SKRIPSI
PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KLIEN PADA KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) SUKARDI, ISRAR DAN
REKAN CABANG MEDAN
OLEH
RACHMAD SUHENDRA 100521102
PROGRAM STUDI STRATA SATU MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nama : Rachmad Suhendra
NIM : 100521102
Program Studi : Manajemen Ekstensi Konsentrasi : Pemasaran
Judul : Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Klien
pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan Rekan Cabang Medan.
Tanggal : Oktober 2013 Penulis,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Rachmad Suhendra
NIM : 100521102
Program Studi : Manajemen Ekstensi
Konsentrasi : Pemasaran
Judul : Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Klien
pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan Rekan Cabang Medan.
Pembimbing Skripsi Pembaca Penilai
Liasta Ginting SE, M.Si Dra.Marhayanie, M.Si
NIP. 19590719 198703 1 003 NIP. 19580427 198503 2 002
Ketua Program Studi
Manajemen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
Nama : Rachmad Suhendra
NIM : 100521102
Program Studi : Manajemen Ekstensi
Konsentrasi : Pemasaran
Judul : Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Klien
pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan Rekan Cabang Medan.
Tanggal: Oktober 2013 Ketua Program Studi
NIP. 19620513 199203 2 001 Dra.Endang Sulistya Rini, S.E,M.Si
Tanggal: Oktober 2013 Ketua Departemen
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Klien Pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan Rekan
Cabang Medan.” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai
tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi
Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Oktober 2013
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KLIEN PADA KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) SUKARDI, ISRAR DAN
REKAN CABANG MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah klien yang berbentuk badan usaha atau instansi pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah klien yang berbentuk badan usaha yang berkedudukan di Medan dan telah menggunakan jasa Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan lebih dari satu kali. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 88 klien. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan ke klien atau instansi yang sesuai dengan kriteria dan data sekunder yaitu studi dokumentasi dari internet dan jurnal. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan terdiri dari Bukti Fisik, Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan dan Kepastian serta Empati berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan. Pada pengujian secara serempak (Uji F) diketahui bahwa Bukti Fisik, Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan dan Kepastian serta Empati secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan. Pada pengujian secara parsial (Uji t) diketahui bahwa variabel jaminan yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan. Melalui pengujian koefisien determinasi (adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0,6268 bearti 62,6 % kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh Bukti Fisik, Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan, dan Empati sebagai variabel bebas, sedangkan sisanya 37,4% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti ini.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF QUALITY SERVICE OF KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) SUKARDI, ISRAR DAN REKAN BRANCH
MEDAN
The aim of this research was to identify and to analyze the influence of Service Quality on the Client Satisfaction of Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan branch Medan.
The sampling method was purposive sampling, in which the samples were chosen with based on certain criteria. The sample criteria in this research is the client who live in Medan and that have been used the service over twice. The sample used in this riset amounted to 88 responden. Tipe of data used is primary were collected using with quesioners of Client of Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan branch Medan and secondary data that study documentation such as internet and journal. Data analisis methode used is multiple linear regression analysis with a significance level of (α = 0,05).
The result of this riset showed that there was the positive and significance analysis influence quality of service consists of Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy on Client Satisfaction of Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan branch Medan. On simultaneos test (F-test), it was discovered that is Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy variable influence positively and significance on Client Satisfaction of Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan branch Medan. On parsial testing (t-test) it was found that assurance variable had the most dominan influence on Client satisfaction. Trought adjusted determination coefficient testing (adjusted R Square) it was acquired the value of 0,626 which means 62,6% of client satisfaction has dependent variable could be explained by Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy has independent variable. While the rest 37,4% could be explained by other which were not studied in this research.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Rasulullah SAW
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Nasabah Mandiri
Tabungan Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.
Guna mememuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Secara khusus rasa hormat dan terima kasih yang dalam, penulis haturkan
kepada ayahanda Surtono, S.Sos, Ibunda Ir. Safrida, MM, dan adikku Luthfini Syarah Annisa yang selalu memberikan dukungan moral dan material dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE., M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., M.E., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen
yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan penulisan
skripsi ini.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si., Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Liasta Ginting, SE, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti
selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah
banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.
7. Teman-teman Manajemen USU Ekstensi stambuk tahun 2010 (Boby, Ricky,
Rifa, Fitria, Hantari, Titin, Saleh, Febriska, dll) yang telah memberikan
bantuan, semangat dan doa untuk kelancaran penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran, penulis harapkan dengan penuh rasa
terima kasih.
Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan semua pihak yang membacanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Medan, Oktober 2013 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.5. Strategi Mewujudkan Layanan Prima ... 19
2.1.6. Pengertian Pelanggan ... 21
2.1.7. Kepuasan Pelanggan/Klien ... 21
2.1.8. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 23
2.1.9.Implikasi Kepuasaan Terhadap Perilaku Purna Pembelian 25 2.2. Penelitian Terdahulu ... 27
2.3. Kerangka Konseptual ... 28
2.4. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 33
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
3.3. Batasan Operasional ... 33
3.4. Defenisi Operasioal Variabel ... 35
3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 37
3.6. Populasi dan Sampel ... 38
3.6.1 Populasi ... 38
3.6.2 Sampel ... 38
3.7. Jenis dan Sumber Data ... 39
3.8. Metode Pengumpulan Data ... 40
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40
3.10 Teknis Analisis ... 44
3.10.1 Analisis Deskriptif ... 44
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 45
3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 49
4.1.1 Jasa Penilaian ... 50
4.1.2 Objek Penilaian ... 52
4.1.3 Pengguna Jasa Penilaian ... 54
4.1.4 Tujuan Penilaian... 56
4.1.5 Proses Penilaian ... 57
4.1.6 Metodologi Penilaian ... 58
4.1.7 Studi Kelayakan Proyek ... 59
4.1.8 Pengguna Studi Kelayakan ... 61
4.1.9 Monitoring/Pengawasan Proyek dan Completion Report 62 4.1.10 Organisasi dan SDM ... 64
4.2. Hasil Penelitian ... 65
4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel ... 65
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 70
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 76
4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 79
4.3. Pembahasan ... 83
4.3.1 Pengaruh Bukti Fisik Terhadap Kepuasan Klien ... 83
4.3.2 Pengaruh Kehandalan Terhadap Kepuasan Klien ... 84
4.3.3 Pengaruh Ketanggapan Terhadap Kepuasan Klien ... 85
4.3.4 Pengaruh Jaminan Terhadap Kepuasan Klien ... 87
4.3.5 Pengaruh Empati Terhadap Kepuasan Klien ... 88
BAB V HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 5.1. Kesimpulan ... 90
5.2. Saran ... 91
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Data Target dan Realisasi Pendapatan Perusahaan dari Tahun
2008 sd. 2010 ... 6
3.1 Operasional Variabel ... 35
3.2 Instrument Skala Likert ... 38
3.3 Item-Total Statistics ... 41
3.4 Hasil Uji Validitas ... 42
3.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 43
3.6 Reliability Statistic ... 44
4.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Bukti Fisik .. 66
4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kehandalan 66
4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Ketanggapan 67
4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Jaminan ... 68
4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Empati ... 68
4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan Klien ... 69
4.7 N-Par Test ... 74
4.8 Uji Glejser ... 74
4.9 Uji Multikolinearitas ... 75
4.10 Variables Entered/Removed... 76
4.11 Regresi Linier Berganda ... 77
4.12 Pengujian Determinasi ... 79
4.13 Anova ... 80
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
1.1 Jumlah Klien Menurut Bidang Usaha yang menggunakan
Jasa KJPP Tahun 2010 ... 3
1.2 Perkembangan Kantor Jasa Penilai Publik di Indonesia .... 4
1.3 Persebaran Kantor Jasa Penilai Publik di Indonesia ... 4
2.1 Formula Kepuasan Pelanggan ... 23
2.2 Kerangka Konseptual ... 18
4.1 Jenis Objek Penilaian ... 54
4.2 Proses Penilaian ... 57
4.3 Proses Studi Kelayakan ... 62
4.4 Proses Pengawasan ... 64
4.5 Struktur Organisasi ... 65
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KLIEN PADA KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) SUKARDI, ISRAR DAN
REKAN CABANG MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah klien yang berbentuk badan usaha atau instansi pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah klien yang berbentuk badan usaha yang berkedudukan di Medan dan telah menggunakan jasa Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan lebih dari satu kali. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 88 klien. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan ke klien atau instansi yang sesuai dengan kriteria dan data sekunder yaitu studi dokumentasi dari internet dan jurnal. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan terdiri dari Bukti Fisik, Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan dan Kepastian serta Empati berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan. Pada pengujian secara serempak (Uji F) diketahui bahwa Bukti Fisik, Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan dan Kepastian serta Empati secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan. Pada pengujian secara parsial (Uji t) diketahui bahwa variabel jaminan yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan. Melalui pengujian koefisien determinasi (adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0,6268 bearti 62,6 % kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh Bukti Fisik, Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan, dan Empati sebagai variabel bebas, sedangkan sisanya 37,4% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti ini.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF QUALITY SERVICE OF KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) SUKARDI, ISRAR DAN REKAN BRANCH
MEDAN
The aim of this research was to identify and to analyze the influence of Service Quality on the Client Satisfaction of Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan branch Medan.
The sampling method was purposive sampling, in which the samples were chosen with based on certain criteria. The sample criteria in this research is the client who live in Medan and that have been used the service over twice. The sample used in this riset amounted to 88 responden. Tipe of data used is primary were collected using with quesioners of Client of Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan branch Medan and secondary data that study documentation such as internet and journal. Data analisis methode used is multiple linear regression analysis with a significance level of (α = 0,05).
The result of this riset showed that there was the positive and significance analysis influence quality of service consists of Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy on Client Satisfaction of Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan branch Medan. On simultaneos test (F-test), it was discovered that is Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy variable influence positively and significance on Client Satisfaction of Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan branch Medan. On parsial testing (t-test) it was found that assurance variable had the most dominan influence on Client satisfaction. Trought adjusted determination coefficient testing (adjusted R Square) it was acquired the value of 0,626 which means 62,6% of client satisfaction has dependent variable could be explained by Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy has independent variable. While the rest 37,4% could be explained by other which were not studied in this research.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan bisnis jasa penilaian saat ini sudah semakin tinggi.
Beragam cara manajemen perusahaan jasa lakukan untuk menarik pelanggan
mereka. Di tengah kondisi persaingan pada sektor jasa seperti jasa penilai yang
semakin meningkat, mengharuskan perusahaan untuk terus meningkatkan layanan
kepada kliennya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenangkan
persaingan tersebut adalah kualitas pelayanan. Menurut Lewis dan Booms (dalam
Tjiptono, 2008:85), secara sederhana kualitas layanan diartikan sebagai ukuran
seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi
pelanggan. Kualitas layanan yang baik yang diberikan kepada klien merupakan
kunci utama perusahaan untuk meningkatkan pendapatan. Layanan yang baik
akan memberi kepuasan kepada klien sehingga klien akan tertarik untuk
menggunakan kembali jasa dari perusahaan. Atribut-atribut atau dimensi dari
kualitas layanan menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2006:182) adalah
Tangibles (bukti fisik), Reliability (kehandalan), Responsiveness (ketanggapan),
Assurance (jaminan dan kepastian), Empathy (perhatian).
Menurut Goestech dan Davis (dalam Tjiptono 2008 : 82), kualitas dapat
dirumuskan sebagai “kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan”. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan
jangka panjang, ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami
dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian,
perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan
memaksimumkan kualitas pelayanan yang dimiliki perusahaan agar dapat
menambahkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan
pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Pelayanan yang diberikan
oleh rumah sakit akan sangat berkaitan dengan kepuasan pelanggan yang muncul
atas apa dan bagaimana pelayanan yang diterima oleh pelanggan. Apabila
pelanggan puas, maka dia akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk
kembali menggunakan jasa yang sama. Pelanggan yang puas cenderung akan
memberikan referensi yang baik terhadap jasa kepada orang lain, sehingga akan
menimbulkan tingkat pembelian yang semakin meningkat.
Peningkatan kualitas pelayanan pada suatu perusahaan merupakan bagian
yang sangat penting dan tidak terpisahkan pada suatu perusahaan. Semua pihak
yang terkait di perusahaan tersebut, mulai dari pimpinan sampai kepada
karyawan-karyawan perlu mengetahui itu. Oleh karena itu mereka menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan yang akan
menghasilkan suatu kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan.
Kotler (2007:177), mengemukakan kepuasan pelanggan merupakan
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
antara persepsi / kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan
harapan-harapannya. Sedangkan menurut Rangkuti (2004:56), menjelaskan yang dimaksud
dengan kepuasan pelanggan yaitu perbedaan antara tingkat kepentingan dan
Konsultan penilai sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor
125/PMK.01/2008 tentang Jasa Penilai Publik tanggal 03 September 2008, antara
lain Kantor Jasa Penilai Publik, yang selanjutnya disingkat KJPP, adalah badan
usaha yang telah mendapat izin usaha dari Menteri sebagai wadah bagi Penilai
Publik dalam memberikan jasanya.
Gambar 1.1
Jumlah Klien Menurut Bidang Usaha yang Menggunakan Jasa KJPP Tahun 2010
Sumber: Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai, 2013
Persaingan dalam bisnis layanan jasa penilaian properti di Indonesia sudah
cukup ketat hal ini dapat dilihat dari perkembangan dan persebaran Kantor Jasa
Gambar 1.2
Perkembangan Kantor Jasa Penilai Publik di Indonesia
Sumber: Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai, 2013
Gambar 1.3
Persebaran Kantor Jasa Penilai Publik di Seluruh Indonesia
Banyak perusahaan jasa penilai yang ikut meramaikan bisnis ini saling
bersaing untuk mendapatkan klien dengan berbagai macam cara dan strategi yang
digunakan. Mulai dari strategi marketing yang aktif hingga kecepatan dan
keakuratan hasil penilaian yang baik yang ditujukan untuk kepuasan klien yang
menggunakan jasa mereka. Berdasarkan data dari Pusat Pembinaan Akuntan dan
Jasa Penilai (PPAJP) tahun 2013 jumlah Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) di
Kota Medan sebanyak 24 perusahaan yang terdiri dari 6 Kantor Cabang dan 18
Kantor Perwakilan.
Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan
merupakan badan usaha jasa penilai publik yang sudah berada di Medan sejak
tahun 2009. KJPP Sukardi, Israr dan rekan merupakan kantor cabang
satu-satunya. dan berkantor pusat di Jakarta dengan Surat Izin Usaha KJPP Sukardi,
Israr & Rekan No. 2.09.001 yang dikeluarkan Departemen Keuangan Republik
Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 68/KM.1/2009 tanggal
23 Januari 2009. Juga Keputusan Menteri Keuangan No. 551/KM.1/2009 tanggal
10 Juni 2009, tentang Izin Pembukaan Cabang Kantor Jasa Penilai Publik
Sukardi, Israr & Rekan di Medan Jasa yang diberikan oleh Kantor Jasa Penilai
Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan yang berkaitan dengan
dengan usaha perkreditan perbankan antara lain:
a. Jasa Penilaian Properti
b. Studi Kelayakan Usaha
c. Pengawasan Pembiayaan Proyek
Sebagai salah satu perusahaan profit, maka KJPP Sukardi, Israr dan rekan
pusat dan kantor cabang Medan secara bersama telah menentukan target volume
kerja. Target ini ditentukan dengan melihat skala ekonomi (economic of scale)
perusahaan, yaitu dengan melihat biaya operasional perusahaan selama setahun
dan kemungkinan keuntungan maksimal yang harus diperoleh agar perusahaan
tidak rugi.
Tabel 1.1
Target dan Realisasi Pendapatan Perusahaan dari Tahun 2010 sd. 2011
No Posisi Jumlah
Sumber: KJPP Sukardi, Israr dan rekan, 2013
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa realisasi pekerjaan pada tahun 2010
hingga tahun 2012 selalu melampaui target yang ditetapkan.
Kontrak kerja bagi perusahaan jasa KJPP Sukardi, Israr dan rekan Cabang
Medan merupakan tolok ukur perkembangan perusahaan, karena kontrak kerja
merupakan hasil yang dibangun dari klien yang sudah menaruh suatu kepercayaan
kepada KJPP Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan. Adanya penurunan ini
mempengaruhi performa Sukardi, Israr dan rekan cabang Medan, tidak hanya
penurunan pendapatan, namun juga performa team lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi,
Israr dan rekan Cabang Medan. Hal ini dikarenakan banyaknya
pelayanan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang
Medan.
Kepuasan klien yaitu respon atau tanggapan yang diberikan para klien
setelah terpenuhinya kebutuhan mereka akan sebuah produk ataupun jasa,
sehingga para klien memperoleh rasa nyaman dan senang karena harapan telah
terpenuhi, selain itu kepuasan klien juga sering dijadikan sebagai salah satu tujuan
utama strategi pemasaran bisnis, baik bisnis yang dijalankan dengan memproduksi
barang maupun bisnis jasa. Kepuasan klien ditentukan oleh kualitas layanan yang
dikehendaki klien, sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas utama bagi
perusahaan. Kepuasan klien menyangkut keinginan dan kebutuhan oleh klien
tentang persepsi dan harapannya terhadap layanan yang diberikan oleh
perusahaan.
Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul : “Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan”.
1.2 Rumusan Masalah
Menurut latar belakang yang telah dijelaskan, maka perumusan masalah
pada penelitian ini adalah: “Apakah kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan
(assurance) dan empati (emphaty) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
klien pada Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability),
ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (emphaty)
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan klien pada Kantor Jasa Penilai Publik
(KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Bagi Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang
Medan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
untuk bahan tambahan pertimbangan dan evaluasi dalam menentukan langkah
– langkah selanjutnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga
dapat diharapkan lebih meningkatkan nilai pelanggan terhadap pelayanan di
Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan.
b. Bagi Peneliti, penelitian memberikan kontribusi untuk menambah
pengetahuan serta wawasan mengeai industri jasa khususnya jasa penilaian
dalam hal pelayanan
c. Bagi Peneliti Lainnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan
penelitian di masa yang akan datang khususnya yang berkaitan dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Jasa
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu
pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apa pun (Kotler dan Amstrong, 2003:486).
Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
Jasa menurut Lupiyoadi (2006:192), adalah setiap kegiatan yang ditawarkan
oleh suatu pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan
kepemilikan sesuatu.
Berdasarkan definisi ini, tampak bahwa didalam jasa selalu ada aspek
interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak – pihak yang
terlibat tidak menyadarinya. Jasa juga bukan suatu barang karena jasa merupakan
suatu proses atau aktifitas dan aktifitas – aktifitas tersebut tidak berwujud.
Kesimpulan, jasa merupakan suatu kinerja penampilan, bersifat intangible
(tidak berwujud) dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, yang
ditawarkan untuk dijual pada pihak lain yaitu pengguna jasa. Pada umumnya jasa
diproduksi dan dikonsumsi secara bersama-sama, dimana interaksi antara pemberi
dan penerima jasa akan mempengaruhi hasil jasa tersebut.
Menurut Tjiptono (2008:15), jasa/layanan memiliki empat karakteristik unik
yang membedakannya dari barang dan berdampak pada strategi mengelola dan
memasarkannya. Keempat karakteristik utama dikenal dengan istilah paradigma
IHIP (Intangibility, Heterogeneity, Inseparability, dan Perishaability), yaitu :
1. Tidak Berwujud(Intangibility)
Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan
dikonsumsi. Seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jaasa
sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri. Bahkan dalam jenis – jenis
jasa tertentu (misalnya bedah otak), sekalipun telah mengkonsumsi jasa yang
dibeli, konsumen tetap saja tidak mampu menilai secara objektif kualitas hasil jasa
yang bersangkutan. Bila pelanggan membeli jasa tertentu, sebenarnya ia hanya
menggunakan, memanfaatkan atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan
bersangkutan tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya.
2. Keanekaragaman(Heterogenity)
Layanan bersifat sangat variabel atau heterogen karena merupakan non –
standarized output, artinya bentuk, kualitas, dan jenisnya sangat beraneka ragam,
tergantung pada siapa, kapan, dan dimaana layanan tersebut dihasilkan.
3. Tidak Terpisahkan(Inseparability)
Barang biasanya diproduksi terlebih dahulu, kemudian dijual, baru dikonsumsi;
sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
Perishability berati bahwa jasa/layanan adalah komoditas tidak tahan lama, tidak
dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali, atau
dikembalikan.
2.1.3 Kualitas Jasa/Layanan
Menurut Zethami, Berry dan Parasuraman (dalam Tjiptono, 2004 : 12)
kualitas yang dirasakan didefinisikan sebagai penilaian konsumen terhadap
keseluruhan keunggulan produk, sedangkan kualitas pelayanan yang dirasakan
merupakan pertimbangan global yang berhubungan dengan superioritas dari
pelayanan. Dalam perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas
dipandang secara lebih luas, tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan tetapi
juga proses, lingkungan dan manusia. Hal tersebut tampak dalam definisi yang
dirumuskan oleh Goetsh dan Davis (Tjiptono, 2004 : 51), yaitu bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Kualitas adalah penilaian subyektif pelanggan. Penilaian ini ditentukan oleh
persepsi pelanggan terhadap jasa, persepsi tersebut dapat berubah karena
pengaruh. Misalnya iklan yang efektif, reputasi suatu jasa tertentu, pengalaman,
teman dan sebagainya. Jadi yang penting bagi kita adalah bagaimana jasa kita
dipersepsikan oleh pelanggan dan kapan persepsi pelanggan berubah. Berkaitan
dengan masalah kualitas pelayanan, pada dasarnya kualitaspelayanan merupakan
suatu konsep yang abstrak dan sukar dipahami (Tjiptono, 2004 : 51).
Menurut Lewis dan Booms (dalam Tjiptono, 2008:85), secara sederhana
kualitas layanan diartikan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang
kualitas layanan ditentukan oleh kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan
dan keinginan pelanggan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Atau dengan kata
lain, faktor utama yaang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah layanan yang
diharapkan pelanggan (expected service) dan persepsi terhadap layanan (perceived
service). Apabila persepsi terhadap layanan sesuai dengan yang diharapkan
pelanggan, maka kualitas layanan dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Sebaliknya
apabila persepsi terhadap layanan lebih jelek dibandingkan dengan yang
diharapkan pelanggan, maka kualitas layanan dipersepsikan negatif atau buruk.
Oleh sebab itu, baik tidaknya kualitas layanan bergantung kepada kemampuan
perusahaan dan stafnya memenuhi harapan pelanggan secara konsisten.
Menurut Gronroos (dalam Nasution, 2004:47), kualitas total pelayanan
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :
1. Technical quality, yaitu komponen - komponen yang berkaitan dengan
kualitas output (keluaran) pelayanan yang diterima pelanggan.
2. Functional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara
penyampaian suatu pelayanan.
3. Corporate image, yaitu profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus
suatu perusahaan.
Inti dari kualitas total pelayanan menurut Gronroos tersebut bahwa technical
quality dan functional quality dapat menciptakan atau menghasilkan citra
perusahaan, baik buruknya image perusahaan tergantung kepada bagaimana
pelanggan merasakan technical quality dan functional quality.
Service Quality adalah seberapa jauh perbedaan antara harapan dan
diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan atas layanan yang
benar-benar mereka terima dengan layanan sesungguhnya yang mereka harapkan.
Kualitas pelayanan menjadi hal utama yang diperhatikan serius oleh perusahaan,
yang melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Definisi mutu jasa berpusat pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Mengacu pada pengertian kualitas layanan tersebut maka konsep kualitas layanan
adalah suatu daya tanggap dan realitas dari jasa yang diberikan perusahaan.
Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada
persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah
berdasarkan persepsi penyediaan jasa, melainkan berdasarkan persepsi pelanggan.
Kualitas layanan mengacu pada penilaian-penilaian pelanggan tentang inti
pelayanan, yaitu si pemberi pelayanan itu sendiri atau keseluruhan organisasi
pelayanan, sebagian besar masyarakat sekarang mulai menampakkan tuntutan
terhadap pelayanan prima, mereka bukan lagi sekedar membutuhkan produk yang
bermutu tetapi mereka lebih senang menikmati kenyamanan pelayanan.
2.1.4 Dimensi Kualitas Layanan
Salah satu pendekatan kualitas jasa yang banyak dijadikan acuan dalam riset
pemasaran adalah model SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh
Parasuraman, Zeithmal, dan Berry. SERVQUAL adalah metode empirik yang
dapat digunakan oleh perusahaan jasa untuk meningkatkan kualitas jasa mereka.
Metode ini menyangkut pengembangan pemahaman mengenai persepsi target
consumers mengenai jasa yang diinginkan. Hasil penilaian persepsi kualitas jasa
Baik tidaknya kualitas jasa yang diberikan sangat tergantung pada kemampuan si
penyedia jasa dalam memenuhi harapan konsumen secara konsisten.
Menurut Parasuraman, Zeithaml et al (dalam Lupiyoadi, 2006:182), terdapat lima
dimensi utama di dalam mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan antara lain sebagai berikut :
1. Bukti fisik atau wujud (tangible)
Yakni kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya
kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik
perusahan yang dapat diandalkan kedaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti
nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas
fisik (contoh: gedung, gudang, dan lain-lain), perlengkapan dan peralatan yang
digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.
Dimensi pertama dari kualitas pelayanan menurut konsep SERVQUAL
adalah bukti fisik. Karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat,tidak bisa dicium
dan tidak bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran dari
pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indera penglihatan untuk menilai suatu
kualitas pelayanan.Sebagai contoh, pelanggan akan mempunyai persepsi bahwa
hotel mempunyai pelayanan yang baik bila bagian lobby–nya terlihat mewah
dengan keramik dan lampu kristalnya. Pelanggan memberikan nilai yang baik
apabila bengkel mobil memiliki peralatan yang canggih. Peralatan yang canggih
akan memberikan kesan kepada pelanggan bahwa mereka mempunyai kualitas
pelayanan yang baik. Wujud fisik yang baik akan mempengaruhi persepsi
Semakin bagus fasilitas fisik yang disediakan bagi konsumen maka semakin
besar pula harapan konsumen pada perusahaan pemberi jasatersebut. Rumah Sakit
dituntut untuk memberikan kesan positif terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan tanpa memberikan pengharapan yangterlalu tinggi bagi konsumen tetapi
dengan selalu memenuhi kebutuhankonsumen dan memberikan kepuasan kepada
konsumen secara optimal.Tingkat kepentingan aspek ini umumnya relatif lebih
rendah bagipelanggan yang sudah lama menjalin hubungan dengan penyedia jasa
dibandingkan dengan para konsumen baru.
2. Kehandalan (reliability)
Yakni kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan
yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan
pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua
pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
Dibandingkan dengan empat dimensi kualitas pelayanan lainnya yaitu wujud fisik,
daya tanggap, jaminan dan kepastian, dan empati dimensi kehandalan sering
dipersepsikan menjadi yang paling penting bagi pelanggan dari beragam industri
jasa. Karena apabila konsumen merasakan bahwa keandalan suatu perusahaan jasa
sangat sesuai dengan harapan, maka mereka akan bersedia mengeluarkan biaya
tambahan agar perusahaan melaksanakan transaksi seperti yang dijanjikan.
Dalam industri jasa, perusahaan memang bergantung pada kebutuhan
konsumen yang tidak konsisten dan cenderung abstrak. Yang lebih sulit lagi
karena jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Oleh karena
benar dan yang salah Sedangkan untuk meminimalkan suatu kesalahan dari
pelayanan, perusahaan jasa dalam hal ini adalah rumah sakit dapat memberikan
pelatihan pada karyawannya sehingga diharapkan tidak akan ada perbedaan
persepsi dari suatu pelayanan yang diberikan antara konsumen dan pihak
manajemen sendiri.
3. Ketanggapan (responsiveness)
Yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang
cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian inforasi yang
jelas. Membiarkan konsumen menuggu persepsi yang negatif dalam kualitas
pelayanan.
Dimensi ini adalah dimensi yang paling dinamis. Harapan konsumen hampir
dapat dipastikan akan berubah seiring dengan kecepatan daya tanggap dari
pemberi jasa. Sama seperti dimensi kualitas pelayanan lainnya, maka kepuasan
terhadap dimensi daya tanggap adalah berdasarkan persepsi. Karena persepsi
mengandung aspek psikologis, maka faktor komunikasi, emosi dan situasi fisik
disekeliling konsumen yang menerima merupakan hal yang mempengaruhi
penilaian konsumen terhadap pelayanan yang diberikan. Mengkomunikasikan
mengenai proses pelayanan yang diberikan akan membentuk persepsi yang lebih
positif kepada para konsumen. Pelayanan yang responsif juga sangat dipengaruhi
oleh sikap karyawan. Salah satunya adalah kesigapan dan ketulusan dalam
menjawab pertanyaan atau permintaan konsumen.
Yaitu pengetahuan, kemampuan, dan kesopanan para pegawai perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini
meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan,
kompetensi dan sopan santun.
Komponen pertama yaitu komunikasi (communication), maksudnya adalah
bagaimana cara karyawan menyampaikan pesan kepada para konsumen melalui
bahasa yang baik dan keramahan dalam menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan oleh konsumen. Perlu upaya sistimatis dan komitmen implementasi
jangka panjang. Budaya murah senyum dan ramah harus mulai diterapkan sejak
proses rekruitmen. Pengembangan attitude dan sikap ramah ini juga sangat
dipengaruhi oleh keteladanan dari pemimpin.
Komponen kedua yaitu kredibilitas (credibility). Disini karyawan dapat
diberikan pelatihan atau training bagaimana untuk dapat menjaga kredibilitas
perusahaan dimata konsumen. Mempertahankan kredibilitas yang sudah baik
memang tidak mudah, akan tetapi hal ini mutlak dipenuhi oleh setiap perusahaan
jasa.
Komponen ketiga yaitu keamanan (security). Konsumen mempunyai rasa
aman dalam bertransaksi, aman saat berada di stasiun keberangkatan, aman saat
berada diatas kereta, maupun aman sampai stasiun tujuan.
Komponen yang keempat adalah kompetensi (competence). Apabila
karyawan menghadapi client dengan ramah, ini adalah kesan pertama yang baik.
Setelah itu apabila mereka menanyakan hal–hal yang kurang dipahami, dan
karyawan memberikan penjelasan yang kurang baik, client mulai kehilangan
oleh karyawan yang bodoh dan tidak kompeten. Oleh karena itu sangatlah penting
untuk terus memberikan training kepada karyawan mengenai pengetahuan jasa
yang digunakan dan hal lain yang menjadi pertanyaan konsumen.
Komponen yang terakhir yaitu sopan santun (courtesy). Di negara kita sikap
sopan santun sangat berpengaruh terhadap penjualan jasa oleh perusahaan jasa.
Sikap sopan santun karyawan membuat konsumen merasa senang dan merasa
diperlakukan bagaikan raja. Sikap sopan santun bukan merupakan sikap mengalah
yang dilakukan karyawan melainkan sifat rendah hati dan pandai menempatkan
diri dari karyawan terhadap konsumen pengguna jasa. Dengan demikian
konsumen akan merasakan kepuasan dari jaminan dan kepastian yang baik yang
diberikan oleh perusahaaan.
5. Empati(emphaty)
Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi
yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan
knsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan
pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik,
serta memmiliki waktu pengoperasian yang nyaman dari pelanggan.
Dimensi empati iniadalah dimensi kelima dari kualitas pelayanan. Secara
umum dimensi ini memang dipersepsikan kurang penting dibandingkan dengan
dimensi kehandalan dan daya tanggap bagi konsumen. Akan tetapi untuk
kelompok konsumen kelas atas, dimensi ini bisa menjadi dimensi yang paling
penting. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan kebutuhan manusia dari
Maslow. Pada tingkat semakin tinggi, kebutuhan manusia tidak lagi dengan hal–
kebutuhan lagi yang akan dikejar manusia adalah kebutuhan ego dan aktualisasi
diri.
2.1.5 Strategi Mewujudkan Layanan Prima
Tjiptono (2008:101) menyatakan ada beberapa faktor – faktor yang perlu
diperhatikan dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas, antara lain sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi determinan utama kualitas pelayanan
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan riset untuk
mengidentifikasi determinan jasa yang paling penting dan mengidentifikasi dapat
diketahui posisi relatof perusahaan dimata pelanggan dibandingkan para pesaing,
sehingga perusahaan dapat memfokuskan upaya peningkatan kualitasnya pada
determinan – determinan tersebut.
2. Mengelola ekspektasi pelanggan
Semakin banyak janji yang diberikan, maka semakin besar pula harapan
pelanggan yang pada gilirannya akan menambah peluang tidak dapat
terpenuhinya harapan pelanggan oleh perusahaan. Untuk itu ada satu hal yang
dapat dijadikan pedoman yaitu jangan janjikan apa yang tidak bisa diberikan
tetapi berikan lebih dari apa yang dijanjikan.
3. Mengelola bukti kualitas pelayanan
Peneglolaan bukti kualitas pelayanan jasa bertujuan untuk memperkuat presepsi
pelanggan selama dan sesudah jasa diberikan. Oleh karena itu jasa merupakan
kinerja dan tidak dapat dirasakan sebagaimana halnya barang. Pelanggan akan
cenderung memperhatikan fakta – fakta yang berwujud yang berkaitan dengan
4. Mendidik konsumen tentang layanan.
Pelanggan yang lebih terdidik akan dapat mengambil keputusan secara lebih baik.
Oleh karena itu, kepuasan mereka dapat tercipta lebih tinggi.
5. Menumbuhkembangkan budaya kualitas
Budaya kualitas merupakan sistem nilai organisasi yang menghasilkan lingkungan
yang kondusif bagi pembentukan dan penyemburnaan kualitas secara terus –
menuerus. Budaya kualitas terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai
tradisi, prosedur dan harapan yang dapat meningkatkan kualitas.
6. Menciptakan automating quality
Otomatisasi dapat mengatasi masalah variabilitas kualitas layanan yang
disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
7. Menindaklanjuti layanan
Penindak lanjutan layanan diperlukan dalam rangka menyempurnakan atau
memperbaiki aspek – aspek layanan yang kurang memuaskan dan
memepertahankan aspek – aspek yang sudah baik.
8. Mengembangkan sistem informasi kualitas layanan
Sistem informasi kualitas layanan meruakan sistem yang menggunakan berbagi
macam pendekatan riset secara sistematis untuk mengumpulkan dan
menyebarluaskan informasi kualitas layanan guna mendukung pengambilan
keputusan, informasiyang dibutukan mencakup segala aspek, yaitu data saat ini
dan masa lalu, kuantitatif dan kualitatif, internal dan eksternal, serta informasi
mengenai perusahaan dan pelanggan.
Pelanggan menurut Cambridge Internasional Dictionaries (dalam Lupioyadi
2006:143), adalah a person who buys good or services atau pelanggan adalah
seseorangg yang membeli barang atau jasa.
Pelanggan adalah seseorang yang beberapa kali datang ke tempat yang sama
untuk memenuhi keinginannya. Pelanggan merupakan seseorang yang secara
kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan
keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan jasa dan
membayar produk dan jasa tersebut.
2.1.7 Kepuasan Pelanggan/Klien
Menurut Kotler (dalam Rangkuti 2004:23), kepuasan pelanggan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atas
produk yang dirasakan dan yang diharapkannya. Pada dasarnya pengertian
kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara tingkat harapan dan kinerja atau
hasil yang dirasakan.Kepuasan pelanggan menjadi kajian akademik yang ramai
diperhitungkan, hal ini disebabkan kepuasan pelanggan dapat mempengaruhi
dalam tiga hal yaitu :
1. Dalam tingkat kepuasan maksimal, maka diharapkan pelanggan dapat
menjadi loyal.
2. Pelanggan yang telah merasakan tingkat kepuasan terhadap produk yang
digunakan atau dikonsumsi akan menceritakannya kepada pihak lain.
3. Semakin tinggi kesadaran terhadap pengelolaan kepuasan pelanggan maka
keputusan konsumen untuk menentukan produk yang akan dipergunakan
Supranto (2002:5) mendefinisikan bahwa kepuasan pelanggan adalah
apabila konsumen mendapat apa yang mereka inginkan sesuai dengan kebutuhan
mereka. Perusahaan yang ingin mengetahui sejauh mana konsumen menikmati
dan mengapresiasikan kualitas produknya harus melakukan riset pelanggan
terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
. Menurut Yoeti (2003:36) kepuasan pelanggan banyak ditentukan oleh
kualitas performa dalam pelayanan di lapangan. Apabila pelayanan tidak sama
atau tidak sesuai dengan harapan pelanggan maka dimata pelanggan pelayanan
yang diberikan dinilai jelek dan tidak memuaskan. Rasa puas pelanggan terhadap
sesuatu dapat disebabkan antara lain :
1. Tidak sesuai dengan harapan dan kenyataan yang dialami
2. Layanan selam proses menikmati jasa tidak memuaskan pelanggan
3. Perilaku/tindakan personil yang tidak menyenangkan
4. Suasanan dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang
Kepuasan pelanggan terhadap suatu produk ataupun jasa, sebenarnya
sesuatu yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa atau industri tersebut tidak
benar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh konsumen. Untuk produk atau
layanan dengan kualitas yang sama, dapat memberikan tingkat kepuasan yang
berbeda-beda bagi konsumen yang berbeda. Oleh karena itu, suatu perusahaan
harus selalu memperhatikan kualitas produk maupun pelayanan yang diberikan
kepada konsumen.
Kepuasan pelanggan merupakan respons pelanggan terhadap
ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang
dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor
yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat.
Sumber : Tjiptono (2008 : 213)
Gambar 2.2 Formula Kepuasan Pelanggan
2.1.8 Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler (2007:126) terdapat 4 (empat) metode yang dipergunakan
untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan yaitu :
1. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap organisasi jasa yang berorientasi pada pelanggan wajib memberikan
kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran,
kritik, pendapat, dan keluhan mereka. Informasi – informasi yang diperoleh
melalui metode ini dapat memberikan ide – ide yang baru dan masukan yang
berharga kepada perusahaan, sehingga memungkinkan untuk bereaksi dengan Tujuan
Perusahaan
Produk
Nilai Produk Bagi
Pelanggan
Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Harapan Pelanggan terhadap Produk
2. Ghost Shopping
Salah satu metode untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan
adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shopping untuk berperan
sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan dan pesaing. Mereka diminta
melaporkan berbagai temuan berdasarkan pengalamannya mengenai kekuatan dan
kelemahan jasa perusahaan dibandingkan para pesaing. Selain itu, para ghost
shopping juga dapat mengobservasi cara perusahaan dan pesaingnya dalam
melayani permintaan spesifik pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan dan
menangani setiap masalah / keluhan pelanggan.
3. Lost Costumer Analysis
Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti atau
yang telah beralih pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan
supaya agar dapat mengambil kebijakan perbaikan / penyempurnaan selanjutnya.
Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan costumer lost rate
juga penting, dimana peningkatan costumer lost rate menunjukkan kegagalan
perusahaan dalam memuaskan para pelanggannya. Akan tetapi kesulitan
menerapkan metode ini adalah pada mengidentifikasi dan mengontak para mantan
pelanggan yang bersedia memberikan masukan dan evaluasi terhadap kinerja
perusahaan.
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Sebagian besar peneilitan mengenai kepuasan pelanggan umumnya menggunakan
metode survei, baik via pos, e-mail, maupunwawancara langsung. Melalui survei,
pelanggan dan juga memberikan sinyal positif bahwa perusahaan menaruh
perhatian positif terhadap mereka.
Pengukuran kepuasan pelanggan dengan metode ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya :
a. Directly Report Satisfaction
Pengukuran dengan cara ini dilakukan dengan cara langsung melalui beberapa
pertanyaan tentang tingkat kepuasan terhadap suatu produk.
b. Derivered Dissatisfaction
Merupakan pertanyaan yang menyangkut dua hal yakni besarnya harapan
pelanggan atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan.
c. Problem Analysis
Pelanggan yang dijadikan reesponden diminta untuk mengungkapkan dua hal
pokok, pertama, masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari
perusahaan. Kedua, saran – saran untuk melakukan perbaikan.
d. Importance Perfomance Analysis
Yaitu responden diminta untuk merangking beberapa atribut dari penawaran
berdasarkan derajat pentingnya, setiap atribut, selain itu responden diminta untuk
meranking seberapa baiknya kinerja dalam masing – masing atribut tersebut.
2.1.9 Implikasi Kepuasaan Terhadap Perilaku Purna Pembelian
Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan atas produk akan berpengaruh pada
pola perilaku selanjutnya (Lupiyoadi, 2001:160). Apabila pelanggan merasa puas,
maka dia akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk kembali membeli
produk yang sama. Pelanggan yang puas juga cenderung untuk memberikan
seorang pelanggan yang tidak puas (dissatisfied). Pelanggan yang tidak puas dapat
melakukan tindakan pengembalian produk, atau secara ekstrim bahkan dapat
mengajukan gugatan terhadap perusahaan melalui seorang pengacara.
Demikian hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh perusahaan, karena
seorang pelanggan yang tidak puas dapat merusak citra perusahaan. Perusahaan
harus memiliki cara untuk meminimalisir jumlah pelanggan yang tidak puas
setelah proses pembelian terjadi. Menurut Lupiyoadi (2001:160), pelanggan yang
menikmati produk atau jasa akan mengembangkan sikap yang mendukung
perusahaan dan jasa tersebut (favourable) dengan cara :
a. Berkata positif tentang produk
b. Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain
c. Setia kepada produk perusahaan
d. Membayar produk dengan harga premium
Karakteristik penting dari sikap yang didasarkan pada pengalaman langsung
tersebut adalah sikap yang biasanya dianut dengan keyakinan yang jauh lebih kuat
mengenai sikap terhadap produk mereka bila didasarkan pada pemakain produk
dibandingkan bila hanya didasarkan pada informasi atau janji dari iklan saja. Hal
tersebut secara teoritis dikonfigurasikan ke dalam lima dimensi perilaku
(Lupiyoadi, 2001:160) yaitu:
1) Kesetiaan kepada perusahaan (Loyality)
2) Keinginan untuk beralih produk (Switch)
3) Kemauan untuk membayar lebih (Pay more)
4) Respon lingkungan eksternal kepada penyelesaian masalah (external response)
2.2 Penelitian terdahulu
Penelitian pertama oleh Fitria (2013) dengan judul skripsi : “Analisis
Pengaruh Kualitas Produk terhadap Kepuasan Klien Mandiri Tabungan pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap
kepuasan klien Mandiri Tabungan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif yaitu metode
yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data sehingga
dapat memberikan gambaran jelas mengenai masalah yang diteliti. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk terdiri dari : performa,
keistimewaan, kenyamanan, kemampuan pelayanan dan kualitas yang
dipersepsikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan klien Mandiri
Tabungan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan
nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.
Penelitian kedua oleh Afriani (2012) dengan judul skripsi : “Pengaruh
Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga Dan Kepercayaan Terhadap
Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Telkomsel Pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan, harga produk, dan
kepercayaan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada produk telkomsel
dan untuk menganalisis pengaruh pengaruh kepuasan terhadap loyalitas pelanggan
pada produk telkomsel. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif
merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan,
memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, kualitas jasa, harga dan
kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan
Telkomsel Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan
berdasarkan hasil regresi sederhana diperoleh bahwa kepuasan mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan Telkomsel pada
Mahasiswa Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum
mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variable yang akan
diteliti. Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan
berupaya untuk meningkatkan kepuasan klien dengan memberikan pelayanan
yang maksimal kepada para klien. Dimana pelayanan yang diberikan oleh Kantor
Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan akan sangat
berkaitan dengan apa yang dirasakan oleh para pasien dari pelayanan jasa yang
diberikan di Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang
Medan.
Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya
interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal – hal lain yang disediakan
oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan
Di dalam pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dengan tujuan
mencapai kepuasan pelanggan terdapat lima dimensi utama di dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan, antara lain :
a. Bukti fisik atau wujud (tangible), yakni kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Hal ini juga sejalan
dengan pernyataan Parasuraman, Zeithaml et al (dalam Lupiyoadi, 2006:182)
bahwa penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahan
yang dapat diandalkan kedaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata
dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas
fisik (contoh: gedung, gudang, dan lain-lain), perlengkapan dan peralatan
yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya. Dengan
penerapan yang baik, maka kepuasan pelanggan akan meningkat.
b. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Hal ini
juga sejalan dengan pernyataan Parasuraman, Zeithaml et al (dalam
Lupiyoadi, 2006:182) bahwa kinerja yang sesuai dengan harapan pelanggan
yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan
tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi akan
memberikan dampak positif berupa kepuasan kepada pelanggannya. Karena
apabila konsumen merasakan bahwa keandalan suatu perusahaan jasa sangat
sesuai dengan harapan, maka mereka akan bersedia mengeluarkan biaya
tambahan agar perusahaan melaksanakan transaksi seperti yang dijanjikan.
c. Ketanggapan (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan
dengan penyampaian inforasi yang jelas. Hal ini juga sejalan dengan
pernyataan Parasuraman, Zeithaml et al (dalam Lupiyoadi, 2006:182) bahwa
kepuasan terhadap dimensi daya tanggap adalah berdasarkan persepsi. Karena
persepsi mengandung aspek psikologis, maka faktor komunikasi, emosi dan
situasi fisik disekeliling konsumen yang menerima merupakan hal yang
mempengaruhi penilaian konsumen terhadap pelayanan yang diberikan.
Mengkomunikasikan mengenai proses pelayanan yang diberikan akan
membentuk persepsi yang lebih positif kepada para konsumen. Pelayanan
yang responsif juga sangat dipengaruhi oleh sikap karyawan. Salah satunya
adalah kesigapan dan ketulusan dalam menjawab pertanyaan atau permintaan
konsumen. Dengan penerapan ketanggapan yang baik oleh karyawan, maka
kepuasan pelanggan akan tercapai.
d. Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kemampuan, dan kesopanan para
pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan
kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain
komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun. Hal ini
juga sejalan dengan pernyataan Parasuraman, Zeithaml et al (dalam
Lupiyoadi, 2006:182) bahwa pengetahuan, kemampuan, dan kesopanan para
pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan
kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain
komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun. Dengan
demikian konsumen akan merasakan kepuasan dari jaminan dan kepastian
e. Empati (emphaty), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen. Hal ini juga sejalan dengan
pernyataan Parasuraman, Zeithaml et al (dalam Lupiyoadi, 2006:182) bahwa
memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang
diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan
knsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan
pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara
spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman dari pelanggan.
Sehingga, pada akhirnya pelanggan akan merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan.
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sumber : Lupiyoadi (2006:182), Tjiptono (2005:296), Tjiptono (2005:298)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tangibles (X1)
Kepuasan Klien (Y)
Reliability (X2)
Responsiveness (X3)
Assurance (X4)
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena,
atau keadaaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro, 2009:59).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Tangibles, Reliability, Responsiveness,
Assurance, Empathy berpengaruh signifikan terhadap kepuasan klien pada Kantor
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis eksplanasi yaitu penelitian yang dapat dikaji menurut
tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan objek-objeknya, yang bertujuan
untuk mempelajari, mendeskripsikan, mengungkapkan dan menyelidiki hubungan
kualitas antara variabel bebas dengan variabel terikat (Ginting dan Situmorang,
2008:57)
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr
dan rekan Cabang Medan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini :
a. Variabel bebas (independent variabel) (X), yaitu faktor- faktor yang
mempengaruhi kualitas layanan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sukardi,
Israr dan rekan Cabang Medan terdiri dari : Bukti Fisik (Tangibles) (X1),
Kehandalan (Reliability) (X2), Ketanggapan (Responsiveness) (X3), Jaminan
(Assurance)(X4), Empati (Empathy)(X5).
b. Variabel terikat (dependent variabel) (Y) adalah kepuasan klien Kantor Jasa
Penilai Publik (KJPP) Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan (Y).
Definisi operasional adalah definisi yang bersifat memberikan arti kepada
suatu variabel dengan menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang
perlu untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional ini akan
memberikan batasan, ciri atau indikator suatu variabel dengan merinci hal-hal
yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut.
1. Variabel bebas (Independent variabel)
Yaitu variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat
dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel
terikat nantinya. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah kualitas
produk : Bukti Fisik (Tangibles) (X1), Kehandalan (Reliability) (X2),
Ketanggapan (Responsiveness) (X3), Jaminan (Assurance) (X4), Empati
(Empathy)(X5).
2. Variabel terikat (Dependent variabel)
Yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen dan
menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel terikat dalam
penelitian adalah kepuasan klien. Kepuasan klien adalah mencakup
perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.
Tabel berikut menggambarkan defenisi operasional variabel yang digunakan
dalam penelitian :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Tangibles (X1) bukti fisik yaitu
Reliability (X2) kehandalan yaitu kemampuan KJPP sesuai Kode Etik dan Standar Penilaian
(X3) suatu kemauan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat KJPP Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan terhadap kliennya.
Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan mau membantu klien menyampaikan hasil pekerjaan kepada pihak terkait. 2. Karyawan KJPP Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan mau
menanggapi keluhan dari klien.
3. Pimpinan KJPP Sukardi, Israr dan rekan Cabang Medan cepat
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan adalah skala likert yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial (Sugiyono,2008:93). Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Instrument Skala Likert
No Pertanyaan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2008: 93)
3.6. Populasi dan Sampel
3.6.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008:115).