• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Produktivitas Pada PT.Bintang Persada Satelit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengukuran Produktivitas Pada PT.Bintang Persada Satelit"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PADA PT.BINTANG PERSADA SATELIT

T U G A S S A R J A N A

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik

Oleh

LANY DIANA NIM. 070403014

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2012

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah menganugerahkan kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini.

Tugas Sarjana merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Penulis melakukan penelitian di PT. Bintang Persada Satelit, dengan judul penelitian ”Pengukuran Produktivitas pada PT. Bintang Persada Satelit.”

Besar harapan penulis, penyusunan laporan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan agar laporan Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat baik bagi kita semua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS.

April 2012

(8)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah menyertai penulis selama proses perkuliahan dan penulisan laporan Tugas Sarjana ini.

Dalam proses penulisan Tugas Akhir ini, penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, dan informasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis dan saudari penulis yang selalu mendukung penulis dalam doa, dana dan semangat.

2. Bapak Ir. Tanib S. Tjolia, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.

5. Bapak Ir. Mangara Tambunan, M.Sc dan Ir.Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Akhir.

(9)

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku Koordinator Bidang Rekayasa Manufaktur.

7. Bapak Ucok sebagai Kepala Bagian Produksi PT. Bintang Persada Satelit yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data.

8. Ibu Dewi sebagai manager HRD (Human Research Development) yang telah membantu dalam pengumpulan data dan memberikan kemudahan dalam birokrasi serta urusan surat-menyurat dengan PT. Bintang Persada Satelit. 9. Rekan seperjuangan pada saat penelitian, Juliana.

10.Sahabat penulis, Lisabella, Eveleen, Liske, Juliana, Reny, Fensi, Winny, Wulan, Puput, Rahma, Rusli, Jeffrey, Julius, Zuwandy, Kevin dan lain-lain 11.Teman-teman 07 yang terkasih yang selalu memberikan dukungan kepada

penulis untuk tetap semangat.

12.Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani, Bang Ridho, Bang Arman dan Kak Rahma atas bantuan dan tenaga yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian Tugas Sarjana ini.

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaian laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

(10)

ABSTRAK

PT. Bintang Persada Satelit adalah perusahaan industri manufaktur yang memproduksi parabola. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan pengelolaan sumber daya yang dimiliki. Namun karena belum pernah dilakukan pengukuran produktivitas parsial di perusahaan ini, maka pihak perusahaan belum mengetahui efisiensi dari faktor-faktor produksinya. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan langkah awal yaitu pengukuran produktivitas parsial, seperti tenaga kerja, material, energi dan modal untuk mengetahui faktor-faktor produksi mana yang masih rendah produktivitasnya, sehingga dapat dilakukan peningkatan pada faktor produksi tersebut di kemudian hari.

Pada pengukuran produktivitas, bulan Januari 2009 ditetapkan sebagai periode dasar. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu penentuan nilai konstan dari masing-masing biaya material, tenaga kerja, modal dan energi yang diikuti perhitungan produktivitas parsial.

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa indeks produktivitas material, energi dan modal telah meningkat dibandingkan periode dasarnya, hanya produktivitas tenaga kerja cenderung menurun dengan rata-rata indeks produktivitas 96,93%. Dari pengamatan di lapangan, terlihat bahwa alokasi tenaga kerja kurang baik pada tiap stasiun kerja. Hal ini ditunjukkan oleh adanya stasiun kerja yang sangat sibuk dan ada stasiun kerja yang lebih senggang. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan jumlah tenaga kerja yang sesuai untuk tiap stasiun kerja, dan diperoleh bahwa jumlah tenaga kerja sekarang berlebihan.

Kata Kunci : produktivitas material, tenaga kerja, modal, dan energi

(11)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I . PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-2 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-3 1.5. Asumsi dan Batasan Penelitian ... I-3 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-4

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.5.1. Struktur Organisasi ... II-2 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggungjawab ... II-5 2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-5 2.6.1. Jumlah Tenaga Kerja... II-5

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.6.2. Jam Kerja ... II-6 2.7. Proses Produksi ... II-7 2.7.1. Standar Mutu Bahan/ Produk ... II-8 2.7.2. Bahan yang digunakan ... II-8 2.7.2.1. Bahan Baku ... II-8 2.7.2.2. Bahan Penolong ... II-9 2.7.2.3. Bahan Tambahan ... II-10 2.7.3. Uraian Proses Produksi ... II-10 2.7.3.1. Proses Pembuatan Dish ... II-11 2.7.3.2. Proses Pembuatan Mounting ... II-13 2.8. Mesin dan Peralatan ... II-15

III. LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Pengertian Produktivitas ... III-1 3.2. Pengertian Efisiensi dan Efektivitas ... III-2 3.3. Tipe Ukuran Produktivitas ... III-3 3.4. Siklus Produktivitas ... III-5 3.5. Faktor-Faktor Mempengaruhi Produktivitas ... III-6 3.6. Manfaat Produktivitas ... III-9 3.7. Inflasi dan Indeks Harga Konsumen (IHK)... III-11 3.8. Studi Waktu ... III-13 3.8.1. Stopwatch Time Study ... III-14 3.8.2. Pengujian Keseragaman Data ... III-15 3.8.3. Pengujian Kecukupan Data ... III-17 3.8.4. Rating Factor (Rf) ... III-18 3.8.5. Allowance ... III-20 3.8.6. Perhitungan Waktu Standar ... III-22 3.9. Peramalan ... III-22

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.9.1. Klasifikasi Teknik Peramalan ... III-23 3.9.2. Metode Peramalan Kuantitatif ... III-24 3.9.3. Metode Time Series ... III-25 3.9.4. Kriteria Performansi Peramalan ... III-29 3.9.5. Proses Verifikasi ... III-31

IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Kerangka Konseptual ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-3 4.5. Pengumpulan Data ... IV-4 4.6. Instrumen Penelitian ... IV-5 4.7. Metode Pengumpulan Data ... IV-5 4.8. Metode Pengolahan Data ... IV-6 4.9. Metode Analisis ... IV-6 4.10.Kesimpulan dan Saran ... IV-6

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1 Data Output ... V-1 5.1.2. Data Biaya Material ... V-2 5.1.3. Data Biaya Tenaga Kerja ... V-2 5.1.4. Data Biaya Energi ... V-6 5.1.5. Biaya Depresiasi ... V-7 5.1.6. Indeks Harga Konsumen (IHK) ... V-7 5.2. Pengolahan Data ... V-7 5.2.1. Perhitungan Nilai Riil ... V-7

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.2. Perhitungan Produktivitas Parsial dan Total ... V-11

VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis Produktivitas Material ... VI-1 6.2. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja ... VI-1 6.2.1. Peramalan ... VI-2 6.2.2. Perhitungan Waktu Standar ... VI-6 6.2.3. Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Tiap WC VI-14 6.3. Analisis Produktivitas Energi ... VI-18 6.4. Analisis Produktivitas Modal ... VI-18 6.5. Analisis Produktivitas Perusahaan ... VI-19 6.6. Analisis Perkembangan Produktivitas ... VI-19

VII. KESIMPULAN DAN SARAN... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(15)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Alokasi Tenaga Kerja ... II-6 2.2. Jam Kerja Bagian Administrasi dan Kantor ... II-7 2.3. Jam Kerja Bagian Produksi... II-7 2.4. Jam Kerja Bagian Keamanan ... II-7 2.5. Jenis Produk Parabola PT. Bintang Persada Satelit ... II-8 5.1. Data Output Parabola Tahun 2009... V-1 5.2. Data Output Parabola Tahun 2010... V-1 5.3. Data Output si Parabola Tahun 2011 ... V-2 5.4. Nilai Penjualan Tahun 2009 ... V-3 5.5. Nilai Penjualan Tahun 2010 ... V-3 5.6. Nilai Penjualan Tahun 2011 ... V-4 5.7. Rekapitulasi Penjualan dari Tahun 2009-2011 ... V-5 5.8. Biaya Material Tahun 2009 – 2011 ... V-5 5.9. Biaya Tenaga Kerja Tahun 2009 – 2011 ... V-6 5.10. Biaya Energi Tahun 2009 – 2011 ... V-6 5.11. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Medan Tahun 2009 – 2011 V-7 5.12. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Medan ... V-8 5.13. Nilai Penjualan Berdasarkan Harga Konstan... V-9 5.14. Biaya Material Berdasarkan Harga Konstan ... V-10 5.15. Biaya Tenaga Kerja Berdasarkan Harga Konstan ... V-10 5.16. Biaya Energi Berdasarkan Harga Konstan ... V-11 5.17. Biaya Depresiasi Berdasarkan Harga Konstan ... V-11 5.18. Indeks Produktivitas Material ... V-13 5.19. Indeks Produktivitas Tenaga Kerja ... V-14 5.20. Indeks Produktivitas Energi ... V-16 5.21. Indeks Produktivitas Modal ... V-17 5.22. Indeks Produktivitas Total ... V-18

(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan SEE... VI-4 6.2. Peramalan Data Permintaan Parabola ... VI-5 6.3. Jumlah Pekerja Setiap WC ... VI-6 6.4. Waktu Siklus Produk Parabola ... VI-7 6.5. Rekapitulasi Uji Keseragaman Waktu Siklus Parabola ... VI-10 6.6. Uji Kecukupan Data WC I ... VI-11 6.7. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Parabola ... VI-12 6.8. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku ... VI-14 6.9. Perhitungan Jumlah Pekerja untuk Periode Sekarang ... VI-15 6.10. Perhitungan Jumlah Pekerja untuk 12 Periode Mendatang ... VI-16

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Bintang Persada Satelit... II-4 2.2. Blok Diagram Pembuatan Parabola di PT. Bintang

Persada Satelit ... II-15 3.1. Input-Output dan Produktivitas ... III-3 3.2. Siklus Produktivitas ... III-5 3.3. Langkah-langkah Peramalan Secara Kuantitatif ... III-25 3.4. Moving Range Chart ... III-32 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Blok Diagram Langkah-Langkah Penelitian ... IV-7 5.1. Grafik Indeks Produktivitas Material dari tahun 2009-2011 .. V-13

5.2. Grafik Indeks Produktivitas Tenaga Kerja dari Tahun

2009-2011 ... V-15 5.3. Grafik Indeks Produktivtias Energi dari Tahun 2009-2011 .... V-16 5.4. Grafik Indeks Produktivtias Modal dari Tahun 2009-2011 .... V-17 5.5. Grafik Indeks Produktivtias Total dari Tahun 2009-2011 ... V-19 6.1. Diagram Pencar Data Permintaan Parabola ... VI-2 6.2. Peta Kontrol Waktu Siklus WC I ... VI-9

(18)

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN

L.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... L-1 L.2. Mesin dan Peralatan ... L-10 L.3. Perhitungan Parameter Peramalan untuk Metode Linier dan Metode

Siklis ... L-14 L.4. Perhitungan Kesalahan Masing-Masing Metode Peramalan L-18 L.5. Perhitungan Moving Range ... L-21 L.6. Penilaian Rating Factor dari Setiap Pekerja ... L-24 L.7. Penilaian allowance dari setiap stasiun kerja ... L-33 L.8. Tabel Rating FactorWestinghouse ... L-38 L.9. Tabel Allowance ... L-39 L.7. Tabel Distribusi F untuk Probabilitas 0,05 ... L-41

(19)

ABSTRAK

PT. Bintang Persada Satelit adalah perusahaan industri manufaktur yang memproduksi parabola. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan pengelolaan sumber daya yang dimiliki. Namun karena belum pernah dilakukan pengukuran produktivitas parsial di perusahaan ini, maka pihak perusahaan belum mengetahui efisiensi dari faktor-faktor produksinya. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan langkah awal yaitu pengukuran produktivitas parsial, seperti tenaga kerja, material, energi dan modal untuk mengetahui faktor-faktor produksi mana yang masih rendah produktivitasnya, sehingga dapat dilakukan peningkatan pada faktor produksi tersebut di kemudian hari.

Pada pengukuran produktivitas, bulan Januari 2009 ditetapkan sebagai periode dasar. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu penentuan nilai konstan dari masing-masing biaya material, tenaga kerja, modal dan energi yang diikuti perhitungan produktivitas parsial.

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa indeks produktivitas material, energi dan modal telah meningkat dibandingkan periode dasarnya, hanya produktivitas tenaga kerja cenderung menurun dengan rata-rata indeks produktivitas 96,93%. Dari pengamatan di lapangan, terlihat bahwa alokasi tenaga kerja kurang baik pada tiap stasiun kerja. Hal ini ditunjukkan oleh adanya stasiun kerja yang sangat sibuk dan ada stasiun kerja yang lebih senggang. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan jumlah tenaga kerja yang sesuai untuk tiap stasiun kerja, dan diperoleh bahwa jumlah tenaga kerja sekarang berlebihan.

Kata Kunci : produktivitas material, tenaga kerja, modal, dan energi

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan pengelolaan sumber daya yang dimiliki. Produktivitas dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya untuk menghasilkan suatu produk. Produktivitas sangat penting bagi perusahaan dalam rangka peningkatan daya saing di pasar. Produktivitas perusahaan yang tinggi akan meningkatkan laba/keuntungan perusahaan. Selain itu, produktivitas yang tinggi menandakan nilai input yang jauh lebih kecil dari nilai output sehingga daya saing produk di pasar akan semakin baik.

Peningkatan produktivitas perusahaan dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya produksi, seperti material, tenaga kerja, modal dan energi. Pengukuran produktivitas merupakan langkah awal dalam perencanaan peningkatan produktivitas.

(21)

menjadi lebih baik sehingga mampu memperluas pemasarannya hingga ke seluruh daerah di Indonesia.

PT. Bintang Persada Satelit belum pernah melakukan pengukuran produktivitas sehingga belum dapat memberikan gambaran pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan langkah awal yaitu pengukuran produktivitas parsial, seperti tenaga kerja, material, energi dan modal untuk mengetahui faktor-faktor produksi mana yang masih rendah produktivitasnya. Dengan demikian, dapat dilakukan peningkatan pada faktor produksi tersebut di kemudian hari.

1.2. Rumusan Masalah

Belum diketahui tingkat efisiensi dan produktivitas dari masing-masing faktor produksi, seperti material, tenaga kerja, modal dan energi karena belum pernah dilakukan pengukuran produktivitas parsial di perusahaan. Setelah pengukuran, dapat diketahui faktor produksi mana yang masih rendah produktivitasnya sehingga dapat diberikan saran perbaikan untuk peningkatan produktivitasnya.

1.3. Tujuan Penelitian

(22)

produktivitasnya sehingga dapat diberikan saran untuk peningkatan produktivitas yang dimaksud.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui nilai produktivitas perusahaan saat ini.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah di dunia kerja dengan mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan.

1.5. Asumsi dan Batasan Penelitian

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian yaitu:

1. Tidak ada perubahan proses produksi dan jenis produk pada PT. Bintang Persada Satelit selama penelitian.

2. Proses produksi berlangsung secara normal.

3. Mesin dan peralatan berada dalam kondisi tidak rusak.

Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian antara lain: 1. Penelitian dilakukan pada bagian produksi parabola di PT. Bintang Persada

Satelit.

(23)

3. Penelitian dilakukan untuk mengukur dan memberikan usulan peningkatan produktivitas perusahaan dalam jangka pendek.

4. Pengukuran produktivitas menggunakan data historis perusahaan dari Januari 2009 sampai bulan November 2011.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup dan asumsi penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir.

Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan tentang sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, organisasi dan manajemen perusahaan meliputi uraian tugas dan tanggungjawab, dan jam kerja, uraian proses produksi, serta bahan, mesin dan peralatan yang digunakan.

Bab III Landasan Teori, menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian, yaitu : teori produktivitas, produktivitas parsial, produktivitas total, peramalan dan studi waktu.

(24)

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat berbagai identifikasi data yang diperlukan baik, berupa data primer seperti jumlah tenaga kerja maupun data sekunder seperti jumlah permintaan, output perusahaan, biaya tenaga kerja, biaya energi listrik, biaya material, depresiasi dan indeks harga konsumen (IHK). Sementara pada bagian pengolahan dengan perhitungan nilai konstan, perhitungan produktivitas parsial dan produktivitas total.

BAB VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis dari produktivitas material, tenaga kerja, energi dan modal.

BAB VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.

(25)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Bintang Persada Satelit adalah perusahaan yang memproduksi parabola merek BP Sat dan merek QQ. Pada awalnya pemilik perusahaan ini, bapak Susanto Lim atau akrab disapa Aseng, hanya menerima perbaikan parabola. Karena memiliki banyak pelanggan, kemudian dia dipercaya untuk menjadi agen televisi berlangganan. Jaringan bisnis yang makin meluas dan permintaan yang semakin banyak membuat Pak Susanto berpikir untuk mendirikan pabrik sendiri.

PT Bintang Persada Satelit didirikan ketika beliau berusia 30 tahun dengan lokasi pabrik di Jl. Ladang Titi Kuning. Di pabrik itulah karyawan bekerja merakit parabola dan perangkatnya serta membuat kereta sorong Kiu-Kiu. Kemudian barang-barang yang sudah dibuat dipasarkan ke berbagai wilayah di Indonesia.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Bintang Persada Satelit adalah suatu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri pembuatan parabola. Parabola yang diproduksi terbagi atas dua merek, yaitu merek BP Sat dan QQ yang masing-masing merek memiliki spesifikasi yang berbeda-beda.

(26)

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Bintang Persada Satelit terletak di Jalan Raya Medan-Delitua yaitu Jalan Brigjend Zein Hamid/ Jl. Ladang Gang Perdamaian No. 34, Medan. PT. Bintang Persada Satelit menempati areal seluas ± 1,5 Hektar.

2.4. Daerah Pemasaran

Produk-produk dari PT. Bintang Persada Satelit Medan, dipasarkan ke berbagai daerah di pulau Sumatera dan sekarang meluas hingga ke wilayah pulau Jawa dan Kalimantan.

Perusahaan ini memiliki kantor di beberapa kota, seperti Jakarta, Padang dan sebagainya. Untuk daerah Medan, produk parabola ini memiliki kantor pemasaran di Jl. Sutomo, Medan.

2.5 Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi

Organisasi berasal dari istilah Yunani yaitu organon danistilah Latin yaitu

organum yang berarti alat, bagian, anggota, atau badan. Oleh karena itu,

(27)

alat manajemen. Manajemen adalah cara pengelolaan dan pengaturan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada.

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.

Adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik karena perintah yang akan diterima oleh seorang bawahan dari atasannya tidak akan tumpang tindih dengan perintah atasan yang lain kepada bawahan tersebut.

(28)

Direktur

General Manager

Financial andAccounting Manager

Auditor Wakil Direktur

Marketing Manager Operational

Manager

HRD

Manager

Accounting ADM Financial andAccounting

Tax Kabag

Produksi

Kabag Logistik Kabag

T.Engineering

Supervisor Mounting

Supervisor

K. Sorong

Supervisor Dish Electrical Technical

Machinery Supervisor

Gudang

ADM Logistik Karyawan Cleaning

Service

Security Driver

Keterangan :

= Hubungan Lini

= Hubungan Fungsional

Kabag

General Administration Purchasing

Sumber: PT. Bintang Persada Satelit

(29)

V-28 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung jawab

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.6.1. Jumlah Tenaga Kerja

Untuk memperoleh tenaga kerja, perusahaan menggunakan beberapa sumber, yaitu:

1. Dari dalam perusahaan (internal)

Untuk memperoleh tenaga kerja dari dalam perusahaan, diterapkan manajemen System Promotion Within, dimana untuk mengisi jabatan yang lowong diambil dari karyawan perusahaan sendiri. Dengan demikian perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan yang mempunyai bakat, keterampilan, dan kompetensi untuk berkembang.

2. Dari luar perusahaan (eksternal)

Penarikan tenaga kerja dari luar perusahaan dapat diperoleh dari: a. Masyarakat luar yang melamar ke perusahaan.

b. Teman-teman atau kenalan karyawan perusahaan.

(30)
[image:30.595.161.465.134.588.2]

Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja

No. Jabatan Jumlah

1. Direktur 1

2. Wakil Direktur 1

3. General Manager 1

4. Auditor 1

5. Financial and Accounting Manager 1

6. Operational Manager 1

7. Marketing Manager 1

8. HRD Manager 1

9. Purchase 2

10. Tax 1

11. Accounting 3

12. ADM Financial and Accounting 4

13. Kabag T. Engineering 1

14. Kabag Produksi 1

15. Kabag Logistik 1

16. Kabag General Administration 1

17. Machinery 2

18. Electrical 2

19. Technical 2

20. Supervisor Dish 1

21. Supervisor Mounting 1

22. Supervisor Kereta Sorong 1

23 Quality Conrol 2

24. ADM Logistik 2

25. Supervisor Gudang 1

26. Security 4

27. Karyawan 120

28. Cleaning Service 2

29. Driver 5

TOTAL 166

Sumber: PT. Bintang Persada Satelit

2.6.2. Jam Kerja

(31)

target produksi tidak tercapai, maka dapat dilakukan lembur dengan kompensasi upah lembur oleh perusahaan.

Ketentuan jam kerja di PT. Bintang Persada Satelit diatur menurut aturan

shift yang ditunjukkan pada Tabel 2.2, Tabel 2.3 dan Tabel 2.4. Tabel 2.2. Jam Kerja Bagian Administrasi dan Kantor

HARI JAM KERJA (WIB) ISTIRAHAT (WIB)

Senin – Jumat 08.00 - 17.00 12.00 – 13.00

Sabtu 08.00 – 15.00 12.00 – 13.00

Sumber: PT. Bintang Persada Satelit

Tabel 2.3. Jam Kerja Bagian Produksi

HARI SHIFT JAM KERJA (WIB) ISTIRAHAT (WIB)

Senin – Jumat I 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00 II 16.00 – 24.00 18.00 – 19.00

Sabtu I 08.00 – 13.00 -

II 13.00 – 18.00 -

Sumber: PT. Bintang Persada Satelit

Tabel 2.4. Jam Kerja Bagian Keamanan

HARI SHIFT JAM KERJA (WIB)

Senin – Sabtu I 07.00 – 19.00

II 19.00 – 07.00

Sumber: PT. Bintang Persada Satelit

2.7. Proses Produksi

(32)

2.7.1. Standar Mutu Bahan/Produk

Setiap produk yang dihasilkan harus memenuhi kriteria tertentu. Demikian juga dengan produk parabola yang dihasilkan PT.Bintang Persada Satelit harus memenuhi beberapa kriteria dan spesifikasi seperti yang terlihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Jenis Produk Parabola PT. Bintang Persada Satelit Type

Produk

Rangka (cm)

Bibir (cm)

Tinggi Fokus (cm)

Diameter (cm)

Kecekungan (cm)

Mesh (cm)

Plat Strip

6 BP 96 148 77 188 31,5 55 x 120 85

7 QQ 110 167 85 212 36,5 70 x 120 103

7 BP 102 155 80 107 33,5 70 x 120 103

8 QQ 123,5 186 97 237,5 43,2 60 x 120 116

8 BP 117 177 93 225 38,5 60 x 120 116

9 QQ 142 212 106,5 270 50 165 x 120 135

9 BP 142 212 106,5 270 50 165 x 120 135

10 QQ 152 226 106,5 288 55 175 x 120 145

10 BP 147 220 106,5 278 53,5 175 x 120 145

Sumber: PT. Bintang Persada Satelit

2.7.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam proses produksi parabola terdiri dari bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.7.2.1. Bahan Baku

(33)

Berbagai jenis bahan baku yang digunakan antara lain adalah aluminium

coil, plat besi, pipa besi, plat strip dan aluminium hollow. Aluminium coil

digunakan untuk membuat komponen dish yang terdiri dari jaring mesh. Plat strip dan aluminium hollow digunakan untuk membuat komponen rangka dan bibir

dish. Plat besi dan pipa besi digunakan untuk komponen mounting.

2.7.2.2.Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas dan fungsi produk, baik itu dikenakan secara langsung maupun tidak langsung terhadap bahan baku dalam suatu proses produksi. Bahan penolong dalam proses pembuatan parabola adalah:

1. Dimension A

Dimension A digunakan sebagai pengilat pada komponen mounting. 2. Dimension B

Dimension B digunakan untuk menghilangkan noda dan kotoran pada komponen mounting.

3. Zink

Zink digunakan untuk melapisi komponen-komponen dari parabola agar tidak berkarat.

4. HCl (Asam klorida)

(34)

2.7.2.3.Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan untuk mempermudah proses dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan guna meningkatkan citra produk dan nilai tambah dimata konsumen. Adapun bahan tambahan yang digunakan selama proses produksi berlangsung yaitu:

1. Baut

Baut digunakan untuk melekatkan setiap komponen penyusun parabola. 2. Cat

Cat digunakan untuk menulis atau mencetak merek produk pada parabola. 3. Paku tembak

Paku tembak digunakan untuk menyatukan antara mesh yang satu dan mesh

lainnya.

4. Batang kawat las

Batang ini digunakan untuk menyatukan masing-masing komponen baik komponen mounting dan komponen dish.

2.7.3. Uraian Proses Produksi

Dalam kegiatan operasinya, perusahaan ini memproduksi parabola sebagai persediaan atau stock dan untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Proses pembuatan parabola di perusahaan ini terdiri dari beberapa tahapan yang dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu:

1. Proses pembuatan dish

(35)

2.7.3.1.Proses Pembuatan Dish

Dish merupakan komponen utama dari parabola. Proses pembuatan dish

terdiri dari proses pembuatan rangka dish dan bibir dish, plat strip, dan proses pembuatan mesh yang kemudian diikuti proses perakitan. Adapun proses-proses dalam membuat dish adalah sebagai berikut:

1. Proses pembuatan rangka dish dan bibir dish.

Proses pembuatan rangka dish dan bibir dish terdiri dari beberapa urutan, yaitu:

a. Pembuatan rangka dish

Bahan baku pembuat rangka dish yaitu aluminium hollow dipotong sesuai ukuran mulai dari 6 sampai dengan 10 ft. Kemudian hasil potongan aluminium hollow yang masih lurus tersebut kemudian di roll rangka sampai bengkok, agar bisa dibentuk mengikuti kecekungan parabola. b. Pembuatan bibir dish

Bahan baku pembuat bibir dish yaitu aluminium hollow dipotong sesuai ukuran mulai dari 6 sampai dengan 10 ft. Kemudian hasil potongan aluminium hollow yang masih lurus tersebut kemudian di roll rangka sampai bengkok, agar bisa dibentuk mengikuti kecekungan parabola. c. Pengeboran

(36)

d. Pengelasan

Rangka dan bibir dish yang telah dibor 1 dan bor 3 tersebut kemudian di las. Proses pengelasan rangka dan bibir dish dilakukan untuk menyatukan empat keping rangka yang akan membentuk dish. Pengelasan dilakukan pada 5 titik, yaitu 4 titik untuk menyatukan tiap rangka dan bibir serta satu titik persekutuan keempat rangka.

2. Proses pembuatan mesh

Bahan baku pembuat mesh yaitu aluminium coil dibentuk menggunakan mesin pembuat mesh. Lempengan aluminium coil dimasukkan ke mesin sehingga menghasilkan lembaran jaring-jaring mesh. Ukuran mesh

disesuaikan dengan spesifikasi yang dibutuhkan yang akan diatur melalui waktu yang ada pada mesin mesh. Setelah menjadi jaring-jaring mesh

kemudian dimasukkan ke dalam mesin roll agar menjadi lurus. Kemudian

mesh tersebut dimasukkan ke dalam mesin potong dan dipotong menjadi dua bagian yang akan berbentuk menjadi mesh segitiga. Setelah dihasilkan mesh

segitiga, maka dapat dilakukan pemberian merek sesuai dengan keinginan pelanggan.

3. Proses pembuatan plat strip

Plat strip dibuat menggunakan mesin pembentuk plat strip. Bahan baku berupa lembaran aluminium dipotong dengan spesifikasi tertentu. Plat strip merupakan lembaran dari aluminium yang digunakan untuk menyatukan dish

(37)

4. Proses perakitan komponen

Setelah semua proses pembentuk komponen dish selesai, tahapan berikutnya adalah penyatuan rangka dish, bibir dish, mesh dan plat strip. Rangka dan bibir dish yang telah disatukan melalui pengelasan kemudian dipasang jaring

mesh. Mesh disusun diatas empat keping bagian dish dan dipasang plat strip

untuk menyatukan antara mesh yang satu dengan mesh yang lain. Setelah itu ditembak menggunakan paku tembak ke lubang-lubang dan kemudian dibor untuk menyatukan mesh, plat strip dengan rangka dan bibir dish.

2.7.3.2. Proses Pembuatan Mounting

Mounting adalah bagian bawah parabola yang berfungsi untuk

menyangga dish, dan tempat tiang fokus. Adapun tahapan-tahapan dalam membuat mounting adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan badan mounting

Badan mounting dibuat dari bahan baku plat 2 mm ukuran 120 x 240 cm. Badan mounting terdiri dari botol siku, plat U siku, kuping siku, mounting

siku, pipa mounting, kran hidrolik, dan tiang hidrolik. 2. Cetak dan pon

(38)

3. Pembuatan tiang fokus

Tiang fokus dibuat sesuai ukuran spesifikasi parabola yang akan dibuat. Bahan baku pembuat tiang fokus adalah pipa besi ukuran 1 inchi x 5,7 m. 4. Pengelasan dan pembautan

Komponen yang telah selesai dicetak dan pon kemudian di las dan di baut untuk menyatukan beberapa komponen menjadi komponen-komponen utama penyusun mounting.

5. Galvanis

Komponen-komponen utama pembentuk mounting dilakukan galvanis. Galvanis merupakan proses pembersihan komponen pembentuk mounting

dari karat dan oli/minyak yang melekat pada komponen pembentuk mounting. Proses galvanis dilakukan dengan memasukkan komponen pembentuk

mounting ke dalam larutan HCl untuk menghilangkan karat yang melekat pada komponen pembentuk mounting. Setelah komponen pembentuk

mounting bersih kemudian dimasukkan ke dalam larutan dimension agar komponen pembentuk mounting menjadi kilat.

5. Penghalusan

(39)

7. Perakitan

Setelah komponen pembentuk mounting kilat maka proses selanjutnya adalah proses perakitan. Pada proses ini komponen utama pembentuk mounting

disatukan dan dirakit menjadi mounting.

Blok diagram pembuatan parabola dapat dilihat pada Gambar 2.2. Pembuatan Rangka dan

Bibir Dish

Pembuatan Mesh

Pembuatan Plat Strip

Penyatuan Komponen Dish (Rangka Dish, Bibir Dish,

Mesh dan Plat Strip)

Pembuatan Badan Mounting

Pembuatan Tiang Fokus Cetak dan Pon Komponen

Pembentuk Mounting

Pengelasan dan Pembautan Menjadi

Komponen Utama Mounting

Galvanis Komponen Pembentuk Mounting

Perakitan Komponen Mounting

Parabola

[image:39.595.145.459.243.602.2]

Penghalusan Permukaan

Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Parabola di PT. Bintang Persada Satelit

2.8. Mesin dan Peralatan

(40)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Produktivitas1

1

Sinulingga, Sukaria.2010.Analisis dan Rekayasa Produktivitas. Hal 2-6

Menurut QECC (The Organization for European Economic Cooperation), definisi produktivitas adalah rasio perbandingan antara output yang dihasilkan dan salah satu faktor produksi yaitu capital, investasi atau bahan baku. Dengan demikian dikenal istilah produktivitas capital, produktivitas investasi dan produktivitas bahan baku. Dalam definisi Mall, walaupun produktivitas tidak secara langsung disebutkan sebagai rasio antara output (hasil yang diperoleh) dengan input (sumber daya produksi), jelas tergambar sebuah rasio karena produktivitas dinyatakan sebagai sebuah gambaran seberapa baik sumberdaya yang tersedia termanfaatkan dalam pembuatan output.

Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa produktivitas merupakan sebuah ukuran tentang kemampuan satu satuan input dalam menghasilkan output.

Input ialah sumberdaya produksi seperti tenaga kerja, bahan (material), capital, dan energi.

Karena produktivitas adalah sebuah rasio seperti dijelaskan Sumanth, baik

(41)

3.2. Pengertian Efisiensi dan Efektivitas

Istilah efisiensi sering diterjemahkan sebagai daya guna yaitu besarnya

input yang digunakan untuk mendapatkan hasil atau output tertentu. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa semakin sedikit input yang digunakan untuk mendapatkan hasil tertentu, maka daya atau efisiensi sumber daya tersebut semakin baik dan sebaliknya makin banyak input digunakan untuk mendapatkan hasil tertentu maka daya guna atau efisiensi semakin rendah. Efisiensi secara ilmiah menjelaskan seberapa baiknya sumber daya secara aktual digunakan relatif terhadap situasi penggunaan secara ilmiah atau ideal.

Efektifitas dapat dijelaskan sebagai derajad pencapaian sasaran. Dengan perkataan lain, efektifitas adalah suatu ukuran yang menjelaskan seberapa baik hasil yang dicapai relatif terhadap sasaran yang telah ditetapkan. Terdapat perbedaan yang cukup nyata antara efektifitas dan efisiensi. Jika efisiensi mengukur tingkat utilisasi sumberdaya produksi, efektifitas mengukur kinerja perusahaan yaitu seberapa baik sasaran perusahaan dapat dicapai.

(42)

3.3. Tipe Ukuran Produktivitas2

1. Produktivitas Total

Menurut David J. Sumanth, pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio input dan output akan mampu menghasilkan tiga jenis ukuran produktivitas, yaitu produktivitas parsial, produktivitas total factor dan produktivitas total.

Produktivitas total adalah rasio total output terhadap total atau keseluruhan faktor input yang digunakan utnuk menghasilkan output tersebut. Dari pengertian di atas, produktivitas total mengukur pengaruh bersama dari seluruh sumberdaya produksi dalam menghasilkan output seperti yang terlihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Input-Output dan Produktivitas

2. Produktivitas parsial

Produktivitas parsial sering juga disebut dengan produktivitas faktor tunggal (single factor productivity) yang merupakan rasio dari output terhadap salah satu input. Jika rasio tersebut memperlihatkan kecenderungan yang meningkat

2

Ibid, Hal 7-10

Input Proses Transformasi Output

- Tenaga Kerja - Bahan

- Kapital - Energi

(43)

dari periode ke periode berikutnya secara berkelanjutan maka dapat dikatakan pengelolaan faktor input tersebut dalam kegiatan produksi telah berjalan dengan baik.

Produktivitas tenaga kerja =

ja a JumlahTeng

ut JumlahOutp

ker

Produktivitas material =

rial JumlahMate

ut JumlahOutp

Produktivitas kapital =

orKapital JumlahFakt

ut JumlahOutp

Produktivitas energy =

gi JumlahEner

ut JumlahOutp

3. Produktivitas total faktor

Produktivitas total faktor adalah rasio dari output bersih terhadap banyaknya

input modal dan tenaga kerja yang digunakan. Karena tenaga kerja dan capital

pada dasarnya adalah faktor konversi utama dalam operasi produksi, maka produktivitas total faktor pada dasarnya merupakan ukuran konversi produksi. Produktivitas total faktor =

Kapital gaKerjadan

JumlahTena

put iBersihOut JumlahNila

Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk:

1. Jumlah keluaran (Output) dalam mencapai tujuan meningkat dengan menggunakan sumber daya (Input) yang sama.

2. Jumlah keluaran (Output) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya (input) yang lebih sedikit.

(44)

3.4. Siklus Produktivitas3

Menurut Sumanth, pada perusahaan yang baru pertama sekali mengadakan program perbaikan produktivitas formal, maka perlu diawali dengan pengukuran produktivitas. Hasil pengukuran ini kemudian dievaluasi dan dibandingkan dengan target yang diinginkan. Berdasarkan hasil evaluasi, ditetapkan target yang diinginkan serta disusun rencana untuk mencapai target tersebut baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang. Rencana perbaikan ini kemudian dilaksanakan secara formal dan hasilnya diukur kembali untuk mengetahui apakah target tersebut tercapai atau tidak.

Siklus ini dilanjutkan terus sampai akhir dari program-program produktivitas tersebut. Pengukuran produktivitas perlu dilakukan kembali dan bersifat kontinu dalam suatu organisasi. Bagan dari siklus produktivitas dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Siklus Produktivitas

3

D.J.Sumanth. Productivity Engineering and Management. (New York: Mc Graw Hill Book Company, 1984)

Productivity Measurement

Productivity Improvement

Productivity Evaluation

(45)

Siklus produktivitas menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas harus diawali dengan pengukuran, evaluasi dan perencanaan. Keempat tahap tersebut bersifat penting, sehingga harus dilakukan secara keseluruhan.

3.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas4

Berdasarkan data yang tersedia, beberapa faktor yang cukup berpengaruh terhadap produktivitas diungkapkan oleh para pakar ekonomi setelah melakukan penelitian yang intensif.

Faktor-faktor yang diuraikan di bawah ini bersumber dari katalog Departemen Perdagangan Amerika Serikat, yang diperoleh berdasarkan hasil studi berbagai penelitian dan organisasi. Faktor-faktor utama tersebut antara lain: 1. Investasi

Hampir pada setiap negara ditemukan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara investasi dan kecepatan perbaikan produktivitas. Kenaikan pada modal yang diinvestasikan meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya akan meningkatkan stok modal apabila perusahaan berhasil mempertahankan

market share yang tinggi, faktor utilisasi kapasitas yang tinggi dan lain-lain. 2. Capital/Labour Ratio

Rasio antara total capital yang diinvestasikan dan jumlah buruh juga memperlihatkan korelasi yang tinggi terhadap produktivitas tenaga kerja.

4

(46)

3. Research and Development

Tidak semua orang setuju dengan pendapat bahwa kegiatan penelitian dan pengembangan mempunyai korelasi yang kuat dengan tingkat produktivitas apalagi dalam level industri. Argumentasi yang diajukan adalah kegiatan penelitian dan pengembangan berkaitan dengan pengembangan produk dan pemecahan masalah lingkungan dan bukan perbaikan produktivitas.

4. Capacity Utilization

Capacity utilization ialah persentase dari jumlah waktu pabrik dalam keadaan beroperasi. Hasil analisis korelasi antara tingkat utilisasi kapasitas pabrik di negara-negara maju dan tingkat produktivitas tenaga kerja menunjukkan korelasi yang kuat.

5. Peraturan pemerintah

Peraturan pemerintah dalam menghasilkan keseimbangan antara peningkatan industri dan tujuan sosial seperti kebersihan lingkungan, dan lingkungan kerja yang aman merupakan faktor yang berpengaruh.

6. Umur pabrik dan peralatan

Umur pabrik dan peralatan yang menurun menunjukkan kekurangan diperlukannya modernisasi.

7. Biaya energi

(47)

8. Serikat kerja

Para eksekutif baik pada perusahaan besar maupun menengah dan kecil beranggapan serikat pekerja berkontribusi dalam menurunkan produktivitas, membuat peraturan menjadi kaku, mengupayakan supaya upah para pekerja selalu meningkat, bahkan menjadi berlebihan, menurunkan kesetiaan pekerja terhadap perusahaan serta menyebabkan biaya-biaya produksi yang harus ditanggung perusahaan menjadi tinggi.

9. Etika kerja

Diperlukan etika kerja yang baik, yaitu adanya penggunaan waktu yang efisien antara jumlah waktu efektif untuk bekerja dan jumlah waktu yang dibayarkan oleh perusahaan. Semakin merosotnya jumlah jam kerja yang digunakan dalam kegiatan produktif di perusahaan mencirikan semakin merosotnya disiplin dan etika kerja para karyawan.

10.Worker’s fear about loss of job

Upaya perbaikan produktivitas pada setiap organisasi selalu menimbulkan kecemasan pada sebagian besar karyawan yang berakibat terhambatnya program perbaikan. Kecemasan karyawan pada umumnya berakar pada kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan apabila perusahaan mereka semakin produktif dalam pemanfaatan setiap sumber daya yang dimiliki.

(48)

Peningkatan produktivitas tidak perlu dicurigai sebagai pengurangan karyawan tetapi sebaliknya menambah pekerjaan baru.

11.Union’s influence

Keberhasilan dalam mempertahan produktivitas yang tinggi adalah akibat sikap kerjasama yang kuat antara manajemen dengan serikat buruh.

12.Manajemen

Turunnya produktivitas pada sebagian besar perusahaan adalah akibat peranan manajemen yang tidak sesuai. Hasil studi menunjukan bahwa banyak waktu yang terbuang secara tidak produktif karena ketidakmampuan dalam penyusunan rencana dan pengendalian tugas-tugas karyawan.

3.6. Manfaat Produktivitas5

Setiap manajer perusahaan sangat penting mengetahui tingkat produktivitas organisasi yang sedang dikelola agar dapat menyusun rencana perbaikan produktivitas setiap sumber daya yang akan dimanfaatkan pada periode berikutnya.

Secara lebih rinci, Sumanth menjelaskan sejumlah manfaat bagi menajemen perusahaan apabila melakukan pengukuran produktivitas, yaitu:

1. Perusahaan dapat menilai efisiensi dari proses konversi sumber daya yang dioperasikan sehingga dapat diperkirakan banyaknya output yang akan dihasilkan pada setiap penambahan sumber daya.

5

(49)

2. Perusahaan akan dapat menyusun secara lebih akurat rencana pengembangan sumber daya baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek apabila pengukuran produktivitas dilakukan dengan berkesinambungan.

3. Sasaran perusahaan, baik yang bersifat ekonomis maupun nonekonomis dapat ditentukan prioritasnya dengan memperhatikan upaya pengukuran produktivitas.

4. Target perbaikan produktivitas pada masa yang akan datang dapat direvisi/dimodifikasi secara realistis.

5. Strategi perbaikan produktivitas di masa yang akan datang dapat dirumuskan lebih baik berdasarkan gap antara target pencapaian dan aktual produktivitas yang diperoleh.

6. Pengukuran produktivitas dapat membantu dalam membandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

7. Nilai-nilai produktivitas yang diperoleh dari hasil pengukuran merupakan masukan yang berharga dalam perencanaan profit perusahaan.

8. Manajemen perusahaan dapat memanfaatkan hasil pengukuran produktivitas sebagai dasar tindakan dalam memotivasi persaingan.

(50)

3.7. Inflasi dan Indeks Harga Konsumen (IHK)6

Angka inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Perkembangan harga barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap daya beli dan biaya hidup masyarakat, perubahan nilai aset dan kewajiban serta nilai kontrak/transaksi bisnis. Inflasi yang merupakan indikator pergerakan antara permintaan dan penawaran di pasar riil juga terkait erat dengan perubahan tingkat suku bunga, produktivitas ekonomi, nilai tukar rupiah dan valuta asing, indeksasi anggaran dan parameter ekonomi makro lain. Oleh karena itu masyarakat, pelaku bisnis, kalangan perbankan dan pemerintah sangat berkepentingan terhadap perkembangan inflasi.

Tingkat inflasi yang berfluktuasi tinggi menggambarkan besarnya ketidakpastian nilai uang, tingkat produksi, distribusi dan arah perkembangan ekonomi sehingga dapat menimbulkan ekspektasi keliru dan manipulasi yang dapat membahayakan perekonomian secara keseluruhan. Sebaliknya inflasi yang rendah juga tidak menguntungkan perekonomian karena menggambarkan rendahnya daya beli dan permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang pada gilirannya memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar untuk pengambilan keputusan baik di tingkat ekonomi mikro atau makro baik fiskal maupun moneter. Pada tingkat mikro, rumahtangga/masyarakat

6

(51)

misalnya, dapat memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap. Selain itu pada tingkat korporat angka inflasi dapat dipakai untuk perencanaan pembelanjaan dan kontrak bisnis. Di Indonesia tingkat inflasi diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dihitung dan diumumkan ke publik setiap awal bulan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Dalam lingkup yang lebih luas (makro) angka inflasi menggambarkan kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian. Secara spesifik kegunaan angka inflasi antara lain untuk:

1. Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (Wage-Indexation). 2. Penyesuaian nilai kontrak (contractual Payment).

3. Eskalasi nilai proyek (Project Escalation). 4. Penentuan target inflasi (InflationTargeting).

5. Indeksasi anggaran pendapatan dan belanja negara/APBN (Budget Indexation). 6. Sebagai pembagi PDB, PDRB (GDP Deflator).

7. Sebagai proxy perubahan biaya hidup (proxy of cost of living).

(52)

3.8. Studi Waktu7

Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaiannya berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu baku (standard time) penyelesaian pekerjaan guna memilih alternatif metode kerja terbaik, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran kerja (work measurement atau time study). Pengukuran waktu kerja ini berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Secara singkat, pengukuran kerja adalah metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan.

Pada garis besarnya teknik-teknik pengukuran waktu dibagi ke dalam dua bagian yaitu :

1. Pengukuran waktu secara langsung

Pengukuran ini dilaksanakan secara langsung yaitu pengukuran dilakukan di tempat dimana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. Misalnya pengukuran kerja dengan jam henti (stopwatch time study) dan sampling kerja (work sampling).

2. Pengukuran secara tidak langsung

Pengukuran ini dilakukan dengan menghitung waktu kerja tanpa si pengamat harus ditempat kerja yang diukur. Pengukuran waktu dilakukan dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan atau elemen-elemen gerakan.

7

(53)

3.8.1. Stopwatch Time Study8

Metode ini baik diaplikasikan untuk pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang melaksanakan pekerjaan yang sama.

Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam henti (stop watch) sebagai alat utamanya. Langkah-langkah pengukuran waktu kerja dengan menggunakan stopwatch time study adalah :

1. Definisikan pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada. Dalam penentuan tujuan tersebut, dibutuhkan adanya tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang digunakan

dalam pengukuran jam henti.

2. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan.

3. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetil-detilnya tapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya.

4. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut.

8

(54)

5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak, tes pula keseragaman data yang diperoleh.

6. Tetapkan rating factor operator. Rating factor ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performansioperator. Untuk elemen kerja yang sepenuhnya dilakukan oleh mesin maka performansi dianggap normal (100%).

7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performansi kerja yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal. 8. Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas.

Waktu longgar yang diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan yang bersifat personal, kelelahan, dan keterlambatan material. 9. Tetapkan waktu kerja baku (standard time) yaitu jumlah total antara waktu

normal dan waktu longgar.

3.8.2. Pengujian Keseragaman Data9

Pengujian ini dilakukan karena waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem selalu berubah-ubah meskipun dilakukan dengan cara yang sama, namun harus dalam batas kewajaran. Berikut ini langkah-langkah untuk pengujian keseragaman data:

9

(55)

- Hitung rata-rata dari seluruh data pengamatan dengan:

��=∑ ��

Dimana:

= harga rata-rata dari seluruh data pengamatan k = harga banyaknya data pengamatan

- Hitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan:

Dimana:

σ = simpangan baku

N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan xi = waktu penyelesaian yang teramati

- Tentukan batas kontrol atas dan bawah (BKA dan BKB) dengan :

Dimana:

= Tingkat ketelitian

(56)

dihitung banyaknya pengukuran yang diperlukan dengan menggunakan rumus pengujian kecukupan data.

3.8.3. Pengujian Kecukupan Data10

Uji kecukupan data digunakan untuk mengetahui apakah jumlah pengukuran yang dilakukan telah mencukupi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(

)

2

2 2

. / '

    

   

=

X

X X

N s z N

Keterangan:

X = waktu pengamatan dari setiap elemen kerja untuk masing-masing siklus yang diukur

z = angka deviasi standard untuk t yang besarnya tergantung pada tingkat keyakinan (confidence level) yang diambil, di mana:

1. 90% confidence level : z = 1,65 2. 95% confidence level : z = 2,00 3. 99,7% confidence level : z = 3,00

s = derajat dari data t yang dikehendaki, yang menunjukkan maksimum prosentasi penyimpangan yang bisa diterima dan nilai t yang sebenarnya. Nilai k/s dikenal sebagai Confidence-Precision Ratio dari time study yang dilaksanakan.

10

(57)

N = jumlah pengamatan/pengukuran awal yang telah dilakukan untuk elemen kegiatan tertentu yang dipilih.

N’= Jumlah siklus pengamatan/pengukuran yang seharusnya dilaksanakan agar dapat diperoleh presentase kesalahan (error) minimum dalam mengestimasi t yaitu sebesar S.

Apabila N’ > N maka diperlukan pengukuran tambahan hingga memenuhi jumlah yang diperlukan. Apabila N’ < N maka data pengukuran pendahuluan sudah mencukupi.

3.8.4. Rating Factor (Rf)11

Rating factor adalah proses dimana peneliti membandingkan kinerja (kecepatan) dari operator dengan konsep kecepatan kerja normal dari peneliti. Ketidak-normalan dari waktu kerja diakibatkan oleh operator yang bekerja secara kurang wajar, yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak semestinya. Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan, maka dilakukan dengan mengalikan waktu pengamatan rata-rata dengan faktor penyesuaian/rating sebagai berikut:

1. Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja di atas normal maka

rating factor ini akan lebih besar dari pada 1 (Rf>l atau Rf>100%).

2. Apabila operator bekerja terlalu lambat yaitu bekerja dibawah normal maka

rating factor akan lebih kecil dari 1 (Rf<l atau Rf<100%).

3. Apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating factor ini

11

(58)

diambil sama dengan 1 (Rf = 1 atau Rf = 100%). Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin (operating atau machine time)

maka waktu yang diukur dianggap waktu yang normal.

Cara menentukan faktor penyesuaian ini antara lain sebagai berikut: 1. Cara Persentase

Merupakan cara yang paling awal digunakan. Besarnya faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran.

2. Cara Shumard

Cara yang memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas

performance kerja di mana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri. 3. Cara Objektif

Cara yang memperhatikan 2 faktor yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan.

4. Cara Westinghouse

Westinghouse mengarahan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu:

a. Keterampilan (Skill)

(59)

merupakan aptitude untuk pekerjaan yang bersangkutan. Keterampilan dapat juga menurun jika terlalu lama tidak menangani pekerjaan tersebut. b. Usaha (Effort)

Yang dimaksud dengan usaha disini adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya.

c. Kondisi Kerja (Condition)

Yang dimaksud dengan kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja merupakan faktor di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan mengubahnya. Oleh sebab itu, faktor kondisi sering disebut sebagai faktor manajemen karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya.

d. Konsistensi (Consistency)

Faktor ini perlu diperhatikan karena kenyataan bahwa pada setiap pengukuran waktu, angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama. Selama ini masih dalam batas-batas kewajaran, masalah tidak timbul. Tetapi jika variabilitasnya tinggi, maka hal tersebut perlu diperhatikan.

3.8.5. Allowance12

Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan

12

(60)

menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan normal. Walaupun demikian, pada prakteknya seorang operator tidak akan mampu bekerja terus-menerus seharian tanpa interupsi sama sekali. Kenyataannya, operator akan sering menghentikan pekerjaan dan membutuhkan waktu untuk keperluan seperti personal needs, istirahat melepas lelah, dan alasan-alasan lain di luar kontrolnya.

13

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi (personal)

Kelonggaran (Allowance) diberikan berkenaan dengan adanya sejumlah kebutuhan di luar kerja, yang terjadi selama pekerjaan berlangsung. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu:

Yang termasuk didalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal sepeti minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekedarnya untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan dalam sewaktu bekerja

2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique.

Fatique merupakan hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dari melakukan suatu pekerjaan. Karena itu kelonggaran untuk melepas rasa lelah karena fatique ini perlu ditambahkan.

3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tidak terhindarkan (delay)

Hambatan-hambatan tidak terhindarkan terjadi karena berada diluar kekuasaan/kendali pekerja. Beberapa hambatan utnuk kejadian-kejadian ini sangat bervariasi dari satu stasiun ke stasiun lain, karena banyak penyebab seperti mesin, kondisi mesin, prosedur kerja, ketelitian dan sebagainya.

13

(61)

3.8.6. Perhitungan Waktu Standar14

Waktu standard adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan yang dilakukan menurut metode kerja tertentu pada kecepatan normal dengan mempertimbangkan rating performance dan kelonggaran. Untuk menghitung waktu standar perlu dihitung waktu siklus rata-rata yang disebut dengan waktu terpilih, ratingfactor, waktu normal dan allowance. Adapun rumus untuk menghitung waktu normal dan waktu standar adalah :

Wn = Wt × Rf

dimana : Wn = waktu normal Wt = waktu terpilih

Rf = ratingfactor

) %

100 (

% 100 Wn

Ws

Allowance

− ×

=

dimana : Ws = waktu standar

All = allowance

3.9. Peramalan15

1. Ramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.

Dalam membuat peramalan atau menerapkan suatu peramalan maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu:

14

Ibid. Hal 137

15

(62)

2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang beberapa ukuran kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi.

Peramalan jangka pendek lebih akurat dibanding dengan peramalan jangka panjang. Hal ini desebabkan karena pada peramalan jangka pendek faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan relatif masih konstan sedangkan peramalan jangka panjang kemungkinan terjadinya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan besar.

3.9.1 Klasifikasi Teknik Peramalan16

1. Peramalan kualitatif

Dalam sistem peramalan, penggunaan berbagai model peramalan yang berbeda akan memberikan hasil ramalan yang berbeda dan derajat galat peramalan yang juga berbeda. Salah satu seni dalam peramalan adalah memilih metode peramalan. Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas:

Yaitu peramalan yang didasarkan atas kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement, atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya

16

(63)

2. Peramalan kuantitatif

Yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metode yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda.

3.9.2. Metode Peramalan Kuantitatif17

1. Tersedia informasi tentang masa lalu.

Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut:

2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data numerik.

3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang.

Kondisi yang terakhir ini dikenal dengan asumsi berkesinamungan (assumption of

continuity), asumsi ini merupakan premis yang mendasari semua metode

peramalan kuantitatif dan banyak metode peramalan teknologis.

Prosedur umum yang digunakan dalam peramalan secara kuantitatif dapat dilihat pada Gambar 3.3.

17

(64)
[image:64.595.188.439.115.392.2]

Gambar 3.3. Langkah-langkah Peramalan Secara Kuantitatif

3.9.3. Metode Time Series18

Metode time series adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Pola horizontal terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan (deret seperti itu adalah stasioner terhadap nilai rata-ratanya). Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat dan menurun selama waktu tertentu termasuk jenis ini.

18

(65)

2. Pola musiman terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu).

3. Pola siklis terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Penjualan produk seperti mobil, baja menunjukkan jenis pola ini.

4. Pola trend terjadi jika data memiliki kecenderungan untuk naik atau turun terus-menerus.

Ada beberapa trend yang digunakan di dalam penyelesaian masalah ini, yaitu: a. Trend linier

Bentuk persamaan umum: Yt = a + bt

∑ ∑

− −

= 2 2

) ( t t n Y t tY n

b t t

n t b Y

a =

t

b. Trend Eksponensial Bentuk persamaan umum: Yt = aebt

∑ ∑

− −

= 2 2

) ( ln ln t t n Y t Y t n

b t t

n t b Y

a=

ln t

(66)

c. Trend Logaritma

Bentuk persamaan umum: Yt = a + b log t

∑ ∑

− −

= 2 2

) log ( log log log t t n Y t tY n

b t t

n

t b

Y

a =

t

log

d. Trend Geometrik

Bentuk persamaan umum: Yt = atb

∑ ∑

− − = 2 2 ( log )

log log log log . log t t n Y t Y t n

b t t

n t b

Y

a =

t

log

log

e. Trend Hyperbola

Bentuk persamaan umum:

Yt = t

b a

∑ ∑

− −

= 2 2

) ( log log . log t n t Y t Y t n

b t t

n

t b Y

a=

log t −log

log

(67)

Bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa: 1. Konstan, dengan fungsi peramalan (Yt):

Yt = a, dimana

N Y

a=

1

Dimana : Yt = nilai tambah N = jumlah periode

2. Linier, dengan fungsi peramalan: Yt = a + bt

Dimana :

n bt Y

a= −

( ) ( )

( )

∑ ∑ ∑

− − = 2 2 t t n y t ty n b

3. Kuadratis, dengan fungsi peramalan: Yt = a + bt + ct2

Dimana : n t c t b Y

a=

2

;

∂ −

bα

c ; 2

α β θα δ − ∂ − ∂ = b

(

)

=

∂ 2 2 4

t n t

∑ ∑

= t

Gambar

Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja
Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Parabola di PT. Bintang Persada Satelit
Gambar 3.3. Langkah-langkah Peramalan Secara Kuantitatif
Gambar 3.4. Moving Range Chart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada portofolio yang dikelola.. Komisi penjualan (khusus untuk

 Setelah mengetahui macam – macam hewan berdasarkan jenis makanannya, siswa mampu menyebutkan jenis - jenis hewan karnivora, herbivora, dan omnivora..  Siswa mampu

Dengan demikian kombinasi secara simultan dari diagnosis cepat malaria dan skrining defisiensi G6PD on-site sangat berguna untuk diterapkan pada daerah endemis malaria

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh motivasi penghargaan,kepuasan kerja, lingkungan kerja terhadap keberhasilan produktivitas

Penelitian ini mengembangkan penelitian dari Sudarwadi, (2015) dengan judul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa siswa yang ditangani oleh kedua subjek memiliki kesulitan berkonsentrasi. Cara pendekatan yang digunakan kedua subjek dengan

Yang dapat menjadi Anggota adalah semua pekerja warga Negara Indonesia yang bekerja di sektor industri dan lapangan kerja Percetakan, Penerbitan, Penyiaran,

Bagian ini mengatur properti (ukuran, tata letak dan tampilan) dari segala sesuatu yang ada didalam Main-wrapper , seperti Date Header, Post, Comment, Feed Link, dan setiap widget