• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan Konsumen pada Promosi Usaha Songket “Tujuh Saudara” Melalui Website

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tindakan Konsumen pada Promosi Usaha Songket “Tujuh Saudara” Melalui Website"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAKAN KONSUMEN PADA PROMOSI SONGKET

“TUJUH SAUDARA” MELALUI

WEBSITE

VENNY ALAWIYAH

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Tindakan Konsumen pada Promosi Songket “Tujuh Saudara” Melalui Website adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Venny Alawiyah

(4)
(5)

ABSTRAK

VENNY ALAWIYAH. Tindakan Konsumen pada Promosi Songket “Tujuh Saudara” Melalui Website. Di bawah bimbingan ANNA FATCHIYA.

Promosi melalui internet mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk pada usaha songket “Tujuh Saudara”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tindakan konsumen akibat dari promosi melalui

website dan menganalisis hubungan antara faktor internal konsumen, kualitas informasi, dan kualitas layanan dengan tindakan konsumen. Dengan menggunakan metode survei, penelitian ini menunjukkan bahwa promosi songket melalui website efektif dalam mendorong pengunjung untuk melakukan tindakan konsumen yang berupa tahapan AIDA (attention, interest, desire and action) dan faktor internal konsumen (jenis kelamin, umur, dan pendidikan) dan kualitas layanan tidak berhubungan dengan tindakan konsumen, sedangkan kualitas informasi berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan konsumen.

Kata kunci: usaha mikro kecil menengah, internet, promosi, website, songket

ABSTRACT

VENNY ALAWIYAH. Consumer Action on the Promotion of Songket “Tujuh Saudara” through the Website. Under the guidance of ANNA FATCHIYA. Promotion through the internet support the development of micro, small, and medium enterprises, including the efforts of songket “Tujuh Saudara”. This study aims to analyze the actions of consumers as a result of promotion through the website and analyze the relationship between the internal factors of consumers, information quality, and service quality with consumer action. By using survey methods, this study shows songket promotion through the website is effective in encouraging visitors to do the actions in the form of consumer stages AIDA (attention, interest, desire and action) and consumers internal factors (gender, age, and education) and quality of service is not related to consumer action, while the quality of the information related to the action that will be performed by consumers.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

TINDAKAN KONSUMEN PADA PROMOSI SONGKET

“TUJUH SAUDARA” MELALUI

WEBSITE

VENNY ALAWIYAH

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Tindakan Konsumen pada Promosi Usaha Songket “Tujuh Saudara” Melalui Website

Nama : Venny Alawiyah

NIM : I34100005

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen

(10)
(11)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, skripsi dengan judul “Tindakan Konsumen pada Promosi Usaha Songket “Tujuh Saudara” Melalui Website

dapat diselesaikan tanpa hambatan dan masalah.

Penulis menyadari bahwa studi pustaka ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih penulis berikan kepada Ibu Dr Ir Anna Fatchiya, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, saran, dan curahan waktunya kepada penulis selama proses penulisan hingga penyelesaian proposal skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yaitu Ibunda Rini dan Ayahanda Bob Mulyadi selaku orang tua tercinta dan Sita, Sinsganesha, Ais, Poro-Poro, Rio, Tari, Ika, Ditha, Sakinah, Gian, Sifna, Ica, Yandra, Uty, Saefihim selaku teman-teman yang telah memberikan doa, dukungan, kasih sayang, kritikan, saran, memberikan motivasi, semangat, kasih sayang, dan menemani penulis dalam proses penulisan laporan ini dan tidak lupa kepada seluruh keluarga besar SKPM, terutama SKPM 47 atas kebersamaannya dan kakak-kakak SKPM 46 atas kesediaannya berbagi pengalaman dan memberikan saran-saran dalam penulisan skripsi ini. Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini.

Peneliti mengetahui bahwa karya ini belumlah sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata semoga skripsi dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat bagi banyak pihak. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca dalam memahami lebih jauh tentang promosi melalui website.

Bogor, Juni 2014

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR LAMPIRAN xvii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Kegunaan Penelitian 2

PENDEKATAN TEORITIS 5

Tinjauan Pustaka 5

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 5

Internet sebagai Media Komunikasi Massa 5

Pemanfaatan Internet dalam Komunikasi Pemasaran 6

Perilaku Konsumen 10

Pengaruh Internet Terhadap Daya Tarik Konsumen 12

Kerangka Pemikiran 13

Definisi Operasional 16

PENDEKATAN LAPANGAN 21

Metode Penelitian 21

Lokasi dan Waktu Penelitian 21

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 21

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 22

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 23

Profil UMKM Songket “Tujuh Saudara” 23

Produk- produk songket “Tujuh Saudara” 24

FAKTOR INTERNAL PENGUNJUNG WEBSITE, KUALITAS INFORMASI DAN KUALITAS LAYANAN WEBSITE SONGKET “TUJUH SAUDARA” DI

PALEMBANG 25

Faktor Internal Pengunjung Website 25

Kualitas Informasi 27

Kualitas Layanan 31

HUBUNGAN TINDAKAN KONSUMEN DENGAN FAKTOR- FAKTOR

YANG MEMPENGARUHINYA 37

Tindakan Konsumen 37

Hubungan Tindakan Konsumen dengan Faktor Internal 38 Faktor Kualitas Informasi dan Kualitas Layanan 40

SIMPULAN DAN SARAN 43

Simpulan 43

Saran 43

(14)

LAMPIRAN 47

(15)

DAFTAR TABEL

Jumlah dan persentase pengunjung website songket “Tujuh

Saudara” berdasarkan umur

Jumlah dan persentase pengunjung website songket “Tujuh

Saudara” berdasarkan tingkat pendidikan

Jumlah dan persentase pengunjung website songket “Tujuh

Saudara” berdasarkan jenis kelamin

Jumlah dan persentase responden berdasarkan hasil kuisioner terhadap kualitas informasi website songket “Tujuh Saudara”

Jumlah dan persentase responden berdasarkan pengelompokan penilaian kualitas informasi websitesongket “Tujuh Saudara

Jumlah dan persentase responden berdasarkan hasil kuisioner terhadap kualitas layanan website songket “Tujuh Saudara”

Jumlah dan persentase responden berdasarkan pengelompokan penilaian kualitas layanan websitesongket “Tujuh Saudara

Jumlah persentase tindakan konsumen yang dipengaruhi oleh faktor internal, kualitas informasi dan kualitas layanan

Hubungan antara faktor internal (umur dan tingkat pendidikan) dengan tindakan konsumen

(16)
(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner penelitian 49

2 Daftar nama responden 54

3 Hasil uji statistik 55

(18)
(19)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pesatnya perkembangan dunia teknologi dan informasi menjadikan internet sebagai alat komunikasi yang banyak diminati oleh masyarakat. Perkembangan internet dinilai cukup pesat oleh berbagai pihak. Keunggulan internet yang dapat digunakan dimanapun dan kapanpun mempermudah akses untuk mencari berbagai macam informasi melalui internet. Menurut Belch internet adalah suatu metode yang mendunia untuk saling tukar menukar informasi dan berkomunikasi melalui komputer yang sedang terkoneksi (Shimp 2003). Melihat pengguna internet semakin hari semakin bertambah maka semakin banyak pula produsen yang tertarik mempromosikan produknya melalui media internet. Media internet mempermudah promosi yang dilakukan oleh produsen. Menurut Shimp (2003) suatu ribuan pemasar telah beralih ke internet sebagai calon media untuk mempromosikan merek mereka dan melakukan transaksi penjualan. Media promosi menggunakan media internet dapat dilakukan melalui web, dan situs jejaring sosial lainnya seperti facebook dan twitter.

Perkembangan internet dinilai cukup pesat oleh berbagai pihak. Pengguna internet di Indonesia pun setiap harinya mengalami peningkatan. Menurut riset Mark Plus Insight juga menemukan bahwa 58 juta orang atau sebesar 95 persen pengguna internet mengakses internet dari notebook, netbook, tablet, dan perangkat seluler (Karimuddin 2012). Hal ini menunjukkan bahwa semakin mudahnya mengakses internet dan akan semakin efektif dan efisien apabila internet tersebut digunakan dalam pemasaran.

Sejalan dengan hal itu, potensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di dunia maya memiliki potensi yang cukup besar. UMKM sering digambarkan sebagai sektor usaha yang berpotensi dalam pembangunan perekonomian Indonesia, khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja dan mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan. Menanggapi hal tersebut maka diperlukan pengembangan strategi dalam memasarkan UMKM melalui internet atau media online. Selanjutnya Kotler (2000) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran merupakan proses pengolahan, produksi, dan penyampaian pesan melalui satu atau lebih saluran kepada kelompok khalayak sasaran, yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran suatu produk.

Secara umum, UMKM memiliki ciri-ciri yaitu manajemen berdiri sendiri, modal disediakan sendiri, daerah pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil, dan jumlah karyawan yang dipekerjakan terbatas. Pemasarannya juga masih sangat tradisional, lemahnya jaringan dan biaya menyebabkan UMKM sangat membutuhkan internet atau media sosial dalam pemasarannya untuk memperkenalkan produk-produk yang akan di promosikan kepada konsumen. Oleh karena itu, menarik untuk dikaji mengenai manfaat internet untuk mempromosikan produk- produk UMKM. Saat ini kegiatan komunikasi pemasaran tidak terlepas dari suatu perencanaan media. Melalui media online pemasar dapat menjalankan empat cara, yaitu dengan membuat homepage atau website, berpartisipasi dalam forum, newgroup, dan bulletin board, memasang iklan online, dan menggunakan e-mail (Larasati 2003).

(20)

ditawarkan. Seperti produk UMKM songket “Tujuh Saudara” di Palembang yang menggunakan media online dalam pemasarannya melalui website. Awalnya pemasaran songket “Tujuh Saudara” hanya mempromosikan dari mulut ke mulut dan hanya di sekitar daerah Palembang, tetapi semenjak songket “Tujuh Saudara” memasarkannya menggunakan media online atau internet maka produk yang dipasarkan lebih dikenal orang banyak tidak hanya di daerah Palembang tetapi di luar Palembang seperti daerah Jawa dan Kalimantan, konsumen songket “Tujuh Saudara” menjadi meningkat setelah menggunakan website. Hal ini tentu berpengaruh besar terhadap pendapatan dari songket “Tujuh Saudara”.

Pengelola website harus memberikan tampilan yang dapat menarik minat beli konsumen terhadap barang yang telah ditampilkan di website tersebut. Baik dengan menampilkan produk songket dengan jelas, gambar foto songket tanpa rekayasa, informasi dan keterangan mengenai songket harus lengkap seperti bahan, harga, dan ukuran. Minat konsumen terhadap songket yang telah dipasarkan bisa dilihat dari ketertarikan dan menghubungi kontak yang telah dicantumkan oleh website. Untuk itu dalam halaman website, tampilan profil dan hal-hal yang ditawarkan oleh “Tujuh Saudara” menjadi fokus utama yang perlu untuk ditampilkan dan diberikan penekanan sehingga dapat menimbulkan daya tarik konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Selain memperhatikan kualitas informasi, pengelola harus memperhatikan karakteristik internal konsumen seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan kualitas layanan juga harus lebih ditingkatkan karena adanya keluhan dari pengunjung website mengenai pelayanan kurang begitu maksimal yaitu pengelola kurang cepat tanggap dalam menanggapi pengunjung website pada saat pengunjung menghubungi pihak songket “Tujuh Saudara”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibangun beberapa masalah penelitian yang dapat dirumuskan oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana tindakan konsumen akibat dari promosi melalui website?

2. Bagaimana hubungan antara faktor internal konsumen, kualitas informasi, dan kualitas layanan dengan tindakan konsumen?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis tindakan konsumen akibat dari promosi melalui website.

2. Menganalisis hubungan antara faktor internal konsumen, kualitas informasi, dan kualitas layanan dengan tindakan konsumen.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai website

(21)

mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk songket tersebut. Secara lebih khusus, penelitian ini akan bermanfaat bagi beberapa pihak, yakni:

1. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan dari penelitian ini.

2. Bagi instansi terkait

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan perbaikan dalam meningkatkan kualitas produk serta komunikasi pemasaran yang dilakukan sehingga produk tersebut semakin dikenal masyarakat dan memiliki pasar yang luas.

3. Bagi pemerintah

(22)
(23)

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Bagian berikut ini akan disajikan tinjauan literatur yang berkaitan dengan beberapa konsep yang akan dilihat pada penelitian ini. Tinjauan literatur tersebut diantaranya usaha mikro kecil menengah, komunikasi massa, komunikasi pemasaran, internet, dan website.

Internet sebagai Media Komunikasi Massa

Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang digunakan secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula (Bungin 2008). Pesan yang disampaikan media massa berupa informasi massa. Informasi massa adalah informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi secara pribadi. Sebagai media yang mencakup khalayak luas, media massa memiliki peran, yaitu: sebagai institusi pencerahan masyarakat (media edukasi), media massa, menjadi media yang membuka pikiran dan mendidik masyarakat agar menjadi masyarakat yang maju, sebagai media informasi, yaitu setiap saat menyampaikan informasi dengan terbuka, jujur, dan benar kepada masyarakat agar masyarakat menjadi kaya dan terbuka akan informasi. Dan sebagai media hiburan, bukan hanya menghibur, media massa juga menjadi agent of change dalam institusi budaya dan katalisator pengembangan budaya (Bungin 2008).

Menurut Kitchin dalam Bungin (2008), dunia maya dapat dkonstruksikan sebagai tiga domain yang berbeda, yaitu internet, intranet, dan realitas virtual. “Internet telah berkembang menjadi sebuah teknologi yang tidak saja mampu mentransmisikan berbagai informasi, namun juga telah mampu menciptakan dunia baru dalam realitas kehidupan manusia, yaitu sebuah realitas materialistis yang tercipta dalam dunia maya” (Bungin 2008). Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus-menerus sebagai pesan-pesan elektronik, termasuk email, transmisi file, dan komunikasi dua arah antar individu atau komputer (Severin dan Tankard 2007).

(24)

Pengguna internet di Indonesia makin meningkat pada tahun 2011 hampir di tiap kota di Indonesia kecuali Makassar yang mengalami sedikit penurunan. Makin meningkatnya rata-rata pengguna internet di Indonesia merupakan salah satu indikator bahwa makin meningkatnya tingkat melek teknologi masyarakat Indonesia.

Pemanfaatan Internet dalam Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan memperkenalkan barang, jasa, atau hal-hal lain kepada konsumen sehingga terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku konsumen. Kegiatan komunikasi pemasaran ditujukan untuk menimbulkan dampak dan mencapai kesamaan makna sesuai dengan yang inginkan oleh sumber. Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan produk, meyakinkan, dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk serta mengingatkan pelanggan tentang perusahaan dan produknya.

Komunikasi pemasaran yang efektif, yaitu lebih mendekat pada konsumen, menyasar target yang tepat, menggunakan media yang tepat sebagai perantara penyampai informasi ke konsumen, dan memberikan tawaran yang menarik kepada konsumen. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perlu diselipkan aspek-aspek pesan dalam kegiatan promosi. Aspek-aspek pesan terdiri atas daya tarik pesan, gaya pesan, frekuensi pesan, dan frekuensi feedback pesan. Daya tarik pesan dapat diukur melalui kesesuaian komposisi warna, huruf, logo, dan desain dalam media sosial (Siregar 2011).

Menurut Kotler dalam Suratmo (2004), komunikasi pemasaran memiliki dua cara pandang, yaitu pandangan sempit dan pandangan luas. Menurut sebagian praktisi, komunikasi pemasaran hanya mencakup alat-alat promosi (promotools) saja yang terdiri dari pesan iklan di media massa, kupon, kalender, spanduk, dan media-media kecil lainnya. Sebagian lainnya memandang bahwa komunikasi pemasaran itu mencakup bidang yang sangat luas, yang terdiri dari: a) advertising

(periklanan); b) sales promotion (promosi penjualan); c) public relations; d)

personal selling; dan e) direct selling. Berikut adalah penjabarannya: a. Advertising (periklanan)

Advertising merupakan suatu kegiatan promosi untuk menciptakan citra positif produk atau perusahaan, mengukur keterkaitan perusahaan dengan citra dari sebuah brand produk, serta menyadarkan keberadaan produk dan mempersuasi konsumen.

b. Sales Promotion (promosi penjualan)

Sales Promotion merupakan kegiatan unik untuk memperkenalkan dan mengajak konsumen mencoba suatu produk yang belum dikenal sebelumnya, seperti pemberian diskon harga.

c. Publicity (publisitas)

(25)

tambah produk. Dalam pengembangannya, publicity menggunakan konsep 5W+1H.

d. Personal Selling

Personal selling merupakan kegiatan mempromosikan produk dengan adanya interaksi secara langsung, dapat melalui percakapan maupun peragaan.

e. Direct Marketing

Direct marketing merupakan kegiatan guna mendapatkan respons dalam waktu singkat, serta respons atau informasi didapat langsung dari konsumen dan penyebaran dapat dilakukan secara langsung maupun melalui media.

Tujuan dari pentingnya pemahaman akan komunikasi adalah pesan yang ingin disampaikan dapat menimbulkan dampak sesuai dengan yang inginkan, serta mencapai kesamaan makna yang diinginkan. Tujuan dari pentingnya pemahaman akan pemasaran adalah proses mengenali kebutuhan konsumen sehingga dapat terbentuk suatu hubungan baik antara produsen dan konsumen. Berbeda dengan komunikasi pemasaran, pemasaran yang lebih menekankan pada kebutuhan pasarnya.

Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau mencapai tingkat kepuasan lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas. Pemasaran adalah proses, kegiatannya dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Bauran pemasaran biasa dikenal sebagai four of P’s yang terdiri dari product,price, promotion, dan

place (Kennedy dan Soemanagara 2006)

Bauran pemasaran terdiri dari empat P (4P) pemasaran: yaitu a) product

(produk yang meliputi kualitas, keistimewaan, desain, gaya, keanekaragaman, bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan, dan pengembalian); b) price

(jumlah uang yang dibayar dengan tiga faktor, yaitu kualitas produk, tingkat persaingan, dan kegiatan promosi); c) place (tempat pendistribusian produk); dan d) promotion (komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen terhadap produk) (Ilmy 2011).

Tabel 1 Posisi komunikasi dalam bauran pemasaran

Four of Ps Four of C’s

Product Customer Solutions Price Costomer Cost Place Convenience Promotion Communication

Sumber: Kennedy dan Soemanagara, Marketing Communication (2006)

(26)

terjadinya hal tersebut, dapat dikatakan komunikasi pemasaran sudah berhasil terlaksana

Dampak aspek-aspek pesan dan karakteristik konsumen terhadap perubahan sikap konsumen dapat dilihat dari attention, interest, desire, dan

action. Terdapat perubahan yang nyata dari sikap attention setelah melihat daya tarik pesan seperti desain, logo, dan huruf yang jelas. Dalam hal interest tidak terdapat perubahan yang nyata melalui daya tarik pesan karena konsumen lebih tertarik pada produk bukan hanya sekedar melihat. Sama halnya dengan desire, daya tarik pesan tidak menimbulkan perubahan yang nyata. Dalam hal action

terlihat jelas nyata menimbulkan perubahan pada konsumen, yaitu konsumen membeli produk. Dalam hal gaya pesan, memiliki hubungan yang cukup nyata dalam keempat aspek kinerja promosi (Siregar 2011).

Pemanfaatkan internet dalam komunikasi pemasaran menjadi salah satu alternatif dalam memperkenalkan dan memasarkan produk-produk UMKM. Komunikasi pemasaran menjadi aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah produk UMKM yang sedang ingin memasarkan produk-produknya Pemanfaatan internet dalam kegiatan pemasaran melalui sosial media seperti facebook, twitter, blog atau website memudahkan konsumen untuk melakukan komunikasi yang lebih interaktif yang sebelumnya tidak dimungkinkan untuk dilakukan oleh media yang tradisional. Menurut Cleland (2000) terdapat tiga karakteristik khusus yang dimiliki oleh internet membawa dampak besar terhadap jika digunakan pada pemasaran, yaitu: (1) Internet secara dramatis mengurangi biaya informasi; (2) Internet mengijinkan terjadinya komunikasi dua arah dan interaktifitas; (3) Internet mengatasi rintangan-rintangan keterbatasan-keterbatasan ruang dan waktu. Internet juga sering digunakan dalam pemasaran untuk menyebarkan informasi menegenai produk kepada khalayak luas secara cepat, parktis, dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam arti bisa dimana saja dan kapan saja pada saat melalukan pemasaran produk-produknya (Rianto 2013).

Website atau disingkat Web merupakan suatu alamat situs dalam internet yang akan menampilkan informasi berupa teks, gambar, animasi, suara, maupun video yang hanya dapat diakses apabila memiliki koneksi internet dan diakses melalui browser. Menurut Raharjo, Web merupakan salah satu layanan internet yang paling banyak digunakan dibanding dengan layanan lain seperti ftp, gropher,

news, atau bahkan e-mail (Ulum 2012).

Web memberikan manfaat relatif bagi pengguna dalam hal mereka bisa tampak informasi pengetahuan, memiliki daya eksperimen tinggi karena Web disampel dalam jumlah kecil, dan akses yang mudah melalui browser. Website

adalah sebuah media presentasi online untuk sebuah perusahaan atau individu,

website juga dapat digunakan sebagai media informasi secara online (Ginanjar 2012). Unsur-unsur website berupa memperhatikan desain, komposisi warna, tipografi, kejelasan gambar-gambar, informasi yang disajikan di dalamnya, dan lain-lain.

(27)

dibutuhkan, yaitu faktor kompetisi, faktor mobilitas, faktor eksistensi, faktor kemudahan, dan faktor kredibilitas. Faktor kompetisi ditunjukkan dengan pengenalan barang, jasa, atau hal-hal lainnya yang menjadi lebih efektif dan efisien, serta menjadi langkah maju dalam persaingan.Faktor mobilitas ditunjukkan dengan mobilitas yang dilakukan menjadi tidak melelahkan karena bukan kita yang menjelajah, tetapi justru kita yang dikunjungi.Faktor eksistensi ditunjukkan dengan adanya Web sebagai pembuktian bahwa usaha bisnis, lembaga, atau yang lainnya benar-benar ada. Faktor kemudahan ditunjukkan pemberian kemudahan kepada konsumen untuk mengakses informasi yang lebih banyak dan mendalam. Faktor kredibilitas ditunjukkan dengan membangun reputasi dan kredibilitas untuk menciptakan citra (Ulum 2012).

Terdapat beberapa perubahan akibat masuknya teknologi multimedia. Pertama, komunikasi bersifat interaktif karena memiliki kemampuan untuk berinteraksi, bertanya, dan merespons balik setiap sinyal yang diterima dari pemakainya sehingga komunikasi berlangsung dua arah antara mesin atau komponen dan manusia. Kedua, khalayak makin terpilah-pilah atau dilakukan segmentasi khalayak. Ketiga, perubahan yang paling drastis adalah sifat

asynchronous, yaitu kemampuan untuk menerima atau mengirim pesan kapan saja diperlukan. Seperti contoh, pembayaran dapat dilakukan melalui e-banking atau pengiriman surat elektronik (e-mail) (Alifahmi 2005). Fitur Internet yang paling populer adalah surat elektronik (e-mail) dan world wide web (www), yaitu sistem situs komputer yang luas dan dapat dikunjungi oleh siapa saja dengan software browser dan disambungkan dengan Internet.

Media massa tradisional lebih menekankan pada model komunikasi “satu -untuk-banyak”, sedangkan media online (internet) lebih menekankan pada model komunikasi “banyak-untuk-satu” (e-mail ke satu alamat sentral, banyak pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyak-untuk-banyak (e-mail, milis, kelompok-kelompok baru). Komunikasi pemasaran melalui website memiliki beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan komunikasi pemasaran langsung. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan relatif lebih mudah dan terjangkau, tidak terbatas kapan dan akses informasi, serta pengambilan informasi dapat dilakukan secara cepat. Dengan adanya kegiatan komunikasi pemasaran melalui

website, konsumen akan semakin terdedah oleh pesan yang ingin disampaikan. Pemunculan iklan-iklan di website maupun media sosial akan memancing konsumen untuk mencari informasi lebih lanjut. Kegiatan komunikasi pemasaran dilakukan dengan kreatif untuk lebih menarik perhatian konsumen karena persaingan antara produsen semakin kuat tanpa adanya pembagian ruang pada target sasaran (McQuail 2002).

Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat diketahui pula terdapat media-media yang dilakukan untuk kegiatan komunikasi pemasaran. Media promosi yang digunakan untuk promosi dibedakan menjadi: (1) Media Promosi Online:

Website dan Web banner; serta (2) Media Promosi Konvensional: Brosur, Sticker,

Merchandise atau souvenir, Poster, Iklan majalah, Banner, dan stan pameran

Creative media (Bagus 2009). Tidak terlalu berbeda dengan penelitian sebelumnya yang berjudul “Analisis Strategi Promosi Melalui Internet Dengan Pendekatan Proses Hirarki Analitik” menyatakan bahwa saluran online

(28)

membuat homepage; berpartisipasi dalam forum, newgroup, dan bulletin board; memsangan iklan online; dan menggunakan e-mail (Larasati 2003).

Menurut Morrisan (2010), beberapa tugas khusus itu sering disebut bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix) adalah: (a) Iklan; (b) Pemasaran langsung (direct marketing) yang bukan hanya terbatas pada kegiatan mengirim surat (direct e-mail), tetapi juga termasuk pemasaran basis data

(database marketing), e-commerce dan ebussiness; (c) Pemasaran interaktif atau

internet marketing adalah perubahan yang didorong oleh kemajuan teknologi yang memungkinkan dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media internet, khususnya fasilitas yang dikenal dengan world wide web (www); (d) Publikasi dan Humas dengan menempatkan berita mengenai seseorang di situs web; (e) Promosi Penjualan yang diciptakan untuk menarik pelanggan agar mengunjungi situs web perusahaan; dan (f) Personal Selling (penjualan perorangan) dimana penggunaan situs web perusahaan untuk menjual produk atau jasanya dan melakukan tindak lanjut kepada pengguna internetyang mengunjungi situs web

mereka.

Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan studi mengenai individu, kelompok, dan organisasi mengetahui, memilih, membeli, menggunakan, dan menggunakan kembali barang, jasa, atau hal-hal lainnya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial, sering kali dalam bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagi nilai. Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, peran sosial, dan status memperngaruhi perilaku pembelian. Faktor-faktor tersebut menyebabkan terjadi perbedaan selera, kebutuhan, dan motivasi dalam melakukan pembelian. Faktor pribadi berupa usia dan tahap siklus hidup, pekerjaaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai mempengaruhi perilaku pembelian (Sumarwan 2004), dan adanya perilaku konsumtif menjadikan sebuah produk menjadi banyak peminatnya apalagi bagi kaum perempuan, hidup konsumtif cenderung dilakukan oleh kaum perempuan karena perempuan adalah salah satu pasar yang sangat potensial dan membeli produk dan jenis produk dengan jumlah yang banyak (Angel et al. 1994)

(29)

tidak menekan, yaitu kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Teori Herzberg mengembangkan teori dua faktor yang membedakan ketidakpuasan/dissatisfier (faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dari kepuasan/satisfier (faktor yang menyebabkan kepuasan) (Sastradipoera 2003)

Persepsi merupakan proses kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Dalam pemasaran, persepsi lebih penting daripada realitas karena persepsi yang mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Selain itu, pembelajaran mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman. Memori dibedakan menjadi dua, yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek.Memori jangka panjang (long term memory-LTM) merupakan penyimpanan informasi yang lebih permanen dan pada dasarnya tak terbatas.Berbeda dengan memori jangka pendek (short term memory-STM) merupakan penyimpanan informasi temporer dan terbatas (Kotler dan Keller 2009).

Proses keputusan konsumen merupakan tahap-tahap yang dilalui konsumen dalam pengambilan sebuah keputusan untuk lakukan suatu kegiatan pembelian. Konsumen melalui lima tahap, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Namun, konsumen tidak selalui melalui lima tahap pembelian tersebut secara keseluruhan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai lima tahap proses keputusan pembelian:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal sebagai kebutuhan normal seseorang atau rangsangan eksternal. Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.

2. Pencarian Informasi

Sumber informasi utama konsumen terdiri atas kelompok: (1) pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan); (2) komersial (iklan, situs Web, wiraniaga, penyalur, kemasan, dan tampilan); (3) publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen); dan (4) eksperimental (penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk). Pemasar seharusnya mulai melakukan pembagian pasar untuk memahami kekuatan persaingan.

3. Evaluasi Alternatif

Konsep yang akan membantu kita dalam memahami proses evaluasi, pertama adalah konsumen berusaha memuaskan sebuah konsumen. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.

4. Keputusan Pembelian

Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan: merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.

(30)

Dalam hal ini, pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk pascapembelian. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan yang terjadi. Jika konsumen puas, ia ingin membeli produk itu kembali (tindakan). Peningkatan frekuensi penggunaan produk ketika persepsi konsumen tentang penggunaan mereka berbed dari kenyataan (Kotler dan Keller 2009)

Dampak aspek-aspek pesan dan karakteristik konsumen terhadap perubahan sikap konsumen dapat dilihat dari attention, interest, desire, dan action

(AIDA). Adapun penjelasan lebih rinci mengenai aspek-aspek dalam konsep AIDA tersebut, yaitu:

a. Attention (Perhatian)

Upaya mendapat perhatian konsumen.Terdapat perubahan yang nyata dari sikap attention setelah melihat daya tarik pesan, seperti desain, logo, dan huruf yang jelas.

b. Interest (Ketertarikan)

Upaya menarik minat konsumen.Dalam hal interest tidak terdapat perubahan yang nyata melalui daya tarik pesan karena konsumen lebih tertarik pada produk bukan hanya sekedar melihat.Rasa tertarik mungkin dapat dimunculkan dengan menggunakan pewarnaan, gambar, dan iklan yang menarik. Keaslian penampilan dan penyusunan kalimat juga sangat berpengaruh pada daya tarik website.

c. Desire (Keinginan)

Upaya membangkitkan keinginan. Daya tarik pesan tidak menimbulkan perubahan yang nyata. Konsumen harus dibuat tertarik dan terdorong untuk menginginkan barang, jasa, atau hal-hal lain yang ditawarkan

d. Action (Tindakan)

Upaya menyebabkan tindakan. Dalam hal action terlihat jelas nyata menimbulkan perubahan pada konsumen, yaitu konsumen membeli produk. Tindakan merupakan hal tersulit untuk ditumbuhkan dalam seorang konsumen. (Kennedy dan Soemanagara 2006)

Pengaruh Internet Terhadap Daya Tarik Konsumen

Sebuah UMKM akan berhasil memasarkan produknya apabila konsumen menyukai dan berminat terhadap produk yang ditawarkannya melalui promosi. Konsumen akan berminat jika UMKM tersebut menyajikan informasi produknya dengan memperhatikan desain promosi, diantaranya desain pesan, kualitas informasi, dan kualitas layanan yang digunakan dalam memasarkan sehingga akan menarik minat konsumen untuk membeli produk dan memutuskan untuk membelinya.

(31)

sosial atau media online. Daya tarik pesan ini tidak berpengaruh dalam mengubah sikap responden karena daya tarik pesan bukan sesuatu yang penting bagi konsumen untuk menentukan pembelian, sedangkan gaya pesan cukup berpengaruh dalam perubahan sikap konsumen. Gaya pesan ini mencakup informasi tentang produk, informasi promosi, foto, dan bahasa yang digunakan. Untuk frekuensi pesan dan frekuensi feedback pesan dilihat dari seberapa sering pengelola menyempatkan untuk update dan merespon pesan tersebut. Dalam penelitian Gina terhadap produk Anomali coffee yang menjelaskan mengenai frekuensi pesan memiliki hubungan yang cukup nyata dengan interest dan action. Ini berhubungan dengan frekuensi update di twitter yang menimbulkan ketertarikan untuk membeli produk tersebut.

Kualitas informasi dan kualitas layanan mempengaruhi sumber informasi menjadi bagian dari sumber informasi yang diberikan kepada kosnsumen agar konsumen tertarik dengan pesan yang telah diberikan. Kualitas informasi dilihat dari informasi yang disampaikan dengan jelas, lengkap dan dilengkapi dengan foto dan gambar mengenai produk atau jasa yang disampaikan. Dalam penelitian Hasanah (2005) kualitas layanan yang terdiri dari kecepatan akses, kualitas isi, daya tarik desain, kemudahan menggunakan situs web, dan kecepat tanggapan petugas pengelola. Semakin cepat tingkat akses mengenai informasi dari produk yang ditawarkan maka semakin banyak informasi yang bisa didapatkan oleh konsumen, kualitas isi dilihat dari kelengkapan informasi dan tingkat akurasi informasi,berguna dan dapat dipercaya. Daya tarik desain digunakan untuk promosi dimana dilihat dari warna, perpaduan warna, logo, besar kecil huruf, dan permainan dalam desain yang membuat menarik. Kemudahan situs web, semakin mudah membuka web tersebut maka akan semakin banyak konsumen ang membuka karena biasanya kemudahan berbuhungan dengan waktu yang digunakan dalam mengakses. Kecepat tanggapan petugas pengelola, pengelola harus menyediaan informasi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, kepercayaan, waktu respon, penyajian informasi yang up-to date atau akurat, dan penyediaan informasi dalam berbagai bahasa dan budaya.

Selain memperhatikan promosi, pemasaran produk-produk UMKM yang ditawarkan harus memperhatikan karakteristik konsumen, dari semua jenis karakteristik konsumen dengan penggunaan media promosi hanya tingkat pendidikan yang memiliki hubungan yang signifikan dengan jenis media promosi. Sama halnya menurut Sumarwan (2004) bahwa pendidikan yang akan mempengaruhi selera konsumen. Selain itu semakin tinggi tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat keingintahuannya mengenai apa saja daya tarik atau keunggulan yang dimiliki oleh produk yang ditawarkan, dari itu mereka akan mencari informasi melalui berbagai media promosi. Menurut Sumarwan (2004) konsumen juga mempunyai karakteristik demografi dan subbudaya yang berbeda-beda yang diantaranya terdiri dari usia, pendapatan, jenis kelamin, pekerjaan dan lain-lain.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

(32)

kesenjangan serta mengurangi tingkat kemiskinan. Didukung oleh Penelitian Abidin (2013) memaparkan mengenai pengembangan usaha mikro kecil dan menengah sebagai kekuatan strategi untuk mempercepat pembangunan daerah yaitu potensi pengembangan UMKM di daerah sangat besar, pengembangan UMKM harus dilaksanakan sesuai dengan budaya lokal dan potensi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan, sektor UMKM ini sangat berperan dalam menanggulangi masalah sosial di daerah dengan penyerapan tenaga kerja yang sangat tinggi, dan peranan peningkatan SDM, pemanfaatan teknologi, akses permodalan, akses pemasaran, akses informasi, dan manajemen sangat penting dalam mengembangkan usaha mikro. Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 99 Tahun 1998, UMKM adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Sedangkan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM didasarkan pada kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja lima sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.

Konsep usaha kecil dari 48,9 juta di Indonesia, hanya satu juta unit lebih yang bisa dikategorikan sebagai pengusaha kecil. Koperasi hanya 80 ribu lebih, lebih dari 47,50 juta pengusaha sesungguhnya dikategorikan sebagai usaha mikro. Dengan demikian, bila kita berbicara tentang UMKM perlu di ingat bahwa sebetulnya kebanyakan usaha yang kita bahas itu bersifat sangat kecil. Sampai saat ini masih terdapat perbedaan mengenai kriteria pengusaha kecil baik yang ada dikalangan perbankan, lembaga terkait, biro statistik (BPS), maupun menurut kamar dagang dan industri Indonesia (KADIN). Perbedaan kriteria tersebut adalah Bank Indonesia. Suatu perusahaan atau perorangan yang mempunyai total assets maksimal 600 juta rupiah tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati. Untuk Departemen Perindustrian kriteria usaha kecil sama dengan Bank Indonesia. Biro Pusat Statistik (BPS); usaha rumah tangga mempunyai: satu mempunyai assets setinggi-tingginya 300 juta rupiah atau yang mempunyai omset penjualannya maksimal 300 juta rupiah per tahun (Abidin 2013).

Negara berkembang seperti India, Thailand dan Philipina. India, Industri yang memiliki pabrik dan mesin-mesin beserta perlengkapannya dengan

fixedassets maksimal 2.500.000 rupe atau sekitar 496,4 juta rupiah. Industri Thailand yang memiliki fixedassets maksimal 2.000.000 bath atau sekitar 438,1 juta rupiah. Usaha rumah tangga industri Philipina adalah yang nilai fixed assets

kurang dari 100.000 pesos atau sekitar 16 juta rupiah. Small industry adalah yang nilai fixedassetsnya antara 100.000 s/d 1.000.000 pesos atau sekitar 160,8 juta rupiah (Siswanto 2013).

(33)

terjadi, sebagai contoh sebuah perusahaan yang memperkejakan 50 orang karyawan di Amerika Serikat di kategorikan sebagai perusahaa kecil (relatif terhadap ukuran ekonomi Amerika Serikat). Sementara itu untuk ukuran yang sama, sebuah perusahaan di Bolivia tidak lagi masuk dalam kategori usaha kecil. Dengan demikian, diperlukan komponen atau karakteristik lain dalam melakukan penilaian ukuran usaha, misalnya dengan melihat tingkat informalitas usaha dengan berdasarkan kepada dokumen-dokumen usaha yang dimiliki, tingkat kerumitan teknologi yang digunakan, padat karya dan lain sebagainya (Rahadi 2007).

Sehubungan dengan kesulitan dalam menentukan kriteria usaha kecil, maka sejak tahun 1995 telah diadakan kesepakatan bersama antar instansi BUMN dan perbankan untuk menciptakan suatu kriteria usaha kecil, yaitu suatu badan atau perorangan yang mempunyai total assets maksimal 600 juta rupiah tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati (Rahadi 2007).

Kerangka Pemikiran

Sektor UMKM dalam komunikasi pemasaran harus dilakukan secara maksimal agar bertahan dalam persaingan dan bisa memperkenalkan produk-produk UMKM yang dipasarkan. Persaingan dapat dilakukan dengan alternatif komunikasi pemasaran melalui internet seperti melalui website. Dalam pemasaran UMKM harus memperhatikan faktor internal konsumen, desain promosi yang memperhatikan kualitas informasi dan kualitas layanan.

Faktor internal dari konsumen seperti umur, tingkat pendidikan dan jenis kelamin diduga berhubungan dalam daya tarik konsumen atau berpengaruh dalam tindakan konsumen, Kualitas informasi dilihat dari kejelasan, kelengkapan isi

website, daya visualisasi, daya tarik pesan (warna, logo, huruf, desain) dan gaya pesan yang digunakan. Kualitas pelayanan dilihat dari kecepatan akses, kualitas isi (berguna, akurat, dipercaya), kemudahan menggunakan situsnya, kecepat tanggapan petugas pengelola, frekuensi pesan, dan feedback pesan.

Konsumen akan melakukan tindakan pembelian terhadap produk UMKM yang dipromosikan melalui internet dengan tahap-tahap attention, interest, desire

dan action. Attention dan interest akan mempengaruhi empati sehingga dapat menimbulkan gambaran positif maupun negatif dari suatu kegiatan komunikasi pemasaran. Desire akan berpengaruh terhadap persuation sehingga dibutukan penekanan pada pemahaman tentang barang, jasa, atau hal-hal yang dipasarkan.

(34)

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran

Gambar 1 Kerangka penelitian

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang tertera pada Gambar 1, maka hipotesis penelitian yang disusun adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan faktor internal (jenis kelamin) dalam tindakan konsumen 2. Terdapat hubungan signifikan positif faktor internal (umur dan tingkat

pendidikan) dengan tindakan konsumen

3. Kualitas informasi berhubungan signifikan positif dengan tindakan konsumen 4. Kualitas layanan berhubungan signifikan positif dengan tindakan konsumen

Definisi Operasional

Rumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang terdapat pada diri seorang pengunjung website atau sasaran konsumen dan diduga memiliki pengaruh

Faktor Internal (X1) X.1.1 Umur

X.1.2 Tingkat pendidikan X.1.3 Jenis kelamin

Kualitas layanan (X3)

- Kecepatan akses

- Kualitas isi (berguna, akurat,dipercaya)

- Kemudahan menggunakan situsnya

- Kecepatan tanggapan petugas pengelola

- Frekuensi pesan dan feedback pesan Kualitas informasi (X2)

- Kejelasan informasi

- Kelengkapan isi

- Daya visualisasi

- Gaya penyampaian pesan

- Daya tarik pesan (warna, logo, huruf, desain)

- Gaya pesan

Tindakan konsumen (Y)

- Attention

- Interest

- Desire

(35)

konsumen. Beberapa variabel yang diukur sebagai karakteristik pengunjung, antara lain: umur, tingkat pendidikan, tingkat motivasi dan jenis kelamin. a. Umur adalah lama hidup pengunjung pada saat penelitian dilakukan yang

dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam tahun. Jenis data

b. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti konsumen sampai dengan saat penelitian. Diukur dengan menggunakan skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut:

- Rendah : >SMA

- Sedang : SMA dan kuliah

- Tinggi : Sarjana

c. Jenis kelamin adalah sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh responden. Diukur dengan menggunakan skala nominal yaitu laki-laki dan perempuan.

2. Kualitas informasi

Kualitasi informasi mempengaruhi sumber informasi menjadi bagian dari sumber informasi yang diberikan kepada kosnsumen agar konsumen tertarik dengan pesan yang telah diberikan. Kualitas informasi dapat dilihat dari kejelasan informasi, kelengkapan informasi dan daya visualisasi dari web tersebut.

a. Kejelasan informasi adalah informasi yang disampaikan dalam website harus jelas dilihat dari informasi yang tidak kurang dalam menjelaskan detail produk, alamat lengkap dan kontak yang bisa dihubungi. Kejelasan informasi diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah

- Kurang : skor 6-12

- Cukup : skor 13-18

- Baik : skor 19-24

b. Kelengkapan informasi adalah informasi yang disampaikan memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan informasi secara lengkap. Kelengkapan informasi diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah

- Kurang : skor 4-7

- Cukup : skor 8-11

- Baik : skor 12-16

c. Gaya penyampaian pesan adalah bagaimana gaya penyampaian yang digunakan untuk meyampaikan pesan kepada pengunjung website. Gaya penyampaian pesan diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah

- Kurang : skor 4-7

- Cukup : skor 8-11

(36)

d. Daya visualisasi adalah visualisasi dalam bentuk gambar atau animasi yang ada di dalam tampilan website yang digunakan. Daya visualisasi diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah

- Kurang : skor 4-7

- Cukup : skor 8-11

- Baik : skor 12-16

e. Daya tarik pesan adalah daya tarik konsumen dalam melihat tampilan

website yang dapat diukur melalui kesesuaian komposisi warna, huruf, logo, dan desain dalam media sosial. Kesesuaian daya tarik pesan diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah

- Kurang : skor 4-7

- Cukup : skor 8-11

- Baik : skor 12-16

f. Gaya pesan adalah apa yang dilihat konsumen yang mencakup informasi tentang produk, informasi promosi, foto, dan bahasa yang digunakan. Gaya pesan diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah tarik desain, kemudahan menggunakan situs website dan kecepat tanggapan petugas pengelola.

a. Kecepatan akses adalah tingkat kecepatan dalam mengakses informasi karena Semakin cepat tingkat akses mengenai informasi dari produk yang ditawarkan maka semakin banyak informasi yang bisa didapatkan oleh konsumen. Kecepatan akses dikur dengan skala ordinal.Kriteria pengukuran yang digunakan adalah

- Kurang : skor 4-7

- Cukup : skor 8-11

- Baik : skor 12-16

b. Kualitas adalah sebuah kualitas informasi yang didapatkan konsumen yang dilihat dari kelengkapan informasi dan tingkat akurasi informasi,berguna dan dapat dipercaya. Kualitas isi diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah

- Kurang : skor 4-7

- Cukup : skor 8-11

- Baik : skor 12-16

c. Kemudahan menggunakan situs website adalah tingkat kemudahan yang dirasakan konsumen saat mengakses karena semakin mudah membuka web tersebut maka akan semakin banyak konsumen ang membuka karena biasanya kemudahan berbuhungan dengan waktu yang digunakan dalam mengakses. Kemudahan menggunakan situs diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah

- Kurang : skor 4-7

(37)

- Baik : skor 12-16

d. Kecepatan respon petugas pengelola adalah frekuensi pesan atau frekuensi

feedback dari kecepat tanggapan kepada konsumen, pengelola harus menyediaan informasi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, kepercayaan, waktu respon, penyajian informasi yang up-to date atau akurat, dan penyediaan informasi dalam berbagai bahasa dan budaya. Kecepatan respon petugas pengelola diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah

- Kurang : skor 4-7

- Cukup : skor 8-11

- Baik : skor 12-16

e. Frekuensi pesan adalah frekuensi pesan dan frekuensi feedback pesan dilihat dari seberapa sering pengelola menyempatkan untuk update dan merespon pesan tersebut. Frekuensi pesan diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah

- Kurang : skor 4-7

- Cukup : skor 8-11

- Baik : skor 12-16

4. Tindakan konsumen

Sikap dari konsumen akan menimbulkan tindakan konsumen, perubahan tahapan sikap disebut dengan tindakan konsumen. Tindakan konsumen adalah tindakan yang memperhatikan unsur pesan AIDA yang berupa unsur yang memperhatikan agar pesan dapat meningkatkan perhatian (awareness), ketertarikan (interest), keinginan (desire), dan tindakan (action) dari penerima pesan. Jenis data berupa interval. Unsur pesan AIDA dapat dikategorikan sebagai berikut:

- Attention

Attention adalah perhatian konsumen setelah melihat daya tarik pesan, seperti desain, logo, huruf yang jelas, dan atribut kreativitas yang menarik perhatian, seperti warna, headline, ilustrasi, pilihan jenis huruf, dan lain sebagainya. Indikatornya adalah konsumen mengetahui adanya website

dan mengunjungi website songket “Tujuh Saudara”. Skor untuk attention

adalah (4-16).

- Interest

Interest adalah daya tarik pesan karena konsumen lebih tertarik pada produk bukan hanya sekedar melihat. Rasa tertarik dapat dimunculkan dengan menggunakan pewarnaan, gambar, dan iklan yang menarik. Keaslian penampilan dan penyusunan kalimat juga sangat berpengaruh pada daya tarik website. Indikatornya adalah konsumen ingin mengetahui lebih lanjut mengenai produk yang telah di tawarkan dalam website

songket “Tujuh Saudara”. Skor untuk interest adalah (17-32).

- Desire

(38)

konsumen mengetahui semua informasi dan ingin mengetahui informasi lebih detail dan mendalam, bisa dengan cara mencari informasi di website

atau langsung menghubungi pihak songket “Tujuh Saudara”. Skor untuk

desire adalah (33-48).

- Action

Action adalah upaya konsumen menyebabkan tindakan, terlihat jelas nyata menimbulkan perubahan pada konsumen, yaitu konsumen membeli produk.Indikatornya adalah konsumen membeli produk yang telah di tawarkan oleh oleh pihak songket “Tujuh Saudara”. Skor untuk action

(39)

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Metode kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam dengan pihak pengelola songket “Tujuh Saudara”. Metode kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survei melalui kuisioner online. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data primer. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari songket “Tujuh Saudara”, meliputi profil dari songket “Tujuh Saudara”, jumlah peminat dan pembeli online songket “Tujuh Saudara”. Untuk data primer diperoleh dari hasil

kuisioner yang diberikan kepada responden yaitu pengunjung website songket “Tujuh Saudara” dan konsumen yang membeli produk songket melalui online.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Objek dilakukan pada usaha songket “Tujuh Saudara” di Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Pemilihan usaha ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan alasan bahwa songket “Tujuh Saudara” merupakan suatu usaha yang termasuk ke dalam kriteria UMKM. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan survei langsung ke lokasi penelitian, penelusuran kepustakaan hasil penelitian dari beberapa peneliti, artikel dari internet, serta beberapa narasumber yang memberikan informasi mengenai UMKM songket “Tujuh Saudara”. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2014 sampai dengan Maret 2014. Kegiatan penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui kuisioner dan wawancara dengan pihak pengelola dan konsumen UMKM songket “Tujuh Saudara”. Kuisioner sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden, serta ditujukan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Selain menggunakan kuisioner yang ditujukan kepada orang yang mengunjungi dan memesan produk melalui

(40)

dilakukan oleh pihak UMKM songket “Tujuh Saudara”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen pemilik UMKM songket “Tujuh Saudara”, serta berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal penelitian, skripsi, dan internet.

Metode pengambilan data pada penelitian ini adalah purposive sampling, karena pengambilan data tergantung dari responden yang merespon kuisioner secara online yang telah diberikan. Populasi responden adalah semua konsumen atau semua pengunjung dari website songket “Tujuh Saudara” dan sampel yang

diambil dari konsumen tiga bulan terakhir dari bulan Desember 2013-Februari 2014 kira-kira berjumlah 100 orang dan responden adalah konsumen yang merespon dari kuisioner online yang telah diberikan, responden akan mengirimkan jawaban kuisioner kepada email pribadi saya dan jumlah sampel responden yang merespon kuisioner online berjumlah 36 orang (Lampiran 2).

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan kuisioner setelah seluruh data terkumpul dilakukan pengkodean data. Analisa data ini dimaksudkan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Effendi dan Manning 1989). Data hasil kuesioner terhadap responden diolah secara statistik deskriptif dengan menggunakan

software SPSS for Windowsversi 16.0 dan Microsoft Excel 2007. Analisis data meliputi chi-kuadrat untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin dari karakteristik konsumen dalam tindakan konsumen dan menggunakan analisis Rank Spearman

(41)

GAMBARAN UMUM

WEBSITE

Songket “Tujuh Saudara” promosi melalui berbagai cara, salah satunya menggunakan internet dalam bentuk website. Dengan menggunakan website

memudahkan pengunjung untuk melihat produk yang telah dipasarkannya.

Website menjelaskan mengenai produk, harga produk, dan detail produk lainnya.

Gambar 2 Tampilan website songket “Tujuh Saudara”

Website ini menampilkan sebuah produk beserta penjelasan mengenai informasi produk yang digunakan untuk menarik perhatian pengunjung website.

Isi dari website terdiri dari beberapa pilihan yang diklik, ada pilihan bagian home

(42)

Bagian product yang memaparkan mengenai produk yang ditawaran dan detail produk dari berbagai macam produk yang disediakan oleh Tujuh Saudara. Semua produk adalah produk tradisional dan khas dari Palembang, produk yang ada di dalam website diantaranya adalah songket Palembang yang terbagi atas benang emas satibi, benang emas kristal, benang emas jantung, batik Palembang yang terdiri dari batik tulis dan batik cap, bordir perempuan, bordir laki-laki, blongsong (sutera atau katun), baju jadi, dan aksesoris.

1. Songket Palembang

Songket palembang adalah kain yang ditenun secara tradisional oleh penenun dan menggunakan benang seperti benang emas satubi, benang emas kristal, benang emas jantung, dan coraknya bermacam macam.

2. Batik Palembang

Batik Palembang sama halnya dengan batik yang ada di Pekalongan dan Cirebon, perbedaannya hanya terletak di motif dan corak warna yang berbeda. Batik khas Palembang menggunakan warna yang lebih cerah dibanding batik Pekalongan dan batik Cirebon. Batik Palembang juga terdiri dari batik tulis dan batik cap.

3. Bordir (Perempuan dan Laki-laki)

Bordir adalah baju yang dibordir seperti kebaya, baju kurung, dan baju laki-laki yang digunakan untuk acara kondangan atau pernikahan.

4. Blongsong

Blongsong adalah kain yang biasanya digunakan untuk solat atau menari, blongsong ada yang terbuat dari katundan ada yang terbuat dari bahan sutera.

5. Baju jadi

Baju jadi seperti dress, baju anak-anak, baju tidur dan masih banyak baju lainnya yang coraknya menggunakan corak-corak khas Palembang. 6. Aksesoris

Aksesoris adalah gelang gelang atau kalung yang dibuat oleh pihak “Tujuh Saudara” dengan berbahan dasar kayu dan dilapisi oleh benang- benang dan di modifikasi menjadi aksesoris modern yang diminati banyak orang.

(43)

FAKTOR INTERNAL PENGUNJUNG

WEBSITE

, KUALITAS

INFORMASI DAN KUALITAS LAYANAN WEBSITE

SONGKET “TUJUH SAUDARA” DI PALEMBANG

Faktor Internal Pengunjung Website

Responden dalam penelitian ini adalah individu-individu yang mengunjungi websitesongket “Tujuh Saudara” dan yang telah menanyakan detail

produk dan sampai pada tahap membeli produk. Dalam penelitian ini, faktor internal terdiri dari umur, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin.

Umur

Umur merupakan lama hidup dari pengunjung pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam tahun. Karakteristik pengunjung berdasarkan umur diamati pada penelitian yang dikelompokkan berdasarkan hasil yang ada di lapang, yaitu usia umur muda (< 20), usia sedang (21-30), usia tinggi (>30). Karakteristik umur pengunjung

website songket “Tujuh Saudara” dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah dan persentase pengunjung websitesongket “Tujuh Saudara”

berdasarkan umur

Umur Jumlah Persentase (%)

Umur muda (<20) 0 0

Umur sedang (21-30) 3 8.33

Umur tinggi (>30) 33 91.6

Total 36 100.0

Umur pengunjung website songket “Tujuh Saudara” di Palembang di

dominasi oleh konsumen atau pengunjung website yang berusia >30 tahun (91,6 persen) karena pada umumnya ada kecendrungan bagi perempuan yang berumur tinggi lebih konsumtif karena semakin berumur maka akan semakin banyak produk yang digunakan dan juga apabila dibandingkan dengan laki-laki, perempuan lebih memiliki rasa daya beli yang lebih tinggi untuk di koleksi, disimpan dan digunakan pada saat acara sakral seperti pernikahan, undangan ke pesta dan acara formal lainnya. Pola hidup konsumtif cenderung dilakukan oleh kaum perempuan, karena perempuan adalah salah satu pasar yang sangat potensial dan membeli produk dan jenis produk dengan jumlah yang banyak (Angel, et al. 1994)

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh konsumen atau pengunjung website songket “Tujuh Saudara” sampai

(44)

sebagai bukti telah menyelesaikan studinya. Berdasarkan pendidikan, konsumen dan pengunjung website songket “Tujuh Saudara” terbagi menjadi tiga, yaitu

rendah (<SMA), sedang (SMA dan kuliah), tinggi (sarjana). Karakteristik tingkat pendidikan pengunjung website songket “Tujuh Saudara” di Palembang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Jumlah dan persentase pengunjung website songket “Tujuh Saudara”

berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan Jumlah Persentase (%)

Rendah ( < SMA) 0 0

Sedang (SMA dan kuliah) 11 30.5

Tinggi (Sarjana) 25 69.5

Total 36 100.0

Persentase menunjukkan bahwa kecenderungan pengunjung website yang berpendidikan tinggi sebanyak 25 orang (69.5 persen) lebih banyak membeli produk songket “Tujuh Saudara” dibandingkan dengan responden yang berpendidikan sedang (SMA dan kuliah) hal ini disebabkan karena makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang harus dipenuhi, dan semakin tinggi pendidikan mereka akan tau mengenai pentingnya memiliki songket Palembang yang digunakan pada acara-acara sakral seperti pernikahan, kondangan dan acara kantor lainnya. Sama halnya menurut Sumarwan (2004) semakin tinggi tingkat pendidikan yang akan mempengaruhi tingkat keingintahuannya mengenai apa saja daya tarik atau keunggulan yang dimiliki oleh produk yang ditawarkan dan mereka akan mencari informasi melalui berbagai media promosi seperti para pengunjung website songket “Tujuh

Saudara” yang mencari produk yang diinginkannya. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah identitas seksual dari masing- masing responden dan sifat fisik responden yang tampak dan tercatat dalam kartu identitasnya. Karakteristik jenis kelamin pengunjung website songket “Tujuh Saudara” di Palembang dapat dilihat di Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah dan persentase pengunjung websitesongket “Tujuh Saudara”

berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 3 8.33

Perempuan 33 91.6

Total 36 100.0

Perempuan (91.6 persen) lebih banyak mengunjungi websitesongket “Tujuh

(45)

gaya hidup perempuan biasanya mengoleksi dan menyimpan barang dan digunakan pada saat acara-acara sakral seperti pernikahan kantoran dan lainnya. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) dan Mowen (1995) gaya hidup adalah suatu pola hidup yang menyangkut bagaimana orang menggunakan waktu dan uangnya. Dan gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Orang akan cenderung memilih produk, jasa, atau aktivitas tertentu karena produk, jasa, dan aktivitas tersebut diasosiasikan dengan gaya hidup tertentu (Kasali 2000). Seperti yang dituturkan oleh Kak Lia sebagai penjaga showroomdari songket “Tujuh Saudara”

“... Ya pokoknya yang sering jajan disini sih ibu-ibu, soalnya ibu-ibu kan dikodratkan gaya hidupnya buat belanja, nah jadinya pembeli disini kebanyakan ibu, ada sih yang cowok kalo beli, rata-rata yang mau beli buat ibunya atau istrinya, jadi emang kebanyakan ibu-ibu yang jadi konsumen disini, lagian kalo bapak-bapak atau cowo yang beli biasanya itu Cuma buat beliin istrinya atau buat urusan kantor jadi intinya sih yang paling banyak beli di showroom ini ibu-ibu...”

Kualitas Informasi

Kualitas informasi merupakan hal harus diperhatikan dalam website, karena di dalam suatu website akan memberikan informasi-informasi yang digunakan untuk memasarkan produknya. Kualitas informasi yang terdiri dari kejelasan informasi, kelengkapan informasi, gaya penyampaian pesan, daya visual, gaya pesan dan daya tarik pesan perlu diperhatikan, apabila suatu informasi memperhatikan kualitas informasi yang disampaikan, maka hal tersebut akan membuat pengunjung website menjadi tertarik dengan produk yang ditawarkan oleh songket “Tujuh Saudara”. Seperti yang dituturkan oleh Kak Nisa sebagai pengendali informasi di website songket “Tujuh Saudara”

(46)

Kualitas informasi website songket “Tujuh Saudara” dinilai sudah baik oleh para responden, dilihat dari enam indikator (Tabel 5). Penjelasan masing-masing indikator akan diuraikan lebih lanjut di Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan pengelompokan penilaian terhadap kualitas informasi websitesongket “Tujuh Saudara”

Gambar

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran - Kualitas isi (berguna, akurat,dipercaya)
Gambar 2  Tampilan website songket “Tujuh Saudara”
Tabel 2 Jumlah dan persentase pengunjung website songket “Tujuh Saudara”
Tabel 4 Jumlah dan persentase pengunjung website songket “Tujuh Saudara”
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) promosi penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen The Body Shop, (2) kualitas website berpengaruh

Melalui promosi penjualan diharapkan konsumen akan tertarik terhadap suatu produk yang ditawarkan sehingga meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan promosi melalui personal selling terhadap keputusan pembelian konsumen produk.. Tupperware di

Pemilihan informan disesuaikan dengan tujuan dari penelitian ini yang ingin melihat pengaruh promosi melalui jejaring sosial Instagram terhadap minat beli

Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Bauran Promosi terhadap Sikap Konsumen (Study Pada Toko Online Baju Melalui Media Facebook)” disusun untuk memenuhi

Kata Kunci : promosi melalui media sosial, personal relevance, interactivity, message, brand familiarity, preferensi konsumen, minat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi pemasaran melalui website e- commerce pada produk kuliner di Semarang merupakan suatu usaha membuat media informasi dan promosi

dihasilkan bertanda positif yang menyatakan bahwa ada pengaruh secara simultan dari promosi melalui media sosial dan word of mouth terhadap keputusan