SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. Sy)
MUHAMMAD ZUBAYR
NIM: 1111046200029
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Neger i (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Neger i (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 April 2015
Muhammad Zubayr
ABSTRAK
Muhammad Zubayr. NIM 1111046200029. ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL SAHAM_SAHAM DENGAN NILAI KAPITALISASI PASAR TERBESAR DI JII PERIODE 2010-2013. Program Studi Muamalat, Jurusan Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Unversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1436 / 2015 M.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi portofolio saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar (ASII, TLKM, dan UNVR) di
Jakarta Islamic Index pada periode 2010-2013 secara fundamental dan teknikal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian ini diawali dengan analisis fundamental melalui analisis makro ekonomi Indonesia, analisis industri (industri otomotif, telekomunikasi, dan barang konsumsi), dan analisis rasio keuangan. Kemudian dilanjutkan dengan penilaian harga saham (nilai intrinsik) dengan dividend discounted model (DDM), price earning ratio (PER), dan Price Book Value (PBV) lalu ditutup dengan analisis teknikal melalui moving average (MA), moving average convergence divergence (MACD), dan relative strength index (RSI). Analisis makro ekonomi Indonesia memberikan sinyal negatif untuk berinvestasi pada market capital. Lalu hasil dari analisis industri yang menunjukkan baik ASII, TLKM, dan UNVR ketiganya berada dalam fase maturity. Kemudian analisis rasio keuangan ASII adalah yang terbaik berdasarkan komponen likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan rasio aktifitas perusahaan. Berdasarkan perhitungan DDM dan PER, nilai intrinsik saham ASII dan TLKM adalah undervalued, sedangkan hasil penilaian saham UNVR adalah
overvalued, dan hasil perhitungan metode PBV yang menunjukan bahwa saham ASII mempunyai nilai terbaik dibandingkan saham TLKM dan saham UNVR. Analisis Teknikal MA, MACD, dan RSI yang dilakukan menunjukkan bahwa saham ASII berada pada trend bullish, sedangkan TLKM dan UNVR berada pada trend bearish. Kesimpulan penilaian nilai saham diatas adalah bahwa saham ASII merupakan saham yang baik untuk dibeli, sedangkan TLKM dan UNVR sebaiknya dijual.
Kata kunci :
Nilai Intrinsik Analisis Fundamental
Analisis Teknikal Dividend Discounted Model Price Earning Ratio Price Book Value
Relative Strength Index Moving Average Convergence Divergence
i
Puji syukur atas asma-Mu Ya Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang memberikan rahmat dan karunia-Nya dan memberikan
kemudahan dari kesulitan dan kelebihan dari kekurangan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai bagian dari tugas akademik di Program Studi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S. E. Sy).
Teriring pula shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, pelita dari
kegelapan umatnya yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia, beserta
keluarga dan para sahabat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini ditemui beberapa
kesulitan, namun berkat arahan, motivasi, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak,
maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ah. Azharuddi Lathif, M.Ag, MH, selaku Ketua Jurusan Muamalat
ii
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan pengarahan dan membantu penulis secara
tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.
3. Ibu Aini Masruroh, SEI, MM, selaku dosen pembimbing yang senantiasa
memberikan bimbingan, tuntunan, masukan dan solusi yang amat baik
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Tini Anggraini, ST, M.Si yang senantiasa memberikan pendapat serta
dengan sudi meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan membantu penulis
dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah dengan sabar
memberikan bekal ilmu yang tak terhingga nilainya. Semoga menjadi ilmu
yang bermanfaat, Aamiin.
6. Kepada keluarga kecilku yaitu Bapak Affanda Kristaldy dan Ibu Retno
Yuniarty, lalu kakak Asma Az Zahra dan Adik Yahya Ayyasy, yang tak
pernah lelah memberikan semangat, serta iringan do’a yang tak pernah
putus, dan jasa yang tidak akan pernah bisa terbayar sampai kapanpun.
Maafkan atas segala kesalahan, dan semoga skripsi ini bisa memberikan
senyuman dan rasa bangga kepada Abi dan Ummi. Semoga semua anakmu
ini selalu bisa membuat Abi dan Ummi bangga dan membuat Abi dan
iii
7. Kepada teman-teman yang berjasa membantu penyelesaian skripsi
ini, (Kak Sari Ardiyanti (penunggu pojok IPOT fakultas), Hasyyati
Sharfina (yang mirip vokalis Vierratale), dan Tiara Fitri Yanti
(A.K.A cumi-cumi). Terimakasih banyak dan rasa syukur atas
bantuan juga solusi dari kalian selama ini.
8. Sahabat dan keluarga ketemu gede dari Asuransi Syariah 2011
untuk perjuangan bersama selama masa kuliah dan rekan-rekan
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Bahagia bisa
mengenal kalian, semoga tetap terjalin silaturahim dan tetap erat tali
kekeluargaan sampai akhir hayat.
9. Kepada semua teman dan sahabat di kampus, sahabat gunung
Yomstriip (Tile, Guspur, Icad, Kinoy, Mira, Puput, Viki, Deden,
Padli, Tibo, Peri, Pirda, Paijo, dkk), sahabat asrama turki (Husni,
Bangkit, Mulki, dkk), sahabat KKN (Karyo, Vina, Wawah, Ateng,
dkk). Peluk erat, kecup basyah :* ;)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati Penulis mengharapkan saran,
arahan maupun kritikan demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, bagi
iv
Tangerang Selatan, 2015
v A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Pembatasan Masalah ... 9
D. Perumusan Masalah ... 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
F. Kerangka Konsep ... 13
G. Sistematika Penulisan ... 14
Bab II LANDASAN TEORI A. Jakarta Islamic Index ... 17
B. Analisis Fundamental ... 20
1. Economic Analysis (Analisis Ekonomi) ... 21
a. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) ... 22
b. Inflasi ... 23
3. Company Analysis (Analisis Perusahaan) ... 29
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)... 31
vi
b. Price Earning Ratio ... 42
c. Price Book Value ... 43
C. Analisis Teknikal ... 43
1. Prinsip Dasar Analisis Teknikal ... 44
2. Teknik Teknik Analisis Teknikal ... 46
3. Trading Rule of Technical Analysis ... 48
4. Metode Pengemplotan Grafik ... 49
5. Identifikasi Pergerakan Trend Dasar ... 51
D. Review Studi Terdahulu ... 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
D. Teknik Pengumpulan Data ... 58
E. Metode Analisis ... 59
F. Variabel Penelitian ... 61
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PERHITUNGAN NILAI SAHAM A. Profil Emiten ... 65
B. Analisis Fundamental ... 67
1. Analisis Makro Ekonomi ... 67
a. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) ... 68
b. Inflasi ... 69
c. Tingkat Suku Bunga BI (BI Rate) ... 71
d. Kurs Rupiah ... 73
2. Analisis Industri ... 77
a. Analisis Industri Otomotif ... 77
b. Analisis Industri Telekomunikasi ... 78
vii
d. Rasio Aktivitas ... 87
4. Penilaian Saham ... 91
a. Dividend Discounted Model ... 91
b. Price Earning Ratio ... 98
c. Price Book Value ... 100
E. Analisis Teknikal ... 102
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 110
B. Saran ... 112
viii
3. Grafik 2.3 Line Chart ... 50
4. Grafik 2.4 Bar Chart ... 51
5. Grafik 2.5 Candlestick Chart ... 52
6. Grafik 4.1 Rata-Rata Nilai Tukar Terhadap Dollar AS ... 73
7. Grafik 4.2 Current Ratio ... 80
8. Grafik 4.3 Debt To Asset Ratio ... 82
9. Grafik 4.4 Debt To Equity Ratio ... 82
10.Grafik 4.5 Return On Asset ... 83
11.Grafik 4.6 Return On Equity ... 84
12.Grafik 4.7 Net Profit Margin ... 85
13.Grafik 4.8 Earning Per Share ... 85
14.Grafik 4.9 Fix Asset Turn Over ... 87
15.Grafik 4.10 Total Asset Turn Over ... 87
16.Grafik 4.11 Moving Average ASII ... 104
17.Grafik 4.12 Moving Average TLKM ... 106
ix
1. Tabel 1.1 Indeks Utilisasi ... 2
2. Tabel 1.2 10 Saham dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar ... 7
3. Tabel 2.1 Indikator Ekonomi ... 23
4. Tabel 3.1 Daftar Saham Konsisten di JII 2010-2013 ... 55
5. Tabel 3.2 Saham dengan Nilai Kapitalisasi Pasar Terbesar ... 56
6. Tabel 4.1 Innitial Public Offering ... 66
7. Tabel 4.2 PDB Atas Dasar Harga Konstan 2010-2013 ... 67
8. Tabel 4.3 Tingkat Inflasi di Indonesia ... 69
9. Tabel 4.4 Tingkat Suku Bunga Indonesia ... 71
10.Tabel 4.5 Hasil Analisis Makro Ekonomi 2010-2013 ... 74
11.Tabel 4.6 Hasil Analisis Rasio Keuangan ... 89
12.Tabel 4.7 Risk Free Rate ... 91
18.Tabel 4.13 Payoutratio ...95
19.Tabel 4.14 Required Rate Of Return ...96
20.Tabel 4.15 Dividend Discounted Model ...97
21.Tabel 4.16 Price Earning Ratio ...99
22.Tabel 4.17 Price Book Value ...101
23.Tabel 4.18 Penilaian Saham ...102
24.Tabel 4.19 Simple Moving Average ...102
1
A. Latar Belakang Masalah
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa
datang.1 Ketika pengusaha atau individu atau pemerintah melakukan investasi, maka ada sejumlah modal yang ditanam atau dikeluarkan dan dengan artian lain terdapat
pula sejumlah modal yang diterima dan dimanfaatkan sehingga terdapat kolaborasi
mutual yang bersifat ekonomi dan produktif. Hal tersebut tentunya merupakan
perangsang dari keberlanjutan perputaran roda kegiatan ekonomi secara positif.
Investasi dapat dilakukan oleh pemodal atau investor pada berbagai sektor
perekonomian. Diantaranya adalah investasi pada aktiva riil, serta aktiva finansial
atau keuangan. Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti emas dan perak, intan,
barang-barang seni, dan real estate. Sedangkan aktiva finansial adalah surat-surat
berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh
suatu entitas yakni sekuritas.2
1
Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi.Yogyakarta: Kanisisus Yogyakarta, h.2
2
Berbicara mengenai investasi finansial, Indonesia memiliki potensi investasi
modal yang belum termaksimalkan yaitu, potensi akan besarnya penambahan basis
keikutsertaan investor lokal dengan potensi sumber daya jumlah penduduk yang
sekitar 240 juta jiwa.3 Persoalannya lagi, di Indonesia kesenjangan menyangkut pemahaman terhadap produk keuangan masih sangat besar. Karena pemahaman yang
rendah, tingkat pemanfaatan produk-produk keuangan itu juga rendah seperti yang
tercermin pada indeks utilitasi. Di sektor perbankan, tercatat indeks utilitasi sebesar
57%, yang artinya 57% dari seluruh masyarakat Indonesia sudah memanfaatkan jasa
perbankan. Sedangkan di asuransi, hanya 11% penduduk yang memanfaatkannya.
Indeks utilitasi terendah terjadi di sektor pasar modal, karena hanya 0,11% penduduk
yang memanfaatkannya.4
Tabel 1.1 Indeks Utilisasi
Perbankan Asuransi Pasar Modal
Indeks Utilisasi 57% 11% 0,11%
Investasi finansial yang tidak kalah menarik lima tahun belakangan ini adalah
investasi yang berbasis pada investasi syariah, khususnya saham syariah. Selain
merupakan Investasi yang menggiurkan, investasi di pasar modal yang notabene
dapat menghasilkan return, saham syariah juga halal yang artinya baik dalam aspek
keIslaman. Dengan memperhatikan beberapa catatan, investasi saham di pasar modal
boleh dilakukan. Oleh karenanya, berkembangnya kebutuhan muamalah akan
investasi berdasarkan prinsip syariah diakomodir dengan adanya pasar modal syariah
yang direalisasikan dengan diresmikannya Jakarta Islamic Index.
Ketakutan dari resiko kerugian yang akan diperoleh, pergerakan harga saham
yang berfluktuatif, dan kurangnya kedalaman keterampilan dan ilmu berinvestasi
merupakan permasalahan yang mayoritas dialami oleh masyarakat selaku calon
investor pada Bursa Efek Indonesia (yang dalam hal ini berarti sektor Jakarta Islamic
Index). Oleh karenanya, dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman mengenai segala
hal yang terkait dengan informasi penunjang investasi saham pada suatu perusahaan
yakni nilai pasar, kinerja keuangan, serta nilai intrinsik dari suatu saham yang
dikeluarkan oleh emiten. Untuk mendapatkan pengetahuan informasi dan pemahaman
dari berbagai macam pilihan saham yang tersedia di Jakarta Islamic Index tersebut,
maka calon investor harus melakukan analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham
yang ada guna mendapatkan high return yang optimal dari modal yang terbelanjakan.
Tujuannya adalah, terdisiplinkannya opsi-opsi yang tersedia dalam memilih
dan memilah saham pada Jakarta Islamic Index. Lebih jauh lagi adalah, analisis yang
calon investor lakukan berguna untuk menilai apakah harga penetapan saham yang
ditetapkan oleh perusahaan wajar atau tidak serta apakah risiko yang diperoleh dapat
Calon investor baiknya melakukan analisis fundamental dan analisis teknikal
terhadap saham-saham yang hendak dibeli. Analisis teknikal merupakan upaya untuk
memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga
saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Sedangkan analisis fundamental
adalah metode mengukur nilai aset, ekonomi, politik, dan lingkungan lainnya yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran atas aset tersebut.
Analisis fundamental menitik beratkan pada data-data kunci dalam laporan
keuangan dan memberikan data-data kecil tentang kesehatan sebuah perusahaan.
Analisis ini juga berpendapat bahwa harga bergerak karena adanya berita dan dan
kebijakan kebijakan, serta respon balik pasar terhadap berita yang dikeluarkan.
Faktor-faktor yang membentuknya tidak hanya mengenai kesehatan sebuah
perusahaan tapi juga mengenai makro ekonomi. Analisis fundamental merupakan
analisis yang bersifat subjektif karena banyak menggunakan asumsi dan opini pada
interpretasi data. Oleh karenanya, analisis fundamental lebih menitik beratkan pada
ilmu analisis ekonomi dan psikologi pasar.
Berbeda dengan analisis fundamental, analisis teknikal merupakan teknik
matematis yang memperhatikan data pergerakan harga saham di masa lalu. Analisis
ini bersifat eksak dan matematis yang sebagian besarnya menggunakan chaos theory
(pattern recognition / pengenalan pola) dan ilmu statistik, sehingga hasil yang
diperoleh berupa angka-angka yang baku dan pasti. Analisis teknikal merupakan
berusaha mengakses penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara
keseluruhan. Secara garis besar, analisis teknikal merupakan analisisis yang bekerja
dalam fokus trend yang sedang berlangsung, rentan waktu trend , volume transaksi
dan level-level psikologis yang ada. Oleh karenanya, para investor / calon investor
dapat menganalisis tanpa harus mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
intrinsik dari saham yang akan dibeli dengan lebih mudah dan juga cepat. Namun,
bukanlah hasil yang terbaik yang diperoleh dari hanya dilakukannya analisis teknikal,
akan lebih baik jika hasil dari analisis fundamental dan analisis teknikal di selaraskan
dan dikombinasikan agar mendapatkan hasil yang tepat.
Inti dari analisis fundamental dan teknikal diatas dilakukan merupakan
optimalisasi reduksi risiko yang diterima, analisis ini juga berguna untuk menghindari
spekulasi yang sangat dekat dengan maysir yang dilarang dalam prinsip berinvestasi
sesuai syariah islam. Karena pada dasarnya, kegiatan spekulasi dalam trading saham
merupakan tindakan yang tanpa dasar dan analisis yang jelas karena tidak
berdasarkan pada ilmu dan usaha-usaha tertentu (hanya mengikuti rumor yang
beredar). Dengan dilakukannya analisis yang cermat dalam mengambil keputusan
berinvestasi, maka spekulasi dapat dihindari.
Persoalan selanjutnya adalah dari berbagai macam opsi saham yang tersedia
saham, 30 saham yang berada didalam Jakarta Islamic Index5, maka saham dengan kriteria seperti apakah yang akan kita analisis sehingga kita mendapatkan tujuan dari
investasi finansial kita, yaitu return atau keuntungan. Hal tersebutlah yang
melatarbelakangi pentingnya perhitungan nilai kapitalisasi pasar (Market
Capitalization) terhadap saham yang berada di bursa.6
Kapitalisasi pasar dihitung dari harga saham (tercatat pada hari tertentu) dikali
jumlah saham yang dikeluarkan.7 Oleh karenanya, saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar adalah saham-saham favorit atau best seller. Mengacu
pada data statistik, year to date, imbal hasil atau perubahan indeks saham di Bursa
Efek Indonesia mayoritas berwarna merah. Misalnya, imbal hasil indeks harga saham
gabungan (IHSG) adalah -2,81% dilihat darisaham liquid dan memiliki market
capitalization besar, kinerja bursa adalah 5,01% (LQ45), 4,46% (IDX30), dan
-5,51% (Kompas 100).8 Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengaruh dari saham-saham dengan nilai (Market Capitalization) besar sangat dominan pengaruhnya, baik
itu menguat ataupun melemah terhadap IHSG. 9
5
Indonesia Stock Exchange, Pengumuman perubahan komposisi saham dalam perhitungan ISSI per 15 Januari 2014
6
Adriansyah, Basri Pohan dan Bayu Husodo. “On Free Float SharesAdjustment.” Kertas
diskusi bagian riset ekonomi No. 1, Maret 2007.
7
Diakses pada 27 November 2014 dari
Id.wikipedia.org/wiki/Daftar_perusahaan_menurut_kapitalisasi_pasar
8
Berita diakses pada 27 November 2014 dengan revisi dari Kolom.kontan.co.id/news/189/Rapor-bursa-saham-2013
9
Menurut data yang dikeluarkan oleh BEI yang kemudian diolah oleh pusat
Informasi (pusatis) didapatkan dan dirilislah daftar 10 besar saham dengan
kapitalisasi pasar terbesar pada penutupan akhir tahun 2010, 2011, 2012, 2013:
Tabel 1.2
10 Saham dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
No. Kode CM No. Kode CM No. Kode CM No. Kode CM
1. ASII 220.837.782 1. ASII 299.578.293 1. ASII 307.675.004 1. ASII 275.288.161 2. TLKM 160.271.994 2. BBCA 195.267.673 2. HMSP 262.541.700 2. HMSP 273.499.200
3. BBCA 156.214.138 3. HMSP 170.937.000 3. BBCA 222.116.978 3. BBCA 234.321.208
4. BMRI 135.112.216 4. BBRI 164.851.675 4. BMRI 187.110.000 4. TLKM 216.719.992
5. BBRI 128.277.806 5. BMRI 155.925.000 5. TLKM 182.447.993 5. UNVR 198.380.000
6. UNVR 125.895.000 6. UNVR 143.444.000 6. BBRI 169.736.169 6. BMRI 181.334999
7. HMSP 123.381.450 7. TLKM 142.127.995 7. UNVR 159.685.500 7, BBRI 177.062.910
8. PGAS 107.268.674 8. GGRM 119.389.660 8. PGAS 111.510.938 8. PGAS 108.480.749
9. ADRO 81.264.503 9. UNTR 98.289.961 9. GGRM 108.326.154 9. SMGR 83.931.008
10. UNTR 791.179.679 10. PGAS 76.966.789 10. SMGR 94.014.592 10. GGRM 80.811.696
Sumber: BEI, diolah Pusatis
Berdasarkan data diatas, terdapat beberapa saham yang konsisten rapornya
berada dalam List 10 daftar saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar sepanjang
periode 2010-2013. Saham-saham tersebut tidaklah semua merupakan jawaban dari
saham apa yang nantinya akan baik untuk dianalisis dan di nilai, dengan
menjadi penyaring dari daftar saham-saham tersebut. Atas dasar pertimbangan diatas,
maka didapatkanlah tiga saham yang terdaftar pada JII yang juga merupakan saham
dengan kategori nilai kapitalisasi pasar terbesar, yaitu saham PT Astra International,
PT Unilever Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia (persero).
Berlatar belakang dari ketidak maksimalan potensi investor lokal Indonesia di
pasar modal, melejitnya populeritas Jakarta Islamic Index, dan urgensi dari penilaian
saham dengan kategori nilai kapitalisasi pasar terbesar serta momentum pasca
terjadinya krisis 2010-2013, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Fundamental dan Teknikal Saham-Saham dengan Kategori
Nilai Kapitalisasi Pasar Terbesar di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2013”
B. Identifikasi Masalah
Seperti halnya pada saham-saham lainnya, pergerakan saham didalam
Jakarta Islamic Index juga mengalami fluktuasi. Hal tersebut tergantung kepada
keadaan perekonomian secara global serta keadaan dan kondisi internal maupun
eksternal perusahaan. Fluktuasi tersebut bersifat natural dan wajar, sehingga yang
dapat dilakukan bagi para calon investor merupakan mencermati dan menganalisis
tiap pergerakannya secara matematis dan fundamen.
Fluktuasi harga saham dianalisis dari sudut waktu tertentu trend harga saham
atau dalam hubungannya dengan faktor lain, misalnya volume transaksi untuk
memperhatikan faktor-faktor seperti yang penting diketahui ialah kewajaran dari
harga saham yang ada. Sudah dijelaskan bahwasannya hal diatas adalah alasan dari
dilakukannya analisis untuk menghasilkan keputusan yang tepat dan akurat. Analisis
tersebut ialah bertujuan untuk mengetahui harga nilai intrinsik dari saham yang
dianalisis.
Nilai intrinsik adalah nilai sekarang (present value) dari aliran kas yang
diharapkan akan diterima investor di masa yang akan datang. Penilaian dilakukan
untuk komparasi harga saham hasil perhitungan dan valuasi dengan harga saham pada
saat ini untuk melihat kelas dari harga saham yang dianalisis, apakah overvalued, fair
valued, atau undervalued. Hal tersebut menjadi penting diketahui untuk kepentingan
pengambilan keputusan mengenai saham mana yang layak di beli dan kondisi dimana
saham tersebut baik dijual.
C. Pembatasan Masalah
Daftar yang tercatat dalam Jakarta Islamic Index direvisi tiap enam bulan,
karena saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index telah dan haruslah melewati
beberapa kriteria. Sehingga masuk dan keluarnya daftar saham dalam indeks wajar
dan haruslah diperbaharui. Oleh karenanya, dibutuhkan batasan untuk objek yang
akan diteliti. Pada skripsi ini, penulis hanya akan meneliti beberapa saham di JII pada
periode 2010-2013. Pembatasan tersebut dilakukan karena maksimal data yang
disajikan adalah data lima tahun kebelakang. Saham-saham yang akan menjadi fokus
Jakarta Islamic Index. Kemudian difokuskan lagi menjadi saham dengan kategori
rapor 10 saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar berdasarkan data BEI yang
diolah oleh Pusatis.
Pada penilitian skripsi ini, penulis melakukan batasan penelitian juga dengan
harapan mendapatkan fokus dan sasaran dari permasalahan yang peneliti angkat.
Yaitu batasan mengenai metode penelitian analisis fundamental yang berfokus pada
analisis makro ekonomi, analisis keindustrian, dan analisis laporan keuangan serta
metode Devidend Discounted Model, Price Earning Ratio, dan Price Book Value
sebagai instrumen untuk menilai harga saham. Sedangkan untuk metode analisis
teknikal penulis akan menggunakan metode Moving Average, Relative Strength
Index, dan Moving Average Convergence Divergence untuk membaca trend
pergerakan harga saham yang mengindikasikan momentum keputusan jual beli atau
tahan saham
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah
analisis fundamental dan analisis teknikal saham-saham di JII dalam tujuannya untuk
menjadi landasan dan pedoman dalam keputusan berinvestasi. Berikut merupakan
rumusan masalah yang dimunculkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian
1. Bagaimana kondisi fundamental saham perusahaan dengan kapitalisasi
pasar tertinggi di JII pada periode 2010-2013 berdasarkan Economic
Analys, Industry Analys, dan Company Analys?
2. Apakah nilai intrinsik saham-saham dengan kapitalisasi pasar tertinggi di
JII periode 2010-2013 tergolong overvalued, undervalued, atau
fairvalued?
3. Bagaimana kondisi teknikal saham-saham dengan kapitalisasi pasar
tertinggi di JII periode 2010-2013 menurut metode Moving Average,
Relative Strength Index, dan Moving Average Convergence Divergence?
E. Tujuan dan Masalah Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis kondisi fundamental saham-saham Jakarta Islamic Index
melalui rasio keuangan dan arah makro ekonomi sebagai dasar
perimbangan yang melengkapi keputusan investasi untuk investor dan
calon investor.
b. Membandingkan harga saham hasil analisis valuasi dengan harga
pasar sebagai informasi pembantu dalam momentum investasi
(overvalued, fairvalued, atau undervalued)
c. Menganalisis kondisi teknikal saham-saham Jakarta Islamic Index
melalui pergerakan harga sebagai dasar pertimbangan keputusan
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pendalaman ilmu pengetahuan
mengenai metode Technical Analysis dan Fundamental Analysis
dalam berinvestasi yang jauh dari koridor spekulasi sesuai syariah di
Jakarta Islamic Index.
b. Bagi Investor / Calon Investor
Sebagai salah satu referensi atau bahan pertimbangan yang menjadi
dasar pengambilan keputusan berinvestasi didalam dunia sekuritas
pasar modal khususnya Jakarta Islamic Index.
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan yang
bermanfaat untuk memvariasikan, memperdalam, maupun
memperkaya informasi pengetahuan mengenai pasar modal maupun
ekonomi secara umumnya terhadap perhatian wawasan yang pihak
17
F. Kerangka Konsep
Keputusan investasi adalah opsi untuk buy, sell, atau hold terhadap saham
sebelumnya dianalisis secara fundamental dan teknikal. Ketiga opsi tersebut
dipengaruhi oleh hasil economic, industry, dan company analysis (analisis dilakukan
berdasarkan tingkat umum ke spesifik), lalu hasil dari nilai intrinsik saham
(undervalued (murah), fairvalued, atau overvalued (mahal)) yang dihitung dengan
dividend discounted model, price earning ratio, dan Price Book Value, serta hasil
grafik dari trend saham itu sendiri (trend bullish (buy) atau trend bearish (sell)) Investasi Saham* di Pasar Modal
*Salah satu yang di perdagangkan didalam pasar modal.
berdasarkan Moving Average, Relative Strength Index dan Moving Average
Convergence Divergence.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima BAB, dimana masing-masing BAB berkaitan dan
tersistematis secara berkelanjutan berurutan terhadap pokok permasalahan yang akan
dibahas. Adapun rincian sistematika penulisannya ialah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB ini terdiri dari Latar belakang masalah, Identifikasi
Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pada BAB ini penulis akan menerangkan mengenai teori-teori
landasan yang menjadi dasar penulisan skripsi. Uraian yang
disajikan adalah uraian informasi mengenai perusahaan dengan
tingkat kapitalisasi pasar tertinggi di JII yaitu, PT
Telekomunikasi Indonesia, PT Astra Internasional, dan PT
Unilever Indonesia seperti teori harga saham, faktor yang
mempengaruhi harga saham, analisis teknikal, analisis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada BAB III ini, penulis akan menjelaskan tentang ruang
lingkup penelitian, sumber data, metode analisis, variabel
penelitian, dan jenis kategori penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada BAB ini, pertama-tama akan dijelaskan profil perusahaan
secara singkat kemudian dilanjutkan dengan analisis makro
ekonomi, industri, dan laporan keuangan perusahaan.
Pengukuran nilai intrinsik saham-saham di Jakarta Islamic
Index dengan metode analisis fundamental Dividend
Discounted Model , Price Earning Ratio, dan Price Book
Value, serta analisis teknikal yaitu Moving Average, Relative
Strength Index dan Moving Average Convergence Divergence.
BAB V PENUTUP
Pada BAB terakhir ini, penulis akan merangkum garis besar
penelitian yang telah dijelaskan pada BAB-BAB sebelumnya
terkait jawaban dari perumusan masalah yang penulis coba
teliti, yaitu analisis fundamental (ekonomi, industri, dan
perusahaan, serta penilaiaan saham) juga teknikal analisis yang
Kemudian selanjutnya berisikan pula subBAB Saran yang
didalamnya akan dimuat opini yang sekiranya dapat dijadikan
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Jakarta Islamic Index
Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,
terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan syariah,
sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat dimasukkan dalam
perhitungan Jakarta Islamic Index. Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional
Penerbitan Efek Syariah, jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai
tidak memenuhi syariah Islam adalah10:
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang.
2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan
dan asuransi konvensional.
3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram
10
4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan
barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat
mudarat.
Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah adalah:
1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas
2. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan
penyerahan barang / jasa dan perdagangan dengan penawaran dan
permintaan palsu
3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:
(a) Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total
ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga
dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%)
(b) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari
10%
Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta
Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut. Uraian prosedurnya adalah11:
1. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah
(DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam – LK.
11
2. Memilih 60 saham dari daftar efek syariah tersebut berdasarkan
urutan kapitalisasi pasar terbesar dalam 1 tahun terakhir.
3. Dari 60 perusahaan tersebut dipilih 30 perusahaan berdasarkan
likuiditas, yaitu nilai transaksi di pasar reguler dalam 1 tahun
terakhir.
Adapun tahapan atau seleksi untuk saham yang masuk dalam indeks syariah
antara lain12:
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3
(tiga) bulan (kecuali masuk 10 besar dalam hal kapitalisasi).
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tenaga
tahun terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva
maksimal sebesar 90%.
3. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan
rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun.
4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuidasi
rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.
12
B. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah suatu analisa yang mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk
mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik.13 Metode analisis fundamental mempunyai tiga pendekatan analisa yang pada umumnya dilakukan investor untuk menganalisis suatu saham tertentu “to determine
the value of the firm, fundamental analysis relies on long-run forecasts of the
economy, the industry, and the company’s financial prospects.”14
1. Economic Analysis (Analisis Ekonomi)
Analisis ekonomi adalah salah satu dasar dari tiga analisis yang
perlu dilakukan investor dalam penantuan keputusan investasinya.15 Analisis ini menjadi analisis dasar yang perlu dilakukan investor karena
kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada
lingkungan ekonomi makro dan kinerja Bursa Efek Indonesia.Tujuannya
adalah untuk membuat keputusan alokasi penginvestasian dana di
beberapa negara atau dalam negeri dalam bentuk saham. Dalam
perspektif analisis ekonomi makro terdapat beberapa elemen
pertimbangan yang menjadi aspek analisis, seperti kebijakan moneter dan
fiskal, kebijakan pemerintah, inflasi, pertumbuhan produk domestic bruto,
13
Indonesia Stock Exchange, Sekolah Pasar Modal Level 2, hal. 24 14
Geoffrey A. Hirt dan Stanley B. Block, Fundamentals of Investment Management (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2003), 123.
15
angka pengangguran, nilai suku bunga, dan tingkat kurs rupiah.
Tandelilin (1998) merangkum dari beberapa aspek ekonomi makro diatas
dengan pertimbangan akan pengaruhnya terhadap investasi pada suatu
Negara, sebagai: tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB),
laju pertumbuhan inflasi, tingkat sukubunga, dan nilai tukar mata uang
(exchange rate).16
a. Gross Domestic Product (GDP) Growth
Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto) adalah nilai
total pasar produk barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu negara
pada periode tertentu.17 Dalam perhitungan GDP ini, hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan / orang asing yang
beroperasi di wilayah Negara Indonesia juga termasuk dalam
perhitungan. Pertumbuhan PDB merupakan indikasi terjadinya
pertumbuhan ekonomi. Jika ekonomi suatu negara mengalami
pertumbuhan, maka daya kemampuan beli masyarakat juga ikut
meningkat, dan momentum tersebut merupakan momentum dari
perusahaan untuk meningkatkan kemampuan penjualan untuk
mendapatkan profit yang lebih. Urgensi lain dari GDP suatu negara
adalah, nilai presentase GDP merupakan gambaran nilai seluruh
transaksi suatu negara secara umum. Jika siklus transaksi
16
Ibid., h. 343 17
perekonomian stabil maka dapat dipastikan perekonomian akan
berjalan dengan lancar. Sentimen positif ini dapat memicu kenaikan
nilai mata uang lokal.18
b. Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar
yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga
akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.19 Singkatnya, inflasi merupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga
produk-produk secara keseluruhan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan
menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money).
Disamping itu inflasi yang terlalu tinggi juga bisa mengurangi tingkat
pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Sebaliknya,
jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini
akan merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan
turunnya risiko daya beli uang dan risiko penurunan pendapatan riil.20
18 Gross Domestic Product
Artikel diakses pada 27 januari 2015 dari:
http://belajarforex.com/indikator-fundamental/gdp-gross-domestic-product.html
19
Barro, Robert J, Macroeconomics, 2008, h.77 20
c. Tingkat Suku Bunga BI (BI Rate)
Tingkat suku bunga merupakan ukuran keuntungan investasi
yang dapat diperoleh investor dan sebaliknya, hal tersebut adalah
ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
menggunakan modal dari investor. Tingkat suku bunga yang terlalu
tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas
perusahaan sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak
akan menarik lagi. Tingkat suku bunga yang tinggi juga akan
meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan.
Disamping itu, tingkat bunga yang tinggi juga akan menyebabkan
return yang disyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat.
d. Kurs Rupiah
Kurs rupiah adalah nilai rasio perbandingan mata uang rupiah
dengan mata uang lain. Nilai suatu mata uang ditentukan oleh nilai
tukar mata uang tersebut terhadap mata uang lainnya. Secara teori,
dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat tidak
pasti. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan
mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya. Karena penurunan
tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat menurun
Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan
terhadap daya beli konsumen sehingga dapat
meningkatkan permintaan terhadap produk
perusahaan.
Inflasi Peningkatan inflasi secara
relative merupakan sinyal
negatif bagi pemodal di
pasar modal.
Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya
perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi
lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat
dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas
perusahaan akan turun.
menyebabkan peningkatan suku bunga yang
disyaratkan atas investasi pada suatu saham.
Disamping itu tingkat suku bunga yang
meningkat akan menyebabkan investor menarik
pada investasi berupa tabungan ataupun deposito.
Kurs Rupiah Menguatnya kurs rupiah
terhadap mata uang asing
merupakan sinyal positif
bagi perekonomian yang
mengalami inflasi.
Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang
asing akan menurunkan biaya impor bahan baku
untuk produksi, dan akan menurunkan tingkat
suku bunga yang berlaku.
Sumber: Dikutip dari Harianto, F. dkk., 1998, Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, PT. Bursa Efek Jakarta, Jakarta, hlm. 158
2. Industry Analys (Analisis Industri)
Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan
investor, karena analisis tersebut dipercaya bisa membantu investor untuk
mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industri yang
mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan bagi
investor.21 Indikator dalam analisis industri antara lain: penjualan, laba, dividen, struktur modal, regulasi, dan inovasi.
Analisis industri adalah analisa yang mempelajari keadaan
kompetitif dari suatu sector industry dalam hubungannya dengan yang
lain serta mengidentifikasikan perusahaan-perusahaan yang mempunyai
potensi pada suatu sektor sektor tertentu.22 Setiap industri memiliki karakteristik yang berbeda-beda pula. Pemahaman mengenai
pertumbuhan industri dan tahap pertumbuhannya diperlukan untuk
21
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, h. 352 22
menentukan keadaan dan prospek perusahaan. Pertumbuhan
masing-masing industri acap kali tidak sama dengan pertumbuhan ekonomi, ada
industri yang mampu tumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi, dan ada
pula industri yang tumbuh dibawah pertumbuhan ekonomi. Oleh karena
itu analisis siklus industri (industry life cycle) adalah hal yang penting
dilakukan.
Geoffrey A. Hirt dan Stanley B. Block dalam bukunya
Fundamentals of Investment Management (2003) mengelompokan
industry life cycle kedalam lima fase tahapan, yaitu:
a. Development --- Stage I
Fase tahapan ini adalah fase dimana perusahaan mulai
memperkenalkan ide, produk, dan atau jasa yang mereka usungkan
kepada pasar.perusahaan pada fase ini pada umumnya bersifat
private owned yang artinya permodalan yang dimiliki perusahaan
hanya terbatas bersumber dari pemilik perusahaan dan bersifat
terbatas. Aktivitas yang dilakukan perusahaan pada fase ini lebih
banyak bersifat introduction atau promosi melalui media
pemasaran untuk mensosialisasikan barang atau jasa perusahaan.
Terlebih lagi distribusi barang yang dilakukan masih terbatas dan
b. Growth --- Stage II
Fase kedua disini adalah fase yang menggambarkan
kondisi perusahaan yang telah mampu mencapai tahapan “diterima” dimasyarakat. Pada fase ini penjualan dan laba yang
dihasilkan perusahaan dikatakan meningkat hasil dari promosi dan
pengenalan yang dilakukan perusahaan pada tahap sebelumnya,
oleh karenanya perusahaan mengurangi tingkat agresifitas promosi
pada tahap ini. Walaupun pendapatan yang dihasilkan perusahaan
meningkat, fase growth juga ditandai dengan munculnya
persaingan akibat dari perusahaan yang telah berhasil memasuki
lingkungan pasar. Pada fase ini, investasi haruslah dioptimalkan
perusahaan seperti penyerapan modal ataupun alokasi investasi
perusahaan.
c. Expansion --- Stage III
Pada tahap ketiga disini ditandai oleh, keuntungan yang
diperoleh perusahaan tetap berlanjut (tinggi) tapi dengan tingkat
yang semakin berkurang (tidak sepesat fase growth). Perusahaan
dihadapkan pada fase dimana pertumbuhan industri mengalami
d. Maturity --- Stage IV
Tahap ini adalah tahap kedewasaan yang dialami
perusahaan yang ditandai oleh semakin ketatnya persaingan harga
dan produksi didalam industri. Pada tahap ini promosi mulai
kembali ditingkatkan, inovasi-inovasi, dan plus value mulai
menjadi senjata perusahaan untuk mendapatkan pasar dan
eksistensi terhadap pesaing-pesaingnya. Fase ini terjadi ketika
pertumbuham penjualan perusahaan tumbuh berimbang dengan
pertumbuhan ekonomi yang secara jangka panjang diukur oleh
fluktuasi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP).
e. Decline --- Stage V
Fase ini dinamakn fase kemunduran yang dialami
perusahaan yang ditandai dengan penurunan pendapatan dan
pertumbuhan industri yang lambat atau menurun. Akibatnya
pesaing pun mulai berkurang akibat terjadinya resesi industri.
Permintaan yang terus menurun menjadi kendala dan dorongan
bagi perusahaan untuk melakukan peremajaan barang / jasa
industri karena inovasi dan promosi yang ternyata tidak
mempunyai dampak yang positif bagi pendapatan yang diperoleh
perusahaan. Akibatnya perusahaan terpaksa memangkas
Grafik 2.1
Industry Life Cycle
3. Company Analys (Analisis Perusahaan)
Selanjutnya, analisis industri juga perlu diikuti oleh analisis
perusahaan, sehingga investor dapat menentukan saham-saham dari
perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang mempunyai
kombinasi return-risiko yang terbaik.23 Hal yang demikian adalah ekspektasi-ekspektasi yang diharapkan investor dalam melakukan
investasi pada sektor saham. Ekspektasi tersebut merupakan jawaban dari
bagaimana prospek suatu perusahaan dalam kelompok industrinya di
masa yang akan datang. Untuk itu menentukan ukuran return harapan
perusahaan terhadap industri kelompoknya menjadi suatu hal yang perlu
untuk dianalisis. Dengan menilai dan menentukan return harapan tersebut,
investor akan dapat menentukan peluang investasi pada saham-saham
perusahaan yang punya prospek terbaik.
23
Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan,
informasi rasio dari laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan
merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan paling
murah didapatkan dibandingkan dengan alternatif informasi lainnya.
Disamping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup
menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi
perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya.24 Dari keterangan tersebut rasio laporan keuangan mempunyai pengertian
sebagai alat untuk menggambarkan hubungan sistematis antara satu item
dengan item lain yang biasanya dinyatakan dalam presentase dan
mengungkapkan hubungan penting yang menjadi dasar perbandingan
dalam menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan
mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio.25 Dalam analisis rasio keuangan tersebut terdapat lima kelompok instrumen rasio,
yaitu (a) rasio likuiditas / liquidity ratios (b) rasio aktivitas / activity
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.118. 26
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas suatu perusahaan adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban-kewajiban yang segera harus
dibayar.27 Alat-alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat lancar. Rasio likuiditas
pada umumnya dihitung menggunakan current ratio yang merupakan
rasio perbandingan antara aset lancar (current assets) dan kewajiban
lancar (current liabilities) yang dimiliki perusahaan.
Rumus 2.1
urrent atio
Namun, pada prakteknya besaran presentase perbandingan
Current Assets tidak selalu berarti semakin besar semakin baik,
Current Assets mempunyai batas atas (Rule of Thumb) yaitu 200% dan
juga batas minimum bawah antara 100%28 (tergantung peraturan pemerintah). Jika nilai rasio likuiditas perusahaan kurang dari 100%
maka dapat dikatakan, perusahaan mempunyai kewajiban jangka
pendek yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar yang
dimiliki. Sedangkan jika perusahaan mempunyai presentase rasio
27
Ibid, hal 33 28
likuiditas diatas 200% hal tersebut juga tidak sepenuhnya berarti baik
bagi calon investor terhadap perusahaan, karena hal tersebut juga dapat
diartikan bahwa perusahaan mempunyai banyak aktiva yang
menganggur.
b. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)
Adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjangnya, biasa disebut juga rasio leverage. Juga merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
seluruh kewajibannya, apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).
Semakin kecil rasio ini, maka semakin baik. Rasio solvabilitas dapat
dihitung dengan menggunakan:
(1) Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya dari aset
yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Rumus 2.2
(2) Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara
hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Dengan kata lain, rasio ini untuk mengetahui setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang.
Rumus 2.3
c. Rasio Rentabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan seberapa besar tingkat keberhasilan
perusahaan didalam menghasilkan keuntungan melalui semua sumber
daya dan kegiatan yang ada. Rasio ini merupakan perbandingan dari
pendapatan yang diterima perusahaan berbanding dengan kegiatan
penjualan yang dilakukan perusahaan. Presentase yang semakin besar
atau lebih dari 100% penjualan menandakan kondisi perusahaan yang
lebih baik atau menguntungkan. Rasio rentabilitas atau rasio
profitabilitas dapat diukur dengan dengan menggunakan:
(1)Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur laba bersih sesudah pajak atas penjualan. Rasio ini
menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan
pada setiap penjualan yang dilakukan. Semakin besar rasio ini
semakin baik karena dapat dikatakan bahwa kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba cukup tinggi.29 Rumus 2.4
(2) Return on Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
aktiva yang digunakan. Return on assets yang positif menunjukkan
bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi,
perusahaan mampu memberikan atau menghasilkan laba untuk
perusahaan.
Rumus 2.5
(3) Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan
untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan.
Dalam pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal
hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor
ke perusahaan tersebut.
29
Sofyan Safri Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal.304.
Rumus 2.6
(4) Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah rasio
yang menunjukkan pendapatan yang diperoleh dari setiap lembar
saham. Jadi nilai laba per saham akan meningkat apabila presentase
kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan
jumlah lembar saham biasa yang beredar. Besarnya EPS perusahaan
dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba
rugi perusahaan dengan rumus:
Rumus 2.7
d. Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
Rasio aktivitas adalah rasio gambaran dari kemampuan
perusahaan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan aset-aset
yang dimilikinya. Efisiensi tersebut adalah efisiensi yang dilakukan
perusahaan seperti efisiensi di bidang penjualan, persediaan, penagihan
piutang, dan efisiensi di bidang lainnya.30 Ukuran yang pada umumnya
30
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.113.
digunakan dalam analisis rasio aktivitas perusahaan adalah (a) fixed
asset turnover dan(b) total asset turnover.
(1) Fixed Asset Turnover adalah rasio aktivitas yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap
berputar dalam satu periode. Dengan kata lain rasio ini bertujuan
untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas
aktiva tetap sepenuhnya atau belum.
Rumus 2.8
i ed sset urnover
(2) Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perputaran semua total aktiva yang dimiliki perusahaan
dalam menciptakan penjualan. Perputaran total aktiva diukur dari
volume penjualan. Perputaran total aktiva diukur dari volume
penjualan. Rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran total
aktiva dalam satu periode tertentu.
Rumus 2.3
4. Penilaian Saham31
Dalam penilaiaan saham dikenal dengan adanya tiga jenis nilai,
yaitu: nilai buku, nilia pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku
merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan
penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham yang ada di
pasar, yang ditunjukan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan
nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang
sebenarnya atau seharusnya terjadi.
Meskipun semuanya dinyatakan dalam per lembar saha, ketiga
jenis nilai tersebut ditambah nilai nominal umumnya adalah tidak sama
besarnya. Nilai nominal dan nilai buku dapat dicari di dalam atau
ditentukan berdasarkan laporan keuanga perusahaan. Nilai pasar dapat
dilihat pada harga saham di bursa efek. Sedangkan penentuan nilai
intrinsik saham dapat diketahui melalui beberapa metode pendekatan
yang akan dibahas pada sub bab ini.
a. Dividend Discounted Model
Dividend Discounted Model merupakan model untuk
menentukan estimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran
dividen yang akan diterima dimasa mendatang. Model penilaian dari
pendekatan ini adalah berdasarkan pada pembayaran dividen dan capital
31
gain. Dalam pendekatan ini dapat dikatakan harga saham akan dapat
diketahui dengan menghitung nilai sekarang (present value). Semakin
besar tingkat pertumbuhan yang digunakan, semakin besar jumlah
dividen pada masa yang akan datang. Semakin panjang periode
waktunya, semakin besar jumlah dividen yang akan diterima di masa
yang akan datang. Secara matematis, model ini bisa dirumuskan sebagai
berikut:
Rumus 2.11
̂
Rumus 2.12
̂ ∑
Dalam hal ini:
̂ = nilai intrinsik saham dengan model diskonto
dividen
= dividen yang akan diterima di masa datang
= tingkat return yang disyaratkan
Dalam persamaan diatas bisa dilihat bahwa aliran dividen yang
diterima investor merupakan aliran dividen yang tidak terbatas
perusahaan tidak memberikan dividen secara konstan dan teratur, (bahkan
ada perusahaan yang tidak memberikan dividennya kepada pemegang
sahamnya). Dalam situasi dividen konstan dan tidak mengalami
pertumbuhan, kita bisa menggunakan model pertumbuhan nol
(zero-growth model). Untuk kasus aliran dividen yang bertumbuh secara
konstan, model yang bisa dipakai adalah model pertumbuhan konstan
(constant growth model). Sedangkan untuk saham yang mengalami
pertumbuhan yang tidak konstan, kita bisa menggunakan model
pertumbuhan tidak konstan (non-constant growth).
(1) Model Pertumbuhan Nol. Model ini berasumsi bahwa dividen
yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami
pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang
dibayarkan akan tetap sama dari waktu ke waktu. Model
pertumbuhan nol ini sebenarnya sama dengan prinsip
perhitungan saham preferens karena dividen yang dibayarkan
diasumsikan selalu sama dan tidak akan mengalami perubahan
pertumbuhan sepanjang waktu.
Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah:
Rumus 2.13
(2) Model Pertumbuhan Konstan. Model pertumbuhan konstan juga
disebut sebagai model Gordon, setelah Myron J. Gordon
mengembangkan dan memomulerkan model ini. Model ini
dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan
dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan dalam
waktu yang tak terbatas, dimana untuk semua
= tingkat return yang disyaratkan investor
= tingkat pertumbuhan dividen yang
direncanakan
Asumsi perusahaan membayarkan dividen secara konstan
dalam kenyataannya kadang kala kurang tepat. Ada kalanya
perusahaan mengalami pertumbuhan yang sangat baik jauh diatas
pertumbuhan normal dan sangat menjanjikan selama beberapa
tahun, tetapi lambat laun menurun terus. Proses untuk menghitung
nilai saham dengan menggunakan model pertumbuhan dividen tidak
konstan seperti diatas bisa dilakukan dengan rumus berikut:
Rumus 2.16
̂ ∑
Dalam hal ini:
̂ = nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan
tidak konstan
= jumlah tahun selama periode pembayaran dividen
supernormal
= dividen saat ini (tahun pertama)
= pertumbuhan dividen supernormal
= dividen pada akhir tahun pertumbuhan dividen
= pertumbuhan dividen yang konstan (ROE x
retention ratio)
= = tingkat return yang disyaratkan investor (tingkat
return bebasrisiko + premi risiko)
b. Price Earning Ratio (PER)
Disamping pendekatan dengan nilai sekarang (model diskonto
dividen), dalam metode penelitian saham berdasar analisis fundamental
dikenal juga pendekatan lain yang disebut pendekatan price earning ratio
(PER) dalam pendekatan PER atau disebut juga pendekatan multiplier,
investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang
tercermin dalam harga suatu saham. Dengan kata lain PER
menggambarkan rasio atau perbandingan harga saham terhadap earning
perusahaan. Jika misalnya PER suatu saham sebanyak tiga kali berarti
harga saham tersebut sama dengan tiga kali earning perusahaan tersebut.
PER ini juga akan memberikan informasi berupa rupiah harga yang harus
dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp 1 earning perusahaan.
Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan
membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham.
Secara matematis, rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:
Rumus 2.17
c. Price Book Value
Price Book Value adalah rasio yang menggambarkan seberapa
besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. semakin
tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.
Price Book Value dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Rumus 2.18
Dimana nilai buku perlembar saham menunjukkan aktiva bersih
(net asset) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu
lembar saham. Adanya asumsi aktiva bersih sama dengan total ekuitas
pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas
dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
C. Analisis Teknikal
Analisis teknikal atau lebih dikenal dengan analisis teknis adalah suatu
teknik analisis yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk
memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang
lampau, terutama pergerakan harga dan volume saham.32 Analisis teknikal adalah
32
Kirkpatrick dan Dahlquist, Technical Analysis: The Complete Resource for Financial Market Technicians (Finansial Times Press, 2006), h. 3.
suatu analisis yang mempunyai orientasi kepada momentum pergerakan harga
seperti pembukaan harga dimulai, penutupan, momentum harga tertinggi, dan
momentum harga terendah dari suatu instrumen investasi pada periode tertentu.
Analisis teknikal (technical analysis) hingga kini digunakan sebagian orang
sebagai salah satu tools didalam berinvestasi. Apakah itu saham, indeks,
komoditi maupun currency. Hampir tidak terelakkan dari berbagai investasi
tersebut diatas tidak menggunakan indikator analisa teknikal dikarenakan fungsi
analisis teknikal yang dapat digunakan untuk memprediksi maupun bertindak
dalam menganalisis kondisi pasar.
Analisis teknikal adalah analisis yang mempelajari tentang perilaku
kecenderungan pasar yang dicerminkan kedalam grafik yang bergerak.
Pergerakan dari grafik tersebut adalah pergerakan harga suatu komoditi pasar
didalam bursa. Sedangkan harga itu sendiri merupakan kesepakatan transaksi
supply dan demand yang terjadi didalam pasar.
1. Prinsip Dasar Analisis Teknikal33
Dalam aplikasinya, analisis teknikal mempunyai beberapa
prinsip dasar yang umum sebagai panduan bagi para investor dalam
menganalisa saham secara teknis. Diantaranya adalah:
33
a. Follow the smart money: artinya adalah analisa teknikal mengikuti
trend yang sedang terjadi di pasar, analisa teknikal mempercayai
bahwa harga bergerak dalam trend tertentu dan trend ini akan
bergerak terus hingga terjadi perubahan permintaan dan
penawaran.
b. Contrarian: maksudnya adalah perusahaan atau investor yang
menggunakan metode analisis teknikal sangat mungkin tidak
c. melihat dasar fundamental suatu saham perusahaan. Artinya disini
sangat mungkin terjadinya perbedaan yang besar antara analisis
teknikal dan analisis fundamental. (hal yang terjadi di pasar
merupakan hal yang teknis, maka sangat mungkin terjadi
perbedaan dengan harapan investor).
d. Price discounts everything: dalam sesi fundamental mungkin kita
ketahui bahwa harga akan dipengaruhi berita-berita mengenai
laporan keuangan, nilai penjualan ataupun harga komoditi yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut, tetapi analisis teknikal
mempercayai bahwa harga akan mendiskonsemua berita tersebut,
sering kali harga bergerak melewati nilai harga teoritis secara
fundamental (bisa naik atau turun).
e. Price fluctuates in trends: harga saham atau komoditi biasanya