• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Karakteristik Nelayan dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Karakteristik Nelayan dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

O l e h

BAMBANG IRIYANDI

097039033 / MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

TESIS

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister Pertanian pada Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

O l e h

BAMBANG IRIYANDI 097039033 / MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

N I M : 097039033

Program Studi : Magister Agribisnis

Menyetujui Komisi Pembimbing,

( Dr. Ir. Tavi Supriana, MS) (Dr. Ir.Rahmanta Ginting, M.Si)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Dekan,

(4)

Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Tavi Supriana, MS ______________

Anggota : 1. Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si ______________

2. Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS ______________

(5)

ANALISIS KARAKTERISTIK NELAYAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN DI KELURAHAN BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN,

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan

secara benar dan jelas.

Medan, Februari 2013 Yang membuat pernyataan,

(6)

sehingga tesis ini dapat terselesaikan,

Nevikar Dachi, SE

dan kepada kedua anak-anakku tersayang,

Mentari Christ Riyandini

Gloria Inez Riyandini

(7)

terhadap Pendapatan Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan (Di bawah bimbingan Dr. Ir. Tavi Supriana, MS sebagai ketua dan Dr.Ir.Rahmanta Ginting, M.Si sebagai anggota).

Tingkat Kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Karakteristik nelayan dalam menangkap ikan di laut guna memperoleh pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor sosial, ekonomi, teknologi dan biologi dan faktor alam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah karakteristik nelayan (curahan waktu bekerja, bahan bakar minyak/BBM yang dibutuhkan, harga kepiting, harga ikan dan harga udang serta jenis alat tangkap yang digunakan) berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Penentuan daerah penelitian dilakukan secarapurposive(sengaja), yakni di kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan. Metode Pengambilan Sampel dilakukan dengan metode pengambilan sampel acak sederhana berstrata dan menggunakan metode regresi linear berganda untuk menganalisis data.

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa variabel curahan waktu bekerja, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM), harga kepiting dan jenis alat tangkap perangkap (traps) berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan nelayan, sementara variabel harga ikan, harga udang, penggunaan jenis alat tangkap pukat kantong dan jaring insang tidak berpengaruh terhadap pendapatan nelayan.

(8)

Fishermen Income Bagan Deli Village, Medan Belawan District, Medan City (Under the guidance of Dr. Ir. Tavi Supriana, MS as chairman and Dr.Ir.Rahmanta Ginting M.Si as a member).

Welfare level is determined by the fishermen catch.The fishermen characteristics that influenced by social, economic, technological and biological and natural factors. This research aimed to find out whether there was an affection of fishermen characteristic (the outpouring of time working , fuel oil / fuel is needed, the price of crab, the price of fish, the price of shrimp and fishing gear used) against the income of fishermen. Determination of regional research conducted by purposive (deliberately), in Bagan Deli, Medan Belawan District, Medan City. Sampling method was conducted by Stratified Random Sampling and using the method of multiple linear regression to analyze the data.

The results of this study indicate partially that variable outpouring of working time fuel oil / fuel is needed, the price of crab, and the using of fishing gear Traps significantly affect on the income of fishermen, while variable the price of fish, the price of shrimp, the using of fishing gear Seine Nets and Gill Nets is not significant effect on the income of fishermen.

(9)

anak ke empat dari empat bersaudara, putra dari almarhum bapak Karto Nakiyo

dan almarhumah ibu Kasri.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Sekolah Dasar Negeri Dukutalit, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati,

Jawa Tengah, tamat tahun 1974.

2. Sekolah Teknik Negeri 2 Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tamat tahun

1977

3. Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri (SUPM) Negeri, Tegal ,

Jurusan Mesin (Engine), Tegal, Jawa Tengah, tamat tahun 1981

4. Strata 1, Universitas Dharmawangsa Medan, pada Fakultas Perikanan

Jurusan Budidaya Perairan, tamat tahun 1997

5 Melanjutkan Pendidikan Strata 2 (S2) di program Studi Magister

Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Pada tahun

2012, penulis melaksanakan penelitian tesis di Kelurahan Bagan Deli

Kecamatan Medan Belawan Kota Medan guna menyelesaikan Program

Studi Magister Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

6. Sejak tahun 1981 sampai saat ini penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil

(10)

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan

baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.Ir. Tavi Supriana, MS sebagai Ketua Program

Studi dan Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si

sebagai Anggota Komisi Pembimbing, yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Lurah Bagan Deli

dan staf serta tokoh-tokoh masyarakat nelayan Kelurahan Bagan Deli yang telah

membantu penulis dalam penelitian ini.

Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf

pengajar dan pegawai di Program Studi Magister Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada

seluruh teman-teman penulis di Program Studi Magister Agribisnis angkatan II

untuk kebersamaan kita selama ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu penyelesaian tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita

semua.

Medan, Februari 2013

(11)

1. Data Penduduk Miskin Wilayah Pesisir dibanding Penduduk

Miskin Kota Medan tahun 2004 dan 2008 ……….. 2

2. Jumlah Penduduk dan Tingkat Kemiskinan di Wilayah Pesisir

Kota Medan (2009) ………. 3

3. Data Penduduk yang bekerja menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Medan Belawan menurut Kelurahan pada tahun

2009 ... 4

4. Jenis-jenis Alat Tangkap di Indonesia dan

pengelompokkan-nya tahun 1989………... 16

5. Ukuran Nelayan Sampel berdasarkan Jenis Alat Tangkap

yang digunakan ……….……... 23

6. Spesifikasi Pengumpulan Data ... 24

7. Rata-Rata Pendapatan Berdasarkan Jenis Alat Tangkap ..…… 36

8. Rata-rata Curahan Waktu Kerja berdasarkan jenis alat tangkap

Jenis alat tangkap yang digunakan………. 37

9. Rata-rata Kebutuhan Bahan Bakar Minyak/BBM berdasarkan

Jenis tangkap yang digunakan ……… 38

10. Rata-Rata Harga Kepiting Berdasarkan Jenis Tangkap yang

Digunakan……….… 39

11. Rata-rata harga ikan berdasarkan jenis tangkap yang digunakan… 40

12. Rata-rata harga udang berdasarkan jenis tangkap yang digunakan… 41

13. Nilai vif hasil uji multikolinearitas ……….. 42

14. Hasil analisa linear berganda karakteristik nelayan yang

(12)

No Judul Hal

1. Kerangka Konsep Penelitian ………. 20

2. Gambar Alat Tangkap Jaring Insang (Gill Nets) ….………. 99

3. Gambar Alat Tangkap Pancing (Long Lines) ……… ……… 100

4. Gambar Alat Tangkap Pukat Kantong (Seine Nets) ……… 101

5. Gambar Alat Tangkap Tangkul ……,,,……… 102

6. Gambar Alat Tangkap Bubu………..……….. 103

7. Gambar Pemukiman Nelayan di Bagan Deli (2012) …………. 104

8. Gambar Aktivitas Nelayan di Tangkahan Bagan Deli (2012) … 104 9 Gambar Beberapa Kapal Nelayan di Tangkahan Bagan Deli … 105 10. Peta Kota Medan- 2010 (Map of Medan City).………. 106

(13)

1. Data Sosial Nelayan Sampel ………. ………. 55

2. Data Unit Penangkapan Ikan Nelayan Sampel……… 57

3. Data Perbekalan Melaut Nelayan Sampel / bulan…..…… ……… 61

4. Dara Upah Tenaga Kerja Nelayan Sampel / bulan…..…………. 65

5. Data Penyusutan Nelayan Sampel / bulan…. ……….………… 67

6. Data Total Biaya Melaut Nelayan Sampel / bulan….. ………… 71

7. Data Hasil Tangkapan Nelayan Sampel ………… ……… 73

8. Data Total Penerimaan Nelayan Sampel//Bulan ……… 76

9. Data Total Pendapatan Nelayan Sampel …………. ….,……… 78

10. Data Harga Kepiting, Ikan dan Udang ……… 80

11. Variabel Data Sampel ..………. ……….. 82

12. Data Sampel Nelayan Yang Menggunakan Alat Tangkap

Pukat Kantong (seine nets)..………. ……. 84

13. Data Sampel Nelayan Yang Menggunakan Alat Tangkap

Jaring Insang (gill nets)………. ……… 85

14. Data Sampel Nelayan Yang Menggunakan Alat Tangkap

Perangkap (Traps) ………. ……….. 86

15. Data Sampel Nelayan Yang Menggunakan Alat Tangkap

Pancing (long lines)………. ………. 87

(14)

ABSTRAK ……….. i

ABSTRACT ……… ii

RIWAYAT HIDUP ………. iii

KATA PENGANTAR ………. iv

DAFTAR TABEL ………... v

DAFTAR GAMBAR ……….. vi

DAFTAR LAMPIRAN ……… vii

DAFTAR ISI ……… viii

I. PENDAHULUAN ……… .. 1

1.1. Latar Belakang ……….. 1

1.2. Identifikasi Masalah ………. 6

1.3. Tujuan Penelitian ……….. 6

1.4. Kegunaan Penelitian ………. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA……… . 8

2.1. Penelitian Terdahulu ………. 8

2.2. Landasan Teori ………. 10

2.2.1. Penerimaan ……… 10

2.2.2. Pendapatan ………. 11

2.2.3. Produksi ………. 12

2.2.4. Biaya ……….. 13

2.2.5. Harga ………. 14

2.2.6. Teknologi ……….. 14

2.2.7. Alat Tangkap yang Digunakan ………. 15

2.3. Kerangka Konsep Penelitian…….……… 18

2.5. Hipotesis ………… ……… 20

III. METODE PENELITIAN……….. 21

3.1. Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ………… 21

3.2. Metode Pengambilan Sampel……… 21

3.3. Metode Pengumpulan Data..…….……… 23

3.4. Metode Analisis Data. ………. 24

3.5. Definisi dan Batasan Operasional………. 31

(15)

4.1.1.2. Curahan Waktu Bekerja ………... 37

4.1.1.3. Bahan Bakar Minyak ……… 38

4.1.1.4. Harga Kepiting ………. 39

4.1.1.5. Harga Ikan ……… 40

4.1.1.6. Harga Udang ………. 41

4.2. Hasil Analisis ……….……….. 41

4.2.1. Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik pada Regresi Linear Berganda Karakteristik Nelayan terhadap Pendapatan Nelayan ….……….. 41

4.2.2. Hasil Uji Multikolinearitas ……….. 42

4.2.3. Hasil Uji Heterokedastisitas ……… 42

4.2.4. Hasil Uji Normalitas ……… 43

4.2.5. Hasil Analisis Linear Berganda Karakteristik Nelayan yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan .. 43

4.2.6. Koefisien Determinasi ………... 46

4.2.7. Uji Tingkat Penting ……… 47

V. KESIMPULAN DAN SARAN ………. 51

5.1. Kesimpulan.. ………..……….. 51

5.2. Saran ……… 51

DAFTAR PUSTAKA ……….. 52

LAMPIRAN ……….. 55

(16)
(17)

terhadap Pendapatan Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan (Di bawah bimbingan Dr. Ir. Tavi Supriana, MS sebagai ketua dan Dr.Ir.Rahmanta Ginting, M.Si sebagai anggota).

Tingkat Kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Karakteristik nelayan dalam menangkap ikan di laut guna memperoleh pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor sosial, ekonomi, teknologi dan biologi dan faktor alam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah karakteristik nelayan (curahan waktu bekerja, bahan bakar minyak/BBM yang dibutuhkan, harga kepiting, harga ikan dan harga udang serta jenis alat tangkap yang digunakan) berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Penentuan daerah penelitian dilakukan secarapurposive(sengaja), yakni di kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan. Metode Pengambilan Sampel dilakukan dengan metode pengambilan sampel acak sederhana berstrata dan menggunakan metode regresi linear berganda untuk menganalisis data.

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa variabel curahan waktu bekerja, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM), harga kepiting dan jenis alat tangkap perangkap (traps) berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan nelayan, sementara variabel harga ikan, harga udang, penggunaan jenis alat tangkap pukat kantong dan jaring insang tidak berpengaruh terhadap pendapatan nelayan.

(18)

Fishermen Income Bagan Deli Village, Medan Belawan District, Medan City (Under the guidance of Dr. Ir. Tavi Supriana, MS as chairman and Dr.Ir.Rahmanta Ginting M.Si as a member).

Welfare level is determined by the fishermen catch.The fishermen characteristics that influenced by social, economic, technological and biological and natural factors. This research aimed to find out whether there was an affection of fishermen characteristic (the outpouring of time working , fuel oil / fuel is needed, the price of crab, the price of fish, the price of shrimp and fishing gear used) against the income of fishermen. Determination of regional research conducted by purposive (deliberately), in Bagan Deli, Medan Belawan District, Medan City. Sampling method was conducted by Stratified Random Sampling and using the method of multiple linear regression to analyze the data.

The results of this study indicate partially that variable outpouring of working time fuel oil / fuel is needed, the price of crab, and the using of fishing gear Traps significantly affect on the income of fishermen, while variable the price of fish, the price of shrimp, the using of fishing gear Seine Nets and Gill Nets is not significant effect on the income of fishermen.

(19)

Sebahagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah laut yang luas,

dimana wilayah lautnya sekitar 75 persen dari seluruh luas wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Dengan potensi wilayah laut yang sangat luas dan

kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, sesungguhnya kelautan

merupakan sektor yang mempunyai keunggulan komparatif dalam kiprah

pembangunan nasional.

Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang

memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam

penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa dan penyediaan lapangan

pekerjaan. Namun ironisnya sektor perikanan selama ini belum mendapat

perhatian yang serius dari pemerintah dan kalangan pengusaha, padahal bila

sektor perikanan dikelola secara serius akan memberikan konstribusi yang lebih

besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat mengentaskan

kemiskinan.

Pada kenyataannya kita dapat melihat bahwa nelayan sebagai orang yang

bermatapencaharian mencari ikan di laut belum dapat meningkatkan taraf hidup

dan pendapatannya. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya wilayah pesisir

pantai yang merupakan kantong-kantong penduduk miskin. dimana penduduk

desa pantai atau nelayan yang daerahnya langsung berhadapan dengan lautan,

yang sumber penghidupan dari hasil laut, memiliki taraf hidup tergolong rendah

(20)

Medan sebagai salah satu kota besar di Sumatera Utara dalam

pengembangan kotanya yang bersifat kompleks dan multi dimensional

mempunyai beberapa masalah. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama,

yang fenomenanya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara

lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, gender, kondisi

lingkungan dan sebagainya.

Tabel 1. Data Penduduk Miskin Wilayah Pesisir dibanding Penduduk Miskin Kota Medan Tahun 2004 dan 2008.

Tahun Penduduk Miskin

2004 143.037 53.195 37,19

2008 79.136 28.448 35,95

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2004 dan BPS Kota Medan 2008.

Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa pada Suvei Sosial Ekonomi (2004),

memperkirakan penduduk miskin di kota Medan tahun 2004 berjumlah 7,13%

atau 32.804 rumah tangga atau 143.037 jiwa, dimana dari penyebarannya terlihat

bawa wilayah Medan bagian Utara (Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan

Labuhan dan Kecamatan Medan Belawan) merupakan kantong kemiskinan

terbesar (37,19%).

Selanjutnya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan yang

dihitung dari data jumlah rumah tangga sasaran Program Pendataan Layanan

Sosial (PPLS) tahun 2008, dari 21 Kecamatan yang ada di Kota Medan terdapat

(21)

di wilayah Medan Utara. Kecamatan Medan Belawan yang merupakan bagian

dari wilayah pesisir memiliki jumlah paling banyak penduduk miskin.

Sekalipun terdapat penurunan angka kemiskinan dari tahun 2004 sampai

dengan tahun 2008, namun dari Tabel 2 di bawah ini, angka kemiskinan tersebut

masih terkonsentrasi di wilayah Pesisir Medan Utara.

Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Tingkat Kemiskinan di Wilayah Pesisir Kota Medan

1 Medan Labuhan Besar Tangkahan

2 Medan Marelan Tanah Enam Ratus Rengas Pulau

3 Medan Belawan Pulau Sicanang Belawan Bahagia

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Utara (2009)

Kelurahan Bagan Deli merupakan salah satu dari 6(enam) kelurahan yang

ada di Kecamatan Belawan yang merupakan salah satu kantong penduduk miskin

di kota Medan yang memiliki jumlah penduduk yang lapangan usahanya sebagai

(22)

keseluruhan nelayan di kecamatan ini sebanyak 5.238 KK yang merupakan

wilayah yang mempunyai karakteristik kegiatan perikanannya adalah Perikanan

Tangkap, dimana kegiatan penangkapan ikan dilakukan di daerah laut dan pesisir

pantai, hal ini merupakan salah satu alasan penulis dalam memilih lokasi

kelurahan Bagan Deli dalam analisis ini. Data Penduduk yang bekerja menurut

lapanga usaha di kecamatan Medan Belawan berdasarkan kelurahan dapat dilihat

pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Data Penduduk yang bekerja menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Medan Belawan menurut Kelurahan (2009)

No Kelurahan Pegawai Swas-ta

TNI / Nela- Peda- Pen

-

Lain-Negeri POLRI yan gang siun nya

1 Belawan I 255 1,231 296 1,377 823 228 1,505

2 Belawan II 381 1,751 45 231 1,296 110 1,451

3

Belawan

Bahari 126 965 13 965 246 21 1,175

4

Belawan

Bahagia 158 841 82 769 536 52 1,291

5

Belawan

Sicanang 85 1,326 8 207 314 17 1,152

6 Bagan Deli 112 1,062 9 1,689 325 27 875

J u m l a h 1,117 7,176 453 5,238 3,540 455 7,449 Sumber: Kecamatan Medan Belawan dalam Angka 2010/BPS Kota Medan

Pemanfaatan sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut (perikanan

tangkap), sampai saat ini masih didominasi oleh usaha perikanan rakyat, yang

umumnya memiliki karakteristik skala usaha kecil, aplikasi teknologi yang

sederhana, jangkauan operasi penangkapan yang terbatas di sekitar pantai dan

(23)

Nelayan sebagai suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung

langsung dari hasil laut, melakukan aktivitas usaha dengan mendapat penghasilan

bersumber dari kegiatan nelayan itu sendiri. Mereka umumnya tinggal di pinggir

pantai, sebuah pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya.

Tingkat kesejahteraannya sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya, dimana

banyaknya tangkapan mencerminkan banyaknya pendapatan yang diterima oleh

nelayan dan pada akhirnya pendapatan itu dipergunakan untuk pemenuhan

kebutuhan dan konsumsi nelayan dan keluarganya. Dengan demikian tingkat

pemenuhan kebutuhan nelayan dan keluarganya sangat ditentukan oleh

pendapatan yang diterimanya.

Nelayan-nelayan kecil/tradisional pada umumnya sangat bergantung dengan

sumber pendapatan langsung dari laut yang dijual untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Sehingga setiap pendapatan harian dari laut merupakan

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga pada hari itu.

Untuk melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan memperoleh

pendapatan demi kebutuhan hidup, di beberapa daerah pesisir Indonesia

mempunyai karakteristik masing-masing yang dipengaruhi oleh faktor sosial,

ekonomi, teknologi dan biologi dan faktor alam.

Dengan adanya fenomena karakteristik nelayan yang berbeda yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam memperoleh pendapatan, penulis tertarik

untuk menganalisis karakteristik nelayan dan pengaruhnya terhadap pendapatan

nelayan di kelurahan Bagan Deli kecamatan Medan Belawan Kota Medan sebagai

salah satu suatu wilayah pesisir yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka

(24)

mempunyai karakteristik kegiatan perikanannya adalah kegiatan Perikanan

Tangkap dan masih dilakukan secara sederhana

Adapun karakteristik nelayan dalam analisis ini adalah curahan waktu

kerja, bahan bakar, harga output (harga kepiting, harga ikan, harga udang) dan

jenis alat tangkap yang digunakan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah karakteristik nelayan (curahan

waktu kerja, bahan bakar, harga kepiting, harga ikan, harga udang dan jenis alat

tangkap yang digunakan) berpengaruh terhadap pendapatan nelayan di Kelurahan

Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.

1.3.Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan permasalahan dan latar belakang di atas kemudian

dirumuskan tujuan penelitian yaitu apakah karakteristik nelayan (curahan

waktu kerja, bahan bakar, harga kepiting, harga ikan, harga udang dan jenis alat

tangkap yang digunakan) berpengaruh terhadap pendapatan nelayan di kelurahan

Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan ?

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Memberikan informasi kepada pemerintah untuk perencanaan

pembangunan dan mengambil kebijakan dalam merumuskan perencananan

pembangunan di wilayah pengembangan Utara Kota Medan khususnya bagi

(25)

2. Memberikan informasi bagi masyarakat nelayan tentang faktor-faktor

pendukung yang dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan, agar

kehidupan nelayan menjadi lebih baik.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk

pengembangan teori maupun bahan masukan untuk melakukan kegiatan

(26)

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

masalah Kemiskinan dan Ketimpangan pendapatan nelayan di Kelurahan Bagan

Deli dan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan, yang bertujuan untuk

mengetahui batas garis kemiskinan, jumlah nelayan miskin, ketimpangan

pendapatan secara over-all sampling, ketimpangan pendapatan menurut kelurahan

dan ketimpangan pendapatan menurut status nelayan, miskin atau tidak.

Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa hubungan dan pengaruh

tingkat pendidikan dengan ketimpangan pendapatan adalah negatif tetapi tidak

nyata , hubungan jumlah jam melaut atau lamanya waktu bekerja adalah positif

dengan jumlah pendapatan nelayan dan pengaruhnya sangat nyata terhadap

pendapatan nelayan , hubungan jumlah tanggungan dengan jumlah pendapatan

adalah positif namun pengaruhnya tidak nyata terhadap pendapatan nelayan,

hubungan faktor umur adalah positif dengan jumlah pendapatan nelayan.

Hasil Penelitian dari Harahap Said Ali (2003), yang menganalisa masalah

kemiskinan dan tingkat pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Nelayan

Indah Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan, berpendapat bahwa jumlah

tanggungan keluarga, ketiadaan pekerjaan tambahan dan pola konsumsi

mempengaruhi pendapatan nelayan. Jumlah jam melaut, jumlah modal melaut dan

jumlah tanggungan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan,

sementara tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan.

(27)

yang positif dan kuat antara karakteristik nelayan dengan pendapatan nelayan di

daerah penelitiannya, dan yang menjadi faktor dominan adalah tingkat pendidikan

dan umur sementara jumlah tanggungan dan curahan waktu kerja tidak

memberikan pengaruh yang nyata.

Sujarno (2008) yang melakukan penelitian tentang Analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat, memperoleh

hasil analisis bahwa modal kerja, jumlah tenaga kerja dan jarak tempuh melaut

secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan,

Samosir Syarifadilah (2009), yang mengambil judul penelitian

Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan Nelayan Buruh Kapal Bermotor < 5

GT (Studi kasus : Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota

Medan), menyatakan bahwa dengan menggunakan analisis Gini Ratio, terdapat

ketimpangan pendapatan dan tingkat pendapatan yang rendah (di bawah garis

kemiskinan) di daerah sampel. Dan dari hasil analisa asosiasi disimpulkan bahwa

jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan dan usaha sampingan

masing-masing tidak berhubungan dengan kemiskinan, sementara dari hasil analisa

korelasi bahwa pengalaman melaut tidak berhubungan dengan ketimpangan

pendapatan, namun lamanya waktu melaut dan jumlah tenaga kerja dalam kapal

masing-masing berhubungan dengan ketimpangan pendapatan nelayan.

Ginting Dameyanti (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Efisiensi

Ekonomis Usaha Penangkapan Ikan dengan Kapal Motor di Kecamatan Pantai

Labu, Kabupaten Deli Serdang, menentukan karakteristik nelayan antara lain

(28)

tanggungan nelayan merupakan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap

produksi tangkapan nelayan.

2.2. Landasan Teori

Usaha nelayan untuk menangkap ikan di laut dapat ditelaah

berdasarkan analisis mikro ekonomi usaha-usaha nelayan (Mulyadi,2005). Dalam

melakukan usaha penangkapan ikan di laut untuk mendapatkan produk/output

(sejumlah hasil tangkapan berupa ikan segar, kepiting, udang, dan lain-lain) maka

diperlukan input berupa curahan waktu kerja, penggunaan bahan bakar minyak,

harga ikan , satuan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan dilaut, dan

sebagainya. Dari hasil tangkapan nelayan maka hasil tersebut apabila dijual maka

nelayan akan memperoleh income/ pendapatan, sehingga menurut Joesron, Tati

Suhartati dan Fathorrozi, hal ini dapat dirumuskan dalam persamaan:

I = f(Px,Qx,Py)

dimana : Px adalah harga barang x,

Qx adalah jumlah barang x yang diminta

Py adalah harga barang lain.

2.2.1. Penerimaan (Revenue)

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan dalam usaha tani merupakan

perkalian antara produksi fisik dengan harga jual atau harga produksi.

Sama halnya dengan Soekartawi, Joesron dan Fathorrozi, dalam Teori

Ekonomi Mikro (2003), mengatakan bahwa penerimaan merupakan perkalian

(29)

Sehingga dapat dirumuskan : TR = P x Q

dimana, TR = Total Revenue (penerimaan)

P = Harga barang

Q = Jumlah barang

Sehingga dapat dikatakan juga bahwa total penerimaan (revenue) adalah

seluruh penerimaan diperoleh dari jumlah barang yang terjual pada saat tingkat

harga tertentu.

2.2.2. Pendapatan

Menurut Samosir Syarifadilah (2009), dalam penelitiannya mengatakan

bahwa pendapatan merupakan gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam

memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu, biasanya

perbulan.

Menurut Soekartawi (2002), pendapatan usahatani adalah selisih antara

penerimaan dan semua biaya.

Joesron, Tati Suhartati dan Fathorrozi (2003) mengatakan bahwa dari hasil

produksi, produsen akan memperoleh keuntungan maximum apabila total

penerimaan persis sama dengan total biaya. Menurutnya, keuntungan () adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya.

Sehingga dari pendapat Soekartawi dan Joesron, dapat disimpulkan bahwa

keuntungan () sama dengan pendapatan (Y), sehingga dapat dibuat persamaan :

Y = = TR – TC Keterangan: Y = Pendapatan

(30)

TR = Total Revenue

TC = Total Cost

Keuntungan maksimal dicapai pada saat : MR – MC = 0 atau MR = MC

Keterangan: MR = Marjinal Revenue

MC = Marginal Cost

Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat diketahui

beberapa kemungkinan diantaranya :

TR > TC = keadaan untung / laba

TR= TC = keadaan Break Even Point

TR < TC = Keadaan rugi.

2.2.3. Produksi

Menurut Joesron, Tati Suhartati dan Fathorrozi, produksi merupakan hasil

akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan

atau input. Atau dengan kata lain bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi

berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output.

Menurut Fauzi, Akhmad (2010) , untuk mengeksploitasi (menangkap) ikan

di suatu perairan dibutuhkan berbagai sarana. Sarana tersebut merupakan faktor

input, yang dalam literatur perikanan biasa disebut dengan upaya ataueffort.

Menurut Anderson dalam Waridin (2007), produksi perikanan jangka

pendek adalah hubungan antara tangkapan (catch) dengan upaya (effort).

Walaupun stok ikan atau sumber daya melimpah, variasi lokasi dan waktu

penangkapan, stok ikan dalam jangka pendek diasumsikan tetap sehingga fungsi

(31)

Q = f (E)

Keterangan: Q = hasil tangkapan

E = upaya penangkapan ikan (effort)

2.2.4. Biaya

Biaya atau ongkos pengertiannya secara ekonomis merupakan beban yang

harus dibayar produsen untuk menghasilkan barang dan jasa sampai barang

tersebut siap untuk dikonsumsi . Biaya merupakan fungsi dari jumlah produksi,

dengan rumus:

C = f (Q)

dimana: C = biaya

Q = jumlah produksi.

Atau dapat juga dirumuskan bahwa :

AC = TC / Q

dimana AC =Average Cost(biaya rata-rata).

TC =Total Cost(total biaya)

Karena di dalam biaya ada biaya tetap (fixed cost) dan ada biaya tak tetap atau

berubah-ubah (variable cost), maka dapat juga dirumuskan:

TC = VC + FC

dimana, TC =Total Cost

VC =Variabel Cost

(32)

2.2.5. Harga

Menurut Joesron, Tati Suhartati dan Fathorrozi,M (2003), dalam memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari, bahwa pendapatan berhubungan dengan jumlah

barang yang diminta dengan harga barang itu sendiri dan berhubungan pula

dengan harga barang lain.

Dalam teori ekonomi sederhana bahwa pendapatan dipengaruhi oleh jumlah

barang yang diminta , harga barang itu sendiri dan harga barang lain. Hal ini juga

berlaku bagi nelayan, dimana pendapatan nelayan dipengaruhi oleh hasil

tangkapan nelayan dan harga beberapa hasil tangkapan tersebut, karena dalam

kegiatan menangkap ikan , dimana jenis produk yang ditangkap

macam, ada ikan, kepiting, udang dan lain-lain dengan harga yang

bermacam-macam pula tergantung ukuran (size)nya.

2.2.6. Teknologi

Dalam Ekonomi Kelautan, Mulyadi (2005) menyatakan bahwa

ketergantungan nelayan terhadap teknologi penangkapan ikan sangat tinggi. Hal

ini disebabkan selain kondisi sumber daya perikanan yang bersifat mobile, yaitu

mudah berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain, juga untuk

menangkapnya nelayan perlu sarana untuk bertahan berada di laut.

Pada umumnya nelayan kecil masih mengalami keterbatasan teknologi

penangkapan ikan. Dengan alat tangkap yang sederhana, wilayah operasi pun

(33)

2.2.7. Alat Tangkap yang digunakan (fishing gear)

Tingkat teknologi yang digunakan nelayan dapat dilihat dari jenis alat

tangkap (fishing gear) yang digunakan untuk melakukan operasi penangkapan

ikan. Penggunaan perahu dan motor penggerak memungkinkan kesempatan

menangkap ikan lebih lama disebabkan adanya penghematan waktu dalam

perjalanan menuju daerah penangkapan.

Menurut Balai Penelitian Perikanan Laut, Departemen Pertanian Jakarta

(1989), diperkirakan ada 250 jenis alat tangkap ikan di Indonesia dan 90%

diantara alat tersebut merupakan alat penangkap tradisional, sedangkan 10% nya

dapat dikategorikan sebagai alat penangkap modern atau semi modern, seperti

trawl udang, rawai tuna dan huhate. Banyaknya jenis alat penangkap tersebut

tidak terlepas karena lautan Indonesia yang beriklim tropis, sehingga memiliki

banyak sekali jenis ikan, udang maupun biota laut lainnya yang mempunyai sifat

dan perangai yang berbeda-beda, disamping itu kondisi dan topografi dasar

perairan daerah satu dengan lainnya juga berbeda-beda.

Jenis alat tangkap ikan, udang dan biota laut lainnya menurut Drs. Waluyo

Subani dan Ir. H.R. Barus dalam Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di

(34)

Tabel 4. Jenis-jenis Alat Tangkap di Indonesia dan pengelompokkannya

Jenis Alat penangkap Kelompok

Pukat Kantong (Seine Nets) Pukat Udang, Payang, Pukat Cincin dan lain-lain

Jaring Insang (Gill Nets) Jaring Insang Lingkar, Jaring Klitik Jaring Insang tetap, dan lain-lain Jaring Angkat (Lift Nets) Bagan Perahu, Bagan Tancap, Serok,

Jaring Angkat dan lain-lain

Perangkap (Traps) Sero, Jermal, Bubu dan perangkap lain Pancing (Long Line) Rawai Tuna, Rawai Hanyut, Huhate

Pancing Tonda dan lainnya

Sumber : Departemen Pertanian, Balai Penelitian Perikanan Laut (1989)

Pukat Kantong (Seine Nets), adalah alat penangkapan ikan berbentuk

kantong yang terbuat dari jaring yang terdiri dari bagian badan dan kantong

jaring. Bagian kantong terletak di belakang bagian badan yang merupakan tempat

terkumpulnya hasil tangkapan ikan. Ikan yang diperoleh dengan alat tangkap ini

biasanya berbagai jenis ikan pelagis dan demersal. Pukat kantong terdiri dari

pukat payang, pukat layang, dogol dan pukat pantai, Pukat Cincin (Purse Seine)

adalah jenis jaring penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang atau

trapesium yang dilengkapi dengan tali yang dapat digulung untuk mengurung

gerombolan ikan.

Jaring Insang (Gill nets) adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran

jaring empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mata jaring merata, yang

dilengkapi dengan sejumlah pelampung, pemberat, tali ris atas, tali ris bawah atau

tanpa tali ris bawah untuk menghadang ikan sehingga ikan tertangkap dengan cara

terjerat dan atau terpuntal. Jaring insang dioperasikan di permukaan, pertengahan

(35)

pelagis dan demersl. Jaring insang terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis

tangkapan utamanya, antara lain jaring kembung, jaring kerapu, jaring kakap ,

jaring udang dan lain-lain.

Jaring Angkat (Lift Nets) adalah alat penangkap ikan berbentuk lembaran

jaring persegi panjang atau bujur sangkar yang dibentangkan dengan

menggunakan kerangka dari batang kayu atau bambu sehingga jaring angkat

membentuk kantong.

Perangkap (Traps), adalah alat penangkapan ikan berbagai bentuk yang

terbuat dari jaring, bambu, kayu atau besi yang dipasang secara tetap di dasar

perairan atau secara portable (tempatnya dapat dipindah) selama jangka waktu

tertentu.

Pancing (Long Lines), adalah alat penangkapan ikan yang terdiri dari

sejumlah utas tali dan pancing. Setiap pancing menggunakan umpan atau tanpa

umpan, baik umpan alami maupun umpan buatan. Alat penangkap ikan yang

masuk dalam klasifikasi pancing yaitu rawai dan pancing. Alat pancing terdiri dari

dua komponen utama yaitu tali dan mata kail. Jumlah mata yang terdapat pada

tiap perangkat pancing bisa tunggal maupun ganda, bahkan banyak sekali

(beberapa ratus mata kail) tergantung jenis pancingnya. Banyak macam alat

pancing yang digunakan oleh para nelayan, mulai dari bentuk yang sederhana

sampai dalam bentuk ukuran skala besar yang digunakan untuk perikanan industri.

Di kelurahan Bagan Deli beberapa jenis alat tangkap yang biasa digunakan

oleh kapal motor  5 GT , diantaranya jaring kepiting tengah, jaring kepiting pinggir, rawe, tangkul siput harimau, jaring ikan, bubu kepiting tengah, bubu ikan,

(36)

Karena begitu banyaknya jenis alat tangkap ikan yang digunakan nelayan di

Bagan Deli,sehingga jenis alat tangkap yang digunakan dalam analisis ini

dikelompokkan sebagai berikut:

a) Alat Tangkap Pukat Pinggir/Cencen dapat dikelompokkan sebagai Pukat

Kantong (Seine Nets)

b) Alat tangkap Jaring Ikan, Jaring Kepiting Tengah dan Jaring Kepiting

Pinggir dapat dikelompokkan sebagai Jaring Insang (Gill Nets)

c) Alat Tangkap Tangkul Siput dan Tangkul Gurita dan Bubu Kepiting dapat

dikelompokkan sebagai Perangkap (Traps).

d) Untuk alat tangkap Rawai dimasukkan dalam kelompok Pancing (Long Lines).

2.3. Kerangka Konsep Penelitian

Pada penelitian ini penulis mencoba meneliti apakah ada pengaruh dari

karakteristik nelayan terhadap perolehan pendapatan nelayan di kelurahan Bagan

Deli. Karakteristik yang dimaksud adalah curahan waktu kerja, bahan bakar, harga

kepiting, harga ikan, harga udang dan jenis alat tangkap yang digunakan oleh

nelayan di Kelurahan Bagan Deli.

Dalam analisa ketenagakerjaan kegiatan usaha nelayan, penggunaan tenaga

kerja dinyatakan oleh besarnya curahan waktu bekerja. Curahan waktu bekerja

yang dipakai setara dengan besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai (Sujarno,

2008). Secara teori ekonomi juga tidak ada bahasan mengenai faktor curahan

waktu bekerja menjadi fungsi dari pendapatan, namun biasanya semakin lama

nelayan bekerja di laut mencari ikan. maka hasil yang diperoleh semakin banyak

(37)

Faktor banyaknya bahan bakar minyak yang digunakan untuk melaut dalam

penelitian ini karena dalam teori faktor produksi, jumlah output produksi yang

berhubungan dengan pendapatan bergantung kepada eksploitasi yang dikeluarkan

oleh nelayan untuk bisa pergi melaut. Dengan adanya biaya eksploitasi maka

nelayan dapat pergi melaut untuk menangkap ikan dan hasilnya akan dijual

sebagai pendapatan nelayan. Salah satu biaya eksploitasi nelayan dalam

melakukan penangkapan ikan adalah biaya bahan bakar minyak yang dipakai

untuk menggerakkan mesin kapal.

Faktor harga output juga mempengaruhi pendapatan nelayan, karena secara

teori semakin tinggi harga output, maka perolehan uang dari hasil penjualan akan

semakin banyak dan tentunya akan meningkatkan pendapatan nelayan. Harga

output yang dimaksud dalam analisa ini adalah harga kepiting, harga ikan dan

harga udang.

Hasil tangkapan nelayan di laut juga dipengaruhi oleh jenis alat tangkap

yang digunakan. Karena dengan penggunaan alat tangkap tertentu akan

mempengaruhi jenis ikan/produk apa yang diperoleh dan selanjutnya akan

mempengaruhi harga penjualan dan pendapatan nelayan.

Sehingga dari uraian di atas kerangka konsep penelitian penulis dapat

(38)

Curahan Waktu Kerja

Bahan Bakar

Harga Kepiting Pendapatan

Harga Ikan

Harga Udang

Jenis Alat Tangkap

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, penelitian terdahulu serta

kerangka pemikiran, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis :

Bahwa curahan waktu kerja, bahan bakar, harga kepiting, harga ikan, harga

udang dan jenis alat tangkap yang digunakan mempengaruhi pendapatan

(39)

Lokasi penelitian dilakukan di kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan

Kota Belawan. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive(sengaja)

dengan beberapa pertimbangan, antara lain:

1. Karena secara geografis kelurahan ini kondisi daerahnya berhadapan langsung

dengan Selat Malaka, yang penduduknya tinggal di daerah pesisir

pantai.

2. Merupakan bagian dari Kecamatan Medan Belawan yang mempunyai

karakteristik kegiatan perikanannya di dalam kegiatan Perikanan

Tangkap, dimana kegiatan penangkapan ikan dilakukan di daerah laut dan

pesisir pantai.

3. Penduduknya sebahagian besar bermatapencaharian sebagai nelayan penuh

dan masih melakukan penangkapan-penangkapan ikan di laut secara

sederhana.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sampel acak sederhana

berstrata (stratified random sampling). Sampling acak stratifikasi biasanya

dilakukan dalam keadaan populasi yang sangat heterogen. Populasi yang

heterogen dalam hal ini adalah populasi nelayan yang masing-masing

(40)

sub populasi. Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya sampel yang

apabila populasinya berstrata.

Dalam analisis ini sampel diambil dari populasi berdasarkan jenis alat

tangkap yang digunakan, dimana dari sekian banyak jenis alat tangkap yang

digunakan oleh nelayan, penulis mengelompokkan alat tangkap ini menjadi 4

kelompok, yakni kelompok nelayan yang menggunakan alat tangkap pukat

kantong (seine nets), kelompok nelayan yang menggunakan jaring insang (gill

nets), kelompok nelayan yang menggunakan alat tangkap pancing (long lines) dan

kelompok nelayan yang menggunakan alat tangkap perangkap (traps).

Ukuran sampel menurut pendapat Gay dalam Umar, Husein (2008) bahwa

ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan desain penelitian yang

digunakan, yaitu sebagai berikut:

a. Metode deskriptif, minimal 10% dari populasi. Untuk populasi relatif kecil

minimal 20% dari populasi.

b. Metode deskriptif –korelasional, ukuran sampel minimal 30 subjek.

Dari seluruh populasi penduduk kelurahan Bagan Deli yang jumlahnya

3.565 Kepala Keluarga (KK), yang bermata pencaharian sebagai nelayan

berjumlah 1.496 KK (Kelurahan Bagan Deli, 2011). Dari pra survei yang

dilakukan di lapangan, nelayan di Bagan Deli yang memiliki sendiri unit

penangkapan berupa boat ≤ 5 GT (gross tons), mesin kapal dan alat tangkap ,

berjumlah 180 KK.

Dalam penelitian ini besarnya sampel yang diambil 25% dari jumlah

(41)

Sehingga berdasarkan jenis alat tangkap yang digunakan, maka dapat diambil

ukuran sampel sebagai berikut:

Tabel 5. Ukuran Nelayan Sampel berdasarkan Jenis Alat Tangkap

No Jenis Alat Tangkap Populasi Nelayan Jumlah Sampel

1. Pukat Kantong (Seine Nets) 80 80/175 x 40 = 18

2. Jaring Insang (Gill Nets) 54 54/175 x 40 = 12

3. Perangkap (Traps) 41 41/175 x 40 = 10

4. Pancing (Long Lines) 5 5

J u m l a h 180 45

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu data primer dan

data sekunder.

1) Data primer diperoleh dari hasil survei lapangan, wawancara langsung dengan

nelayan dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

2) Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan , Biro

Pusat Statistik Kota Medan, Kantor Kecamatan Medan Belawan, Kelurahan

Bagan Deli dan hasil-hasil penelitian terdahulu serta kepustakaan lainnya.

(42)

Tabel 6. Spesifikasi Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Data Metode

yang dikumpulkan

1. Data Populasi dan Sampel Kelurahan, Wawancara

-Medan dalam Angka,

Nelayan Survey

2. Identitas Nelayan Nelayan Wawancara

Kuesioner

3. Pendapatan Nelayan Nelayan Wawancara

Kuesioner

4. Karakteristik Nelayan Nelayan Wawancara

Kuesioner

3.4. Metode Analisis Data

Metode analisis data digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh

masing-masing karakteristik, yakni curahan waktu kerja (X1) , bahan bakar (X2),

harga kepiting (X3), harga ikan (X4) , harga udang (X5) dan jenis alat tangkap

yang digunakan (X6) terhadap variabel Pendapatan (Y) dengan menggunakan

metode regresi linear berganda. Pengaruh variabel karakteristik nelayan dengan

pendapatan dapat dijelaskan dengan memakai rumus persamaan :

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e i

dimana :

b0 = Konstanta

Y = Pendapatan (Rp/bulan)

X1 = curahan waktu kerja (jam/trip)

(43)

X4 = Harga Ikan (Rupiah)

X5 = Harga Udang (Rupiah)

X6 = Jenis Alat Tangkap (Units)

b1, b2, b3,b4, b5 dan b6 = koefisien regresi

ei = error term,

Dalam penelitian ini, banyaknya kategori yang terkandung dalam X6

(jenis alat tangkap yang digunakan) adalah 4, yakni alat tangkap pukat kantong

(seine nets), alat tangkap jaring insang (gill nets), alat tangkap perangkap (traps)

dan alat tangkap pancing (long lines).

Sehingga dari persamaan di atas, di dalam variabel alat tangkap yang

digunakan (X6), mengandung beberapa kategori, sehingga perlu diselesaikan

dengan menggunakandummy (Sunyoto, Danang, 2011).

Dalam analisis ini, jenis alat tangkap yang digunakan (X6) merupakan

variabel dummy, yang terdiri dari alat tangkap pukat kantong (seine nets), alat

tangkap jaring insang (gill nets), alat tangkap perangkap (traps) dan alat tangkap

pancing (long lines).Dengan demikian , variabel dummy jenis alat tangkap yang

digunakan terbagi menjadi 4 karakteristik, maka model regresi dengan variabel

dummy yang dapat dibuat sebanyak k-1, dimana dalam penelitian ini penulis

menentukan pancing(long lines) sebagai acuan (benchmark), sehingga variabel

dummy menjadi D1, D2, D3.

Sehingga Persamaan Regresi Linear Berganda menjadi :

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6D1 + b7D2 + b8D3 + e i

dimana :

(44)

Y = Pendapatan (Rp/bulan)

X1 = Curahan waktu kerja (jam/trip)

X2 = Bahan Bakar (Liter/trip)

X3 = Harga Kepiting (Rp)

X4 = Harga Ikan (Rp)

X5 = Harga Udang (Rp)

D1 = Alat Tangkap Pukat Kantong,

D1=1, jika alat tangkap yang digunakan Pukat Kantong , dan

D1=0, jika alat tangkap yang digunakan bukan Pukat Kantong .

D2 = Alat Tangkap Jaring Insang,

D2=1, jika alat tangkap yang digunakan Jaring Insang , dan

D2=0, jika alat tangkap yang digunakan bukan Jaring Insang .

D3 = Alat Tangkap Perangkap,

D3=1, jika alat tangkap yang digunakan Perangkap , dan

D3=0, jika alat tangkap yang digunakan bukan Perangkap.

b1, b2, b3,b4, b5, b6, b7 dan b8 = koefisien regresi

ei = error term,

Dari persamaan di atas dapat dibuat kombinasi persamaan regresi

bergandanya sebagai berikut :

a.Jika menggunakan alat tangkap Pukat Kantong,berarti D1=1, D2=0 dan D3 = 0,

maka:

Y = b0 + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 + b6(1) + b7(0) + b8(0)

= b0 +b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6

(45)

b. Jika menggunakan alat tangkap Jaring , berarti D1 = 0, D2 = 1 dan D3 = 0,

maka:

Y = b0+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6(0)+ b7(1) + b8(0)

= b0 + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b7

= b0 + b7 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5

c. Jika menggunakan alat tangkap perangkap, berarti D1=0, D2= 0 dan D3 = 1,

maka:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6(0) + b7(0) + b8(1)

= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b8

= b0 + b8 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5

d. Jika menggunakan alat tangkap Pancing, berarti D1 = 0, D2 = 0 dan D3 = 0,

maka:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6(0) + b7(0) + b8(0)

= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5.

Untuk pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik pada Regresi Linear Berganda

Uji asumsi klasik pada regresi linear berganda dilakukan dengan melakukan

beberapa uji di antaranya:

1.1. Uji Multikolinieritas

Uji asumsi klasik ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri

atas dua atau lebih variabel bebas /independent variabel (X1, X2,X3, ..., Xn),

(46)

curahan waktu kerja, bahan bakar, harga kepiting, harga ikan, harga udang dan

jenis alat tangkap yang digunakan tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r).

Multikolinearitas adalah salah satu masalah yang terdapat pada model regresi,

dimana terdapatnya hubungan linier di antara variabel-variabel bebas. Dikatakan

terjadi multikolinearitas jika koefisien korelasi antar variabel bebas (X1,X2,...

...,Xn) lebih besar dari 0,80.

Gejala multikolinearitas dapat juga dilihat melalui nilai inflation factor

(VIF) yang > 10. dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor ) yaitu

apabila terdapat nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai toleransi kurang dari 0,1

maka ada masalah multikolinieritas ( 0,1 < VIF < 10).

1.2.Uji Heteroskedastisitas

Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi

ketidaksamaan varians dari residual untuk pengamatan dalam model regresi. Jika

residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homokedastisitas, dan

jika variansnya berbeda disebut terjadi heterokedastisitas.

Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya

gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan mengamati scatterplot model tersebut. Model yang bebas dari

heteroskedastisitas memiliki grafik scatterplot dengan pola titik yang menyebar di

atas dan di bawah sumbu Y.

1.3.Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji data variabel bebas (X), berupa curahan

(47)

tangkap yang digunakan dan data variabel terikat pendapatan (Y) pada

persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau tidak.

Persamaan regresi yang baik jika mempunyai data variabel bebas dan data

variabel terikat mendekati normal atau normal sama sekali.

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan:

a. Normal Probability Plots, dengan cara membandingkan data riil dengan data

distribusi normal (dengan menggunakan program SPSS) secara kumulatif.

Data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis

diagonal.

b. Dengan uji one sample Kolmogorof-Smirnov, dengan menggunakan taraf

signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih

besar dari 0,05 atau 5%.

Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah

H0 : Distribusi residual tidak berbeda dengan distribusi normal atau residual berdistribusi normal.

H1 :Distribusi residual berbeda dengan distribusi normal atau residual

berdistribusi tidak normal.

2. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) a. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien Determinasi adalah koefisien untuk mengetahui besarnya kontribusi

yang diberikan masing-masing variabel bebas curahan waktu bekerja,bahan

(48)

penggunaan alat tangkap terhadap variabel terikat pendapatan secara terpisah

(parsial).

Hasil persentase R digunakan untuk mengukur seberapa besar persentase

variasi variabel independen yang digunakan dalam model dan mampu

menjelaskan variasi variabel dependen secara terpisah (parsial). Apabila nilai

R mendekati 1(satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam

menerangkan varasi variabel independen terhadap variabel dependen secara

terpisah (parsial) dan sebaliknya, apabila R square mendekati 0(nol) maka

semakin lemah variasi variabel independen dalam menerangkan variabel

dependen secara terpisah ( 0< R< 1 ).

Menurut Gujarati (1994), besaran R yang paling lazim digunakan untuk

mengukur kebaikan / kesesuain (goodness of fit ) dapat dijelaskan oleh

model regresi.

b. Uji Tingkat Penting (Test of Significant)

Pengujian Tingkat Penting (signifikansi) digunakan untuk menguji kuat

lemahnya hubungan antar variabel. Apabila besarnya hubungan = 0,

menunjukkan hubungan sangat lemah dan tidak berarti, sebaliknya apabila

hubungan antar variabel secara signifikan

0, maka hubungan kuat dan

berarti. Keputusan untuk menerima atau menolak Hо dibuat atas dasar nilai

(49)

c. Uji Parsial (Uji t-Statistik)

Untuk menguji apakah ada pengaruh variabel bebas (X1, X2, ..., X5 dan D1,

D2 dan D3) yang digunakan secara parsial, berpengaruh nyata terhadap

pendapatan (Y). Semua variabel bebas diuji satu persatu.

Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah

H0

=

0 : Tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1

0 : Ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Jika : t-hitung > t-tabel , maka terima H1tolak H0

t-hitung < t-tabel, maka terima H0tolak H1

d. Uji Serempak (Uji F-Statistik)

Untuk menguji apakah variabel bebas secara bersama-sama (serempak)

berpengaruh terhadap variabel terikat . Hipotesis yang digunakan dalam uji

ini adalah:

H0

=

0 : Tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1

0 : Ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Jika : F-hitung > F-tabel , maka terima H1 tolak H0

F-hitung < F-tabel, maka terima H0tolak H1

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang

istilah-istilah yang terdapat pada hasil penelitian, maka dibuat defenisi dan batasan

(50)

3.5.1. D e f i n i s i

1. Pendapatan nelayan adalah selisih antara penerimaan dari hasil penjualan

tangkapan ikan dari melaut dikurangi dengan biaya-biaya yang timbul dalam

melakukan penangkapan ikan dengan ukuran satuan rupiah perbulan.

2. Curahan waktu bekerja adalah waktu yang digunakan nelayan dalam

melakukan penangkapan ikan dengan satuan jam/trip.

3. Bahan Bakar Minyak adalah banyaknya eksploitasi bahan bakar minyak yang

dipakai untuk menggerakkan mesin kapal dalam satuan Liter/trip.

4. Harga adalah harga output yang dihasilkan dalam hal ini harga kepiting, harga

ikan dan harga udang dalam satuan rupiah.

5. Unit Penangkapan adalah kesatuan teknis dalam suatu operasi penangkapan

ikan yang terdiri dari kapal motor dengan alat tangkap yang digunakan.

6. Alat Tangkap adalah alat yang digunakan untuk menangkap ikan di laut.

7. Pukat Kantong (Seine Nets), adalah alat penangkapan ikan berbentuk kantong

yang terbuat dari jaring yang terdiri dari bagian badan dan kantong jaring.

Bagian kantong terletak di belakang bagian badan yang merupakan tempat

terkumpulnya hasil tangkapan ikan.

8. Jaring Insang (Gill nets) adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran

jaring empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mata jaring merata,

yang dilengkapi dengan sejumlah pelampung, pemberat, tali ris atas, tali ris

bawah atau tanpa tali ris bawah untuk menghadang ikan sehingga ikan

tertangkap dengan cara terjerat dan atau terpuntal.

9. Perangkap (Trap), adalah alat penangkapan ikan berbagai bentuk yang terbuat

(51)

atau secara portable (tempatnya dapat dipindah) selama jangka waktu

tertentu.

10. Pancing (Long Line), adalah alat penangkapan ikan yang terdiri dari sejumlah

utas tali dan pancing. Setiap pancing menggunakan umpan atau tanpa umpan,

baik umpan alami maupun umpan buatan.

3.5.2. Batasan Operasional

Perlu dibuat batasan operasional agar menghindari kesalahpahaman dalam

penelitian dan memberikan kejelasan dalam penelitian, batasan operasional yang

dimaksud adalah:

1. Nelayan dalam penelitian ini adalah orang yang mata pencahariannya

melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan kapal perikanan

berukuran≤5 (lima) gross ton (GT).

2. Sampel adalah nelayan yang merupakan kepala keluarga (KK) yang memiliki

kapal≤5 (lima) GT dan alat tangkap ikan di kelurahan Bagan Deli.

3. Karakteristik yang berhubungan dengan pendapatan dalam penelitian ini

adalah curahan waktu bekerja, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM), harga

kepiting, harga ikan, harga udang dan jenis alat tangkap yang digunakan.

4. Tempat Penelitian adalah kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan

Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara.

(52)

Kota Medan yang mempunyai kondisi geografis sebelah utara berbatasan

dengan Selat Malaka, serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah Timur, Barat dan

Selatan, secara administrasi dari 21(dua puluh satu) kecamatan yang ada, terdapat

3(tiga) kecamatan kota Medan yang letaknya di wilayah pesisir dan merupakan

wilayah maritim dan bahari yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka.

Ketiga kecamatan tersebut adalah :

1. Kecamatan Medan Belawan

2. Kecamatan Medan Labuhan

3. Kecamatan Medan Marelan

Kota Medan mempunyai potensi sumber daya manusia yang mendukung

berkembangnya kegiatan usaha sektor perikanan terlihat dari jumlah penduduk

yang bermatapencaharian sebagai nelayan selain itu jumlah dan jenis produksi

dari hasil perikanan semakin berkembang.

Dari Dokumentasi Kondisi Wilayah Pesisir Kota Medan Tahun 2011 oleh

Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, jumlah nelayan kota Medan tercatat

sekitar 12.688 jiwa atau 1.787 Rumah Tangga Perikanan (RTP), dimana terdiri

atas nelayan penuh 9.880 jiwa, nelayan sambilan utama 2.538 jiwa dan nelayan

sambilan tambahan 270 jiwa, dengan jumlah armada penangkapan ikan sebagai

berikut:

1. Perahu tanpa motor 120 unit

(53)

< 5 GT : 1.019 unit

5 GT : 165 unit

10 – 20 GT : 126 unit

20 – 30 GT : 111 unit

> 30 GT : 158 unit

4. Alat tangkap sebanyak 2.870 unit, terdiri atas: pukat kantong 735 unit, pukat

Cincin 380 unit, jaring insang 1.030 unit, pancing rawai 273 unit, pancing

tonda 42 unit, perangkap 70 unit, alat pengumpul kerang 30 unit dan bubu 35

unit.

Kelurahan Bagan Deli yang merupakan salah satu kelurahan yang ada di

Kota Medan, mempunyai luas sekitar 230 hektar, terletak di 347 Lintang Utara

(LU) dan 9842 Bujur Timur (BT) dengan ketinggian 1(satu) meter di atas

permukaan laut dengan topografi pantai dan suhu 24-30 Celcius serta curah

hujan 2000 milimeter/tahun, yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka,

merupakan daerah pesisir pantai yang sebahagian besar masyarakatnya hidup

sebagai nelayan penuh dan masih melakukan penangkapan-penangkapan ikan di

laut secara sederhana (Kelurahan Bagan Deli, 2011)

Gambaran kehidupan dan aktivitas dari nelayan di Bagan Deli dapat

(54)

4.1.1. Variabel Penelitian 4.1.1.1. Pendapatan

Berdasarkan teori dimana pendapatan merupakan selisih antara total

penerimaan dengan total biaya, maka berdasarkan lampiran 9, untuk mendapatkan

rata-rata (average) pendapatan nelayan sampel maka dapat dibuat sebagai

berikut:

AY = ATR – ATC.

= Rp11.372.222 - Rp6.699.506

=

Rp4.672.716.-Dari perhitungan di atas maka rata-rata pendapatan nelayan sampel (n=45) adalah

sebesar Rp

Rp4.672.716.-Berdasarkan alat tangkap yang digunakan, maka diperoleh pendapatan

rata-rata seperti pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 7. Rata-rata Pendapatan berdasarkan Jenis Alat Tangkap (perbulan)

No. Nama Alat Tangkap Rata-rata Pendapatan (Rp) n

1 Pukat Kantong 2.933.815 18

2 Jaring Insang 7.205.736 12

3 Perangkap 5.286.603 10

4 Pancing 2.745.745 5

Sumber: Lampiran 12-15

Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk nelayan yang menggunakan

alat tangkap pukat kantong dengan n=18 diperoleh rata-rata pendapatan sebesar

(55)

insang dengan n=12 setiap bulannya diperoleh hasil rata-rata pendapatan sebesar

Rp7.205.736,- , untuk nelayan yang menggunakan alat tangkap perangkap dengan

n=10 setiap bulannya diperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp5.286.603,- dan

untuk nelayan yang menggunakan alat tangkap pancing dengan n=5 diperoleh

rata-rata pendapatan sebesar Rp2.745.745,- setiap bulan.

4.1.1.2. Curahan Waktu Bekerja

Curahan waktu bekerja yang lebih lama dalam kegiatan usaha penangkapan

ikan di laut memungkinkan pula jumlah ikan yang ditangkap lebih banyak.

Berdasarkan alat tangkap yang digunakan maka rata-rata curahan waktu

kerja yang diberikan oleh nelayan setiap bulannya dapat dijelaskan sesuai Tabel 9

di bawah ini:

Tabel 8. Rata-rata Curahan Waktu Kerja berdasarkan jenis alat tangkap yang digunakan.

No. Nama Alat Tangkap Rata-rata Curahan Waktu Bekerja (Jam)

n

1 Pukat Kantong 8 18

2 Jaring Insang 57 12

3 Perangkap 28 10

4 Pancing 21 5

Sumber: Lampiran 12-15

Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk kapal motor dengan alat

tangkap pukat kantong dengan n=18 diperoleh rata-rata curahan waktu bekerja

(56)

diperoleh rata-rata curahan waktu bekerja sebesar 57 jam, untuk kapal motor

dengan alat tangkap perangkap dengan n=10, diperoleh rata-rata curahan waktu

bekerja sebesar 28 jam untuk kapal motor dengan alat tangkap pancing dengan

n=5 diperoleh rata-rata curahan waktu bekerja sebesar 21 jam setiap trip.

4.1.1.3. Bahan Bakar Minyak (BBM)

Yang dimaksudkan dengan bahan bakar minyak dalam analisis ini adalah

banyaknya bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan mesin kapal yang

digunakan untuk menangkap ikan di laut dalam satuan Liter.

Berdasarkan alat tangkap yang digunakan maka rata-rata kebutuhan BBM

yang harus dikeluarkan oleh nelayan setiap melaut dapat juga dijelaskan

sesuai Tabel di bawah ini:

Tabel 9. Rata-rata Kebutuhan Bahan Bakar Minyak berdasarkan Jenis

Alat Tangkap

No. Nama Alat Tangkap Rata-rata

Kebutuhan BBM (Liter)

n

1 Pukat Kantong 15 18

2 Jaring Insang 63 12

3 Perangkap 9 10

4 Pancing 24 5

Sumber: Lampiran 12-15

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk kapal motor yang

menggunakan alat tangkap pukat kantong dengan n=18 diperoleh rata-rata

kebutuhan BBM setiap melaut sebanyak 15 Liter , untuk kapal motor yang

(57)

BBM setiap melaut sebanyak 63 Liter , untuk kapal motor yang menggunakan

alat tangkap perangkap dengan n=10 diperoleh rata-rata kebutuhan BBM setiap

melaut sebanyak 9 Liter dan untuk kapal motor dengan alat tangkap pancing

dengan n=5 diperoleh rata-rata kebutuhan BBM setiap melaut sebanyak 24 Liter

setiap trip.

4.1.1.4. Harga Kepiting

Berdasarkan alat tangkap yang digunakan maka rata-rata harga kepiting dari

masing-masing alat tangkap yang digunakan dapat dijelaskan pada Tabel di

bawah ini:

Tabel 10. Rata-rata Harga Kepiting berdasarkan Jenis Alat Tangkap

No.

Nama Alat Tangkap Rata-rata

Harga Kepiting (Rupiah)

n

1 Pukat Kantong 18.750 18

2 Jaring Insang 36.556 12

3 Perangkap 35.600 10

4 Pancing 0 5

Sumber: Lampiran 12-15

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk kapal motor yang

menggunakan alat tangkap pukat kantong dengan n=18 diperoleh rata-rata harga

kepiting sebesar Rp18.750,- , untuk kapal motor yang menggunakan alat tangkap

jaring insang dan n=12 diperoleh rata-rata harga kepiting sebesar Rp36.556,-,

(58)

diperoleh rata-rata harga kepiting sebesar Rp35.600,- dan untuk alat tangkap

pancing spesifikasinya tidak bisa menangkap kepiting.

4.1.1.5. Harga Ikan

Berdasarkan alat tangkap yang digunakan maka rata-rata harga ikan dari

masing-masing alat tangkap yang digunakan dapat dijelaskan pada Tabel di

bawah ini:

Tabel 11. Rata-rata Harga Ikan berdasarkan Jenis Alat Tangkap

No. Nama Alat Tangkap Rata-rata

Harga Ikan (Rupiah)

n

1 Pukat Kantong 9.306 18

2 Jaring Insang 10.190 12

3 Perangkap 10.000 10

4 Pancing 13.827 5

Sumber: Lampiran 12-15

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk kapal motor yang

menggunakan alat tangkap pukat kantong dengan n=18 diperoleh rata-rata harga

ikan sebesar Rp9.306,- , untuk kapal motor yang menggunakan alat tangkap jaring

insang dan n=12 diperoleh rata-rata harga ikan sebesar Rp10.190,-, untuk kapal

motor yang menggunakan alat tangkap perangkap dengan n=10 diperoleh

rata harga ikan sebesar Rp10.000,- dan untuk alat tangkap pancing diperoleh

(59)

4.1.1.6. Harga Udang

Berdasarkan alat tangkap yang digunakan maka rata-rata harga udang dari

masing-masing alat tangkap yang digunakan dapat dijelaskan pada Tabel di

bawah ini:

Tabel 12. Rata-rata Harga Udang berdasarkan Jenis Alat Tangkap

No. Nama Alat Tangkap Rata-rata

Harga Udang (Rupiah)

n

1 Pukat Kantong 10.200 18

2 Jaring Insang 3.000 12

3 Perangkap 0 10

4 Pancing 0 5

Sumber: Lampiran 12-15

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk kapal motor yang menggunakan

alat tangkap pukat kantong dengan n=18 diperoleh rata-rata harga udang sebesar

Rp10.200,- , untuk kapal motor yang menggunakan alat tangkap jaring insang

dan n=12 diperoleh rata-rata harga udang sebesar Rp3000,-, dan untuk alat

tangkap perangkap dan pancing spesifikasinya tidak bisa menangkap udang.

4.2. Hasil Analisis

4.2.1. Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik pada Regresi Linear Berganda Karakteristik Nelayan terhadap Pendapatan Nelayan

Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik dengan menggunakan program SPSS

pada Regresi Linear berganda dalam penelitian ini untuk melihat pengujian

variabel-variabel bebas (curahan waktu kerja, bahan bakar minyak/BBM, harga

(60)

berpengaruh terhadap variabel terikat pendapatan (Y) dapat dilihat dari hasil uji

di bawah ini:

4.2.2. Hasil Uji Multikolinearitas

Dari hasil uji multikolinieritas yang dapat dilihat pada Coefficient

Correlations, nilai koefisien korelasi antar variabel bebas: curahan waktu kerja,

bahan bakar minyak/BBM, harga kepiting, harga ikan, dan harga udang, pukat

kantong, jaring insang, perangkap adalah < 0,8 .

Sedangkan untuk VIF dari masing-masing variabel seperti pada Tabel di bawah

ini adalah <10.

Tabel 13. Nilai VIF hasil uji multikolinearitas

Curahan

7.11 5.85 2.77 2.18 1.72 4.29 4.86 5.33

Sumber: Hasil Analisis Regresi Linear Berganda pada Lampiran 16.

Sehingga tidak ada masalah multikolinearitas yang terjadi dalam analisis ini.

4.2.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari scatterplot terlihat bahwa gambar titik-titik tidak memiliki pola

tertentu, sehingga model regresi dalam analisis ini dapat digunakan karena tidak

(61)

4.2.4. Hasil Uji Normalitas

Dari hasil uji normalitas ini diperoleh :

a. Pada Normal Probability Plots, garis grafik data menyebar mengikuti garis

diagonal sehingga model regresi dikatakan berdistribusi normal.

b. Berdasarkan uji one sample Kolmogorof-Smirnov, diperoleh nilai residual

sebesar 0,43 , sehingga dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05, data

dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05.

Karena nilai residual 0,43 > dari 0,05 sehingga hipotesis yang diterima adalah

Ho, dimana distribusi residual tidak berbeda dengan distribusi normal atau

dengan kata lain residual berdistribusi normal.

4.2.5. Hasil Analisis Linear Berganda Karakteristik Nelayan yang mempengaruhi Pendapatan Nelayan

Dari hasil beberapa uji yang dilakukan maka hasil analisis Linear Berganda

dari variabel-variabel bebas (curahan waktu kerja, bahan bakar minyak/BBM,

harga kepiting, harga ikan, dan harga udang, pukat kantong, jaring insang,

perangkap) yang berpengaruh terhadap variabel terikat pendapatan (Y) dapat

Gambar

GAMBAR …………………………………………………………..
Tabel 1. Data Penduduk MiskinWilayah Pesisir dibanding PendudukMiskin Kota Medan Tahun 2004 dan 2008.
Tabel 2. Jumlah Pendudukdan Tingkat Kemiskinan di Wilayah PesisirKota Medan
Tabel 3. DataPendudukyang bekerjamenurutLapanganUsaha diKecamatan Medan Belawan menurut Kelurahan (2009)
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Setelah saya menikah di GKJW Karangpilang sejak tahun 1995 saya mencoba aktif ikut kegiatan dijemaat, salah satu mengikuti kegiatan paduan suara, karena belum mengenal

Kedua, kekuatan kecamatan lebih berorientasi kepada fungsi kewenangan yang dilimpahkan oleh Walikota dibandingkan fungsi koordinasi, artinya, koordinasi dapat tidak

Setiap tahun terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman ataupun lahan terbangun lainnya, akibat perkembangan penduduk dan permintaan lahan yang

Seperti pada gambar di atas, file yang di sharing dari PC 1 dengan alamat IP 192.168.1.1, di mana saat share folder menggunakan fungsi read/ write dan di share ke semua pengguna

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem sistem olah tanah minimum berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman, bobot brangkasan panen dan C terangkut pada bonggol jagung,

Berdasarkan hasil analisis mengenai hubungan peran orang tua dengan perilaku perawatan diri saat menstruasi pada siswi kelas VII SMPN 3 Bantul Yogyakarta maka

“ Alhamdulillah “ Segala puji bagi Allah yang telah memberikan ilmuNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “ menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa “ yang merupakan