• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA BADAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN SAMOSIR

OLEH :

PIRTAHAP SITANGGANG 120521115

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir adalah sebagai institusi pemerintah yang tugas dan fungsinya membantu kepala daerah dalam perencanaan pembangunan daerah kabupaten Samosir sehingga diperlukan para pegawai yang mempunyai prestasi kerja yang tinggi. Untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai maka yang harus diperhatikan adalah lingkungan kerja yang kondusif dan disiplin kerja yang tinggi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah disiplin kerja dan lingkungan kerja secara bersama sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir? (2) Apakah disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir? (3) Apakah lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir?

Teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan disiplin kerja, lingkungan kerja dan prestasi kerja.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survei, jenis penelitian yang digunakan adalah survey eksplanasi dan sifat penelitian ini adalah Penelitian penjelasan. Populasi pada penelitian ini berjumlah 41 orang dengan sampel 41 orang. Metode pengumpulan data dengan wawancara, penyebaran daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian pada hipotesis menunjukkan bahwa disiplin kerja dan lingkungan kerja secara serempak maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja, dan secara parsial yang berpengaruh paling dominan adalah lingkungan kerja. Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja. Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja.

Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Secara serempak disiplin kerja dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir. (2) Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir. (3) Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir.

(3)

ABSTRACT

District Development Planning Agency Naidoo is a government institution that helps the head of its duties and functions in the area of regional development planning of Samosir district requiring employees who have high job performance. To improve the work performance of employees that must be considered is conducive working environment and high working discipline. The problem of this study were: (1) Does the discipline of work and the working environment with the same positive and significant impact on the performance of employees Regional Planning Agency Samosir regency? (2) Does the discipline of work and a significant positive effect on work performance of employees of the Regional Planning Board Samosir regency? (3) Is the work environment positive and significant impact on the performance of employees Regional Planning Agency Samosir regency?

The theory is used to support this research is the theory of Human Resource Management related work discipline, work environment and work performance.

The method used in this study is a survey approach, this type of study is a survey of explanation and the nature of this research is the study description. The population in this study amounted to 41 people with a sample of 41 people. Data were collected by interviews, questionnaires, and studies the spread of documentation. Model analysis of the data used to answer the hypotheses is multiple linear regression.

The results of the study showed that the hypothesis discipline and work environment simultaneously and partially positive and significant impact on job performance, and partially the most dominant influence is the work environment. Work discipline and a significant positive effect on work performance. Working environment and significant positive effect on work performance.

The conclusion of this study are: (1) Simultaneously discipline and work environment positive and significant impact on the performance of employees Regional Planning Agency Samosir regency. (2) Discipline of work and a significant positive effect on work performance of employees of the Regional Planning Board Samosir regency. (3) The working environment and significant positive effect on work performance of employees of the Regional Planning Board Samosir regency.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat Nya saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Terima Kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda, Sangkap Sitanggang dan Ibunda, Kalara Br. Nainggolan. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Endang Sulistya Rini, SE.Msi, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ir.Marudut Tua Sitinjak, M.Si, selaku kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir, yang mengijinkan penulis untuk meneliti di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir. 5. Seluruh pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Samosir yang telah membantu dalam proses penelitian ini. 6. Ibu Dr. Sitti Raha Agusalim, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing. 7. Ibu Magdalena LLS, SE, M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai. 8. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Dosen Pembanding 2.

9. Kepada seluruh keluarga, saudara dan teman-teman ekstensi tercinta. Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Manfaat penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Uraian Teoritis……….. 11

2.1.1 Disiplin Kerja……….. 11

2.1.1.1 Pengertian dan jenis jenis Disiplin Kerja ... 11

2.1.1.2 Manfaat Disiplin Kerja ... 14

2.1.1.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja ... 15

2.1.2 Lingkungan Kerja ... 16

2.1.2.1 Pengertian Lingkungan Kerja ... 16

2.1.2.2 Jenis Lingkungan Kerja ... 16

2.1.2.3 Manfaat Lingkungan Kerja ... 21

2.1.3 Prestasi Kerja ... 21

2.1.3.1 Pengertian Prestasi Kerja ... 21

2.1.3.2 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja ... 22

2.1.3.3 Penilaian Prestasi Kerja ... 22

2.1.3.4 Faktor-faktor Penilaian Prestasi Kerja ... 24

2.1.3.5 Metode Penilaian Prestasi Kerja ... 26

2.2 Kerangka Konseptual………... 27

2.3 Hipotesis………... 30

2.4 Penelitian Terdahulu………... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional ... 32

3.4 Operasionalisasi Variabel... 33

3.5 Skala Pengukuran Variabel... 35

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

(6)

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 37

3.9.1 Uji Validitas Instrumen ... 37

3.9.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 38

3.10 Tehnik Analisis Data ... 38

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 38

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.10.2.1 Uji Normalitas ... 39

3.10.2.2 Uji Multikolinearitas ... 39

3.10.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 40

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda... 40

3.10.4 Uji Hipotesis………... 41

3.10.3.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-T) ... 41

3.10.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 43

3.10.5 Uji Koefisien Determinasi………... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …... 45

4.1 Sejarah Singkat BAPPEDA Kabupaten Samosir... 45

4.2 Visi dan Misi BAPPEDA Kabupaten Samosir ... 45

4.2.1 Visi BAPPEDA Kabupaten Samosir …... 45

4.2.2 Misi BAPPEDA Kabupaten Samosir... 45

4.2.3 Tujuan dan Sasaran BAPPEDA Kabupaten Samosir ... 46

4.3 Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Samosir... 47

4.4 Kedudukan, Tugas dan Fungsi BAPPEDA Kabupaten Samosir……….. 64

4.5 Uji Validitas dan Realibilitas……... 64

4.5.1 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 64

4.5.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 67

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Golongan/ Pangkat, Jabatan, Tingkat Pendidikan ... 68

4.6.1 Karakteristik responden berdasarkan Golongan/ Pangkat ……….. 69

4.6.2 Karakteristik responden berdasarkan jabatan... 69

4.6.2 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan. 70 4.7 Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian ... 70

4.7.1 Penjelasan Responden Atas Variabel Disiplin Kerja ….... 70

4.7.2 Penjelasan Responden Atas Variabel Lingkungan Kerja... 75

4.7.2 Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian Prestasi Kerja.……… 80

4.8 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 84

4.8.1 Hasil Uji Normalitas …... 84

4.8.2 Hasil Uji Multikolinearitas……... 87

4.8.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas……... 87

(7)

4.10 Uji Hipotesis………... 90

4.10.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-T) ... 90

4.10.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 92

4.11 Uji Koefisien Determinasi………... 94

4.12 Pembahasan………... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………..…... 99

5.1 Kesimpulan………... 99

5.2 Saran………... 99

DAFTAR PUSTAKA……….. 102

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Daftar Keadaan/Kondisi Sarana Pendukung Kerja

Pegawai BAPPEDA Kabupaten Samosir……… 4

1.2 Daftar Peralatan Kantor yang Dibutuhkan dan Peralatan Kantor yang Tersedia pada Kantor BAPPEDA Kabupaten Samosir……… 5

1.3 Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Rutin Tahunan BAPPEDA Kabupaten Samosir Dan Realisasinya Tahuan Anggaran 2013……….. 7

2.1 Penelitian Terdahulu………..… 30

3.1 Operasionalisasi Variabel………..……… 34

3.2 Instrumen Skala Likert……….. 35

3.3 Jumlah Pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir………... 36

4.1 Hasil Uji Validitas 1………..……….. 65

4.2 Hasil Uji Validitas 2…...……….. 66

4.3 Hasil Uji Reliabilitas ………... 67

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 68

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan/ Pangkat ……….. 69

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan jabatan ……….. 69

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……….. 70

4.8 Penjelasan Responden Atas Variabel Disiplin Kerja .. 71

4.9 Penjelasan Responden Atas Variabel Lingkungan Kerja ………... 75

4.10 Penjelasan Responden Atas Variabel Prestasi Kerja…. 80

4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test …..………….. 85

4.12 Hasil Multikolinieritas ……….……... 87

4.13 Hasil Regresi Linier Berganda ………..………….. 89

4.14 Hasil THitung ……….……….……... 91

4.15 Hasil FHitung ………..…..………….. 94

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1. Kerangka konseptual ……….. 30

4.1. Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Samosir……. 48

4.2. Histogram Normalitas……… 86

4.3. Grafik P-P Plot……….. 86

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Kuesioner……….……… 104

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas……… 107

Lampiran 3 Tabulasi jawaban Validitas 1……….……….. 110

Lampiran 4 Tabulasi jawaban Validitas 2……….….. 111

Lampiran 5 Tabulasi jawaban Responden……….. 112

(11)

ABSTRAK

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir adalah sebagai institusi pemerintah yang tugas dan fungsinya membantu kepala daerah dalam perencanaan pembangunan daerah kabupaten Samosir sehingga diperlukan para pegawai yang mempunyai prestasi kerja yang tinggi. Untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai maka yang harus diperhatikan adalah lingkungan kerja yang kondusif dan disiplin kerja yang tinggi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah disiplin kerja dan lingkungan kerja secara bersama sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir? (2) Apakah disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir? (3) Apakah lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir?

Teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan disiplin kerja, lingkungan kerja dan prestasi kerja.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survei, jenis penelitian yang digunakan adalah survey eksplanasi dan sifat penelitian ini adalah Penelitian penjelasan. Populasi pada penelitian ini berjumlah 41 orang dengan sampel 41 orang. Metode pengumpulan data dengan wawancara, penyebaran daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian pada hipotesis menunjukkan bahwa disiplin kerja dan lingkungan kerja secara serempak maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja, dan secara parsial yang berpengaruh paling dominan adalah lingkungan kerja. Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja. Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja.

Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Secara serempak disiplin kerja dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir. (2) Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir. (3) Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir.

(12)

ABSTRACT

District Development Planning Agency Naidoo is a government institution that helps the head of its duties and functions in the area of regional development planning of Samosir district requiring employees who have high job performance. To improve the work performance of employees that must be considered is conducive working environment and high working discipline. The problem of this study were: (1) Does the discipline of work and the working environment with the same positive and significant impact on the performance of employees Regional Planning Agency Samosir regency? (2) Does the discipline of work and a significant positive effect on work performance of employees of the Regional Planning Board Samosir regency? (3) Is the work environment positive and significant impact on the performance of employees Regional Planning Agency Samosir regency?

The theory is used to support this research is the theory of Human Resource Management related work discipline, work environment and work performance.

The method used in this study is a survey approach, this type of study is a survey of explanation and the nature of this research is the study description. The population in this study amounted to 41 people with a sample of 41 people. Data were collected by interviews, questionnaires, and studies the spread of documentation. Model analysis of the data used to answer the hypotheses is multiple linear regression.

The results of the study showed that the hypothesis discipline and work environment simultaneously and partially positive and significant impact on job performance, and partially the most dominant influence is the work environment. Work discipline and a significant positive effect on work performance. Working environment and significant positive effect on work performance.

The conclusion of this study are: (1) Simultaneously discipline and work environment positive and significant impact on the performance of employees Regional Planning Agency Samosir regency. (2) Discipline of work and a significant positive effect on work performance of employees of the Regional Planning Board Samosir regency. (3) The working environment and significant positive effect on work performance of employees of the Regional Planning Board Samosir regency.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan tulang punggung kehidupan organisasi,

keberhasilan organisasi secara keseluruhan sangat bergantung pada kualitas

sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, organisasi perlu memiliki

sumber daya manusia/ pegawai yang berdisiplin tinggi, berkemampuan, berdaya

saing dan berprestasi. Selain itu sumber daya manusia juga merupakan

satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan,

keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, dan karya. Semua potensi yang ada

pada sumber daya manusia tersebut sangat berpengaruh terhadap pencapaian

tujuan organisasi. Bagaimanapun majunya teknologi, berkembangnya informasi,

tesedianya modal dan memadainya bahan jika tanpa adanya sumber daya

manusia maka akan sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Oleh karena

itu, semua hal yang berhubungan dengan peningkatan sumber daya manusia

harus menjadi perhatian penting bagi pihak manajemen, guna mendapatkan

sumber daya manusia/ pegawai yang mempunyai prestasi kerja yang tinggi

sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif.

(14)

Banyak faktor yang dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai

diantaranya adalah menciptakan disiplin kerja yang tinggi dan lingkungan kerja

yang kondusif. Disiplin kerja yang tinggi memegang peranan yang sangat

penting dalam upaya meningkatkan prestasi kerja pegawai. Disiplin kerja yang

tinggi akan mempercepat pencapaian tujuan organisasi. Disiplin kerja yang rendah

akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Nitisemito (2001:199) “Disiplin kerja merupakan suatu sikap,

tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik

tertulis maupun tidak tertulis”.

Disiplin yang baik bisa mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang

terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Selain itu disiplin yang baik juga

dapat mendorong tercapainya prestasi kerja pegawai. Oleh karena itu setiap

pimpinan selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik.

Selain disiplin yang tinggi lingkungan kerja yang kondusif juga

berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai. Lingkungan kerja yang kondusif

meliputi terciptanya hubungan yang baik antara sesama pegawai, hubungan yang

baik antara atasan dan bawahan, terdapatnya lingkungan kerja fisik yang memadai

seperti ukuran ruang kerja, penerangan, suhu udara, warna, pengendalian tingkat

kebisingan, kebersihan tempat kerja, meja kerja, kursi kerja serta tersedianya

peralatan kerja. Jika lingkungan kerja tidak kondusif akan mengakibatkan stres

bagi pegawai yang pada akhirnya akan menimbulkan penurunan prestasi kerja

(15)

Menurut Sihombing (2004:175) “Lingkungan kerja adalah faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik mencakup peralatan kerja, suhu ditempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan dan luas ruang kerja. Sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di organisasi antara atasan dan bawahan serta antara sesama pegawai”.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten

Samosir, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya adalah membantu Kepala

Daerah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang

perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Samosir. Dalam mewujudkan visi

dan misi nya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir

harus didukung oleh sumber daya manusia/ pegawai yang terampil dan handal.

Dengan terciptanya disiplin kerja yang tinggi dan lingkungan kerja yang baik

akan berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai sehingga tujuan organisasi

dapat tercapai dengan baik sesuai dengan standart yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti terhadap beberapa

pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten samosir didapat

informasi bahwa dalam pelaksanaan tugas sehari-hari masih banyak pegawai

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir yang kurang

berdisiplin. Hal ini tercermin dari kurangnya ketaatan pegawai terhadap

peraturan-peraturan jam kerja kantor, seperti masih banyak pegawai yang sering

terlambat masuk kerja, pulang sebelum waktunya, meninggalkan kantor pada jam

kerja dan tidak hadir ke kantor dengan berbagai alasan. Selain itu masih ada

pegawai yang bekerja tidak sesuai dengan prosedur sehingga apa yang dikerjakan

tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, Masih ada pegawai yang tidak

(16)

ditetapkan, dan masih ada pegawai yang belum patuh dalam penggunaan sarana

kantor, hal ini dapat dilihat dari tingkat keadaan atau kondisi sarana pendukung

kinerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir

adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Daftar Keadaan/Kondisi Sarana Pendukung Kerja Pegawai BAPPEDA Kabupaten Samosir

NO Nama Peralatan Yang Tersedia Keadaan/Kondisi

Baik Rusak

1 Komputer 22 17 5

2 Printer 6 5 1

3 Meja Kerja 36 30 6

4 Meja Rapat 8 6 2

5 Kursi Kerja 42 40 2

6 Kursi Rapat 40 34 6

Sumber : BAPPEDA (2014)

Hal inilah yang dapat menghambat pelaksanaan penyelesaian tugas dan

dapat mengakibatkan penurunan prestasi kerja. Kondisi tersebut diatas diduga

karena belum adanya kesadaran sebagian pegawai tentang pentingnya disiplin

kerja dan belum adanya sanksi yang tegas kepada pegawai yang melakukan

pelanggaran disiplin Kerja.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti terhadap beberapa

pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir bahwa

kondisi fisik kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir

dapat dikatakan baik, dimana setiap bidang memiliki ruangan tersendiri,

penerangan atau cahaya yang cukup, tidak ada kebisingan, hubungan kerja sesama

(17)

bawahan berjalan dengan baik. Akan tetapi masih terdapat beberapa ruangan

yang dinilai kurang baik dan layak karena kondisi suhu udara yang ada dibeberapa

ruangan tersebut dirasakan kurang sejuk dan terasa panas, hal ini disebabkan

oleh ruangan kerja yang sempit dan banyak dokumen yang menumpuk di dalam

ruangan. Mutu udara dalam ruangan kerja kurang baik dan ada bau yang kurang

sedap hal ini diakibatkan oleh sirkulasi udara di beberapa ruangan kerja kurang

baik, karena ventilasi udara tertutupi dokumen-dokumen yang bertumpuk di

dalam ruangan. Pengaturan ruang kerja dibeberapa ruangan tidak baik hal ini

disebapkan oleh sempitnya ruang kerja dan kurangnya pemahaman pegawai

tentang pengarsipan yang baik. Selain itu, ketersediaan peralatan dan

perlengkapan kantor juga kurang jumlah peralatan dan perlengkapan kantor yang

tersedia tidak sesuai dengan jumlah peralatan kantor yang dibutuhkan para

pegawai guna mendukung kinerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Samosir hal ini dapat kita lihat dari data tabel dibawahini:

Tabel 1.2 Daftar Peralatan Kantor yang Dibutuhkan dan Peralatan Kantor yang Tersedia pada Kantor

BAPPEDA Kabupaten Samosir

NO Nama Peralatan Yang Dibutuhkan Yang Tersedia

1 Komputer 42 22

2 Printer 20 6

3 Meja Kerja 42 36

4 Meja Rapat 12 8

5 Kursi Kerja 47 42

6 Kursi Rapat 42 40

7 Filing Kabinet 10 5

(18)

Kondisi inilah yang menimbulkan rasa kurang nyaman bagi para pegawai

saat bekerja sehingga dapat mempengaruhi prestasi kerja pegawai Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap prestasi kerja pegawai badan

perencanaan pembangunan daerah kabupaten samosir dapat dikatakan baik jika

dilihat dari sisi pengetahuan pekerjaan, kecakapan mental, karena para pegawai

memiliki pengetahuan terhadap pekerjaan yang dikerjakan dan tingkat

kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan menyesuaikanya

dengan cara kerja dan situasi kerja yang ada. Akan tetapi kalau dilihat dari sisi

hasil kerja, inisiatif, sikap, disiplin waktu dan absensi dapat dikatakan kurang baik

karena tingkat inisiatif selama menjalankan tugas, semangat kerja melaksanakan

tugas dan tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran yang masih rendah

mengakibatkan hasil kerja dan prestasi kerja yang kurang baik hal ini dapat

dilihat dari pelaksanaan kegiatan rutin yang harus dilaksanakan oleh pegawai

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir tidak terlaksana

sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan dalam Rencana Kerja Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2013

(19)

Tabel 1.3 Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Rutin Tahunan BAPPEDA Kabupaten Samosir Dan Realisasinya

Tahuan Anggaran 2013

NO Nama Kegiatan Rencana Kerja

Kegiatan

3 Koordinasi Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban

4 Monitoring dan Evaluasi Pengendalian dan Pelaporan

5 Penyusunan KUA dan PPAS P-APBD Kabupaten Samosir

9 Koordinasi dan Evaluasi Dokumen Perencanaan SKPD

01 Desember s/d 19 Desember 2013

01 Februari s/d 30 Februari 2014

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Samosir (2014) data diolah

Selain kegiatan rutin tersebut di atas hal lain yang menunjukkan

fenomena kurang baiknya prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir adalah masih ditemukan

pekerjaan-pekerjaan diluar kegiatan rutin tahunan dan surat-surat yang seharusnya sudah

diselesaikan oleh para pegawai ternyata masih tertunda dan kurang mendapat

perhatian untuk diselesaikan.

Rendahnya disiplin kerja pegawai dan lingkungan kerja yang kurang

(20)

dapat mempengaruhi prestasi kerja pegawainya. Sehingga dapat mengakibatkan

pencapaian tujuan organisasi tidak tercapai dengan baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraiyan latar belakang di atas maka perumusan masalah

dalam objek penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi

kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Samosir?

2. Apakah lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Samosir?

3. Apakah disiplin kerja dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan

(21)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi

kerja pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Samosir.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap

prestasi kerja pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Samosir.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja dan lingkungan

kerja terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Samosir.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bagi:

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir

Sebagai bahan masukan bagi Pimpinan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Samosir, dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik

(22)

2. Program Studi Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Sebagai bahan untuk menambah koleksi dan memperkaya penelitian

ilmiah bagi Program Studi Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

3. Penulis

Sebagai penambah wawasan bagi penulis dan melatih diri untuk berpikir

secara ilmiah pada bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya

yang berkaitan dengan disiplin kerja, lingkungan kerja dan prestasi kerja

pegawai.

4. Peneliti Lainya

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainya yang mengkaji masalah yang

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Disiplin Kerja

2.1.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis Disiplin Kerja

Disiplin cenderung diartikan sebagai hukuman dalam arti sempit, namun

sebenarnya disiplin memiliki arti yang lebih luas dari hukuman. Menurut

Moekijat (2005:139) “Disiplin adalah kesanggupan menguasai diri yang diatur”.

Disiplin berasal dari bahasa latin, yaitu diciplina yang berarti latihan atau

pendidikan, kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Disiplin

menitik beratkan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap

yang baik terhadap pekerjaan. Disiplin pegawai yang baik akan mempercepat

tercapainya tujuan organisasi, sedangkan disiplin yang rendah akan menjadi

penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Singodimedjo (2002:86) “Disiplin adalah sikap kesediaan dan

kerelaan seseorang untuk memahami dan mentaati norma-norma peraturan yang

berlaku disekitarnya”.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan, Nitisemito (2001:199) menyatakan

bahwa “disiplin kerja merupakan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang

(24)

Menurut Siswanto (2006:287) “Disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak, menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya”.

Disiplin kerja dibutuhkan untuk menjaga agar prestasi kerja pegawai meningkat.

Terdapat dua jenis disiplin dalam organisasi, yaitu: Disiplin preventif dan

Disiplin korektif (Siagian, 2008:305).

1. Disiplin Preventif

Disiplin yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para

pegawai untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi

standar yang telah ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang

pola, sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi

diusahakan pencegahan jangan sampai para pegawai berperilaku negatif.

Keberhasilan penerapan disiplin preventif terletak pada pribadi para anggota

organisai. Agar disiplin pribadi tersebut semakin kokoh, paling sedikit tiga hal

perlu mendapatkan perhatian manajemen yaitu:

a. Para anggota organisasi perlu didorong agara mempunyai rasa memiliki

organisasi, karena segala logika seorang tidak akan merusak sesuatu yang

menjadi miliknya.

b. Para pegawai perlu diberi penjelasan tentang berbagai ketentuan yang wajib

ditaati dan standar yang harus dipenuhi. Penjelasan dimaksud seyogianya

disertai informasi yang lengkap mengenai latar belakang berbagi ketentuan

(25)

c. para pegawai didorong menentukan sendiri cara-cara pendisiplinan diri dalam

rangka ketentuan-ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh anggota

organisasi.

2. Disiplin korektif

Disiplinan yang bersifat korektif adalah jika pegawai yang nyata-nyata

telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang berlaku atau gagal

memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya dikenakan sanksi disipliner.

Berat atau ringannya suatu sanksi tentunya tergantung pada bobot pelanggaran

yang telah terjadi. Pengenaan sanksi biasanya mengikuti prosedur yang sifatnya

hirarki. Artinya pengenaan sanksi diprakarsai oleh atasan langsung pegawai yang

bersangkutan, diteruskan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir

pengenaan sanksi tersebut diambil oleh pejabat pimpinan yang berwenang untuk

itu. Prosedur tersebut ditempuh dengan dua maksud, yaitu bahwa pengenaan

sanksi dilakukan secara objektif dan sifat sanksi sesuai dengan bobot pelangaran

yang dilakukan. Disamping faktor objektivitas dan kesesuaian bobot hukuman dan

pelanggaran, pengenaan sanksi harus pula bersifat mendidik dalam arti agar

terjadi perubahan sikap dan perilaku di masa mendatang dan bukan terutama

menghukum seseorang karena tindakannya di masa lalu. Pengenaan sanksi pun

harus mempunyai nilai pelajaran dalam arti mencegah orang melakukan

pelanggaran yang serupa. Pihak manajemen harus mampu menerapkan berbagai

ketentuan yang berlaku secara efektif dan tidak hanya sekedar merupakan

(26)

Menurut Siagian (2008:309), bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada

suasana:

1. Tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan

2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam

melakukan pekerjaan

3. Besarnya rasa tanggung jawab para pegawai untuk melaksanakan tugas

dengan sebaik-baiknya

4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan

pegawai

5. Meningkatkan efisiensi dan prestasi kerja pegawai.

2.1.1.2. Manfaat Disiplin Kerja

Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, baik

bagi kepentingan organisasi maupun bagi para pegawainya. Bagi organisasi

adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran

pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Sedangkan bagi

pegawai akan diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan

menambah semangat kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian,

pegawai dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat

mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin demi terwujudnya

(27)

2.1.1.3. Pelaksanaan Disiplin Kerja

Organisasi atau perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan

peraturan-peraturan yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh

seluruh pagawai dalam organisasi.

Menurut Singodimedjo (2002:89). Peraturan-peraturan yang berkaitan

dengan disiplin antara lain:

1. Peraturan jam masuk, pulang dan jam istirahat.

2. Peraturan dasar tentang berpakaian dan bertingkah laku dalam pekerjaan

3. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit kerja

lain.

4. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh

para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya.

Moekijat (2005:170) menyatakan indikator yang dapat digunakan untuk

mengkaji disiplin kerja pegawai adalah:

1. Ketaatan terhadap peraturan

2. Kepatuhan terhadap perintah kedinasan

3. Ketaatan terhadap jam kerja

4. Kepatuhan berpakaian seragam

5. Kepatuhan dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor

6. Bekerja sesuai prosedur.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 telah diatur dengan

jelas kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang yang tidak boleh dilanggar

(28)

2.1.2. Lingkungan Kerja

2.1.2.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Mardiana (2005:81) “Lingkungan kerja adalah lingkungan

dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari”.

Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan

memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja

dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja

dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah di tempat kerjanya untuk

melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif sehingga

prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup hubungan

kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja antar bawahan

dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja.

Menurut Nitisemito (2001:183) ”Lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang diembankan.”

2.1.2.2 Jenis Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2007:21) “Secara garis besar, jenis lingkungan

kerja terbagi menjadi 2 yakni: Lingkungan kerja fisik, dan Lingkungan kerja non

(29)

1. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja

yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung”.

Menurut Sarwono (2005:104) “Lingkungan kerja fisik adalah tempat kerja

pegawai melakukan aktivitasnya”. Lingkungan kerja fisik mempengaruhi

semangat dan emosi kerja para karyawan. Faktor-faktor fisik ini mencakup suhu

udara di tempat kerja, luas ruang kerja, kebisingan, kepadatan, dan kesesakan.

Faktor-faktor fisik ini sangat mempengaruhi tingkah laku manusia.

Menurut Sarwono (2005:110) “Peningkatan suhu dapat menghasilkan

kenaikan prestasi kerja tetapi dapat pula malah menurunkan prestasi kerja.”

Kenaikan suhu pada batas tertentu menimbulkan semangat yang

merangsang prestasi kerja tetapi setelah melewati ambang batas tertentu kenaikan

suhu ini sudah mulai mengganggu suhu tubuh yang mengakibatkan terganggunya

pula prestasi kerja.

Menurut Robbins (2002:193) Lingkungan kerja fisikmerupakan salah satu

factor penyebap stress kerja pegawai yang berpengaruh pada prestasi kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah: Suhu,

Kebisingan, Penerangan dan Mutu udara.”

a. Suhu

Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman apabila ditunjang oleh beberapa

faktor, salah satu faktor yang memberikan andil adalah suhu udara. Suhu udara

(30)

manajemen agar pegawai dapat bekerja dengan baik dan nyaman sehingga

menciptakan hasil Kinerja yang optimal.

b. Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efektif sehingga produktivitas kerja meningkat. Semakin lama telinga mendengar kebisingan, maka akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.

c. Penerangan atau cahaya

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna

mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan

adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya

yang kurang jelas dapat mengakibatkan pekerjaan akan lambat, banyak

mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dan

efektif dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit

dicapai.

d. Mutu Udara

Merupakan fakta yang tidak bisa diabaikan bahwa jika menghirup udara yang

tercemar membawa efek yang merugikan pada kesehatan pribadi. Udara yang

tercemar dapat menggangu kesehatan pribadi pegawai. Udara yang tercemar di

(31)

Faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah rancangan

ruang kerja. Rancangan ruang kerja yang baik dapat menimbulkan kenyamanan

bagi pegawai di tempat kerjanya. Faktor-faktor dari rancangan ruang kerja

tersebut adalah : Ukuran ruang kerja, Pengaturan ruang kerja dan Privasi”.

a. Ukuran ruang kerja

Ruang kerja sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Ruang kerja yang sempit

dan membuat pegawai sulit bergerak akan menghasilkan prestasi kerja yang

lebih rendah jika dibandingkan dengan karyawan yang memiliki ruang kerja

yang luas.

b. Pengaturan ruang kerja

Pengaturan ruang kerja ada hubungannya dengan tata warna yang baik,

penempatan mubiler dalam ruangan, penataan ruang kerja, mengatur tata letak,

perlengkapan, dan lainnya sehingga tercipta kenyamanan bekerja.

c. Privasi

Privasi dipengaruhi oleh dinding, partisipasi dan sekatan-sekatan fisik lainnya.

Kebanyakan pegawai menginginkan tingkat privasi yang besar dalam pekerjaan

mereka (khususnya dalam posisi manajerial, dimana privasi diasosiasikan

dalam status). Namun kebanyakan pegawai juga menginginkan peluang untuk

berinteraksi dengan rekan kerja.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang

berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama

(32)

Lingkungan kerja non fisik ini merupakan lingkungan kerja yang tidak

bisa diabaikan. Menurut Nitisemito (2001:37) perusahan hendaknya dapat

mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan dan

bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi

yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik

dan pengendalian diri.

Membina hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, bawahan

maupun atasan harus dilakukan karena kita saling membutuhkan. Hubungan kerja

yang terbentuk sangat mempengaruhi psikologis karyawan. Menurut

Mangkunegara (2009:94), untuk menciptakan hubungan hubungan yang harmonis

dan efektif, pimpinan perlu:

1. Meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosi pegawai dan

bagaimana mereka berhubungan dengan tim kerja

2. Menciptakan suasana yang meningkatkatkan kreativitas.

Pengelolaan hubungan kerja dan pengendalian emosional di tempat kerja

itu sangat perlu untuk diperhatikan karena akan memberikan dampak terhadap

prestasi kerja pegawai. Hal ini disebabkan karena manusia itu bekerja bukan

sebagai mesin. Manusia mempunyai perasaan untuk dihargai dan bukan bekerja

untuk uang saja.

(33)

2.1.2.3 Manfaat Lingkungan Kerja

Menurut Ishak dan Tanjung (2003:26), manfaat lingkungan kerja adalah

menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja meningkat.

Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang

termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat, yang artinya

pekerjaan diselesaikan sesuai standard yang benar dan dalam skala waktu yang

ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan

tidak akan menimbulkan terlalu banyak pengawasan serta semangat juangnya

akan tinggi.

2.1.3. Prestasi Kerja

2.1.3.1. Pengertian Prestasi Kerja

Menurut Bernardin dan Russel (2006:378), bahwa ” Performance is

defined as the record of outcomes produced on a specified job function or

activities during a specified time priod”. ( Prestasi kerja adalah catatan tentang

hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan

selama priode waktutertentu).

(34)

2.1.3.2. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

Tujuan penilaian prestasi kerja adalah untuk memperbaiki atau

meningkatkan prestasi organisasi melalui peningkatan prestasi sumber daya

manusia organisasi.

Menurut Mangkunegara (2009:110) secara lebih spesifik, tujuan dari

penilaian prestasi kerja adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan saling pengertian antar pegawai tentang persyaratan prestasi.

2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang pegawai, sehingga mereka

termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya

berprestasi sama seperti prestasi yang terdahuku.

3. Memberikan peluang kepada pegawai untuk mendiskusikan keinginan dan

aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap

pekerjaan yang diembannya sekarang.

4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga

pegawai termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.

5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengmbangan yang sesuai dengan

kebutuhan pelatihan khusunya rencana diklat dan kemudian menyetujui

rencana itu jika tidak ada lagi hal-hal yang ingin diubah.

2.1.3.3. Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian Prestasi Kerja merupakan sarana untuk memperbaiki pegawai

yang tidak melakukan tugasnya dengan baik di dalam organisasi. Setiap

(35)

kerja yang baik. Oleh sebab itu organisasi selalu melakukan penilaian prestasi

kerja pegawai untuk mengetahui prestasi kerja para pegawainya selama periode

waktu tertentu, apakah terjadi peningkatan prestasi kerja atau bahkan terjadi

sebaliknya. Jika dari hasil penilaian tersebut diperoleh data bahwa terjadi

penurunan prestasi kerja pegawai, manajemen perlu mencari tahu sebabnya agar

dapat mencari solusinya. Prestasi kerja yang baik akan memberikan keunggulan

bersaing bagi suatu perusahaan. Prestasi kerja pegawai akan mempengaruhi

kualitas produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

Penilaian prestasi kerja menurut Mangkunegara (2009:12) adalah “Suatu

proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang pegawai

melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya”.

Terdapat dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian

terhadap prestasi kerja menurut Gomes (2003:28) yakni:

1. Adanya kiteria prestasi kerja yang dapat diukur secara objektif

2. Adanya efektifitas dalam proses evaluasi.

Kriteria prestasi kerja dapat diukur secara objektif, untuk

pengembangannya diperlukan kualifikasi-kualifikasi tertentu. “Ada tiga

kualifikasi penting bagi pengembangan kriteria prestasi kerja yang dapat diukur

secara objektif meliputi: 1) relevancy, 2) reliability dan 3) discrimination”,

(Gomes, 2003:28). Relevansi menunjukkan tingkat kesesuaian antara kriteria

dengan tujuan prestasi kerja. Misalnya kecepatan produksi bisa menjadi ukuran

prestasi kerja yang lebih relevan dibandingkan penampilan seseorang. Reliabilitas

(36)

diskriminasi mengukur tingkat dimana suatu kriteria pretasi kerja bisa

memperlihatkan perbedaan-perbedaan dalam prestasi kerja. Jika nilai

menunjukkan cenderung baik atau jelek, berarti ukuran diskriminatif tidak

membedakan prestasi kerja diantara masing-masing pekerja.

Jika kriteria prestasi kerja memiliki kualifikasi-kualifikasi penting itu

maka pekerja akan lebih cenderung menjadi menerima terhadap penilaian prestasi

kerja. Sebaliknya jika pekerja dinilai berdasarkan kriteria-kriteria yang tidak jelas

dan tidak dispesifikasikan, maka para pekerja akan bersikap menentang bahkan

menganggap dirinya terancam.

Pendekatan penilaian pretasi kerja pegawai, hendaknya mengidentifikasi

standar prestasi kerja yang terkait, mengukur kriteria dan kemudian memberikan

umpan balik kepada pegawai. Jika standar kerja atau perhitungan terjadi dan tidak

ada kaitannya dengan pekerjaan, evaluasi dapat mengarah pada ketidak akuratan

atau hasil yang bias, merenggangkan hubungan antara pimpinan dengan bawahan

dan mengecilkan peluang kerjasama. Tanpa umpan balik, perbaikan dan perilaku

sumber daya manusia tidak mungkin terjadi dan departemen tidak akan memiliki

catatan yang akurat dalam sistem informasi sumber daya manusianya. Dengan

demikian, keputusan-keputusan dasar dalam membuat rancangan pekerjaan

sampai kompensasi akan terganggu.

2.1.3.4. Faktor-faktor Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Simamora (2004:415) “Ada 3 hal yang dimasukkan dalam

(37)

prilaku-prilaku inovatif dan spontan”. Sedangkan menurut Werther dan Davis

(2004:341) menyatakan bahwa penilaian prestasi kerja yang dilakukan agar dapat

lebih dipercaya dan objektif, maka perlu dilakukan batasan atau faktor-faktor

penilaian prestasi kerja sebagai berikut:

1. Performance, yaitu hasil atau pencapaian tugas dalam jabatan

2. Competency, kemahiran atau penguasaan pekerjaan sesuai dengan tuntutan

jabatan

3. Job behavior, kesediaan untuk menampilkan perilaku dan mentalitas yang

mendukung peningkatan prestasi kerja.

4. Potency, yaitu kemampuan pribadi yang akan dikembangkan

Menurut Sutrisno (2009:152), pengukuran prestasi kerja diarahkan pada

enam aspek yaitu:

1. Hasil kerja: tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan

sejauh mana pengawasan dilakukan.

2. Pengetahuan pekerjaan: tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas

pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas

dari hasil kerja.

3. Inisiatif: tingkat inisiatif selama menjalankan tugas pekerjaan khususnya

dalam hal penanganan masalah-masalah yang timbul.

4. Kecakapan mental: tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima

instruksi kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang

(38)

5. Sikap: tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas

pekerjaan.

6. Disiplin waktu dan absensi: tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.

Indikator-indikator dalam penilaian prestasi kerja menurut Mangku negara

(2004:69) adalah: mutu pekerjaan, kejujuran, inisiatif, kehadiran, sikap,

kerjasama, pengetahuan, tanggung-jawab terhadap pekerjaan dan pemanfaatan

waktu kerja.

2.1.3.5. Metode Penilaian Prestasi Kerja

Handoko (2002:137) mengelompokkan penilaian prestasi kerja sebagai

berikut:

1. Metode penilaian yang berorientasi pada masa lalu, kemudian dibagi atas:

a. Rating Scales, pengukuran dilakukan berdasarkan skala prestasi

(kuantitatif dan kualitatif) yang sudah berlaku.

b. Checklist, pengukuran dilakukan berdasarkan daftar isian yang berisi

berbagai ukuran karakteristik prestasi seorang karyawan.

c. Critical review method, pengukuran dilakukan dengan langsung meninjau

lapangan agar mendapatkan informasi langsung dari atasan.

d. Performance test and observation, pengukuran dilakukan bila jumlah

pekerja terbatas. Test yang dilakukan bisa berbentuk keterampilan dan

pengetahuan.

e. Comparative evaluation approach, pengukuran dilakukan dengan

(39)

2. Future oriented appraisal method, merupakan metode penilaia berorientasi

pada prestasi pegawai dimasa yang akan datang berdasarkan potensi dan

penentuan tujuan prestasi dimasa depan yang dibagi menjadi :

a. Self appraisal, dilakukan secara mandiri oleh pegawai untuk mengevaluasi

pengembangan diri.

b. Management by objectives, pengukuran dilakukan berdasarkan

tujuan-tujuan pekerjaan yang terukur dan disepakati bersama antara pegawai dan

atasan

c. Psychological appraisal, penilaian ini pada umumnya dilakukan oleh para

psikolog untuk menilai petensi pegawai dimasa yang akan datang

d. Assessment center, bentuk penilaian yang distandarisasikan dimana

tergantung pada tipe berbagai penilai.

2.2. Kerangka Konseptual

Sumber daya manusia merupakan tulang punggung kehidupan organisasi,

keberhasilan organisasi secara keseluruhan sangat bergantung pada kualitas

sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, organisasi perlu memiliki

pegawai yang berkemampuan tinggi dan berkembang dengan baik untuk

mencapai prestasi kerja yang tinggi.

(40)

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai adalah motivasi,

pendidikan, ketrampilan, sikap dan etika, tingkat penghasilan, teknologi, disiplin

kerja serta lingkungan kerja (Anoraga, 2005:312).

Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi

kerja pegawai yang perlu dipertimbangkan. Disiplin kerja pada pegawai sangat

dibutuhkan, karena apa yang menjadi tujuan organisasi akan sukar dicapai jika

tidak adanya disiplin kerja. Dengan disiplin kerja yang baik, berarti akan dicapai

suatu keuntungan yang berguna bagi organisasi maupun pegawai. Oleh karena itu

diperlukan suatu peraturan yang jelas, sehingga mudah dipahami dan adil, yaitu

berlaku bagi pimpinan yang tertinggi sampai kepada pegawai yang terendah.

Menurut Nitisemito (2001:199) “Disiplin kerja merupakan suatu sikap,

tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik

tertulis maupun tidak tertulis”.

Menurut Werther dan Davis (2004:379) ”Disiplin kerja adalah suatu tindakan manajemen memberikan semangat kepada pelaksanaan standar organisasi, pelatihan mengarah kepada upaya membenarkan dan melibatkan pengetahuan-pengetahuan dan perilaku pegawai sehingga ada kedisiplinan pada pegawai untuk menuju pada kerjasama dan mencapai prestasi kerja yang lebih baik”.

Menurut Siagian (2008:305), bahwa ”Disiplin pegawai adalah suatu

bentuk pelatihan yang berusaha membentuk pengetahuan, sikap dan prilaku

pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara

kooperatif dengan para pegawai lainnya serta meningkatkan prestasi kerjanya”.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang

(41)

tercapainya prestasi kerja yang tinggi. Oleh karena itu setiap pimpinan selalu

berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik.

Selain disiplin kerja factor yang perlu diperhatikan dalam peningkatan

prestasi kerja adalah lingkungan kerja.

Menurut Sarwono (2005:115) “Lingkungan kerja dapat memberikan

dampak terhadap prestasi kerja dan dapat merubah suasana hati seseorang. Suhu,

kebisingan, polusi udara, kesesakan dan kepadatan dapat memberikan dampak

terhadap tingkahlaku seseorang”.

Menurut Nitisemito (2001:183) “Lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada disekitar para pegawai yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugastugas yang diembankan”

Menurut Sihombing (2004:175) “Lingkungan kerja adalah faktor-faktor di

luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi.

Faktor fisik mencakup peralatan kerja, suhu ditempat kerja, kesesakan dan

kepadatan, kebisingan, luas ruang kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan

kerja yang terbentuk di organisasi antara atasan dan bawahan serta antara sesama

pegawai”. Jika hubungan antara atasan dan bawahan kurang baik, maka pegawai

tidak akan mempunyai saluran untuk menyampaikan keluhan dan keinginan

mereka. Hubungan kerja yang baik antara sesama pegawai juga memberikan

pengaruh terhadap prestasi kerja pegawai.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan maka kerangka berpikir dalam

(42)

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

2.3. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir.

2. Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir.

3. Disiplin kerja dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Samosir.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun) Judul Variabel

(43)

2 Ahmad

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian survey eksplanasi. Menurut Sugiyono (2008:1) survey explanasi

merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel dari populasi

tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar Variabel

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Samosir, yang beralamat di Jalan Raya Rianiate Km 5,5 Pangururan.

Penelitian ini dilaksanakan dari Juni 2014 sampai Oktober 2014.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini dilakukan guna menghindari

penelitian yang simpang siur terhadap permasalahan. Sesuai dengan latar

belakang dan perumusan masalah yang telah ditentukan, maka penelitian ini

(45)

a. Variabel bebas (independent): Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja

terdiri dari:

X1 : Disiplin Kerja dan

X2 : Lingkungan Kerja

b. Variabel terikat (dependent), Y : Prestasi Kerja

3.4. Operasionalisasi Variabel

Guna mengarahkan penelitian ini sesuai objek sasaran yang diharapkan

maka dirasakan perlu untuk memberikan pengertian-pengertian tentang konsep

variabel sebagai berikut :

1. Disiplin kerja (X1)

Disiplin kerja adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan pegawai Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir yang sesuai dengan

peraturan dari organisasi baik tertulis maupun tidak tertulis.

2. Lingkungan kerja (X2)

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pegawai

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan.

3. Prestasi kerja (Y)

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir dalam organisasi

(46)

pencapaian tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak

bertentangan dengan moral atau etika.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Operasionalisasi Dimensi Indikator

Peng-ukuran disekitar para pegawai yang dapat mempengaruhi pegawai dalam menjalankan tugas-tugas yang ada Pada Badan perencanaan Pembangunan

Hasil kerja yang dapat dicapai oleh para pegawai Badan

(47)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono

2005: 73). Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang

tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah

yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria

pengukurannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2005: 73)

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2005:74), Populasi adalah wilayah yang terdiri atas:

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Samosir kecuali kepala BAPPEDA yang berjumlah 41 orang

(48)

Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir

No Bagian Populasi (Orang)

1 Bidang Fisik Sarana dan Prasarana Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya Bidang Perekonomian

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Samosir, data diolah (2014)

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode

pengambilan sampel jenuh atau sensus.

Menurut Efendi (2012:173) “sampel jenuh adalah metode pengambilan

sampel bilamana semua anggota populasi diambil sebagai anggota sampel”.

Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 41 orang

sebesar jumlah populasi.

3.7. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan untuk penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data diperoleh langsung dari responden yang dipilih pada lokasi penelitian.

Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner dan melakukan

wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen dengan

mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan internet untuk

(49)

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah:

1. Wawancara (Interview) kepada yang berhak dan berwenang pada kantor

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir.

2. Daftar pertanyaan (Questionnaire) yang diajukan kepada pegawai Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir yang menjadi

responden dalam penelitian ini.

3. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data dan mempelajari

dokumen-dokumen dari kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir yang berupa sejarah singkat berdirinya organisasi, visi dan misi organisasi, struktur organisasi, jumlah pegawai dan data lain yang mendukung penelitian ini.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan

terhadap 30 orang pegawai pada Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset Daerah

Kabupaten Samosir.

3.9.1. Uji Validitas Instrumen

Qestionnaire yang baik, harus diuji terlebih dahulu validitas dan

reliabilitasnya sehingga penelitian yang diperoleh nantinya akan menjadi baik.

Menurut Sugiyono (2005:109) bahwa: “Instrumen yang valid berarti alat ukur

(50)

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur”.

Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai

korelasi antara rhitung dari variabel penelitian dengan nilai rtabel. Pengujian

validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software

SPSS (Statistical Package for Social Science) 16.00 for windows. Kriteria dalam

menentukan validitas kuesioner adalah:

a. Jika rhitung > rtabel maka pernyataan dinyatakan valid.

b. Jika rhitung < rtabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

3.9.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut (Sugiyono, 2005: 110) Instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang apabila digunakan berulangkali untuk mengukur objek yang sama akan

menghasilkan data yang sama, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan

kriteria sebagai berikut :

a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel.

b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

3.10. Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan,

dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi

(51)

3.10.2. Uji Asumsi Klasik 3.10.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas penting dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam

variable terdistribusi secara normal. Salah satu cara mengecek kenormalitasan

adalah dengan plot probabilitas normal. Dengan plot ini, masing-masing nilai

pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan pada distribusi normal, normalitas

terpenuhi apabila titik-titik (data) terkumpul di sekitar garis lurus dan untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal. “Untuk

melihat normalitas data bias dilakukan uji statistic non parametric kolmogorov

sumirnov (K-S)”, (Ghozali 2005:54)

3.10.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya

variable independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain

dalam satu model yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat

antara variable independen tersebut.

Multikoleniaritas adalah suatu keadaan dimana variabel independent

saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik

adalah persamaan yang bebas dari adanya multikoleniaritas antara variable

independent. Menurut Ghozali (2005:56), untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinieritas pada model regresi adalah jika nilai Variance Inflation Factor

(VIF) tidak lebih dari 5 dan nilai Torelance tidak kurang dari 0,1 maka model

(52)

3.10.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan

variance dari residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain.

Jika varience dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika varience berbeda disebut heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2005:56), bahwa model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas. “Heteroskesdastisitas dapat diuji dengan menggunakan uji

metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar

pada scatterplot antara sumbu Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah

residual yang telah di studentize. Dengan dasar analisis sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi

heteroskesdastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik meyebar di atas dan di bawah

angka 0 (nol) pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskesdastisitas.

3.10.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier

berganda. Analisis regresi berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear

antara beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1,X2,X3 dan seterusnya

(53)

Regresi liniear digunakan untuk mengestimasi besarnya koefisien

koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linear berganda, yang

melibatkan dua variabel bebas (X) untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya

nilai variabel terikat (Y). Analisis regresi linear menggunakan persamaan, sebagai

berikut:

Y = a+b1X1+b2X2+e

Keterangan:

Y = Prestasi Kerja

A = Konstanta

b1, b2 = Koefisien Regresi Variabel Independen

X1 = Disiplin Kerja

X2 = Lingkungan Kerja

E = Error of Term

3.10.4 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap

prestasi kerja pegawai maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:

3.10.4.1. Uji Signifikansi Parsial (Uji-T)

Selanjutnya apabila hipotesis diterima, maka dilanjutkan dengan

melakukan uji parsial (uji t) atau t-test dengan rumus sebagai berikut:

=

��

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Keadaan/Kondisi  Sarana Pendukung Kerja
Tabel 1.2 Daftar Peralatan  Kantor yang Dibutuhkan
Tabel 1.3 Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Rutin Tahunan
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

penelitian dengan judul “Pengaruh Kesesuaian Penempatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai (Studi Pada Pegawai Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Hasil penelitian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa lingkungan kerja dan disiplin kerja secara serempak maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja, dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif (signifikan) antara disiplin kerja dan pengawasan kerja terhadap efektivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian

Laporan akhir ini berjudul “ Usaha-Usaha Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan ” yang berisikan tentang

Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Perpustakaan Provinsi Sulawesi Utara.Motivasi memiliki

Kab.Donggala. Secara parsial Lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Kantor BAPPEDA Kab.Donggala. Secara parsial

Hasil penelitian menunjukkan hipotesis yang diajukkan yaitu, diduga bahwa variabel disiplin kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Dinas

Maka hasil hipotesis tersebut diterima, artinya variabel lingkungan kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja