MASALAH TEORI
PERTANYAAN
PEMERINTAH UMKM Kerupuk Kipang
1. Pembinaan Pemerintah?
− Perindustrian
− Perdagangan
− KoperasiUKM − Pasar
1. Pembinaan Pemerintah − Defenisi Untuk mengembangkan Usaha Kecil Menengah menjadi usaha besar, dengan memperhatikan dua aspek yaitu sumber daya manusia dan. (Sumber: Prasetyo. 2008)
- Manfaat 1) Untuk
meningkatkan kemampuan 2) Meningkatkan
keterampilan 3) Meningkatkan
keahlian 4) Meningkatkan
manajemen sumber daya manusia 5) Meningkatkan
kewirausahaan 6) Meningkatkan
pemasaran dan keuangan (Sumber: Kuncoro)
- Tujuan
1) Meningkatkan akses pasar dan memperbesar pangsa pasar 2) Meningkatkan
akses terhadap suber-sumber modal dan memperkuat struktur modal 3) Meningkatkan
- Defenisi: Bagaimana pembinaan pemerintah terhadap pengembangan dan peningkatan UMKM? Jawab:
- Manfaat: Apa manfat pembinaan pemerintah terhadap masyarakat? Jawab:
- Tujuan
Apa tujuan yang ingin dicapai pembinaan pemerintah terhadap masyarakat? Jawab:
- Indikator Bagaimana Indikator yang ditetapkan pemerintah terhadap keberhasilan pembinaan pemerintah? Jawab:
- Defenisi: Bagaimana bentuk pembinaan
pemerintah terhadap UMKM?
Jawab:
- Manfaat Manfaat apa yang dirasakan UMKM terkait dengan pembinaan yang dilaksanakan pemerintah? Jawab:
- Tujuan Apa tujuan yang dicapai pembinaanpemerinta h terhadap pengembangan UMKM? Jawab:
kemampuan organisasi dan manajemen 4) Meningkatkan
akses dan peningkatan teknologi (Sumber: Prasetyo)
- Indikator
1) Aspek manajerial 2) Aspek
permodalan 3) Mengembangkan
program
kemitraan dengan usaha
4) Pengembangan sentral UKM 5) Pembinaan di
bidang usaha (Sumber: Kuncoro) 2. Pembinaan
Pemerintah di Bidang Perindustrian - Defenisi
Tatanan dan segala kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan
industridan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan
menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah
(Sumber: Tap MPR RI No XVI/MPR/1998 Tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka
Demokrasi Ekonomi)
- Manfaat
1) Perumusan, penetapan dan pelaksanaan pemerintah 2) Pelaksanaan
- Defenisi: Kegiatan apa saja yang dilaksanakan bidang perindustrian terhadap peningkatan dan pengembangan UMKM? Jawab:
- Manfaat
Apa manfaat yang diberikan bidang Perindustrian terhadap masyarakat? Jawab:
- Tujuan: Apa tujuan dari program kerja bidang
perindustrian terhadap
- Defenisi Peran apa yang diberikan bidang perindustrian terhadap pengembangan UMKM? Jawab:
- Manfaat Apa manfaat yang dirasakan UMKM terhadap keberadaan bidang
perindustrian? Jawab:
- Tujuan Tujuan apa yang hendak dicapai bidang perindustrian terhadap peningkatan UMKM?
Jawab:
bimbingan teknis dan supervisi 3) Pelaksanan
penelitian dan pengembangan 4) Pelaksanaan
dukungan yang bersifat subtansif 5) Pembinaan dan
dukungan administrasi 6) Pengelolaan
barang
milik/kekayaan Negara
(Sumber: Kementrian Perindustrian Indonesia)
- Tujuan
1) Struktur industri nasional yang kuat, sehat dan berkeadilan 2) Industri yang
berdaya saing tinggi
3) Industri yang berbasis inovasi dan teknologi (Sumber: Kementrian Perindustrian Indonesia) - Indikator
1) Kepentingan Nasional 2) Demokrasi
otonomi 3) Kepastian
berusaha 4) Pemerataan
persebaran 5) Persaingan usaha
yang sehat 6) Keterkaitan
industri
(Sumber: Tap MPR RI No XVI/MPR/1998 Tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka
masyarakat? Jawab:
Demokrasi Ekonomi) 3. Pembinaan
Pemerintah di Bidang Perdagangan
- Defenisi
Kegiatan yang berkaitan dengan barang dan jasa di dalam negeri dan melampaui batas wilayah Negara (Sumber: UU RI No 7 Tahun 2014 Tentang perdagangan)
- Manfaat
1) Peningkatan efisiensi dan efektivitas distribusi
2) Peningkatan iklim usaha
dankepastian usaha
3) Pengintegrasian dan perluasan pasar
4) Peningkatan akses pasar 5) Perlindungan
konsumen (Sumber: UU RI No 7 Tahun 2014 Tentang perdagangan)
- Tujuan
1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Nasional 2) Meningkatkan
penggunaan dan perdagangan 3) Menciptakan
lapangan pekerjaan 4) Menjamin
kelancaran distribusi
- Defenisi Bagaimana peran yang diberikan bidang perdagangan untuk meningkatkan segmentasi pemasaran produk yang dihasilkan UMKM? Jawab:
- Manfaat
Manfaat apa yang diberikan bidang perdagangan terhadap perekonomian masyarakat? Jawab:
- Tujuan Apa tujuan bidang perdagangan dalam menjalankan program kerja yang ada? Jawab:
- Indikator Apa indikator keberhasilan kinerja dari bidang perdagangan? Jawab:
- Defenisi Peran apa yang diberiakan perdagangan untuk memperluas wilayah pemasaran produk yang dihasilkan UMKM? Jawab:
- Manfaat apa manfaat yang dirasakan UMKM atas partisipasi yang diberikan perdangan? Jawab:
- Tujuan
5) Meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana 6) Meningkatkan
kemitraan 7) Meningkatkan
daya saing produk 8) Meningkatkan
citra produk 9) Meningkatkan
perdagangan roduk berbasis ekonomi kreatif 10) Meningkatkan
perlindungan konsumen 11) Meningkatkan
penggunaan SNI 12) Meningkatkan
perlindungan SDA
13) Meningkatkan pengawasan barang dan jasa (Sumber: UU RI No 7 Tahun 2014 Tentang perdagangan)
- Indikator
1) Kepentingan Nasional
2) Kepastian hukum 3) Adil dan sehat 4) Keamanan
berusaha 5) Akuntabel dan
transparan 6) Kemandirian 7) Kemitraan 8) Kemanfaatan 9) Kesederhanaan 10) Kebersamaan 11) Berwawasan
lingkungan (Sumber: UU RI No 7
Tahun 2014 Tentang perdagangan)
Pemerintah di Bidang Koperasi UKM
- Defenisi
Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badanhukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
(Sumber: UU No 25 Tahun 1992)
- Manfaat 1) Merupakan
wadah menampung pesan politik 2) Mempertahankan
dan memperkuat idealitas dan budaya bangsa Indonesia
3) Wadah membina golongan
ekonomi kecil 4) Lembaga
ekonomi yang berwatak sosial 5) Merealisasikan
ekonomi pancasila dan asas
kekeluargaan (Sumber: Edi Swasono dalam Hendar Kusnadi, 2005:19)
- Tujuan
1) Memajukan kesejahteraan koperasi 2) Memajukan
kesejahteraan masyarakat 3) Membangun
Bagaimana peran Bidang Koperasi UKM apakah ada alokasi modal yang diberikan Bidang Koperasi UKM untuk memperlancar kegiatan produksi UMKM bahkan sampai pemasaran produk? Jawab:
- Manfaat Apa manfaat dari kegiatan Bidang Koperasi UKM terhadap peningkatan produktivitas? Jawab:
- Tujuan Apa tujuan dari kegiatan Bidang Koperasi UKM terhadap peningkatan produktivitas? Jawab: Indikator Apa indikator keberhasilan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh Bidang Koperasi UKM? Jawab: Bagaimana peran yang berikan bidang koperasi untuk mendukung
keberadaan UMKM? Jawab:
- Manfaat Manfaat apa yang dirasakan UMKM dari partisipasi bidang koperasi Jawab:
- Tujuan Apa tujuan dari kegiatan yang dilakukan bidang koperasi terhadapa UMKM?
Jawab:
- Indikator
tatanan
perekonomian Nasiaonal
(Sumber: Pasal 3 UU No 25/1992 Tentang
Perkoperasian)
- Indikator 1) Koperasi
merupakan badan usaha
2) Didirakan oleh orang seorang atau badan hukum 3) Dikelola
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi 4) Dikelola
berdasarkan atas asas kekeluargaan (Sumber: Pasal 3 UU No 25/1992 Tentang
Perkoperasian) 5. Pembinaan
Pemerintah di Bidang Pasar
- Defenisi
Ruang yang menjaga dan menyangga dinamika masyarakat karena tempat
masyarakat berbagai lapisan memperoleh barang yang dibutuhkan. (Sumber: Kuncoro, 2008:49)
- Manfaat
1) Segi ekonomi 2) Segi sosial budaya 3) Arsitektur
(Sumber: M. Darwis, enataan kembali pasar kota gede)
- Defenisi Apa saja hal-hal yang dilakukan bidang pasar untuk mengontrol kegiatan-kegiatan ekonomi di pasar sehingga tidak berjalan dengan lancar?
Jawab:
- Manfaat Apa manfaat yang dirasakan masyarakat terhadap keberadaan bidang pasar? Jawab:
- Tujuan Tujuan apa yang
- Defenisi Apa saja hal-hal yang dilakukan bidang pasar untuk mempertahankan penjualan produk yang dihasilkan UMKM? Jawab:
- Manfaat: Manfaat apa yang dirasakan UMKM atas keberadaan bidang pasar? Jawab:
- Tujuan
Fungsi ekonomisnya merupakan jual beli barang dan jasa (Sumber: Alfian, 1977:173)
- Indikator
1) Pasar dibangun atau dikelola oleh pemerintah daerah
2) Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli 3) Tempat usaha
beragam dan menyatu 4) Sebagian besar
barang berbahan lokal
(Sumber: Peraturan Menteri No 20 Tahun 2012) hendak dicapai bidang pasar untuk meningkatkan dan memperlancar kegiatan ekonomi di pasar? Jawab:
- Indikator Apa indikator keberhasilan bidang pasar terkait program kerja yang ada? Jawab:
penjualan produk yang dihasilkan UMKM? Jawab:
- Indikator
Bagaimana indikator keberhasilan bidang pasar terkait dengan penjualan produk yang dihasilkan UMKM? Jawab:
1. Produktivitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
- Defenisi
Hubungan atau keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan, produktivitasnya dapat dikuantifikasikan dengan membagi keluaran dengan masukan
(Sumber: Wibowo, 207: 241)
- Manfaat
Memperoleh sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran yang optimal bahkan kalo mungkin maksimal
(Sumber: Siagian,
- Defenisi Apa saja saran yang diberikan pemerintah terhadap peningkatan produktivitas UMKM? Jawab:
- Manfaat Apa saja manfat yang dapat dirasakan masyarakat terkait dengan peningkatan produktivitas UMKM? Jawab:
- Tujuan
Bagaimana tujuan
- Defenisi Bagaimana usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
UMKM? Jawab:
- Manfaat Manfaat apa yang peroleh apabila terjadinya peningkatan produktivitas? Jawab:
- Tujuan
2002:54)
- Tujuan
Terwujudnya suatu organisasi dengan cepat dan tepat dengan menggunakan sumber daya yang ada dapat dinilai maupun tidak dapat dinilai dengan uang
(Sumber: Heijrachman 1987:113)
- Indikator 1) Prestasi 2) Kuantitas 3) Kualitas 4) Disipilin (Sumber: Sinungan, 1991:115) yang seharusnya dicapai peningkatan produktivitas UMKM? Jawab:
- Indikator Apa saja indikator yang ditetapkan pemerintah terkait dengan peningkatan produktivitas UMKM? Jawab:
- Indikator
Bagaimana indikator keberhasilan peningkatan produktivitas di UMKM? Jawab:
2. Bagaimana cara
Dokumentasi Foto
1. Pada saat wawancara dengan informan
1) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM dan Pasar Bapak: Drs. Lismulyadi Nasution, MM
Sumber : Dok. Pribadi Penelitian,2016
2) Kepala Bidang Perindustrian Bapak: Drs. Hermansyah Lubis
Sumber : Dok. Pribadi Penelitian,2016
3) Kepala Bidang Perdagangan Bapak: Pangidoan, ST, MM
4) Kepala Bidang Koperasi UKM Bapak: Edy Hamzah Putra, SE
Sumber : Dok. Pribadi Penelitian,2016
5) Kepala Bidang Pasar Bapak: Mangatas Tua Nst, ST
Sumber : Dok. Pribadi Penelitian,2016
6) Pemilik UMKM Kerupuk Kipang Bapak: H. Daulat Tanjung
7) Pegawai UMKM Kerupuk Kipang : Ibu Nita
Sumber : Dok. Pribadi Penelitian,2016
8) Pegawai UMKM kerupuk Kipang : Ibu Yani
9) Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM dan Pasar
Sumber : Dok. Pribadi Penelitian,2016
10) Kantor KESBANGLINMAS
Sumber : Dok. Pribadi Penelitian,2016
11) Tugu Kabupaten Mandailing Natal
Sumber : Dok. Pribadi Penelitian,2016
Sumber : Dok. Pribadi Penelitian,2016
13) Pemilik UMKM Krupuk Kipang Bapak:
Sumber : Dok. Pribadi Penelitian,2016
14) Alamat UMKM Kerupuk Kipang Di Mandailing Natal
DAFTAR PUSTAKA
Ahimsa, Putra H.S. 2003. Ekonomi Moral, Rasional, Dan Politik Dalam Industri Kecil Di Jawa. Yogyakarta: Kepel Press
Amiartuti. 2013. Peranan Kepemimpinan Dalam Membentuk Perilaku Individu Dalam Berorganisasi Pada UMKM Genteng di Trenggalek. Jawa Timur: Media Marhadika
Anoraga, Pandji, dan Sudantoko, Djoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
BPS. 2009. Data Strategis BPS. Jakarta : Badan Pusat Statistik
Danuar, Dani. 2013. Pengembangan UMKM Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.
Eti Wahyuni, dkk.2005. Lilitan Masalah Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) & Kontroversi Kebijakan. Medan: Bitra Indonesia
Gani, Tanggara Putra. 2015. Peran Pemerintah Daerah Dan Partisipasi Pelaku Usaha Dalam Pengembangan UMKM Manik-Manik Kaca di Kabupaten Jombang. Palembang: Univerdsita Airlangga.
Harman, Sentot Glendoh. 2004. Pengembangan dan Pembinaan Usaha Kecil. Jakarta: Universitas Petra Indonesia
Hasibuan, SP, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed Revisi. Jakarta: PT. Bumi
Heijrahman, K. 1987. Teori dan Konsep Manajemen. Yogyakarta : BPFE Kencana, Inu.2003. Sistem Administrasi Negara.Jakarta: Sinar grafika Offset Kopelmen. 1993. Prinsip–prinsip Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara
Masyuri. 2000. Bunga Rampai : Indonesia Menapak Abad 21. Jakarta : Millenium Publisher
Mathis Robert L dan John H. Jacson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat
Nurul Widyaningrum, dkk.2003. Pola-pola Eksploitasi Terhadap Usaha Kecil. Bandung: Yayasan Akatiga
Perdana Putra, Kharisma. 2014. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Prestasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumatera Barat. Padang: Universitas Andalas
Perry, Martin. 2000. Mengembangkan Usaha Kecil. Jakarta: Muara Kencana Raselawati, Ade. 2011. Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UMKM di Indonesia. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Siagian, S.P. 1972. Administrasi Pembangunan. Djakarta: Gunung Agung
Siagian, P.Sondang. 2002. Kiat meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta
Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Sinungan, Muchkdarsyah. 1991. Dasar–dasar Teknik Manajemen Kredit. Jakarta: Bumi Aksara
Sudrajat, 2012. Pembinaan UMKM dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Milenium. Denpasar.
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1974. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3S
Wibowo, Prof.DR. SE. M,Phil. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Peraturan Perundang-Undangan
Kementrian Negara Koperasi dan UMKM. 2007. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UMKM Republik Indonesia No: 30/Per/M.KUMKM/VIII/2007. Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Gambar 3.1 Tugu Kabupaten Mandailing Natal
Sumber : Penelitian, 2016
Kabupaten Mandailing Natal terbagi dalam dua wilayah geokrafis yakni
daerah Mandailing Natal dan Pantai Barat. Daerah Mandailing terdiri dari 23
Kecamatan, sedangkan daerah Pantai Barat 7 Kecamatan, daerah ini merupakan
Kabupaten paling Selatan dari Provinsi Sumatera Utara yakni berbatasan dengan
Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau dan Samudera Indonesia.
Masyarakat Mandailing Natal terdiri dari suku/etnis Mandailing, Minang,
Jawa, Batak, Nias, Melayu dan Aceh, namun etnis mayoritas adalah etnis
Mandailing, etnis Mandailing sebagian besar mendiami daerah Mandailing,
sedangkan etnis minang dan melayu mendiami Pantai Barat.
Nama Mandailing termaktup dalam kitab yang merupakan perluasan wilayah
kerajaan Majapahit sekitar 1.365 M. Sistem social masyarakat diikat oleh falsafah
“Dalihan Na Tolu” (Tungku Tiga) dengan lembaga pemerintahan “Na Mora
Kabupaten Mandailing Natal memiliki potensi kekayaan alam, dengan
lahan pertanian yang luas dan subur, menyimpan barang tambang dengan deposit
besar serta memiliki laut dengan panjang pantai 170 km dan ratusan sungai.
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Mandailing Natal 3.1.1 Peta Kabupaten Mandailing Natal
Mandailing Natal juga sering disebut dengan Madina adalah sebuah
Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Gambar 3.2 Peta Kabupaten Mandailing Natal
Tabel 3.1 Kecamatan dan Ibukota Kecamatan Kabupaten Mandailing Natal
No Nama Kecamatan Ibukota Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Siabu Panyabungan Kotanopan Muarasipongi Pakantan Batang Natal Natal Batahan Muara Batang Gadis
Bukit Malintang Naga Juang Panyabungan Utara Panyabungan Timur Panyabungan Selatan Panyabungan Barat Huta Bargot Puncak Sorik Marapi Lembah sorik Marapi
Tambangan Ulu Pungkut Lingga Bayu Ranto Baek Sinunukan Siabu Panyabungan Kota Kotanopan Muarasipongi Pakantan Muarasoma Natal Pasar Batahan Singkuang Bukit Malintang Naga Juang Mompang Gunung Baringin Tano Bato Longat Runding Sibanggor Pasar Maga Laru Lombang Hutanagodang Simpang Gambir Ranto Baek Sinunukan
3.1.2 Logo dan Motto
3.1.2.1 Logo Daerah Kabupaten Mandailing Natal Gambar 3.3 Logo Kabupaten Mandailing Natal
Sumber : Penelitian, 2016
Peraturan Daerah Tk. II Mandailing Natal Nomor 40 Tahun 1999 Tentang
Lambang dan Motto Daerah antara lain menetapkan bagian-bagian, susunan,
bentuk, penempatan dan makna warna, penggunaan, larangan dan motto daerah.
Lambang Daerah Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 4 bagian:
1. Perisai Lambang Daerah
2. Nama Daerah
3. Pengapit Lambang Daerah
4. Payung Kebesaran Adat
Perisai lambang daerah, payung kebesaran adat, pengapit lambang daerah
dan motto daerah yang dimaksud disusun sedemikian rupa sehingga nama daerah
berada dalam perisai lambang daerah.
Penempatan warna pada Lambang Daerah adalah sebagai berikut:
3. Bagas godang (rumah adat) berwarna hitam dan merah
4. Tungku pohon karet berwarna coklat
5. Pohon sawit berwarna hijau
6. Gordang sembilan berwarna coklat hitam
7. Perairan berwarna biru
8. Hamparan sawah dan gunung
9. Ikan berwarna kuning emas
Pengertian warna:
1. Warna hijau melambangkan keagamaan (Islam)
2. Warna kuning melambangkan kemakmuran
3. Warna merah melambangkan keberanian
4. Warna hitam melambangkan kepahlawanan
5. Warna biru melambangkan kesetiaan
6. Warna putih melambangkan kesucian
7. Warna coklat melambangkan kerukunan
Pengertian Lambang dari perisai :
1. Payung melambangkan sebagai pelindung pada bulan Agustus 1945
2. Bagas godang/Rumah adat melambangkan bahwa menyelesaikan
permasalahan melalui musyawarah sesuai dengan kebudayaan setempat
3. Tungku pohon karet melambangkan keuletan masyarakat untuk mengolah
potensi wilayah
4. Pohon sawit melambangkan kekayaan alam yang melimpah
5. Gordang sembilan melambangkan alat kesenian yang bisa mempersatukan
6. Perairan melambangkan masyarakat yang agamis
7. Hamparan sawah dan gunung Bukit Barisan melambangkan kemakmuran
dan kebahagiaan
8. Ikan melambangkan bisuk dohot poda (kecerdikan dan nasehat) sebagai
ciri khas bagi masyarakat Kabupaten Mandailing Natal
9. Tujuh belas kuntum kapas, delapan lambang dalam lingkaran dan empat
puluh lima butir padi menggambanrkan gambarkan tanggal, bulan dan
tahun kemerdekaan dimana ketiganya melambangkan kebhineka
kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotisme dan
membela keadilan serta kebenaran
10. Burung walet melambangkan hemat dan bersahaja
3.1.2.2 Motto Daerah
Adapun yang menjadi Motto Daerah Kabupaten Mandailing Natal adalah :
1. Motto daerah adalah “Madina yang Madani”
2. Pengertian Motto daerah Madina yang Madani adalah:
1) Madina yaitu singkatan atau akronim dari Mandailing Natal yang
merupakan wilayah/adat Kabupaten daerah tingkat II Mandailing Natal
2) Madani yaitu: masyarakat yang hidup rukun, tenteram, cukup social
dan mempunyai jiwa membangun yang cukup tinggi serta terbuka
menerima perubahan
3) Madina adalah kependekan dari kata: Makmur, Aman, Damai, Indah,
3. Pengertian secara lengkap Motto dari daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Mandailing Natal “Madina yang Madani” adalah masyarakat Mandailing
Natal yang hidup rukun, tenteram, social dan memunyai jiwa membangun
yang cukup tinggi serta terbuka menerima perubahan
3.1.3 Visi Dan Misi Daerah 3.1.3.1 Visi Daerah
Pembangunan Daerah dalam era desentralisasi dewasa ini pada dasarnya
dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera yang berkeadilan,
demokratis, berdaya saing dan maju. Oleh karena itu pembangunan masyarakat
harus ditempatkan sebagai fokus utama dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan
pembangunan, baik melalui pengembangan pelayanan dalam berbagai segi
kehidupan seperti kesehatan, pendidikan, sosial dan ekonomi maupun melalui
dukungan pembangunan fisik dan non fisik lainnya. Artinya, pada akhirnya
keberhasilan pembangunan itu tidak semata-mata dilihat dari aspek pertumbuhan
dan perkembangan yang terjadi melainkan juga sejauh mana Pemerintah mampu
menciptakan kondisi masyarakat yang hidup dengan layak dan mampu
meningkatkan taraf hidupnya secara berkesinambungan, sehingga dapat
dirumuskan Visi Kabupaten Mandailing Natal 2011-2016 adalah :
” TERWUJUDNYA MASYARAKAT MANDAILING NATAL YANG RELIGIUS, CERDAS, SEHAT, MAJU DAN SEJAHTERA “
3.1.3.2 Misi Daerah
Untuk mewujudkan visi diatas, perlu dijabarkan melalui misi. Hal ini tidak
menyatukan langkah dan gerak dalam mencapai visi dan memperhatikan misi
kampanye Kepala Daerah terpilih. Adapun misi untuk mewujudkan visi tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama
2. Meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan sosial
4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi, hukum, politik,
pembangunan dan pemerintahan
5. Memberdayakan masyarakat dengan kearifan lokal
6. Menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha yang didukung SDM
dengan keterampilan berbasis karakteristik daerah dan pemerataan
kesejahteraan
3.1.3.3 Tujuan
Tujuan pada bagian ini pada dasarnya merupakan visi dalam bentuk tujuan
besar (startegic goals) atau agenda yang dapat memberikan fokus pada assessment dan perumusan startegi, arah kebijakan dan program. Penyusunan
tujuan besar ini dilakukan dengan berdasar pada kajian tentang implikasi
kebijakan umum pembangunan dan kajian issu strategis pembangunan. Dengan
kata lain perumusan tujuan dilakukan dengan mengacu pada Visi dan Misi
Pembangunan Daerah, isu-isu pembangunan strategis serta hasil kajian yang telah
dilakukan pada langkah sebelumnya. Adapun tujuan pembangunan daerah
Kabupaten Mandailing Natal yaitu:
2. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan
3. Peningkatan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat dan lingkungan
4. Penciptaan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
5. Meningkatkan pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat
3.1.4 Sejarah Pembentukan Kabupaten Mandailing Natal
Pada stanza pertama syair ke-13 Negarakertagama terdapat nama
Mandailing dan Pane dan pada stanza kedua terdapat nama Padang Lawas.
Berdasarkan hal tersebut, Mandailing sudah dikenal di nusantara berabad-abad
sebelum kurun Negarakertagama karena hanya daerah lama yang sudah mapan
dan memiliki posisi pentinglah yang dicatat oleh Mpu Prapanca.
Kabupaten Mandailing Natal merupakan Daerah Penyangga antara dua
komunitas yang berbeda sistem kekerabatannya, yaitu Batak Toba di Tapanuli
Utara yang menganut sistem Patrilineal dan Minangkabau yang menganut sistem
Matrilineal di Sumatera Barat. Sebagai komunitas penyangga dua kebudayaan,
masyarakat mandailing mengalami proses akulturasi nilai nilai budaya dari kedua
komunitas tersebut melalui kontak budaya yang intensif. Mereka dapat
memperkaya budi pekertinya antara lain berupa kepribadian yang menonjolkan
kelugasan dan ketegaran dari utara dan kecerdikan dari selatan.
Hal ini berarti sejak penggalan akhir abad ke-14 suku bangsa dan wilayah
bernama Mandailing sudah diakui. Sayangnya, selama lebih lima abad,
Mandailing seakan-akan raib ditelan sejarah. Baru pada abad ke-19, ketika
Belanda menguasai tanah berpotensi sumber daya alam ini, Mandailing mencatat
Terdapat beberapa versi nama Natal. Ada yang mengatakan bahwa bangsa
Portugis lah yang memberi nama ini karena ketika mereka tiba di pelabuhan di
daerah pantai barat mandailing mereka mendapat kesan bahwa pelabuhan alam ini
mirip dengan pelabuhan Natal di ujung selatan Benua Afrika. Adapula yang
menyebutkan bahwa armada Portugis tiba di pelabuhan ini tepat pada hari Natal,
sehingga mereka menamakan pelabuhan tersebut dengan nama Natal. Versi lain
menegaskan bahwa nama Natal sama sekali tidak ada hubungannya dengan Kota
Pelabuhan Natal di Afrika Selatan dan tidak ada pula kaitannya dengan hari Natal.
Puti Balkis A. Alisjahbana, adik kandung pujangga Sutan Takdir
Alisjahbana, menjelaskan bahwa kata Natal berasal dari dua ungkapan pendek
masing masing dalam bahasa Mandailing dan Minangkabau.
Ungkapan dalam bahasa Mandailing “natarida” yang artinya yang tampak (dari
kaki Gunung-gunung Sorik Marapi di Mandailing). Ungkapan ini kemudian
berubah menjadi Natar. Sampai kini masih banyak orang Mandailing menyebut
Natar untuk Natal, termasuk Batang Natar untuk Batang Natal.
M. Joustra, tokoh Bataksch lnstituut, juga menulis nama Natal dengan
Natar dalam tulisannya De toestanden in Tapanoeli en de Regeeringscommissie
yang dimuat dalam Bataksch lnstituut no. 13 tahun 1917 halaman 14, yang antara
lain menulis tentang perbaikan jalan pedati ke Natar dan perbaikan jalan raya
Sibolga-Padang Sidimpuan sebagai bagian dari jalan yang menghubungkan
Sumatera Barat dan Tapanuli.
Lebih tua dari tulisan Joustra itu adalah laporan perjalanan dan penelitian
Dr. S. Muller dan Dr. L. Horner di Mandailing Tahun 1838. Mereka
Natar yang letak geografisnya 0° 32′ 30″ Lintang Utara dan 99° 5′ Bujur Timur
dikuasai lnggris tahun 1751-1756.
Ungkapan bahasa Minangkabau raNAh nan daTA(r) kemudian menjadi
Nata(r) yang artinya daerah pantai yang datar adalah salah satu versi tentang asal
muasal nama Natal. Penyair besar Mandailing, Willem lskander menuIis Sajak
monumental “Sibulus-bulus Si Rumbuk rumbuk” mengukir tanah kelahirannya
yang indah dihiasi perbukitan dan gunung. Terbukti tanah Mandailing Mampu
eksis dengan potensi sumber daya alam, seperti tambang emas, kopi, beras, kelapa
dan karet.
Kabupaten Mandailing Natal diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada
tanggal 9 Maret 1999 dikantor Gubernur Sumatera Utara, Medan. Dalam rangka
mensosialisasikan Kabupaten Mandailing Natal, Bupati Mandailing Natal, Amru
Daulay, SH menetapkan akronim nama Kabupaten Mandailing Natal sebagai
Kabupaten Madina yang Madani dalam Surat tanggal 24 April 1999 Nomor
100/253.TU/1999.
Ketika diresmikan, Kabupaten Mandailing Natal baru memiliki 8
(delapan) Kecamatan, 7 Kelurahan dan 266 Desa. Kemudian pada tahun 2002
dilakukan pemekaran menjadi 17 Kecamatan, 322 Desa, 7 Kelurahan dan 10 Unit
Pemukiman Transmigrasi (UPT). Pada tahun 2007 dimekarkan lagi menjadi 22
Kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2007, Setelah keluarnya
Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2008 tentang pembentukan Desa, Perubahan nama
desa dan penghapusan Kelurahan, dengan demikian Kabupaten Mandailing Natal
sampai pada akhir tahun 2010 terdiri dari 23 Kecamatan, 27 Kelurahan dan 377
Seperti halnya kebanyakan daerah-daerah lain, pada zaman dahulu
penduduk Mandailing hidup dalam satu kelompok-kelompok, yang dipimpin oleh
raja yang bertempat tinggal di Bagas Godang. Dalam mengatur sistem kehidupan,
masyarakat Mandailing Natal menggunakan sistem Dalian Na Tolu (tiga
tumpuan). Artinya, mereka terdiri dari kelompok kekerabatan Mora (kelompok
kerabat pemberi anak dara), Kahanggi (kelompok kerabat yang satu marga) dan
Anak Boru (kelompok kerabat penerima anak dara). Yang menjadi pimpinan
kelompok tersebut biasanya adalah anggota keluarga dekat dari Raja yang
menjadi kepala pemerintahan di Negeri atau Huta asal mereka.
Kabupaten Mandailing Natal diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri
Syarwan Hamid pada tanggal 9 Maret 1999 di kantor Gubernur Sumatera Utara di
Medan. Sedangkan sementara kantor Bupati Madina di Panyabungan di resmikan
oleh Gubernur Sumatera Utara, Tengku Rizal Nurdin pada tanggal 1999.
Sejumlah undang-undang dan Peraturan Daerah dijadikan dasar
pembentukan Kabupaten Mandailing Natal, sebagai berikut:
1. Undang-undang No 12 Tahun 1998 Tanggal 23 November 1998 Tentang
Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal.
2. Undang-undang No 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan
Petunjuk Pelaksanaannya.
3. Undang-undang No 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan Petunjuk
Pelaksanaannya.
4. Peraturan Daerah No 40 Tahun 2000 Tentang Motto dan Lambang Daerah.
6. Peraturan Daerah No 15 Tahun 2001 Tentang Pola Dasar Pembangunan
Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2001-2005.
7. Peraturan Daerah No 1, 2 dan 3 Tahun 2000 Tentang Sekretariat Daerah,
Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.
Dalam rangka mensosialisasikan Kabupaten Mandailing Natal, Bupati
Kepala Daerah Kabupaten Mandailing Natal, Amru Daulay, S,H. Menetapkan
dalam surat tanggal 24 April 1999 Nomor 100/253.TU/1999 bahwa akronim
Kabupaten Mandailing Natal adalah Madina yang Madani
Kabupaten Mandailing Natal meliputi wilayah 6.620,70 km2 atau 662.070
hektar atau 9,23% dari luas Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini termasuk satu
diantara Kabupaten yang terluas di Provinsi Sumatera Utara dengan perbandingan
antara lain: 3 X Karo, 2,lapan X Tapanuli Tengah, 1,95 X Toba Samosir, 1,92 X
Dairi, 1,57 X Simalungun. Perbandingan dengan Provinsi lain antara lain Provinsi
Bali lapan5% dari luas Kabupaten Madina, 10 X daerah khusus Ibu Kota Jakarta
atau 2,10 X Daerah istimewa Yogyakarta (3.146 km2). Jika dibandingkan dengan
luas Republik Singapura, Kabupaten Madina sama dengan 11,41 X Singapura
3.1.5 Luas Dan Jarak Daerah
Tabel 3.2 Luas Daerah Menurut Kecamatan
Kecamatan
District
Luas (Ha)
Area
Ratio terhadap total (%)
Ration of total
(1) (2) (3)
1. Batahan 66.971,00 10,12
2. Sinunukan - -
3. Batal Natal 65.150,99 9,84
4. Lingga Bayu 34.539,01 5,22
5. Ranto Baek - -
6. Kotanopan 32.514,72 4,91
7. Ulu Pungkut 29.519,06 4,46
8. Tambangan 21.413,65 3,23
9. Lembah Sorik Marapi 3.472,57 0,52
10. Puncak Sorik Marapi - -
11. Muara Sipongi 22.930,00 3,46
12. Pakantan - -
13. Panyabungan 25.977,43 3,92
14. Panyabungan Selatan 8.759,72 1,32
15. Panyabungan Barat 8.721,83 1,32
16. Panyabungan Utara 17.993,61 2,72
17. Panyabungan Timur 39.787,40 6,01
18. Huta Bargot - -
19. Natal 93.537,00 14,13
20. Muara Batang Gadis 143.502,00 21,67
21. Siabu 34.536,48 5,22
22. Bukit Malintang 12.743,52 1,92
23. Naga Juang - -
Jumlah / Total 662.070,00 100,00
Tabel 3.3 Jarak Ibukota Kabupaten Ke Ibukota Kecamatan
IbuKota Kabupaten Kecamatan Jarak
Capital Of Regency District Distance (Km)
(1) (2) (3)
1 Panyabungan Batahan 124
2 Panyabungan Sinunukan 103
3 Panyabungan Batal Natal 48
4 Panyabungan Lingga Bayu 78
5 Panyabungan Ranto Baek 94
6 Panyabungan Kotanopan 40
7 Panyabungan Ulu Pungkut 65
8 Panyabungan Tambangan 25
9 Panyabungan Lembah Sorik Marapi 20
10 Panyabungan Puncak Sorik Marapi 25
11 Panyabungan Muara Sipongi 61
12 Panyabungan Pakantan 66
13 Panyabungan Panyabungan 0
14 Panyabungan Panyabungan Selatan 13
15 Panyabungan Panyabungan Barat 16
16 Panyabungan Panyabungan Utara 4
17 Panyabungan Panyabungan Timur 15
18 Panyabungan Huta Bargot 6
19 Panyabungan Natal 113
20 Panyabungan Muara Batang Gadis 173
21 Panyabungan Siabu 19
22 Panyabungan Bukit Malintang 12
23 Panyabungan Naga Juang 15
3.1.6 Keadaan Demografi 3.1.6.1 Letak dan Geokrafis
1. Terletak antara : 00 10-10 50I L U (North Latitude)
Located is between 980 50I -1000 100 B T (East Longitude) 2. Luas Areal/Area : ± 6.620,70 Km2 (662.070 Ha)
3. Letak dia atas permukaan : 1. Kec. Btahan 0-300Meter
Laut/height above sea 2. Kec. Sinunukan 200-300Meter
level (Altitude) 3. Kec. Batal Natal 500-1315Meter
4. Kec. Lingga Bayu 500-700Meter 5. Kec. Ranto Baek 500-650Meter 6. Kec. Kotanopan 400-800Meter 7. Kec. Ulu Pungkut 600-800Meter 8. Kec. Tambangan 400-750Meter 9. Kec. Lembah Sorik Marapi 450-650Meter 10. Kec. Puncak Sorik Marapi 700-980Meter 11. Kec. Muarasipongi 700-850Meter 12. Kec. Pakantan 700-900Meter 13. Kec. Panyabungan 400-750Meter 14. Kec. Panyabungan Selatan 400-800Meter 15. Kec. Panyabungan Barat 400-700Meter 16. Kec. Panyabungan Utara 250-500Meter 17. Kec. Panyabungan Timur 250-800Meter 18. Kec. Huta Bargot 250-300Meter
19. Kec. Natal 0-150Meter
20. Kec. Muara Batang Gadis 0-600Meter
21. Kec. Siabu 250-600Meter
22. Kec. Bukit Malintang 300-450Meter 23. Kec. Naga Juang 250-350Meter 4. Batas-batas
Utara/North : Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas
Timur/East : Provinsi Sumatera Barat/West Sumatera Province
Selatan/South : Provinsi Sumatera Barat/ West Sumatera Province
Barat/West : Samudera Indonesia/ Indonesia Ocean
[image:34.595.123.497.246.756.2]3.1.6.2 Topografi dan Letak Geografis Menurut Kecamatan
Tabel 3.4 Topografi dan Letak Geografis Menurut Kecamatan
Kecamatan
District
Topografi
Topographical
(1) (2)
1. Batahan Datar s/d Bergelombang
2. Sinunukan Datar s/d Bergelombang
3. Batal Natal Bergelombang s/d Berbukit
4. Lingga Bayu Bergelombang s/d Berbukit
5. Ranto Baek Bergelombang s/d Berbukit
6. Kotanopan Berbukit s/d Pegunungan
7. Ulu Pungkut Berbukit s/d Pegunungan
8. Tambangan Berbukit s/d Pegunungan
9. Lembah Sorik Marapi Berbukit s/d Pegunungan 10. Puncak Sorik Marapi Berbukit s/d Pegunungan
11. Muara Sipongi Berbukit s/d Pegunungan
12. Pakantan Berbukit s/d Pegunungan
13. Panyabungan Datar s/d Berbukit
14. Panyabungan Selatan Berbukit s/d Pegunungan
15. Panyabungan Barat Datar s/d Berbukit
16. Panyabungan Utara Datar s/d Berbukit
17. Panyabungan Timur Berbukit s/d Pegunungan
18. Huta Bargot Datar s/d Berbukit
19. Natal Datar s/d Bergelombang
20. Muara Batang Gadis Datar s/d Bergelombang
22. Bukit Malintang Datar s/d Berbukit
23. Naga Juang Datar s/d Berbukit
Sumber : Penelitian, 2016
3.1.7 Iklim Dan Musim
Iklim Mandailing Natal hujan tropis dengan kelembaban kl 83%. Curah
hujan rata-rata kl 2.728,5 millimeter pertahun dengan suhu rata-rata 28.80 celcius.
Wilayah Mandailing Natal mempunyai iklim yang hampir sama dengan
sebagian besar Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia. Hanya dikenal dengan dua
musim hujan dan kemarau
Musim kemarau terjadi antara bulan Juni sampai Bulan September. Arus
angin berasal dari Australia yang tidak mengandung uap air, sebaliknya musim
hujan terjadi pada Bulan Desember sampai Bulan Maret karena arus angin banyak
mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik. Keadaan ini
silih berganti setiap tahun setelah melewati masa peralihan pada Bulan April -
Mei dan Oktober - November. Frekuensi curah hujan lebih tinggi selama tahun
2008 jika dibandingkan dengan tahun 2007.
3.1.8 Suhu Dan Curah Hujan
Tinggi atau rendahnya suhu udara disuatu tempat dipengaruhi oleh
ketinggian daerah diatas permukaan laut. Daerah Mandailing Natal yang terletak
diketinggian antara 0-1000 meter diatas permukaan laut mengakibatkan suhunya
Curah hujan disuatu tempat dipengaruhi oleh iklim, keadaan orografi dan
perputaran/pertemuan suhu udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam
menurut Bulan dan wilayah tiap Kecamatan.
Tahun 2008 curah hujan maksimum yakni 2.391 mm pada bulan Maret
dan minimum berkisar 680 mm pada bulan Mei selama tahun 2008 rata-rata
jumlah curah hujan di Kabupaten Maandailing Natal yakni 1.801 mm/tahun.
Curah hujan maksimum terdapat di Kecamatan Kotanopan yaitu: 390 mm/tahun
sedangkan minimum curah hujan 98 mm/tahun di Kecamatan Sinunukan.
3.1.9 Penduduk Dan Ketenagakerjaan
Kabupaten yang terdiri dari 23 Kecamatan dengan kepadatan yakni 79
jiwa/km2. Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Panyabungan yaitu 511
jiwa/km2 dan terkecil di Kecamatan Muara Batang Gadis yaitu 10 jiwa/km2.
Sesuai dengan nama daerahnya, penduduk mayoritas adalah Mandailing juga
dihuni oleh suku-suku lainnya seperti Batak, Jawa, Melayu, Minang, Nias dan
lainnya.
Pemerintah daerah merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, diharapkan dapat memecahkan
masalah kependudukan di daerah, dengan cara pemindahan penduduk dari pulau
Jawa melalui transmigrasi yang terdapat di Kecamatan Natal dan Batang Natal
berjalan dengan sesuai kebijaksanaan pemerintah serta program KB yang dimulai
pada awal tahun 19970-an dapat menekan laju penduduk di wilayah Kabupaten
3.1.9.1 Jumlah Dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Mandailing Natal tahun 2008 yakni 423.712
jiwa. Laki-laki 207.475 orang dan Perempuan 216.237 orang. Dengan sex ratio
yaitu 95,95 dan banyak rumah tangga 101. 802 KK dengan rata-rata anggota
rumah tangga yakni 4 laju pertumbuhan penduduk Mandailing Natal tahun 2008
sebesar 1,47% .
Struktur penduduk Mandailing Natal menunjukkan bahwa usia produktif
(15-64 tahun) sangat menonjol sebesar 55,55% dan usia ketergantungan terdiri
usia (0-14 tahun) sebesar 41,42% dan lanjut usia (65+) sebesar 3,03%.
3.1.9.2 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja adalah modal bagi graknya roda pembangunan jumlah dan
komposisi terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses
demokrafi. Situasi ketenagakerjaan di Mandailing Natal pada Agustur 2008,
angkatan kerja ( usia 15 tahun ke atas) sebesar 198.460 orang dan bukan angkatan
kerja 52.174 orang. TPAK merupakan ukuran yang menggambarkan ukuran
jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga kerja.
TPAK Kabuaten Mandailing Natal sekitar 81,48% yang tertinggi di
Kecamatan Bukit Malintang (94,78%) dan terkecil di Kecamatan Lembah Sorik
Merapi (47, 85%).
Disisi lain dapat dianalisa bagian angkatan kerja yang masih mencari
pekerjaan atau biasa disebut pengangguran terbuka (TPT). Pada bulan Agustus
2008 di Mandailing Natal yakni 7,92%. TPT yang tertinggi di Kecamatan Lembah
Pekerja didominasi oleh kaum laki yaitu: (59,98%) dan perempuan (40,02%)
pekerja utama penduduk Mandailing Natal dari sector Pertanian (74,02%),
perdagangan (12,74%), jasa (4,71%) dan lainnya: angkutan, komunikasi, bank dan
listrik, gas dan air (8,53%).
3.1.10 Pendidikan
Untuk meningkatkan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus
diimbangi dengan prasarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai.
Di tingkat pendidikan dasar, jumlah sekolah pada tahun 2008 ada sebanyak 390
buah dengan jumlah guru 4.594 orang dan jumlah murid sebanyak 69.244 orang.
Sementara Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) ada sebanyak 70 sekolah
dengan jumlah guru 1.296 orang dan jumlah murid sebanyak 14.448 orang. Pada
tahun yang sama jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) ada sebanyak 19
sekolah dengan jumlah guru dan murid masing-masing 483 orang dan 6.191
orang. Sedangkan jumlah sekolah, guru dan murid pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) masing-masing sebanyak 15 sekolah, 408 orang dan 4.664
orang.
Rasio murid SD Negeri terhadap sekolah yang berarti jumlah rata-rata
murid untuk setiap skolah SD yang ada di Mandailing Natal pada tahun 2008
sebesar 161, rasio yang tertinggi terdapat pada Kecamatan Panyabungan yaitu 402
murid per sekolah, sedangkan rasio terkecil terdapat ada Kecamatan Ulu Pungkut
yaitu 59 murid per sekolah. Pada tingkat pendidikan SLTP, rasio murid terhadap
Kecamatan Panyabungan yaitu 608 murid per sekolah dan yang terendah terdapat
di Kecamatan Ulu Pungkut yaitu 84 murid untuk setiap sekolah.
Sementara itu rasio murid Sekolah Menengah Umum (Negeri dan Swasta)
terhadap sekolah sebesar 322 murid per sekolah. Rasio tertinggi terdapat di
Kecamatan Batal Natal yaitu 895 murid per sekolah dan terendah di Kecamatan
Muara Batang Gadis yaitu 119 murid untuk setia sekola. Akan tetapi tidak
terdapat Sekolah Menengah Umum di Kecamatan Ranto Baek, Ulu Pungkut,
Lembah Sorik Marapi, Puncak Sorik Marapi, Pakantan, Panyabungan Barat,
Panyabungan Timur, Bukit Malintang dan Naga Juang
3.1.11 Kesehatan Dan Kb
Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan factor
utama dalam menunjang perbaikan kualitas hidup. Ada 4 buah rumah sakit 176
tempat tidur di Mandailing Natal tahun 2008.
Samentara sarana kesehatan tingkat Kecamatan dan Pedesaan cukup
banyak di Mandailing Natal. Puskesmas di tahun 2008 berjumlah 26 buah dan
puskesmas pembantu sebanyak 60 buah sedangkaan posyandu ada 405 buah.
Jumlah tenaga medis dokter yang tersedia di Mandailing Natal pada tahun
2008 hanya 55 orang yang terdiri dari 38 orang dokter umum dan 13 dokter gigi
dan 4 orang dokter spesialis. Sedangkan tenaga medis bidan tersedia sebanyak
3.1.12 Agama
Sesuai dengan falsafah Negara, pelayanan kehidupan beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan
ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat dan mengatasi berbagai
masalah sosial budaya yang mungkin menghambat kemajuan bangsa.
Jemaah Haji yang diberangkatkan ada tahun 2008. Pengiriman jamaah
Haji yang dikoordinasikan pemerintah mencapai 428 dan pulang kembali 427
orang, untuk sarana ibadah umat beragama, pada tahun 2008 jumlah mesjid di
Mandailing Natal terdapat sebanyak 461 buah, musolla sebanyak 953 buah, gereja
katolik 4 buah dan gereja protestan 71 buah, sedangkan kuil dan vihara tidak
terdapat di Mandailing Natal.
3.1.13 Perindustrian
Di Indonesia, industri pengelohan dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:
industry besar, industry sedang, industry kecil dan industry kerajinan rumah
tangga. Pengelompokan ini didasarkan pada banyaknya pekerja yang terlibat
didalamnya, tanpa memperhatikan penggunaan mesin produksi yang digunakan
ataupun modal yang di tanamkan
3.1.14 Pemanfaatan Lahan
Dari seluruh pemanfaatan lahan di Kabupaten Madina, yang paling banyak
memanfaatan lahan adalah pengusaha HPH yaitu seluas kl. 81.278 hektar. Lahan
lainnya adalah 318.586 hektar, hutan rakyat 46.557 hektar, rawa-rawa 48.476
permukiman dan perkantoran 15.618 hektar dan lain-lain 85. 884 hektar, jumlah
seluruh luas lahan di Kabupaten Madina 662.070 hektar.
Lahan persawahan yang 21.126 hektar itu dibagi berdasarkan jenis
irigasinya ialah: tadah hujan 5.766 hektar, beririgasi 14.560 hektar, irigasi teknis
3.105 hektar, irigasi semi teknis 1.460 hektar, irigasi sederhana 3.148 hektar, dan
irigasi non-PU 6.847 hektar .
Dari 10 jenis perkebunan rakyat, perkebunan rakyatlah yang paling luas,
yaitu 43.024 hektar, seterusnya menyusul kelapa 55.985 hektar, kakao 1.607
hektar, kulit manis 1.282 hektar, aren 518 hektar, kelapa sawir 310 hektar dan
nilam 80 hektar.
3.1.15 Sarana Dan Prasarana Ekonomi
Perekonomian Mandailing Natal, ditopang sarana dan prasarana ekonomi
berupa
1. Tersedia tenaga listrik dengan kapasitas terpasang sebesar 60 MVA dan
daya produksi 49.507.816 MWH.
2. Tersedianya sarana telekomunikasi berupa telfon kabel dengan kapasitas
terpasang 4.872 SST, dan telfon seluler dari berbagai operator seperti
Telkomsel, Indosat dan XL.
3. Sarana jalan sepanjang 2.110 km terdiri dari jalan Negara 297,70 km, jalan
Provinsi 161,65 km dan jalan Kabupaten 1.423,18 km.
4. Tersedia pelabuhan laut satu yakni pelabuhan sikara-kara yang dapat
5. Tersedia 9 buah bank, terdiri dari 4 buah Bank Pemerintah dan 5 buah
Bank Swasta, serta 1 buah pegadaian.
6. Tersedianya 30 pasar, terdiri dari 1 unit pasar kelas I di Panyabungan 1
unit pasar kelas II di Kotanopan dan 28 unit pasar kelas III tersebar pada
22 Kecamatan. Dan sedang dibangun 1 pasar modern (Madina Square) di
Kota Panyabungan.
3.1.16 Prioritas Pembangunan
1. Bidang Pendidikan : Diarahkan dalam rangka upaya meningkatkan
kualitas SDM
2. Bidang Pertanian : Diarahkan dalam upaya meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakat, dengan
memanfaatkan semua potensi SDA dan kekayaan
lainnya
3. Bidang Kesehatan : Diarahkan dalam upaya meningkatkan kualitas
hidup masyarakat
4. Bidang Infrastruktur : Diarahkan dalam upaya meningkatkan daya
dukung, kapasitas dan kualitas pelayanan kepada
masyarakat
3.1.17 Pemerintahan
Administrasi pemerintahan Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2008
terdiri dari 23 Kecamatan dan 395 Desa /Kelurahan, dengan rincian 353 Desa, 32
Anggota DPRD Kabupaten Mandailing Natal hasil pemilu 1999 berjumlah
35 orang yang terdiri dari 9 irang anggota fraksi partai PPP, 7 orang fraksi partai
Golkar, 5 orang fraksi partai PAN dan sisanya 14 orang anggota fraksi lainnya.
Anggota DPRD Kabupaten Mandailing Natal mayoritas adalah laki-laki sebanyak
34 orang dan hanya 1 orang perempuan.
Pada tahun 2008 Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Sekretariat
Dinas/Kantor Pemerintahan Kabupaten Mandailing Natal berjumlah 6.488 orang,
sudah termasuk PNS yang bertugas di daerah-daerah dan dari instansi vertikal.
Jumlah PNS dirinci menurut golongan, sebagian besar merupakan golongan III
dan II. PNS golongan IV ada 22,92%, golongan III 44,13%, golongan II 32,00%
dan sisanya adalah golongan I.
[image:43.595.188.433.508.680.2]3.2 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Pasar Kabupaten Mandailing Natal
Gambar 3.4 Depan Kantor Dinas
3.2.1 Visi Dan Misi Dinas 3.2.1.1 Visi Dinas
Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang
berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Dengan
ditetapkannya visi yang kuat maka suatu instansi akan menjadi lembaga yang
mampu mengatur irama kegiatan operasional, mengatur pengelolaan sumber daya,
mampu mengembangkan indikator kinerja dan cara pengukurannya.
Disamping itu, agar terselenggaranya good governance (pemerintahan
yang baik) tentunya diperlukan perencanaan yang baik pula dan itu merupakan
prasyarat bagi setiap instansi pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat
dalam mencapai tujuan serta cita-cita masyarakat.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, pendayagunaan aparatur pemerintah daerah dengan tuntutan untuk
mewujudkan administrasi daerah yang mampu mendukung kelancaran dan
keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan yang
baik diselaraskan dengan Pokok-Pokok Pikiran yang tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Mandailing Natal 2011-2016 maka ditetapkan:
“TERWUJUDNYA USAHA PEREKONOMIAN YANG MAJU DAN
MANDIRI SERTA PENINGKATAN SDM YANG BERKUALITAS”
Adapun yang menjadi makna dari visi tersebut adalah :
1. Peningkatan Perekonomian yang maju dan mandiri diarahkan untuk
meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat dengan mendorong
koperasi, UKM dan pasar yang didukung oleh infrastruktur fisik dan non
fisik yang memadai;
2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia adalah terciptanya
masyarakat berpendidikan yang selaras antara intelektual keilmuan,
emosional dan spiritual dalam bidang industri, perdagangan, koperasi,
UKM dan pasar serta meningkatnya kualitas aparatur pemerintah untuk
mewujudkan good governance dan clean governance melalui optimalisasi
kinerja Pemerintah Daerah yang efektif, terpadu dan berkesinambungan.
3.2.1.2 Misi Dinas
Untuk mewujudkan cita-cita, keinginan Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi, UKM dan Pasar yang tertuang dalam visi Disperindagkoppas kab.
Mandailing Natal diperlukan suatu perencanaan Program, Kegiatan Organisasi
yang harus dilaksanakan sesuai dengan Tupoksi Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, UKM dan Pasar dan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku maka ditetapkan misi sebagai berikut :
1. Mendorong ekonomi berbasis SDM yang unggul dengan memanfaatkan
SDA yang dimiliki dengan orientasi pemberdayaan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan, informasi dan promosi investasi
terhadap dunia usaha, perdagangan, Koperasi, UKM dan Pasar melalui
pembinaan dan pelatihan
3. Memanfaatkan SDA melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi
4. Mendorong investor dalam dan luar daerah untuk memanfaatkan serta
IKM yang telah dibangun bekerjasama dengan koperasi, UKM dan
mengutamakan tenaga lokal yang telah dibina
5. Meningkatkan pengawasan barang beredar di pasar dan perlindungan
konsumen
6. Meningkatkan dan memberdayakan kelembagaan dan usaha Koperasi
UKM dalam memantapkan kelembagaan Koperasi sesuai dengan jati diri
koperasi
7. Meningkatkan Peran kelembagaan usaha untuk mengembangkan
KUMKM (Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
8. Meningkatkan pelayanan kepada pelaku pasar
9. Melakukan intensifikasi terhadap sumber-sumber pendapatan pasar
3.2.1.3 Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah
Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Pasar 2011-2016 adalah :
1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM dan dunia usaha dalam
penguasaan teknologi industri, perdagangan, koperasi, UKM dan pasar
2. Meningkatnya pemahaman dunia usaha industri, perdagangan, koperasi,
UKM dan pasar
3. Menciptakan produk unggulan berdasarkan kompetensi inti industri
daerah
4. Meningkatnya peran lembaga keuangan dalam pengembangan industri dan
5. Terciptanya kenyamanan konsumen terhadap barang beredar baik dari
unsur kesehatan maupun dari sudut halal tidaknya barang beredar
dipasaran
6. Terciptanya kesadaran pelaku usaha akan kewajibannya sehingga mereka
merasa terpanggil untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah
7. Terwujudnya lembaga koperasi dan UKM yang tangguh sesuai dengan jati
diri koperasi
8. Terwujudnya lembaga koperasi yang berkinerja sehingga tumbuh
partisipasi masyarakat dalam pembangunan KUMKM (Koperasi Usaha
Mikro Kecil dan Menengah) dan Terwujudnya pelayanan memadai kepada
pelaku usaha
9. Terwujudnya target dari sumber–sumber pendapatan pasar
3.2.2 Daftar Kepegawaian Dinas
[image:47.595.100.525.524.744.2]3.2.2.1 Daftar Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Tabel 3.5 Daftar Pegawai Negeri Sipil (PNS)
No Nama Pangkat/Golongan Jabatan
1 Drs. Lismulyadi Nasution, MM
Pembina Utama Muda
(IV/c) Kepala Dinas
2 Drs. Kamal Khan Pembina (IV/a) Sekretaris
3 Junilawati, SE Penata Tk. I (III/d) Kasubbag Umum dan Kepegawaian 4 M. Rusdi, sm. Hk Penata Tk. I (III/d) Kasubbag Program
5 Erlindawati Lubis Penata Muda Tk.I (III/b) Pj. Kasubbag Keuangan
6 Amin Lubis, SE Pembina (IV/a) Staf
7 Elli Mutiara, SE, MM Penata Tk. I (III/d) Staf
8 Astuti Leonia, SE Penata (III/c) Staf
10 Aisyah, S.si Penata Muda Tk.I (III/b) Staf 11 Aan Asmaul Husna, SE Penata Muda Tk.I (III/b) Staf
12 Ali Nafiah Rangkuti Pengatur (II/c) Bendahara
Pengeluaran
13 Zulkarnaen Pengatur Muda Tk.I
(II/b) Staf
BIDANG PERINDUSTRIAN
14 Drs. Hermansyah Lubis Pembina Tk.I (IV/b) Kabid Perindustrian
15 Jenni Hartati, ST Penata Tk. I (III/d) KASI Stadandarisasi dan Teknologi
16 Rahmat Hidayat, S.sos Penata (III/c) KASI Data Pelaporan dan Perizinan Industri
17 Ahmad Syahrizal Adenin,
SE Penata Muda Tk.I (III/b)
KASI Hukum dan Iklim Usaha 18 H. Mhd. Yunus, S.sos Pembina Tk.I (IV/b) Staf 19 Yetti Suryani, ST Penata Muda Tk.I (III/b) Staf 20 Suaibatul Aslamiyah, S.sos Penata Muda Tk.I (III/b) Staf
21 Raja Faisal III/a Tenaga Analis Industri
BIDANG PERDAGANGAN
22 Pangidoan, ST. MM Penata Tk. I (III/d) Kabid Perdagangan
23 Wanni Elida, SH Penata Tk. I (III/d)
KASI Perdagangan Dalam Negeri dan
Luar Negeri
24 Gustomy Hamonangan
SRG, S.Sos, MM Penata Tk. I (III/d)
KASI Data Informasi dan Promosi Perdagangan 25 Sabaruddin, S.Sos Penata Tk. I (III/d) KASI Metrologi
26 Ikhsanuddin Nasution,
S.Sos Penata (III/c) Staf
27 Ahmad Faisal Risky, S.Sos Penata (III/c) Staf
28 Ikhwan Edy Nst Pengatur (II/c) Staf
BIDANG KOPERASI UKM
29 Edy Hamzah Putra, ST Penata Tk. I (III/d) Kabid Koperasi
30 Soibah Nasution, S.Sos Penata (III/c) KASI Pembayaran dan Simpan Pinjam
31 Hasan Ansari, SAP Penata (III/c) KASI Kerja Sama dan Fasilitas Koperasi
UKM
33 Mudah Hamonangan, SE Penata (III/c) Staf
34 Erdarsyah Lubis Penata Muda Tk.I (III/b) Staf
35 Ibrahim Rangkuti, S.Sos Penata Muda Tk.I (III/b) Staf
36 Rosnilawati Pengatur (II/c) Staf
37 Zulhamdi Pengatur Muda Tk.I
(II/b) Staf
BIDANG PASAR
38 H. Mangatas Tua NST, ST Pembina (IV/a) Kabid Pasar
39 Mhd. Rukun, S.Sos Penata Tk. I (III/d)
KASI Sarana, Prasarana dan Pemeliharaan
40 Darmin Penata Muda Tk.I (III/b)
Pj. KASI Pengembangan
Sumber Daya
41 Nova Andreas Penata Tk. I (III/d) KASI Pendapatan dan Perizinan
42 Khoirul Anwar Penata Muda Tk.I (III/b) Staf
43 Marohan, S.Sos Penata Muda Tk.I (III/b) Staf
44 Dian Novita, S.Sos Penata Muda Tk.I (III/b) Staf 45 Imam Fadli Nasution,S.Sos Penata Muda Tk.I (III/b) Staf
46 Jamaluddin Pengatur Tk. I (II/d) Staf
47 Leli Parida NST Pengatur (II/c) Staf
Sumber : Penelitian,2016
[image:49.595.98.526.83.527.2]3.2.2.2 Daftar Pegawai Honorer
Tabel 3.6 Daftar Pegawai Honorer
No Nama Honorer Bidang
1 Ahmad Syawal Honerer Sekretariat
2 Erpin Ritonga Honerer Sekretariat
3 Nur Hafni Honerer Sekretariat
4 Marwiza Nasution Honerer Sekretariat
5 Tetty Khairani Honerer Sekretariat
6 Ikrom Borotan Honerer Sekretariat
8 Lindayani Honerer Sekretariat
HONORER BIDANG PERINDUSTRIAN
9 Andy Faisal, ST Honorer Perindustrian
10 Pajar Rida Alwi, Amd Honorer Perindustrian
11 Nur Sehat Honorer Perindustrian
12 Irpan Honorer Perindustrian
13 Safridah Nasution Honorer Perindustrian 14 Iswadi Nasution Honorer Perindustrian
HONORER BIDANG PERDAGANGAN
15 Rida Mahyuli Sardi Honorer Perdagangan
16 Subur Siregar Honorer Perdagangan
17 Rosmila Honorer Perdagangan
18 Shinta Fitriani Honorer Perdagangan
19 Lenni Marlina Pulungan Honorer Perdagangan 20 Reni Herawati Siregar Honorer Perdagangan 21 Ikhsan Efendi Nasution Honorer Perdagangan
22 M. Husni Honorer Perdagangan
HONORER BIDANG KOPERASI UKM
23 Fuad Nasution Honorer Koperasi UKM
24 Irwan Honorer Koperasi UKM
25 Roni Rizki Honorer Koperasi UKM
26 Sofiah Honorer Koperasi UKM
27 Herlina Honorer Koperasi UKM
28 Harianti Honorer Koperasi UKM
HONORER BIDANG PASAR
29 Bobby Burhansyah Honorer Pasar
30 Nurlina Herawati Siregar Honorer Pasar
31 Hamongan Nasution Honorer Pasar
32 Anwar Affandi Honorer Pasar
34 Muhammad Ali Honorer Pasar
35 Zulkifli Honorer Pasar
36 Parwis Nasution Honorer Pasar
37 Siti Khodijah Honorer Pasar
38 Masrifah Lubis Honorer Pasar
39 Nisrina Honorer Pasar
40 Iyan Afandi Honorer Pasar
41 Ibrahim Nasution Honorer Pasar
Sumber : Penelitian, 2016
3.2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah organisasi, di mana struktur
tersebut menjelaskan setiap tugas atau pekerjaan secara formal dibagi,
dikelompokkan dan dikordinasikan. Adapun struktur organisasi Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, dan Pasar adalah sebagai berikut
Gambar 3.5 Struktur Organisasi Dinas
Darmin 196507171995031002 Soibah Nasution, S.Sos
197810012007012001 G.H Siregar, S.Sos,MM
198108202003121003 Rahmat Hidayat, S.Sos
198105242003121001 SEKSI DATA PELAPORAN DAN PRIZINAN INDUSTRI SEKSI DATA PELAPORAN DAN PRIZINAN INDUSTRI SEKSI DATA PELAPORAN DAN PRIZINAN INDUSTRI SEKSI DATA PELAPORAN DAN PRIZINAN INDUSTRI
Mhd. Rukun, S.Sos 197611171996021001 Hasan Ansari, SAP
197804152002121008 Sabaruddin, S.Sos
197201282006041002 Jenni Hartati, S.Sos
1978801192002122003 SEKSI SARANA, PRASARANA DAN PEMELIHARAAN SEKSI KERJASAMA DAN FASILITASI KOPERASI, UKM SEKSI METROLOGI SEKSI STANDARISASI DAN TEKNOLOGI
Nova Andres, ST, MM 197611052003122004 Khoirul Anwar, S.Ip
197307182006041001 Wanni Elida, SH
197207202006042008 Ahmad S. Adenin, SE
198412232010011013 SEKSI PENDAPATAN DAN PERIZINAN SEKSI KELEMBAGAAN DAN USAHA KOPERASI, UKM SEKSI PERDAGANGAN DALAM DAN LUAR
NEGERI SEKSI
HUKUM DAN IKLIM USAHA
Mangatas Tua Nst, ST 1968040420021210003 Edy Hamzah, ST
197509092003121002
BIDANG PASAR BIDANG
KOPERASI DAN UKM
Pangidoan, ST, MM 197112072003121002 Drs. Hermansyah Lubis
195912131980121003 BIDANG PERDAGANGAN BIDANG PERINDUSTRIAN KELOMPOK JABATAN FUNGSINAL
M. Rusdi, Sm, Hk 195908121984081002 Erlindawati Lubis, SE
197905052008012007 Junilawati, SE 197603271000032001 SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN Drs. Kamal Khan
196608121986031003 SEKRETARIS Drs. Lismulyadi Nasution, MM
BAB IV PENYAJIAN DATA
Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui
penelitian di lapangan dengan teknik wawancara dan observasi untuk
dideskripsikan sebagai jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Data yang
diperoleh terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang telah ditentukan
sebelumnya, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari
sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan
utama yang akan disajikan dalam bab ini yaitu pembinaan pemerintah terhadap
produktivitas usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Mandailing Natal.
4.1 Karakteristik Informan
Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai 8 (delapan) informan yang
terdiri dari informan kunci (key informan), informan utama dan informan tambahan yang memiliki latar belakang jabatan yang berbeda antara lain sebagai
[image:53.595.108.518.608.753.2]berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian
No. Jenis Informan Jabatan Jumlah Nama
1. Informan Kunci (Key Informan)
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM
Dan Pasar
1 Drs. Lismulyadi Nasution, MM
2. Informan Utama Kepala Bidang
Kepala Bidang
Koperasi UKM 1 Edy Hamzah Putra, SE
Pemilik UMKM 1 H. Daulat Tanjung
Kepala Bidang
Perdagangan 1 Pangidoan, ST, MM
Kepala Bidang
Pasar 1 Mangatas Tua Nst, ST
3. Informan Tambahan
Pegawai UD. Kipang Pulut Asli
Dian
2
Nita
Yani
Sumber : Penelitian, 2016
Adapun karakteristik para informan berdasarkan jenis kelamin antara lain
[image:54.595.107.519.82.281.2]sebagai berikut :
Tabel 4.2 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1. Laki-Laki 6 75%
2. Perempuan 2 25%
Jumlah 8 100 %
Sumber : Penelitian, 2016
Berdasarkan tabel diatas, maka informan dalam penelitian ini lebih
didominasi oleh laki-laki sebanyak 75%, akan tetapi dalam penelitian ini
penentuan informan penelitian tidak ditentukan oleh jenis kelamin tetapi informan
yang dimaksud adalah informan yang dianggap memahami terkait judul yang
diangkat dalam penelitian ini. Pemahaman terkait dengan masalah yang diangkat
dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari informan dalam
memberikan keterangan kepada penulis. Adapun klasifikasi informan penelitian
Tabel 4.3 Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah Presentase
1. S2 2 25%
2. S1 3 37,5%
3. SMA 3 37,5%
Jumlah 8 100%
Sumber : Penelitian, 2016
Berdasarkan tabel di atas menunjukan dominasi tingkat pendidikan pada
tingkat SMA yaitu sebanyak 87,5 % akan tetapi pemahaman terkait judul
penelitian ini tidak terlalu berpengaruh pada tingkat pendidikan. Bukan berarti
tingkat pendidikan SMA tidak begitu memahami dan dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh peneliti. Selain dari tingkat pendidikan, peneliti juga
mengklasifikasi berdasarkan golongan atau jabatan dari para informan antara lain:
Tabel 4.4 Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan
No. Jabatan Jumlah Presentase
1. Kepala Dinas 1 12,5%
2. Kepala Bidang 4 50%
3. Pemilik UMKM 1 12,5%
4. Pegawai UMKM 2 25%
Jumlah 8 100 %
Sumber : Penelitian, 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian
ini berasal dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait
dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini dan dianggap mampu
[image:55.595.117.517.449.589.2]4.2 Deskripsi Hasil Wawancara
Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara
terstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Namun, di dalam prosesnya sendiri
tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang
dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan oleh para informan antara
lain sebagai berikut :
1. Bagaimana pembinaan yang dilakukan terhadap UMKM?
“Pembinaan itu adalah usaha dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk kemajuan dan tujuan yang mau dicapai. ”
(Sumber : Bapak Drs. Lismulyadi Nasution, MM. 07 September 2016)
“Pembinaan itu seperti misalnya kami selaku bidang koperasi dan UKM berusaha dan membuat kegiatan yang dilakukan bertujuan meningkatkan apa yang sudah ada kepada yang lebih baik (sempurna) baik terhadap yang sudah ada (yang sudah dimiliki)”.
(Sumber : Bapak Edy Hamzah Putra, SE. 06 September 2016)
2. Bagaimana bentuk pembinaan pemerintah untuk meningkatkan dan
mengembangkan UMKM ?
“Kami selaku pemerintah sudah pasti bertanggung jawab terhadap UMKM. Ya seperti pembinaan yang kami lakukan juga bertujuan untuk mempertahankan motto yang sudah ada. Misalnya lagi seperti dalam menghadapi MEA nanti tentu saja harus ada daya saing dan kami selaku pemerintah akan membenahi dari higenis dan tradisional menjadi lebih modern. Maksud higenis ini dilihat dari dapur industrinya dan bagaimana pengolahannya”.
(Sumber : Bapak Drs. Lismulyadi Nasution, MM. 07 September 2016)
bagaimana agar usaha dapat berjalan lebih maju dan dapat memenuhi kebutuhan pasar sehingga kami juga semakin berkembang seiring dengan zaman yang semakin modern seperti saat ini”.
(Sumber : Bapak H. Daulat Tanjung. 10 September 2016)
3. Apa tujuan yang hendak dicapai dan bagaimana manfaat yang dirasakan
oleh UMKM setelah adanya pembinaan tersebut?
“Setiap kegiatan tentu saja memiliki tujuan manfaat. Di kegiatan ini, pembinaan dilakukan untuk mempertahankan motto yang sudah dibuat sebelumnya selain itu disini juga kami terselip harapan bahwa apabila bahan baku milik pengusaha habis kami selaku pemerintah itu ya bisa menyediakan bahan baku tersebut. Kalau ditanya soal manfaat yang di dapatkan dari kegiatan ini ya apabila kegiatan ini berhasil maka dapat menguatkan modal usaha dan mampu bersaing dengan produk lainnya”.
(Sumber : Bapak Drs. Lismulyadi Nasution, MM. 07 September 2016)
“Kalau misalnya ditanya tujuan dari kegiatan pembinaan menurut saya itu dapat memperlancar produksi produk sehingga kami dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kalau manfaat yang didapat kami mendapatkan banyak ilmu selama kegiatan tersebut berlangsung”.
(Sumber : Bapak H. Daulat Tanjung. 10 September 2016)
4. Apa indikator-indikator keberhasilan dari pembinaan UMKM tersebut?
“Indikator-indikator berhasilnya program pembinaan ini, bisa dilihat dari hasil produksi yang terus meningkat, lebih mudah memasarkan hasil produksi, dan dari segi informasi dapat lebih mudah diakses”.
(Sumber : Bapak Drs. Lismulyadi Nasution, MM. 07 September 2016)
“Kalau mengenai berhasilnya pembinaan yang berikan untuk UMKM saya rasa itu bisa terlihat dari hasil produksi yang semakin meningkat yang didukung oleh semakin banyaknya permintaan”.
(Sumber : Bapak H. Daulat Tanjung. 10 September 2016)
5. Bagaimana peran Bidang Perindustrian dalam pengembangan dan
peningkatan UMKM?
dan memperbanyak home industri di daerah ini. Home industri itu dapat berupa apa saja yang dalam bentuk kerajinan ataupun yang dapat dikonsumsi. Kami juga berupaya untuk meningkatkan hasil industri yang sudah ada bahkan kami juga berupaya untuk menumbuhkan i