• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA

KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

ROHIMAH

Rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa SD Negeri 1 Sinar Semendo merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti melakukan penelitian tindakan melalui metode latihan terbimbing guna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Untuk itu, tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman melalui metode latihan terbimbing, khususnya siswa kelas V-B SD Negeri 1 Sinar Semendo Tanggamus.

(2)

ii

14 perempuan. Pada siklus I setiap siswa membaca pemahaman. Aspek yang dinilai setiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru.

Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa belum optimal. Pada siklus II dalam proses pembelajaran dan latihan membaca pemahaman guru mem-bimbing siswa dengan lebih sabar. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat karena sesuai dengan indikator kerja yang menyatakan penelitian tindakan kelas berhasil, jika hasil belajar mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar 80%.

(3)

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA

KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh ROHIMAH

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(4)

iv

Judul PTK : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Metode Latihan Terbimbing

pada Siswa Kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama Mahasiswa : Rohimah

NPM : 1113124001

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, Komisi Pembimbing

Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. NIP 195907221986031003 NIP 196001211988101004

Ketua Jurusan, Pendidikan Bahasa dan Seni

(5)

v

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. ...

Sekretaris : Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(6)

vi

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Sukarame, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tangga-mus pada 27 Pebruari 1970. Jenjang pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 3 Talang Padang 1983, SMPN 1 Talang Padang 1986, SPG PGRI 1989, dan D-3 Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI 1994.

Sejak Mei 2008 sampai sekarang, penulis bekerja sebagai pegawai negeri pada Pemerintah Kabupaten Tanggamus sebagai guru SDN 1 Sinar Semendo Talang Padang.

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang memiliki segala keindahan dan kesempurnaan yang hakiki yang telah menghamparkan cinta dan kasih sayang kepada kami semua. Kupersembahkan karyaku ini kepada kedua orang tuaku dan kedua mertuaku yang selalu mencurahkan cinta kepada seluruh keluarga, kepada suami dan anakku tercinta Pramudya Bahari dan Putri Tyanarani yang selalu memberi semangat dan dorongan, kepada kakak dan adikku, serta kepada teman-teman seperjuangan di S-1 dalam jabatan FKIP Unila jurusan pen-didikan Bahasa dan Seni, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, kepada guru-guru SD Negeri 1 Sinar Semendo Kecamatan Talang Padang Tanggamus, dan almamaterku tercinta Universitas Lampung.

(8)

viii SANWACANA

Puji syukur peneliti haturkan ke hadirat Allah Yang Mahaagung atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pema-haman Melalui Metode Latihan Terbimbing pada Siswa Kelas V-B Sekolah Dasar Negeri 1 Sinar Semendo”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Solallohualaihiwasallam, beserta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

Peneliti telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan atas segala bantuan, peneliti mengucapkan terimakasih kepada.

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku pembimbing I dalam menyelesai-kan Penelitian Tindamenyelesai-kan Kelas (PTK) ini dengan penuh ketegasan dan memberi motivasi yang kuat, serta arahan yang membuat peneliti termotivasi untuk menyelesaikan PTK ini dengan segera.

(9)

ix

3. Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd., sebagai pembahas yang telah memberikan arah- an dan bimbingan dalam penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. 4. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Bahasa dan

Sastra Indonesia.

5. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. 6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unila yang telah

membekali peneliti dengan ilmu, bimbingan, arahan, dan motivasi selama mengikuti perkuliahan.

7. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila.

8. Guru-guru SD Negeri 1 Sinar Semendo Kecamatan Talang Padang Tangga-mus, terutama Zahara, S.Pd. selaku Kepala Sekolah dan Maizoni, S.Pd. seba-gai guru mitra yang telah banyak memberi motivasi dalam menyelesaikan PTK ini.

9. Kedua orang tuaku tersayang, atas segala kasih sayang dan doa.

10. Suamiku Yuriayalin dan putra-putriku tercinta Pramudya Bahari dan Putri Tyanarani, atas segala doa, dorongan dan motivasi serta dukunganya.

11. Para rekan-rekanku di S1 dalam jabatan Mursidi, Puji Astuti, Yuliatun, Diana Iryani atas segala dukungan dan kerjasamanya semoga kalian tetap semangat dan pantang mundur.

(10)

x

13. Anak-anak didikku kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo Talang Padang Tangga-mus Tahun Pelajaran 2011/2012 kalian memberi cerita tersendiri dalam kehidupan gurumu ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, saudara, teman-teman, adik-adik serta orang-orang yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Harapan penulis, karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.

Bandar Lampung, Desember 2012 Peneliti

(11)

xi MOTO

”Senjata terkuat adalah kesabaran” (Penulis)

”Bersabarlah dan terus berikhtiar dan bertawakal” (Penulis)

”Berikan yang terbaik apa yang kamu punya kepada semua orang, seperti apa yang telah kamu terima dari banyak orang”

(12)

xii

2.2.1 Pengertian Membaca Pemahaman ... 11

2.2.2 Karakteristik Membaca Pemahaman... 12

(13)

xiii

4.4 Perbandingan Hasil Pembelajaran ... 46

(14)

xiv

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Sebaran Jumlah Siswa Menurut Klasifikasi Rentang Nilai Hasil Ulangan Harian Membaca Pemahaman Siswa Kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo ...

3.1 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa ... 24

3.2 Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman ... 25

3.3 Instrumen Proses Pembelajarn Oleh Guru ... 26

3.4 Tolak Ukur penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman ... 28

4.1 Data Rerata Hasil Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Prasiklus ke Siklus 1 ... 33

4.2 Persentase Hasil Penilaian Membaca Pemahaman Prasiklus Ke Siklus 1 ... 33

4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ke Siklus II ... 42

4.5 Data Rerata Hasil Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Prasiklus, ke Siklus 1, dan Siklus 2... 44

4.5 Persentase Hasil Penilaian Menulis Narasi Siklus 1 ... 59

4.6 Analisis Tingkat Kompetensi Membaca Pemahaman Siswa Kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo ... 47

4.7 Data Ketuntasan Belajar Membaca Pemahaman Siswa Kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo ... 48

(16)

xvi

4.9 Data Hasil Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Prasiklus,

(17)

xvii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kompetensi Membaca Pemahaman Siswa Per Indikator Prasiklus ke Siklus 1 ... 36 4.2 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kemampuan Membaca Pemahaman

Siswa Per Indikator Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ... 44 4.3 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kompetensi Membaca ... 48 4.4 Ketuntasan Kemampuan Membaca Pemahamn Siswa Kelas V-B

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Satu. ... 58

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Dua ... 62

3. Lembar Observasi Siswa ... 66

4. Lembar Observasi Guru ... 67

5. Teks Cerita Rakyat Siklus I ... 69

6. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Prasiklus ... 71

7. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Aspek Menyebutkan Tokoh Siklus Satu ... 72

8. Hasil tes Kemampuan Membaca Pemahaman Aspek Karakter Tokoh Siklus I ... 73

9. Hasil Tes Kemampuan Membaca pemahaman Aspek Kesimpulan Siklus Satu ... 74

10. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus Satu ... 75

11. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Aspek Menyebutkan Tokoh Siklus Dua ... 76

12. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Aspek Karakter Tokoh Siklus Dua ... 77

(19)

xix

14. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus Dua ... 79 15. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Bahasa Indonesia pada Siklus Satu ... 80 16. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Bahasa Indonesia pada Siklus Dua ... 81 17. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa

Indonesia pada Siklus Satu ... 82 18. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa

Indonesia pada Siklus Dua ... 84

(20)
(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, di samping keterampilan menyimak,

berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan itu merupakan kesatu-an yang tidak dapat

dipisahkan. Membaca merupakan kegiatan memahami bahasa tulis. Membaca merupakan

kegiatan memaknai lambang-lambang bunyi. Pemaknaan itu akan dapat diwujudkan jika

seseorang terlebih dahulu memahami fonologi dari lambang tersebut dan memahami makna

morfologis dalam kaitan untaian kata pada suatu tata kalimat.

Membaca pada dasarnya adalah proses kognitif (Tampubolon dalam Kusmana, 2009:74).

Membaca adalah komunikasi interaktif antara pembaca dan bacaan. Pembaca menggunakan latar

belakang pengalaman dan pengetahuannya untuk memahami bahasa dalam bacaan.

Kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam membaca adalah penggunaan pikiran atau penalaran termasuk

ingatan. Dengan penalaran tersebut pembaca berusaha menemukan dan memahami informasi

dalam bacaan.

Proses membaca terdiri atas beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (a) aspek sensori,

yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis, (b) aspek perseptual, yaitu

kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol, (c) aspek skemata, yaitu

kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada, (d)

aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari, (e)

aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap

(22)

Tujuan setiap pembaca adalah memahami bacaan yang dibacanya. Dengan demikian,

pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Karena itu, di kelas

membaca, proses memasukkan informasi dan pengetahuan ke dalam otak siswa harus terjadi.

Tetapi ini belum cukup. Kelas seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memperoleh kejelasan tentang bagian-bagian bacaan yang belum dipahami sehingga terjadilah

penambahan pengetahuan dalam dirinya.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan(KTSP) Sekolah Dasar, tepatnya pembelajaran

dengan Standar Kompetensi (SK) yaitu memahami teks dengan membaca sekilas, membaca

memindai, dan membaca cerita anak, dengan Kompetensi Dasar (KD) yaitu menyimpulkan isi

cerita anak dalam beberapa kalimat. dengan indikator: (1) mendengarkan cerita dengan baik, (2)

bertanya jawab tentang cerita, (3) menuliskan kesimpulan. Dengan kompetensi ini siswa

diharapkan dapat mencapai tujuan membaca.

Realitanya pembelajaran bahasa Indonesia di SD selama ini belum mendapat respon yang positif

dari siswa pada umumnya, khususnya siswa SD Negeri 1 Sinar Semendo, lebih-lebih pada

kompetensi membaca pemahaman. Hal ini dibuktikan oleh hasil ulangan harian siswa,

kemampuan siswa membaca pemahaman masih rendah, lebih dari 70% siswa tidak mampu

membaca pemahaman. Dari 25 siswa hanya 2 siswa yang memiliki tingkat kemampuan baik,

dengan persentase 8%, 7 siswa memiliki tingkat kemampuan cukup dengan persentase 28%, 10

siswa memiliki tingkat kemampuan kurang dengan persentase 40%, dan 24% siswa memiliki

tingkat kemampuan sangat kurang yang terdiri dari 6 siswa. Hasil tersebut dapat dilihat dalam

(23)

Tabel 1.1 Sebaran Jumlah Siswa Menurut Klasifikasi Rentang Nilai Hasil Ulangan Harian Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Semendo

Kategori Interval Jumlah Siswa Persentase (%)

Baik sekali 86 – 100 - -

(Sumber: Wali Kelas V SD Negeri 1 Sinar Semendo)

Dari nilai murni hasil tes ulangan harian tahun pelajaran 2011/ 2012 pada kelas V, hasil rata-rata

kelas belum masuk kategori tuntas (Ketuntasan belajar minimum bahasa Indonesia adalah

65,00). Nilai rata-rata, hanya mencapai 52,00 dengan nilai tertinggi 70,00 dan nilai terendah

40,00.

Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran membaca diantaranya, banyaknya kalimat

kompleks dalam teks bacaan, pengalamanya membaca dan kemampuannya menguasai

pengetahuan yang berkaitan dengan aspek-aspek kebahasaan, misalnya kosakata dan struktur.

Selain itu perencanaan, strategi, dan media yang dipilih kurang melibatkan siswa secara langsung

dan kurang menyenangkan karena bersifat monoton.

Berdasarkan gambaran di atas, guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang luas dan

mendalam tentang apa yang diajarkan, juga penggunaan berbagai macam strategi pembelajaran.

Jika kita amati proses pembelajaran membaca pemahaman selama ini, kebanyakan guru

menyampaikan materi membaca yang didominasi dengan menggunakan teknik yang cendrung

konvensional. Teknik ini lebih menekankan pada pembelajaran satu arah dan berpusat pada guru.

Proses pembelajaran terkesan kaku, monoton, kurang fleksibel, kurang demokratis dan guru

(24)

Realita seperti ini apabila tidak segera ditangani secara serius oleh guru dapat menjadi

terpuruknya kompetensi membaca, khususya membaca pemahaman. Pihak yang paling

mengetahui akar permasalahan yaitu guru itu sendiri. Guru itulah yang dapat menentukan model

pembelajaran yang bermutu, inovatif dan menyenangkan karena hanya guru yang mengetahui

karakteristik dan tingkat perkembangan siswanya, bukan pihak luar. Salah satu cara untuk

mencapai keberhasilan itu apabila guru tepat memilih metode, teknik dan media penyajian.

Pemilihan metode dan teknik serta media penyajian yang tepat merupakan hal yang menentukan

tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran.

Keprofesionalan seorang guru dituntut demi lancarnya proses belajar mengajar. Ada tiga

persyaratan utama yang harus dimiliki oleh seorang guru agar menjadi guru yang baik, yaitu

menguasai (1) bahan ajar (2) keterampilan pembelajaran, dan (3) evaluasi pembelajaran. Dalam

penguasaan keterampilan pembelajaran guru dituntut untuk menggunakan berbagai strategi

pembelajaran. Strategi pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa sehingga

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

Di dalam proses pembelajaran guru harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

pembelajaran dengan baik. Pembelajaran akan berlangsung dengan efektif dan efesien apabila

didukung dengan kemahiran guru mengatur strategi pembelajaran. Salah satu unsur dalam

strategi pembelajaran adalah menguasai teknik-teknik penyajian atau metode mengajar (Santosa,

2009: 1.15). metode adalah adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

(25)

penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

Salah satu metode tersebut adalah metode latihan.

Pembelajaran melalui metode latihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu (Djamarah, 2006:95). Metode latihan juga sebagai

sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Metode latihan juga digunakan untuk

memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Semua proses itu

tidak terlepas dari bimbingan guru. Pembelajaran membaca cerita rakyat dalam penelitian ini

menggunakan metode latihan terbimbing karena keterampilan membaca bukanlah semata-mata

milik golongan orang yang berbakat membaca, melainkan dengan latihan yang sungguh-sungguh

keterampilan itu dapat dimiliki oleh siapa saja. Keterampilan membaca merupakan proses belajar

yang memerlukan ketekunan berlatih, semakin rajin berlatih, keterampilan menulis akan

meningkat. Begitu juga dengan keterampilan membaca pemahaman cerita rakayat, untuk dapat

membaca dan memahami diperlukan usaha yang keras dan latihan terbimbing secara

terus-menerus. Peran guru sebagai motivator, fasilitator, sekaligus inspirator bagi siswa sangat

diperlukan dalam hal ini yaitu memberikan latihan terbimbing kepada siswa dalam membaca

pemahaman cerita rakyat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas

tentang” Peningkatan Kemampuan Membaca PemahamanMelalui Metode Latihan Terbimbing

pada kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012”.

(26)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan kemampuan

membaca pemahaman melalui metode latihan terbimbing kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo

Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012 ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan membaca pemahaman melalui metode

latihan terbimbing.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran di kelas memiliki manfaat yang

penting. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut.

A. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menuangkan ide, gagasan,

kretifitas pada saat membaca dan meningkatkan kompetensi membaca pemahaman.

B. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang cara

mendesain, mengembangkan, mengelola dan mengevaluasi proses pembelajaran.

Pengetahuan ini diharapkan dapat memberikan alternatif pembelajaran membaca.

C. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide untuk memecahkan masalah

pembelajaran membaca pemahaman di kelas sehingga akan membantu teciptanya

(27)
(28)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis

(Tarigan,1990:7). Membaca merupakan kegiatan memaha-mi bahasa tulis (Santosa, 2009:6.3).

Membaca merupakan kegiatan memaknai lambang-lambang bunyi atau lambang ortografis

tertulis dalam kegiatan berbahasa (Kusmana, 2011:73).

Dari beberapa teori tentang membaca penulis mengacu pada pendapat bahwa membaca adalah

suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 1990: 7).

2.1.2 Tujuan Membaca

Tujuan membaca yaitu mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna

bacaan (Tarigan, 1990: 9). Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas (Santosa,

2009: 6.5). Tujuan yang dimaksud meliputi;

1. menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan;

2. membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan;

3. menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan;

4. menggali simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu topik;

(29)

6. mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan

ataupun tulisan;

7. melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat siswa

sebelum melakukan perbuatan membaca;

8. memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu

yang dipaparkan dalam sebuah bacaan;

9. mempelajari struktur bacaan;

10.menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh

penulis bacaan.

2.1.3 Jenis-Jenis Membaca

Ada beberapa jenis kemampuan membaca yaitu membaca nyaring (reading out lud), membaca

bersuara (oral reading), membaca lisan (reading aloud), dan membaca dalam hati (silent

reading). Aktivitas membaca nyaring direlisasikan dengan bentuk membaca cerita, membaca

puisi, membaca teks drama. Adapun membaca dalam hati dibagi menjadi dua yaitu membaca

ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif terdiri dari membaca survei, sekilas, dangkal.

Membaca intensif terdiri dari membaca telaah isi dan telaah bahasa. Membaca telaah isi

mencakup membaca teliti, membaca pemahaman, kritis, dan ide-ide. Membaca telaah bahasa

mencakup membaca bahasa dan sastra (Tarigan, 1990: 13).

Jenis-jenis membaca yang diberikan di Sekolah Dasar (SD) dapat dibedakan sebagai berikut.

(30)

Kegiatan membaca teknik bertujuan melatih siswa menyuarakan lambang-lambang tulisan

dengan lafal yang baik dan intonasi yang wajar. Di sini guru harus melatih siswa mengucapkan

lafal fonem dengan benar, kata dan kalimat yang baik (tidak menonjolkan kedaerahan).

b. Membaca dalam Hati.

Siswa dilatih membaca tanpa mengeluarkan suara dan bibir tidak bergerak. Bahan bacaan yang

diberikan disesuaikan dengan kemampuan siswa, yaitu bahan bacaan yang sederhana dan yang

telah dipelajari sebelumnya.

c. Membaca Pemahaman.

Membaca ini merupakan lanjutan dari membaca dalam hati, membaca tanpa suara dengan tujuan

untuk memahami isi bacaan. Untuk mengetahui pemahaman siswa, dapat dilakukan dengan

menugasi siswa untuk menceritakan isi bacaan atau dengan mengajukan pertanyaan tentang isi

bacaan.

d. Membaca Indah.

Pada hakikatnya membaca indah sama dengan membaca teknik, tetapi bahan bacaan yang

digunakan adalah puisi atau fiksi/cerita sastra anak-anak. Kegiatan ini bersifat apresiatif sehingga

melibatkan emosi, memerlukan penghayatan/penjiwaan, jenis membaca ini dipadukan dengan

apresiasi sastra.

e. Membaca Cepat.

Membaca ini bertujuan agar siswa dapat menangkap isi bacaan dalam waktu cepat, dalam hal ini

(31)

perlu dilatih gerakan mata, arah pandangan lurus, dari atas ke bawah, hindari membaca kata

demi kata, dan menunjuk bacaan dengan satu jari.

f. Membaca Pustaka

Kegiatan membaca ini merupakan kegiatan membaca di luar jam pelajaran. Jadi, dalam hal ini

dapat berupa penugasan dalam bentuk kelompok maupun individu. Membaca pustaka bertujuan

untuk mengembangkan minat baca siswa.

g. Membaca Bahasa.

Membaca ini ditekankan untuk memahami kebahasaan, bukan memahami isi. Jadi, melalui

membaca ini dapat dilatih mengenai makna dan penggunaan kata, pemakaian imbuhan,

ungkapan, serta kalimat (Santosa, 2009: 3.19--3.20).

2.2 Membaca Pemahaman

2.2.1 Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan lanjutan dari membaca dalam hati. Membaca pemahaman

merupakan membaca tanpa suara dengan tujuan untuk memahami isi bacaan. Untuk mengetahui

pemahaman siswa, dapat dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan isi bacaan atau

dengan mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan (Santosa, 2009: 3.20).

2.2.2 Karakteristik Membaca Pemahaman

Karakteristik membaca pemahaman harus dipahami para guru bahasa Indonesia. Beberapa hal

teknis membaca harus diperhatikan dalam membaca pemahaman. Hal-hal teknis tersebut sebagai

(32)

1. Pada saat membaca tidak boleh ada suara atau bunyi dari mulut pembaca. Penghilangan

bunyi pembacaan itu akan meningkatkan pemahaman pembaca pada bacaan yang dibacanya.

Selain itu, dengan membaca tanpa suara akan mempercepat menyerap informasi dari bacaan.

2. Mulut tidak berkomat-kamit. Pada saat membaca pemahaman, mulut tidak bergerak-gerak

apalagi bersuara. Mulut tidak difungsikan sama sekali dalam membaca pemahaman. Yang

sangat berperan adalah pikiran,

3. Pandangan pembaca tidak bergerak ke kanan dan ke kiri. Pandangan tertuju fokus bacaan,

yang bergerak ke kanan dan ke kiri hanya bola mata.

4. Tangan tidak berfungsi menunjuki kata yang dibaca. Pada saat membaca pemahaman tangan

tidak difungsikan untuk menunjuk huruf atau kata yang sedang dibaca.

2.3Cerita

Cerita dapat berbentuk karangan fiksi dan non fiksi. Karangan fiksi merupakan karya hasil

rekaan yang mengandung daya khayalan atau imajinasi pengarangnya dan tidak nyata.

Sedangkan karangan non fiksi memuat fakta seperti sejarah, biografi, buku-buku ilmu

pengetahuan dan teknologi dan sebagainya.

2.3.1 Pengertian Cerita

Cerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian,

dsb); karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, dan penderitaan orang; kejadian dsb

(baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka) (KBBI, 1997:186).

(33)

kronologis, dalam sebuah karya fiksi (Nurgiyantoro, 1998:92). Cerita sebagai sebuah narasi

berbagai kejadian yang sengaja disusun berdasarkan urutan waktu (Forster dalam Nurgiyantoro,

1998:91). Cerita merupakan rangkaian peristiwa, dan peristiwa yang dirangkaiakan itu

merupakan susunan dari kejadian-kejadian yang lebih kecil (Zulfahnur, 1998:26). Fiksi adalah

cerita rekaan (Nurgiyantoro, 1998:90).

2.3. 2 Unsur-Unsur Cerita

Unsur yang membangun struktur cerita ialah unsur ekstrinsik, yaitu permasalahan kehidupan,

falsafah, cita-cita, ide-ide dan gagasan serta latar budaya yang menopang kisahan cerita, dan

unsur instrinsik (unsur dalam dari sebuah fiksi). Unsur instrinsik ini terdiri atas tema dan amanat,

tokoh dan penokohan, alur, sudut pandang, latar, gaya bahasa (Zulfahnur, 1998:24-25). Unsur

cerita terdiri atas plot, tema, karakter, dan latar (Nurgiyantoro, 1998: 20).

2.4 Metodedan Teknik Pembelajaran

2.4.1 Pengertian Metodedan Teknik Pembelajaran

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

(Djamarah, 2006:46). Metode didefinisikan sebagai cara teratur yang

digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki

(KBBI, 2001:740). Selain itu, metode juga didefinisikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Santosa,

2009:2.26). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, metode diartikan sebagai sistem perencanaan

pembelajaran bahasa Indonesia secara menyeluruh untuk memilih, mengorganisasikan, dan

menyajikan materi pelajaran bahasa Indonesia secara teratur (Santosa, 2009:2.26). Sementara itu,

(34)

2.4.2 Fungsi Metode Pembelajaran

Penggunaan teknik mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya metode mengajar

memiliki fungsi-fungsi seba-gai berikut:

a. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh siswa dan guru dalam kegiatan

pembelajaran.

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran.

d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran,

apakah dalam kegiatan pembelajaran tersebut perlu diberikan bimbingan secara individu atau

kelompok (Winataputra, 1997: 4.4).

2.4.3 Faktor Pemilihan Metode Mengajar

Ada beberapa faktor yang dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar, dasar

pertimbangan itu bertolak dari faktor-faktor:

1. berpedoman pada tujuan;

2. perbedaan individual anak didik;

3. kemampuan guru;

4. sifat bahan pelajaran;

5. situasi kelas;

6. kelengkapan fasilitas;

7. kelebihan dan kelemahan.

(Djamarah, 2010: 229-231).

(35)

Beberapa metode yang perlu dikuasai guru dalam mengatur strategi pembelajaran bahasa, yaitu;

1. diskusi;

2. inkuiri;

3. sosiodrama atau bermain peran;

4. tanya jawab;

5. penugasan;

6. latihan;

7. bercerita;

8. pemecahan masalah;

9. karya wisata.

(Santosa, 2009:1.15-1.16)

2.5 Metode Latihan

2.5 1 Pengertian Metode Latihan

Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik

untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu (Djamarah, 2006:95). Metode latihan juga

sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode latihan juga

digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

(36)

1. Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau

kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik), dan

terampil menggunakan peralatan olahraga.

2. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan,

pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.

3. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan

huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya.

4. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan

pelaksanaan.

5. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.

6. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi

lebih otomatis. (Djamarah, 2009:96).

2.5.3 Kelemahan Metode Latihan

1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian

dan diarahkan jauh dari pengertian.

2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lengkungan.

3. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang

monoton, mudah membosankan.

4. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.

5. Dapat menimbulkan verbalisme. (Djamarah, 2009: 97).

(37)

Dalam praktiknya, metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan

kombinasi dari beberapa metode mengajar. Metode latihan umumnya digunakan untuk

memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari bahan yang dipelajarinya. Langkah jenis

kegiatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Menyediakan peralatan yang diperlukan.

2. Menciptakan kondisi anak untuk belajar.

3. Memberikan pengertian/penjelasan sebelum latihan dimulai (metode ceramah).

4. Demontrasi proses atau prosedur itu oleh guru dan siswa mengamatinya.

5. Siswa diberi kesempatan mengadakan latihan (metode latihan).

6. Siswa membuat kesimpulan dari latihan yang ia lakukan.

7. Guru bertanya kepada siswa. (Djamarah, 2006:104).

2.5.5 Metode Latihan Terbimbing

Pengertian latihan terbimbing sama dengan bimbingan belajar. Mengajar adalah proses

memberikan bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar (Nana

Sudjana dalam Djamarah, 2006: 39). Pengertian latihan terbimbing sama dengan bimbingan

belajar, bimbingan belajar memberi bantuan kepada siswa dalam memecahkan

kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah

(Jamhur dalam Aisyah, 2011: 22).

Latihan terbimbing adalah pengajaran berprograma. Pengajaran berprograma dibagi dua yaitu (1)

(38)

akhir (2) program bercabang yang memberi kemungkinan kepada siswa untuk menguasai

bagian-bagian yang telah dikuasainya dan membimbing mereka yang mengalami kesukaran

tertentu untuk melakukan latihan tertentu (Nasution, 2008:59).

Beberapa prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan

melakukan pelatihan terbimbing adalah seperti berikut.

1) Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna.

2) Berikan pelatihan sampai benar-benar menguasai konsep/keterampilan yang dipelajari.

3) Hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan (massed practice) dan

latihan terdistribusi (distributed practiced).

(39)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran membaca cerita rakyat siswa kelas V SDN 1 Sinar Semendo. Pemilihan metode ini didasarkan pendapat bahwa penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2006:1.15).

Penelitian tindakan adalah penelitian self-reflecive inquiri, atau penelitian melalui refleksi diri. Yaitu guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri, berarti guru mencoba mengingat kembali apa yang dikerjakan di dalam kelas, apa dampak tersebut bagi siswa dan guru mencoba memikirkan mengapa dampaknya seperti itu.

Dengan usaha tersebut guru mencoba menemukan kelemahan dan kekuatan dari tindakan yang dilakukannya dan berusaha memperbaiki kelemahan dan meng-ulangi untuk menyempurnakan tindakan yang dianggapnya sudah baik. Dengan demikian, data yang dikumpulkan dari praktik sendiri. Bukan dari sumber data yang lain. Pengumpul data adalah guru yang terlibat dalam kegiatan praktik, sehingga guru mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai guru dan peneliti. Guru bukan hanya sekedar pelaksana pembelajaran, tetapi berperan secara aktif dari tahap perencanaan hingga tahap evaluasi dan refleksi hail tindakan.

3.2 Setting Penelitian

(40)

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Sinar Semendo Tanggamus tepatnya kelas V-B semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa Indonesia di kelas V-B dan berlangsung hingga mencapai indikator yang telah ditentukan.

3.2.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V-B SD Negeri 1 Sinar Semendo Tanggamus tahun pelajaran 2011/ 2012. Dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kaji tindak dan akan dilaksanakan melalui siklus, setiap siklus meliputi tahap-tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Penelitian menekankan pada perbaikan proses pembelajaran yang dilaksanakan seiring dengan kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan di sekolah.

3.3.1 Perencanaan

(41)

b) Menetapkan kelas penelitian, yaitu kelas V-B. Waktu penelitian semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pelaksanaan pembelajaran diamati oleh observer, refleksi dan kolaborasi dilakukan setiap selesai pemberian tindakan.

c) Menyusun rencana pembelajaran dan alokasi waktu.

d) Menentukan strategi pembalajaran yakni menggunakan metode latihan terbimbing. e) Instrumen penelitian.

3.3.2 Tindakan

Pelaksanaan setiap siklus dilaksanakan secara umum mengikuti prosedur sebagai berikut.

a) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan.

b) Melaksanakan pengamatan terhadap siswa oleh observer.

c) Mencatat semua peristiwa selama pembelajaran dengan instrumen penelitian. d) Mengumpulkan data hasil pengamatan dari observer.

e) Mendiskusikan temuan-temuan dalam pembelajaran dan refleksi.

Proses tindakan berlangsung di kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia selama 2 kali pertemuan ( 4 × 35 menit ) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

SIKLUS I

A. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas.

2. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

(42)

b. Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan tentang cerita rakyat.

2. Guru menjelaskan mekanisme membaca pemahaman. 3. Guru membagikan teks bacaan cerita rakyat.

4. Siswa mencermati teks bacaan cerita rakyat.

5. Guru membimbing siswa dalam membaca pemahaman.

6. Siswa menyebutkan nama tokoh, sifat tokoh utama, dan menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat.

7. Guru memantau aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa melakukan refleksi hasil pembelajaran pertemuan pertama siklus kesatu.

B. Pertemuan Kedua

a. Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas.

2. Guru mengiatkan kembali pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa hal-hal yang berhubungan dengan materi pada pertemuan pertama.

b. Kegiatan Inti

(43)

3. Siswa bertanya jawab tentang kesulitan dalam membaca pemahaman

c. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa mengadakan refleksi hasil pembelajaran pertemuan kedua siklus satu.

3.3.3 Observasi

Observasi atau pengamatan terhadap keterampilan proses yang dikembangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati yaitu kinerja siswa dalam pembelajaran dan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran melalui metode latihan terbimbing. Data aktifitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati dilakukan selama kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode latihan terbimbing yang berlangsung di sekolah.

3.3.4 Refleksi

Merefleksi berarti menuangkan secara intensif apa yang telah terjadi dan belum terjadi atau kekeliruan dan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tampak hasil penelitian tindakan pada siklus tersebut. Dengan begitu dapat dicermati hasilnya secara positif maupun negatif. Refleksi berarti mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Dengan refleksi dapat melakukan perbaikan baru, menyusun rencana baru. Hasil analisis refleksi digunakan untuk melaksanakan pada siklus beri-kutnya.

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1 Instrumen Observasi Siswa

(44)

No Unsur yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor Maks Skor

1. Keantusiasan Siswa

Semua siswa terlihat antusias.

Ada 3-5 siswa yang tidak antusias.

Ada 6-8 siswa yang tidak antusias.

Ada 9-11 siswa yang tidak antusias.

Ada >11 siswa yang tidak antusias.

5

Ada 3-5 siswa yang tidak aktif.

Ada 6-8 siswa yang tidak aktif.

Ada 9-11 siswa yang tidak aktif.

Ada >11 siswa yang tidak aktif.

5

Semua siswa mandiri dalam menulis.

Ada 3-5 siswa yang tidak mandiri dalam menulis.

Ada 6-8 siswa yang tidak mandiri dalam menulis.

Ada 9-11 siswa yang tidak mandiri dalam menulis.

Ada lebih dari 11 siswa yang tidak mandiri dalam menulis.

3.4.2 Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman

Tabel 3.2Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman No Indikator Deskripsi Penilaian Skor Skor

Maksimal

1 Tokoh Semua tokoh dapat disebutkan secara tepat

(45)

Semua nama tokoh yang disebutkan semua

Terdapat 3 karakter atau sifat tokoh disebutkan secara tepat

Hanya 2 karakter atau sifat tokoh dapat disebutkan secara tepat

Hanya 1 karakter atau sifat tokoh dapat disebutkan secara tepat

karakter atau sifat tokoh disebutkan secara tidak ada yang tepat

n isi cerita Dapat menyimpulkan isi cerita dengan 4 kalimat secara tepat

Dapat menyimpulkan isi cerita dengan 3 kalimat secara tepat

Hanya dapat menyimpulkan isi cerita dengan 2 kalimat secara tepat

Hanya dapat menyimpulkan isi cerita dengan 1 kalimat secara tepat

3.4.3 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui metode latihan terbimbing berlangsung di sekolah.

Table 3.4 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

(46)

yang relevan

5.Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai

dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa 6.Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

B Pendekatan/Strategi Pembelajaran 7.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media

Pembelajaran

13.Menggunakan media secara efektif dan efesien 14.Menghasilkan pesan yang menarik 15.Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

D Pembelajaran yang Memicu dan Memilihara

Keterlibatan Siswa

16.Menumbuhkan partisipasi siswa dalam

pembelajaran

17.Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon

siswa

18.Menumbuhkan kerjasama dan antusiasme

siswa dalam belajar

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar 19.Memantau kemajuan belajar selama proses 20.Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi (tujuan)

F Penggunaan Bahasa 21.Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara

jelas, baik, dan benar

22.Menyampaikan pesan dengan gaya yang

sesuai

III PENUTUP

23.Melakukan refleksi atau membuat rangkuman

dengan melibatkan siswa

24.Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedial/pengayaan

(47)

Nilai Akhir (NA)=

Nilai setiap aspek yang teramati dikonversikan dengan pedoman penialian sebagai berikut: kriteria A, nilai 85%-100% dengan predikat baik sekali. Kriteria B, nilai 75%-845 dengan predikat baik. Kriteria C, nilai 60%-74% dengan predikat cukup.Kriteria D, nilai 40%-59% dengan predikat kurang. Kriteria E, nilai 0%-39 dengan predikat gagal (Nurgiyantoro, 1987: 211).

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membaca dan menskor setiap lembar hasil pekerjaan siswa peraspek

( tokoh, karakter atau sifat tokoh, menyimpulkan isi cerita ). 2. Menjumlah skor secara utuh.

3. Menentukan tingkat kemampuan siswa membaca cerita rakyat melalui metodelatihan terbimbing.

4. Menghitung tingkat kemampuan siswa membaca cerita rakyat melalui metode latihan terbimbing.

5. Menghitung rata-rata kemampuan siswa membaca cerita rakyat melalui metode latihan terbimbing dengan rumus.

6. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tolok ukur yang digunakan.

Tabel 3.5 Tolok Ukur Kemampuan Membaca Cerita Rakyat Melalui Metode Latihan Terbimbing

Interval Prestasi Tingkat Kemampuan Keterangan

85% - 100% Baik Sekali X Skor Ideal (100) Skor yang diperoleh

(48)

75% - 84% Baik

60% - 74% Cukup

40% - 59% Kurang

0% - 39% Gagal

(Nurgiantoro, 1987: 363)

3.6 Indikator Keberhasilan

(49)

29

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat ditarik simpulan bahwa

pembelajaran melalui metode pelatihan terbimbing dapat diimplementasikan

untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan

memba-ca pemahaman siswa. Hal ini didasarkan pada temuan sebagai berikut.

1. Pembelajaran membaca pemahamn jika direncanakan dengan baik dan

memanfaatkan metode pelatihan terbimbing akan membantu siswa untuk

memahami isi suatu cerita yang akan dibaca sehingga dapat meningkatkan

kompetensi membaca pemahaman siswa.

2. Penggunaan metode pelatihan terbimbing dalam pembelajaran membaca

pe-mahaman yang didesain secara bertahap dan terprogram dapat membantu

siswa dalam memahami suatu bacaan, siswa lebih senang belajar Bahasa

Indonesia, terutama pada pembelajaran membaca pemahaman yang selama ini

tidak disukai siswa, pembelajaran menjadi efektif dan siswa aktif.

3. Penilaian hasil kerja siswa yang dipantau dan ditindak lanjuti secara

terus-menerus akan membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi membaca

pe-mahaman,kompetensi siswa dalam membaca pemahaman cenderung

(50)

30

4. Skor rata-rata kemampuan membaca pemahaman pada prasiklus, di kelas V-B

SDN 1 Sinar Semendo adalah 52,5 dengan kategori kurang, menjadi 64,44

dengan kategori cukup pada siklus I, dan 77,77 dengan kategori Baik pada

siklus II. Setiap siklus terjadi peningkatan diantaranya: (a) peningkatan

ketuntasan belajar kelas V-B pada prasiklus sebanyak 2 siswa atau persentase

8,33%, 14 atau 58,33% pada siklus I, dan 22 atau 91,56% pada siklus II; (b)

nilai tertinggi yang diperoleh siswa di kelas V-B pada prasiklus 73, 80 pada

siklus I, dan 86 pada siklus II.

5.2 Saran

Sehubungan dengan simpulan penelitian ini, peneliti mengemukakan saran kepada

guru Bahasa Indonesia, dalam hal ini guru kelas V-B SDN 1 Sinar Semendo

Kecamatan Talang Padang Tanggamus sebagai berikut.

1. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam membaca pengumuman,

hendaknya guru menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan

inovatif. Pembelajaran melalui metode pelatihan terbimbing dapat dijadikan

sebagai salah satu altenatif pembelajaran di sekolah.

2. Dalam pembelajaran, guru hendaknya merencanakan dan memperhatikan

kebutuhan lingkungan siswa, strategi, metode, media dan evaluasi agar

pembelajaran lebih berorientasi pada proses atau tujuan, bukan pada target

materi yang harus diselesaikan.

3. Dalam memberikan pelatihan kepada siswa hendaknya hasil pelatihan

(51)

31

pelatihan, dan mengetahui letak kelemahan yang perlu mereka benahi

sehingga siswa dapat meningkatkan kompertensinya.

4. Dalam membelajarkan siswa hendaknya selalu mengupayakan adanya

pembiasaan kecakapan hidup, agar siswa memiliki kompetensi kognitif,

efektif, dan psikomotor yang baik dalam bidang menulis, khususnya membaca

(52)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA

KELAS V-B SDN 1 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh

ROHIMAH NPM 1113124001

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(53)
(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Khoiru Iif. 2010. Proses Pembelajarn Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Bahri Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusmana, Suherli. 2011. Guru Bahasa Indonesia Profesional. Jakarta: Multi Kreasi Satu Delapan.

Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Prose Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurcholis, Hanif. 2007. Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V.

Jakarta: Erlangga.

Nurgiyantoro, Burhan.1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Prees.

---. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Santosa, Puji, 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Tim Universitas Lampung. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung.

Lampung: Unila.

Wardani. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 1.1 Sebaran Jumlah Siswa Menurut Klasifikasi Rentang Nilai Hasil     Ulangan Harian Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD         Negeri 1 Sinar Semendo
Tabel 3.2Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman
Table 3.4 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri, melalui kegiatan refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri

Wardani, Igak (2008 : 14) menyimpulkan bahwa “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tindakan, pengematan, dan refleksi ’.. penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

Menurut Wardhani dan Wihardi (2012, h.1.4), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas

Penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas dengan alasan : penelitian ini dilakukan guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai