• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengawasan Dan Jaminan K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pengawasan Dan Jaminan K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN DAN JAMINAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA PT. PLN (Persero) CABANG MEDAN

OLEH

FRANSISCA PITAULI SIHOTANG 060502049

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pengawasan dan Jaminan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan. Penulis menarik hipotesis bahwa terdapat pengaruh antara Pengawasan dan Jaminan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan.

Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh karyawan lapangan PT.PLN (PERSERO) yang berjumlah 50 orang. Penarikan sampel dengan menggunakan metode sampling jenuh, yiatu penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel atau yang disebut juga dengan sensus. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini juga berjumlah 50 orang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for windows.

Hasil uji F menunjukkan bahwa Pengawasan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.PLN (PERSERO) Cabang Medan, uji t (secara individual) menunjukkan bahwa Pengawasan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.PLN (PERSERO) Cabang Medan. Persamaan regresi penelitian adalah Y = 15,929 + 0,262X1 +

0,355X2 + 0,547X3 + e.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta Doa bagi Yesus Kristus dan Bunda Maria atas Kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Sembah Sujud dan terima kasih yang tidak terhingga kepada Ayahanda R. Sihotang dan Ibunda M. Hutagalung yang selalu mengiringi setiap langkah penulis dan memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi, nasehat, serta doa yang tiada hentinya kepada penulis.

Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasehat, dan motivasi dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.E, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen.

(4)

6. Ibu Dr. Siti Raha Agoes Salim, M.Sc, selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Doli M Jafar Dalimunthe, SE, M.Si. selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Ibu Dra. Yulinda M.Si selaku Dosen Wali. Bapak/ Ibu Dosen yang telah memberikan pengetahuan serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi. 9. Seluruh Karyawan PT.PLN (PERSERO) Cabang Medan yang telah

meluangkan waktunya untuk membantu penulis.

10.Kakakku tersayang, Kak Titin yang senantiasa memberi dukungan baik moral maupun materi serta kasih sayang dan doanya kepada penulis. Buat kakakku, K’Nella dan Adikku Frans, terima kasih atas motivasi dan doanya.

11.Ama, Ii, B’Yeldi, B’Doni, serta keponakanku tersayang Daniel Mosses dan seluruh keluarga, terima kasih atas semangat dan bantuannya.

12.Orang yang sangat membantu dan memotivasi penulis dalam penelitian ini, terima kasih buat Simon. N atas doa dan keikhlasannya membantu penulis. 13.Sahabat- sahabatku Ningsih, Rizky Dewi, Junaidi, Juli, Devi, Teresha, Gratia,

Juliyanti, dan semua teman-teman Manajemen stambuk 2006.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lain.

Medan, April 2011 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoretis ... 6

A. Pengawasan ... 6

B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 6

C. Kinerja Karyawan ... 13

2.2. Penelitian Terdahulu ... 15

2.3. Kerangka Konseptual ... 16

2.4. Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 18

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

3.3. Batasan Operasional Variabel ... 18

3.4. Defenisi Operasional Variabel ... 19

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 20

3.6. Populasi dan Sampel ... 21

3.7. Jenis dan Sumber Data ... 21

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 22

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 23

3.10.Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 29

4.2. Hasil Penelitian ... 36

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 36

B. Metode Analisis Deskriptif ... 38

C. Metode Analisis Statistik ... 41

D. Analisis Regresi Linier Berganda ... 46

(6)

F. Uji t (Uji parsial) ... 55

G. Pengujian Koefisien Determinan (R2) ... 55

4.3. Pembahasan ... 56

1. Uji F (Uji serentak) ... 56

2. Uji t (Uji parsial) ... 56

3. Pengujian Koefisien Determinan (R2) ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 58

5.2. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 62

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Laporan Kecelakaan dan Pelanggaran Peraturan ... 4

Tabel 3.1 Definisi Operasional variabel ... 20

Tabel 3.2 Instrumen skala likert ... 21

Tabel 4.1 Validitas Tiap Pernyataan ... 37

Tabel 4.2 Reliability statistics ... 38

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 39

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 39

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. ... 41

Tabel 4.7 Pendapat Responden terhadap variabel pengawasan ... 41

Tabel 4.8 Pendapat Responden terhadap variabel keselamatan kerja... 42

Tabel 4.9 Pendapat Responden terhadap variabel kesehatan kerja... 44

Tabel 4.10 Pendapat Responden terhadap kinerja karyawan... 45

Tabel 4.11 Uji Normalitas ... 48

Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas ... 49

Tabel 4.13 Hasil Uji Glejser ... 51

Tabel 4.14 Regresi Linear Berganda ... 52

Tabel 4.15 Hasil Uji F (Uji Serentak) ... 54

Tabel 4.16 Hasil Uji-t (Uji Parsial) ... 55

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 17 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 32 Gambar 4.2 Hasil Uji Normal P-P Plot of Regression

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pengawasan dan Jaminan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan. Penulis menarik hipotesis bahwa terdapat pengaruh antara Pengawasan dan Jaminan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan.

Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh karyawan lapangan PT.PLN (PERSERO) yang berjumlah 50 orang. Penarikan sampel dengan menggunakan metode sampling jenuh, yiatu penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel atau yang disebut juga dengan sensus. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini juga berjumlah 50 orang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for windows.

Hasil uji F menunjukkan bahwa Pengawasan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.PLN (PERSERO) Cabang Medan, uji t (secara individual) menunjukkan bahwa Pengawasan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.PLN (PERSERO) Cabang Medan. Persamaan regresi penelitian adalah Y = 15,929 + 0,262X1 +

0,355X2 + 0,547X3 + e.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan peran utama dalam sebuah perusahaan dan menjadi sorotan bagi perusahaan untuk tetap bertahan di era globalisasi. Meskipun tidak mengurangi pentingnya sumber daya yang lain seperti modal, mesin, waktu, energi, informasi, dan sebagainya. Suatu organisasi dalam

beroperasi membutuhkan karyawan sebagai tenaga kerjanya guna meningkatkan produk yang berkualitas. Mengingat karyawan merupakan aset penting organisasi maka banyak hal yang perlu diperhatikan terkait dengan peningkatan kinerjanya.

Kinerja seorang karyawan akan sesuai dengan keinginan perusahaan apabila kualitas sumber daya manusia itu baik. Kinerja yang baik juga dapat didukung dengan adanya pengawasan serta adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja dari perusahaan. Pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan yang akan terjadi, dapat segera diantisipasi dan untuk meningkatkan kinerja karyawan demi kelancaran operasi perusahaan. Sistem pengawasan yang sesuai dengan kondisi dan keadaan perusahaan dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga segala aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

(12)

Selain pengawasan, penerapan dan sistem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) juga berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. Sistem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang baik sangat diperlukan untuk sumber-sumber produksi, proses produksi, dan lingkungan kerja yang aman sehingga dapat menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik membuat karyawan tidak perlu merasa khawatir akan keselamatan dirinya dan dengan sendirinya hasil pekerjaan atau kinerja karyawan akan menjadi lebih baik pula sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER. 05/MEN/1996, yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. (Hariandja, 2002:314)

(13)

bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan yang tentunya dapat menguntungkan perusahaan.

Perusahaan berkewajiban meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Kewajiban perusahaan tersebut dalam meningkatkan K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:

1. Memelihara tempat kerja yang aman dan sehat bagi pekerja. 2. Mematuhi semua standar dan syarat-syarat kerja.

3. Mencatat semua peristiwa kecelakaan yang terjadi yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

PT. PLN (Persero) Cabang Medan merupakan salah satu perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang penyalur listrik. Kegiatan perusahaan ini adalah menyalurkan energi listrik bagi setiap pelanggan khususnya didaerah Medan. PT. PLN ini melayani masyarakat yang membutuhkan daya listrik dan melayani keluhan masyarakat terhadap listrik yang disalurkannya. Misalnya terputusnya aliran listrik atau terputusnya kabel listrik yang mengalirkan daya listrik.

Dalam kegiatannya, pegawai PT. PLN terutama bagian lapangan adalah orang yang paling membutuhkan jaminan keselamatan dan kesehatan, karena kondisi tempat kerja mereka yang berbahaya dan pekerjaan mereka yang beresiko tinggi. Seperti memasang ataupun memperbaiki tiang listrik yang ada di jalan raya, selain beresiko terjatuh dari ketinggian mereka juga beresiko terkena tegangan listrik yang tinggi.

(14)

bekerja karyawan harus menggunakan alat pelindung seperti helm, masker, sarung tangan dan tali pengaman yang diikat di pinggang jika melakukan pekerjaan diatas tiang listrik. Selain itu, karyawan juga harus fokus terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya, dengan kondisi seperti ini, PT. PLN (Persero) Cabang Medan lebih mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya sehingga karyawan tersebut dapat bekerja secara maksimal.

Tabel 1.1

Laporan Kecelakaan Kerja dan Pelanggaran Peraturan Keselamatan Kerja pada

PT. PLN (Persero) Cabang Medan Periode Tahun 2008-2010

NO Keterangan 2008 2009 2010

1 Kecelakaan kerja 3 1 4

2 Kebakaran - - -

3 Pelanggaran peraturan keselamatan 1 - 3 Sumber: Bagian SDM PT. PLN (Persero) Cabang Medan

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2008 terjadi 3 kali kecelakaan kerja dan 1 kasus pelanggaran peraturan keselamatan. Tahun 2009 terjadi 1 kali kecelakaan kerja dan pada tahun 2010 terjadi 4 kali kecelakaan kerja serta 3 kasus pelanggaran peraturan keselamatan kerja. Disini dapat dilihat bahwa kelalaian karyawan yang mengabaikan peraturan keselamatan kerja dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. Kelalaian ini juga merupakan kelalaian dari tim pengawas yang kurang memperhatikan anggotanya.

1.2. Perumusan Masalah

(15)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengawasan dan jaminan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terhadap kinerja karyawan bagian lapangan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi PT. PLN (Persero) Cabang Medan dalam menerapkan dan melaksanakan pengawasan dan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang lebih tepat dan efektif.

b. Bagi Penulis

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata-1 jurusan manajemen serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh berupa teori yang penulis peroleh dari perkuliahan dan memperdalam wawasan penulis.

c. Bagi Pembaca dan Peneliti Lain

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

A. Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari manajemen. Fungsi ini terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas perusahaan agar target perusahaan tercapai. Dengan kata lain fungsi pengawasan menilai apakah hasil yang dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip yang dianut. Selain itu pengawasan juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan yang bisa terjadi agar dapat dihindari dikemudian hari. Pengawasan adalah memantau aktivitas pekerjaan karyawan untuk menjaga perusahaan agar tetap berjalan kearah pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika diperlukan (Siagian, 2003:30)

Pengawasan secara umum berarti pengendalian terhadap perencanaan apakah sudah dilaksanakan sesuai tujuan atau ada penyimpangan dari tujuan yang diinginkan. Jika terjadi penyimpangan, pihak manajemen yang terkait dalam pengawasan harus memberikan petunjuk untuk melakukan perbaikan kerja, agar standar perencanaan tidak jauh menyimpang dari hasil yang diperoleh pada saat pelaksanaan.

B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

(17)

tindakan- tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedikit pekerja yang menderita cedera atau penyakit jangka pendek maupun jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut.

Istilah keselamatan dan kesehatan saling terkait erat. Istilah yang lebih luas dan lebih tersamar adalah istilah kesehatan yang merujuk pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum. Individu yang sehat adalah yang bebas dari penyakit, cedera serta masalah mental dan emosi yang bisa mengganggu aktivitas manusia normal pada umumnya. Umumya, keselamatan merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang. Tujuan utama program keselamatan kerja yang efektif di perusahaan adalah mencegah kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan. (Mathis dan Jackson, 2002: 245)

Menurut Sculler dan Jackson (Yuli, 2005: 214), apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:

a. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.

b. Meningkatnya efisiensi dan kualitas yang lebih komitmen. c. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

d. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan hakim.

e. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi dan ras kepemilikan.

(18)

g. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.

Menurut Husni (2005:132) Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus diterapkan dan dilaksanakan disetiap tempat kerja (perusahaan). Tempat kerja adalah setiap tempat yang didalamnya terdapat 3 (tiga) unsur, yaitu:

1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomi maupun usaha sosial.

2. Adanya sumber bahaya.

3. Adanya tenaga kerja yang bekerja didalamnya, baik secara terus-menerus maupun hanya sewaktu-waktu.

Pelaksanaan K3 di perusahaan dilakukan secara bersama-sama oleh pimpinan atau pengurus perusahaan dan seluruh tenaga kerja. Dalam pelaksanaannya pimpinan atau pengurus dapat dibantu oleh petugas K3 dari perusahaan yang bersangkutan. Petugas K3 adalah karyawan yang mempunyai pengetahuan atau keahlian dibidang K3 dan ditunjuk oleh pimpinan atau pengurus perusahaan maupun Depatemen Tenaga Kerja.

Menurut Flippo (Mutiara, 2004: 116), tujuan penanganan program K3 karyawan dapat dicapai jika ada unsur-unsur yang mendukung, antara lain:

a. Adanya dukungan dari manajemen puncak. b. Ditunjuknya direktur keselamatan.

a. Rekayasa pabrik dan kegiatan yang aman.

b. Diberikannya pendidikan dan kegiatan bagi semua karyawan untuk bertindak aman.

(19)

e. Melaksanakan peraturan.

1. Keselamatan Kerja

Menurut Husni (2005: 136), keselamatan kerja bertalian dengan kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau dikenal dengan istilah kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas. Ada 4 (empat) faktor penyebabnya yaitu:

1) Faktor manusia.

2) Faktor material/bahan/peralatan. 3) Faktor bahaya/sumber bahaya.

4) Faktor yang dihadapi (pemeliharaan/perawatan mesin-mesin).

Menurut Husni (2005:137) bahwa disamping ada sebabnya maka suatu kejadian juga akan membawa akibat. Akibat dari kecelakaan kerja ini dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:

a. Kerugian yang bersifat ekonomis, antara lain:

1. Kerusakan/kehancuran mesin, peralatan, bahan dan bangunan. 2. Biaya pengobatan dan perawatan korban.

3. Tunjangan kecelakaan.

(20)

b. Kerugian yang bersifat non ekonomis

Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yang bersangkutan baik itu merupakan kematian, luka/cedera berat maupun luka ringan.

2. Kesehatan Kerja

Menurut Husni (2005:140), kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal.

Tujuan kesehatan kerja menurut Husni (2005:140) adalah:

a. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial.

b. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja.

c. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja.

d. Meningkatkan produktivitas kerja.

Menurut Flippo (Mutiara, 2004:113), program kesehatan kerja dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Kesehatan Fisik

a. Pemeriksaan jasmani pra penempatan.

b. Pemeriksaan jasmani secara berkala untuk personalia.

(21)

d. Klinik medis yang mempunyai staf dan perlengkapan yang baik. e. Tersedianya personalia medisdan ahli hygiene industri yang

terlatih.

f. Perhatian yang sistematik dan prefentif yang dicurahkan pada tekanan dan ketegangan industrial.

g. Pemeriksaan-pemeriksaan berkala dan sistematis atas ketentuan untuk sanitasi yang tepat.

2. Kesehatan Mental

a. Tersedianya penyuluhan kejiwaan dan psikiater.

b. Kerja sama dengan spesialis dan lembaga-lembaga psikiater dari luar organisasi.

c. Pendidikan personalia perusahaan sehubungan dengan hakikat dan pentingnya masalah kesehatan mental.

d. Pengembangan dan pemeliharaan program hubungan kemanusiaan yang tepat.

Menurut Husni (2005:140), sumber-sumber bahaya bagi kesehatan tenaga kerja adalah:

1. Faktor fisik, berupa:

a. suara yang terlalu bising

b. suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah c. penerangan yang kurang memadai

d. ventilasi yang kurang memadai e. radiasi

(22)

g. tekanan udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah h. bau-bauan di tempat kerja

i. kelembapan udara. 2. Faktor kimia, berupa:

a. gas/ uap b. cairan c. debu

d. bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat racun. 3. Faktor biologis, berupa:

a. bakteri virus

b. jamur, cacing dan serangga

c. tumbuh - tumbuhan dan lain - lain yang hidup/ timbul dalam lingkungan tempat kerja.

4. Faktor faal, berupa:

a. sikap badan yang tidak baik pada waktu bekerja

b. peralatan yang tidak sesuai / tidak cocok dengan tenaga kerja c. gerak yang senantiasa berdiri atau duduk

d. proses, sikap dan cara kerja yang monoton e. beban kerja yang melampaui batas kemampuan. 5. Faktor psikologis, berupa:

a. kerja yang terpaksa/ dipaksakan yang tidak sesuai dengan kemampuan

(23)

c. pikiran yang senantiasa tertekan terutama karena sikap atasan atau teman kerja yang tidak sesuai

d. pekerjaan yang cenderung lebih mudah menimbulkan kecelakaan.

C. Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Siswanto (2002:235), kinerja adalah prestasi yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Kinerja juga dikenal dengan istilah karya seperti pengertian yang dikemukakan oleh Yuli (2005:114) “ kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat fisik ataupun material dan non fisik non material”

Definisi kinerja karyawan adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerja sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000:67)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

Menurut Mangkunegara (2000:67) faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah :

a. Pengetahuan

(24)

yang dimiliki karyawan. Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, media dan informasi yang diterima.

b. Keterampilan

Kemampuan dan penguasaan teknis operasional dibidang tertentu yang dimiliki karyawan seperti ketrampilan konseptual, ketrampilan manusia dan ketrampilan teknik.

c. Kemampuan

Kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab.

d. Motivasi

Motivasi diartikan sebagai suatu sikap pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersifat positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang tinggi dan sebaliknya jika mereka bersifat negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah.

3. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Alwi (2001:187) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development. Yang bersifat evaluation harus menyelesaikan :

a. hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi b. hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision

(25)

a. prestasi riil yang dicapai individu

b. kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja c. prestasi- prestasi yang dikembangkan

Kontribusi hasil-hasil penilaian menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:225) merupakan sesuatu yang bersifat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan-kebijakan organisasi. Kebijakan organisasi dapat menyangkut aspek individual dan aspek organisasional. Adapun secara terperinci manfaat penilaian kinerja bagi organisasi adalah:

a. penyesuaian kompensasi b. perbaikan kinerja

c. kebutuhan latihan dan pengembangan

d. pengambilan keputusan dan penempatan promosi, motivasi, pemecatan dan perencanaan tenaga kerja

e. membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai

2.2. Penelitian Terdahulu

Mahayudin Idris (2007) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengawasan terhadap Efisiensi Kerja Karyawan pada PT. ASURANSI KREDIT INDONESIA (ASKRINDO) Cabang Medan”. Dan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif antara pengawasan terhadap efisiensi kerja dengan angka koefisien korelasi adalah 0, 522.

(26)

pengaruh positif dan signifikan antara keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan sebesar 52,2% secara serentak maupun parsial.

2.3. Kerangka Konseptual

Pengawasan yang dilaksanakan di perusahaan bertujuan agar sumber daya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Didalam pengawasan terdapat elemen-elemen, yaitu : metode dan sifat pengawasan (Siagian, 2003:114). Selain itu keselamatan dan kesehatan adalah aset yang tidak ternilai harganya yang juga merupakan bagian utama dari kesejahteraan. Kesejahteraan kerja mustahil diwujudkan dengan mengabaikan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.

(27)

Berdasarkan teori-teori tersebut, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Siagian (2003), Husni (2005), Mangkunegara (2005)

2.4. Hipotesis

Menurut Kuncoro (2003:47) menyatakan hipotesis merupakan suatu penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan maka, hipotesis dari penelitian ini adalah: “Pengawasan dan jaminan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan”.

Pengawasan (X1)

Keselamatan kerja (X2)

Kesehatan kerja (X3)

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses untuk memecahkan masalah berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Dalam permasalahan penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yaitu penelitian survei eksplanasi. Penelitian survei eksplanasi adalah jenis penelitian survei yang bertujuan untuk menjelaskan adanya pengaruh pengawasan, keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN (PERSERO) Cabang Medan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan yang berlokasi di Jalan Listrik No.8 Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan November 2010 sampai dengan bulan Februari 2011.

3.3. Batasan Operasional Variabel

(29)

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel X1 : Pengawasan

Pengawasan merupakan suatu kegiatan memantau segala aktivitas karyawan selama bekerja agar tidak keluar dari jalur ataupun target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

b. Variabel X2 : Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi kerja yang aman dari cedera dan kerusakan di tempat kerja.

c. Variabel X3 : Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

d. Variabel Y : Kinerja Karyawan

(30)
[image:30.595.80.564.147.519.2]

Berdasarkan definisi operasional yang telah dikemukakan maka, peneliti merumuskan mekanisme penganalisaan variabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel No

. Variabel Defenisi Indikator

Skala Pengukuran 1. Pengawasan

(X1)

Kegiatan memantau segala aktivitas karyawan selama bekerja agar tidak keluar dari jalur atau target yang telah ditetapkan perusahaan.

a. Metode yang digunakan baik langsung (pengamatan) maupun tidak langsung (laporan)

b. Sifat pengawasan (preventive atau reppresive)

Likert

2. Keselamatan Kerja (X2)

Kondisi yang aman dari cedera dan kerusakan di lingkungan kerja.

a.Keadaan tempat lingkungan kerja

b.Pakaian dan pelindung keselamatan

c.Pemakaian peralatan kerja

Likert

3. Kesehatan Kerja (X3)

Kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja

a. Jam Kerja b. Waktu Istirahat c. Sarana kesehatan

Likert

4. Kinerja Karyawan (Y)

Hasil kerja yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

a. Reward (Penghargaan) b. Disiplin

c. Motivasi

Likert

Sumber : Siagian (2003), Husni (2005), Mangkunegara (2005)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

(31)
[image:31.595.181.476.139.269.2]

Untuk keperluan analisis statistik penelitian ini, maka setiap variabel diberi skor 1 sampai 5 seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2006 : 86)

3.6. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan lapangan PT. PLN (Persero) Cabang Medan yang berjumlah 50 orang. Penarikan sampel dengan menggunakan metode sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel atau yang disebut juga dengan sensus.

3.7. Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

(32)

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat langsung didalam penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.

b. Kuesioner

Teknik menggunakan angket atau kuesioner dalam suatu cara pengumpulan data adalah dengan memberikan dan menyebarkan daftar pernyataan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar pernyataan tersebut. Jawaban tersebut selanjutnya diberi skor dengan skala Likert.

c. Studi Dokumentasi

(33)

3.9. Uji Validitas dan Realiabilitas a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2000:219), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini menggunakan alat kuesioner, oleh karena itu uji validitas didalam penelitian ini dilakukan pada populasi yang tidak termasuk didalam sampel penelitian. Uji validitas akan dilakukan pada pegawai bagian lapangan PT. PLN (Persero) Cabang Binjai yang berjumlah 30 orang.

b. Uji Reliabilitas

Uji ini untuk mengukur apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner)

menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung kecermatan pengukuran. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

3.10. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis melalui melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Metode Analisis Deskriptif

(34)

pengumpulan, menyusun, dan menganalisis data sehingga dapat diketahui gambaran umum instansi yang diteliti.

b. Metode Analisis Statistik

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel independent (pengawasan, keselamatan, dan kesehatan kerja) dan variabel dependent (Kinerja Karyawan) akan digunakan analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 16,0 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah. Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana: Y = Kinerja karyawan X1 = Pengawasan

X2 = Keselamatan kerja

X3 = Kesehatan kerja

a = konstanta

b1,2,3 = koefisien regresi

e = standar error

Model regresi linier berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

(35)

karena terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk uji normalitas, yaitu:

a) Analisis Grafik

Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:

Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b) Analisis Statistik

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Menurut Umar (2008:181) bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

(36)

nilai dari variance inflation factor (VIF) dari masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent.

Pengambilan Keputusannya:

VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas

Tolerence < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas Tolerence > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan kepengamatan lain. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala Heteroskedastisitas, yaitu:

a) Analisis Grafik

Gejala Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.

b) Analisis Statistik

Gejala Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi melalui uji Glesjer.

4. Uji F (Uji Serentak)

(37)

terhadap variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (pengawasan, keselamatan, dan kesehatan kerja) terhadap variabel dependent (kinerja karyawan).

H1 : b1≠ b2≠ b3≠ 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (pengawasan, keselamatan, dan kesehatan kerja) terhadap variabel dependent (kinerja karyawan).

Nilai fhitung akan dibandingkan dengan nilai ftabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

H0 diterima jika fhitung ≤ ftabel pada α = 5%

H1 diterima jika fhitung > ftabel pada α = 5%

5. Uji t (Uji Parsial)

Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Bentuk pengujiannya yaitu:

Ho : bi = 0 (variabel independent secara parsial tidak berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel dependent).

HI : bi ≠ 0 (variabel independent secara parsial berpengaruh positif dan

(38)

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

Ho diterima bila thitung < ttabel pada α = 5%

HI ditolak bila thitung > ttabel pada α = 5%

6. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan A. Sejarah Perusahaan

PT. PLN adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sejarah perusahaan ini bermula pada saat pengambilalihan perusahaan listrik bekas swasta Belanda dari tangan Jepang. Aksi ambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa pengambilalihan itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari listrik.

Perjanjian KMB 27 Desember 1949 antara lain mengharuskan semua Perusahaan Listrik Swasta Belanda dikembalikan kepada pemiliknya. Sejarah membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin buruk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan nasionalisasi perusahaan listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 1945. Maka secara serentak terjadilah nasionalisasi dan ambil alih perusahaan listrik swasta Belanda di seluruh tanah air sampai 1958.

(40)

1961, maka organisasi kelistrikan dirubah, Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I dipimpin oleh Ir. Dudung Jachyasumitra.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan menteri PUT No. 9/PRT/64 dan dengan Peraturan menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Daerah kesatuan Eksploitasi. Sumatera Utara tetap Eksploitasi I dipimpin oleh Ir. Dudung Jachyasumitra, Aceh menjadi Eksploitasi XIII dan Sumbar dan Riau menjadi Eksploitasi XIV.

PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia. Kemudian disusul dengan keputusan Menteri PUTL No. 01/PRT/73 untuk menetapkan perubahan PLN dari perusahaan Listrik Negara menjadi PERUM sebagai satu-satunya perusahaan Negara yang dibentuk oleh pemerintah untuk membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam SK Menteri tersebut ditetapkan pula pembagian daerah kerja PLN menjadi 11 Eksploitasi, 4 daerah Distribusi dan 3 daerah Pembangkit. PLN Eksploitasi I Sumatera Utara berubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

(41)

B. Struktur dan Tugas Organisasi

PT. PLN (Persero) wilayah Sumatera Utara cabang Medan dalam menjalankan aktivitasnya menggunakan struktur organisasi garis dan staf yang menggambarkan tanggung jawab dan wewenang didalam perusahaan secara vertikal dan mencerminkan hubungan antara bagian-bagian pada tingkat yang sama. Sebagai pemimpin tertinggi dipegang oleh kepala pimpinan atau disebut juga Direktur Utama.

(42)

Berikut gambar struktur organisasi PT. PLN (Persero) wilayah Sumatera Utara cabang Medan :

[image:42.595.104.557.143.671.2]

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Sumber : PT. PLN (Persero) cabang Medan

(43)

1. Bagian Konstruksi

Mempunyai tugas pokok yakni melaksanakan kegiatan perencanaan, pengendalian, dan pelaksanaan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik dan bangunan sipil yang terkait dengan pembangkitan dan pendistribusian tenaga listrik.

Untuk melaksanakan tugas pokok, bagian konstruksi memiliki fungsi yaitu a. pelaksanaan kegiatan pendukung untuk penyelesaian proses perolehan dan

pembebasan tanah

b. perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik dan bangunan sipil yang terkait

c. pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik dan bangunan sipil yang terkait

d. pelaksanaan administrasi teknik konstruksi.

2. Bagian Distribusi

Mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatan perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik.

Untuk melaksanakan tugas pokoknya, bagian distribusi memiliki fungsi : a. perencanaan pengembangan sistem pendistribusian tenaga listrik untuk

meningkatkan mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik

b. perencanaan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik

(44)

d. perencanaan kebutuhan material untuk pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik

e. pengoperasian dan pemeliharaan sistem pendistribusian tenaga listrik f. pelayanan gangguan pendistribusian tenaga listrik

3. Bagian Pelayanan Pelanggan

Mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan penjualan tenaga listrik dan pengadministrasian pelanggan tenaga listrik dalam bentuk :

a. penyusunan prakiraan kebutuhan tenaga listrik

b. penyusunan dan penerapan program penjualan tenaga listrik c. pencatatan jumlah pelanggan dan jenis tarif

d. penagihan rekening pemakaian tenaga listrik e. pelaksanaan dan pengelolaan pelayanan pelanggan

f. pelaksanaan penyuluhan dan pemberian informasi kepada masyarakat/ pelanggan.

4. Bagian Administrasi

Bertugas dalam pelaksanaan pengurusan kepegawaian, keuangan, pajak, asuransi, kesekretariatan, perbekalan kebutuhan sarana tenaga kerja dan keamanan.

Untuk melaksanakan tugas pokok, bagian administrasi memiliki fungsi : a. perencanaan SDM

b. pelaksanaan tata usaha penggajian dan pengupahan c. pelaksanaan pembinaan kesejahteraan pegawai

(45)

e. pengolahan dana dan daur kas

f. pengadaan material dan jasa borongan untuk pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik

g. penyimpanan dan pengendalian persediaan material pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik

h. perencanaan kebutuhan sarana tenaga kerja i. pelaksanaan kesekretariatan dan rumah tangga

j. pelaksanaan keamanan dan kesehatan lingkungan kerja

C. Visi dan Misi serta Motto Perusahaan 1. Visi Perusahaan

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh-kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2. Misi Perusahaan

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan anggota perusahaan, dan pemegang saham. b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendukung kegiatan ekonomi. d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

3. Motto

(46)

D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan

Mengatasi agar tidak terjadinya kecelakaan kerja, maka karyawan dianjurkan mematuhi peraturan-peraturan yang ada dalam perusahaan seperti pada saat bekerja karyawan harus menggunakan alat pelindung seperti helm untuk melindungi kepala, masker, sarung tangan serta tali pengaman ketika bekerja pada tempat yang tinggi untuk melindungi diri dari bahaya-bahaya kecelakaan yang kemungkinan dapat terjadi. Selain itu, karyawan juga harus fokus terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya, dengan kondisi seperti ini, PT. PLN (Persero) Cabang Medan lebih mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya sehingga karyawan tersebut dapat bekerja secara maksimal di lingkungan kerja.

Jaminan keselamatan dan kesehatan yang diberikan perusahaan kepada karyawan adalah berupa Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan Asuransi Tenaga Kerja (Astek). PT. PLN (Persero) Cabang Medan juga merujuk salah satu rumah sakit bagi karyawan yaitu rumah sakit umum Haji Medan yang terletak di jalan Willem Iskandar. Disamping itu karyawan juga boleh memilih rumah sakit lain sebagai rujukan dengan menggunakan kartu jamsostek.

4.2. Hasil Penelitian

A. Uji Validitas dan Realiabilitas a. Uji Validitas

(47)

1. Jika rhitung > rtabel maka butir pernyataan tersebut valid.

[image:47.595.116.508.177.536.2]

2.Jika rhitung < rtabel maka butir pernyataan tersebut tidak valid.

Tabel 4.1

Validitas Tiap Pernyataan

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Butir 1 82,4333 57,082 ,524 ,940

Butir 2 82,4333 57,082 ,524 ,940

Butir 3 82,9000 55,197 ,833 ,936

Butir 4 82,4333 57,082 ,524 ,940

Butir 5 82,9000 55,197 ,833 ,936

Butir 6 82,8667 56,809 ,420 ,943

Butir 7 82,8333 57,799 ,415 ,942

Butir 8 82,6667 58,506 ,365 ,944

Butir 9 82,9000 55,197 ,833 ,936

Butir 10 82,9000 55,197 ,833 ,936

Butir 11 82,8333 57,799 ,415 ,942

Butir 12 82,8333 57,799 ,415 ,942

Butir 13 82,9000 55,197 ,833 ,936

Butir 14 82,9000 55,197 ,833 ,936

Butir 15 82,9000 55,197 ,833 ,936

Butir 16 82,6667 56,230 ,588 ,940

Butir 17 82,9000 55,197 ,833 ,936

Butir 18 82,9000 55,197 ,833 ,936

Butir 19 82,9000 55,197 ,833 ,936

Butir 20 82,9000 55,197 ,833 ,936

Butir 21 82,8000 57,269 ,438 ,942

Butir 22 82,9667 57,275 ,508 ,941

Butir 23 82,8000 56,717 ,451 ,942

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (kuesioner 2011)

Validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item- Total Correlation. Apabila nilainya melebihi 0.361, maka instrumen-instrumen dalam penelitian dinyatakan valid. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai pada Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel 0.361, sehingga

(48)

b.Uji Reliabilitas

[image:48.595.188.415.264.309.2]

Peneliti menguji reliabilitas data menggunakan Cronbach Alpha, Kuncoro (2003:154) menyatakan Cronbach Alpha merupakan salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan. Apabila nilai Cronbach Alpha minimal 0,70 maka data sudah dapat dikatakan reliabel.

Tabel 4.2 Reliability Statistics

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (2011)

Tabel 4.2 menjelaskan bahwa semua butir instrumen reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,941 lebih besar dari 0,70.

B. Metode Analisis Deskriptif a. Deskrtiptif Responden

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh pengawasan, keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja. Variabel pengawasan (X1) yang terdiri dari 6

butir pernyataan, variabel keselamatan kerja (X2) yang terdiri dari 6 butir

pernyataan, variabel kesehatan kerja (X3) yang terdiri dari 5 butir pernyataan

Cronbach's Alpha N of Items

(49)

sedangkan variabel kinerja (Y) terdiri dari 6 butir pernyataan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 50 orang responden.

[image:49.595.165.464.169.292.2]

b. Karakteristik Berdasarkan Usia Tabel 4.3 Usia Responden

Usia Frekuensi Persentase

21 – 30 Tahun 11 22 %

31 – 40 Tahun 23 46 %

41 – 50 Tahun 13 26 %

> 51 Tahun 3 6 %

Total 50 100 %

Sumber: Hasil penelitian (2011) diolah.

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa jumlah responden berdasarkan kategori usia yang paling banyak diteliti adalah responden yang berusia antara 31 – 40 tahun yaitu 23 orang dengan persentase 46 %, sedangkan responden yang paling sedikit diteliti yaitu berusia > 51 tahun yang berjumlah 3 orang dengan persentase 6 %. Selebihnya responden yang diteliti berusia antara 21 – 30 tahun berjumlah 11 orang dengan persentase 22 % dan responden yang berusia antara 41 – 50 tahun berjumlah 13 orang dengan persentase sebesar 26 %.

[image:49.595.163.466.578.697.2]

c. Karaktersitik Berdasarkan Masa Kerja Tabel 4.4 Lama Bekerja

Lama Bekerja Frekuensi Persentase

< 5 Tahun 12 24 %

5 -10 Tahun 12 24 %

11 - 20 Tahun 18 36 %

21 - 30 Tahun 6 12 %

> 30 Tahun 2 4 %

Total 50 100 %

Sumber: Hasil penelitian (2011) diolah.

(50)

antara 11 – 20 tahun yang berjumlah 18 orang dengan persentase 36 %, sedangkan responden yang paling sedikit diteliti yaitu responden yang bekerja > 30 tahun berjumlah 2 orang dengan persentase 4 %. Selebihnya responden yang diteliti bekerja selama antara < 5 tahun yang berjumlah 12 orang dengan persentase 24 %, 5 – 10 tahun yang berjumlah 12 orang dengan persentase 24 %, dan 21 – 30 tahun yang berjumlah 6 orang dengan persentase 12 %.

[image:50.595.161.468.276.391.2]

d. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.5 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 40 80 %

Wanita 10 20 %

Total 50 100 %

Sumber: Hasil penelitian (2011) diolah.

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa jumlah responden berdasarkan kategori jenis kelamin yang paling banyak diteliti adalah responden yang berjenis kelamin pria yang berjumlah 40 orang dengan persentase 80 %, selebihnya responden yang diteliti berjenis kelamin wanita yang berjumlah 10 orang dengan persentase 20 %.

(51)
[image:51.595.162.461.138.237.2]

e. Karakterisktik Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.6 Pendidikan Terakhir

Pendidikan Frekuensi Persentase

SLTA/ Sederajat 27 54 %

Diploma 4 8 %

Sarjana 19 38%

Total 50 100 %

Sumber: Hasil penelitian (2011) diolah.

Tabel 4.6 menjelaskan bahwa jumlah responden berdasarkan kategori pendidikan terakhir yang paling banyak diteliti adalah responden yang tingkat pendidikannya adalah SLTA/ Sederajat yaitu berjumlah 27 orang dengan persentase 54 %, sedangkan responden yang paling sedikit diteliti yaitu responden dengan tingkat pendidikan terakhir diploma yang berjumlah 4 orang dengan persentase 8%. Selebihnya adalah responden yang tingkat pendidikan terakhirnya adalah sarjana yang berjumlah 19 orang dengan persentase 38 %.

C. Metode Analisis Statistik

Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu.

[image:51.595.120.507.595.753.2]

a. Variabel Pengawasan (X1)

Tabel 4.7

Pendapat Responden terhadap Variabel Pengawasan (X1)

Pernya taan

SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 9 18 38 76 3 6 0 0 0 0 50 100

2 9 18 38 76 3 6 0 0 0 0 50 100

3 0 0 33 66 17 34 0 0 0 0 50 100

4 9 18 38 76 3 6 0 0 0 0 50 100

5 0 0 33 66 17 34 0 0 0 0 50 100

6 6 12 24 48 20 40 0 0 0 0 50 100

(52)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui :

1. Dari 50 responden 18 % menyatakan sangat setuju bahwa pengawasan merupakan hal yang sangat penting, 76 % setuju, dan 6 % kurang setuju.

2. Dari 50 responden 18 % menyatakan sangat setuju bahwa pengawasan harus dilakukan secara fleksibel, 76 % setuju, dan 6 % kurang setuju. 3. Dari 50 responden 66 % menyatakan setuju bahwa pengawasan harus

dilakukan secara rutin, dan 34 % kurang setuju.

4. Dari 50 responden 18 % menyatakan sangat setuju bahwa atasan sering berdiskusi ketika menghadapi pekerjaan yang sulit, 76 % setuju, dan 6 % kurang setuju.

5. Dari 50 responden 66 % menyatakan setuju bahwa sebaiknya atasan memberi teguran jika tidak memenuhi standar kerja, dan 34 % kurang setuju.

6. Dari 50 responden 12 % menyatakan sangat setuju bahwa pengawasan akan menaikkan kinerja, 48 % setuju, dan 40 % kurang setuju.

b. Variabel Keselamatan Kerja (X2)

Tabel 4.8

Pendapat Responden terhadap Variabel Keselamatan Kerja (X2)

Pernya taan

SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

(53)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui :

1. Dari 50 responden 2 % menyatakan sangat setuju bahwa program keselamatan kerja dapat mengurangi resiko kecelakaan, 66 % setuju, dan 32 % kurang setuju.

2. Dari 50 responden 12 % menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan sangat memperhatikan aspek keselamatan kerja, 68 % setuju, dan 20 % kurang setuju.

3. Dari 50 responden 66 % menyatakan setuju bahwa setiap karyawan yang melanggar peraturan keselamatan diberikan sanksi, dan 34 % kurang setuju.

4. Dari 50 responden 66 % menyatakan setuju bahwa responden mengetahui secara pasti cara menggunakan peralatan keselamatan , dan 34 % kurang setuju.

5. Dari 50 responden 2 % menyatakan sangat setuju bahwa standar keselamatan yang diatur perusahaan menjamin kondisi yang aman, 66 % setuju, dan 32 % kurang setuju.

(54)
[image:54.595.120.508.140.282.2]

c. Variabel Kesehatan Kerja (X3)

Tabel 4.9

Pendapat Responden terhadap Variabel Kesehatan Kerja (X3)

Pernya taan

SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 33 66 17 34 0 0 0 0 50 100

2 0 0 33 66 17 34 0 0 0 0 50 100

3 0 0 33 66 17 34 0 0 0 0 50 100

4 6 12 35 70 9 18 0 0 0 0 50 100

5 0 0 33 66 17 34 0 0 0 0 50 100

Sumber : Hasil Penelitian (2011) diolah. Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui:

1. Dari 50 responden 66 % menyatakan setuju bahwa perusahaan selalu memperhatikan aspek kesehatan karyawan, dan 34 % kurang setuju. 2. Dari 50 responden 66 % menyatakan setuju bahwa fasilitas kesehatan

yang disediakan perusahaan memuaskan, dan 34 % kurang setuju. 3. Dari 50 responden 66 % menyatakan setuju bahwa perusahaan

menetapkan jumlah jam kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan 34 % kurang setuju.

4. Dari 50 responden 12 % menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan memberikan waktu istirahat yang cukup, 70 % setuju, dan 18 % kurang setuju.

(55)

d. Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Tabel 4.10

Pendapat Responden terhadap Kinerja Karyawan (Y) Pernya

taan

SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 33 66 17 34 0 0 0 0 50 100

2 0 0 33 66 17 34 0 0 0 0 50 100

3 0 0 33 66 17 34 0 0 0 0 50 100

4 3 6 31 62 16 32 0 0 0 0 50 100

5 0 0 30 60 20 40 0 0 0 0 50 100

6 6 12 28 56 16 32 0 0 0 0 50 100 Sumber: Hasil penelitian (2011) diolah.

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui :

1. Dari 50 responden 66 % menyatakan setuju bahwa responden bekerja sesuai dengan standar perusahaan, dan 34 % kurang setuju.

2. Dari 50 responden 66 % menyatakan setuju bahwa hasil kerja responden jarang membuat kesalahan, dan 34 % kurang setuju.

3. Dari 50 responden 66 % menyatakan setuju bahwa responden bekerja dengan mutu hasil yang efektif, dan 34 % kurang setuju.

4. Dari 50 responden 6 % menyatakan sangat setuju bahwa atasan akan member reward terhadap kinerja responden, 62 % setuju, dan 32 % kurang setuju.

5. Dari 50 responden 60 % menyatakan setuju bahwa responden tidak pernah absen dalam bekerja, dan 40 % kurang setuju.

[image:55.595.120.508.148.309.2]
(56)

D. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel independent (Pengawasan, Keselamatan, Kesehatan Kerja) dan variabel dependent (kinerja) akan digunakan analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 16 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, dengan menggunakan metode Enter. Metode Enter dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent.

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan

pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau perkiraan yang efisien dan tidak bias. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1). Uji Normalitas

(57)

a) Analisis Grafik

Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil dari analisis Grafik P-Plot uji normalitas adalah sebagai berikut:

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

E

xpect

ed

C

um

P

rob

Dependent Variable: Kinerja

[image:57.595.207.421.472.655.2]

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

(58)

Pada Gambar 4.2, P-P plot menunjukkan bahwa tiitk-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal.

b) Analisis Statistik

[image:58.595.133.493.382.560.2]

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik Smirnov (K-S). Apabila nilai Kolmogorof-Smirnov Z ≤ Z tabel atau nilai asymp. Sig. (2 tailed) > α maka data dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah Tabel 4.9 hasil uji Kolmogorov Smirnov.

Tabel 4.11 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 50

Normal

Parameters(a,b)

Mean

.0000000

Std. Deviation 2.13152313

Most Extreme Differences

Absolute

.110

Positive .050

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .779

Asymp. Sig. (2-tailed) .579

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 16,0 (2011).

(59)

2). Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Ada atau tidaknya multikolinieritas antar variabel dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF) untuk masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent.

Pengambilan Keputusannya:

VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas

Tolerence < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas Tolerence > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas

[image:59.595.93.535.471.573.2]

Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 15,929 2,553 6,240 ,000

Pengawasan ,262 ,162 ,169 1,619 ,109 ,936 1,068

Keselamatan ,355 ,168 ,216 2,112 ,038 ,981 1,019

Kesehatan ,547 ,160 ,356 3,426 ,001 ,945 1,058

a Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 16,0 (2011).

(60)

3). Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan 2 cara yaitu:

a. Analisis Grafik

Gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.

Berikut adalah gambar Scatterplot untuk uji heteroskedastisitas:

-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

-3 -2 -1 0 1 2 3

R

egressi

on

S

tudent

iz

ed

R

esi

dual

[image:60.595.196.442.484.643.2]

Dependent Variable: Kinerja Scatterplot

(61)

Pada Gambar 4.3, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

b. Analisis Statistik

[image:61.595.108.517.368.474.2]

Gejala heteroskedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser. Tabel 4.13 berikut ini menampilkan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji Glejser.

Tabel 4.13 Uji Glejser Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 10,361 6,167 1,680 ,100

Pengawasan ,223 ,433 ,118 ,516 ,609

Keselamatan ,249 ,400 ,149 ,622 ,537

Kesehatan ,027 ,351 ,016 ,077 ,939

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (2011)

(62)

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik diatas, ternyata data telah lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk diregresi linier berganda. Hasil dari analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14

Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 15,929 2,553 6,240 ,000

Pengawasan ,262 ,162 ,169 1,619 ,109

Keselamatan ,355 ,168 ,216 2,112 ,038

Kesehatan ,547 ,160 ,356 3,426 ,001

a Dependent Variable: Kinerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (2011)

Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model Regresi Linear Berganda sebagai berikut:

Y = 15,929 + 0,262X1 + 0,355X2 + 0,547X3 + e

Dimana:

Y : Kinerja a : Konstanta

b1-b3 : Koefisien regresi

X1 : Pengawasan

X2 : Keselamatan Kerja

X3 : Kesehatan Kerja

e : Standard error

[image:62.595.145.479.213.350.2]
(63)

a. Jika semua pada variabel independen dianggap konstan maka nilai kinerja karyawan (Y) adalah sebesar 15.929

b. Jika terjadi penambahan terhadap pengawasan (X1) sebesar satu satuan, maka

kinerja pegawai (Y) akan meningkat sebesar 0.262

c. Jika terjadi penambahan terhadap keselamatan kerja (X2) sebesar satu satuan,

maka kinerja pegawai (Y) akan meningkat sebesar 0.355.

d. Jika terjadi penambahan kesehatan kerja (X3) sebesar satu satuan, maka

kinerja pegawai (Y) akan meningkat sebesar 0.547.

E. Uji F (Uji Serentak)

Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent yaitu (X) yang terdiri dari tiga variabel yaitu: pengawasan (X1), keselamatan kerja

(X2), kesehatan kerja (X3), secara bersama-sama (serentak) berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent yaitu kinerja (Y). Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan model hipotesis untuk H0 dan H1

b. Mencari nilai ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan

menentukan derajat kebebasan

c. Menentukan kriteria pengambilan keputusan

d. Mencari nilai fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16.0

e. Kesimpulan

Hasil pengujian adalah sebagai berikut:

1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:

(64)

Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (pengawasan, keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap variabel dependent (kinerja).

H1 : b1 b2 b3 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (pengawasan, keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap variabel dependent (kinerja).

Nilai fhitung akan dibandingkan dengan nilai ftabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

H0 diterima jika fhitung ≤ ftabel pada α=5% dengan tingkat keyakinan

95%.

H1 diterima jika fhitung > ftabel pada α=5% dengan tingkat keyakinan

95%.

[image:64.595.116.512.543.667.2]

2. Hasil uji fhitung dapat dilihat pada Tabel 4.15 :

Tabel 4.15 Hasil Uji-F

ANOVA

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 32,678 3 10,893 6,269 ,001(a)

Residual 137,274 79 1,738

Total 169,952 82

a Predictors: (Constant), Pengawasan, Keselamatan, Kesehatan b Dependent Variable: Kinerja

(65)

F. Uji t (Uji Parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (X1, X2 , X3) apakah

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara parsial. Kriteria pengujian sebagai berikut (Sugiyono, 2006: 121):

H0 : b1 = b2 = b3 = 0 artinya secara parsi

Gambar

Tabel 1.1 Laporan Kecelakaan Kerja dan Pelanggaran Peraturan Keselamatan Kerja
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual  Sumber : Siagian (2003), Husni (2005), Mangkunegara (2005)
Tabel 3.1  Defenisi Operasional Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Negara Jerman. 4) Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang hubungan Indonesia Jerman. 2) Peserta didik berdiskusi dengan kelompok yang sudah dibentuk diawal

[r]

Dari keempat jenis ikan Channidae tersebut di atas, kalau diurutkan berdasarkan panjang dan berat tubuh, maka dapat diurutkan sebagai berikut : urutan pertama,

This research is about the case study of the teaching learning model based on the cognitive moral on Indonesia Language subject in 4th grade in Pasirtamiang 2 Elementary school in a

[r]

Dalam penelitian ini metode terse- but dignuakan untuk dapat mendapatkan suatu fakta mengenai adanya pemanfaatan sampah sebagai produk karena sampah meru- pakan salah satu fenomena

Another example is ' urf originating from the time of Ibrahim Prophet, mainly in ceremonies related to the Kaaba and circumcision which is still running sustainable

Jika kita akan mencari nilai b maka nilai a harus disamakan, dan sebaliknya jika kita akan mencari nilai a harus disamakan dulu dengan cara mengalikan dengan