• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis fundamental dan teknikal saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis fundamental dan teknikal saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2013"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. Sy)

MUHAMMAD ZUBAYR

NIM: 1111046200029

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Neger i (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Neger i (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 April 2015

Muhammad Zubayr

(5)

ABSTRAK

Muhammad Zubayr. NIM 1111046200029. ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL SAHAM_SAHAM DENGAN NILAI KAPITALISASI PASAR TERBESAR DI JII PERIODE 2010-2013. Program Studi Muamalat, Jurusan Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Unversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1436 / 2015 M.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi portofolio saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar (ASII, TLKM, dan UNVR) di

Jakarta Islamic Index pada periode 2010-2013 secara fundamental dan teknikal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian ini diawali dengan analisis fundamental melalui analisis makro ekonomi Indonesia, analisis industri (industri otomotif, telekomunikasi, dan barang konsumsi), dan analisis rasio keuangan. Kemudian dilanjutkan dengan penilaian harga saham (nilai intrinsik) dengan dividend discounted model (DDM), price earning ratio (PER), dan Price Book Value (PBV) lalu ditutup dengan analisis teknikal melalui moving average (MA), moving average convergence divergence (MACD), dan relative strength index (RSI). Analisis makro ekonomi Indonesia memberikan sinyal negatif untuk berinvestasi pada market capital. Lalu hasil dari analisis industri yang menunjukkan baik ASII, TLKM, dan UNVR ketiganya berada dalam fase maturity. Kemudian analisis rasio keuangan ASII adalah yang terbaik berdasarkan komponen likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan rasio aktifitas perusahaan. Berdasarkan perhitungan DDM dan PER, nilai intrinsik saham ASII dan TLKM adalah undervalued, sedangkan hasil penilaian saham UNVR adalah

overvalued, dan hasil perhitungan metode PBV yang menunjukan bahwa saham ASII mempunyai nilai terbaik dibandingkan saham TLKM dan saham UNVR. Analisis Teknikal MA, MACD, dan RSI yang dilakukan menunjukkan bahwa saham ASII berada pada trend bullish, sedangkan TLKM dan UNVR berada pada trend bearish. Kesimpulan penilaian nilai saham diatas adalah bahwa saham ASII merupakan saham yang baik untuk dibeli, sedangkan TLKM dan UNVR sebaiknya dijual.

Kata kunci :

Nilai Intrinsik Analisis Fundamental

Analisis Teknikal Dividend Discounted Model Price Earning Ratio Price Book Value

Relative Strength Index Moving Average Convergence Divergence

(6)

i

Puji syukur atas asma-Mu Ya Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, yang memberikan rahmat dan karunia-Nya dan memberikan

kemudahan dari kesulitan dan kelebihan dari kekurangan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai bagian dari tugas akademik di Program Studi

Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S. E. Sy).

Teriring pula shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, pelita dari

kegelapan umatnya yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia, beserta

keluarga dan para sahabat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini ditemui beberapa

kesulitan, namun berkat arahan, motivasi, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak,

maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ah. Azharuddi Lathif, M.Ag, MH, selaku Ketua Jurusan Muamalat

(7)

ii

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan pengarahan dan membantu penulis secara

tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.

3. Ibu Aini Masruroh, SEI, MM, selaku dosen pembimbing yang senantiasa

memberikan bimbingan, tuntunan, masukan dan solusi yang amat baik

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Tini Anggraini, ST, M.Si yang senantiasa memberikan pendapat serta

dengan sudi meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan membantu penulis

dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah dengan sabar

memberikan bekal ilmu yang tak terhingga nilainya. Semoga menjadi ilmu

yang bermanfaat, Aamiin.

6. Kepada keluarga kecilku yaitu Bapak Affanda Kristaldy dan Ibu Retno

Yuniarty, lalu kakak Asma Az Zahra dan Adik Yahya Ayyasy, yang tak

pernah lelah memberikan semangat, serta iringan do’a yang tak pernah

putus, dan jasa yang tidak akan pernah bisa terbayar sampai kapanpun.

Maafkan atas segala kesalahan, dan semoga skripsi ini bisa memberikan

senyuman dan rasa bangga kepada Abi dan Ummi. Semoga semua anakmu

ini selalu bisa membuat Abi dan Ummi bangga dan membuat Abi dan

(8)

iii

7. Kepada teman-teman yang berjasa membantu penyelesaian skripsi

ini, (Kak Sari Ardiyanti (penunggu pojok IPOT fakultas), Hasyyati

Sharfina (yang mirip vokalis Vierratale), dan Tiara Fitri Yanti

(A.K.A cumi-cumi). Terimakasih banyak dan rasa syukur atas

bantuan juga solusi dari kalian selama ini.

8. Sahabat dan keluarga ketemu gede dari Asuransi Syariah 2011

untuk perjuangan bersama selama masa kuliah dan rekan-rekan

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Bahagia bisa

mengenal kalian, semoga tetap terjalin silaturahim dan tetap erat tali

kekeluargaan sampai akhir hayat.

9. Kepada semua teman dan sahabat di kampus, sahabat gunung

Yomstriip (Tile, Guspur, Icad, Kinoy, Mira, Puput, Viki, Deden,

Padli, Tibo, Peri, Pirda, Paijo, dkk), sahabat asrama turki (Husni,

Bangkit, Mulki, dkk), sahabat KKN (Karyo, Vina, Wawah, Ateng,

dkk). Peluk erat, kecup basyah :* ;)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati Penulis mengharapkan saran,

arahan maupun kritikan demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi

ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, bagi

(9)

iv

Tangerang Selatan, 2015

(10)

v A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

F. Kerangka Konsep ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 14

Bab II LANDASAN TEORI A. Jakarta Islamic Index ... 17

B. Analisis Fundamental ... 20

1. Economic Analysis (Analisis Ekonomi) ... 21

a. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) ... 22

b. Inflasi ... 23

3. Company Analysis (Analisis Perusahaan) ... 29

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)... 31

(11)

vi

b. Price Earning Ratio ... 42

c. Price Book Value ... 43

C. Analisis Teknikal ... 43

1. Prinsip Dasar Analisis Teknikal ... 44

2. Teknik Teknik Analisis Teknikal ... 46

3. Trading Rule of Technical Analysis ... 48

4. Metode Pengemplotan Grafik ... 49

5. Identifikasi Pergerakan Trend Dasar ... 51

D. Review Studi Terdahulu ... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan Data ... 58

E. Metode Analisis ... 59

F. Variabel Penelitian ... 61

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PERHITUNGAN NILAI SAHAM A. Profil Emiten ... 65

B. Analisis Fundamental ... 67

1. Analisis Makro Ekonomi ... 67

a. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) ... 68

b. Inflasi ... 69

c. Tingkat Suku Bunga BI (BI Rate) ... 71

d. Kurs Rupiah ... 73

2. Analisis Industri ... 77

a. Analisis Industri Otomotif ... 77

b. Analisis Industri Telekomunikasi ... 78

(12)

vii

d. Rasio Aktivitas ... 87

4. Penilaian Saham ... 91

a. Dividend Discounted Model ... 91

b. Price Earning Ratio ... 98

c. Price Book Value ... 100

E. Analisis Teknikal ... 102

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 110

B. Saran ... 112

(13)

viii

3. Grafik 2.3 Line Chart ... 50

4. Grafik 2.4 Bar Chart ... 51

5. Grafik 2.5 Candlestick Chart ... 52

6. Grafik 4.1 Rata-Rata Nilai Tukar Terhadap Dollar AS ... 73

7. Grafik 4.2 Current Ratio ... 80

8. Grafik 4.3 Debt To Asset Ratio ... 82

9. Grafik 4.4 Debt To Equity Ratio ... 82

10.Grafik 4.5 Return On Asset ... 83

11.Grafik 4.6 Return On Equity ... 84

12.Grafik 4.7 Net Profit Margin ... 85

13.Grafik 4.8 Earning Per Share ... 85

14.Grafik 4.9 Fix Asset Turn Over ... 87

15.Grafik 4.10 Total Asset Turn Over ... 87

16.Grafik 4.11 Moving Average ASII ... 104

17.Grafik 4.12 Moving Average TLKM ... 106

(14)

ix

1. Tabel 1.1 Indeks Utilisasi ... 2

2. Tabel 1.2 10 Saham dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar ... 7

3. Tabel 2.1 Indikator Ekonomi ... 23

4. Tabel 3.1 Daftar Saham Konsisten di JII 2010-2013 ... 55

5. Tabel 3.2 Saham dengan Nilai Kapitalisasi Pasar Terbesar ... 56

6. Tabel 4.1 Innitial Public Offering ... 66

7. Tabel 4.2 PDB Atas Dasar Harga Konstan 2010-2013 ... 67

8. Tabel 4.3 Tingkat Inflasi di Indonesia ... 69

9. Tabel 4.4 Tingkat Suku Bunga Indonesia ... 71

10.Tabel 4.5 Hasil Analisis Makro Ekonomi 2010-2013 ... 74

11.Tabel 4.6 Hasil Analisis Rasio Keuangan ... 89

12.Tabel 4.7 Risk Free Rate ... 91

18.Tabel 4.13 Payoutratio ...95

19.Tabel 4.14 Required Rate Of Return ...96

20.Tabel 4.15 Dividend Discounted Model ...97

21.Tabel 4.16 Price Earning Ratio ...99

22.Tabel 4.17 Price Book Value ...101

23.Tabel 4.18 Penilaian Saham ...102

24.Tabel 4.19 Simple Moving Average ...102

(15)

1

A. Latar Belakang Masalah

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa

datang.1 Ketika pengusaha atau individu atau pemerintah melakukan investasi, maka ada sejumlah modal yang ditanam atau dikeluarkan dan dengan artian lain terdapat

pula sejumlah modal yang diterima dan dimanfaatkan sehingga terdapat kolaborasi

mutual yang bersifat ekonomi dan produktif. Hal tersebut tentunya merupakan

perangsang dari keberlanjutan perputaran roda kegiatan ekonomi secara positif.

Investasi dapat dilakukan oleh pemodal atau investor pada berbagai sektor

perekonomian. Diantaranya adalah investasi pada aktiva riil, serta aktiva finansial

atau keuangan. Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti emas dan perak, intan,

barang-barang seni, dan real estate. Sedangkan aktiva finansial adalah surat-surat

berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh

suatu entitas yakni sekuritas.2

1

Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi.Yogyakarta: Kanisisus Yogyakarta, h.2

2

(16)

Berbicara mengenai investasi finansial, Indonesia memiliki potensi investasi

modal yang belum termaksimalkan yaitu, potensi akan besarnya penambahan basis

keikutsertaan investor lokal dengan potensi sumber daya jumlah penduduk yang

sekitar 240 juta jiwa.3 Persoalannya lagi, di Indonesia kesenjangan menyangkut pemahaman terhadap produk keuangan masih sangat besar. Karena pemahaman yang

rendah, tingkat pemanfaatan produk-produk keuangan itu juga rendah seperti yang

tercermin pada indeks utilitasi. Di sektor perbankan, tercatat indeks utilitasi sebesar

57%, yang artinya 57% dari seluruh masyarakat Indonesia sudah memanfaatkan jasa

perbankan. Sedangkan di asuransi, hanya 11% penduduk yang memanfaatkannya.

Indeks utilitasi terendah terjadi di sektor pasar modal, karena hanya 0,11% penduduk

yang memanfaatkannya.4

Tabel 1.1 Indeks Utilisasi

Perbankan Asuransi Pasar Modal

Indeks Utilisasi 57% 11% 0,11%

Investasi finansial yang tidak kalah menarik lima tahun belakangan ini adalah

investasi yang berbasis pada investasi syariah, khususnya saham syariah. Selain

merupakan Investasi yang menggiurkan, investasi di pasar modal yang notabene

dapat menghasilkan return, saham syariah juga halal yang artinya baik dalam aspek

(17)

keIslaman. Dengan memperhatikan beberapa catatan, investasi saham di pasar modal

boleh dilakukan. Oleh karenanya, berkembangnya kebutuhan muamalah akan

investasi berdasarkan prinsip syariah diakomodir dengan adanya pasar modal syariah

yang direalisasikan dengan diresmikannya Jakarta Islamic Index.

Ketakutan dari resiko kerugian yang akan diperoleh, pergerakan harga saham

yang berfluktuatif, dan kurangnya kedalaman keterampilan dan ilmu berinvestasi

merupakan permasalahan yang mayoritas dialami oleh masyarakat selaku calon

investor pada Bursa Efek Indonesia (yang dalam hal ini berarti sektor Jakarta Islamic

Index). Oleh karenanya, dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman mengenai segala

hal yang terkait dengan informasi penunjang investasi saham pada suatu perusahaan

yakni nilai pasar, kinerja keuangan, serta nilai intrinsik dari suatu saham yang

dikeluarkan oleh emiten. Untuk mendapatkan pengetahuan informasi dan pemahaman

dari berbagai macam pilihan saham yang tersedia di Jakarta Islamic Index tersebut,

maka calon investor harus melakukan analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham

yang ada guna mendapatkan high return yang optimal dari modal yang terbelanjakan.

Tujuannya adalah, terdisiplinkannya opsi-opsi yang tersedia dalam memilih

dan memilah saham pada Jakarta Islamic Index. Lebih jauh lagi adalah, analisis yang

calon investor lakukan berguna untuk menilai apakah harga penetapan saham yang

ditetapkan oleh perusahaan wajar atau tidak serta apakah risiko yang diperoleh dapat

(18)

Calon investor baiknya melakukan analisis fundamental dan analisis teknikal

terhadap saham-saham yang hendak dibeli. Analisis teknikal merupakan upaya untuk

memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga

saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Sedangkan analisis fundamental

adalah metode mengukur nilai aset, ekonomi, politik, dan lingkungan lainnya yang

mempengaruhi permintaan dan penawaran atas aset tersebut.

Analisis fundamental menitik beratkan pada data-data kunci dalam laporan

keuangan dan memberikan data-data kecil tentang kesehatan sebuah perusahaan.

Analisis ini juga berpendapat bahwa harga bergerak karena adanya berita dan dan

kebijakan kebijakan, serta respon balik pasar terhadap berita yang dikeluarkan.

Faktor-faktor yang membentuknya tidak hanya mengenai kesehatan sebuah

perusahaan tapi juga mengenai makro ekonomi. Analisis fundamental merupakan

analisis yang bersifat subjektif karena banyak menggunakan asumsi dan opini pada

interpretasi data. Oleh karenanya, analisis fundamental lebih menitik beratkan pada

ilmu analisis ekonomi dan psikologi pasar.

Berbeda dengan analisis fundamental, analisis teknikal merupakan teknik

matematis yang memperhatikan data pergerakan harga saham di masa lalu. Analisis

ini bersifat eksak dan matematis yang sebagian besarnya menggunakan chaos theory

(pattern recognition / pengenalan pola) dan ilmu statistik, sehingga hasil yang

diperoleh berupa angka-angka yang baku dan pasti. Analisis teknikal merupakan

(19)

berusaha mengakses penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara

keseluruhan. Secara garis besar, analisis teknikal merupakan analisisis yang bekerja

dalam fokus trend yang sedang berlangsung, rentan waktu trend , volume transaksi

dan level-level psikologis yang ada. Oleh karenanya, para investor / calon investor

dapat menganalisis tanpa harus mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

intrinsik dari saham yang akan dibeli dengan lebih mudah dan juga cepat. Namun,

bukanlah hasil yang terbaik yang diperoleh dari hanya dilakukannya analisis teknikal,

akan lebih baik jika hasil dari analisis fundamental dan analisis teknikal di selaraskan

dan dikombinasikan agar mendapatkan hasil yang tepat.

Inti dari analisis fundamental dan teknikal diatas dilakukan merupakan

optimalisasi reduksi risiko yang diterima, analisis ini juga berguna untuk menghindari

spekulasi yang sangat dekat dengan maysir yang dilarang dalam prinsip berinvestasi

sesuai syariah islam. Karena pada dasarnya, kegiatan spekulasi dalam trading saham

merupakan tindakan yang tanpa dasar dan analisis yang jelas karena tidak

berdasarkan pada ilmu dan usaha-usaha tertentu (hanya mengikuti rumor yang

beredar). Dengan dilakukannya analisis yang cermat dalam mengambil keputusan

berinvestasi, maka spekulasi dapat dihindari.

Persoalan selanjutnya adalah dari berbagai macam opsi saham yang tersedia

(20)

saham, 30 saham yang berada didalam Jakarta Islamic Index5, maka saham dengan kriteria seperti apakah yang akan kita analisis sehingga kita mendapatkan tujuan dari

investasi finansial kita, yaitu return atau keuntungan. Hal tersebutlah yang

melatarbelakangi pentingnya perhitungan nilai kapitalisasi pasar (Market

Capitalization) terhadap saham yang berada di bursa.6

Kapitalisasi pasar dihitung dari harga saham (tercatat pada hari tertentu) dikali

jumlah saham yang dikeluarkan.7 Oleh karenanya, saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar adalah saham-saham favorit atau best seller. Mengacu

pada data statistik, year to date, imbal hasil atau perubahan indeks saham di Bursa

Efek Indonesia mayoritas berwarna merah. Misalnya, imbal hasil indeks harga saham

gabungan (IHSG) adalah -2,81% dilihat darisaham liquid dan memiliki market

capitalization besar, kinerja bursa adalah 5,01% (LQ45), 4,46% (IDX30), dan

-5,51% (Kompas 100).8 Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengaruh dari saham-saham dengan nilai (Market Capitalization) besar sangat dominan pengaruhnya, baik

itu menguat ataupun melemah terhadap IHSG. 9

5

Indonesia Stock Exchange, Pengumuman perubahan komposisi saham dalam perhitungan ISSI per 15 Januari 2014

6

Adriansyah, Basri Pohan dan Bayu Husodo. “On Free Float SharesAdjustment.” Kertas

diskusi bagian riset ekonomi No. 1, Maret 2007.

7

Diakses pada 27 November 2014 dari

Id.wikipedia.org/wiki/Daftar_perusahaan_menurut_kapitalisasi_pasar

8

Berita diakses pada 27 November 2014 dengan revisi dari Kolom.kontan.co.id/news/189/Rapor-bursa-saham-2013

9

(21)

Menurut data yang dikeluarkan oleh BEI yang kemudian diolah oleh pusat

Informasi (pusatis) didapatkan dan dirilislah daftar 10 besar saham dengan

kapitalisasi pasar terbesar pada penutupan akhir tahun 2010, 2011, 2012, 2013:

Tabel 1.2

10 Saham dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

No. Kode CM No. Kode CM No. Kode CM No. Kode CM

1. ASII 220.837.782 1. ASII 299.578.293 1. ASII 307.675.004 1. ASII 275.288.161 2. TLKM 160.271.994 2. BBCA 195.267.673 2. HMSP 262.541.700 2. HMSP 273.499.200

3. BBCA 156.214.138 3. HMSP 170.937.000 3. BBCA 222.116.978 3. BBCA 234.321.208

4. BMRI 135.112.216 4. BBRI 164.851.675 4. BMRI 187.110.000 4. TLKM 216.719.992

5. BBRI 128.277.806 5. BMRI 155.925.000 5. TLKM 182.447.993 5. UNVR 198.380.000

6. UNVR 125.895.000 6. UNVR 143.444.000 6. BBRI 169.736.169 6. BMRI 181.334999

7. HMSP 123.381.450 7. TLKM 142.127.995 7. UNVR 159.685.500 7, BBRI 177.062.910

8. PGAS 107.268.674 8. GGRM 119.389.660 8. PGAS 111.510.938 8. PGAS 108.480.749

9. ADRO 81.264.503 9. UNTR 98.289.961 9. GGRM 108.326.154 9. SMGR 83.931.008

10. UNTR 791.179.679 10. PGAS 76.966.789 10. SMGR 94.014.592 10. GGRM 80.811.696

Sumber: BEI, diolah Pusatis

Berdasarkan data diatas, terdapat beberapa saham yang konsisten rapornya

berada dalam List 10 daftar saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar sepanjang

periode 2010-2013. Saham-saham tersebut tidaklah semua merupakan jawaban dari

saham apa yang nantinya akan baik untuk dianalisis dan di nilai, dengan

(22)

menjadi penyaring dari daftar saham-saham tersebut. Atas dasar pertimbangan diatas,

maka didapatkanlah tiga saham yang terdaftar pada JII yang juga merupakan saham

dengan kategori nilai kapitalisasi pasar terbesar, yaitu saham PT Astra International,

PT Unilever Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia (persero).

Berlatar belakang dari ketidak maksimalan potensi investor lokal Indonesia di

pasar modal, melejitnya populeritas Jakarta Islamic Index, dan urgensi dari penilaian

saham dengan kategori nilai kapitalisasi pasar terbesar serta momentum pasca

terjadinya krisis 2010-2013, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Analisis Fundamental dan Teknikal Saham-Saham dengan Kategori

Nilai Kapitalisasi Pasar Terbesar di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2013”

B. Identifikasi Masalah

Seperti halnya pada saham-saham lainnya, pergerakan saham didalam

Jakarta Islamic Index juga mengalami fluktuasi. Hal tersebut tergantung kepada

keadaan perekonomian secara global serta keadaan dan kondisi internal maupun

eksternal perusahaan. Fluktuasi tersebut bersifat natural dan wajar, sehingga yang

dapat dilakukan bagi para calon investor merupakan mencermati dan menganalisis

tiap pergerakannya secara matematis dan fundamen.

Fluktuasi harga saham dianalisis dari sudut waktu tertentu trend harga saham

atau dalam hubungannya dengan faktor lain, misalnya volume transaksi untuk

(23)

memperhatikan faktor-faktor seperti yang penting diketahui ialah kewajaran dari

harga saham yang ada. Sudah dijelaskan bahwasannya hal diatas adalah alasan dari

dilakukannya analisis untuk menghasilkan keputusan yang tepat dan akurat. Analisis

tersebut ialah bertujuan untuk mengetahui harga nilai intrinsik dari saham yang

dianalisis.

Nilai intrinsik adalah nilai sekarang (present value) dari aliran kas yang

diharapkan akan diterima investor di masa yang akan datang. Penilaian dilakukan

untuk komparasi harga saham hasil perhitungan dan valuasi dengan harga saham pada

saat ini untuk melihat kelas dari harga saham yang dianalisis, apakah overvalued, fair

valued, atau undervalued. Hal tersebut menjadi penting diketahui untuk kepentingan

pengambilan keputusan mengenai saham mana yang layak di beli dan kondisi dimana

saham tersebut baik dijual.

C. Pembatasan Masalah

Daftar yang tercatat dalam Jakarta Islamic Index direvisi tiap enam bulan,

karena saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index telah dan haruslah melewati

beberapa kriteria. Sehingga masuk dan keluarnya daftar saham dalam indeks wajar

dan haruslah diperbaharui. Oleh karenanya, dibutuhkan batasan untuk objek yang

akan diteliti. Pada skripsi ini, penulis hanya akan meneliti beberapa saham di JII pada

periode 2010-2013. Pembatasan tersebut dilakukan karena maksimal data yang

disajikan adalah data lima tahun kebelakang. Saham-saham yang akan menjadi fokus

(24)

Jakarta Islamic Index. Kemudian difokuskan lagi menjadi saham dengan kategori

rapor 10 saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar berdasarkan data BEI yang

diolah oleh Pusatis.

Pada penilitian skripsi ini, penulis melakukan batasan penelitian juga dengan

harapan mendapatkan fokus dan sasaran dari permasalahan yang peneliti angkat.

Yaitu batasan mengenai metode penelitian analisis fundamental yang berfokus pada

analisis makro ekonomi, analisis keindustrian, dan analisis laporan keuangan serta

metode Devidend Discounted Model, Price Earning Ratio, dan Price Book Value

sebagai instrumen untuk menilai harga saham. Sedangkan untuk metode analisis

teknikal penulis akan menggunakan metode Moving Average, Relative Strength

Index, dan Moving Average Convergence Divergence untuk membaca trend

pergerakan harga saham yang mengindikasikan momentum keputusan jual beli atau

tahan saham

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah

analisis fundamental dan analisis teknikal saham-saham di JII dalam tujuannya untuk

menjadi landasan dan pedoman dalam keputusan berinvestasi. Berikut merupakan

rumusan masalah yang dimunculkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian

(25)

1. Bagaimana kondisi fundamental saham perusahaan dengan kapitalisasi

pasar tertinggi di JII pada periode 2010-2013 berdasarkan Economic

Analys, Industry Analys, dan Company Analys?

2. Apakah nilai intrinsik saham-saham dengan kapitalisasi pasar tertinggi di

JII periode 2010-2013 tergolong overvalued, undervalued, atau

fairvalued?

3. Bagaimana kondisi teknikal saham-saham dengan kapitalisasi pasar

tertinggi di JII periode 2010-2013 menurut metode Moving Average,

Relative Strength Index, dan Moving Average Convergence Divergence?

E. Tujuan dan Masalah Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis kondisi fundamental saham-saham Jakarta Islamic Index

melalui rasio keuangan dan arah makro ekonomi sebagai dasar

perimbangan yang melengkapi keputusan investasi untuk investor dan

calon investor.

b. Membandingkan harga saham hasil analisis valuasi dengan harga

pasar sebagai informasi pembantu dalam momentum investasi

(overvalued, fairvalued, atau undervalued)

c. Menganalisis kondisi teknikal saham-saham Jakarta Islamic Index

melalui pergerakan harga sebagai dasar pertimbangan keputusan

(26)

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pendalaman ilmu pengetahuan

mengenai metode Technical Analysis dan Fundamental Analysis

dalam berinvestasi yang jauh dari koridor spekulasi sesuai syariah di

Jakarta Islamic Index.

b. Bagi Investor / Calon Investor

Sebagai salah satu referensi atau bahan pertimbangan yang menjadi

dasar pengambilan keputusan berinvestasi didalam dunia sekuritas

pasar modal khususnya Jakarta Islamic Index.

c. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan yang

bermanfaat untuk memvariasikan, memperdalam, maupun

memperkaya informasi pengetahuan mengenai pasar modal maupun

ekonomi secara umumnya terhadap perhatian wawasan yang pihak

(27)

17

F. Kerangka Konsep

Keputusan investasi adalah opsi untuk buy, sell, atau hold terhadap saham

sebelumnya dianalisis secara fundamental dan teknikal. Ketiga opsi tersebut

dipengaruhi oleh hasil economic, industry, dan company analysis (analisis dilakukan

berdasarkan tingkat umum ke spesifik), lalu hasil dari nilai intrinsik saham

(undervalued (murah), fairvalued, atau overvalued (mahal)) yang dihitung dengan

dividend discounted model, price earning ratio, dan Price Book Value, serta hasil

grafik dari trend saham itu sendiri (trend bullish (buy) atau trend bearish (sell)) Investasi Saham* di Pasar Modal

*Salah satu yang di perdagangkan didalam pasar modal.

(28)

berdasarkan Moving Average, Relative Strength Index dan Moving Average

Convergence Divergence.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima BAB, dimana masing-masing BAB berkaitan dan

tersistematis secara berkelanjutan berurutan terhadap pokok permasalahan yang akan

dibahas. Adapun rincian sistematika penulisannya ialah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

BAB ini terdiri dari Latar belakang masalah, Identifikasi

Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan

dan Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, dan

Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pada BAB ini penulis akan menerangkan mengenai teori-teori

landasan yang menjadi dasar penulisan skripsi. Uraian yang

disajikan adalah uraian informasi mengenai perusahaan dengan

tingkat kapitalisasi pasar tertinggi di JII yaitu, PT

Telekomunikasi Indonesia, PT Astra Internasional, dan PT

Unilever Indonesia seperti teori harga saham, faktor yang

mempengaruhi harga saham, analisis teknikal, analisis

(29)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada BAB III ini, penulis akan menjelaskan tentang ruang

lingkup penelitian, sumber data, metode analisis, variabel

penelitian, dan jenis kategori penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada BAB ini, pertama-tama akan dijelaskan profil perusahaan

secara singkat kemudian dilanjutkan dengan analisis makro

ekonomi, industri, dan laporan keuangan perusahaan.

Pengukuran nilai intrinsik saham-saham di Jakarta Islamic

Index dengan metode analisis fundamental Dividend

Discounted Model , Price Earning Ratio, dan Price Book

Value, serta analisis teknikal yaitu Moving Average, Relative

Strength Index dan Moving Average Convergence Divergence.

BAB V PENUTUP

Pada BAB terakhir ini, penulis akan merangkum garis besar

penelitian yang telah dijelaskan pada BAB-BAB sebelumnya

terkait jawaban dari perumusan masalah yang penulis coba

teliti, yaitu analisis fundamental (ekonomi, industri, dan

perusahaan, serta penilaiaan saham) juga teknikal analisis yang

(30)

Kemudian selanjutnya berisikan pula subBAB Saran yang

didalamnya akan dimuat opini yang sekiranya dapat dijadikan

(31)

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Jakarta Islamic Index

Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,

terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan syariah,

sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat dimasukkan dalam

perhitungan Jakarta Islamic Index. Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional

Penerbitan Efek Syariah, jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai

tidak memenuhi syariah Islam adalah10:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang.

2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan

dan asuransi konvensional.

3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan

makanan dan minuman yang tergolong haram

10

(32)

4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan

barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat

mudarat.

Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah adalah:

1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas

2. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan

penyerahan barang / jasa dan perdagangan dengan penawaran dan

permintaan palsu

3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:

(a) Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total

ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga

dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%)

(b) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya

dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari

10%

Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta

Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut. Uraian prosedurnya adalah11:

1. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah

(DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam – LK.

11

(33)

2. Memilih 60 saham dari daftar efek syariah tersebut berdasarkan

urutan kapitalisasi pasar terbesar dalam 1 tahun terakhir.

3. Dari 60 perusahaan tersebut dipilih 30 perusahaan berdasarkan

likuiditas, yaitu nilai transaksi di pasar reguler dalam 1 tahun

terakhir.

Adapun tahapan atau seleksi untuk saham yang masuk dalam indeks syariah

antara lain12:

1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3

(tiga) bulan (kecuali masuk 10 besar dalam hal kapitalisasi).

2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tenaga

tahun terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva

maksimal sebesar 90%.

3. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan

rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun.

4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuidasi

rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

12

(34)

B. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah suatu analisa yang mempelajari hal-hal yang

berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk

mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik.13 Metode analisis fundamental mempunyai tiga pendekatan analisa yang pada umumnya dilakukan investor untuk menganalisis suatu saham tertentu “to determine

the value of the firm, fundamental analysis relies on long-run forecasts of the

economy, the industry, and the company’s financial prospects.”14

1. Economic Analysis (Analisis Ekonomi)

Analisis ekonomi adalah salah satu dasar dari tiga analisis yang

perlu dilakukan investor dalam penantuan keputusan investasinya.15 Analisis ini menjadi analisis dasar yang perlu dilakukan investor karena

kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada

lingkungan ekonomi makro dan kinerja Bursa Efek Indonesia.Tujuannya

adalah untuk membuat keputusan alokasi penginvestasian dana di

beberapa negara atau dalam negeri dalam bentuk saham. Dalam

perspektif analisis ekonomi makro terdapat beberapa elemen

pertimbangan yang menjadi aspek analisis, seperti kebijakan moneter dan

fiskal, kebijakan pemerintah, inflasi, pertumbuhan produk domestic bruto,

13

Indonesia Stock Exchange, Sekolah Pasar Modal Level 2, hal. 24 14

Geoffrey A. Hirt dan Stanley B. Block, Fundamentals of Investment Management (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2003), 123.

15

(35)

angka pengangguran, nilai suku bunga, dan tingkat kurs rupiah.

Tandelilin (1998) merangkum dari beberapa aspek ekonomi makro diatas

dengan pertimbangan akan pengaruhnya terhadap investasi pada suatu

Negara, sebagai: tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB),

laju pertumbuhan inflasi, tingkat sukubunga, dan nilai tukar mata uang

(exchange rate).16

a. Gross Domestic Product (GDP) Growth

Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto) adalah nilai

total pasar produk barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu negara

pada periode tertentu.17 Dalam perhitungan GDP ini, hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan / orang asing yang

beroperasi di wilayah Negara Indonesia juga termasuk dalam

perhitungan. Pertumbuhan PDB merupakan indikasi terjadinya

pertumbuhan ekonomi. Jika ekonomi suatu negara mengalami

pertumbuhan, maka daya kemampuan beli masyarakat juga ikut

meningkat, dan momentum tersebut merupakan momentum dari

perusahaan untuk meningkatkan kemampuan penjualan untuk

mendapatkan profit yang lebih. Urgensi lain dari GDP suatu negara

adalah, nilai presentase GDP merupakan gambaran nilai seluruh

transaksi suatu negara secara umum. Jika siklus transaksi

16

Ibid., h. 343 17

(36)

perekonomian stabil maka dapat dipastikan perekonomian akan

berjalan dengan lancar. Sentimen positif ini dapat memicu kenaikan

nilai mata uang lokal.18

b. Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara

umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme

pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,

konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar

yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga

akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.19 Singkatnya, inflasi merupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga

produk-produk secara keseluruhan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan

menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money).

Disamping itu inflasi yang terlalu tinggi juga bisa mengurangi tingkat

pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Sebaliknya,

jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini

akan merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan

turunnya risiko daya beli uang dan risiko penurunan pendapatan riil.20

18 Gross Domestic Product

Artikel diakses pada 27 januari 2015 dari:

http://belajarforex.com/indikator-fundamental/gdp-gross-domestic-product.html

19

Barro, Robert J, Macroeconomics, 2008, h.77 20

(37)

c. Tingkat Suku Bunga BI (BI Rate)

Tingkat suku bunga merupakan ukuran keuntungan investasi

yang dapat diperoleh investor dan sebaliknya, hal tersebut adalah

ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk

menggunakan modal dari investor. Tingkat suku bunga yang terlalu

tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas

perusahaan sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak

akan menarik lagi. Tingkat suku bunga yang tinggi juga akan

meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan.

Disamping itu, tingkat bunga yang tinggi juga akan menyebabkan

return yang disyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat.

d. Kurs Rupiah

Kurs rupiah adalah nilai rasio perbandingan mata uang rupiah

dengan mata uang lain. Nilai suatu mata uang ditentukan oleh nilai

tukar mata uang tersebut terhadap mata uang lainnya. Secara teori,

dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat tidak

pasti. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan

mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya. Karena penurunan

tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat menurun

(38)

Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan

terhadap daya beli konsumen sehingga dapat

meningkatkan permintaan terhadap produk

perusahaan.

Inflasi Peningkatan inflasi secara

relative merupakan sinyal

negatif bagi pemodal di

pasar modal.

Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya

perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi

lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat

dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas

perusahaan akan turun.

menyebabkan peningkatan suku bunga yang

disyaratkan atas investasi pada suatu saham.

Disamping itu tingkat suku bunga yang

meningkat akan menyebabkan investor menarik

(39)

pada investasi berupa tabungan ataupun deposito.

Kurs Rupiah Menguatnya kurs rupiah

terhadap mata uang asing

merupakan sinyal positif

bagi perekonomian yang

mengalami inflasi.

Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang

asing akan menurunkan biaya impor bahan baku

untuk produksi, dan akan menurunkan tingkat

suku bunga yang berlaku.

Sumber: Dikutip dari Harianto, F. dkk., 1998, Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, PT. Bursa Efek Jakarta, Jakarta, hlm. 158

2. Industry Analys (Analisis Industri)

Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan

investor, karena analisis tersebut dipercaya bisa membantu investor untuk

mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industri yang

mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan bagi

investor.21 Indikator dalam analisis industri antara lain: penjualan, laba, dividen, struktur modal, regulasi, dan inovasi.

Analisis industri adalah analisa yang mempelajari keadaan

kompetitif dari suatu sector industry dalam hubungannya dengan yang

lain serta mengidentifikasikan perusahaan-perusahaan yang mempunyai

potensi pada suatu sektor sektor tertentu.22 Setiap industri memiliki karakteristik yang berbeda-beda pula. Pemahaman mengenai

pertumbuhan industri dan tahap pertumbuhannya diperlukan untuk

21

Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, h. 352 22

(40)

menentukan keadaan dan prospek perusahaan. Pertumbuhan

masing-masing industri acap kali tidak sama dengan pertumbuhan ekonomi, ada

industri yang mampu tumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi, dan ada

pula industri yang tumbuh dibawah pertumbuhan ekonomi. Oleh karena

itu analisis siklus industri (industry life cycle) adalah hal yang penting

dilakukan.

Geoffrey A. Hirt dan Stanley B. Block dalam bukunya

Fundamentals of Investment Management (2003) mengelompokan

industry life cycle kedalam lima fase tahapan, yaitu:

a. Development --- Stage I

Fase tahapan ini adalah fase dimana perusahaan mulai

memperkenalkan ide, produk, dan atau jasa yang mereka usungkan

kepada pasar.perusahaan pada fase ini pada umumnya bersifat

private owned yang artinya permodalan yang dimiliki perusahaan

hanya terbatas bersumber dari pemilik perusahaan dan bersifat

terbatas. Aktivitas yang dilakukan perusahaan pada fase ini lebih

banyak bersifat introduction atau promosi melalui media

pemasaran untuk mensosialisasikan barang atau jasa perusahaan.

Terlebih lagi distribusi barang yang dilakukan masih terbatas dan

(41)

b. Growth --- Stage II

Fase kedua disini adalah fase yang menggambarkan

kondisi perusahaan yang telah mampu mencapai tahapan “diterima” dimasyarakat. Pada fase ini penjualan dan laba yang

dihasilkan perusahaan dikatakan meningkat hasil dari promosi dan

pengenalan yang dilakukan perusahaan pada tahap sebelumnya,

oleh karenanya perusahaan mengurangi tingkat agresifitas promosi

pada tahap ini. Walaupun pendapatan yang dihasilkan perusahaan

meningkat, fase growth juga ditandai dengan munculnya

persaingan akibat dari perusahaan yang telah berhasil memasuki

lingkungan pasar. Pada fase ini, investasi haruslah dioptimalkan

perusahaan seperti penyerapan modal ataupun alokasi investasi

perusahaan.

c. Expansion --- Stage III

Pada tahap ketiga disini ditandai oleh, keuntungan yang

diperoleh perusahaan tetap berlanjut (tinggi) tapi dengan tingkat

yang semakin berkurang (tidak sepesat fase growth). Perusahaan

dihadapkan pada fase dimana pertumbuhan industri mengalami

(42)

d. Maturity --- Stage IV

Tahap ini adalah tahap kedewasaan yang dialami

perusahaan yang ditandai oleh semakin ketatnya persaingan harga

dan produksi didalam industri. Pada tahap ini promosi mulai

kembali ditingkatkan, inovasi-inovasi, dan plus value mulai

menjadi senjata perusahaan untuk mendapatkan pasar dan

eksistensi terhadap pesaing-pesaingnya. Fase ini terjadi ketika

pertumbuham penjualan perusahaan tumbuh berimbang dengan

pertumbuhan ekonomi yang secara jangka panjang diukur oleh

fluktuasi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP).

e. Decline --- Stage V

Fase ini dinamakn fase kemunduran yang dialami

perusahaan yang ditandai dengan penurunan pendapatan dan

pertumbuhan industri yang lambat atau menurun. Akibatnya

pesaing pun mulai berkurang akibat terjadinya resesi industri.

Permintaan yang terus menurun menjadi kendala dan dorongan

bagi perusahaan untuk melakukan peremajaan barang / jasa

industri karena inovasi dan promosi yang ternyata tidak

mempunyai dampak yang positif bagi pendapatan yang diperoleh

perusahaan. Akibatnya perusahaan terpaksa memangkas

(43)

Grafik 2.1

Industry Life Cycle

3. Company Analys (Analisis Perusahaan)

Selanjutnya, analisis industri juga perlu diikuti oleh analisis

perusahaan, sehingga investor dapat menentukan saham-saham dari

perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang mempunyai

kombinasi return-risiko yang terbaik.23 Hal yang demikian adalah ekspektasi-ekspektasi yang diharapkan investor dalam melakukan

investasi pada sektor saham. Ekspektasi tersebut merupakan jawaban dari

bagaimana prospek suatu perusahaan dalam kelompok industrinya di

masa yang akan datang. Untuk itu menentukan ukuran return harapan

perusahaan terhadap industri kelompoknya menjadi suatu hal yang perlu

untuk dianalisis. Dengan menilai dan menentukan return harapan tersebut,

investor akan dapat menentukan peluang investasi pada saham-saham

perusahaan yang punya prospek terbaik.

23

(44)

Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan,

informasi rasio dari laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan paling

murah didapatkan dibandingkan dengan alternatif informasi lainnya.

Disamping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup

menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi

perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya.24 Dari keterangan tersebut rasio laporan keuangan mempunyai pengertian

sebagai alat untuk menggambarkan hubungan sistematis antara satu item

dengan item lain yang biasanya dinyatakan dalam presentase dan

mengungkapkan hubungan penting yang menjadi dasar perbandingan

dalam menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan

mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio.25 Dalam analisis rasio keuangan tersebut terdapat lima kelompok instrumen rasio,

yaitu (a) rasio likuiditas / liquidity ratios (b) rasio aktivitas / activity

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.118. 26

(45)

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas suatu perusahaan adalah rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban-kewajiban yang segera harus

dibayar.27 Alat-alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat lancar. Rasio likuiditas

pada umumnya dihitung menggunakan current ratio yang merupakan

rasio perbandingan antara aset lancar (current assets) dan kewajiban

lancar (current liabilities) yang dimiliki perusahaan.

Rumus 2.1

urrent atio

Namun, pada prakteknya besaran presentase perbandingan

Current Assets tidak selalu berarti semakin besar semakin baik,

Current Assets mempunyai batas atas (Rule of Thumb) yaitu 200% dan

juga batas minimum bawah antara 100%28 (tergantung peraturan pemerintah). Jika nilai rasio likuiditas perusahaan kurang dari 100%

maka dapat dikatakan, perusahaan mempunyai kewajiban jangka

pendek yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar yang

dimiliki. Sedangkan jika perusahaan mempunyai presentase rasio

27

Ibid, hal 33 28

(46)

likuiditas diatas 200% hal tersebut juga tidak sepenuhnya berarti baik

bagi calon investor terhadap perusahaan, karena hal tersebut juga dapat

diartikan bahwa perusahaan mempunyai banyak aktiva yang

menganggur.

b. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka panjangnya, biasa disebut juga rasio leverage. Juga merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan

dibiayai oleh hutang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar

seluruh kewajibannya, apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).

Semakin kecil rasio ini, maka semakin baik. Rasio solvabilitas dapat

dihitung dengan menggunakan:

(1) Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya dari aset

yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar

aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang

perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Rumus 2.2

(47)

(2) Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara

hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan

kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh

kewajibannya. Dengan kata lain, rasio ini untuk mengetahui setiap

rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang.

Rumus 2.3

c. Rasio Rentabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan seberapa besar tingkat keberhasilan

perusahaan didalam menghasilkan keuntungan melalui semua sumber

daya dan kegiatan yang ada. Rasio ini merupakan perbandingan dari

pendapatan yang diterima perusahaan berbanding dengan kegiatan

penjualan yang dilakukan perusahaan. Presentase yang semakin besar

atau lebih dari 100% penjualan menandakan kondisi perusahaan yang

lebih baik atau menguntungkan. Rasio rentabilitas atau rasio

profitabilitas dapat diukur dengan dengan menggunakan:

(1)Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur laba bersih sesudah pajak atas penjualan. Rasio ini

menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan

pada setiap penjualan yang dilakukan. Semakin besar rasio ini

(48)

semakin baik karena dapat dikatakan bahwa kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba cukup tinggi.29 Rumus 2.4

(2) Return on Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari

aktiva yang digunakan. Return on assets yang positif menunjukkan

bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi,

perusahaan mampu memberikan atau menghasilkan laba untuk

perusahaan.

Rumus 2.5

(3) Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan

untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan.

Dalam pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal

hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor

ke perusahaan tersebut.

29

Sofyan Safri Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal.304.

(49)

Rumus 2.6

(4) Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah rasio

yang menunjukkan pendapatan yang diperoleh dari setiap lembar

saham. Jadi nilai laba per saham akan meningkat apabila presentase

kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan

jumlah lembar saham biasa yang beredar. Besarnya EPS perusahaan

dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba

rugi perusahaan dengan rumus:

Rumus 2.7

d. Rasio Aktivitas (Activity Ratios)

Rasio aktivitas adalah rasio gambaran dari kemampuan

perusahaan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan aset-aset

yang dimilikinya. Efisiensi tersebut adalah efisiensi yang dilakukan

perusahaan seperti efisiensi di bidang penjualan, persediaan, penagihan

piutang, dan efisiensi di bidang lainnya.30 Ukuran yang pada umumnya

30

Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.113.

(50)

digunakan dalam analisis rasio aktivitas perusahaan adalah (a) fixed

asset turnover dan(b) total asset turnover.

(1) Fixed Asset Turnover adalah rasio aktivitas yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap

berputar dalam satu periode. Dengan kata lain rasio ini bertujuan

untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas

aktiva tetap sepenuhnya atau belum.

Rumus 2.8

i ed sset urnover

(2) Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perputaran semua total aktiva yang dimiliki perusahaan

dalam menciptakan penjualan. Perputaran total aktiva diukur dari

volume penjualan. Perputaran total aktiva diukur dari volume

penjualan. Rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran total

aktiva dalam satu periode tertentu.

Rumus 2.3

(51)

4. Penilaian Saham31

Dalam penilaiaan saham dikenal dengan adanya tiga jenis nilai,

yaitu: nilai buku, nilia pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku

merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan

penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham yang ada di

pasar, yang ditunjukan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan

nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang

sebenarnya atau seharusnya terjadi.

Meskipun semuanya dinyatakan dalam per lembar saha, ketiga

jenis nilai tersebut ditambah nilai nominal umumnya adalah tidak sama

besarnya. Nilai nominal dan nilai buku dapat dicari di dalam atau

ditentukan berdasarkan laporan keuanga perusahaan. Nilai pasar dapat

dilihat pada harga saham di bursa efek. Sedangkan penentuan nilai

intrinsik saham dapat diketahui melalui beberapa metode pendekatan

yang akan dibahas pada sub bab ini.

a. Dividend Discounted Model

Dividend Discounted Model merupakan model untuk

menentukan estimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran

dividen yang akan diterima dimasa mendatang. Model penilaian dari

pendekatan ini adalah berdasarkan pada pembayaran dividen dan capital

31

(52)

gain. Dalam pendekatan ini dapat dikatakan harga saham akan dapat

diketahui dengan menghitung nilai sekarang (present value). Semakin

besar tingkat pertumbuhan yang digunakan, semakin besar jumlah

dividen pada masa yang akan datang. Semakin panjang periode

waktunya, semakin besar jumlah dividen yang akan diterima di masa

yang akan datang. Secara matematis, model ini bisa dirumuskan sebagai

berikut:

Rumus 2.11

̂

Rumus 2.12

̂

Dalam hal ini:

̂ = nilai intrinsik saham dengan model diskonto

dividen

= dividen yang akan diterima di masa datang

= tingkat return yang disyaratkan

Dalam persamaan diatas bisa dilihat bahwa aliran dividen yang

diterima investor merupakan aliran dividen yang tidak terbatas

(53)

perusahaan tidak memberikan dividen secara konstan dan teratur, (bahkan

ada perusahaan yang tidak memberikan dividennya kepada pemegang

sahamnya). Dalam situasi dividen konstan dan tidak mengalami

pertumbuhan, kita bisa menggunakan model pertumbuhan nol

(zero-growth model). Untuk kasus aliran dividen yang bertumbuh secara

konstan, model yang bisa dipakai adalah model pertumbuhan konstan

(constant growth model). Sedangkan untuk saham yang mengalami

pertumbuhan yang tidak konstan, kita bisa menggunakan model

pertumbuhan tidak konstan (non-constant growth).

(1) Model Pertumbuhan Nol. Model ini berasumsi bahwa dividen

yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami

pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang

dibayarkan akan tetap sama dari waktu ke waktu. Model

pertumbuhan nol ini sebenarnya sama dengan prinsip

perhitungan saham preferens karena dividen yang dibayarkan

diasumsikan selalu sama dan tidak akan mengalami perubahan

pertumbuhan sepanjang waktu.

Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah:

Rumus 2.13

(54)

(2) Model Pertumbuhan Konstan. Model pertumbuhan konstan juga

disebut sebagai model Gordon, setelah Myron J. Gordon

mengembangkan dan memomulerkan model ini. Model ini

dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan

dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan dalam

waktu yang tak terbatas, dimana untuk semua

= tingkat return yang disyaratkan investor

= tingkat pertumbuhan dividen yang

direncanakan

(55)

Asumsi perusahaan membayarkan dividen secara konstan

dalam kenyataannya kadang kala kurang tepat. Ada kalanya

perusahaan mengalami pertumbuhan yang sangat baik jauh diatas

pertumbuhan normal dan sangat menjanjikan selama beberapa

tahun, tetapi lambat laun menurun terus. Proses untuk menghitung

nilai saham dengan menggunakan model pertumbuhan dividen tidak

konstan seperti diatas bisa dilakukan dengan rumus berikut:

Rumus 2.16

̂

Dalam hal ini:

̂ = nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan

tidak konstan

= jumlah tahun selama periode pembayaran dividen

supernormal

= dividen saat ini (tahun pertama)

= pertumbuhan dividen supernormal

= dividen pada akhir tahun pertumbuhan dividen

(56)

= pertumbuhan dividen yang konstan (ROE x

retention ratio)

= = tingkat return yang disyaratkan investor (tingkat

return bebasrisiko + premi risiko)

b. Price Earning Ratio (PER)

Disamping pendekatan dengan nilai sekarang (model diskonto

dividen), dalam metode penelitian saham berdasar analisis fundamental

dikenal juga pendekatan lain yang disebut pendekatan price earning ratio

(PER) dalam pendekatan PER atau disebut juga pendekatan multiplier,

investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang

tercermin dalam harga suatu saham. Dengan kata lain PER

menggambarkan rasio atau perbandingan harga saham terhadap earning

perusahaan. Jika misalnya PER suatu saham sebanyak tiga kali berarti

harga saham tersebut sama dengan tiga kali earning perusahaan tersebut.

PER ini juga akan memberikan informasi berupa rupiah harga yang harus

dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp 1 earning perusahaan.

Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan

membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham.

Secara matematis, rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:

Rumus 2.17

(57)

c. Price Book Value

Price Book Value adalah rasio yang menggambarkan seberapa

besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. semakin

tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.

Price Book Value dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Rumus 2.18

Dimana nilai buku perlembar saham menunjukkan aktiva bersih

(net asset) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu

lembar saham. Adanya asumsi aktiva bersih sama dengan total ekuitas

pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas

dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

C. Analisis Teknikal

Analisis teknikal atau lebih dikenal dengan analisis teknis adalah suatu

teknik analisis yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk

memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang

lampau, terutama pergerakan harga dan volume saham.32 Analisis teknikal adalah

32

Kirkpatrick dan Dahlquist, Technical Analysis: The Complete Resource for Financial Market Technicians (Finansial Times Press, 2006), h. 3.

(58)

suatu analisis yang mempunyai orientasi kepada momentum pergerakan harga

seperti pembukaan harga dimulai, penutupan, momentum harga tertinggi, dan

momentum harga terendah dari suatu instrumen investasi pada periode tertentu.

Analisis teknikal (technical analysis) hingga kini digunakan sebagian orang

sebagai salah satu tools didalam berinvestasi. Apakah itu saham, indeks,

komoditi maupun currency. Hampir tidak terelakkan dari berbagai investasi

tersebut diatas tidak menggunakan indikator analisa teknikal dikarenakan fungsi

analisis teknikal yang dapat digunakan untuk memprediksi maupun bertindak

dalam menganalisis kondisi pasar.

Analisis teknikal adalah analisis yang mempelajari tentang perilaku

kecenderungan pasar yang dicerminkan kedalam grafik yang bergerak.

Pergerakan dari grafik tersebut adalah pergerakan harga suatu komoditi pasar

didalam bursa. Sedangkan harga itu sendiri merupakan kesepakatan transaksi

supply dan demand yang terjadi didalam pasar.

1. Prinsip Dasar Analisis Teknikal33

Dalam aplikasinya, analisis teknikal mempunyai beberapa

prinsip dasar yang umum sebagai panduan bagi para investor dalam

menganalisa saham secara teknis. Diantaranya adalah:

33

(59)

a. Follow the smart money: artinya adalah analisa teknikal mengikuti

trend yang sedang terjadi di pasar, analisa teknikal mempercayai

bahwa harga bergerak dalam trend tertentu dan trend ini akan

bergerak terus hingga terjadi perubahan permintaan dan

penawaran.

b. Contrarian: maksudnya adalah perusahaan atau investor yang

menggunakan metode analisis teknikal sangat mungkin tidak

c. melihat dasar fundamental suatu saham perusahaan. Artinya disini

sangat mungkin terjadinya perbedaan yang besar antara analisis

teknikal dan analisis fundamental. (hal yang terjadi di pasar

merupakan hal yang teknis, maka sangat mungkin terjadi

perbedaan dengan harapan investor).

d. Price discounts everything: dalam sesi fundamental mungkin kita

ketahui bahwa harga akan dipengaruhi berita-berita mengenai

laporan keuangan, nilai penjualan ataupun harga komoditi yang

dihasilkan oleh perusahaan tersebut, tetapi analisis teknikal

mempercayai bahwa harga akan mendiskonsemua berita tersebut,

sering kali harga bergerak melewati nilai harga teoritis secara

fundamental (bisa naik atau turun).

e. Price fluctuates in trends: harga saham atau komoditi biasanya

Gambar

Tabel 2.1 Pengaruh Indikator Ekonomi
Grafik 2.1 Industry Life Cycle
grafik yang telah dibuat tersebut, mereka akan mencari pola
Grafik pergerakan harga saham JII satu kuartal, sumber:  www.idx.co.id
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Statistik Reksa Dana Syariah Otoritas Jasa Keuangan OJK yaitu Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah, dan Statistik Pasar Modal

16 Sehingga untuk mencapai hal ini pihak manajemen akan melakukan praktik perataan laba guna memperoleh kondisi keuangan yang baik dengan tingkat DER yang

meganalisis harga saham.. peneliti menggunakan analisis fundamental. 392) dalam Alifa Widiastuti Nugroho (2016) mengungkapkan bahwa informasi yang dipublikasikan

Hasil uji parsial nilai tukar terhadap harga saham perushaan ANTM diperoleh sig-value sebesar 0,001 <α maka nilai tukar berpengaruh secara parsial terhadap harga

Bagi calon investor yang ingin menanamkan modal di perusahaan yang masuk dalam Indeks LQ 45 di BEI, khususnya dalam membeli saham dengan mengharapkan return

Puji syukur atas segala Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus, karena hanya berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Pengaruh Faktor

Hasil uji T test menunjukkan bahwa pengaruh variabel inflasi, kurs, jumlah uang beredar dan kapitalisasi pasar secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasio Hutang dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2010-2014..