SKRIPSI
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SKPD
PEMERINTAHAN PROPINSI SUMATERA UTARA OLEH :
NAMA : DEBY SYAFITRI
NIM : 080503224
JURUSAN : AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin , dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi seuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan
ABSTRAK
PENGARUHPARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAHAN PROPINSI
SUMATERA UTARA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal. Jenis data yang dipakai adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner langsung kepada responden dan mengutipnya setelah jangka waktu 2 minggu. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum ,melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dengan uji F, uji t dan uji koefisien determinasi.
Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, sedangkan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini juga menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
ABSTRACT
THE EFFECT OF BUDGET PARTICIPATION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT TOSKPD PERFORMANCE IN PROVINCE NORTH
SUMATRA GOVERNANCE
The purpose of this research is to know the impact of budgetary participation and organization commitment as partial and simultan toward to SKPD performance in Province North Sumatra Governance.
The method of this minithesis is to use a causal research design. The type of data used is the primary data. Primary data obtained by sending questionnaires directly to respondents and quote after a period of 2 weeks. The data collected, analyzed by the method of data analysis was then performed prior to testing the assumptions of classical, hypothesis testing. Testing hypotheses using multiple regression, the F test, t test, and test the coefficient of determination.
The result of this research show that budgeting participation as partial has an impact to SKPD performance. Whereas, organization commitment has no impact to SKPD performance in Province North Sumatra Governance. This research also found that the budgeting participation and organization commitment are simultaneously has an impact to SKPD performance in Province North Sumatra Governance.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat
dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera
Utara” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa
do’a, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut
membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karenaitu saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Drs. Hotmal Ja’far selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Dra. Mutia Ismail, MM.,Ak
selaku Ketuadan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing
yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama
5. Bapak Drs. Syahelmi, M.Si, Ak selaku Pembaca dan Penilai.
6. Terima kasih yang tidak pernah putus penulis ucapkan kepada ayahanda
Ir.H. Surijono MS., MM dan ibunda Hj. Yusniati Siregar yang senantiasa
melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral maupun
materi, dan doa kepada saya. Juga untuk kakak-kakak saya (Defi Yanti
SE., M.Si, Efriyani S.Sos., MSM dan Novi Yulia Ningsih S.I.Kom.,
MSM) serta abang saya (Ade Prihatin ST) yang telah banyak membantu
penulis. Serta teman-teman saya dewi, dira, vivi, sari dan grace yang
selalu memberikan semangat dan semua akuntansi angkatan 2008, dan
orang-orang yang selalu berada dibelakang penulis untuk membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
Medan, Juli 2012 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……….. i
ABSTRACT……… ii
KATA PENGANTAR……… iii
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR TABEL……… vii
DAFTAR GAMBAR……… viii
DAFTAR LAMPIRAN……… ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1
1.2 Perumusan Masalah……… 8
1.3 Tujuan Penelitian……… 8
1.4 Manfaat Penelitian………. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis……… 10
2.1.1 Pengertian Anggaran……… 10
2.1.1.1 Karakteristik Anggaran……. 11
2.1.1.2 Fungsi Anggaran……… 11
2.1.2 Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran 12 2.1.3 Komitmen Organisasi……… 15
2.1.4 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah……….. 16
2.1.5 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pemerintah……… 18
2.1.6 Kinerja SKPD Pemerintah Daerah…... 19
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu………... 20
2.3 Kerangka Konseptual……… 22
2.4 Hipotesis Penelitian……….. 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian……… 25
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian………….. 25
3.3 Jenis dan Sumber Data……… 26
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian………. 26
3.5 Teknik Pengumpulan Data………. 28
3.6 Model dan Teknik Analisis Data………… 29
3.6.1 Model Analisis Data……….. 29
3.6.2 Pengujian Kualitas Data……… 30
3.6.2.1 Uji Validitas……… 30
3.6.2.2 Uji Reliabilitas……… 30
3.6.3 Pengujian Asumsi Klasik…………. 30
3.6.3.2 Uji Multikolinieritas……… 31
3.6.3.3 Uji Heterokedastisitas…… 32
3.7 Pengujian Hipotesis……… 32
3.7.1 Uji F……….. 32
3.7.2 Uji t……… 33
3.7.3 Koefisien Determinan……… 33
3.8 Jadwal Penelitian……… 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian... 35
4.1.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara 35 4.1.2 Letak Geografis... 36
4.2 Pembahasan Hasil Analisis... 38
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 38
4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data... 39
4.2.2.1 Hasil Uji Validitas Variabel... 39
4.2.2.1.1 Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran... 39
4.2.2.1.2 Variabel Komitmen Organisasi 40 4.2.2.1.3 Variabel Kinerja SKPD Pemerintah………... 41
4.2.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel... 41
4.2.2.2.1 Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran... 42
4.2.2.2.2 Variabel Komitmen Organisasi 42 4.2.2.2.3 Variabel Kinerja SKPD Pemerintah………. 43
4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik... 43
4.2.3.1 Uji Normalitas... 43
4.2.3.2 Uji Multikolinieritas... 46
4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas... 46
4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis... 47
4.2.4.1 Uji Signifikan Simultan (uji-F).... 49
4.2.4.2 Uji Signifikan Parsial (uji-t)... 50
4.2.4.3 Koefisien Determinan (�2)... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 53
5.2 Keterbatasan Penelitian... 54
5.3 Saran... 54
DAFTAR PUSTAKA……… 56
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 21
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel….. 27
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian... 34
Tabel 4.1 Struktur SKPD Pempropsu... 36
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif... 38
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel PartisipasiPenyusunanAnggaran... 40
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel KomitmenOrganisasi... 40
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel KinerjaSKPD Pemerintahan... 41
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel PartisipasiPenyusunan Anggaran... 42
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel KomitmenOrganisasi... 42
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel KinerjaSKPD Pemerintahan... 43
Tabel 4.9 One Sample Kolmogorov Smirnov Test... 45
Tabel 4.10 Hasil Uji Gejala Multikolinieritas... 46
Tabel 4.11 Variables Entered/Removed... 47
Tabel 4.12 Coefficients (a)... 48
Tabel 4.13 Anova (b)... 49
Tabel 4.14 Coefficients (a)... 50
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual…………... 23
Gambar 4.1 Normal P-P Plot... 44
Gambar 4.2 Histogram... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran I Descriptive dan Regression..……… 59
Lampiran II Validitas dan Reliabilitas……….. 61
Lampiran III Hasil Uji Normalitas………. 64
Lampiran IV Hasil Uji Multikolinieritas………. 67
Lampiran V Hasil Uji Heteroskedastisitas……… 68
Lampiran VI Hasil Uji F……… 69
Lampiran VII Hasil Uji t………. 70
Lampiran VIII Koefisien Korelasi dan Determinan………. 71
ABSTRAK
PENGARUHPARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAHAN PROPINSI
SUMATERA UTARA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal. Jenis data yang dipakai adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner langsung kepada responden dan mengutipnya setelah jangka waktu 2 minggu. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum ,melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dengan uji F, uji t dan uji koefisien determinasi.
Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, sedangkan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini juga menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
ABSTRACT
THE EFFECT OF BUDGET PARTICIPATION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT TOSKPD PERFORMANCE IN PROVINCE NORTH
SUMATRA GOVERNANCE
The purpose of this research is to know the impact of budgetary participation and organization commitment as partial and simultan toward to SKPD performance in Province North Sumatra Governance.
The method of this minithesis is to use a causal research design. The type of data used is the primary data. Primary data obtained by sending questionnaires directly to respondents and quote after a period of 2 weeks. The data collected, analyzed by the method of data analysis was then performed prior to testing the assumptions of classical, hypothesis testing. Testing hypotheses using multiple regression, the F test, t test, and test the coefficient of determination.
The result of this research show that budgeting participation as partial has an impact to SKPD performance. Whereas, organization commitment has no impact to SKPD performance in Province North Sumatra Governance. This research also found that the budgeting participation and organization commitment are simultaneously has an impact to SKPD performance in Province North Sumatra Governance.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Anggaran merupakan komponen yang penting pada sebuah organisasi,
baik organisasi sektor swasta ataupun sektor publik. Anggaran adalah suatu
rencana terinci yang pada umumnya dinyatakan dalam ukuran kuantitatif, dan
biasanya dalam bentuk satuan uang yang digunakan untuk menunjukkan suatu
perolehan dan penggunaan sumber-sumber organisasi. Suatu anggaran harus
terorganisasi secara rapi, jelas, rinci, dan komprehensif. Untuk menyusun
anggaran, suatu organisasi harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan
strategis. Melalui perencanaan strategis, suatu anggaran akan mendapatkan
kerangka acuan strategis. Perencanaan strategis yaitu perencanaan level tertinggi
dalam suatu organisasi yang menjadi rujukan utama perencanaan-perencanaan
lain yang merupakan tanggung jawab manajemen eksekutif. Perencanaan strategis
merupakan dokumen yang menjelaskan tentang posisi organisasi di masa
mendatang yang menyangkut posisi, penguasaan proses, kinerja layanan, ragam
produk, dan gambaran tentang pelanggan yang akan dilayani (Yuwono, 2005: 3).
Anggaran dipergunakan untuk mengendalikan biaya dan untuk menentukan
bidang masalah dalam suatu organisasi dengan cara membandingkan hasil kinerja
yang telah di anggarkan secara periodik. Agar suatu anggaran tepat sasaran dan
sesuai tujuan maka diperlukan suatu kerjasama yang baik antara bawahan dan
terbuka serta dilaporkan dalam suatu struktur yang mudah dimengerti dan relevan
dalam kegiatan proses operasional dan pengendalian organisasi.
Penyusunan anggaran pada suatu organisasi sektor publik dapat membantu
mewujudkan akuntabilitas. Berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan,
masyarakat secara tidak langsung dapat melakukan pengawasan atau
pengendalian. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan
yang diambil pemerintah melalui anggaran yang mereka buat. Suatu anggaran
pada sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana disetiap
program dan untuk aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik
rakyat. Pada anggaran sektor publik suatu anggaran yang telah dibuat
dipublikasikan kepada rakyat, dimana anggaran sektor publik berasal dari
retribusi, pajak, laba suatu perusahaan milik daerah ataupun Negara, pinjaman
pemerintah berupa utang luar negeri dan obligasi.
Penggunaan anggaran merupakan konsep yang sering digunakan untuk
melihat indikator kinerja suatu organisasi publik. Pada Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah serta Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah membuka kesempatan ataupun peluang bagi daerah untuk
membangun dan mengembangkan daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan
prioritasnya masing-masing. Berlakunya undang-undang tersebut menimbulkan
konsekuensi bagi pemerintah daerah dalam bentuk pertanggungjawaban atas
pengalokasian dana yang dimiliki pemerintah dengan cara yang efektif dan
tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun rencana kerja dan anggaran
satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD) yang disebut pada Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 19 (1) dan (2) bahwa
Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun rencana kerja dengan pendekatan
berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai.
Partisipasi penyusunan anggaran dibutuhkan agar anggaran yang dibuat
bisa lebih sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Partisipasi merupakan
konsep dimana seorang bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan
sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins, 2002: 179). Dengan kata
lain bawahan dan atasan memiliki suara dalam proses manajemen. Partisipasi dari
bawahan dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja karena dengan
adanya komunikasi antara atasan dan bawahan dapat memungkinkan bawahan
untuk memilih. Tindakan memilih tersebut dapat membangun komitmen sebagai
tanggung jawab atas apa yang telah dipilih dan pada akhirnya akan meningkatkan
kinerja.
Penganggaran partisipatif merupakan suatu pendekatan penganggaran
yang berfokus pada suatu upaya dalam meningkatkan motivasi karyawan untuk
mencapai tujuan organisasi. Partisipasi penyusunan anggaran sangat erat
hubungannya dengan kinerja aparat perangkat pemerintah daerah, karena kinerja
aparat pemerintah daerah dilihat berdasarkan partisipasi aparat pemerintah dalam
menyusun anggaran (Mahoney 1963). Hal tersebut sangat penting karena aparat
SKPD pemerintah daerah akan merasa lebih produktif dan puas terhadap
dapatmeningkatkan kinerjanya. Pada hasil penelitian terdahulu Sinambela (2003)
mengungkapkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara partisipasi
anggaran dengan kinerja pegawai. Sedangkan pada hasil penelitian Sumarno
(2005) menyatakan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan negatif yang kuat
antara partisipasi anggaran dan kinerja pegawai.
Kinerja (performance) adalah gambaran tentang tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi (Mahsun, 2006: 25). Kinerja yang diraih oleh suatu organisasi pada
dasarnya merupakan prestasi para anggota organisasi itu sendiri, mulai dari
tingkat atas sampai pada tingkat bawah. Visi dan Misi menjelaskan komitmen
organisasi secara teori dan diharapkan dapat diwujudkan dengan cara kinerja
organisasi yang baik sehingga dapat mencapai nilai tertentu sesuai dengan apa
yang diharapkan organisasi. Menurut Kumorotomo (2005: 103), kinerja
organisasi publik merupakan hasil akhir organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi, efisien, transparan dalam pertanggungjawaban, sesuai kehendak
pengguna jasa informasi, berkualitas, adil, visi dan misi organisasi, serta
diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses
penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam
menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan
mencapai tujuan (Robertson, 2002 dalam Mahsun, 2006). Kinerja memiliki
tujuan pada suatu tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta
kemampuan dalam hal mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dapat
dinyatakan baik dan sukses apabila tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok ukur
kinerja individu.Penilaian prestasi kerja (kinerja) merupakan penilaian yang
dilakukan secara sistematis agar mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja
organisasi.Pengukuran ataupun penilaian kinerja pada organisasi publik penting
dilakukan karena berguna sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas
pelayanan organisasi tersebut agar lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat
terhadap nilai dan tujuan (goal) yang ingin dicapai organisasi (Mowday et al,
1979).Komitmen organisasi merupakan salah satu faktor penting bagi
kelanggengan suatu organisasi. Tanpa adanya komitmen organisasi yang kuat
dalam diri individu, tidak akan mungkin suatu organisasi dapat berjalan dengan
maksimal.Komitmen organisasi merupakan tingkat sejauh mana seorang
karyawan memihak pada salah satu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta
memiliki niat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut.
Suatu organisasi harus memberi perhatian yang penuh dan dapat membuat
karyawan percaya terhadap organisasi, agar dapat diperoleh komitmen karyawan.
Apabila komitmen karyawan telah diperoleh maka akan didapatkan karyawan
yang setia, dan mampu bekerja dengan baik untuk suatu kepentingan organisasi.
dukungan penuh dari karyawannya sehingga dapat berfokus secara penuh pada
tujuan yang diinginkan.Apabila karyawan yang memiliki komitmen organisasi
yang kuat atau tinggi, maka pencapaian tujuan organisasi merupakan hal yang
diprioritaskan. Karyawan dengan komitmen organisasi yang kuat dalam dirinya
maka membuat karyawan akan berusaha keras untuk mencapai tujuan organisasi
serta berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi. Sebaliknya, apabila
karyawan dengan komitmen organisasi yang rendah maka akan mempunyai
perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusaha
memenuhi kepentingan pribadinya.
Menurut Luthans (2006: 250), terdapat hubungan yang positif antara
komitmen organisasi, kepuasan kerja, motivasi, gaji, gaya kepimimpinan,
terhadap kinerja, tingkat pergantian karyawan yang rendah, dan tingkat
ketidakhadiran yang rendah, serta terdapat bukti bahwa komitmen karyawan
berhubungan dengan persepsi iklim, organisasi yang hangat dan mendukung, dan
menjadi anggota tim yang baik dan siap membantu. Memperkerjakan individu
yang nilai-nilainya tidak selaras dengan nilai-nilai organisasi yang telah ada maka
cenderung akan menghasilkan karyawan yang kurang memiliki motivasi dan
komitmen, serta yang tidak terpuaskan oleh pekerjaan mereka dan oleh organisasi
(Sumarno, 2005). Hasil penelitian Sumarno (2005) menemukan pengaruh
komitmen organisasi terhadap hubungan partisipasi anggaran dan kinerja pegawai
adalah positif dan signifikan. Sedangkan pada hasil penelitian Bambang dan
komitmen organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja aparat pemda.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan
anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja organisasi sektor publik.
Penelitian ini dilakukan di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sebagai objek
penelitian karena pada pemerintahan ini sudah diterapkan sistem anggaran
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja
SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara ?
2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD
Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara ?
3. Apakah partispasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi
berpengaruh secara bersamaan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan
Propinsi Sumatera Utara ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, maka penelitian ini
bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD
Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan
komitmen organisasi secara bersamaan terhadap kinerja SKPD
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan
pemikiran dan dapat mengetahui serta mempelajari
masalah-masalah yang berkaitan dengan partisipasi penyusunan anggaran
dan omitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan
Propinsi Sumatera Utara.
2. Bagi organisasi sektor publik atau pihak yang terkait
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dan pertimbangan bagi Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara
dalam menerapkan kebijakannya sehingga kinerja organisasi
publik tersebut menjadi lebih baik.
3. Bagi akademisi
Hasil dari penelitian ini bagi para akademisi bisa dijadikan sebagai
bahan informasi tambahan dan masukan bagi peneliti yang
berminat meneliti permasalahan yang sama, khususnya untuk
memahami partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Pengertian Anggaran
Menurut Yuwono (2005: 27) mendefinisikan anggaran adalah “suatu
rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya
dalam satuan uang (perencanaan keuangan) untuk menunjukkan perolehan dan
penggunaan sumber-sumber suatu organisasi”.
Menurut Mahsun (2006: 145) menyebutkan, “anggaran adalah
perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya mencakup jangka
waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter, dan anggaran ini
merupakan perencaan jangka pendek organisasi yang menerjemahkan berbagai
program ke dalam rencana keuangan tahunan yang lebih kongkret”.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 73), “anggaran adalah alat
penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam
organisasi. Suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan
menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu”.
Seperti yang diketahui anggaran merupakan titik fokus dari persekutuan
antara proses perencanaan dan pengendalian. Penganggaran adalah suatu proses
penerjemahan rencana aktivitas kedalam rencana keuangan. Dalam makna yang
lebih luas, penganggaran meliputi penyiapan, pelaksanaan, pengendalian, dan
pertanggungajawaban anggaran. Dalam sebuah organisasi yang besar,
yang besar dan telah matang dengan tingkat operasional yang relatif stabil dalam
jangka panjang, anggaran merupakan dokumen formal dan sangat rinci. Oleh
karena itu, perlu waktu yang lama dalam menyiapkan suatu anggaran agar tersedia
tepat di awal tahun berikutnya dan disetujui oleh semua pihak. Dan sebagai
contohnya adalah organisasi pemerintahan ataupun organisasi publik.
2.1.1.1. Karakteristik Anggaran
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 73), anggaran memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
a. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter.
b. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun.
c. Merupakan komitmen manajemen; manajer setuju untuk menerima tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.
d. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran.
e. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu.
2.1.1.2. Fungsi Anggaran
Menurut Yuwono (2005: 65) ada beberapa fungsi anggaran dalam
manajemen organisasi sektor publik antara lain :
1. Anggaran sebagai alat perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian.
Anggaran sebagai instrument pengendalian digunakan untuk menghindari adanya overspending, underspending, dan salah sasaran (missappropriation) dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas. Sebagai alat pengendalian manajerial, anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kewajibannya.
Anggaran sebagai kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut, dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik.
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Di sektor publik, anggaran merupakan political tool sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi.
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antarbagian dalam pemerintahan. Anggaran publik yang disusun dengan baik dapat mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Di samping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antarunit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan. 6. Anggaran sebagai alat penilaian kerja.
Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.
7. Anggaran sebagai alat motivasi.
Anggaran dapat digunakan sebagai alat memotivasi manajer dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifat challengingbut attainable atau
demanding but achievable. Artinya, target anggaran hendaknya jangan
terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
2.1.2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
Penganggaran partisipatif (participative budgeting) merupakan pendekatan
penganggaran yang berfokus pada upaya untuk meningkatkan motivasi karyawan
untuk mencapai tujuan organisasi. Partisipasi anggaran pada sektor publik terjadi
ketika antara pihak eksekutif, legislatif dan masyarakat bekerja sama dalam
kepala daerah melalui usulan dari unit-unit kerja yang disampaikan kepada kepala
bagian dan diusulkan kepada kepala daerah, dan setelah itu bersama-sama DPRD
menetapkan anggaran yang dibuat sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku.
Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri
memuat Pedoman Penyusunan Rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim
anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah (unit kerja).
Suatu proses penganggaran daerah dengan menggunakan pendekatan
kinerja dalam Kepmendagri nomor 13 tahun 2006 membuat pedoman penyusunan
rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama
unit organisasi perangkat daerah. Untuk menyusun APBD, pemerintah daerah
harus terlebih dahulu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dengan menggunakan bahan dari Rencana Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja SKPD) untuk jangka waktu 1 tahun yang mengacu kepada
Rencana Kerja Pemerintah. Satuan kerja perangkat daerah yang disingkat dengan
SKPD merupakan suatu perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku
pengguna anggaran atau pengguna barang.
Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh
masing-masing kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola
APBD dan dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pernagkat daerah selaku pejabat
pengguna anggaran/barang daerah. Di sini, pejabat pengelola keuangan daerah
mempunyai tugas sebagai berikut :
c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah.
d. Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah.
e. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Sedangkan kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna
anggaran/barang daerah mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran.
c. Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. d. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak.
e. Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.
f. Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.
g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan daerah yang dipimpinnya.
Garrison et.al. (2000: 347), menyatakan bahwa:
Arah aliran data anggaran dalam suatu system partisipatif berawal dari level tanggung jawab yang lebih rendah kepada level tanggung jawab yang lebih tinggi. Setiap orang mempunyai tanggung jawab atas pengendalian biaya harus menyusun estimasi anggarannya sendiri dan kemudian menyerahkannya kepada level manajemen yang lebih tinggi. Estimasi tersebut kemudian direview dan dikonsolidasikan dalam gerakannya ke arah level manajemen yang lebih tinggi.
Partisipasi dalam penyusunan suatu anggaran dapat membangun suatu
interaksi yang lebih baik antara atasan dengan bawahan, sehingga akan tercipta
suatu komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disusun untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
Hal-hal yang harus termuat dalam RKPD adalah :
c. Rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan lansung oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah menyusun Pedoman Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) sebagai acuan
bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Pedoman penyusunan RKA-SKPD
mencakup :
a. Prioritas dan plafon anggaran yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan.
b. Sinkronisasi program dan kegiatan antar-SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yan g ditetapkan. c. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD.
d. Hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja.
e. Dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja, dan standar satuan harga.
2.1.3. Komitmen Organisasi
Organisasi sering dipahami sebagai suatu kelompok orang yang
berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan
atau sejumlah sasaran tertentu yang telah ditetapkan. Organisasi sektor publik
merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut
sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil,
bahkan dapat dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga melakukan
transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan. Berdasarkan Kepmendagri 13 tahun
2006 organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala
daerah/wakil kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah. Menurut Griffin,
individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seorang individu yang
memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota
sejati organisasi. Komitmen organisasi yang kuat ataupun tinggi akan mendorong
seorang individu untuk berusaha mencapai tujuan organisasi serta juga
meningkatkan kinerja yang tinggi.
Menurut Fred Luthans (2006: 249), komitmen organisasi didefinisikan
sebagai “suatu keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi
tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan
tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”. Seorang individu yang
ingin menetap dalam organisasi karena keinginannya sendiri, memiliki keinginan
menggunakan usaha agar sesuai dengan tujuan organisasi. Pada aparat
pemerintah daerah, seorang inidividu yang memilki komitmen organisasi yang
tinggi maka dapat menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun
anggaran sehingga dapat mencapai target ataupun tujuan anggaran yang telah
ditetapkan oleh organisasi tersebut.
2.1.4. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah
Menurut Freeman (2003) dalam Nordiawan (2006: 48) mengungkapkan
bahwa anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor
publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocating resources to unlimited
Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi
kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran
finansial. Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor publik, terutama
pemerintah, merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan
politis yang cukup signifikan.
Suatu proses anggaran bisa bersifat dari “atas-ke-bawah” atau dari
“bawah-ke-atas”. Dengan penyusunan anggaran dari atas-ke-bawah, manajemen
senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah. Dengan penyusunan
anggaran dari bawah-ke-atas, manajer di tingkat yang lebih rendah berpartisipasi
dalam menentukan besarnya anggaran.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 87) bahwa partisipasi
anggaran (yaitu, proses dimana pembuat anggaran terlibat dan mempunyai
pengaruh dalam penentuan besar anggaran) mempunyai dampak yang positif
terhadapa motivasi manajerial karena dua alasan :
1. Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer, dibandingkan bila dipaksakan secara eksternal.
2. Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang efektif.
Penyusunan anggaran partisipatif adalah sangat menguntungkan untuk pusat
tanggung jawab yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis dan tidak pasti
karena manajer yang bertanggung jawab atas pusat tanggung jawab semacam itu
kemungkinan besar memiliki informasi terbaik mengenai variabel yang
memengaruhi pendapatan dan beban mereka. Menurut penelitian Sinambela
terhadap kinerja pegawai perguruan tinggi swasta di Kota Medan”. Dan hasil
penelitian dari Bambang dan Osmad (2007) yang menyatakan bahwa “terdapat
pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
aparat pemerintah daerah”. Dari kedua penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa
partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap kinerja pegawai peguruan
tinggi swasta dan kinerja aparat pemerintah daerah.
2.1.5. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pemerintah
Komitmen organisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana seorang
karyawan memihak pada organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya
untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen
organisasi yang kuat akan mendorong para manajer bawahan berusaha keras
mencapai tujuan organisasi (Angel dan Perry, 1981; Porter et. al., 1974) dalam
Bambang dan Osmad (2007: 7). Pegawai pemerintah yang memiliki komitmen
tinggi maka akan lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi
dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih baik. Sedangkan pegawai
pemerintah yang memiliki komitmen organisasi rendah akan membuat individu
untuk berbuat untuk kepentingan pribadinya. Di lain sisi, komitmen organisasi
juga dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya
untuk pencapaian kinerja yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996; Chong dan
Chong, 2002; Wentzel, 2002). Apabila pegawai pemerintah yang memiliki
komitmen yang kuat maka mereka akan bekerja keras, setia dan perduli terhadap
organisasinya sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kinerja pegawai
2.1.6. Kinerja SKPD Pemerintah Daerah
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah organisasi atau lembaga
pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada kepala daerah dalam
rangka menyelenggarakan pemerintahan daerah. Kinerja (performance) adalah
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang
tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006: 25).
Pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu manajer publik dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui
alat ukur finansial dan non finansial (Bambang dan Osmad, 2007: 4). Sistem
pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai pengendalian organisasi karena
pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system.
Menurut Mahsun (2006: 198), menyebutkan bahwa :
Pengukuran kinerja pemerintah daerah diarahkan pada masing-masing satuan kerja (dinas) yang telah diberi wewenang mengelola sumber daya sebagaimana bidangnya. Setiap satuan kerja adalah pusat pertanggungjawaban yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Dengan demikian perumusan indikator kinerja tidak bisa seragam untuk diterapkan pada semua satuan kerja yang ada. Namun, dalam pengukuran kinerja setiap satuan kerja harus tetap dimulai dari pengidentifikasian terhadap visi, misi, falsafah, kebijakan, tujuan, sasaran, program-program dan anggaran serta tugas dan fungsi yang telah ditetapkan.
Indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan
pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu
(Mahsun, 2006: 81). Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara
tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi
Menurut Bastian (2006: 267), syarat indikator kinerja adalah sebagai
berikut :
1. Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan keslahan interpretasi.
2. Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan relevan.
3. Dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta proses. 4. Harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahan/ penyesuaian
pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan efektif.
Elemen pokok suatu pengukuran kinerja menurut Mahsun (2006), yaitu :
1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi, 2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.
3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi.
4. Evaluasi kinerja (feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas).
Menurut Whittaker (1993) dalam Bastian (2006: 274) pengukuran kinerja
merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Lain halnya dengan Simons (dalam
BPKP, 2000) dalam Mahsun (2006: 26) menyebutkan bahwa pengukuran kinerja
membantu manajer dalam memonitor implementasi strategi bisnis dengan cara
membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu
yang beragam.
Tabel 2.1.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Hasil Penelitian
J. Sumarno (2005) Pengaruh Komitmen
Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan
Kinerja Pegawai (Studi Empiris Pada Kantor Cabang Perbankan Indonesia di Jakarta)
1. Terdapat pengaruh dan hubungan negative yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja pegawai,
2. Pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan
partisipasi anggaran dan kinerja pegawai adalah positif dan signifikan,
3. Pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja pegawai Elizar Sinambela (2003) Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Medan)
1. Partisipasi dalam penyusunan
anggaran telah diterapkan pada perguruan tinggi swasta di Kota Medan, 2. Partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai. Bambang Sardjito dan
Osmad Muthaher (2007)
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel
Moderating (Studi Empiris Pemerintah Kota
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah,
dan Kabupaten Semarang)
antara variabel budaya organisasi dalam memoderasi partisipasi
penyusunan
anggaran dengan kinerja pegawai,
3. Terdapat pengaruh signifikan antara variabel komitmen organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemda.
Essy Refikha (2008) Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai.
1. Tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja SKPD Pemerintah Daerah
2. Adanya pengaruh
yang signifikan antara komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD pemerintah daerah.
2.3. Kerangka Konseptual
Tujuan pada penelitian ini agar mengetahui sejauh mana pengaruh
penyusunan anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD. Robbins
(2006) mengungkapkan bahwa ada tiga tipe sikap yaitu kepuasan kerja,
keterlibatan, dan komitmen organisasi. Komitmen seorang individu pada suatu
jawabnya. Sehingga kinerja itu sendiri dapat dipengaruhi oleh partisipasi
anggaran dan komitmen organisasi. Berdasar tinjauan teori dan rumusan
penelitian, diidentifkasi dua variabel independen yaitu partisipasi penyusunan
anggaran dan komitmen organisasi, satu variabel dependen yaitu kinerja SKPD.
Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berangkat dari berbagai konsep teori
dan kajian penelitian yang sebelumnya. Secara skematis gambaran kerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat digambar seperti gambar 2.1.
H1
H3
[image:36.595.149.557.342.599.2]H2
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Partisipasi
anggaran
Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera
Utara Komitmen
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :
• H1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja
SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
• H2 : Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD
Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
• H3 : Partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi secara
bersamaan berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif kausal yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat.
Sehingga ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel
dependen (variabel yang dipengaruhi) (Sugiyono, 2005). Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
dan komitmen organisasi sebagai variabel independen terhadap kinerja SKPD
pemerintahan propinsi sumatera utara sebagai variabel dependen. Dimensi waktu
penelitian ini adalah cross sectional yaitu melibatkan satu waktu tertentu dengan
banyak sampel.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya
atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009: bab 3). Penelitian ini dilakukan di
pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah
pegawai yang bekerja di SKPD pada Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
Pemilihan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam penelitian ini karena
SKPD termasuk dalam organisasi sektor publik yang memiliki sistem anggaran
partisipatif.
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subject) dari unit populasi.
sampling. Sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu sehingga dapat mendukung
penelitian ini. Kriteria dalam pemilihan sampel merupakan pejabat struktural di
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara yang
memiliki peran dalam proses penyusunan anggaran.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer,
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli yaitu berupa kuesioner. Data primer diperoleh langsung dari responden yang
bekerja di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintahan Propinsi
Sumatera Utara.
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai
macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 1999). Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Yang
menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan
anggaran dan komitmen organisasi. Sedangkan variabel dependennya adalah
kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
Tabel 3.1.
Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala Penelitian Variabel Independen 1. Partisipasi penyusunan anggaran 2. Komitmen organisasi Partispasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses keterlibatan dimana seorang individu dan luasnya pengaruh dalam proses penyusunan anggaran (Milani, 1975)
Komitmen organisasi adalah kepercayaan yang kuat dan keterterimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai organisasi serta keinginan untuk berusaha mencapai tujuan organisasi tersebut (Nouri dan Parker, 1998)
Menggunakan indikator yang dikembangkan Milani (1975) dalam Mas’ud (2004) meliputi :
− Keterlibatan dalam penyusunan anggaran.
− Tingkat kelogisan
alasan melakukan revisi anggaran
− Intensitas mengajak diskusi tentang anggaran
− Besarnya pengaruh
dalam anggaran.
− Kontribusi penting
terhadap anggaran
− Frekuensi atasan
meminta pendapat dalam penyusunan anggaran.
Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mowday
et al. (1979) dalam Mas’ud
(2004), yaitu :
− Kerja keras untuk menyukseskan
organisasi
− Kebanggaan bekerja pada organisasi
− Kesediaan menerima tugas demi organisasi
− Kesamaan nilai
individu dengan nilai organisasi
− Kebanggaan menjadi
bagian dari organisasi
Likert
− Organisasi
merupakan inspirasi untuk melaksanakan tugas
− Senang atas pilihan bekerja di organisasi
− Anggapan bahwa
organisasinya adalah organisasi yang terbaik
− Perhatian terhadap nasib organisasi
Variabel Dependen
Kinerja SKPD
Pemerintahan
Propinsi Sumatera Utara
Kinerja organisasi publik adalah : “hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi.
Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mahoney
et al. (1963) dalam Mas’ud
(2004) meliputi :
− Perencanaan − Investigasi − Pengkoordinasian − Evaluasi − Pengawasan − Staffing − Negosiasi − Perwakilan
− Kinerja secara
keseluruhan
Likert
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data primer ataupun pengiriman kuesioner yaitu :
1. Kuesioner langsung diantar ke responden dan diserahkan kepada semua
sampel.
2. Kuesioner dikumpul setelah 2 minggu.
3. Jika ada responden yang belum mengumpulkan kuesioner maka kepada
4. Setelah batas waktu yang telah ditentukan dan kuesioner telah
dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data jika
jumlah data yang terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data yang
terkumpul belum mencukupi maka peneliti akan mencoba kembali untuk
mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan
kuesioner tersebut.
3.6. Model dan Teknik Analisis Data 3.6.1. Model Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis
regresi berganda, karena ada dua variabel independen dan satu variabel dependen.
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD
pemerintahan propinsi sumatera utara. Model persamaan regresi untuk menguji
hipotesis dengan formulasi sebagai berikut :
Y= a+����+����+e
keterangan :
Y = Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara
a = Konstanta
�1,�2 = Koefisien
�1 = Partisipasi anggaran
�2 = Komitmen organisasi
e = Tingkat kesalahan pengganggu
3.6.2. Pengujian Kualitas Data 3.6.2.1.Uji Validitas
Uji validitas digunakan unuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut :
1. Jika �ℎ�����positif dan �ℎ�����>������ maka butir pertanyaan tersebut
valid.
2. Jika �ℎ����� negatif dan �ℎ�����<������ maka butir pertanyaan tersebut
tidak valid.
3.6.2.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat yang sama (Riyadi, 2000). Untuk melihat
reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan
koefisien Cronbach Alpha (α). Menurut kriteria Nunnally (1967), variabel atau
konstruk dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha> 0,60. Semakin nilai
alphanya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya semakin terpercaya untuk
masing-masing variabel. Pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS.
3.6.3. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam penggunaan analisis regresi harus bebas dari asumsi-asumsi klasik
3.6.3.1. Pengujian Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan
analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang mudah untuk
mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumbu
diagonal dari garfik normal probability plot. Karakteristik histogram adalah
bahwa pada grafik histogram pola distribusi menceng ke kanan dan membawahi
hampir semua grafik batang. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak jauh dari garis
diagonal.
Untuk melengkapi hasil analisis grafik normal digunakan uji
Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Pada uji ini dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap
variabel. Jika tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data itu
terdistribusi normal. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka distribusi
data adalah tidak normal.
3.6.3.2. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian ini dilakukan
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance<0, 10
atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2008: 91)
3.6.3.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan
residualnya. Dasar analisis grafik plot adalah sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas
(Ghozali, 2008: 105).
3.7. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari
variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis penelitian diuji
dengan menggunakan analisa regresi berganda.
3.7.1. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)
Pengujian hipotesis ini secara simultan (keseluruhan) menunjukkan
apakah variabel bebas secara keseluruhan atau bersama-sama mempunyai
Ho : �1, �2 = 0, yang artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : �1, �2 ≠ 0, yang artinya semua variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji ini memiliki kriteria pengambilan keputusan yaitu :
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak.
Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak atau Ho diterima.
3.7.2. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual, uji ini
dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh pengaruh variabel bebas (independen)
secara parsial terhadap variabel tidak bebas (dependen). Bentuk pengujiannya
yaitu :
Ho : �1, �2= 0, yang artinya suatu variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : �1, �2≠ 0, yang artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji ini memiliki kriteria pengambilan keputusan yaitu :
Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima atau Ho ditolak.
Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak atau Ho diterima.
3.7.3. Koefisien Determinan (��)
Koefisien determinan (�2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik
dengan satu. Apabila nilai �2 semakin kecil, maka kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen
dikatakan rendah. Apabila nilai �2 mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel dependen.
[image:47.595.85.568.290.614.2]BAB 1V
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Propinsi Sumatera Utara
Di awal kemerdekaan, Sumatera Utara termasuk dalam wilayah Propinsi
Sumatera. Pada tanggal 15 April 1948, Sumatera Utara terbentuk dengan wilayah
mencakup tiga keresidenan, yaitu, Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli.
Propinsi Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya. Hingga
kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian propinsi. Perkebunan
tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara
menghasilkan karet, coklat, the, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis,
dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat,
Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas ini telah
diekspor ke berbagai Negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat
besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal
sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan);
misalnya Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang
dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk
holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura. Pemerintah
Propinsi Sumatra Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan
infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antar kabupaten maupun
antar propinsi. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti
seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan
telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut
dikembangkan.
4.1.2. Letak Geografis
Propinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100°
Bujur Timur dan luas daratan Propinsi Sumatera Utara 71.680 ��2. Sumatera Utara pada dasarnya dapat dibagi atas; Pesisir Timur, Pegunungan Bukit Barisan,
[image:49.595.127.517.360.758.2]Pesisir Barat dan Kepulauan Nias.
Tabel 4.1 SKPD Pempropsu
No Sekretariat/ Badan/ Dinas/ Kantor/ UPTD
Unit Kerja/ Instansi
1. Sekretariat Daerah 1. Biro Otonomi Daerah dan Kerja Sama
2. Biro Orgainsasi
3. Biro Pemerintahan Umum 4. Biro Pembangunan
5. Biro Bina Kemasyarakatan dan Sosial
6. Biro Hukum
7. Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB
8. Biro Umum
9. Biro Perlengkapan dan
Pengelolaan Aset 10.Biro Keuangan 11.Biro Perekonomian 2. Sekretariat DPRDSU
3. Sekretariat Dewan
Pengurus KORPRI
4. Sekretariat Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah
5. Badan 1. Badan Penelitian dan
Pengembangan
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
5. Badan Pendidikan dan Pelatihan
6. Badan Penanaman Modal dan
Promosi
7. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
8. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
9. Badan Ketahanan Pangan 10.Badan Kepegawaian Daerah
11.Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
12.Badan Narkotika
13.Badan Penanggulangan Bencana Daerah
14.Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
15.Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu
6. Dinas 1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Kelautan dan Perikanan 3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Pemuda dan Olahraga
5. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
6. Dinas Kesejahteraan dan Sosial
7. Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 9. Dinas Kehutanan
10.Dinas Perhubungan
11.Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
12.Dinas Koperasi dan UKM 13.Dinas Pendapatan
14.Dinas Pertanian 15.Dinas Perkebunan
16.Dinas Pertambangan dan Energi 17.Dinas Bina Marga
18.Dinas Penataan Ruang dan
Permukiman
20.Dinas Komunikasi dan Informatika
7. Kantor 1. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
2. Kantor Penghubung Daerah
8. UPTD 1. Rumah Sakit Umum Jiwa
4.2. Pembahasan Hasil Analisis 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif
Penyajian statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakter
sampel dalam penelitian serta memberikan deskripsi variabel yang digunakan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah partisipasi
penyusunan anggaran (PA), komitmen organisasi (KO) dan kinerja (KN). Hasil
[image:51.595.107.524.449.527.2]uji statistik deskriptif ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PENYUSUNANANGGARAN 33 18 42 29.09 6.434 KOMITMENORGANISASI 33 28 61 49.48 8.224 KINERJASKPD 33 36 81 54.09 9.964 Valid N (listwise) 33
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu Program Statistik, 2012 (data diolah).
Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa :
1. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 33 buah
2. Hasil pengukuran variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran yang
diungkapkan (PA) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 33, dimana nilai
minimum 18, nilai maksimum 42, mean 29,09 dan standard deviation
3. Hasil pengukuran variabel Komitmen Organisasi yang diungkapkan (KO)
memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 33, dengan nilai minimum 28, nilai
maksimum 61, mean 49,48, dan standard deviation 8,224
4. Hasil pengukuran variabel Satuan Kerja Perangkat Daerah (KN) memiliki
jumlah sampel (N) sebanyak 33, dengan nilai minimum 36, nilai
maksimum 81, mean 54,09, dan standard deviation 9,964
4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data
Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrument kuesioner yang
digunakan dilakukan dengan metode construct validity. Pengukuran ini mnguji
makna dan isi dari suatu konsep dan alat ukur yang dipakai untuk mengukur
konsep tersebut. Construct validityditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi antar
skor item yang lebih besar dari batasan r-tabel yang ditentukan. Hasil pengujian
terhadap masing-masing variabel penelitian dijelaskan untuk masing-masing
variabel.
4.2.2.1 Hasil Uji Validitas Variabel
4.2.2.1.1 Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran (��)
Tabel 4.2 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran
Item Corrected Item Total Correlation (�������)
r- tabel Keterangan
PA 1 0,768 0,3440 Valid
PA 2 0,877 0,3440 Valid
PA 3 0,757 0,3440 Valid
PA 4 0,833 0,3440 Valid
PA 5 0,917 0,3440 Valid
PA 6 0,725 0,3440 Valid
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2012
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.3, keenam item pertanyaan
menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Hal ini berarti
keenam pertanyaan mampu mengukur partisipasi responden dalam penyusunan
anggaran. Berdasarkan hasil ini maka item pertanyaan variabel partisipasi
penyusunan anggaran dapat disimpulkan lolos uji validitas.
4.2.2.1.2 Variabel Komitmen Organisasi (��)
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item
[image:53.595.108.515.530.709.2]pertanyaan variabel komitmen organisasi.
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Komitmen Organisasi Item Corrected Item Total
Correlation (������