• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PERATURAN PEMERINTAH NO 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN BAHAN ZAT ADIKTIF BERUPA TANAMAN TEMBAKAU TERHADAP EKONOMI DAN SOSIAL PETANI TEMBAKAU IMOGIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK PERATURAN PEMERINTAH NO 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN BAHAN ZAT ADIKTIF BERUPA TANAMAN TEMBAKAU TERHADAP EKONOMI DAN SOSIAL PETANI TEMBAKAU IMOGIRI"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PERATURAN PEMERINTAH NO 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN BAHAN ZAT ADIKTIF BERUPA TANAMAN TEMBAKAU

TERHADAP EKONOMI DAN SOSIAL PETANI TEMBAKAU IMOGIRI (Studi kasus di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul tahun 2016)

SKRIPSI

Disusun oleh

Muhammad Rizqy Vahlefi 20120520190

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

HALAMAN JUDUL

DAMPAK PERATURAN PEMERINTAH NO 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN BAHAN ZAT ADIKTIF BERUPA TANAMAN TEMBAKAU

TERHADAP EKONOMI DAN SOSIAL PETANI TEMBAKAU IMOGIRI

(Kasus di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Tahun 2016)

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program S1 pada jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Politik dan Sosial

Oleh :

Muhammad Rizqy Vahlefy

20120520190

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri tanpa mengambil bahan hasil penelitian baik untuk gelar atau diploma yang sudah ada di suatu universitas maupun hasil penelitian lain. Sejauh yang penulis ketahui, skripsi ini juga tidak mengambil bahan dari publikasi atau tulisan orang lain kecuali yang sudah di sebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 26, Agustus, 2016

Yang Membuat Pertanyaan

(4)

MOTTO

Rencanakan Kerja, Kerjakan Rencana

(Penulis)

Jadilah orang Asing atau Perantau di Dunia ini

(HR. al

Bukhari)

“Terus berusaha walaupun berulang kali gagal.

Karena hasil dari

kerja keras adalah kesuksesan.”

( The Billionaire

2011)

Jika mimpimu belum di tertawakan orang lain,

berarti mimpimu masih terlalu kecil”

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah Saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas semua karunia, nikmat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat meyelesaikan skripsi ini dengan baik

Aku persembahkan SKRIPSI ini kepada :

AyahHanda tercinta (H. Ujang Nuri) dan IbuKu tercinta (Hj. Edwiyanti) yang senantiasa tidak hentinya memberikanku d’oa, dukungan dan nasehatnya hingga bisa

menyelesaikan pendidikan ini, semoga ilmu yang sudah ku dapatkan dapat berguna bagi orang banyak dan dapat membahagiakan Ayah dan Ibu tercinta.

Kepada adik-adiku tercinta (Zasqia Ikhwani Sabrina & Alifa Ulima Safira) beserta seluruh keluarga besar yang ada di Lampung dan Yogyakarta yang telah membarikan

do’a, semangat dan bantuanya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

Ku ucapkan terimakasih banyak kepada AlmamaterKu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, khususnya Jurusan ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Terima kasih banyak atas segala Ilmu, dukungan, saran dan kebersamaanya

Kepada keluarga besar HMI TUNAS BANGSA dan UKM AIKIDO UMY dan semua teman teman seperjuanganKu di Yogyakarta yang telah memberikan pengalaman

yang sangat berarti

(6)

DAFTAR ISI

A. Profil kecamatan imogiri, Bantul, Yogyakarta ... 38

B. Profil Desa Selopamioro ... 41

C. Deskripsi PP no 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan ... 47

BAB III ... 52

PEMBAHASAN ... 52

A. Faktor – faktor penyebab kebijakan PP no 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan masyarakat ... 52

B. Pro dan Kontra PP no 109 tahun 2012 serta dampaknya terhadap industri rokok di indonesia ... 58

C. Dampak PP no 109 tahun 2012 terhadap Industri Rokok Indonesia... 60

D. Dampak Ekonomi dan Sosial PP no 109 tahun 2012 terhadap petani tembakau di Selopamioro, imogiri... 64

(7)

BAB IV ... 90

PENUTUP ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 92

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Selopamioro tahun 2015 ... 42

Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan keluarga ... 42

Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian menurut sektor ... 43

Tabel 4. Harga jual tertinggi Tembakau per Kilo dari tahun 2011-2016 dalam (Rp/Kg) ... 70

Tabel 5. penghasilan petani tembakau desa Selopamioro ... 72

Tabel 6. Harga pupuk dan bibit ... 73

Tabel 7. Analisa biaya usaha tani tembakau milik bapak Suroyo tahun 2015 ... 79

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Beita acara ujian proposal

2. Surat izin penelitian dari Bappeda Bantul 3. Daftar pertanyaan wawancar

4. Dokumentasi Foto

(11)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan Judul :

DAMPAK PERATURAN PEMERINTAH NO 109 TAHUN 2012 TENTANG

PENGAMANAN BAHAN ZAT ADIKTIF BERUPA TANAMAN TEMBAKAU TERHADAP EKONOMI DAN SOSIAL PETANI TEMBAKAU IMOGIRI

(Kasus di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Tahun 2016) Oleh :

Muhammad Rizqy Vahlefy 20120520190

Telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(12)

SINOPSIS

Peraturan pemerintah no 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan adalah salah satu kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah yang merupakan turunan dari pasal 116 Undang – undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Yang mana peraturan ini di buat untuk mengendalikan dan mengamankan bahan zat adiktif berupa produk tembakau yang barakibat buruk terhadap kesehatan masnyarkat. Dalam penelitian ini mengambil judul “Dampak Peratura Pemerintah no 109 tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Zat Adiktif Berupa Tanaman Tembakau Terhadap Ekonomi dan Sosial Petani Tembakau (Studi kasus petani tembakau yang ada

di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul)”. Skripsi ini berusaha untuk menemukan seberapa besar dampak yang di timbulkan oleh kebijakan PP ini terhadap ekonomi dan sosial petani tembakau di desa Selopamioro, Imogiri.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah ; observasi, wawancara, serta dokumentasi. Yang menjadi analisanya adalah kebijakan PP no 109/2012 dan kehidupan perekonomian dan sosial petani tembakau yaitu tata niaga tembakau, pemberdayaan petani serta kehidupan sosial petani tembakau.

Pemerintah telah mengesahkan PP no 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. Dimana peraturan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah permasalahan kesehatan akibat rokok terhadap masyarakat dengan mengatur dan mengendalikan peredaran produk tembakau (rokok) terhadapat industri rokok. Namun disisi lain PP ini telah menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat terlebih untuk pihak di industri rokok serta perkebunan tembakau yang merasa dirugikan oleh kebijakan ini.Namun berdasarkan hasil penelitian penulis mendapatkan fakta bahwa dampak yang ditimbulkan dari PP no 109 tahun 2012 belum begitu besar dirasakan oleh petani tembakau khususnya di desa Selopamioro, Imogiri, hal ini karena faktor pemasaran yang belum menembus sektor nasional serta belum adanya kerja sama dari pihak industri rokok kepada petani tembakau Selopamioro. Dan menemukan faktor lain yang mempengaruhi ekonomi petani yaitu sistem tata niaga tembakau yang terdapat kecurangan permainan harga tembakau yang di lakukan oknum – oknum tertentu sehingga membuat pendapatan petani menurun.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang mana sebagian besar penduduknya bermata pencarian di bidang pertanian. Hal ini dikarnakan kondisi alam negara kita yang sangat subur, dengan hamparan lahan yang sangat luas, serta keanekaragaman hayati yang melimpah dan letak negara yang beriklim tropis dimana sinar matahari terjadi sepanjang tahun, sehingga bisa menanam sepanjang tahun. Tidak hanya dikenal sebagai negara agraris, Indoniseia juga dikenal sebagai produsen rokok dan pertanian tembakau terbaik di dunia. Yang mana Indonesia merupakan pangsa pasar yang besar bagi industri rokok baik lokal maupun internasional. Dari sepuluh negara penghasil tembakau dunia, empat negara memproduksi hampir 2/3 (lebih dari 4 juta ton ) suplai tembakau dunia yang berjumlah sekitar 6,3 juta ton. Keempat negara tersebut adalah : Cina (38%), Brasilia (10,3%), India(9,1%) dan Amerika (6,3%). Kontribusi Indonesia sekitar 15.000 ton daun tembakau atau 2,3% suplai dunia. Sementara pengusahaan tembakau di Indonesia sebanyak 98% adalah termasuk perkebunan rakyat, dan 2% adalah perkebunan besar nasional1. Menurut jenisnya, tembakau

1

(14)

Indonesia dianggap menjadi salah satu negara penghasil rokok terbaik. Yang mana negeri ini dikenal dengan penghasil tembakau dan cengkeh kualitas terbaik. Dari pengolahan dan racikan tembakau dan cengkeh inilah yang melahirkan „rokok cengkeh‟ lebih dikenal dengan sebutan kretek.

Identitas ini pulalah yang meletakan kretek dengan Indonesia, sebagaimana halnya cerutu dengan Kuba, atau sepakbola dengan Inggris atau Brazilia. Karena, kretek tidak di buat di AS atau Eropa.

(15)
(16)

Permasalahan kesehatan masyarakat akibat perilaku merokok sudah menjadi permasalahan penting dan besar di dunia. World Health Organization (WHO) sebagai badan kesehatan dunia pada tanggal 21 mei 2003 membuat perjanjian internasional yaitu World Health Organization Framework Convention on Tobacco Control (WHO FCTC). Dimana perjanjian ini merupakan salah satu perjanjian supranasional yang bertujuan melindungi generasi saat ini dan yang akan datang, dari efek konsumsi tembakau kepada kesehatan, sosial, lingkungan dan ekonomi. Yang mana isi perjanjian ini untuk membatasi pengguna rokok, serta isi perjanjian ini mengikat pengaturan produksi, penjualan, distribusi, periklanan, dan perpajakan tembakau. Perjanjian ini mulai berlaku pada 27 februari 2005 dan telah ditanda tangani oleh 168 Negara dan secara legal mengikat 177 Negara yang meratifikasi dan yang mendatangani Vienna Conention on the law of Treaties. Terdapat 19 negara anggota PBB yang tidak mertifikasi perjanjian internasional, di mana 10 negara tidak mendatangani dan 9 telah mendatangani namun tidak meratifikasi2. Indonesia sebagai negara anggota PBB juga ikut dalam menyepakati perjanjian FCTC ini namun hanya Indonesia negara di Asia Pasifik yang belum mendatangani dan meratifikasi perjanjian ini. Hal ini mungkin di lakukan dan masih menjadi pertimbangan karna sektor industri

2

Wikipedia, konvensi kerangka kerja pengendalian tembakau WHO,

(17)

rokok sebagai penyumbang terbesar dalam pendapatan negara melalui cukai rokok.

Permasalahan rokok di Indonesia sudah dianggap serius melihat angka kematian di Indosesia begitu tinggi dan hampir 34,7% penduduk di Indonesia berusia 10 tahun ke atas adalah perokok.3 Pemerintah telah membuat dan mengesahkan peraturan mengenai pengendalian tembakau yaitu PP no 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan zat adiktif berupa tanaman tembakau terhadap kesehatan masyarkat. Peraturan ini berisi mengenai pencegahan dari bahaya merokok di mana memuat peraturan tempat merokok, pengamanan kepada ibu hamil dan anak – anak, sampai peraturan mengenai jumlah produksi rokok, periklanan rokok yaitu di media massa sampai sponsorship di event - event sekolah dan lainya.

3

(18)

Pemberlakuan PP no 109 tahun 2012 telah menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat, pengesahan PP no 109 tahun 2012 ini dinilai telah merugikan sektor industri rokok karena dalam PP ini akan menambah biaya produksi rokok serta mempersempit ruang gerak pemasaran serta tekanan perdagangan yang semakin meningkat, yakni dengan pembatasan iklan dan sponsor terkait dengan rokok, sehingga membuat sejumlah perusahaan iklan dan berbagai media bakal kehilangan pendapatan mereka. Pemerintah daerah juga akan ikut terkena dampak berkurangnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari reklame produk tembakau.

Pengaruh kebijakan PP no 109 tahun 2012 ini mengenai pengaruhnya terhadap industri rokok serta Keyakinan yang berkembang dewasa ini adalah industri rokok memberi sumber kehidupan bagi banyak orang, salah satunya adalah para petani tembakau. Maju mundurnya ekonomi dan kesejahteraan petani tembakau bergantung kepada industri rokok.

(19)

B. Rumusan masalah

Bagaimanakah dampak yang di timbulkan dari kebijakan PP no 109 tahun 2012 terhadap ekonomi dan sosial petani tembakau di desa Selopamioro, Imogiri, Bantul ?

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak ekonomi dan sosial para petani tembakau di desa Selopamioro, Imogiri, Bantul, yang di timbulkan dari kebijakan di berlakukanya PP no 109 tahun 2012 tentang pengendalian tembakau.

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis

(20)

2. Manfaat Pakrtis

Secara praktis, Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan bagi pemerintah terhadap kebijakan mengenai dampak pengendalian tembakau bagi para petani tembakau dan Menjadi bahan bacaan bagi siapapun yang tertarik pada persoalan kebijakan pengendalian tembakau yang berdampak pada kehidupan para petani khususnya pada petani tembakau.

E. Kerangka Teori 1. Kebijakan Publik

a. Pengertian Kebijakan Publik

Menurut Ealau dan Kenneth prewitt4

yang dikutip Charles O.Jones, kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik oleh yang membuatnya maupun oleh mereka yang mantaatinya (a standing decision characterized by behavioral consistency and

repetitiveness on the part of both those who make it and those who

abide it).

4

(21)

Richard Rose5 sebagai seorang pakar ilmu politik menyarankan bahwa kebijakan hendaknya dimengerti sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan daripada sebagai suatu keputusan tersendiri. Kebijakan menurutnya dipahami sebagai arah atau pola kegiatan dan bukan sekedar suatu keputusan untuk melakukan sesuatu.

Kemudian definisi lain di sampaikan oleh Carl Friedrich6, menurutnya kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang di usulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.

Berkenaan dengan definisi kebijakan ini, Budi Winarno mengingatkan bahwa dalam mendifinisikan kebijakan haruslah melihat apa yang sebenarnya dilakukan daripada apa yang diusulkan mengenai suatu persoalan. Alasanya adalah karena kebijakan merupakan suatu proses yang mencakup pula tahap implementasi dan evakuasi, sehingga definisi kebijakan yang hanya menekankan pada apa yang diusulkan menjadi kurang memadai.

5

Budi winarno,”Apakah Kebijakan Publik ?”Dalam Teori dan Proses Kebijakan Publik, (Yogyakarta : Media Presindo, 2002),hlm 15-16

6

(22)

Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa kebijakan adalah tindakan tindakan atau kegiatan yang sengaja dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang, suatu kelompok atau pemerintah yang didalamnya terdapat unsur keputusan berupa upaya pemilihan diantara alternatif yang ada guna mencapai maksud dan tujuan tertentu.

Menurut chandler dan plano7, kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut berpartisipasi dalam pembagunan secara luas. Pengertian kebijakan menurut chandler dan plano dapat diklasifikasikan kebijakan sebagai intervensi pemerintah dalam hal ini pemerintah mendayagunakan berbagai instrumen yang dimiliki untuk mengatasi persoalan publik.

Pendapat lain dikemukakan Chief J.O Udoji dalam Sholichin Abdul Wahab. Udoji8 mendifinisikan kebijakan publik “an

7

Drs. Hessel Nogi S, dan Tangkilisan, MSi, “Teori dan Konsep Kebijakan Publik” dalam Kebijakan

Publik yang Membumi, konsep, strategi dan kasus, (Yogyakarta : Lukman Offset dan YPAPI, 2003), hlm 1.

8

(23)

sanctioned course of action addressed to a particular problem or

group of related problems that affect society at large” (suatu

tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang saling berkaitan yang mempengaruhi sebagian besar masyarakat).

Amir santosa9 dengan mengkomparasikan berbagai definisi yang di kemukakan oleh para ahli mengumpulkan bahwa pada dasarnya pandangan mengenai kebijakan publik dapat dibagi ke dalam dua wilayah kategori.

Pertama, pendapat ahli yang menyamakan kebijakan publik dengan tindakan-tindakan pemerintah. Para ahli dalam kelompok ini cenderung menganggap bahwa semua tindakan pemerintah dapat disebut sebagai kebijakan publik. Pandangan kedua menurut Amir Santosa berangkat dari para ahli yang memberikan perhatian khusus pada pelaksanaan kebijakan. Para ahli yang masuk dalam kategori atau kelompok ini terbagi dalam dua kubu, yakni mereka yang memandang kebijakan publik sebagai keputusan-keputusan pemeritah yang mempunyai tujuan dan maksud-maksud tertentu dan mereka yang menganggap kebijakan publik memiliki akibat kaibat yang dapat diramalkan.para ahli ini melihat kebijakan publik dalam ketiga lingkungan, yakni perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan penilaian. Dengan kata lain, kebijakan

9

(24)

publik secara ringkas dapat dipandang sebagai proses perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan. Ini berarti bahwa kebijakan publik adalah serangkaian instruksi dari para pembuat keputusan kepada pelaksana kebijakan yang menjelaskan tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dengan mengikuti pandangan Anderson, kebijakan publik diartikan sebagai kebijakan yang dikembangkan atau dirumuskan oleh instansi-instansi serta pejabat-pejabat pemerintah. Dalam kaitan dengan hal ini, aktor-aktor bukan pemerintah/swasta tentunya dapat mempengaruhi perkembangan atau perumusan kebijakan publik.

(25)

negara hingga supra negara (ASEAN,EU) dan dunia (WTO,PBB).10

Jadi dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Publik merupakan suatu aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dan merupakan bagian dari keputusan politik untuk mengatasi berbagai persoalan dan isu-isu yang ada dan berkembang di masyarakat. Kebijakan publik juga merupakan keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk melakukan pilihan tindakan tertentu untuk tidak melakukan sesuatu maupun untuk melakukan tidakan tertentu.

b. Tahap-Tahap Kebijakan Publik

Proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang di lakukan dalam proses kegiatan bersifat politis. Aktifitas politik tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan dan penilaian kebijakan. Sedangkan aktivitas perumusan masalah, forecasting, rekomendasi kebijakan monitoring dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas yang lebih bersifat intelektual. Oleh karena itu beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik kedalam beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan kita dalam megkaji kebijakan publik. Namun demikian, beberapa

10

(26)

ahli mungkin membagi tahap-tahap ini dengan urutan yang berbeda. Tahap-tahap kebijakan menurut William Dunn sebagaimana di kutip Suharno11

adalah sebagai berikut : 1) Tahap penyusanan agenda

Dalam tahap ini ada 3 kegiatan yang perlu dilaksanakan:

 Membangun persepsi di kalangan stakeholders bahwa

sebuah fenomena benar-benar dianggap sebagai masalah. Hal ini penting karena bisa jadi suatu gejala yang oleh sekelompok masyarakat tertentu dianggap sebagai masalah, tetapi oleh sekelompok lainya atau bahkan oleh para elite politik bukan dianggap sebagai suatu masalah.

 Membuat batasan masalah. Tidak semua masalah harus

masuk dalam penyusunan agenda kebijakan dan memiliki tingkat urgensi yang tinggi, sehingga perlu dilakukan pembatasan terhadap masalah-masalah tersebut.

 Memobilisasi dukungan agar masalah tersebut dapat

masuk dalam agenda pemerintah. Memobilisasi

dukungan ini dapat dilakukan dengan cara

11

(27)

mengorganisasi kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat, dan kekuatan-kekuatan politik, publikasi melalui media massa dan sebagainya.

2) Tahap formulasi kebijakan

Pada tahap ini analisis perlu mengumpulkan dan menganalisis informasi yang berhubungan dengan masalah yang bersangkutan, kemudian berusaha mengembangkan alternative-alternatif kebijakan, membangun dukungan dan melakukan negosiasi, sehingga sampai pada sebauh kebijakan dipilih.

3) Tahap adopsi kebijakan

Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, consensus antara direktur lembaga atau putusan peradilan .

4) Tahap imlimentasi kebijakan

(28)

proses implementasi sering ada mekanisme insetif dan sanksi agar implementasi kebijakan tersebut berjalan dengan baik.

5) Tahap evaluasi kebijakan

Tindakan (implimentasi) kebijakan akan dihasilkan kinerja dan dampak kebijakan, yang memerlukan proses berikutnya yakni evaluasi. Hasil evaluasi tersebut berguna bagi penentuan kebijakan baru di masa yang akan datang, agar kebijakan yang akan datang lebih baik dan berhasil

Gambar 1.Tahap-tahap kebijakan

Tahap tahap kebijakan:

Penyusunan Kebijakan

Formulasi kebijakan

Adopsi kebijakan

(29)

Evaluasi kebijaka

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Publik

Menurut Suharno, proses pembuatan kebijakan merupakan pekerjaan yang rumit dan kompleks dan tidak semudah yang dibayakngkan. Walaupun demikian, para administrator sebuah organisasi institusi atau lembaga di tuntut memiliki tanggung jawab dan kemauan, serta kemampuan atau keahlian, sehingga dapat membuat kebijakan dengan resiko yang diharapkan (intended risks) maupun yang tidak diharapkan (unintended risks)12

.

Pembuatan kebijakan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal penting yang turut diwaspadai dan selanjutnya dapat diantisipasi adalah dalam pembuatan kebijakan sering terjadi kesalahan umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan kebijakan adalah:

1) Adanya pengaruh tekanan-tekanan dari luar

Tidak jarang pembuat keputusan/kebijakan harus memenuhi tuntutan dari luar atau membuat keputusan karena adanya tekanan-tekanan dari luar. Walaupun memang ada pendekatan dalam pembuatan keputusan yang disebut dengan

12

(30)

“rasional” semata. Tetapi proses dan prosedur pembuatan

keputusan itu tidak dapat di pisahkan dari dunia nyata. Sehingga dengan demikian adanya tekanan dati luar tersebut ikut berpengaruh terhadap proses pembuatan keputusanya.

2) Adanya pengaruh kebiasaan lama (konservatisme)

Kebiasan lama organisasi yang oleh Nigro disebutkan dengan istilah “sunk cost” seperti kebiasaan investasi modal,

sumber-sumber dan waktu sekali dipergunakan untuk membiayai program-program tertentu, cenderung akan selalu diikuti oleh kebiasaan itu oleh para administrator meskipun keputusan-keputusan yang berkaitan dengan hak tersebut dikritik karena sebagai suatu yang salah dan perlu diubah. Kebiasaan lama tersebut sering secara terus-menerus diikuti terlebih kalau suatu kebijakan yang telah ada tersebut dipandang memuaskan.

3) Adanya pengaruh sifat sifat pribadi

(31)

oleh sifat-sifat pribadinya. Dengan kata lain seringkali faktor-faktor dan sifat pribadi para pembuat keputusan berperan besar sekali.

4) Adanya pengaruh dari kelompok luar

Lingkungan sosial dan para pembuat keputusan juga berpengaruh terhadap pembuatan keputusan.

5) Adanya pengaruh keadaan masa lalu

Maksud dari faktor ini adalah bahwa pengalaman latihan dan pengalaman sejarah pekerjaan yang terdahulu berpengaruh pada pembuatan keputusan. Misalnya orang mengkhawatirkan pelimpahan wewenang yang dimilikinya kepada orang lain karena khawatir disalahgunakan.

d. Kerangka Kerja Kebijakan Publik

Menurut Suharno13 Kerangka kerja kebijakan publik akan ditentukan oleh beberapa variabel sebagai berikut:

1) Tujuan yang akan dicapai, hal ini mencakup kompleksitas tujuan yang aka dicapai, apabila tujuan kebijkan semakin kompleks, maka semakin sulit mencapai kinerja kebijakan.

13

(32)

Sebaliknya, apabila tujuan kebijakan semakin sederhana, maka untuk mencapainya juga semakin mudah.

2) Preferensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan. Suatu kebijakan yang mengandung berbagai variasi nilai akan jauh lebih sulit untuk dicapai dibanding dengan suatu kebijakan yang hanya mengejar satu nilai.

3) Sumber daya yang mendukung kebijakan. Kinerja suatu kebijakan akan ditentukan oleh sumber daya finansial, material, infrastruktur lainya.

4) Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan. Kualitas dari suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh kualitas para aktor yang terlibat dalam proses penetapan kebijakan. Kualitas tersebut ditentukan oleh tingkat pendidikan, kompetensi dalam bidangnya, pengalaman kerja dan intregitas moralnya.

5) Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik dan sebagainya. Kinerja dari suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh konteks sosial, ekonomi, politik tempat kebijakan tersebut diimplimentasikan.

(33)

kebijakan akan mempengaruhi kinerja suatu kebijakan. strategi yang digunakan dapat bersifat top/downapproach atau bottom approach, otoriter atau demokratis.

e. Ciri-Ciri Kebijakan Publik Menurut Suharno14

ciri-ciri khusus yang melekat pada kebijakan publik bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu dirumuskan. Ciri-ciri kebijakan publik antara lain:

1) Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang mengarah pada tujuan daripada sebagai perilaku atau tindakan yang serba acak dan kebetulan. Kebijakan-kebijakan publik dalam sistem politik modern merupakan suatu tindakan yang direncanakan.

2) Kebijakan pada hakekatnya terdiri atas tindakan-tindakan yang saling berkait dan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah dan bukan merupakan keputusan yang berdiri sendiri. Kebijakan tidak cukup mencakup keputusan untuk membuat undang-undang dalam bidang tertentu, melainkan diikuti pula dengan implimentasi dan pemaksaan pemberlakuan.

14

(34)

3) Kebijakan bersangkut paut dengan apa yang senyatanya dilakukan pemerintah dalam bidang tertentu.

4) Kebijakan publik mungkin berbentuk posititf, mungkin pula negatif, kemingkinan meliputi keputusan-keputusan pejabat pemerintah untuk tidak bertindak atau tidak melakukan tindakan apapun dalam masalah-masalah dimana justru campur tangan pemerintah diperlukan.

f. Jenis Kebijakan Publik

Banyak pakar yang mengajukan jenis kebijakan publik berdasarkan sudut pandang masing-masing. James Anderson sebagaimana dikutip Suharno15

menyampaikan kategori kebijkan publik sebagai berikut:

1) Kebijakan substansif versus kebijakan procedural

 Kebijakan substansif yaitu kebijakan yang menyangkut

apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. Sedangka kebijakan procedural adalah bagaimana kebijakan substansif tersebut dapat dijalankan.

 Kebijakan distributive versus kebijakan regulatori

versus kebijakan redistributive. Kebijakan distiributif

15

(35)

menyangkut distribusi pelayanan atau kemanfaatan pada masyarakat atau individu. Kebijakan regulatori merupakan kebijakan yang berupa pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku individu atau kelompok masyarakat. Sedangkan, kebijakan redistributive merupakan kebijakan yang mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemikiran atau hak-hak diantara berbagai kelompok dalam masyarakat.

2) Kebijakan materal versus kebijakan simbolik

 Kebijakan materal adalah kebijakan yang memberikan

keuntungan sumber daya komplet pada kelompok sasaran.

 Sedangkan, kebijakan simbolis adalah kebijakan yang

memberikan manfaat simbolis pada kelompok sasaran.

3) Kebijakan yang berhubungan dengan barang umum (publik goods) dan barang privat (privat goods)

 Kebijakan publik goods adalah kebijakan yang

(36)

yang mengatur penyediaan barang atau pelayanan untuk pasar bebas.

2. Analisis Dampak Kebijakan

a. Pengertian Analisis Dampak Kebijakan

Menurut Komarudin analisis merupakan suatu kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan terpadau.16

Sedangkan menurut Dwi Prastowo Darminto17, analisis diartikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagianya dan penelaahan bagian itu sendiri,serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

Sebuah kebijakan, mau tidak mau pasti menimbulkan dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif, dampak posisif di maksudkan sebagai dampak yang memang diharapkan akan terjadi akibat sebuah kebijakan dan memberikan manfaat yang berguna bagi lingkungan kebijakan. Sedangkan dampak negatif

16

T Nurhayati dalam BAB II tinjauan pustaka, di akses dari Repository.widyatama.ac.id, pada tanggal 14 januari 2016 pukul 11.30 wib

17

Aries Kurniawan, 13 pengertian analisis menurut para ahli di dunia, di akses dari

(37)

dimaksudkan sebagai dampak yang tidak memberikan manfaat bagi lingkungan kebijakan dan tidak diharapkan terjadi.

Dampak kebijakan adalah keseluruhan efek yang ditimbulkan oleh suatu kebijakan dalam kondisi kehidupan nyata. Menurut Anderson18, semua bentuk manfaat dan biaya kebijakan , baik yang langsung maupun yang akan datang, harus diukur dalam bentuk efek simbolis atau efek nyata. Output kebijakan adalah berbagai hal yang dilakukan pemerintah. Kegiatan ini diukur dengan standar tertentu. Angka yang terlihat hanya memberikan sedikit informasi mengenai outcome atau dampak kebijakan publik, karena untuk menentukan outcome kebijakan publik perlu diperhatikan perubahan yang terjadi dalam lingkungan atau sistem politik yang disebabkan oleh aksi politik pengetahuan.

Menurut sebagian pakar Dye & Anderson terdapat sejumlah dampak kebijakan yang perlu diperhatikan di dalam evaluasi kebijakan, yakni : Dampak kebijakan terhadap situasi atau kelompok target. Objek yang dimaksud sebagai sasaran kebijakan harus jelas. Misalnya masyarakat miskin (berdasarkan keriteria tertentu), para pengusaha kecil, kelompok anak-anak sekolah yang termarjinalkan, atau siapa saja yang menjadi sasaran. Efek yang

18

(38)

dituju oleh kebijakan juga harus ditentukan. Jika berbagai kombinasi sasaran tersebut dijadikan fokus masa analisisnya menjadi lebih rumit karena prioritas harus diberikan kepada berbagai efek yang dimaksud. Disamping itu, perlu dipahami bahwa kebijakan kemungkinan membawa konsekuensi yang diinginkan atau tidak diinginkan.19

Untuk menemukan dampak dari sebuah kebijakan di perlukan evaluasi kebijakan untuk menganalisis dampak kebijakan yaitu dengan melakukan pendekatan evaluasi. Menurut Patton dan Sanwicki dalam Diah Mutiarin20 mengklarifikasi metode pendekatan yang dapat dilakukan dalam penelitian evaluasi menjadi 6 (enam) bentuk pendekatan evaluasi dasar yang dapat di gunakan untuk mengukur tingkat keberhasilanya yaitu:

1) Before and after comparations, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan membandingkan antara kondisi sebelum dan kondisi sesudahnya satu kebijakan atau program diimplementasikan.

2) With and without comparisons, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan menggunakan pembanding kondisi

19

Definisi kebijakan publik, http://erfansetiawan.blogspot.co.id/201 1/10/analisis-dampak-kebijakan-publik.html di akses pada tanggal 13 january 2016|21.13 wib.

20

(39)

anatara yang tidak mendapatkan dan yang mendapatkan kebijakan atau program, yang telah dimodifikasi dengan memasukkan perbandingan kriteria yang relevan di tempat kejadian peristiwa (TKP) dengan program terhadap suatu TKP tanpa program.

3) Avtual versus planed performance comparisons, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan membandingkan kondisi yang ada (actual) dengan ketepatan ketepatan perencanaan yang ada (planed).

4) Experimental (controlled) models, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan melakukan percobaan yang terkontrol/pengendalian untuk mengetahui kondisi yang diteliti.

Quasi exsperimental models, metode ini mengkaji suatu

objek penelitian dengan melakukan percobaan tanpa melakukan pengontrolan/ pengendalalian terhadap kondisi yang diteliti.

Cost oriented models, metode ini mengkaji suatu objek

(40)

3. Dampak Sosial dan Ekonomi

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat dalam setiap keputusan yang di ambil oleh se-seorang biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak itu dampak positif maupun negatif.

Pengertian dampak menurut KBBI adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif ataupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang / benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi21.

Soemarwoto menyatakan bahwa dampak adalah suatu

perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktifitas. Selanjutnya soemarwoto menjelaskan :”aktifitas tersebut bisa bersifat alamiah,

berupa kimia, fisik maupun biologi, dapat pula dilakukan dilakukan oleh manusia berupa analisis dampak lingkungan, pembangunan dan perencanaan. Adapun dampak tersebut dapat bersifat biofisik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Kata sosial berasal dari kata “socious” yang artinya kawan atau

teman. Dalam hal ini arti teman bukan terbatas sebagai teman

21

(41)

sepermainan, teman kerja, teman kuliah, teman sekampung dan sebagainya. Dalam hal ini teman adalah mereka (orang-orang) yang ada di sekitar kita, yakni yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu kata sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat Sedangkan dalam konsep sosiologis, manusia sering disebut makhluk sosial yang artinya manusia itu tidak dapat hidup sendiri tanpa ada orang lain di sekitarnya.

Istilah ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu “Oikos” yang artinya rumah tangga dan “Nomos” artinya

mengatur. Jadi secara harafiah, ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang paling sederhana. Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomi menjadi lebih luas. Ekonomi dalam sosiologi dapat diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

(42)

kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita. sosial ekonomi mengandung pengertian sebagai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan papan.

Sosial ekonomi selalu berhubungan dengan keadaan-keadaan dimana manusia –manusia itu hidup, karena pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial dengan segala perkembangan materi dan sejumlah permasalahan hidup. Penduduk dan kepadatan penduduk, konsumsi dan produksi pangan, perumahan, sandang kesehatan, dan penyakit, faktor-faktor ini berkembang tidak menentu dan sangat mempengaruhi kondisi kondisi dimana manusia itu harus hidup.

Dampak sosial yang terjadi di masyarakat akibat tidak terpenuhinya faktor ekonomi yang banyak terjadi di sekitar kita. Berikut beberapa contoh dampaknya

a. Kesenjangan sosial

(43)

adalah semakin tingginya jurang kesenjangan sosial di masyarakat akibat yang merasakan kemakmuran dari pertumbuhan ekonomi hanya kalangan lapisan masyarakat menengah ke atas sementara kalangan masyarakat menengah ke bawah masih bergelut dengan kekurangan dan tidak bisa ikut merasakan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi negara

b. Kekerasan etnis dan kelompok

Contoh kasus dampak sosial ekonomi ini sering terjadi di Indonesia, timpangnya perekonomian mengakibatkan masyarakat tidak bisa mengenyam pendidikan tinggi, merasakan kemakmuran dan pemerataan pembangunan. Akhirnya masyarakat yang berada dalam lingkup seperti ini jadi gampang terpengaruh dan tersulut, tidak memiliki pendirina sendiri dan cenderung gampang sekali terprovokasi baik oleh masa ataupun oleh tokoh yang mereka anggap lebih pintar. Inilah yang menyebabkan suatu daerah rawan sekali dengan konflik tidak memikirkan lebih dalam akibat jangka panjang dari konflik tersebut.

4. Definisi Konseptual

(44)

menghindari kesalahpahaman terhadap pengertian atau batasan tentang istilah yang ada dalam kelompok permasalahan

a. Kebijakan Publik merupakan suatu aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dan merupakan bagian dari keputusan politik untuk mengatasi berbagai persoalan dan isu-isu yang ada dan berkembang di masyarakat. Kebijakan publik juga merupakan keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk melakukan pilihan tindakan tertentu untuk tidak melakukan sesuatu maupun untuk melakukan tidakan tertentu

b. Analisis dampak Kebijakan merupakan penguraian dari suatu kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah yang di telaaah dari kebijakan yang dikeluarkan tersebut berdampak langsung atau tidak langsung terhadap masyarakat baik bermanfaat maupun merugikan.

(45)

kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita. sosial ekonomi mengandung pengertian sebagai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan papan.

5. Definisi Operasional

Definisi operasianal adalah langkah yang harus ditempuh untuk menjabarkan bagaimana melihat atau mengukur suatu konsep. Dengan kata lain definisi operasional adalah sebagai petunjuk menterjemahkan suatu konsep menjadi lebih nyata dan terperinci sehingga mudah dipahami.

Untuk memudahkan penelitian maka penulis menggunakan definisi operasionalnya menggunakan pendekatan :

a. Analisis dampak kebijakan, yang mana peneliti akan menganalisis kebijakan dari PP no 109 tahun 2012 terhadap dampak positif dan negatifnya kepada masyarakat serta menghubungkan pengaruhnya terhadap industri rokok serta petani tembakau khususnya di desa Selopamioro, Imogiri. b. Dampak ekonomi dan sosial yang di timbulkan dari PP no 109

(46)

Imogiri. Dari pendapatan penghasilan dan biaya usaha pertanian yang di keluarkan dalam lima tahun belakangan, serta pola tingkah laku sosial kehidupan para petani tembakau di desa Selopamioro, Imogiri.

F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian

Metode penelitian yang akan di gunakan pada skripsi ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati22

Serta menggunakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variable dalam hal ini PP yang di keluarkan pemerintah dengan hak ekonomi dan sosial petani tembakau itu sendiri

2. Desain penelitian

Dengan di gunakan metode penelitian ini maka data yang didapatkan akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Desain penelitian kualitatif ini dibagi dalam empat tahap, yaitu :

22

(47)

a. Perencanaan

Kegiatan yang akan di lakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: analisis standar sarana dan prasarana, penyusunan rancangan penelitian, penetapan tempat penelitian, dan penyusunan instrument penelitian.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti sebagai pelaksana penelitian sekaligus sebagai human instrument mencari informasi data, yaitu wawancara mendalam kepada para petani tembakau di desa Selopamioro khususnya kelompok tani di daerah tersebut. Selain itu peneliti juga menganalisis kebutuhan peralatan praktikum dan observasi bagaimana kehidupan para tani setelah kebijakan PP 109 tahun 2012 di tetapkan.

c. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah penliti melakukan wawancara mendalam terhadap para petani tembakau di desa Selopamioro, Imogiri serta observasi mengamati kehidupan para petani tembakau setelah kebijakan PP 109 tahun 2012 tersebut di tetapkan.

d. Evaluasi

(48)

109 tahun 2012 yang telah di analisis kemudian di evaluasi sehingga di ketahui perbandingan dampak dari kebijakan PP 109 tahun 2012 terhadap kehidupan ekonomi dan sosial petani tembakau di Imogiri.

3. Tempat dan Waktu penelitian

Dalam penelitian kualitatif istilah yang di gunakan adalah setting atau tempat penelitian. yaitu tempat penelitian yang akan di lakukan di desa Selopamioro kecamatan Imogiri, Bantul. Sedangkan untuk waktu penelitianya yaitu pada bulan Mei dan Juni 2016.

4. Sumber data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data di peroleh.23

Adapun yang di jadikan sumber data adalah :

a. Refrensi dari buku, jurnal dan internet terkait kebijakan mengenai pengendalian tembakau.

b. Wawancara terhadap para petani tembakau di desa Selopamioro, Imogiri, yaitu : Bapak Kasi, Kasman, Keman, Sarwono, Siswodiarjo, Sugiyo, Sumartinto, Suroyo, dan Tirto wardoyo serta wawancar dengan Ibu Ir Ishartati,MMA selaku Kasi perkebunan di Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul.

23

(49)

5. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian

Fokus penelitian ini diarahkan pada perbandingan kehidpan para petani tembakau di imogiri dari segi ekonomi dan sosial sebelum dan sesudah kebijkana PP no 109 tahun 2012 di tetapkan. Sedangkan ruang lingkup yang diteliti meliputi analisis kebijakan PP no 109 tahun 2012 sehingga berdampak pada kehidupan petani tembakau di desa Selopamioro, Imogiri.

6. Teknik pengumpulan data

Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian maka yang di jadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Data primer

Cara memperoleh data primer dengan melakukan wawancara kepada responden melalui percakapan langsung yang dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara lengkap dan tepat dari wawancara dengan responden (petani tembakau), serta melakukan observasi (pengamatan) dan dokumentasi.

1) Teknik wawancara (interviewe)

(50)

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.24 Teknik ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi kehidupan ekonomi dan sosial petani tembakau dari penetapan PP no 109 tahun 2012.

2) Teknik Observasi (pengamatan)

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala – gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.25 Teknik ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi kehidupan ekonomi dan sosial petani tembakau dari penetapan PP no 109 tahun 2012.

3) Teknik dokumentasi

Dokumen merupakan catatatn peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya karya monumental dari seseorang.26 Dokumen yang ditunjukkan dalam hal ini adalah segala dokumen yang berhubungan dengan kebijakan pengendalian tembakau dan petani tembakau.

b. Data sekunder

24

Lexy J. Moleong, metode penelitian kualitatif edisi revisi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 ), hlm 186.

25

P. Joko Subagyo, “metode penelitian dala teori praktek”, (Jakarta :Rineka Cipta, 1997), hlm. 63. 26

(51)

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan di sajikan antara lain dalam bentuk tabel tabel atau diagram atau segala informasi yang berasal dari literature yang ada hubunganya dengan teori- teori mengenai topik penelitian.

7. Teknik Analisis Data

Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan memuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.27

Model analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang di berikan Miles and Huberman. Miles and Huberman mengungkapkan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas. Komponen dalam analisis data :28

a. Reduksi Data

27

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2008 ),cet. IV, hlm. 244.

28

(52)

Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal pokok, memfokuskan pada hal – hal yang di anggap penting, dicari tema dan polanya.

b. Penyajian Data

Penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

c. Verifikasi atau penyimpulan data

(53)

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Profil kecamatan imogiri, Bantul, Yogyakarta 1. Sejarah kecamatan imogiri

Imogiri merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Imogiri berdiri pada tahun 1928, Imogiri berasal dari dua kata yang berasal dari bahasa jawa Kuna, Ima dan Giri, Ima bararti kabut, Giri berarti gunung. Secara utuh Imogiri berarti gunung yang berkabut , karena Imogiri terletak di kaki bukit Merak (lembah). Diapit dari dua aliran sungai disebelah barat dan timur, yaitu sungai Opak dan sungai Celeng. Kedua sungai tersebut merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Imogiri.1

2. Kondisi Geografis Kecamatan Imogiri

Secara Administratif Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara Ibukota kabupaten Bantul, dengan luas wilayah 5.448,6880 ha dan memiliki wilayah administrasi yang mencakup 8 desa yaitu : desa Selopamioro, desa Raharjo, desa Kebonagung, desa Imogiri, desa Karangtalun, desa Karangtengah, desa Wukirsari, dan, desa Girirejo. Kantor kecamatan imogiri beralamat di Jl. Imogiri Bantul dengan no telp. (0274) 6460652.

1

Di akses dari, http://imogiri-bantul.desa.id/index.php/first/artikel/57. pada tanggal, 1 februari 2016

(54)

Wilayah Kecamatan Imogiri berbatasan dengan :

Utara : kecamatan Jetis dan Pleret

Timur : Kecamatan Dlingo

Selatan: Kecamatan Pundong dan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul.

Barat : Kecamatan Pleret.

Kecamatan Imogiri berada di dataran rendah. Yang mana ibukota kecamatanya berada pada ketinggian 100 meter di atas permukaan laut. Jarak ibukota kecamatan ke pusat pemerintahan (ibukota) Kabupaten Bantul adalah 8 Km. bentangan wilayah di kecamatan Imogiri 30% berupa daerah yang datar sampai berombak, 70% berombak sampai berbukit dan 0% berbukit sampai bergunung.

Kecamatan Imogiri beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di kecamatan Imogiri adalah 26ºC dengan suhu terendah 23ºC.

3. Kondisi Demografi kecamatan imogiri

(55)

jumlah penduduk laki laki 27.291 orang dan penduduk perempuan 29.966 orang. Tingkat kepadatan penduduk di kecamatan Imogiri adalah 1.934 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan Imogiri adalah petani. Dari data monografi Kecamatan tercatat 13.431 orang atau 23,83% penduduk kecamatan Imogiri bekerja di sektor pertanian.2

4. Visi dan Misi kecamatan Imogiri

Kecamatan Imogiri mempunyai Visi yaitu : “Terwujudnya pembangunan otonomi asli desa sebagai pusat perekonomian, pertanian, ketahanan pangan dan desa mandiri pangan terkemuka dalam lingkungan masyarakat yang dinamis, maju, mandiri, adil, sejahtera lahir dan batin serta agamis didukung oleh nilai-nilai semangat juang gotong royong dan ketatadesaan yang bersih dalam pemerintahan yang baik dengan mengembangkan partisipasi sosial budaya sumber daya lokal berkelanjutan.”3

Sedangkan Misi nya adalah :

 Melaksanakan pelayanan administrasi pemerintahan dan keuangan

desa melalui pelayanan satu pintu yang akuntabel

 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pelayanaan terhadap

masyarakat di berbagai bidang.

2

Di akses dari, http://kec-imogiri.bantulkab.go.id/hal/profil. pada tanggal, 1 februari 2016 pukul 12.24 wib

3

(56)

 Mengembangkan dan mengoptimalkan potensi desa dalam mengelola

sumber daya yang dimiliki.

 Meningkatkan serta memperkuat fungsi dan peran lembaga desa.

 Melestarikan nilai-nilai luhur budaya gotong royong dalam

membangun desa.

 Melestarikan budaya tradisi dan adat istiadat masyarakat.

 Mewujudkan suasana aman dan kondusif.

 Membentuk karakter berwirausaha dalam pengelolaan pemerintahan,

kelembagaan dan kemasyarakatan. Profil Desa Selopamioro

1. Kondisi Geografis

Desa Selopamioro merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Imogiri kabupaten Bantul. Desa Selopamioro terdiri dari beberapa pedukuhan yaitu : padukuhan Lenteng I, Lenteng II, Lemahrubuh, Jetis, Kedungjati, Nogosari, Nawungan I, Nawungan II, Kajor Wetan, Kajor Kulon, Siluk I, Siluk II, Pelemantung, Putat, Kalidadap I, Kalidadap II, Srunggo I, Srunggo II.4

2. Kondisi Demografi

4

(57)

Penduduk desa Selopamioro yang tercatat di tahun 2015 sebanyak 16.265 jiwa yang terdiri dari 4657 kepala keluarga (KK) dengan komposisi penduduk dapat dilihat dalam table I & table II :

Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Selopamioro tahun 2015

No Jenis kelamin Jumlah

1 Laki - laki 8067 orang

2 Perempuan 8198 orang

3 Total 16265 orang

Sumber : Data tingkat perkembangan Desa Selopamioro 2015

Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan keluarga

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki – laki 4624 KK

2 Perempuan 33 KK

3 Total 4657 KK

Sumber : Data tingkat perkembangan Desa Selopamioro 2015

Berdasarkan tabel I & II jumlah penduduk Desa Selopamioro berdasarkan jenis kelamin, Laki laki berjumlah 8.067 jiwa dan perempuan 8.198 jiwa. Sedangkan jumlah kepala Keluarga (KK) berdasarkan jenis kelamin, Kepala keluarga Laki laki berjumlah 4624 KK sedangkan kepala keluarga Perempuan berjumlah 33 KK. Serta jumlah penduduk berdasarkan kepada mata pencaharian di berbagai sektor sebagaimana yang di tunjukan pada tabel 3 :

Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian menurut sektor

No Sektor mata pencaharian Jumlah

1 Sektor Pertanian 11065 orang

2 Sektor Perkebunan 4454 orang

(58)

4 Sektor Perikanan 320 orang

9 Sektor Perdagangan 121 orang

10 Sektor Jasa 144 orang

11 Total 19244 orang

Sumber : Data tingkat perkembangan Desa Selopamioro 2015

3. Kondisi pertanian dan perkebunan Desa Selopamioro

(59)

panjang karna sudah dikembangkan secara turun temurun sejak jaman kerajaan Mataram Kuno (Sultan Agung).

Tembakau jenis kedu sili banyak ditanam di Desa Selopamiro, Imogiri, Bantul. Tembakau kedu sili merupakan tembakau jenis kualitas bagus untuk rokok kretek. Selama ini, tembakau kedu sili dikenal sebagai tembakau bumbu. Kualitas siluk lebih bagus dengan rasa dan aroma khas.

Jenis tanaman tembakau yang ada di Desa Selopamioro pada umumnya jenis tembakau Kedu sili yang mempunyai umur sekitar 4-6 bulan dengan mempunyai ciri-ciri gagang kecil, daun panjang dan tebal, rajangan halus dan lembut, baunya harum dan antep serta mempunyai warna tembakau kuning keemasan.

Pertanian tembakau di Desa Selopamioro merupakan tanaman tembakau yang dibudidayakan oleh rakyat (tembakau rakyat). Tanaman ini telah ada secara turun temurun baik ditanam, dikelola, dipasarkan dan dikonsumsi sendiri oleh rakyat tidak melalui pabrik. Konsumen mencampur atau meramu sendiri antara tembakau dan cengkeh, klembak dan kertas menjadi sebatang rokok. Meskipun demikian, mengingat kualitas tembakau yang baik, pemasaran ke industri rokok bukanlah hal yang mustahil.

(60)

Petani tembakau di desa Selopamioro biasanya lebih memilih

membeli benih tembakau kepada penjual benih daripada

menangkarnya sendiri, hal ini di karnakan petani tidak lagi pusing dalam membuat anggaran untuk penangkaran benih dan jauh lebih murah jika membeli.

b. Pengolahan tanah

(61)

5. Kebuadayaan desa Selopamioro

Tembakau yang di budidayakan di desa Selopamioro ini menjadi kesukaan Sultan Agung sampai Sultan Hamengku Boewono X karena memiliki cita rasa spesifik yaitu cita rasa yang antep (bahasa jawa) dengan aroma yang tidak menyengat. Dan ditilik dari aspek budidaya tanaman memiliki produktivitas tinggi dan kualitas hasil tinggi yang berpengaruh terhadap harga dipasaran yang relative stabil. Tembakau ini mempunyai keunggulan dan potensi produksi yang tinggi yaitu produksi hasil rajangan kering berkisar 0,8 – 0,9 kg/ pohon) dan mempunyai kualitas daun yang baik sehingga diperoleh harga jual tinggi dan stabil yaitu berada di kisaran 100 – 120 ribu per kilogram rajangan kering.5

Desa Selopamioro memiliki ikon yaitu jembatan gantung Selopamioro, yang mana keberadaan jembatan ini sebagai pengubung dua desa yakni desa Selopamioro dengan desa Sriharjo, jembatan gantung Selopamioro memiliki panjang 70 meter yang di bangun sejak tahun 2004.6

Di Desa Selopamioro memiliki berbagai kegiatan sosial dan seni budaya. Salah satu kegiatan budaya adalah upacara merti dusun atau bersih dusun. Upacara ini dilaksanakan di pelataran Goa Cerme yang

5Mengenal Tembakau Kedu Sili ( Tembakau Kegemaran Sultan Agung ) sebelum maju sidang

pelepasan varietas unggul pada bulan oktober 2013 PH. Padang, SP ( PBT Madya Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya, 2009).

6

(62)

berada di dusun Srunggo I dan Srunggo II. Upacara bersih dusun atau sedekah bumi atau merti dusun pada umumnya panen raya. Hal ini dimaksudkan untuk mengucapkan puji syukur kepada Tuhan yang maha esa. Upacara rasulan ini dilaksanakan sesudah bulan purnama, sedang harinya berubah-ubah. Pada prinsipnya dalam melaksanakan upacara itu mereka mengambil hari legi atau wage menurut kalender jawa. Adapun tempat upacara adalah di masjid Firiloyo Imogiri. Upacara rasulan ini merupakan tradisi dalam rangka mengganti air yang terdapat dalam 'kong' di makam Raja-raja Imogiri. Selanjutnya air kurasan yang diperoleh dari 'kong' ini dibagi-bagikan kepada masyarakat yang memiliki kepercayaan bahwa air tersebut dapat memberikan kebaikan bagi kehidupan. Dilaksanakan pada hari Selasa Kliwon pada bulan Suro.

B. Deskripsi PP no 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan

Pemerintah mengesahkan Peraturan pemerintah no 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan, untuk mengatur pengendalian tembakau di Indonesia. PP ini merupakan bentuk turunan dari Undang undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Yang mana dalam bagian ketujuh belas yakni pasal 113 sampai 116 tercantum mengenai “pengamanan zat adiktif” dengan lahirnya PP ini maka PP no

(63)

Peraturan Pemerintah ini terdiri dari 8 Bab dan 65 pasal. Yang mana secara khusus telah membahas tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. Dasar hukum yang digunakan dalam peraturan pemerintah ini adalah Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063 ).

Di dalam Peraturan Pemerintah ini disebutkan tidak ada larangan mengenai penjualan rokok di Indonesia. Namun disebutkan beberapa bentuk pengamanan penjualan termasuk pembatasan iklan produk tembakau di Indonesia agar tidak terlalu luas seperti yang terjadi di Indonesia saat ini dan sebelum-sebelumnya. Hal ini bertujuan agar hukum mengenai penjualan produk tembakau di Indonesia tegas, jelas, dan memiliki batas. Peraturan pemerintah no 109 tahun 2012 ini di tetapkan di Jakarta pada tanggal 24 desember 2012 dengan di tandatangani oleh presiden republik Indonesia yakni bapak DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono.

Berikut adalah rangkuman isi dari PP Nomor 109 tahun 2012 7 :

1. Pada Bab I berisi mengenai ketentuan umum yaitu, penjelasanan mengenai zat adiktif, produk tembakau, rokok, kandungan nikoti,tar, iklan niaga rokok,promosi produk tembakau,sponsor produk tembakau

7

(64)

dan penyelenggaraan bentuk pengamanan bahan zat adiktif berupa

produk tembakau bagi kesehatan agar tidak mengganggu

perseorangan, keluarga dan lingkungan masyarakat serta menekankan PP ini mengatur mengenai : produk tembakau,tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah serta peran serta masyarakat dalam penyelenggaran pengendalian tembakau.

2. Bab II mengenai produk tembakau yang berisi, pengaturan produk tembakau meliputi Rokok dan Produk Tembakau lainnya yang penggunaannya dengan cara dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, yang mengandung Zat Adiktif dan bahan lainnya yang berbahaya bagi kesehatan. Serta Produk selain Tembakau yang mengandung nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dengan pengelolahan/pembuatan yang sama dan cara penggunananya dengan cara dibakar dan dihisap.

3. Bab III mengenai tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah untuk mengatur, membina dan mengawasi pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan. 4. Bab IV tentang penyelenggaraan yang berisi limabagian yaitu, bagian

(65)

produk tembakau yaitu dilarang menjual produk tembakau ,Bagian keempat mengenai perlindungan khusus bagi anak dan perempuan hamil,serta Bagian kelimamengenai kawasan tanpa rokok

5. Bab V berisi Peran serta masyarakat dalam pengamanan produk tembakau dalam hal pengawasan, informasi serta pemikiran, masukan, bantuan dan prasarana dalam pelaksanaan program pengendalian produk tembakau dalam hal meningkatkan kesehatan masyarakat. 6. Bab VI mengenai Pembinaan dan Pengawasan di manaMenteri,

menteri terkait, Kepala Badan, dan Pemerintah Daerah sesuai dengan

kewenangannya melakukan pembinaan atas penyelenggaraan

(66)
(67)

BAB III PEMBAHASAN

DAMPAK PERATURAN PEMERINTAH NO 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN BAHAN ZAT ADIKTIF BERUPA TANAMAN TEMBAKAU

TERHADAP EKONOMI DAN SOSIAL PETANI TEMBAKAU IMOGIRI

A. Faktor – faktor penyebab kebijakan PP no 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan masyarakat

1. Faktor kesehatan

(68)

negara yang diberikan industri kretek baik melalui PPh dapat pajak di saerah sebesar Rp. 150 triliun1.

Namun di sisi lain. Permasalahan kesehatan akibat Merokok sudah dianggap penting dan besar di Indonesia bahkan di dunia. Angka kematian akibat merokok sudah mencapai 1.127 orang meninggal setiap hari akibat rokok di Indonesia. Dari hasil survei ikatan ahli kesehatan masyarakat Indonesia tahun 2007. Banyaknya permasalahan kesehatan yang timbul akibat rokok seperti kanker paru-paru, kanker payudara, penyakit jantung, gangguan kehamilan, impotensi dll. Bahaya merokok terhadap kesehatan ini pulalah yang membuat pemerintah untuk membuat peraturan mengenai pengendalian rokok untuk mencegah dampak buruknya terhadap kesehatan masyarakat. Di dalam rokok juga mengandung ribuan bahan kimia berbahaya yang mengancam kesehatan seperti nikotin, tar, karbon monoksida, karsinogen, iritan dll.

Dampak negatif dari merokok tersebut bukan hanya dialami para perokok tersebut namun juga para perokok pasif atau orang-orang yang berada di sekitar perokok tersebut karena asap yang di keluarkan oleh para perokok akan di hirup juga oleh orang sekitarnya dan dapat membahayakan para perokok pasif tersebut dikarenakan asap yang dikeluarkan masih mengandung ribuan bahan kimia berbahaya.

1

(69)

Karna bahaya dampak buruk yang di timbulkan oleh rokok terhadap kesehatan masyarakat organisasi dunia pun (WHO) turut andil dalam mendesak pemerintah untuk segera membuat peraturan mengenai dampak buruk rokok terhadap kesehatan masyarakat.

World Health Organization (WHO) sebagai organisasi dunia, mengambil peran khusus dalam menghadapi bahaya merokok terhadap kesehatan. Dalam upaya untuk memerangi bahaya merokok ,WHO menggelar perayaan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang di mulai pada tahun 2012 yang jatuh setiap tanggal 31 mei. Kampanye ini bertemakan “stop tobacco industry”, yang mana fokus pada upaya upaya melawan campur tangan industri tembakau yang tidak peduli dan semakin agresif mengingkari kesepakatan dalam WHO FCTC. Dalam perayaan ini sekitar 1000 pelajar, mahasiswa, tentara, polisi serta kalangan selebriti dan beberapa tokokh masyarakat melalui pawai atau longmarch dari bunderan Hotel Indonesia (HI) menuju Balikota DKI Jakarta. Meraka mengusung pesan “Jakarta Bebas Rokok” untuk menciptakan lingkungan sehat dan generasi

sehat bebas dari bahaya asap rokok.2

Kampanye anti tembakau juga mengekspos data yang mengerikan dinyatakan bahwa rokok sebagai salah satu “mesin pembunuh” yang di perkirakan jumlah itu meningkat menjadi 5,4 juta kematian per tahun atau 1 kematian tiap 6,5 detik

2

Suryadi Radjab., Dampak Pengendalian Tembakau Terhadap Hak-Hak Ekonomi,Sosial, dan Budaya,

(70)

sebagaimana di ungkapkan direktorat pengendalian PTM Kementrian Kesehatan, bahwa setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis racun merupakan risiko dari berbagai penyakit, dimana nikotin diketahui berkontribusi terhadap kanker paru – paru , hipertensi, penyakit jantung, dan pembuluh darah, intertilitas pria, dan juga terhadap terjadinya disfungsi ereksi. Selain itu juga mengikutertakan data terhadap anak sebagai korban rokok dan resiko terpapar asap rokok3.

Akibat gencarnya kampanye anti tembakau serta desakan dari aktivis kesehatan masyarakat dan organisasi kesehatan dunia maka pemerintah mengeluarkan peraturan untuk membatasi dan mengendalikan produk rokok agar bisa menekan dampak buruk rokok terhadap kesehatan masyarakat.

Kebijakan PP no 109 tahun 2012 merupakan turunan dari UU no 39 tahun 2009 tentang kesehatan di mana dalam Bagian Ketujuh Belas pasal 113 s/d 116 tercantum mengenai “Pengamanan Zat Adiktif”. Dengan lahirnya PP ini, maka PP

No. 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pengesahan PP no 109 tahun 2012 merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam memerangi bahaya merokok terhadap kesehatan masyarakat meskipun PP ini dianggap belum mampu menghentikan bahaya merokok seutuhnya kepada masyarakat, tetapi PP ini sudah cukup untuk mengurangi bahaya merokok

3Ibid

(71)

terhadap kesehatan masyarakat dengan mengatur pengendalian tembakau terhadap industri rokok, seperti Bentuk pengamanan yang dilakukan pemerintah dilakukan dari akses iklan dan edukasi iklan, mendorong pengembangan kajian dan penelitian serta diversifikasi produk tembakau. Bentuk-bentuk penyelenggaraan yang disebutkan dalam PP ini dalam hal produksi dan impor, peredaran, Perlindungan khusus bagi anak dan perempuan hamil, dan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Pemerintah mempunyai tanggung jawab mengenai pengendalian produk tembakau seperti yang telah dijelaskan pada Peraturan Pemerintah ini. Bentuk pengendaliannya adalah pada dasarnya membatasi jumlah iklan rokok terutama pada media-media umum seperti majalah dan koran serta melarang berbagai kegiatan promotif terhadap rokok seperti sponshorsip di sebuah event di acara acara sekolah, kampus, serta event yg bersifat edukatif.

Gambar

Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian menurut sektor
Gambar 1. Skema Tata Niaga Tembakau di Selopamioro
Tabel 1. Harga jual tertinggi Tembakau per Kilo dari tahun 2011-2016 dalam (Rp/Kg)
Tabel di atas menunjukan harga jual tertinggi tembakau, dari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi pengendalian pencemaran air, perusahaan taat terhadap titik penaatan, dan parameter baku mutu namun perusahaan tidak taat terhadap pelaporan,

Management PT SK KERIS didalam menyikapi kondisi ini sesuai dengan strategi yang telah dipilih yaitu cost leadership melakukan aktivitas yang disebut dengan

Dengan adanya pengunjung remaja ke objek wisata kebun teh cipasung membawa pengaruh yang sangant baik, karena kebanyakan pengunjung dari luar daerah itu

Beberapa manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi pemerintah Provinsi Bali, penelitian ini diharapkan sebagai sumber informasi tentang berbagai

[r]

11.30 WIB, telah dilaksanakan rapat Penjelasan Dokumen Pengadaan dengan sistem online SPSE dalam rangka pelelangan e-Seleksi Umum pekerjaan jasa konsultansi untuk

The content of mercury in Eupatorium inulifolium leaves found very high in Pelangan, reaching up to 2.8 ppm, while mercury contents in the quarry soils at Pelangan

KAMPANYE SOSIAL GUNA MENGURANGI TINGKAT PENYAKIT AKIBAT KERJA DI KALANGAN WANITA PEKERJA ( STUDI KASUS : KOTA SEMARANG ).. Menyatakan bahwa proyek akhir ini adalah keseluruhan