• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Critical Incident Terhadap Hasil Belajar IPS (Ekonomi) Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Critical Incident Terhadap Hasil Belajar IPS (Ekonomi) Siswa"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

(Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII-A MTs. Ruhul Bayan Cisauk

Tangerang - Banten)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

SITI NURFAUZIAH 109015000018

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

(Kuasi Eksperimen di Kelas VIII-A MTs Ruhul Bayan Cisauk)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif critical incident terhadap hasil belajar siswa IPS (ekonomi) siswa. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Ruhul Bayan Cisauk. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII MTs Ruhul Bayan Cisauk Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari tiga kelas, teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan purposive sampling. Subjek pada penelitian ini adalah

siswa kelas VIII-A yang terdiri 32 orang yakni 15 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan

rancangan penelitian one group pretest posttest design. Instrumen yang digunakan

adalah tes baik pretest maupun posttest, observasi dan wawancara. Teknik analisis

data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Berdasarkan

hasil perhitungan dengan derajat kebebasan 70, diperoleh thitung = 10,98 dan ttabel = 1,66. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung ≥ ttabel (10,98 ≥ 1,66). Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif critical incident terhadap hasil belajar IPS (ekonomi) siswa kelas VIII-A MTs Ruhul Bayan Cisauk.

(6)

v

This study aims to determine the effect of the use of active learning strategies critical incident against IPS student learning outcomes (economic) students. This research was conducted in MTs Ruhul Bayan Cisauk. The population in this research that the eighth grade students of MTs Ruhul Bayan Cisauk Academic Year 2013/2014 which consists of three classes, the sampling technique in this study using purposive sampling. Subjects in this study were students of class VIII-A comprising 32 ie 15 men and 17 women.

The research method used is a quasi-experimental research design with one group pretest posttest design. The instrument used was a pretest and posttest both tests, observation and interviews. Data analysis techniques to test this hypothesis using the t test. Based on the results of the calculation with 70 degrees of freedom, obtained t = 10.98 and t table = 1.66. The results of these calculations indicate that tcount ≥ ttable (10.98 ≥ 1.66). It can be concluded there is the influence of the use of active learning strategies on learning outcomes of critical incident IPS (economy) class VIII-A Ruhul Bayan Cisauk MTs.

(7)

vi

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Ilahi Robbi, Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah sehingga manusia dapat hidup dengan cahaya ilmu dan pengetahuan.Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing dan mendidik umatnya dengan ilmu menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususnan skripsi ini masih banyak kekurangan, karenannya penulis mohon kritik dan saran dari pembaca agar menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan moril maupun materil. Ucapan terimakasih tersebut penulis sampaikan khususnya kepada :

1. Dra. Nurlena, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

beserta staf yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku ketua Jurusan Pendidikan IPS sekaligus

dosen pembimbing akademik dan Drs. Syaripulloh, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan banyak nasehat, arahan, dan kemudahan,dalam penyusunan skripsi ini, mudah-mudahan segala kebaikannya dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.

3. Drs. Nurochim, MM., dan Annisa Windarti, M. Sc., selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih setulusnya penulis sampaikan atas apresiasi, nasehat, motivasi, dan bimbingannya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Seluruh dosen pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang telah

mengajarkan ilmu yang bermanfaat, mendidik dan membimbing penulis selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga apa yang telah diajarkan bisa penulis terapkan dalam kehidupan penulis di masa yang akan datang.

5. Seluruh pegawai dan staf perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun

perpustakaan tarbiyah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menggali ilmu, mencari referensi demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Nazharudin, S.Ag., MM., Kepala Sekolah MTs Ruhul Bayan Cisauk serta

(8)

vii

adikku Siti Nuraida, juga anugerah terindah dalam hidupku Shafiyyah Nurlaili Khalid beserta keluarga besarku yang tak henti-hentinya memberikan motivasi serta do’a yang tulus demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini dengan baik. Dukungan moril maupun materil, kasih sayang, nasehat serta bimbingan kalian yang luar biasa sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga Allah membalasnya dengan limpahan pahala yang berlipat ganda. Aamiin.

8. Sahabat-sahabatku di Jurusan P. IPS kelas ekonomi angkatan 2009, Ade Nihayah, S.Pd, Sri Mukaromah, S.Pd, Heni Nuraini, S.Pd, Wulan Rosyana Indah, S.Pd, Amelia, Ilmi, Siti Nurmilasari, S.Pd, Suci Lestari, Niken WD, Siti Sugiyati dan teman-teman seperjuangan lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang senantiasa menemani dalam suka maupun duka, terimakasih atas kerjasama dukungan dan bantuan kalian semua yang selalu memberikan semangat bagi penulis.

Penulis hanya dapat mendo’akan semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dengan tulusdalam penyusunan skripsi ini semoga dicatat sebagai amal baik oleh Allah SWT. Dan akan dibalas dengan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Tak lupa penulis juga mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis sangat berharap agar skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian.

Jakarta, 24 Juni 2014

(9)

viii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR BAGAN DAN TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Teoritis 1. Strategi Pembelajaran ... 8

2. Pembelajaran Aktif a. Pengertian Pembelajaran Aktif ... 11

b. Macam-macam Pembelajaran Aktif ... 13

3. Critical Incident (Pengalaman Penting) a. Pengertian Critical Incident (Pengalaman Penting) ... 17

b. Tujuan Strategi Critical Incident ... 19

c. Langkah-langkah Strategi Critical Incident ... 20

(10)

ix

c. Prinsip-prinsip Belajar ... 25

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar... 27

e. Pengertian Hasil Belajar ... 28

f. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 29

g. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ... 36

h. Hakikat Ilmu Ekonomi ... 37

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 39

C. Kerangka Pikir ... 40

D. Hipotesis Penelitian ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 43

B. Metode dan Desian Peneltian ... 43

C. Populasi dan Sampel ... 44

D. Variabel Penelitian ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

F. Instrumen Penelitian ... 45

G. Kalibrasi Instrumen 1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Reliabilitas ... 47

3. Taraf Kesukaran ... 48

4. Daya Pembeda ... 49

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 50

2. Uji Homogenitas ... 51

3. Uji Hipotesis ... 51

(11)

x

c. Misi Sekolah ... 55

B. Deskripsi Data 1. Praktik Pembelajaran a. Praktik Pembelajaran dengan menggunakan strategi critical incident ... 60

b. Hasil Observasi ... 61

c. Hasil Wawancara ... 62

2. Data Hasil Belajar IPS (Ekonomi) Siswa a. Hasil Pretest Siswa ... 63

b. Hasil Posttest Siswa ... 64

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas Data a. Uji Normalitas Data Pretest ... 66

b. Uji Normalitas Data Posttest ... 66

2. Uji Homogenitas ... 67

3. Uji Hipotesis ... 68

4. Signifikansi Peningkatan Hasil Belajar ... 69

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(12)

xi

No. Nama Bagan / Tabel

man

1 Bagan 2.1 Kerangka Pikir 41

2 Tabel 3.1 Desain penelitian One Group Pretest-posttest Design 43

3 Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal 46

4 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen 47

5 Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen 48

6 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen 46

7 Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran 49

8 Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen 49

9 Tabel 3.8 Interpretasi daya pembeda 49

10 Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen 50

11 Tabel 4.1 Data Siswa 57

12 Tabel 4.2 Data Sarana dan Prasarana 58

13 Tabel 4.3 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan 59

14 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kumulatif Hasil Pretest Siswa 64

15 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kumulatif Hasil Posttest Siswa 65

16 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas 67

17 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest 68

18 Tabel 4.8 Data Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest 69

(13)

xii

2 Materi Ajar 92

3 Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 98

4 Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Guru 100

5 Pedoman Wawancara Siswa 102

6 Pedoman Wawancara Guru 103

7 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 105

8 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru 107

9 Hasil Wawancara Siswa 109

10 Hasil Wawancara Guru 112

11 Foto-foto Penelitian 115

12 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Uji Validitas 117

13 Soal Instrumen Tes Sebelum Uji Validitas 118

14 Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Uji Validitas 124

15 Soal Instrumen Pretest dan Posttest 125

16 Anates 128

17 Nilai Pretest dan Posttest 137

18 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Pretest 139

19 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Posttest 141

20 Perhitungan Mean, Median, Modus, Varians, dan

Simpangan Baku Hasil Pretest

143

21 Perhitungan Mean, Median, Modus, Varians dan

Simpangan Baku Hasil Posttest

145

22 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pretest 147

23 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Posttest 149

24 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Posttest 151

25 Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Pretest dan Posttest 153

(14)
(15)

1

Dalam kehidupan di suatu Negara, pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, hal itu tercantum dalam Undang-Undang pendidikan RI No.20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi :

Pendidikan nasional berfungsi menggambarkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.1

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi yakni memberikan gambaraan kemampuan dan juga pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki tujuan menjadikan anak didik sebagai insan yang beriman, berakhlak mulia serta bertanggung jawab sebagai warga negara Indonesia. Para ahli juga mengemukakan pengenai definisi pendidikan salah satunya yaitu Langeveld yang menjelaskan bahwa:

Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup, sehari-hari dan

sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.2

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan bertujuan untuk menjadikan anak menuju kedewasaannya dimana dalam proses pendewasaan tersebut harus ada bimbingan atau pengaruh dari orang dewasa.

1Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Th. 2003 (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), Cet. 4, h. 7.

(16)

Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia , oleh karena itu diatur sedemikian rupa agar dapat membantu kehidupan manusia. Semua hal dan komponen yang berhubungan dengan pendidikan selalu diperhatikan dan dipertimbangkan agar tercipta pendidikan yang bermutu mulai dari peserta didik, pendidik, apa yang diajarkan sampai pada masalah sarana prasarana diatur sedemikian rupa agar tidak ada cela dan cacat yang dapat membuat pendidikan terganggu yang akhirnya tidak sesuai dengan harapan awalnya.

Dalam sebuah pendidikan, banyak sekali hal hal yang sangat mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pendidikan itu, antara lain adalah proses belajar mengajar, selama ini sebagian besar pendekatan pendidikan di sekolah-sekolah berpusat pada guru yang berarti semua mengarah pada guru. Jika kita tinjau lebih jauh pada pendekatan tersebut siswa lebih banyak mendengar, menghafal bahan-bahan yang diberikan oleh gurunya dan mengulanginya pada waktu ujian. Hal ini akan mengakibatkan siswa menjadi pasif dan proses belajar ini terkadang kurang memperhatikan perbedaan-perbedaan individu siswanya. Karena guru hanya menuntut agar siswanya menerima semua materi yang disampaikan dan berhasil dalam ujian tanpa memperhatikan sisi lain kebutuhan siswa. Untuk mengaktualisasikan diri mengembangkan semua potensi yang dimiliki, mengembangkan daya nalar dalam mengembangkan pengetahuan yang diterima.

Belajar pada hakikatnya haruslah bisa merubah tingkah laku siswa, atau dalam kata lain menjadikan siswa mengetahui semua hal yang belum mereka ketahui. Dan dari proses belajar itupula siswa memiliki pengetahuan yang pada akhirnya diharapkan mampu merubah perilaku menjadi seseorang yang lebih dewasa dan berguna bagi masa depan bangsa. Selain itu semua hakikat belajar adalah suatu proses bukan hanya hasil atau tujuan dari pembelajaran menurut pendapat Oemar Hamalik:

(17)

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan

pengubahan kelakuan.3

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan penguatan kelakuan melalui pengalaman, atau dengan kata lain dalam belajar yang lebih ditekankan adalah suatu proses dan bukan hasil atau tujuan. Dan belajar pun bukan hanya sekedar mengingat atau menghapal melainkan merupakan suatu perubahan tingkah laku.

Dalam proses pembelajaran di sekolah diperlukan adanya pembaharuan untuk menjadikan proses pembelajaran tersebut lebih menyenangkan dari sekedar adanya metode ceramah dari guru. Proses pembelajaran haruslah bisa menjadikan siswa sebagai seorang yang mampu mengeksplorasi semua kemampuan serta pengetahuannya demi terciptanya pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran yaitu adanya strategi-strategi pembelajaran aktif yang diharapkan mampu menggugah minat dan motivasi siswa terkait materi yang disampaikan sehingga siswa mampu meningkatkan pemahamannya dan juga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajarnya dalam mata pelajaran yang ada di sekolah, salah satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang cenderung dianggap sulit oleh sebagian siswa, hal tersebut dapat disimpulkan dari hasil wawancara dengan seorang guru IPS di MTs. Ruhul Bayan yang menyebutkan bahwa hasil yang didapat dari kegiatan belajar di sekolah menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum maksimal dalam memahami materi-materi IPS.4 Hal tersebut disebabkan dari berbagai faktor salah satunya yaitu kegiatan belajar mengajar yang masih berpusat pada guru, dimana proses pembelajaran hanya didominasi oleh peran guru sebagai penyampai materi sedangkan keaktifan serta kemampuan siswa dalam kegiatan belajar masih jauh tertanam di dalam diri dan belum bisa terkeksplorasi dengan baik.

(18)

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di kelas VIII-A MTs. Ruhul Bayan Kecamatan Cisauk, masih ditemui gejala-gejala atau fenomena pada pelajaran IPS khususnya sebagai berikut:

1. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa belum optimal, hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan tengah semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, khususnya pada mata pelajaran IPS sebesar 60 artinya bahwa semua siswa yang berjumlah 32 orang belum mencapai nilai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) 73 yang ditetapkan.5

2. Siswa terkesan sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru di

kelas, hal ini dilihat dari kebanyakan siswa tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya.

Fenomena-fenomena atau gejala-gejala tersebut di atas, terlihat bahwa hasil belajar IPS yang diperoleh siswa belum optimal. Hal ini berkemungkinan dipengaruhi oleh cara mengajar guru yang kurang menarik perhatian siswa. Dalam hal ini peneliti mencoba strategi penbelajaran aktif critical incident untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena critical incident memiliki beberapa kelebihan seperti dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat,

maupun menghadapi dunia kerja. Dan strategi pembelajaran aktif critical incident

dapat mengembangkan kreatifitas siswa, karena strategi pembelajaran aktif critical incident adalah salah satu strategi pembelajaran yang menyenangkan. Dan diharapkan strategi pembelajaran aktif critical incident dapat mengembangkan kreatifitas siswa sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (ekonomi), diperlukan berbagai macam strategi pembelajaran aktif, kegiatan pembelajaran yang sifatnya berpusat pada gurupun harus dirubah dengan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan demikian diharapkan siswa tidak jenuh dalam kegiatan belajar dan mampu meningkatkan hasil belajarnya dengan baik. Salah satu strategi pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa yaitu strategi pembelajaran critical incident (pengalaman

(19)

penting) dimana strategi ini merupakan cara untuk membantu siswa dalam memahami materi dengan mengaitkan materi dengan pengalaman siswa.

Penelitian mengenai strategi pembelajaran aktif critical incident terhadap hasil belajar siswa sebelumnya telah menunjukkan keberhasilan, penelitian tersebut dilakukan oleh Miftakhul Muthoharoh Mahasiswa S-1 Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Sunan Ampel Gresik, penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran fiqih dengan menggunakan strategi critical incident

termasuk sangat baik dengan rata-rata 3,39 pada pertemuan pertama dan 3,4 pada pertemuan kedua, sedangkan untuk aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih dengan menggunakan strategi critical incident tergolong aktif.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif (critical incident) terhadap hasil belajar IPS (ekonomi) siswa di MTs Ruhul

Bayan Cisauk”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :6

1. Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher oriented)

2. Proses pembelajaran masih didominasi aktivitas menghafal

3. Kurangnya inovasi dalam proses pembelajaran

4. Kurangnya pemahaman siswa mengenai materi-materi dalam mata

pelajaran IPS

5. Pembelajaran dengan metode ceramah dinilai kurang dalam meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut :

(20)

Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif critical incident terhadap hasil belajar IPS (Ekonomi) siswa di MTs Ruhul Bayan Cisauk.

D. Perumusan Masalah

Dari masalah yang diidentifikasi dan pembatasan masalah yang akan diteliti,

maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : “Adakah pengaruh

penggunaan strategi pembelajaran aktif critical incident terhadap hasil belajar

siswa IPS (Ekonomi) siswa di MTs Ruhul Bayan Cisauk?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif critical incident terhadap hasil belajar IPS (ekonomi) siswa kelas VIII-A MTs Ruhul Bayan Cisauk.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan juga untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan strategi pembelajaran dalam proses belajar.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelaku dunia pendidikan, diantaranya:

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkan

motivasi belajar IPS serta dapat mengatasi kejenuhan dalam belajar IPS. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

(21)

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk penerapan strategi pembelajaran baru di sekolah, agar hasil belajar siswa bisa meningkat.

(22)

8

1. Strategi Pembelajaran

Strategi pada dasarnya adalah merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain strategi merupakan rancangan kegiatan besar yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Terkadang segala hal yang dilakukan tanpa diiringi dengan strategi yang baik tidak akan berjalan sesuai rencana dan tujuanpun tidak bisa dicapai dengan maksimal. Begitupula dalam hal proses pembelajaran jika tidak disertai dengan strategi yang baik, maka tujuan pembelajaran tidak akan maksimal dan bahkan sedikit sulit untuk melaksanakan segala proses pembelajarn dari awal hingga akhir tanpa dilakukan dengan cara-cara yang baik dalam hal ini strategi.

Menurut Wina Sanjaya “strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu”. 1 Dari penjelasan tersebut dapat

dipahami bahwa strategi pembelajaran merupakan rancangan yang didalamnya terdapat rentetan kegiatan yang sengaja dibuat untuk mencapai suatu pendidikan tertentu. Dimana rancangan atau perencanaan tersebut nantinya bisa membantu guru dalam melakukan aktifitas proses pembelajaran di kelas.

Strategi pembelajaran di dalamnya terdapat dapat kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya suatu tujuan pembelajaran tertentu, hal ini berarti bahwa strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang diharapkan mampu memfasilitasi serta membantu peserta didik untuk mencapai suatu tujuan dalam proses pembelajaran

(23)

Pengertian strategi pembelajaran menurut Yatim Rianto yaitu “siasat guru dalam mengefektifkan, mengefisienkan, serta mengoptimalkan fungsi dan interaksi antara siswa dengan komponen pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran”.2

Dari pendapat Yatim Rianto tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pembelajaran merupakan taktik yang digunakan oleh guru dalam kaitannya dengan mengefektifkan dan mengefisienkan waktu dan juga memaksimalkan interaksi antara siswa dengan komponen-komponen pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran agar tercapainya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

Proses pembelajaran akan berjalan monoton tanpa dibangunnya strategi-strategi penunjang jalannya kegiatan pembelajaran tersebut. Karena strategi pembelajaran merupakan wahana bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuannya, kemampuannya dalam hal mengemukakan pendapat, serta cara berfikirnya dalam menyelesaikan persoalan dalam kelas. Pengetahuan, kemampuan serta kreatifitas berpikir siswa perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran, karena pada hakikatnya berhasil atau tidaknya siswa dalam memahami materi pembelajaran bukan hanya dari apa yang telah guru sampaikan saja melainkan semuanya itu ditunjang pula oleh keinginan mereka untuk mengemukakan pendapat serta bertukar pendapat dengan temannya dan itu semua harus bisa diwadahi oleh guru sebagai fasilitator.

Dalam buku perencanaan dan desain sistem pembelajaran, Wina

Sanjaya mengutip pendapat Kemp yang menjelaskan bahwa “strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”. 3

Dari pengertian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru beserta siswa untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran tersebut dan tercapainya tujuan pembelajaran itu dengan cara yang efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk

2Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 132.

(24)

mencapai proses pembelajaran yang baik serta tujuannya tercapai guru harus mampu mengatur strategi-strategi yang mampu membuat siswa aktif dan tereksplorasi kemampuannya dalam memahami materi pembelajaran. Mengenai strategi pembelajaran Iskandar Wassid menjelaskan bahwa:

Strategi pembelajaran mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yaitu mengidentifikasi apa yang diharapkan, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran, menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan. 4

Dari penjelasan di atas dapat dipahami strategi pembelajaran merupakan acuan besar untuk melakkan suatu usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, menurutnya pula ada empat strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran yaitu mengidentifikasi apa yang diharapkan, memilih serta menentukan prosedur, metode dan juga teknik dalam pembelajaran, selain itu juga menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan yang akan dicapai.

Strategi pembelajaran memiliki komponen-komponen yang menunjang terlaksananya strategi tersebut, tanpa adanya komponen-komponen penting dalam strategi pembelajaran maka apa yang dilakukan atau apa yang telah direncanakan mungkin tidak akan berjalan serta tujuan yang telah ditentukan pun tidak akan tercapai dengan maksimal. Iif Khoiru Ahmadi, dkk. menyebutkan bahwa,

Selaku suatu sistem pembelajaran meliputi suatu komponen antara lain tujuan, bahan, peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerja sama. Oleh karena itu, guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu

(25)

saja misalnya metode, bahan, dan evaluasi saja, tetapi ia harus

mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.5

Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran memiliki komponen yang penting, komponen-komponen tersebut diantaranya: tujuan, bahan ajar, peserta didik, guru, metode, situasi dan evaluasi. Seluruh komponen tersebut harus diperhatikan agar terlaksananya tujuan yang akan dicapai. Karena seluruh komponen dalam strategi pembelajaran tersebut merupakan hal-hal penting.

2. Pembelajaran Aktif

a. Pengertian Pembelajaran Aktif

Banyak istilah yang menggambarkan belajar atau mengajar, belajar aktif tidak mudah didefinisikan secara sederhana, beberapa kutipan di bawah ini menawarkan beberapa gambaran apa yang dipikirkan orang mengenai belajar aktif.

Menurut Lukmanul Hakim pembelajaran aktif adalah kegiatan mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Siswa lebih aktif mempelajari materi pembelajaran yang menyiapkan siswa untuk hidup, informasi yang diterima lebih lama diingat dan disimpan, dan lebih menikmati suasana kelas yang nyaman . siswa

mengemukakan pendapat , tanya jawab,

mengembangkan pengetahuannya, memecahkan

masalah, diskusi dan menarik kesimpulan,. Peran guru yang tidak dominan menguasai proses pembelajaran

melainkan memberikan kemudahan (fasilitator).

Kegiatan pembelajaran aktif antara lain, tanya jawab di dalam kelas.6

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran

aktif merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang

mengedepankan tingkat kreatifitas serta pengetahuan siswa dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi

5Iif Khoiru Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 19.

(26)

kemampuan yang ada dalam diri siswa seperti mengemukakan pendapat, bertanya dan menjawab, memecahkan masalah dan menarik kesimpulan pelajaran yang telah dibahas, sedangkan peran guru hanya sebagai fasiilitator saja.

Selain itu Melvin. L Silberman mengemukakan pendapat

mengenai belajar aktif menurutnya “Agar belajar aktif, siswa harus

mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah”.7

Dari pendapat Melvin L. Silberman tersebut dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran aktif (active learning)

dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu

ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan

kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.

Pembelajaran aktif bisa disimpulkan sebagai pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai macam kegiatan. Pembelajaran aktif dikembangkan agar perhatian siswa tetap tertuju pada proses pembelajaran. Secara umum suatu

(27)

pembelajaran aktif melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan kooperatif yang membutuhkan tanggung jawab individual sekaligus ketergantungan positif antaranggota kelompok. Setiap individu terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan guru harus mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat tanggung jawab individual siswa. Siswa juga terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Agar proses pembelajaran aktif dapat berjalan dengan efektif, diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills. Atmosfer pembelajaran aktif mendukung untuk mengembangkan keterbukaan dan penghargaan terhadap semua gagasan siswa.

b. Macam-macam Pembelajaran Aktif

Adapun macam-macam strategi pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini, adalah sebagai berikut : 8

1) Critical Incident (Pengalaman Penting)

Strategi ini digunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran. Tujuanya adalah untuk melibatkan peserta didik sejak awal dengan melihat pengalaman mereka.

Langkah-langkah :

a) Sampaikan topik atau materi

b) Beri kesempatan bebrapa menit pada peserta didik untuk

mengingat-ingat pengalaman mereka yang berkaitan dengan topik atau materi.

c) Tanyakan pengalaman yang menurut mereka tidak terlupakan.

d) Sampaikan materi dengan mengaitkan pengalaman peserta

didik dengan materi yang akan disampaikan.9

8Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembeajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. 2.

(28)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa critical incident merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang tujuannya membuat siswa aktif sejak dimulainya proses pembelajaran.

2) Active Knowladge Sharing ( Saling Tukar Pengetahuan )

Strategi ini dapat digunakan untuk melihat kemampuan peserta didik, disamping untuk membentuk kerja sama tim.

Langkah-langkah aplikatif :

a) Buatlah pertanyaan yang berkaitan dengan materi.

b) Minta peserta didik untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.

c) Minta peserta didik untuk berkeliling mencari teman yang

dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui dan diragukanya.

d) Minta peserta didik untuk kembali ke tempat duduk kemudian

periksa jawaban mereka. Jawablah pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh peserta didik. 10

Jadi bisa disimpulkan bahwa active knowledge sharing

adalah strategi pembelajaran yang menjadikan siswa aktif mulai dari membuat pertanyaan, menjawab serta mencari jawaban yang dianggap benar.

3) True or False ( Benar atau Salah ).

Strategi ini merupakan aktifitas kolaboratif yang dapat mangajak peserta didik aktif dalam materi segera. Strategi ini menumbuhkan kerja sama tim, berbagi pengetahuan dan belajar secara bertanggung jawab.

Langkah-langkah aplikatif :

a) Buatlah list pernyataan yang berkaitan dengan materi,

separonya benar dan separonya salah. Tulislah masing masing

(29)

pertanyaan pada selembar kertas yang berbeda, pastikan bahwa pernyataan dibuat sesuai dengan jumlah peserta didik yang ada.

b) Beri setiap peserta didik satu kertas kemudian mereka diminta

untuk mengidentifikasi mana yang benar dan mana yang salah.

c) Jika proses ini selesai, bacalah masing-masing pertanyaan dan

mintalah jawaban dari pernyataan tersebut benar atau salah.

d) Beri masukan untuk setiap jawaban, sampaikan cara kerja

peserta didik adalah bekerja bersama dalam tugas.

e) Tekankan bahwa kerja sama yang sportif akan sangat

membantu kelas karena ini adalah metode belajar aktif. 11

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa true or fals

merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada kerja sama tim antar siswa yang mana dari kerja sama yang baik serta berbegi pengetahuan tersebut tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

4) Guided Not taking ( Catatan Terbimbing ).

Strategi ini dapat membantu peserta didik membuat catatan-catatan ketika guru menyampaikan pelajaran.

Langkah-langkah aplikatif :

a) Beri peserta didik paduan yang berisi ringkasan poin-poin utama

dari materi pelajaran yang akan disampaikan dengan metode ceramah.

b) Kosongkan sebagian poin-poin yang penting sehingga akan

terdapat ruang-ruang kosong dalam catatan tersebut.

c) Bagikan bahan ajar yang dibuat guru, jelaskan bahwa bacaan tersebut sengaja dibuat kosong agar peserta didik dapat berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang akan disampaikan.

(30)

d) Setelah selesai menyampaikan materi, mintalah peserta didik membacakan catatan-catatanya.

e) Berikan klarifikasi. 12

Kesimpulan dari penjelasan tersebut Guided Not taking

salah satu dari strategi pembelajaran aktif yang menjadikan peserta didik aktif untuk mencatat poin-poin penting dari materi yang telah disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran.

5) Card Sort ( Sortir Kartu ).

Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereview informasi.

Langkah-langkah aplikatif :

a) Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang berisi informasi tentang materi yang mencakup satu atau lebih kategori.

b) Mintalah perserta didik untuk berkeliling dalam kelas untuk menemukan kategori yang sama.

c) Peserta didik dengan kategori yang sama diminta

mempresentasikan kategori masing-masing dalam kelas.

d) Seiring dengan pressentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin penting terkait mata pelajaran. 13

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan tersebut adalah bahwa strategi pembelajaran aktif sortir kartu merupakan cara untuk mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media potongan-potongan kertas yang berisi kategori dari materi yang disampaikan oleh guru.

12Ibid., h. 32.

(31)

3. Critical Incident (Pengalaman Penting)

a. Pengertian Critical Incident (Pengalaman Penting)

Latar belakang dari munculnya Strategi critical incident

(pengalaman penting) adalah dari munculnya strategi pembelajaran aktif, pembelajaran aktif itu sendiri berasal dari kata active artinya aktif dan learning yang artinya pembelajaran. Menurut Melvin L silberman belajar

bukanlah merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi

kepada siswa tetapi belajarmembutuhkan keterlibatan mental dan tindakan

sekaligus. Pada saat belajar itu aktif, siswa melakukan sebagian pekerjaan

belajar, mereka mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai

masalah-masalah dan menerapkanapa yang mereka pelajari.14

Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak

peserta didik belajar secara aktif, ketika peserta didik belajar dengan aktif,

berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan mereka

secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok dari

materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa-apa

yang baru mereka pelajari kedalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, hisyam zaini dalam strategi pembelajaran aktif menawarkan empat puluh empat cara strategi pembelajaran aktif yang hampir dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran salah satunya adalah strategi critical incident

(pengalaman penting). Strategi critical incident (pengalaman penting)

yaitu suatu strategiyang mana siswa harus mengingat dan mendiskripsikan

pengalaman masa lalunya yang menarik dan berhubungan serta berkaitan dengan pokok bahasan yang akan disampaikan, lalu guru menyampaikan

materi dengan menghubungkan pengalaman yang dimiliki oleh siswanya.

Teknik Critical Incident (CIT) adalah satu cara yang digunakan untuk mengumpulkan pengamatan langsung perilaku manusia yang secara kritis dan prosedural yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pengamatan ini kemudian disimpan melacak sebagai insiden, yang kemudian digunakan untuk memecahkan masalah

(32)

praktis dan mengembangkan prinsip-prinsip psikologis secara luas. Suatu kritik insiden dapat digambarkan sebagai salah satu hal yang memberi kontribusi positif maupun negatif yang signifikan terhadap aktivitas atau fenomena. Insiden kritis dapat dikumpulkan dalam berbagai cara, tetapi biasanya responden diminta untuk

bercerita tentang pengalaman mereka memiliki.15

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa critical incident

merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang mempergunakan pengalaman sebagai bahan untuk merelevansikan apa yang menjadi topik atau tema dalam suatu proses pembelajaran di kelas. Selain itu ada pula yang berpendapat bahwa “critical incident yaitu siswa mengingat dan mendiskripskan pengalaman masa lalu yang menarik dan berkaitan dengan pokok bahasan; siswa lain mengulas dan memberikan solusi (deskripsi tidak harus dengan lisan, bisa juga dengan tertulis)” 16, hal ini bisa berarti bahwa critical incident (pengalaman penting) yaitu suatu strategi yang mana siswa harus mengingat dan mendiskripsikan pengalaman masa lalunya yang menarik dan berhubungan serta berkaitan dengan pokok bahasan yang akan disampaikan, lalu guru menyampaikan materi dengan menghubungkan pengalaman yang dimiliki oleh siswanya.

Dari apa yang disampaikan mengenai critical incident tersebut di

atas, dapat ditarik kesimpulan yang jelas bahwa critical incident

merupakan strategi pembelajaran aktif yang melibatkan siswa dengan menceritakan pengalaman mereka kemudian direlevansikan dengan topik atau tema yang sedang dibahas oleh guru di kelas, dengan demikian siswa bisa aktif dalam mengemukakan pendapat mereka di dalam kelas.

Critical incident (pengalaman penting) adalah cara yang fleksibel yang biasanya bergantung pada lima hal penting, yaitu: (1) menentukan dan mengkaji kejadian, (2) Pencarian fakta, yang melibatkan pengumpulan rincian insiden dari para peserta, (3) mengidentifikasi isu-isu, (4) membuat cara untuk menyelesaikan masalah berdasarkan solusi berbagai kemungkinan, (5) evaluasi,

15Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat: Quantum Teaching, 2007), h. 65.

(33)

yang akan menentukan apakah solusi yang terpilih akan menyelesaikan akar penyebab situasi dan tidak akan menyebabkan masalah lebih lanjut.17

b. Tujuan Strategi Critical Incident

Setiap strategi pasti mempunyai tujuan masing-masing, adapun tujuan dari strategi critical incident (pengalaman penting) ialah untuk melibatkan peserta didik aktif sejak dimulainya pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman yang mereka miliki. Adapun menurut Hisyam Zaini “strategi ini digunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran, tujuan dari penggunaan strategi ini adalah untuk melibatkan peserta didik sejak awal dengan melihat pengalaman mereka”.18

Jadi bisa disimpulkan bahwa tujuan dari strategi critical incident yaitu melibatkan siswa sejak dimulainya proses pembelajaran dengan meminta siswa untuk menceritakan pengalaman penting mereka yang mana pengalaman tersebut berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. pengalaman penting biasanya pengalaman langsung yang melekat dalam benak siswa sehingga siswa bisa dengan mudah mengungkapkannya di depan teman-temannya.

Terkait dengan pengalaman langsung, Semiawan dalam Iif menyatakan bahwa: Pengalaman nyata atau pengalaman yang langsung dialami siswa dapat menjembatani ke hal-hal baru. Pengalaman selain memberi keasyikan bagi siswa, juga diperlukan secara esensial sebagai jembatan mengarah kepada titik tolak yang sama dalam melibatkan siswa secara mental, emosional, sosial dan fisik, sekaligus merupakan usaha melihat lingkup permasalahn yang sedang dibicarakan.19

Penjelasan tersebut di atas menyimpulkan bahwa pengalaman

nyata atau pengalaman langsung yang dialami oleh siswa ternyata dapat menjembatani atau menghubungkan pada hal-hal yang sifatnya baru.

17Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat: Quantum Teaching, 2007), h. 66.

18Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembeajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. 2.

(34)

Pengalaman bukan hanya bisa memberikan kesenangan tersendiri bagi siswa, tetapi juga bisa dijadikan sebagai jembatan yang mengarah pada titik tolak yang sama dalam kaitannya dengan melibatkan siswa baik secara mental, kecenderungan emosional siswa, sosial dan juga fisik, namun sekaligus juga merupakan usaha-usaha untuk melihat lingkup permasalahan yang di bicarakan. Jadi pengalaman langsung yang telah dialami siswa bukan hanya sekedar memberikan kesenangan semata, tetapi juga menjadi hal-hal baru yang mungkin nantinya bisa berguna baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

Ketika berbicara mengenai critical incident atau pengalaman

langsung, pengalaman dianggap sebagai bantuan untuk terciptanya proses pembelajaran yang mengarah pada tercapainya tujuan pengajaran. Dimana dari pengalaman langsung yang dialami siswa, materi dalam pembahasan tertentu bisa dengan mudah dipahami oleh siswa jika guru bisa mengaitkannya, oleh karena itu pengalaman merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran, dan menceritakan pengalaman kepada orang lain bisa membantu orang lain dalam memahami suatu hal yang erat kaitannya dengan pengalaman tersebut. Dalam hal ini materi pembelajaran, materi pembelajaran terkadang sulit untuk dipahami oleh siswa, salah satu hal yang diharapkan untuk memudahkan siswa dalam memahami suatu materi pembelajaran di kelas, yaitu mengaitkan materi pembelajaran yang dibahas dengan pengalaman langsung siswa dengan tujuan untuk dengan catatan materi pembelajaran yang dibahas sesuai atau cocok untuk dikaitkan atau dihubungankan dengan pengalaman siswa yang telah mereka alami.

c. Langkah - langkah Strategi Critical Incident

(35)

melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman mereka.

Hisyam Zaini mengemukakan pendapatnya mengenai strategi

pembelajaran aktif critical incident, ia mengemukakan langkah-langkah dari strategi critical incident, berikut ini:

4) Sampaikan materi pelajaran dengan mengaitkan pengalaman

siswa dengan materi yang akan disampaikan. 20

Jadi, strategi critical incident (Pengalaman Penting) adalah cara untuk mengaktifkan siswa sejak dimulainya pembelajaran yaitu strategi yang mana siswa harus mengingat dan mendiskripsikan pengalaman masa lalunya yang sesuai dengan topik materi yang disampaikan. Kesuksesan proses refleksi dengan menggunakan analisa kasus nyata dengan kejadian yang kritis (critical incident), akan mempengaruhi individu untuk mampu :

a) Mengembangkan opini-opininya

b) Melihat kemungkinan-kemungkinan yang terjadi

c) Melatih ketajaman berfikir

d) Menjadi kreatif

d. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Critical Incident

Setiap metode ataupun strategi pasti mempunyai kelebihan dan

kekurangan masing-masing, begitu pula strategi critical incident

(pengalaman penting) juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Strategi critical incident mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain; strategi ini sangat cocok jika diterapkan untuk materi-materi yang bersifat praktis, tetapi strategi ini tidak cocok digunakan untuk materi yang bersifat

(36)

teoritis. Jadi strategi pembelajaran aktif critical incident bisa digunakan untuk materi-materi pembelajaran yang sifatnya praktis, dan tidak cocok untuk materi yang sifatnya teoritis. Selain itu strategi ini juga mempunyai

kelebihan yaitu untuk mengaktifkkan siswa sejak dimulainya

pembelajaran. Strategi ini baik digunakan untuk tujuan pembelajaran yang mengajarkan peserta didik untuk lebih berempati. Kekurangannya strategi ini biasanya hanya digunakan untuk kelas dengan jumlah yang sedikit dan tidak terlalu banyak agar siswa tidak malu untuk mengungkapkan pengalamannya. Selain itu kekurangan dari strategi pembelajaran aktif ini yaitu hanya mampu mengaktifkan siswa diawal proses pembelajaran saja, sedangkan ditengah dan diakhir proses pembelajaran masih didominasi oleh peran guru dalam menjelaskan materi, untuk itu ada baiknya penggunaan strategi pembelajaran aktif ini di gabungkan dengan strategi pembelajaran aktif lain, sehingga siswa bisa lebih aktif lagi baik diawal maupun diakhir proses pembelajaran. Penggabungan strategi pembelajaran aktif ini bisa digunakan untuk membuat suasana belajar di dalam kelas yang menyenangkan karena peran siswa lebih banyak dibandingkan guru, karena dalam pembelajaran aktif peran guru hanya sebagai fasilitator.

4. Hasil Belajar IPS (Ekonomi)

a. Pengertian Belajar

Ada istilah yang mengatakan bahwa belajar diwaktu kecil itu seperti membuat ukiran di atas batu dan belajar sesudah dewasa itu seperti mengukir di atas air. Berangkat dari istilah tersebut bahwa pentingnya belajar itu ditetapkan ketika seseorang masih kecil karena pada dasarnya

ketika berusia dini segala hal yang masuk ke dalam memory atau ingatan

(37)

dewasa belajar itu dikatakan seperti mengukir di atas air, namun betapapun sulitnya belajar pada intinya belajar itu merupakan kewajiban bagi seseorang sebagai makhluk Allah SWT karena ada hadits nabi yang mengatakan bahwa “tuntutlah ilmu mulai dari buaian ibumu hingga ke liang lahat” (al-Hadits), jadi menuntut ilmu atau belajar itu wajib dilakukan sejak kecil hingga dewasa bahkan hingga maut menjemput.

Konsep belajar itu sendiri merupakan key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar, bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi pendidikan pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai definisi

belajar, Gagne, dalam buku The Condition of Learning menyatakan

bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.” 21

Jadi belajar dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman, dimana pengalaman tersebut pula lah yang pada akhirnya bisa mempengaruhi tingkah laku pada orang tersebut.

Belajar merupakan proses perubahan perilaku pada diri seseorang seperti yang dikatakan Cronbach bahwa “belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Cronbach bahwa belajar

yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami sesuatu yaitu

menggunakan pancaindera. Dengan kata lain, bahwa belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mengintimasi, mencoba sesuatu,

(38)

mendengar, dan mengikuti arah tertentu”.22

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalamannya.

b. Ciri Khas Perilaku Belajar

Ciri khas perilaku belajar yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah ada tiga. “Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah: 1) Perubahan itu intensional; 2) Perubahan itu positif dan aktif; 3) Perubahan itu efektif dan fungsional”.23

1) Perubahan Intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan

2) Perubahan Positif dan Aktif

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru yang lebih baik daripada sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan.

3) Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna, artinya perubahan tersebut membawa pengaruh makna dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi

dan dimanfaatkan.24

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar memiliki ciri khas yang mengarah pada perubahan-perubahan yang sifatnya baik.

22Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 5.

(39)

Yang pertama perubahan yang terjadi dalam proses belajar berkat pengalaman yang telah dilakukan dengan sengaja dan disadari hal ini berarti siswa menyadari adanya perubahan yang terjadi dalam dirinya karena adanya proses belajar. Kedua perubahan positif dan aktif, dimana perubahan ke arah yang baik, bermanfaat serta adanya proses kematangan tersebut bisa terjadi karena proses belajar dalam diri seseorang. Selanjutnya perubahan efektif dan fungsional, karena adanya proses belajar pada diri seseorang menimbulkan terjadinya perubahan yang sifatnya berhasil guna dan juga memberikan manfaat yang luas.

c. Prinsip-prinsip belajar

Slameto mengemukakan beberapa prinsip belajar, yakni:

a) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional; belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasiyang Skuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional

b) Sesuai hakikat belajar

Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya; belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery; belajar adalah proses kontinguitas.

c) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

(40)

d) Syarat keberhasilan belajar

Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang; repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian / keterampilan / sikap itu mendalam pada siswa.25

Dari pemaparan di atas dapat di kembangkan pemahaman mengenai prinsip-prinsip belajar, yakni:

1) Kesiapan

Belajar akan jauh lebih mudah bagi peserta didik bila sebelumnya ia telah dipersiapkan sepenuhnya. Ini menyangkut kesiapan anak dalam arti usia, kematangan, minat dan motivasinya, ataupun kesiapan dalam arti pelaksanaan kegiatan secara operasional seperti kelas dan perlengkapannya.

2) Penguatan

Penguatan (Reinforcement), penggunaan dari apa yang telah dipelajari

adalah merupakan penguatan dalam arti semakin sering dilakukan akan semakin sempurna pula penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu. Efektivitas pengauatan ini mendasari urutan kegiatan belajar dan juga dipakai pada pengulangan dalam pelajaran praktek.

3) Belajar dengan Mengerjakan

Belajar sangat tergantung pada intensitas keterlibatan siswa dalam proses mengajar belajar. Oleh karena dengan mengerjakan diperoleh tingkat keterlibatan yang maksimum, maka belajar dengan langsung mengerjakan ini (learning by doing) akan lebih efektif dari pada strategi mengajar belajar yang kurang melibatkan siswa.

4) Keberhasilan

Sikap positif yang diakibatkan oleh rasa keberhasilan akan menyebabkan siswa meningkat motivasi belajarnya. Untuk itu harus diupayakan agar siswa memperoleh keberhasilan dan merasa berhasil agar sikap positif ini mendorongnya belajar terus.

(41)

5) Prinsip Keyakinan

Keyakinan atau rasa percaya diri datang setelah mengalami keberhasilan, dan keyakinan akan kemampuan diri ini akan meningkatkan kecepatan dan ketelitian dalam mengerjakan sesuatu.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan-perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor.

“Faktor-faktor penting sangat erat hubungannya dengan proses

belajar ialah: kematangan, penyesuaian diri/adaptasi,

menghafal/mengingat, pengertian, berpikir, dan latihan”.26

Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Maka berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor, Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut

faktor individual. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

2) Faktor yang ada di luar individual yang disebut sosial. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,

alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar,

lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.27

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas pengajaran disekolah adalah karakteristik sekolah itu sendiri. Karakteristik sekolah berkaitan

(42)

dengan disiplin sekolah, perpustakaan yang ada di sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, etika dalam arti sekolah memberikan rasa nyaman dan kepuasan belajar, rapih dan teratur

e. Pengertian Hasil Belajar

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap mudah namun juga terkadang membuat kejenuhan bagi siswa, karena memiliki konsep yang banyak dan susah untuk diingat. Akibatnya siswa cenderung sulit untuk menghafal dan memahami konsep. Oleh karena itu guru IPS harus kreatif mencari metode belajar yang menarik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan hasil nilai yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi setelah kegiatan proses pembelajaran. menurut Nana Sudjana “penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria trtentu. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik”.28 Penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan tolok ukur berhasil atau tidaknya tindakan seseorang subyek didik dalam menyelesaikan program belajar yang dibebankan pada siswa sehingga terlihat perubahan tingkah laku secara keseluruhan.

Penentu berhasil atau tidaknya hasil belajar adalah siswa, karena siswa bertanggung jawab terhadap komitmen dirinya untuk menjalankan proses belajar dari gurunya. Dalam pengertian lain hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek

(43)

kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

Hasil belajar juga merupakan kualitas kemampuan yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar diartikan juga sebagai kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar dalam selang waktu tertentu. Oleh karenanya hasil belajar merupakan hal yang penting untuk mengetahui bagaiamana kemampuan siswa dalam memperoleh atau mengikuti kegiatan belajar mengajar, dimana hasil belajar juga merupakan ukuran kemampuan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar atau pengalaman belajar.

Hasil belajar ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya minat, kecerdasan, bakat dan motivasi. Dalam hal minat, seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil dengan baik, tetapi jika seseorang memiliki minat terhadap objek masalah maka dapat diharapkan hasilnya akan baik, selain minat ada juga kecerdasan, Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seserorang. Orang pada umumnya lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekolah. Selain itu bakat pun menjadi salah satu faktor yang menentukan hasil belajar siswa karena belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil, dan yang terakhir yang juga menjadi penentu keberhasilan belajar siswa di sekolah yaitu motivasi, tanpa motivasi seseorang tidak akan mampu berusaha untuk mencapai tujuan.

f. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

(44)

adanya yang mendorong atau yang mempengaruinya. Belajar merupakan suatu aktifitas yang dipengarui oleh banyak faktor, Karena hasil belajar merupakan bukti keberhasilan seseorang dalam belajar, maka faktor yayng mempengarui belajar akan mempengarui juga hasil belajar yang dicapai oleh seseorang.

Faktor-faktor yang mempengarui hasil belajar banyak sekali macamnya, namun demikian faktor tersebut dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.29

1) Faktor internal siswa.

Yang dimaksud dengan faktor internal siswa adalah faktor yang menyangkut seluruh pribadi, termasuk fisik, maupun mental dan psikologinya, yang ikut menentukan hasil belajar siswa . Dalam

membicarakan faktor internal meliputi 3 macam yakni :30

1) Aspek fisiologis.

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengarui intensitas siswa dalam

mengikuti pelajaran,31 orang yang dalam keadaan sehat

jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang kondisi fisiknya lemah.

2) Aspek psikologis.

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengarui kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-faktor siswa yang dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:32

(1) Intelegensi siswa.

(45)

menyesuaikan diri dengan lingkungan secara tepat. 33 Kecerdasan seseorang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, dalam situasi yang sama anak-anak yang mempunyai intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dan anak-anak yang mempunyai intelegensi yang rendah akan lamban

(2) Sikap siswa.

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif yang berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun secara negative. Sikap siswa juga dapat mempengarui belajar siswa, sikap (attitude) siswa yang positif dalam mengikuti pembelajaran akan mengakibatkan siswa mudah untuk memahami materi pelajaran.34

Sikap siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar karena sikap merupakan keadaan dalam diri siswa yang cenderung untuk interaksi atau dengan cara yang relatif tetap terhadap sesuatu baik itu positif maupun negatif.

(3) Perhatian

Perhatian menurut gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menarik perhatian siswa makka

33Ibid., h. 131.

(46)

akan menimbulkan kebosanan yang mengakibatkan siswa malas belajar.35

Hasil belajar yang baik juga ditentukan dari perhatian siswa. Pemusatan perhatian terhadap pelajaran mampu menentukan hasil belajar yang baik bagi siswa.

(4) Minat siswa

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, dipperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar penggaruhnya terhadap belajar, karena jika bahan pelajaran yang diberikkan tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.36

Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan secara terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat belajar siswa menentukan hasil belajar yang didapatkan oleh siswa tersebut.

(5) Bakat siswa

Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: “the capacity to learn”, dengan kata lain bakat adalah

kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar

atau berlatih, orang yang berbakat mengetik, misalnya

akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang berbakat di

bidang itu. 37 Dari uraian diatas jelaslah bakat itu

35Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) ed. rev., Cet. 6, h, h. 56.

36

Ibid., h. 57.

37

Gambar

Tabel 3.1 Desain penelitian One Group Pretest-posttest Design
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran Critical Incident efektif digunakan dalam menulis karangan berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas

Ha : Strategi Pembelajaran Critical Incident efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dia. SMP Negeri

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CRITICAL INCIDENT (PERISTIWA KRITIS) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS.. TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1

Berdasarkan perhitungan ES tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe index card match memberikan pengaruh yang sedang

Strategi college ball adalah satu putaran pengulangan yang standar terhadap materi pelajaran. Dalam penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe college ball, siswa

Dari hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa faktor yang mendukung penerapan strategi critical incident dalam pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Aliyah

Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teknik pemecahan masalah kritis ( critical incident ) berbantuan media gambar seri dan variabel terikat dalam

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat-Nya, rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga terselesainya Skripsi ini dengan judul: Pengaruh