• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Gambar Halaman 1. Paradigma pengaruh minat belajar, disiplin belajar, dan pemanfaatan sarana

(2)

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh: Mutiara Iwana

(0913031094)

Pembimbing 1 : Drs. I Komang Winatha, M.Si Pembimbing I1 : Drs. Hi. Nurdin, M.Si

Pembahas : Drs. Yon Rizal, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

Lampiran

1. Kisi-kisi Angket Uji Coba 2. Angket Uji Coba

3. Data Uji Coba X1, X2 dan X3 4. Uji Validitas X1, X2 dan X3 5. Uji Reliabilitas X1, X2 dan X3 6. Kisi-kisi Angket

7. Angket

8. Data X1, X2, X3 dan Y 9. Uji Linieritas Regresi 10. Uji Multikolinearitas 11. Uji Autokorelasi 12. Uji Heteroskedastisitas

(4)

Tabel Halaman 1. Hasil Belajar Ujian Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester

Genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012...4

2. Penelitian yang Relevan...37

3. Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Skala Pengukuran ...47

4. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1...51

5. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2...52

6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X3...53

7. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1...54

8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2...55

9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X3 ...55

10. Analisis Varians Untuk Uji Kelinearan Regresi ...57

11. Data Kualifikasi Guru Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin di SMP Budaya Bandar Lampung………. 68

12. Nama-nama Guru SMP Budaya Bandar Lampung……….. 68

13. Keadaan Siswa SMP SMP Budaya Bandar Lampung...70

14. Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 ...74

15. Kategori Minat Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 ...75

16. Distribusi Frekuensi Disiplin Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 ...76

17. Kategori Disiplin Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012...77

(5)

20. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Budaya

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 ...81

21. Kategori Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 ...82

22. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Minat Belajar (X1) ...83

23. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Disiplin Belajar (X2)...84

24. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Pemanfaatan Sarana Belajar Di Sekolah (X3)...85

25. Kesimpulan Hasil Uji Linearitas Garis Regresi...85

26. Hasil Uji Multikolinearitas ...86

27. Hasil Uji Autokorelasi ...88

28. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...90

29. Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas...92

30. Hasil Uji Hipotesis Pertama...93

31. Koefisien Regresi Minat Belajar (X3) Terhadap Hasil Belajar (Y)………. 93 32. Hasil Uji Hipotesis Kedua ...96

33. Koefisien Regresi Disiplin Belajar (X2) Terhadap Hasil Belajar (Y)…….. 96 34. Hasil Uji Hipotesis Ketiga ...99

35. Koefisien Regresi Pemanfaatan Sarana Belajar Di Sekolah (X3) Terhadap Hasil Belajar (Y)………. 100

36. Hasil Uji Hipotesis Keempat ... 102

37. Anova Untuk Uji Hipotesis Pengaruh Minat Belajar, Disiplin belajar, Dan Pemanfaatan Sarana Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu…………. 103

(6)

Halaman

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 10

C. Pembatasan Masalah... 11

D. Rumusan Masalah... 11

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Penelitian ... 13

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka... 15

1. Hasil Belajar... 15

a. Pengertian Hasil Belajar... 16

b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 18

2. IPS Terpadu ... 20

3. Minat Belajar ... 22

4. Disiplin Belajar ... 25

4.1 Unsur-unsur Disiplin……….. 29

4.2 Fungsi Disiplin……….... 29

(7)

C. Penelitian yang Relevan ... 37

D. Kerangka Pikir ... 38

E. Hipotesis ... 41

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 42

B. Populasi dan Sampel ... 43

1. Populasi ... 43

2. Sampel ... 43

C. Variabel Penelitian ... 44

1. Variabel Bebas... 44

2. Variabel Terikat ... 45

D. Definisi Operasional Variabel ... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 49

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 50

1. Uji Validitas Angket ... 50

2. Uji Reliabilitas Angket ... 53

G. Uji Asumsi Klasik ... 56

1. Uji Linearitas Garis Regresi ... 57

2. Uji Multikolinearitas ... 58

3. Uji Autokorelasi ... 59

4. Uji Heteroskedastisitas ... 61

H. Teknik Pengujian Hipotesis ... 63

1. Regresi Linier Sederhana... 63

2. Regresi Linier Multiple ... 63

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 65

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 65

a. Daerah Penelitian ... 65

b. Sejarah Singkat SMP Budaya Bandar Lampung ... 65

c. Keadaan Sekolah... 67

d. Struktur Organisasi SMP Budaya Bandar Lampung ... 71

B. Deskripsi Data ... 73

1. Data Minat Belajar (X1)... 74

2. Data Disiplin Belajar (X2) ... 76

3. Data Pemanfaatan Sarana Belajar DiSekolah (X3)... 79

4. Data Hasil Belajar (Y) ... 81

(8)

4. Uji Heteroskedastisitas ... 90

D. Pengujian Hipotesis... 92

1. Pengujian Hipotesis Pertama (X1) ... 92

2. Pengujian Hipotesis Kedua (X2) ... 96

3. Pengujian Hipotesis Ketiga (X3) ... 99

4. Pengujian Hipotesis Keempat (X1, X2, X3)………102

E. Pembahasan……….106

1. Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar………106

2. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar……….108

3. Pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar……….109

4. Pengaruh minat belajar, disiplin belajar, dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar……….111

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………....114

B. Saran………..115 DAFTAR PUSTAKA

(9)

Segala pujian dan syukur kehadirat Allah Subhanallahu Wataala atas segala rahmat, kasih sayang, dan kemurahan yang tiada pernah putus, hingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya sederhana ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini, terdapat begitu banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik redaksional, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain dimasa-masa mendatang.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M. S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila. 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila. 4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila. 5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

(10)

memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. I Komang Winatha, M.Si., selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Penguji dan Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10. Ibu Sutarto, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Budaya Bandar Lampung dan Ibu/Bapak guru yang telah membantu mengumpulkan data penelitian, serta staf pengajar SMP Budaya Bandar Lampung.

11. Kedua orang tuaku, Papa dan Mama tercinta yang selalu menyayangi dengan tulus, mendoakan setiap langkahku, memberikan motivasi, yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupku dan atas segala pengorbanan untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun.

(11)

memberi semangat, terima kasih untuk semuanya.

14. Sahabat-Sahabatku sedari kecil Weny, Rika, Fitri terima kasih untuk persaudaraaan dan kebersamaan yang terjalin selama ini.

15. Sahabat-Sahabatku Ina, Unyun, Dewot, Ulan, Naesya, Ceper, Arief, Wayan, Rifki, Deni, Eko, Agus, Ivan, Mada, Faisal, Didi, Ramdon, Amel, Gusti, Winda, Vera, Puput, Esa, Dwi, dan semua angkatan 2009 terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Suka dan duka kita bersama saat mencari ilmu untuk masa depan kita kelak dan tentunya untuk mencapai ridho Allah SWT. 16. Seluruh rekan-rekan Pendidikan Ekonomi, Serta kakak-kakak tingkatku 2008,

2007 dan adik-adik tingkatku 2010, 2011, 2012.

17. Teman-teman KKN dan PPL SMA N 1 Ketapang, Lampung Selatan, Afip, bang Syueb, Vya, Hesti, Ryan, Roni, Sinta, Uli, Wayan, Ita, Tasya, Vera, Vicky, Yurlian terima kasih untuk kebersamaannya, kekompakannya, persahabatan yang indah ini dan bantuan kalian selama PPL dilaksanakan. 18. Terimakasih buat kak Wardani dan Deni Supriyadi yang telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

19. Murid-muridku di SMA N 1 Ketapang Lampung Selatan.

(12)

bagi semua pihak. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2013 Penulis,

(13)

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya,

Ku persembahkan karya kecilku ini teruntuk:

 Kedua orang tuaku, yang sangat menyayangiku, mendoakan keberhasilanku dan memberikan segalanya yang terbaik untukku.

 Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk keberhasilanku sampai saat ini.

 Seseorang yang setia menemaniku selama ini dan insya allah kelak menjadi imam dalam hidupku, yakinkan aku selalu.

 Para pendidik yang selama ini membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat

 Seluruh Sahabatku dan Rekan-rekan Pendidikan Ekonomi 2009

(14)

Barangsiapa tidak mau merasakan pahitnya belajar, Ia akan

merasakan hinaya kebodohan sepanjang hidupnya

(Imam Syafi i)

Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah bambu

yang mampu bertahan

melengkung melawan terpaan angin.

(Bruce Lee)

Semua peran adalah penting, besar dan kecil hanya perkara

konsep dikepala. Yang sungguh-sungguh, dialah yang berhasil

(@benzbara_)

Tidak ada yang mudah, tetapi tidak ada yang tidak mungkin

(15)

Penulis di lahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 7 Oktober 1991 dengan nama lengkap Mutiara Iwana. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, Putri dari pasangan Bapak Jaswani Hasbi dan Ibu Rodhiatul Jannah, M.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. Taman Kanak-Kanak Dwi Tunggal Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1997

2. SD Negeri 1 Beringin Raya diselesaikan pada tahun 2003 3. SMP Negeri 23 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2006 4. SMA Negeri 7 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2009

(16)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mutiara Iwana

NPM : 0913031094

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Januari 2013

(17)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. I Komang Winatha, M.Si ...

Sekretaris : Drs. Hi. Nurdin, M.Si ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Yon Rizal, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 196003151985031003

(18)

BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama :

Mutiara Iwana

Nomor Pokok Mahasiswa :0913031094

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. I Komang Winatha, M.Si. Drs. H. Nurdin, M.Si. NIP. 19600817 198711 1 001 NIP. 19600817 198603 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua ProgramStudi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, PendidikanEkonomi,

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. H. Nurdin, M.Si.

(19)

TAHUN PELAJARAN 2011/2012 (Skripsi)

Oleh :

Mutiara Iwana

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(20)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP

SMP BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

MUTIARA IWANA

Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar, disiplin belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 sebanyak 2 kelas dengan jumlah siswa 55 siswa. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka semua populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, ada pengaruh minat belajar, disiplin belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2011/2012. ( 2) Ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. (3) Ada pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. (4) Ada pengaruh minat belajar, disiplin belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

(21)

Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mempercepat modernisasi segala bidang, sehingga menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar bangsa. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan globalisasi. Menghadapi keadaan tersebut diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi adalah untuk menciptakan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagai sarana mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing untuk menghadapi tantangan di era globalisasi. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui proses pendidikan, baik pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan non formal di lingkungan masyarakat.

(22)

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dapat disimpulkan pendidikan adalah setiap usaha yang dilakukan untuk mengubah perilaku menjadi perilaku yang dinginkan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku, setiap anak harus dididik supaya dengan cara-cara yang sehat dapat mencapai perkembangan intelektual yang maksimal, kepribadiannya terbentuk dengan wajar, mencerminkan sifat-sifat kejujuran, kebenaran, tanggung jawab supaya dapat menjadi anggota masyarakat.

Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang dapat dikatakan sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Sekolah juga menyediakan berbagai kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar mengajar, sehingga para siswa memperoleh pengalaman pendidikan.

SMP Budaya Bandar Lampung adalah salah satu sekolah menengah pertama yang beralamat di jalan Pendidikan No. 32 Sumberejo, Kecamatan Kemiling,

(23)

Berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan sangat tergantung pada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai peserta didik. Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar itu terlihat dari penguasaan materi pelajaran dan hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Ada beberapa mata pelajaran yang memiliki hasil belajar yang rendah yang

dipelajari oleh siswa kelas VII pada semester genap yang lalu, salah satunya adalah mata pelajaran IPS Terpadu. Untuk itu peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Budaya Bandar Lampung.

Mata pelajaran IPS Terpadu adalah sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi,

antropologi, dan psikologi sosial (Sofa, 2010).

(24)

Tabel 1. Hasil Ujian Semester Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII Semester Genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Nilai Jumlah siswa Keterangan

< 65 65 Nilai kelulusan

ditentukan bila, nilai yang diperoleh65

1 VII A 22 5 27

2 VII B 18 10 28

Jumlah Siswa 40 15 55

% 72.72% 27.28% 100%

Sumber: Daftar nilai semester genap guru bidang studi IPS Terpadu kelas VII A dan B semester genap SMP Budaya Bandar Lampung

Berdasarkan Tabel 1 di atas, hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII masih tergolong rendah karena siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 15 siswa dari 55 siswa atau sebesar 27,28% sedangkan 72,72% atau sebanyak 40 siswa belum mampu mencapai ketuntasan. Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah (2000: 18) apabila pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka presentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.

(25)

Rendahnya hasil belajar menunjukkan bahwa tujuan pendidikan belum tercapai. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh anak didik.

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.

2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%.

3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% -76%.

4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%.

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran perlu adanya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa, guru, materi pelajaran, metode pembelajaran, kurikulum dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta didukung oleh lingkungan belajar-mengajar yang kondusif. Seorang siswa dapat belajar secara efisien jika memiliki gaya belajar aktif, dapat memanfaatkan waktu belajar secara optimal dan didukung oleh sarana dan prasarana yaitu media belajar yang lengkap.

(26)

hasil belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang terdapat dari luar diri siswa (faktor ekstern).

Menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah :

1. faktor-faktor internal

a. jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

b. psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)

c. kelelahan

2. faktor-faktor Eksternal

a. keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latarbelakang kebudayaan)

b. sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disipin sekolah, alat pelajaran waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)

c. masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, massa media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Melalui penelitian ini akan dikaji tiga faktor yang diduga kuat mempengaruhi hasil belajar yaitu minat belajar, displin belajar dan pemanfaatan sarana belajar disekolah.

(27)

Selain itu, Minat belajar menciptakan dan menimbulkan konsentrasi dalam belajar. Peserta didik akan memiliki konsentrasi yang baik apabila dalam dirinya terdapat minat untuk mempelajari hal yang ingin mereka ketahui. Konsentrasi yang terbentuk inilah, yang mempermudah peserta didik memahami materi yang dipelajari. Minat merupakan pendorong bagi peserta didik dalam belajar. Adanya minat tersebut, maka belajar bukan lagi sebagai beban bagi peserta didik. Belajar menjadi hal yang menggembirakan bahkan peserta didik dapat belajar dengan perasaan senang karena mengetahui hal-hal yang baru. Dengan kata lain,

memperkecil kebosanan peserta didik terhadap pelajaran. Ini menunjukkan bahwa minat sangat erat hubungannya dengan belajar.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Budaya Bandar Lampung, terlihat bahwa minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu dapat dikatakan rendah. Hal ini dapat terlihat selama proses belajar mengajar berlangsung, dimana hanya sebagian siswa yang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru yang bersangkutan. Siswa juga terlihat pasif selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga interaksi antara guru dan siswa juga sangat rendah.

Sering di jumpai pelanggaran yang dilakukan siswa di sekolah misalnya sering membolos, datang terlambat, sering membuat keributan di sekolah, tidak

(28)

sedikit yang tidak mengindahkan peraturan tersebut. Pihak sekolah memberikan peraturan sebenarnya untuk kebaikan siswa itu sendiri, yaitu agar siswa dapat disiplin dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Timbulnya sikap disiplin bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika tanpa perlu adanya pembiasaan.

Penanaman sikap disiplin memerlukan proses dan latihan yang cukup lama. Pengenalan dan penanaman sikap disiplin pada anak dapat dilakukan di rumah dan di sekolah. Penanaman sikap disiplin di rumah hendaknya dimulai sejak usia dini dengan mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada anak. Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua akan terbawa oleh anak dan akan mempengaruhi perilaku kedisiplinannya. Selain penanaman dilakukan di rumah sikap disiplin juga harus ditanamkan dan di tumbuhkan di sekolah. Kedisiplinan di sekolah pada umumnya berupa tata tertib dan sanksi-sanksinya yang harus dipatuhi oleh siswa. Pemberian tata tertib dan pengawasan terhadap

pelaksanaannya serta penjelasan-penjelasan terhadap arti pentingnya kedisiplinan diharapkan akan dapat menumbuhkan rasa disiplin dalam diri siswa. Terciptanya sikap disiplin belajar di sekolah akan mendukung proses kegiatan belajar

mengajar yang ada, sehingga siswa akan dapat memperoleh prestasi yang baik.

(29)

memberikan hasil yang optimal bagi siswa dalam menyerap materi yang

disampaikan dan akan mampengaruhi hasil belajar siswa. Sarana belajar disekolah sebagai penunjang proses pembelajaran terdiri dari ruang belajar yang mendukung kegiatan pembelajaran, didalam ruang belajar tersebut terdapat juga sarana belajar lainnya seperti papan tulis, alat peraga, meja, kursi dan perlengkapan belajar lainnya serta dilengkapi dengan penerangan yang baik. Sarana penunjang yang lain dapat berupa buku cetak, modul, lembar kerja siswa, buku tulis, buku latihan, serta saran dan prasarna yang tersedia disekolah seperti perpustakaan, ruang komputer, koperasi dan lain-lain. Adanya sarana belajar yang lengkap dan pemanfaatan yang maksimal dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep yang diajarkan,siswa lebih mudah mengerti dengan materi yang disampaikan dan kegiatan belajar pun akan lebih menarik sehingga dapat mendorong siswa untuk lebih semangat belajar dan mendapatkan hasil belajar yang di harapkan.

Namun, di SMP Budaya Bandar Lampung terlihat guru masih kurang memiliki kreativitas dalam menyampaikan pelajaran mereka cenderung menggunakan metode pembelajaran yang sama yaitu ceramah sehingga anak-anak kurang termotivasi, banyak sarana sekolah yang tidak dimanfaatkan dengan optimal seperti halnya media pembelajaran seperti OHP tidak dipergunakan, dan juga ruang komputer yang kurang. Beberapa dari mereka banyak mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar yang ditunjukkan dalam sikap dan

(30)

komputer, yang kesemuanya itu mencerminkan kurangnya minat belajar, disiplin belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah mereka.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang dapat menjadi identifikasi dalam penelitian ini adalah.

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Masih rendahnya minat belajar siswa kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Masih kurangnya disiplin belajar di rumah dan di sekolah pada siswa kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

4. Masih rendahnya motivasi belajar siswa terlihat dari banyaknya siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar.

5. Pemanfaatan sarana belajar belum optimal sehingga tidak menunjang upaya peningkatan mutu.

6. Kurangnya kreativitas siswa dalam mengatur waktu belajarnya.

(31)

8. Sebagian besar orang tua siswa kurang memperhatikan perkembangan belajar anaknya.

9. Lingkungan sekolah yang kurang kondusif.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dan sesuai dengan dengan judulnya, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Minat bealajar (X1), disiplin belajar (X2), pemanfaatan sarana belajar (X3) dan hasil belajar IPS Terpadu (Y). Tujuan pembatasan masalah ini adalah agar penelitian ini lebih terarah, sehingga didapat gambaran yang lebih jelas dengan data yang akurat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Apakah ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012?

(32)

3. Apakah ada pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012?

4. Apakah ada pengaruh minat belajar, disiplin belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui.

1. Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Pengaruh displin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII

semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. 3. Pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS

Terpadu siswa kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

(33)

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat antara lain. 1. Manfaat Teoritis

a. Merupakan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu dalam bidang pendidikan dan memperkaya ilmu pengetahuan bagi peneliti pada

khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya.

b. Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi guru dan siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik.

b. Memberikan informasi kepada orang tua siswa bahwa dengan keadaan ekonomi yang tinggi diharapkan kebutuhan belajar anak akan tercukupi sehingga anak semangat dalam belajar dan hasil belajar anakpun meningkat.

c. Memberikan informasi bagi siswa tentang pentingnya minat belajar, waktu belajar yang rutin dan aktivitas belajar yang efektif agar siswa dapat memperoleh hasil yang maksimal khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu.

G. Ruang Lingkup Penelitian

(34)

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah keadaan minat belajar, disiplin belajar, pemanfaatan sarana belajar di sekolah dan hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu siswa.

3. Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMP Budaya Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian

Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

5. Ilmu Penelitian

(35)

Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka akan di ambil dari teori-teori yang di kemukakan oleh para ahli yang dapat memperkuat dengan variabel yang ada. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk

merumuskan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang hasil belajar, minat belajar, disiplin belajar dan pemanfaatan sarana belajar disekolah. Bagian ini juga menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara minat belajar terhadap hasil belajar, disiplin belajar terhadap hasil belajar dan pemanfaatan sarana belajar disekolah terhadap hasil belajar.

1. Hasil Belajar

(36)

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan terjadinya perubahan hasil masukan berupa motivasi dan harapan untuk berhasil. Dan masukan dari lingkungan berupa perhatian dan dorongan yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar yang memuaskan.Menurut Sudjana, (2005: 65) hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan dinyatakan kedalam ukuran dan data hasil belajar. Sedangkan menurut Arikunto (2001: 63), hasil belajar adalah sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.

Abdurrahman (2003: 28) berpendapat bahwa belajar merupakan proses dari seseorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang disebut hasil belajar yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti pembelajaran terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti dan sikap.

Djamarah (2002; 15-16) menjelaskan bahwa ciri-ciri belajar sebagai berikut. 1. Perubahan yang terjadi setelah sadar.

(37)

Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Berikut ini cirri-ciri oerubahan tingkah laku menurut Slameto (2010: 2).

1. Perubahan terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Menurut Bloom dalam Mulyono (2001: 38) ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu.

1. Ranah Kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku diantaranya pengethuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

2. Ranah Afektif, terdiri dari lima perilaku yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup. 3. Ranah Psikomotorik, terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu persepsi, kesiapan,

gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreativitas.

(38)

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dilihat dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar, sedangkan dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.

Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila bahan pelajaran dapat dikuasai anak didik diatas 65%, hal ini dperkuat dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah (2000: 97), mengemukakan bahwa setiap interaksi edukatif selalu menghasilkan prestasi belajar.

Keberhasilan proses interaksi edukatif dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu. 1. Istimewa/maksimal

apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa. 2. Baik sekali/optimal

apabila hanya 76% sampai dengan 99% bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.

3. Baik/minimal

apabila hanya 66% sampai dengan 75% bahan pelajaran yang dapat dikuasai oleh siswa,

4. Kurang

apabila bahan pelajaran yang dikuasai oleh siswa hanya 60%.

Siswa dapat dikatakan berhasil dalam pencapaian proses pembelajaran apabila penguasaan bahan pelajaran siswa diatas 65%.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto, (2003: 54-71) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

1. faktor intern adalah faktor dari dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu faktor jasmaniah (faktor kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis

(39)

2. faktor ekstern adalah faktor dari luar diri individu, yaitu faktor keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan Ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa-siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat.

Sedangkan menurut Hamalik, (2004: 32) belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Adapun faktor-faktor itu sebagai berikut. 1. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan, maksudnya materi yang telah

dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara bersambung.

2. Belajar memerlukan latihan dengan proses, membaca, pengulangan materi agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.

3. Belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya.

4. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya.

5. Faktor asosiasi dalam belajar karena semua pengalaman belajar antara yang lama dan yang baru secara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.

6. Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh siswa untuk menjadi dasar dalam menerima pengalaman-pengalaman baru dan penegrtian-pengertian baru.

7. Faktor kesiapan belajar. Faktor ini erat kaitannya dengan masalah kematangan, motivasi, kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan.

8. Faktor motivasi dan usaha. Belajar dengan motivasi akan mendorong siswa belajar daripada belajar tanpa motivasi.

9. Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar.

10. Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia akan lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah mengingatnya.

(40)

itu sendiri yang diduga berhubungan erat terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

2. IPS Terpadu

Ilmu Pengetahuan Soaial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang disiplin ilmu sosial seperti misalnya : sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi/antropologi dan sebagainya. Disiplin ilmu tersebut mempunyai keterpaduan yang tinggi karena geografi memberikan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sejarah memberikan wawasan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, ekonomi memberikan wawasan tentang berbagai macam kebutuhan manusia dan sosiologi/antropologi memberikan wawasan yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial dan sebagainya.

Mata pelajaran IPS ini ada di tingkat SD, SMP dan SMA. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang IPS yang ada ditingkat SMP. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi,

politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut S. Nasution, IPS adalah sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi,

(41)

Moeljono Cokrodikardjo berpendapat bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geokrafi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari (Sofa, 2010).

Menurut Nu’man Soemantri, IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan disini mengandung arti menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan

kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan dan mempertautkan serta memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna (Sofa, 2010)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa IPS bisa

dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi yang tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang keluasan dan cakupannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau dalam lingkungan yang luas. Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau.

3. Minat Belajar

(42)

maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Secara bahasa, minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 1027).

Menurut Slameto (2003: 57) “Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya, karena tidakada daya tari baginya”. Minat atau kesenangan belajar siswa merupakan suatu kondisi psikologis dalam diri siswa yang mampu mempengaruhi siswa dalam belajar.

Minat dapat diartikan sebagai suatu sikap keingintahuan, rasa tertarik dan senang, serta perhatian yang menyeluruh terhadap proses belajar yang menciptakan rasa senang mengikuti dan mempelajari suatu pelajaran tanpa ada rasa ketidakpaksaan. Apabila siswa memiliki minat belajar yang tinggi, siswa akan merasa belajar merupakan kegiatan yang menyenangkan sehingga berpotensi untuk mencapai keberhasilan belajar yang tinggi.

Minat belajar menurut Djaali (2008: 121) adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

(43)

perasaan senang dan rasa puas. Unsur pokok dalam minat, yaitu adanya perhatian, daya dorong dan kesenangan bagi setiap individu.

Minat pada dasarnya dapat membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai

individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya,

memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan mebawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk

mempelajarinya (Slameto, 2003: 180).

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hamalik (2001: 33) bahwa belajar dengan minat mendorong siswa agar belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya.

Menurut Sardiman (2008: 94) bahwa proses belajar itu akan berjalan lancar bila disertai dengan minat. Minat ini antara lain dapat dikembangkan dengan cara-cara sebagai berikut.

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

b. Menghubungkan dengan adanya persoalan yang lampau. c. Member kesempatan untuk memperoleh hasil yang baik. d. Menggunakan berbagai macam bentuk belajar.

Suryabrata (2001: 84) menyatakan bahwa minat sangat besar pengaruhya terhadap proses dan hasil belajar. Jika seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam

(44)

Ada beberapa macam cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik, yaitu.

1. Membandingkan adanya suatu kebutuhan diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaaan.

2. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan

pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima pelajaran.

3. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara mnyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.

4. Menggunakan berbagai macam bentuk dan mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik (Djamarah, 2002: 133).

Guru dituntut untuk dapat menarik minat belajar siswa dengan cara membangkitkan suatu kebetulan seperti kebutuhan untuk mendapat untuk

mendapatkan penghargaan, hasil belajar yang baik serta memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga timbul rasa puas pada diri siswa. Jadi minat akan sangat berhubungan dengan hasil belajar. Minat yang timbul dari diri siswa terhadap mata pelajaran IPS terpasu akan memberikan hasil belajar yang baik bagi siswa tersebut.

Minat siswa yang tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran merupakan salah satu yang akan memudahkan dalam menerima suatu materi yang disampaikan oleh guru. Menurut Syah (2006: 151) Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek atau suatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian dan keaktifan berbuat. Minat besar

(45)

dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu sesuai dengan minatnya. Apabila minat siswa positif terhadap pelajaran IPS Terpadu, maka siswa akan belajar lebih giat dan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajarnya. Sebaliknya, tanpa minat yang tinggi siswa tidak akan mungkin melakukan sesuatu sehingga akan

berpengaruh terhadap menurunnya hasil belajar.

4. Disiplin Belajar

Disiplin belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Kata disiplin berasal dari kata ”disciple” yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan.

Disiplin belajar adalah pernyataan sikap dan perbuatan siswa dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar dan mentaati peraturan yang ada di lingkungan sekolah maupun di rumah serta suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk dapat memperolah suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.

(46)

orang yang memiliki banyak aktivitas dapat melaksanakan semua dengan baik, dan tidak jarang pula orang yang hanya memiliki beberapa kegiatan saja tidak dapat melaksanakan dengan baik, bahkan mengorbankan salah satu kegiatan yang lain.

Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan

kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran peraturan.

Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan siswa dalam aktivitas belajarnya, semua tidak lepas dari cara mengatur waktu. Bagi seorang siswa disiplin di sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi untuk membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar dan dengan disiplin siswa juga memiliki kecakapan mengenai belajar. Disiplin ini menyangkut hal-hal sebagai berikut :

1. Disiplin siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar 2. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar 3. Kepatuhan siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah 4. Kebiasaan belajar siswa

(47)

Menurut pengertian psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Selanjutnya akan diuraikan pendapat para ahli tentang pengertian belajar. a. Slameto (2003:2) menyatakan “belajar adalah proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

b. W.S Winkel yang dikutip oleh Max Darsono (2000:4) berpendapat “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.

Sesuai dengan kedua pendapat tentang pengertian belajar di atas terkandung pengertian bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk memperoleh perubahan secara

menyeluruh dalam tingkah lakunya, sebagai hasil dari pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya.

(48)

Berdasarkan seluruh pengertian di atas diketahui bahwa yang dimaksud disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.

Walgito (2008: 12) mengemukan disiplin belajar adalah ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturannya untuk mencapai tujuan yang diharapkan, keterikatan antara disiplin belajar dengan hasil belajar sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai. Menurut Rachman dalam Susilowati (2005: 18) menyatakan bahwa disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam diri.

Tu’u (2004: 37) mengatakan disiplin berperan penting dalam membentuk individu

yang berciri keunggulan. disiplin penting karena alasan berikut.

1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa dapat berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa kerap melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.

2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah juga kelas, menjadi kurang

kondusif dalam melaksanakan proses kegiatan belajar. Secara positif, disiplin memberikan dukungan lingkungan yang tenang dan tertib dalam proses pembelajaran.

(49)

4. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan, dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

4.1 Unsur-unsur Disiplin

Menurut Tulus Tu’u (2004:33) menyebutkan unsur-unsur Disiplin adalah sebagai berikut.

1) Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukun yang berlaku. 2) Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya

kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.

3) Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

4) Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.

5) Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

4.2 Fungsi Disiplin

Fungsi disiplin menurut Tu’u (2004: 38)sebagai berikut. 1. Menata kehidupan bersama.

Mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.

2. Membangun kepribadian.

Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seseorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yan tertib, teratur, tenang, tentram sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.

3. Melatih kepribadian.

(50)

4. Pemaksaan.

Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.

5. Hukuman.

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh setiap siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi atau hukuman sengat penting karena dapat memberikan dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk mentaati dan mematuhinya. Tanpa adanya ancaman hukuman atau sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat deperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.

6. Menciptakan lingkungan yang kondusif.

Disiplin sekolah berfungsi untuk mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan lain yang dianggap perlu.kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian, seolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, tertib, dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.

4.3 Disiplin belajar di sekolah

(51)

kegiatan belajarnya di sekolah sesuai dengan pendapat Slameto, (2003: 27) yang mengatakan perilaku disiplin belajar siswa di sekolah dapat dibedakan menjadi enam macam sebagai berikut.

1. Disiplin siswa dalam masuk sekolah. 2. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas. 3. Disiplin siswa alam mengerjakan tugas.

4. Disipilin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah. 5. Disiplin siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah. 6. Disiplin belajar di rumah.

Pendapat di atas membuktikan jika siswa disiplin sekolah dalam kegiatan atau proses belajar, maka siswa akan mendapatkan hasil yang optimal. Begitu

sebaliknya, jika siswa tidak disiplin dalam kegiatan atau proses belajar di sekolah maupun di rumah, maka hasil yang akan dicapai tidak maksimal. Terlepas dengan adanya aturan atau tata tertib yang ada, pelanggaran disiplin pun kerap terjadi. Pelanggaran disiplin terjadi karena sikap dan perbuatan guru yang kurang bijak dalam persiapan belajar. Guru tidak mampu menguasai kelas dan menarik perhatian siswa pada proses kegiatan belajar. Lalu sikap dari perbuatan siswa yang kurang terpuji karena problem dalam diri serta lingkungan sekolah yang kurang kondusif untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

5. Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan alat media.

(52)

Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses

belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan

pendidikan dapat berjalan dengan lencar, efektif dan efisien.

Sarana belajar adalah peralatan belajar yang dibutuhkan dalam proses belajar agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Roestiyah NK (2004: 166) bahwa “belajar memerlukan fasilitas belajar yang cukup, agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar”.

Ada lima faktor penting yang harus ada pada proses belajar mengajar yaitu : guru, murid, tujuan, materi dan waktu. Maka tidak mungkin terjadi proses belajar mengajar, dengan faktor tersebut. Proses belajar mengajar dapat dilaksanakan walupun kdang-kadang dengan hasil yang minimal.

Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang didalamnya da ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium, dan halaman sekolah yang memadai. Semua bertujuan unuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik (Dzamarah, 2002:149).

(53)

pembelajaran sehingga terselenggaranya proses belajar yang berhasil baik (Dimyati dan Midjiono, 2006: 249).

Menurut Arsyad (2006: 25-26), pemanfaatan sarana belajar memberikan beberapa manfaat, yaitu.

1. Pemanfaatan saran belajar dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar

2. Meningkatkan dan menggairahkan perhatian anak sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya

3. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya, misal melalui karyawisata dan lain-lain.

Menurut Slameto (2003:76), mengatakan “untuk dapat belajar yang efektif

diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur”.Adapun beberapa macam yang meliputi sarana belajar di sekolah misalnya ruang belajar harus bersih, tidak ada bau yang dapat mengganggu konsentrasi pikiran, ruangan yang cukup terang, tidak gelap yang adapt mengganggu mata dan cukup sarana yang diperlukan untuk belajar. Misalnya alat pelajaran, buku-buku, dan sebagainya.

(54)

Arsyad (2006: 25-26), menyatakan pemanfaatan sarana belajar memberikan beberapa manfaat, yaitu:

1. Pemanfaatan sarana belajar dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar

2. Meningkatkan dan menggairahkan perhatian anak sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan minat

3. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya, misal melalui karyawisata dan lain-lain.

Sedangkan menurut Pasal 42 Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa, (1). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar yang lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (2). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat

berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan

ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

(55)

belajar anak. Seperti pendapat Slameto (1995: 28), menyatakan salah satu syarat keberhasilan belajar adalah “bahwa belajar memerlukan sarana yang cukup”. Sarana atau fasilitas belajar yang menunjang kegiatan belajar siswa dapat bermacam- macam bentuknya.

Jadi, berdasarkan teori-teori tersebut dapat diketahui bahwa sarana belajar adalah semua perangkat, fasilitas, perlengkapan dasar yang secara langsung dan tidak langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan.

Hamalik (2004: 48) berpendapat bahwa tersedianya sarana dan alat-alat yang diperlukan, bahan dan alat-alat itu menjadi sumber belajar dan sebagai pembantu dalam proses pembelajaran siswa tersebut. Kekurangan dalam hal-hal tersebut setidaknya akan turut menghambat kelancaran belajar anak.

Adanya pemanfaatan sarana belajar yang tepat dalam pembelajaran diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam menyerap materi yang disampaikan. Pemanfaatan sarana belajar yang tepat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan belajar, sebab aktivitas belajar akan berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh sarana belajar yang baik dan memadai dan sebaliknya jika tidak ada sarana dan prasarana yang baik menyebabkan siswa akan terhambat dalam belajar sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

B. Pengaruh Minat Belajar, Disiplin belajar dan Pemanfaatan Sarana belajar di sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa

(56)

seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti mata pelajaran tersebut bahkan dapat menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar. Namun sebaliknya jika siswa tidak memiliki minat pada mata pelajaran tertentu maka sulit bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar karena bila bahan yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu sesuai dengan minatnya.

Siswa diharapkan juga memiliki sikap taat dan patuh terhadap suatu peraturan yang ada di sekolah, dan dalam belajar siswa juga mampu mengatur waktu belajar sehingga menjadi lebih terencana dan siap dalam menghadapi pelajaran di

sekolah. Maka, siswa harus menanamkan dan memiliki sikap disiplin belajar yang tinggi agar mendapatkan hasil yang baik, karena disiplin belajar akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam diri.

(57)

A. Hasil Penelitian yang Relevan

Tabel 2. Penelitian yang relevan

No. Nama Judul Hasil orang tua siswa, minat belajar dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Bina Utama Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (R) = 0,687 dan koefisien determinasi (R2) = 0,427 belajar di sekolah terhadap hasil belajar mata pelajaran Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI SMK Wiyata Karya Natar, hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r) 0,663 dan koefisien determinasi r2sebesar 0,439.

3 Gika Nugraha Aktivitas Belajar, dan Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII

(58)

Penelitian terdahulu di atas memiliki kaitan dengan variabel penelitian penulis. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau pengaruh minat belajar, disiplin belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa. Perbedaannya terletak pada ruang, tempat dan waktu, apabila penelitian dilakukan pada tempat, objek dan subjek yang berbeda, maka akan menghasilkan perhitungan yang berbeda pula.

B. Kerangka Pikir

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Adapun tujuan akhir dari kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya hasil belajar yang optimal. Hasil belajar atau prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar individu itu sendiri, diantaranya keadaan ekonomi orang tua siswa, minat belajar dan aktivitas belajar.

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa tersebut, yaitu menilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti evaluasi. Banyak faktor yang menyebabkan hasil yang diperoleh siswa tinggi atau rendah. Faktor tersebut dapat berupa faktor internal siswa dan dari eksternal siswa.

(59)

memiliki minat belajar yang tinggi akan menampilkan tindakan yang akan meningkatkan hasil belajarnya. Dengan adanya minat maka akan mendorong siswa agar lebih rajin serta dapat membantu memberikan perhatian yang tinggi dalam melakukan aktivitas belajarnya.

Disiplin siswa di sekolah adalah salah satu faktor tersebut yang berarti siswa menaati dan mematuhi tata tertib sekolah dengan penuh kesabaran, ketekunan dan keikhlasan tanpa paksaan dari pihak sekolah. Bentuk disiplin di kelas berarti siswa tertib dan teratur dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Disiplin di kelas merupakan faktor yang sangat penting agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan tertib, teratur sesuai dengan rencana pengajaran. Jika ketertiban kelas dan kedisiplinan siswa meningkat akan memudahkan tercapainya kegiatan belajar mengajar dan tujuan pembelajaran. Sedangkan disiplin belajar di rumah yang dilakukan dengan senang hati dan kesadarannya demi tercapainya tujuan belajar yaitu hasil belajar yang baik.

Menurut Wingkel menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi disiplin siswa, yaitu.

1. Yang bersumber dari dalam diri siswa, yaitu :

a. Taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar. b. Motivasi belajar.

c. Perasaan, sikap dan minat.

2. Yang bersumber dari luar diri siswa, yaitu : a. Cara membimbing.

b. Motivasi yang diberikan. c. Hubungan orang tua dan anak.

d. Suasana dalam keluarga dan perhatian orang tua.

(60)

diri siswa. Seseorang siswa yang memiliki disiplin tinggi akan memperoleh hasil belajar yang baik. Hal ini terjadi karena siswa tersebut belajar dan melaksanakan peraturan sekolah dengan baik.

Selain itu juga faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap prestasi belajar salah satunya adalah diantaranya kelengkapan sarana belajar di sekolah. Ketersediaan sarana belajar di sekolah dan pemanfaatan sarana yang maksimal akan sangat membantu kelancaran aktivitas belajar yang dilakukan. Kurangnya sarana belajar ini akan menjadikan penghambat di aktivitas belajar siswa, sehingga prestasi anak akan menurun. Namun bila sarana belajar terpenuhi, maka akan memicu semangat anak untuk belajar lebih giat dan juga dapat memaksimalkan tercapainya tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

R r1

r2 r3

Gambar 1. Paradigma Penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

(61)

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

2. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

3. Ada pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

(62)

III. METODE PENELITIAN

Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode

penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel,

teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, uji asumsi klasik dan

diakhiri teknik pengujian hipotesis. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci

disajikan sebagai berikut.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif

dengan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek

atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Sedangkan verifikatif menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel

bebas terhadap variabel terikat (Nawawi, 2003: 61).

Menurut Sugiyono (2010: 7) penelitian ex post facto yaitu suatu penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian

tersebut. Pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk

(63)

peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan

mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya (Sugiyono,

2010: 12).

B. Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian, populasi dan sampel digunakan untuk menentukan atau

memilih subjek penelitian.

1. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan individu sejenis yang berada pada wilayah

tertentu dan pada waktu yang tertentu pula. Menurut Sugiyono (2010: 72)

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Budaya Bandar Lampung

tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 2 kelas dengan jumlah siswa 55 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk

mewakili populasi. Menurut Sugiyono (2010: 118) sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut

Arikunto (2007: 130) apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi. Dengan demikian, penelitian

(64)

dijadikan sampel. Arikunto (2002: 112) mengemukakan bahwa apabila subjeknya

kurang dari 100 lebih baik subjek dijadikan sampel semua, sehingga penelitian

merupakan penelitian populasi. Untuk sampel jenuh tidak perlu uji signifikansi

(Sugiyono. 2005: 142-143), dan jika sampel yang diambil sebanyak populasi,

maka data dianggap berdistribusi normal dan homogen (Sudjana, 2002: 152).

Sedangkan teknik penarikan sampel menggunakan non probability sampling

dengan jenis sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. (Sugiyono, 2005: 78).

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu

penelitian. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang

bermacam-macam. Menurut Sugiono (2010: 60) variabel penelitian adalah segala sesuatu hal

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, memudahkan ditarik kesimpulannya.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel

terikat.

1. Variabel Independen atau Variabel Bebas.

Variabel bebas (variabel independen) dilambangkan dengan X adalah variabel

yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Minat Belajar (X1), Disiplin Belajar (X2) dan Pemanfaatan Sarana Belajar di

Gambar

Tabel 1. Hasil Ujian Semester Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII Semester GenapSMP Budaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012
Tabel 2. Penelitian yang relevan
Gambar 1. Paradigma Penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi HasilBelajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Genap SMP BudayaBandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
Tabel 3. Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Skala Pengukuran
+5

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi yang di jalani pasangan pernikahan jarak jauh memiliki pola komunikasi yang terus menerus dan menjadi sebuah kebiasaan, seperti dari kelima responden mengatakan saat

peningkatan loyalitas Pelanggan, untuk variabel reliability efektif, karena pengaruh langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada melalui variabel

23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan khususnya pada Pasal 35 huruf (a) dan penjelasannya memungkinkan pasangan beda agama dapat melaksanakan perkawinan

1. Proses pembelajaran Fisika di SMAN 2 Menggala lebih banyak menggunakan metode ceramah. Konsep materi Fisika yang diterima siswa masih sedikit. Pola interaksi pembelajaran satu

ANOVA assumes (1) that for each condition represented by a combination of predictor values, the dependent variable is normally distributed about the mean for that condition,

Ketentuan merek sendiri telah diatur dalam Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang merek, namun aturan-aturan ini dalam kenyataannya masih mempunyai banyak kendala

Pada saat ini kamu dapat memanfaatkan bioteknologi dalam pembuatan makanan untuk kehidupan sehari-hari, misalnya pada pembuatan tape yang telah kamu lakukan pada

( Secara garis besar ciri-ciri yang menonjol dari karya sastra Angkatan 20 – 30-an yakni banyak dijumpai surat-surat panjang, pantun, dan puisi panjang, banyak terdapat dialog