α = 0,05

2. Kriteria pengujian: jika t > t maka tolak H ; jika t < t maka

terima H

3. Ambil kesimpulan berdasarkan hasil pengujian.

Untuk melakukan pengujian diperlukan rumus :

(31)

48

Dari harga-harga tersebut dapat dihitung nilai kekeliruan baku koefisien bi sebagai

(32)

= . ,

,

= 77,501

Kemudian didapatkan nilai distribusi student t =

t = ,

memberikan pengaruh yang berarti. Sedangkan jumlah akseptor KB dan jumlah

puskesmas pembantu dan rumah bersalin tidak memberikan pengaruh yang berarti

(33)

50

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain

sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal dan memulai sistem atau

sistem yang diperbaiki.

Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan penerapan hasil desain

yang tertulis ke dalam programming. Pengolahan data pada tugas akhir ini

menggunakan software yaitu SPSS 17.0 for Windows dalam memperoleh hasil

(34)

5.2 Sekilas Tentang Program SPSS

SPSS merupakan salah satu paket program komputer yang digunakan untuk

mengolah data statistik. Banyak program lain yang juga dapat digunakan untuk

olah data statistik, misalnya Microstat, SAS, Minitab, SPSS-2000, MOS, R dan

lain-lain, namun SPSS lebih populer dibandingkan dengan program lainnya.

SPSS merupakan software yang paling populer, dan banyak digunakan sebagai

alat bantu dalam berbagai macam riset, sehingga program ini paling banyak

digunakan di seluruh dunia.

SPSS pertama sekali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa Standford

University pada tahun 1968. Tahun 1948 SPSS sebagai software muncul dengan

nama SPSS/PC+ dengan sistem Dos. Lalu sejak tahun 1992 SPSS mengeluarkan

versi Windows. SPSS dengan sistem Windows telah mengeluarkan software

dengan beberapa versi yang berkembang dalam penggunaannya dalam mengolah

data statistika.

SPSS sebelumnya dirancang untuk pengolahan data statistik pada

ilmu-ilmu sosial, sehingga SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the

Social Science. Namun, dalam perkembangan selanjutnya penggunaan SPSS

diperluas untuk berbagai jenis penggunaan, misalnya untuk proses produksi di

perusahaan, riset ilmu-ilmu sains dan sebagainya. Sehingga kini SPSS menjadi

(35)

52

5.3Pengolahan Data dengan SPSS

1. Memulai SPSS pada window yaitu sebagai berikut :

1 Pilih menu Start dari Windows 2 Selanjutnya pilih menu Program 3 Pilih Statistics 17.0

Tampilannya adalah sebagai berikut :

(36)

Maka SPSS siap untuk dipergunakan. Jika ingin membuka file, pilih nama file

yang disimpan dan klik Open. Jika akan memulai mendesain variabel dan memasukkan data, pilih Cancel.

Gambar 5.2 Kotak Dialog SPSS for window

2. Memasukan data ke dalam SPSS

SPSS Data Editor mempunyai 2 tipe lingkungan kerja yaitu : Data View dan Variable View. Untuk menyusun defenisi variabel, posisi tampilan SPSS Data Editor harus berada pilih ada “Variable View”. Lakukan dengan mengklik tab sheet Variable View yang berada dibagian kiri bawah atau langsung menekan

(37)

54

Tampilannya adalah sebagai berikut :

Gambar 5.3 Tampilan Jendela Variabel View dalam SPSS

Pada tampilan jendela Variabel view terdapat kolom-kolom berikut :

Name : untuk memasukkan nama variabel yang akan diuji

Type : untuk mendefenisikan tipe variabel apakah bersifat numeric atau string

Widht : untuk menuliskan panjang pendek variabel

Decimals : untuk menuliskan jumlah desimal di belakang koma Label : untuk menuliskan label variabel

Values : untuk menuliskan nilai kuantitatif dari variabel yang skala pengukurannya ordinal atau nominal bukan scale

(38)

Align : untuk menuliskan rata kanan, kiri atau tengah penempatan teks atau angka di Data view

Measure : untuk menentukan skala pengukuran variabel, misalnya nominal, ordinal atau scale

2.1Pengisian Variabel

Tempatkan pointer pada baris pertama di bawah Name.

Variabel Y

Name : Letakkan kursor di bawah Name, lalu klik ganda pada sel

tersebut kemudian ketik Jlh_Klhrn

Type : Pilih numeric karena berupa angka

Width : Untuk keseragaman ketik 8

Decimal : Ketik 0

Label : Ketik Jumlah kelahiran

Align : Pilih Center

Measure : Pilih scale

Variabel X

Name : Letakkan kursor di bawah Jlh_Klhrn, lalu klik ganda

(39)

56

Type : Pilih numeric karena berupa angka

Width : Untuk keseragaman ketik 8

Decimal : Ketik 0

Label : Ketik Jumlah Pasangan Usia Subur

Align : Pilih Center

Measure : Pilih scale

Lakukan seterusnya untuk variabel dan dengan Name dan Label yang sesuai

dengan Variabel yang dimaksudkan, sehingga diperoleh seperti gambar berikut :

(40)

2.2Pengisian Data

1. Aktifkan jendela data dengan mengklik Data View

2. Ketikkan data yang sesuai dengan setiap variabel yang telah

didefenisikan pada Variabel View. Tampilannya adalah sebagai berikut :

Gambar 5.5 Tampilan Jendela Pengisian Data View

5.4Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Tampilkan lembar kerja dimana sudah terdapat data yang akan dianalisis

(41)

58

Gambar 5.6 Pilih Analyze,Regression, Linear

3. Setelah itu akan muncul kotak dialog Linear Regression, pada kotak dialog ini akan ditampilkan variabel-variabel yang akan diuji. Masukkan variabel tak

bebas Y (Jumlah kelahiran) pada kotak Dependent, dan variabel bebas X (jumlah pasangan usia subur, jumlah akseptor KB, dan jumlah puskesmas

pembantu dan rumah bersalin) pada kotak Independent seperti gambar berikut :

(42)

4. Klik kotak Statistics pada kotak dialog Linear Regression, kemudian aktifkan Estimate, Model fit, Descriptive dan Casewise diagnostics, lalu klik Continue untuk melanjutkan seperti pada gambar berikut :

Gambar 5.8 Kotak dialog Linear Regression : Statistics

(43)

60

Gambar 5.9 Kotak dialog Linear Regression : Plots

6. Kemudian klik tombol Options pada kotak dialog Linear Regression sehingga muncul kotak dialog yang baru. Pada Stepping Method Criteria, aktikan Use Probability of F dengan standard error 0,05 oleh karena itu masukkan nilai entry 0,05. Aktifkan include constant in aquation dan Exclude Cases Litwise pada Missing Values seperti gambar berikut :

(44)

5.5Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi

Langkah-lagkahnya adalah sebagai berikut :

1. Tampilkan lembar kerja dimana sudah terdapat data yang akan dianalisis

2. Dari menu utama SPSS, klik menu Analyze, lalu pilih sub menu Correlate, dan klik Bivariate seperti gambar berikut :

Gambar 5.11 Pilih Analyze, Correlate, Bivariate

3. Pada kotak dialog Bivariate Correlations akan ditampilkan variabel-variabel yang akan diuji. Pindahkan variabel-variabel tersebut ke dalam kotak

Variables.

(45)

62

(46)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa

kesimpulan antara lain :

1. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh model

persamaan linier ganda, yaitu :

Ŷ = 68,542 + 0,134X − 0,032X + 18,324X

2. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi ganda variabel X , X , X dan

variabel Y, diperoleh korelasi (r) yaitu sebesar 0,996 yang berarti bahwa

variabel X dan variabel Y berhubungan secara positif dengan tingkat yang

tinggi. Adapun nilai koefisien determinasi R = 0,992 yang berarti sekitar

99% jumlah kelahiran dipengaruhi oleh jumlah pasangan usia subur,

jumlah akseptor KB, dan puskesmas pembantu dan rumah bersalin.

(47)

64

3. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi antara masing-masing variabel

X , X , dan X dengan variabel Y diketahui bahwa faktor yang paling

berpengaruh terhadap tingginya jumlah kelahiran bayi di Kabupaten Deli

Serdang adalah jumlah pasangan usia subur yaitu sebesar 0,995, disusul

dengan jumlah pengguna alat kontrasepsi yaitu sebesar 0,994 dan yang

terakhir adalah puskesmas pembantu dan rumah bersalin yaitu sebesar

0,889.

4. Dari hasil perhitungan distribusi student diketahui koefisisen regresi linier

untuk X signifikan (berarti), sedangkan untuk X dan X tidak signifikan

(tidak berarti). Maka untuk prediksi jumlah kelahiran bayi hanya jumlah

pasangan usia subur saja yang memberikan pengaruh yang berarti,

sedangkan jumlah akseptor KB dan jumlah puskesmas pembantu dan

rumah bersalin tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap jumlah

kelahiran bayi.

6.2 Saran

1. Pemerintah seharusnya membuat suatu kebijakan yang bisa menumbuhkan

kemauan masyarakat untuk memakai alat kontrasepsi karena akan sangat

berpengaruh terhadap jumlah kelahiran.

2. Masyarakat agar senantiasa memperhatikan sarana untuk mendapatkan

(48)

pembantu dan rumah bersalin dan ikut serta dalam perencanaan keluarga

(49)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi

Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistika oleh Sir Francis

Galton (1822 – 1911). Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau

pendugaan, yang selanjutnya dinamakan regresi yang bertujuan untuk membuat

perkiraan nilai satu variabel (tinggi badan anak) terhadap satu variabel yang lain

(tinggi badan orang tua).

Analisis regresi merupakan salah satu cabang satistika yang banyak

mendapat perhatian dan dipelajari oleh para ilmuwan, baik ilmuwan dibidang

ilmu sosial maupun eksakta. Analisis regresi linier digunakan untuk :

1. Menentukan hubungan fungsional antara variabel bebas (independent)

dengan variabel terikat (dependent).

2. Menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk

menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan baik

atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel

independent mempengaruhi variabel dependent dalam suatu fenomena

(50)

independent dan Y adalah variabel dependent, maka terdapat hubungan

fungsional antara X dan Y, dimana variasi dari X akan diiringi pula oleh

variasi dari Y.

Jadi prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu

persamaan regresi adalah bahwa antara variabel-variabel bebas (independent

variabel) dengan variabel tidak bebas (dependent variabel) memiliki sifat

hubungan sebab akibat (hubungan kausalitas). Variabel dependent adalah variabel

yang nilainya mempengaruhi variabel lain, sedangkan variabel independent adalah

variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain.

2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam regresi berganda, persamaan regresinya memiliki lebih dari satu variabel

bebas. Untuk memperkirakan nilai variabel terikat (dependent variable) kita harus

menghitung variabel-variabel bebas (independent variable) yang

mempengaruhinya. Dengan demikian dimiliki hubungan antara satu variabel

terikat Y dengan beberapa variabel bebas X , X , dan X , . . . , X . Untuk itulah

digunakan regresi linear berganda.

Secara umum persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut :

(51)

dengan : X = variabel bebas

Y = variabel terikat

B , B , B , . . . , B = koefisisen regresi

฀ = variabel kesalahan (galat)

Model diatas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan apabila

hanya menarik sebagian berupa sampel dari populasi secara acak, dan tidak

mengetahui regresi populasi, untuk keperluan analisis, variabel bebas akan

dinyatakan dengan , , . . . , (k ≥1) sedangkan variabel terikat dinyatakan

dengan Y. Sehingga model regresi populasi perlu diduga berdasarkan model

regresi sampel berikut :

Y= b + b X + b X + . . . + b X + e dengan : X = variabel bebas

Y = variabel terikat

b , b , b , . . . , b = koefisisen regresi

e = variabel kesalahan (galat)

2.3 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda

Dalam regresi linier berganda variabel terikat (Y), tergantung kepada dua atau

lebih variabel bebas (X). Dalam penelitian ini, digunakan empat variabel yang

terdiri dari satu variabel bebas Y dan tiga variabel terikat yaitu X , X , dan X .

(52)

Y = b + b X + b X + b X

Koefisien-koefisien , , , dapat dihitung dengan menggunakan

persamaaan :

∑Y = nb + b ∑X + b ∑X + b ∑X

∑Y X = b ∑X + b ∑X + b ∑X X + b ∑X X

∑Y X = b ∑X + b ∑X X + b ∑X + b ∑X X

∑Y X = b ∑X + b ∑X X + b ∑X X + b ∑X

Harga-harga , , , didapat dengan menggunakan persamaan diatas dengan

metode eliminasi atau subsitusi.

2.4 Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan

terlebih dahulu diperiksa setidak-tidaknya mengenai keliniearan dan

keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis. Uji

keberartian dilakukan untuk meyakinkan diri apakah regresi yang didapat

berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan

mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari.

Untuk itu diperlukan dua jenis jumlah kuadrat (JK) yaitu Jumlah Kuadrat

untuk regresi yang ditulis dan Jumlah Kuadrat untuk sisa (residu) yang

(53)

Jika x = X - X 1, x = X - X2, . . . , x = X - Xk dan y = Y - Y i maka

secara umum jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dari :

JK = b ∑x y + b ∑x y + . . . + b ∑x y

JK = ∑( Y - Ŷ)

Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan :

F = /

/ ( )

2.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam

penelitian. Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal,

yaitu: tingkat signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau

confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang

menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan

0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan

kesalahan tipe I, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut

benar. Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud

dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sampel akan

mewakili nilai populasi dimana sampel berasal. Dalam melakukan uji hipotesis

terdapat dua hipotesis, yaitu: (hipotesis nol) dan (hipotesis alternatif).

bertujuan untuk memberikan usulan dugaan kemungkinan tidak adanya perbedaan

(54)

bertujuan memberikan usulan dugaan adanya perbedaan perkiraan dengan

keadaan sesungguhnya yang diteliti.

Pembentukan suatu hipotesis memerlukan teori-teori maupun hasil

penelitian terlebih dahulu sebagai pendukung pernyataan hipotesis yang

diusulkan. Dalam membentuk hipotesis ada beberapa hal yang dipertimbangkan :

1) Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang diusulkan

2) Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian (one tailed

atau two tailed)

3) Penentuan nilai hitung statistik

4) Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang

diusulkan

Dalam uji keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk

pengujian hipotesis ini antara lain :

1) : = = . . . = = 0

Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel tak bebas.

: Minimal satu parameter koefisien regresi yang ≠ 0

Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel tak bebas

2)Pilih taraf α yang diinginkan

3)Hitung statistik dengan menggunakan persamaan

(55)

= ( ) ( ) ,( )

5)Kriteria pengujian : jika ≥ , maka ditolak dan

diterima. Sebaliknya Jika < , maka diterima dan

ditolak.

2.6 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Nilai dikatakan baik jika berada di atas 0,5 karena nilai berkisar antara 0

dan 1. Pada umumnya model regresi linier berganda dapat dikatakan layak dipakai

untuk penelitian, karena sebagian besar variabel dependen dijelaskan oleh variabel

independen yang digunakan dalam model.

Koefisien determinasi dapat dihitung dari :

=

Sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu :

(56)

Harga diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh masing-masing

variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang

dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.

2.7 Koefisien Korelasi

Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur

kekuatan (keeratan) suatu hubungan antara variabel. Koefisien korelasi biasanya

disimbolkan dengan r.

Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

r = ∑ (∑ ) (∑ )

{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan

tiga variabel bebas X1, X2, X3 yaitu :

1. Koefisien korelasi antara Y dengan X1

= ∑ (∑ ) (∑ )

{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

(57)

= ∑ (∑ ) (∑ )

{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

3. Koefisien korelasi antara Y dengan X3

= ∑ (∑ ) (∑ )

{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien

korelasi adalah plus (+) atau minus (-) yang menunjukan arah korelasi. Makna

sifat korelasi:

1.Korelasi positif (+) berarti jika variabel mengalami kenaikan maka variabel

juga mengalami kenaikan atau jika variabel mengalami kenaikan maka

variabel X1 juga mengalami kenaikan

2.Korelasi negatif (-) berarti jika variabel mengalami kenaikan maka variabel

akan mengalami penurunan, atau jika variabel mengalami kenaikan

maka variabel akan mengalami penurunan

Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Interpretasi harga r akan

(58)

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

R Interpretasi

0 Tidak berkorelasi

0,01 – 0,20 Sangat rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Agak rendah

0,61 – 0,80 Cukup

0,81 – 0,99 Tinggi

1 Sangat tinggi

2.8 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui bagaimana keberartian setiap variabel bebas dalam regresi,

perlu diadakan pengujian tersendiri mengenai koefisien-koefisien regresi.

Misalkan populasi memiliki model regresi linier berganda :

. . … = + + + . . . +

yang berdasarkan sebuah sampel acak berukuran n ditaksir oleh regresi berbentuk

:

Ŷ = b + b X + b X + . . . + b X

Akan dilakukan pengujian hipotesis dalam bentuk :

H : = 0, i = 1, 2, . . ., k

(59)

Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran sy.12...k,

jumlah kaudrat-kuadrat ∑ dengan = - Xj dan koefisien korelasi ganda

antara masing-masing variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y dalam regresi

yaitu .

Dengan besaran-besaran ini dibentuk kekeliruan baku koefisien yakni :

(60)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kelahiran dewasa ini merupakan masalah penting yang perlu mendapat

perhatian dan pembahasan yang serius karena dapat mempengaruhi pertumbuhan

penduduk. Bila hal ini tidak cepat ditanggapi, maka hukum Malthus yang

berbunyi “Penduduk yang bertambah menurut deret hitung” akan membawa

malapetaka. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, cepat dan tidak

seimbang akan mengakibatkan terjadinya tekanan-tekanan yang berat pada sektor

penyediaan pangan, sandang, perumahan, lapangan kerja, fasilitas kesehatan,

pendidikan, pengangkutan, perhubungan ,dan sebagainya. Karena semakin tinggi

pertumbuhan penduduk maka akan semakin meningkat juga pertumbuhan

kebutuhan manusia.

Fertilisasi adalah jumlah kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang

(61)

mengurangi laju pertumbuhan penduduk. Hal ini sangat berpengaruh terhadap

kesejahteraan penduduk yang merupakan tujuan penting yang ingin dicapai oleh

setiap Negara. Di kabupaten atau kota yang masih mempunyai tingkat fertilitas

tinggi atau yang KB-nya kurang berhasil, jumlah bayi yang lahir tiap tahunnya

akan lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten atau kota yang program

KB-nya berhasil menurunkan tingkat fertilitas.Untuk mencapai tujuan tersebut maka

pemerintah berusaha membuat suatu kebijakan–kebijakan yang penting dan

berusaha memenuhi sarana dan fasilitas yang menunjang kesejahteraan penduduk.

Kebijakan-kebijakan atau usaha ini dilakukan oleh pemerintah harus

diikuti dengan peran serta masyarakat untuk mendukung tujuan tersebut.

Pengetahuan tentang kependudukan, fertilitas atau kelahiran, dan KB serta

indikator-indikatornya sangat penting diketahui oleh masyarakat luas, para

penentu kebijakan dan perancang program untuk merencanakan pembangunan

sosial terutama kesejahteraan ibu dan anak dan merangsang timbulnya kesadaran

dan membina tingkah laku yang bertanggungjawab terhadap masalah

kependudukan. Dengan adanya kesadaran masyarakat dan perhatian untuk ikut

serta dalam mewujudkan kesejahteraan penduduk maka pemerintah dan

masyarakat secara bersama-sama telah berusaha menanggulangi masalah

pertumbuhan penduduk. Misalnya dengan peran serta penduduk untuk

menurunkan tingkat fertilitas (kelahiran) dengan melaksanakan program keluarga

berencana (KB). Selain program keluarga berencana (KB), jumlah pasangan usia

subur dan jumlah sarana kesehatan seperti puskesmas pembantu dan rumah

(62)

Berdasarkan hal diatas, penulis ingin mengetahui bagaimankah respon

masyarakat dalam penurunan fertilitas (jumlah kelahiran). Sejauh manakah

masyarakat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kelahiran.

Variabel manakah yang sangat kuat mempengaruhi tingkat kelahiran dan keeratan

hubungan antara variable-variabel yang mempengaruhi terhadap jumlah kelahiran.

Untuk itu penulis mengambil judul tulisan “FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGRUHI JUMLAH KELAHIRANDI KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2011.

1.2 Identifikasi Masalah

Jika jumlah kelahiran tinggi maka pertumbuhan penduduk meningkat, sebaliknya

jika jumlah kelahiran rendah maka pertumbuhan penduduk menurun. Banyak

faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan jumlah kelahiran. Dalam

penelitian ini data yang dianalisi adalah data sekunder tentang jumlah kelahiran

pada tahun 2011 di kabupaten Deli Serdang dan penulis membatasi faktor-faktor

yang mempengaruhinya yaitu jumlah Pasangan Usia Subur (PUS), jumlah

akseptor KB dan jumlah sarana kesehatan (puskesmas pembantu dan rumah

(63)

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk menentukan persamaan regresi linier bergandanya.

2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi

jumlah kelahiran.

3. Untuk mengetahui apakah secara signifikan terdapat korelasi positif

antara jumlah kelahiran dengan jumlah pasangan usia subur, jumlah

akseptor KB dan jumlah sarana kesehatan ( puskesmas pembantu dan

rumah bersalin ).

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan masukan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk menanggulangi peningkatan

jumlah kelahiran.

2. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam

(64)

1.5Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini antara lain :

1. Metode Penelitian Kepustakaan ( Study Literatur )

Suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi

dari perpustakaan yaitu dengan membaca buku-buku, referensi,

bahan-bahan yang bersifat teoritis yang berhubungan dengan objek yang diteliti

sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan riset ini, penulis

menggunakan data sekunder yang terdapat di Badan Pusat Statistik Provinsi

Sumatera Utara. Data sekunder tersebut adalah data yang diperoleh dan

dirangkum ulang berdasarkan data yang telah tersedia dan disusun oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. Data yang

dikumpulkan tersebut kemudian diatur/disusun dan disajikan dalam bentuk

tabel yang berisi angka-angka yang diperlukan, dengan tujuan untuk

(65)

1.6Tempat Riset

Pengumpulan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kelahiran

itu sendiri dilaksanakan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Jl. Asrama No. 179, Medan.

1.7Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini dibuat dengan beberapa bab, dimana masing-masing bab terdiri

dari beberapa subbab. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penulis pada

khususnya dan pembaca pada umumnya dalam memahami isi dari tugas akhir ini.

Adapun penyususnan tugas akhir ini dibagi dalam 5 bab, yaitu :

Bab 1 : Pendahuluan

Dalam bab ini terdapat penjelasan mengenai latar

belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metodologi penelitian, tempat riset

dan sistematika penulisannya.

Bab 2 : Landasan Teori

Pada bab ini diuraikan tentang pengertian regresi,

analisis regresi linier berganda, membentuk persamaan

(66)

pengujian hipotesis, koefisisen determinasi, koefisien

korelasi, uji koefisien regresi linier berganda.

Bab 3 : Sejarah Umum Tempat Riset

Bab ini diuraikan tentang sejarah badan pusat statistika

provinsi Sumatera Utara, visi dan misi badan pusat

statistika provinsi Sumataera Utara, struktur organisasi

badan pusat statistika provinsi Sumatera Utara.

. Bab 4 : Pengolahan Data

Bab ini diuraikan tentang pengambilan sampel,

pembentukan persamaan linier berganda, uji

keberartian regresi, koefisien determinasi, koefisien

korelasi dan uji koefisien regresi linier berganda.

Bab5 : Implementasi Sistem

Dalam bab ini diuraikan tentang proses pengolahan

data dengan program yang akan digunakan yaitu SPSS

mulai dari input data hingga hasil outputnya yang

membantu dalam menyelesaikan permasalahan dalam

(67)

Bab 6 : Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini penulis memberikan beberapa kesimpulan

dan saran kepada pembaca sesuai hasil analisa yang

telah diperoleh.

(68)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KELAHIRAN DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

TUGAS AKHIR

DENGSI LESMANA SILITONGA 102407007

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(69)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KELAHIRAN DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

Diajukan untuk melengkapi Tugas Akhir dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

TUGAS AKHIR

DENGSI LESMANA SILITONGA 102407007

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(70)

PERSETUJUAN

Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

JUMLAH KELAHIRAN DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : DENGSI LESMANA SILITONGA

Nomor Induk Mahasiswa : 102407007

Program Studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2013

Diketahui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

Prof. Dr. Tulus, M.Si Asima Manurung, S.Si, M.Si

(71)

PERNYATAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH

KELAHIRAN DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN

2011

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2013

DENGSI LESMANA SILITONGA

(72)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha

Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyususn Tugas Akhir ini

dengan judul Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kelahiran di Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2011.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Asima Manurung,S.Si, M.Si

selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas

akhir ini. Terima kasih kepada bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si dan Bapak

Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku ketua dan sekretaris Program Studi D3

Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus dan Ibu Dra. Mardiningsi, M.Si

selaku ketua dan sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak

Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh staf dan Dosen

Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-

rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak Madaris Silitonga, Ibu

Paida Sihombing dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan

(73)

DAFTAR ISI

1.2Identifikasi Masalah 3

1.3Tujuan Penelitian 4

1.4Manfaat Penelitian 4

1.5Metodologi Penelitian 6

1.6Tempat Riset 6

1.7Sistematika Penulisan 6

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Regresi 9

2.2Analisis Regresi Linier Berganda 10

2.3Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 11

2.4Uji Keberartian Regresi 12

2.5Pengujian Hipotesis 13

2.6Koefisien Determinasi 15

2.7Koefisien Korelasi 16

2.8Uji Koefisien Regresi Linier Berganda 18

BAB 3 SEJARAH UMUM TEMPAT RISET

(74)

BAB 4 PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengambilan Sampel 24

4.2 Membentuk Persamaan Linier 26

4.3 Uji Keberartian Regresi 29

4.4 Koefisien Determinasi 33

4.5 Koefisien Korelasi 34

3.5.1 Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat 34 3.5.2 Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas 35 4.6 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda 35

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1Pengertian Implementasi Sistem 41

5.2Sekilas Tentang Program SPSS 42

5.3Pengolahan Data dengan SPSS 43

5.4Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi 48 5.5Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi 52

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan 54

6.2Saran 56

(75)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 18

Tabel 4.1 Data yang akan diolah 20

Tabel 4.2 Nilai-nilai yang diperlukan untuk menentukan koefisien regresi 26

(76)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Struktur Organisasi Badan Pusat Provinsi Sumatera Utara 23

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan SPSS 17.0 43

Gambar 5.2 Kotak Dialog SPSS for window 44

Gambar 5.3 Tampilan Jendela Variabel View dalam SPSS 45

Gambar 5.4 Tampilan Jendela Pengisian Variabel View 47

Gambar 5.5 Tampilan Jendela Pengisian Data View 48

Gambar 5.6 Pilih Analyze,Regression, Linear 49

Gambar 5.7 Kotak Dialog Linier Regression 49

Gambar 5.8 Kotak dialog Linear Regression : Statistics 50

Gambar 5.9 Kotak dialog Linear Regression : Plots 51

Gambar 5.10 Kotak dialog Linear Regression : Options 51

Gambar 5.11 Pilih Analyze, Correlate, Bivariate 52

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Badan Pusat Provinsi Sumatera Utara
Tabel 4.1 : Data yang akan diolah
Tabel 4.2 Nilai-nilai yang diperlukan untuk menentukan koefisien regresi
Tabel 4.3 : Nilai-nilai yang diperlukan untuk uji keberartian regresi
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERTAMA : Membuat Laporan Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi kecamatan serta pelimpahan Sebagian Kewenangan Pemerintah dari Bupati Bantul kepada Camat se

15 Penyempurnaan rancangan awal RKPD menjadi rancangan RKPD berdasarkan 20 - 24 Maret 2017 AGENDA KERJA PENYUSUNAN RKPD, RENJA, KUA DAN PPAS TAHUN 2018.. NO TAHAPAN TANGGAL

KETIGA : Referensi sosialisasi PKPI meliputi Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 1999 tentang PKPI dan referensi lainnya yang berkaitan dengan PKPI, dan

adalah belum optimalnya implementasi e-government dan pelayanan perijinan yang menggunakan teknologi informasi, sedangkan isu strategis pada urusan perhubungan adalah

bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka dipandang perlu mengeluarkan Instruksi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bantul tentang

Judul penelitian terkait topik yang termuat dalam dokumen Agenda Riset.. Daerah Kabupaten

Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bantul Nomor : 420/ B/Kep/Bt/1998 tentang Pembentukan Panitia Pameran Pembangunan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1998

Pramuka