ANALISIS
قﺎ ﻄ ا
(Al-tib
ā
q) PADA SURAT
AL-BAQARAH
SKRIPSI SARJANA
OLEH :
HASNAH SIAHAAN 060704030
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB
MEDAN
ANALISIS
قﺎ ﻄ ا
(Al-tib
ā
q) PADA SURAT AL-BAQARAH
SKRIPSI SARJANA
O L E H
HASNAH SIAHAAN 060704030
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Dra. Nursukma Suri, MA.g Drs. Bahrum Saleh, MA.g NIP. 196312251987032001 NIP. 19620919199001003
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan
untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra
dalam bidang Ilmu Bahasa Arab
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB MEDAN
Disetujui oleh :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB MEDAN
Ketua, Sekretaris,
PENGESAHAN :
Diterima oleh :
Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra
dalam Ilmu Sastra Arab pada Fakultas Sastra USU Medan
Pada :
Tanggal : 17 Juli 2010
Hari : Kamis
FAKULTAS SASTRA USU Dekan,
Prof. Syaifuddin, M.A.,Ph.D. NIP. 19650909 199403 1 004
Panitia Ujian
No. Nama Tanda Tangan
1. Dra. Khairawati, M.A., Ph.D ( ---)
2. Drs. Mahmud Khudri, M.Hum ( ---)
3. Dra. Nursukma Suri, MA.g ( ---)
4. Drs. Bahrum Saleh, MA.g ( ---)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi
berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, Juli 2010
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi yang digunakan dalam skripsi ini adalah Pedoman
Transliterasi berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI No.158 tahun 1987 dan No. 0543b /U/1987 tertanggal 22
Januari 1988.
A. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkanب
Ba B beت
Ta T teث
Sa Ś es (dengan titik diatas)
ج
Jim J jeح
Ha ḥ ha (dengan titik dibawah)
خ
Kha Kh ka dan haد
Dal D deذ
Zal Ż zet (dengan titik diatas)
ر
Ra R erز
Zai Z zetس
Sin S esش
Syin Sy es dan yeص
Sad ș es (dengan titik dibawah)
ض
Dad ḍ de (dengan titik dibawah)
ط
Ta ṭ te (dengan titik diظ
Za ẓ zet (dengan titik di bawah)
ع
‘Ain ‘ koma terbalik (di atas)غ
Gain G geف
Fa F efق
Qaf Q kiك
Kaf K kaل
Lam L elم
Mim M emن
Nun N enو
Waw W weه
Ha H haء
Hamzah ` apostrofي
Ya Y yeB. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap.
Contoh :
ﺔ ﺪ
= muqaddimah
ةرﻮ ا
ﺔ ﺪ ا
= al-Madinah al-munawwarahC. Vokal
1. Vokal Tunggal
--- (fathah) ditulis “a”, contoh :
أﺮ
= qara’a
--- (kasrah) ditulis “i”, contoh :
ر
= raḥima
--- (dammah) ditulis “u”, contoh :
آ
= kutubun
2. Vokal Rangkap
Vokal rangkap
ي
---
(fathah dan ya) ditulis “ai ”آ
= kaifa
Vokal rangkap
و
---
(fathah dan waw) ditulis “au”Contoh :
لﻮ
= ḥaula
لﻮ
= qaulun
D. Vokal Panjang (maddah)
ا
---
danي
---
(fathah) ditulis “a”, contoh :مﺎ
= qāma
ﻰ
= qaḍā
ي
---
(kasrah) ditulis “i”, contoh :ر
= raḥīmunو
---
(dammah) ditulis “u”, contoh :مﻮ
= ‘ulūmunE. Ta Marbutah
a. Ta marbutah yang berharkat sukun ditransliterasikan dengan huruf “h”
Contoh :
ﺔ ﺮﻜ ا
ﺔﻜ
= makkah al-mukarramahﺔ
ﻹا
ﺔ ﺮ ا
= al-syarī‘ah al-islāmiyyahb. Ta marbutah yang berharkat hidup ditransliterasikan dengan huruf “t”
Contoh :
ﺔ
ﻹا
ﺔ ﻮﻜ ا
= al-ḥukūmatu al-islāmiyahةﺮ اﻮ ا
ﺔ ا
= al-sunnatu al-mutawātirahF. Hamzah
Huruf hamzah (
ء
) di awal kata dengan vokal tanpa didahului oleh tanda apostrof.Contoh :
نﺎ إ
= imānunG. Lafzu al-Jalālah
Lafzu al-Jalālah (kata
ﷲا
) yang berbentuk frase nomina ditransliterasi tanpa hamzah.Contoh :
ﷲا
ﺪ
= ‘AbdullahH. Kata Sandang “al”
1. Kata sandang “al” tetap ditulis “al”, baik pada kata yang dimulai dengan huruf
qamariyah maupun syamsiyah.
Contoh :
ﺔ ﺪ ا
آﺎ ﻷا
= al-amākinu al-muqaddasah
ﺔ ﺮ ا
ﺔ ﺎ ا
= al-siyāsah al-syar‘iyyah2. Huruf “a” pada kata sandang “al” tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun
merupakan nama diri.
3. Kata sandang “al” di awal kalimat dan pada kata “Allah SWT, Qur’an” ditulis
dengan huruf kapital.
Contoh :
ىدروﺎ ا
= al-MawardiKATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbi al-‘ālamīn penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas segala karunia dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini sebagaimana yang ada di hadapan pembaca.
Shalawat dan salam juga penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, seorang tokoh revolusioner dunia yang memiliki akhlak
Al-Qur’an sehingga menjadi teladan bagi segenap umat.
Skripsi ini berjudul Analisis قﺎ ا (Al-tibaaq) pada surah Al-Baqarah. Penulis tertarik memilih judul ini karena ingin mendalami ilmu balaghah terutama
At-tibaq dan ingin melanjutkan penyempurnaan dari dua tulisan yang terdahulu.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Program Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra,
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui kesulitan maupun
hambatan. Baik mengenai literature sebagai sumber rujukan, maupun disebabkan
masih terbatasnya kemampuan penulis dalam bidang yang sedang dibahas. Namun
berkat rahmat Allah SWT serta bantuan berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan
kritik yang konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
UCAPAN TERIMA KASIH
Berkat ridha dan rahmat Allah SWT, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda Sani Siahaan dan Ibunda
Rohana Munthe yang telah membesarkan, mendidik, dan selalu
mendoakan penulis hingga penulis menyelesaikan pendidikannya di
perguruan tinggi.
2. Bapak Prof. Drs. Syaifuddin, M.A. ,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra,
Universitas Sumatera Utara. Bapak Drs. Aminullah M.A.Ph.D selaku
Pembantu Dekan I. Bapak Drs. Samsul Tarigan selaku Pembantu Dekan
II. Bapak Drs. Parlaungan Ritonga M.Hum selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Khairawati, M.A.,Ph.D selaku Ketua Program Studi Sastra
Arab, Bapak Drs. Mahmud Khudri, M.Hum selaku Sekretaris Program
Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Nursukma Suri M,Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Drs. Bahru Saleh M.Ag selaku Dosen Pembimbing II yang dengan ikhlas
telah rela meluangkan waktu dan pikirannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
5. Ibu Drs. Aminullah M.A.Ph.D, selaku Penasehat Akademik yang telah
memberikan berbagai nasehat dalam rutinitas penulis menjalani kegiatan
perkuliahan di Program Studi Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas
Sumatera Utara ini.
6. Seluruh staf pengajar Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara,
khususnya staf pengajar di Program Studi Sastra Arab, Fakutas Sastra,
Universitas Sumatera Utara yang telah menambah wawasan penulis
selama masa perkuliahan serta Sdr.Andika sebagai staf tata usaha di
7. Terima kasih khusus untuk kakanda Syahrul Siahaan, Zulpan Siahaan
Adinda Syaipul Siahaan dan A. Rafi Ichsan yang telah memberi
motivasi, semangat, dan do’a yang tiada henti untukku.
8. Teman-teman Stambuk 0`6 (Arif, Saipul, Surya, Haris, baihaqi, Jarod,
Mahmuda, Riki, Rahman, Shaleha, Isna ,Sarah, Sani, Ika, Dwi, Elly, Elit,
Rodiah. motivasi, serta teman-teman di Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab
(IMBA).
9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu tetapi telah
memberikan bantuan yang tidak terhingga kepada penulis. Terima kasih
untuk segalanya.
Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan semoga Allah SWT
akan membalas semua kebaikan yang telah dilakukan
Medan, Juli 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
UCAPAN TERIMAKASIH... ii
DAFTAR ISI...iii
PEDOMAN TRANSLITERASI... ...iv
DAFTAR SINGKATAN... ... v
ABSTRAKS……….. … .. .vi
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.5 Metode Penelitian ... 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sekilas tentang Al-baqarah 20
3.2 At-tibaq Ijabi 21
3.2.1 At-tibaq yang terdiri dari Ism 21
3.2.2 At-tibaq yang terdiri dari Fi’il 45
3.2.3 At-tibaq yang terdiri dari Hurf 49
3.2.4 At-tibaq yang terdiri dari Ism dan Fi’il 52
3.2.5 At-tibaq yang terdiri dari Fi’il dan Ism 52
3.2.6 At-tibaq dalam ayat tersebut Ism dan Fi’il 54
3.3 At-tibaq Salbi 56
3.4 Iham Al-tidad 59
BAB IV : PENUTUP 4.1 Kesimpulan...62
4.2 Saran...63
DAFTAR SINGKATAN
IMBA : Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab
No. : Nomor
SAW : Sallallahu ‘alaihi wasallam
SKB : Surat Keputusan Bersama
SWT : Subhanahu wa ta’ala
ABSTRAK
Hasnah Siahaan, 2010. Analisis At-tibaq dalam Qur’an pada surah Al-Baqarah. Medan : Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
At-tibaq adalah bagian dari keindahan makna yang dibahas dalam ilmu badi’, at-tibaq adalah mengumpulkan sesutu dengan lawannya dalam sutu kalimat atau bait syair, penulis tertarik menganalisis tentang judul ini karena ingin menyempurnakan penulisan yang terdahulu.
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang pembagian at-tibaq, serta mengetahui keindahan makna ayat-ayat yang termasuk bentuk at-tibaq pada surah Al-Baqarah. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif , penulis mengambil rujukan dari buku-buku Balaghah, diantaranya buku ilmu Badi’ karangan Abdul Aziz Atiq, Al-Balagatu al-wadihah karangan Ali Jarim dan Musthafa Amin. Untuk mengetahui makna yang terkandung pada surah Al-Baqarah tersebut, penulis menggunakan Tafsir-tafsir Al-Qur’an seperti: Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Misbah dan lainnya .
ﺔ ﺪ ﺮ
ةرﻮ
ﺎهﺎ
ﺔ
,
ا
ةﺮ ا
ةرﻮ
ﻰ
ﺮﻜ ا
ناﺮ ا
ﻰ
قﺎ ا
.
ناﺪ
:
ﺔ ا
ﺔ ﺮ ا
ﺔ آ
باد ا
ﺔ ﺎ
ﺔ ﺎ ا
ةﺮ ﻮ
.
ﻮهو
ﺪ ا
ﻰ
ﺚ
ﻰ ا
ﺔ ﻮ ا
تﺎ
ا
عاﻮ أ
عﻮ
ﻮه
قﺎ ا
أ
آ
ﺪ و
ء
ا
وأ
ﺪ ا
ا
ﺮ
و
.
ﺚ ا
ﻰ ا
ﺔﺜ ﺎ ا
و
ﺎ ا
ﺚ ا
ﻜ
نأ
تدارأ
ﺎﻬ أ
أ
عﻮ ﻮ ا
اﺬه
.
تﺎ ا
ﻰ
يﻮ ا
ﺎ و
قﺎ ا
مﺎ أ
ﺔ ﺮ
ﻮه
ﺚ ا
اﺬه
ضﺮ او
ةﺮ ا
ةرﻮ
ﻰ
.
ﺔ ﺮ ا
ا
و
ﺔ
ﻮ ا
ﺔ ﺮ
ﺔﺜ ﺎ ا
ا
ﺚ ا
اﺬه
ﺪ
و
ﺰ ﺰ ا
ﺪ
أ
ﻰ
و
مرﺎ ا
و
.
بﺎ آ
ﺎﻬ
ا
ردﺎ
او
ا
ﺰ ﺰ ا
ﺪ
ﺪ ا
,
أ
ﻰ
و
مرﺎ ا
ﺔ
ﻮ ا
ﺔ
ا
بﺎ آ
و
.
ﺔ ﺮ
و
و
ﺮ ﺜآ
ا
ﺮ آ
ناﺮ ا
ﺮ ﺎ
آ
ﻰ
ﺔﺜ ﺎ ا
تﺪ ا
ةﺮ ا
ةرﻮ
ﻰ
تﺎ ا
ﻰ ﺎ
ﺎ هﺮ
و
حﺎ
ا
ﺮ
.
فﺪﻬ
ﺎ ا
اﺬه
ﺚ ا
ﻰ إ
ﺔ ﺮ
ﺔ
ا
تﺎ ا
ﺔ ﺮ ا
و
ﺎ ﻬ
و
قﺎ ا
ةﺮ ا
ةرﻮ
ﻰ
ﺪ ﻮ
ﻰ ا
قﺎ اﺎ
,
ﺔ ﺮ
ﺚ ا
اﺬه
ﻰ
)
1985
(
ﺎ و
ﺔﺜ ﺎ ا
ل
قﺎ ا
ﺚ ﺎ
ﺔ ارﺪ ا
ﺔ ﻜ ا
research)
(
library
ﺔ ارﺪ او
ﺔ
ﻮ ا
.
ﺬه
ﻰ
ت
ﺎ ا
ﺎ ا
ا
ﻰ
قﺎ ا
نأ
ا
ةﺮ ا
ةرﻮ
ﻰ
ﺮﻜ ا
ناﺮ
ﺪ ﻮ
68
تﺎ ا
ﻰ
ه
و
ء اﺎ
قﺎ ا
ﻰ ا
نﻮﻜ
ﻰهو
تﺎ ا
58
ا
ه
و
اﺎ
قﺎ
تﺎ ا
ﻰ
24
تﺎ ا
ﻰ
ه
و
ﺮ اﺎ
قﺎ ا
2
ABSTRAK
Hasnah Siahaan, 2010. Analisis At-tibaq dalam Qur’an pada surah Al-Baqarah. Medan : Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
At-tibaq adalah bagian dari keindahan makna yang dibahas dalam ilmu badi’, at-tibaq adalah mengumpulkan sesutu dengan lawannya dalam sutu kalimat atau bait syair, penulis tertarik menganalisis tentang judul ini karena ingin menyempurnakan penulisan yang terdahulu.
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang pembagian at-tibaq, serta mengetahui keindahan makna ayat-ayat yang termasuk bentuk at-tibaq pada surah Al-Baqarah. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif , penulis mengambil rujukan dari buku-buku Balaghah, diantaranya buku ilmu Badi’ karangan Abdul Aziz Atiq, Al-Balagatu al-wadihah karangan Ali Jarim dan Musthafa Amin. Untuk mengetahui makna yang terkandung pada surah Al-Baqarah tersebut, penulis menggunakan Tafsir-tafsir Al-Qur’an seperti: Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Misbah dan lainnya .
ﺔ ﺪ ﺮ
ةرﻮ
ﺎهﺎ
ﺔ
,
ا
ةﺮ ا
ةرﻮ
ﻰ
ﺮﻜ ا
ناﺮ ا
ﻰ
قﺎ ا
.
ناﺪ
:
ﺔ ا
ﺔ ﺮ ا
ﺔ آ
باد ا
ﺔ ﺎ
ﺔ ﺎ ا
ةﺮ ﻮ
.
ﻮهو
ﺪ ا
ﻰ
ﺚ
ﻰ ا
ﺔ ﻮ ا
تﺎ
ا
عاﻮ أ
عﻮ
ﻮه
قﺎ ا
أ
آ
ﺪ و
ء
ا
وأ
ﺪ ا
ا
ﺮ
و
.
ﺚ ا
ﻰ ا
ﺔﺜ ﺎ ا
و
ﺎ ا
ﺚ ا
ﻜ
نأ
تدارأ
ﺎﻬ أ
أ
عﻮ ﻮ ا
اﺬه
.
تﺎ ا
ﻰ
يﻮ ا
ﺎ و
قﺎ ا
مﺎ أ
ﺔ ﺮ
ﻮه
ﺚ ا
اﺬه
ضﺮ او
ةﺮ ا
ةرﻮ
ﻰ
.
ﺔ ﺮ ا
ا
و
ﺔ
ﻮ ا
ﺔ ﺮ
ﺔﺜ ﺎ ا
ا
ﺚ ا
اﺬه
ﺪ
و
ﺰ ﺰ ا
ﺪ
أ
ﻰ
و
مرﺎ ا
و
.
بﺎ آ
ﺎﻬ
ا
ردﺎ
او
ا
ﺰ ﺰ ا
ﺪ
ﺪ ا
,
أ
ﻰ
و
مرﺎ ا
ﺔ
ﻮ ا
ﺔ
ا
بﺎ آ
و
.
ﺔ ﺮ
و
و
ﺮ ﺜآ
ا
ﺮ آ
ناﺮ ا
ﺮ ﺎ
آ
ﻰ
ﺔﺜ ﺎ ا
تﺪ ا
ةﺮ ا
ةرﻮ
ﻰ
تﺎ ا
ﻰ ﺎ
ﺎ هﺮ
و
حﺎ
ا
ﺮ
.
فﺪﻬ
ﺎ ا
اﺬه
ﺚ ا
ﻰ إ
ﺔ ﺮ
ﺔ
ا
تﺎ ا
ﺔ ﺮ ا
و
ﺎ ﻬ
و
قﺎ ا
ةﺮ ا
ةرﻮ
ﻰ
ﺪ ﻮ
ﻰ ا
قﺎ اﺎ
,
ﺔ ﺮ
ﺚ ا
اﺬه
ﻰ
)
1985
(
ﺎ و
ﺔﺜ ﺎ ا
ل
قﺎ ا
ﺚ ﺎ
ﺔ ارﺪ ا
ﺔ ﻜ ا
research)
(
library
ﺔ ارﺪ او
ﺔ
ﻮ ا
.
ﺬه
ﻰ
ت
ﺎ ا
ﺎ ا
ا
ﻰ
قﺎ ا
نأ
ا
ةﺮ ا
ةرﻮ
ﻰ
ﺮﻜ ا
ناﺮ
ﺪ ﻮ
68
تﺎ ا
ﻰ
ه
و
ء اﺎ
قﺎ ا
ﻰ ا
نﻮﻜ
ﻰهو
تﺎ ا
58
ا
ه
و
اﺎ
قﺎ
تﺎ ا
ﻰ
24
تﺎ ا
ﻰ
ه
و
ﺮ اﺎ
قﺎ ا
2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang telah dikarunia oleh
Allah SWT untuk hidup berbudaya, dan salah satu unsur kebudayaan adalah
bahasa. Bahasa pada dasarnya adalah suatu sistem lambang atau syarat yang
dipergunakan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. Bahasa
memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia, hampir seluruh kegiatan
memerlukan bahasa.
Menurut (Asrori, 2004:5) bahasa adalah:
ا
ﻬ اﺮ أ
مﻮ
آ
ﺎﻬ
ﺮ
تاﻮ أ
ﺔ
/al-lugatu aṣwātu yu’abbiru bihā kulla qaumin ‘an `agrādihim/
Bahasa adalah bunyi yang digunakan oleh setiap bangsa atau masyarakat untuk mengemukakan ide (Ibnujini dalam Imam Asrari, 2004:5)
Menurut Keraf, (1991: 2): Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota
masyarakat, berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia.
Bahasa yang ada di dunia ini sangatlah banyak dan beragam, salah satu
bahasa dari bahasa yang ada di dunia adalah bahasa Arab yaitu bahasa yang
digunakan dalam Al-Qur’an sesuai dengan firman Allah SWT:
…………
/
wakażālika anzalnāhu hukmān ‘arabiyyān/“Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab.”(QS. Ar-Ra’du: 37)
Al-Qur’an adalah kitab suci yang tiada tandingan dari seluruh kitab yang
lembaran dan halaman pun tidaklah mengakhiri isi kandungannya. Siapa saja yang
membacanya tidak akan pernah merasa bosan untuk mengulang dan
mengulanginya lagi, meskipun seumur hidup ini dihabiskan untuk membaca.
Mengkaji dan menghayatinya niscaya tidak akan puas dan tak akan selesai, itulah
kitab suci Allah yang membuat gunung-gunung, langit dan bumi tunduk gemetar
tidak sanggup mengembannya. Al-Qur’an adalah amanat yang dibebankan kepada
manusia untuk melestarikan dan mengharmoniskan kehidupan di dunia dan
memperoleh kebahagian sejati yang abadi di dua tempat yang masing-masing
memiliki dimensi yang berbeda tapi saling kondusif dalam menentukan
kedudukan dan posisi setiap individu di sisi Allah SWT dan Nabi-Nya
(Abdurrahman, 1997). Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam masa
22 tahun, 2 bulan, 22 hari dan terbagi surat Makkiyah dan Madaniyyah yang
terdiri dari 30 juz dan 114 surat (Bik, 1980: 6)
Ilmu balaghah adalah suatu ilmu yang berlandaskan kepada kejernihan
jiwa dan ketelitian menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar
diantara macam ungkapan (uslub).
Ilmu balaghah meliputi ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu badi’, salah satu
ilmu dari ilmu badi’ adalah at-tibaq. at-tibaq ialah berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu kalimat.
Menurut Jarim, Ali dan Musthafa Amin (2007 : 229) :
قﺎ ا
:
م ﻜ ا
ﺪ
و
ء
ا
ا
.
/al-tibāqu : al-jam’u baina al-syai’i wa diddihi fī al-kalāmi/
“At-tibaq : berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu kalimat.”
Contoh:
/fa’ūlā’ika yubaddilu al-lāhu sayyi’ātihim hasanātin/
Dalam suatu penelitian atau penulisan sebuah karya ilmiah, tentunya
peneliti mempunyai alasan mengapa judul tersebut diangkat dalam suatu
pembahasan. Adapun alasan yang menjadi dasar penulisan judul ini adalah
peneliti ingin mendalami tentang ilmu balaghah terutama tentang at-tibaq. Hal ini disebabkan karena didalam dua peneliti terdahulu tentang at-tibaq kurang mendetail dan kurang lengkap. Hasil penelitian sementara yang penulis teliti
terdapat .. bentuk at-tibaq pada surah Al-Baqarah secara umum.
Perumusan Masalah
Penulis perlu memberikan perumusan masalah dalam penelitian ini untuk
memfokuskan permasalahan sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan sasaran
yang diinginkan dan terhindar dari penyimpangan. Dalam hal ini, penulis
membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana jenis /
قﺎ ا
/al-tibāq pada surah Al-Baqarah?قﺎ ا
/al-tibāq pada surah Al-Baqarah? 2. Bagaimana keindahan makna /Tujuan penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui jenis /
قﺎ ا
/
al-tibāq pada surah Al-Baqarah.2. Untuk mengetahui keindahan makna /
قﺎ ا
/al-tibāq pada surah Al-Baqarah?Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Untuk melanjutkan penyempurnaan dari tulisan yang telah ditulis oleh
peneliti terdahulu.
2. Untuk mendalami keindahan Al-Qur’an, khusus surah Al-Baqarah, dari
segi at-tibaq.
3. Untuk menambah pembendaharaan karya ilmiah Fakultas Sastra pada
umumnya dan Program Studi Sastra Arab pada khususnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan ( Library Research ) dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu :
prosedur pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,
mengklafikasikan, menganalisis, menginterprestasikan berdasarkan pada
fakta-fakta.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Peneliti menggunakan Software Al-Qur’an, Al-Qur’an
Al-Karim Departemen Agama, tafsir Fi Zhilalil Qur’an, tafsir Al-misbah, tafsir
Ibnu Katsir, buku ilmu badi’dan buku balaghah wadhihah sebagai data primer.
Sedangkan data sekunder , peneliti mengumpulkan buku-buku dan referensi
lainnya yang berhubungan dengan masalah at-tibaq.
Dalam memindahkan tulisa Arab ke dalam tulisan Latin, peneliti
menggunakan system transliterasi Arab latin berdasarkan SKB Menenteri Agama
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158/1987 dan. 0543 b/u/1987
tertanggal 22 januari 1988.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis deskriptif. Adapun tahap-tahap penelitian ini adalah:
1. Membaca dan memahami konsep-konsep atau teori yang berkaitan dengan
analisis at-Tibaq.
2. Mengumpulkan data berdasarkan referensi yang berhubungan dengan
bahasan peneliti.
3. Mengklasifikasikan data dan menganalisisnya.
4. Menyusun hasil penelitian secara sistematis yang akan disajikan dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian sebelumnya pernah dikaji oleh Nasrul Syakur Chaniago Nim: 960704021 dengan judul “ Analisis Tibaq dalam ilmu Badi’ pada surah Saba’ dan surah Al-Jasiyah. Penelitian yang sama juga telah dilakukan oleh Rini Mardani Nim : 980704017 dengan judul “ Analisis Tibaq dan Muqabalah dalam Al-Qur’an pada surah Al-An’am. Akan tetapi peneliti tidak menemukan analisis at- tibaq yang terdiri dari Hurf dan jenis Tibaq Iham Al-tadad khususnya, oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengkaji at-tibaq dalam Al-Qur’an dalam Surah Al-Baqarah.
Ilmu balaghah terbagi kepada 3 (tiga) yaitu ilmu ma’ani, ilmu bayan dan ilmu badi’. Ilmu badi’ adalah suatu ilmu untuk mengetahui cara menghias dan memperindah susunan suatu kalimat. Ilmu Badi’ dapat dikaji dari segi:
1. Memperindah susunan kalimat dari segi lafaz /
ﺔ
ا
تﺎ
ا
/
al-muhassinātu al-lafziyyatu
2. Memperindah susunan kalimat dari segi makna /
ﺔ ﻮ ا
تﺎ
ا
/
al-muhassinātu al-ma’nawiyatu
Dari kajian tersebut penulis hanya meneliti dari segi keindahan makna saja.
Menurut Jarim, Ali dan Musthafa Amin (2007: 294) memperindah susunan
kalimat dari segi keindahan makna
ﺔ ﻮ ا
تﺎ
ا
/
al-muhassinātu al-ma’nawiyatu yaitu:ﺔ رﻮ ا
) 1. Al-tauriyah (2. Al-tibāq
(
قﺎ ا
)
3. Husnu al-ta’līl (
ا
)4. Ta’kīdu al-madhi bimā yusyabbihu al-żammi (
ﺔ
ﺎ
حﺪ ا
ﺪ آﺄ
مﺬ ا
) dan lain-lain.A.DEFENISI AT-TIBAQ
Penelitian ini terdapat beberapa referensi yang ada hubungannya dengan at-tibaq. Ada beberapa defenisi at-tibaq yang dirumuskan oleh beberapa ahli yang pada prinsipnya mengacu pada maksud yang sama, hanya saja redaksi yang berbeda.
Menurut Atiq (1985:76) mengatakan bahwa:
ﺮ
وأ
م آ
ﺪ
و
ءﻰ ا
ا
ﻰه
/hiya al-jam’u baina al-syai’i wa diddihi fī kalāmin aw baiti syi’rin/
“Mengumpulkan dua kata yang berlainan atau mengumpulkan sesuatu dengan lawannya dalam perkataan atau bait syair.”
Menurut Jarim, Ali dan Musthafa Amin (1960:229) mengatakan bahwa:
قﺎ ا
:
م ﻜ ا
ﺪ
و
ء
ا
ا
.
/al-tibāqu : al-jam’u baina al-syai’i wa diddihi fī al-kalāmi/
“At-tibaq : berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu kalimat.”
Defenisi at-tibaq secara termiologi ialah
ﺔ ﺎ
-
ﺎ
-
قﺎ
/Tabaqa - Yutabiqu -Mutabaqatu/ “ bertentangan”Contoh:
/ula`ika al-lazina habitat a’maluhum fi al-dunya wa al-akhirati wa ma lahum minannasirina/
“Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong”. ( QS. Al-Imran: 22)
Bila kita perhatikan contoh di atas, maka contoh tersebut mencakup dua
dunia”dan
/ al-akhirat / “akhirat”. Keindahanat-tibaq adalah makna kata
/ al-dunya / “dunia”dan
/ al-akhirat / “akhirat” tampillah 170 orang BaniIsrail untuk menyuruh para pembunuh kepada kemakrufan dan melarang mereka
dari kemungkaran. Namun, ke-170 orang itu pun dibantai pula pada sore harinya,
mereka itulah kaum yang dikisahkan Allah Azza wa Jalla dalam ayat di atas, oleh
karena itu, Allah membalas mereka dengan kehinaan dan kerendahan di dunia,
dan dibalas dengan azab yang hina di akhirat
B. PEMBAGIAN AT-TIBAQ
at-tibaq menurut Atiq, Abdul Aziz mempunyai tiga jenis yaitu:
1. Mutābaqatu al-`ījābi
(
بﺎ ء ا
ﺔ ﺎ
)ا
ﺔ ﺎ
)
2. Mutābaqatu al-salbi (
ا
دﺎ ا
مﺎﻬ
) 3. Ihām al-tadād (1. Mutābaqatu al-`ījābi
(
بﺎﺠﻳءﻻا
ﺔﻘ ﺎﻄﻣ
) :بﺎ
ا
ﺔ
ﺎ
:
ﺎ ا
ناﺪ ا
ﺎ
هوأ
ﺪ ا
رﺎﻬ ﺎ
ﺎﻬ
حﺮ ﺎ
ه
و
ﺎ
ﺎ
.
/ mutābaqatu al-`ījābi :hiya māṣurriha fihā bi`izhāri al-diddaini aw hiya mā lam yakhtalif fīhi al-diddāni `ījābān wa salbān/.
“Mutabaqah Ijabi ialah Mutabaqah yang di dalammya jelas ditampakkan dua kata yang berlawanan, atau mutabaqah yang dua kata berlawanan di dalamnya berbeda positif dan negatif.”( Atiq 1985:77)
بﺎ ء ا
قﺎ
,
ﺎ
و
ﺎ ﺎ ا
ن
اﺪ ا
ﺎ
ﻮهو
/tibāqu al-`ījābi, wa huwa mā lam yakhtalif fīhi al-diddāni `ījābān wa salbān/ “Tibaq ijabi yaitu tibaq kedua katanya yang berlawanan itu tidak berbeda positif dan negatif” (Jarim, Ali dan Musthafa Amin 2007: 229)
Dari defenisi at-tibaq Ijabi di atas dapat disimpulkan bahwa at-tibaq Ijabi
tidak ada kata tidak ( Harf nafi) dalam berkumpulnya dua kata yang berlawanan tersebut.
Contoh:
هو
ﺎ ﺎ ْأ
ْ ﻬ ْ و
دﻮ ر
ْ
….
/
Watahsabuhum ‘yqāzān wahum ruqūd/‘Dan kamu mengira mereka itu bangun, Padahal mereka tidur… (Q.S Al-Kahfi: 18)
Bila kita perhatikan contoh di atas, maka contoh tersebut mencakup dua
kalimat yang berlawanan yaitu
ﺎ ﺎ أ
/ aiqazan / “bangun” danدﻮ ر
/ruqūd /“tidur”. Keindahan at-tibaq adalah makna kata
ﺎ ﺎ أ
/aiqazan / “ bangun” danدﻮ ر
/ruqūd / “tidur” dimana hal ini berkaitan dengan adanya peristiwa di gua kahfi yaitu ketika katika terjadinya peristiwa tersebut Nabi Muhammad SAWmenerima wahyu dapat melihat mereka kedalam gua dan mereka menyangka
bahwa mereka itu tidak tidur, menurut suatu keterangan dari ibnu Abbas mata
mereka itu tidak terkatub, sehingga dari jauh mereka akan kelihatan seperti terjaga
( bangun), padahal mereka tidur.
ﺴ ا
ﺔﻘ ﺎﻄﻣ
):2. Mutābaqatu al-salbi (
بﺎ ا
ﺔ
ﺎ
:
ﺎ ﺎ ا
ناﺪ ا
ﺎﻬ
ا
ﺎ
ه
وأ
ﺪ ا
رﺎﻬ ﺎ
ﺎﻬ
حﺮ
ﺎ
ه
ﺎ
و
.
/ mutābaqati al-salbi :hiya mā lam yuṣarrah fīhā bi`izhāri al--diddaini aw hiya mā `ikhtilafa fīhā al-diddā ni `ījābā wa salbān/
“Mutabaqah Salbi ialah mutabaqah yang di dalamnya tidak jelas ditampakkan dua kata yang berlawanan, atau mutabaqah yang dua kata yang berlawanan di dalamnya berbeda positif dan negatif "(Atiq 1985: 80)
ا
قﺎ
,
و
ﺎ ﺎ ا
ناﺪ ا
اﺎ
ﻮه
ﺎ
“Tibaq salab yaitu thibaq yang kedua katanya yang berlawanan itu berbeda positif dan negatif” (Jarim, Ali dan Musthafa Amin 2002:229)
Dari defenisi at-tibaq Salbi di atas dapat disimpulkan bahwa at-tibaq Salbi
merupakan berkumpulnya dua kata yang berlawanan yang didalamnya berbeda positif dan negatif.
Contoh:
ْ
و
سﺎﱠ ا
نﻮ ْ ْ
ﱠ ا
نﻮ ْ
….
/Yastakhfūna mina al-annās walā yastakhfūna mina allah/
“mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah…(Q.S. An- Nisa’ :108)
Bila kita perhatikan contoh di atas , maka at-tibaq dalam ayat ini adalah
berkumpulnya lafaz
نﻮ
/ yastakhfūna / “bersembunyi” danنﻮ
/lā yastakhfūna / “tidak bersembunyi”. Dengan adanya perbedaan positif dan
negatif nya kedua kata tersebut berlawanan. Keindahan at-tibaq adalah makna
kata
نﻮ
/ yastakhfūna / “bersembunyi” danنﻮ
/ lā yastakhfūna /“tidak bersembunyi” adanya pernyataan yang positif dari Allah memberi
pernyataan bahwa kita (manusia) tidak dapat bersembunyi dari pandangan Allah
SWT karena Allah maha melihat.
ا
دﺎﻀﺘ ا
مﺎﻬﻳ
):3.Ihām al-tadād (
ﺪ
أ
ﺪ
أ
ﺪ ا
هﻮ
نأ
ﻮه
/huwa an yūhima lafza al-diddu annahu diddu ma’a `annahu laisa bididdin/
“Digambarkannya lafaz yang berlawanan seolah-olah ia mengandung makna yang berlawanan yang sebenarnya ia tidak berlawanan”(Atiq 1985: 80)
Contoh:
/ inna al-lazina kafaru wa zalamu lam yakuni al-allahu liyaqfira lahum wa la liyahdiyahum tariqan/
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka”. ( QS. An-Nisa’)
Pada contoh di atas tersebut ditemui bentuk at-tibaq yaitu kata yang
makna berlawanan yang sebenarnya ia tidak berlawanan, dan terdiri dari Ism yaitu
kata
/
zalamu/ “ kezaliman” dan
/yaqfira/ “mengampuni”. Makna
/
zalamu/ “ kezaliman”tidak berlawanan dengan
/yaqfira/ “mengampuni” ”.Namun lafaz pada kata tersebut digambarkan seolah-olah berlawanan. Jenis
at-tibaq ini adalah Iham At-tidad. Keindahan at-tibaq adalah makna kata
/
zalamu/ “ kezaliman” dan
/yaqfira/“mengampuni” diiringi kata sebelumnya yaitu
/ kafaru /“ orang-orang yang kafir” sesungguhnya orang-orang kafir dan
menghalang-halangi manusia dari jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya. Yakni,
mereka kafir sehingga tidak mengikuti kebenaran, menghalang-halangi manusia
dari kebenaran, dan mereka pun tersesat dengan sejauh-jauhnya. Kemudian Allah
memberitahukan ketetapannya terhadap orang-orang kafir yang menzalimi dirinya
sendiri karena melanggar perbuatan-perbuatan yang diharamkan bahwa dia tidak
akan mengampuni mereka dan tidak akan menunjukan jalan kebaikan.
C. TATA- CARA MEMBUAT
SUSUNAN
KALIMAT AT-TIBAQSusunan kalimat dalam At-tibaq menurut Atiq (1985: 77)
آﺮ
وأ
م آ
ﺪ
و
ءﻰ ا
ا
ﻰه
ﺎآ
و
دﺎ
ا
ا
ﺎ
دﺎ
ﺮ
ﺎآ
ﻚ ﺬآ
و
دﺎ
ا
“Mengumpulkan dua kata yang berlainan atau mengumpulkan sesuatu dengan lawannya dalam perkataan atau bait syair seperti mengumpulkan dua ism yang berlawanan, dan seperti mengumpulkan dua fi’l yang berlawanan, dan juga seperti mengumpulkan dua hurf yang berlawanan.”
1. Terdiri dari Ism
Adapun maksud kata yang terdiri dari Ism adalah susunan kata dalam kalimat yang terdiri dari Ism. Untuk lebih mempermudah pengertian di atas penulis akan menjelaskan defenisi Ism.
Defenisi Ism menurut Jarim, Ali dan Musthafa Amin (1996: 15)
ناﻮ
وأ
نﺎ ا
ﻰ
آ
,
تﺎ
وأ
,
دﺎ
وأ
,
ىأوأ
ﺮ ا
/kullu lafzin yusammā bihi insānun aw hayawānun, aw nabātun, aw jamādun, aw ‘ayyu syai`in `akhara/
“Setiap lafaz yang dinamakan dengan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda atau yang lainnya”
Defenisi Ism menurut Nu’mah(t.th: 13)
ﻰ
وأ
ﺔ
وأ
نﺎ ز
وأ
نﺎﻜ
وأ
دﺎ
وأ
تﺎ
وا
ناﻮ
وأ
نﺎ ا
ﻰ
لﺪ
ﺔ آ
آ
ﻮه
نﺎ ﺰ ا
دﺮ
/huwa kullu kalimatin tadullu ‘alā `insānu aw hayawānun aw nabātun aw jamādun aw makānun aw zamānun aw sifatun aw ma’nā mujarradin mina al-zamāni/
‘Setiap kata yang menunjukkan jenis: manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, tempat, waktu, sifat atau setiap kata yang tidak mengandung masa”
Dari beberapa defenisi Ism tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ism
adalah setiap kata yang menerangkan nama benda, nama tempat, nama tumbuh-tumbuhan dan lain-lain, contoh:
بﺎ آ
/kitābun/ “ buku”ةﺮهز
/zahratun/ “ bunga”ةﺮهﺎ ا
/ al-qāhiratu/ “ Kairo”
/ wa lillahi fi al-samawati wa ma fi al-ardi, wa ila al-allahi turja’u al-muru/
“Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan”. ( QS. Al-Imran: 109)
Bila kita perhatikan contoh di atas, maka contoh tersebut mencakup dua
kalimat yang berlawanan yaitu
/ al-samawati /“ langit” dan
/ al-ardi / “langit”. Keindahan at-tibaq adalahmakna kata
/ al-samawati / “ langit” dan
/ al-ardi / “langit”. Allah yang mengetahui segala sesuatudengan demikian, dia tidak perlu berbuat zalim terhadap hamba-Nya, seorang pun.
Oleh karena itu, Allah berfirman kepunyaannyalah apa yang ada yang dilangit dan
dibumi” yakni semua perkara itu milik Allah dan hamba-nya . “ dan kepada
Allah-lah segala perkara dikembalikan” maksudnya, dia-lah yang menghukumi
dan mengatur di dunia dan di akhirat.
Contoh lainnya:
/ al-lazina yunfiquna fi al- sarra`I wa al-darra`I wa al-kazimina al-qaiza al-‘fina ‘ani alnasi, wa al-allahu yuhibbu al-muhsinina/
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. ( QS. Al- Imran: 134)
Bila kita perhatikan contoh di atas, maka contoh tersebut mencakup dua
kalimat yang berlawanan yaitu
/ al-sarra`i/ “lapang” dan
/ al-darra`i / “sempit”. Keindahanat-tibaq adalah makna kata
/ al-sarra`i/ “ lapang” dan
/ al-darra`i / “sempit” diiringi kata sesudahnyayaitu
/ waallahu yuhibbu al-muhsinina/ “ sesungguhny Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan”. Allah menceritakan sifat ahli surga yaitu orang-orang yang
menginfakkan hartanya, baik di waktu lapang dan sempit yakni pada saat sulit dan
lapang, saat giat dan malas, saat sehat dan sakitdan disegala hal dan keadaaan .
2.Terdiri dari Fi’l
Adapun maksud kata yang terdiri dari Fi’l adalah susunan kata dalam kalimat yang terdiri dari Fi’l. Untuk lebih mempermudah pengertian di atas penulis akan menjelaskan defenisi Fi’l.
Defenisi Fi’l menurut Jarim, Ali, Musthafa Amin (1966: 15)
ز
ﻰ
لﻮ
ﻰ
لﺪ
آ
صﺎ
/kullu lafzin yadullu ‘alā husūli ‘amali fī zamani khāssi/
‘ Tiap-tiap lafaz yang menunjukan suatu perbuatan pada kurun waktu yang khusus”
Defenisi Fi’l menurur Nu’mah (t.th: 13)
صﺎ
ز
ﻰ
ثوﺪ
ﻰ
لﺪ
ﺔ آ
آ
/kullu kalimatin tadullu ‘alā hudūsin syaī`in fī zamani khāsin/
Dari defenisi Fi’l di atas dapat disimpulkan bahwa Fi’l adalah kata menjelaskan suatu perbutan yang dilakukan pada waktu yang khusus.
Adapun contoh at-tibaq yang terdiri dari fi’l yaitu:
.
…
/ wa allahu yuhyi wa yumitu, wa allahu bima ta’lamuna basirun/
“….. Allah menghidupkan dan mematikan. dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Imran : 156)
Pada contoh tersebut ditemui kata yang berlawanan yang terdiri dari Fi’l
yaitu
/ yuhyi/ “ menghidupkan”
dan
/ yumitu/ “ mematikan” . Keindahan at-tibaq adalah maknakata / yuhyi/ “ menghidupkan
”
dan
/ yumitu/ “ mematikan”diiringi kata sesudahnya yaitu
/ allahu bima ta’maluna basirun/ “ Allah melihatapa yang kamu kerjakan” tidak seorang pun yang dapat menghidupkan dan
mematikan kecuali sesuai dengan kehendaknya dan takdir Allah. Tidak ada
seorang pun yang menambah dan mengurangi usia seseorang melainkan ketetapan
dan takdir Allah dan Allah maha melihat atas apa yang kamu kerjakan
maksudnya, pengetahuan dan penglihatan Allah menembus seluruh makhluk.
Contoh lainnya:
/ ha`antum ha`ula`I hajajtum fima lakum bihi ‘ilmun falama tuhajjuna fima laisa lakum bihi ‘ilmun, wa allahu ya’lamu wa `antum la ta’lamuna/
“Beginilah kamu, kamu Ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, Maka Kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak Mengetahui”. ( QS. Al-Imran: 66)
Pada contoh tersebut ditemui kata yang berlawanan yang terdiri dari Fi’il
yaitu
/ya’lamu/ “ mengetahui” dan
/
lā ta’lamūna/ “ tidak mengetahui” . Termasuk jenisat-tibaq Salbi, keindahan at-tibaq adalah makna kata
/ya’lamu/ “ mengetahui” dan
/lā ta’lamūna/ “ tidak mengetahui”, diiringi olehkata sebelumnya yaitu
/
laisalakum bihi ‘ilmun/ “ hal yang tidak kamu ketahui” kedua belah pihak berdebat
mengenai Ibrahim tanpa Ilmu pengetahuan. Jika kedua belah pihak berdebat
mengenai perkara agama keduanya yang mengetahui, niscaya hal itu lebih baik.
Oleh karena itu, Allah mengingkari perbuatan kaum yahudi dan nasrani itu. Allah
menyuruh mereka mengembalikan pengetahuan kepada Allah, Allah mengetahui
sedangkan kamu tidak mengetahui kemudian Allah berfirman Ibrahim bukan
seorang yahudi dan nasrani tapi dia adalah seorang yang lurus dan berserah diri.
3.
Terdiri dari HurfAdapun maksud kata yang terdiri dari Hurf adalah susunan kata dalam kalimat yang terdiri dari Hurf. Untuk lebih mempermudah pengertian di atas penulis akan menjelaskan defenisi Hurf.
Defenisi Hurf menurut Jarim, Ali dan Musthafa Amin (1966: 15)
ﺮ
ا
ﺎآ
ﺎ
ﺮﻬ
آ
/kullu lafzin lā yazharu ma’nāhu kā milā illa ma’a gairihi /
Defenisi Hurf menurut Nu’mah( t.th: 13)
ﺔ آ
آ
ﻮه
ﺎهﺮ
ا
ﻰ
ﺎﻬ
/huwa kullu kalimatin laisa lahā ma’nā illa ma’a ghairihā/
‘Setiap kata yang tidak memiliki makna kecuali bergabung dengan kata lain’
Dari beberapa defenisi hurf diatas dapat disimpulkan bahwa hurf adalah lafaz yang tidak dimengerti maknanya kecuali bergabung dengan lafaz lainnya. at-tibaq yang terdiri dari hurf merupakan pertentangan makna yang terdiri dari hurf
yang terdapat dalam suatu kalimat sehingga membentuk suatu keindahan makna . Adapun contoh at-tibaq yang terdiri hurf yaitu:
……
..
…
/ wa ba’ū lahunna `ahaqqu biraddhinna fi zalika inna `arādu wā `islahā, wa lahunna mislu al-lazī ‘alahinna bi al-ma’rūfi /
“…..dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf”(Q.S. Al-Baqarah: 228)
/
Pada contoh tersebut ditemui kata yang berlawanan dan terdiri dari hurf
jar yaitu ل /la/ ‘hak’ dan ﻰ /’alā/ ‘kewajiban’ . Termasuk jenis at-tibaq ijabi, keindahan at-tibaq adalah makna kata ل /la/ ‘hak’ dan ﻰ /’alā/ ‘kewajiban’, diiringi oleh kata sebelumnya yaitu
/wa bu’ulahunna `ahaqqubiraddihim/ “dan suami-suaminya berhak merujukinya” walaupun telah ditalak,
memiliki ikatan dan kewajiban. Istri yang dicerai berkewajiban menanti,
sedangkan suami yang menceraikan berkewajiban memberi nafkah kepada istri,
jika seorang suami bermaksud untuk kembali membangun rumah tangga dengan
istri yang telah diceraikannya itu, dan yang diceraikannya tidak ingin lagi untuk
kembali, ketika itu suami lebih berhak dari yang ditalak itu, selama belum berlalu
masa tiga quru’. Sebagaimana pria mempunyai hak untuk rujuk kepada istri yang
diceraikannya, sang istripun mempunyai hak untuk diperlakukan secara ma’ruf,
yakni sesuai dengan tuntunan agama .
Contoh disurah lain penulis tidak menjumpai dan contoh dari buku Balaghah
Wadihah dan buku Ilmu Badi’.
4. Terdiri dari Ism dan Fi’l
Adapun maksud kata yang terdiri dari Ism dan Fi’l adalah susunan kata
dalam kalimat yang terdiri dari Ism dan Fi’l.
/ amana kana maitan fa`ahyainahu wa ja’alna lahu, niran yamsyi bihi fi al-annasi kamanammasaluhu, fi zulumati laisa bikhaiju minha, kazalika zubbina li al-kafirina ma kanu ya’maluna/
Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang Telah mereka kerjakan” (QS. Al-An’am :122)
Bila kita perhatikan contoh di atas, maka contoh tersebut mencakup dua
kalimat yang berlawanan yaitu
/ maitan / “ mati” merupakan Ismdan
/ fa`ahyainahu / “ kami hidupkan”merupakan kata kerja. Keindahan at-tibaq adalah makna kata
/maitan / “ mati” dan
/ fa`ahyainahu / “ kamihidupkan” diiringi oleh kata sesudahnya yaitu
/ nuran yamsyi / “ cahaya yang terang”dijelaskan bahwa tidaklah sama para mukmin dengan setan atau penolong (teman
setianya), orang mukmin yang mendapat petunjuk dan taufik kepada kebajikan
adalah seperti orang yang mati yang dihidupkan oleh Allah dan kepadanya diberi
nur Al-qur’an. Dengan nur itu mereka berjalan di tengah masyarakat.
5. Terdiri dari Fi’l dan Ism
Adapun maksud kata yang terdiri dari Fi’l dan Ism adalah susunan kata
dalam kalimat yang terdiri dari Fi’l dan Ism.
Contoh:
…..
……
/…. wa abra`u al-akmaha wa al-abrasa wa uhya al-mauta bi`izni al-allahi, wa unabba`ukum bima ta’kuluna wa ma taddakhuruna fi buyutikum…/
Bila kita perhatikan contoh di atas maka didapati bahwa kata
/ uhyi/ “ menghidupkan” merupakan kata kerja dan
/ al-mautā/ “ mati” merupakan Ism adalah katayang menjadi lawannya. Keindahan at-tibaq adalah makna kata
/uhyi/ “ menghidupkan” dan
/
al-mautā/ “ mati” diiringi oleh kata sesudahnya yaitu
/
bi`iznial-allahi/ “dengan izin allah” disebutkan kedua penyakit ini secara khusus karena
lukanya tidak dapat disembuhkan, sedang Nabi Isa dibangkitkan di masa majunya
ilmu ketabiban, maka alam satu hari beliau berhasil menyembuhkan 50 ribu
penderita melalaui doa dengan syarat mereka beriman, dan dengan izin Allah
diulang-ulangnya untuk melenyapkan dugaan bahwa Ia mempunyai sifat
ketuhanan. Maka dihidupkannyalah Azir seorang sahabatnya, anak seorang wanita
tua, kemudian seorang gadis kecil berumur 10 tahun, mereka terus tetap hidup,
bahkan sampai mempunyai keturunan.
6. Susunan kalimat tentang At-tibaq dalam satu Ayat yang menggabungkan dalam Ayat tersebut Ism dan Fi’l.
/ tuliju laili fi nahari wa tukhiju hayya mina mayyiti wa tukhriju al-amyyita mina al-hayyi wa tarzuku man tasya`u biqairi hisabin/
mati dari yang hidup. dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". ( QS. Al-Imran : 27)
Bila kita perhatikan contoh di atas maka didapatkan bahwa kata
/ al-laili/ “langit” dan
/al-nahari/ “bumi” merupakan kata yang menjadi lawannya, dan kata
/ mayyiti/ “ mati” dan
/
al-hayya/ “ hidup” merupakan kata yang menjadi lawannya, dan kata
/
tuliju/ “ masuk” dan
/ tukhriju/ “keluar”.Keindahan makna at-tibaq yang terdapat pada contoh di atas Allah mengurangi
dari yang berwaktu pendek sehingga kedua wakyu itu menjadi seimbang. Dia
mengurangi waktu yang ini untuk waktu yang itu sehingga keduanya berbeda,
namun keduanya menjadi seimbang. Firman Allah engkau keluarkan yang hidup
dari yang mati, engkau keluarkan yang mati dari yang hidup yakni engkau
keluarkan tumbuhan dari biji dan biji dari tanaman, pohon kurma dari biji, biji
dari pohon kurma, mukmin dari kafir, kafir dari mukmin, ayam dari telur, telur
dari ayam, dan seluruh perkara lainnya yang mengikuti jalur ini, dan Allah
memberi kepada orang yang kau kehendaki dan menahan dari orang yang kau
kehendaki selaras dengan tujuan engkau yang baik serta sesuai pula dengan iradad
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sekilas Tentang Surah Al-Baqarah
Surah Al-Baqarah adalah surah yang pertama kali diturunkan di Madinah,
setelah
surah
Al-Muthaffifinsebagai surah terakhir ang diturunkan di
Mekah, sebelum hijriah,
Ayat-ayatnya berjumlah 286 ayat. Begitu banyakpersoalan yang dibicarakan, tidak heran karena masyarakat Madinah ketika itu sangat heterogen, baik dalam suku, agama maupun kecenderungan. Di sisi lain, ayat –ayat ini berbicara tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa yang cukup panjang. Kalaulah peristiwa pengalihan kiblat( ayat 142), atau perintah berpuasa( ayat 183), dijadikan sebagai awal masa turunnya surah ini, dan ayat 281 sebagai akhir ayat Al-Qur’an yang diterima Nabi Muhammas Saw .
Dinamakan Al-Baqarah karena tema pokoknya adalah inti ayat-ayat yang menguraikan kisah Al-Baqarah, yakni kisah Bani Israil dengan seekor sapi. Ada seseorang yang terbunuh dan tidak diketahui siapa pembuuhnya. Masyarakat Bani Israil saling mencurigai bahkan tuduh menuduh tentang pelaku pembunuhan tanpa ada bukti, sehingga mereka tidak memperleh kepastian, menghadapi hal tersebut mereka menoleh kepada Nabi Musa as, meminta beliau berdoa agar Allah menunjukan siapa pembunuhnya, maka Allah memerintahkan mereka menyembelih seekor sapi. Dari sini dimulai kisah Al-Baqarah, akhir darikisah itu adalah, mereka menyembelihnya setelah dialog tentang sapi berkepanjangan dan dengan memukulkan bagian sapi itu kepada mayat yang terbunuh, maka atas kudrat Allah Swt, korban hidup kembali dan menyampaikannya siapa pembunuhnya.
at-tibaq dalam surah Al-Baqarah
Dari data yang diperoleh dalam Al-Qur’an pada surah Al-Baqarah maka ditemukan jumlah t-tibaq sebagai berikut:
Bentuk At-tibaq terdiri dari … ayat dengan rincian sebagai berikut : Bentuk-bentuk At-tibaq pada surah Al-Baqarah
3.2 At-tibaq Ijabi .
3.2.1 At-tibaq Ijabi yang terdiri dari Ism terdapat pada ayat 16, 17, 19, 22, 33, 42, 49, 68, 86, 102, 107, 108, 109, 115, 116, 117, 119, 130, 142, 164, 175,
185, 187, 200, 201, 213, 217, 220, 225, 249, 255, 257, 258, 274, 275, 282, 284.
Terdiri dari kata
dan
“Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk”. ( QS Al-Baqarah: 16)
/ūlā`ika al-lażīna sytarawū al-dalālata bi al-hudā famā rabihat tijāratuhum wa mā kānū muhtadīn/
Bila diperhatikan ayat di atas maka didapati bahwa ayat tersebut
mencakup kata
/
al-dalālata/ “kesesatan” dan
ا
/
al-hudā/ “petunjuk” merupakan kata yang menjadilawannya. Keindahan makna at-tibaq adalah kata
/
al-dalālata/ “kesesatan” dan
ا
/
al-hudā/ “petunjuk” diiringi oleh kata
/`sytarawū/ “ membeli” dan juga kata
/famā rabihat tijāratuhum/ “maka tidaklah beruntung perniagaan mereka” yakni menanggalkan fitrah keberagamaan dan menggantikannya dengan kekufuran. Ini
petunjuk itu, dan mereka bukanlah orang-orang yang mengetahui seluk beluk
perniagaan, sehingga akhirnya mereka tidak memperoleh keuntungan.
/ ula`ika al-lazina asytarawu al-dolalata bi al-huda wa al-‘azaba bi al-magfirati, fama asbarahum ‘ala al-nari/
“Mereka Itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka”. (QS. Al-Baqarah: 175)
Bila kita perhatikan ayat diatas maka didapati bahwa ayat tersebut
mencakup